1. Pendahuluan Perkembangan teknologi yang semakin pesat serta persaingan bisnis yang semakin meningkat. Banyak perusahaan terutama Perseroan Terbatas (PT) dituntut untuk lebih meningkatkan kinerjanya dalam mengelola business process. Salah satu upaya yang harus dilakukan yaitu dengan memanfaatkan sistem informasi sebagai keunggulan daya saing perusahaan. Sistem informasi yang terintegrasi dapat dijadikan sebagai alat untuk pengambilan keputusan strategi bisnis. Salah satu pengembangan sistem informasi yang didukung dengan perangkat Information Communication Technology (ICT) adalah ERP (Enterprise Resource Planning). ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah kerangka kerja transaksi perusahaan, suatu sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahaan manufaktur atau jasa guna mengintegrasikan dan mengotomatiskan banyak proses internal dalam menangani proses manufaktur, logistik, distribusi, akunting perusahaan, keuangan, dan sumber daya manusia. [1] PT. PLN (Persero) merupakan salah satu perusahaan milik pemerintah atau yang lebih dikenal dengan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak di bidang pelayanan jasa tenaga listrik. Proses bisnis yang terjadi di kantor PT. PLN (Persero) tidak lepas dari pemanfaatan teknologi informasi. Adapun sistem sebelum menerapkan ERP (Enterprise Resource Planning) adalah GL Magic. Kelemahan dari sistem GL Magic yaitu sistem tersebut belum bisa terintegrasi dengan PT. PLN (Persero) Pusat, sehingga menyebabkan sulitnya PT. PLN (Persero) Pusat mengetahui serta mengontrol kondisi laporan keuangan di tiap masing-masing area wilayahnya secara online. Oleh karena itu, PT. PLN (Persero) Pusat melakukan penyeragaman sistem pada seluruh PT. PLN Jawa dan Bali. Tujuan dari penerapan sistem informasi yang baru adalah untuk standarisasi proses bisnis di seluruh unit bisnis dan diharapkan dapat membantu dalam kontribusi pada penyusunan laporan keuangan. Tabel 1.1 Perbandingan sebelum menggunakan ERP dan sesudah menggunakan ERP secara umum Sistem Terdahulu Keunggulan : a. Lebih user friendly (lebih mudah digunakan) Sistem yang digunakan saat ini ERP Keunggulan : a. Integrasi data keuangan. Oleh karena semua data disimpan secara terpusat, maka para eksekutif perusahaan memperoleh data yang up-to-date b. Akses informasi secara real time. c. Standarisasi Proses Operasi ERP menerapkan sistem yang standar, dimana semua divisi akan menggunakan sistem dengan cara yang sama. Dengan demikian, operasional perusahaan akan berjalan dengan lebih efisien dan efektif. d. Sistem lebih canggih. 7 Kelemahan : a. Belum terintegrasi dengan PLN Pusat (belum bisa dionlinekan). b. Kualitas sistem tidak secanggih sistem ERP. c. Proses pertukaran dokumen masih manual dan dokumen yang digunakan masih hardcopy. Kelemahan : a. Sistem tidak fleksibel terhadap kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan. b. Apabila terjadi kesalahan penginputan data, maka akan berakibat error sistem. c. Sistem ERP lebih sulit digunakan. d. Sistem ERP tidak bisa dibuka secara bersamaan. Dengan melihat perbandingan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi karyawan bagian Akuntansi terhadap penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) dalam penyusunan laporan keuangan dengan objek penelitian adalah PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta. Manfaat dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) yang ada di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta yang mana dalam proses bisnisnya melaporkan segala pertanggungjawaban yang ada dibawah area wilayah PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta kepada PT. PLN (Persero) Pusat. Sehingga penelitian ini mengacu pada karyawan bagian Akuntansi karena pada bagian Akuntansi segala aktivitasnya secara keseluruhan menggunakan ERP (Enterprise Resource Planning) terutama dalam menyusun laporan keuangan baik laporan keuangan triwulan maupun tahunan. 2. Tinjauan Pustaka Penelitian Terdahulu Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) adalah seperangkat aplikasi bisnis terintegrasi, atau modul untuk digunakan secara luas dalam fungsi bisnis, termasuk buku besar, hutang dagang, piutang dagang, perencanaan kebutuhan material, manajemen order, pengendalian persediaan, dan manajemen sumber daya manusia.[2] Penelitian mengenai penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) telah banyak dilakukan antara lain penelitian yang dilakukan oleh [3] dan [4] menyimpulkan bahwa dengan adanya penerapan ERP/SAP (System Application Product) menunjukkan keefektifan dalam menghasilkan informasi akuntansi melalui pelaporan keuangan. Laporan keuangan triwulan dan tahunan serta Laporan Kondisi Keuangan Perusahaan (KKP) dan flowchart laporan keuangan. Serta seluruh transaksi merupakan data yang terbaru di dalam ERP/SAP (System Application Product). Perkembangan ERP (Enterprise Resource Planning) ERP (Enterprise Resource Planning) berkembang dari Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah evolusi dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) secara modular biasanya menangani proses manufactur, logistik, distribusi, persediaan (inventory), pengapalan, invoice dan accounting perusahaan. Kesimpulannya bahwa sistem ini nantinya akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, 8 manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia. Perkembangan ERP (Enterprise Resource Planning) dibagi beberapa tahapan, yaitu : a. Tahap 1 : Material Requirement Planning Cikal bakal ERP (Enterprise Resource Planning) adalah konsep Material Requirement Planning (MRP) atau perencanaan kebutuhan material. b. Tahap 2 : Close-Loop MRP Sistem ini dirancang untuk membantu menjalankan rencana pekerjaan di berbagai lokasi pabrik, penjadwalan inventory internal dan eksternal. c. Tahap 3 : Manufacturing Resource Planning (MRP II) Evolusi berikutnya dari sistem Close-Loop MRP adalah MRP