MAKNA EMOTIKON DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

advertisement
MAKNA EMOTIKON DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
PENGGUNA MEDIA SOSIAL LINE
( Studi Pada Mahasiswa Komunikasi Fisip UHO )
*Gradiyanto Giovanni Sakti T**Muh. Zein Abdullah ***Marsia Sumule
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Halu Oleo Kendari
[email protected]
ABSTRAK
Analisis penelitian ini menggunakan teori semiotika Charles Sanders
Pierce yang dikenal sebagai segitiga makna yakni tanda, objek dan interpretan.
Dalam tahapan analisis data, Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Analisis Filling System, dimana data hasil observasi akan dianalisis
dengan membuat kategori-kategori tertentu atau domain-domain tertentu.
Dari hasil penelitian yang didapatkan Sticker Emoticon LINE Messenger
sebagai Media Komunikasi Antar Pribadi bahwa LINE bisa dikatakan sebagai
media komunikasi Antar Pribadi terfavorit di kalangan mahasiswa karena banyak
fitur menarik yang tersedia. Tidak jarang mahasiswa yang menganggap aktivitas
bersosial di aplikasi messenger seperti LINE merupakan gaya hidupnya. Aplikasi
pesan instan ini layaknya candu yang membuat para mahasiswa ketagihan.
Banyak pula mahasiswa yang menganggap aplikasi seperti LINE sebagai
sahabatnya. Karena kebutuhan mereka tentang alat komunikasi yang cepat, praktis
dan dapat dijangkau menjadi salah satu alasan mereka menggunakan aplikasi
messenger seperti LINE. Selain yang utama ialah fitur-fitur stickernya yang
menarik sehingga membuat LINE meningkat penggunaannya dikalangan
mahasiswa.
Setiap individu mahasiswa sebaiknya menjadi agen perkembangan arus
informasi, misalnya mengsosialisaikan dampak-dampak positif penggunaan media
informasi baru kepada masyarakat yang masih kurang paham dan tidak tahu
perkembangan terbaru dunia teknologi dan informasi.
Kata kunci : media sosial, LINE, Komunikasi Antar Pribadi
ABSTRACT
This research analyzes using semiotic Charles Sanders Pierce, known as
the triangle of meaning that is a sign, object and interpretan. In the data analysis
stage, the analysis technique used in this research is the analysis Filling System,
where data will be analyzed with the results of observations made specific
categories or specific domains.
From the research results obtained Emoticon Sticker LINE Messenger as
Personal Media Communication Between that LINE can be regarded as a
communication medium Inter-Personal favorite among students because many
interesting features available. Not infrequently students who consider bersosial
activity in messenger applications such as LINE is a lifestyle. This instant
messaging applications like opiate addiction that makes the students. Many
students who consider applications such as LINE as a friend. Due to their needs
on a communication tool that is fast, practical and accessible is one reason they
use messenger applications such as LINE. In addition to the main features of the
sticker is interesting thus making LINE increasing use among students.
Each individual student should be an agent of development of the flow of
information, for example mengsosialisaikan positive effects of media use the new
information to the people who still do not understand and do not know the latest
developments and information technology world.
Keywords: social media, LINE, Inter-Personal Communication
PENDAHULUAN
Era globalisasi sekarang ini, ternyata tidak hanya saja perkembangan
teknologi menjadi canggih akan tetapi juga pola hidup manusia sekarang ini
menjadi modern dan serba mudah. Hal ini bisa dilihat, ketika seseorang sedang
melakukan komunikasi dengan orang lain yang jauh dari tempatnya. Mereka tidak
perlu lagi menggunakan surat sebagai media komunikasi untuk menyampaikan
pesan, akan tetapi dengan perkembangan teknologi sekarang ini, mereka dapat
dapat menggunakan teknologi komunikasi dan informasi terkini untuk
berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan yang
mendasar bagi manusia. Seiring dengan perkembangan zaman, muncullah
kebutuhan untuk dapat berkomunikasi secara langsung walaupun terpisah jarak
yang jauh. Didukung dengan perkembangan teknologi informasi, komunikasi di
dunia maya akhirnya menjadi salah satu solusi untuk kebutuhan tersebut dan
menjadi salah satu aktivitas yang sering dijalani dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu sarana komunikasi di dunia maya yang cukup populer di kalangan
masyarakat adalah instant messenger seperti Yahoo Messenger, Windows Live
Messenger, dan Skype.
