HUBUNGAN ANTARA KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI DENGAN KINERJA PADA SALES MOTOR MATHILDA Fakultas Psikologi Unuversitas Gunadarma Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan secara empirik antara komitmen terhadap organisasi dengan kinerja pada sales motor. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 50 orang sales yang bekerja pada salah satu dealer motor didaerah Purwokerto. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner dari skala komitmen terhadap organisasi serta meminta data hasil penjualan sales selama tiga bulan terakhir. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analasis non-parametrik, Spearman’s rho. Hasil penelitian yang diperoleh adalah correlation coefficient sebesar 0,217 dan nilai sig (r) = 0,065 (p>0.05) yang artinya tidak ada hubungan antara komitmen terhadap organisasi dengan kinerja pada sales motor. Kata kunci : Komitmen terhadap Organisasi, Kinerja, Sales Motor PENDAHULUAN Lapangan dibidang dan koran, baik terbitan daerah kalah maupun ibu kota memuat iklan banyaknya menyerap tenaga kerja lowongan untuk tenaga pemasaran dibandingkan bidang lain (Irmawati, (sales). 2004). Bukti yang dapat dilihat seringkali berlawanan. Kebanyakan adalah hampir setiap terbitan majalah orang cenderung kurang berminat pemasaran pekerjaan (sales) tidak Namun yang terjadi bekerja dibagian pemasaran karena komitmen dibenak mereka ada ketakutan atau memiliki pengaruh terhadap kinerja penolakan dosen pembelajaran klinik disalah berupa keengganan terhadap organisasi terhadap pekerjaan tersebut. satu akademi perawatan swasta di Banyak orang yang tidak puas hanya Pekanbaru. bekerja sebagai sales karena Komitmen yang dilakukan oleh pekerjaannya menuntut ketekunan yang karyawan terhadap organisasi adalah tinggi namun tidak sesuai dengan gaji sebuah refleksi perasaan seseorang yang mereka terima. Selain itu, banyak orang yang berpikir bahwa menjadi sales tidak mempunyai masa depan yang jelas karena sulit untuk mendapatkan peningkatan jenjang karir. Hal tersebut terhadap organisasinya, pengakuan tentang harga yang harus dibayar bila meninggalkan organisasi dan tanggung jawab moral untuk tetap membuat turnover karyawan (sales) berada dalam organisasi (Allen dan menjadi sangat tinggi. Untuk perusahaan Meyer, 1991). yang bergerak dibidang jasa dan Karyawan yang memiliki perdagangan, jelas terbukti bahwa peran komitmen sales sangat penting demi kemajuan mereka akan memandang usaha dan perusahaan, oleh karena itu perusahaan kinerja selalu mencari sales yang berkompeten terhadap organisasi memiliki makna atau memiliki ketekunan yang tinggi untuk bidang pekerjaan tersebut. Salah satu mempengaruhi adalah faktor kinerja komitmen yang karyawan organisasi (Bilmoneva dan Kusnanto 2006). Mulyawan (2008) mengatakan bahwa kepuasan kerja dan komitmen terhadap organisasi memiliki peranan utama dalam peningkatan kinerja. Selain itu, Bilmaneva dan Kusnanto (2006) juga menyatakan bahwa yang dalam yang positif bekerja, mereka bagi maka berikan kesejahteraan organisasi dan kesejahteraan individu mereka sendiri (Diefendorff, dalam Muba, 2009). Sales yang memiliki komitmen terhadap organisasi yang tinggi akan mendorong mereka untuk mengetahui visi, misi, serta tujuan perusahaan sehingga berusaha untuk sales akan meningkatkan kinerjanya dengan cara menciptakan kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh Komponen-Komponen Komitmen perusahaan tempat mereka bekerja, Organisasi menciptakan banyaknya permintaan Meyer produk dari meningkatkan kualitas yang Allen (1991) pelanggan, menyusun tiga komponen model pelayanan komitmen organisasi, yaitu : terhadap pelanggan, mampu menjalin hubungan dan baik dengan a. Komitmen Afektif commitment), (affective menjelaskan perusahaan maupun pelanggan serta orientasi afektif dari individu. mampu memberikan kesan reputasi Karyawan yang baik bagi pelanggan agar para