STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN ROODEBRUG DI SURABAYA Oleh: Arizal Monticelli Kadarsan (070810096) [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi komunikasi pemasaran suatu perusahaan, khususnya perusahaan yang bergerak di bidang industri kreatif. Bagi sebuah perusahaan komunikasi pemasaran merupakan suatu hal yang penting karena bertujuan untuk mengkomunikasikan produk perusahaan baik yang bersifat barang maupun jasa. Komunikasi pemasaran juga merupakan aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Dengan menggunakan teori komunikasi pemasaran, integrated marketing communication, promotional tools. Hasil dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa Roodebrug telah memasukkan relationship marketing ke dalam strategi komunikasi pemasaran. Dengan adanya relationship marketing “Roodebrug” dapat melakukan kegiatan promosi dengan biaya yang rendah. Keys words: strategi komunikasi pemasaran, Roodebrug, PENDAHULUAN Kegiatan promosi wajib dilakukan sebuah perusahaan selain dari sekedar pengembangan produk yang baik, penetapan harga dan ketersediaan bagi konsumen, perusahaan harus juga berkomunikasi dengan konsumen (Machfoedz, 2010, p.1). Komunikasi dengan konsumen dilakukan dengan strategi komunikasi pemasaran atau promosi dengan menggunakan alat-alat promosi. karena “Roodebrug” baru berdiri yaitu pada tahun 2010 dan masih dapat bertahan hingga sekarang. Menurut Ady Setyawan (pemilik dari “Roodebrug”) “Roodebrug” merupakan satu-satunya toko yang menjual dan juga membuat barang-barang yang berkaitan dengan sejarah di Surabaya. Dalam hal ini barang seperti baju jaman kemerdekaan dan juga senjata-senjata replika yang digunakan waktu jaman kemerdekaan melawan penjajah. “Roodebrug” juga telah membuka outlet lagi di daerah Jalan Darmo, Surabaya, dan bekerja sama dengan salah satu café heritage. “Roodebrug” mengalami peningkatan, yang dapat dilihat dari pertambahan jumlah anggota dalam salah satu akun social media yang dimiliki oleh “Roodebrug” yaitu “Facebook” “Roodebrug”. Pada bulan November 2010 sampai Oktober 2011 jumlah anggotanya sudah mencapai 800 orang (“Bangkitkan Memori Kehebatan Kota Pahlawan” Surabaya Post Online 23 Oktober 2011). Selanjutnya pada November 2011 tercatat 1.636 anggota yang jumlahnya menjadi 2 kali lipat dari sebelumnya. Sedangkan di bulan Agustus 2012 sudah mencapai 2,642 anggota. Tingkat kepopuleran website “Roodebrug” telah mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari awal dibuatnya website “Roodebrug”. kepopuleran website “Roodebrug” meningkat dan masuk kedalam 10 juta website terpopuler di dunia atau lebih tepatnya menduduki peringkat ke-4.559.067 dari seluruh website di dunia (sumber: www.statshow.com, diakses tanggal 12 September 2012). Tiga bulan terakhir tepatnya pada bulan Juni–September 2012, kunjungan terhadap website “Roodeburg” meningkat sebesar 50 persen. Website ini cukup signifikan peningkatannya dalam 3 bulan terakhir tersebut. Tingkat kepopuleran yang meningkat mengidentifikasikan bahwa website “Roodebrug” makin sering dibuka oleh masyarakat sehingga menaikkan tingkat kepopuleran website ”Roodebrug”. Sejalan dengan data yang ada, dapat dilihat bahwa “Roodebrug” makin banyak dikenal oleh masyarakat. Terence A. Shimp juga menuturkan bagaimana pentingnya komunikasi pemasaran: komunikasi pemasaran juga merupakan aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Dalam dekade terakhir ini komponen komunikasi pemasaran dalam bauran pemasaran menjadi semakin penting dan diklaim bahwa pemasaran di era 1990-an tidak dapat dipisahkan dari komunikasi (Shimp,2003,p.4). Berdasarkan definisi tersebut, Shimp menjelaskan bahwa komunikasi dan pemasaran merupakan kesatuan dan tidak dapat dipisahkan lagi dalam sebuah kegiatan pemasaran, dan merupakan aspek penting dalam penentu suksesnya pemasaran. Karena itulah sebuah perusahaan dalam melakukan kegiatan pemasaran juga melakukan sebuah kegiatan komunikasi pemasaran agar tujuan mereka tercapai. Melakukan kegiatan