XML - Jurnal Universitas Siliwangi

advertisement
PRINSIP ANDRAGOGI PADA PERFORMASI TUTOR
PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Lilis Karwati
Jurusan PLS FKIP Universitas siliwangi
[email protected]
Abstrak: Pendidikan Orang Dewasa adalah suatu proses dimana orang-orang yang sudah
memiliki peran sosial sebagai orang dewasa melakukan aktivitas belajar yang sistematik dan
berkelanjutan dengan tujuan untuk membuat perubahan dalam pengetahuan, sikap, nilainilai, dan keterampilan, sehingga dalam proses pengajarannya harus dilakukan melalui
penerapan metode pembelajaran Andragogi sehingga tutor dalam melaksanakan kegiatan
program pendidikan Luar Sekolah di lapangan sesuai dengan pendekatan
prinsiporangdewasa sehingga tujuan
membangun manusia dan pembangunan bangsa
dapat tercapai . berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, akan tetapi di
lapangan, tidak sedikit orang dewasa yang harus mendapat pendidikan luar sekolah,
misalnya pendidikan dalam bentuk keterampilan, kursus-kursus, penataran dan sebagainya.
Untuk membelajarkan orang dewasa melalui pendidikan orang dewasa dapat dilakukan
dengan berbagai metoda dan strategi yang diperlukannya. Dalam hal ini, dalam
pembelajaran orang dewasa memiliki kematangan konsep diri bergerak dari ketergantungan
seperti yang terjadi pada masa kanak-kanak menuju ke arah kemandirian atau pengarahan
diri sendiri.
Kata Kunci: Andragogi, Performansi Tutor
Abstract: Adult Education is a process where people who already have a social role as adult
learning activities are continuous and systematic with the aim to make the changes in
knowledge, attitudes, values, and skills, so that in the process of teaching should be done
through the implementation of Andragogy learning methods so that tutors in conducting
educational programs in the field of School accordance with prinsiporangdewasa approach
so that the goal of building human and nation building can be achieved. various policies set
by the government, but on the field, not a few adults who have to get out of school education,
for example in the form of skills training, courses, upgrading and so forth. To membelajarkan
adults through adult education can be done by various methods and strategies needed. In
this case, the adult learning has a maturity of self-concept moves from dependency as
occurs in childhood toward independence or self-direction.
Keywords: Andragogi, Tutor Performance.
PENDAHULUAN
pembelajaran, dimana peserta maupun
Permasalahan yang paling sering muncul
tidak mampu menerima dengan baik bahan
dalam
belajar yang diajarkan oleh tutor. Salah
pelaksanaan
pendidikan
luar
sekolah adalah hasil belajar, output dan
satu
outcomenya.
pembelajaran
Ketidakmampuan
peserta
penyebab
ketidakberhasilan
pendidikan
luar
sekolah
memahami dengan baik materi dalam
adalah belum diterapkanya prinsip prinsip
bentuk
belajar
pengetahuan,
sikap,
dan
orang
dewasa,,
metode
keterampilan merupakan indikasi kurang
pembelajaran yang tidak sesuai dengan
berhasilnya
luar
prosedur pelaksanaannya dan andragogi
sekolah. Rendahnya hasil belajar sebagai
belum diterapkan secara maksimal dalam
indikator
pelaksanaan
kegiatan
dari
pendidikan
ketidak
berhasilan
pembelajaran.
Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016
Dengan
16
peserta didik orang dewasa Perlunya
orang dewasa, dan agogi (agogy) yang
penerapan
juga
prinsip
andragogi
dalam
berasal
dari
kata
Yunani
pendekatan pembelajaran orang dewasa
”agogus”berarti”memimpin/membimbing”.
dikarenakan upaya membelajarkan orang
Agogi
dewasa
membimbing”
berbeda
membelajarkan
dengan
anak.
upaya
Penerapan
berarti
”aktivitas
atau
mempengaruhi
”seni
orang
memimpin/
dan
ilmu
lain”Malcolm
pendidikan andragogi lebih menekankan
Knowles
pada membimbing dan membantu orang
andaragogi
dewasa untuk menemukan pengetahuan,
membantu orang dewasa belajar”. Namun
keterampilan, dan sikap dalam rangka
dalam perkembangan berikutnya, setelah
memecahkan,
Knowles
masalah-masalah
semula
S.
mendefinisikan
sebagai
melihat
”seni
banyak
yang
andragogi
pada
menerapkan
konsep
pendekatan
pendidikan
anak-anak
digunakan
penyelenggaraan
muda
dan
kegiatan
menemukan bahwa dalam situasi tertentu
pembelajaran tentu akan mempengaruhi
memberikan hasil lebih baik, kemudia
hasil belajar warga belajar. (Budiningsih,
Knowles menyatakan bahwa andragogi
2005)
membelajarkan orang dewasa
sebenarnya merupakan model asumsi lain
berpusat pada warga belajar itu sendiri
mengenai pelajar yang dapat digunakan
(learned centered). Tutor, tenaga pendidik
disamping model asumsi paedagogi. Ia
sebagai fasilitator
juga menyatakan bahwa model-model itu
prinsip-prinsip
suatu
dalam
ilmu
guru
kehidupan yang dihadapinya. Ketepatan
yang
dan
harus memperhatikan
belajar
orang
dewasa.
(paedagogi dan andragogi) mungkin paling
Prinsip tersebut dijadikan pegangan atau
berguna
panduan
membimbing
dikotomi, tapi sebagai dua ujung dari suatu
dewasa.
spektrum, atau terletak pada suatu garis
pembelajaran
(kontinum), dimana suatu situasi berbeda
kegiatan
dalam
praktek
belajar
orang
Pendekatan-pendekatan
orang
dewasa
dengan
memperhatikan
prinsip-prinsip belajarnya dapat dipandang
apabila
tidak
dilihat
sebagai
di antara dua ujung tersebut.
2.Tujuan Pendidikan Orang Dewasa
sebagai ilmu dan seni (art and science)
Tujuan program ini ialah untuk
membantu atau menolong orang dewasa
menyatakan domain tingkah laku serta
belajar
melalui
tingkatan tingkah laku yang ingin dicapai
pendidikan masyarakat bersifat non formal
sebagai hasil belajar. Tujuan Pedidikan
.
Orang
KAJIAN TEORI
pembelajaran adalah tercapainya tuntutan
sepanjang
hayat
Andragogi (Andragogy) berasal dari
kata Yunani ”andr” atau ”aner” yang berarti
Dewasa
dalam
mengikuti
kebutuhan yang sangat diperlukan dalam
upaya
meningkatkan
taraf
Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016
hidup.
17
Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus
pendidikan orang dewasa dikemukakan
oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam
membantu
negara-negara
yang
baru
merdeka untuk memajukan bangsanya.
Sebagai
bahan
perbandingan
tujuan
pendidikan orang dewasa pada beberapa
negara dapat dikemukakan seperti terlihat
dalam Tabel 1.