II (untuk membedakannya dengan MRP). d. Tahap 4 : Enterprise Resource Planning (ERP) Tahapan berikutnya adalah evolusi konsep manajemen sumber daya organisasi/perusahaan adalah ERP (Enterprise Resource Planning). Dasardasar ERP (Enterprise Resource Planning) sebenarnya diturunkan dari MRP II (Manufacturing Resource Planning), namun proses bisnisnya diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan yang memiliki beberapa unit bisnis. Dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) integrasi keuangan lebih ditekankan, alat bantu rantai-pasok, dukungan atas bisnis melintas batas fungsi organisasi bahkan melintas perusahaan dapat dilakukan dengan lebih mudah. e. Tahap 5 : Extended Resource Planning (ERP II) ERP (Enterprise Resource Planning) generasi berikutnya mulai diluncurkan sekitar tahun 2000. ERP (Enterprise Resource Planning) ini sering disebut Extended ERP (Enterprise Resource Planning) karena merupakan perluasan dari fungsi-fungsi yang ada pada sistem ERP (Enterprise Resource Planning) yaitu mencakup fungsi-fungsi yang dapat menjembatani komunikasi dengan supplier dan konsumen. Sistem Extended ERP (Enterprise Resource Planning) ini tidak hanya berfokus pada konsumen, proses produksi, transaksi real time, manajemen asset perusahaan, bahkan berfokus pada usaha optimasi seluruh jaringan bisnis termasuk integrasi dengan supplier. [5] Modul ERP (Enterprise Resource Planning) Beberapa modul yang terdapat di dalam sistem ERP (Enterprise Resource Planning), antara lain : a. Financial a. FI – Financial Accounting Ditujukan untuk menyediakan pengukuran berkelanjutan terhadap keuntungan perusahaan. Modul FI juga mengukur kinerja keuangan perusahaan, berdasarkan pada data transaksi internal maupun eksternal. Modul FI menyediakan dokumen keuangan yang mampu melacak (mengaudit) setiap angka yang terdapat dalam suatu laporan keuangan hingga ke data transaksi awalnya. 9 b. CO – Controlling Fungsi dari modul CO adalah untuk mendukung 4 kegiatan operasional : Pengendalian capital investment Pengendalian aktivitas keuangan perusahaan, memonitor dan merencanakan pembayaran. Pengendalian pendanaan terhadap pembelian, pengadaan dan penggunaan dana di setiap area. Pengendalian biaya dan profit berdasarkan semua aktifitas perusahaan. c. IM – Investment Management Fungsi dari modul IM saling melengkapi dengan fungsi yang dijalankan oleh modul TR (Treasury), namun modul IM lebih spesifik ditujukan untuk menganalisis kebijakan investasi jangka panjang dan fixed assets dari perusahaan dan membantu manajemen dalam membuat keputusan. d. EC – Enterprise Controlling Tujuan dari modul EC adalah untuk memberikan akses bagi Enterprise Controller mengenai hal-hal berikut : Kondisi keuangan perusahaan. Hasil perencanaan dan pengendalian perusahaan. Investasi. Maintenance dari aset perusahaan. Akusisi dan pengembangan SDM perusahaan. Kondisi pasar yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, seperti ukuran pasar, market share, competitor performance. Faktor-faktor struktural dari proses bisnis, seperti struktur produksi, struktur biaya, neraca dan laporan rugi laba. e. TR – Treasury Modul TR berfungsi untuk mengintegrasikan antara cash management dan cash forecasting dengan aktivitas logistik dan transaksi keuangan. b. Distribution and Manufacturing 1. LE – Logistics Execution Modul LE juga merupakan modul yang terintegrasi dengan modul yang lainnya, yaitu modul PP, EC, SD, MM, PM, dan QM. Pada intinya, modul ini fokus pada pengaturan logistik dari masa purchasing hingga distribusi. Dari purchase requisition, good receipt, hingga delivery. 2. SD – Sales Distribution Desain dari modul SD ditekankan kepada penggunaan strategi penjualan yang sensitif terhadap perubahan yang terjadi di pasar. Prioritas utama dari penggunaan modul ini adalah untuk membuat struktur data yang mampu merekam, menganalisis, dan mengontrol aktivitas untuk memberikan kepuasaan kepada pelanggan dan menghasilkan profit yang layak dalam periode akuntansi yang akan datang. 10 3. MM – Materials Management Fungsi utama dari modul MM adalah untuk membantu manajemen dalam aktivitas sehari-hari dalam tipe bisnis apapun yang memerlukan konsumsi material, termasuk energi dan servis. 4. PP – Production Planning Modul PP ini berfungsi dalam merencanakan dan mengendalikan jalannya material sampai kepada proses pengiriman produk. 5. PM – Plan Maintenance Modul PM berfungsi untuk mendukung dan mengontrol pemeliharaan peralatan dan bangunan secara efektif, mengatur data perawatan, dan mengintegrasikan data komponen peralatan dengan aktivitas operasional yang sedang berjalan. 6. QM – Quality Management Modul QM berintegrasi dengan modul PP-PI Production. Salah satu fungsi dari modul QM adalah untuk menyediakan master data yang dibutuhkan berdasarkan rekomendasi dari ISO-9000 series. 7. PS – Project System Modul PS dikonsentrasikan untuk mendukung kegiatan-kegiatan, yaitu : Perencanaan terhadap waktu dan nilai. Perencanaan detail dengan menggunakan perencanaan cost element atau unit cost dan menetapkan waktu kritis, pendeskripsian aktivitas dan penjadwalan. Koordinasi dari sumber daya melalui otomasi pemintaan material, manajemen dan kapasitas material, serta sumber daya manusia. Monitoring terhadap material, kapasitas, dan dana selama proyek berjalan. Penutupan proyek dengan analisis hasil dan perbaikan. c. Human Resources Berfungsi untuik : Memudahkan melaksanakan manajemen yang efektif dan tepat waktu terhadap gaji, benefit, dan biaya yang berkaitan dengan SDM perusahaan. Melindungi data operasionalia dari pihak luar. Membangun sistem rekrutmen dan pembangunan SDM yang efisien melalui manajemen karir. [6] Konsep Dasar ERP (Enterprise Resource Planning) Sistem ERP (Enterprise Resource Planning) adalah terminologi yang diberikan kepada sistem informasi yang mendukung transaksi atau operasi seharihari dalam pengelolaan sumber daya perusahaan. Sumber daya