komunikasi pemasaran, terdapat enam alat yang disebut promotional tools. Promotional tools terdiri dari penjualan perorangan (Personal Selling), Iklan (Advertising), Promosi Penjualan (Sales Promotion), Pemasaran Internet (Internet Marketing), Publisitas (Publicity/Public Relation), dan Pemasaran Langsung (Direct Marketing) (Belch, 2004, p.16). Menggunakan keenam alat promosi ini sebuah perusahaan mengaplikasikannya untuk mengkomunikasikan perusahaan tersebut atau produk dari perusahaan tersebut kepada masyarakat. Pengaplikasian alat komunikasi pemasaran dalam sebuah perusahaan, menggunakan Integrated Marketing Communication (IMC). IMC merupakan perpaduan antar alat-alat komunikasi pemasaran agar kekuatan dari sebuah kegiatan promosi dapat menghasilkan komunikasi yang maksimal dan sebuah konsistensi dari sebuah kegiatan promosi (“the American Association of Advertising Agency”, Belch,2004,p.9). Penelitian dengan topik mengenai komunikasi pemasaran ini dianggap menarik untuk diteliti karena promosi merupakan kunci kesuksesan bagi pemasar. Penelitian ini akan menjawab pertanyaan bagaimanakah strategi komunikasi pemasaran “Roodebrug” di Surabaya? Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran merupakan elemen penting dalam berjalannya suatu perusahaan. Hal ini seperti yang sebutkan oleh Kotler dan Keller (2007) bahwa komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang maraca jual. Menurut Sulaksana komunikasi pemasaran ialah mengkomunikasikan produk atau perusahaan kepada pasar sasaran dengan memberikan informasi apa yang hendak ditawarkan inilah yang disebut dengan komunikasi pemasaran (Sulaksana, 2003, p.23). Sedangkan menurut Nickles (Dharmmesta, 1990: 56), komunikasi pemasaran merupakan kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual yang sangat membantu dalam pengambilan keputusan di bidang pemasaran, serta mengarahkan pertukaran agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat lebih baik. Sehingga, komunikasi pemasaran memiliki peranan sangat vital dalam memfasilitasi hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dan konsumen, karena komunikasi pemasaran mendorong konsumen untuk melakukan pembelian yang menguntungkan bagi pemasaran dan kepuasan bagi konsumen Promotional Tools Promosi di defenisikan sebagai sebuah koordinasi semua koordinasi semua usaha penjualan untuk membentuk saluran komunikasi dan persuasi atau ajakaan untuk menjual barang dan jasa atau mempromosikan sebuah ide (Belch, 2004, p.16). Belch juga menjelaskan bahwa alat dasar yang digunakan untuk melaksanakan mengkomunikasikan tujuan dari perusahaan adalah promotional mix. (Belch, 2004, p.16) Element Promotional tools menurut Belch (2004,p.16) 1. Advertising 2. Sales Promotion 3. Public Relation 4. Personal Selling 5. Direct Marketing 6. Internet / interactive marketing Relationship Marketing Relationshi Marketing adalah pendekatan pemasaran pada pelanggannya yang meningkatkan pertumbuhan jangka panjang perusahaan dan kepuasan maksimum pelanggan. Hal ini perlu dilakukan karena Pelanggan yang baik merupakan suatu asset dimana bila ditanggani dan dilayani dengan baik akan memberikan pendapatan dan pertumbuhan jangka panjang bagi suatu badan usaha. Relationship Marketing juga dapat diartikan sebagai suatu praktik membangun hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak kunci meliputi pelanggan, pemasik dan penyalur guna mempertahankan preferensi dan bisnis dalam jangka panjang (Kotler, 1997, p.11) Kotler (2003, p.172) mengungkapkan karakteristik utama dari relationship marketing ialah memfokuskan diri pada para partner dan konsumen (bukannya pada produk-produk yang dihasilkan perusahaan). Memberikan penekanan terhadap bertahannya dan pertumbuhan konsumen daripada perolehan konsumen baru. Mengandalkan lebih banyak mendengarkan dan belajar dibanding berbicara dengan konsumen. Apabila sebuah perusahaan dapat mengkombinasikan kemampuan untuk merespon dan menyediakan permintaan pelanggan dengan baik, serta juga melakukan hubungan