peningkatan aktivitas belajar siswa kelas vii smp

advertisement
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII
SMP PADA BILANGAN PECAHAN DENGAN TEORI
BRUNER
Del’an, Yulis Jamiah, Bistari
Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan
Email :[email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
aktivitas danketuntasan hasil belajar belajar siswa pada materi bilangan
pecahan di kelas VII SMP Negeri 1 Sebawi Kab.Sambas Provinsi
Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas dua siklus yang setiap siklusnya dua pertemuan. Sampel
penelitian ini adalah 23 siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa hanya mencapai 48,24. Dengan menerapkan teori
Bruner dengan bantuan model pecahan padamateri bilangan pecahanpada
siklus kedua terjadi peningkatan aktivitas belajar 12 % dan peningkatan
ketuntasan 82,61 %.
Kata kunci : aktivitas belajar, model pecahan, teori Bruner
Abstract: This studyaims to determine thecompleteness ofincreased
activityandstudentlearning
outcomesin
theclassroommaterialfractionsinSMPNegeri 1SebawiKab.SambasWest
Kalimantan Province. The research methodused wasaction
researchwithtwocycleswhich every cycle hastwomeetings. The sample
was23 students. Results of data analysisshowedthat thelearning outcomes
of studentsreached only48.24. Byapplyingthe theory ofBrunerwiththe
help
offractionalmodelsinmaterialfractionsin
thesecondcycle
oflearningactivityincreased12% and82.61% increase incompleteness.
Keywords: learning activities, fractional models, theories Bruner
M
atematika masih dipandang siswa sebagai pelajaran yang sulit oleh
siswa. Salah satu penyebab proses pembelajaran yang digunakan masih
berpusat pada guru. Siswa masih belum aktif dengan aktivitas yang
dilakukan siswa biasanya hanya mendengar dan mencatat, siswa jarang bertanya
atau mengemukakan pendapat. Diskusi antar kelompok jarang dilakukan sehingga
interaksi dan komunikasi antar siswa dengan siswa lainnya maupun dengan guru
masih belum terjalin selama proses pembelajaran.
2
Pengalaman selama 20 tahun mengajar menunjukkan bahwa siswa tetap
tidak dapat menyelesaikan soal pecahan walau sudah diberi contoh yang mirip
dengan soal yang diberikan, menunjukkan bahwa siswa belum menguasai konsep
tentang pecahan. Peneliti memandang perlu melakukan perbaikan proses
perbaikan pembelajaran dengan tujuan agar siswa aktif dalam pembelajaran
sehingga menguasai konsep dan mampu menyelesaikan soal yang diberikan.
Untuk mengaktifkan siswa salah satunya adalah dengan menerapkan teori Bruner.
Untuk melihat hasilnya maka peneliti mengadakan sebuah Penelitian Tindakan
Kelas atau Classroom action Research.
Pada tabel berikut disajikan rata – rata hasil ulangan harian pada materi
bilangan pecahan pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sebawi.
Tabel 1.1
Rata-Rata Hasil Ulangan harian pada materi bilangan pecahan dengan
pengajaran konvensional dinilai berdasarkan tiga aspek penilaian
Kelas
Nilai Eknaktif
Persiswa
Nilai Ikonik
Persiswa
Nilai Simbolik
Persiswa
VII A
51,24
50,24
48,24
VII B
56,60
57,60
55,60
VII C
52,65
56,65
53,65
VII D
54,20
53,20
54,20
Sumber: guru bidang studi matematika kelas VII SMP Negeri 1 Sebawi
Berdasarkan data diatas maka penelitiandilakukan pada kelas VII A SMPN
1 Sebawi.Masalah – masalah yang teridentifikasi dalam penelitian ini adalah
aktivitas belajar siswa rendah ditunjukkan dengan keadaan: pada proses
pembelajaran tidak ada siswa yang bertanya, jika ditanya siswa enggan menjawab,
tidak adanya siswa yang mau menampilkan hasil tugas individu, siswa kaku
dalam mengemukakan pendapatnya saat pelajaran berlangsung.
Masalah
berikutnya adalah hasil belajar siswa rendah ditunjukkan dengan keadaan:
ketuntasan dibawah KKM, rendahnya daya ingat siswa.
Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini yang pertama apakah
dengan pembelajaran menggunakan teori Bruner dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa kelas VII A SMPN 1 Sebawi ? yang kedua apakah dengan
pembelajaran menggunakan teori Bruner dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VII A SMPN 1 Sebawi ?
