bab iii metodologi penelitian - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Sistem kampanye Jokowi Basuki Dalam Memenangi Pilgub DKI 2012 merupakan
objek dalam penelitian ini. Jokowi Basuki berhasil memenangi Pemilihan Gubernur yang
diselenggarakan hingga dua putaran. Pasangan Jokowi Basuki berhasil menyingkirkan empat
pasangan lain di putaran pertama dan putaran kedua berhasil mengalahkan petahana.
Meskipun Jokowi Basuki bukan merupakan birokrat yang lama berkecimpung di lingkup
DKI dan juga tidak begitu memahami kondisi serta seluk beluk keadaan DKI secara luas,
namun kenyataannya sistem kampanye yang di gunakan Jokowi Basuki pada pemilukada
DKI berhasil membawanya menjadi pemenang sebagai kepala daerah di DKI.
Kemenangan Jokowi Basuki tidak di unggulkan sebelumnya oleh beberapa Lembaga
Survei terbesar di negeri ini, dan bahkan beberapa lembaga survei itu sempat dikejutkan.
Karena fakta empiris yang terjadi, sistem kampanye yang mengusung Jokowi Basuki berhasil
memenangi Pemilukada yang berlangsung hingga dua putaran.
Kampanye Jokowi Basuki yang diselenggarakan di wilayah DKI menjadi perhatian
khusus peneliti, karena kampanye yang dilakukan pasangan nomor urut tiga itu tidak
melakukan pemasangan baliho dan spanduk secara berlebihan diberbagai tempat ketika
menjalani kampanye, namun karena tingginya antusiasme para relawan pendukung yang
menginginkan Jokowi Basuki menjadi kepala daerah di DKI sehingga mereka berinisiatif
untuk melakukan pemasangan atribut kampanye di berbagai tempat.
Pertama kali kampanye putaran pertama dimulai sejak diselenggarakannya Deklarasi
Kampanye Damai Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang digelar Komisi
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta di Plaza Utara, Gelora Bung Karno, Sabtu
(23/6). Deklarasi tersebut sebagai permulaan dimulainya masa kampanye resmi Pilgub pada
Minggu, 24 Juni hingga 7 Juli 2012 ( sumber: kpujakarta.go.id: 2012). Kampanye putaran
kedua dimulai berdasarkan hasil penetapan KPU Provinsi DKI Jakarta hari Selasa, 07
Agustus 2012 melalui Rapat Pleno Terbuka Penetapan Tambahan Pemilih untuk Pilgub
putaran kedua, yang digelar pada tanggal 20 September 2012.
Pada tanggal 28 September 2012, Berdasarkan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta
No.31/Kpts/KPU-Prov-010/2012 tentang Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Tingkat
Provinsi pada Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Tahun
2012 Putaran Kedua, Dr. Ing. H. Fauzi Bowo (Foke) dan Mayjen. Purn. H. Nachrowi Ramli
(Nara) berjumlah 2.120.815 (46.18 %), kemudian Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) dan Ir.Basuki
Tjahaja Purnama, MM (Ahok) berjumlah 2.472.130 (53,82%), (sumber: kpujakarta.go.id)
Pada tanggal 29 September 2012, Berdasarkan Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta
No.32/Kpts/KPU-Prov-010/2012 tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Gubernur dan
Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 Putaran Kedua,
ditetapkan pasangan Calon nomor urut 3 (tiga) Jokowi Basuki sebagai pasangan
calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Terpilih periode 2012-2017.
Dalam penelitian ini, Jokowi Basuki sebagai calon kepala daerah yang telah berhasil
memenangi kontestasi pemilukada DKI 2012, menandakan bahwa kemenangan itu sukses
berkat dukungan sistem kampanye yang digunakannya. Oleh karenanya sistem kampanye itu
akan dikaji secara mendalam. Peneliti mengutip pernyataan Neuman, bahwa kedudukan teori
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
dalam sebuah penelitian adalah gambaran tentang kegiatan kelompok, bagaimana pengertian
sistem itu bangkit dan berkesinambungan.1
3.2. Paradigma Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti merujuk pada pernyataan Norman K.Denzin & Egon
Guba yang menyatakan, paradigma atau kerangka interpretatif sebagai “seperangkat
kepercayaan yang bisa membimbing tindakan” (basic set of beliefs that guides action)2
sehingga paradigma yang di gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis.
