BAB I PENDAHULUAN berarti ” membuat sama ” (to make Komunikasi atau communicare common) Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal usul kata komunikasi yang merupakan akar dari kata – kata latin lainnya yang mirip. Deddy Mulyana mengatakan bahwa komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama akan tetapi definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagi hal – hal tersebut, seperti dalam kalimat kita berbagi pikiran, kita mendiskusikan makna, mengirimkan pesan (Mulyana, 2007:5). Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan (Mulyana, 2007:46). Definisi komunikasi menurut Deddy Mulyana dan Rudolph F. Verderber sebenarnya masih memberikan arti yang sama walau diungkapkan secara berbeda. Jika disatukan kedua definisi tersebut maka akan menjadi seperti berikut, komunikasi adalah suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama yang disusun dalam kalimat dengan tujuan berbagi pikiran, mendiskusikan makna, mengirimkan pesan untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Komunikasi bukan hanya ketika kita berbicara atau mengungkapkan sesuatu, tetapi komunikasi lebih luas dari itu, 1 komunikasi adalah cara dimana manusia saling mengenal, menghargai dan membangun hubungan antar sesama. Oleh karena itu, komunikasi melahirkan beberepa konteks. Konteks adalah lingkungan di mana komunikasi terjadi. Konteks memberikan suatu latar belakang dari mana para peneliti dan teoritikus dapat menganalisis suatu fenomena. Konteks juga memberikan suatu kejelasan. Komunikasi dibangun atas tujuh konteks antara lain, komunikasi intrapribadi, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok kecil, komunikasi organisasi, komunikasi publik atau retorika, komunikasi massa dan komunikasi lintas budaya (Richard West, 2008: 34). Komunikasi massa (mass communication) adalah proses yang dipakai komunikator massa untuk mengirimkan pesan mereka kepada audien massa. Jantung komunikasi massa adalah orang – orang yang memproduksi pesan lewat media massa yang mencakup jurnalis, penulis naskah film, penulis lagu, penyiar televisi, disc jockey radio, praktisi public relations dan orang – orang periklanan seperti copywriter. (Vivian, 2008:451). Akhir-akhir ini istilah New Media atau media baru muncul setelah ditemukannya Komputer. Media Baru atau media elektronik saat ini semakin berkembang pesat. Media cetak, seperti surat kabar dan majalah, kalah bersaing kecepatan dengan media elektronik seperti radio, televisi, dan internet (Ishwara, 2008:48). Inilah perkembangan media saat ini. 2 Dari serangkaian teknologi baru yang memusingkan, internet muncul sebagai medium massa baru yang kuat. Setiap perusahaan media massa besar menempatkan produknya di internet. Internet adalah jaringan kabel dan telepon dan satelit yang menghubungkan komputer (Vivian, 2008:262). Inovasi internet dan media massa adalah terciptanya portal – portal berita elektronik seperti detik.com, kompas.com, tempo.com dan portal berita elektronik lainnya. Media elektronik saat ini mampu memberikan informasi – informasi dari surat kabar, radio bahkan televisi sekalipun. Media elektronik tak terbatas ruang dan waktu, sehingga masyarakat mampu mengaksesnya di manapun dan kapanpun. Dengan adanya internet, media dibantu menghemat biaya dalam distrbusi berita mereka. Sehingga, tidaklah janggal bahwa banyak, di Indonesia media besar atau media – media menengah dan kecil sekalipun memiliki portal berita mereka sendiri dalam bentuk website. Sebut saja Kompas.com yang adalah bentuk online dari Kompas Cetak dengan format yang baru dan lebih berbeda. Tidak hanya Kompas cetak saja, media besar seperti Tempo mempunyai Tempo.co, Media Indonesia dengan mediaindonesia.com dan masih banyak media lainnya yang mempunyai website berita. Selain itu, dengan munculnya media sosial seperti Twitter dan facebook, informasi seakan sudah tak terbendung lagi dan tak hanya datang dari institusi media, melainkan juga bisa perseorangan. Kompas yang semula bernama Bentara, akhirnya membuat dalam jaringan berita (daring) atau online sendiri dan terbentuklah Kompas.com. Bersaing 3 dengan jaringan berita daring lainnya, Kompas.com merupakan salah satu jaringan berita daring yang terpercaya dan sering dikunjungi masyarakat. Terbukti, di awal tahun 2008, Kompas.com mengumpulkan 20 juta pembaca aktif per bulan, 40 juta halaman yang dilihat tiap bulannya, dan berkembang terus hingga saat ini. Media sosial seperti Twitter, Kompas.com memiliki pengikut atau Followers sebanyak 2.371.035 yang tercatat hingga tanggal 27 April 2013. Ini menandakan bahwa masyarakat pengkonsumsi berita dan sekaligus pengguna internet mempercayai dan puas akan berita-berita yang diberikan oleh Kompas.com, dan bukan tidak mungkin, bahwa jumlah pengikut Kompas.com pada akun Twitter akan terus bertambah selama Kompas.com memberikan berita yang sesuai fakta, aktual, dapat dipercaya dan mampu memuaskan masyarakat Indonesia. Pencalonan Gubernur DKI Jakarta pada akhirnya