tersebut meliputi dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material, dan kapasitas. [7] Konsep dari sistem ERP (Enterprise Resource Planning) dapat diilustrasikan sebagai berikut : 11 Gambar 1.1 Konsep Dasar ERP (Enterprise Resource Planning)[7] Penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) Penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) adalah proses menetapkan ERP (Enterprise Resource Planning) yang telah dibangun agar user menggunakannya untuk menggantikan sistem lama. Ada 3 kategori Penerapan ERP (Enterprise Resource Planning), yaitu : a. Mengganti sistem manual dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning). b. Mengganti sistem informasi Non-ERP (Enterprise Resource Planning) dengan sistem ERP (Enterprise Resource Planning). c. Meningkatkan sistem yang telah ada, misalnya mengimplementasikan modul baru untuk melengkapi modul yang sudah ada. [8] Sumber : Hall, 2002 Gambar 1.2 Pendekatan Implementasi ERP (Enterprise Resource Planning) Dalam penerapan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) banyak yang harus dilakukan untuk mengubah cara suatu organisasi bisnis menjadi teknologi. Maka ada perusahaan yang mengalami kegagalan dalam menerapkan ERP (Enterprise Resource Planning) disebabkan adanya masalah budaya dalam perusahaan yang menentang tujuan dari perekayasaan proses. Strategi dalam 12 menerapkan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) untuk mencapai tujuan yaitu melalui dengan menggunakan pendekatan : a. Big-Bang Strategi penerapan seluruh modul dalam paket ERP (Enterprise Resource Planning) secara simultan di seluruh fungsi perusahaan. Kelebihannya adalah hanya memerlukan sedikit interface antara sistem lama dan sistem baru, sangat efisien dari segi waktu dan hasilnya optimal. Kekurangannya adalah implementasi yang kompleks sehingga resiko kegagalan tinggi. b. Step-by-step (Phased Approach) Melakukan implementasi sedikit demi sedikit. Tahap selanjutnya berkonsentrasi mengimplementasikan modul terkait. Keseluruhan proses bisnis harus terlebih dahulu disiapkan. Kelebihannya adalah kompleksitas dapat dikurangi, memungkinkan terjadinya perbaikan proyek yang akan datang akibat konsultasi internal, ongkos tidak terlalu membebani. Kekurangan adalah waktu implementasi keseluruhan lebih panjang. Manfaat dari ERP (Enterprise Resource Planning) hanya dapat dirasakan sedikit demi sedikit akibatnya hasil tidak optimal. c. Small Bang (Pilot Approach) Pembuatan model implementasi pada salah satu site atau fungsi perusahaan sebagai pilot project dan diteruskan ke fungsi atau site yang terkait. Kelebihannya adalah biaya relatif rendah, kompleksitas berkurang. Kekurangannya adalah membutuhkan banyak kustomisasi akibat adanya operasi spesifik antar site. Laporan Keuangan Karakteristik Kualitas Laporan Keuangan menurut SFAC nomor 2, yaitu : 1. Constraint, dalam menyediakan laporan keuangan yang berguna harus dipertimbangkan 2 batasan (constraint), yaitu : a. Cost-Benefit (Pervasive Contraint). Cost dalam menyediakan laporan keuangan harus dipertimbangkan dengan benefit yang didapat dari menggunakan laporan tersebut. AICPA Special Committee membuat batasan untuk membatasi biaya pelaporan, antara lain : Laporan harus tidak memuat informasi diluar kemampuan manajemen atau yang mana manajemen bukan sumber terbaik dari laporan tersebut, sebagai contoh laporan mengenai competitor. Manajemen tidak harus diminta untuk melaporkan informasi yang secara signifikan akan merugikan posisi kompetisi perusahaan. Manajemen tidak harus diminta untuk menyediakan forecasted financial statements, manajemen hanya menyediakan informasi yang membantu user meramalkan sendiri kondisi keuangan perusahaan di masa datang. Manajemen hanya dibutuhkan melaporkan informasi yang diketahuinya, ini berarti manajemen tidak berkewajiban 13 2. 3. 4. 5. 6. 7. 3. mengumpulkan informasi yang tidak dimiliki dan dibutuhkan dalam menjalankan bisnis. Beberapa elemen laporan keuangan harus dilaporkan apabila user dan manajemen setuju untuk dilaporkan sebuah konsep flexsible reporting. Perusahaan tidak diharuskan untuk melaporkan laporan forward-looking kecuali ada sesuatu faktor aturan yang memaksa perusahaan membuatnya. b. Materiality (Threshold for Recognition). Batasan materiality berhubungan dengan pengaruh sebuah item dalam operasi keuangan sebuah perusahaan materiality adalah suatu faktor yang dapat mengubah laporan. Relevance. Laporan keuangan bisa disebut relevan apabila dapat memberikan gambaran masa lalu (feedback value), gambaran masa depan (predictive value) dan tepat waktu (timeliness). Reliability. Laporan keuangan dikatakan reliabel jika dapat diverifikasi,representational faithfulness, dan netral. Neutrality. Laporan keuangan bersifat netral, contohnya laporan keuangan untuk intern dan laporan keuangan untuk pajak seharusnya netral (sama). Verifiability. Laporan keuangan harus bisa diverifikasi oleh metode akuntansi lain dan hasilnya sama. Representational Faithfulness. Laporan keuangan harus dapat dipercaya, angka dan penjelasan yang dilaporkan adalah apa yang memang terjadi. Comparability. Laporan keuangan akan lebih bernilai apabila bisa dibandingkan dengan industri yang sejenis.[9] Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai fenomena yang ada di masa sekarang. Penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai penggambaran suatu gejala sosial yang bertujuan untuk menggambarkan sifat objek yang diteliti [10]. Sedangkan, metode kualitatif bertujuan untuk memberikan informasi yang mutakhir sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, metode ini dapat diterapkan pada berbagai masalah [11]. Beberapa karakteristik dari penelitian kualitatif, diantaranya : penelitian kualitatif lebih mementingkan proses dibanding hasil; penelitian kualitatif lebih tertarik dengan pengalaman serta manfaat dari penelitiannya; penelitian kualitatif merupakan instrumen utama dalam pengumpulan dan penganalisa data; penelitian kualitatif melibatkan kerja lapangan, dimana peneliti biasanya melakukan observasi terhadap orang-orang, keadaan, atau institusi dalam keadaan yang sebenarnya terjadi; penelitian kualitatif bersifat deskriptif dimana peneliti lebih tertarik dengan proses, makna, dan pemahaman yang diperoleh melalui kata-kata atau gambar-gambar; dan proses dari penelitian kualitatif bersifat induktif dimana peneliti membangun abstraksi, konsep-konsep, hipotesis, dan teori secara terperinci [12]. 