Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014 Perkembangan Behavioral Finance di Indonesia dan Mancanegara Benny Budiawan Tjandrasa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha [email protected] ABSTRACT Making the right decision is the main aspect in business and entrepreneurship. In the same condition, different decision makers can make different decisions because they have different behaviors. Dominick Salvatore classifies behavior among risk-averter and risk takers. Such behavior is at the root of the development of behavioral finance. Although behavioral finance had just received international recognition in 2002, the influence of behavioral finance in many countries and particularly in Indonesia has occurred many years ago. Cutting the value of money (sanering) from the 1946 to the 1960s, the economic and financial crisis of 19971998, and the reason to liquidate of the Bank Century in 2008 became examples of the influence of behavioral finance in Indonesia. Research on behavioral finance in foreign countries showed some relationships between age, income, and financial knowledge with the behavior of investors and decision makers. Behavioral finance in the future will be growing to the direction of neuroeconomics which studied neural roles in economic decision making. Keywords: behavioral finance, risk taker, risk seekers, sanering, decision making JEL classification: G02 yang serasi antara ilmu psikologi yang I. PENDAHULUAN mendalami perilaku manusia dengan ilmu Keperilakuan keuangan keuangan (behavioral yang banyak mengandalkan perhitungan matematika dan statistika. finance) mendapat pengakuan internasional setelah Daniel Kahneman dan Vernon Smith Perilaku pengambil keputusan (decision memperoleh hadiah nobel ekonomi pada maker) mempengaruhi keputusan-keputusan tahun selama mendasar dan pengambilan keputusan yang mengembangkan tampaknya baik berubah menjadi buruk dan 2002 bertahun-tahun atas dedikasinya untuk sebaliknya. bidang yang dianggap sebagai perpaduan 1 Dalam literatur klasik dan Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014 neoklasik ekonomi Barat, digambarkan sebagai rasional, manusia hal penting karena faktor psikologi dapat membuat menimbulkan kesalahan yang seringkali amat keputusan yang tepat untuk kepentingan mahal biayanya. pribadi dan dalam situasi informasi yang lengkap dan transparans. Keadaan manusia II. LANDASAN TEORI tersebut - sering disebut sebagai homo economicus - mengoptimalkan selalu berhasil dalam setiap peluang. Homo 2.1.Behavioral Finance Macro dan Behavioral Finance Micro economicus mendapatkan informasi lengkap Perilaku keuangan mencoba untuk yang memiliki dampak pada alternatif dan mengidentifikasi dan belajar dari fenomena keputusannya - sebuah situasi ideal yang psikologis manusia di pasar keuangan dan tentu tidak ada dalam kehidupan nyata pada investor individu. (Pompian, 2006) kebanyakan investor (Pompian, 2006) Menurut Pompian behavioral finance Sebagian besar kritik pada teori homo economicus ditujukan terbagi atas behavioral finance macro dan dengan behavioral finance micro (Pompian, 2006), mempertanyakan dasar untuk ketiga asumsi yaitu: yang mendasarinya, yaitu: perfect self- 1. Pada behavioral finance macro yang interest, perfect rationality, dan perfect dipersoalkan adalah apakah pasar information. Pada kenyataannya manusia efisien dapat bertindak sosial, terpengaruh oleh dampak behavioral finance. emosi, dan mustahil seseorang bisa atau pasar terpengaruh 2. Sedangkan pada behavioral finance mendapatkan informasi yang lengkap dan micro sempurna secara terus menerus (Pompian, apakah investor bertindak rasional 2006). atau Sejumlah akademisi dan praktisi telah yang dipersoalkan dapatkah emotional adalah cognitive error dan mempengaruhi mengakui bahwa emosi dan faktor-faktor keputusan keuangan mereka. Pada subyektif lainnya memainkan peran dalam behavioral keputusan dipersoalkan investasi: mendefinisikan berfokus pada suatu Gitman (2006) penelitian perilaku investor yang finance micro adalah yang bagaimana mengklasifikasikan individu-individu dan berdasarkan karakteristik, dampaknya terhadap keputusan investasi dan kecenderungan, harga saham sebagai behavioral finance. tertentu.. Hersh