Di zaman serba teknologi modern dan praktis ini, para penggila media
sosial tentunya mencari berbagai cara untuk berkomunikasi di dunia maya dengan
mudah, hal ini didukung dengan maraknya gadget smartphone yang beredar di
pasaran yang menyediakan layanan akses cepat untuk para penggunanya.
Contohnya smartphone seperti Blackberry, Samsung dan iPhone yang sangat laris
penjualannya di Indonesia.Ramai sekarang ini banyak aplikasi-aplikasi media
sosial yang menyediakan layanan menarik, seperti BBM (Blackberry Messenger),
WhatsApp, Instagram, LINE dan banyak lagi.Di kalangan pengguna smartphone
Android (Samsung, Cross, Mito dan sebagainya) dan juga untuk iOS (iPhone dan
iPad) media sosial yang sedang booming ialah LINE Mesenger.
LINE adalah sebuah aplikasi instant mesengger seperti BBM (Blackberry
Mesengger),Whatsapp dan lain-lain. LINE dibuat oleh Naver yang berlokasikan di
Jepang.LINE sudah ada sejak 2011 namun mulai terkenal sejak 2012 karena
Sticker-Sticker lucunya.Salah satu aplikasi messaging populer buatan Jepang ini
telah membuktikan pengaruhnya di ranah aplikasi messaging.Aplikasi messaging
LINE terus mengalami pertumbuhan sejak diluncurkan pada 23 Juni 2011.
Menyuguhkan serangkaian fitur mulai dari suara, panggilan video, hingga Sticker,
kini aplikasi populer tersebut telah memiliki 300 juta pengguna di seluruh dunia.
Keperkasaan LINE di dunia mobile messaging didukung dengan sudah
memiliki 10.000 Sticker.Itu yang membuat LINE menjadi sangat digemari oleh
penggunanya di Indonesia sebagai media komunikasi interpersonal. StickerSticker yang tersedia baik berbayar maupun yang gratis sangat menarik, mulai
dari ekspresinya yang menarik dan lucu hingga menampilkan sosok-sosok idola
dari berbagai kalangan, misalnya selebriti ada Sticker penyanyi terkenal seperti
dari luar Paul McCartney dan Agnes Monica di Indonesia. Selain musik juga
banyak Sticker-Sticker yang berkaitan dengan olahraga seperti Barcelona dan Real
Madrid di Spanyol yang sudah bekerjasama dengan mengijinkan para
punggawanya dijadiakan ikon Sticker di LINE untuk para penggemarnya di
seluruh dunia.
Di Kota Kendari, khususnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi
Ilmu Komunikasi masih kurang penelitian terhadap media baru / New media /
media sosial, sehingga sulit menentukan status atau karakter dari media internet
padahal dampaknya sudah terasa. Berkembangnnya teknologi terjadi berbanding
lurus dengan kebutuhan manusia yang tidak ada batasnya juga berfungsi untuk
mengurangi ketidakpastian.Untuk itu terpikir dibenak penulis meneliti tentang
Sticker Emoticon LINE.Pada penelitian ini penulis menggunakan metode analisis
semiotik dari Charles Sanders Peirce sebagai teknik untuk mengkaji lebih dalam
tentang Pemaknaan Sticker Emoticon “LINE Messenger” Sebagai Media
Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Halu
Oleo.
Pengguna smartphone di Fisip Universitas Halu Oleo kini makin
marak.Baik untuk mendukung kegiatan perkuliahan atau hanya sekedar
menikmati aplikasi yang tersedia.Sebut saja android yang kini sangat diminati
oleh
semua
kalangan.Faktor
utamanya
adalah
dikarenakan
OS
yang
memungkinkan penggunanya dapat menggunakan aplikasiLINE.Aplikasi LINE
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan aplikasi chating lainnya yakni
fasilitas sticker emoticon dengan jumlah yang banyak banyak.Sticker emoticon ini
bisa menggambarkan ekspresi ketika sedang berkomunikasi menggunakan LINE
chat.Kelebihan lainnya dari aplikasi LINE adalah video call dengan sesama
pengguna LINE hanya dengan membayar biaya internet.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah : Pemaknaan Sticker Emoticon “LINE Messenger” Sebagai
Media Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Universitas
Halu Oleo.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui Pemaknaan
Sticker Emoticon “LINE Messenger” Sebagai Media Komunikasi Interpersonal
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Halu Oleo Kendari.