Pendekatan konstruktivis menekankan pada pemaknaan dan proses bagaimana seseorang
melakukan konstruksi tentang realitas.
Menurut konstruksionis, makna itu adalah suatu proses aktif yang ditafsirkan oleh
seseorang dalam suatu peristiwa konstruksi. Selain itu, konstruksionis juga mamandang
kegiatan komunikasi sebagai proses yang dinamis. Artinya, dari pihak komunikator dan
komunikan saling memaknai dan mempertukarkan makna dari pesan tersebut. Konstruksionis
melihat komunikasi bukan sebagai penyebaraan pesan/ide tetapi proses pembentukan sikap
dan perilaku individu sebagai anggota dari kebudayaan atau masyarakat. Dan tujuan
penelitian dengan paradigma konstruktivis menurut (Neuman) adalah untuk memahami dan
menggambarkan pengertian aksi sosial.3
Pawito (2009) menyatakan, pendekatan konstruktivis memiliki pandangan pokok
bahwa setiap orang dalam keadaan normal memahami dunia di sekitarnya melalui “systems of
personal construct”(sistem-sistem konstruksi personal).4 Yang di maksud dengan sistem
konstruksi personal adalah kerangka berpikir yang mendasari seseorang memberikan
1
Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta, 2001:75
Agus Salim, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta, 2001:28
3
Logjid. 2001:74
4
Pawito. 2009. Komunikasi Politik. Media Kampanye dan Kampanye Pemilihan. Jalasutra. Bandung
2
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
penilaian-penilaian berdasarkan kategori-kategori dan perbedaan-perbedaan. Sosok para
tokoh misalnya, dibedakan menjadi jujur atau tidak jujur, memiliki integritas tinggi dan
rendah, memiliki kapasitas tinggi dan rendah.
Alasan peneliti menggunakan paradigma konstruktivis, karena peniliti merujuk apa
yang dikemukakan oleh beberapa ahli ( Norman K.Denzin & Egon Guba) dan Pawito (2009),
sehingga data yang peneliti dapatkan dari informan akan peneliti konstruk atau akan peneliti
rangkai sedemikian rupa berdasarkan kerangka berpikir dan penilaian yang peneliti dapatkan
dalam wawancara maupun studi referensi.
3.3. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti mengutip beberapa pendapat ahli tentang metode
penelitian kualitatif. Antara lain, Deddy Mulayana menyatakan, penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bersifat interpretif (menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak
metode, dalam menelaah masalah penelitiannya.5 Penelitian kualitatif digunakan untuk
memperoleh data yang lebih kaya dan lebih terinci mengenai pengalaman.6
Pendapat ahli lainnya adalah Bailey (1987: 32-33). Bailey menyatakan, metode
penelitian kualitatif adalah teknik penelitian atau metode pengumpulan data. Kemudian
Sugiarto (2009) menyatakan, metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting);
disebut juga sebagai metode etnographi.
Disebut sebagai metode penelitian kualitatif, karena data yang terkumpul dan
analisisnya lebih bersifat kualitatif.7 Metode penelitian kualitatif diperlukan untuk beradaptasi
dengan bentuk realitas sosial yang baru, yang sering disebut masyarakat pascaindustri, era
pascamodern, dan masyarakat informasi.8
5
Deddy Mulyana, dkk. Metode penelitian komunikasi. Rosda, Bandung. 2008:5
Logjid. 314
7
Sugiarto, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Alfabeta. Bandung, 2009:8
8
Deddy Mulyana, dkk. Metode penelitian komunikasi. Rosda, Bandung. 2008:419
6
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Metode dalam penelitian kualitatif adalah bagian yang integral dari bidang disiplin
ilmu yang menekankan pada teori substantif.9 Peneliti kualitatif harus menggunakan
improvisasi, dengan cara menjelaskan apa yang belum jelas. Dengan demikian bidang-bidang
garapan yang timbul dan mencuat sebagai isu adalah kajian substansi yang lekat dengan
penggunaan metode-metodenya.10
Untuk menyelesaikan penelitian ini peneliti merasa bahwa metode penelitian yang
tepat digunakan adalah metode penelitian kualitatif, sehingga peneliti berusaha mengkaji
lebih dalam mengenai sistem kampanye Jokowi Basuki yang telah berhasil memenangi
Pemilukada DKI 2012, dan berupaya menemukan bentuk dan metode atau cara yang di
gunakan. Oleh karenanya, untuk menjawab hal itu, peneliti menggunakan metode penelitian
kualitatif.