14 a. Tahap 1 : Pengumpulan data. Dilakukan beberapa cara agar mendapatkan data yang lebih baik. Sumber data yang digunakan data primer dengan melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta, khususnya informasi tentang sistem ERP (Enterprise Resource Planning) yang diterapkan pada bidang Akuntansi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta. Data skunder menggunakan observasi, membaca literatur, dan kuesioner. Tujuan observasi yaitu untuk mengamati proses-proses yang sedang berjalan di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta. Kuesioner digunakan untuk menganalisa sejauh mana tanggapan responden terhadap penerapan ERP (Enterprise Resource Planning). b. Tahap 2 : Pengolahan data. Tahap ini bertujuan untuk mengolah data yang dihasilkan pada tahap sebelumnya yaitu hasil kuesioner dan wawancara. Penilaian terhadap hasil kuesioner menggunakan penilaian skala Likert, yang mana penilaian ini digunakan untuk mengukur, sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena. Dengan skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai tolok ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan. [13] Tabel 1.2 Penilaian Kuesioner Menggunakan Skala Likert Jawaban Bobot Nilai Sangat setuju 5 Setuju 4 Cukup 3 Tidak setuju 2 Sangat tidak setuju 1 Untuk mengetahui presentasi skor dari masing-masing pernyataan digunakan rumus, sebagai berikut : Presentase Skor Total = Skor Total Skor Ideal x 100% Presentase Skor Total (Keseluruhan) = Jumlah presentase Skor Total Jumlah item pernyataan 15 Tabel 1.3 Kriteria Presentasi Skor Tanggapan Responden Terhadap Skor Ideal Jumlah skor % 20,00 – 36,00 36,01 – 52,00 52,01 – 68,00 68,01 – 84,00 84,01 – 100 Kriteria Tidak baik Kurang baik Cukup Baik Sangat baik Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner berdasarkan faktor-faktor yang terdapat dalam metode CSF (Critical Success Factor). CSF (Critical Success Factor) digunakan untuk mengetahui kontribusi serta kebutuhan IS/IT terhadap bisnis pada saat ini dan kedepannya berdasarkan dampak perusahaan.[14] Faktor-faktor kesuksesan dalam penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) dibagi menjadi 5 kelompok [15], antara lain : Management/organisasi yang meliputi komitmen, edukasi, keterlibatan, pemilihan tim, pelatihan, serta peran dan tanggung jawab. Proses meliputi alignment, dokumentasi, integrasi, dan re-desain proses. Teknologi meliputi hardware, software, manajemen sistem, dan interface. Data meliputi file utama, file transaksi, struktur data, dan maintenance dan integrasi data. Personel meliputi edukasi, pelatihan, pengembangan skill, dan pengembangan pengetahuan. c. Tahap 3 : Analisis data. Tahap terakhir adalah melakukan analisis terhadap hasil yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Tujuan analisis ini adalah untuk melihat perubahan yang terjadi yaitu penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) pada laporan keuangan. Untuk menganalisis penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) menggunakan metode CSF (Critical Success Factor) sebagai alat/tools. dan untuk mengetahui berkualitasnya sebuah laporan keuangan, berpedoman pada SFAC (Statement of Financial Accounting) nomor 2. Langkah untuk menganalisis sistem ERP (Enterprise Resource Planning) yaitu dengan menyebar kuesioner kepada responden. Dalam kuesioner tersebut berisi item-item yang berkenaan dengan perencanaan pemilihan sebuah sistem sampai dengan tahap penerapannya. Dari hasil analisis tersebut, maka dapat disimpulkan dari tanggapan yang diberikan oleh responden mengenai penerapan ERP (Enterprise Resource Planning). Hasil analisis penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) menggunakan metode CSF (Critical Success Factor), kemudian dikaitkan dengan laporan keuangan yang mengacu pada konsep SFAC (Statement of Financial Accounting) nomor 2. 16 4. Hasil dan Pembahasan Kegiatan utama di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta adalah mengontrol dan menangani pendistribusian tenaga listrik yang terjadi di setiap wilayah unit. PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta membawahi 11 Area Pelayanan Jaringan (APJ) dan 1 Area Pengatur Distribusi (APD), yaitu : APJ Semarang APJ Kudus APJ Surakarta APJ Cilacap APJ Yogyakarta APJ Klaten APJ Tegal APJ Salatiga APJ Purwokerto APJ Pekalongan APJ Magelang APD Semarang Fungsi dari masing-masing cabang tersebut adalah mendistribusikan listrik kepada konsumen, membangun jaringan distribusi, pelayanan langganan dengan sistem pembendaharaan serta melaporkan kegiatannya dengan membuat laporan realisasi dan pertanggungjawaban kepada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Untuk mengintegrasikan proses bisnis agar lebih efisien dan efektif dibutuhkan suatu sistem yang dapat menyederhanakan proses bisnis pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Sebelum menerapkan ERP (Enterprise Resource Planning). PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta menerapkan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) berupa software GL Magic. Kelemahan dari sistem tersebut adalah informasi yang dihasilkan tidak tepat waktu dan informasi (laporan keuangan) kurang lengkap karena banyak data yang tertinggal, sehingga menyebabkan user merasa tidak puas. Hal tersebut ditegaskan oleh Deputi Manager bagian Akuntansi pada saat dilakukan wawancara, “ … saat PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta menerapkan GL Magic, data-data harus terkumpul dalam jangka waktu sebulan. Setelah seluruh wilayah unit yang terdiri dari 1 APD dan 10 APJ diharuskan menyerahkan laporannya yang kemudian diproses selama 1-2 bulan di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, baru selanjutnya disampaikan ke PT. PLN (Persero) Pusat. Konsekuensi untuk memperoleh informasi tersebut dibutuhkan waktu yang cukup lama sehingga pihak manajemen PT. PLN (Persero) Pusat tidak puas dengan kinerja dari sistem GL Magic karena melihat dari sistem tersebut belum bisa terintegrasi baik oleh area wilayah PT. PLN (Persero) Pusat maupun wilayah unit PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta, sehingga mengakibatkan terlambatnya penyampaian informasi yang juga menghambat manajemen puncak dalam membuat keputusan terutama yang berkaitan dengan perencanaan anggaran dan pengawasan pelaksanaan transaksi”. Selain itu pada sistem GL Magic masih terdapat data yang belum lengkap dikarenakan keterlambatan laporan dari kantor APD dan APJ yang masuk di area wilayah unit PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dalam menyerahkan laporan keuangannya ke PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Hal inilah yang menyebabkan manajemen PT. PLN (Persero) Pusat mempertimbangkan untuk melakukan upgrade dari sistem lama GL Magic ke 17 sistem yang baru yaitu ERP (Enterprise Resource Planning). Dengan ERP (Enterprise Resource Planning) seluruh transaksi terintegrasi secara langsung ke pusat sehingga PT. PLN (Persero) Pusat dapat melihat setiap saat transaksi apapun yang terjadi dan informasi dapat diterima tepat waktu. Tujuan implementasi ERP (Enterprise Resource Planning), yaitu : a. Memperoleh benefit dari proses bisnis PLN yang lebih terkontrol dan standard. b. Mendapatkan benefit dengan mengadopsi Industrial Best Practice (IBP). c. Menghasilkan mekanisme operasi dan kontrol yang didukung oleh sistem ERP (Enterprise Resource Planning). Dalam proses implementasi, parameter - parameter didalam sistem ERP (Enterprise Resource Planning) perlu dikonfigurasi untuk mengakomodasi proses bisnis perusahaan, sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan, online survey administrator sistem akan melakukan pengesetan mengenai pertanyaan survey, lingkup peserta survey, hubungan antara pertanyaan dengan kesimpulan yang ingin dicapai, pembuatan sesi survey, dan sebagainya. Pada tahap ini, peserta survey belum dapat menjawab survey yang diberikan melalui ESS (Employee Self Service). b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, peserta sesi online survey menjawab pertanyaan-pertanyaan survey. c. Tahap Pasca Pelaksanaan Pada tahap pasca pelaksanaan, peserta sesi online survey dapat melihat hasil dari survey-survey yang pernah diselenggarakan di PLN. Gambar 1.3 Aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning) Aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning) di PT PLN (Persero) secara umum terdiri dari 3 modul yang terintegrasi, yaitu : 1. ERP Back Office, terdiri dari : 18 a. ERP Keuangan/Akuntansi, ditujukan bagi pegawai yang akan menjalankan transaksi yang berhubungan dengan fungsi di bidang Keuangan/Akuntansi (Financial Management). ERP Keuangan mencakup manajemen kas (treasury), buku besar (general ledger), hutang usaha (account payable), piutang usaha (account receivable), aktiva tetap (aset), anggaran (planning and budgeting), pajak (tax), dan konsolidasi untuk tujuan laporan keuangan (financial reporting). b. ERP Logistik, ditujukan bagi pegawai yang akan menjalankan transaksi yang berhubungan dengan fungsi di bidang logistik material. ERP Logistik mencakup proses pengadaan (procurement) dan pengelolaan inventory. Aplikasi ini mencakup juga perkiraan kebutuhan material (material planning) dan manajemen mutu (quality management). c. ERP SDM, ditujukan bagi pegawai yang akan menjalankan transaksi yang berhubungan dengan fungsi di bidang SDM (Human Resource). ERP SDM mengintegrasikan proses-proses SDM mulai sampai ke proses pembayaran gaji pegawai. 2. ESS (Employee Self-Service) yaitu akses informasi dan layanan langsung bagi pegawai. 3. SEM/BW (Strategic Enterprise Management/Business Warehouse), terdapat laporan manajemen Keuangan, laporan manajemen SDM, dan laporan manajemen SDM. Gambar 1.4 Tampilan aplikasi ERP/SAP Logon Berdasarkan gambar 4.2 menampilkan tentang aplikasi ERP/SAP (Systems Applications Product) yang bisa dituju oleh user, antara lain : - ERP Keuangan/Akuntansi (FM) : fungsi keuangan/ akuntansi. - ERP Logistik/Material (MM) : fungsi logistik/material. - ERP SDM (HRM) : fungsi Sumber Daya Manusia. - ERP SEM-BW : fungsi Business Warehouse. - ERP Training : fasilitas berlatih (Training Playground). Perubahan proses bisnis yang terjadi pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta secara detail pada tiap area bisnis, yaitu : 19 a. Financial Management (FM) Area Bisnis Proses yang terjadi Sebelum menggunakan ERP Sesudah menggunakan ERP Financial Management General Ledger - Semua dokumen dari bagian keuangan, logistik, dan SDM diberikan kepada bagian Akuntansi dan akan dijurnal oleh bagian Akuntansi. - Proses penjurnalan melalui sistem ERP setiap bagian seperti bagian keuangan, logistik, dan SDM . Sehingga penjurnalan tidak terpusat kepada bagian Akuntansi. Account Receivable - Laporan piutang dari bagian Niaga yang telah direkonsiliasi dengan Keuangan akan di posting oleh bagian Akuntansi ke GL Magic. - Jurnal akan terposting secara otomatis secara harian di sistem ERP. Data koreksi juga akan terposting melalui interface kedalam ERP. Cash Management - Hardcopy akan di rekonsiliasi Bank ke SIMKEU dilakukan pada akhir bulan. - Rekonsiliasi Bank ke sistem ERP dilakukan setiap hari menggunakan program interface. Cost Controlling - Pemantauan anggaran tidak bisa real time dan online. - Pemantauan anggaran