PENGELOLAAN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI

advertisement
PENGELOLAAN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI
BAB I
PENDAHULUAN
Teknologi Informasi (TI) sudah menjadi spektrum dalam kegiatan bisnis dunia.
Investasi untuk pengembangan teknologi informasi merupakan sebuah fenomena yang
diyakini para pelaku bisnis akan menambah nilai bisnis mereka. Fenomena ini
mendorong meningkatnya permintaan terhadap pekerjaan-pekerjaan dibidang TI.
Perkembangan di bidang TI pun menjadi tuntutan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Pendidikan bidang TI dengan berbagai jenjang pendidikan semakin banyak, produsen TI
baik hardware maupun software semakin inovatif dalam mengembangankan produkproduknya.
Pekerjaan bidang TI memiliki karakteristik khusus dibandingkan dengan
pekerjaan non-TI. Hal ini karena karakteristik TI yang tidak bisa dipisahkan antara
aktivitas organisasi secara menyeluruh. TI dikembangkan harus bersinergi dengan
seluruh aktivitas bisnis secara keseluruhan.
Dengan semakin banyaknya pekerjaan-pekerjaan bidang TI dan karakteristik TI
itu sendiri akan menciptakan adanya proyek-proyek secara khusus menangani pekerjaanpekerjaan pembangunan dan pengembangan TI. Sehingga diperlukan bidang kajian
khusus yaitu pengelolaan (manajemen) proyek teknologi informasi.
Untuk memahami lebih lanjut tentang manajemen proyek teknologi informasi
maka perlu diperkenalkan lebih dahulu tentang proyek, manajemen proyek versus
manajemen konvensional, proyek TI versus proyek non TI.
1.1. Pengertian Proyek
Proyek adalah serangkaian aktifitas temporer dalam usaha melakukan dan
mencapai tujuan unik (Schwalbe K, 2002). Sedangkan manajemen proyek adalah
sekelompok alat, proses dan sumber daya manusia yang berkompeten guna mengerjakan
aktivitas-aktivitas yang berkaitan, dan berusaha untuk menggunakan sumber daya secara
efektif untuk menyelesaikan proyek secara efisien dan tepat waktu.Untuk memahami
lebih jauh tentang konsep proyek, berikut merupakan atribut-atribut dari proyek:
PPSI -1
 Proyek memiliki tujuan unik. Proyek merupakan pekerjaan yang tidak sederhana
dan memiliki tujuan spesifik. Produk atau output yang dihasilkan dari sebuah
proyek harus didefinisikan secara jelas tentang. Contohnya, proyek komputerisasi
pemilu, memiliki tujuan menyediakan sarana baik hardware, software jaringan
untuk perhitungan suara dari tingkat kecamatan sampai pusat secara otomatis.
 Proyek bersifat sementara. Proyek harus didefinisikan kapan dimulai dan kapan
selesainya. Proyek bukanlah sebuah proses yang berkelanjutan. Dalam contoh
proyek komputerisasi pemilu diatas, perlu ditetapkan kapan proyek harus segera
dimulai dan kapan produk harus diselesaikan agar pada saat akan digunakan
sudah siap dan dipastikan akan berjalan sesuai yang diharapkan.
 Proyek memerlukan alat bantu kontrol. Alat bantu seperti gantt charts atau PERT
charts diperlukan dalam sebuah proyek untuk mengukur dan pengendalian.
 Proyek memerlukan sumber daya yang bersifat ad-hoc dan lintas disiplin ilmu.
Proyek membutuhkan sumberdaya dari berbagai area atau bidang meliputi
manusia, hardware, software dan aset-aset lainnya yang bersifat sementara. TIM
akan dinyatakan bubar setelah proyek selesai. Banyak proyek melibatkan antar
departemen atau instansi-instansi lain dan memerlukan tenaga dari berbagai
keahlian yang bisa secara full-time pada posisinya. Dalam contoh proyek
komputerisasi pemilu, melibatkan berbagai keahlian antara lain bidang TI,
hukum, politik dan sebagainya.
 Proyek memiliki sponsor utama. Kebanyakan proyek terdapat pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholder), tetapi salah satunya ada yang sebagai sponsorship
yang menyediakan arahan dan mendanai dari proyek.
 Proyek mengandung ketidakpastian. Karena proyek memiliki karakteristik
khusus, sering kali sulit mendefinisikan tujuan secara jelas, mengestimasi waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, berapa biaya yang diperlukan.
Faktor-faktor tersebut sering sebagai penyebab munculnya kendala atau tantangan
apalagi proyek yang melibatkan teknologi yang relatif baru.
1.2. Kerangka Manajemen proyek
Terdapat tiga konteks pemahaman dalam sebuah kerangka proyek, yaitu :
PPSI -2
1. Konteks Komponen proyek, yang merupakan deskripsi tentang lingkungan
internal dan eksternal dari proyek tersebut, yang mencakup empat komponen
seperti telah dibicarakan diatas yaitu ruang lingkup, biaya, kualitas dan waktu.
2. Rangkaian proses manajemen proyek, yang mengacu pada fase-fase dari
pelaksanaan proyek : fase pendefinisian proyek, perencanaan awal proyek,
pelaksanaan proyek, pengendalian proyek dan penyerahan proyek.
3. Pengetahuan manajemen proyek. Area pengetahuan (Knowledge area) yang
diperlukan dalam mengelola sebuah proyek, terdapat delapan aspek pengetahuan
yaitu manajemen ruang lingkup, manajemen kualitas, manajemen waktu,
manajemen biaya, manajemen komunikasi, manajemen sumberdaya manusia,
manajemen resiko dan manajemen pengadaan.
Ketiga konteks tersebut merupakan satu kesatuan dalam memahami proyek dan
menyatu dalam manajemen proyek terintegrasi (Integrated Project Management).
1.3. Komponen Proyek
Terdapat empat komponen penting dari sebuah proyek, yaitu ruang lingkup
(scope) , waktu, biaya dan kualitas. Empat komponen tersebut yang menjadi batasan
terhadap pelaksanaan proyek. Bisa dikatakan bahwa kriteria yang harus dipenuhi dari
produk yang dihasilkan dari proyek meliputi kriteria atau batasan waktu, batasan ruang
lingkup, batasan biaya dan batasan kualitas. Jadi terdapat empat keharusan dalam sebuah
proyek yaitu:
1. Proyek harus diselesaikan dan diserahkan dengan tepat waktu.
2. Proyek harus cukup dibiayai dengan dana yang telah ditentukan
3. Proyek harus sesuai dengan ruang lingkup yang disepakati
4. Proyek harus memiliki kualitas hasil sesuai yang kriteria yang disepakati antara
pelaksana dan pemberi proyek
Keempat komponen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan dapat
digambarkan dalam prisma segitiga.
PPSI -3
Biaya
Kualitas
Ruang
lingkup
Gambar 1.1. Empat komponen proyek yang saling berpengaruh
Waktu
Batasan waktu:
Proyek dilaksanakan dengan memperhatikan waktu penyerahan produk atau hasil
akhir sesuai kesepakatan pihak-pihak yang berkepentingan. Keberhasilan dari sebuah
proyek dapat diukur dari ketepatan waktu sesuai yang telah direncanakan. Penyelesaian
yang terlambat akan berdampak buruknya kredibelitas pelaksana proyek dimata user atau
pemberi proyek, karena bagi user proyek tersebut bisa mempengaruhi aktivitas
organisasi. Sehingga waktu merupakan faktor yang sangat penting dari sebuah proyek.
Batasan Ruang lingkup :
Ruang lingkup menyatakan batasan pekerjaan yang perlu diselesaikan dalam
sebuah proyek. Ruang lingkup memberi gambaran sejauh mana yang menjadi tanggung
jawab pelaksana proyek dan hasil-hasil yang harus dilaporkan atau diserahkan kepada
pemberi proyek.
