1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat
penting bagi perekonomian suatu negara. Seiring pesatnya perkembangan dunia
usaha dalam beberapa tahun terakhir, pasar modal muncul sebagai alternatif sumber
pembiayaan yang andal. Menurut Hartono (2013:29) pasar modal adalah sarana
bagi perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan
menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Guler dan Yimaz (2008) memandang
pasar modal dari dua sudut pandang. Pertama, jika dilihat dari sudut pandang
perusahaan yang membutuhkan dana, pasar modal memberikan alternatif
pendanaan eksternal guna memenuhi kebutuhan dana jangka panjang. Kedua, dari
sisi investor, pasar modal adalah alternatif investasi keuangan yang akan
memberikan keuntungan berupa return.
Investasi menurut Hartono (2013:5) adalah sebuah upaya penundaan
konsumsi sekarang untuk dialihkan ke aktiva produktif selama periode waktu
tertentu sehingga diharapkan akan mampu meningkatkan utilitas total. Investor
yang rasional akan memilih portofolio yang efisien. Investor yang rasional adalah
investor yang berinvestasi untuk jangka panjang dan berharap memperoleh return
tertentu di masa depan. Misalnya, seorang investor rasional menginvestasikan
dananya dalam bentuk saham, maka investor tersebut tidak akan terpengaruh
terhadap perubahan harga saham jangka pendek, karena tujuannya adalah
1
keuntungan jangka panjang, bukan keuntungan jangka pendek. Hal ini akan
berbeda dengan investor yang menginginkan keuntungan jangka pendek. Investor
yang menginginkan keuntungan jangka pendek cenderung spekulatif dan memilih
untuk memperjualbelikan saham segera setelah harga saham naik atau turun.
Banyaknya emiten yang ada di pasar saham membuat investor perlu berhatihati dalam memilih saham yang tepat untuk berinvestasi. Investor perlu
memperhatikan kinerja saham perusahaan, terutama kinerja jangka panjang. Saham
yang memiliki kinerja yang baik cenderung stabil dan akan memberikan return
yang baik di masa yang akan datang. Ada beberapa ukuran yang dapat digunakan
untuk mengukur kinerja jangka panjang, misalnya Earning per Share (EPS), Price
to Book Value (PBV), Price Earning Ratio (PER) dan market capitalization.
Earning per Share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih dan
jumlah saham yang beredar. EPS menunjukkan tingkat profitabilitas perusahaan
yang digambarkan oleh setiap lembar saham yang beredar. Informasi EPS
perusahaan juga menggambarkan besarnya laba bersih yang siap dibagikan kepada
pemegang
saham
perusahaan.
Seorang
investor
akan
membeli
dan
mempertahankan saham karena dua alasan, yaitu memperoleh capitel gain dan
dividen. Laba bersih biasanya digunakan sebagai dasar penentuan pembayaran
dividen dan kenaikan nilai saham di masa yang akan datang.
Price to Book Value (PBV) adalah rasio antara harga pasar per lembar
saham dengan nilai bukunya. Menurut Pontiff dan Schall (1998), PBV dapat
digunakan sebagai ukuran penilaian kinerja perusahaan dalam menciptakan nilai
wajar perusahaan atas besarnya modal yang diinvestasikan. Semakin besar rasio ini,
2
akan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, yang ditunjukkan
dengan nilai pasar (market value) perusahaan yang lebih besar dibandingkan
dengan nilai bukunya.
Price Earnings Ratio (PER) merupakan rasio pasar yang digunakan untuk
menilai kewajaran harga suatu saham. PER yang tinggi menunjukkan semakin
mahal harga suatu saham dibandingkan harga per lembar saham. Hal ini
menunjukkan pertumbuhan dan kinerja perusahaan semakin baik atau mempunyai
prospek yang baik sehingga meningkatkan kepercayaan investor terhadap
perusahaan tersebut.
Selain menggunakan rasio-rasio pasar, penilaian kinerja jangka panjang
juga dapat dilakukan dengan menggunakan ukuran market capitalization atau
kapitalisasi pasar. Para investor biasanya tertarik pada saham yang memiliki
kapitalisasi pasar yang besar karena memiliki pertumbuhan yang baik dan memiliki
risiko yang rendah. Dalam jangka panjang, investasi pada saham yang memiliki
kapitalisasi pasar yang besar tentu berpotensi memberikan keuntungan yang besar
pula.
