PLTN : Solusi Alternatif Penyediaan Listrik Nasional

advertisement
Badan Tenaga Nuklir Nasional
JAKARTA
Yth.: Bp. Kepala BadanTenaga Nuklir Nasional
Nomor :
GUNTINGAN BERITA
HHK 2.1/HM 01/08/2017
Hari, tanggal
Senin, 28 Agustus 2017
Sumber Berita
http://www.kompasiana.
com/fauziyusupandi/59a
588b142bc3a0b1a1ee51
2/pltn-solusi-alternatifpenyediaan-listriknasional
Hal. - Kol. -
Fauzi Yusupandi
Menulis dan membaca adalah kesukaan ku saat ini
PLTN : Solusi Alternatif Penyediaan Listrik Nasional
Gambar 1. PLTN | Sumber : PDIN, BATAN
Jakarta, Agutus 2017
Copy dikirim kepada Yth.:
1. Deputi Bidang Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir
2. Deputi Bidang Teknologi Energi Nuklir
3. Deputi Bidang Pendayagunaan Teknologi Nuklir
Bagian Humas,
Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama
4.
5.
Sekretariat Utama
BGAC-melalui PAIR
Pendahuluan
Tenaga nuklir dikenal pertama kali oleh masyarakat saat peristiwa pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
pada perang dunia II tahun 1945. Selain menjadi senjata yang paling dahsyat, nuklir telah memberikan
banyak manfaat dalam kehidupan. Penggunaan nuklir khususnya zat radioaktif telah digunakan secara
luas di industri, kesehatan, pertanian, peternakan, sterilisasi produk farmasi dan alat kedokteran,
pengawetan bahan makanan, dan bidang hidrologi yang semuanya merupakan aplikasi nuklir di bidang
non energi (BATAN). Nuklir memiliki potensi untuk menjadi sumber energi yang ramah, murah, dan tidak
mencemari lingkungan.
Pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi yang dirancang dalam bentuk pembangkit listrik tenaga nuklir
(PLTN) sudah dikembangkan secara komersial sejak tahun 1954 di Rusia. Pada saat itu, Rusia
mengoperasikan satu unit PLTN air ringan berteknan tinggi yang menghasilkan daya 5 MWe. Pada waktu
yang sama, Amerika Serikat membangun PLTN yang menghasilkan daya sebesar 60 MWe. Dua tahun
berselang, Inggris mendirikan PLTN jenis Gas Cooled Reactoruntuk menghasilkan daya 100 MWe
(BATAN). Maka pada tahun 1997, baik negara berkembang atau maju telah mengoperasikan sebanyak
443 unit PLTN yang tersebar di 31 negara dan berkontribusi sebesar 18% dari pasokan listrik dunia
dengan menghasilkan daya 351.000 MWe (BATAN).
PLTN memiliki kemiripan sistem dengan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) yakni samasama menggunakan air sebagai fluida kerja untuk menggerakkan turbin agar menghasilkan listrik. PLTU
menggunakan ketel uap (boiler) sebagai pemanas air untuk merubahnya menjadi uap. Namun
pembangkitan uap di PLTU menggunakan bahan bakar fosil (batu bara, minyak dan gas) pada sebagai
penghasil panas pada ketel uap. Hasil pembakaran bahan bakar fosil adalah gas CO2, gas SO2, NOx,
dan debu yang mengandung logam berat sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan yang
menyebabkan terjadinya hujan asam dan meningkatnya pemanasan global (BATAN). Pada PLTN,
prinsipnya sama yaitu memanaskan air menggunakan panas dari hasil reaksi fisi pembelahan inti bahan
(uranium) secara berantai pada reaktor nuklir. PLTN tidak menghasilkan produk samping dari reaksi
tersebut seperti halnya PLTU sehingga PLTN disebut sebagai pembangkit listrik yang ramah lingkungan.
Tetapi PLTN tetap menghasilkan limbah padat bahan sisa reaksi yang dapat disimpan di sekitar lokasi
PLTN sebelum dilakukan pengolahan limbah nuklir.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pada PLTN, reaksi inti pembelahan atom menghasilkan panas yang sangat tinggi sehingga
mampu membangkitkan uap untuk menggerakkan turbin. Energi termal pembelahan inti atom 1 kg
Uranium (U-235) murni sebesar 17 miliyar kkal yang setara dengan energi termal yang dihasilkan dari
pembakaran 2.400 ton batu bara (BATAN). Air sebagai fluida kerja dan pendingin reaktor masuk pada
tekanan 16 atm dan temperatur 300oC yang dipompakan secara kontinyu ke reaktor nuklir serta
berfungsi sebagai moderator yaitu medium untuk memperlambat neutron (BATAN). Prinsip kerja PLTN
secara umum ditunjukkan oleh Gambar 1.