Batasan Biaya :
Biaya menjadi salah satu faktor sebuah proyek yang memiliki potensi resiko
tinggi. Proyek dilaksanan dengan biaya yang telah disepakati oleh penyandang dana yang
harus digunakan untuk mencover seluruh pembiayaan proyek. Manajer proyek harus
memperkirakan dan mendistribusikan ke setiap aktivitas proyek yang membutuhkan dana
dan mengendalikan agar realisasi biaya yang digunakan tidak melebihi dari yang telah
direncanakan.
Batasan Kualitas.
PPSI -4
Kualitas menjadi kriteria yang ditetapkan bersama antara pemberi dan penerima
proyek untuk dicapai oleh pelaksanan proyek sebagai standar kualitas dari produk yang
dihasilkan. Dengan standar kualitas pelaksana proyek berusaha untuk menetapkan targettarget yang harus dipenuhi dari setiap tahap pelaksanaan proyek.
Empat komponen dari proyek tersebut diatas menjadi faktor yang saling
mempengaruhi. Sebagai contoh, untuk menghasilkan kualitas yang lebih tinggi maka
perlu menaikkan biaya atau ruang lingkup yang dikurangi, jika menginginkan waktu
penyelesaian proyek dipercepat maka perlu biaya yang lebih besar, dan sebagainya.
1.4. Rangkaian Proses Manajemen Proyek
Untuk merealisasikan agar komponen-komponen proyek dapat tercapai maka
pelaksanaan proyek membutuhkan tahapan-tahapan yang terintegrasi, tahapan tersebut
dilakukan dengan membagi beberapa fase:
1. Project Definition (Pendefinisian proyek): Mendefinisikan sasaran, tujuan dan
faktor-faktor kesuksesan dari proyek.
2. Project Planning (perencanaan awal proyek): Segala sesuatu yang diperlukan
untuk merencanakan (setting) proyek sebelum rangkaian pekerjaan dimulai.
3. Project Executing (Pelaksanaan proyek): Proses mengkoordiknasikan sumberdaya
yang ada untuk menjalankan sejumlah pekerjaan di dalam proyek agar
menhhasilkan produk sesuai yang ditargetkan.
4. Project Control (Pengendalian proyek) : Proses pengawasan setiap aktivitas
proyek untuk memantau agar setiap aktivitas tidak menyimpang dari yang telah
direncanakan.
5. Project Closing: proses persetujuan secara formal antara pelaksana dan pemberi
proyek bahwa proyek telah selesai dan menghasilkan produk sesuai dengan
kesepakatan.
1.5. Area Pengetahuan Manajemen Proyek
Knowledge area meliputi fungsi utama dan fungsi pendukung atau fasilitas.
Fungsi utama memiliki fungsi dalam mewujudkan proyek sesuai dengan kontek
manajemen proyek yang meliputi : Manajemen ruang lingkup, manajemen waktu,
PPSI -5
manajemen biaya, manajemen kualitas. Dan fungsi pendukung memiliki fungsi mencapai
efisiensi dan efektivitas dalam penyelesaian proyek. Fungsi pendukung meliputi
manajemen sumber daya manusia, manajemen komunikasi, manajemen resiko dan
manajemen pengadaan.
Fungsi pendukung
Manajemen
komunikasi
Manajemen SDM
Manajemen scope Manajemen waktu
Fungsi Utama
Manajemen biaya
Manajemen
resiko
Manajemen kualitas
Manajemen
pengadaan
Fungsi pendukung
Gambar 1.2. Area Pengetahuan Manajemen Proyek
1.6 Manajemen Proyek
Dengan memahami proyek diatas yang meliputi komponen dan fase dari proyek
maka sangat diperlukan ilmu dan keahlian tertentu yang harus dimiliki mereka yang
terlibat dalam mengerjakan proyek khususnya manajer proyek, agar produk atau jasa
yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Ilmu untuk mengelola proyek tersebut
disebut dengan manajemen proyek. Jadi manajemen proyek adalah suatu aktivitas
penerapan pengetahuan, keahlian, metodologi dan teknik memanfaatkan sumberdaya
untuk mengelola sebuah proyek untuk memenuhi harapan pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap proyek tersebut. Harapan-harapan dari pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders) meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan
komponen-komponen proyek yang sudah dibicarakan diatas, antara lain:
PPSI -6
1. Aspek-aspek keseimbangan antara kualitas proyek yang diharapkan dengan
keterbatasan biaya dan waktu,
2. Aspek-aspek mempertemukan kebutuhan dan keinginan pihak-pihak yang terlibat
langsung maupun tidak langsung dalam proyek dan biasanya saling bertolak
belakang,
3. Aspek-aspek mendefinisikan dan menentukan dengan jelas dan tegas sesuatu
yang diharapkan dari berlangsungnya sebuah proyek, baik yang nyata (tangible)
maupun yang tidak nyata (intangible).
1.7. Manager proyek
Manajer proyek adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab terbesar atas
pelaksanaan proyek. Pekerjaan utama dari manajer proyek adalah mengarahkan,
mengawasi dan mengendalikan proyek dari awal sampai selesai. Hal-hal yang perlu
dilakukan seorang manajer proyek adalah :
1. Manajer proyek harus mendefinisikan proyek, membreakdown proyek menjadi
serangkaian tugas(tasks) yang mudah dikelola, memperoleh sumberdaya yang
dibutuhkan, dan membentuk tim kerja untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut.
2. Manajer proyek harus menetapkan tujuan akhir dari proyek dan memitivasi
anggota tim kerja untuk menyelesaikan proyek tepat waktu
3. Manajer
proyek
harus
menginformasikan
kepada
stakeholder
tentang
perkembangan pelaksanaan proyek secara periodik.
4. Manajer proyek harus mengenali resiko yang mungkin terjadi dan meminimalkan
dampak terhadap penyelesaian proyek.
5. Manajer proyek harus beradaptasi terhadap perubahan-perubahan, karena tidak
ada proyek yang 100% berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Berkaitan dengan tugas-tugas seorang manajer, maka area kemampuan yang perlu
dimiliki oleh seorang manajer adalah: kepemimpinan, manajemen orang (konsumen,
suplier, manajer dan kolega), komunikasi , negosiasi, perencanaan, manajemen kontrak,
pemecahan masalah dan berpikir kreatif). Banyak kesalahan terjadi dalam mengelola
sebuah proyek yang menyebabkan sering menjadi hambatan. Hambatan-hambatan yang
mungkin terjadi adalah:
PPSI -7
1. komunikasi yang tidak baik (Poor communication)
2. persetujuan yang tidak jelas (Disagreement)
3. kesalahpahaman (Misunderstandings)
4. suasana yang tidak mendukung (Bad weather)
5. pemogokan kerja (Union strikes)
6. konflik pribadi (Personality conflicts)
7. manajemen yang tidak baik (Poor management)
8. definisi sasaran dan tujuan tidak jelas (Poorly defined goals and objectives)
Manajer proyek yang baik tidak menghindari semua resiko, tetapi menyiapkan
proses dan prosedur standart untuk berusaha mencegah resiko yang mungkin terjadi
seperti:
1. Keterlambatan penyelesaian proyek, pembekakkan anggaran atau keingingan
konsumen tidak terpenuhi.