yang lebih intensif dengan pelanggan melalui peningkatan kualitas layanan pelanggan sesuai dengan permintaan pelanggan maka perusahaan tersebut dapat mempertahankan pelanggannnya untuk jangka panjang. Maka program relationship marketing terdiri dari (Winer, 2004, p. 396) 1. Customer Service 2. Loyalty Program 3. Community Building PEMBAHASAN Penerapan Strategi Komunikasi Pemasaran Roodebrug “Roodebrug” telah menerapkan strategi komunikasi pemasaran dalam kegiatan pemasarannya pada tahun 2010. “Roodebrug” menawarkan hal yang baru kepada masyarakat yaitu dengan menjual produk dan jasa yang berhubungan dengan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia di Surabaya. Hal ini juga diungkapkan oleh Ady Setyawan, pemilik dan pendiri “Roodebrug”, yakni : “iya mas, “Roodebrug” ini memang toko pertama yang menjual produk atau jasa yang berhubungan dengan sejarah perjuangan kemerdekaan di Surabaya, karena kita ingin membuat masyarakat Surabaya sendiri mengetahui dan mencintai sejarah kotanya”(Ady Setyawan) Barunya jenis produk dan jasa yang ditawarkan “Roodebrug” dapat menjadi sebuah keuntungan bagi “Roodebrug”. Keuntungannya ialah karena “Roodebrug” menawarkan produk dan jasa yang berbeda dengan perusahaan serupa sehingga hal tersebut dapat menjadi nilai lebih mereka dengan perusahaan lain yang bergerak di industri serupa. Berdasar keunikan yang dimiliki, “Roodebrug” juga mendapatkan sebuah keuntungan dalam hal promosi. “Roodeburg” memiliki nilai jual berita yang besar di mata media. Selain itu melalui hal baru yang ditawarkan, “Roodebrug” dapat dengan mudah menjaring konsumen yang selama ini memiliki minat pada sejarah perjuangan di kota Surabaya namun tidak dapat tersalurkan karena tidak ada wadah yang dapat memenuhi minat mereka. Sehingga pada akhirnya “Roodebrug” menjadi sebuah komunitas pecinta sejarah yang telah memiliki anggota sampai 2.642 pada bulan Agustus 2012. Berdasar keunikannya pula “Roodebrug” tidak mengeluarkan dana besar dalam melakukan kegiatan promosinya. Hal ini di ungkapkan oleh Ady Setyawan, yakni : “kami gak mau mas mengeluarkan dana untuk promosi,walaupun pernah beberapa kali waktu membuat flyer kena Rp. 400.000 dan juga waktu membuat film pertama kali. Tapi akhirnya mereka yang mencari kita karena dengan adanya kegiatan komunitas yang kita adakan media akhirnya yang meliput kita mas. Terus apabila ada event di Surabaya seperti waktu di Gramedia Expo event yang di buat hmmm (berfikir sejenak) saya lupa mas nama yang buat, hehehe... mereka yang mengundang kita untuk membuka stand disana tanpa ditarik biaya sedikitpun, tapi kami menjanjikan bahwa acara tersebut akan ramai diliput media dan juga didatangi pengunjung karena anggota komunitas kita akan berpakaian semenarik mungkin” (Ady Setyawan) Secara gamblang Ady Setyawan menjelaskan bahwa kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan tidak memakan biaya yang terlalu besar, dan dengan adanya media yang meliput maka “Roodebrug” juga akan dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini bertentangan dengan apa yang dikemukakan oleh Kotler (1998.p,87) Komunikasi pemasaran sejatinya membutuhkan sebuah dana yang besar dalam melakukan segala kegiatannya. Oleh karena itu Rooderbrug juga membentuk sebuah komunitas yang dinamakan dengan “Rooderbug” Hal ini menandakan Roodebrug juga telah melakukan salah satu program relationship marketing yaitu community building (Winer .2004,p.396). Community building ini dimaksudkan untuk membangun hubungan antara pelanggan agar memberikan informasi atau saran dan untuk menciptakan suatu hubungan yang baik antara pelanggan dengan perusahaan (Tanjung.2004) “. Komunitas digunakan “Roodebrug” untuk menciptakan hubungan dengan pelanggan. “iya mas jadi “Roodebrug” ini bukan hanya sekedar toko namun juga merupakan sebuah komunitas juga. Komunitas ini juga merupakan salah satu cara kami untuk membuat hubungan dengan konsumen”(Ady Setyawan) Melalui komunitas ini, “Roodebrug” melakukan berbagai macam kegiatan seperti blusukan, menonton