Uploaded by User80360

Adlerian Therapy A

advertisement
MAKALAH PSIKOTERAPI
ADLERIAN THERAPY A
Dosen Pengampu : Efan Yuda Winata, M.Psi
Oleh :
Hasanah
19.01.061.066
Putri Alfiatul Rohmah
19.01.061.030
Tsabita Atiqa Zahra
19.01.061.044
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
SUMBAWA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Atas berkat dan
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah berjudul ADLERIAN THERAPY
ini dengan tepat waktu. Tidak lupa pula salam dan sholawat selalu dituturkan kepada
nabi besar kita, nabi Muhammad SAW.
Makalah Psikoterapi ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok dari dosen pada
mata kuliah Psikoterapi di Universitas Teknologi Sumbawa. Kami berharap makalah
ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Efan Yuda Winata
selaku dosen mata kuliah Psikoterapi yang telah membimbing kami. Kami juga
berterimakasih kepada seluruh teman-teman dan pihak lainnya yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini. Dengan adanya tugas ini, telah menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni.
Namun, kami masih menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Sumbawa, Februari 2021
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI....................................................................................................................................... 2
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................... 3
B. TUJUAN................................................................................................................................... 4
C. RUMUSAN MASALAH..................................................................................................... 4
BAB II : PEMBAHASAN.............................................................................................................. 5
A. PENGANTAR TERAPI ADLERIAN.............................................................................5
B. KONSEP UTAMA TERAPI ADLERIAN.................................................................... 5
C. PROSES DALAM TERAPI ADLERIAN......................................................................9
D. PENERAPAN TERAPI ADLERIAN........................................................................... 10
BAB III : PENUTUPAN...............................................................................................................13
A. KESIMPULAN.................................................................................................................... 13
B. SARAN................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................... 14
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendekatan mental sangatlah diperlukan bagi individu yang mengalami
kemerosotan mental, oleh karenanya dilakukanlah proses terapi bagi individu yang
telah melakukan konseling. Psikoterapi sendiri adalah hal yang mendasar dalam
psikologi. Psikoterapi merupakan praktik dari berbagai teori yang dikembangkan
dalam penelitian psikologi. Pendekatan dalam memahami manusia melalui proses
psikoterapi tidak hanya melalui fisik saja, namun juga melalui jiwa untuk
meningkatkan kesadaran yang bertujuan untuk mengarah pada perbaikan individu.
Pendekatan psikoterapi berfokus pada permasalahan bagaimana menjadikan
dirinya sendiri sebagai pusat perubahan dalam pemecahan masalahnya sendiri
(Neenan & Palmer, 2011). Selain itu para terapis adrelian memberikan konseli mereka
tugas yang menantang gagasan-gagasan dan keyakinan, serta mempresentasikan
perubahan dalam pola perilaku kebiasaan mereka.
Dalam konseling adlerian, salah satu poin pentingnya ialah klien dan konselor
harus berada dalam pengaturan kolaboratif. Dimana terapi ini didasarkan pada rasa
saling menghormati, penyelidikan psikologis holistik, atau penilaian hidup, yang
berarti mengungkapkan kesalahan yang salah dan asumsi yang salah dalam gaya
hidup seseorang. Saat melakukannya, mereka terus mendidik klien menuju sisi
kehidupan yang bermanfaat. Umumnya, terapi adlerian ini bertujuan membantu klien
dalam mengadopsi perilaku yang sesuai dengan minat sosial.
Terdapat perbedaan antara model lain dengan adlerian ialah mereka tidak
memandang klien sebagai individu yang ‘sakit’ dan butuh ‘disembuhkan’, terapi
adlerian didasarkan pada mendidik kembali individu dan membentuk kembali
masyarakat daripada menyembuhkan individu yang sakit. Terapi adlerian mendidik
klien dengan cara yang baru dalam memandang diri mereka sendiri, orang lain, dan
kehidupan.
