perkembangan arsitektur i - UIGM | Login Student

advertisement
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR II
Green Architecture
(Materi pertemuan 7)
DOSEN PENGAMPU:
ARDIANSYAH, S.T, M.T
PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
PRINSIP-PRINSIP GREEN ARCHITECTURE :
•
•
•
•
•
•
Hemat energi / Conserving energy : Pengoperasian bangunan harus meminimalkan
penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam
sekitar lokasi bangunan ).
Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate : Mendisain bagunan harus
berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.
Minimizing new resources : mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya
alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa
mendatang /
Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya
alam.
Tidak berdampak negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut /
Respect for site : Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi
tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada
dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).
Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang bangunan
harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.
Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan / Holism :
Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.
GREEN Architecture
Sifat – sifat pada bangunan berkonsep green architecture
Green architecture (arsitekture hijau) mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran
dari para arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai
menipis.Alasan lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan
potensi site.
Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung konsep
arsitektur hijau, sehingga penggunaan material dapat dihemat.
Green’ dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly
(ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan performa
sangat baik).
A.Sustainable ( Berkelanjutan ).
Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten
terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan yang
signifikan tanpa merusak alam sekitar.
B. Earthfriendly ( Ramah lingkungan ).
Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep green architecture apabila
bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap
lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut
masalah pemakaian energi.Oleh karena itu bangunan berkonsep green architecture mempunyai
sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung lainnya.
C. High performance building.
Bangunan berkonsep green architecture mempunyai satu sifat yang tidak kalah pentingnya dengan
sifat – sifat lainnya. Sifat ini adalah “High performance building”. Mengapa pada bangunan green
architecture harus mempunyai sifat ini?. Salah satu fungsinya ialah untuk meminimaliskan
penggunaan energi dengan memenfaatkan energi yang berasal dari alam ( Enrgy of nature ) dan
dengan dipadukan dengan teknologi tinggi ( High technology performance ). Contohnya :
1. Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk memanfaatkan energi panas matahari sebagai
sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.
2. Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang, penggunaan konstruksi – konstruksi
maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung konsep green
architecture.
1.) Healthy House ( Indonesia ).
Salah satu prinsip Green Architecture adalah working with Climate (bekerjasama dengan
iklim). Wilayah Indonesia yang beriklim tropis dengan ciri-ciri udara panas-lembab, curah
hujan rata-rata cukup tinggi dan sinar matahari yang bersinar sepanjang tahun, diperlukan
penanganan khusus dalam merancang bangunan Healthy House pada daerah tropis.
Perencanaan dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan ini akan memperoleh hasil
yang maksimal. Tidak jarang kita temui bangunan dibuat tanpa memperhitungkan aspek
iklim, misalnya dengan menggunakan dinding kaca keseluruhan, padahal pantulan sinar
dan panas matahari menambah panas dalam ruangan.
The Interlace terdiri dari tiga puluh satu
blok apartemen. Setiap blok memiliki
enam lantai dan panjangnya identik. Blok
ini ditumpuk dalam susunan heksagonal
sekitar delapan halaman terbuka dan
permeable skala besar. Bangunan hunian
kontemporer ini terletak di situs delapan
hektar di pegunungan hijau Selatan. Area
situs 81.000 m2 untuk program ini: 1.040
asrama di 144.000 m2; clubhouse
perumahan / fasilitas 1.500 m2; ritel
500m2; tambahan / core / MEP 24.000
m2; parkir bawah tanah 2.600 ruang.
Total area lantai dibangun 170.000 m2.
Tinggi blok perumahan adalah 83m
dengan 24 lantai atas dan satu ruang
bawah tanah dengan dimensi 16,5 x
70m. OMA Architects telah merancang
bangunan tinggi mengingat fitur
kesinambungan melalui analisis
mendalam dari matahari, angin, dan
kondisi iklim mikro dan integrasi strategi
energi rendah dampak pasif.
Singapura juga akan memiliki bangunan yang indah tinggi dengan perusahaan EDITT
Tower (Ecological Design in the Tropics). Proyek ini akan dibangun dengan dukungan
finansial dari National University. Desain menara ini terdiri dari 26 lantai dengan panel
fotovoltaik. Bangunan pencakar langit akan menggunakan vegetasi organik untuk
membungkus bangunan yang juga berfungsi sebagai insulator dinding hidup. Proyek ini
diambil oleh TRHamzah & Yeang dan dirancang untuk mengumpulkan air hujan, baik
untuk irigasi tanaman dan kebutuhannya.
Download