bersama film perjuangan, dan membuat film. “kegiatan komunitas kami yaitu blusukan nama lain dari “Telusur Kota Surabaya”, lalu nonton bareng film perjuangan yang berasal dari koleksi salah satu anggota kami lalu juga membuat film mas” (Ady Setyawan) Tujuan dibentuknya kegiatan adalah untuk tercapainya tujuan dari “Roodebrug” yaitu teciptanya hubungan antara perusahaan dengan konsumen. Selain itu dapat menjadi tempat untuk saling share antar anggota komunitas. Di samping itu, komunitas tersebut juga dapat menciptakan hubungan komunikasi dua arah antara perusahaan dengan konsumen. Menurut Ady Setyawan, komunitas “Roodebrug” juga merupakan tempat curhat konsumen, sehingga apabila ada kritik dan saran untuk produk “Roodebrug” dapat langsung tersampaikan (Wawancara dengan Ady Setyawan). Interaksi yang tercipta di dalam komunitas ini pun bisa menjadi sumber informasi bagi perusahaan untuk menciptakan kegiatan apa yang selanjutnya akan dilakukan oleh “Roodebrug”, sehingga makin banyaknya kegiatan dalam komunitas maka akan meningkatkan kedekatan hubungan antara perusahaan dengan komunitas. Berdirinya komunitas ini juga merupakan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh “Rooderbug” sehingga mereka dapat melakukan kegiatan promosi dengan biaya yang rendah. Hal tersebut dilakukan “Roodebrug” dengan memanfaatkan kemampuan dari setiap anggota komunitas “Roodebrug” yang berasal dari berbagai bidang, seperti marketing, desainer, penulis, wartawan, sutradara, fotografer, kameramen, peneliti, bahkan sebuah bos besar dari perusahaan negeri maupun swasta, dan masih banyak lagi. Dengan latar belakang tersebut, Ady Setyawan tidak perlu repot atau menyewa jasa perusahaan lain untuk melakukan kegiatan pemasaran. Seperti dalam cuplikan wawancara berikut : “iya mas kami merasa sangat sangat diuntungkan dengan hal tersebut, karena kami tidak perlu bingung saat menggadakan sebuah acara atau promosi mas. Karena ya anggota kami dapat melakukan hal tersebut jadi ya kami tinggal meminta tolong kepada anggota komunitas kami yang kami rasa dia memiliki kemampuan tersebut dan mereka tidak meminta bayaran sepeser pun karena memang itu merupakan kegiatan komunitas mas” (Ady Setyawan) Kutipan tersebut menggambarkan bahwa cara pemanfaatan anggota komunitas dapat menjadi sebuah cara yang efektif untuk menekan biaya dalam melakukan kegiatan komunikasi pemasaran. Seperti yang telah dilakukan oleh “Roodebrug”. Bentuk- Bentuk Komunikasi Pemasaran “Roodebrug” Advertising “Roodebrug dalam menjalankan komunikasi pemasarannya juga melakukan advertising, seperti yang dikatakan Ady Setyawan dalam wawancara berikut : “iya mas kita juga beriklan namun tetap mas gratis hhhehe.walaupun seperti yang tadi saya bilang pernah membuat flyer tapi sudah kami hentikan sekarang mas. Jadi seperti yang dari majalah sih mereka yang menawarkan mas, ya ak mau-mau saja heheh tapi ya tetap tidak bayar mas, lebih ke buletin mas kayak “Al-Falah”, “Gapura”, “Surabaya City Magazine” kan gratis itu mas. Lalu kami juga pernah membuat 2 film mas tentang sejarah perjuangan masyarakat Surabaya dan akhirnya itu ditayangkan di televisi lokal mas film yang pertama, yang kedua rencana di tayangkan di bioskop mas” (Ady Setyawan) Berdasarkan wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa “Roodebrug” menggunakan advertising melalui majalah atau buletin, flyer, dan film. Namun tetap dengan prinsip yaitu tidak mengeluarkan dana dalam beriklan. Hal ini dapat dilakukan karena Roodebrug mengincar media yang menawarkan spot iklan gratis dalam majalahnya. Pembuatan film, “Roodebrug” juga tidak mengeluarkan dana. Seperti dalam petikan wawancara berikut : “jadi mas seperti yang tadi saya bilang anggota kami terdiri dari berbagai bidang nah ternyata banyak juga yang bisa buat film, akhirnya kita buat film deh mas tentang sejarah perjuangan Surabaya itu bisa dibilang tanpa biaya mas, karena pertama dari yang buat dari sutradara, penulis naskah sampai crewnya ya kita sendiri terus kita juga mengajak komunitas dari