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dapat dihasilkan oleh penelitian ini adalah:
1. Kegunaan teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan bagi pengembangan ilmu komunikasi, khususnya dalam bidang
komunikasi massa dan komunikasi antar pribadi.
2. Manfaat praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran pada mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi dalam hal
melakukan mengkaji makna Sticker Emoticon “LINE Messenger” Sebagai
Media Komunikasi Interpersonal.
3. Secara metodologis, dapat menjadi kajian dalam rangka pengembangan riset
dan sebagai bahan informasi bagi mereka yang akan melakukan penelitian
yang sejenis dimasa yang akan datang.
TEORI SEMIOTIKA
Semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanda. Konsep tanda
ini melihat bahwa makna muncul ketika ada hubungan yang bersifat asosiasi atau
in absentia antara yang ditandai (signified) dan yang menandai (signifier). Tanda
adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau
petanda (signified). Dengan kata lain, penanda adalah “ bunyi yang bermakna “
atau “ coretan yang bermakna “
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign), fungsi tanda
dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu
yang lain. Semiotik mengkaji tanda, menggunakan tanda dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan tanda. Dengan kata lain, perangkat pengertian semiotik (tanda,
pemaknaan,
denotatum dan intepretan) dapat diterapkan pada semua bidang
kehidupan asalkan ada prasyaratnya dipenuhi, yaitu ada arti yang diberikan, ada
pemaknaan dan ada interpretasi ( Cristomy dan Untung Yuwono. 2004: 79)
Dasar segala sesuatu yang dapat diamati atau dibuat teramati dapat disebut
tanda.Karena itu, tanda tidaklah terbatas pada benda. Adanya peristiwa, tidak
adanya peristiwa, struktur yang ditemukan adalah sesuatu, suatu kebiasaan, semua
ini dapat disebut tanda. Sebuah bendera kecil, sebuah isyarat tangan, sebuah kata,
suatu keheningan, suatu sikap, setangkai bunga, berjalan sempoyongan,
kekhawatiran
semuanya
itu
di
anggap
(http://sigodang.blogspot.com/2011/11/sejarah-semiotika.html).
sebagai
tanda
Suatu penanda tanpa petanda tidak berarti apa-apa.Ini berarti suatu petanda
tidak mungkin disampaikan atau ditangkap lepas dari penanda. Petanda atau yang
ditandakan itu termasuk tanda sendiri dan dengan demikian merupakan tanda
adalah suatu faktor linguistik. “penanda dan petanda merupakan kesatuan seperti
dua sisi dari sehelai kertas”. Cabang ilmu ini semula berkembang dalam bidang
bahasa yang kemudian dikembangkan pula dalam bidang seni rupa. Brosur
merupakan salah satu dari produk seni rupa yang membutuhkan ide-ide kreatif
dalam pembuatannya.
Semiotika berasal dari bahasa Yunani semeion yang berarti “tanda” atau
sign dalam bahasa Inggris ini adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda yang
menjadi segala bentuk komunikasi yang mempunyai makna antara lain : kata
(bahasa), ekspresi wajah, isyarat tubuh, film, serta karya sastra yang mencakup
musik ataupun hasil kebudayaan dari manusia itu sendiri. Tanpa adanya sistem
tanda seseorang tidak dapat berkomunikasi dengan satu sama lain.
Tanda merupakan sesuatu yang bersifat fisik, bisa dipersepsi indra kita,
maksudnya tanda mengacu pada sesuatu diluar tanda itu sendiri dan bergantung
pada pengenalan oleh penggunanya sehingga bisa disebut tanda. Ferdinand de
Saussure dalam yasraf merumuskan tanda sebagai kesatuan dari dua bidang yang
tidak bisa dipisahkan, tanda memiliki dua entitas yaitu penanda atau bentuk dan
petanda. Berkaitan dengan piramida pertandaan ini ( tanda- penanda-petanda),
Saussure menekankan dalam teori semiotika perlunya konvensi sosial, di
antaranya komunitas bahasa tentang makna satu tanda. Kesimpulan dari rumusan
Saussure maksudnya adalah suatu kata mempunyai makna tertentu disebabkan
adanya kesepakatan sosial di antara komunitas pengguna bahasa tentang makna
tersebut.