Untuk pemecahan masalah yang dihadapi, peneliti menerapkan teori
perkembangan kognitif Bruner, pertama dengan lembar observasi keaktifan siswa
untuk mengukur aktivitas siswa, kemudian menganalisis hasil pengamatan
observasi guru, selanjutnya mengukur peningkatan hasil belajar siswa dengan tes
pada siklus I dan II kemudian membandingkannya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah aktivitas dan hasil belajar
siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Sebawi dapat ditingkatkan dengan menggunakan
teori Bruner. Penelitian ini diharapkan meningkatkan daya ingat dan pemahaman
3
siswa terhadap konsep – konsep matematika sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar. Kemudian dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sehingga
tumbuh rasa percaya diri, mampu menjawab dan menyampaikan pertanyaan,
terbiasa dalam menyampaikan ide – ide serta mempunyai kemampuan dalam
bekerja sama. Sehingga meningkatkan kinerja guru sehingga lebih kreatif dan
inovatif, lebih jeli memilih model pembelajaran yang tepat, dengan mengacu pada
teori belajar yang relevan agar suatu konsep matematika mudah dipahami siswa.
Selanjutnya terwujud proses pembelajaran yang lebih produktif agar dapat
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah khususnya pada mata pelajaran
matematika sehingga prestasi yang lebih baik dapat di capai.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999) “Pembelajaran ialah proses yang
diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana
belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap”.
Menurut Mouly di dalam buku pelatihan Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) tahun 2005, belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah
laku seseorang berkat adanya pegalaman.
Menurut S. Nasition(14/11/2012) aktivitas adalah merupakan keaktifan
dan rohani harus digabungkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2004:102) “aktivitas merupakan keaktifan jasmani dan rohani kedua-duanya
harus dihubungakan”.
Selanjutnya Kamus Bahasa Indonesia (2004:122)
menyatakan bahwa belajar sebagai suatu peroses interaksi antara diri manusia
dengan lingkungannya yang mungkin berwujud peribadi, fakta, konsep ataupun
teori”. Paul B. Diedrich (dalam Sardiman 2004:101) membuat suatu daftar yang
berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai
berikut :
1. Visual activities, yang termasuk di dalamnya membaca, melihat gambar,
demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
2. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato.
4. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket,
menyalin.
5. Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
6. Motor activities, yang termasuk didalamnya melakukan percobaan, membuat
konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.
7. Mental Activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal,
menganalisa, melihat hubungan dan mengambil keputusan.
8. Emotional Activitas, seperti menaruh minat, merasa bosan, bergairah, berani,
tenang dan gugub.
Dari penjelasan pada kajian teori aktivitas dapat di simpulkan berapa hal
yang akan di lakukan dalam penelitian untuk mengukur sejauh mana aktivitas
siswa dalam pembelajaran yang di lakukan dengan menggunakan teori Bruner
seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Hubungan Aktivitas Dengan Teori Bruner
4
HUBUNGAN DENGAN TEORI
BRUNER
1. Siswa dapat memperhatikan apa 1. siswa diharapkan dapat menjelasan
yang disampai guru,sehingga sesuai
pembelajaran
dengan
cara
dengan apa yang menjadi tujuan
menampilkan benda di lingkungan
pembelajaran teori Bruner. (Tahap
sekitar (Tahap enaktif) dimana
Enaktif)
siswa dapat mengenal benda itu.
INDIKATOR AKTIVITAS
2. Siswa mempunyai kemampuan
menjawab,
yaitu
menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru
atau
teman(siswa)lain.(Tahap
Ikonik)
3. Siswa
mampunyai
kemapuan
bekerjasama
dengan
teman
sehingga daya serap siswa pada
materi dapat tercapai dalam
pembelajaran. (Tahap enaktif)
4. Siswa dapat bertukar pendapat antar
teman yang dilakukan di dalam
kelas untuk memahami isi konsep
pada materi yang disampaikan
(Tahap Enaktif)
5. Siswa aktiv dalam mengerjakan
LKS ( Tahap Simbolik)
2. Siswa diharapkan dapat menjelasan
pembelajaran
dengan
cara
menampilkan berbentuk sebuah
gambar visual (Tahap ikonik)
dimana siswa mengenal gambar itu.
3. siswa dapat melakukan interaksi
kerja sama yang kuat antar siswa
ditunjukkan dengan diskusi di lihat
dapat menentukan gambar visual
yang dipaparkan oleh seorang guru
4. siswa dapat memberikan penjelasan
pertanyaan yang dari gambar visual
tersebut dan merespon pertanyaan
guru dan jawaban temannya.