komitmen afektif yang kuat akan pelanggan merasa puas terhadap cenderung terlibat dan menikmati produk yang mereka beli serta pada keanggotaannya dalam organisasi. pelayanan yang diberikan oleh sales Karyawan akan bertahan pada dari perusahaan tersebut yang berarti organisasi akan mendatangkan keuntungan bagi “menginginkannya” (want to). perusahaan dan meningkatkan kinerjanya. yang memiliki karena b. Komitmen mereka Kontinuans (continuance commitment), yaitu “refers to commitment based on TINJAUAN PUSTAKA the cost Komitmen Organisasi associates that the with employee leaving the adalah organizational”. Komitmen ini refleksi perasaan seseorang terhadap mengarah pada kecenderungan organisasinya, karyawan Komitmen harga yang organisasi pengakuan dibayar untuk tidak bila meninggalkan dan Investasi yang dimiliki karyawan, tanggung jawab moral untuk tetap dapat berupa waktu, usaha mereka berada dalam organisasi (Meyer dan dalam Allen, 1991). pengembangan meninggalkan harus tentang organisasi mengerjakan organisasi. pekerjaan, hubungan pertemanan dengan sesama rekan kerja, keterampilan-keterampilan tertentu yang dibutuhkan organisasi, dan kompensasi yang dapat mengurangi ketertarikan Kinerja Kinerja adalah apa yang karyawan terhadap kesempatan- dilakukan atau tidak dilakukan oleh kesempatan eksternal lain (Jaros, karyawan dkk. 1993). mereka memberi kontribusi kepada dan seberapa banyak c. Komitmen normatif (normative organisasi. Perbaikan kinerja, baik commitment), berkaitan dengan untuk individu maupun kelompok, perasaan menjadi pusat perhatian dalam upaya karyawan terhadap adanya kewajiban untuk tetap meningkatkan kinerja bertahan karena secara pribadi (Mathis dkk, 2002). organisasi mereka merasa memiliki tanggung jawab moral terhadap organisasi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja. Menurut Gibson, dkk (dalam Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komitmen Srimulyo, 1999), ada tiga perangkat Organisasi aspek yang mempengaruhi perilaku Mowday, Porter, dan Steers (1982) menyatakan bahwa komitmen dan kinerja, yaitu: a. Aspek Individu pada organisasi dipengaruhi oleh Aspek beberapa faktor. faktor-faktor ini kemampuan dan keterampilan dikelompokkan (mental dan fisik), latar belakang menjadi empat karakteristik, yaitu : Individu terdiri dari (keluarga, tingkat sosial, dan a. Karakteristik pribadi, yaitu usia, pengalaman kerja), demografis gender, status perkawinan, masa (umur, asal-usul/etnis, dan jenis kerja, kedudukan atau jabatan. kelamin). Kemampuan adalah b. Karakteristik struktur dalam perusahaan, sifat bawaan dipelajari. yang dapat Sementara itu, c. Pengalaman dalam bekerja, dan keterampilan adalah kompetensi d. Karakteristik perusahaan. yang berhubungan dengan tugas. Unsur-unsur dianggap yang biasanya sebagai variabel demografis yang paling penting tersebut adalah jenis kelamin dan ras menghasilkan (budaya). diinginkan. Selanjutnya, yang dapat perilaku yang diungkapkan oleh Gibson, dkk (dalam Srimulyo, 1999), keragaman budaya di tempat kerja membawa Sales Runyon (1982) mendefinisikan perbedaan- sales atau yang biasa disebut dengan perbedaan utama dalam nilai, sales promotion adalah aktivitas etika kerja, dan norma-norma diluar area media periklanan dan perilaku. publisitas produk. Sales promotion b. Aspek Organisasi (Lembaga). Aspek organisasi dengan sumber berkaitan daya, pola kepemimpinan, sistem imbalan, ini termasuk diantaranya adalah materi penjualan, sampel, bon, kontes, insentif penjualan, dan program insentif penjualan. struktur organisasi, dan desain pekerjaan. Cara-Cara Mendorong Seorang c. Aspek Psikologis (Persepsi dan Sales Bekerja Keras Sikap). Sikap adalah pernyataan Menurut Ranupandojo (1992) setuju atau tidak setuju terhadap ada cara-cara untuk mendorong suatu objek (Robbins, 2006). seorang sales agar tetap berprestasi, Objek yang dimaksud disini diantaranya : adalah objek sikap yang menjadi