Adler adalah salah satu pencetus rancangan yang ada dalam orientasi
pendekatan kognitif. Teori psikologis Adlerian yang diterapkan dalam konseling,
menekankan pada keutuhan kepribadian dan memahami manusia sebagai makhluk
yang komplit. Ini diyakini bahwa manusia pada hakikatnya termotivasi kepentingan
sosial, berjuang mencapai tujuan. Inti mengenai kepribadian dirumuskan bahwa
3
manusia bertumbuh, perlu mengambil tanggung jawab, mengkreasi nasibnya sendiri,
menemukan makna dan tujuan sebagai arah hidup.
Dan hakikatnya kecemasan terletak pada kegagalan atau hambatan individu
dalam memberi makna hidup saat ini dan ketidak jelasan arah kedepan.
B. TUJUAN
Tujuan umum dibuatnya makalah ini adalah :
1. Mengetahui konsep pada terapi Adlerian
2. Mengetahui proses serta tahapan dalam terapi Adlerian
3. Mengetahui cara menerapkan terapi Adlerian pada klien
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana klien dapat memandang sisi yang baru dalam dirinya ?
2. Apa saja tahapan dalam terapi Adlerian ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGANTAR TERAPI ADLERIAN
Bersama Freud dan Jung, Alferd Adler ialah kontributor utama pengembangan
awal pendekatan psikodinamik untuk terapi. Setelah 8-10 tahun berkolaborasi Freud
dan Adler berpisah, Freud beranggapan bahwa Adler sudah berbeda pendapat
dengannya dan meninggalkannya.
Proses terapi dan aplikasi praktis Psychoanalytic Society berdiri pada tahun
1911 kemudian menyusulnya Society for Individual Psychology pada tahun 1912,
Freud menegaskan bahwa tidak mungkin untuk mendukung konsep Adlerian dan
masih tetap dalam reputasi sebagai seorang psikoanalis, dan belakangan sejumlah
psikoanalis banyak yang menyimpang dari ortodoks Freud. Para revisionis Freudian
antara lain Karen Horney, Erich Fromm, dan Harry Stack Sullivan setuju bahwa
faktor sosial dan budaya sangat penting dalam pembentukan kepribadian meskipun
ketiga terapis ini disebut Neo-Freudian, sudut pandang sosial-psikologis dan
teleologis Adler menekankan kesatuan kepribadian bahwa individu hanya bisa
dipahami sebagai makhluk terintegrasi dan lengkap. Pandangan ini juga mendukung
perilaku yang bertujuan bahwa kemana kita pergi lebih penting daripada darimana
kita berasal.
Adler juga menyatakan bahwa manusia itu sebagai pencipta dan kreasi, artinya
disini manusia mampu mengembangkan sesuatu yang unik, seperti gaya hidup yang
dapat mereka pilah-pilah, dalam artian kita menciptakan diri kita sendiri. Setelah
kematian Adler pada tahun 1937, Rudolf Dreikus adalah sosok yang paling signifikan
dalam membawa psikologi Adlerian ke amerika serikat karena prinsipnya diterapkan
pada pendidikan, terapi individu/kelompok, dan konseling keluarga. Dreikurs
dikreditkan dengan memberikan dorongan pada gagasan pusat bimbingan anak dan
untuk melatih para profesional bekerja dengan berbagai klien.
B. KONSEP UTAMA TERAPI ADLERIAN
1) Pandangan Sifat Manusia
Fokus Adler adalah pada bagaimana persepsi individu terhadap masa lalu dan
penafsirannya tentang peristiwa awal memiliki pengaruh yang berkelanjutan, serta
perasaan rendah diri yang dianggap normal bagi kondisi semua individu dan sebagai
5
sumber perjuangan semua manusia. Sedangkan Freud, menekankan pada aspek
pilihan dan tanggung jawab, makna dalam hidup dan perjuangan untuk kesuksesan,
penyelesaian dan kesempurnaan. Adlerians menempatkan fokus pada mendidik
kembali individu dan membentuk kembali masyarakat.
