perkembangan arsitektur i - UIGM | Login Student

advertisement
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
Sustainable Architecture
(Materi pertemuan 6)
DOSEN PENGAMPU:
ARDIANSYAH, S.T, M.T
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
Sustainable Architecture
BEBERAPA KONSEP SUSTAINABLE ARCHITECTURE (REDUCE, REUSE, RECYCLE)
Dapat diartikan sebagai arsitektur yang berkelanjutan, yaitu arsitektur bukan semata - mata
membuat bangunan yang sekedar indah / sesuai keinginan pemilik / nyaman bagi pengguna saja,
tetapi seharusnya memberikan dampak yang baik bagi lingkungan sekitar juga.
Sustainable Architecture adalah sebuah konsep terapan dalam bidang arsitektur untuk
mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep mempertahankan sumber daya alam agar
bertahan lebih lama, yang dikaitkan dengan umur potensi vital sumber daya alam dan
lingkungan ekologis manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan,
dan tentu saja arsitektur.
Berbagai konsep dalam arsitektur yang mendukung arsitektur berkelanjutan, antara lain dalam
efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan lahan, efisisensi penggunaan material,
penggunaan teknologi dan material baru, dan manajemen limbah.
Proses keberlanjutan arsitektur meliputi keseluruhan siklus masa suatu bangunan, mulai dari
proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran bangunan. Visi arsitektur
berkelanjutan tidak saja dipacu untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (glass houses effect),
juga mengandung maksud untuk lebih menekankan pentingnya sisi kualitas dibanding kuantitas
ditinjau dari aspek fungsional, lingkungan, kesehatan, kenyamanan, estetika dan nilai tambah.
Intinya, sebuah bangunan yang sustainable diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan
manfaat bagi pengguna, masyarakat sekitar, alam dan aspek - aspek lainnya secara global.
Sustainable Architecture
BEBERAPA PENDAPAT TERKAIT ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
Menurut Ahmad Tardiyana, permasalahan konstruksi berkelanjutan di Indonesia diantaranya:
Kekuatan market dalam profesi arsitektur sangat dominan
Sebagian arsitek masih mementingkan “look” daripada “essence”
Belum ada kebijakan atau peraturan pemerintah yang mengikat
Rendahnya kesadaran pengembang atau pembangun untuk menerapkan konsep
sustainable
Minimnya pengenalan isu sustainable architecture dalam dunia pendidikan
Eko Prawoto memiliki pemikiran mengenai sustainability sebagai berikut:
Bukan tren sesaat yang tengah digemari
Bukan sekedar upaya penghematan ekonomi
Sustainability terjadi bukan hanya dengan perwujudan artefaknya, namun lebih pada
adanya kepercayaan atas nilai-nilai yang mendasarinya, yaitu penghargaan dan
pemahaman untuk menjaga keselarasan alam
Tantangan implementasi pembangunan berkelanjutan di Indonesia menurut Jimmy Priatman:
Kurangnya insentif
Keterbatasan riset dan eksperimen
Kurangnya kebersamaan visi untuk menyelamatkan lingkungan
Keterbatasan sumber daya manusia
Keterikatan pada budaya “paling murah”
Sustainable Architecture
Sustainable Architecture
PENERAPAN ARSITEKTUR BERKELANJUTAN
1. Dalam efisiensi penggunaan energi
2. Dalam efisiensi penggunaan lahan
3. Dalam efisiensi penggunaan material
4. Dalam penggunaan teknologi dan material baru
5. Dalam manajemen limbah
Aspek – aspek sustainable :
Sosial
Hampir mencakup semua kriteria yang ada, kenyamanan pengguna benar – benar
diperhatikan dengan menciptakan bukaan – bukaan yang tinggi (3,75 m) sehingga hanya 1 m
area lantai kantor yang tidak terkena cahaya matahari. Pencahayaan alami terbukti
meningkatkan tingkat produktivitas kerja. Selain itu, lokasi bangunan berada di daerah
strategis sehingga memudahkan pencapaian ke gedung ini dengan transportasi publik.
Ekonomi
Pemilik grha ini melibatkan kontraktor dan arsitek lokal dalam pembangunannya, serta
sebagian besar komponen dan material menggunakan produk lokal.
Efisiensi bangunan ditunjukkan melalui tingkat hunian yang tinggi yaitu mencapai 85%,
dengan jam operasional 8 jam sehari.
Efisiensi berinteraksi juga dipertimbangkan dengan mengalokasikan satu lantai untuk satu
divisi.
Fleksibilitas ruang ditunjukkan antara lain dengan plafon dengan tinggi lebih dari 3 m, dan tiap
lantainya tidak menggunakan partisi permanen sehingga dapat dibongkar dan dengan mudah
dialihfungsikan untuk kebutuhan yang lain.
Lingkungan
Mematikan AC secara otomatis pada jam istirahat dan pada jam 16.00
Pemanfaatan potensi cahaya matahari sebagai penerangan alami pada jam – jam kerja, lampu
hanya dinyalakan saat kondisi cuaca ekstrem, misalnya mendung.
Dari sisi penghematan air, dilakukan efisiensi system plumbing yang dipusatkan dalam satu
area core plumbing.
Dampak yang signifikan dari penghematan energi ini adalah running cost bias ditekan sampai
40% jika dibandingkan bangunan – bangunan lain yang berskala hampir sama
Download