Pasar modal merupakan instrumen ekonomi yang memfasilitasi pertemuan
supply dan demand dana jangka panjang, sehingga keberhasilan pembentukan suatu
pasar modal sangat dipengaruhi faktor supply dan demand tersebut. Selain faktor
supply dan demand, kinerja suatu pasar modal juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan politik dan ekonomi. Husnan (2005:8) menyebutkan bahwa faktorfaktor yang memengaruhi keberhasilan suatu pasar modal antara lain: supply dan
3
demand sekuritas, kondisi politik dan ekonomi, masalah hukum dan peraturan, serta
peran lembaga-lembaga pendukung pasar modal.
Faktor lingkungan politik memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
pasar modal, karena walaupun tidak terkait secara langsung, faktor politik tetap
tidak dapat dipisahkan dari aktivitas perdagangan saham. Faktor politik seringkali
menjadi faktor utama pemicu fluktuasi harga dan volume perdagangan saham
karena berkaitan erat dengan kestabilan perekonomian negara. Ketika Joko Widodo
mengumumkan secara resmi maju sebagai calon presiden pada Jumat, 14 Maret
2014, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat tajam dari kisaran 4.6804.720 menembus level 4.800 (Tempo, 14 Maret 2014). Kenaikan tajam ini
menunjukkan bahwa pelaku pasar modal memiliki ekspektasi cukup besar terhadap
pencalonan Joko Widodo.
Faktor lingkungan ekonomi yang mempengaruhi pasar modal dapat berupa
lingkungan ekonomi mikro maupun lingkungan ekonomi makro. Kondisi ekonomi
mikro berkaitan dengan kinerja perusahaan, perubahan strategi perusahaan,
pengumuman pembagian dividen, dan sebagainya. Sedangkan kondisi ekonomi
makro yang dapat mempengaruhi pasar modal antara lain kebijakan fiskal,
kebijakan moneter, regulasi pemerintah di sektor riil dan keuangan, dan sebagainya.
Kebijakan dan regulasi pemerintah di sektor riil dan keuangan juga
memiliki peranan yang signifikan terhadap perdagangan saham di pasar modal.
Salah satu contoh kebijakan pemerintah yang berdampak langsung terhadap
perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia adalah pengumuman penurunan harga
jual semen.
4
Industri semen merupakan salah satu industri yang penting dan strategis.
Pertumbuhan industri semen di Indonesia diproyeksikan akan terus berkembang
seiring permintaan semen domestik yang juga diproyeksikan akan terus meningkat
setiap tahunnya. Laporan tahunan PT Semen Indonesia (SMGR) tahun 2014
menyebutkan bahwa ada enam faktor yang mendorong pertumbuhan permintaan
semen secara berkelanjutan :
1. Populasi penduduk Indonesia yang sangat besar disertai laju
pertumbuhan yang tinggi merupakan potensi penting pendorong
meningkatnya permintaan semen.
2. Komitmen pemerintah untuk meningkatkan belanja infrastruktur, yaitu
dengan mengalihkan sebagian subsidi BBM pada sektor infrastruktur
3. Konsumsi semen per kapita di Indonesia yang masih berada di bawah
rata-rata konsumsi semen per kapita di Asia.
4. Prospek jangka panjang ekonomi Indonesia yang terus bertumbuh.
5. Indonesia masih menjadi tujuan utama untuk berinvestasi, baik sektor
industri maupun pembangunan akses infrastruktur dasar.
6. Pemberlakuan MEA tahun 2015 akan membuka pasar yang lebih luas
lagi bagi industri semen.
Menurut data yang dirilis Bank Mandiri dalam buletin Industry Update
Volume 6, April 2010, saat ini terdapat sembilan produsen semen yang beroperasi
di Indonesia, dengan pangsa pasar terbesar dikuasai oleh Semen Gresik Group
(Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa) yakni sekitar 45%. Sementara
produsen lain yaitu Indocement memiliki pangsa pasar penjualan sekitar 30% dan
5
Holcim Indonesia sekitar 15%. Sisanya adalah produsen semen lain yang terdiri
atas Semen Andalas, Semen Baturaja, Semen Bosowa, dan Semen Kupang, yang
menguasai sekitar 10% pangsa pasar secara total. Berdasarkan penguasaan pangsa
pasar tersebut, dapat disimpulkan bahwa hanya terdapat tiga pelaku usaha yang
memiliki pangsa pasar sebagai market leader, yaitu Semen Gresik Group (SMGR),
Indocement dan Holcim.
Tabel 1.1
Daftar Perusahaan Semen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
per September 2014
No.
Kode Saham
Nama Emiten
1.
INTP
Indocement Tunggal Prakasa Tbk.
2.
SMBR
Semen Baturaja (Persero) Tbk.
3.
SMCB
Holcim Indonesia Tbk.
4.
SMGR
Semen Indonesia (Persero) Tbk.
5.