a. Kontak pribadi perhatian dalam penelitian ini, Kontak pribadi antara sales dan yaitu pimpinannya Robbins pekerjaan. (2006), Menurut secara tiga formal dan informal. Dengan komponen sikap, yaitu kognitif, adanya kontak ini, seakan-akan afektif, seorang dan ada baik konatif atau sales perilaku. Dari ketiga komponen perhatian sikap tersebut, istilah sikap pada pimpinannya. hakekatnya merujuk ke bagian afektif dari tiga komponen mendapat khusus dari b. Skema insentif Skema METODE PENELITIAN insentif perlu agar seorang sales terdorong untuk bekerja lebih keras lagi guna mendapatkan skala insentif yang diinginkan. secara tertulis diperlukan untuk memperoleh pendekatan secara Penelitian Variabel-variabel digunakan dalam yang penelitian ini adalah : c. Komunikasi secara tertulis Komunikasi Identifikasi Variabel-Variabel 1. Prediktor : Komitmen Organisasi 2. Kriterium : Kinerja pribadi antara seorang sales dengan Definisi Operasional Variabel sales executive-nya. Penelitian d. Pertemuan antar sales ditingkat Definisi operasional nasional, regional, atau lokal. penelitian ini adalah : Dengan pertemuan seperti ini 1. Komitmen organisasi dalam salesmen/salesgirl akan dapat Komitmen saling informasi, sikap loyal atau refleksi perasaan pengalaman dan sebagainya karyawan terhadap organisasinya sehingga akan terjadi semacam dimana karyawan menunjukan kompetisi perhatian terhadap perusahaan tukar dalam mencapai puncak karirnya. organisasi adalah dan menunjukkan kerelaan untuk e. Diadakan kontes penjualan melakukan berbagai usaha untuk Dengan diadakannya kontes mencapai tujuan organisasi dan penjualan keinginan untuk terus menjadi maka salesmen/salesgirl akan saling bagian dari perusahaan berlomba untuk memenangkan organisasi tersebut. Komponen- hadiahnya. komponen dari atau komitmen organisasi menurut Meyer dan Allen (dalam Herscovitch, komitmen Meyer 2001) afektif dan adalah (affective commitment), kontinuans commitment) komitmen karakteristik telah bekerja sebagai (continuance sales minimal selama ± 3 bulan. dan normatif Teknik pengambilan sampel (normative menggunakan purposive sampling, commitment). Dalam penelitian dimana pengambilan sampel harus ini, komitmen organisasi diukur berdasarkan ciri-ciri atau dengan tertentu, yang pokok populasi menggunakan skala karakteristik organisasi yang merupakan komitmen 2. komitmen ciri berbentuk skala Likert. (Arikunto, 1993). Kinerja Teknik Pengumpulan Data Kinerja adalah hasil kerja yang 1. Komitmen Organisasi dicapai oleh seorang karyawan Dalam dalam memberikan kontribusi mengenai bagi organisasi atau perusahaan penulis menggunakan metode skala. tempat ia bekerja. Dimensi dari Metode kinerja menurut Miner (dalam penelitian ini didasarkan atas asumsi Hariyanto, sebagai berikut (Hadi, 1992) : 1997) adalah kuantitas produk yang dihasilkan (jumlah pencapaian target mengumpulkan komitmen skala data organisasi, digunakan dalam a. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya penjualan). Data variabel kinerja b. Apa yang dinyatakan oleh subjek dalam penelitian ini didapat dari kepada peneliti adalah benar dan perusahaan yang bersangkutan dapat dipercaya berupa data hasil penjualan sales c. Interpretasi subjek tentang dalam kurun waktu tiga bulan pertanyaan-pertanyaan yang terakhir. diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah peneliti. 