Adler adalah cikal bakal pendekatan subjektif terhadap psikologi yang
berfokus pada faktor penentu internal perilaku seperti nilai, keyakinan, sikap, tujuan,
kepentingan dan persepsi individu tentang realitas. Ia adalah pelopor pendekatan yang
holistik, sosial, berorientasi pada tujuan, sistemik, dan humanistik.
2) Persepsi Subjektif tentang Realitas
“Realitas
Subjektif” ini mencakup persepsi, pikiran, perasaan, nilai, keyakinan,
dan kesimpulan individu. Tingkah laku dapat dipahami dari sudut pandang perspektif
subjektif ini. Perspektif Adlerian, realitas objektif kurang penting dari bagaimana kita
menafsirkan realitas dan makna yang kita lampirkan pada apa yang kita alami.
Beberapa pendekatan lain yang bersifat fenomenologis perspektif terapi eksistensial,
terapi yang berpusat pada orang, terapi Gestalt, terapi perilaku kognitif, terapi realitas,
dan pendekatan postmodern.
3) Persatuan dan Pola Kepribadian Manusia
Konsep holistik yang menyiratkan bahwa kita tidak dapat dipahami secara
sebagian, tetapi semua aspek diri kita harus dipahami dalam hubungan (Carlson &
Englar-Carlson, 2008). Fokusnya adalah memahami seluruh pribadi yang ada dalam
konteks keluarga, budaya, sekolah, dan pekerjaan mereka yang tertanam secara sosial.
Kita makhluk sosial, kreatif, pembuat keputusan yang bertindak dengan tujuan dan
tidak bisa sepenuhnya diketahui di luar konteks yang memiliki makna dalam hidup
kita (Sherman & Dinkmeyer, 1987). Pandangan holistik tentang kepribadian ialah
bahwa klien merupakan bagian integral dari suatu sosial sistem.

PERILAKU SEBAGAI TUJUAN dan BERORIENTASI TUJUAN
Psikologi individu mengasumsikan bahwa semua perilaku manusia memiliki
tujuan. Manusia menetapkan tujuan untuk dirinya sendiri, dan perilaku menjadi satu
kesatuan dalam konteks tujuan tersebut. Adler mengganti penjeasan deterministik
dengan teleologis (bertujuan, berorientasi pada tujuan). Asumsi dasar psikologi
individu adalah bahwa kita bisa berpikir, merasakan, dan bertindak dalam kaitannya
dengan persepsi kita tentang tujuan kita. Adlerians tertarik pada masa depan, tanpa
meminimalkan pentingnya pengaruh masa lalu. Self-ideal merepresentasikan citra
6
individu tentang tujuan kesempurnaan, yang di lakukan untuk berjuang dalam situasi
tertentu.

BERJUANG UNTUK SIGNIFIKASI dan SUPERIORITAS
Adler menekankan bahwa berjuang untuk kesempurnaan dan mengatasi rasa
rendah diri dengan mencari penguasaan itu tidak tepat (Ansbacher & Ansbacher,
1979). Untuk memahami perilaku manusia, penting untuk memahami gagasan
inferioritas dan kompensasi dasar. Menurut Adler, perasaan rendah diri bukanlah
faktor negative dalam hidup. Dia berpendapat bahwa tujuan sukses menarik orang
maju kearah penguasaa dan memungkinkan mereka untuk mengatasi rintangannya.
Tujuan keunggulan berkontribusi pada perkembangan manusia masyarakat. Namun,
penting untuk dicatat bahwa “superioritas”, seperti yang digunakan oleh Adler, tidak
selalu berarti lebih tinggi dari orang lain. Sebaliknya, itu berarti berpindah dari posisi
yang dianggap lebih rendah ke posisi yang dianggap lebih tinggi. Orang-orang
mengatasi perasaan tidak berdaya dengan berjuang untuk ketangkasan, penguasaan,
dan kesempurnaan.
