BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Komunikasi Pada dasarnya, komunikasi itu merupakan suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak yang lain. Komunikasi itu sendiri dapat dilakukan secara lisan atau verbal. Apabila ada bahasa verbal yang tidak dimengerti, maka komunikasi itu dapat menggunakan gerak–gerik badan dan menggunakan bahasa isyarat. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal. Komunikasi adalah suatu proses dimana telah terjadinya suatu pertukaran informasi antara individu yang satu dengan individu yang lainnya dengan melalui suatu sistem yang baik berupa simbolsimbol (verbal) atau berupa sinyal-sinyal (nonverbal) (Purwanto, 2006: 3). Menurut Carl I. Hovland “Communication the process by which an individual (the communicator) transmit stimuli (usually verbal) to modify behavior of other individuals (the audience).”Komunikasi adalah proses dimana seorang individu mengirimkan pesan yang berupa rangsangan, biasanya berupa simbol-simbol (verbal) untuk mempengaruhi atau mengubah perilaku seseorang , Menurut Katherine miller (2005: 10)‘Communication is all of the procedures by which one mind can affect another.” yang artinya dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu prosedur dimana pikiran seseorang baik secara verbal maupun nonverbal dapat mempengaruhi orang lain. 8 9 Melihat pengertian komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa komunikasi ini melibatkan dua orang atau lebih yang proses komunikasinya dapat dilakukan oleh seseorang melalui lisan, tulisan, simbol maupun tindakan atau perilaku yang dapat bersifat verbal maupun nonverbal yang dapat mempengaruhi orang lain. 2.1.2 Integrated Marketing Communication (IMC) Komunikasi pemasaran terpadu (IMC-Integrated Marketing Communication) adalah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah suatu rencana yang komprehensif (Kotler, 2008: 232) Komunikasi terpadu (integrated) dapat di klaim apabila suatu pesan telah di identifikasi satu per satu dimana pesan intinya mengarah pada suatu ide yang kreatif dan dapat diimplementasikan dalam segala bidang yang ditekuni. (Brannan, 2005:1) Melihat pengertian IMC yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa Integrated Marketing Communication (IMC) merupakan suatu komunikasi yang efektif yang dihasilkan dari pemikiran yang terstruktur, yang dikombinasikan dengan wawasan dan pengetahuan mendalam tentang kebutuhan, aspirasi, dan perilaku konsumen. Menurut Kotler & Armstrong (2008: 138) kegiatan-kegiatan yang ada didalam integrated marketing communication (IMC) itu adalah sebagai berikut: 1. Advertising/periklanan Merupakan segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk gagasan, barang, atau jasa. Periklanan merupakan cara yang terbaik untuk menyampaikan informasi dan membujuk orang untuk dapat menggunakan produk yang 10 ditawarkan. Tujuan dari periklanan itu sendiri adalah untuk memberikan informasi tentang produk yang baru, membujuk pembeli untuk melakukan pembelian, dan mengingatkan konsumen bahwa produk bisa saja dibutuhkan dalam waktu dekat. 2. SalesPromotions/promosi penjualan Insentif jangka-pendek untuk mendorong pembeli atau penjual dari suatu produk atau jasa. Di sales promotions ini lebih menekankan alasan mengapa harus membeli produk tersebut. Ada beberapa alat untuk menggunakan promosi yaitu: kupon, tawaran pengembalian uang, paket harga, hadiah, barang promosi, penghargaan atas kesetiaan, promosi point of purchase, undian, diskon, dan keringanan. Di Asuransi commonwealth life ini lebih menggunakan paket harga, hadiah, penghargaan atas kesetiaan dan keringanan dalam melakukan transaksi pembayaran ini dilakukan untuk menarik konsumen untuk melakukan pembelian. 3. Personal Selling/penjualan personal Merupakan suatu proses presentasi pribadi yang dilakukan oleh para penjual kepada para pembeli dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. Sebelum melakukan presentasi penjual biasnya melakukan pendekatan terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang konsumen belum ketahui tentang produk yang ingin dibelinya dan sebelum melakukan pendekatan para penjual akan melakukan proses pemilihan prospek yang artinya mengidentifikasi orang-orang yang adapat masuk sebagai pelanggan yang potensial. 