BAB 1 Konsep Dasar Perencanaan Pengajaran 1.1 Pengertian Perencanaan Pengajaran Desain berasal dari kata “Design” yang berarti perencanaan, rancangan atau persiapan. Menurut ilmu manajemen pendidikan, perencanaan disebut dengan istilah “planning” yaitu persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Secara sederhana dapat diartikan bahwa perencanaan adalah pemikiran sebelum pelaksanaan suatu tugas. Kesimpulan: Desain atau perencanaan adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melksanakan suatu tugas/pekerjaan atau untuk mengambil suatu keputusan terhadap apa yang akan dilaksanakan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu sebagaimana yang telah ditetapkan dengan melalui prosedur atau langkah-langkah yang sistematis dan memperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan pekerjaan atau tugas tersebut. Pengajaran berasal dari “intruction atau teaching” Menurut Association for Education Communication and Technology Corey (1977) mengatakan: bahwa instruction sebagai sub-sub atau bagian dari pendidikan yang merupakan suatu proses dimana lingkungan seseorang denagn sengaja dikelola agar memungkinkan orang tersebut dapat belajar melakukan hal tertentu dalam kondisi tertentu atau memberikan respon terhadap sistuasi tertentu pula. Menurut Arif S. Sadiman pengertian Intstruction bukan saja bersifat formal di kelas atau di lingkungan sekolah, dan bukan pula monopoli guru yang menjadi satu-satunya sumber belajar. Dengan kata lain pengertian Instruction yang lebih tepat adalah “pembelajaran”. Meskipun demikian pengajaran bisa disebut instruction yang merupakan totalitas aktivitas belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi. Dari evaluasi diteruskan dengan follow up. Menurut Kaufman: Perencanaan (Planning) adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mecapai tujuan absah dan bernilai, meliputi: a. Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan. b. Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan. c. Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang perlu diprioritaskan. d. Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiaptiap pilihan. e. Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan. f. Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan Menurut Philip Commbs Perencanaan Pengajaran adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses pergembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan tujuan peserta didik maupun masyarakat. *Menurut Nurhida Amir Das dan Rocdhito Bahwa desain istruksional (pengajaran) merupakan suatu proses analisis dari kebutuhan dan tujuan belajar, pengembangan materi, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan penilaian hasil belajar peserta dididk, mencobakan merevisi semua kegaiatan mengajar dan penilaian peserta didik. Sementara itu, menurut Abdul majid (2007), konsep perencanaan pengajaran dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu: 1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi 2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem 3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin 4. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science) 5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses 6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas Kesimpulan: * Perencanaan pengajaran memberikan konsepkonsep dasar serta ketentuan-ketentuan praktis tentang cara menyusun rencana atau persiapan mengajar serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi atau mata pelajaran. * Perencanaan pengajaran menyangkut hal-hal apa yang perlu direncanakan dalam suatu pengajaran, dasar-dasar apa yang perlu dipertimbangkan serta prinsip-prinsip apa yang harus menjadi pegangan dalam merencanakan suatu pengajaran. • Desain (perencanaan) pengajaran adalah suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tugas mengajar/aktivitas pengajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip pengajaran serta melalui langkah-langkah pengajaran; tujuan perencanaan itu sendiri, pelaksanaan dan penilaian dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran yang telah ditentukan. • Desain pengajaran adalah pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum pengajaran dalam rangka pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi pengajaran (interaski guru-siswa) tertentu yang khusus di dalam kelas maupun di luar kelas. 1.2 Masalah-masalah Pokok dalam Perencanaan Pengajaran 1. Tujuan dan fungsi pendidikan apa yang harus diprioritas 2. Alternatif apa yang terbaik yang mungkin dilaksanakan untuk mencapai bermacammacam tujuan dan fungsi tersebut. 3. Seberapa jauh sumber daya yang dimiliki oleh bangsa yang ikut serta dalam pendidikan, 4. Siapa yang akan membiayai. 5. Bagaimana mengalokasikan sumber daya bagi pendidikan. 