2. Tidak konsisten antara proses dan prosedur yang digunakan manajer proyek
3. Proyek tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu dan biaya
4. Tidak sinerginya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proyek.
Tabel dibawah ini menampilkan faktor-faktor yang menyebakan kegagalan
sebuah proyek :
PPSI -8
Faktor
Prosentase (%)
Kebutuhan yang tidak jelas
13,1
Kurangnya keterlibatan user
12,4
Kurangnya ketersediaan sumber daya
10,6
Harapan yang tidak realistis
9,9
Kurangnya dukungan dari pimpinan
9,3
Perubahan kebutuhan dan spesifikasi
8,7
Kurangnya kualitas proses perencanaan
8,1
Kurangnya kebutuhan terhadap hasil proyek
7,5
Kurangnya kemampuan mengelola
teknologi informasi
Rendahnya tingkat pemahaman teknologi
6,2
Lain-lain
9,9
4,3
1.8 Proyek Sistem Informasi
Sistem Informasi memiliki pengertian suatu sistem yang memiliki fungsi
menghasilkan informasi-informasi yang dibutuhkan pihak user. Komponen yang
termasuk sistem informasi meliputi infrastruktur hardware, Software dan ketersediaan
sumber daya manusia bidang teknologi informasi. Proyek sistem informasi mencakup
sebagian atau keseluruhan dari rangkaian aktivitas rekayasa pembangunan sistem
informasi.
Contoh-contoh proyek sistem informasi
 Proyek sistem informasi untuk mendukung pelaksanaan pemilu
 Proyek pembangunan infrastruktur E-Government di Jawa Tengah
 Proyek pengembangan sistem CRM (Customer Relationship Management) pada
di PT Garuda.
 Proyek pembangunan sistem E-business pada PT. Global Jaya.
 Proyek pembangunan jaringan komputer kantor pusat dan cabang pada PT. Jaya
Angkasa.
 Proyek penjualan elektronik (E-Commerce)
Beberapa perbedaan karakteristik proyek sistem informasi dibandingkan dengan
proyek bidang lain adalah sebagai berikut :
1. Memiliki tujuan untuk menghasilkan produk yang bersifat intangible seperti
perangkat lunak, database, jaringan yang sulit untuk mengukur nilai manfaat dari
produk tersebut.
2. Melibatkan teknologi yang sangat cepat usang, karena perkembangan yang
sangat cepat.
3. Membutuhkan beraagam sumber daya manusia dengan keahlian dan kompetensi
yang beragam
4. Ukuran yang dijadikan standard sulit dibakukan, karena sulit mengukur kualitas
yang dimengerti berbagai pihak secara seragam.
PPSI -9
BAB II
MANAJEMEN PROYEK TERINTEGRASI
Mengintegrasikan
manajemen
proyek
meliputi
koordinasi
semua
area
pengetahuan proyek ke dalam aktifitas pada siklus proyek atau tahapan – tahapan
pelaksanaan proyek guna mencapai keberhasilan proyek sesuai dengan komponen proyek
(kualitas, waktu, biaya, ruang lingkup).
Untuk memperoleh hasil proyek yang memiliki kualitas sesuai dengan standart,
dapat diselesaiakan tepat waktu, biaya sesuai anggaran dan ruang lingkup sesuai dengan
kesepakatan membutuhkan siklus proses pendefinisian, perencanaan,
pelaksanaan,
pengendalian dan persetujuan. Dan untuk masing-masing proses perlu pengelolaan ruang
lingkup, kualitas, biaya, waktu, sumberdaya manusia, komunikasi, resiko dan
maanajemen pengadaan.
Manajemen Ruang
Lingkup




Manajemen Biaya
Kualitas
Waktu
Biaya
Ruang Lingkup
Manajemen Kualitas
Manajemen Waktu
Manajemen SDM
Manaj. Komunikasi
Manaj. Resikoi
Manaj. Pengadaani
Definisi Perencanaan Pelaksanaan Pengendalian Persetujuan
Gambar 2.1. Manajemen proyek terintegrasi
Mendefinisikan proyek
Project Definition (Pendefinisian proyek): Mendefinisikan sasaran, tujuan dan
faktor-faktor kesuksesan dari proyek yang merupakan komitmen dari dari pihak-pihak
yang berkepentingan. Definisi proyek meliputi :
PPSI -10
Nama proyek. Setiap proyek harus memiliki nama yang unik agar dapat dibedakan
dengan proyek lain dan menghindari kebingungan antara proyek-proyek yang
berhubungan.
Diskripsi proyek secara jelas dan keperluan yang ingin dicapai. Tujuan dari
proyek harus didiskripsikan secara jelas secara tertulis dengan memasukkan estimasi
waktu dan biaya agar tidak hanya berupa jargon.
Stakeholder. Stakeholder adalah individu atau sekumpulan orang atau unit
organisasi yang secara aktif terlibat di dalam penyelenggaraan sebuah proyek dan
kepentingan mereka secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pengelolaan
sebuah proyek (chan K.C. et al 2004). Yang termasuk sebagai stakeholder dari sebuah
proyek adalah :
1. Pimpinan proyek
2. User atau pemakai (individu atau organisasi) proyek teknologi informasi yang
akan dibangun.
3. Sponsor, yaitu individu atau sekelompok orang atau organisasi yang membiayai
proyek dan bertanggung jawab terhadap pengalokasian sejumlah sumber daya
yang dibutuhkan proyek.
4. Tenaga ahli yang terlibat proyek (analis sistem, programmer, konsultan proyek ),
dan sebagainya sesuai dengan bidang keahlian atau spesialisasinya.
Proyek harus memperhatikan dan berusaha memenuhi keinginan dari stakeholder.
Manajer proyek dan tim harus mengetahui betul tujuan yang harus dicapai serta kinerja
yang harus dipenuhi dari sebuah proyek. Memenuhi harapan para stakeholder merupakan
sesuatu yang sangat sulit dan merupakan tantangan tersendiri bagi manajer proyek,
karena masing-masing memiliki keinginan yang sering berlawanan menyangkut masalah
kualitas, waktu, biaya dan ruang lingkup, misalnya:
1. Pihak user (mis, Bagian Akuntansi) menginginkan software yang dapat
memonitor dan mengevaluasi arus uang sampai pada level yang sangat rinci
sehingga memerlukan sistem yang sangat komplek dengan biaya yang besar.
Sementara Direktur
Keuangan hanya mampu mengalokasikan dana untuk
membangun sistem yang kecil.
PPSI -11
2. Presiden Direktur menginginkan sistem informasi dapat dibangun dalam waktu 2
bulan, sementara sumber daya yang dimiliki hanya mampu menyelesaikan dalam
waktu 4 bulan.
3. Bagian perencanaan pemasaran menginginkan sistem yang mampu memprediksi
perilaku pasar atau pelanngan, bagian penjualan menginginkan sistem yang
mengelola transaksi pembelian, dan bagian sumber daya manusia menginginkan
sistem yang mandukung menilai kinerja customer service, dan lain sebagainya.
Nama manajer proyek dan anggota tim inti. Struktur dan anggota tim proyek
perlu dirancang agar proyek dapat dicapai lebih efektif. Setiap individu yang terlibat di
dalam proyek harus mengetahuai secara pasti peranan, tugas dan tanggungjawabnya,
terutama keterkaitan antara aktivitas yang dilakukan dengan aktivitas lain yang
dikerjakan anggota tim lainnya.
Penyerahan proyek. Gambaran yang jelas dari produk yang akan dihasilkan
proyek. Software, jenis hardware, laporan teknis, materi training adalah contoh yang
perlu diserahkan ke pihak pemberi tanggung jawab.
Perencanaan Proyek :
Segala sesuatu yang diperlukan untuk merencanakan (setting) proyek sebelum
rangkaian pekerjaan dimulai. Perencanaan berkaitan dengan kebutuhan dan alokasi
sumber daya yang diperlukan di dalam proyek yang mencakup ruang lingkup proyek,
waktu, biaya , kualitas, komunikasi, tenaga dan penanganan resiko. Keberhasilan proyek
sangat tergantung pada akurasi dari perencanaan proyek yang dilakukan.