dengan transaksi dapat dilakukan real time dan online. Melihat perubahan proses yang terjadi pada area bisnis Financial Management (FM) menunjukkan bahwa semua kegiatan yang berhubungan dengan General Ledger, Account Receivable, Cash Management, Cost Controlling sebagian dilakukan oleh bagian Akuntansi. Ini menyebabkan data yang ada tidak bisa terpenuhi sesuai dengan dateline yang diberikan. Serta dengan kinerja seperti itu dapat membuang tenaga serta waktu yang berakibat pada manajemen puncak dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keputusan anggaran dan pengawasan pelaksanaan transaksi. Setelah menerapkan ERP (Enterprise Resource Planning) bagian logistik dan SDM dapat melakukan penjurnalan sesuai dengan area bisnisnya masingmasing. Salah satu kemampuan pada ERP (Enterprise Resource Planning) dapat juga menggunakan program interface lain seperti AP2T, jadi manajemen waktu yang digunakan lebih efisien dan efektif. Untuk menghasilkan laporan keuangan yangberkualitas juga harus melihat prosesnya dan juga ketepatan waktu. Karena PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta mempunyai tanggungjawab untuk melaporkan kondisi keuangan dari area wilayahnya yang terdiri dari 11 APJ (Area Pelayanan Jaringan) dan 1 APD (Area Pelayanan Distribusi). 20 b. Human Resource Management (HR) Area Bisnis Proses yang terjadi Human Resource Management Organizational Management Sebelum menggunakan ERP - Semua proses pengelolaan data masih dilakukan secara manual. Sesudah menggunakan ERP - Struktur Organisasi yang berbeda dapat dipelihara dalam sistem pada versi yang berbeda. - Lowongan jabatan dapat dimonitor di sistem. - Struktur Organisasi di kelola di sistem. -Semua perubahan organisasi (struktur, rincian, dll) akan dilakukan terpusat di Kantor Pusat dan melalui persetujuan Kantor Pusat. Personel Administration Time Management - Proses mentransfer data pegawai masih panjang artinya jika terdapat dua unit, satu unit ingin mentransfer data pegawai, unit tersebut harus mengambil data di database di unit 1 dan mengirimkan data kepada unit 2, kemudian dimasukkan kepada database unit 2. - Proses transfer data bisa langsung dilakukan antar unit 1 dan unit 2 tanpa harus mentransfer data secara manual, karena unit 1 dan unit 2 sudah terintegrasi dengan sistem ERP sehingga data bisa di sharing secara real time. - File pegawai tidak bisa di transfer pada kantor pusat sehingga proses memonitor status transfer tidak terjadi - Status transfer pegawai dapat di monitor pada sistem oleh Kantor Pusat dan Unit Area. - Sistem informasi terdahulu pengelolaan waktu tidak bisa dikelola secara lengkap. - Jatah cuti tahunan/cuti besar dan tunjangannya dihasilkan secara otomatis dari perhitungan di dalam sistem. - Evaluasi waktu kerja dilakukan oleh sistem. - Perhitungan IPS bonus berdasarkan hasil evaluasi waktu kerja dari sistem. - Pengelolaan data yang terkait dengan waktu kerja pegawai diatur secara terpusat di dalam sistem. Payroll - Untuk mengolah data - Proses simulasi payroll 21 Incident Report Management penggajian masih menggunakan sistem yang sederhana dan tidak terintegrasi dengan bagian lain . dapat dilakukan di sistem. - Proses laporan insiden masih dilakukan dengan manual dan memakan waktu yang lama karena alur prosesnya panjang. - Proses sudah dilakukan oleh sistem dan alur prosesnya cepat. - Proses payroll dilakukan di sistem. - Hasil payroll dapat langsung di posting karena terintegrasi dengan bagian Keuangan. Perubahan yang terjadi pada area bisnis Human Resource Management (HR) terletak pada pengelolaan data SDM, terlihat dari sentralisasi proses payroll terjadi di Kantor Distribusi, untuk pajak penghasilan tiap pegawai telah secara otomatis dihitung oleh sistem. Ini berbeda saat sebelum menggunakan ERP (Enterprise Resource Planning) semisal untuk mengurus SPPD (Surat Perintah Perjalanan Dinas) masih dilakukan secara manual oleh bagian SDM. Tetapi berbeda setelah menerapkan ERP (Enterprise Resource Planning), dengan menggunakan ESS (Employee Self Service) yang telah terintegrasi dengan ERP (Enterprise Resource Planning) dapat memberikan layanan kepegawaian untuk setiap pegawai PLN, seperti absensi dan cuti, informasi penghasilan, data pribadi, pengembangan karir, dan pencarian pegawai. c. Material Management (MM) Area Bisnis Material Management Proses yang terjadi Sebelum menggunakan ERP Sesudah menggunakan ERP Inventory Management - Proses inventory management masih manual dan belum terintegrasi. - Proses sudah terintegrasi oleh sistem ERP, sehingga tingkat keakuratan data tinggi. Warehouse Management - Proses pengaturan gudang masih dilakukan manual oleh petugas. - Sistem ERP dapat mengelola tempat penyimpanan hingga ke level rak. Adanya integrasi Inventory Management di ERP (Enterprise Resource Planning) terutama dengan bidang Keuangan dan Akuntansi mempunyai tingkat kekuratan data yang tinggi. Di bagian pengelolaan material terdapat proses verifikasi 3-way-matching yang meliputi surat pesanan, penerimaan barang, dan invoice yang telah terintegrasi didalam sistem ERP (Enterprise Resource Planning). Begitu juga dalam pengelolaan tempat penyimpanan, keberadaan fungsi kataloger-material master termasuk diantaranya penetapan kode normalisasi dan penamaan material, penetapan standarisasi satuan/ SKU (Stock Keeping Unit), klasifikasi, spesifikasi teknis serta klasifikasi/pengelompokkan bertujuan untuk memastikan agar tidak terjadi duplikasi. Dalam melakukan penelitian ini juga memberikan kuesioner kepada bagian Akuntansi/Keuangan tujuannya untuk mengetahui persepsi dari karyawan bagian Akuntansi mulai dari perencanaan sampai dengan penerapan ERP 22 (Enterprise Resource Planning). Dari tanggapan responden dengan kuesioner tersebut, sebagai berikut : a. Management/Organisasi Tabel 1.4 Tanggapan Responden Mengenai Management/Organisasi Pernyataan Pemilihan konsultan dari luar yang disiapkan untuk membantu proses