5. Setelah siswa tahu apa yang di
sampaikan guru berupa pertanyaan
dari guru, siswa dapat mengerjakan
LKS tahap simbolik dalam bentuk
soal yang di siapkan oleh guru
untuk
mengukur
kemampuan
pemahaman materi tersebut.
6. Diharapkan dalam pembelajaran
aktiv dapat menghasilkan keputusan
jawaban
yang
benar
dalam
memahami konsep pada materi
tersebut.
6. Siswa dapat mengambil keputusan
dari semua jawaban yang dianggap
paling benar sehingga kemampuan
siswa dalam pemahaman konsep
yang di sampaikan dapat tercapai.
(Tahap Simbolik)
7. Siswa dengan aktiv merespon 7. Diharapkan hasil dari pembelajaran
jawaban temannya pada saat
Bruner Siswa dapat menjawab
pembelajaran berlangsung.
dapat merespon jawaban temannya
pada
saat
pembelajaran
(Tahap Ikonik dan tahap Simbolik)
berlangsung,
8. Siswa yang memahami konsep pada 8. Setelah pembelajaran diberikan
materi yang disampaikan dapat
respon siswa pada pertanyaan guru
merespon pertanyaan guru
menghasilkan jawaban yang benar
dari jawaban siswa yang memahami
5
materi tesebut.
Menurut Sudjiono (dalam Rosmaini,2004) dengan kriteria presentasi
aktifitas sebagai berikut:
berikut
75%<
< keaktivan
100% tergolong sangat aktif
65% < keaktivan
74% tergolong aktif
55%<
< keaktivan
64% tergolongcukup aktif
0%<
< keaktivan
54% tergolong kurang aktif
Skor yang diperoleh
% Keaktivan =
× 100 %
skor maksimum
Purwanto (2009:49) yang menyatakan bahwa hasil belajar adalam
perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh pendidik.
Kemampuan menyangkut domain kognitif (intelektual), efektif (sikap) dan
kemampuan psikomotorik (bertindak). Asep Jihad dan Abdul Haris(2009:14) hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
Untuk memperoleh
oleh hasil belajar dilakukan tes atau penilaian yang merupakan
tindakan atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.
Dari uraian atas yang dimaksud dengan hasil belajar dalam penelitian ini
adalah nilai yang diperoleh siswa dari test yang diberikan sesudah
sesudah pembelajaran
dengan pembelajaran teori belajar Bruner dan untuk ketuntasan penilaian apabila
 75% dari jumlah siswa yang mencapai skor nilai KKM 65 atau lebih.
ketercapaiannya ketuntasan dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa
LKS (lembar kerja siswa) dalam bentuk tes uraian (esaay) dan disusun secara
terencana.
Jerome Bruner (dalam Hudoyo,1990:48) teorinya mengatakan “Belajar
matematika adalah mengenai konsep–konsep
konsep
dan struktur-struktur
struktur matematika
yang terdapat didalam materi di pelajari, serta mencari hubungan antara konsep
konsepkonsep dan struktur-struktur
struktur pada matematika itu”. Jadi siswa harus menemukan
keteraturan cara menotak-atik
menotak
bahan-bahan
bahan yang berhubungan dengan keteraturan
intuitif yang sudah dimiliki siswa.Bruner (dalam Bistari 2012:7) mengungkapkan
bahwa dalam proses belajar, anak diberi kesempatan untuk memanipulasi benda
benda–
benda atau alat peraga. Sebab, melalui benda–benda
benda benda atau alat peraga tersebut anak
akan melihat langsung bagaimana keteraturan, pola dan struktu
struktur yang ada di
dalamnya. Keteraturan, pola dan struktur tersebut kemudian oleh anak
dihubungkan dengan keterangan intuitif yang telah melekat pada dirinya.
Menurut teori Bruner dalam proses belajarnya anak melewati tiga tahap,
yakni :
1. Tahap enaktif, yaitu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan di mana
pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda
kongkrit.
t. Dalam tahap ini anak secara langsung terlihat dalam
memanipulasi (mengutak–atik)
(mengutak
objek.
2. Tahap ikonik
konik (gambar), yaitu tahap pembelajaran
pembelajaran sesuatu pengetahuan di
mana pegetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk
bayangan visual (visual
(
imagery),
), gambar, atau diagram, yang
6
menggambarkan kegiatan kongkrit atau situasi kongkrit yang terdapat pada
tahap enaktif tersebut di atas.