Shefrin (2007) mengemukakan bahwa dapat menggunakan psychographic mempelajari behavioral finance merupakan model 2 atau perilaku Behavioral finance micro karena klasifikasi Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014 psychographic relevan satunya dari Lakonishok, Shleifer, berkaitan dengan strategi individu dan Vishny (1994) mengemukakan dan toleransi risiko.. berbagai strategi meliputi pembelian 2.2.Anchoring, sangat Conservatism, investasi yang saham yang bernilai rendah mengalahkan strategi dan Overconfidence pembelian saham yang bernilai tinggi Kahneman dan Tversky mengemukakan selama periode April 1968 sampai kondisi anchoring terjadi ketika seseorang April 1990. Hal ini dikarenakan membuat perkiraan seringkali ia mulai pelaku pasar tampaknya secara terus dengan sejumlah patokan atau sembarang menerus memperkirakan terlalu tinggi nilai dan kemudian melakukan penyesuaian (overestimate) jauh dari hal tersebut. (Barberis dan Thaler, depan saham yang bernilai tinggi 2005) relatif terhadap saham yang bernilai Sedangkan menurut Andersen (2010), psikologi kecenderungan untuk manusia 2. Froot dan Debora (1999) meneliti menggambarkan untuk masa rendah. anchoring adalah istilah yang digunakan dalam pertumbuhan dampak lokasi perdagangan terhadap terlalu harga saham. Menggunakan data bergantung dari satu potong informasi ketika sampel dari Center for Research in membuat keputusan. Security Prices (CRSP) periode 1 Menurut Barberis, Shleifer, dan Vishny (1998) Januari 1980 sampai 31 Desember conservatism terjadi pada saat seseorang terlambat untuk 1995 penelitian mereka membuktikan mengubah bahwa harga saham dipengaruhi oleh keyakinannya dalam menghadapi bukti baru. Shefrin overconfidence berhubungan (2002) sebagai dengan lokasi perdagangan. mendefinisikan 3. Benartzi dan Thaler (1995) meneliti bias yang hubungan antara myopic loss aversion seberapa yakin dan equity premium puzzle. seseorang memahami kemampuan mereka Menggunakan sampel data bulanan sendiri dan batas-batas pengetahuan mereka. dari tahun 1926-1990 yang diambil dari penelitian yang Penelitian mereka menyimpulkan: perilaku myopic loss 2.3. Penelitian Terkait Behavioral Finance Beberapa CRSP. berkaitan aversion ketika pelaporan dilakukan dengan behavioral finance macro adalah sbb: berulang-ulang akan menimbulkan 1. Penelitian yang berkaitan dengan persepsi tertentu pada risiko saham overreaction dan underreaction salah ,yaitu prediksi kemungkinan saham 3 Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014 mengalami kerugian dalam jangka investor India rentan terhadap bias pendek yang relatif tinggi. perilaku selama proses pengambilan 4. Barber dan Odean (2004) melakukan keputusan investasi mereka. Hasil pengujian untuk dua teori behavioral penelitian finance, yaitu disposition effect dan penghasilan berpengaruh signifikan overconfidence. terhadap Dari penelitian mereka overconfidence, mereka terdapat bukti bahwa investor kecenderungan cenderung untuk menjual investasi berlebihan unggulan dan menyimpan investasi penghindaran yang merugi. kerugian/penyesalan Beberapa penelitian yang berkaitan dan Schoemaker bereaksi (overreact) dan terhadap memiliki (loss/regret (1992) pengaruh signifikan terhadap self-attribution bias, framing meneliti dampak bias behavioral effect, finance menggunakan terhadap untuk avoidance), namun penghasilan tak dengan behavioral finance micro adalah sbb: 1. Russo membuktikan wirausahawan, dan kecenderungan harga untuk pembelian mereka menemukan overconfidence sebagai titik acuan (anchoring effect). memiliki dampak yang menimbulkan 3. Chandra (2009) meneliti investor konflik bagi wirausahawan. individu di India yang mengambil Wirausahawan seringkali mengambil keputusan berdasarkan kompetensi risiko yang orang lain tak berani yang ambil, dan ia harus membujuk para dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ia investor dan pekerja untuk bergabung menemukan bahwa investor yang dengannya memiliki pendapatan yang tinggi dalam usaha yang memiliki ketidakpastian tinggi. mereka rasakan yang akan lebih percaya diri mengenai 2. Mittal dan Vyas (2009) meneliti kemampuan bagaimana pendapatan dari investor perdagangan di individu mempengaruhi keputusan Penelitiannya menemukan