imunisasi aktif - FK-UII

advertisement
IMUNISASI DARI
PERSPEKTIF MEDIS
PENYAKIT-PENYAKIT YANG DAPAT
DICEGAH DG IMUNISASI (PD3I),
SAVE INJECTION,
SOSIALISASI VAKSIN BARU
Dr.Soeroyo Machfudz, MPH, Sp.AK
Konsultan Tumbuh Kembang Anak
Fak.Kedokteran Univ.Islam Indonesia
Pengurus Komda KIPI Prop DIY
HP 0811283521
Riwayat Hidup Singkat
:
Dr. Soeroyo Machfudz, MPH, SpA(K)
Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial,
Master of Public Health (Mobidity, Growth & Development) no HP 0811283521
Jabatan
1.
Ketua Satgas Perlindungan Anak PP IDAI 2011-2014
2.
Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia 2008-2011
3.
Pengurus Komda KIPI Prop. DIY
4.
Ketua Departemen Anak FK-UII Yogyakarta
5.
Anggota Forum Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) Prop. DIY
6.
Ketua Peristi RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta
7.
Anggota UKK Tumbuh-Kembang PP IDAI 2002-2014
8.
Dosen di Stikes Aisyiyah, Poltekes Kemenkes DIY, FKM-UAD
Riwayat Singkat Pendidikan / Pelatihan / Kongres :
1.
1988 : Dokter Spesialis Anak FKUGM
2.
1995 : Short Course of HIV-AIDS, Brown Univ, Providence - USA
3.
1998 : Master of Public Health & Epidemiology, Umea, Sweden
4.
2002 : Konsultan Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial
5.
2003 : Mother & Child Health Handbook Cource, Osaka-Tokyo - Japan
6.
2005 : Vaccinology Training Malang, Jakarta
7.
Participants IPC Mexico, Greece, South-Africa, Melbourne
8.
Participants APF Malaysia, Shanghai, Philiphine, Singapure, Bangkok, Hongkong
,
Dr. SOEROYO MACHFUDZ, MPH, Sp.AK
P’didikan : FK_PPDS-1-IKA_UGM, Konsul’n TK
Brown Univ.-USA, Umea Univ,-Swedia
MCH-Handbook, Tokyo, Osaka, Japan
Istri : SITI MUNAFIATI
ANAK
• Reny M, SE-Ak, M.CF
• Ririn M, Dr.
• Rossy AM, ST, M.Ts.
• Restu MA, Dr.
CUCU
R. Hanim M
R. Maryam
R. Hasna
M.A. Romeo M
Rakha Pandya W.
Rayi AM
MAU DIIMUNISASI
( STRESS ??? )
Langkah terbaik
agar tidak terkena penyakit :
VAKSINASI
Polio menghentikan tawa & canda
anak-anak kita !
DAMPAK TIDAK DIIMUNISASI
Polio tidak dapat
Diobati !
Keinginan Semua Orang Tua
Semua Anak :
• SEHAT, tidak sakit, tidak cacat
Tumbuh kembang optimal
– Fisik kuat
– Cerdas, kreatif
– Berperilaku baik
(psiko-sosial)
Konvensi Hak-hak Anak 1990
Undang-undang Perlindungan Anak 2002
• Untuk Kepentingan terbaik bagi anak
• Non diskriminatif
• Hak untuk :
• Kelangsungan hidup
• Tumbuh Kembang Optimal
• Perlindungan (IMUNISASI)
• Mengemukakan pendapat
ORANG TUA
ANAK
• TUMBUH
KEMBANG
OPTIMAL
• GENETIK
• LINGKUNGAN
FISIKOBIOPSIKOSOSIAL
• NUTRISI
• IMUNISASI
•
•
•
•
POLA ASUH
STIMULASI
DETEKSI
INTERVENSI
10 LANGKAH MENUJU
TKA OPTIMAL
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
“WANTED PREGNANCY & CHILD”
TIDAK MUNGKIN INSTAN
ORANG TUA SEBAGAI FIGUR IDOLA
SINKRONISASI ORANG TUA / PENGASUH
JANGAN MENGELUH MASALAH ANAK
JANGAN MENUNDA KEBUTUHAN ANAK
PENDEKATAN PENUH KASIH SAYANG
MANAGEMEN BOTTOM-UP
PENANAMAN AQIDAH & AKHLAK KARIM
PEMENUHAN GIZI & KESEHATAN
………….. IMUNISASI ……………..