Tabel 1
Perbandingan Tujuan Pendidikan Orang
Dewasa di Beberapa Negara
No Negara
Tujuan
1
Australia Menekankan
tujuan
pendidikan orang dewasa
pada usaha-usaha
pengasimilasian
para
pendatang dengan para
penduduk yang telah
lama tinggal di Australia
2
Swedia
Ditujukan
kepada
pendemokratisan
dan
menciptakan
normanorma
kehidupan
masyarakt
yang lebih baik
3
Swiss
Ditujukan
untuk
menciptakan kehidupan
masyarakat
lebih
berbahagia
dan penuh aktivitas
4
Perancis Menekankan
kepada
pendidikan populer bagi
masyarakat yang
dijalankan secara luas
5
israel
Ditujukan
untuk
mengurangi
tantangan
antar bangsa-bangsa dan
ras
dan
memerangi
atominisasi
serta
memberikan
kehidupan
baru kepada
masyarakat
6
Kanada
Meningkatkan
kebanggaan
dan
mengembangkan
pengetahuan yang
diciptakan oleh bangsa
Kanada
7
Amerika Bersemboyankan kepada
Serikat
pendidikan itu dari, oleh
dan untuk
masyarakat
8
India
Perbaikan
moral,
penambahan
pengetahuan,
meningkatkan efisiensi
dalam
bekerja,
dan
meningkatkan
tingkat
hidup masyarakat
9
Thailand Ketahuhurufan,
pemeliharaan
hidup
sehat, kontak sosial dan
kebudayaan
Sumber: Ahmuddipura (1986: hal. 1.16)
3. Kebutuhan Belajar Orang Dewasa.
Pendidikan orang dewasa dapat diartikan
sebagai keseluruhan proses pendidikan
yang diorganisasikan, mengenai apapun
bentuk isi, tingkatan status dan metoda apa
yang digunakan dalam proses pendidikan
tersebut
dalam
lapangan.
aktivitas
Pertama
kegiatan
untuk
di
mewujudkan
pencapaian perkembangan setiap individu,
dan kedua untuk mewujudkan peningkatan
keterlibatannya
(partisipasinya)
dalam
aktivitas sosial dari setiap individu yang
bersangkutan.
pendidikan
Tambahan
orang
pula,
dewasa
bahwa
mencakup
segala aspek pengalaman belajar yang
diperlukan
pada
adanya
perubahan
perilaku ke arah pemenuhan pencapaian
kemampuan/ keterampilan yang memadai
proses belajar, yakni proses perubahan
sikap yang tadinya tidak percaya diri
menjadi
perubahan
secara
penuh
kepercayaan
dengan
diri
menambah
pengetahuan atau keterampilan
Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016
orang
18
dewasa pemenuhan kebutuhannya sangat
a. Orang
dewasa
termotivasi
belajar
tersebut
dapat
mendasar, sehingga setelah kebutuhan itu
apabila
terpenuhi ia dapat beralih ke arah usaha
memenuhi kebutuhan dan minatnya,
pemenuhan kebutuhan lain yang lebih
oleh
masih
pembelajaran orang dewasa adalah
diperlukannya
penyempurnaan
sebagai
hidupnya.
Dalam
kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan
“belajar”
karena
menemukan
itu
titik
kebutuhan
berangkat
dan
minat
warga belajar
yang fundamental, penulis mengacu pada
b. Orientasi belajar orang dewasa adalah
teori Maslow tentang piramida kebutuhan.
berpusat pada kehidupan (life centere),
oleh karena itu unit pembelajaran orang
dewasa harus terkait dengan kehidupan,
bukan pelajaran.
c. Pengalaman
adalah
sumber
belajar
yang paling baik bagi orang dewasa,
sehingga
metode
menggunakan
pengalaman dan analisis pengalaman.
d. Orang dewasa mempunyai kebutuhan
Gambar 1
Piramida Kebutuhan menurut Teori Maslow
untuk menjadi dirinya sendiri; atau,
yang dalam untuk mengarahkan diri
kalau meminjam istilah Rogers dalam
pengalaman
Knowles (1979),kegiatan belajar bertujuan
pembelajaran dengan mengambangkan
mengantarkan
pengetahuan
individu
untuk
menjadi
pribadi atau menemuan jati dirinya. Dalam
sendiri (self directing) oleh karena itu
e. Perbedaan
adalah
individu
guru
dalam
antara
orang
hal belajar atau pendidikan merupakan
dewasa semakin bertambah sejalan
process of becoming a person. Bukan
dengan bertambahnya usia, olehkarena
proses pembentukan atau process of being
itu gaya belajar waktu, tempat dan
shaped yaitu proses pengendalian dan
kecepatan
manipulasi untuk sesuai dengan orang lain;
ijinkan/ditolelir.