investasi dan kecenderungan bias tingkat pendidikan dan pendapatan perilaku. dari investor Penelitian mereka mereka dalam pasar individu modal. bahwa cenderung menggunakan data primer yang memiliki dampak yang signifikan dikumpulkan dari sampel 428 pada kompetensi mereka, diikuti oleh menggunakan faktor seperti usia, investasi dan investor dengan kuesioner di kota Indore, India. Hasilnya menunjukkan gender. bahwa 4 Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014 4. Chandra dan melakukan Sharma (2010) penelitian mengidentifikasi bias untuk membuktikan bahwa investor berperilaku lebih rasional psikologis dikarenakan pengetahuan dan utama yang mempengaruhi perilaku pengalaman keuangan yang investor individu. Penelitian mereka meningkat. menggunakan kuesioner terstruktur di 6. Tjandrasa (2014) meneliti pengaruh mana calon investor diminta untuk bias behavioral finance pada kasus mengemukakan mereka rencana redenominasi rupiah. Hasil terhadap beberapa situasi tertentu. penelitian menyimpulkan anchoring Penelitian bias, reaksi dilakukan di wilayah conservatism bias, dan geografi Delhi dan National Capital overconfidence bias Region penelitian tingkat persetujuan yang berbeda. mereka pada para investor India Gender tidak berpengaruh signifikan adalah: tidak ditemukan pengaruh terhadap tingkat persetujuan untuk overconfidence rencana (NCR). Hasil bias, terdapat menghasilkan redenominasi rupiah, pengaruh over/under opportunism, demikian pula interaksi gender dan cenderung sangat sensitif terhadap individual bias tidak berpengaruh rumor signifikan dan private information, terhadap tingkat untuk rencana terdapat pengaruh conservatism bias, persetujuan dan redenominasi rupiah. Individual bias sangat terpengaruh representativeness bias. tidak tergantung pada gender, dengan 5. Sitlani, Sharma, dan Sitlani (2011) kata lain laki-laki maupun perempuan meneliti dampak demografi pada memiliki peluang yang sama untuk pilihan investasi para investor di mengalami berbagai individual bias. industri jasa keuangan. Penelitian mereka membuktikan bahwa investor tidak berperilaku signifikan III. PEMBAHASAN dan 3.1.Utility Of Money Model Dan Value pilihan investasi mereka ditentukan Function Model oleh faktor-faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, Salvatore tingkat (2005) menyatakan risiko pendapatan. Dari penelitian mereka adalah situasi dimana terdapat lebih dari satu juga ditemukan dampak pengetahuan kemungkinan hasil yang akan terjadi dan keuangan pada probabilitas yang diketahui. Lebih lanjut ia membedakan tiga pilihan dan pengalaman investasi individu 5 dari setiap hasil tersebut Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014 jenis pengambil keputusan dilihat dari sudut (penghindar risiko) atau ke arah risk pandang utility theory yaitu: seeker (penggemar risiko). risk averse, risk neutral, dan risk seeking. Model value function Dari berbagai literature yang membahas yang memiliki fungsi value of gains dari Daniel Kahneman mengenai utility theory dapat ditarik benang dan Amos Tversky punya kemiripan dengan merah: model utility of money yang memiliki utility 1. Pengambil keputusan yang punya function dari Salvatore (2005). Value of gains perilaku risk averse (risk averter) mengalami diminishing return pada saat memiliki kecenderungan lebih jumlah menyesali hasil yang meningkat, demikian pula utility function merugikan dan kurang mengapresiasi mengalami diminishing return saat jumlah hasil uang yang diterima semakin meningkat. keputusan keputusan yang uang yang diterima semakin (Tjandrasa, 2014). menguntungkan. 2. Pengambil keputusan yang punya perilaku risk seeking (risk seeker) memiliki kecenderungan menyesali hasil merugikan, kurang keputusan namun yang lebih mengapresiasi hasil keputusan yang menguntungkan meski dengan jumlah uang yang sama yang diterima oleh seorang risk averter. 3. Secara teori risk neutral berada di Gambar 1. Utility Of Money Model. antara kedua perilaku tersebut, yaitu memiliki kecenderungan (Sumber: yang Thomson South-Western, 2004) yang merugikan maupun terhadap keputusan menguntungkan. kenyataannya memiliki condong yang Namun setiap kecenderungan ke arah risk Economics in Global Economy, Dominick Salvatore, konstan baik terhadap hasil keputusan hasil Managerial pada individu lebih averter 6 Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014 bailout pada bank Century oleh pemerintah pada tahun 2008 adalah kekuatiran akan rentannya kepercayaan tersebut. 