 GAYA HIDUP
Pengalaman dalam keluarga dan hubungan antara saudara kandung
berkontribusi pada pengembangan cara konsisten diri ini dari mengamati, berpikir,
merasakan, dan berprilaku. Pengalaman dalam diri individu sendiri bukanlah faktor
yang menentukan, sebaliknya itu adalah interpratsi kita atas peristiwa-peristiwa
kepribadian yang membentuk itu. Interpretasi yang salah dapat menyebabkan
pemahaman yang salah dalam logika pribadi kita, yang secara signifikan akan
mempengaruhi perilaku saat ini. Pengalaman masa kecil dan secara sadar
menciptakan gaya hidup baru.
4) Minat Sosial dan Perasaan Komunitas
Minat sosial mengacu pada garis tindakan dari perasaan komunitas seseorang,
dan ini melibatkan sikap positif individu terhadap orang lain di dunia, termasuk
berjuang untuk masa depan yang lebih baik untuk kemanusiaan. Proses sosialisasi,
yang dimulai sejak masa kanak-kanak, melibatkan dan menemukan tempat dalam
masyarakat dan memperoleh rasa memiliki dan berkontribusi (Kefir, 1981).
Sementara Adler juga menganggap minat sosial sebagai bawaan, dia juga percaya
bahwa itu harus diajarkan, dipelajari, dan digunakan. Adler menyematkan minat
sosial dengan rasa identifikasi dan empati dengan orang lain: “untuk melihat dengan
mata orang lain,untuk mendengar dengan telinga orang lain, untuk merasakan dengan
7
hati orang lain (Ansbacher & Ansbacher, 1979, hlm. 42). Dari perspektif Adlerian,
saat minat sosial berkembang, perasaan rendah diri dan keterasingan berkurang.
Orang mengekspresikan minat sosial melalui aktivitas bersama dan saling
menghormati.
Adler mengajarkan bahwa kita harus berhasil menguasai tiga tugas kehidupan
universal: membangun persahabatan (tugas sosial), membangun keintiman (tugas
cinta-pernikahan), dan berkontribusi pada masyarakat (tugas pekerjaan). Semua orang
perlu mengatasinya tanpa memandang usia, jenis kelamin, waktu dakam sejarah.
Tujuan terapi adalah untuk membantu klien dalam memodifikasi gaya hidup mereka
agar dapat lebih efektif menavigasi salah satu tugas-tugas (Carlson & Englar-Carlson,
2008).
5) Urutan Kelahiran dan Hubungan Saudara
Adlerians memandang sebagian besar masalah manusia sebagai masalah sosial,
mereka menekankan hubungan dalam keluarga sebagai yang paling awal dan
mungkin yang paling berpengaruh sistem sosial. Meskipun saudara kandung memiliki
kesamaan aspek dalam konstelasi keluarga, situasi psikologis setiap anak berbeda
dengan situasi psikologis anak lainnya karena urutan lahir.
Berikut uraian tentang pengaruh kelahiran. Urutan didasarkan pada Ansbacher
dan Ansbacher (1964), Dreikurs (1953), dan Adler (1931/1958).
a.
Anak tertua umumnya menerima banyak perhatian, dan apabila dia anak tunggal
dia akan dimanja sebagai pusat dari perhatian. Dia cenderung dapat diandalkan
dan pekerja keras serta berusaha menjaga di depan. Namun, ketika memiliki adik
perempuan atau lelaki, maka ia tak lagi unik atau istimewa, dia mungkin dengan
mudah percaya bahwa pendatang baru akan merampas cintanya yang biasanya
dia lakukan.
b.
Anak kedua dari dua bersaudara ini posisinya berbeda, sejak dia lahir dia berbagi
perhatian dengan anak lain. Anak yang paling kecil akan mengembangkan bakat
untuk menemukan jalan keluar dari titik lemah anak sulung dan mulai mendapat
pujian dari kedua orangtuanya. Anak kedua seringkali berlawanan dengan anak
pertama.
c.