Pelaksanaan proyek :
Pelaksanaan proyek merupakan implementasi dari perencanaan proyek dengan
cara melakukan koordinasi tim proyek dan sumber daya yang lain untuk mengerjakan
proyek guna menghasilkan produk dan menyerahkan hasil proyek atau hasil dari masingmasing phase proyek. Termasuk di dalam pelaksanaan proyek adalah mengembangkan
tim proyek, mendistribusikan informasi, pengadaan dan seleksi kebutuhan proyek,
menjamin tercapainya kualitas dan penyerahan hasil kerja.
Pengendalian proyek :
Proses pengawasan setiap aktivitas proyek untuk memantau agar setiap aktivitas
tidak menyimpang dari yang telah direncanakan. Manajer proyek dan staf mengawasi dan
PPSI -12
mengukur dengan cara membandingkan progress dengan rencana dan melakukan koreksi
jika diperlukan. Jika diperlukan perubahan, seseorang harus mengidentifikasi,
menganalisis dan melakukan perubahan tersebut.
Proses penyerahan dan persetujuan :
Proses ini merupakan persetujuan secara formal antara pelaksana dan pemberi
proyek bahwa proyek telah selesai dan menghasilkan produk sesuai dengan kesepakatan.
Kelima proses siklus proyek tersebut di atas digambarkan seperti pada gambar 2.1
Proses pelaksanaan
Level
Proses
perencanaan
Aktivitas
Proses
inisialisai
Proses
persetujuan
Proses
pengendalian
Tahap mulai
Waktu
Tahap akhir
Gambar 2.2. Siklus proses manajemen proyek
Gambar 2.2 menunjukkan kelompok proses manajemen proyek dan bagaimana
keterkaitan masing-masing proses dalam level aktivitas, kerangka waktu dan overlapping
dari proses-proses tersebut. Level aktivitas, waktu dan panjang masing-masing proses
berbeda-beda tergantung pada jenis proyeknya. Secara umum proses pelaksanaan
memerlukan sumber daya dan waktu paling lama kemudian diikuti proses perencanaan.
Proses inisiasi dan persetujuan biasanya paling sedikit memerlukan sumber daya dan
waktu.
Sedangkan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan untuk setiap tahap dari sebuah
proyek berkaitan dengan area manajemen proyek terlihat seperti pada tabel 2.1
PPSI -13
Area
Pengetahuan
Ruang
lingkup
Proses Proyek
Inisiasi
Perencanaan
Inisiasi
ruang
lingkup
Perencanaan
lingkup
Pelaksanaan
ruang
Persetujuan
Verifikasi ruang
lingkup
Definisi ruang lingkup
Waktu
Pengendalian
Pengendalian
perubahan ruang
lingkup
Pengendalian
jadwal
Definisi aktivitas
Urutan aktivitas
Estimasi
durasi
aktivitas
Pengembangan jadwal
Biaya
Kualitas
Perencanaan
sumber
daya
Estimasi biaya
Anggaran biaya
Perencanaan kualitas
SDM
Perencanaan organisasi
Komunikasi
Penyususnan staf
Perencanaan
komunikasi
Resiko
Pengendalian
biaya
Jaminan
kualitas
Pengembang
an tim
Distribusi
informasi
Perencanaan
manajemen resiko
Pengadaan
Pengendalian
kualitas
Pelaporan
kinerja
Persetujuan
administratif
Monitoring dan
pengendalian
resiko
Identifikasi resiko
Analisa resiko kualitatif
Analisa
resiko
kuantitatif
Perencanaan
respon
resiko
Perencanaan pengadaan
Permintaan
Perencanaan
permintaan
Seleksi
sumber daya
Penyelesaia
n kontrak
Manajemen Ruang Lingkup
Ruang lingkup
adalah semua pekerjaan yang termasuk dalam penciptaan
produk.Manajemen ruang lingkup terjadi atau diperlukan pada tahan inisiasi,
perencanaan dan pengendalian. Proses utama proyek yang termasuk dalam manajemen
ruang lingkup meliputi :
PPSI -14
 Initiation. Termasuk dalam proses ini adalah komitmen organisasi pada awal
proyek atau kelanjutan fase berikutnya dari sebuah proyek. Output dari proses
initiation ini adalah project charter (diagram proyek), dimana berupa dokumen
formal yang menunjukkan eksistensi dan memberikan overview menyeluruh dari
proyek.
 Perencanaan ruang lingkup. Termasuk dalam proses ini adalah pengembangan
dokumen guna memberikan dasar untuk keputusan proyek ke depan, kriteria –
kriteria dalam menetapkan bahwa proyek atau suatu fase telah berhasil dengan
lengkap. Tim proyek membuat statemen ruang lingkup dan rencana manajemen
ruang lingkup sebagai hasil dari proses perencanaan ruang lingkup.
 Pendefinisian
ruang
lingkup.
Termasuk
dalam
proses
ini
adalah
mendekomposisikan proyek utama menjadi aktivitas – aktivitas lebih kecil yang
deliverable dan komponen yang manageable. Tim proyek membuat Work
Breadown Structure (WBS) dalam proses ini.
 Verifikasi ruang lingkup. Termasuk dalam proses ini adalah penerimaan dan
persetujuan secara formal terhadap ruang lingkup proyek. Stakeholder utama
proyek seperti pengguna/pelanggan dan sponsor secara formal menerima dan
menyetujui hasil proyek atau fase yang diserahkan.
 Pengendalian perubahan ruang lingkup. Termasuk di dalam proses ini adalah
perubahan ruang lingkup yang terjadi, koreksi yang perlu dilakukan dan pelajaran
yang bisa dipetik dari perubahan ini.
Manajemen Waktu
Manajemen waktu proyek adalah suatu proses yang menjamin bahwa suatu
proyek akan selesai dalam waktu yang tepat sesuai dengan yang ditetapkan. Manajemen
waktu terjadi pada tahap perencanaan dan tahap pengendalian. Kegiatan yang dilakukan
dalam manajemen waktu adalah :
1. Mendefinisikan aktivitas, yaitu berdasarkan pada WBS dari proses pendefinisian
ruang linkup dibuat daftar pekerjaan yang memerlukan waktu penyelesaian.
2. Membuat urutan aktivitas, yaitu berdasarkan definisi aktivitas disusun daftar
urutan aktivitas sesuai dengan persyaratan pengerjaan atau penyelesaian setiap
aktivitas.
PPSI -15
3. Estimasi durasi waktu, yaitu berdasarkan definisi aktivitas dan urutan aktivitas,
diperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas.
4. Mengembangkan jadwal, yaitu menyusun rencana alokasi waktu pelaksanaan
proyek dengan alat-alat seperti Network Planning, diagram chart dan sebagainya.
5. Pengendalian jadwal, yaitu melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan setiap
aktivitas proyek, apakah sesuai dengan jadwal yang direncanakan dan mencari
solusi jika terjadi perubahan jadwal pada saat pelaksanaan proyek.
Manajemen Biaya
Manajemen Biaya adalah suatu proses yang menjamin bahwa proyek dapat
diseleaikan dengan dana yang tersedia. Manajemen biaya diperlukan pada tahap
perencanaan dan tahap pengendalian. Aktivitas yang tercakup dalam manajemen biaya
adalah :
1. Perencanaan sumber daya, yaitu berdasarkan pada ruang lingkup, aktivitas dan
sebagainya dapat diidentifikasikan sumber daya yang memerlukan dana atau
biaya (tenaga kerja, alat administrasi dan sebagainya)
2. Estimasi biaya, yaitu masing-masing sumber biaya dihitung perkiraan besar
dana yang diperlukan
3. Anggaran biaya, yaitu menghitung anggaran biaya yang diperlukan untuk
menyelesaikan proyek.
4. Pengendalian biaya, yaitu proses pemantauan terhadap pengeluaran selama
pelaksanaan proyek untuk membandingkan antara dana yang senyatanya
dikeluarkan dengan yang direncanakan. Dan dilakukan langkah-langkah
pengendalian jika terdapat perubahan anggaran.