dimenangkan oleh Jokowi dan Basuki dalam pertarungan dua putaran. Jokowi, sosok pria, mantan Walikota Solo menjadi sosok yang begitu terkenal setelah prestasi yang ditunjukannya di Solo, dan tak begitu jauh berbeda pula dengan prestasi yang ditunjukan oleh Basuki, yang dulu menjabat sebagai Bupati Belitung Timur. Jokowi dan Basuki pada akhirnya dilantik pada tanggal 15 Oktober 2012 menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta menggantikan Fauzi Bowo dan Prijanto. Untuk mengukur kinerja kerja singkat dari kedua pasangan tersebut, diberikanlah waktu 100 hari bagi kedua pasangan. Keesokan harinya setelah dilantik, Jokowi dan Basuk langsung “tancap gas”. Selama 100 hari, Jokowi dan Basuki menghadapi begitu banyak permasalahan di Jakarta, mulai dari banjir 4 besar yang menggenangi hampir seluruh wilayah Jakarta, premanisme di Jakarta dan merealisasikan janji mereka untuk menerbitkan Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan juga monorel, sebagai salah satu alternatif mencegah kemacetan. Sejak dilantik hingga melakukan 100 harinya, Jokowi dan Basuki menjadi langganan media. Media memainkan peranan penting dalam menaikan citra Jokowi dan Basuki. Media massa memberitakan mengenai kegiatan mereka selama 24 jam kurang lebih. Media memainkan peranan yang sungguh besar dalam menaikan citra mereka. Media elektronik juga turut ikut andil dalam memberitakan 100 hari Jokowi dan Basuki. Kompas hingga saat ini mempunyai rubrik khusus mengenai Jokowi dan Basuki yakni “100 Hari Jokowi – Basuki” yang berisikan tentang kegiatan Jokowi dan Basuki selama 100 hari kerja mereka. Tidak hanya 100 hari, hingga sekarang pun Kompas masih tetap membuat rubrik khusus dengan nama Gebrakan Jokowi - Basuki yang berisikan mengenai kegiatan Jokowi dan Basuki selama menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Mengikuti kegiatan berpolitik Jokowi dan Basuki di Media, mahasiswa – mashasiswa pun turut aktif berperan bukan saja mengikuti pemberitaannya, melainkan juga mengkritisinya. Salah satunya adalah mahasiswa Universitas Nasional. Universitas Nasional atau lebih dikenal dengan UNAS telah mnginjakan kakinya di dunia pendidikan sejak 15 Oktober 1949. UNAS didirikan oleh Sultan Takdir Alisjahbana. Sudah lebih dari belasan tahun UNAS dikenal sebagai sebuah 5 kampus yang selalu ikut aktif mengkritisi masalah – masalah nasional di Negara ini. Sejak zaman Orde Baru, UNAS mulai menunjukan eksistensinya sebagai sebuah kampus yang selalu memperjuangkan reformasi dan melawan rezim Orde Baru, sehingga UNAS dikenal dengan nama “Kampus Perjuangan”. Oleh karena mempunyai tradisi politik yang sudah sangat lama, UNAS mempunyai kultur diskusi, yakni kelompok – kelompok studi yang pada akhirnya melahirkan mahasiswa – mahasiswa yang aktif dalam berpolitik. Tak hanya politik, Komunikasi, yang juga merupakan salah satu jurusan di UNAS, mempunyai tradisi diskusi dan kelompok – kelompok studi yang bergerak dalam studi media. Mahasiswa Komunikasi yang tergabung dalam program studi fakultas ilmu sosial dan politik ini juga ikut serta campur dalam politik kemahasiswaan. Dalam hubungannya dengan Gubernur Jokowi dan Basuki, UNAS tidak tinggal diam dalam mengikuti perkembangannya. Sudah dua kali Basuki diundang ke UNAS untuk bertemu dengan mahasiswa – mahasiswa sebgai seorang pembicara. Inilah bukti bahwa UNAS tidak serta merta hanya mengurusi masalah – masalah nasional, melainkan juga masalah – masalah local yang terdapat di sekitarnya. 1.1 Perumusan Masalah Dalam penelitian ini, masalah yang akan dibahas penulis adalah 1. Apakah terdapat Hubungan antara motif dengan Penggunaan media Kompas.com dalam pemberitaan 100 hari Jokowi dan Basuki. 6 2. Bagaimana hubungan antara penggunaan media Kompas.com dalam pemberitaan 100 hari Jokowi dan Basuki dengan tingkat kepuasan mahasiswa. 3. Apakah terdapat discrepancy antara Gratification Sought dan Gratification Obtained 1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis adalah dalam penelitian ini adalah 1. Mengetahui hubungan antara motif dengan Penggunaan media Kompas.com dalam pemberitaan 100 hari Jokowi dan Basuki. 2. Mengetahui korelasi antara penggunaan media Kompas.com dalam pemberitaan 100 hari Jokowi dan Basuki dengan tingkat kepuasan mahasiswa. 3. Mengetahui discrepancy antara Gratification Sought dan Gratification Obtained 1.3 Signifikansi Penelitian 1.3.1 Manfaat akademis Dengan adanya penelitian ini, diharapkan perbendaharaan kepustakaan bagi jurusan Ilmu Komunikasi. 7 dapat menambah 1.3.2 Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat tentang media dan menambah wawasan peneliti mengenai profesionalisme media. Peneliti juga berharap dapat memberi masukan pada pelaku industri media terutama kepuasan terhadap media. 1.4 Batasan Penelitian Penelitian dibatasi pada artikel di Kompas.com selama periode tertentu, yakni sebulan (15 Oktober 2012 – 22 Januari 2013). Periode ini diambil karena 100 hari dilaksanakan mulai dari hari pelantikannya. 8