sustainable marketing: pemasaran ramah lingkungan dan sosial

advertisement
SUSTAINABLE MARKETING: PEMASARAN RAMAH LINGKUNGAN
DAN SOSIAL DEMI GENERASI MENDATANG
Edi Nurtjahjadi
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Jenderal Achmad Yani
Jalan Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi
email: [email protected]
Abstrak - Kerusakan yang banyak ditimbulkan oleh banyak produk konsumen yang beredar di pasar baik
kepada konsumen sendiri maupun kepada lingkungan, membuat konsumen mencari produk alternatif yang lebih
ramah lingkungan. Dalam konsep pemasaran holistik dipahami bahwa semuanya sangat penting dalam
pemasaran, baik itu produk yang dihasilkan, karyawan, pesaing, bahkan lingkungan sekitar menjadi penting
dan oleh karena itu sudut pandang yang lebih luas dan terintegrasi dibutuhkan dalam melihat semua ini. Dalam
konsep Pemasaran Berkelanjutan (Sustainable Marketing) menekankan kepada aktivitas pemasaran yang
bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan pelaku bisnis
atau perusahaan pada saat ini juga pada saat yang bersamaan tetap menjaga dan meningkatkan kemampuan
generasi mendatang untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka (Kotler and Armstrong, 2012:583). Untuk
membuat aktivitas Pemasaran Berkelanjutan ini dapat berhasil dengan baik, dibutuhkan keterlibatan konsumen
melalui aksi nyata, yaitu consumerism dan environmentalism. Agar perusahaan dapat menjalankan konsep
Pemasaran Berkelanjutan, ada lima prinsip yang menjadi panduan, yaitu: consumer-oriented marketing,
customer-value marketing, innovative marketing, sense of mission marketing, dan societal marketing. Makalah
ini merupakan sebuah studi kepustakaan dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari buku teks,
beberapa artikel dari jurnal serta tesis dari beberapa pihak yang telah lebih dahulu melakukan penelitian
mengenai pemasaran berkelanjutan (sustainable marketing) ini, hal ini dilakukan karena penulis tertarik kepada
program pemasaran yang berwawasan lingkungan yang mungkin akan dapat menjadi solusi pemasaran di masa
mendatang. Hasil studi ini menunjukkan bahwa beberapa perusahaan sudah menerapkan sebagian dari prinsip
pemasaran berkelanjutan ini, sebagian karena kepedulian perusahaan terhadap dampak industri terhadap
lingkungan dan sebagian karena merasa bahwa perusahaan merasa mempunyai tanggung jawab dalam
menjaga kelangsungan hidup lingkungan demi generasi mendatang.
Kata kunci: Pemasaran, Penjualan, Konsep Pemasaran, Konsep Pemasaran Holistik, Pemasaran Berkelanjutan
Proceedings SNEB 2014: Hal. 1
I. PENDAHULUAN
Sebuah pepatah mengatakan “Bumi ini
bukanlah warisan untuk anak cucu kita, melainkan
titipan dari anak cucu kita,” menunjukkan bahwa
salah satu kewajiban dan tanggung jawab kita
sebagai
manusia
adalah
untuk
menjaga
kelangsungan
kondisi
bumi
ini
dan
menghindarkannya dari kerusakan dan kehancuran.
Seorang sahabat penulis pernah mengatakan bahwa
apabila ada seseorang (manusia) merusak atau
menghancurkan sesuatu milik orang lain, akan
dikatakan anarkis atau vandal, tetapi apabila
manusia merusak atau menghancurkan alam,
mereka mengatakan bahwa ini adalah bagian dari
perkembangan dan pembangunan (development).
Hal tersebut menggambarkan bahwa manusia
cenderung mencari alasan atas apa yang
dilakukannya bahkan atas nama kemajuan atau
modernisasi.