Anak tengah sering merasa tertekan. Dia mungkin menjadi yakin dari
ketidakadilan hidup dan merasa tertipu, anak tengah juga bisa menjadi pembawa
damai atau orang yang menyatukan sesuatu. Jika ada empat anak dalam keluarga,
8
anak kedua akan merasa seperti anak tengah sedangkan anak ketiga menjadi lebih
santai, lebih sosial, dan mungkin sejalan dengan anak pertama.
d. Anak bungsu selalu menjadi bayi dalam keluarga dan cenderung menjadi yang
terbesar dimanjakan. Dia memiliki peran khusus untuk dimainkan, karena semua
anak lain ada di depan dari dia. Anak bungsu cenderung menempuh jalannya
sendiri.
e.
Anak tunggal memiliki masalahnya sendiri. Dia akan belajar menangani dengan
orang dewasa, karena mereka membentuk dunia keluarga aslinya. Dia mungkin
ingin menjadi pusat perhatian sepanjang waaktu, dan jika posisinya ditantang, dia
akan merasa tidak adil.
C. PROSES DALAM TERAPI ADLERIAN
Tujuan terapeutik konseling Adler bertumpu pada pengaturan kolaborasi
antara klien dengan konselor, dengan tujuan utama, a.) Mengembangkan klien rasa
memiliki dan untuk membantu dalam penerapan perilaku dan proses yang ditandai
dengan perasaan komunitas dan minat sosial, b.) Membantu klien untuk memahami
gaya hidup unik mereka, c.) Membantu mereka belajar berfikir tentang diri sendiri,
orang lain, dan dunia dalam bertindak sedemikian rupa untuk memenuhi tugas hidup
dengan keberanian dan minat sosial.
Proses
konseling
berfokus
pada
penyediaan
informasi,
pengajaran,
membimbing dan menawarkan dorongan bagi klien untuk rendah hati. Dorongan
adalah metode paling ampuh yang tersedia untuk mengubah keyakinan individu,
karena membantu klien membangun kepercayaan diri dan menstimulasi keberanian.
Keberanian ialah kesediaan untuk bertindak bahkan saat merasa takut dengan cara
yang sejalan dengan kepentingan sosial. Pemahaman mendasar mengenai tujuan
perilaku konselor membantu dan mengubah persepsi klien. Tujuan ini untuk tujuan
proses : 1). Memupuk minat sosial, 2). Membantu klien mengatasi perasaan putus asa
dan rendah diri, 3). Mengubah pandangan dan tujuan klien (mengubah gaya hidup), 4).
Mengubah motivasi yang salah, 5). Mendorong individu untuk mengakui kesetaraan
diantara individu lainnya, 6). Membantu individu untuk menjadi anggota masyarakat
yang berkontribusi.
Fungsi utama terapis Adlerian ialah membuat penilaian yang komprehensif,
hubungan antar klien dan terapis, Adlerian menganggap hubungan klien-terapis yang
9
baik menjadi sebuah kerjasama, saling percaya, menghormati, berkolaborasi, dan
tujuan yang selaras.
Untuk merumuskan rencana atau kontrak, merinci apa yang diinginkan, dan
bagaimana merencanakannya, mendapatkan apa yang dituju, apa yang mencegahnya
untuk mencapai tujuan, bagaimana mengubah perilaku yang tidak produktif menjadi
perilaku yang kontruktif, dan bagaimana menggunakan asset sepenuhnya untuk
mencapai tujuan. Kontrak terapeutik ini menetapkan tujuan dari proses konseling
dan menjelaskan tanggung jawab terapis dan klien. Mengembangkan kontrak
bukanlah persyaratan terapi Adlerian, tetapi kontrak dapat membawa fokus pada
terapi.
D. PENERAPAN TERAPI ADLERIAN
Konseling Adlerian yang disusun melalui empat tujuan utama yang sesuai
dengan empat tahap proses terapeutik (Dreikurs, 1967). Pemdekatannya terhadap
terapi telah diuraikan dalam apa yang disebut terapi singkat Adlerian atau ABT (Bitter,
Christensen, Hawes, & Nicoll, 1998). Tahapan tersebut ialah sebagai berikut :
a) Tahap 1 : Membangun Hubungan
Selama tahap awal ini, hubungan positif akan tercipta dengan mendengarkan
secara empati, menanggapi, mengikuti pengalaman subjektif klien sedekat mungkin,
mengidentifikasi dan mengklarifikasikan klien untuk memahami tujuan serta
mencari perubahan, dan menunjukkan keyakinan, harapan, juga kepedulian.