malang yang sama dengan kita untuk ikut berperan itu pun mereka ikut dengan sukarela. Lalu masalah peralatan kita mendapat sumbangan mas, kamera kita dapat dari anggota kita, begitu juga crane-nya. Konsumsi juga sumbangan mas hhehe.. untuk kostum juga merupakan produk “Roodebrug” yang dibeli oleh anggota kami karena apabila dia ikut shooting mereka akan mendapatkan diskon dari kami mas. Lalu untuk lokasi pembuatan dan pemutaran kita bekerjasama dengan pihak terkait mas, contohnya waktu kita shooting di Citraland kita bekerja sama mas jadi kita menampilkan logo Citraland di credit title dan lokasi pemutaran di televisi kita yang ditawari mas sedangkan untuk di bioskopnya kita bekerja sama saja mas jadi ya semuanya bisa dibilang gratis” (Ady Setyawan) Berdasarkan wawancara tersebut, selain memanfaatkan kemampuan dan sumbangan dari anggota komunitasnya, “Roodebrug” juga menjalin kerja sama dengan beberapa pihak dalam pembuatan film tersebut sehingga “Roodebrug” tidak mengeluarkan biaya. Pemutaran film tersebut akan membuat masyarakat lebih memahami tentang sejarah Surabaya, dan masyarakat juga menyadari (awareness) adanya “Roodebrug” serta mendapatkan informasi (knowledge) produknya secara tidak langsung, dengan melihat pakaian yang digunakan oleh pemeran dalam film tersebut. Oleh karena itu, advertising yang digunakan oleh “Roodebrug” di media massa, flyer, dan film hanyalah untuk meningkatkan awareness masyarakat tentang “Roodebrug” dan mereka memahami atau meningkatkan knowledge akan produk dan jasa yang dimiliki oleh “Roodebrug”. Roodebrug” dapat melakukan kegiatan iklannya dengan biaya rendah ini karena mereka menjaga hubungan baik dengan media dan konsumen mereka. Menjaga hubungan baik dengan media atau partner juga dan konsumen termasuk kedalam karakteristik relationship marketing. Direct Marketing Kegiatan direct marketing yang dilakukan oleh “Roodebrug” saling berhubungan dengan jenis komunikasi pemasaran lainnya. Hal ini dapat dilihat dari pencantuman nomor telepon, alamat e-mail dan juga alamat website yang dicantumkan ketika mereka sedang diwawancarai atau kegiatan mereka diliput televisi dan pada saat menggunakan flyer. Pencantuman nomor telepon, website dan e-mail yang digunakan oleh “Roodebrug” dalam melakukan kegiatan promosi sangatlah berguna untuk komunikasi secara langsung dengan calon konsumen yang akan menghubungi nomor telepon yang tertera dalam iklan “Roodebrung”. Menurut Belch, sebuah organisasi berkomunikasi secara langsung dengan target pasar guna memperoleh respon atau bahkan suatu transaksi jual-beli (Belch, 2004, p. 463). Sehingga, pencantuman nomor telepon di setiap iklan akan berakibat terhadap adanya respon langsung dari setiap calon konsumen yang telah membaca iklan dari “Roodebrug”. Respon tersebut akan segera ditindaklanjuti oleh pihak “Roodebrug” agar tercipta pembelian terhadap produk mereka. “lumayan banyak mas yang akhirnya telepon, melihat website kami atau yang datang langsung ke toko kami untuk melihat produk kami. Yang dapat informasi media diantaranya TV. Tapi kalau dari flyer sedikit mas heheh.. makanya itu saya hentikan.” (Ady Setyawan) Nomor telepon, alamat website, dan juga e-mail yang dicantumkan dalam iklan yang digunakan oleh “Roodebrug” ketika berpromosi memungkinkan calon konsumen untuk berhubungan dengan “Roodebrug” sebagai pihak penjual dan pemilik produk tersebut secara langsung dan akhirnya dapat dilanjutkan pada tahap transaksi atau hanya sekedar memberikan informasi (knowledge) lebih lanjut mengenai produk dan jasa yang ditawarkan oleh “Roodebrug”. Hal ini sama dengan yang dikemukakan oleh Chris Fill bahwa direct marketing menjadi suatu strategi yang digunakan untuk menciptakan suatu dialog yang leluasa secara personal dan dengan perantara bersama konsumen (Fill, 1999, p.469). Interactive / Internet Marketing “Roodebrug” juga melakukan interactive / internet marketing melalui website dan juga facebook yang mereka miliki. Website merupakan sebuah tempat dimana informasi dibuat untuk pengakses internet oleh penyedia layanan (Bellch.2004.p,490). Seperti dalam wawancara berikut: “jadi kami menggunakan website mas di www.roodebrugsoerabaia.com, disana ada berbagai kegiatan yang kami lakukan, lalu ada kisah-kisah perjuangan para pejuang Surabaya, kisah dari veteran dan tentunya ada penjelasan tentang product dan jasa yang kami tawarkan mas, ada juga alamat tempat toko kami.”