2. Kinerja sales motor disebuah dealer motor di Dalam daerah mengenai Purwokerto, dengan mengumpulkan kinerja, data penulis meminta data hasil penjualan terhadap sales selama 3 bulan terakhir dari mempengaruhi baik atau buruknya perusahaan yang bersangkutan. kinerja sales tersebut. Hal ini dapat Metode ini berdasarkan dimensi dijelaskan dari (dalam Mangkunegara, 2007) yang kinerja menurut Miner perusahaan (dalam Hariyanto, 1997) yaitu menyatakan kuantitas produk yang dihasilkan. buruknya melalui teori bahwa kinerja tidak Timpe baik atau individu tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal (komitmen terhadap organisasi) saja, Teknik Pengujian Data Pengujian hipotesis pada tetapi faktor internal (individu itu penelitian ini menggunakan analisis sendiri) juga memegang peranan Spearman rho, yaitu menganalisis yang sangat penting. hubungan antara Komitmen terhadap Tidak adanya hubungan yang Organisasi sebagai prediktor dengan signifikan Kinerja sebagai kriterium. Metode kemungkinan analisis ini digunakan karena data banyaknya yang dimiliki oleh peneliti adalah yang turut mempengaruhi kinerja data dalam penelitian ini berbentuk karyawan. data interval dan rasio. Analisis data penelitian yang dengan Khotimah (2005), manajemen waktu menggunakan program SPSS versi mempengaruhi kinerja seorang sales. 16 for windows. Hal ini didukung oleh pendapat dilakukan antara kedua variabel disebabkan variabel-variabel Berdasarkan yang dilakukan karena lain hasil oleh Taylor (1990) yang menyatakan HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil uji hipotesis yang waktu merupakan bagian dari dilakukan diketahui kebiasaan kerja yang mempunyai terdapat hubungan peranan penting dalam menentukan antara komitmen terhadap organisasi keberhasilan seorang sales dalam dengan kinerja pada sales motor. Ini bekerja. Manajemen waktu adalah dapat diartikan bahwa tinggi atau bagian yang perlu didapat oleh rendahnya komitmen seorang sales pemasar untuk mencapai kinerja bahwa telah bahwa keterampilan menggunakan tidak yang tinggi (Khotimah, 2005). Nitisemito (1992), menyebutkan Menurut Tracy (dalam Khotimah, bahwa 2005), waktu yang dipergunakan segala sesuatu yang ada disekitar dengan baik akan membantu sales para dalam menyelesaikan lebih banyak mempengaruhi pekerjaan dalam memperoleh hasil menjalankan yang meningkatkan dibebankan. produktivitas, Persepsi lebih kualitas baik, dan meningkatkan bekerja, kecepatan mengurangi lingkungan pekerja kerja dan yang adalah dapat dirinya dalam tugas-tugas yang seorang karyawan dalam tentang lingkungan kerja memiliki stress, pengaruh terhadap kinerjanya. mengurangi kesalahan yang dibuat, Apabila persepsi lingkungan kerja mengurangi krisis yang dihadapi, karyawan baik dapat mempengaruhi meningkatkan minat pendapatan, meningkatkan diluar jam kualitas kerja dan seorang kehidupan melaksanakan memiliki pekerjaannya karyawan dalam tugas dan sehari-hari dengan ketertiban hidup, disiplin serta penuh sungguh-sungguh sehingga kinerja percaya diri. Semua hal ini secara karyawan langsung atau tidak langsung akan Sebaliknya jika seorang karyawan meningkatkan kinerja seorang sales. memiliki Selain itu, menurut Desi, dkk akan persepsi meningkat. yang buruk terhadap lingkungan kerjanya maka (2007), faktor persepsi lingkungan ia kerja juga merupakan faktor yang melaksanakan dapat mempengaruhi kinerja seorang pekerjaannya karyawan, faktor mengakibatkan kinerjanya menurun. dapat Hal ini sejalan dengan pendapat seorang Baron (dalam As’ad, 2004), yang kemudian selanjutnya yang mempengaruhi kinerja akan merasa karyawan adalah kepuasan kerja. menyatakan Persepsi lingkungan kerja adalah lingkungan pandangan seseorang terhadap suatu membantu objek atau hal-hal yang ada disekitar bekerja tempat karyawan. kerjanya. Sedangkan enggan tugas sehingga bahwa kerja yang meningkatkan dan kinerja untuk dan akan perspsi baik minat seorang Persepsi yang baik terhadap diinginkannya telah terpenuhi seperti lingkungan kerja dapat terbentuk jika memperoleh lingkungan kerja yang ada sudah pantas/adil, memenuhi dan mendukung sales penghargaan dalam memperoleh melakukan aktivitasnya. imbalan yang memperoleh dari pimpinan, kesempatan untuk Situasi tersebut antara lain seperti dipromosikan, memperoleh lingkungan kerja yang bersih dan dukungan dari rekan sekerjanya, rapi, serta tersedianya sarana dan serta memperoleh jaminan kesehatan prasarana yang memadai sehingga dari perusahaan. Sebaliknya, bila hal sales akan