Kematian Bayi dan Balita Indonesia
Survey Kesehatan Rumah Tangga dan Demografi dan Kesehatan
• Kematian Bayi
(0 – 12 bulan) :
• Kematian Balita
(0 – 60 bulan) :
– 18 bayi tiap jam
– 24 balita tiap jam
– 1 bayi tiap 3,1 menit
– 1 balita tiap 2,5 menit
Penyebab Kematian Bayi dan Balita Indonesia
Survey Kesehatan Rumah Tangga dan Demografi dan Kesehatan
Penyebab kematian Bayi
(0 – 12 bulan)
Penyebab kematian Balita
(0 – 60 bulan)
• Masalah bayi baru lahir (perinatal)
34,7 %
• Infeksi saluran nafas
(pneunomia)
22.8 %
• Infeksi Saluran Nafas (pneumonia)
27,6 %
• Diare (+ sal cerna)
19,1 %
• Penyakit syaraf
11,8 %
• Tifus
11,0 %
• Lain-lain
35,3 %
• Diare (+Saluran cerna) 13,7 %
• Tetanus
• Kelainan syaraf
• Lain-lain
3,4 %
3,2 %
17,4%
Upaya Pencegahan Penyakit Bayi dan Balita
• PENEGAHAN UMUM, TIDAK SPESIFIK
(promotif, preventif)
• IMUN IS ASI....TIDAK BENAR
• ASI, MP-ASI, Perbaikan Gizi
• Kebersihan perorangan, sumber air, lingkungan
• Tidak mampu melindungi kalau kuman
banyak dan berbahaya mis WABAH
• Bukti : dinegara-negara maju 
imunisasi tetap dilakukan rutin
Upaya Pencegahan Penyakit
Bayi dan Balita
• Pencegahan SPESIFIK : IMUNISASI
• Effisien, effektif terhadap penyakit berbahaya
– Tuberkulosis, Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus,
Campak, Radang Paru, Radang Selaput Otak dll
• Dalam 2 – 4 minggu kebal terhadap penyakit berbahaya
• Semua negara dengan gizi baik, lingkungan bersih :
tetap melakukan imunisasi sejak tahun 1950an
sampai sekarang
SANGAT PENTING
– PELAYANAN IMUNISASI
– KONSULTASI BAYI – ANAK SEHAT :
•
•
•
•
ASUPAN NUTRISI & GIZI ISTIMEWA-ADEKUAT
GROWTH MONITORING
PERKEMBANGAN OPTIMAL
MASALAH KESEHATAN & PENYAKIT
• KOMPREHENSIF HOLISTIK
Kalau banyak orang tua menolak imunisasi ?
• Mudah tertular penyakit berat dan berbahaya
• Wabah : Sakit berat, cacat, meninggal
• Kerugian masyarakat sosial ekonomi rendah
– ANAK SAKIT, CACAT, KEMATIAN...(JA-TIM!!!)
– Wabah difteri di sebagian Sumatera !!!
– KUALITAS GENERASI MENDATANG?????
• Melanggar Hak-hak anak, UU Kesehatan,
UU Perlindungan Anak, ps 4, 8, 77
UU Perlindungan Anak 2002, UU Kesehatan 2009
UU Kesehatan 2009 : Setiap orang berhak memperoleh
pelayanan kesehatan
UU Perlindungan Anak no 23 / 2002
• Pasal 4: Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang,
serta mendapat perlindungan
• Pasal 8: Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan
• Pasal 77: Setiap orang yang dengan sengaja melakukan tindakan :
b. penelantaran terhadap anak yang mengakibatkan anak
mengalami sakit / penderitaan, baik fisik, mental, maupun sosial,
c. dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun
dan/atau denda paling byk Rp 100.000.000, (seratus juta rupiah).
: dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi
IMUNISASI HALAL&TOYYIB
•
•
•
•
•
PASEN & ORTUNYA
MASYARAKAT
PEMERINTAH
BIDAN & DOKTER
ORGANISASI PROFESI
Tujuan
• Mengetahui pentingnya imunisasi
• Pendekatan thd kelompok
Black Campaign Immunization
• Immunisasi PPI : jadual, cara, dosis,
kontraindikasi, efek samping, rantai
dingin, dll
• Imunisasi non-PPI
Pendahuluan
• Dengan imunisasi (PD3I) --> kesakitan & kematian balita menurun
• INDONESIA :
– 1974 : bebas cacar
– 1989 : 96 % kecamatan BCG, DPT, Polio, campak
– 1997 : Hepatitis B
– 2004 : DPT-Hep.B combo
– 2013 : DPT-Hep.B-HIB combo
• Tujuan PPI :
– Eradikasi polio, eliminasi campak, tetanus mat&neo (2015)
– UCI desa, min 80% imunisasi lengkap (2014)
– Terselenggaranya Pemberian imunisasi yang aman serta
Pengelolaan limbah Medis
11/25/2015
1
IMUNISASI PROGRAM
•
•
•
•
•
•
•
•
TUBERKULOSIS (SEKUNDER)
HEPATITIS B
DIFTERI
PERTUSIS
TETANUS
POLIO
CAMPAK
RADANG SELAPUT OTAK
IMUNISASI NON-PROGRAM
•
•
•
•
•
•
•
•
DIARE (VIRUS)
ISPA ATAS (INFLUENZA)
PNEUMONIA
CAMPAK, GONDONG & RUBELLA
CACAR AIR
HEPATITIS A
TIFES ABDOMINALIS
Ca CERVIX
Aspek immunologi vaksinasi
• Kekebalan:
– Non spesifik :
• kulit, air mata, asam lambung, urin, bersin dll
• Seluler : makrofag, lekosit dll
– Spesifik :
• Pasif : didapat dan dibuat.
• Aktif : didapat dan dibuat
Vaksinasi
• Prinsip imunisasi adalah : tinggi imunogenitas dan
rendah reaktogenitas
• Klasifikasi:
– Program Pengembangan Imunisasi ( PPI ): Hep B uniject, BCG, Anti Polio, DPT-Hepatitis Combo, Campak,
DPT-HIB-Hepatitis B Combo (Penta-Bio)
– Kandungan Antigen :
• Vaksin hidup yang dilemahkan ( BCG, OAP, Campak)
• Vaksin Mati: Toksoid, rekombinan, konjugasi, sel
utuh, sebagian sel (Hepatitis B, DPT, DPaT, HiB, IPV)
Usia mulai diberikan vaksinasi:
• Usia termuda risiko terpapar
• Usia spesifik mampu membentuk respon imunologi
terhadap vaksin
• Kemungkinan berinterferensi dengan antibodi
maternal
• Usia spesifik risiko terhadap komplikasi yang
berhubungan dengan vaksinasi
• Ketersediaan program (Alhamdulillah…….HIB)
• Rekomendasi:
– Usia termuda risiko terpapar penyakit
– Mampu membentuk respon antibodi
– Tanpa efek samping
• Interval antar vaksin:
– Vaksin yang sama:
• PANJANG…….. YES, shg tidak diperlukan
pengulangan vaksinasi dari awal
• PENDEK……….NO, mungkin akan
berpengaruh dengan respon pembentukan
antibodi dan perlindungan
• 2 vaksin hidup minimum 4 minggu
• 2 vaksin mati minimum 2 minggu
• Tidak ada kontraindikasi pemberian
beberapa vaksin bersamaan
( Vaksin Combo …. Penta-Bio )
Aturan pemberian vaksin
• Penjelasan : tujuan, kmngkn efek samping
• Cari kontraindikasi : meminimalkan efek
samping : Cek list (dentitas, dll), antisipasi
dan siapkan alat resusitasi
• Lihat jadwal, “catch up vaccination”.
• Tehnik yang benar: dosis, tempat suntikan,
tindakan aseptik, rantai dingin
• Pencatatan dan pelaporan : termasuk KIPI
Kontraindikasi/general precautions
• Permanent :
– Reaksi berat setelah vaksinasi sebelumnya
DPT : ensefalopati, syok, menangis terus
menerus 3 jam, suhu > 40,5 C dalam 48 jam,
kejang dalam 3 hari, SGB dalam 6 minggu
• Temporary:
– Vaksin hidup: kehamilan, imunodefisiensi,
setelah transfusi / terapi imunoglobulin
– Menderita penyakit berat / sedang
Bukan Kontraindikasi
• Penyakit ringan dg/tanpa demam ringan
• Reaksi ringan/demam ringan setelah
vaksinasi sebelumnya
• Dalam terapi antibiotika
• Terpapar penyakit, masa penyembuhan
• Menyusui, malnutrisi, prematur
• Alergi terhadap bukan komponen vaksin
• 
missed opportunity
Efek samping ( umum )
• Bervariasi : ringan – berat, lokal – sistemik,
segera – tertunda
• Lokal :
– Nyeri, bengkak, kemerahan tempat suntikan
– Biasanya vaksin dgn adjuvant ( DPT< TT< DT )
– Biasanya ringan , sembuh sendiri
• Sistemik :
– Demam, lesu, sakit kepala
– Vaksin hidup: gejala seperi infeksi alamiah, ringan,
setelah inkubasi
– Apakah alergi terhadap komponen vaksin lainnya ?