3. Tahap simbolik, yaitu suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan itu
direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak (abstract symbols
yaitu simbol-simbol arbiter yang dipakai berdasarkan kesepakatan orangorang dalam bidang yang bersangkutan), baik simbol-simbol verbal
(misalnya huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat) lambang-lambang
matematika, maupun lambang-lambang abstrak lainnya. Dalam tahap ini,
anak sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan pada objek
riil.
Dalam hal ini peneliti memberikan tiga tahap dalam pemahami pada konsep
matematika dengan teori Bruner yaitu siswa di ajak memahami
dengan menggunakan benda kongkrit, siswa di ajak memahami pembelajaran
dalam bentuk visual, gambar atau diagram yang mengambarkan situasi kongkrit,
dan siswa di ajak memahami pembelajaran dalam bentuk simbolik dari hasil
pemahaman siswa pada tahap enaktif dan ikonik.
a
, a dan b
b
anggota bilangan Bulat N sedangkan b  0, a disebut pembilang dan b disebut
2
penyebut. Misalkan pecahan menyatakan 2 bagian dari keseluruhan 4 bagian
4
yang sama.
Menurut Drs. Darwyan Syah, dkk(2009:60), Hipotesis adalah dugaan
sementara dari penelitian yang akan di lakukan. Dalam penelitian ini Hipotesis
tindakan yang diambil peneliti yaitu:
“Melalui pembelajaran teori bruner dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
siswa pada materi bilangan pecahan di kelas VII A SMPN 1 Sebawi”.
Bilangan pecahan adalah Bilangan yang di tulis dalam bentuk
METODE
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMPN 1 Sebawi Kabupaten
Sambas yang terletak di Jalan Raya Desa Sempalai Sebedang.Subyek penelitian
yang digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas
adalah siswa kelasVII A SMPN 1 Sebawi tahun pelajaran 2011/2012 dengan 23
siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.Pelaksanaan
penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan mulai minggu ke-3 bulan september
2012 sampai dengan minggu ke-2 bulan nopember 2012.Kegiatan penelitian
tindakan kelas akan dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus melalui
beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang dilaksanakan yang dilaksanakan sampai
pada titik dimana aktivitas dan hasil belajar matematika siswa sesuai dengan yang
diharapkan.
Langkah-langkah prosedur pelaksaan penelitian tindakan kelas ini
direncanakan melalui beberapa siklus sesuai dengan perubahan yang ingin
dicapai. Setiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Tahapan-tahapan persiklus
dapat digambarkan melalui tahapan-tahapan dalam setiap siklusnya, yaitu
sebagaimana yang akan dijelaskan melalui skema berikut:
7
Gambar 3.1 : Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Sumber
: Bambang H, 2011, Penelitian Tindakan Kelas
Dalam Pembelajaran Matematika
Dalam penelitian tindakan kelas ini alat pengumpulan data yang digunakan
adalah sebagai berikut
1. Lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi guru danlembar
observasi aktifitas siswa.
2. Tes tertulis (Tes Siklus I dan Siklus II).
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
tindakankelas ini adalah sebagai berikut :
8
1. Pengamatan
langsung
yang
dilakukanoleh
observer
dengan
mempergunakan lembar observasi guru dan lembar observasi aktivitas
siswa.
2. Pengukuran
engukuran hasil belajar siswa dengan lembar tes tertulis setelah para
siswa mengerjakan soal tes pada setiap akhir siklus.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, yaitu lembar observasi guru, lembar obs
observasi aktivitas
siswa, lembar tes hasil belajar dan gambar foto.
Adapun langkah-langkah
langkah analisis data meliputi :
1. Reduksi Data
Pelaksanaan reduksi data dalam penelitian ini adalah menyeleksi
data-data
data yang sudah ada serta menitik beratkan data yang belum
sempurna menjadi data yang lebih akurat. Selanjutnya data
data-data tersebut
mencakup data pengamatan aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan
pembelajaran yang berbentuk lembar observasi aktivitas siswa, data hasil
pengamatan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan
kegiatan pembelajaran yang
berbentuk lembar observasi guru serta data pengamatan hasil belajar siswa
setelah mengerjakan soal tes disetiap akhir siklus.
Untuk perincian reduksi data meliputi :
a) Aktivitas
itas Siswa
1) Mengukur skor aktivitas
akti
siswa secara klasikal.
2) Mengubah skor menjadi persentasi aktivitas dengan menggunakan
rumus :
b) Tes Akhir Siklus
1) Menghitung skor dari setiap soal tes.