Manajemen Kualitas
Manajemen kualitas adalah proses yang menjamin bahwa proyek akan
menghasilkan produk yang memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Manajemen
kualitas diperlukan pada tahan perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap
pengendalian. Proses manajemen kualitas meliputi:
1. Perencanaan kualitas, yaitu berdasarkan pada WBS pada tahap pendefinisisan
ruang lingkup, didiskripsikan produk dan kriteria-kriteria kualitas yang harus
dipenuhi
PPSI -16
2. Jaminan kualitas, yaitu melakukan
3. Pengendalian kualitas, yaitu
Manajemen Sumber Daya Manusia
Adalah sustu proses yang menjamin tersedianya sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan secara Tim untuk menyelesaikan proyek. Manajemen sumber daya
manusia diperlukan pada tahapan perencanaan dan pelaksanaan proyek. Proses
manajemen sumberdaya manusia meliputi :
1. perencanaan organisasi, yaitu manajer proyek menyusun tim dengan melakukan
deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan merencanakan rekruitmen.Output
dari aktivitas ini adalah diagram atau struktur organisasi proyek, dokumen definisi
pekerjaan dan proses penugasan, matrik pertanggungjawaban penugasan (RAM).
2. Penyususnan Staff, yaitu melakukan rekruitmen tenaga kerja dan mengalokasikan
sesuai dengan sturktur tim yang sudah disusun
3. Pengembangan Tim, yaitu proses pengembangan tim meliputi evaluasi
pengalokasian tenaga kerja dan realokasi tenaga kerja.
Manajemen Komunikasi
Manajemen komunikasi adalah proses yang menjamin kelancaran arus informasi
termasuk didalamnya adalah pengumpulan, penyebaran informasi dan pelaporan.
Manajemen komunikasi diperlukan pada proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian
dan proses penyerahan. Aktivitas dari manajemen komunikasi meliputi:
1. Perencanaan komunikasi, yaitu menetapkan atau mengidentifikasi kebutuhan
informasi dan komunikasi bagi stakeholder, siapa dan informasi apa yang
dibutuhkan, kapan membutuhkannya dan bagaimana informasi disampaikannya.
2. Distribusi informasi, yaitu mendistribusikan informasi agar sampai yang pada
stakeholder tepat waktu.
3. Pelaporan kinerja, yaitu mengkoleksi data, menyebarluaskan, pelaporan status dan
pengukuran kemajuan proyek.
4. Persetujuan administratif , yaitu mengumpulkan dan menyerahkan laporan secara
menyeluruh pada penyerahan proyek.
Manajemen Resiko
PPSI -17
Manajemen resiko adalah suatu proses untuk meminimalkan potensi terjadinya
resiko dan memaksimalkan potensi kesempatan memperoleh keuntungan. Manajemen
resiko diperlukan pada proses perencanaan dan proses pengendalian proyek. Yang
tercakup dalam manjemen resiko adalah :
1. Perencanaan manajemen resiko, yaitu menetapkan pendekatan dan rencana
aktivitas manajemen resiko. Dengan mereview diagram proyek, WBS, toleransi
resiko stakeholder dan sebagainya akan dapat menyususn rencana manajemen
resiko.
2. Identifikasi resiko, yaitu mengidentifikasi resiko mana yang diperkirakan
memiliki pengaruh terhadap proyek dan mendokumentasikannya.
3. Monitoring dan pengendalian resiko, yaitu memonitor resiko yang diketahui,
mengidentifikaasi resiko baru, mengurangi resiko dan mengevaluasi sepanjang
pelaksanaan proyek.
Manajemen Pengadaan
Manajemen pengadaan adalah suatu proses yang menjamin tersedianya barang
maupun jasa dari luar yang dibutuhkan oleh proyek. Manajemen pengadaan diperlukan
pada proses perencanaan, pelaksanaan dan proses penyerahan proyek. Aktivitas dari
manajemen pengadaan ini meliputi :
1. Perencanaan pengadaan, yaitu menetapkan apa saja yang perlu disediakan dan
kapan harus dilakukan. Memilih pemasok dan menetapkan kontrak kesepakatan
kerja.
2. Solicitation planning (perencanaan permintaan) , yaitu mendokumentasi
permintaan
produk
dan
mengidentifikasi
sumber-sumber
potensial,
mendokumentasikan pengadaan dalam bentuk Request for Proposal(RFP) dan
mengembangkan kriteria evaluasi.
3. Solititation (permintaan), yaitu proses melakukan permintaan terhadak
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek.
4.
Seleksi sumber, yaitu memilih suplier-suplier potensial, mengevaluasi prospek
suplier dan negosiasi kontrak.
5. Penyelesaian kontrak, yaitu melakukan verifikasi produk dan audit kontrak.
PPSI -18
BAB III
INISIASI PROYEK
Rencana strategi organisasi yang diwujudkan dalam visi, misi, tujuan dan sasaran
dan strategi. Rencana strategi ini sebagai dasar untuk perencanaan strategi teknologi
informasi khususnya untuk mensuport fungsi-fungsi dalam organisasi, sehingga sangat
penting memunculkan inisiatif proyek teknologi informasi yang memahami bagaimana
proyek berkaitan dengan kebutuhan saat ini dan mendatang bagi organisasi.
Manajer proyek yang berhasil mampu melihat rencana strategi organisasi untuk
menetapkan seperti apa tipe proyek yang akan dikerjakan dalam menyumbangkan nilai
bagi organisasi. Dalam proses inisiasi mencakup identifikasi
proyek potensial,
menyeleksi proyek, mendokumentasikan secara formal hasil inisiasi ke dalam diagram
proyek. Area pengetahuan yang terlibat dalam proses inisiasi proyek ini adalah
manajemen ruang lingkup. Hubungan proses, area pengetahuan dan ouput yang
dihasilkan pada proses inisiasi proyek terlihat seperti pada tabel 3.1.
Area Pengetahuan
Manajemen ruang lingkup
Proses
Inisiasi
Output
Diagram proyek
Dokumen kesepakatan
Hambatan-hambatan
Asumsi
Identifikasi Proyek Potensial
Tahap pertama dalam manajemen ruang lingkup adalah menentukan proyek
teknologi informasi mana yang pertama dilakukan. Langkah pertama adalah mengenali
perencanaan teknologi informasi yang didasarkan pada rencana strategi organisasi secara
menyeluruh. Termasuk dalam rencana strategi adalah tujuan jangka panjang dengan
menganalisis kekuatan dan kelemahan organisasi, mempelajari kesempatan dan hambatan
lingkungan bisnis, prediksi kecenderungan ke depan, dam memprediksi kebutuhankebutuhan produk dan jasa baru. Sangat penting para manajer di luar departemen
teknologi informasi untuk membantu dalam proses perencanaan strategi teknologi
informasi sehingga personel teknologi informasi mengetahui strategi organisasi dan
mengidentifikasi area bisnis yang mendukungnya.
PPSI -19
Setelah mengenali area bisnis langkah selanjutnya dalam proses perencanaan
teknologi informasi adalah sebuah analisis bisnis area tersebut. Analisis area bisnis berisi
dokumen tentang proses bisnis dimana teknologi informasi dapat memberikan benefit.
Langkah selanjutnya adalah mendefinisikan proyek potensial teknologi informasi, ruang
lingkup , benefit dan kendala-kendalanya. Dan langkah terakhir adalah memilih proyek
yang akan dikerjakan dan mengalokasikan sumber daya untuk mengerjakan proyek
tersebut.