persiapan penerapan ERP Kebutuhan untuk melakukan penambahan atau pelatihan tenaga ahli dalam mengoperasikan sistem Perencanaan infrastruktur yang mendukung dalam keberhasilan penerapan sistem ERP 5 4 3 2 1 Jumlah Skor Total 3 7 0 0 0 10 43 Skor Ideal 50 30% 70% 0% 0% 0% 100% 86% 0 10 0 0 0 10 40 50 0% 100% 0% 0% 0% 100% 80% 2 8 0 0 0 10 42 50 20% 80% 0% 0% 0% 100% 84% Sumber : Data kuesioner yang telah diolah 2012 Total : 125, Persentase Skor : 83,3% Berdasarkan tabel 1.4 yang telah disajikan bahwa tanggapan responden mengenai management/organisasi dari masing-masing item pernyataan meliputi pemilihan konsultan dari luar yang disiapkan dalam membantu proses penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) sebesar 86%, kebutuhan dalam penambahan tenaga ahli dalam mengoperasikan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) mendapat tanggapan dari responden sebesar 80%, sedangkan perencanaan infrastruktur yang mendukung keberhasilan penerapan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) mendapat tanggapan sebesar 84%. Hasil faktor CSF tanggapan responden secara keseluruhan mengenai management/organisasi diperoleh dengan presentase skor 83,3%. Dari hasil presentase tersebut dibuktikan dengan adanya perencanaan yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) Pusat untuk melakukan penyeragaman di setiap area wilayahnya. Dibutuhkan manajemen yang baik, agar pelaporan keuangan menjadi efisien dan efektif. Pemilihan konsultan yang disiapkan untuk membantu proses persiapan penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) terkait juga dengan cost dalam menyediakan laporan keuangan. Karena dengan adanya sistem yang terintegrasi pada 3 divisi yaitu Keuangan/Akuntansi, Logistik, dan SDM memberikan hasil optimal dalam penyusunan laporan keuangan. Sehingga dapat meminimalisir biaya pelaporan serta penyampaian laporan yang diluar batas kemampuan manajemen. 23 b. Proses Tabel 1.5 Tanggapan Responden Mengenai Proses Pernyataan Kemampuan sistem dalam mendukung peningkatan proses yang lebih efisien dan efektif Kemampuan sistem untuk berjalan pada berbagai sistem operasi tanpa ketergantungan pada jenis sistem operasi tertentu. Kemampuan sistem dalam penerapannya tidak mempunyai kekurangan atau kesalahan program 5 4 3 2 1 Jumlah Skor Total 3 6 1 0 0 10 42 30% 60% 10% 0% 0% 100% 84% 0 6 3 1 0 10 35 Skor Ideal 50 50 0% 60% 30% 10% 0% 100% 70% 0 3 3 4 0 10 29 50 0% 30% 30% 40% 0% 100% 58% Sumber : Data kuesioner yang telah diolah 2012 Total : 106, Persentase Skor : 70,6% Berdasarkan tabel 1.5 tanggapan responden mengenai proses, pada item pernyataan kemampuan sistem dalam peningkatan proses yang lebih efisien dan efektif diperoleh respon 84%, kemampuan sistem untuk berjalan pada berbagai sistem operasi tanpa ketergantungan dengan sistem operasi tertentu mendapat respon 70%, sedangkan pada item pernyataan kemampuan sistem dalam penerapannya tidak mempunyai kesalahan program (bugs) mendapat respon 58%. Dari hasil faktor CSF pada kuesioner tanggapan responden mengenai proses mendapat presentase 70,6%. Hasil presentase tersebut dibuktikan dari keberhasilan efisiensi waktu yang terjadi dalam perjurnalan transaksi, yang semula bisa lebih dari 10 hari karena hanya berpusat pada bagian Akuntansi. Kini semua bagian seperti Keuangan, SDM, dan Logistik bisa melaporkan posisi keuangannya. Artinya bahwa pihak manajemen bisa mendapatkan informasi secara lebih cepat dan dapat mengetahui secara detail laporan keuangan tiap divisi (Keuangan, SDM, dan Logistik). 24 c. Teknologi Tabel 1.6 Tanggapan Responden Mengenai Teknologi Pernyataan Kemudahan penggunaan sistem (user friendly) oleh user akan mempengaruhi keputusan dalam seleksi sistem Kemampuan sistem untuk mendukung peningkatan fleksibelitas perusahaan dalam melakukan bisnis Ketersediaan modul yang lengkap pada sistem ERP dalam mendukung proses bisnis 5 4 3 2 1 Jumlah Skor Total 1 9 0 0 0 10 41 10% 90% 0% 0% 0% 100% 82% 0 9 1 0 0 10 39 Skor Ideal 50 50 0% 90% 10% 0% 0% 100% 78% 1 9 0 0 0 10 41 50 10% 90% 0% 0% 0% 100% 82% Sumber : Data kuesioner yang telah diolah 2012 Total : 121, Persentase Skor : 80,6% Berdasarkan tabel 1.6 pada item pernyataan kemudahan penggunaan sistem yang user friendly akan mempengaruhi keputusan seleksi sistem mendapat respon 82%, hal yang sama juga terjadi pada ketersediaan modul yang mendukung dalam proses bisnis. Sedangkan kemampuan sistem untuk mendukung peningkatan fleksibilitas di PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta dalam melakukan proses bisnisnya mendapat respon 78%. Faktor teknologi yang diperoleh dengan nilai CSF sebesar 80,6% dibuktikan dengan adanya real time processing, data yang telah terupdate dapat dilihat oleh seluruh fungsi bisnis yang berada di wilayah unit PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta. Dan juga pihak PT. PLN (Persero) Pusat dapat mengetahui semua laporan keuangan baik laporan keuangan triwulan dan laporan keuangan pada setiap area wilayahnya. 25 d. Data Tabel 1.7 Tanggapan Responden Mengenai Data Pernyataan Kemampuan sistem dalam melakukan hubungan interaksi dengan sistem lain mempengaruhi keputusan dalam seleksi sistem Kemampuan sistem untuk meningkatkan transparansi aliran informasi akan mempengaruhi keputusan dalam seleksi sistem Integrasi yang kuat antar modul di dalam sistem akan mempengaruhi keputusan dalam seleksi sistem 5 4 3 2 1 Jumlah Skor Total 3 6 1 0 0 10 42 Skor Ideal 50 30% 60% 10% 0% 0% 100% 84% 2 6 2 0 0 10 40 50 20% 60% 20% 0% 0% 100% 80% 1 8 1 0 0 10 40 50 10% 80% 10% 0% 0% 100% 80% Sumber : Data kuesioner yang telah diolah 2012 Total : 122, Persentase Skor : 81,3% Berdasarkan tabel 1.7 tanggapan responden mengenai data, kemampuan sistem dapat melakukan hubungan interaksi dengan sistem lain diperoleh respon 84%, kemampuan sistem untuk meningkatkan transparansi aliran informasi mendapat respon 80%, serta data yang ada di dalam sebuah sistem mampu berintegrasi secara kuat antar modul di dalam sistem mendapat respon 80%. Hasil nilai CSF diperoleh presentase 81,3% dibuktikan dengan adanya kebutuhan informasi antar wilayah unit di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta sudah terintegrasi (online). Dari segi keuangan, tiap-tiap divisi tidak perlu menunggu lama untuk melaporkan keuangan yang terjadi di tiap area wilayah unit. Data merupakan faktor yang berhubungan file-file dalam perusahaan, sehingga dengan adanya file-file tersebut aliran proses dalam PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogykarta yang jika dalam penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) akan diintegrasikan dari setiap bagian divisi. Serta proses penginputan pada ERP (Enterprise Resource Planning) dilakukan dengan satu kali input, ini bertujuan agar tidak terjadi duplikasi. 