Ada sebuah megatrend yang berkembang
kurang lebih satu dekade terakhir, yaitu kesadaran
manusia untuk menjadi lebih ramah kepada
lingkungan dan alam sekitarnya. Hal ini didasari
pada kenyataan bahwa sebagian dari kemajuan
yang kita capai selama ini cenderung merusak dan
menyebabkan masalah baru yang sulit kita
selesaikan, bahkan sampai lebih dari satu generasi
mendatang. Salah satu dampak buruk kemajuan
adalah terjadinya pemanasan global, yang
disebabkan oleh efek samping produk-produk
konsumen yang mengandung freon (CFC) atau zat
kimiawi lain yang cenderung menimbulkan efek
rumah kaca di lapisan atmosfer bumi kita ini. Salah
satu produk sederhana hasil kemajuan teknologi
yang berdampak buruk bagi lingkungan adalah
plastik, seperti telah banyak disampaikan dalam
beberapa media bahwa kemungkinan plastik dapat
terurai adalah sekitar 450 tahun (http://des.nh.gov/),
dan semua ini dengan mengesampingkan
kemungkinan pada saat terurai, masih ada partikel
plastik yang beracun dan diserap oleh bumi. Dan
plastik merupakan produk favorit produsen dalam
menjadikannya sebagai bahan baku kemasan atau
produk akhir mereka.
Kerusakan yang banyak ditimbulkan oleh
banyak produk konsumen yang beredar di pasar
baik kepada konsumen sendiri maupun kepada
lingkungan, membuat konsumen mencari produk
alternatif yang lebih ramah lingkungan.
Perilaku berkelanjutan (sustainable behavior)
yang berkaitan dengan hal tersebut termasuk di
antaranya adalah mendaur ulang produk, membeli
produk organik, menggunakan transportasi hijau,
berpandangan anti materialistik, dan menyumbang
atau beramal secara berkelanjutan (sustainable
charities) (Minton, et.al, 2012:76-80)
Adalah tanggung jawab produsen untuk dapat
menemukan produk yang tidak hanya dapat
memenuhi
kebutuhan
konsumen
dan
memuaskannya serta menguntungkan, tapi juga
dapat menjaga kelangsungan hidup bumi dan alam
sekitarnya.
Beberapa produsen telah melakukan aktivitas
yang berkaitan dengan pemasaran berkelanjutan
diantaranya, Pizza Hut Indonesia dan Pemerintah
Daerah Kota Bandung telah menggunakan kantong
plastik berbahan baku Enviplast (plastik berbahan
baku tepung tapioka) sebagai ganti dari kantong
plastik biasa, dan kemasan Samsung Galaxy Series
menggunakan kertas 100% daur ulang serta tinta
yang berbasis kedelai (soy ink).
Fenomena yang sama berlanjut pada tren
dimana sudah banyak terdapat rak-rak khusus
makanan atau produk organik di beberapa pasar
swalayan besar lokal seperti Hero, Yogya dan
Griya, serta Super Indo, bahkan beberapa
diantaranya telah memiliki home brand sendiri.
Perilaku
pemasaran
berkelanjutan
ini
dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti
mendirikan bangunan yang ramah lingkungan,
mengurangi dampak buruk produksi, menggunakan
bahan baku organik, menghasilkan produk yang
tidak
membahayakan
bagi
konsumennya
(Reutlinger, 2012:42-59)
Dalam konsep pemasaran holistik (Kotler dan
Keller, 2012:18) dipahami bahwa semuanya sangat
penting dalam pemasaran, baik itu produk yang
dihasilkan, karyawan, pesaing, bahkan lingkungan
sekitar menjadi penting dan oleh karena itu sudut
pandang yang lebih luas dan terintegrasi
dibutuhkan dalam melihat semua ini.
Pemasaran
berkelanjutan
(sustainable
marketing)
adalah
pemasaran
yang
bertanggungjawab secara sosial dan lingkungan
dimana tetap dapat memenuhi kebutuhan
konsumen dan perusahaan, dimana pada saat yang
bersamaan menjaga dan meningkatkan kemampuan
generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan
mereka (Kotler dan Armstrong,- 2012:583).
Studi ini merupakan sebuah studi kepustakaan
dengan pengumpulan data yang digunakan
merupakan data sekunder, berupa buku teks dan
jurnal ilmiah serta tesis yang ditulis oleh beberapa
pihak yang telah lebih dahulu melakukan penelitian
mengenai pemasaran berkelanjutan sebelumnya
dan penelitian akan dilakukan untuk mengetahui
dan mencari informasi tentang semua hal yang
berkaitan dengan pemasaran berkelanjutan
(sustainable marketing) beserta dampaknya.
II. PEMBAHASAN
Pemasaran berkelanjutan (sustainable
marketing) menekankan kepada aktivitas
pemasaran yang bertanggung jawab secara
sosial
dan lingkungan, yang dapat memenuhi
kebutuhan
konsumen dan pelaku bisnis atau perusahaan
pada saat ini juga pada saat yang bersamaan
Proceedings SNEB 2014: Hal. 2
tetap
menjaga dan meningkatkan kemampuan
generasi
mendatang untuk dapat memenuhi kebutuhan
mereka.