(Ady Setyawan) Berdasar kutipan tersebut dapat diketahui bahwa “Roodebrug” menggunakan website untuk memberikan informasi mengenai kegiatan yang mereka lakukan dan produk yang dimiliki oleh “Roodebrug”. Berdasarkan pengamatan peneliti, di dalam website tersebut terdapat informasi mengenai jadwal event yang akan dilaksanakan serta berbagai foto informasi tentang sejarah kota Surabaya. Sehingga pengunjung website tidak hanya mendapat informasi tentang produk dan jasa yang ditawarkan oleh “Roodebrug”, tetapi juga informasi lainnya. “Roodebrug” juga menggunakan facebook sebagai interactive / internet marketing. “facebook kami juga menggunakannya mas namun berbeda sama website, di facebook kami lebih sering share aja tentang event kami yaitu seperti foto atau cerita-cerita dari pelaku sejarah mas. Selain itu juga sebagai alat agar kami bisa lebih dekat dengan konsumen atau anggota komunitas mas, karena yang share di sana bukan kami saja namun juga anggota yang tergabung dalam grup facebook kami. Melalui facebook pula kami mengingatkan anggota grup facebook kami bahwa akan ada event yang berlangsung”. (Ady Setyawan) Wawancara diatas menjelaskan bahwa facebook digunakan “Roodebrug” sebagai media untuk mendekatkan konsumen atau anggota komunitas “Roodebrug”. Selain itu melalui facebook, “Roodebrug” dapat menginformasikan event apa yang akan diselenggarakan seperti yang ada dalam website. Berdasarkan pengamatan peneliti, melalui facebook anggota “Roodebrug” saling berbagi dan juga memberi masukan atau saran kepada “Roodebrug”, baik itu ingin diproduksikan produk seperti apa ataupun memberi masukan agar “Roodebrug” melakukan event seperti berkunjung ke tempat yang baru. Penggunaan website dan facebook menjadi efektif karena memungkinkan “Roodebrug” menjangkau calon konsumen maupun konsumen dari “Roodebrug” itu sendiri. Selain itu melalui website dan facebook, “Roodebrug” dapat melakukan promosi yang tidak terbatas oleh jarak dan penyebarannya memungkinkan untuk terjangkau secara luas. Sales Promotion Promosi penjualan merupakan salah satu alat yang digunakan dalam kegiatan pemasaran, karena tujuan utama dari promosi sendiri adalah menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan pelanggan akan produk. Selain itu melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk baru, mendorong pelanggan membeli lebih banyak, meningkatkan impulse buying (pembelian tanpa rencana sebelumnya), atau mengupayakan kerjasama yang lebih erat dengan pengecer (Belch, 2004, p.21). “Roodebrug” sendiri melakukan kegiatan promosi penjualan berupa potongan harga kepada calon konsumen yang ikut dalam kegiatan atau event mereka. “kami memberikan diskon mas bisa 10%-20% untuk semua produk kalau dia bersedia ikut event yang kami lakukan. Itu untuk calon konsumen atau konsumen yang sudah pernah beli mas jadi syaratnya ya cuman ikut event/kegiatan kita aja mas gitu…”(Ady Setyawan) Cara ini tergolong dalam sales promotion karena melalui diskon atau potongan harga tersebut, “Roodebrug” dapat menarik minat, mempengaruhi calon konsumen untuk membeli atau menggunakan produk dan jasa yang “Roodebrug” tawarkan. Selain itu, aspek penting dalam sales promotion yang pertama adalah sales promotion, dimana merupakan program promosi yang selalu melibatkan extra incentive to buy seperti yang dilakukan oleh “Roodebrug” dengan memberikan potongan harga. Kedua, sales promotion merupakan acceleration tool, yang difungsikan untuk mempercepat proses penjualan serta memaksimalkan volume penjualan. Kemudian, yang ketiga, sales promotion difokuskan pada target market tertentu yaitu pada calon konsumen yang sudah