Oleh Devita Aryasari, S.E., M.SM BAB III PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN Apa sebabnya kita perlu mempelajari Teori Manajemen? Ada 4 alasan mempelajari teori manajemen yaitu : Teori mengarahkan keputusan Manajemen Teori memebentuk pandangan kita mengenai organisasi Teori membuat kita sadar mengenai lingkungan usaha Teori merupakan suatu sumber ide baru Mazhab pemikiran manajemen, yaitu : Mazhab Klasik yang terdiri dari : Manajemen Ilmiah (Sientific Management) Teori Oranisasi Klasik (Classical Theory) Mazhab Perilaku (Behavioral School) Mazhab Kuantitatif atau Mazhab Manajemen (Manaaement Science) Mazhab Manajemen Kontemporer Pendekatan Sistem (System Approach) Pendekatan Kontingensi (Contingency Approach) Ilmu Tiga Kelompok Pemikiran Dalam Ilmu Manajemen Teori - teori dan prinsip - prinsip manajemen memberikan gambaran apa yang harus dikerjakan untuk dapat secara efektif menjadi manajer. Namun belum ada teori yang dapat diterapkan dalam segala situasi. Untuk itu Stoner, James A.F. (1998) menguraikan gambaran dari tiga teori / aliran utama manajemen yang terdiri dari aliran klasik, aliran perilaku dan aliran ilmu manajemen. Teori Manajemen Klasik Teori manajemen klasik secara umum merupakan teori manajemen yang berusaha meningkatkan produktivitas tenaga kerja melalui peningkatan efisiensi tenaga kerja. Teori klasik memiliki dua cabang, yaitu Aliran Manajemen Ilmiah (Scientific Management) dan Teori Organisasi Klasik (Classical Theory). Teori Manajemen Ilmiah Menurut Taylor, F.W. dalam Stoner Jemes, A.F. (1988) manajemen ilmiah timbul karena adanya kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas dan kekurangan tenaga kerja yang terampil di Amerika Serikat sekitar abad ke duapuluh. Untuk meningkatkan produktivitas beberapa tokoh aliran manajemen ilmiah berusaha mencari cara yang paling tepat. Beberapa pakar aliran ini adalah Robert Owen (1771-1858), Chares Babbage (1792-1871) dan Frederick W. Taylor (1858-1915). Sumbangan dan keterbatasan Manajemen Ilmiah Sumbangan Metode Ilmiah dapat diterapkan pada bermacam – macam kegiatan organisasi, selain organisasi industri. Teknik efisisensi dan penelitian waktu dan gerak (time and motion study) mampu meningkatkan efisiensi dan produktivitas tenaga kerja. Metode pemilikan dan pengembangan ilmiah tenaga kerja menunjukkan pentingnya latihan dan pendidikan untuk meningkatkan efektivitas pekerja. Metode ini mampu memberikan rancangan kerja dan mendorong manajer untuk mencari alternatif terbaik dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Keterbatasan Peningkatan produktivitas memungkinkan peningkatan hasil, tetapi sering mengakibatkan pemberhentian pekerja atau diubahnya upah. Teori ini kurang melihat kebutuhan sosial para pekerja. Hal ini terjadi karena manajer yang mengikuti aliran ini hanya memperhatikan aspek material dan fisik. Teori Organisasi Klasik Cabang lain dari manajemen klasik, yaitu teori organisasi klasik, menurut Henry Fayol (1841-1925) timbul dari kebutuhan pengelolaan organisasi yang kompleks, seperti sebuah pabrik. Fayol kemudian dikenal sebagai pendiri aliran ini karena dia yang pertama sekali membuatnya menjadi sebuah sistem. Menurutnya praktek – praktek manajemen yang baik mempunyai pola tertentu yang dapat dikenali, dipelajari dan dianalisis. Sumbangan dan keterbatasan Teori Organisasi Klasik Sumbangan Teori ini memberikan hal – hal yang mendasar bagi para manajer karena memisahkan bidang – bidang utama dalam praktik manajemen. Dapat diterapkan pada semua jenis kegiatan Melihat beberapa prinsip dasar perilaku manajerial yang efektif dapat dikenali dan dipelajari Keterbatasan Teori ini efektif dalam situasi yang stabil, waktu lampau dan sangat cocok untuk manajer yang berusaha mempertahankan otoritas formalnya. Sekarang pendidikan yang semakin baik membuat karyawan tidak menerima adanya otoritas formal. Dasar – dasar teori klasik terlalu umum untuk organisasi kompleks dewasa ini. Spesialisasi yang semakin berkembang sampai tingkat otoritas yang hampir kabur menciptakan pertentangan antara pembagian kerja klasik dan prinsip kesatuan perintah. Teori klasik ternyata tidak memberikan petunjuk yang mencukupi di dalam memilih salah satu dari prinsip tersebut. Aliran Perilaku (Behavioral School) Tokoh – tokoh aliran perilaku seperti Hugo Munsterberg (1863-1916) dan Elton Mayo mengatakan, aliran perilaku (Behavioral School) muncul akibat ketidakmampuan teori klasik menjelaskan bagaimana efisiensi produksi dan keserasian kerja dapat dicapai dalam suatu perusahaan atau organisasi. Dalam teori ini faktor – faktor sosial dan psikologi tenaga kerja merupakan titik perhatian utama. Sumbangan dan keterbatasan Aliran Perilaku Sumbangan Memberikan pemahaman tentang motivasi perorangan (individual motivation), hubungan antar pribadi (interpersonal relationship) dalam pekerjaan dan pentingnya pekerjaan bagi manusia. Pemahaman tentang faktor – faktor ini menjadikan manajer lebih sensitif dan mampu mengerti serta mengayomi bawahan. Keterbatasan Manajer menganggap teori dan metode yang disarankan pakar – pakar Aliran Perilaku terlalu rumit dan abstrak sehingga kurang relevan dalam menangani masalah – masalah khusus. Aliran kuantitatif atau riset operasi (operation research) Aliran kuantitatif atau riset operasi (operation research) mencoba mendekati masalah manajemen dan organisasi atau perusahaan secara umum dengan membentuk matematik yang merupakan simulasi dari masalah yang terjadi. Model ini disusun oleh beberapa pakar dari disiplin ilmu yang berbeda. Sumbangan dan keterbatasan Aliran Kuantitatif Sumbangan Teknik – teknik aliran ini teruji dalam memecahkan masalah – masalah organisasi besar seperti militer dan pemerintahan. Teori ini mampu menjelaskan kegiatan – kegiatan seperti penganggaran modal (capital budgeting) dan manajemen arus kas (cash flow management), penjadwalan produksi, pengembangan karyawan, manajemen persediaan dan penjadwalan pesawat terbang. Keterbatasan Teori ini dalam manajemen memberikan sumbangan yang besar hanya pada perancangan dan pengendalian, tetapi masih sangat sederhana dalam bidang pengorganisasian, staf dan kepemimpinan organisasi.