2) Mengubah skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus :
Skor Nilai Siswa =
2. Penyajian Data
Penyajian data oleh peneliti
peneliti berupa tabel dan narasi. Sedangkan
kategori data dalam penelitian ini meliputi :
a. Penyajian hasil observasi guru.
b. Penyajian hasil observasi aktivitas siswa.
c. Penyajian hasil belajar siswa.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah langkah terakhir dalam teknik
analisis data. Dalam hal ini data-data
data yang sudah terkumpul dapat
dievaluasi. Dari data-data
data data itu dapat diketahui perkembangan aktivitas
siswa, kinerja guru serta hasil belajar siswa selama penelitia
penelitian. Dari datadata tersebut itu pulalah peneliti dapat mengambil langkah
langkah-langkah
selanjutnya.
Indikator kinerja ini berfungsi untuk mengukur keberhasilan siswa di
dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelasmelalui
elasmelalui pembelajaran teori
Bruner.Untuk
runer.Untuk mengetahui hasil penelitian tindakan kelas ini, Pada evaluasi nilai
9
siswa dengan kategori tuntas secara kalasikal dilihat telah berhasil apabila lebih
atau sama dengan 75% ketuntasan seluruh siswa memperoleh nilai tes dan nilai
ketuntasan setiap siswa di nilai berdsarkan KKM di skolah yaitu lebih atau sama
dengan 65.00.
Untuk mengetahui aktivitas siswa diperlukan alat observer yang mengukur
hasil aktivitas siswa. Dengan ini peneliti menggunakan alat tes aktivitas yang
hasilnya mengunakan persentase keaktivan di saat pembelajaran, Pada aktivitas
siswa dengan hasil minimal kategori cukup aktiv secara keseluruhan siswa dilihat
telah berhasil apabila lebih atau sama dengan 55%.
Penelitian tindakan kelasatau Classroom Action Research (CAR)ini
dilaksanakan mulai minggu ke-3 bulan september sampai dengan minggu ke-2
bulan nopember tahun 2012 di kelas VII A SMP Negeri 1 Sebawi. Adapun jadwal
penelitian yang akan dijalani adalah seperti tabel berikut:
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
No
Kegiatan
1
Tahap Perencanaan
1.1 Penyusunan RPP
1.2 Pembuatan Instrumen
Tahap Pengumpulan Data
a. Siklus I
b. Siklus II
Tahap Pengolahan dan
Analisis Data
Tahap Penyusunan dan
Pelaporan
2
3
4
September
1 2 3 4
x
x
1
Oktober
2 3 4
5
Nopember
1
2
x
x
x
x
x
x
x
x
x
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil evaluasi siklus I pada pertemuan pertama dapat dilihat nilai ratarata evaluasi penilaian adalah 56,13 dengan persentase ketuntasan sebesar 30,43%
lebihi kecil dari persentase yang tidak tuntas sebesar 69,57% maka banyak anak
tidak tuntas dibanding anak yang tuntas pada evauasi nilai siklus I pada pertemuan
pertama dan dikategorikan tidak tuntas berdasarkan rata-rata persentase klasikal
sehingga masih belum mencapai batas ketuntasan rata-rata minimal adalah 65.00.
Hasil evaluasi siklus I pada pertemuan kedua dapat dilihat nilai rata-rata
evaluasi penilaian adalah 59,61 dengan persentase ketuntasan sebesar 43,48 %
lebih besar dari persentase tidak tuntas sebesar 56,52 % maka banyak anak yang
tidak tuntas adalah 13 siswa dibanding anak yang tuntas sebanyak 10 siswa pada
evauasi nilai siklus I pada pertemuan kedua dan dikategorikan tidak tuntas
berdasarkan rata-rata persentase klasikal yang masih belum mencapai batas
ketuntasan rata-rata minimal adalah 65.00 KKM di sekolah.
10
Hasil evaluasi siklus II pada pertemuan pertama dapat dilihat nilai rata-rata
evaluasi skor penilaian adalah 64,52 dengan persentase ketuntasan sebesar 78,26
% lebih besar dari persentase yang tidak tuntas sebesar 21,74 % maka banyak
anak yang tidak tuntas adalah 5 siswa dibanding anak yang tuntas sebanyak 18
siswa pada evauasi nilai siklus II pada pertemuan pertama dikategorikan tuntas
berdasarkan rata-rata persentase klasikal yang sudah mencapai batas ketuntasan
rata-rata minimal adalah 65.00 KKM di Sekolah.