mengetahui “Roodebrug” (Belch.2004.p,513) Publicity and Public Relation Seperti halnya iklan, publisitas menggambarkan komunikasi massa, namun juga tidak seperti iklan, publisitas tidak menggeluarkan biaya untuk melakukan biaya dan waktu dan ruang beriklan (Shimp, 2000, p.6). Kegiatan publisitas dilakukan oleh “Roodebrug” melalui acara talkshow di berbagai stasiun televisi lokal maupun nasional, selain itu mereka juga berupaya agar kegiatan mereka diliput oleh media cetak. “…terus ak mikir lagi mas bagimana caranya agar dapat promosi secara gratis akhirnya kami membuat kegiatan-kegiatan yang dilakukan komunitas kami, kami buat semenarik mungkin seperti parade dengan baju para pejuang jaman dahulu, kami juga mengadakan kegiatan telusur bangunan-bangunan lama, dan juga membantu beberapa warga asing yang mencari keluarganya di Surabaya waktu jaman penjajahan dulu. Nah dari kegiatan itu mas, media massa tertarik dan akhirnya meliput kegiatan kita atau mengajak talkshow dengan kami mas. Lalu masyarakat pun tau akan “Roodeburg” dari pemberitaan media massa tersebut” (Ady Setyawan) Melalui talkshow dan pemberitaan tersebut, “Roodebrug” juga melakukan kegiatan komunikasi pemasaran mengenai produk dan jasa yang ditawarkan, seperti “Roodebrug” yang dapat menjadi pemandu apabila ada yang ingin melakukan tour mengenai sejarah perjuangan di kota Surabaya, lalu mereka juga menginformasikan tempat “Roodebrug”, dan juga menunjukkan keunikan produk “Roodebrug”. Sehingga “Roodebrug” telah menerapkan publisitas dengan baik seperti yang diungkapkan oleh Shimp (2000, p.6), bahwa bentuk-bentuk publisitas ini dimuat dalam media cetak atau televisi secara gratis dan pantas untuk disampaikan kepada khalayak mereka. Kegiatan yang dilakukan oleh “Roodebrug” ini juga mendukung terjadinya marketing public relations (MPR), yang secara langsung mencoba mendukung promosi perusahaan atau produk serta pembentukan citra. MPR juga memiliki peranan penting dalam membangun citra perusahaan yang ikut meningkatkan citra produk (Sulaksana.2007.p,129). Seperti dalam kutipan wawancara berikut : “..dalam setiap talkshow atau pemberitaan kami berusaha agar masyarakat memandang “Roodeburg” dekat dengan heritage yang kami harap masyarakat dapat mengerti tentang produk dan jasa yang kami tawarkan itu dekat dengan heritage”(Ady Setyawan) Kutipan wawancara tersebut menggambarkan bahwa “Roodeburg” melakukan fungsi MPR dalam membangun citra, dimana “Roodebrug” lekat dengan heritage. Menurut pengamatan peneliti, “Roodebrug” juga berusaha membentuk citra perusahaan mereka dengan melakukan kegiatan sosial kepada veteran di Surabaya. Asumsi tersebut berdasar pada kata-kata yang tertera di halaman website “Roodebrug”, yaitu “Terima kasih telah membeli produk kami. Dengan membeli produk kami maka anda telah ikut menyumbang cacat veteran Surabaya”. Kata-kata ini memiliki dua tujuan, yang pertama “Roodebrug” ingin masyarakat memahami bahwa “Roodeburg” dekat dengan veteran. Kedua, hal ini dapat membuat calon konsumen “Roodeburg” bergeser menuju tahap conviction karena “Roodebrug” berusaha membentuk pemikiran di benak konsumen bahwa apabila mereka membeli barang “Roodebrug”, mereka juga ikut menyumbang para veteran. Personal Selling Personal selling adalah interaksi antara individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain (Swastha.1998.p,226). Hal ini berbeda dengan direct marketing adalah di personal selling merupakan saling bertemu muka. Hal ini berbeda dengan direct marketing yang tidak saling bertatap muka secara langsung dengan calon konsumen maupun konsumen. “Roodebrug” juga melakukan personal selling dalam kegiatan promosinya, yang diungkapkan dalam wawancara berikut : “kami sering melakukan event juga mas berupa pemutaran film-film lama lalu setelah pemutaran film itu kami mengadakan diskusi. Event ini tidak kami tarik bayaran, karena kami hanya ingin share saja dan kami juga tidak mengeluarkan dana dalam event ini. Pemutaran film ini dilakukan di ruangan dekat toko kami mas di kawasan