BAB V S IMPULAN DAN S ARAN V.1 Simpulan Berdasarkan hasil evaluasi rekonsiliasi laporan keuangan komersial menjadi laporan keuangan fiskal PT.X tahun 2006 sampai dengan 2008, dapat ditarik simpulan akun-akun yang harus dikoreksi adalah: 1. Seluruh biaya penjualan, administrasi dan umum dilakukan koreksi secara proposional (penghasilan yang terkena pajak penghasilan final dibagi dengan keseluruhan pendapatannya ) karena terdapat unsur biaya yang tidak dapat dipisahkan untuk mendapatkan, menagih dan memeliharan penghasilan yang terkena pajak penghasilan (pendapatan joint promotion). 2. Biaya Telepon dan Biaya Spare Part Koreksi 50% karena ada biaya pengisian pulsa dan perbaikan telepon seluler karyawan dan biaya spare part atas mobil jenis sedan. 3. Biaya Representasi, Biaya Iuran, Biaya Pengurusan dan Ijin-ijin Pengeluaran biaya ini tidak didukung dengan daftar normatif dan bukti yang kuat. Sehingga biaya ini harus dikoreksi. 4. Biaya M akan Bersama dan Biaya Seragam 92 Dikoreksi karena tidak diberikan kepada seluruh karyawan dan tidak diakui sebagai tunjangan bagi karyawan tersebut. 5. Biaya Pajak Penghasilan Pasal 21 Dikoreksi karena bagi karyawan tidak diakui sebagai tunjangan pajak. Berdasarkan evaluasi antara laporan keuangan fiskal yang dilakukan oleh PT.X dengan penulis, dapat disimpulkan bahwa: 1. PT.X belum sepenuhnya melakukan pembebanan biaya secara benar karena dalam biaya PT.X masih terkandung biaya-biaya yang seharusnya tidak bisa dibebankan sebagai biaya namun PT.X tidak memisahkannya. 2. PT.X tidak melakukan koreksi secara proposional atas keseluruhan biaya penjualan dan umum. Sedangkan didalam penghasilan PT.X salah satunya terdapat penghasilan joint promotion yang terkena pajak penghasilan final. Hal ini dikarenakan PT.X ragu-ragu untuk melakukan koreksi. 3. Laporan keuangan fiskal yang dibuat PT.X, laba kena pajak (rugi) mengalami kerugian yang lebih besar dibandingkan dengan kerugian di laporan keuangan fiskal yang penulis buat. 4. PT.X kurang maksimal dalam melakukan perencanaan pajak, sehingga cukup banyak biaya yang harus dikoreksi fiskal, padahal seharusnya dapat diatur agar bisa dibebankan sebagai biaya. 93 V.2 S aran Saran yang dapat penulis berikan kepada PT.X sebagai masukan untuk lebih bijak dalam melakukan koreksi dan perencanaan pajak yaitu : 1. Dalam pembebanan biaya harus dipisahkan antara yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan dan yang tidak, Karena hal ini penting untuk menghitung laba kena pajak (rugi) secara fiskal. 2. Dalam setiap melakukan pembebanan biaya harus didasarkan dengan bukti yang kuat. Untuk biaya representasi sebaiknya dibuat daftar normatif dan dilampirkan pada surat pemberitahuan agar biaya tersebut dapat dibebankan secara fiskal. 3. Biaya pajak penghasilan pasal 21 yang ditanggung PT.X, biaya seragam, biaya makan bersama dan biaya pulsa telepon seluler disarankan diakui sebagai tunjangan karyawan sehingga biaya tersebut tidak perlu dikoreksi. Untuk penghitungannya dapat dilakukan secara gross up. 4. Jika ragu dalam melakukan koreksi, sebaiknya ditanyakan dan meminta penjelasan kepada konsultan pajaknya. Lakukan secara rutin setiap bulannya. 5. Pahami dan up date peraturan pajak yang terus mengalami perubahan. Saat ini peraturan yang terbaru adalah Undang-undang pajak penghasilan Nomor 38 Tahun 2008, Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 42 Tahun 2009,Ketentuan Umum Perpajakan Nomor 28 tahun 2007. 94 6. PT.X harus siap dengan laporan keuangan dan bukti-bukti yang mendukung karena sewaktu-waktu dapat dilakukan pemeriksaan pajak akibat PT.X mengalami kerugian yang terus menerus. 7. Sebaiknya segera lakukan pembetulan surat pemberitahuan sebelum PT.X diperiksa dan disidik oleh fiskus. Disarankan bulan depan sudah melakukan pembetulan. Jika sudah sampai diperiksa atau disidik, sanksinya akan lebih berat lagi yaitu berupa pidana kurungan paling lama satu tahun dan denda paling tinggi dua kali jumlah pajak terutang ( berdasarkan Ketentuan Umum Perpajakan Nomor 16 Tahun 2000 Pasal 38). 8. Jangan terlambat lapor ataupun bayar pajak karena jika terlambat melaporkan surat pemberitahuan tahunan maka akan dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp1.000.000. Dan jika terlambat setor akan dikenakan sanksi 2% perbulan. Jika Wajib Pajak alpa tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan dapat merugikan negara yang dilakukan pertama kali tidak dikenai sanksi pidana tetapi dikenai sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 200% dari pajak yang kurang dibayar. Lakukan penyetoran dan pelaporan surat pemberitahuan paling lambat akhir bulan april setelah tahun pajak berakhir (berdasarkan undang-undang terbaru tahun 2009). 95