Penelitian kualitatif juga digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, dimana
suatu data mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, yang pasti dan
merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif
tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.
Adapun mengenai pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan pendekatan fenomenologi. Alasan peneliti menggunakan pendekatan
fenomenologi, karena fenomenologi lebih menitikberatkan pada wawancara secara
mendalam. Selain wawancara mendalam, pendekatan fenomenologi juga dapat menggunakan
dokumen tertulis.11
Hal lain yang mendukung digunakannya pendekatan fenomenologi dalam penelitian
ini, peneliti merujuk dari pernyataan Alfred Schultz (tokoh pembawa fenomenologi ke
Amerika), bahwa masyarakat membentuk dunianya sendiri melalui construktive maupun
9
Agus Salim. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Tiara Wacana Yoga, Yogya. 2001:90
ibid
11
Deddy Mulyana, dkk. Metode penelitian komunikasi. Rosda, Bandung. 2008:18
10
27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kesadaran reconstructive, yang melakukan tindakan apa adanya (take it for grante).12 Dan
sistem kampanye merupakan bentukan dari tim kampanye pemenangan Jokowi Basuki secara
internal atau dalam dunianya sendiri.
Dalam penelitian ini, peneliti juga menghimpun data dari beberapa sumber atau
literatur, diantaranya dari perpustakaan Universitas Mercu Buana Jakarta (Kampus Meruya
dan Menteng), perpustakaan Kampus Universitas Indonesia di Depok, buku berjudul Jokowi
dan
buku
Jokowi
Basuki
serta
situs
resmi
pemerintah
DKI
melalui
situs
www.kpujakarta.go.id, dan situs resmi berita online www.tribunnews.com dan melakukan
analisis teks. Analisis teks menurut Deddy Mulyana dan Solatun (2008: 22) terdiri dari teks
tertulis dan visual.13 Dari data yang peneliti himpun, kemudian peneliti olah dan dijadikan
sebagai data pendukung dalam penelitian ini.
Selain itu, peneliti juga menggali informasi dari informan kunci yang pernah terlibat
langsung sebagai anggota tim sukses dan narasumber dari beberapa mantan relawan Jokowi
Basuki yang memiliki pengetahuan terkait kampannye Jokowi Basuki pada Pemilukada DKI
2012. Alasan peneliti menggunakan fenomenologi, peneliti mengutif pernyataan Gutheng
Prabowo dalam Agus Salim14 sebagai berikut :
1. Fenomenolog cenderung untuk menentang atau meragukan apa-apa yang diterima tanpa
melalui penelaahan atau pengamatan lebih dahulu, dan menentang sistem besar yang
dibangun dari pemikiran yang spekulatif. Sehingga dalam penelitian ini tidak ada
spekulasi atau coba-coba kecuali sudah dilakukan penelaahan terlebih dulu.
2. Feneomenolog cenderung untuk memegang teguh bahwa peneliti harus memfokuskan
diri pada apa yang disebut sebagai “menemukan permasalahan” sebagaimana yang
diarahkan pada objek dan pembetulannya terhadap objek sebagaimana ditemukan
12
Agus Salim. Teori dan Paradigma “Penelitian Sosial” pemikiran NORMAN K.DENZIN & EGON GUBA, dan
Penerapannya. Tiara Wacana Jogya. 2001:106-107
13
Prof.Deddy Mulyana,M.A.,P.hD & Dr.Solatun,M.Si, Metode Penelitian Komunikasi,Remaja Rosda Karya.
