peran politik muhammadiyah

advertisement
1

Sebagai organisasi Islam, Muhammadiyah
memiliki beban sejarah dan tanggungjawab
yang besar untuk memainkan peranannya
sebagai kekuatan kemasyarakatan (civil
society, masyarakat madaniyah) untuk turut
serta menjadikan Indonesia sebagai bangsa
yang maju, adil, makmur, sejahtera,
bermartabat, dan berdaulat di hadapan
bangsa-bangsa lain
2

Peran sejarah yang penting dan strategis itu
hanya dapat dilakukan manakala
Muhammadiyah mampu berdiri dalam posisi
yang benar, tepat, dan memiliki modal sosial
yang tinggi sebagai gerakan Islam yang
mengemban fungsi dakwah dan tajdid
3

Karenanya Muhammadiyah dituntut
untuk selalu melakukan revitalisasi
seluruh aspek dan struktur gerakannya
sehingga mampu bermain secara
dinamis dalam menjalankan perannya
dengan tetap berdiri kokoh di atas
fondasi atau prinsip gerakannya
4

Dr. Alfian, seorang peneliti Muhammadiyah
menyatakan bahwa dalam
perkembangannya Muhammadiyah
sesungguhnya memainkan tiga peranan yang
saling terkait, yaitu:
1) sebagai reformis keagamaan (melakukan
gerakan memurnikan agama Islam, antara
lain dengan memberantas takhayul, bid’ah,
dan khurafat)
5
2)
3)
sebagai pelaku perubahan sosial yang
bertujuan memodernisasi umat muslim
Indonesia agar terangkat dari
ketertinggalannya mencapai tempat
terhormat di dunia modern
sebagai kekuatan politik yang dapat
memberikan pengaruhnya bagi
pemerintah dan negara
6



Politik secara klasik berkaitan dengan urusan
negara atau pemerintahan
Politik dalam ranah yang konkret selalu
dikaitkan dengan kekuasaan, termasuk di
dalamnya pengaruh dan kekuatan
Politik juga berkaitan dengan beragam
kegiatan manusia dalam sistem politik,
karenanya politik sering dikaitkan dengan
kepentingan atau seni memperjuangkan
kepentingan
7

Politik juga menyangkut nilai, yakni
alokasi nilai yang dipandang berharga
untuk diperjuangkan dalam kehidupan
masyarakat, sehingga politik tidak bisa
dilepaskan dari masyarakat sebagai
makhluk politik
8

Dalam konteks pengelolaan negara dan
pemerintahan, politik tidaklah sekedar
urusan perjuangan kekuasaan (power
struggle) semata, yaitu berupa perjuangan
who gets what, when and how (siapa
mendapatkan apa, kapan dan bagaimana
caranya), yang selanjutnya sering disebut
politik praktis atau real politics
9

Tetapi, politik juga terkait pengoperasian
negara/pemerintahan dalam banyak hal, di
antaranya:
a) bagaimana negara atau pemerintahan itu
diurus atau dikelola dengan benar (how to
manage state)
b) Menyangkut penentuan kebijakan umum
(public policy), yakni menentukan
keputusan-keputusan praktis dan strategis
untuk kepentingan hajat hidup rakyat
10
c)
d)
Pengelolaan urusan kepentingan umum
(public interest), yakni bagaimana hajat hidup
orang banyak tertutama warganegara
diperjuangkan
Terkait urusan kebaikan atau kebajikan umum
(public goods), yakni tegaknya hal-hal yang
baik bagi kepentingan orang banyak seperti
tegaknya keadilan, kebenaran, moral, dan
hal-hal yang positif secara objektif dan
dibutuhkan masyarakat luas
11
Dalam perjalanannya, sebagai gerakan sosial
besar yang terorganisasi baik di Indonesia,
Muhammadiyah tampaknya tidak mampu
menghindar untuk terlibat dalam politik
 Muhammadiyah tetap mampu memilah atau
melakukan pembagian kerja antara ranah politik
kekuasaan yang menjadi fungsi-tugas kekuatan
politik (oleh partai politik) dan politik
kemasyarakatan atau kebangsaan yang menjadi
fungsi-tugas kelompok-kelompok kepentingan
(interest groups), termasuk Muhammadiyah

