Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran STRATEGI PENGAJARAN DAN DESAIN PENGAJARAN Oleh: Noblana Adib Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN SAS BABEL Abstract Learning strategies should be appropriate to the competency of lecturers and students. Learning strategy is a tool or media, instead of learning objectives. Learning strategy is said to be proper if it fits with a trend of competence as the totality of learning outcomes that will be developed, namely whether it is cognitive, affective or psychomotor. For the achievement of competencies, which are widely used strategy is the active learning strategies, this is because it is more striking at learners or students so that they can develop the potential existing within them. There is also a quantum method that can also be used in designing learning strategies. There are so many similar teaching design, to increase knowledge of educators to choose the best model to be applied in the field of education. In essence, many of the existing teaching design is the same, namely to analyze, to set goals, planning, implementation and evaluation. If there is a shortage, then the design can be revised soon or replace it with another design in which if a more effective and efficient. Keywords: Learning strategy, Competency, Education, Lecturer A. Pendahuluan Pengajaran adalah suatu proses kegiatan yang tercipta dari kombinasi antara mengajar dan belajar. Pihak pertama adalah pendidik (guru) yang bertugas mengajar, dan pihak kedua ialah peserta didik (siswa) yang dituntut untuk belajar. Kedua pihak tersebut saling berinteraksi sehingga terjadilah suatu proses yang dinamakan pengajaran. Dalam proses pengajaran, agar dapat berjalan dengan baik dan semestinya maka diperlukan persiapan terlebih dahulu. Persiapan itu di antaranya adalah menciptakan strategi dan desain pengajaran. Kedua hal ini adalah tugasnya seorang guru yang akan memulai proses pengajaran. Guru harus mampu menciptakan strategi dan desain pengajaran yang efektif seoptimal mungkin, karena tugas dan tanggung jawab utama seorang guru adalah mengelola TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 19 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran pengajaran agar lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif.1 Pengelolaan pengajaran yang demikian ditujukan agar pengajaran itu sendiri dapat tercipta suasana yang kondusif serta berjalan dengan maksimal. Strategi pembelajaran ini menjadi langkah awal yang harus diketahui sebelum guru melakukan proses belajar mengajar pada siswa di dalam kelas. Seorang guru pasti akan menerapkan suatu strategi pembelajaran yang baik untuk menghasilkan suatu prestasi kepada muridnya. Dengan strategi yang pas guru akan lebih mudah dalam mengajar, begitu juga dengan murid akan lebih mudah dalam menerima materi dari sumber informasi tersebut. Seorang guru harus mendesain atau merancang segala bentuk kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam kelas guna meminimalisir segala kemungkinan permasalahan yang akan terjadi, dengan kata lain seorang guru harus menyusun desain pembelajaran untuk menghadapai setiap permasalahan dan menemukan solusi untuk setiap permasalahan yang terjadi. B. Strategi Pengajaran 1. Pengertian Strategi Pengajaran Strategi pengajaran terdiri dari dua kata yaitu strategi dan pengajaran. Strategi bukan berasal dari bahasa tanah air melainkan merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yakni strategy yang berarti siasat. Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. 2 Istilah tersebut kerap kali digunakan dalam hal perang atau bidang kemiliteran. Pemahaman istilah strategi identik dengan bagaimana mengatur taktik atau siasat dalam sebuah peperangan. Dalam kaitannya dengan pengajaran, penggunaan kata strategi sering dimaksudkan sebagai usaha pendidik dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses pengajaran. Dengan kata lain, strategi dapat diartikan secara gamblang sebagai pilihan pola kegiatan belajar mengajar 1 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran; Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm., 1. 