3.3. Arah Perkembangan Behavioral Finance Pada awalnya keuangan yang penelitian di menyangkut bidang behavioral finance lebih banyak menggunakan data dari bursa saham dan menganalisa perilaku Gambar 2. Value Function investor berdasarkan hasil pengolahan data Model. sampel secara umum, hal ini terlihat dalam (Sumber:http://persuasive- beberapa patterns.com/patterns/Loss-aversion) penelitian macro 3.2. Behavioral Finance di Indonesia Penelitian Indonesia behavioral memang finance belum .Dalam behavioral finance perkembangannya pengumpulan data sampel juga banyak di menggunakan kuesioner pada para investor sebanyak individu, sehingga analisa perilaku investor penelitian di negara-negara lain, namun bisa indikasi terjadinya behavioral finance bias di kelompok, di mana hal tersebut dapat terlihat Indonesia telah terekam dalam sejarah. dalam berbagai penelitian behavioral finance Pertama, pemotongan nilai rupiah lebih tergambarkan secara per micro. (sanering) antara tahun 1946 sd !960 an yang Dari berbagai penelitian terlihat bahwa berdampak pada kecemasan masyarakat akan behavioral finance micro meneliti bagaimana berulangnya oleh perilaku investor sebagai individu bertindak pemerintah misalnya wacana dilakukannya dengan mengklasifikasikan individu-individu redenominasi (Tjandrasa, 2014). tersebut berdasarkan karakteristik seperti tindakan sanering Kedua, kebijakan penutupan bank-bank usia, gender, pendapatan, dan tingkat yang mengalami kredit macet pada krisis pendidikan. ekonomi pada membuktikan bahwa tidak ada pengaruh kepercayaan masyarakat di masa selanjutnya signifikan dari gender terhadap perbedaan pada bank-bank di Indonesia. Diperlukan perilaku waktu yang lama untuk mengembalikan keputusan, kepercayaan masyarakat pada bank-bank pengetahuan dan pengalaman berpengaruh nasional, dan alasan utama dilakukannya signifikan tahun 1997 berdampak 7 Beberapa penelitian investor dalam mengambil namun tingkat penghasilan, terhadap perbedaan perilaku Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014 investor dalam mengambil keputusan. Di psikologi yang menjadi bagian sini terlihat bahwa arah perkembangan behavioral finance behavioral finance adalah semakin perubahan dikarenakan mendalami perilaku investor melalui teknologi baru dalam pencitraan otak serta dalam pengembangan ilmu para ahli saraf otak (Lo, pengambilan keputusan keuangan. Di masa 2005).. Di sini seseorang yang memiliki bias mendatang hasil penelitian ini akan dapat tertentu yang dapat merugikannya dalam membantu pengambilan individu-individu yang penempatan berperan seseorang pada terus dari ditemukannya keputusan maupun investasi atau organisasi, misalnya: seorang bendahara membuatnya menjadi pengambil keputusan diharapkan lebih berperilaku konservatif yang lebih baik. Hadiah nobel kedokteran sedangkan manajer investasi harus dapat 2014 diberikan pada tiga peneliti di bidang melakukan cut-loss sehingga lebih cocok neurosciences merupakan penegasan bahwa untuk di masa mendatang neurosciences akan yang tidak memiliki arah diterapi dalam jabatan yang tepat di dalam suatu perusahaan seseorang dapat mengalami kecenderungan anchoring bias, conservatism menjadi berbagai bias maupun overconfidence bias terlalu mempelajari dominan. Manfaat bagi perusahaan adalah keperilakuan keuangan. sehingga ilmu yang dan juga keperilakuan hasil pengambilan keputusan akan lebih baik sehingga akan meningkatkan nilai IV. KESIMPULAN perusahaan (value of the firm). Namun yang Perkembangan masih harus dipertanyakan adalah: apakah koridor waktu bidang dengan behavioral finance karena para keputusan bisa dikatakan baik atau tepat pada di keuangan semakin banyak yang berkaitan keputusan yang baik itu? Karena setiap tergantung penelitian pelaku di bidang keuangan (investor, trader, yang manajer keuangan, manajer investasi) adalah dipersoalkan, contoh: keputusan berinvestasi individu-individu dalam mata uang dollar AS di tahun 2008 yang memiliki bias tertentu. Setiap individu adalah unik dan bisa dianggap