BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya masalah komunikasi disebabkan oleh adanya pemahaman yang kurang mengenai faktor-faktor penting dan sangat diperlukan dalam berkomunikasi. Seperti faktor komunikator dan komunikan yang berfungsi sebagai pelaku penting dalam komunikasi, pesan atau message yang menjadi unsur utama dalam memberikan makna dan pemahaman untuk orang lain. Pesan bertujuan untuk mempengaruhi persepsi masyarakat sesuai dengan tujuan pribadi komunikator. Media berfungsi sebagai perantara arus komunikasi, komunikasi yang bersifat langsung maupun tidak langsung. Dengan menggunakan media, komunikator akan lebih mudah mengirimkan pesannya tanpa harus terpengaruh oleh tempat, waktu, maupun jarak antara komunikator dengan komunikan. Dan yang terpenting adalah efek atau feedback dari komunikan terhadap pesan yang sudah disampaikan. Kegiatan Public Relations berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara pihak internal maupun eksternal organisasi. Perbedaan pokok antara fungsi dan tugas humas yang terdapat di instansi pemerintahan dengan non pemerintah adalah ada tidaknya unsur komersial walaupun humas pemerintahan juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, 1 2 promosi dan periklanan. Joko Widodo atau sering dikenal dengan sebutan Jokowi merupakan salah satu pemimpin yang menjadikan dirinya sendiri seorang Public Relations bagi setiap program yang akan ia jalankan. Kegiatan PR yang ia kerjakan diantaranya adalah dengan menyampaikan informasi secara langsung mengenai Program Relokasi Blok G Tanah Abang kepada para pedagang kaki lima. Sebelum kegiatan relokasi berlangsung Jokowi mendatangi para PKL di Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat dengan memberikan berbagai penyuluhan mengenai program relokasi, waktu relokasi, persyaratan maupun tata cara proses relokasi serta tempat yang akan dijadikan sasaran relokasi yakni Blok G Tanah Abang Jakarta Pusat. Selain itupun Jokowi mengadakan kegiatan musyawarah dengan beberapa pedagang kaki lima sehingga akhirnya pada pedagang bersedia mengikuti segala peraturan mengenai program relokasi yang akan dijalankan. Humas pemerintahan lebih menekankan pada public service demi meningkatkan pelayanan umum dan gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat diperlukan. Gaya kepemimpinan tersebut mempunyai banyak fungsi yang dapat berdampak kepada kinerja pegawai didalam instansi, sebagai alat pendorong bagi keberhasilan kerja suatu organisasi atau perusahaan, menciptakan dan membentuk reputasi perusahaan, serta meningkatkan budaya organisasi yang melekat pada diri organisasi itu sendiri. Pada tahun 2013, Jakarta memiliki banyak permasalahan yang menjadi topik pembicaraan masyarakat Jakarta, Indonesia, maupun 3 masyarakat dunia. DKI Jakarta menjadi sorotan media massa, dikarenakan banyak perubahan drastis yang terjadi pada ibukota negara ini. Semenjak DKI Jakarta dipimpin Jokowi, Jakarta mengalami perubahan yang luar biasa. Pemerintah daerah DKI Jakarta banyak melakukan perubahan di beberapa wilayah DKI Jakarta khususnya wilayah Jakarta Pusat. Keunikan gaya kepemimpinan “blusukan” yang dimiliki oleh Gubernur Jokowi membuat pemerintah provinsi ini terasa lebih dekat dengan masyarakat DKI Jakarta, sehingga masyarakat menyebut gaya kepemimpinannya dengan gaya demokrasi jalanan. Masyarakat tidak canggung memberikan segala kritikan serta sarannya demi perubahan Jakarta yang lebih baik lagi kepada Jokowi dan Ahok khususnya yang berkaitan dengan program kerja yang akan dilakukan untuk menuntaskan berbagai permasalahan di Jakarta, seperti kemacetan, banjir, kemacetan, kebersihan dan penataan pedagang kaki lima. Dengan gaya kepemimpinan blusukannya itu, Jokowi sering menjadi bahan pemberitaan di media massa baik nasional maupun internasional. Dalam pemberitaan tersebut mengatakan bahwa gaya kepemimpinan yang Jokowi miliki sangat berpengaruh kepada suksesnya semua program yang ia rencanakan. Jokowi dianggap sebagai kebalikan dari pemimpin Indonesia saat ini. Karena, dia tidak pernah sungkan untuk bertanya langsung kepada warganya. Bukan itu saja, Jokowi juga kerap mendekati warga apabila ada programnya yang akan segera dijalankan. 