Terapis Adlerian akan berusaha menangkap pesan verbal dan nonverbal klien
untuk mengakses pola inti dalam kehidupan klien. Setelah klien merasa dipahami
dan diterima, klien akan fokus pada apa yang diinginkan pada terapinya dan
kemudian menentukan tujuan. Di tahap ini fungsi konselor ialah memberikan
perspektif sudut lebar yang akan membantu klien memandang dunianya secara
berbeda.
b) Tahap 2 : Jelajahi dinamika psikologis individu
Tujuan pada tahap kedua ini ialah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
dalam tentang gaya hidup klien. Fokus penilaian tahap ini pada konteks sosial dan
budaya individu.
Tahap penilaian ini berasal dari dua bentuk wawancara : wawancara subjektif
dan wawancara objektif (Direkurs, 1997). Dalam wawancara subjektif, konselor
akan membantu klien untuk menceritakan kisah hidupnya secara lengkap. Proses
10
yang dilakukan dengan mendengar secara seksama dan menanggapi dengan empatik,
harus mengikuti dari rasa menenangkan, daya tarik dan minat.
Sedangkan wawancara objektif berusaha menemukan informasi tentang.
Bagaimana masalah dalam kehidupan klien dimulai. Peristiwa pencetus. Riwayat
medis, termasuk pengobatan saat ini dan sebelumnya. Sejarah sosial. Dan alasan
klien memilih terapi saat ini. Ada beberapa aspek sebagai pendukung dalam cara
pandang klien memahami gaya hidup serta psikologisnya, yaitu : 1). Hubungan
dengan keluarga, 2). Ingatan awal, 3). Mimpi, 4). Kesalahan dasar, dan 5). Sesuatu
yang bernilai.
Singkatnya melakukan assesmen terhadap pandangan klien yang
melatarbelakangi permasalahan yang dialami klien.
c) Tahap 3 : Mendorong pemahaman dan wawasan diri
Pemahaman diri memungkinkan ketika tujuan dan sasaran perilaku yang
tersembunyi dibuat sadar. Menurut Adlerians wawasan sebagai bentuk kesadaran
khusus yang memfasilitasi pemahaman, yang berarti dalam hubungan terapeutik dan
bertindak sebagai dasar perubahan, juga sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Pengungkapan dan interpretasi Adlerian berkaitan dengan menciptakan
kesadaran akan arah kehidupan individu, tujuan individu, logika pribadi dan cara
kerjanya, serta perilaku individu saat ini. Melalui proses ini baik konselor maupun
klien akan memahami motivasi klien, cara bagaimana motivasi itu berkontribusi, dan
apa yang dapat dilakukan klien untuk memperbaiki situasi.
d) Tahap 4 : Reorientasi dan Reedukasi
Fokus pada membantu individu menemukan perspektif baru dan lebih
fungsional. Klien didorong untuk mengambil resiko dalam hidup mereka untuk
mengubah kondisi buruk dalam hidupnya, dorongan menjadi ciri yang paling
menonjol dalam terapi Adlerian dan dorongan merupakan sesuatu yang penting dalam
setiap tahap konseling maupun terapi. Biasanya klien tidak menyadari akan kekuatan
positif yang dimilikinya, nilai-nilai dalam dirinya, dan kualitasnya oleh karena itu
klien merasa tidak bahagia. Adlerians percaya bahwa ketidakberdayaan fakta dasar
untuk mencegah fungsi manusia dan percaya bahwa keberanian sebagai penawarnya.
AREA PENERAPAN
Psikologi individu didasarkan pada model pertumbuhan, bukan model medis.
