ANALISIS WACANA MEDIA Oleh : Nurprapti Wahyu Widyastuti (2) Institutional links (Marxist theory) (3) Personal links (Network and diffusion theory) SOCIETAL AUDIENCE STRUCTURES AND CULTURE (1) Media Content and Structure (4) Culture outcomes (5) Individual Outcomes (Functional theory) (Cultivation theory) (Spiral of silence) (Effect research) (Agenda Setting) (Uses and gratification) (Dependency theory) Sumber: Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, (1992: 343, 1996: 325) MENGAPA ANALISIS WACANA MEDIA Isi Media sebagai Hasil Konstruksi Realitas Konstruksi realitas di sini adalah “menceritakan” ----secara lisan, tertulis, ataupun dengan grafis ----sebuah peristiwa, keadaan, benda, orang, lembaga, aktivitas, atau apapun juga. Media content : The second hand reality tuntutan teknis. Sebuah laporan seyogyanya mempunyai kelengkapan berita yang terangkum dalam rumusan 5W + IH. tuntutan idealisme. Di sini pers dituntut untuk bersikap obyektif dan memperjuangkan kebenaran. Komponen obyektivitas pemberitaan itu sendiri, seperti dirumuskan J. Westertahl (1983), mencakup faktor faktualitas yang mengandung nilai netralitas. (McQuail, Denis, 1994, hal. 146-147). tuntutan paradigmatisme. Ini terkait erat dengan dinamika internal dan eksternal sebuah media.setiap media memiliki kepentingan-kepentingan tertentu, entah itu ekonomi, politik, ideologis, atau apapun namanya. Motif-motif inilah yang menjadi “ruh” sebuah laporan. (Gitlin, Todd, 1980, hal. 249-250). The fact : isi media merupakan hasil olahan (manufactured) yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari individu-individu pekerja media (wartawan, editor), konsumen/suplier/pengiklan, organisasi media, kelompok kepentingan, pemerintah, partai politik, ideologi, dan sebagainya (Soemaker & Reese, 1996). Peran dan Kekuatan Tanda (Icon, Indeks, Simbol –Bahasa) dalam konstruksi realitas: Teks Menentukan Konteks. Dalam mengkonstruksi realitas, bahasa memegang peranan kunci. Dengan bahasalah sebuah peristiwa menjadi cerita. Bahasa disini mencakup bahasa ikon, indeks, ataupun simbol (kajian semiotika) bahasa (icon, indeks, simbol) sering didayagunakan untuk berbagai kepentingan, termasuk unntuk propaganda politik atau periklanan (Lihat, Dan Nimmo Komunikasi Politik, 1986). Bahasa juga dimanfaatkan untuk menimbulkan mitos-mitos tertentu dalam masyarakat, seperti cerita eksodus kaum Yahudi pada jaman Mesir Kuno (Shapiro dalam Shapiro (ed). 1984:241), atau mitos “pribumi malas” dalam masyarakat Peran dan Kekuatan Tanda (Icon, Indeks, Simbol –Bahasa) dalam konstruksi realitas: Dengan dua alasan ini saja (isi media sebagai hasil konstruksi realitas dan peranan bahasa dalam proses konstruksi realitas) sudah cukup menjadi alasan untuk menggunakan MDA, guna mengetahui : - apa yang ada di balik sebuah teks (isi media)? - Makna, tujuan, serta kepentingan apakah yang ada di balik sebuah teks entah itu berupa berita, features, tajuk rencana, iklan maupun film, dan sebagainya; baik berupa teks tertulis (media cetak), teks lisan (audio), teks grafis (photo still, motion picture) maupun gabungan semua jenis teks (audio-visual). METODE-METODE ANALISIS WACANA MEDIA : analisis isi media (MDA) adalah usaha menafsirkan. Yang ditafsirkannya adalah tanda-tanda (ikon, indeks, simbol) baik berupa tanda verbal maupun non-verbal; dalam bentuk tulisan, ucapan, foto, gambar, angka, dan tanda-tanda lainnya. Teknik interpretasinya adalah apa yang disebut dengan “lingkaran heurmeneutika”. Alat bantunya adalah teori segi tiga makna (tri-angle meaning). Note : Untuk diingat, sekalipun semua metode MDA adalah menafsirkan, namun masingmasing metode memiliki tujuan yang berbeda-beda. Setiap metode memiliki tekanan yang berbeda dalam menafsirkan tanda (apalagi jika dikaitkan dengan perspektif/paradigma penelitian yang dipakai). Ciri Khas Metode-Metode MDA No Nama Metode Uraian dan aspek yang dicari di balik sebuah teks (sebuah simplifikasi) MDC yang paling dasar, cara kerjanya adalah mengamati tanda (ikon, indeks, simbol) dengan tujuan untuk menemukan makna-makna tanda (dengan bantuan teori segi tiga makna). 1 Semiotika 2 Marxis Pendekatannya cenderung kritis; mengamati tanda (ikon, indeks, simbol) dengan tujuan untuk mengetahui siapa mengeksploitasi siapa. Mencurigai kapitalisme di balik sebuah teks. 3 Psikoanalisis Berasal dari aliran Freudian; untuk menjawab apakah tanda (ikon, indeks, simbol) dari sebuah teks mewakili keinginan si pengguna tanda – entah itu dalam soal id, libido; ego dan superegonya. 