Hasil evaluasi siklus II pada pertemuan kedua dapat dilihat nilai rata-rata
evaluasi skor penilaian adalah 66,96 dengan persentase ketuntasan sebesar 86,96
% lebih besar dari persentase yang tidak tuntas sebesar 13,04 % maka banyak
anak yang tidak tuntas adalah 3 siswa dibanding anak yang tuntas sebanyak 20
siswa pada evauasi nilai siklus II pada pertemuan kedua dikategorikan tuntas
berdasarkan rata-rata persentase klasikal yang melebihi batas ketuntasan rata-rata
minimal adalah 65.00 KKM di Sekolah. Untuk lebih jelasnya pada penjelasan
diatas kita dapat lihat pada tabel 4.13 rekapitulasi hasil tes siklus 1 dan 2.
Tabel 4.13
Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I dan II
SIKLUS 1
SIKLUS 2
SELISIH
NILAI
RATARATA
KET
NO
NAMA SISWA
HASIL
NILAI
KE- 1
HASIL
NILAI
KE-2
RATARATA
NILAI
HASIL
NILAI
KE- 1
HASIL
NILAI
KE-2
RATARATA
NILAI
1
AD
56
55
55.5
65
60
62.5
7
NAIK
2
AW
55
57
56
70
70
70
14
NAIK
68
67.5
75
75
75
7.5
NAIK
3
BB
67
4
CP
50
56
53
50
65
57.5
4.5
NAIK
5
DN
70
54
62
70
70
70
8
NAIK
6
FS
54
70
62
70
70
70
8
NAIK
7
IW
68
68
68
70
70
70
2
NAIK
60
55
67
66
66.5
11.5
NAIK
8
JK
50
9
MR
50
65
57.5
50
67
58.5
1
NAIK
10
MN
50
50
50
68
66
67
17
NAIK
11
MR
66
67
66.5
70
70
70
3.5
NAIK
12
MK
40
60
50
40
68
54
4
NAIK
13
ML
50
55
52.5
50
70
60
7.5
NAIK
55
56.5
65
65
65
8.5
NAIK
14
MV
58
15
NH
65
65
65
65
65
65
0
TETAP
16
PM
50
66
58
66
50
58
0
TETAP
17
RS
50
50
50
50
50
50
0
TETAP
18
RK
70
54
62
70
70
70
8
NAIK
66
61.5
70
70
70
8.5
NAIK
19
RD
57
20
SV
65
65
65
65
65
65
0
TETAP
21
SN
50
65
57.5
77
77
77
19.5
NAIK
22
UR
50
50
50
65
65
65
15
NAIK
VN
Jumlah Nilai
50
50
50
76
76
76
26
NAIK
1291
1371
1331
1484
1540
1512
Rata-rata Nilai secara Kalasikal
56.13
59.61
57.87
64.52
66.96
65.74
23
11
Jumlah Siswa Yang Tuntas
7
10
18
20
Jumlah Siswa Yang Tidak Tuntas
16
13
5
3
Persentase Ketuntasan
30.43%
43.48%
78.26%
86.96%
Persentase yang tidak tuntas
69.57%
56.52%
21.74%
13.04%
Dari tabel rekapitulasi hasil tes pada siklus 1 dan sikus 2 dapat di
deskripsikan sebagai berikut dengan melihat selisih nilai yang di peroleh :
1. Sebanyak 4 siswa bisa dikatakan tidak ada perubahan naik atau turun
pada hasil tes yang dilakukan pada saat pembelajaran.dikarnakan siswa
tersebut kurang aktif dalam pembelajaran dan berdampak pada
pengaruh nilainya..
2. Sebanyak 19 siswa
pada tahap tes sikulus pertama terdapat
peningkatan kenaikan hasil tes pada siklus ke dua yang lebih baik.