2 Ibid., hlm., 36. TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 20 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran yang diambil untuk mencapai tujuan secara efektif.3 Hal yang dilakukan tersebut akan sangat mempengaruhi keberhasilan proses pengajaran yang akan dilaksanakan. Pengajaran dalam artian yang sudah populer adalah suatu proses kegiatan mengajar dan belajar, atau sering disebut KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Dalam proses pengajaran sangat diperlukan taktik yang baik dan benar agar kegiatan belajar mengajar itu dapat terealisasikan dengan sempurna sesuai dengan apa yang diharapkan. Jadistrategi merupakan suatu kegiatan untuk menunjuk pada karakteristik abstrak serangkaian tindakan guru peserta didik dalam event pengajaran. 2. Macam-macam Strategi Pengajaran a. Pengelompokan Gagne dan Briggs Kedua pakar ini mengelompokan strategi pengajaran menurut dasarnya menjadi lima macam/segi. a) Pengaturan Guru dan Peserta Didik Dari segi pengaturan guru dapat dibedakan; pengajaran oleh seorang guru atau oleh suatu tim guru. Dapat pula dibedakan apakah hubungan gurupeserta didik terjadi; tatap muka ataukah dengan perantara media (cetak maupun audivisual). b) Struktur Event Pengajaran Struktur event pengajaran dapat bersifat introvert atau tertutup, artinya segala sesuatunya telah ditentukan secara relatif ketat, misalnya yang sering dilakukan oleh para praktikan (calon guru). Biasanya mereka tak berani menyimpang (mengembangkan) dari persiapan mengajar yang telah disusun dan sudah disetujui oleh dosen pembimbing ataupun guru pamongnya. Sebaliknya peristiwa mengajar/pengajaran yang bersifat ekstrovert atau terbuka yaitu apabila tujuan khusus pengajaran, materi, dan 3 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, SBM (Strategi Belajar Mengajar), (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm., 12. TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 21 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran prosedur yang akan ditempuh untuk mencapainya ditentukan, sementara kegiatan pengajaran berlangsung. c) Peranan Guru-Peserta Didik dalam Mengelolah Pesan Setiap event pengajaran bertujuan untuk mencapai suatu tujuan ingin menyampaikan sesuatu “pesan” yang dapat berupa pengetahuan, wawasan, skill atau “isi” pengajaran lainnya. Dalam hal ini ada 2 jenis strategi pengajaran: (1) Pengajaran ekspositorik; pengajaran yang menyampaikan pesan (materi) dalam keadaan telah siap. (2) Pengajaran heuristik atau hipotetik; pengajaran yang mengharuskan pengolahan oleh peserta didik sendiri. Dalam strategi pengajaran heuristik meliputi 2 substrategi. (a) Discovery/penemuan, para peserta didik diharuskan menemukan prinsip atau hubungan yang sebelumnya tidak diketahuinya yang merupakan akibat dari pengalaman belajarnya yang telah “diatur” secara cermat dan saksama oleh guru. (b) Inquiry/inkuiri, Dalam pengajaran/belajar substrategi ini bersifat sruktur event ekstrovert/terbuka sepenuhnya.Kemudian oleh Byron G. Massialas dalam Social Issue Through Inquiry, 1975 halaman 20-21, dijelaskan ada dua pendekatan mengajar (maksudnya strategi pengajaran), yaitu: pendekatan expository dan inquiry. d) Proses Pengelolahan Pesan Proses berpikir peserta didik dalam menjalani pengelolahan belajar tidak selalu sama (berbeda-beda).Berkaitan dengan ini ada 2 macam proses (berpikir) dalam pengajaran.Pertama, proses deduktif. Suatu proses pengajaran yang beranjak dari yang umum untuk dilihat keberlakuan atau akibatnya pada yang khusus; dari prinsip ke kasus. Kedua proses induktif. Suatu peristiwa /proses pengajaran yang beranjak dari contoh-contoh kasu/konkret kepada prinsip umum atau generalisasi. TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 22 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran e) Tujuan-Tujuan Belajar/Pengajaran Robert M. Gagne (1974) mengklasifikasikan kondisi-kondisi belajar dengan mendasarkan pada tujuan-tujuan belajar yang hendak dicapai. Artinya, masing-masing