MODUL PERKULIAHAN Psikologi Kepribadian I Individual Psychology Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 9 Kode MK Disusun Oleh MK61014 Fransisca M. Sidabutar, M. Psi Abstract Kompetensi Pembahasan teori Alfred Adler mengenai ciri-ciri khusus, proses & dinamika kepribadian berdasarkan pandangan Individual Psychology. Pemahaman konsep dasar dan utama dari Individual Psychology dan hal-hal penting yang terkait. ALFRED ADLER Alfred Adler lahir di Wina dari keluarga Yahudi yang memiliki tingkat ekonomi menengah. Adler merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Sejak kecil ia tinggal di lingkungan yang majemuk. Ia bermain dan berkelahi dengan anak-anak sebayanya dari latar belakang Yahudi dan non-Yahudi serta dari tingkat sosial ekonomi yang berbeda. Pengalaman inilah yang turut mempengaruhi pendekatan sosial dalam teorinya. Adler memutuskan untuk menjadi dokter. Setelah menjadi spesialis di bidang mata, ia menjadi dokter umum yang melayani kelompok sosial ekonomi bawah dan selanjutnya beralih ke psikiatri. Pada tahun 1902 ia bertemu dengan Sigmund Freud dan tergabung dalam Vienna Psychoanalytic Society. Adler kemudian memutuskan membuat komunitasnya sendiri yang disebutnya Society of Individual Psychology. Pada tahun 1935 ia pindah ke Amerika Serikat dan mengajar psikologi medis sebelum akhirnya meninggal akibat serangan jantung di salah satu perjalanannya untuk mengajar. TEORI Menurut Alfred Adler, seluruh masalah hidup selalu berkaitan dengan masalah sosial. Oleh karena itu orang yang memiliki kepribadian yang sehat tidak hanya bekerja dan mampu mengasihi orang lain, namun memiliki rasa bersatu dengan orang lain dan peduli akan kesejahteraan mereka. Adler disebut sebagai psikolog ego yang pertama, yang menyatakan bahwa kesadaran memiliki peran yang paling signifikan dalam kepribadian. Berbeda dengan Freud, Adler menganggap seks hanyalah satu dari sekian banyak kebutuhan dasar manusia. Menurut Adler, ekspresi seksual seseorang ditentukan oleh bagaimana orang tersebut mengatur, merencanakan, dan menjalani aktivitasnya, bukan sebaliknya. Perilaku manusia ditentukan oleh persepsi akan apa harapan yang ingin ia raih di masa depan, bukan oleh apa yang terjadi di masa lalu. Menurut Adler, tujuan ini disebut fictional final goals. Tujuan ini bersifat fictional karena tidak harus didasarkan pada realita masa kini, melainkan merupakan representasi tujuan seseorang akan apa interpretasi subyektifnya tentang dunia. Fictional final goals bukanlah takdir. Tujuan ini adalah buatan manusia sendiri, dibuat secara subyektif pada konteks dan masa kini, dan merupakan pengaruh besar terhadap perilaku. 2014 2 Psikologi Kepribadian I Fransisca M. Sidabutar, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Di samping itu, menurut Adler manusia memiliki satu dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior dan menjadi superior. Perasaan inferior adalah perasaan lemah dan tidak memiliki keterampilan dalam menghadapi tugas yang harus diselesaikan. Sementara berjuang menjadi superior berarti berusaha menjadi seseorang yang lebih baik, yang semakin mendekati idealisme orang tersebut. Peraaan inferior menghasilkan dorongan menjadi superior, yang menurut Adler adalah terberi dalam setiap diri manusia, dan menjadi daya terhadap dorongan yang lain. Beberapa kondisi khusus dapat mengakibatkan seseorang mengalami superiority complex, yaitu perilaku menyembunyikan atau mencari kompensasi atas perilaku inferior, atau inferiority complex, yaitu menutup-nutupi kelebihan. Contohnya seseorang yang arogan berusaha untuk mendominasi orang lain yang lebih lemah darinya menunjukkan superiority complex. Contoh lainnya adalah orang yang merasa tertekan cenderung membuat-buat alasan agar tidak keluar dari masalahnya agar mendapat bantuan dari orang lain menunjukkan inferiority complex. Agar seseorang berjuang menjadi superior dengan