11 4. Direct Marketing/pemasaran langsung Merupakan kegiatan komunikasi langsung dengan sejumlah konsumen yang telah menjadi sasaran untuk memdapatkan tanggapan langsung. Pemasaran langsung ini dapat membangun hubungan yang berkelanjutan dengan setiap konsumen dan dapat memberikan manfaat buat pelanggan dalam berbagai cara. 5. Public Relations/hubungan masyarakat Merupakan suatu proses untuk menciptakan, mempertahankan, dan meningkatkan hubungan yang kuat, berdasarkan nilai dengan pelanggan dan pemegang saham. Misalnya asuransi commonwealth life bekerja sama dengan bank BCA dalam melakukan transaksi pembayaran premi asuransi, secara tidak langsung para konsumen akan melihat bahwa perusahaan asuransi commonwealth life ini benar-benar perusahaan yang dapat dipercaya dan bank BCA pun mendapat kepercayaan yang lebih dari konsumennya. 2.1.3 Perilaku Konsumen AMA (American Marketing Association) mendefenisikan perilaku konsumen sebagai interaksi yang dinamis antara pengaruh, kognisi, perilaku, dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka (Supranto, 2007: 4) Definisi ini memuat tiga hal penting, yaitu: 1. Perilaku konsumen bersifat dinamis, ini karena setiap pemikiran, perasaan, dan tindakan dari setiap individu konsumen, kelompok konsumen, dan masyarakat secara keseluruhan selalu berubah 12 2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi: kognisi, afeksi, perilaku dan kejadian di sekitar atau di lingkungan konsumen. 3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran: pertukaran ini terjadi sesama manusia. Seperti menukar uang milik pembeli dengan barang milik penjual. Perilaku konsumen dapat di definisikan sebagai perilaku konsumen yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengam mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan (Schiffman, 2010: 23). Sedangkan perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya (Prasetijo, 2005: 8) 2.1.4 Pentingnya mempelajari perilaku konsumen Ada sejumlah alasan mendasar mengapa perilaku konsumen perlu dipelajari: (Prasetijo, 2005: 11). 1. Konsumen dengan perilakunya (terutama perilaku pembeli) adalah wujud dari kekuatan tawar menawar yang merupakan salah satu kekuatan kompetitif yang menentukan intensitas persaingan dan profitability perusahaan. Teor perilaku konsumen perlu dipelajari karena dalam bisnis untuk mencapaitujuan pemasaran, sangatlah bergantung pada 13 pengetahuan, pelayanan, dan pengaruh konsumen. Dengan mengetahui teori ini maka akan lebih mudah membuat strategi pemasaran yang tepat untuk mencapat target pemasaran. 2. Pengetahuan mengenai perilaku konsumen dapat meningkatkan kemampuan pribadi seseorang untuk menjadi konsumen yang aktif. konsumen yang aktif akan menjadi loyal terhadap barang yang diinginkan. Dengan begitu harus mengetahui apa yang konsumen itu mau, apa yang konsumen ini inginkan dari barang atau jasa atau produk yang ditawarkan, dan barang apa yang membuat konsumen itu menjadi royal. 3. Analisis konsumen memberikan pemahanman tentang perilaku manusia. Intinya perilaku konsumen dipelajari agar dapat lebih memahami tentang apa yang dibeli konsumen, mengapa, dimana, kapan, seberapa sering barang atau jasa atau produk itu dibeli. Untuk sebab itu lah perilaku konsumen perlu dibelajari, agar dapat mengerti dan memahami tentang kebiasaan-kebiasaan dari konsumen terhadap barang atau jasa yang digunakan. 2.1.5 Produk Menurut Kotler & Armstrong (2008:346) produk adalah segalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi untuk dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan Produk tidak hanya terdiri dari barang yang berwujud, tetapi dapat didefinisikan sebagai produk yang 14 lebih luas meliputi objek fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide, atau campuran dari hal-hal tersebut (Kotler, 2003: 337). 2.1.6 Tingkatan Produk Pada dasarnya tingkatan produk sebagai berikut (Kotler & Armstrong, 2008: 348) a. Produk inti (Core Product) Produk inti merupakan manfaati inti untuk pemecahan masalah yang dicari konsumen keteka mereka membeli produk atau jasa. Misalnya produk asuransi kesehatan, dimana produk asuransi kesehatan ini merupakan produk inti yang dicari konsumen untuk menjamin kesehatan di masa yang akan datang. b. Produk aktual (Actual Product) Produk aktual dibuat untuk memperjelas produk inti. Produk aktual mempunyai karakteristik diantaranya, tingkat kualitas, nama merek, kemasan yang dikombinasikan dengan cermat untuk menyampaikan manfaat inti. Misalnya produk asuransi kesehatan. Di dalam produk asuransi kesehatan itu mempunyai produk yang membantu memperjelas produk asuransi kesehatan yaitu produk COMM medika yang nanti akan dijelaskan di bab tiga. c. Produk tambahan Produk tambahan diwujudkan dengan menawarkan jasa pelayanan tambahan untuk memuaskan konsumen. Misalnya produk kesehatan 15 mempunyai produk tambahan seperti perlindungan penyakit kritis dan perlindungan pembayaran premi. 