26 e. Personel Tabel 1.8 Tanggapan Responden Mengenai Personel Pernyataan Kebutuhan untuk melakukan penambahan (pelatihan) tenaga ahli dalam mengoperasikan sistem Komitmen top management terhadap usaha untuk implementasi ERP Adanya ERP champion yang menghubungkan top management dengan tim Konsultan yang berkualitas akan mempengaruhi keputusan dalam seleksi sistem 5 4 3 2 1 Jumlah Skor Total 1 7 1 1 0 10 38 Skor Ideal 50 10% 70% 10% 10% 0% 100% 76% 2 7 1 0 0 10 41 50 20% 70% 10% 0% 0% 100% 82% 1 7 2 0 0 10 39 50 10% 70% 20% 0% 0% 100% 78% 2 7 1 0 0 10 41 50 20% 70% 10% 0% 0% 100% 82% Sumber : Data kuesioner yang telah diolah 2012 Total : 159, Persentase Skor : 79,5% Faktor personel dalam hal ini sangat berpengaruh terutama manusia, karena manusia merupakan pelaku atau objek aktif untuk mencapai kesuksesan. Dari tabel 4.5 tanggapan responden mengenai personel yaitu didapat persentase sebesar 79,5%, dapat diketahui bahwa faktor personel (manusia) baik. Meskipun telah dikategorikan baik, tidak berarti PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta harus tetap mempertahankan kualitas manusia, karena dengan baiknya kemampuan yang dimiliki maka akan berpengaruh juga pada pemilihan serta penerapan ERP (Enterprise Resource Planning). Adanya komitmen top management pada penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) juga menjadi pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan. Karena manajemen hanya melaporkan informasi yang diketahuinya. Serta salah satu elemen laporan keuangan harus dilaporkan, apabila user dan manajemen setuju. 27 5. Simpulan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta telah menerapkan ERP (Enterprise Resource Planning). Dari penelitian yang dilakukan dapat dilihat dengan perubahan proses bisnis. Dengan penerapan ERP (Enterprise Resource Planning) laporan keuangan terkoordinasi dengan baik. PT. PLN (Persero) sebelum melakukan penyeragaman sistem di setiap area wilayah juga harus melakukan survey untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan sistem yang lama dalam melakukan kerja pada area bisnis. Dengan metode CSF (Critical Success Factor) dapat diterapkan untuk mengetahui sejauh mana kinerja dari sistem yang akan diterapkan. Dari 5 faktor yang ada pada CSF (Critical Success Factor) dapat dilihat yaitu mulai dari management/organisasi, proses, teknologi, data, dan personel. Tiap faktor dapat diketahui bagaimana alur dari perencanaan dalam pemilihan sistem hingga penerapan sistem tersebut. Sehingga dalam penyusunan laporan keuangan, baik laporan triwulan maupun tahunan dapat meminimalisir biaya pelaporan yaitu cost benefit dan materiality. 6. Daftar Pustaka [1] Ramadhani, Fitri, 2011. Analisis Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) Dampaknya Terhadap Kepuasaan Kerja Pegawai Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Dan Banten, Bandung : Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia. [2]Martin, Wainright E. 2002, Managing Information Technology. Fourth Edition. New Jersey : Prentice Hall. [3]Rahayu, Azis, 2010, Analisis Efektivitas SAP (System Application Product) R/3 Terhadap Informasi Akuntansi Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Divisi Regional I Sumatera, Medan : Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. [4] Iwai, Maslija Noviani, 2007. Analisis Efektivitas Sistem Informasi Persediaan dan Pendistribusian Barang Pada PT Excelcomindo Pratama, Tbk Cabang Medan, Medan : Universitas Sumatera Utara. [5]Mustopa, Doni, 2010, Analisis Kualitas Software Systems Applications Product In Data Processing (SAP) Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Bandung : Universitas Komputer Indonesia. [6]Tarigan, Zeplin Jiwa Husada, 2007, Pengaruh Key User Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Implementasi Teknologi ERP, Malang : Tesis Universitas Brawijaya. [7] Wibisono, Setyawan, 2005, Enterprise Resource Planning (ERP) Solusi Sistem Informasi Terintegrasi, Semarang : Fakultas Teknologi Informasi Universitas Stikubank. [8]Hartono, M., Jogiyanto, 2003. Sistem Teknologi Informasi, Pendekatan Terintegrasi : Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan, Edisi 1. Yogyakarta : Penerbit Andi. [9] Hierarchy of Accounting Qualities, FASB, SFAC No.2 page 20, May 1980 28 [10]Maman Kh, 2002. Menggabungkan Metode Penelitian Kuantitatif dengan Kualitatif. Bogor : Institut Pertanian Bogor. [11]Husein, Umar. 1999. Metodologi Penelitian : Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta : Gramedia [12]Creswell, J. W. 1994. Research Design : Quantitative And Qualitative Approach. London : Sage. [13] Guritno, Suryo, Sudaryono, Rahardja, Untung. 2011, Theory and Application of IT Research (Metodologi Penelitian Teknologi Informasi), Yogyakarta : Penerbit Andi. [14] Ward, J. and Griffiths, P, 1996, Strategic Planning for Information System 2nd ed. Chicester : John Wiley & Son. [15] Tarigan. Zeplin Jiwa Husada, Tjipto, Silvy Iskandar, Yunita, Sarah, dkk. 2011. Analisa Implementasi Enterprise Resource Planning Pada Perusahaan. Jurnal. 29