4 Gaya kepemimpinan blusukan tersebut membuat warga masyarakat terasa lebih dekat dengan pemimpinnya, sehingga mereka tidak segan untuk berkomentar bahkan memberikan masukan kepada Jokowi. Terbukti, sampai saat ini telah banyak program yang terbukti berhasil dan mampu merubah keindahan kota Jakarta. Program- program tersebut antara lain adalah program : 1. Pembenahan permasalahan pendidikan dan kesehatan melalui Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS). 2. Penertiban pedagang kaki lima (PKL) skala besar seperti di wilayah Tanah Abang, Jakarta Pusat. Dan sebagainya. 3. Pembenahan pemukiman seperti kampung deret, pembangunan dan relokasi rumah rusun. 4. Normalisasi waduk seperti waduk Ria Rio dan waduk Pluit. 5. Pembenahan saluran air, melalui program JEDI. 6. Penertiban dalam hal transportasi yakni, pendirian PT Transjakarta, pengandangan Metromini dan Kopaja, peluncuran bis wisata. Beberapa program yang telah dilakukan terbukti menuai kesuksesan, maka peneliti memutuskan untuk mencari dan mengetahui persepsi para masyarakat yang sudah berinteraksi secara langsung dengan Jokowi untuk mengukur gaya kepemimpinan yang Jokowi miliki. Sehingga, pada akhirnya peneliti memutuskan untuk mengadakan survey terhadap para pedagang kaki lima Blok G Tanah Abang, Jakarta Pusat. 5 Tanah Abang merupakan pusat perdagangan tekstil terbesar dan pasar paling sibuk di Asia. Pasar ini telah berdiri sejak 250 tahun lalu. Didirikan oleh seorang Kapten Cina yang bernama Phoa Bhingam, yang kala itu meminta izin kepada pemerintahan Belanda untuk membuat suatu terusan pada tahun 1648. Terusan ini bernama Molenvliet yang berfungsi sebagai sarana transportasi untuk mengangkut hasil bumi dengan menggunakan perahu ke arah selatan sampai dekat hutan. Phoa Bhingam sendiri memiliki perkebunan tebu beserta dengan tempat penggilingannya yang berada di daerah Tanah Abang. Karena melimpahnya hasil-hasil perkebunan di daerah tersebut, maka timbulah suatu gagasan dari Justinus Vinck untuk mengajukan permohonan mendirikan suatu pasar atas tanah miliknya di daerah Tanah Abang dan daerah Senen. Setelah mendapat izin dari Gubernur Jendral Abraham Petrus pada tanggal 30 Agustus 1735, Justinus Vinck membangun dua buah pasar yakni pasar Tanah Abang dan pasar Senen. Peranan Kali Krukut yang berada di dekat pasar Abang menjadi penting dan ramai dikunjungi oleh perahuperahu yang memuat barang-barang yang akan dijual ke pasar Tanah Abang. Karena perkembangan penduduk yang sangat pesat, terutama setelah urbanisasi dari daerah-daerah lain di Indonesia berdatangan ke Jakarta. Kampung Tanah Abang tidak luput menjadi sasaran para pendatang yang ingin mengadu nasib di Tanah Abang. Mata pencaharian mereka 6 sekarang beralih menjadi pedagang, buruh, pegawai negeri maupun swasta dan lain sebagainya.1 Kini ada sekitar 28 ribu pedagang yang tersebar di 6 lantai, dan juga ada ribuan PKL disisi jalan sehingga membuat macet jalan sekitar. Sangat tidak mudah memindahkan para PKL tersebut, dan tentu memerlukan solusi tepat untuk memindahkan PKL ketempat yang semestinya. Apalagi ikut campur tangan preman dengan peredaran uang keamanan yang demikian besar. Kondisi yang bertahun-tahun ada dan eksis tak pernah tersentuh tangan- tangan Gubernur DKI, maka Jokowi pun datang menjadi Gubernur yang menghadapi masalah Tanah Abang. Dan pada akhirnya, tepat pada tanggal 30 Juli 2013 para pedagang kaki lima setuju untuk pindah ke Blok G, dimana sekitar 1.000 kios telah didirikan. Keberhasilan Jokowi dalam menyelesaikan masalah di Tanah Abang sangat tidak mungkin terjadi dan sangat sulit dipercaya. Apa yang terjadi sesungguhnya adalah perubahan besar yang berawal dari keberhasilan langkah- langkah kecil. Jokowi membuktikan, bahwa kerja tidak akan mungkin hanya dilakukan dan diselesaikan dengan pemimpin dengan perangkat politik dan perangkat Pemerintah yang ada. Namun perubahan harus dilakukan pemimpin dan perangkatnya, bersama sama dengan rakyat dan lapisan terbawah dari masyarakat yang mengalami sendiri 1 permasalahannya. Blusukan yang dilakukan Jokowi tanpa Sumber : Dinas Komunikasi Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta. Referensi : Kampung Tua di Jakarta, Dinas Museum dan Sejarah, 1993. 7 pengawalan ketat membuatnya bisa memecahkan masalah langsung di lapangan. Dengan cara ini, seorang pemimpin bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi. 1.2. Perumusan Masalah Pemprov (Pemerintah Provinsi) DKI Jakarta merupakan salah satu organisasi yang bergerak di bidang pelayanan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan semua masyarakat DKI Jakarta. Untuk mengubah dan menata Ibukota DKI Jakarta menjadi lebih baik lagi, Gubernur Jokowi terlihat sangat bekerja keras dalam menyusun strategi program- programnya tersebut. Baik itu dalam bidang penataan tata ruang seperti waduk dan taman kota, kebersihan, kemacetan, banjir serta tak lupa dalam bidang keamanan dan ketertiban yang salah satunya adalah penataan pedagang kaki lima ( PKL ) Tanah Abang. Yakni pemindahan para PKL tersebut ke blok G Tanah Abang yang telah dikelola oleh Pemprov DKI Jakarta dan Walikota Jakarta Pusat. Semenjak program penataan ini pada tanggal 30 Juli 2013, sampai saat ini banyak para pedagang yang tidak mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta. Dalam permasalahan ini, peneliti ingin menggambarkan serta mengukur persepsi para pedagang mengenai gaya kepemimpinan Jokowi yang mereka rasakan saat ini. Karena pada akhir bulan November 2013, peneliti melihat beberapa pemberitaan mengenai gaya kepemimpinan yang Jokowi miliki sehingga sedikit 8 berdampak kepada berlangsungnya program-program yang akan ia jalankan. Sehingga rumusan masalah penelitian ini adalah “ Bagaimana persepsi pedagang kaki lima Blok G Tanah Abang mengenai gaya kepemimpinan Joko Widodo?” 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui, menggambarkan serta mengukur Persepsi Pedagang Kaki Lima Blok G Tanah Abang mengenai Gaya Kepemimpinan Joko Widodo. 1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1. Kegunaan Akademis Kegunaan akademis merupakan manfaat yang akan diperoleh dari penelitian yang dilakukan untuk kepentingan di bidang akademis (pembelajaran). Kegunaan akademis dari penelitian ini adalah : 1) Memberikan kontribusi dalam upaya menambah wawasan dan pengetahuan bagi para mahasiswa khususnya mengenai gaya kepemimpinan yang baik serta teknik komunikasi yang harus dimiliki seorang pemimpin bagi organisasi maupun publik masyarakat. 2) Untuk mengetahui dan mempelajari strategi komunikasi seorang pemimpin dalam mensukseskan semua program kerjanya. 9 1.4.2. Kegunaan Praktis Merupakan manfaat yang akan didapatkan dari penelitian demi kepentingan evaluasi (perbaikan) gaya kepemimpinan Pemprov DKI Jakarta. Kegunaan praktis penelitian ini, di antaranya : 1. Mengetahui secara langsung persepsi masyarakat mengenai gaya kepemimpinan Jokowi selama menjalankan tugas dan kewajibannya dalam mensukseskan program yang ia tetapkan. 2. Sebagai bahan evaluasi (pengukuran) untuk Gubernur DKI Jakarta. Sehingga diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai upaya perbaikan dan peningkatan gaya kepemimpinan yang diharapkan oleh masyarakat DKI Jakarta, khususnya masyarakat yang berkaitan langsung dengan program- program yang akan dijalankan oleh Jokowi beserta jajarannya.