2.2. Teori Khusus 2.2.1 Product Knowledge/pengetahuan produk Konsumen memiliki tingkat pengetahuan produk yang berbeda, yang dapat dipergunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membantu pilihan pembeli. Setiap tingkatan produk itu mempunyai arti yang berbeda dan jenis yang berbeda. Tingkat produk sendiri mempunyai empat tingkat yaitu, kelas produk, bentuk produk, merek dan model. Sedangkan jenis produk itu ada 4 yaitu, ciri (attributes), konsekuensi fungsional (functional consequence), konsekuensi psikososial (psychosocial consequences), dan nilai (values) (Peter & Olson, 2010: 66). Di tegaskan bahwa pengetahuan produk tergantung pada konsumen atau kepercayaan konsumen tentang produk yang ada didalamnya (Lin, 2005). Pengetahuan produk/product knowledge mempunyai peranan penting dalam penelitian perilaku konsumen, karena pada dasarnya pengetahuan produk didasarkan pada kenangan atau pengetahuan yang diketahui oleh konsumen. Dibawah ini adalah definisi tentang 4 jenis produk yang akan menjadi bahan penelitian (Peter & Olson, 2010: 70) yaitu: 1. Ciri (attributes) Karakteristik fisik produk yang kelihatan lebih nyata. Setiap produk mempunyai cirinya masing-masing dan mempunyai bentuk fisik yang tidak sama. Dengan adanya ciri dari produk tersebut maka konsumen dapat membedakan mana produk yang bagus dan mana produk yang tidak 16 bagus. Secara tidak langsung konsumen akan mendapatkan pengetahuan tentang produk tersebut secara tidak langsung. 2. Konsekuensi fungsional (functional consequence) Konsekuensi nyata dan langsung penggunaan produk. Apa yang dilakukan oleh produk tersebut? dan fungsi apa yang dijalankan? Dengan membeli produk yang digunakan oleh konsumen, apakalah konsumen akan merasa bangga, puas, dan senang. 3. Konsekuensi Psikososial (psychosocial consequence) Di konsekunesi psikososial ini dibagi menjadi dua yaitu, dilihat dari psikologi dan dilihat dari sosialnya. kalau di liat dari psikologi (bagaimana perasaan saya) sedangkan dari sosial (bagaimana orang lain merasa tentang saya) akibat penggunaan produk tersebut. 4. Nilai (values) Nilai menjadi daya tarik tersendiri dari produk tersebut, disukai dan menjadi pilihan konsumen. Perasaan dan emosi yang menyertai keberhasilan dari produk tersebut sehingga membentuk suatu nilai yang baik atau tidak dari produk itu sendiri dimata konsumen. Sehingga konsumen juga memiliki nilai pengetahuan tentang nilai pribadi dan simbolis yang dapat dipenuhi atau dipuaskan oleh suatu produk. Dalam nilai dibagi menjadi dua yaitu, nilai instrumental dan nilai terminal. Nilai instrumental adalah pola perilaku atau cara bertindak yang diinginkan. Nilai terminal adalah status keberadaan yang diinginkan. 17 Gambar 2.1 Model Pengetahuan Produk Konsumen 2.2.2 Keputusan Pembelian Konsumen Menurut Kotler (2009: 188)Keputusan pembelian konsumen adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen benar-benar membeli Proses kunci dalam pembuatan keputusan pembelian adalah, proses integrasi dengan mana pengetahuan dikombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih alternative perilaku kemudian dipilih satu. Hasil dari proses integrasi ialah suatu pilihan, secara kognitif terwakili sebagai intense perilaku. Intensi perilaku disebut rencana keputusan (Supranto, 2007: 211) 2.2.3 Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian Peran yang dapat dimainkan setiap individu didalam keputusan pembelian (Kotler, 2000: 168): 1. Pencetus: Seorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli produk dan jasa. 2. Pemberi pengaruh: Seorang dengan pandangan atau saran yang mempengaruhi keputusan. 18 3. Pengambil keputusan: Seseorang yang memutuskan setiap komponen dari suatu keputusan pembelian apakah membeli, tidak membeli, bagaimana membeli dan dimanakah membeli. Dibawah ini adalah gambar tahap-tahap proses keputusan pembelian : Gambar 2.2 Model lima tahap Pembelian Konsumen Kelima tahap ini tidak selalu terjadi khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Dibawah ini adalah penjelasan dari model lima tahap pembelian konsumen (Kotler, 2009: 184) 1. Pengenal kebutuhan Proses pengenalan kebutuhan atau masalah pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang dinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat berasal dari rangsangan internal atau eksternal. 