IDEOLOGI MUHAMMADIYAH agus arianto Tak Berkategori 5 Januari 2012 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap organisasi tidak dapat dipisahkan dari pendirinya. Demikian pula Muhammadiyah. Ia tidak dapat dipisahkan dari K.H.A. Dahlan dalam mengambil keputusan mendirikan Persyarikatan Muhammadiyahpada tahun 1912, itu dengan maksud agar gagasan dan pokok-pokok pikiran beliau dapat diwujudkan melalui Persyarikatan yang beliau dirikan itu. Beliau menyadari bahwa gagasan dan pokok-pokok pikiran itu tidak mungkin dapat diwujudkan oleh seorang secara sendiri-sendiri termasuk oleh beliau sendiri, tetapi harus oleh sekelompok orang secara bersama-sama dan bekerja sama. Secara garis besar, pokok-pokok pikiran formal itu dapat dikelompokkan menjadi dua jenis pokok pikiran, yaitu pokok pikiran yang bersifat ideologis dan pokok-pokok pikiran yang bersifat strategis. Pokok-pokok pikiran yang dapat dikategorikan sebagai pokok pikiran yang bersifat ideologis, antara lain: Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (Th. 1951), Kepribadian Muhammadiyah (1961), Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (Th. 1969) dan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (Th. 2000). Sedangkan pokok-pokok pikiran yang bersifat strategis, adalah berupa Khittah Perjuangan Muhammadiyahyaitu Langkah Muhammadiyah Tahun 1938-1940, Khittah Muhammadiyah Tahun 1956-1959 (Khittah Palembang), Khittah Ponorogo (Th. 1969), Khittah Ujung Pandang (1971), Khittah Surabaya (Th. 1978) serta Khittah Muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Rumusan Masalah 1.Bagaimana definisi dari ideologi Muhammadiyah itu sendiri? 2.Apa saja konsep dan isi ideologi Muhammadiyah 3.Apa saja hambatan-hambatan ideologi Muhammadiyah dan bagaimana implementasinya? 4.Bagaimana Solusi dan rencana pengembangannya? Tujuan 1.Untuk mengetahui definisi dari ideologi Muhammadiyah 2.Untuk mengetahui konsep dan isi ideologi Muhammadiyah 3.Untuk mengetahui hambatan-hambatan ideologi Muhammadiyah dan bagaimana implementasinya 4. Untuk mengetahui solusi dan rencana pengembangan ideologi 1. PEMBAHASAN . DEFINISI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH Ilmu tentang ide-ide yang mengatasi paham teologis dan metafisik. Kemudian berkembang menjadi sistem keyakinan dan sistem paham yang mengandung konsep, cara berfikir, cita-cita da strategi perjuangan mengenai kehidupan. Berarti, ideologi adalah suatu sistem paham tentang dunia dan berusaha untuk mengubah kehidupan berdasarkan sistem paham tersebut. Didalam idiologi terkandung aspek pandangan dunia (world view), teori maupun strategi perjuangan, dan strategi dalam memandang kehidupan dan melakukan perubahan-perubahan ke arah cita-cita sosial tertentu. Dalam Muhammadiyah ideologi dapat dipahami sebagai sistem paham atau keyakinan dan teori perjuangan untuk mengimplementasikan ajaran islam dalam kehidupan umat melalui gerakan sosial-keagamaan. Karena rujukan dasarnya adalah islam, maka idiologi muhammadiyah tidak akan bersifat dogmatik dan ekslusif secara taklid-buta, sehingga tetapi memiliki watak terbuka. 1.Landasan Normatif Ideologi Muhammadiyah “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung”.(QS. Ali „Imran/3:104) Ma‟ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya. “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali „Imran /3 :110)” KONSEP DAN ISI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH Muhammadiyah adalah suatu organisasi, merupakan alat perjuangan untuk mencapai suatu cita. Muhammadiyah didirikan diatas (berlandaskan) dan untuk mewujudkan pokok pikiran yang merupakan prinsipprinsip/ pendirian-pendirian bagi kehidupan dan perjuangan. Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian yang dimaksud itu adalah hak dan nilai hidup Muhammadiyah secara ideologis. Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian yang dimaksud itu telah terkonsep dalam isi ideologi Muhammadiyah pada Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah. Isi ideologi Muhammadiyah; 1. Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah Hakekat Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah pada hakekatnya merupakan ideologi Muhammadiyah yang memberi gambaran tentang pandangan Muhammadiyah mengenai kehidupan manusia di muka bumi ini, cita-cita yang ingin diwujudkan dan cara-cara yang dipergunakan untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Sebagai sebuah ideologi, Muqaddimah Anggaran Dasar menjiwai segala gerak dan usaha Muhammadiyah dan proses penyusunan sistem kerjasama yang dilakukan untuk mewujudkan tujuannya. Kandungan Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah mengandung 7 (tujuh) pokok pikiran/ prinsip/ pendirian, yaitu; a) Pokok pikiran pertama: “ Hidup manusia harus berdasar Tauhid (meng-Esakan) Allah; ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah”. b) Pokok pikiran kedua: “ Hidup manusia itu bermasyarakat”. c) Pokok pikiran ketiga: “ Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama (masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi, didunia dan akhirat”. d) Pokok pikiran keempat: “ Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenarbenarnya, adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah berbuat ihsan dan islah kepada manusia/ masyarakat”. e) Pokok pikiran kelima: “ Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang sebenar-benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba) perjuangan para Nabi terutama perjuangan Nabi Muhammad SAW”. f) Pokok pikiran keenam: “ Perjuangan mewujudkan pokok-pikiran tersebut hanyalah akan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi. Organisasi adalah satu-satunya alat atau cara perjuangan yang sebaikbaiknya”. g) Pokok pikiran ketujuh: “ Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian seperti yang diuraikan dan diterangkan di muka itu, adalah yang dapat untuk melaksanakan ideologinya terutama untuk mencapai tujuan yang menjadi cita-citanya, ialah terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir batin yang diridhai Allah, ialah Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” 1. Kepribadian Muhammadiyah Kepribadian Muhammadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakekat Muhammadiyah, serta apa yang menjadi dasar dan pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, serta sifat-sifat yang dimilikinya. Kepribadian Muhammadiyah ini berfungsi sebagai landasan, pedoman dan pegangan bagi gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Kepribadian Muhammadiyah ini muncul pada waktu kepemimpinan Bapak Kolonel H.M.Yunus Anis periode 1959-1962. 1. Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah pada dasarnya merupakan rumusan ideologi Muhammadiyah yang menggambarkan tentang hakekat Muhammadiyah, faham agama menurut Muhammadiyah dan misi Muhammadiyah dalam kehidupan berbangasa dan bernegara. MATAN “Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah” terdiri dari 5 angka.5 angka tersebut dibagi menjadi 3 kelompok: Kelompok Satu: Mengandung pokok-pokok persoalan yang bersifat ideologis, yaitu; 1) Muhammadiyah adalah gerakan berasas Islam,bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, untuk melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah dimuka bumi. 2) Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rosul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad SAW sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spiritual, duniawi dan ukhrawi. Kelompok Dua: Mengandung persoalan mengenai faham agama menurut Muhammadiyah, yaitu; 1) Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan: Al-qur‟an dan Sunnah Rasul. 2) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliput bidang-bidang; Aqidah, Akhlaq, Ibadah dan Mu‟amalat Duniawiyat. 1) Kelompok Tiga: Mengandung persoalan mengenai fungsi dan misi Muhammadiyah dalam masyarakat Negara Republik Indonesia, yaitu; Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang berfilsafat Pancasila, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu Negara yang adil makmur dan diridhai Allah AWT. “Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghaffur”. 1. Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah adalah seperangkat nilai dan norma Islami yang bersumber Alqur‟an dan As Sunnah menjadi pola bagi tingkah laku warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat utama yang diridhai Allah SWT. HAMBATAN DAN IMPLEMENTASI Menurut Ketua PP Muhammadiyah 2005-2010, Dr. Sudibyo Markus, hambatan-hambatan yang terjadi dalam tubuh Muhammadiyah sekaligus dalam batang tubuh ideologi Muhammadiyah adalah (1) Hambatan kultural; tarik menarik antara political disengagement dan civic engagement. (2) Hambatan struktural; organisasi terlalu besar. (3) Hambatan paradigmatik, dalam pelaksanaan fungsi khalifah, rahmatan dan risalah. (4) Hambatan programatik, terjebak dalam kegiatan kelembagaan, kurang berfokus pada pendekatan ummah. Menjadi “pengrajin” amal usaha, melahirkan “pulau-pulau“ yang kurang tanggap terhadap lingkungannya. SOLUSI DAN RENCANA PENGEMBANGAN Dua prioritas Muhammadiyah dalam rangka pengembangan ideologi Muhammadiyah dengan tujuan akhir membumikan konsep masyarakat Islam sebenar-benarnya adalah [1] Back to Basics – peningkatan kapasitas lokal/komunitas/akar rumput dan [2] Go International. Keduanya berkaitan dengan peristiwa di tingkat global dengan akar rumput (out there phenomena dengan in here phenomena). Perlu diingat bahwa globalisasi merupakan jalan kembali ke kampung halaman. Dalam konteks ini globalisasi justru memberikan kesempatan untuk menemukan kembali kesadaran ‟lokal‟ kita dan memungkinkan terjadinya hibridasi kebudayaan (akomodasi: menyerap, dan akulturasi: mencyerap danmembagi). Di dunia Internasional Muhammadiyah dianggap sebagai pilar Islam Moderat dan tonggak demokrasi di Indonesia. Banyak yang ingin membantu dan bekerjasama, salah satunya organisasi-organisasi yang tergabung dalam Humanitarian Forum Indonesia (HFI). Muhammadiyah menjadi salah satu dari inisiator organisasi ini. Isu bencana dalam community based disaster reduction management (CBDRM) merupakan bagian dari strategi makro Muhammadiyah sebagai Islamic Society/Civil Society yang bertumpu pada konsep surat Al-Ma‟un, yang mengandung proses (1). Karitatif, (2). Pemberdayaan, (3). Takaful (modal sosial), (4). Ketahanan sosial, (5). Masyarakat yang beradab (civil society). III. PENUTUP A. Kesimpulan 1.Dalam Muhammadiyah ideologi dapat dipahami sebagai sistem paham atau keyakinan dan teori perjuangan untuk mengimplementasikan ajaran islam dalam kehidupan umat melalui gerakan sosial-keagamaan. Karena rujukan dasarnya adalah islam, maka idiologi muhammadiyah tidak akan bersifat dogmatik dan ekslusif secara taklid-buta, sehingga tetapi memiliki watak terbuka. 2. Muhammadiyah adalah suatu organisasi, merupakan alat perjuangan untuk mencapai suatu cita. Muhammadiyah didirikan diatas (berlandaskan) dan untuk mewujudkan pokok pikiran yang merupakan prinsipprinsip/ pendirian-pendirian bagi kehidupan dan perjuangan. Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian yang dimaksud itu adalah hak dan nilai hidup Muhammadiyah secara ideologis. Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian yang dimaksud itu telah terkonsep dalam isi ideologi Muhammadiyah pada Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yaitu: a) Pokok pikiran pertama: “ Hidup manusia harus berdasar Tauhid (meng-Esakan) Allah; ber-Tuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah”. b) Pokok pikiran kedua: “ Hidup manusia itu bermasyarakat”. c) Pokok pikiran ketiga: “ Hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi yang utama dan mengatur ketertiban hidup bersama (masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang haqiqi, didunia dan akhirat”. d) Pokok pikiran keempat: “ Berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenarbenarnya, adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah berbuat ihsan dan islah kepada manusia/ masyarakat”. e) Pokok pikiran kelima: “ Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam yang sebenar-benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila dengan mengikuti jejak (ittiba) perjuangan para Nabi terutama perjuangan Nabi Muhammad SAW”. f) Pokok pikiran keenam: “ Perjuangan mewujudkan pokok-pikiran tersebut hanyalah akan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi. Organisasi adalah satu-satunya alat atau cara perjuangan yang sebaikbaiknya”. g) Pokok pikiran ketujuh: “ Pokok pikiran/ prinsip/ pendirian seperti yang diuraikan dan diterangkan di muka itu, adalah yang dapat untuk melaksanakan ideologinya terutama untuk mencapai tujuan yang menjadi cita-citanya, ialah terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir batin yang diridhai Allah, ialah Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya” 3. Menurut Ketua PP Muhammadiyah 2005-2010, Dr. Sudibyo Markus, hambatan-hambatan yang terjadi dalam tubuh Muhammadiyah sekaligus dalam batang tubuh ideologi Muhammadiyah adalah (1) Hambatan kultural; tarik menarik antara political disengagement dan civic engagement. (2) Hambatan struktural; organisasi terlalu besar. (3) Hambatan paradigmatik, dalam pelaksanaan fungsi khalifah, rahmatan dan risalah. (4) Hambatan programatik, terjebak dalam kegiatan kelembagaan, kurang berfokus pada pendekatan ummah. Menjadi “pengrajin” amal usaha, melahirkan “pulau-pulau“ yang kurang tanggap terhadap lingkungannya. 4. Dua prioritas Muhammadiyah dalam rangka pengembangan ideologi Muhammadiyah dengan tujuan akhir membumikan konsep masyarakat Islam sebenar-benarnya adalah [1] Back to Basics – peningkatan kapasitas lokal/komunitas/akar rumput dan [2] Go International. Keduanya berkaitan dengan peristiwa di tingkat global dengan akar rumput (out there phenomena dengan in here phenomena). Perlu diingat bahwa globalisasi merupakan jalan kembali ke kampung halaman. Dalam konteks ini globalisasi justru memberikan kesempatan untuk menemukan kembali kesadaran ‟lokal‟ kita dan memungkinkan terjadinya hibridasi kebudayaan (akomodasi: menyerap, dan akulturasi: mencyerap danmembagi). Di dunia Internasional Muhammadiyah dianggap sebagai pilar Islam Moderat dan tonggak demokrasi di Indonesia. Banyak yang ingin membantu dan bekerjasama, salah satunya organisasi-organisasi yang tergabung dalam Humanitarian Forum Indonesia (HFI). Muhammadiyah menjadi salah satu dari inisiator organisasi ini. Isu bencana dalam community based disaster reduction management (CBDRM) merupakan bagian dari strategi makro Muhammadiyah sebagai Islamic Society/Civil Society yang bertumpu pada konsep surat Al-Ma‟un, yang mengandung proses (1). Karitatif, (2). Pemberdayaan, (3). Takaful (modal sosial), (4). Ketahanan sosial, (5). Masyarakat yang beradab (civil society) B. Saran Gerakan Muhammadiyah sejak awal berdirinya telah memiliki sebuah ideologi sesuai dengan semangat Islam sebagai rahmat bagi seluruh semesta. Ruh