Charles Sanders Pierce dalam lingkup semiotik melihat sebuah tanda,
acuan dan penggunaannya sebagai tiga titik yang dalam segitiga Pierce yang
biasanya dipandang sebagai pendiri tradisi semiotika Amerika menjelaskan
modelnya secara sederhana yaitu tanda sebagai sesuatu yang dikaitkan kepada
seseorang untuk sesuatu dalam beberapa hal atau kapasitas dan seringkali
mengulang-ulang pernyataan bahwa secara umum tanda adalah yang mewakili
sesuatu bagi seseorang, yakni menciptakan dibenak seseorang tersebut suatu tanda
yang setara atau barangkali suatu tanda yang lebih berkembang. Tanda tersebut
disebut interpretant dari tanda-tanda pertama. Perumusan yang terlalu sederhana
dari Pierce ini menyalahi kenyataan tentang adanya suatu fungsi tanda : tanda A
menunjukkan suatu fakta (dari objek B), kepada penafsirnya yaitu C. Oleh karena
itu, suatu tanda itu tidak pernah berupa suatu entitas yang sendirian, tetapi yang
memiliki ke tiga aspek tersebut ( A,B dan C). Pierce mengatakan bahwa tanda itu
sendiri merupakan contoh dari kepertamaan, objeknya adalah keduaan dan
penafsirnya adalah sebagai unsur pengantara yang berperan sebagai ketigaan.
Ketigaan yang ada dalam konteks pembentukan tanda juga membangkitkan
semiotika yang tak terbatas selama suatu penafsir (gagasan) yang membaca tanda
sebagai tanda yang lain (yaitu sebagai wakil dari suatu makna atau penanda) bisa
ditangkap oleh penafsir lainnya. Penafsir ini adalah unsur yang harus ada untuk
mengaitkan tanda dengan objeknya.
Bagi Pierce, tanda “is something which stands to somebody for something
in some respect or capacity”. Artinya, sesuatu yang digunakan agar tanda bisa
berfungsi disebut ground oleh Pierce. Konsekuensinya, tanda (sign atau
representamen ) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni ground, object dan
interpretand.Atas dasar hubungan ini, Pierce mengadakan klasifikasi tanda. Tanda
yang dikaitkan dengan ground baginya menjadi qualisign, sinsign, dan
lesign.Qualisign adalah kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar,
keras, lemah, lembut,merdu. Sinsign adalah eksistensi benda atau peristiwa yang
ada pada tanda; misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata air
sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan di hulu sungai.Lesign adalah
norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang
menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan manusia ( Sobur,
2003: 41)
Pierce juga menandakan bahwa kita hanya dapat berfikir melaui medium
tanda. Manusia hanya dapat berkomunikasi melaui sarana tanda. Tanda dalam
kehidupan manusia bisa berarti gerakan ataupun isyarat.Anggukan dan gelengan
dapat berarti sebagai setuju dan tidak setuju, tanda peluit, gendering, suara
manusia bahkan bunyi telepon merupakan suatu tanda. Tanda dapat berupa
tulisan, angka dan bisa juga berbentuk rambu lalu lintas contohnya merah berarti
berhenti (bahaya jika melewatinya) dan masih banyak ragamnya.
Merujuk teori Pierce, tanda-tanda dalam gambar dapat dilihat dari jenis
tanda yang digolongkan dalan semiotika. Pierce membagi tanda menjadi tipe-tipe
: ikon, indeks, dan symbol. Pierce merasa ini merupakan model yang sangat
bermanfaat dan fundamental mengenai sifat tanda. Tanda adalah sesuatu yang
mewakili sesuatu. Sesuatu itu dapat berupa pengalaman, pikiran, gagasan atau
perasaan. Jika sesuatu misalnya A adalah asap hitam yang mengepul di kejauhan,
maka ia dapat mewakili B, yaitu misalnya sebuah kebakaran (pengalaman). Tanda
seperti ini dapat disebut sebagai indeks yakni antara A dan B ada keterkaitan,
Tanda juga bisa berupa lambang ataupun simbol, Burung Dara sudah diyakini
sebagai tanda atau lambang perdamaian; Burung Dara tidak begitu saja bisa
diganti dengan burung atau hewan yang lain.
Ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat
kemiripan (menunjukkan suatu kemiripan), ini yang kerap kali jelas dalam tandatanda visual misalnya foto sesorang dapat dikatakan ikon; sebuah peta adalah
ikon, gambar yang di tempel di depan pintu kamar kecil pria dan wanita adalah
ikon. Pada dasarnya ikon merupakan suatu tanda yang bisa menggambarkan ciri
utama sesuatu meskipun sesuatu yang lazim disebut sebagai objek acuan tersebut
tidak hadir.Ikon adalah suatu benda fisik (dua atau tiga dimensi) yang menyerupai
apa yang dipresentasikannya
Indeks adalah tanda yang memiliki hubungan sebab-akibat dengan apa
yang diwakilinya. Atau disebut tanda sebagai suatu bukti. Contohnya : asap dan
api. Asap akan menunjukan adanya api disekitarnya. Jejak telapak kaki di tanah
merupakan tanda indeks orang yang melewati tempat itu. Tanda tangan adalah
indeks dari keberadaan seseorang yang menoreh tanda tangan tersebut.
Simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan atau perjanjian
yang disepakati bersama.Sombol baru dapat dipahami jika seseorang sudah
mengerti arti yang telah disepakati sebelumnya. Contohnya : Garuda Pancasila
bagi bangsa Indonesia adalah burung yang memiliki perlambang yang kaya akan
makna. Namun bagi yang memilliki latar budaya yang berbeda, seperti orang
Eskimo, Garuda Pancasila akan dianggap sebagai burung yang biasa saja yang
disamakan dengan burung-burung sejenis elang lainnya.
Hubungan antara ikon, indeks, dan symbol bersifat konfesional.
Hubungan antara symbol, thought of referenc (pikiran atau referensi) dan referent
(acuan) dapat digambarkan melaui bagan semiotic triangle berikutini :
Sign/Repesentasi (tanda)
Interpretent (interpretan)
Object (objek)
Sumber : Peneliti 2016
Berdasarkan bagan di atas dapat dijelaskan bahwa pikiran merupakan
mediasi antar pikiran dan acuan.Atas dasar hasil pemikiran itu pula terbuahkan
referensi
yaitu
hasil
penggambaran
maupun
konseptualisasi
acuan
simbolik.Dengan demikian referensi merupakan gambaran hubungan antara tanda
kebahasaan berupa kata-kata maupun kalimat dengan dunia acuan yang
membuahkan suatu pengertian tertentu.Simbol berbeda dengan tanda, simbol
mempunyai arti yang lebih mendalam, simbol merupakan sebuah tanda yang
berdasarkan
pada
konvensi,
peraturan
atau
perjanjian
yang disepakati
bersama.Simbol baru dapat dipahami seseorang jika seseorang sudah mengerti arti
yang telah disepakati sebelumnya. Burung Dara adalah symbol perdamaian, angka
adalah symbol, kita tidak tahu mengapa bentuk 2 mengacu pada sepasang objek :
hanya karena konvensi atau peraturan dalam kebudayaanlah yang membuatnya
begitu.
METODE PENELITIAN
Teknik Penelitian Informan
Berdasarkan penelusuran sampel sebelumnya, teknik pengambilan sampel
yang akan digunakan yaitu Sampling Stratified (Stratified Random Sampling).
Stratified Random Sampling merupakan proses pengambilan sampel melalui
proses pembagian populasi kedalam strata, memilih sampel acak sederhana dari
setiap stratum, dan menggabungkannya ke dalam sebuah sampel untuk menaksir
parameter populasinya.
Jenis dan Sumber Data
Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu data yang
berdasarkan pada informasi dari objek yang diteliti.
Sumber Data
A. Data Primer
Data Primer, yaitu yang diperoleh dari sumber utama melalui prosedur dan
teknik pengambilan data yang dapat berupa gambar-gambar Sticker LINE
Messenger melalui ponsel atau pun PC (Portable Computer).
B. Data Sekunder
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber tidak langsung yang
biasanya data dokumentasi, arsip-arsip, serta buku-buku ilmiah.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan :
1. Observasi, yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara
langsung pada objek penelitian atau lokasi untuk melihat langsung kenyataan
yang ada ditempat penelitian.
2. Wawancara, yaitu untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai objek
yang diteliti dengan mengadakan tanya jawab langsung pada responden,
dengan menggunakan pedoman wawancara.
3. Studi dokumentasi, yaitu untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan
komprehensif mengenai penggunaan stiker emoticon pada LINE masengger.