WTON
Wijaya Karya Beton Tbk
Tanggal IPO
5 Desember 1989
28 Juni 2013
10 Agustus 1997
8 Juli 1991
8 April 2014
Sumber : Bursa Efek Indonesia (2015)
Pada Jumat, 16 Januari 2015 pemerintah mengintervensi harga jual semen
dengan mengumumkan penurunan harga jual semen sebesar Rp3.000,00 per sak.
Sebelum diturunkan, harga semen berkisar antara Rp49.000,00-Rp63.000,00 per
sak, sehingga setelah diturunkan harganya menjadi sekitar Rp46.000,00Rp63.000,00. Sebenarnya, kebijakan ini ditujukan hanya bagi perusahaan semen
BUMN, yaitu Semen Indonesia (SMGR), Wijaya Karya Beton, dan Semen
Baturaja. Namun, karena perusahaan yang terdampak dari pengumuman ini
6
mempengaruhi hampir separuh pangsa pasar semen domestik, pengumuman
penurunan harga jual tersebut secara langsung maupun tidak langsung mendorong
produsen lain untuk menyesuaikan harga. Pengumuman ini juga berdampak pada
perdagangan bursa saham perusahaan semen di Bursa Efek Indonesia. Harga saham
perusahaan semen di Bursa Efek Indonesia mengalami penurunan yang sangat
signifikan selama beberapa waktu setelah pengumuman tersebut.
Penelitian ini berupa studi peristiwa yang didesain untuk mengetahui
pengaruh kinerja jangka panjang yang ditunjukkan oleh EPS, PER, PBV, dan
market capitalization pada variabilitas harga saham dan return saham-saham
perusahaan semen saat peristiwa pengumuman penurunan harga jual semen. Return
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah abnormal return.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian yang
akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah harga dan abnormal return saham perusahaan semen yang memiliki
kinerja jangka panjang yang baik, yang tercermin dari nilai EPS, PER, PBV,
dan market capitalization terpengaruh oleh peristiwa pengumuman
penurunan harga jual semen?
7
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan jangka panjang perusahaan
semen terhadap variabilitas harga saham dan abnormal return saham
perusahaan semen saat peristiwa pengumuman penurunan harga jual semen.
2. Untuk mengetahui reaksi pasar terhadap masing-masing saham perusahaan
semen yang diteliti berdasarkan kinerja keuangan jangka panjang
perusahaan tersebut.
1.4 Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat, baik bermanfaat
secara teoritis maupun praktis.
a.
Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah pedoman atau
referensi untuk penelitian berikutnya yang memiliki topik sejenis. Selain itu,
penulis berharap penelitian ini dapat memberikan informasi dan sumbangan
pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya pengembangan
kajian tentang variabilitas harga saham dan abnormal return.
8
b. Manfaat praktis
1. Bagi perusahaan:
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi perusahaan
semen untuk menentukan strategi yang tepat dalam mengantisipasi hal
serupa di masa depan.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemerintah
sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan/kebijakan yang dapat
mempengaruhi pasar saham.
3. Bagi peneliti lain:
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan kajian
pustaka apabila ingin melakukan penelitian yang sejenis.
1.5 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, penelitian ini dijabarkan dalam lima bab dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah yang menjadi landasan
pemikiran penelitian ini. Pertanyaan penelitian berisi pertanyaan tentang suatu
fenomena, keadaan, dan/atau konsep yang memerlukan jawaban melalui suatu
penelitian. Tujuan dan manfaat penelitian merupakan hal yang diharapkan dapat
dicapai dari suatu penelitian yang berdasarkan pada latar belakang masalah dan
rumusan masalah. Pada bagian akhir bab ini terdapat sistematika penulisan yang
9
menguraikan ringkasan materi yang akan dibahas dalam setiap bab ada di dalam
skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan telaah teoritis yang digunakan sebagai dasar dalam
penelitian ini. Dalam bab ini, memuat beberapa hal antara lain tentang teori pasar
efisien, definisi event study, definisi return dan abnormal return, dan definisi
kinerja jangka panjang seperti EPS, PER, PBV dan Market Capitalization.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan menjelaskan metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian skripsi ini, yang mencakup jenis penelitian, obyek penelitian, metode
pengumpulan data, dan metode analisis data.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis menjelaskan tentang profil masing-masing obyek
penelitian. Bab ini juga mencakup hasil analisis penulis yang diperoleh dari
penelitian yang telah dilakukan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bab terakhir dari skripsi ini yang berisi simpulan dari hasil
penelitian dan saran dari pembahasan. Saran yang diajukan berkaitan dengan
penelitian dan berupa anjuran yang diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak
yang memiliki kepentingan dengan penelitian ini.
10
Download