Bab I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Dalam mempelajari struktur dangkal dari suatu gunung api, konveksi hidrotermal masuk didalamnya, karena dengan adanya model maka akan didapatkan suatu struktur bawah permukaan yang dapat menceritakan tentang aktivitas vulkanik didalamnya. Tentunya ditunjang dengan data dari lapangan. Sehingga dapat dinterpretasikan secara kualitatif dan kuantitatif. Konveksi hidrotermal dari suatu objek gunung api merupakan salah satu aspek yang sangat menarik untuk dikaji dan diteliti. Fenomena konveksi hidrotermal banyak dijumpai pada gunung api yang sifatnya aktif. Konveksi hidrotermal ini terjadi akibat adanya perubahan sistem aliran air bawah tanah yang dipengaruhi oleh suhu bawah permukaan akibat aliran panas dari intruksi magmatik. Gunung Tangkuban Perahu merupakan gunung api aktif bertipe strato yang memiliki ketinggian sekitar 2084 m di atas permukaan laut. Gunung ini memiliki banyak kawah, seperti Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Baru, Kawah Lanang, Kawah Ecoma, Kawah Jurig, Kawah Siluman, Kawah Domas, Kawah Jarian dan Kawah Paguyangan Badak (Kadarsetia, 2006). Dalam penelitian ini daerah yang diteliti lebih difokuskan lagi, yaitu di sekitar Kawah Domas. Dimana Kawah Domas merupakan salah satu kawah yang ada di Gunung Tangkuban Perahu dan bentuknya menyerupai tapal kuda menghadap ke arah timur laut dan sifatnya masih aktif. Pada kawah ini terlihat jelas manifestasi dari adanya sumber panas bumi, seperti fumarol dan semburan gas dengan daerah alterasi kirakira seluas ± 20.000 m2 (Nasution, 2004). Berdasarkan hasil penelitian Nasution (2004) ditemukan bahwa fumarol yang terbentuk di daerah Gunung Tangkuban 1 perahu memiliki kadar H2O sekitar 98 – 99 %. Hal ini membuktikan bahwa terjadi aktivitas hidrotermal di bawah permukaan Kawah Domas. I.2. Masalah yang dikaji Masalah yang dikaji dalam tesis ini, yaitu tentang studi awal dari pemodelan struktur dangkal Kawah Domas dengan menggunakan metode self-potential yang diintegrasikan dengan metode lainnya, seperti; suhu permukaan, 2D DC resistivity, emisi gas CO2, dan pH. Selain itu penelitian ini pun membandingkan korelasi data antara metode-metode di atas dengan struktur bawah permukaan, untuk dijadikan dasar dalam interpretasi data secara kualitatif ataupun kuantitatif. I.3. Metode Penelitian Pendekatan dan metode penelitian yang digunakan, yaitu dengan cara studi literatur, pengambilan data ke lapangan, dan pemodelan. Adapun metode-metode geofisika yang digunakan, yaitu self-potential yang ditujukan untuk mengetahui variasi sebaran beda potensial terhadap suatu titik acuan (base) secara lateral. Suhu permukaan yang ditujukan untuk mengetahui sebaran nilai temperatur secara lateral. 2D DC resistivity yang ditujukan untuk menggambarkan kontras resistivitas bawah permukaan. Emisi gas CO2 ditujukan untuk menggambarkan zona rekahan yang berkaitan dengan struktur yang berada di bawah permukaan dan pH ditujukan untuk mengetahui kadar keasaman mata air panas yang berkaitan dengan aktivitas vulkanik bawah permukaan. I.4. Sistematika Sistematika tesis terdiri atas 5 bab, yaitu : Bab I Pendahuluan. Berisi tentang deskripsi topik kajian, masalah yang dikaji, metode penelitian, dan sistematika penulisan. 2 Bab II Teori Dasar. Berisi tentang teori dasar dari metoda self-potential , suhu permukaan, 2D DC resitivity, emisi CO2, pH, dan pengantar tentang sistem hidrotermal. Bab III Pengambilan dan Pengolahan Data. Berisi tentang deskripsi lokasi penelitian, pengambilan data dari metode self-potential, suhu permukaan, 2D DC resitivity, emisi CO2, dan pH. Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data dari tiap-tiap metode di atas. Bab IV Pemodelan dan Analisa. Berisi tentang pemodelan beserta pembahasannya dari tiap-tiap metode pengukuran. Bab V Kesimpulan dan Saran. Berisi tentang kesimpulan dari serangkaian kegiatan penyusunan tesis ini dan saran untuk pengembangan selanjutnya. 3