PLTN terdiri dari beberapa komponen, diantaranya :
1. Tangki reaktor
Tangki reaktor berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi fisi nuklir. Bentuk tangki reaktor berupa silinder
yang dibuat dari logam campuran dengan ketebalan 25 cm. Ketebalan dinding ini berfungsi sebagai
penahan radiasi agar tidak keluar dari sistem.
2. Teras reaktor
Berfungsi sebagai tempat bahan bakar dan dibuat berlubang untuk menempatkan bahan bakar reaktor
yang berupa batang.
3. Bahan bakar nuklir
Bahan bakar nuklir yang digunakan berupa isotope alam seperti uranium, thorium yang dapat membelah
apabila bereaksi dengan neutron.
4. Bahan pendingin
Bahan pendingin yang digunakan dapat berupa gas atau air untuk mencegah terjadinya akumulasi panas
yang berlebihan pada teras reaktor.
5. Elemen kendali
Elemen kendali dibuat untuk menangkap atau menyerap neutron apabila partikel-partikel neutron yang
dihasilkan dari reaksi sebelumnya sebagian tidak ditangkap atau diserap.
6. Moderator
Fungsi moderator adalah untuk memperlambat laju neutron yang dihasilkan dari reaksi inti. Bahan yang
digunakan untuk moderator adalah air atau grafit (Veronica).
PLTN memiliki beberapa jenis reaktor untuk menghasilkan energi termal yang ditinjau dari
berbagai aspek. Jika ditinjau dari aspek moderator neutron, tipe reaktor yang menggunakan moderator
air ringan adalah reaktor air tekan (PWR), reaktor air tekan rusia (VVER) dan reaktor air didih (BWR).
Untuk reaktor jenis pembangkit uap air berat (SGHWR) dan reaktor air berat berpendingin gas
menggunakan moderator air berat. Jika menggunakan grafit sebagai moderator maka reaktor yang
digunakan adalah reaktor pendingin gas maju (AGR), reaktor pendingin gas temperatur tinggi (HTGR)
dan reaktor magnox (GCR). Tabel 1 menunjukkan jenis-jenis reaktor PLTN berdasarkan moderator dan
bahan pendingin reaktor.
Tabel 1. Jenis reaktor berdasarkan moderator dan bahan pendingin
nuklir2-jpg-59a5885fd14ea2492e690585.jpg
Sumber : BATAN
Penutup
Nuklir menyimpan potensi yang luar biasa sebagai pembangkit tenaga listrik namun teknologi
nuklir masih membuat masyarakat khawatir akan dampak yang ditimbulkan oleh nuklir ketika terjadi
bencana atau kelalaian dan penyalahgunaan nuklir sebagai senjata pemusnah massal. Oleh karena itu,
kehadiran nuklir di masyarakat masih menuai kontroversi. Kecelakaan PLTN Chernobyl menjadi salah
satu bukti mengerikannya dampak dari tenaga nuklir.
Pada tahun 2011, Jepang pun mengalami kebocoran PLTN akibat gempa bumi dan tsunami yang
melanda PLTN di Fukushima. Tetapi hal tersebut dapat ditangani dengan cepat oleh tenaga-tenaga ahli
di Jepang sehingga meminimalisir dampak radiasi dari PLTN tersebut. Dari kedua kejadian tersebut,
bahwa kesiapan sumber daya manusia menjadi kunci untuk mengoperasikan teknologi. Karena tenaga
nuklir butuh penanganan yang cermat dan kedsiplinan yang tinggi. Beberapa negara telah mendirikan
PLTN yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualtias sehingga tenaga nuklir mampu
menghasilkan listrik yang ramah lingkungan, murah dan aman. Tabel 2 menunjukkan negara-negara
yang sudah menggunakan nuklir sebagai pembangkit listrik.
Tabel 2. Negara-negara yang sudah membangun PLTN
nuklir3-jpg-59a58884d59a26739760e282.jpg
Sumber : BATAN
Referensi
Rohi, Daniel. Mengkaji Kontroversi Penggunaan Energi Nuklir Dalam Mendukung Kelistrikan Nasional.
Universitas Kristen Petra Surabaya
BATAN. Pengenalan PLTN. Diambil dari : ansn.bapeten.go.id/files/pengenalan_PLTN.pdf (29 Agustus
2017)
Veronica. Definisi PLTN. Universitas GunadarmaDiambil dari :
veronica.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/54042/Pertemuan+9.pdf (29 Agustus 2017)
Pusat Diseminasi Iptek Nuklir (PDIN). Pengenalan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). BATAN.
BATAN. Berbagai Tipe Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. Diambil dari :
ansn.bapeten.go.id/files/berbagi_tipe_pembangkit_Listrik_tenaga_nuklir.pdf (29 Agustus 2017)
Artikel ini dibuat untuk mengikuti kompetisi dari Kementrian ESDM (www.esdm.go.id)
#15HariBerceritaEnergi
Download