merasa senang dan lebih tersebut terdorong untuk melaksanakan tugas karyawan akan merasa sulit untuk dan kewajibannya secara optimal. merasakan kepuasan kerja, sehingga tidak terpenuhi, maka Selain adanya persepsi terhadap karyawan tidak dapat bekerja secara lingkungan kerja yang baik pada diri efisien dan optimal yang dapat karyawan, salah satu hal yang dapat mengakibatkan kinerjanya menurun. mempengaruhi adalah Dari beberapa bukti diatas, jelas kepuasan kerja seorang karyawan terlihat bahwa banyak faktor-faktor (Desi dkk, 2007). Kepuasan kerja lain yang juga dapat mempengaruhi merupakan seorang kinerja yang tidak dikontrol dalam pekerjaannya penelitian ini, sehingga tidak adanya karyawan kinerja perasaan terhadap baik itu perasaan positif ataupun hubungan perasaan negative. Kepuasan kerja komitmen setia individu tidaklah sama, hal dengan kinerja pada sales motor tersebut bergantung pada tingkat mungkin disebabkan faktor-faktor perkembangan yang sedang mereka tersebut diatas, yang lebih kuat alami. Sales yang merasakan adanya pengaruhnya dalam mempengaruhi kepuasan kinerja seorang sales motor. dalam bekerja akan melaksanakan pekerjaannya secara faktor dapat tercapai. Hal ini dikarenakan komitmen sales Steers apa yang signifikan terhadap antar organisasi Selain itu, terdapat beberapa efisien dan optimal sehingga kinerja merasakan yang yang mempengaruhi organisasi. (dalam Misalnya, Sopiah, 2008) mengidentifikasikan ada tiga faktor terhadap kepemimpinn, pertukaran yang intrinsik, mempengaruhi komitmen imbalan karyawan terhadap organisasi atau imbalan ekstrinsik. perusahaan, yaitu : (1) ciri pribadi Mengingat intrinsik, banyaknya faktor pekerja, termasuk masa jabatannya yang dalam variasi terhadap organisasi dan kinerja, yang yang tidak dikontrol dalam penelitian ini, organisasi, kebutuhan serta dan keinginan mempengaruhi dan berbeda dari tiap karyawan. (2) ciri maka pekerjaan, seperti identitas tugas dan korelasi yang diperoleh tidak murni kesempatan menjelaskan berinteraksid engan dapat komitmen disimpulkan hubungan terhadap bahwa antara rekan sekerja. (3) pengalaman kerja, komitmen organisasi seperti keterandalan organisasi di dengan kinerja pada sales motor. masa lampau dan cara pekerjapekerja lain mengutarakan membincarakan dan KESIMPULAN perasaannya Berdasarkan mengenai organisasi. Selain itu, hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada hubungan Stum (1998) yang signifikan antara komitmen mengemukakan ada 5 faktor yang terhadap organisasi dengan kinerja berpengaruh pada sales motor. Hal tersebut terhadap organisasional, komitmen yaitu budaya kemungkinan keterbukaan, kepuasan kerja, beberapa kesempatan personal untuk mempengaruhi disebabkan faktor yang kinerja oleh turut seperti berkembang, arah organisasi dan manajemen waktu, faktor persepsi penghargaan sesuai lingkungan kerja atau kepuasan kerja Sedangkan yang dalam penelitian ini tidak Young et.al (1998) mengemukakan dikontrol, dan mencemari hasil dari ada 8 faktor yang secara positif penelitian ini. dengan kerja yang kebutuhan. berpengaruh organisasional, terhadap komitmen yaitu kepuasan terhadap promosi, karakteristik pekerjaan, komunikasi, kepuasan SARAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat and managing the human side work 3ed. Boston : Allyn & Bacon. diberikan bagi peneliti selanjutnya, adalah diharapkan untuk dapat mengontrol beberapa faktor lain seperti manajemen waktu, faktor persepsi lingkungan kepuasan kerja kerja, yang atau turut mempengaruhi kinerja, disamping komitmen terhadap organisasi. Sehingga, hasil penelitian berikutnya dapat menyumbangkan teori-teori yang lebih baik dari teori-teori sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA Allen, N. J. dan Meyer, J. P. (1991). The measurement and antecendent of affective, continuance and normative commitmen to the organization. Journal of Occupational Psychology, 63. Arikunto, S. (1993). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktek. Jakarta: P.T Rineka Cipta. As’ad, M. (1991). Psikologi industri. Yogyakarta : Liberty. As’ad, M. (2004). Psikologi Industri. Yogyakarta : Andi. Baron, R. A and Greenberg, J. (2003). Behavior in organization : understanding and managing the human side work 8ed. New Jersey : Prentice Hall. Bilmoneva, L, dan Kusnanto, H. (2006). Hubungan antara komitmen terhadap organisasi dengan kinerja dosen pembelajaran klinik di AKPER swasta di Pekanbaru. Skripsi. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Dalrymple, D. J. and L. J. Parsons (1995). Marketing management : text and cases, 6ed. New York : John Wiley. Desi, S., dan Ramli, A. H. (2007). Pengaruh persepsi lingkungan kerja dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja karyawan rumah sakit NU. Psikovidya, 11, 156 – 164. Greenberg, J. dan Baron, R. A. (1993). Behaviour in organizations : understanding and managing the human side of work (4th ed). Boston : Allyn and Bacon. Hadi, ed Azwar, S. (1998). Tes prestasi 2 . Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Baron, R. A and Greenberg, J. (1990). Behavior in organization : understanding S. (1992). Statistik Yogyakarta : Andi Offset. 2. Hariyanto, V. H. (1997). Crowding sebagai sumber stressor : aftereffect-nys terhadap kinerja. Jurnal Amina, 49, 5865. Irmawati. (2004). Peranan goal setting dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Medan : Digitized by USU Digital Library. Jaros, D.. Kurniawan, F. L. (1993). Manajemen strategik dalam organisasi. Jakarta : PT. Buku Kita. Joyce, H. (2003). Manajemen personalia dan sumber daya manusia. Yogyakarta : BPFE. Khotimah, D. E. S. (2005). Hubungan antara manajemen waktu dengan prestasi kerja pada MLM CNI. Skripsi. Depok : Universitas Gunadarma. Luthans, Fred. (1992). ed Organizational behavior 6 . Singapore : McGrawHill. Mangkunegara, A. P. (2007). Evaluasi kinerja SDM. Bandung : PT. Refika Aditama. Mathis, R.L. dkk. 2002. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : Salemba Empat. Meyer, J. P., & Allen, N. J. (1997). Commitment in the workplace: theory, research and application. USA : Sage Publication. Meyer, J. P., Herscovitch, L. (2002). Affective, continuance, and normative commitment to the organization: a meta-analysis of antecedents, correlates, and consequences. Journal of Vocational Behavior, 61, 20 – 52. Mowday, R. T., Porter, L. W., & Steers, R. M. (1982) Employeerrganization linkages: the psychology of commitment, absenteeism, and turnover. New York : Academic Press. Muba, S. (2009). Manajemen kinerja. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Mulyawan, S. (2008). Perilaku organisasional. Yogyakarta : Andi. Nitisemito, A. S. (1992). Manajemen personalia (manajemen SDM) 3ed. Jakarta : Ghalia Indonesia. Northcraft, G. B., and Neale, M. A. (1994). Organizational behavior : a management challenge fort worth. TX : Dryden Press. Ranupandojo, H. dan Husnan, S. (1992). Manajemen personalia. Yogyakarta : BPFE. Riggio, R. (2000). Introduction to industrial organization psychology. New York : Harper Collins. Robbins, S. P. (2006). Perilaku organisasi 10ed. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia. Runyon, K.E. (1982). The practice of marketing. Journal of Consumer Research. Srimulyo, K. (1999). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor terhadap Kinerja Perpustakaan di Kotamadya Surabaya. Tesis. Surabaya : Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Universitas Airlangga. Taylor, H. L. (1990). Manajemen waktu : suatu pedoman pengelolaan waktu yang selektif dan produktif. Jakarta : Binarupa Aksara. Thoyib, R. (1998). Pengaruh komitmen karyawan dan iklim organisasi terhadap kinerja karyawan perusahaan asuransi Allianz. Skripsi. Jakarta : Petra Christian University. Young, S. M. et al. (1997). Management accounting(2nd ed). New Jersey : Prentice Hall, Inc.