Hubungan proses perencanaan teknologi informasi dan identifikasi proyek potensial
terlihat pada gambar 2.2
Tahap Perencanaan
Teknologi Informasi
Perencanaan
Strategi TI
Analisis Area Bisnis
Perencanaan Proyek
Alokasi Sumber daya
Yang Dihasilkan
Strategi teknologi informasi dalam
mendukung visi dan misi perusahaan
Dokumen tentang proses bisnis dan dimana
teknologi informasi memberi benefit
Mendefinisikan proyek potensial, ruang
lingkup, benefit dan kendala
Seleksi proyek teknologi informasi
dan pengalokasian sumber daya
Gambar 2.2. Hubungan proses perencanaan teknologi informasi dan identifikasi proyek
potensial
Metode Menyeleksi Proyek
Teknik dan pertimbangan yang dipakai dalam menyeleksi proyek antara lain:
1. Berfokus pada kebutuhan organisasi yang luas. Hal ini menunjukkan apakah
proyek memiliki tiga kriteria penting yaitu kebutuhan, keuangan dan keinginan.
Apakah orang-orang dalam organisasi setuju bahwa proyek perlu dikerjakan?
PPSI -20
apakah organisasi memiliki kemauan yang kuat untuk mendanai proyek? apakah
ada keinginan yang kuat agar proyek berhasil?
2. Mengkategorikan proyek teknologi informasi. Salah satu pertimbangan suatu
proyek untuk dilaksanakan adalah apakah proyek memberikan respon terhadap
masalah, kesempatan atau menunjukkan arah organisasi. (i) Masalah adalah
situasi yang tidak dikehendaki dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Masalah
ini perlu diantisipasi , misalnya masalah ketersediaan dan kecepatan penyediaan
informasi. Perusahaan dapat memilih proyek untuk meningkatkan sistem saat ini
dengan mengupgrade hardware, menambah memori dan sebagainya. (ii)
Kesempatan adalah sebuah perubahan untuk meningkatkan kinerja organisasi.
Misalnya, organisasi meyakini bahwa untuk meningkatkan penjualan dapat
dilakukan dengan penjualan langsung ke pelanggan melalui internet. Organisasi
bisa memilih proyek pembuatan sistem penjualan langsung berupa Web site. (iii)
Arah organisasi mendukung manajemen berkaitan dengan proses bisnis organisasi
secara menyeluruh seperti hubungan antara relasi bisnis pemasok, konsumen dan
lainnya secara efisien. Organisasi bisa memilih proyek implementasi EDI
(Electronic Data Interchange)
3. Menunjukkan net present value atau analisis finansial lainnya. Masing-masing
proyek potensial dibuat aliran kas (aliran benefit yang diperoleh - biaya yang
dikeluarkan) semua diukur dalam nilai finansial pada tingkat bunga tertentu,
kemudian dihitung NPV dari masing-masing proyek. NPV yang paling besar
merupakan proyek yang paling fisibel untuk dikerjakan. Selain analisis NPV juga
bisa dilakukan analisis Return on Investmen (ROI) atau Payback Periode.
4. Menggunakan model penilaian tertimbang (weighted scoring). Teknik ini
dilakukan dengan cara mengidentifikasi kriteria untuk melakukan penilaian
sebuah proyek. Menurut Schwalbe (2002:94) kriteria ini meliputi :
 Dukungan terhadap tujuan bisnis
 Kekuatan sponsor internal
 Kekuatan dukungan pelanggan
 Tingkat pemakaian teknologi yang realistis
 Kecepatan waktu implementasi
PPSI -21
 Nilai Net Present Value
 Resiko pencapaian ruang lingkup, waktu dan biaya
Masing – masing kriteria diberi bobot dan masing-masing proyek diberi
nilai untuk setiap kriteria di atas. Nilai tertimbang dari sebuah proyek adalah
jumlahan dari perkalian nilai dengan bobot dari setiap kriteria. Proyek yang
memiliki nilai tertimbang tertinggi adalah proyek yang paling fisibel
Diagram Proyek
Output dari proses inisiasi adalah diagram proyek (Project charter). Diagram
proyek berisi :
 Judul proyek
 Tanggal persetujuan dimulainya dan berakhirnya proyek
 Nama manajer proyek dan informasi kontak yang bisa dihubungi
 Statemen ruang lingkup secara jelas
 Ringkasan pendekatan yang dipakai untuk mengelola proyek.
 Matrik personel , jabatan dan tanggungjawab
 Persetujuan Stakeholder utama
 Catatan komentar penting dari stakeholder yang berkaitan dengan proyek
PPSI -22
Contoh diagram proyek:
Judul Proyek
Proyek dimuali
Manajer Proyek
Tujuan Proyek
: Proyek upgrade teknologi informasi
: 4 Maret 2002
Proyek selesai : 4 desember 2002
: Risang Aji Prayitno
, (024)-7476859, [email protected]
: Mengupgrade hardware dan software untuk semua bagian (sekitar 350 unit)
dalam waktu 9 bulan berdasarkan standard perusahaan yang baru. Upgrade
akan mempengaruhi komputer server dan jaringan yang ada. Anggaran yang
diperlukan adalah 1 milyard untuk biaya hardware dan software, dan 500 juta
biaya tenaga kerja.
Pendekatan
:
 Update database inventori teknologi informasi untuk menetapkan kebutuhan upgrade
 Mengembangkan estimasi biaya proyek secara detail dan melaporkan ke CIO
 Merencanakan pengadaan hardware dan software
 Menggunakan internal staff sebanyak mungkin untuk merencanakan, analisis dan instalasi
Nama personel, jabatan dan Pertanggungjawaban
Nama
Jabatan
Tanggung jawab
PT. Karya Usaha (Kardi)
Sponsor proyek
Memonitor proyek
Bambang Sutejo
CIO
Memonitor proyek, menyiapkan
staff
Risang Aji P.
Manajer proyek
Merencanakan dan
melaksanakan proyek
Eko Sunaryo
Direktur
operasi
teknologi Mewakili Manjer proyek
informasi
Eri Lestari
Manajer SDM
Menyiapkan staff,
mensosialisasikan proyek
kepada semua karyawan
Joko Lukito
Direktur pengadaan
Menyediakan sarana untuk
keperluan proyek
Tanda tangan semua stakeholder di atas.
Komentar : (komentar tulisan tangan dari stakeholder di atas)
PPSI -23
BAB IV
PERENCANAAN PROYEK
Perencanaan sering merupakan aktivitas yang sangat sulit dan merupakan proses
yang
tidak dihargai dalam manajemen proyek. Banyak orang memandang negatif
terhadap perencanaan karena rencana dibuat bukan fasilitas untuk action. Walaupun
demikian rencana proyek adalah memberi arahan untuk pelaksanaan proyek. Sebagai
arahan, rencana proyek harus realistis dan berdaya guna.
Perencanaan proyek membutuhkan setiap area pengetahuan yang diperlukan
dalam pengelolaan sebuah proyek. Keterkaitan antara Area pengetahuan, proses
perencanaan dan output yang dihasilkan terlihat seperti pada tabel 4.1
4.1 Merencanakan ruang lingkup
Perencanaan ruang lingkup adalah proses pengembangan dokumen hasil inisiasi
guna memberikan dasar untuk melakukan penilaian terhadap pelaksanaan proyek ke
depan. Perencanaan ruang lingkup dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan pekerjaan utama dari proyek untuk memberi batasan yang jelas
antara pekerjaan mana yang termasuk dan mana yang tidak termasuk dalam
proyek.
2. Mendiskripsikan
kriteria-kriteria yang harus dipenuhi untuk masing-masing
pekerjaan dan rencana pengelolaan yang dilakukan untuk menjamin tercapainya
kriteria tersebut.
Output dari tahap perencanaan ruang lingkup ini adalah berupa pernyataan yang
berisi tentang tahap-tahap pekerjaan dengan kriterianya serta rencana pengelolaan yang
dilakukan.
Statemen Ruang Lingkup
Statemen ruang lingkup digunakan untuk mengembangkan dan mengkonfirmasikan
kesepahaman tentang ruang lingkup proyek. Statemen ini berisi justifikasi proyek,
diskripsi yang jelas produk yang dihasilkan, ringkasan tentang penyerahan proyek dan
statemen tentang apa yang menunjukkan keberhasilan proyek.