4. Studi kepustakaan merupakan suatu metode pengumpulan data untuk
memperoleh informasi melalui buku-buku literatur-literatur, dokumen yang
berhubungan dengan dokumen mengenai LINE masengger.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis semiotik oleh karena itu, jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif
interpretatif dimana peneliti melakukan pengamatan secara menyeluruh pada
Sticker Emoticon “LINE Messenger” yang mewakili perasaan komunikan dalam
penyampaian pesan interpersonal mahasiswa Fisip Universitas Halu Oleo. Peneliti
akan memperhatikan koherensi makna antar bagian dalam Sticker tersebut dan
melakukan interpretasi-interpretasi untuk kemudian dimengerti dan dimaknai.
Untuk mempertajam analisis, penelitian ini menggunakan teori semiotika Charles
Sanders Pierce yang dikenal sebagai segitiga makna yakni tanda, objek dan
interpretan. Dalam tahapan analisis data, Teknik analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Analisis Filling System, dimana data hasil observasi akan
dianalisis dengan membuat kategori-kategori tertentu atau domain-domain
tertentu (Kriyantono, 2006:195).
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
Emoticon dalam aplikasi chatting LINE ini mempunyai peran yang cukup
penting untuk kelancaran dalam bertukar informasi, yang dimana aplikasi LINE
menyediakan beberapa karakter emoticon yang tetap berdasarkan dari emosiemosi dasar yang biasa dialamai dalam keseharian. Dari landasan emosi tersebut
LINE mampu menggabungkannya dengan karakter yang menarik sehingga
mewakili pengekspresian yang tepat dari penggunanya pada saat melakukan
obrolan dengan media chatting.
Emoticon dalam bentuk Sticker lebih mampu menggambarkan sebuah
ekspresi emosi dari penggunanya, kelebihan dari fitur emoticon ini adalah dari
ukuran yang relatif besar dari emosikon biasa, menampilkan seluruh anggota
tubuh beserta background dan lengkap dengan segala tampilan objek lain untuk
mendukung dari sebuah kejadian yang diceritakannya, sehingga fitur sticker ini
mampu menyajikan sebuah gambar yang terasa sangat mewakili dari kejadian
yang sedang di alami oleh para penggunanya, maka dari itu aplikasi chatting
LINE ini sangat digemari oleh kalangan masyarakat khususnya para remaja. Dan
tujuan dari terciptanya emosikon dan fitur sticker sendiri tetaplah sama yakni
sebagai kompensasi dari ketidakmampuan penyampaian, ekspresi muka, maupun
gestur badan dalam komunikasi tertulis.
ANALISIS SEMIOTIK EMOTICON DALAM MEDIA SOSIAL LINE
Tiga elemen dari teori semiotik tersebut tentu saja akan sangat
mempengaruhi terhadap persepsi dari makna yang diperlihatkan dalam bentuk
yang diperlihatkan pada saat chating sebagai suatu aplikasi dari emosi yang
ditimbulkan pada saat pertukaran pesan berlangsung yang disertai penyispan ikon
didalamnya.
Untuk mengetahui makna sebenarnya yang terkandung dalam emoticon
tersebut maka terlebih dahulu dikupas makna terdalam dari suatu emoticon tnada
yang diperlihatkan dalam segi emosi penggunanya.
Untuk itu dalam penelitian, diuraikan makna yang terdapat dalam
Emoticon melalui pembagian suatu tanda yang terdapat dalam lambang kedalam
tiga bagian yaitu ikon, arti, dan dicent sign yang merupakan perangkat hubungan
antara dasar (bentuk), objek (referent) dan konsep (interpretant).
Untuk menjabarkan konsep relasi makna (tanda, objek dan interpretan),
C.S Pierce memberikan pembagian tanda dalam tiga bagian yaitu: tanda (ikon),
objek (arti), interpretasi (dicent sign).
Ikon, adalah tanda yang dicirikan oleh persamaannya (resembles) dengan
objek yang digambarkan. Tanda visual seperti adalah ikon, karena tanda yang
diatampilkan mengacu pada persamaannya dengan objek.
Arti, adalah suatu pemaknaan akan suatu simbol yang diberi emosi
didalamnya sehingga memungkinkan dapat mewakili dari visualisasi simbol yang
dibuat sedemikian rupanya agar pengguna Emoticon LINE itu dapat
mengekspresikan apa yang terjadi padanya.
Dicent sign, adalah tanda sesuai kenyataan, misalnya jika pada suatu jalan
sering kecelakaan maka ditepi jalan dipasang rambu lalu lintas yang menyatakan
bahwa disitu sering terjadi kecelakaan.
HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN
Analisis semiotik mengenai emoticon karena adanya suatu pembentukan
pemahaman akan makna dari lambang-lambang emoticon yang disisipkan dalam
pertukaran pesan oleh para pengguna LINE sebagai salah satu rangkaian
pertukaran pesan dan menandakan bentuk emosi para pengguna LINE yang
menyisipkan emoticon didalamnya.
Tanda itu didefenisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensional
sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain.
Dalam hal ini, sebuah tanda dapat ditelaah untuk menemukan makna sebenarnya
yang terkandung dalam tanda tersebut.
Aplikasi Teori Segitiga Semiotik C.S Pierce
Sign/Representasi
(tanda)
Interpretent
Object (objek)
Sumber :(interpretan)
Analisis Peneliti 2016
Penerapan teori segitiga semiotik C.S Pierce menunjukan bahwa lambang
(emoticon) adalah suatu tanda yang berhubungan langsung dengan objeknya yaitu
emosi yang ditimbulkan pada saat chatting berlangsung. Emosi pengguna aplikasi
Line dengan menyisipkan ikon (emoticon) yang menimbulkan interpretant dari
pengguna sebagai suatu bentuk emosi dari penggunanya yang mewakili emosinya
pada saat pertukaran pesan.
Emotikon-Emotikon yang ada dalam Line itu digunakan untuk mewakili
dalam menyatakan emosi yang ditimbulkan pada saat chatting berlangsung. Hal
ini menujukan bahwa suatu tanda dan objek dapat menimbulkan interpretant bagi
pengguna dalam mempersepsikannya pemaknaan suatu emoticon.
Secara terminologis, semiotik adalah ilmu tanda (sign) dan segala yang
berhubungan dengannya : cara berfungsinya, hubungan dengan kata lain,
pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya.
“(Sobur, 2004:96). Makna dari suatu bentuk visualisasi Emoticon itu didasari dari
isi pesan yang disampaikan dan emoticon diinterpretankan. Maka dari itu dari
setiap Emoticon yang dimunculkan selalu ada isi pesan yang melahirkan
pemunculan Emoticon.
Komponen Segitiga Makna C.S Pierce
Tabel 4. 2
Sing/Representasi (tanda)

Ikon
Object (objek)

Arti
Interpretasi

Dicent Sign
Sumber : Peneliti 2016
Tanda dari lambang-lambang (emoticon) dalam chatting di Line yang
peneliti ambil adalah ikon. Ikon disini merupakan emosi dari pengguna Emoticon,
pembahasan ikon dalam penelitian ini adalah bagaimana emosi pengguna disaat
chatting berlangsung dan sebagai alasan untuk penggunaan emoticon. Ikon yang
digunakan dalam pengiriman pesan bisa menggambarkan suasana hati pengirim
pesan yang sudah terwakili dengan adanya emotikon tersebut.
Objek dalam teori dari Peirce yang diaplikasikan dalam bentuk emoticon
dalam hal ini peneliti mengambil salah satu komponen yang penting, yaitu arti.
Arti adalah suatu makna yang terkandung dalam sautu lambang, makna yang
terkandung dalam visualisasi emoticon disini adalah suatu penandaan emosi
pengguna pada saat chating berlangsung. Namun dari penandaan emosi pengguna
ini disertai nilai pesan yang ada dalam suatu obrolan. Pesan yang pengguna
sampaikan melalui emotikon dalam aplikasi Line itu menggambarkan apa yang
sedang terjadi dalam perbincangan antara kedua belah pihak, jika pengguna dalam
keadaan panik dia akan mengirim emotikon dengan arti yang sama dengan apa
yang dia rasakan saat itu.
Segitiga makna Pierce menyimpulkan dalam suatu interpretan, dan dalam
interpretan ini yaitu seuatu bentuk pemaknaan dari segala proses pencapaian arti
yang disampaikan oleh suatu bentuk tanda, dan emoticon ini sebagai lambang
yang diinterprestasikan. Salah satu komponen penting dalam interpretan adalah
dicent sign, dicent sign adalah penggunaan emoticon berdasarkan kenyataan, yaitu
pemilihan bentuk dari suatu Emoticon yang didasarai oleh kenyataan dari
pengguna dan disaplikasikan dalam suatu bentuk Emoticon yang disediakan oleh
Line. Pemaknaan emotikon dalam aplikasi Line memang berbeda-beda. Emotikon
tersebut diciptakan untuk memenuhi kebutuhan penggunanya, dalam hal ini
pengguna dimanjakan dengan hadirnya emotikon. Pemilihan emotikon tergantung
dari penggunanya, jika pada saat melakukan chating pengguna tersebut merasa
senang dia akan memilih emotikon yang sesuai dengan emotikon yang nampak
nyata dengan apa yang ada didirinya saat ini. Hal tersebut terajadi, karena aplikasi
Line menghadirkan bukan cumin satu karakter emotikon, tetapi ada banyak
karakter yang dihadirkan.
