rumusan pertemuan - Badan Ketahanan Pangan

advertisement
RUMUSAN PERTEMUAN
PERCEPATAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN
BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2016
TANGGAL 05 APRIL 2016
1. Arahan Menteri Pertanian, bahwa capaian kinerja Kementerian Pertanian adalah
peningkatan produksi komoditas prioritas, serta serapan anggaran. Khusus
Badan Ketahanan Pangan, capaian kegiatan prioritas PUPM/TTI.
2. Berdasarkan target PUPM/TTI pada bulan April – Mei sudah pencairan
anggaran PUPM/TTI, sehingga awal bulan April semua SK Penerima Manfaat
sudah selesai, dan bimbingan teknis untuk gapoktan akan dilaksanakan mulai
minggu ke II bulan April (Wilayah Barat di Bandung) dan minggu ke IV bulan
April (Wilayah Timur di Bali).
3. Target serapan BKP secara nasional pada bulan Maret 2016 sebesar 30 persen,
tetapi sampai tanggal 5 April 2016 baru tercapai 3,50 persen. Harapannya
minimal capaian realisasi anggaran BKP sama dengan atau lebih dari realisasi
anggaran Kementerian Pertanian.
4. Serapan anggaran Satker Badan/Unit Kerja Ketahanan Pangan Daerah di atas
rata-rata realisasi anggaran Kementerian Pertanian, sebanyak 4 Satker yaitu
Badan Ketahanan Pangan Pusat (12,01 persen), Maluku Utara (10,83 persen),
Sumatera Selatan (8,58 persen), Sulawesi Barat (7,99 persen). Sedangkan
Satker yang diatas rata-rata realisasi Badan Ketahanan Pangan sebanyak 10
Satker, dan Satker yang belum ada realisasi anggaran sebanyak 11 Satker yaitu
DKI Jakarta, DIY, Jatim, Jambi, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Maluku (TP/SOLID),
Maluku Tengah (TP/SOLID), Papua, dan Buru.
5. Perkembangan kegiatan PUPM/TTI, sebagai berikut :
a. PUPM/TTI di Provinsi Maluku kemungkinan besar tidak dilaksanakan karena
lokasi sasaran tidak ada Gapoktan, yang ada hanya Dolog. Apabila dengan
Gapoktan dari daerah/kabupaten lain, biaya transportasi sangat besar.
b. Penundaan pencairan kegiatan PUPM (Provinsi Jawa Timur, Kalimantan
Barat) karena aspirasi masyarakat Komisi IV DPR yang tidak sesuai dengan
Pedoman. Untuk Kalimantan Barat sedang diupayakan untuk mengalihkan
sasaran yang sesuai dengan Pedoman.
c. Penghitungan keuntungan bagi gapoktan dan TTI masih belum jelas, yang
membuat keraguan bagi Gapoktan dan TTI, akibatnya menghambat SK
Penetapan Penerima Bantuan dan MoU antara Gapoktan dan TTI.
6. Permasalahan belum optimalnya serapan anggaran tersebut adalah :
a. Masih adanya Perubahan SK Pengelola Keuangan eetelah ada perubahan
Kepala Badan/Unit Ketahanan Pangan (Provinsi Jambi dan Kalsel), dan
perubahan organisasi ketahanan pangan (Provinsi DIY);
b. Secara umum Kabupaten/Kota Menerima POK Revisi pada awal bulan
Maret;
c. SK Penerima Bantuan Pemerintah (PUPM/TTI, KRPL, LDPM) masih proses;
d. Pemblokiran anggaran SOLID (Provinsi/Kabupaten/Kota Maluku dan Maluku
Utara), saat ini masih proses pembukaan rekening khusus;
e. Penundaan pencairan kegiatan PUPM (Provinsi Jawa Timur, Kalimantan
Barat) dan KRPL (Provinsi Kalimantan Barat) karena aspirasi masyarakat
Komisi IV DPR yang tidak sesuai dengan Pedoman. Untuk Kalimantan Barat
sedang diupayakan untuk mengalihkan sasaran yang sesuai dengan
Pedoman.
f. Lokasi sasaran PUPM/TTI di Provinsi Maluku tidak ada Gapoktan, yang ada
hanya Dolog. Apabila dengan Gapoktan dari daerah/kabupaten lain, biaya
transportasi sangat besar. Atas arahan Kepala Badan Ketahanan Pangan
Kementan, kegiatan PUPM/TTI di Provinsi Maluku agar di review ulang
pelaksanaannya, bahkan dimungkinkan untuk tidak dilaksanakan.
7. Upaya percepatan pencairan anggaran dan kegiatan, adalah :
a. Penyelesaian revisi POK dan pengelola keuangan.
b. Percepatan SK penerima belanja barang bantuan pemerintah, khususnya,
PUPM/TTI, KRPL, dan LDPM.
c. Percepatan realisasi Dana Bantuan Pemerintah bagi calon penerima yang
sudah memenuhi syarat (tanpa menunggu seluruhnya selesai)
d. Percepatan pelaksanaan kegiatan pembinaan, pemantauan, dan pertemuan.
e. Identifikasi kegiatan dan pengawalan pelaksanaan lelang, dan belanja
barang/jasa melalui ULP/LPSE.
f. Pemanfaatan mekanisme GU, UP, TUP, dan LS dalam penarikan anggaran.
g. Pendampingan percepatan kegiatan dan anggaran Badan Ketahanan
Pangan Kementerian Pertanian.
h. Kepastian gapoktan sasaran dari aspirasi masyarakat melalui Tenaga Ahli
(TA) DPR Komisi IV, serta pendampingan dari BKP Kementan/BKP Provinsi
untuk gapoktan yang diminta fee oleh TA tersebut.
8. Rencana pemotongan anggaran (RAPBN-P) pada bulan Mei 2016 yang
diprioritaskan pada :
a. Kegiatan pengadaan barang dan jasa yang belum dilaksanakan, disarankan
agar pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dipercepat,
b. Capaian serapan anggaran hingga bulan April yang masih rendah atau yang
belum mencairkan,
c. Apabila tidak ada perubahan kegiatan prioritas/yang belum dilaksanakan
sampai dengan bulan april 2016,
d. Kegiatan lain yang dianggap kurang mendukung pencapaian program.
Jakarta, April 2016
Download