tujuan belajar mensyaratkan kondisi-kondisi belajar tertentu bagi pencapaiannya. Gagne mengemukakan 8 macam kemampuan manusia sebagai hasil belajar dari 8 macam itu dapat disederhanakan menjadi 5 macam. (1) Keterampilan intelektual, Keterampilan-keterampialn intekektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan. (2) Strategi kognitif(mengatur cara belajar, Suatu macam keterampialan intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berpikir. (3) Informasi verbal, Informasi verbal juga disebut pengetahuan verbal informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar disekolah, dan juga dari kata-kata yang diucapkan orang, dari membaca, dari radio, televisi, dan media lain-lainnya. (4) Ketrampilan motorik, Keterampilan-keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan-kegiatan fisik, melainkan juga kegiatan-kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual. (5) Sikap dan nilai, Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari, dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-benda, kejadian-kejadian atau makhluk-mahluk hidup lainnya. b. Pengelompokan Bruce Joyce dan Marsha Weil Pengelompokan ini pengelompokan Gagne lebih komprehensif dibandingkan dengan dan Briggs sebagaimana yang diuraikan didepan.Bruce Joyce dan Marsha Weil mengemukakan 4 klasifikasi modelmodel pengajaran/mengajar. TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 23 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran a) Klasifikasi Model-Model Interaksi Sosial Asumsi yang mendasari adalah; masalah-masalah sosial diidentifikasi dan dipecahkan atas dasar dan melalui kesepakatan – kesepakatan yang diperoleh di dalam dan dengan menggunakan prosesproses sosial. Model-model interaksi sosial ini terdiri dari: (1) Model Jurisprudensial (2) Kerja Kelompok (3) Inkuirisosial (4) Metode Laboratorium b) Klasifikasi Model-Model Pengelolahan Informasi Klasifikasi ini berangkat dari prinsip-prinsip pengelolahan informasi oleh manusia. Model-Model ini antara lain: (1) Mengajar Induktif (2) Latihan Inkuiri (3) Inkuiri dalam IPA (4) Pembentukan Konsep (5) Metode Developmental (6) Advance Organizer c) Klasifikasi Model-Model Personal-Humanistik Klasifikasi model-model ini menempatkan nilai tertinggi pada perkembangan individu dalam memandang dan membangun realitas, yang memandang manusia terutama sebagai meeting maker atau pembuat makna. Yang termasuk model-model persenol-humanstik adalah: 1) Pengajaran Non-direktif 2) Pertemuan kelas 3) Model Sintesis 4) Model Sistem Konseptual TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 24 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran d) Klasifikasi Model-Model Modifikasi Tingkah Laku Didasari pandangan psikologi behavioristik dari B.F. Skiner, yaitu mementingkan penciptaan sistem lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi “ reinforcement atau penguatan tingkah laku” yang dikehendaki. c. Desain Pengajaran 1) Pengertian Desain Pengajaran Desain pengajaran terdiri dari dua kata yaitu desain dan pengajaran. Desain bukanlah kata asli dari bahasa Indonesia melainkan merupakan kata yang berasal dari bahasa Inggris yaitu design yang berarti rancangan.4Kata desain diistilahkan sebagai proses proses rancangan yang sistematik dilakukan sebelum tindakan atau pelaksanaan sebuah kegiatan. Dengan demikian, maksud desain dalam pembahasan di sini adalah suatu kerangka untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan atau untuk mengambil suatu keputusan terhadap apa yang akan dilaksanakan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu sebagai yang telah ditetapkan dengan melalui prosedur atau langkah-langkah yang sistematis dan memperhatiakan prinsip-prinsip pelaksanaan tugas/pekerjaan tersebut.5 Sebagaimana yang telah dijelaskan subbab pertama bahwa pengajaran adalah suatu proses (aktivitas) mengajar belajar, atau yang lebih sering kita kenal dengan istilah KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Menurut beberapa ahli, desain pengajaran memiliki definisi sebagai berikut: 1. Menurut