 Justifikasi proyek menggambarkan kebutuhan bisnis yang diperoleh dari proyek.
Contoh :Proyek upgrade teknologi informasi digunakan untuk mendukung
PPSI -24
aplikasi bisnis berbasis internet yang sedang dikembangkan pada PT. KARYA
MAKMUR.
Area
Perencanaan
Output
Ruang lingkup
Merencanaan ruang lingkup
Pernyataan ruang lingkup
Rincian dukungan
Rencana manajemen ruang lingkup
WBS,
Update pernyataan ruang lingkup
Daftar aktivitas
Detail dukungan
Diagram jaringan proyek
Update daftar aktivitas
Estimasi durasi aktivitas
Jadwal proyek
Detail dukungan
Rencana pengelolaan jadwal
Update kebutuhan sumber daya
Kebutuhan sumber daya
Estimasi biaya
Detail dukungan
Rencana manajemen biaya
Acuan biaya
Rencana manajemen kualitas
Definisi operasional
Cheklist
Aturan tugas dan pertanggungjawaban
Rencana manajemen penempatan
Struktur organisasi
Detail dukungan
Susunan personel
Direktori tim proyek
Rencana manajemen komunikasi
Rencana manajemen resiko
Resiko, Pemicu resiko
Daftar rangking resiko
Daftar prioritas resiko
Daftar resiko untuk manajemen dan analisis
tambahan
Kecenderungan hasil analisis resiko kualitatif
Daftar prioritas resiko kuantitatif
Analisis probabilistic proyek
Probabilitas pencapaian tujuan biaya dan
waktu
Kecenderungan hasil analisis resiko kuantitatif
Rencana respon resiko
Resiko residual
Resiko sekunder
Pernyataan secara kontrak
Rencana manajemen pengadaan
Statemen kerja
Dokumen pengadaan
Kriteria evaluasi
Update statemen kerja
Mendefinisikan ruang lingkup
Waktu
Mendefinisikan aktivitas
Pengurutan aktivitas
Mengestimasi durasi aktivitas
Mengembangkan jadwal
Biaya
Merencanakan sumber daya
Mengestimasi biaya
Kualitas
Penganggaran biaya
Perencanaan kualitas
SDM
Perencanaan organisasi
Penyusunan staf
Komunikasi
Resiko
Perencanaan komunikasi
Perencanaan manajemen resiko
Identifikasi resiko
Analisa resiko kualitatif
Analisa resiko kuantitatif
Perencanaan respon resiko
Pengadaan
Perencanaan pengadaan
Solicitation planning
PPSI -25
 Diskripsi produk proyek menjelaskan tentang karakteristik produk atau jasa yang
akan dihasilkan proyek. Contoh untuk proyek upgrage teknologi informasi adalah:
Sebuah aplikasi bisnis yang mampu menangani pemesanan dan pembelian online
dengan internet.
 Ringkasan penyerahan proyek berisi daftar dokumen atau output yang perlu
diserahkan dari aktivitas proyek. Seperti rencana proyek (diagram proyek), WBS,
rincian estimasi biaya, rencana manajemen komunikasi, laporan kinerja dan
sebagainya. Dalam contoh upgrade teknologi informasi di atas termasuk
penyerahan persediaan semua hardware dan software yang diupdate.
 Rencana manajemen ruang lingkup menggambarkan ketetapan-ketetatan atau
kriteria keberhasilan proyek secara kuantitatif yang digunakan acuan untuk
mencapainya, seperti biaya, jadwal, ukuran kualitas. Contoh proyek dikatakan
sukses jika 90% pekerja yang manggunakan komputer mampu menggunakan
sistem internet yang baru tidak lebih dalam sembilan bulan dan tidak lebih dari 15
juta rupiah.
Pernyataan ruang lingkup bervariasi tergantung tipe proyek, semakin komplek
sebuah proyek maka semakin panjang pernyataan ruang lingkupnya.
4.2 Mendefinisikan Ruang Lingkup dan Work Breakdown Structure (WBS)
Setelah selesai merencanakan ruang lingkup, tahap berikutnya dalam perencanaan
proyek adalah mendefinisikan pekerjaan yang dibutuhkan dalam proyek dan memecahmecah menjadi pekerjaan-pekerjaan yang lebih manageable. Pecahan pekerjaan menjadi
pekerjaan yang lebih dapat dikelola disebut dengan definisi ruang lingkup. Definisi ruang
lingkup yang baik sangat penting untuk suksesnnya sebuah proyek karena membantu
meningkatkan akurasi estimasi waktu, biaya dan sumber daya, memberi acuan ukuran
kinerja dan pengendalian proyek, dan memperjelas dalam pertanggujawaban kerja.
Output dari prose definisi ruang lingkup adalah Work Breakdown Structure(WBS)
proyek.
Work Breakdown Structure
Work Breakdown Structure adalah analisis berorientasi hasil dari pekerjaan yang
tercakup dalam proyek yang disebut dengan total ruang lingkup proyek. WBS ini
PPSI -26
merupakan dokumen fundamnetal dalam manajemen proyek karena menyediakan dasar
untuk perencanaan dan mengelola jadawal, biaya dan perubahan-perubahan yang terjadi.
WBS sering diwujudkan dalam bentuk diagram pohon aktivitas yang berorientasi
tugas dan diorganisasi berdasarkan phase pekerjaan atau produk proyek. Jika diorganisasi
berdasarkan produk disebut juga dengan Product Breakdown Structure.
Contoh WBS proyek Pembangunan Intranet:
Proyek Intranet
Perencanaan
konsep
kelayakan
Merancan
g web-site
Mengembangkan
web-site
kebutuhan user
Implementasi
Evaluasi
sistem saat ini
Mendefinisikan
kebutuhan
Mendefinisikan fungsifungsi yang diperlukan
Mendefinisika
nkebutuhan
user
Mendefinisikan
kebutuhan
konten
Mendefinisika
n kebutuhan
sistem
Penerapan
dan evaluasi
Mengembangkan
rencana proyek
Koordinasi
tim proyek
Mendefinisikan
kebutuhan server
Gambar 4.1. Work Breakdown Struktur
Pendekatan Dalam Pengembangan WBS
Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan WBS,
antara lain:
 Penggunaan Panduan. Untuk membreakdown proyek menjadi pekerjaanpekerjaan yang lebih kecil berdasarkan pada standar baku yang telah banyak
dipakai dan diakui secara umum.
 Pendekatan analogi. Pekerjaan-pekerjaan proyek disusun berdasarkan pengalaman
atau dokumen-dokumen dari proyek-proyek sebelumnya.
 Pendekatan top-down.
PPSI -27
Mendefinisikan Aktivitas
Pada diagram proyek telah tercantum rencana mulai dan selesainya sebuah proyek
dan ini merupakan langkah awal untuk membuat jadwal lebih detail. Berdasarkan
diagram proyek, manajer proyek mengembangkan statemen ruang lingkup danWBS
Definisi aktvitas merupakan hasil dari tim proyek dalam mengembangkan lebih
detail dari WBS dengan penjelasan yang mendukungnya. Tujuan dari proses ini adalah
agar tim proyek memahami secara lengkap seluruh pekerjaan yang harus dikerjakan
sebagai bagian dari ruang lingkup proyek. Aktivitas ini merupakan elemen pekerjaan
yang diukur kinerjanya karena memiliki durasi, biaya dan kebutuhann sumber daya yang
diharapkan.
Pengurutan Aktivitas
Pengurutan aktivitas mencakup review aktivitas dalam detail WBS, diskripsi
produk detail, asumsi dan batasan-batasan yang menunjukkan keterkaitan antar aktivitas.