– Jarang, dapat diminimalkan dengan screning
Potensi vaksin
• Produk biologi yang rentan thd kehilangan
potensi bila penanganannya tidak baik
• Sekali rusak, potensi hilang, irreversibel
• Biasanya disimpan : 2-8 C, kec HB Uniject
• Pemeriksaan fisik/ mata tidak dapat
mendeteksi kerusakan
• “Cold chain”
IMUNISASI
•
•
•
•
•
•
BCG
CAMPAK
POLIO
HEPATITIS B
DPT-Hepatitis B
DPT-HIB-Hep.B
(Penta-Bio)
PD 3 l
•
•
•
•
•
•
•
•
•
MMR
HIB
TYPHUS ABD
CACAR AIR
HEPATITIS A
INFLUENSA
PNEUMOKOKUS
CEFARIX
ROTARIX
Prosedur vaksinasi
• Penyimpanan dan transportasi vaksin
• Persiapan pemberian :
– anamnesis, umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya,
riwayat KIPI, Indikasi kontra dan perhatian khusus
– Informed consent : manfaat, risiko KIPI
– pemeriksaan fisik
• Cara pemberian
– dosis, interval
– Lokasi, sudut, kedalaman
• Pemantauan KIPI
• Sisa vaksin, pemusnahan alat suntik
• Pencatatan dan pelaporan
Jenis-jenis Vaksin
Vaksin Bakteri
Vaksin
Hidup
Vaksin
Inaktif
•Campak
• Parotitis
• Rubela
• Varisela
• BCG
• Difteria
• Tetanus
• Pertusis
• Kolera
Vaksin Virus
• Meningo
• Pneumo
• Hib
• Typhim Vi
• Influenza
• IPV
• OPV
• Yellow
Fever
• Rabies
• Hepatitis B
• Hepatitis A
Vaksin – vaksin Baru
• Vaksin kombinasi (DPT-Hep.B)
• Vaksin polio injeksi = In-active (injectable)
polio vaccine (IPV)
• Penta_Bio : kombinasi (DPT-HIB-Hep.B)
Vaksin Hepatitis B
• Penyimpanan : 2 – 8 º C, uji kocok
• Penyuntikan : intramuskular, jangan di gluteal
• KIPI : reaksi lokal kemerahan, nyeri, bengkak, demam
ringan 2 hari. Reaksi sistemik : mual muntah, sakit kepala,
nyeri otot, sendi
Indikasi
Prevalensi hep.B sedang atau tinggi
Petugas kesehatan yang sering kontak dengan pasien
Hep.B dan juga kontak dengan darah
Penerima transfusi darah, hemodialisis
Bayi dari ibu karier
Pasangan sex berganti-ganti
• Indikasi kontra
– DEMAM TINGGI
Vaksin Polio Injeksi
(Injectable/inactivated Polio Vaccine = IPV)
Vaksin Polio Injeksi (inactivated
/injectable polio vaksin = IPV)
•
•
•
•
•
•
Imovax polio, virus polio mati
tidak ada risiko VAPP dan VDPP
penyimpanan : 2 – 8º C stabil 3 thn
(OPV 6 bln)
serokonversi IPV > OPV (Kenya)
sudah digunakan di negara maju sejak 2002
(Malaysia 2006)
VAPP: Vaccine Associated Paralytic Polio
VDPV: Vaccine Derived Polio Virus
• Pada saat replikasi ini bisa terjadi MUTASI
VIRUS asal vaksin yang dikenal dengan reversi
menyebabkan virus polio yang sebelumnya
sudah dilemahkan kembali kebentuk yang lebih
NEURO-VIRULENT. Terjadilah VAPP,
selanjutnya virus lalu diekskresi melalui tinja
sebagai VDPV
• VAPP adalah bentuk KIPI dari OPV.
