KONTEKS DALAM MERANCANG DAPAT DIAMBIL DARI BENTUK MORFOLOGI KOTA. Pembagian dalam kota: Square-open space Center -pusat kota Jaringan jalan Kegiatan Ekonomi Kawasan Industri Unsur kapital Kota terbagi dalam 2 bentuk : - Bentuk Unplanned : rata-rata daerah di Indonesia tatanannya merupakan bentuk unplanned atau tidak terencana. Mengingat sejarah perkembangan Indonesia. Bentuk Planned : bentuk planned ini biasanya dimiliki oleh kota kota di negara maju yang perkembangannya memilki filosofi dan perkembangan sejarah yang cukup panjang selain itu karakter atau cara berpikirnya yang cenderung menggunakan logika atau nalar. dibandingkan negara berkembang. Namun di zaman modern ini hampir semua kota di Indonesia memiliki perancangan atau tata wilayah kotanya sendiri-sendiri yang berarti semua bagian kota mempunyai master plan. GREEN ARSITEKTUR LATAR BELAKANG Zaman yang sudah modern seperti saat ini, banyak sekali fasilitas yang sudah memadai.Dengan adanya kebutuhan yang serba instant, membuat orang semakin malas untuk melakukan sesuatu secara konvensional. Kebutuhan papan yang sekarang menjadi kebutuhan capital bagi setiap orang membuat bidang properti menjadi meningkat.Hal ini dapat mempengaruhi percepatan arus urbanisasi dan dampak social yang terjadi.Mereka yang belum memiliki tempat tinggal secara permanen, telah membentuk lingkungan yang kumuh. Selain itu, pemanfaataan sumber daya alam yang sudah tidak diperhitungkan lagi seberapa besar dampak yang akan terjadi, menambah kerusakan pada alam ini. Banyak sekali dampak yang terjadi dari pemanfaatan alam yang tidak dimanfaatkan secara sebaik-baiknya.Akhir-akhir ini telah kita rasakan dampak yang terjadi akibat pengaruh dari kerusakan alam ini.Sekarang, ruang hijau menjadi semakin berkurang, dan resapan air juga semakin berkurang sehingga menyebabkan terjadinya banjir. DEFINISI Arsitektur Hijau merupakan langkah untuk mempertahankan eksistensinya di muka bumi dengan cara meminimalkan perusakan alam dan lingkungan di mana mereka tinggal.Istilah keberlanjutan menjadi sangat populer ketika mantan Perdana Menteri Norwegia GH Bruntland memformulasikan pengertian Pembangunan Berkelanjutan (sustaineble development) tahun 1987 sebagai pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia masa kini tanpa mengorbankan potensi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Arsitektur hijau perlu meminimalkan dampak negative yang ditimbulkan bangunan terhadap lingkungan di mana manusia hidup.Keberlanjutan terkait dengan aspek lingkungan alami dan buatan, penggunaan energi, ekonomi, sosial, budaya, dan kelembagaan. Penerapan arsitektur hijau akan memberi peluang besar terhadap kehidupan manusia secara berkelanjutan. Aplikasi arsitektur hijau akan menciptakan suatu bentuk arsitektur yang berkelanjutan. Arsitektur Hijau adalaharsitektur yang minim mengonsumsi sumber daya alam, ternasuk energi, air, dan material, serta minim menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. (Arsitektur Hijau, Tri Harso Karyono, 2010) Menurut Kusumawanto Penerapan pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan kawasan yang berwawasan lingkungan.Arsitektur hijau adalah suatu pendekatan perencanaan bangunan yang berusaha untuk meminimalisasi berbagai pengaruh membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan.Sebagai pemahaman dasar dari arsitektur hijau yang berkelanjutan, elemen-elemen yang terdapat didalamnya adalah lansekap, interior, yang menjadi satu kesatuan dalam segi arsitekturnya.Dalam contoh kecil, arsitektur hijau bisa juga diterapkan di sekitar lingkungan kita. Yang paling ideal adalah menerapkan komposisi 60 : 40 antara bangunan rumah dan lahan hijau, membuat atap dan dinding dengan konsep roof garden dan green wall. Dinding bukan sekadar beton atau batu alam, melainkan dapat ditumbuhi tanaman merambat.Tujuan utama dari green architecture adalah menciptakan eco desain, arsitektur ramah lingkungan, arsitektur alami, dan pembangunan berkelanjutan.Arsitektur hijau juga dapat diterapkan dengan meningkatkan efisiensi pemakaian energi, air dan pemakaian bahan-bahan yang mereduksi dampak bangunan terhadap kesehatan.Perancangan Arsitektur hijau meliputi tata letak, konstruksi, operasi dan pemeliharaan bangunan. BAB II PUSTAKA PRINSIP-PRINSIP DALAM GREEN ARCHITECTURE Berikut merupakan penjabaran prinsi-prinsip green architecture beserta langkah-langkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future: Conserving Energy (Hemat Energi) Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya kembali.Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada.Lebih jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain bangunan agar hemat energi, antara lain: • Banguanan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan menghemat energi listrik. • Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaicyang diletakkan di atas atap. Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang maksimal. • Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu. • Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan. • Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya. • Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi. • Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami) Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara: • Orientasi bangunan terhadap sinar matahari. • Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang bersih dan sejuk ke dalam ruangan. • Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat kolam air di sekitar bangunan. • Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan) Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut. • ada. Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak yang • Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan secara vertikal. • Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan) Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam perencanaan dan pengoperasiannya. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru) Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya. Holistic Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecturepada dasarnya tidak dapat dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain. Tentu secar parsial akan lebih mudah menerapkan prinsipprinsip tersebut. Oleh karena itu, sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan sesuai potensi yang ada di dalam site. STANDART Terdapat delapan parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat hijau atau tingkat ïjem”bangunan atau lingkungan. GBC Indonesia menyusun standard bangunan hijau yang berlaku di Indonesia dengan sebutan Greenship. Yang terbagi dalam tujuh aspek: • Ketepatan Pengembangan Tapak • Efisiensi energy dan penghematan energy • Pengehematan air • Sumber material dan daur ulang • Kesehatan ruang dalam dan kenyamanan • Kondisi lingkungan bangunan • Manajemen bangunan APLIKASI • Berikut beberapa kasus tentang konsep arsitektur hijau di Indonesia: a. Rumah susun hijau: Dalam pengertian hemat energy dalam bangunan rumah susun, adalah penggunaan energy terkait dengan sistem penghawaan buatan dan pencahayaan artifisial.sedangkan kenyamanan fisik terkait dengan kenyamanan termal dan visual. • Semakin ke atas lantai semakin melebar sekitar 80cm.ini dimaksudkan untuk memberikan peneduhan terhadap dinding atau jendela dibawahnya, tanpa harus membuat kanopi sendiri. • Sisi memanjang bangunan menghadap utara-selatan untuk mengurangi penyinaran atau radiasi langsung matahari. Sehingga ruang bangunan tidak terlalu panas. • Tinggian plafon setiap unit 3m untuk memberi volume memadai bagi penghuni. • Sepanjang dinding luar bangunan pada ketinggian 20 cm dan 2.20m di atas lantai dipasang lubang-lubang ventilasi (rooster atau kerrawang) masing-masing setinggi 20 cm sampai 80 cm untuk keperluan ventilasi udara. Dan memberikan efek sejuk pada setiap unitnya. • Warna bangunan dibuat terang atau putih untuk meminimalkan penyerapan panas. • Meletakkan sel surya di atap bangunan pada sisi utara. Jumlah modul yang dipasang disesuaikan dengan ketersediaan dana. Meletakkan batarai inventor pada lantai dasar bangunan. Untuk penerangan lampu ruang luar atau ruang-ruang bersama. • Menggunakan energy syngas dari hasil glasifikasi