VIDEO 7 MEDIA EKONOMI DAN KEWIRAUSAHAAN (MEDIA ECONOMIC ENTERPREUNERSHIP) STUDI KASUS PADA UNIVERSITY SOUTHERN CALIFORNIA (USC) ANNENBERG SCHOOL FOR COMMUNICATION & JOURNALISM USC Annenberg School for Communication didirikan pada tahun 1971 dengan dukungan dari Duta Besar Walter akhir H. Annenberg. Lokasinya yang strategis di Los Angeles memungkinkan untuk mendorong sinergi dinamis dan pendekatan multidisiplin untuk studi komunikasi melalui akses tak tertandingi untuk bangsa dan hiburan dunia, media dan industri teknologi. (School Overview of USC Annenberg School for Communication 2012) Manajemen strategi pemasaran organisasi yang dilakukan Annenberg School for Communication & Journalism adalah dengan mengusung Media Ekonomi dan Kewirausahaan sebagai keunggulan kompetitif (Competitive Advantages) yang ditawarkan kepada customer diatas adalah dengan melakukan strategi diversifikasi internal development. Strategi diversifikasi melalui internal development dimana perusahaan memilih perluasan operasinya dengan cara memulai bisnis baru dari bawah dengan memindahkan sumber daya korporasi yang tidak terlihat (intangible resource) ke dalam sebuah bisnis baru. Pada tahun 1994, dua dari departemen terkait USC akademik - Komunikasi Seni & Ilmu dan Jurnalisme - bergabung dengan Sekolah Annenberg. Pada tahun 2009, mengakui peran penting jurnalisme memainkan dalam masyarakat demokratis, Dewan Pengawas USC memilih untuk mengubah nama ke USC Annenberg School for Communication & Journalism1. Alasan bahwa dunia kini bearada di ujung depan transformasi besar ditandai dengan pergeseran dari masyarakat industri yang diarahkan pada produksi material nasionalis menuju postindustri, jaringan, media-infused, masyarakat informasi di mana pendidikan, inovasi dan otoritas adalah yang lebih didistribusikan, saling berhubungan secara lebih bottom-up dan global. Inilah salah satu motivasi Annenberg School for Communication & Journalism melakukan diversifikasi internal developmnet dalam menghadapi perubahan ini adalah melalui Program Media Ekonomi dan Kewirausahaan (Media, Economic and Entrepreneurship atau M {} 2e). University Southern California (USC) Annenberg mendengar apa yang mahasiswa, dosen, alumni katakan tentang program ini melalui media yang ditunjukkan dalam video. Menurut Prof. Cris Smith dan Prof. Gabriel Khan selaku Co Director Program M {} 2e, dunia industri kini banyak mengalami perluasan dan perubahan berarti lantaran datangnya teknologi baru, kompetitor baru dan e-technology. Perubahan baru ini dijadikan peluang baru keunggulan strategi (competitive 1) http://annenberg.usc.edu/Prospective/WhyASC/Overview.aspx strategic) bagi M{}2e dengan mengambil ketrampilan umum dan pengetahuan berbasis komunikasi sebagai fokus utama dalam menghadapi tantangan kedepan. Volatilitas lingkungan ekonomi, evolusi berkelanjutan teknologi dan fisik semakin mengglobal, infrastruktur sosial dan kelembagaan menyajikan tantangan dan peluang bagi para pembuat kebijakan, komunikasi dan jurnalisme kelembagaan, dan para pelaku ekonomi di seluruh industri media dan informasi. Melalui kursus, penelitian, dan bekerja sama dengan perusahaanperusahaan di garda depan ini gelombang baru "destruksi kreatif," mempersiapkan M{}2e siswa untuk memahami perubahan besar yang terjadi di bidang komunikasi dan mendorong mereka untuk berinovasi dan memimpin. Sejak pada tahun 1971, USC Annenberg telah menjadi pemimpin dalam revolusi komunikasi. Annenberg School for Communication & Journalism menyediakan sumber daya penting untuk siswa, peneliti dan masyarakat tentang batas baru dalam jurnalisme dan komunikasi serta mempromosikan studi model bisnis baru yang akan memungkinkan bidang ini untuk berkembang di masa depan. Sebuah penekanan utama dari USC Annenberg, bahwa Media, Ekonomi dan Inisiatif Kewirausahaan (M{}2e) merupakan peluang akademik dan proyek penelitian untuk memperkuat pengetahuan mereka tentang ekonomi. M{}2e menanamkan pemahaman prinsip-prinsip ekonomi dan perilaku pasar melalui program kerja (course work) di semua program gelar USC Annenberg, mendorong siswa untuk berinovasi dan bereksperimen dengan ide-ide baru bagi komunikasi dan jurnalisme. Teknologi telah merubah kehidupan manusia seolah tanpa batas di berbagai aspek, baik sosial, ekonomi maupun politik. Internet sebagai tiang berkembanganya teknologi informasi telah merubah ekonomi konvensional yang lambat dan mengandalkan interaksi sumber daya fisik secara lokal berubah menjadi ekonomi digital yang serba cepat dan mengandalkan sumber daya informasi secara global. Menurut Dess, Lumpkin & Eisner dalam bukunya Srategic Management (2010) bahwa internet telah