cara yang baik, menurut Adler orang tersebut perlu memiliki social interest. Social interest adalah kepedulian dan perhatian kepada orang lain yang terus menerus menjadi panduan perilaku individu selama dia hidup. Lalu bagaimana bila semua orang berjuang untuk menjadi superior? Menurut Adler, konsep social interest berarti individu berjuang untuk kesejahteraan masyarakat seiring dengan perjuangan mereka untuk kesempurnaan diri masing-masing. Untuk mengembangkan kepribadian diri dan masyarakat yang baik, harus ada porsi yang seimbang antara perhatian pada kesejahteraan diri dan orang lain. Konsep ini berkembang dari kepedulian Adler akan masalah diskriminasi, prasangka etnis, dan kekejaman yang terjadi di semua bangsa. Teori Adler juga mengungkapkan keunikan dari masing-masing individu. Menurutnya, setiap orang memiliki style of life yang unik, yang ditata untuk mencapai tujuan hidupnya. Pada usia 4 atau 5 tahun, saat sikap dan cara mempersepsi cenderung sudah menetap dalam diri masing-masing individu, di saat itulah style of life terbentuk. Style of life terbentuk dari persepsi dan interpretasi anak akan keberadaan dirinya dan realitas lingkungan di sekitarnya. Hal ini berarti style of life tidak berubah. Ekspresi konkritnya mungkin berubah, tapi selama orang tersebut tidak secara sengaja mengubah arah hidupnya, style of life cenderung sama. Creative power of the self adalah dorongan lainnya yang menentukan perilaku manusia menurut Adler. Hereditas memberikan kita kemampuan tertentu, sementara lingkungan memberikan kita impresi tertentu. Kedua hal ini menentukan bagaimana individu membangun hidup dan relasinya dengan dunia di luar dirinya. 2014 3 Psikologi Kepribadian I Fransisca M. Sidabutar, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Terdapat empat jenis style of life. Jenis yang pertama adalah ruling type. Mereka adalah orang-orang yang sejak kecil memiliki ciri kecenderungan menjadi agresif dan dominan terhadap orang lain. Energi mereka sangat besar sehingga mereka cenderung menyingkirkan apapun atau siapapun yang merintangi mereka. Mereka yang bertipe ini dan paling penuh energi adalah orang-orang yang sadistis; sedangkan mereka yang sedikit kurang berenergi adalah yang menyakiti orang lain dengan menyakiti diri mereka sendiri, dan termasuk juga alkoholik, pecandu obat terlarang, dan yang mencoba bunuh diri. Tipe yang kedua adalah leaning type. Mereka adalah orang-orang yang sensitif yang membuat pertahanan di sekeliling mereka untuk melindungi mereka, namun mereka harus bergantung pada orang lain untuk menolong mereka menghadapi kesulitan hidup. Mereka memiliki tingkat energi yang rendah dan menjadi tergantung pada orang lain. Mereka yang sangat dikuasai oleh tipe ini dapat mengembangkan gejala neurotis seperti fobia, obsesif kompulsif, kecemasan, hysteria, amnesia, dll. Jenis ketiga adalah avoiding type. Mereka memiliki tingkat energi yang paling rendah dan hanya bertahan dengan menghindari hidup, terutama orang lain. Ketika mereka didorong sampai pada batas akhir mereka cenderung menjadi psikotik, menarik diri ke dalam dunia mereka sendiri. Jenis keempat disebut socially useful type. Mereka yang ada pada jenis ini adalah orang yang sehat, orang yang memiliki minat sosial dan energi. Perhatikan bahwa tanpa energi, seseorang tidak dapat benar-benar memiliki minat social, karena ia tidak akan dapat melakukan sesuatu apapun bagi orang lain. Style of life berkembang sejak masa kanak-kanak. Menurut Adler, terdapat beberapa jenis maladaptive life-styles yang berkembang sejak individu berusia muda. Jenis yang pertama adalah individu yang terpengaruh dengan physical or mental infirmities yang dialaminya. Mereka memiliki beban berat dan seringkali merasa tak berdaya melakukan tugas-tugas dalam hidup. Dengan dukungan orangtua, anak dapat mengembangkan kekuatan sebagai kompensasi kelemahan mereka. Jenis kedua adalah pampered atay pemanjaan. Banyak anak-anak yang diajarkan bahwa mereka dapat mengambil tanpa memberi. Apa yang mereka harapkan harus dipenuhi oleh orang lain. Hal ini dapat mengarahkan anak yang manja kepada dua hal kemungkinan: pertama, ia tidak belajar melakukan apapun untuk dirinya sendiri, dan kemudian menyadari bahwa ia merasa inferior; kedua, ia tidak belajar cara lain untuk menghadapi orang lain selain dengan memerintah. 