Termasuk di dalamnya mengevaluasi alasan-alasan ketergantungan dan perbedaan tipetipe ketergantungan. Ketergantungan atau keterkaitan menunjukkan urutan dari aktivitas
atau tugas, seperti, apakah aktivitas harus selesai sebelum aktivitas lain di mulai? Apakah
bisa beberapa aktivitas dikerjakan secara paralel?
Apakah bisa beberapa aktivitas
sebagian overlap? Menetapkan relasi atau ketergantungan antar aktivitas memeliki
pengaruh yang signifikan pada pengembangan dan pengelolaan jadwal proyek.
Alat bantu untuk menggambarkan urutan aktivitas adalah Diagram Jaringan Kerja
Proyek (Project Network Diagrams). Diagram jaringan kerja proyek menampilkan secara
skematik dan logik hubungan dan urutan aktivitas proyek. Contoh dari diagram jaringan
kerja proyek ditunjukkan pada gambar 4.2
D=4
2
A=1
5
E=5
B=2
F=4
J=3
3
1
H=6
C=3
6
G=6
4
7
I=2
Gambar 4.2. Diagram jaringan kerja proyek
PPSI -28
8
Huruf A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J mewakili aktivitas dengan ketergantungan lengkap
dari proyek. Aktivitas ini diperoleh dari WBS dan definisi aktivitas yang dibicarakan
sebelumnya. Anak panah mewakili urutan atau keterkaitan aktivitas. Sebagai contoh,
aktivitas A harus selesai dikerjakan sebelum aktivitas D, aktivitas D harus selesai
dikerjakan sebelum aktivitas H dan sebagainya.
Format dari diagram jaringan kerja menggunakan activity-on-arrow (AOA) atau
arrow diagramming method (ADM). Dalam teknik diagram jaringan, aktivitas diwakili
dengan anak panah dan dihubungkan pada titik yang disebut dengan node yang
menggambarkan urutan aktivitas. Sebuah node sebagai tanda awal atau akhir dari sebuah
aktivitas. Node pertama menunjukkan awal dari proyek dan node terakhir menunjukkan
akhir proyek.
Sangat penting untuk dicatat bahwa tidak setiap item pada WBS perlu
dimasukknan pada diagram jaringan proyek. Sebuah item yang tidak memiliki kaitan
sama sekali dengan aktivitas lainnya tidak perlu dimasukkan dalam diagram jaringan.
Apabila diasumsikan terdapat daftar aktivitas proyek, langkah-langkah untuk
membuat diagram jaringan AOA adalah:
Cari aktivitas yang harus dimulai dari node 1. Gambar node selesai dari aktivitasaktivitas tersebut dan anak panah dari node 1 ke node selesai tersebut. Gunakan huruf
untuk menamai aktivitas dan beri nilai yang menunjukkan estimasi durasi penyelesaian
aktivitas.Contoh B=2, berarti durasi aktivitas B adalah 2 hari atau minggu atau satuan
waktu lainnya.
Lanjutkan menggambar diagram jaringan dari kiri ke kanan. Cari pecahan (bursts)
atau gabungan (merge). Pecahan jika satu node diikuti dua atau lebih aktivitas. Gabungan
jika dua atau lebih node mendahului sau node. Contoh node 1 memecah karena menuju
node 2, 3, dan 4. Node 5 sebuah gabungan oleh node 2 dan 3.
Lanjutkan menggambar sampai semua aktivitas masuk dalam diagram
Hindari adanya anak panah yang saling berpotongan dengan menggambar ulang
dan merubah letak node.
Walaupun network diagram AOA atau ADM mudah dipahami dan dibuat, metode
lain yang lebih banyak digunakan adalah precedence diagramming method (PDM). PDM
PPSI -29
adalah teknik diagram jaringan dimana aktivitas diwakili dengan kotak. Teknik ini lebih
memperlihatkan hubungan waktu.
Terdapat 4 tipe ketergantungan aktivitas dalam proyek :
Finish-to-Start : hubungan dimana suatu aktivitas harus selesai sebelum aktivitas
berikutnya dapat dimulai. Contoh aktivitas pelatihan tidak bisa dilaksanakan sampai
aktivitas sistem baru selesai. Dan teknik AOA hanya mengenal tipe ketergantungan ini.
Start-to-start : hubungan dimana suatu aktivitas tidak bisa dimulai sampai aktivitas lain
dimulai. Contoh
Finish-to-finish : hubungan dimana suatu aktivitas harus selesai sebelum aktivitas lain
selesai.
Start-to-finish : hubungan dimana suatu aktivitas harus dimulai sebelum aktivitas lain
selesai.
Pada gambar 4.3 mengilustrasikan sebuah proyek menggunakan metode PDM.
Aktivitas ditempatkan dalam kotak sekalikus mewakili node. Garis panah menunjukkan
relasi antar aktivitas. Masing-masing kotak aktivitas memuat:tanggal mulai dan tanggal
selesai, nomor ID aktivitas, lama aktivitas, dan nama sumber daya yang digunakan.
A
Start 2/6/05
ID:1
Finish: 2/6/05 Dur: 1 day
Res :
B
Start 2/6/05
ID:2
Finish: 3/6/05 Dur: 2 day
Res :
C
Start 2/6/05
ID:3
Finish: 4/6/05 Dur: 3 day
Res :
Gambar.4.3
PPSI -30
D
Start 3/6/05
ID: 4
Finish: 6/6/05 Dur: 4 day
Res :
E
Start 4/6/05
ID: 5
Finish: 10/6/05 Dur: 5 day
Res :
F
Start 4/6/05
ID: 6
Finish: 9/6/05 Dur: 4 day
Res :
H
Start: 11/6/05
ID:8
Finish: 18/6/05 Dur: 6 day
Res :
J
Start 19/6/05
ID:10
Finish: 2/3/05 Dur: 3 day
Res :
I
Start 13/6/05
ID:9
Finish: 16/6/05 Dur: 2 day
Res :
G
Start 2/6/05
ID: 7
Finish: 2/6/05 Dur: 6 day
Res :
: Contoh Precedence Diagramming Method (PDM)
4.5. Mengestimasi Durasi Aktivitas
Setelah mendefinisikan aktivitas dan menetapkan urutan, proses perencanaan
dalam manajemen waktu berikutnya adalah mengestimasi durasi dari setiap aktivitas. Hal
ini sangat penting karena durasi merupakan waktu riil yang diperlukan oleh sebuah
aktivitas.
Mengembangkan Jadwal
Pengembangan jadwal merupakan proses akhir yang menunjukkan tanggal mulai
dan tanggal selesainya sebuah proyek. Tujuan dari pengembangan jadwal adalah
menemukan jadwal proyek yang realistis dan sebagai dasar monitoring kemajuan proyek
dipandang dari dimensi waktu.
Beberapa alat dan teknik yang membantu dalam proses mengembangkan jadwal:
 A Gantt chart, adalah alat yang secara umum untuk mendisplaykan
informasi jadwal proyek,
 Analisis PERT, adalah alat untuk mengevaluasi resiko jadwal suatu
proyek,
 Analisis Jalur Kritis, adalah alat penting untuk mengembangkan dan
mengendalikan jadwal proyek,
 Penjadwalan rantai kritis, adalah teknik untuk menghitung batasan
sumberdaya
Gantt Charts
Gantt chart menyediakan format baku untuk menampilkan informasi jadwal
proyek berupa daftar aktivitas proyek dan kaitannya dengan tanggal mulai dan tanggal
selesai dalam format kalender. Gambar 4.4 menunjukkan gantt chart sederhana dari
contoh proyek di atas.
PPSI -31
Akt
Juni minggu ke1
Juni minggu ke 2
Juni minggu ke 3
30 Mei - 5 juni
6 juni – 13 juni
14 juni – 21 juni
S
M
T
W
T
F
S
S
M
T
W
T
F
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
Gambar 4.4. Gantt Chart
PPSI -32
S
S
M
T
W
T
F
S
Download