Oleh karena itu, hal ini dapat diterapkan pada berbagai bidang kehidupan seperti
11
bimbingan anak, konseling orang tua-anak, konseling pasangan, konseling keluarga,
konseling kelompok, konseling individu dengan anak-anak, remaja, dan orang dewasa,
konflik budaya; lembaga konseling pemasyarakatan dan rehabilitasi serta institusi
kesehatan mental.
Saat menerapkan terapi lembaga pendidikan, konsultan fokus pada guru.
Sebab, mereka menghadapi kesalahan mendasar anak-anaknya. Guru mendapatkan
pelatihan untuk menghindari kesalahan yang berperan dalam koreksi dan juga untuk
meningkatkan minat sosial.
Dalam praktik pendidikan orang tua, konselor fokus pada hubungan antara
anak dan orang tua dan ingin meningkatkan hubungan di antara mereka. Tujuan
utama untuk mengajarkan keterampilan mendengarkan secara aktif, memahami tujuan
perilaku anak, membiasakan pertemuan anggota keluarga, memberikan rasa
pendidikan.
Area konseling lainnya adalah di antara pasangan. Di sini konselor mengajar
pasangan untuk meningkatkan hubungan, komunikasi dan kolaborasi di antara mereka
dan juga, membawa keterampilan pemecahan masalah. Tidak penting siapa yang
benar dalam sebuah hubungan, yang terpenting adalah hubungan antara pasangan dan
interaksi pada gaya hidup mereka.
Dalam penerapan konseling keluarga. Mereka menganalisis suasana keluarga,
saling mempengaruhi anggota keluarga satu sama lain. Peran gender dalam keluarga
dan juga panutan anak dalam keluarga juga merupakan hal yang penting.
Penerapan konseling kelompok adalah area terakhir. Di sini, Adlerians
menyadari bahwa terapi kelompok adalah cara efektif untuk mengubah perilaku
individu. Individu mungkin merasa lebih nyaman dalam terapi kelompok saat
dihadapkan pada sifat negatifnya sendiri. Mereka menyadari bahwa banyak
orang lain yang mengalami masalah serupa dan karenanya mereka tidak merasa
sendirian. Selain itu, terapi kelompok menyediakan lingkungan bagi klien untuk
bersosialisasi.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bagi Adler, kehidupan individu dimotivasi oleh suatu dorongan utama,
dorongan untuk mengatasi perasaan inferior menjadi perasaan superior. Tingkah laku
yang ditentukan utamanya oleh pandangan mengenai masa depan, tujuan, dan harapan.
Adler menekankan sifat sosial dari individu bahwa kesehatan psikologis dapat
diukur dengan kontribusi yang individu buat untuk komunitasnya dan masyarakat.
Adler percaya mengenai gaya hidup, cara individu menggapai kehidupannya, dan
tujuan jangka panjang mereka dapat ditentukan dengan memeriksa konstelasi
keluarga, ingatan awal (kenangan insiden dari masa kanak-kanak), dan impian.
Beberapa penerapan yang dilakukan oleh para terapis atau konselor
melakukan terapi pun telah menyebar dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan
permasalahan dalam kehidupan. Tersirat dalam tujuan psikoterapi dan konseling
adalah peningkatan kepentingan individu dalam hubungan sosial klien, karena
konseling dan psikoterapi saling berhubungan.
B. SARAN
Bagi para pembaca, diharapkan makalah ini bisa menjadi referensi dan
menambah wawasan mengenai Terapi Adlerian dalam pandangan Alferd Adler dan
dapat dijadikan rujukan untuk makalah lainnya yang berkaitan dengan psikoterapi
menurut pandangan Alferd Adler. Selain itu kami mengharapkan dengan adanya
makalah ini para pembaca lebih dapat memahami lagi konsep dan penerapan dalam
melakukan terapi melalui teori Alferd Adler.
13
DAFTAR PUSTAKA
Corey, G. 2013. Theory and Practice of Counseling and Psychoterapy Edisi delapan.
Belmont: Thomson Higher Education.
14
Download