19 2. Pencarian informasi Dimana konsumen telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi yang diinginkan. Semakin jauh orang tersebut mencari informasi, maka semakin kuat dorongan akan kebutuhannya. Pada pecarian informasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu pencarian perhatian tajam. Pada tingkat ini seseorang akan menjadi reseptif terhadap informasi tentang suatu produk. sedangkan pencarian informasi aktif yaitu mencari bahan bacaan, menelpon teman, melakukan kegiatan online, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut. Sumber utama konsumen dibagi menjadi empat kelompok yaitu: a. Pribadi: melibatkan keluarga, teman, tetangga, dan rekan untuk mendapatkan suatu informasi yang diinginkan. b. Komersial: melibatkan iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan dan tampilan. c. Publik: melibatkan media massa dan organisas. d. Eksperimental: melibatkan penanganan, pemeriksaan, dan penggunaan produk. Setiap sumber informasi mempunyai fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. 3. Evaluasi alternatif Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya 20 serta daya tarik masing-masing alternatife dan bagaimana konsumen memproses untuk mencapai pilihan-pilihan merek. Beberapa konsep dasar dalam memahami proses evaluasi yaitu: a. Konsumen berusaha untuk memuaskan sebuah kebutuhan. b. Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. c. Konsumen melihat masing-masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan. 4. Keputusan pembelian Suatu tahap dimana konsumen benar-benar membeli dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan dibeli. Setelah mengadakan penilaian terhadap merek-merek yang ada, maka selanjutnya konsumen akan membentuk suatu niat untuk membeii, namun terdapat dua faktor yang berbeda diantara niat pembelian dengan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah pendirian orang, tergantung atas pendirian orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Sedangkan faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diantisipasi. Faktor ini dapat muncul dan mengubah niat pembelian. Dalam menjalankan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan yaitu keputusan merek, pemasok, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. 21 5. Perilaku setelah pembelian Setelah membeli suatu produk, akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Jika produk lebih rendah daripada harapan pembeli, maka pembeli akan kecewa. Jika kinerja produk sesuai harapan pembeli, maka pembeli akan, merasa puas. Hal ini akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut pada orang lain. Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen dengan produk yang dibeli akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Apabila konsumen puas, maka akan memperlihatkan peluang, pembeli yang lebih tinggi. Namun jika tidak puas konsumen kemungkinan akan melakukan salah satu tindakan seperti meninggalkan produk, mengembalikan produk, mencari informasi lebih lanjut untuk mempertegas nilai guna produk tersebut, menyampaikan keluhan pada perusahaan atau mendatangi ahli hukum. 2.3 Penelitian Terdahulu Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu Penulis Jurnal Judul Jurnal Hasil Penelitian 22 Lien Ti Bei and Richard Product knowledge Widdows. involvement Consumer Journal Affairs, of product and Pengetahuan produk as Keterlibatan produk terhadap Vol.33, Moderators of the Effect of keputusan 1999. Information on dan Purchase dipengaruhi pembelian oleh informasi Decisions : A Case Study yang baik dan benar sehingga Using the Perfect Information menimbulkan Frontier Approach. pembelian yang tepat. Long-Yi Lin and Chun-Shuo The Influence of the Country- Pengetahuan Chen. Journal of Consumer of-Origin Image, Marketing, 2006;248-265 Product Knowledge Consumer konsumen tentang produk berpengaruh and signifikan terhadap keputusan Product Involvement on keputusan pembelian produk asuransi. Purchase Decisions: An Empirical Study of Insurance and Catering Services in Taiwan. Hairong Li, Terry Daugherty, Impact of 3-D Advertising on Dampak iklan 3-D terhadap and Frank Biocca. Journal of Product Knowledge, Brand pengetahuan Advertising, 2002 . Attitude, and sikap Purchase terhadap merek, dan keinginan Intention : The Mediating Role membeli. of Presence produk, 23 2.4 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah dukungan dasar teoritis dalam rangka memberikan jawaban terhadap pendekatan-pendekatan masalah. Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran