Analisis Framing Ideologi Politik Jokowi Di Media Massa

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ideologi merupakan sebuah tatanan nilai dan paradigma yang diyakini oleh
manusia. Manusia dapat menjadi bermakna, humanis, konservatif, radikal, serta
fundamentalis dengan menanamkan ideologi dalam masyarakat. Realitas sosial,
politik, budaya, dan agama merupakan bagian terpenting dari lahirnya sebuah
ideologi (Destutt de Tracy, 1827). Kata ideologi berasal dari kata “ideo” yang
berarti gagasan – gagasan serta “logos” yang berarti ilmu. Secara etimologis
pengertian ideologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gagasan – gagasan
dan asal – usul ide (Trubus 2006).
Menurut Gramsci, ideologi tidak hanya berkutat pada tataran ide melainkan
berasal dari kehidupan kolektif masyarakat. Perdebatan mengenai konsepsi dan
interpretasi ideologi terus bergulir sehingga ideologi tidak dapat dimaknai secara
tunggal. Gramsci menilai ideologi berada di luar aktivitas politik praktis
masyarakat karena ideologi memiliki eksistensi material dalam berbagai aktivitas
tersebut.
Ideologi politik adalah himpunan nilai – nilai, ide, norma – norma,
kepercayaan, dan keyakinan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang
dalam menentukan sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang sedang
dihadapinya untuk menentukan tingkah laku politiknya (Budiarjo, 2008 :24).
Konsepsi ideologi dalam ranah politik terkait dengan gerakan politik yang terkait
oleh doktrin untuk membimbing tindakan politik serta idealitas dalam
masyarakat. Fungsi ideologi politik untuk menuntun, mendukung, mendorong,
dan membatasi tindakan – tindakan politik perseorangan, kelompok, maupun
negara (Karim 1990:2).
Bentuk – bentuk ideologi politik menurut Ian Adams (1993) terbagi atas
beberapa kelompok yang dapat menghasilkan paradigma baru meliputi
1
kapitalisme,
liberalisme
dan
demokrasi,
sosialisme,
nasionalisme
dan
internasionalisme, anarkisme, marxisme, rasisme dan fasisme, posmodernisme,
serta fundamentalisme agama. Suatu bentuk ideologi merupakan penggerakan
politik oleh kelompok atau golongan yang ingin melakukan perubahan terhadap
lembaga politik serta membangun suatu tata masyarakat yang baru.
Negara Indonesia pertama kali menganut paham ideologi politik pada masa
pemerintahan presiden Soekarno (masa jabatan presiden 1945 – 1967). Semasa
menjabat sebagai presiden terdapat 3 bentuk ideologi politik yang ditanamkan di
negara yaitu Nasionalisme, Islam dan Marxis. Paham ideologi politik yang
dibentuk oleh Soekarno didasari dengan pergerakan untuk melawan kapitalisme
dan imperialisme barat. Tragedi sumpah pemuda 1928 menjadi bukti sekat –
sekat ideologi mampu dikesampingkan demi kemerdekaan Indonesia. Kehidupan
politik
paska
proklamasi
kemerdekaan
Indonesia,
ideologi
politik
termanisfestasikan ke dalam partai politik.
Pada tanggal 9 Juli 2014, pemilu dilakukan dalam menentukan jabatan
presiden RI ke-7. Pada pemilihan terdapat 2 kandidat sebagai calon presiden dan
wakil presiden diantaranya Prabowo Soebianto (Ketua Umum Partai Gerindra) Hatta Rajasa (Ketua Umum Partai PAN) berlawanan dengan Joko Widodo
(Perwakilan dari Partai PDIP) – Jusuf Kalla (Mantan Wakil Presiden RI tahun
2004 – 2009). Hasil pemilu menentukan pasangan Joko Widodo – Jusuf Kalla
sebagai pemimpin negara Indonesia.
Joko Widodo merupakan presiden RI ke-7 dengan masa jabatan 2014 – 2019.
Kehidupan berpolitik dimulai dari menjabat sebagai Walikota Solo pada periode
2005 – 2011 kemudian menjadi Gubernur DKI Jakarta bersama Basuki Tjahja
Purnama pada masa periode 2012 – 2017. Pada tahun 2014 di usung oleh partai
PDI Perjuangan maju sebagai kandidat calon presiden RI 2014 – 2019. Model
kepemimpinan Jokowi yang bersifat “merakyat” serta prestasi – prestasi politik
yang diraih seperti Bung Hatta Anti Corruption Award tahun 2010 – 2013,
Piagam Anubhawa Sasana Kelurahan Menteri Hukum dan HAM, Akuntabilitas
2
Kinerja Pemprov DKI Jakarta, Future Government Award kategori EGovernment, Pelopor Inovasi Pelayanan Prima Presiden RI 2010, Satya Lacana
Pembangunan Bidang Koperasi Presiden RI 2011, Tanda Kehormatan Bintang
Jasa Utama Presiden RI 2011, Penghargaan Satya Lencana Karya Bakti Praja
Nugraha Presiden RI, Innovative Government Award Kementrian Dalam Negeri
2010, Inovasi Manajemen Perkotaan Awards Kemendagri 2011, Visit Indonesia
mengembangkan destinasi wisata Kementrian Pariwisata 2010, serta Provinsi
Terbaik ke-2 Pencapaian Tujuan Pembangunan Millinium Bappenas menjadi
salah satu faktor pencitraan yang dilakukan oleh Jokowi dalam menarik minat
masyarakat dalam memilihnya sebagai pemimpin.1
Ideologi politik yang ada pada Jokowi dapat dilihat dari visi dan misi yang
diterapkan yaitu “revolusi mental”. Sejumlah program yang dijalankan berkaitan
dengan beberapa bidang mulai perubahan dari bidang pendidikan yang lebih
menekankan jenjang sekolah terhadap ketrampilan dari pada pengetahuan agar
dapat menghasilkan SDM yang kreatif, bidang pengelolaan SDA mulai dari
membangun infrastruktur terhadap pertanian, kelautan, dan energi, kemudian
dalam bidang administrasi birokrasi yang menerapkan sistem elektronik dan jalur
online dalam pengaadaan barang dan jasa agar tidak terjadi kecurangan dalam
pengelolaan uang. 2
Penerapan visi dan misi Jokowi merupakan jalur perbaikan dari tindakan
presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dianggap kurang memperhatikan
stabilitas negara. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015
menunjukan adanya perbedaan paradigma. Gaya pemerintahan yang akan
dilakukan oleh Jokowi akan berbeda dengan pemerintahan SBY sebelumnya
dalam hal kabinet dan lembaga pemerintahan.3
1
http://www.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/07/05/n88fbi-ini-prestasi-yang-diraih-jokowi-sebagai-pemimpin
http://nasional.kompas.com/read/2014/05/15/0705215/Ini.Visi.Misi.Jokowi.kalau.Jadi.Presiden.
3
http://www.tempo.co/read/news/2014/08/16/092599987/RAPBN-2015-Tak-Sesuai-Visi-Misi-Jokowi-JK
2
3
Media massa menjadi fungsi mediasi komunikasi politik yang berperan aktif
dalam pengelolaan politik. Media massa dianggap sebagai four estate (kekuasaan
keempat) dalam proses pemerintahan setelah lembaga eksekutif, lembaga
legislatif, dan lembaga yudikatif (Rivers dalam Effendy, 2004 : 147). Media
mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat membentuk
opini publik. Media juga berkembang menjadi kelompok penekan atas suatu ide
atau gagasan yang dipresentasikan dalam konteks kehidupan yang lebih empiris,
maka dari itu suatu peristiwa yang sama biasa dapat dianggap berbeda oleh
berbagai media. Berita tidak hanya untuk sekedar memberi informasi, tetapi
untuk menggiring opini ( Sobur, 2009 : 31). Teks dibentuk dalam suatu praktek
diskursus serta suatu praktik wacana (Eriyanto 2009 : 22). Teks di dalam media
adalah hasil proses wacana media (media discourse), di dalam proses tersebut
terdapat nilai, ideologi, dan kepentingan media (Darma 2009 : 10). Media massa
memiliki peran yang sangat dominan dalam membentuk agenda publik yang
dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah dan menggiring pandangan
masyarakat.