ideologi ini terartikulasi secara berbeda sesuai dengan perkembangan zaman guna menciptakan suasana kemajuan dan suasana ketentraman dalam arti”gembira”.Namun ‘maju dan gembira’ merupakan frasa yang seharusnya tidak pupus dalam cara kerja ideologi Muhammadiyah. Dalam konteks sekarang, maju dan gembira haruslah dimaknai dengan cara pandang baru, yakni: - Menguatkan komitmen kepada kelompok yang tidak terlindungi (mustadl‟afin) dan yang lemah (dlu‟afa). - Mobilisasi sumber daya yang ada di Muhammadiyah untuk keluar dari dominasi kekuatan pasar global. - Membangun solidaritas kolektif dan membangun kohesivitas secara terstruktur. - Mengembangkan modal sosial (social capital), sebagai kompensasi bagi hilangnya akses sumber daya alam dan meningkatkan kepercayaan „trust‟ dalam manajemen sumberdaya manusia. - Penyeimbang proses demokratisasi dan good governance. IV. DAFTAR PUSTAKA Hambali, A.2006. Ideologi dan Strategi Muhammadiyah. Suara Muhammadiyah. Yogyakarta: 174 hal. Anonim.2011.Sejarah Organisasi. http://www.mdmc.or.id/index.php. Di akses pada tanggal 05 Januari 2012 Pukul 15.34 PENEGUHAN IDEOLOGI MUHAMMADIYAH A. LANDASAN NORMATIF IDEOLOGI MUHAMMADIYAH Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali „Imran: 104) Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Ali ‘Imran: 110) B. IDEOLOGI MUHAMMADIYAH 1. IDEOLOGI Sistem paham yang mengandung konsep, cara berfikir, cita-cita dan strategi perjuangan mengenai kehidupan. 2. IDEOLOGI MUHAMMADIYAH Sistem keyakinan, cita-cita, dan perjuangan Muhammadiyah 3. KANDUNGAN/UNSUR IDEOLOGI 1. 2. 3. Paham Islam dalam Muhammadiyah Hakikat Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam Misi dan Sistem Perjuangan Muhammadiyah 4. KENAPA HARUS IDEOLOGI ??? 1. Kyai Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah karena pandangan hidupnya tentang Islam al-Ruju‟ ila al-Quran wa al-Sunnah 2. Muhammadiyah berdiri karena dorongan cita-cita dan perjuangan untuk pembaruan kehidupan umat Islam melalui gerakan Dakwah dan Tajdid (QS Ali Imran: 104) 3. Muhammadiyah dalam perjalanan sejarahnya menghadapi pelemahan ruh gerakan (internal) dan berbagai tantangan dari luar (eksternal) 5. FUNGSI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menjelaskan dan menanamkan pandangan dunia (world-view) “Islam Agamaku, Muhammadiyah Gerakanku” Membangun komitmen idealisme untuk menjalankan misi dan cita-cita gerakan Mengikat solidaritas kolektif yang kokoh Menyusun dan melaksanakan garis perjuangan dan strategi perjuangan Memobilisasi anggota untuk mencapai tujuan Membela/menjaga keutuhan/eksistensi organisasi sesuai prinsip gerakan C. SPIRIT / RUH BERMUHAMMADIYAH 1. Aktif Muhammadiyah harus memiliki idealisme hidup: Tujuan Hidup (Al-Fath: 29), Fungsi Hidup Ibadah (Ad-Dzariyat: 56) dan Kekhalifahan (Al-Baqarah: 30), Pedoman Hidup (Ar-Rum: 30); dan Menjalankan Misi Utama (Al-Anbiya: 107) Ruh Beragama & Makna Hidup 2. Muhammadiyah Gerakan Islam (QS Ali Imran: 104) untuk Mewujudkan Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (Ali Imran: 110) Pelaku Gerakan Muhammadiyah 3. Bermuhammadiyah harus berada dalam satu barisan yang solid/kokoh (Ash-Shaff: 4) dan tidak boleh bercerai-berai (Ali Imran: 103) 4. Sistem Gerakan Muhammadiyah D. IDEALISME HIDUP a. Tujuan Hidup (Al-Fath/48: 29) َّ َضالً ِّمه َّ سى ُه ْ َس َّجداً يَ ْبتَغُىنَ ف ُ ً َّللاِ َواىَّ ِريهَ َم َعهُ أَ ِشدَّآ ُء َعيَى ا ْى ُنفَّا ِز ُز َح َمآ ُء بَ ْيىَهُ ْم تَ َساهُ ْم ُز َّمعا ُ ُّم َح َّم ٌد َّز َِّللا ًض َىاوا ْ َو ِز Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, (QS.Al-Fath/49.28) b. Fungsi Hidup Ibadah dan Kekhalifahan : ُون َ ََ َما َخيَ ْقتُ ا ْى ِجهَّ َوا ِإل ِ وس إِالَّ ىِيَ ْعبُد Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (AdDzariyat /51:56) ض َخيِيفَ ًت ِ َوإِ ْذ قَا َه َزبُّ َل ىِ ْي َمالَئِ َن ِت إِوِّي َجا ِع ٌو فِي األَ ْز Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (AlBaqarah/2: 30) c. Pedoman Hidup (Ar-Rum: 30) َّ ق َّ َفَؤَقِ ْم َو ْج َه َل ىِيدِّي ِه َحىِيفا ً فِ ْط َسة س الَ يَ ْعيَ ُمىن َ ََّّللاِ اىَّتِي فَطَ َس اىى ِ َّللاِ َذىِ َل اىدِّيهُ ا ْىقَيِّ ُم َوىَـ ِنهَّ أَ ْمثَ َس اىىَّا ِ اس َعيَ ْي َها الَ تَ ْب ِدي َو ىِ َخ ْي Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. d. Menjalankan Misi Utama (Al-Anbiya: 107) َس ْيىَا َك إِالَّ َز ْح َمتً ىِّ ْي َعاىَ ِميه َ َو َمآ أَ ْز Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. E. PAHAM AGAMA DALAM MUHAMMADIYAH 1. ISLAM sebagai Wahyu Allah ialah ajaran berupa perintah, larangan, dan petunjuk untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia & akhirat 2. Bersumber pada Al-Quran dan Sunnah Nabi yang shahih dengan menggunakan akal pikiran sesuai Ajaran Islam 3. Ajaran Islam meliputi „Aqidah, „Ibadah, Akhlaq, dan Mu‟amalat Dunyawiyah 4. Paham Islam Murni dan Berkemajuan sehingga Islam menjadi Rahmatan lil-‟Alamin F. MUQADDIMAH AD MUHAMMADIYAH Substansi Ideologi 1. 2. 3. Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah. Hidup manusia bermasyarakat. Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia akhirat. 4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kpd kemanusiaan. 5. „Ittiba kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad s.a.w. 6. Melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi. G. HAKIKAT MUHAMMADIYAH 1. MUHAMMADIYAH sebagai Gerakan Islam yang bertujuan mewujudkan Masyarakart Islam yang sebenar-benarnya 2. MUHAMMADIYAH melaksanakan Dakwah dan Tajdid melalui berbagai usaha 3. MUHAMMADIYAH bergerak melaui Sistem Organisasi/Persyarikatan 4. MUHAMMADIYAH memiliki Keyakinan/Cita-cita Hidup, Kepribadian, Khittah, Pedoman Hidup Islami, AD/ART, dan prinsip-prinsip dasar Islam dalam gerakannya yang mengikat H. KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH 1. Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan, 2. 3. 4. 5. 6. 7. Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan falsafah negara yang sah, Amar ma‟ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan, sesuai dengan ajaran Islam 8. Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya 9. Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai Allah 10. Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana I. MISI DAN STRATEGI PERJUANGAN MUHAMMADIYAH 1. MISI Muhammadiyah (1) Menegakan Tauhid yang murni berdasarkan Al-Quran dan AsSunnah (2) Menyebarluaskan Ajaran Islam yang bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah, DAN (3) Mewujudkan Islam dalam kehidupan Pribadi, Keluarga, dan Masyarakat 2. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan negara republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan UUD 1945 untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridlai Allah SWT: “Baldantun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur” 3. Muhammadiyah tidak berpolitik-praktis, berjuang sebagai kekuatan moral untuk kemajuan bangsa J. PERAN ‘AISYIYAH 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menjadi pilar strategis Muhammadiyah dalam gerakan perempuan Spesifikasi/Revitalisasi program unggulan „Aisyiyah sebagai prioritas gerakan TK ABA Peningkatan & Pengembangan SDM kader perempuan Muhammadiyah Mengintensifkan pembinaan ideologis sebagai bagian dari revitalisasi gerakan Dinamisasi pemikiran dan orientasi aksi gerakan Pelangsung gerakan Muhammadiyah sesuai bidang gerakannya K. MERAPATKAN BARISAN DALAM GERAKAN ًّ ص )٤ :ص (الصّف ٌ ص ْى ُ ف مَؤَوَّهُ ْم بُ ْىيَهٌ َم ْس َ سبِ ْييِ ِه َ اَِِ نَّ َّللاَ يُ ِح ُّب اىَّ ِريْهَ يُقَتِيُ ْىن فِي