12

Peran politik Muhammadiyah ini tidak
terlepas dari pandangan filosofis Islam yang
dimiliki oleh Muhammadiyah, di mana
Muhammadiyah memahami tidak ada
pemisahan antara Agama dan Negara, dan
juga perkembangan Muhammadiyah sebagai
kelompok kepentingan besar dalam politik
Indonesia
13
Perkembangannya Muhammadiyah menunjukkan
bahwa sebagai organisasi non-politik tidak pernah
memainkan politik secara langsung dan terbuka
sebagaimana partai politik
 Muhammadiyah pernah menyerahkan aspirasi
politiknya pada Syarekat Islam/SI (sekitar tahun akhir
’30-an), Masyumi (awal tahun ‘50-an), Parmusi (tahun
‘71), dan --- mungkin --- PAN (tahun ’99)
 Tipe-tipe logika situasional (baik lokal dan maupun
nasional) inilah dalam perkembangannya yang
menentukan peran politik Muhammadiyah

14

Tetapi perkembangan Muhammadiyah
sebagai kelompok kepentingan dengan
tujuan-tujuan keagamaan dan sosialnya yang
nyata dan jelas, yang ditunjukkan melalui
berbagai cara, sesungguhnya merupakan
bukti bahwa Muhammadiyah memiliki
peranan sebagai salah satu kekuatan politik
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Republik Indonesia
15


Muhammadiyah lebih memilih perjuangan
membangun bangsa dan negara melalui jalur
gerakan kemasyarakatan non-politik-praktis
atau di luar perjuangan partai politik
Bagi Muhammadiyah politik memang penting
dan strategis, karena itu tidak dapat dinegasikan
apalagi dibuang jauh-jauh dari kehidupan. Yang
diperlukan ialah bagaimana menegakkan politik
yang sehat dan para pelaku politik yang sama
sehatnya, sehingga politik menjadi alat strategis
untuk sebesar-besarnya kemaslahatan hidup
umat manusia
16

Karena itu Muhammadiyah memandang
perlunya pembagian peran antara kekuatan
civil-society dengan peran politik
kebangsaannya tidak kalah pentingnya untuk
membangun bangsa dan negara mencapai
tujuannya, dengan partai politik yang tidak
sekadar melakukan perjuangan meraih,
menduduki, dan mempertahankan kekuasaan di
pemerintahan meskipun hal itu memang
pekerjaan utama partai politik secara legal
17

Partai politik juga dituntut melakukan
pendidikan politik dan mengoperasikan
fungsi-fungsi politik negara yaitu mengelola
pemerinatahan dengan benar, merumuskan
dan menentukan kebijakan-kebijakan
publik, menegakkan kebajikan-kebajikan
politik, yang semuanya dihajatkan untuk
sebesar-besarnya kepentingan rakyat dan
negara
18


Pilihan politik yang demikian bukan karena
Muhammadiyah alergi atau anti-politik dan
bukan pula karena kekalahan di ranah politik
Tetapi sejak awal memang Muhammadiyah
diproyeksikan untuk menjadi gerakan Islam
yang berjuang di lapangan dakwah dan tajdid
kamasyarakatan serta tidak menjadi gerakan
atau kekuatan politik sebagaimana lembaga
partai politik
19


Untuk menjaga Muhammadiyah agar tetap
berada di jalur dakwah, maka Muhammadiyah
merumuskan khittah perjuangannya yang
berfungsi sebagai spirit dan panduan atau garis
perjuangan gerakan Muhammadiyah secara
keseluruhan
Di antara khittah yang dimiliki Muhammadiyah
adalah Khittah Denpasar tahun 2002 tentang
Khittah Berbangsa dan Bernegara, yang di
dalamnya terkandung pandangan sekaligus
garis dan alternatif langkah Muhammadiyah
dalam menghadapi politik
20


Menurut Haedar Nashir, Khittah Denpasar
merupakan konsep yang memberikan
penjelasan mengenai pandangan
Muhammadiyah tentang politik, posisi
Muhammadiyah dalam politik, dan pilihan jalan
keluar dari tidak berpolitik-praktis
Khittah Denpasar sebenarnya merupakan
Khittah utama yang dapat menjadi bingkai
pandangan, pembatas, sekaligus jalan keluar
bagi Muhammadiyah dalam menghadapi politik
21


Karena Khittah Muhammadiyah merupakan
garis atau bingkai pembatas mana yang boleh
dan tidak boleh dilakukan Muhammadiyah,
yang mengikat seluruh anggota lebih-lebih
pimpinannya
Maka diperlukan konsistensi komitmen dari
anggota Muhammadiyah untuk menjadikan
Khittah benar-benar sebagai garis pembatas dan
pembingkai gerakan Islam ini dalam
menghadapi dunia kehidupan politik
22
Download