Keselamatan Reaktor Persyaratan Keselamatan Bertujuan memininalkan penyebaran zat radioaktif. Pendekatan dasar yang digunakan adalah menentukan kriteria untuk dosis radiasi dan kemungkinan kecelakaan, kemudian merancang, membangun dan mengoperasikan PLTN sehingga memenuhi kriteria keselamatan. Pendekatan rancangan keselamatan umumnya didasarkan pada prinsip pertahanan berlapis untuk mencegah kecelakaan, memproteksi reaktor dan mengurangi dampak kecelakaan terhadap lingkungan. Prinsip Pertahanan Berlapis Ketenaganukliran menyangkut kehidupan dan keselamatan orang banyak, oleh karena itu di Indonesia dikuasai oleh negara. Semua kegiatan untuk memproduksi listrik dengan tenaga nuklir diatur oleh Pemerintah. Badan Pengawas adalah badan yang bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir. Badan Pengawas bertanggungjawab untuk menyelenggarakan peraturan, perizinan, dan inspeksi. IAEA menetapkan program dan standar jaminan mutu untuk diterapkan pada pembangunan PLTN. Kriteria jaminan mutu sebagai salah satu persyaratan keselamatan keselamatan harus dipenuhi oleh perancang PLTN. Program jaminan mutu harus disiapkan sesuai ketentuan yang diberikan IAEA untuk diterapkan pada tahap rancangan, fabrikasi, konstruksi maupun testing sistem PLTN. Standar mutu disesuaikan dengan tingkat pentingnya sistem atau peralatan bagi keselamatan PLTN. Standar mutu yang paling ketat dikenakan kepada peralatan keselamatan dengan prioritas tinggi. Sistem keselamatan reaktor berfungsi untuk memonitor dan memproteksi, mematikan reaktor dan menyediakan pendinginan darurat teras reaktor. Model pengungkung reaktor yang dikembangkan di Amerika Serikat dengan skala 1/6 telah dapat menahan tekanan sebesar 3 kali lipat atas rancangan tanpa terjadi kerusakan selama testing tahun 1967 di Laboratorium Nasional Sandia. Suatu kecelakaan terparah PLTN mengasumsikan bahwa satu kombinasi yang sangat tidak mungkin dari berbagai kejadian/kerusakan dapat terjadi. Bagaimanapun juga sederetan sistem proteksi yang direkayasa serta penghalang pelindung struktur harus digunakan untuk menjamin keselamatan PLTN. Sebagai contoh, suatu kerusakan pipa basis rancangan hipotesis hanya terjadi jika kejadian berikut berlaku sekaligus, yakni: 1. Gempa bumi, lebih besar dibandingkan dengan yang diperkirakan berdasar sejarah geologi dari daerah tapak, menggoncangkan sistem dan struktur keselamatan. 2. Kedua sumberdaya eksternal normal tidak tersedia untuk mengoperasikan sistem keselamatan 3. Pipa paling besar yang sangat membahayakan pecah 4. Pecahnya pipa terjadi tiba-tiba dan putus seketika 5. Kegagalan tunggal terjadi dari sembarang komponen aktif sistem keselamatan yang diperlukan untuk memproteksi PLTN Laboratorium Nasional Sandia menabrakkan satu jet phantom F-14 berkecepatan 480 MPH ke dinding beton bertulang (reinforced) besar untuk mempelajari apa yang terjadi seandainya satu pesawat menabrak PLTN. Kerusakan pada dinding sangat kecil. Badan pesawat membuat satu cekungan dengan kedalaman kurang dari 1 inchi. Kecelakaan Industri dengan akibat yang besar, 1976 – 1986 Suatu reaktor tidak akan meledak seperti bom atom. Bahan bakar untuk PLTN Air Ringan memiliki Uranium 235 yang diperkaya sebesar ± 3%, sehingga tidak dapat meledak dalam situasi apapun. Keandalan Reaktor Lebih dari 35 tahun, dunia telah memiliki pengalaman lebih dari 12.000 tahun pengoperasian reaktor (tahun reaktor) dari semua jenis. PLTN telah memberikan pengalaman 8000 tahun reaktor. Hal ini menandakan tentang keandalannya. Kontribusi daya nuklir pada suplai listrik dunia terus bertambah dari tahun ke tahun. Akhir tahun 1989 komposisi produksi energi listrik dunia adalah dari termal klasik (minyak bumi, batubara, dan gas) 64,5%, tenaga air 23,1%, panas bumi 0,3%, dan nuklir 12,1% dengan produksi total sekitar 2670 Giga Watt. Pada tahun 1995, daya nuklir memberikan kontribusi sekitar 17% dari konsumsi listrik dunia, diproduksi dari sekitar 437 PLTN yang beroperasi di 30 negara. Untuk memenuhi kebutuhan operasi PLTN yang andal dan ekonomis, penjual-penjual PLTN di dunia umumnya melaksanakan program pengembangan dan standardisasi. Dengan program ini dicapai konsensus antara perancang/penjual, badan perizinan, industri, dan pemakai. Keandalan PLTN di dunia semakin baik. Faktor ketersediaan rerata PLTN di dunia di atas 70% semenjak pertengahan tahun 1980an mencapai diatas 80% saat ini. Sebagai contoh, selama tahun 1996 PLTN di Amerika Serikat mencapai faktor kapasitas rerata 82,5% dibandingkan dengan target 87% pada tahun 2000. Faktor kapasitas adalah presentase produksi listrik maksimum yang dapat dicapai oleh suatu PLTN, dibatasi hanya oleh faktor-faktor dalam kendali manajemen. BATAN Pusat: Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan Jakarta, 12710 Telp. 5251109 Copyright© 2003 P2TIK-BATAN