4 Sosiologis Pendekatannya berasal dari sosiologi yang konsern dengan urusan status dan peran; mengamati tanda (ikon, indeks, simbol) dengan tujuan untuk mengetahui siapa diberi status dan peran apa dalam sebuah teks. 5 Framing Analysis Variannya antara lain dari Gamson dan Modigliani; Pan & Koisicki; dan dari Van Dijk. Intinya adalah ingin melihat bagaimana sebuah topik (masalah, tokoh) dibuatkan wacananya dalam sebuah teks. Wacana adalah sebuah struktur cerita yang memiliki arti tertentu akibat proses framing (pemilihan fakta mana yang mau diangkat, fakta mana yang mau disembunyikan, atau dihilangkan sama sekali). Tekniknya adalah mengamati kelengkapan sebuah teks, teknik pengemasan yang dipakai, serta simbol-simbol yang digunakan. 6. Semiotika Sosial Sebuah metode untuk mengetahui bagaimana sebuah masalah dan orang diwacanakan dalam sebuah teks. Tekniknya adalah dengan mengamati cara pengemasan yang dipakai, sumber yang dikutip atau orang-orang yang dilibatkan beserta atribut sosial mereka, dan dengan mengamati simbol-simbol yang digunakan. Note : Sejauh mana sebuah analisis dari teks yang akan dilakukan antara lain dipengaruhi oleh paradigma penelitian, ruang-lingkup masalah yang ingin dikupas (apakah hanya teksnya ataukah juga konteksnya – ada pendekatan critical discourse analysis), perumusan dan tujuan analisis, kerangka teori yang digunakan, dan metode MDA mana yang dipergunakan. Contoh Framing Pokok Permasalahan Rusan masalah : bagaimana majalah Koleksi Angkasa mengemas pemberitaan mengenai realitas Perang Hizbullah-Israel pada bulan Juli-Agustus 2006 ? 1.3. Tujuan Penelitian untuk mengetahui konstruksi realitas majalah Edisi Koleksi Angkasa mengenai pemberitaan Perang Hizbullah-Israel pada bulan Juli-Agustus 2006. 3.4. Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah meneliti teks dan gambar dalam artikel yang termuat dalam Edisi Koleksi Angkasa XXXVI : Perang Hizbullah – Israel. 3.5. Fokus Penelitian Fokus penelitian yang akan dibahas oleh peneliti adalah artikel yang dimuat oleh majalah Edisi Koleksi Angkasa XXXVI : Perang Hizbullah – Israel, yang terbit pada bulan November 2006. Contoh Semiotika 1.2. Perumusan Masalah Pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Bagaimana pengiklan menggunakan tanda-tanda yang berkaitan dengan posisi gender perempuan dalam iklan televisi (TVC) Softex ‘Karena Wanita Ingin Dimengerti’versi Andra Asmasoebrata, Esther J Jusuf, dan Irene K. Sukandar? b. Makna apa yang terbentuk melalui tanda-tanda audio visual pada iklan televisi (TVC) Softex ‘Karena Wanita Ingin Dimengerti’versi Andra Asmasoebrata, Esther J Jusuf, dan Irene K. Sukandar ? c. Ideologi apa yang dibawa oleh pengiklan di dalam iklan tersebut? 1.3. Tujuan Penelitian a. Mengetahui tanda-tanda yang berkaitan dengan posisi gender perempuan di dalam iklan televisi (TVC) Softex. b. Menemukan makna yang terbentuk melalui tanda-tanda yang digunakan dalam iklan televisi (TVC) Softex. c. Mengetahui ideologi yang dibawa oleh pengiklan dalam iklan televisi (TVC) Softex. Contoh Semiotika 3.3. Metode Penelitian ...........dalam penelitian ini adalah metode semiotika. “Metode semiotika pada dasarnya bersifat kualitatif-interpretatif (interpretation), yaitu sebuah metode yang memfokuskan dirinya pada “tanda” dan “teks” sebagai obyek kajian, serta bagaimana peneliti “menafsirkan” dan “memahami kode” (decoding) di balik tanda dan teks tersebut”. 3.4. Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah tanda-tanda termasuk satuan terkecil (signeme) yang ada pada tiga struktur teks iklan televisi Softex. signifier-signifier dalam analisa iklan ini meliputi gambar (visual), warna, suara (audio : music dan sound effect), tulisan (title, sub title, caption), yang terdapat pada teks iklan tersebut serta durasi iklan. 3.7. Analisis Data Dalam proses analisis akan dipilih beberapa frame dari story line yang menggunakan berbagai tanda yang berkaitan dengan posisi gender perempuan dalam iklan, selanjutnya analisis dibuat dengan meminjam model analisis Barthes. Seperti dikutip Alex Sobur dari Cobley dan Jansz yang mengatakan : “Barthes menganalisis iklan berdasarkan pesan yang dibawanya, yaitu (1) Pesan linguistik berupa semua kata dan kalimat di dalam iklan; (2) pesan ikonik yang terkodekan berupa konotasi yang muncul dalam foto iklan, yang dapat berfungsi jika dikaitkan dengan sistem tanda yang lebih luas dalam masyarakat dan (3) pesan ikonik tak terkodekan yaitu denotasi dalam foto iklan”. Contoh Analisis Wacana 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana program infotainment Kasak Kusuk Invetigasi mengkonstruksikan pemberitaan mengenai konflik rumah tangga pasangan artis Ahmad Dani dan Maia Ahmad? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji mengenai konstruksi program infotainment Kasak Kusuk Invetigasi mengenai konflik rumah tangga pasangan artis Ahmad Dani dan Maia Ahmad yang ditayangkan stasiun televisi SCTV pada tanggal 28 April 2007. Thank You