sampah organic. Yang akan digunakan untuk kebutuhan dapur memasak. b. Pondok perkemahan hijau Rancangan ini dibuat untuk memnuhi permintaan kwartir nasional gerakan pramuka yang akan mengembangkan suatu kawasan atau desa pramuka di Cibubur, Jawa Barat. Untuk mewujudkan konsep hijau dalam perancangan pondok perkemahan diterapkan sejumlah strategi berikut: • Tidak banyak mengubah tapak, tidak mnimbulkan banjir, longsor • Rancangan struktur tahan gempa • Perubahan tapak mengarah ke peningkatan kualitas lingkungan • Jalur pedestrian tersedia secara optimal • Minim penggunaan kendaraan bermotor untuk transportasi kawasan • Penghematan penggunaan air bersih • Bangunan berkonsep hemat energy, minim menggunakan energy, terutama energy fosil • Optimal dalam menggunakan sumber energy alternative,di antaranya sel surya, angin, energy air, biogas, dan lainnya • Penggunaan material yang berkelanjutan (renewable, reuse, recycle) • Penggunaan material penutup tanah yang meresapkan air hujan/berpori. • Penggunaan material yang sedikit memberikan efek heat island (roof garden, green paving) • Penghijauan kawasan secara optimal c. Museum tsunami dengan konsep hijau Museum ini dimaksudkan sebagai monument peringatan musibah tsunami yang terjadi di NAD tahun 2005.Bangunan ini diharapkan dapat mencerminkan ketahananya terhadap gempa maupun tsunami. • Untuk itu kriteria yang muncul berbentuk ellips, mirip telur. • Struktur beton bertulang rangka membentuk struktur shell. • Berkonsep zero energy building: sejumlah panel surya dileketkan pada lapisan luar bangunan untuk menhasilkan energy listrik. • Menggunakan pembangkit listrik berbahan bakar biomassa • Biogas dari septic teank digunakan sebagai bahan bakar di pantry atau pun tambahan bahan pembangkit listrik • Cahaya alami berasal dari celah berupa skylight di bagian atap bangunan. Dan void di tengah bangunan yang menyebarkan cahaya ke seluruh ruangan. Cahaya dari sky light merupakan cahaya diffuse (cahaya langit) sehingga tidak membawa panas ke dalam ruangan d. Rumah tinggal tangerang berkonsep hemat energy Rumah ini dibangun pada tahun 2006 di atas tanah seluas 630 m2.Bentuk tapak memanjang ke belakang dan letak jalan di mukanya berada pada sisi utara sangat menguntungkan untuk menempatkan bangunan menghadap kearah utara dan membiarkan sisi belakang bangunan menghada ke selatan (kruang terbuka dan kebun berada) orientasi ini dapart meminimalkan pemanasan ke bangunan. Sisi barat diletakkan daerah servis serta bukaan-bukaan berupa rooster yang cukup luas di dinding bagian atas, ventilasi silang dpat berjalan dengan baik, sehingga tidak perlu menggunakan AC. Halaman depan dan belakang sejuk karena ditanami tumbuhan seoptimal mungkin. • Berikut beberapa kasus tentang konsep arsitektur hijau di luar negeri: a. The Modern Design of High Rise Building with Garden di Cina MAD Architects telah merancang model bangunan yang akan berlokasi di Chonquing, Cina. Bangunan tinggi ini bukan desain bangunan kaku biasa.Ini adalah ide inovatif dalam desain bangunan.Bangunan futuristik dihubungkan oleh sebuah struktur silinder inti, setiap lantai telah ditempatkan sedikit dari pusat, memberikan tampilan gedung ini unik. Konsep dari susunan lantai menciptakan persepsi bahwa setiap lantai mengambang di atas yang lain. Di sini, di gedung ini, sifat dan kota metropolis perkotaan pencampuran menjadi hutan kota. Taman balkon adalah ide besar desain bangunan ramah lingkungan. b. The Interlace Residential Building di Singapore The Interlace terdiri dari tiga puluh satu blok apartemen. Setiap blok memiliki enam lantai dan panjangnya identik. Blok ini ditumpuk dalam susunan heksagonal sekitar delapan halaman terbuka dan permeable skala besar.Bangunan hunian kontemporer ini terletak di situs delapan hektar di pegunungan hijau Selatan. Area situs 81.000 m2 untuk program ini: 1.040 asrama di 144.000 m2; clubhouse perumahan / fasilitas 1.500 m2; ritel 500m2; tambahan / core / MEP 24.000 m2; parkir bawah tanah 2.600 ruang. Total area lantai dibangun 170.000 m2. Tinggi blok perumahan adalah 83m dengan 24 lantai atas dan satu