1.3 Dimensi Perencanaan Pengajaran 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Signifikansi Feasibilitas Relevansi Kepastian atau Definitiveness Ketelitian atau Parsimoniusness Adaptabilitas Timing Monitoring Substansi Perencanaan 1.4 Proses Perencanaan Pengajaran 1. Tahap Pra perencanaan – Membuat badan yang bertugas melaksanakan fungsi perencanaan – Menetapkan prosedur perencanaan – Mengadakan reorganisasi structural. – Menetapkan mekanisme serta serta prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan dalam perencanaan. 2. Tahap Perencanaan Awal -Tahap diagnosis; membandingkan output dengan yang telah dicapai. -Tahap formulasi rencana; kebijakan untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan pelaksanaan rencana. -Tindak lanjut terhadap kebijakan 3.Tahap Formulasi Rencana -Menyiapkan perangkat keputusan -Menyediakan pola dasar pelaksanaan yang menjadi pegangan berbagai unit organisasi yang bertanggung jawab dalam implementasi keputusan tersebut. 4. Tahap Elaborasi Rencana -Membuat program -Identifikasi dan Formulasi proyek 5. Tahap Implementasi -Merupakan saat dimana proyek dilaksanakan 6. Tahap Evaluasi dan Perencanaan Ulang Empat Asumsi Dasar Proses Perencanaan Pengajaran 1. 2. 3. 4. Proses mengajar selalu berorientasi pada tujuan, dalam arti mengubah tingkah laku siswa. Guru dapat membentuk tingkah lakunya secara aktif, yaitu dapat membuat perencanaan, mengimplementasikannya dan selalu menyesuaikan rencana tersebut dengan informasi yang menyagkut kegiatannya (hasil evaluasi formatif). Mengajar pada Dasarnya merupakan proses yang rasional dan dapat menganalisis komponenkomponennya. Secara langsung atau tidak langsung tingkah laku guru dapat mempengaruhi tingkah laku siswa. 1.5 Pola Pengajaran 1. Glasser (1962), yang disebut sebagai Pola Dasar Tradisional oleh Dr. Engkoswara IO EB IP PA Keterangan: IO : Instructional Objectives EB : Entry Behavior IP : Intstructional Procedures PA : Performance Assessment Perkembangan Pola Pengajaran Menurut Glasser IO IP EB Feed Back PA 2. John Carrol (1965), Pola School Learning atau pola belajar sekolah yang terdiri dari 5 Komponen: 3 komponen prilaku peserta didik dan 2 komponen prosedur pengajaran. -Kesempatam peserta didik Keadaan Peserta didik -Ketabahan belajar -Kesanggupan menerima dan memperkaya Prosedur Pengajaran -Kesempatan untuk mempelajari -Kualitas pengajaran 3. Jerold Kemp (1977) “Instructional Design Plan” Goal, Topics ans General Purposes Support Services Learner Character Revise Teaching Learning Activites Resources Learnings Objectives Pre Assessment Subject Content Rancangan desain pembelajaan (pengajaran) menurut Kemp pola tersebut dibuat untuk menjawab 3 keputusan proses berpikir yaitu: apa yang harus dipelajari (tujuan), prosedur dan sumber apa yang sebaiknya ada supaya tercapai tingkat belajar yang dikehendaki (aktivitas dan sumber) dan bagaimana mengetahui bahwa belajar telah berlangsung (evaluasi). 4.Pola Gelder Topik dan Tujuan Umum Karakteristik Peserta Didik Rumusan Tujuan-tujuan Khusus Pengajaran Isi/ Materi Pengajaran Pre Test Mengajar/Belajar Aktivitas dan Sumber Belajar Evaluasi/Post Test Layanan Penunjang Pengajaran 5. Pola PPSI dan MSP TUP TKP Materi Pelajaran Feed Back Kegiatan Pengajaran (Belajar Mengajar) Metode Mengajar Alat/Sumber (Bahan) Evaluasi • Pola PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional) dan MSP (Model Satuan Pelajaran) dikembangkan oleh Badan Pengembangan Pendidikan (BPP) Dekdikbud sejak tahun 1972. • Pola PPSI dan MSP merupakan satu kesatuan. Dimana PPSI merupakan pola konsepsional sedangkan MSP sebagai pola teknis operasional. 6. Pola Pengajaran Berbasis Kompetensi dengan Pengembangan Silabus dan RPP • Silabus Adalalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber/bahan/alat belajar. • Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. • PENYUSUNAN SILABUS Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar Analsis Kedalaman dan Keluasan Materi Materi Pokok/Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Sumber Belajar Penilaian 1.6 Komponen-komponen Perencanaan Pengajaran • Secara garis besar komponen-komponen perencanaan pengajaran ada dua, yaitu komponen pokok dan komponen penunjang. 1. Komponen Pokok a. Topik/pokok bahasan atau sub pokok bahasan atau materi pengajaran b. Entry behavior c. Tujuan pengajaran d. Perumusan alat evaluasi penilaian e. Sumber pengajaran f. Metode Pengajaran 2. Kompenen penunjang, yaitu komponenkomponen pengajaran yang keberadaannya dapat membantu kelancaran, mempermudah pelaksanaan pengajaran seperti, pengaturan jadwal/waktu pertemuan, tempat pengajaran, alat atau pun fasilitas-fasilitas pengajaran yang akan menambah kelengkapan kegiatan pengajaran. 1.7 Pentingnya Perencanaan Pengajaran 1. Perncanaan pengajaran adalah satu alat yang dapat membantu para pengelola pendidikan untuk lebih menjadi berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 2. Perencanaan dapat mempermudah dalam pencapaian suatu sasaran secara lebih ekonomis, tepat waktu dan memberi peluang untuk lebih mudah dikontrol dan dimonitor. 3. Perencanaan pengajaran dilakukan agar terlaksana proses belajar mengajar yang efisien dan efketif serta relevan dengan misi dan tujuan dari lembaga pendidikan dimana para siswa belajar.