Briggs Pendapat Briggs dalam Ritchey, mendefinisikan desain pengajaran sebagai suatu keseluruhan proses yang dilakukan untuk menganalisis 4 5 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran,..... hlm., 82. Ibid., hlm., 83. TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 25 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran kebutuhan dan tujuan pembelajaran serta pengembangan penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut. sistem 6 2. Menurut Smith dan Ragan Definisi desain pengajaran oleh Smith dan Ragan, yaitu “...proses sistematik yang dilakukan dengan menerjemahkan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran menjadi rancangan yang dapat diimplementasikan dalam bahan dan aktivitas pembelajaran.”7 Jadi, dapat kita simpulkan bahwa pengertian desain pengajaran ialah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan proses pengajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip dan langkah-langkah pengajaran dalam rangka menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pengajaran. 2) Pola Pengajaran Menurut Ahmad Rohani dalam bukunya menjelaskan, bahwa banyak ragam pola pengajaran yang dikemukakan oleh para ahli maka banyak pula perbedaan variasi dan penekanan dari suatu pola pengajaran oleh masing-masing ahli. Sebelum memahami lebih jauh mengenai desain pengajaran secara rinci dan detail, sebaiknya dipahami lebih dahulu pola pengajaran yang akan digunakan untuk mengajar desain suatu pengajaran. 1. Glasser (1962) Glasser menawarkan sebuah pola dasar mengajar tradisional (pola dasar pokok) sebagai berikut: 1 IO 2 3 4 EB IP PA Pola tersebut terdapat 4 komponen pokok, yaitu: a. IO (IntruksionalObjektives) atau tujuan pengajaran 6 Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Dian Rakyat, 2009), hlm., 58. 7 Ibid., hlm., 58. TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 26 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran b. EB (Entering/EntryBehavior) pengenalan kemampuan awal peserta didik. c. IP (IntruktionalProcedures) atau proses mengajar/pengajaran itu sendiri. d. PA (PerformanceAssessment) atau penilaian terhadap capaian tujuan pengajaran. Dalam perkembangan selanjutnya pola Glasser tersebut diubah/ dikembangkan sebagai berikut: IO EB IP PA 2. Jhon Carrol (1965) Jhon Carrol menggambarkan sebuah pola yang berbeda dengan Glasser. Carrol mempunyai sebuah pola yang dikenal dengan pola School Learning atau pola belajar sekolah, yang terdiri dari 5 komponen; 3 komponen berkaitan dengan prilaku peserta didik dan 2 komponen lainya berkaitan dengan prosedur pengajarannya. 8 Selanjutnya dapat kita simak pada gambar berikut: Keadaan peserta didik sebelum proses pengajaran Kemampuan peserta didik Ketabahan belajar Kesanggupan menerima dan memperkaya Untuk mempelajari Prosedur Pengajaran 8 Kualitas pengajaran Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, SBM (Strategi Belajar Mengajar),..... hlm., 122. TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 27 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran Dalam keadaan/perilaku awal peserta didik meliputi kemampuan, ketabahan, dan kesanggupan atau kesungguhan untuk mencapai dan memperkaya pengajaran. Selanjutnya dalam prosedur pengajaran, mencakup kesempatan atau waktu yang dituntut/diperlukan untuk mempelajari/belajar dalam situasi pengajaran yang telah ditentukan dan yang kedua adalah kualitas pengajaran, maksudnya suatu tingkat pengorganisasian yang memudahkan peserta didik untuk mengikuti pelajaran, ini banyak dipengaruhi oleh bahasa pengantar/ bahasa komunikasi dalam pengajaran, alat peraga, dan metode. 3. Jerold Kemp (1977) Menurut Trianto (2012), pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang berkelanjutan. Namun karena kurikulum yang beralaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.9Sedangkan Model Kemp sendiri adalah sebuah pendekatan yang mengutamakan sebuah alur yang dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan program. Di mana alur tersebut merupakan rangkaian yang sistematis yang menghubungkan tujuan hingga tahap evaluasi. Komponenkomponen dalam model pembelajaran Kemp ini dapat berdiri sendiri, sehingga sewaktu-waktu tiap komponennya dapat dilakukan revisi.10 9 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm., 81. Ibid., hlm., 82. 10 TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 28 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran Dalam buku karangan Ahmad Rohani ia menjelaskan tentang pola pengajaran dari Jerold E. Kemp (1977) yang dikemukakan dalam Isntruction Design: A Plan Four Unit and Course Development, sebagai berikut:11 Evaluation Support Services Teachin LeamingA ctivities Resources Goal, Topics, and general purpose Goal, Topics, and general purpose Pre Assessmen t Lamer Characteristic Leaming Objectivite s Subject Content Oleh Kemp gambar tersebut diberi judul Instructional Design Plan atau rencana desain pembelajaran (pengajaran). Pola ini dapat digunakan pada level SD sampai dengan perguruan tinggi. Dan menurut pola Kemp itu pada dasarnya ia dibuat untuk menjawab pertanyaan mengenai 3 keputusan proses berfikir yaitu: apa yang harus dipelajarai (tujuan), prosedur dan sumber apa yang sebaiknya ada supaya tercapai tingkat belajar yang dikehendaki (aktivitas dan sumber), dan bagaimana mengetahui bahwa belajar telah berlangsung (evaluasi). 12 11 12 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran,..... hlm., 92. Ibid., hlm., 93. TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 29 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran Dalam pola Kemp itu ditentukan 8 prosedur yang saling berkaitan dan berproses secara flekibel (dapat dimulai dari manapun bahkan arahnya pun dapat dapat bergantian).13 1. Perumusan tujuan umum/standar kompetensi penjabaran topik-topik dibarengi dengan rumusan tujuan umum pengajaran kompetensi dasar untuk setiap topik. 2. Identifikasi ciri-ciri yang penting dari pengajaran untuk setiap mengikuti/terlibat dalam pengajaran. Istilah lainya entry behavior. 3. Perumusan tujuan belajar atau tujuan khusus pengajar/indikator hasil belajar. 4. Kumpulan isi atau bahan pengajaran yang diperlukan untuk pencapai tujuan. 5. Penjajakan awal latar belakang dan kemampuan belajar yang berkaitan dengan topik yang telah ditentukan. Istilah lainnya adalah pre test. 6. Pemilihan aktivitas pengajaran (belajar mengajar) dan sumber pembelajaran yang sesuai materi. 7. Koordinasikan layanan penunjang seperti: biaya, waktu, alat fasilitas, rancangan dan jadwal, serta metode. 8. Evaluasi penguasaan tujuan (post test), revisi, dan penilaian kembali atas setiap langkah dalam desain untuk disempurnakan bagi kegunaan/masukan selanjutnya.14 13 14 Ibid., hlm., 93. Ibid., hlm., 94. TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 30 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran Pola Jerrold E. Kemp (1974) di atas dalam kejelasannya dapat dilihat pada gambar:15 Topik dan Tujuan Umum/Standar Kompetesi dan Kompetensi Dasar Karakteristik Peserta Didik Rumusan Tujuan. Tujuan Khusus Pengajaran/Indikator Hasil Belajar Isi/Materi Pelajaran Pre-Test Mengajar/Belajar Aktifitas dan Sumber Belajar Layanan Penunjang Pengajaran Evaluasi/Post Test Dari pola di atas dapat dikembangkan lagi dengan tambahan-tambahan: tindakan monitoring/control, pengelompokan peserta didik dan guru serta tindakan koreksi.16 4. V.Gelder Menurut Ahmad Rohani, Gelder membuat pola yang lain sebagai berikut: 15 16 Ibid., hlm., 94. Ibid., hlm., 95. TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 31 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran Tujuan pengajaran Kegiatan Guru Analisis Situasi Kegiatan peserta didik Materi Pelajaran Alat dan Metode Evaluasi Sedangkan komponen yang digunakan adalah komponen prosedur pengajaran dari pola pokok, yaitu diperluas menjadi: 1. Bahan pelajaran 2. Bentuk-bentuk kerja didaktis 3. Kegiatan-kegiatan belajar 4. Pengelompokan peserta didik dan guru 5. Alat-alat pengajaran 6. Didukung tindakan monitoring/control 7. Tindakan koreksi TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 32 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran 5. Pola Dasar Mengajar Umum dari Dr. Engkoswara E4 Kurikulum E5 EX PS TI PP P E3 E2 E1 TP Komponen-komponen dalam pola tersebut adalah: - Tujuan instruksional/pengajaran TI - Pengenalan siswa peserta didik) sebelum pengajaran (PS) atau entry behavior - Prosedur pengajaran (PP) yaitu pelaksanaan pengajaran - Penilaian (P) terhadap peristiwa pengajaran. Penilaian ini dapat diarahkan pada TI,PS,PP,P,TP, kurikulum bahkar. Faktor-faktor situasi pada saat yang sangat fleksibel (Environment atau E, s/d E,) 6. Pola Konsepsional (PPSI) POLA KONSEPSIONAL (PPSI) Perumusan Tujuan Kegiatan Belajar Pengembangan Alat Evaluasi Perencanaan Program Kegiatan - Pelaksanaan Pre test Program Post test - Revisi TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 33 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran 7. Pola PPSI dan MSP Pola PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) dan MPS ini dikembangkan oleh Badan Pengembangan Pendidikan (BPP) Depdikbud sejak tahun 1972. POLA OPERASIONAL (MODEL SATUAN PELAJARAN) Bidang Studi/Mata Pelajaran : ............................................... Sub Bidang Studi (jika ada) : ............................................... Pokok Bahasan : ............................................... Sub Pokok Bahasan (jika ada) : ............................................... Kelas : ............................................... Semester : Waktu/Jam Pertemuan : .............................................. .............................................. TUP TKP Feed Back Materi Pelajaran Kegiatan Pengajaran (Belajar Mengajar) Metode Mengajar Alat/Sumber (Bahan) Evaluasi Pola PPSI memang muncul berangkai dengan MSP, keduanya merupakan satu kesatuan. PPSI sebagai pola konsepsional sedang MSP sebagai pola teknis operasional. TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 34 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran Ada 5 langkah pokok untuk menyusun desain pengajaran menurut konsep PPSI yang mesti diperhatiakn guru sebelum mengajar. a. Merumuskan tujuan khusus pengajaran (TKP) atau TIK. b. Setelah guru merumuskan TKP/TIK menurut kriteria yang benar, guru diharuskan segera mengontrol rumusan TKP/TIK. c. Menetapkan kegiatan pengajaran (belajar mengajar) apa yang harus dilakukan peserta didik untuk mencapai rumusan TKP yang sudah disusun. d. Merancang program kegiatan yang meliputi: materi yang akan diajarkan, metode, alat, sumber, dan jadwal/waktu pelaksanaan pengajaran berapa jam pertemuan. e. Pelaksanaan program itu sendiri melalaui 4 sub langkah pelaksanaan. Ada pun MSP (Model Satuan Pelajaran) merupakan bentuk operasional atau penuangan atau rumusan dari apa yang dikehendaki dalam konsep PPSI. Jadi MSP sebagai bentuk konkretnya. 7. Pola Sistem Instruksional yang Dikemukakan oleh Arif S. Sadiman Pola sistem instruksional (pengajaran yang dikemukakan oleh Arif S. Sadiman, yang terdiri dari 4 pola instruksional tetapi diringkas dalm satu pola, memungkinkan untuk digunakan dan dipilah sesuai kebutuhan dan kecenderungan masing-masing sekolah. Dari pola ringkasan tersebut dapat dijelaskan secara ringkas: a. Pola kurikulum - guru kelas - siswa/peserta didik. b. Pola kurikulum - guru kelas - alat peraga - peserta didik. c. Pola kurikulum - guru kelas (yang menggunakan alat peraga/media pengajaran) bekerja sama dengan guru-guru media - peserta didik/siswa. d. Pola kurikulum - guru media - siswa/peserta didik. TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 35 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran (1) Kurikulum (2) (3) (4) Guru Kelas Guru Kelas Guru Kelas Alat Peraga Alat Peraga Guru Media Guru Media Siswa 3) Komponen-Komponen Desain Pengajaran Dari berbagai ragam pola pengajaran yang dijelaskan dapat dipahami bahwa untuk menyusun suatu desain pengajaran terdapat banyak komponen pengajaran yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam tugasnya sebagai desain pengajar. Totalitas/kesatuan yang terdiri dari beberapa subsistem atau komponen-komponen yang saling berhubungan dan