ruang bawah tanah dengan dimensi 16,5 x 70m. OMA Architects telah merancang bangunan tinggi mengingat fitur kesinambungan melalui analisis mendalam dari matahari, angin, dan kondisi iklim mikro dan integrasi strategi energi rendah dampak pasif. c. Vertical Village -Mix- use Building wiht Solar Panels in Dubai Vertikal Village adalah bangunan tinggi yang dirancang untuk mengurangi keuntungan dan memaksimalkan produksi surya surya.Untuk mengurangi penetrasi matahari, di sisi utara dan pada arah timur-barat bangunan ini menggunakan campuran self-teduh.Agregasi energi matahari dimaksimalkan oleh kolektor surya di sebelah selatan.Bangunan ini memiliki bentuk sudut futuristik seperti jaring laba-laba.Gedung ini dimaksudkan untuk mendapatkan Sertifikat Emas LEED. d. Eco-Frendly Tower Design in Singapore Singapura juga akan memiliki bangunan yang indah tinggi dengan perusahaan EDITT Tower (Ecological Design in the Tropics). Proyek ini akan dibangun dengan dukungan finansial dari National University. Desain menara ini terdiri dari 26 lantai dengan panel fotovoltaik.Bangunan pencakar langit akan menggunakan vegetasi organik untuk membungkus bangunan yang juga berfungsi sebagai insulator dinding hidup. Proyek ini diambil oleh TRHamzah & Yeang dan dirancang untuk mengumpulkan air hujan, baik untuk irigasi tanaman dan kebutuhannya. e. The Reflection Building Design Kepley Bay di Singapore Daniel Libeskind telah merancang menara Refleksi di Keppel Bay, Singapura.Menara yang terletak di pintu masuk ke pelabuhan Singapura Keppel bersejarah.Rancangan proyek duduk sekitar 84.000 meter persegi tanah dengan luas garis pantai 750 meter. Pengembangan tepi laut ini terdiri dari enam menara bertingkat tinggi, beberapa dihubungkan oleh skybridges, dan luas low-rise villa.Kompleks bangunan ini menampung 1.129 unit rumah. Bangunan ini dirancang dengan pertimbangan interaksi dengan laut dan panorama indah sekitarnya termasuk mount faber, lapangan golf club Keppel, Labrador Park, sentosa dan resor terpadu kota mendatang. f. The Design of Saudi Arabia Pavilion di Sanghai (World Expo 2010) Proyek ini merupakan kombinasi dari desainer Cina dan Saudi.Saudi Arabia Pavilion untuk Shanghai World Expo 2010 ini dirancang untuk menjadi duplikasi Arab Saudi. Desain paviliun melakukan "perahu bulan" bentuk yang dikelilingi oleh padang pasir dan laut. Ada 150 kurma sekarang ditanam di paviliun.Sebuah layar IMAX besar menjadi daya tarik utama dengan 1600 meter persegi dalam jumlah besar. Layar ini akan menyajikan film pendek. g. The Design of Fake Hill Residential Building di China Pertumbuhan penduduk China yang cepat kebutuhan ketersediaan ekonomis perumahan.Ini di bawah proyek konstruksi merupakan salah satu solusi inovatif arsitektur.Bukit Fake merupakan bangunan hunian apartemen yang terletak di situs tepi laut di Beihai, China. Bangunan ini akan menyediakan perumahan, kantor dan fasilitas hotel di luas bangunan 492.369 meter persegi di kawasan situs 109.203 meter persegi. Bangunan ini unik memiliki ketinggian berbeda di berbagai puncaknya 106-194 m. Desain bangunan didasarkan pada dua tipologi untuk pembangunan perumahan, yaitu naik gedung tinggi dan panjang blok low rise. Sama seperti bentuk bukit, bentuk ini diwakili situs topologi dan juga untuk memaksimalkan pemandangan.Ini akan membangun landmark telah mengubah obsesi arsitektur tradisional Cina dengan alam dengan menciptakan sebuah struktur yang menjadi bentuk alami buatan manusia itu sendiri. Design by MAD. h. McAllen Building in Massachussets di Amerika Serikat Kantor Arsitek dA telah dirancang MacAllen Bangunan dalam revitalisasi perkotaan Selatan Boston, Massachusetts, Amerika Serikat.Bangunan hunian ini terletak di wilayah proyek 32.516 meter persegi.Ini desain bangunan disesuaikan dengan skala yang berbeda dan konfigurasi perkotaan karena situs peralihan yang menjadi perantara antara landai off-jalan raya, sebuah kain perumahan tua, dan zona industri.Desain ini juga menanggapi kondisi yang ada dan iklim.Sebagai hasil dari desain rumah yang berkelanjutan, bangunan MacAllen menerima sertifikasi LEED Gold.