Bandung, 2008: hal.22
14
Agus Salim. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Tiara wacana yoga, Yogya 2001:102
28
http://digilib.mercubuana.ac.id/
permasalahannya. Dan dalam penelitian ini, di fokuskan permasalahannya pada sistem
kampanye yang telah berhasil menjadikan Jokowi Basuki sebagai pemenang pada
Pemilukada DKI 2012.
3.4. Informan Kunci
Informan kunci dalam penelitian ini adalah Budi Purnomo dan Wawan. Peneliti
menjadikan Budi Purnomo dan wawan sebagai informan kunci karena Budi Purnomo
merupakan tim pemenangan dan wawan merupakan salah satu mantan anggota tim
pemenangan Jokowi Basuki. Selain sebagai anggota tim pemenangan, wawan juga telah
mengorbitkan sebuah buku tentang kampanye Jokowi Basuki dengan judul Kartu Sukses
Jokowi.
Untuk menjadi informan kunci tidaklah mudah karena harus memiliki pengetahuan
yang luas terhadap permasalahan yang diteliti dan telah menginjak usia dewasa serta dalam
keadaan sehat jasmani dan rohani sehingga dapat memberikan informasi terkait permasalahan
yang sedang di teliti.
Informan Kunci merupakan kunci informasi yang memiliki pengetahuan yang lebih luas
dan mendalam untuk bisa menjawab permasalahan yang diteliti oleh peneliti. Bungin
(2001:101) menyatakan, dalam menentukan Informan Kunci harus memilih pertimbanganpertimbangan, diantaranya:
1. Orang yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi sesuai dengan permasalahan
yang diteliti:
2. Orang yang bersangkutan sehat jasmani dan rohani:
3. Usia orang yang bersangkutan telah dewasa:
4. Orang yang bersangkutan memiliki pengetahuan yang luas terhadap permasalahan
yang diteliti
29
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Selain Informan Kunci, peneliti juga menggali informasi dari beberapa Nara Sumber yang
pernah terlibat langsung pada kegiatan kampanye Jokowi Basuki.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Secara umum, Sugiarto (2009: 225) menyatakan, terdapat empat macam teknik
pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan gabungan/triangulasi.15
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara
mendalam. Wawancara mendalam ini berdasarkan pendekan yang peneliti gunakan yakni
pendekatan fenomenologi sebagaimana yang telah dikemukakan pada bagian metode
penelitian dibagian terdahulu. Mengenai jenisnya, ada dua jenis data yang peneliti gunakan,
yakni data primer dan data sekunder sebagaimana berikut ini:
3.6.1 Data Primer
Data Primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul
data. Untuk mendapatkan data primer, peneliti mengumpulan data dengan cara
wawancara secara mendalam.
3.6.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang secara tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen. Adapun mengenai
data sekunder dalam penelitian ini peneliti dapatkan dari situs resmi Pemerintah
Daerah DKI dan Situs Resmi KPU DKI, dan Daftar kepustakaan (buku-buku
referensi)
3.6. Teknik Analisa Data
Pada umumnya analisa data berarti penelusuran dalam rangka menemukan
pola tertentu dari data yang diperoleh, baik berupa perilaku, objek, atau sebuah
15
Sugiarto, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta. Bandung, 2009.hal.225
30
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kerangka pengetahuan. Sedangkan mengenai teknik analisa data dalam penelitian
kualitatif, Sugiarto menyatakan, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan
dilakukan secara terus menerus sampai datanya jenuh. Sehingga dengan pengamatan
yang terus menerus tersebut mengakibatkan variasi data tinggi sekali.16
Dalam penelitian ini, peneliti menganalisa data ketika data dihimpun. Hal itu
dilakukan karena teknik analisa data kualitatif bertujuan menciptakan konsep atau
teori baru dengan menggabungkan bukti empirik dengan konsep, tidak menguji
hipotesis melainkan menggambarkan fakta atau realitas dan didukung teori,
generalisasi dan interpretasi.
16
Sugiarto, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta. Bandung, 2009.hal.243
31
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download