Dr. Lina H. Soemara, National Polio Lab PT. Bio Farma
Risiko VAPP menurut WHO
•
•
•
•
Dosis pertama OPV
Dosis berikutnya
Kontak
NID / PIN
-
1:1.4 – 3.4 juta dosis
1:5.9 juta dosis
1:6.7 juta dosis
1:6 juta dosis
IPV
• KEUNTUNGAN
–
–
–
–
–
–
Tdk ada risikp VAPP
Tdk ada risiko VDVP
Dpt utk Imm.compromised
Kekebalan humoral
Imunitas tinggi, konstan
Tersedia dlm bentuk
Vaksin kombinasi
– Stabil dlm penyimpanan
• KERUGIAN
– Kekebalan usus minimal
– Tidak menimbulkan
kekebalan kelompok
– Mahal (untuk single dose)
Vaksin BCG kering + pelarut
Vaksin BCG
• Mycobacterium bovis hidup yang dilemahkan Setelah
dilarutkan, dlm suhu 2 – 8 º C , hanya bertahan 3 jam
• Kering : simpan dlm suhu 2 – 8 º C, lebih baik dalam
freezer, Jangan kena sinar matahari
• Dosis : 0.05 ml intrakutan, deltoid kanan
• Mencegha Tbc post-primer
• KIPI :
– Ulkus superfisial 3 minggu pasca vaksinasi,
sembuh dlm 2 – 3 bln
– Bila terlalu banyak / subkutan: ABSES DINGIN di
kelenjar getah bening regional
Vaksin DTPw (whole cells) dan TT
Vaksin Difteri Tetanus Pertusis
• Pertusis : bakteri mati, teradsorbsi dlm Al fosfat
• Simpan dan transportasi dalam 2 – 8 º C, JANGAN
DLM FREEZER
• Kocok sampai homogen, bila ada gumpalan atau
endapan jangan digunakan.
• KIPI
– Merah, bengkak, nyeri, demam
– Gelisah, menangis terus, Kejang, ensefalopati
– Anafilaktik
Vaksin Campak + pelarut
Vaksin Campak
• Virus hidup dilemahkan, Jangan kena sinar matahari
• Vaksin kering : simpan < 0-8º C, lebih baik-20 º C.
• Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 – 8 º C bertahan hanya
maksimum 8 jam
•
•
•
•
Dosis 0,5 ml, subkutan, di deltoid lengan atas
KIPI : demam ringan, kemerahan, timbul 8-12 hr kmd
Ensefalitis 1 : 1 juta dosis
PROTEKSI : mulai 2 minggu setelah vaksinasi
• BIAS : ulangan campak saat masuk SD
Vaksin Haemophilus influenza b
(HIB)
Vaksin Haemophyllus influenzae type b
( Act-HIB®, Hiberix®)
•
•
•
•
•
2 - 8º C, jangan beku
Suspensi berkabut keputihan : normal
Kombinasi dgn DPT & Hep.B ... Penta-Bio
< 2 thn : paha mid anterolateral
> 2 thn : deltoid
Vaksin kombinasi
(KOMBO)
• DPT kombo : kombinasi DPT+Hep.B
• Penta-Bio : kombinasi DPT+HIB+Hep.B
• Kontra indikasi dan KIPI
– Sama dengan komponen masing-masing vaksin
Jenis, usia pemberian, jumlah pemberian
& interval minimal imunisasi pada bayi
Jenis
imunisasi
Usia
pemberian
Hepatitis B
BCG
Polio OPV
Polio IPV
DPT-HB-HIB
Campak
0 – 7 hari
1 bulan
1,2,3,4 bln
2,3,4 bln
2,3,4 bln
9 nulan
Jumlah
pemberian
1
1
4
3
3
1
Interval
minimal
4 minggu
4 minggu
4 minggu
-
Jenis, usia pemberian, jumlah pemberian
imunisasi pada batita (bawah 3 tahun)
Jenis imunisasi
DPT-HB-HIB
Campak
Usia pemberian Jumlah pemberian
18 bulan
24 bulan
1
1
Jenis & pemberian imunisasi pada
Anak klas 1 SD
Jenis imunisasi
Waktu pemberian
Keterangan
Campak
DT
Bulan Agustus
Bulan November
Bulan Imun.