Aktivitas belajar mengajar pada siklus I berdasarkan persentase rata-rata
pertemuan pertama dan kedua adalah 57% dimana aktivitas siswa dikatakan
cukup aktif perlu diperbaiki di siklus kedua. Untuk siklus II berdasarkan
persentase rata-rata pertemuan pertama dan kedua adalah 69% dilihat dari
kategori penilaian pembelajaran dengan teori Bruner tergolong aktiv. Dengan
demikian pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan prosedur penelitian
sehingga berjalan lancar dengan perencanaan di lakukan dengan lebih baik yang
dilihat keaktivan melebihi nilai batas minimal 65%. Untuk lebih jelasnya dapat
kita lihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.14
Rekapitulasi Aktivitas Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
PERSENTASE SIKLUS 2
RATA2 AKTIVITAS
HASIL AKTIVITAS
KE-1
HASIL AKTIVITAS
KE-2
RATA2 AKTIVITAS
KET
HASIL AKTIVITAS
KE-2
SELISIH
PERSENTASE
RATA-RATA
AKTIVITAS
HASIL AKTIVITAS
KE-1
PERSENTASE SIKLUS 1
54%
55%
55%
55%
59%
57%
3%
NAIK
Menjawab pertanyaan guru
48%
57%
53%
58%
62%
60%
8%
NAIK
3
Bekerjasama dengan teman
59%
55%
57%
64%
67%
66%
9%
NAIK
4
Bertukar pendapat antar teman
47%
58%
53%
58%
73%
66%
13%
NAIK
5
Mengerjakan LKS
61%
42%
52%
64%
84%
74%
23%
NAIK
6
Mengambil keputusan dari
semua jawaban yang dianggap
paling benar
52%
52%
52%
59%
77%
68%
16%
NAIK
7
Merespon jawaban teman
52%
63%
58%
62%
71%
67%
9%
NAIK
8
Merespon pertanyaan dari guru
42%
48%
45%
48%
57%
53%
8%
NAIK
415%
430%
423%
468%
550%
509%
NO
ASPEK PENILAIAN
1
Memperhatikan apa yang
disampaikan oleh guru
2
JUMLAH PERSENTASE
12
RATA-RATA PERSENTSE AKTIVITAS
52%
54%
53%
59%
69%
64%
.
Dari tabel rekapitulasi aktivitas siswa pada siklus 1 dan sikus 2 dapat
di deskripsikan sebagai berikut dengan melihat selisih persentase yang di
peroleh :
1. Untuk Aspek Memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru,selesih
kenaikan persentase sebesar 3 %. Peningkatan yang kurang baik
dikarnakan penjelasan guru seblumnya tidak ada variasi pengajaran lebih
baik dari sebelumnya.
2. Untuk Aspek Menjawab pertanyaan guru, selisih kenaikan persentase
sebesar 8%, peningkatan yang kurang baik dikarnakan dari penjelsan yang
kurang bervariasi dari guru, sehingga ada sebagian siswa yang belum
dapat menjawab pertanyaan guru, dan masih bayak siswa takut untuk
menjawab pertanyaan di saat pembelajaran berlangsung.
3. Untuk Aspek berkerja sama dengan teman, selisih kenaikan persentase
sebesar 9%,peningkatan yang cukup baik dikarnakan masih banyak siswa
yang belum dapat berkerja sama dengan teman-temannya dan sebagian
kecil siswa yang dapat berkerja sama dengan temannya.
4. Untuk aspek bertukar pendapat antar teman, selisih kenaikan persentase
sebesar 13%, peningkatan yang baik dikarnakan dalam betukar pendapat
antar teman semua siswa memberikan respon yang baik sehingga
pembelajaran dilaksanakan cukup aktif pada saat interaksi bertanya
sesama temannya.
5. Untuk aspek mengerjakan LKS, selisih kenaikan persentase sebesar
23%,peningkatan yang baik dikarnakan hasil pencapaian yang cukup
meningkat dari hasil sebelumnya, pada siklus ke dua siswa lebih bayak
tuntas dibanding tidak tuntas.
6. Untuk aspek mengambil keputusan dari semua jawaban yang dianggap
paling benar, selesih kenaikan persentase sebesar 16%,peningkatan yang
baik dikarnakan hampir semua memberikan jawaban yang benar dalam
pengambilan keputusan dari pertanyaan yang diberikan guru.
7. Untuk aspek merespon jawaban teman, selisih kenaikan persentase
sebesar 9% peningkatan yang sedikit dikarnakan masih bayak siswa yang
takut dalam memberikan jawaban kepada temannya.
8. Untuk aspek merespon pertanyaan dari guru, selisih kenaikan persentase
sebesar 8%, peningkatan yang sedikit dikarnakan siswa dalam merespon
pertanyaan guru masih takut untuk memberikan jawaban.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dilakukan maka disimpulkan hal-hal
sebagai berikut :
13
1. Melalui pembelajaran menggunakan teori Bruner terjadi peningkatan aktivitas
siswa dalam pembelajaran. Gambaran konkretnya dilihat dari persentase
aktivitas pada siklus pertama pertemuan pertama dan kedua dengan rata-rata
persentase adalah 55% dan persentase aktivitas siswa kategori cukup aktiv
pada siklus II pertemuan pertama dan kedua dengan rata-rata persentase 64%
kategori cukup aktiv sehingga terjadi peningkatan hasil persentase dari sikuls I
dan siklus II sebesar 9%. Untuk mengukur hasil aktivitas siswa dengan ini
peneliti menggunakan alat tes aktivitas yang hasilnya mengunakan persentase
keaktivan di saat pembelajaran, Pada aktivitas siswa dengan hasil minimal
kategori cukup aktiv secara keseluruhan siswa dilihat telah berhasil apabila
lebih atau sama dengan 55%.