Pemaknaan emoticon itu dimaknai sama oleh setiap individu karena
penyisipannya ditinjau dari isi pesan yang disampaikan dan direspon dalam
bentuk Emoticon dengan melallui aplikasi pertukaran pesan Line.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan dianalisa pada bab
IV maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
Bahwa simbol emoticon yang sering digunakan atau yang paling sering
disisipkan dalam percakapan di aplikasi Line oleh para penggunan diantaranya
emoticon senyum, marah, tertawa, terkejut, menangis, lelah, senang, sakit, dan
tidur. Emoticon-emoticon tersebut digunakan dalam chatting Line untuk
mempertegas arti dari komunikasi antar pribadi dalam komunikasi yang dilakukan
oleh mahasiswa jurusan ilmu Komunikasi. Para pengguna emoticon merasa sangat
terbantu dalam menggunakan emoticon tersebut karena dapat mengekspresikan
emosinya lewat emoticon-emoticon tersebut. Penggunaan emoticon dalam Line
tidak boleh sembarangan harus disesuaikan dengan isi pesan yang disesuaikan
dengan kondisi chatter pada saat melakukan interaksi dengan lawan chattingnya,
karena apabila memakai atau menyisipkan emoticon secara sembarangan akan
memicu kesalah pahaman arti yang akan bisa membuat fatal hubungan antar
pribadi sesame pengguna aplikasi chattingan Line tersebut. Aplikasi Line
merupakan pengguna pertama yang mengaplikasikan emoticon yang berbeda
dengan emoticon lain yang ada pada media social lainnya. Ini lah yang
menjadikan Line sebagai salah satu aplikasi chattingan yang paling popular
dikalangan mahasiswa saat ini. Penggunaan emoticon juga harus disesuaikan
dengan dengan kebutuhan penggunanya saja dan pastinya beralasan.
DAFTAR PUSTAKA
Alo. Liliweri.1997.Komunikasi Antar Pribadi, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Ardi, Muhammad. 1999. Ilmu Komunikasi Teori dan Prkatek. Jakarta :
Grahamedia.
Changara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Rajawali Pers. Jakarta.
Devito Joseph, A. 1996, Komunikasi Antar Manusia, Edisi Kelima Profesional
books, Jakarta
Effendy Uchjana Onong, 1993. Dimensi-dimensi komunikasi. Alumni Bandung
…………………………, 2003.Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, PT Citra
Aditya Bakti, Bandung
Mulyana, Deddy.2000. Komunikasi Antar Personal. PT.Remaja Rosdakarya :
Bandung.
…………………2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. PT.Remaja Rosdakarya :
Bandung.
Moenir.2001. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia.Jakarta; Bumi Aksara.
Rakhmat Jalaluddin, 2004. Metode Penelitian Komunikasi, Rineka Cipta, Jakarta
Rahardjo Adisasmita, 2009. Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.
Penerbit PPKED : Makassar.
Sianipar, J.PG. 2000.Manajemen Pelayanan Masyarakat, (Jakarta:Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia).
Tamaruddin, 2001. Pengembangan Pelaksanaan Pelayanan Prima (Padang: Badan
Pendidikan dan Lalihan Provinsi Sumatera Barat).
Tjiptono, F dan Chandra. 2005. Service, Quality & Satisfaction. Yogyakarta; Andi
Offset.
Sinambela. 2006. Reformasi pelayanan Publik . Jakarta; Bumi Aksara.
Sumber Internet :
1. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15673/1/pkm-janapr2006-%20%287%29.pdf
2. http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmp1068ebefdbfull.pdf
3. https://id.wikipedia.org/wiki/PDAM
4. https://www.scribd.com/doc/89371561/teori-pelayanan-publik
5. http://www.komunikasipraktis.com/2015/10/strategi-komunikasipengertian-dan.html
Download