merubah cara berbisnis dan menyediakan cara-cara baru untuk berinteraksi dengan konsumen. Penggunaan teknologi juga dilakukan untuk mengefesiensikan operasional perusahaan serta membantu menciptakan nilai-nilai baru. Perkembangan ini menuntut organisasi untuk berubah jika tidak ingin tertinggal dari kompetitornya. Organisasi juga membutuhkan tenaga-tenaga ahli yang menjadi aset bagi organisasi. Dalam video tersebut, M{}2e menjelaskan ada 3 garis besar yang menjadi konsentrasi mereka: 1. Communication Menurut Van Dijk (1991), masyarakat modern sedang dalam proses menjadi masyarakat berjaringan, sebuah bentuk masyarakat yang secara meningkat mengatur hubungannya dalam jaringan media yang berangsur-angsur menggantikan atau melengkapi jaringan sosial melalui hubungan langsung (face to face). Sebagai contoh kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan teknologi adanya e-commerce dimana masyarakat dapat bertransaksi jual beli melalui internet dan melakukan pembayaran dengan kartu kreditnya secara online atau e-business yang membuat transaksi ekonomi lebih mudah, cepat, efisien serta mampu melampaui bata-batas fisik antar daerah atau negara. Fenomena lain yang kita lihat yaitu munculnya media-media sosial. Facebook, twitter kini menjadi sarana pemasaran yang cukup kuat. Menurut Philip Kotler yang dikutip dari Detik Finance “new marketing is social media”. Media sosial setidaknya telah memotong satu langkah jarak yang memisahkan antara produsen dan konsumen sehingga mereka dapat berinteraksi secara langsung. 2. Business & Economic Reporting Perubahan ke arah ekonomi digital melahirkan kebutuhan akan kecepatan akses informasi. Pergerakan harga saham, indeks nilai tukar mata uang, kebijakan ekonomi pemerintah, berbagai peristiwa baik lokal maupun internasional yang berpengaruh pada dunia ekonomi, semuanya menjadi kebutuhan dalam hitungan detik. Komunikasi ekonomi memungkinkan media menyampaikan dan menyambung informasi ekonomi antara pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat. Bagi pelaku bisnis, informasi ini sangat penting salah satunya untuk menciptakan environmentally awares organization. Menurut Dess, Lumpkin & Eisner (2010), kesadaran mengenai lingkungan sekitar dapat dicapai melalui 3 proses yaitu: environmental scanning, environmental monitoring dan competitive intelligence. a. Environmental Scanning meliputi prediksi dan deteksi mengenai perubahan lingkungan yang terjadi sehingga perusahaan dapat bersifat proaktif. b. Environmental Monitoring merupakan evolusi terhadap trend yang sedang terjadi di lingkungan, rangkaian peristiwa dan aktivitas utama yang terjadi. c. Competitive Intelligence untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan kompetitor dengan cara pencarian data dan menginterpretasikannya. Jika hal ini dilakukan dengan semestinya, competitive intelligence membantu perusahaan menghindari perubahan karena telah mengantisipasi pergerakan kompetitor 3. Entrpreneurial Thinking Menurut Dess, Lumpkin & Eisner (2010) berpikir ala entrepreneur seringkali diasosiasikan dengan start-up company, padahal memiliki jiwa entrepreneurship penting karena perubahan yang terjadi akan menciptakan kesempatan yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Bagi perusahaan yang telah mapan, peluang bisnis baru dapat muncul dari munculnya kebutuhan konsumen, permintaan suplier dan perkembangan teknologi yang membawa perubahan baru. Bagaimanakah cara menciptakan bisnis baru? Untuk menentukan apakah sebuah ide cukup kuat untuk dijadikan usaha baru, seorang entrepreneur melakukan proses yang disebut opportunity recognition meliputi identifikasi, seleksi dan membangun peluang yang potensial. Opportunity Resources Entrepreneurship Opportunity Analysis Framework Dalam mengembangkan peluang usaha baru, diperlukan kriteria kepemimpinan entrepreneurial yang meliputi: a. Vision Visi merupakan aset terpenting dari seorang entrepreneur karena dengan ini mereka dapat menciptakan sesuatu yang baru dan dengan caranya dapat merubah dunia. Namun visi saja tidak cukup, untuk membangun dukungan entrepreneur harus memiliki backing finansial dan menarik pekerja dengan membagi visinya. b. Dedication and drive Dedikasi dan dorongan direfleksikan melalui kerja keras. Dorongan menimbulkan motivasi dari dalam sedangkan dedikasi merupakan komitmen intelektual yang akan membuat entrepreneur mampu bertahan menghadapi setiap kondisi yang ada. c. Commitment to excellence Keunggulan/mutu menuntut entrepreneur harus paham mengenai siapa konsumen mereka, menyediakan barang dan jasa dengan kualitas baik, memperhatikan detail dan merupakan proses belajar yang terus menerus.