Anak Sekolah
(BIAS)
Jenis & pemberian imunisasi pada
Anak klas 2 dan 3 SD
Jenis imunisasi
Waktu pemberian
Keterangan
Td
Bulan November
BIAS
Anamnesis / KIE :
– Cek identitas, vaksinasi yang telah didapat
– Umur, jarak dgn vaksinasi sebelumnya
– Informed consent : manfaat dan KIPI. Di Indonesia
(Permenkes no. 585 /1989 ttg Persetujuan Tindakan
Medik) pernyataan tertulis hanya untuk tindakan
diagnostik atau terapeutik , vaksinasi belum perlu
– Indikasi kontra, perhatian khusus, penyakit, obat
– Penanggulangan KIPI seandainya terjadi
– Rutin pediatrik…… konsultasi bayi sehat :
• Asupan nutrisi, miksi, defekasi, tidur
• Pertumbuhan dan perkembangan
– HARUS TULIS jadual vaksinasi berikutnya
Persiapan pemberian vaksin :
• Cuci tangan dengan antiseptik
• Baca nama vaksin, tanggal kadaluwarsa,
• Teliti kondisi vaksin apakah masih layak : warna
indikator VVM
• Kocok : penggumpalan, perubahan warna
• Alat suntik : sekali pakai
• Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis
• Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak
VVM = Vaccine Vial Monitor
Mengatasi ketakutan dan nyeri
•
•
•
•
•
•
•
Jangan menakut-nakuti bayi & anak
Empati, jangan dipaksa dengan dipegang kuat2
Diajak bicara, dielus-elus, ditenangkan
Bayi baru lahir : diberi sukrosa dilidahnya
Lidocaine topikal : 10 menit sebelum disuntik
Anak : ajak bicara, bacakan cerita, musik
Dipijat atau digoyang-goyang sesudah vaksinasi
Teknik dan posisi penyuntikan
•
•
•
•
•
•
•
Bayi digendong pengasuh,
Anak dipeluk dipangkuan menghdp pengasuh
Otot yang akan disuntik dalam posisi lemas
Tungkai : sedikit rotasi ke dalam
Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku
Jarum disuntikan dengan cepat
Bila suntikan lebih dari 1x, disuntikan
bersamaan ditempat yang berbeda
Teknik penyuntikan dan
penetesan vaksin
Intramuscular
Subcutaneous
e.g. hepatitis A and B,
DTP
e.g. measles, mumps,
rubella, varicella
Intradermal
Oral
e.g. polio
BCG
Pencatatan Vaksinasi
•
•
•
•
Nama dagang, produsen,
No. lot / seri vaksin,
Tanggal penyuntikan
Bagian tubuh yang disuntik (deltoid
kiri, paha kanan, dll)
Safe injection :
MENGAPA PERLU ???
• Imunisasi rutin
• Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)
• Suntikan dapat menularkan : Hepatitis B,
Hepatitis C, HIV, jamur, parasit, bakteri,
menyebabkan abses
• Penyebaran melalui suntikan LEBIH CEPAT
daripada melalui udara, mulut atau seks
Safe Injection
Aman bagi
 yang disuntik
 penyuntik
 lingkungan
Tidak aman bagi yang DISUNTIK (1)
• Vaksin :
–
–
–
–
–
–
Suhu > 8° C, atau VVM telah terpapar panas
Botol vaksin bocor, retak, atau terpasang jarum
Ada partikel dalam larutan
Telah dilarutkan lebih dari 6 jam
Beku : DPT, DT, TT, HepB, Hib (tdk boleh beku)
Uji kocok tetap menggumpal (kecuali HepB & Hib)
Tidak aman bagi yang DISUNTIK (2)
• Alat suntik
– Spuit disposable dipakai ulang
– Hanya mengganti jarum
– Tidak dibersihkan dulu langsung disterilkan
– Menyentuh ujung jarum
Tidak aman bagi yang DISUNTIK (3)
• Melarutkan / Pengambilan vaksin :
–
–
–
–
Cairan pelarut untuk vaksin lain, atau > 8° C
1 spuit diisi beberapa dosis sekaligus
Jarum ditinggalkan menancap di vial
Mencampur isi 2 vial
• Lokasi, posisi , kedalaman penyuntikan
• Tidak ada alat / obat gawat - kedaruratan
Tidak aman bagi PENYUNTIK
• Menekan luka berdarah dengan jari
• (semua cairan tubuh dapat menularkan kuman)
• Membawa atau meletakkan alat suntik bekas
sembarangan (tdk langsung membuang ke kotak limbah)
• Menyentuh atau mencabut jarum suntik
• Menutup kembali (recapping) jarum suntik
• Mengasah jarum bekas
• Memilah-milah tumpukan jarum bekas
• Tidak ada alat / obat gawat darurat
Tidak aman bagi lingkungan
• Meninggalkan alat suntik bekas sembarangan
Download