2. Melalui pembelajaran menggunakan terori Bruner terjadi peningkatan hasil
belajar siswa dan ketuntasan siswa dalam mengikuti pembelajaran di lihat dari
siklus pertama pertemuan pertama yang tuntas ada 7 siswa dan 18 siswa tidak
tuntas sedangkan untuk siklus pertama pertemuan kedua dilihat dari jumlah
siswa yang tuntas ada 10 siswa dan 13 siswa tidak tuntas.
Untuk siklus kedua pertemuan pertama dari jumlah siswa keseluruhan
yang tuntas ada 18 siswa dan 5 siswa tidak tuntas. Dilihat dari persentase
ketuntasan 76,28% dan persentase yang tidak tuntas 21,74%. Sedangkan untuk
siklus kedua pertemuan kedua dari jumlah siswa yang tuntas ada 20 siswa dan 3
siswa tidak tuntas. Dilihat dari persentase ketuntasan 86,96% dan persentase yang
tidak tuntas 13,04%. Pada evaluasi nilai siswa dengan kategori tuntas secara
kalasikal dilihat telah berhasil apabila lebih atau sama dengan 75% ketuntasan
seluruh siswa memperoleh nilai tes dan nilai ketuntasan setiap siswa di nilai
berdsarkan KKM di skolah yaitu lebih atau sama dengan 65.00
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyampaikan saran-saran sebagai
berikut :
1. Untuk meningkatkan akivitas siswa dalam pembelajaran sebaiknya dapat
menyertakan media saat pengenalan dan pendalaman konsep.
2. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran menggunaka teori Bruner.
a. Guru hendaknya memperhatikan aktivitas siswa dalam peroses
pembelajaran, karena aktivitas belajar menambah pemahaman konsep
siswa.
b. Petunjuk yang jelas apa yang harus dikerjakan oleh siswa.
c. Pengaturan waktu ketika melaksanakan bimbingan peroses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Bumi Aksara.
Bistari. (2008). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Pontianak: FKIP Untan
Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: RinekaCipta.
Djamarah Syaiful Bahri. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
14
Hamalik, Oemar. (2006).Proses Belajar Mengajar. Bandung :Bumi Aksara.
Mansyuri dan Zainuddin. (2008). Metodologi Penelitian. Malang : Aditama.
Nawawi, Hadari. (2005). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM.
Sadiman, Arief. S. dkk. (2010). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sari,Novian.2011.akvitas siswa dalam belajar .
http://noviansangpendiam.blogspot.com/2011/04/aktivitas-belajarsiswa.html (diakses 14 Januari 2013)
Sudjana, Nana. (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru.
Chandra,Agus.2008.pengertian konsep
Matematika.http:www.aguschandra.com/search/pengertian-konsepmatematika/(diakses tanggal 5 januari 2013)
Bambang Hudiono. (2010). Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembalajaran,
Universitas Tanjung Pura, Pontianak.
Suwarna. Dkk. (2006). Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Dzulkifli Effend,2006. Penggunaan Media Visual Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Irisan bidang Dengan Bangun Ruang Pada
Siswakelas X-5 Sma Negeri 1 Sidoarjo. www.scribd.com /doc/5
6504069/9/ A-Karakteristik-Matematika. (diakses tanggal 25 Januari
2013)
Suharsimi, Arikunto, 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Isi. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional
Wawan Junaidi,2011. Defenisi aktivitas relajar. http://www.bukuhalus.com/2011/
74 /definisi-aktivitas-belajar.html. (diakses tanggal 12 Februari 2013)
Kustiani,Evi (2012). Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada
pembelajaran matematika dengan pemanfaatan media sapura di kelas
VII D SMP Negeri 1 Sungai Raya Kabupaten Benkayang.Skripsi (tidak
di publikasikan).Pontianak:FKIP UNTAN
Asmadi (2012). Upaya Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika
dengan pendekatan tutor sebaya berbantuan media KIT di kelas VII
15
SMP Negeri 3 Galing.Skripsi (tidak di publikasikan).Pontianak:FKIP
UNTAN
Download