Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014 HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA BERAT DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSU DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013 Enok Nurliawati ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi dengan masih tingginya angka kematian bayi di Indonesia. Salah satu penyebab kematian langsung adalah asfiksia, komplikasi pada bayi Infeksi dan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). BBLR dapat disebabkan oleh preeklampsi. Pada kasus preeclampsi, tekanan darah yang meningkat menyebabkan perfusi uteroplacenta mengalami penurunan. Hal tersebut dapat menyebabkan sirkulasi darah ke janin menjadi menurun sehingga janin akan kekurangan oksigen dan nutrisi. Hal tersebut dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, dimana salah satu manifestasinya adalah BBLR. tujan untuk mengetahui hubungan antara preeklampsi berat dengan berat badan bayi baru lahir di RSU dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 304 diambil dengan cara simpel random sampling. Ada hubungan yang signifikan anatara riwayat kehamilan ibu dengan PEB dengan BBLR dengan nilai p=0.000 dan nilai OR= 86.778 yang berarti bahwa ibu dengan riwayat kehamilan PEB mempunyai risiko 86.7 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai riwayat PEB. Kata kunci: Pre eklampsi berat, berat badan lahir rendah PENDAHULUAN Penyebab kematian bayi dapat bermula Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan dari masa kehamilan 28 minggu sampai salah satu indikaor untuk memenukan hari derajat kesehatan ke-7 setelah persalinan (masa suatu bangsa. perinatal). Penyebabnya adalah gangguan pembangunan disuatu pernafasan, bayi lahir prematur dan sepsis. wilayah juga dapat diliha dari AKB dan Penyebab tersering kematian bayi adalah Angka Harapan Hidup (AHH). sepsis / infeksi, kelainan kongenital AKB dan Angka Kematian Balita (AKBl) (bawaan) di (Kemenkes,SDKI,2012). Keberhasilan Indonesia masih cukup tinggi. dan Pneumonia Sedangkan Berdasarkan SDKI tahun 2007, pada tahun menurut Retnasih (2005) penyebab AKB 1990 AKB sebesar 68 per 1000 Kelahiran ada yang langsung dan tidak langsung. Hidup. Data terakhir, AKB menjadi Penyebab 34/1000 KH dan AKBal 44/1000 KH. asfiksia, komplikasi pada bayi Infeksi dan Walaupun angka ini elah turun dari tahun Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). 1990, penurunan ini masih jauh dari target Salah satu factor penyebab terjadinya MDG’s BBLR adalah pre ekslampsi. Pada kasus tahun 2015 dimana AKB diharapkan turun menjadi 23 dan AKB 32 pre per 1000 KH. meningkat kematian langsung adalah ekslampsi, tekanan darah menyebabkan yang perfusi 22 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014 uteroplacenta mengalami penurunan. Hal Apabila terjadi hipertensi dan adanya tersebut dapat menyebabkan sirkulasi kejang. darah ke janin menjadi menurun sehingga Pada janin akan kekurangan oksigen dan nutrisi. eklampsia Hal patologis pada sejumlah organ dan sistem tersebut dapat menyebabkan preeklampsia dapat yang terjadi kemungkinan berat dan perburukan pertumbuhan janin terhambat, dimana yang salah satu manifestasinya adalah BBLR. vasospasme dan iskemia. Wanita dengan hipertensi KAJIAN PUSTAKA pada diakibatkan kehamilan oleh dapat mengalami peningkatan respon terhadap Pre eklampsi meruakan suatu sindroma berbagai yang terjadi karena kehaamilan disertai prostaglandin, tromboxan) yang dapat hipertensi, menyebabkan vasospasme dan agregasi proteinuaria, edema dan substansi endogen seringkali terdapat gangguan pada sistem platelet. organ lainnya pada umumnya terjadi pada pendarahan dapat mempengaruhi sistem trimester ketiga (Scott,et all, 2002 dan saraf pusat yang ditandai dengan sakit Wiknjosastro, 2006). Sedaangkan menurut kepala dan defisit saraf lokal dan kejang. Bobak, et all (2005) merupakan suatu Nekrosis kondisi dimana penurunan laju filtrasi glomerulus dan setelah minggu ke-20 proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis spesifik hipertensi terjadi kehamilan Penumpukan (seperti ginjal dapat trombus dan menyebabkan pada wanitadi yang sebelumnya memiliki hepatoseluler tekanan darah yang normal. epigastrium dan peningkatan tes fungsi Menurut Saifuddin (2006), Bobak, et all hati. Manifestasi terhadap kardiovaskuler (2005) dan Stright (2005) klasifikasi meliputi penurunan volume intravaskular, preklampsia adalah sebagai berikut: meningkatnya 1) Preeklampsia Ringan peningkatan tahanan pembuluh perifer. Apabila terjadi peningkatan tekanan Peningkatan diastolic 15 mmHg atau > 90 mmHg menyebabkan anemia dan trombositopeni. atau tekanan diastolic sampai 110 Infark plasenta dan obstruksi plasenta mmHg dlam dua kali pengukuran menyebabkan berjarak 1 jam yang disertai dengan terhambat (IUGF) proteinuria + 1. manifestasinya adalah BBLR.