2014 4 Psikologi Kepribadian I Fransisca M. Sidabutar, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Jenis ketiga adalah neglected atau pengabaian. Seorang anak yang diabaikan atau diperlakukan kasar akan belajar apa yang dipelajari anak yang dimanjakan, namun lebih secara langsung: Mereka belajar menjadi inferior karena kepada mereka dikatakan dan ditunjukkan bahwa mereka tidak berharga; Mereka belajar menjadi egois karena mereka diajarkan untuk tidak mempercayai orang lain. Anak-anak yang mengalami pengabaian tidak hanya anak yatim piatu dan korban kekerasan, namun juga anak-anak yang orangtuanya tidak pernah hadir bagi mereka, dan anak-anak yang diasuh dengan pola asuh yang kaku dan autoritarian (otoriter). Adler merupakan ahli pertama yang melibatkan tidak hanya ibu dan ayah dari si anak, serta orang dewasa lain yang memiliki pengaruh awal pada anak, tetapi juga saudara kandung dari si anak itu sendiri. Pertimbangannya akan efek dari saudara kandung dan urutan kelahiran anak menjadi perhatian Adler. Anak tunggal, lebih cenderung mengalami pemanjaan oleh orangtua. Orangtua dari anak tunggal memberikan perhatian khusus (terkadang disertai dengan rasa cemas) bagi buah hati mereka. Jika orangtua sering bersikap kasar, maka anak tunggal menjadi pihak yang menanggung hal tersebut sendiri. Anak pertama memulai hidup sebagai anak satu-satunya, dengan segala perhatian yang diarahkan padanya. Sayangnya, saat kondisi mulai nyaman, anak kedua lahir dan ‘menggeser’ anak pertama. Pada awalnya anak pertama mungkin bergulat untuk kehilangan posisinya. Sebagai respon, ia mungkin berperilaku seperti bayi, beberapa berubah menjadi tidak patuh, yang lain menjadi sedih dan menarik diri. Adler percaya bahwa anak pertama seringkali pintar atau berbakat, dan cenderung relatif konservatif dibandingkan anak lain di dalam keluarga. Anak kedua berada di situasi yang sangat berbeda: Ia memiliki anak pertama sebagai ‘acuan’ dan cenderung menjadi relative kompetitif, berusaha melebihi anak pertama (yang lebih tua darinya). Mereka seringkali berhasil, namun banyak yang merasa seakan-akan ‘pertandingan’ tidak pernah selesai, dan mereka cenderung bermimpi untuk berlari tanpa mengarah pada sesuatu. Anak ‘tengah’ yang lain cenderung mirip dengan anak kedua, walaupun masing-masing akan fokus pada ‘kompetitor’ yang berbeda. Anak bungsu cenderung menjadi yang paling dimanja dalam keluarga yang memiliki lebih dari satu anak. Ia menjadi anak yang tidak pernah ‘tergeser’. Di sisi lain anak bungsu mungkin merasa inferior, dengan semua orang yang lebih tua dan ‘superior’. Akan tetapi dengan semua ‘acuan’ yang ada, anak bungsu dapat juga terdorong untuk melebihi mereka semua. 2014 5 Psikologi Kepribadian I Fransisca M. Sidabutar, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Namun akan ada perbedaan pada anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan. Anak kedua yang adalah perempuan mungkin tidak akan menganggap kakak laki-lakinya sebagai kompetitornya; seorang anak laki-laki dalam keluarga yang anak-anak lainnya adalah anak perempuan dapat merasa sebagai anak satu-satunya, dst. Urutan kelahiran ini perlu dipahami dalam konteks situasi khusus masing-masing individu. DAFTAR PUSTAKA Hall, C.S., Lindzey, G. & Campbell, J.B. (1998). Theories of Personality (4th ed.). New York: John Wiley & Sons, Inc. 2014 6 Psikologi Kepribadian I Fransisca M. Sidabutar, M. Psi Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id