berproses. Secara garis besarnya komponen-komponen (desain) pengajaran itu ada dua yaitu:17 1) Komponen pokok a) Topik/ pokok bahasan/unit (mungkin lebih rinci lagi berupa subtopik/subpokok bahasan) 17 Ibid., hlm., 108. TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 36 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran b) Entry behavior/ situasi awal atau pengenalan karakteristik/ kemampuan bawaan peserta didik (ada yang mengatakan termasuk guru dan kondisi/situasi sekolah). Istilah lainnya adalah analisis situasi. c) Tujuan pengajaran, baik tujuan umum pengajaran (TUP) yang diambil darisetiap mata pelajaran, maupun tujuan khusus pengajaran (TKP). d) Perumusan alat evaluasi/penilaian, yang menyangkut prosedur, pre test dan post test, esai, tes tindakan, sikap, atau kemampuan kognitif. e) Penentuan materi/isi pengajaran yang diharapkan untuk dikuasai oleh peserta didik dan untuk mencapai rumusan tujuan pengajaran yang telah ditentukan. f) Merencanakan bentuk kegiatan pengajaran. Apa yang harus diperbuat oleh peserta didik dan kapan mereka harus terlibat aktif dalam pengajaran. Kemudian, apa yang harus diperankan guru, kapan guru tidak harus terlibat aktif dalam kegiatan mengajar. g) Sumber belajar (ada yang mengatakannya sebagai bahan referensi, ini pentingnya lebih spesifik). Sumber belajar adalah segala yang ada di luar individu dan memungkinkan dalam mempermudah serta mendukung terjadinya events atau proses pengajaran. h) Subjek ajar, maksudnya adalah pelaku atau pelaksana kegiatan pengajaran itu sendiri, yaitu guru dan peserta didik. i) Metode pengajaran. 2). Komponen penunjang Yaitu komponen-komponen pengajaran yang keberadaannya dapat membantu kelancaran, mempermudah pelaksana pengajaran seperti,alat, ataupun fasilitas-fasilitas pengajaran yang akan menambah kelengkapan/kesempurnaan kegiatan pengajaran, juga prosedur atau pengaturan proses kegiatan yang baik, dan sebagainya. TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 37 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran D. Kesimpulan Strategi pembelajaran harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dosen dan mahasiswa. Strategi pembelajaran adalah alat atau media, bukan tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran dikatakan tepat jika sesuai dengan kecenderungan kompetensi sebagai totalitas hasil belajar yang akan dikembangkan, yakni apakah lebih bersifat kognitif, afektif atau psikomotorik. Untuk tercapainya kompetensi, strategi yang banyak digunakan adalah strategi pembelajaran aktif, hal ini dikarenakan lebih mengena pada peserta didik atau mahasiswa sehingga mampu mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Ada juga metode quantum yang bisa juga digunakan dalam mendesain strategi pembelajaran. Begitu banyaknya desain pengajaran yang serupa, dapat menambah pengetahuan pendidik untuk memilih model yang terbaik untuk diterapkan dalam bidang pendidikan. Pada intinya, dari sekian banyak desain pengajaran yang ada adalah sama yaitu menganalisis, menetapkan tujuan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi desain tersebut. Apabila terdapat kekurangan, maka desain tersebut dapat segera dilakukan revisi atau mengantinya dengan desain yang lain yang sekiranya lebih efektif dan efisien. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu, dan Joko Tri Prasetya. 2005. SBM (Strategi Belajar Mengajar). Bandung: Pustaka Setia. Fathurrohman, Muhammad, dan Sulistyorini. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Teras. Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mudhoffir. 1999. Teknologi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya. TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 38 Strategi Pengajaran dan Desain Pengajaran Munthe, Bermawy. 2009. Desain Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Pribadi, Benny A. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat. Rohani, Ahmad. 2010. Pengelolaan Pengajaran; Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional. Jakarta: Rineka Cipta. TARBAWY: Jurnal Pendidikan Islam 39