( Bobak, Preeklampsia berat 2005 dan Pillitteri, 2003). 2) Apabila tekanan diastolik . dari 110 mmHg dan adanya proteinuaria +2, oliguria, hiperrefleksia, gangguan penglihatan serta nyeri epigastrium. 3) Menurut menyebabkan cardiac hemolisis IDAI output nyeri dan microangiopati pertumbuhan janin dimana salah satu (2004) yang disebut dengan bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa Eklampsia 23 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014 gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang METODE PENELITIAN ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. BBLR dapat disebabkan oleh penyakit ibu Penelitian pada saat hamil misalnya pre eklampsi, deskriptif korelasi dengan menggunakan usia kehamilan, keadaan social ekonomi, pendekatan cross sectional. Pengambilan Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan sampel dalam penelitian ini dengan cara kromosom. simpel random sampling. Jumlah sampel ini menggunakan metode dalam penelitian ini adalah 304. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat diteliti, baik variabel independen Analisis univariat dilakukan untuk maupun variabel dependen. menggambarkan (mendeskripsikan) Gambaran tentang riwayat kehamilan karakter masing-masing variabel yang ibu dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Riwayat Kehamilan Ibu yang Bayinya Dirawat di Ruang Perinatologi RSU dr.Soekarjo tahun 2013 Riwayat Kehamilan Ibu 1. Tidak mengalami PEB 2. Mengalami PEB Jumlah Frekuensi (F) 144 160 304 Persentase (%) 47.37 52.63 100% Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat Berikut ini gambaran tentang berat badan dianalisis bahwa sebagian besar ibu yang bayi bayinya dirawat di Ruang Perinatalogi Perinatoogi RSU dr Soekardjo pada pada tahun 2013 mempunyai riwayat tahun2103. lahir yang dirawat di ruang kehamilan dengan PEB sejumlah 160 orang (52.63%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berat Badab Lahir Bayi di Ruang Perinatalogi RSU dr. Soekarjo tahun 2013 Berat Badan Lahir Bayi 1. Normal 2. BBLR Jumlah Frekuensi (F) 214 90 304 Persentase (%) 70.39 29.61 100% Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat sebagian besar beratnya normal yaitu bahwa berat badan lahir bayi yang dirawat sebanyak 214 bayi (70.39%). di ruang Perinatalogi pada ahun 2013 2. Analisis Bivariat 24 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014 Analisis Bivariat mengetahui dilakukan hubungan untuk Hasil analisis bivariat disajikan dengan variabel menggunakan tabel silang seperti pada independen dengan variabel dependen tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Riwayat Kehamilan Ibu dan Berat Badan Lahir Bayi Dengan BBLR Di Ruang Perinatologi RSUD Kota Tasikmalaya Tahun 2013 Riwayat Kehamilan Ibu 1. 2. Tidak mengalami PEB Mengalami PEB Total Berdasarkan hasil Berat Badan Lahir Normal BBLR N % N % 142 98.6 2 1.4 F % OR (95% CI) 144 100 86.778 72 45.0 88 55.0 160 100 (20.768 -20.768) 214 70.4 90 29.6 304 100 analisis P 0.000 hubungan tersebut dapat terjadi karena RSU dr. antara PEB dengan BBLR menunjukan Soekarjo Kota Tasikmalaya merupakan bahwa ada sebanyak 2 (1.4%) ibu yang rumah sakit rujukan, baik dari wilayah tidak Kota mempunyai melahirkan riwayat bayi dengan PEB BBLR Tasikmalaya, Tasikmalaya bahkan Kabupaten ada yang dari .Sedangkan ibu yang mempunyai riwayat Kabupaten Ciamis. Hal tersebut terjadi kehamilan dengan PEB ada sebanyak 88 juga (55%) yang melahirkan bayi dengan Mangunkusumo Jakarta pada tahun 2006 BBLR. Hasil uji statistik diperoleh nilai dimana angka kejadian preekslampsi berat p= 0.000, dapat disimpulkan bahwa ada mencapai 81.3 % dari 348 kasus yang hubungan yang signifikan anatara riwayat dijadikan kehamilan ibu dengan PEB dengan BBLR. (Lestari,2006). Dari hasil analisis lebih lanjut menunjukan Berat badan lahir bayi sebagian besar bahwa nilao OR= 86.778 yang berarti yaitu 214 (70.39%) dalam katagori normal bahwa ibu dengan riwayat kehamilan PEb atau berat badan lahir bayi lebih dari 2.500 mempunyai risiko 86.7 kali lebih besar gram. untuk BBLR interaksi dari bebrapa faktor baik faktor dibandingkan dengan ibu yang tidak internal maupun faktor eksternal melalui mempunyai riwayat PEB. suatu melahirkan bayi di Rumah sampel Berat proses kandungan. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil menunjukan bahwa preeklampsi berat di selama berat Cipto penelitian bayi merupakan berada dalam internal yang badan lahir atas dianataranya adalah usia ibu saat hamil, angka kejadian umur kehamilan, paritas gizi selama lebih banyak kehamilan, status dan penyakit penyerta dibandingkan dengan ibu-ibu yang tidak mengalamipreekslampsi badan Faktor mempengaruhi penelitian sakit berat. misalnya diabetes mellitus, TORCH, Hal 25 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014 hipertensi termasuk preeklampsi dan IMPLIKASI eklampsi ( Bobak, 2005). Berdasarkan hasil penelitian di atas bahwa Hasil penelitian ini berimplikasi pada ada sebanyak 88 (55%) kasus bayi dengan pemberian asuhan keperawatan khususnya BBLR yang dilahirkan dari ibu yang keperawatan maternitas. mempunyai riwayat preekslampsi berat adalah selama kehamilan. Dan dari analisis lebih keperawatan pada masa ibu hamil perlu lanjut menunjukan bahwa ada hubungan pengakajian yang signifikan anatara PEB dengan factor-faktor risiko terjadinya hipertensi BBLR. mengalami dalam kehamilan atau preeklamsi pada kehamilan dengan PEB mempunyai risiko awal masa kehamilan. Apabila ditemukan 86.7 kali lebih besar dibandingkan dengan factor risiko maka dapat diantisipasi ibu yang tidak mengalami PEB. secara Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian sehingga dapat menimimalisir prognosis Kurniawati dilakukan yang kurang baik akibat dari preeklampsi hubungan yang signifikan antara pre misalnya prematuritas atau kelahiran bayi ekslampsi dengan kelahiran BBLR. Hasil dengan BBLR. Pada ibu (2010) yang yang Dalam hal ini penatalaksanaan lebih dini mendalam untuk asuhan tentang penanganannya yang sesuai dilaporkan oleh Asih,dkk (2005) yang menunjukan bahwa ada hubungan antara preeklampsi pada primipara dengan berat badan lahir rendah di RSUD Cilacap pada tahun 2005 dengan nilai p < 0.05. Penelitian serupa dilakukan oleh Ika (2009) di RSUD Gambiran Kediri dengan hasil ada hubungan antara preeklampsi dengan BBLR dengan nilai p=0.000. Ada hubungan yang signifikan anatara riwayat akan terjadi perubahan fisiolgi –patologi kehamilan ibu dengan PEB dengan BBLR dengan nilai p=0.000. Dari hasil analisis lebih lanjut menunjukan bahwa nilai OR= 86.778 yang berarti bahwa ibu dengan riwayat kehamilan PEB mempunyai risiko 86.7 kali lebih besar untuk Ibu hamil yang mengalami preeklampsi diantaranya SIMPULAN DAN SARAN melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak mempunyai riwayat PEB. pada placenta dan uterus yaitu penurunan sirkulasi darah ke uterus Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat sehingga janin akan kekurangan oksigen maternitas dapat melakuan deteksi dini dan nutrisi yang mengakibatkan gawat faktor risiko terjadinya PEB sehingga janin, terhambat, dapat tertangani secara dini baik dengan prematuritas bahkan terjadi kematian janin upaya promotif, preventif maupun kuratif. dalam rahim (Prawirohardjo, 2006 dan Hal tersebut dapat mengantisipasi adanya Scott,dkk,2006). kegawatdaruttan baik pada ibu maupun pertumbuhan janin 26 Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 12 No 1 Agustus 2014 janin sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. DAFTAR PUSTAKA Asih,dkk.2005. Hubungan antara Antara Preeklampsia pada Primigravida dengan Berat Badan Lahir Rendah di RSDU Clacap Periode Januari – Desember 2005. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing. Volume 1. No. 2 November 2006. Hal. 91-95. Bobak, et all .2005. Maternitas. Jakatra : EGC Keperawatan Ika.2009. Hubungan antara Pre ekslampsi dengan Berat Badan Bayi Rendah (BBLR). Jurnal Ilmiah Perawatan STIKes Hang Tuah Surabaya. Volume. 3.No. 2. April 2012. Hal. 45 – 51. Kurniawati. 2010.Hubungan Pre ekslampsi dengan Kelahiran Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di RSUD Tidak dipublikasikan Sragen. Ladewig.P.W, et al, 2006, Asuhan Keperawatan Ibu- bayi Baru Lahir, Jakarta: EGC Lestari. 2006. Pengaruh Pre ekslampsi terhadap BBLR di RS Cipto Mangunkusumo Periode 1 Januari – 30 Desember 2006. Tidak dipublikasikan Pillitteri. 2003. Maternal and Child Health Nursing: Care of The Childbearing & Childrearing Family, 4th edition, Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Prawirohardjo, 2007. Ilmu Kebidanan, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Saifuddin. 2006. Buku Acuan Nasional: Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Schott, et.al. 2009,Buku Saku: Obstetri dan Ginekologi..Jakarta: EGC 27