Kemajuan arus informasi terus bergerak maju dalam menuju ruang publik
tanpa ada sekat dan pembatas. Media massa tidak dapat bersifat netral dengan
menyamakan berbagai kepentingan dan pemaknaan dari berbagai kelompok
melainkan menjadi subjek yang mengkonstruksi realitas berdasarkan penafsiran
dan definisinya sendiri untuk disebarkan kepada khalayak. Setiap pemberitaan
pada media memiliki “framing” sebagai seleksi dalam menggambarkan aspek
realitas yang diterima dalam menjelaskan suatu peristiwa. Pemberitaan tentang
ideologi politik Jokowi dalam media massa televisi mengalami perbedaan antara
media satu dengan yang lain. Perspektif wartawan digunakan dalam menyeleksi
suatu isu berita tentang fakta yang telah ditulis atau dihapus. Keberpihakan
pemilik media juga dapat mempengaruhi berita yang akan disiarkan.
Program acara talkshow di beberapa media televisi membahas tentang visi
misi Jokowi dengan menghadirkan nara sumber terkait. Periode tanggal 20 – 30
4
Mei 2014 beberapa program talkshow bertemakan hukum dan politik melakukan
penayangan dengan membahas ideologi politik Jokowi sebagai presiden RI ke-7
seperti : Mata Najwa (Metro TV), Indonesia Lawyer Club (TV One), Aiman
(Kompas TV). Penayangan program talkshow tersebut ditayang setiap 1 minggu
1 kali di masing-masing stasiun televisi.
Kemampuan program talkshow mengangkat isu publik mengenai ideologi
politik Jokowi dapat meningkatkan daya kristis masyarakat. Akun media sosial
seperti (Facebook,twitter) berperan aktif dalam menapung tanggapan masyarakat
setelah menonton acara tersebut. Penelitian ini ingin melihat bagaimana analisis
framing pemberitaan tentang ideologi politik Jokowi melalui program talkshow
dari 3 media televisi yaitu Mata Najwa (Metro TV), Indonesia Lawyer Club (TV
One), serta Aiman (Kompas TV).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana analisis framing pemberitaan ideologi politik Jokowi di media
televisi melalui program acara talkshow Mata Najwa (Metro TV), Indonesia
Lawyer Club (TV One), serta Aiman (Kompas TV)?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembingkaian berita dalam media
televisi melalui program acara talkshow Mata Najwa (Metro TV), Indonesia
Lawyer Club (TV One), Aiman (Kompas TV).
1.4 Manfaat Penelitian
-
Manfaat Teoritis :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam
pemikiran dan pengetahuan terhadap perkembangan ilmu komunikasi di
bidang analisis framing dalam media.
5
-
Manfaat Praktis :
a. Untuk mengetahui pembingkaian berita dalam media massa.
b. Sebagai pembinaan pengetahuan, serta kepekaan pembaca atau khalayak
dalam menganalisis wacana berita dalam media massa.
c. Dapat memberikan pengetahuan bagi penulis untuk menempuh program
strata S1 di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu komunikasi Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga.
1.5 Konsep – konsep yang digunakan dalam penelitian
- Media Massa yang terkait yaitu Metro TV, TV One, serta Kompas TV
Program acara talkshow bertemakan hukum dan politik membahas tentang
ideologi politik Jokowi sebagai presiden RI ke-7. Mata Najwa (Metro TV),
Indonesia Lawyer Club (TV One), serta Aiman (Kompas TV) membahas
tentang pemberitaan ideologi politik Jokowi semasa penayangaan pada tanggal
20 – 30 Mei 2014.
- Analisis Framing :
Tahap penyeleksian dari berbagai aspek peristiwa agar lebih menonjol dalam
sebuah objek wacana. Secara perspektif komunikasi, analisis framing
digunakan untuk mencermati strategi, seleksi, serta pertautan fakta dalam berita
agar lebih bermakna serta menarik minat khalayak.
- Ideologi Politik Jokowi :
Gerakan politik yang terkait oleh doktrin atau pemikiran dalam membentuk
suatu tatanan masyarakat baru. Ideologi politik Jokowi sebagai presiden RI ke 7 dapat dilihat dari tatanan visi – misi yang akan dilakukan bagi negara
Indonesia.
6
Download