sebagai keputusan yang keliru, kecocokan antara jabatan yang diemban namun ketika keputusan investasi itu ditinjau dengan perilaku individu yang memiliki dari tahun 2014 maka keputusan itu bisa wewenang adalah sangat penting. dianggap tepat. Tepat atau tidaknya suatu Berbagai keputusan juga bisa sangat subjektif. dengan Arah perkembangan ke depan bagi peristiwa keuangan di yang berkaitan Indonesia telah menunjukkan bahwa behavioral finance bias behavioral finance adalah menuju pada sangat berperan baik dalam latar belakang neurosciences, hal ini dikarenakan ilmu 8 Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014 pengambilan keputusan suatu kebijakan Handbook of maupun di dalam perilaku masyarakat. the Economics of Finance, vol. 1B. Penelitian behavioral finance berangsur- Barberis, Nicholas & Shleifer, Andre & angsur menuju ke individu-individu yang Vishny, Robert. 1998. A Model of mengambil keputusan, bukannya sekelompok Investor Journal investor tertentu. Penelitian pada behavioral Financial Management 49 finance individu (yang juga Sentiment. of disebut Benartzi, Shlomo & Thaler, Richard H. 1995. behavioral finance micro) berupaya mencari Myopic Loss Aversion and the Equity hubungan antara faktor-faktor demografi Premium Puzzle. Quarterly Journal of dengan behavioral finance bias. Economics 110. Melihat perkembangannya behavioral Chandra, Abhijeet. 2009. Individual finance secara bertahap mengarah dari Investors’ Trading Behavior and the behavioral finance macro menuju ke arah Competence Effect. The IUP Journal behavioral finance micro dan selanjutnya of Behavioral Finance, Vol. VI, No. akan mengarah ke behavioral neuro-finance. 1, 2009 Semakin jelas bahwa ilmu keperilakuan Chandra, Abhijeet & Sharma, Dinesh. 2010. keuangan penting untuk dipelajari dan Investment dipahami oleh para pelaku di bidang Individual Investors: A Behavioral keuangan, karena pengambilan keputusan Approach. yang salah yang disebabkan behavioral Behavioral Finance, Vol. VII, Nos. 1 finance bias & 2, 2010 dapat berdampak sangat merugikan. Management The IUP Journal by of Froot, Kenneth A & Dabora,, Emil M. 1999. How Are Stock Prices. Journal of REFERENSI Financial Economics, 53. Lakonishok, Josef & Shleifer, Andrei & Andersen, Jørgen Vitting. 2010. Detecting Vishny, Robert W. 1994. Contrarian Anchoring in Financial Markets. Investment, Extrapolation, and Risk. Journal of Behavioral Finance, 1542- Journal of Finance 49. 7579, Volume 11, Issue 2 Mittal, Manish & Vyas, R.K. 2009. Does Brad M.Barber & Odean. Terrance. 2004. Irrationality in Investment Decisions Individual Investors. Rusell Sage Vary with Income?. The IUP Journal Foundation. of Behavioral Finance, Vol. VI, No. Barberis, Nicholas & Thaler, Richard. 2005. 1, 2009 A Survey of Behavioral Finance. 9 Forum Manajemen Indonesia 6 Medan 2014 Pompian, Michael M. 2006. Behavioral Tjandrasa, Benny B.2014. Decision Making Finance and Wealth Management. From The Perspective Of Behavioral How to Build Optimal Portfolios That Finance. Prosiding Seminar Nasional Account for Investor Biases. First & Call For Paper Fakultas Ekonomi Edition. New Jersey: John Wiley & Universitas Kristen Maranatha. Sons, Inc Biodata Penulis Russo, J. Edward; Schoemaker, Paul J. H. 1992. Managing Benny Budiawan Tjandrasa, memperoleh Overconfidence. Sloan Management Review; Winter gelar Sarjana Ekonomi (SE), 1992; 33, 2; ABI/INFORM Global Manajemen pg. 7 Parahyangan, lulus tahun 1996. Memperoleh Universitas Jurusan Katolik Shefrin, Hersh. 2002. Beyond Greed and gelar Magister Manajemen (MM) Program Fear. Oxford University Press Pasca Sarjana Magister Manajemen Bisnis Shefrin, Hersh. 2007. Behavioral Corporate Administrasi Teknologi Institut Teknologi Create Bandung, lulus tahun 1997. Memperoleh Value. First Edition. New York: Mc gelar Doktor (Dr) Program Pasca Sarjana Graw-Hill Irwin. Doktor Finance: Decisions that Ilmu Manajemen Universitas Sitlani, Manish & Sharma, Geeta & Sitlani, Padjadjaran Bandung lulus tahun 2014. Saat Bhoomi .2011. Investment Choice of ini menjadi dosen di Fakultas Ekonomi Occupants Universitas Kristen Maranatha Bandung. of Financial Services Industry: A Demographic Study. The IUP Journal of Behavioral Finance, Vol. VIII, No. 1, 2011 10