Pada
gambar
2.1
diperlihatkan
perbandingan
konsep pemasaran berkelanjutan (sustainable
marketing concept) dengan konsep lainnya.
Bahwa konsep pemasaran (marketing concept)
menekankan kepada kebutuhan konsumen dan
bisnis pada saat ini, lalu konsep pemasaran
kemasyarakatan (societal marketing concept)
penekanan lebih kepada kebutuhan konsumen
di masa datang, dan konsep perencanaan
strategis menekankan kepada kebutuhan bisnis
di masa datang, sedangkan konsep pemasaran
berkelanjutan menekankan kepada kebutuhan
konsumen dan bisnis di masa datang.
Gambar 1. Sustainable Marketing
Sumber:Kotler dan Armstrong (2012:583)
2.1 Aksi Konsumen dalam Mendukung
Pemasaran Berkelanjutan
Untuk dapat melaksanakan pemasaran
berkelanjutan (sustainable marketing) dengan baik,
produsen dan konsumen harus dapat melakukan
aksi nyata yang dapat mendukung terciptanya
kondisi ekonomi dan sosial yang sehat. Semua ini
dapat dicapai dengan melibatkan semua elemen
masyarakat. Menurut Kotler dan Armstrong
(2012:592) ada dua gerakan akar rumput yang
utama yang dapat mendukung semua ini terjadi,
yaitu:
1. Consumerism, yaitu gerakan yang dilakukan
oleh pemerintah dan masyarakat dalam
memperbaiki hak dan kekuatan pembeli
dalam hubungannya dengan pihak penjual.
Dalam kaitannya dengan hal ini, konsumen
mempunyai hak untuk menolak produk yang
ditawarkan produsen, dan mereka juga
mempunyai tanggung jawab untuk melindungi
diri mereka dari produk yang tidak ramah
terhadap pengguna dan lingkungan.
Hal ini dapat dicapai salah satunya dengan
cara lebih banyak menggunakan transportasi
publik dalam aktivitas sehari-hari atau
menggunakan alat transportasi yang ramah
lingkungan seperti sepeda.
2. Environmentalism, yaitu gerakan terorganisir
yang melibatkan pemerintah dan masyarakat
untuk
melindungi
dan
meningkatkan
lingkungan hidup masyarakat saat ini dan di
masa datang.
Gerakan ini bukan gerakan melawan
pemasaran dan konsumsi, tetapi lebih kepada
menuntut masyarakat dan produsen untuk
lebih menghargai lingkungan.
Hal ini sudah banyak dilakukan di masyarakat
dengan adanya gerakan diet kantong plastik,
dengan cara membawa kantong belanja
pribadi, botol minum sendiri serta membeli
produk-produk yang dihasilkan dari produsen
yang berproduksi ramah lingkungan, seperti
produk-produk organik.
2.2 Aksi Perusahaan terhadap Pemasaran
Berkelanjutan
Pada awalnya perusahaan merasa bahwa
konsep pemasaran berkelanjutan ini tidak penting,
tapi saat ini, banyak perusahaan yang telah
menerapkan prinsip pemasaran berkelanjutan
karena ingin memberikan nilai terbaik bagi
konsumen serta membina hubungan baik dengan
konsumennya.
Ada lima prinsip pemasaran berkelanjutan
yang dapat menjadi pedoman bagi perusahaan yang
akan menerapakan konsep ini.
1. Consumer-Oriented
Marketing,
bahwa
perusahaan harus menjalankan aktivitas
pemasarannya berdasarkan sudut pandang
konsumen. Dengan menghasilkan produk
yang ramah bagi konsumen dan dapat
memenuhi
kebutuhan
mereka,
maka
perusahaan dapat menjaga hubungan baik
jangka panjang dengan konsumennya.
2. Customer-Value Marketing, perusahaan harus
menanamkan investasi terbesarnya pada
pemasaran yang membangun nilai konsumen.
Bahwa dengan memasarkan produk yang
mempunyai nilai tinggi dimana didalamnya
termasuk meningkatkan kualitas hidup
konsumennya,
maka
konsumen
akan
memberikan nilai lebih kepada perusahaan.