Tugu Pahlawan jadi ya tidak ada biaya sewa. Selain itu event ini juga kami tujukan untuk mempererat antar anggota komunitas selain itu juga mendekatkan diri dengan calon konsumen karena terkadang anggota komunitas kami mengajak temannya untuk ikut di event ini. Karena event ini juga sifatnya terbuka bukan untuk kalangan komunitas kami sendiriwaktu kami mengikuti event, anggota komunitas kami juga secara aktif menjelaskan kepada para pengunjung event tersebut tentang “Roodebrug”, selain komunitas yang kami miliki juga menjelaskan tentang produk dan jasa yang kami tawarkan mas”. (Ady Setyawan) Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, event yang dilakukan oleh “Roodebrug” bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada anggota komunitas mereka sekaligus sebagai salah satu cara mereka dalam melakukan promosi pada calon konsumen, karena para anggota komunitas “Roodebrug” mengundang teman mereka supaya ikut dalam event tersebut. Di sini diharapkan terjadinya knowledge tentang produk “Roodebrug” di pihak calon konsumen karena acara ini dilakukan di dekat toko ”Roodebrug”, sehingga secara tidak langsung para peserta event pemutaran film tersebut akan memahami produk “Roodebrug”. Selain itu, “Roodebrug” juga melakukan kegiatan yang dinamakan “Telusur Sejarah Kota Surabaya”, yang merupakan salah satu kegiatan untuk mengajak khalayak umum dalam upaya mempelajari sejarah kota dari dekat. Sedangkan kegiatan menonton bersama ialah menonton film lama yang merupakan koleksi dari anggota komunitas “Roodebrug”. (Wawancara dengan Ady Setyawan) KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah diuraikan di atas mengenai strategi komunikasi pemasaran “Roodebrug”, dapat ditarik kesimpulan bahwa “Roodebrug” telah menerapkan strategi komunikasi pemasaran. “Roodebrug” juga berhasil menerapkan strategi komunikasi pemasaran dengan biaya rendah namun tetap dapat mencapai hasil yang maksimal. Hal ini dilakukan dengan memasukkan relationship marketing di dalam strategi komunikasi pemasaran yang mereka lakukan. Penerapan relationship marketing di dalam strategi komunikasi pemasarannya, “Roodebrug” dapat menerapkan promotional tools dengan biaya yang rendah hal ini karena “Rooderbug” menggunakan kedekatannya dengan media dan konsumennya yang merupakan salah satu karakteristik relationship marketing. Selain itu salah satu program dalam relationship marketing yaitu community building, sangat membantu dalam pelaksanaan strategi komunikasi pemasaran “Roodebrug” dengan menggunakan komunitas. Dalam hal ini perusahaan bukan hanya mendekatkan diri kepada komunitas atau menjalin kerjasama. Namun perusahaan membuat sendiri komunitas tersebut. Seperti yang dilakukan oleh “Roodebrug” yang membuat komunitas pecinta sejarah yang juga bernama “Roodebrug”. Komunitas ini dimanfaatkan oleh “Roodebrug” untuk menjadi agen promosi. Karena berbentuk komunitas, maka tidak ada biaya yang dikeluarkan oleh “Roodebrug” untuk membayar tenaga yang telah dikeluarkan oleh anggota komunitas tersebut. Anggota komunitas juga ikut mengembangkan perusahaan dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan DAFTAR PUSTAKA Aaker, David A. 1991. Managing Brand Equity. New York, NY: The Free Press Belch, G. E., & Belch, M. A. 2004. Advertising and Promotion an Integrated Marketing Communication Perspective. New York: McGraw Hill-Irwin. Kotler, Philip.2003.Marketing Management.Prentice Hall Kotler, Philip dan Armstrong, Gary, 2001, Principles of Marketing (Ninth Edition), Prentice Hall Inc., Upper Saddle River, New Jersey. Kotler, Philip. 2003. Marketing Insights fom A to Z. Jakarta: Penerbit Erlangga Shimp, Terence A. 2003. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Alih Bahasa Oleh: Revyani Sjahrial dan Dyah Anikasari. Jakarta: Erlangga. Tandjung, J. Widodo.2004.Marketing Management Pedekatan Pada Nilai-Nilai Pelanggan, Malang: Bayumedia Publishing. Winer, Russells.2004.Marketing Management, Second Edition, Pearson Education International, Upper Saddle River, New Jersey.