3. Innovative
Marketing,
membutuhkan
pencarian yang berkesinambungan dari
perusahaan dalam meningkatkan produk dan
pemasarannya. Dengan selalu berinovasi
dalam menghasilkan produknya, maka
perusahaan tidak akan kehilangan pangsa
pasarnya.
4. Sense of mission Marketing, perusahaan harus
dapat mendefinisikan misi perusahaan ke
dalam konteks sosial dibandingkan produk.
Apabila perusahaan dapat menetapkan misi
yang lebih ramah secara sosial, maka semua
elemen perusahaan termasuk karyawan akan
merasa bahwa pekerjaan mereka memiliki
makna yang tinggi.
5. Societal Marketing, perusahaan harus dapat
Proceedings SNEB 2014: Hal. 3
membuat keputusan perusahaan dengan
mempertimbangkan keinginan konsumen,
permintaan
perusahaan,
ketertarikan
konsumen jangka panjang, dan ketertarikan
masyarakat
jangka
panjang.
Dengan
memahami kebutuhan sosial masyarakat dan
menjadikannya sebagai bagian dari aktivitas
perusahaan, maka perusahaan akan dapat
menjadikan permasalahan sosial sebagai
peluang.
Pada pemasaran berkelanjutan, sebuah produk
tidak hanya memuaskan tapi harus
bermanfaat. Hal ini dapat dilihat pada gambar
2, yang menunjukkan bahwa pada desirable
products, yang dicari adalah kepuasan segera
dan manfaat jangka panjang yang tinggi,
misalnya pada produk sarapan yang sehat atau
makanan organik.
Gambar 2. Societal Classification of Products
Hall, One Lake Street, Upper Saddle
River, New Jersey 07458.
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller (2012)
Marketing Management, 14th Ed., Pearson
Education, Inc., publishing as Prentice
Hall, One Lake Street, Upper Saddle
River, New Jersey 07458
Minton, Elizabeth, et.al (2012), Sustainable
Marketing and Social Media, A CrossCountry Analysis of Motives for
Sustainable
Behavior,
Journal
of
Advertising, Vol.41, No.4, pp.69-84.
Reutlinger, Janina (2012), Sustainable Marketing,
The Importance of Being Sustainable
Business, Bachelor’s Thesis, Lahti
University of Applied Sciences, Degree
Programme in International Business.
Time it takes for garbage to decompose in the
environment.
Dapat
dilihat
pada
http://des.nh.gov/organization/divisions/wat
er/wmb/coastal/trash/documents/marine_de
bris.pdf. Diakses tanggal 25 Agustus 2014
http://swa.co.id/tag/plastik-enviplast
tanggal 20 Agustus 2014
Sumber:Kotler dan Armstrong (2012:601)
III. KESIMPULAN
Menjaga bumi ini dari kerusakan dan
kehancuran adalah tanggung jawab kita bersama
sebagai individu dan masyarakat. Produsen dan
konsumen sama-sama mempunyai tanggung
jawab melalui peran masing-masing, produsen
bertanggung jawab dengan menghasilkan produk
yang ramah lingkungan sejak dari pengadaan
bahan baku sampai dengan barang jadi bahkan
sampai ke tangan konsumen. Dibutuhkan
aktivitas pemasaran yang berkelanjutan sehingga
produsen dapat memenuhi kebutuhan konsumen
dan perusahaan secara bersamaan tanpa
mengorbankan hak generasi mendatang.
REFERENSI
Kotler, Philip dan Gary Armstrong
(2012)
Principles of Marketing, 14th ed. Pearson
Education, Inc., publishing as Prentice
Diakses
http://mix.co.id/headline/enviplast-ramaikanpasar-kantong-plastik-ramah-lingkungan/
Diakses tanggal 20 Agustus 2014
http://www.solusihp.com/advertorial/etalasekonten/artikel/kemasan-dus-samsung-inibisa-di-daur-ulang Diakses tanggal 18
Agustus 2014
http://www.superindo.co.id/private_brand/tentang
_private_brand Diakses tanggal 18
Agustus 2014
Biodata Penulis
Edi Nurtjahjadi, memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (SE), Program Ekstensi Jurusan
Manajemen Universitas Padjadjaran Bandung,
lulus tahun 1998. Memperoleh gelar Magister Sains
(MSi) Program Pasca Sarjana Magister Ilmu
Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung, lulus
tahun 2005. Saat ini menjadi Dosen di Fakultas
Ekonomi Universitas Jenderal Achmad Yani
Cimahi.
Proceedings SNEB 2014: Hal. 4
Download