belajar
harus
di
Maslow
Prinsip Andragogi atau Pendidikan
(1966), belajar merupakan proses untuk
Orang Dewasa memiliki Prinsip yang dapat
mencapai aktualiasi diri (self-actualization).
menciptakan suasana pembelajaran yang
atau,
kalau
meminjam
istilah
efektif
4. Prinsip Pendidikan Orang Dewasa
Menurut Lindeman terdapat lima (5)
prinsip belajar teori belajar orang dewasa:
dan efisien., yaitu :
1. Prinsip
kemitraan 2. Prinsip pengalaman nyata
3. Prinsip
kebersamaan
partisipasi
6. Prinsip
4.
Prinsip
keswadayaan.
Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016
19
7. Prinsip
kesinambungan.
8. Prinsip
manfaat..9.
Prinsip kesiapan 10. Prinsip
d. Evaluasi
belajar
belajar
dalam
secara
proses
andragogik
lokalitas 11. Prinsip keterpaduan. Proses
menenkankan kepada cara evaluasi
belajar yang bersifat andragogis meliputi
diri sendiri.
langkah-langkah sebagai berikut:
2) Implikasi
a. Menciptakan iklim belajar yangcocok
untuk orang
dewasa,
asumsi
tentang
pengalaman
a. proses belajar ditekankan kepada
b. Menciptakan struktur organisasi
c.
dari
teknik
yang
sifatnya
menyadap
untuk perencanaan yang bersifat
pengalaman,
partisipatif,
metode kasus, simulasi, latihan
Mendiagnosis
kebutuhan
belajar,
praktek,
metode
d. Merumuskan tujuan belajar,
demonstrasi,
e. Mengembangakn rancangan kegiatan
seminar.
belajar,
seperti
diskusi,
proyek,
bimbingan
dan
b. Penekanan dalam proses belajar
f. Melaksanakan kegiatan belajar, dan
g. Mendiagnosa kembali kebutuhan
pada aplikasi praktis.
c. Penekanan dalam proses belajar
belajar (evaluasi).
adalah belajar dari pengalaman.
4. ImplikasiAsumsi Pendidikan Orang
3)
Dewasa
Implikasi dari asumsi tentang
kesiapan belajar
Selanjutnya, Knowles (1970) m empat
a. Urutan
asumsi pokok POD ,Implikasi dari masing-
belajar
masing asumsi terhadap pendidikan orang
berdasarkan tugas perkembangan
dewasa
dan bukan disusun berdasarkan
1). Implikasi dari asumsi tentang konsep
diri
a. Iklim
kurikulum
orang
dalam
dewasa
proses
disusun
urutan logik mata pelajaran atau
dasar kebutuhankelembagaan.
belajar,
sesuai
dengan
perlu
diciptakan
orang
tugas perkembangan pada orang
dewasa.  ruangan, peralatan,
dewasa akan memberikan petunjuk
kerja
dalam belajar secara kelompok.
sama
keadaan
b. Adanya konsep mengenai tugas-
yang
saling
menghargai.
b. Peserta
4). Implikasi dari asumsi tentang orientasi
diikutsertakan
dalam
mendiagnosis kebutuhan belajar.
c. Peserta dilibatkan dalam proses
perencanaan belajarnya.
terhadap belajar
a. Para
pendidik
orang
dewasa
bukanlah berperan sebagai seorang
guru yang mengajar mata pelajaran
tertentu, tetapi ia berperan sebagai
Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016
20
pemberi bantuan kepada orang
yang belajar.
b. Kurikulum dalam pendidikan untuk
orang bdewasa tidak diorientasikan
kepada mata pelajaran tertentu,
tetapi berorientasi kepada masalah.
c. Oleh karena orang dewasa dalam
belajar berorientasi pada masalah
maka pengalaman belajar yang
dirancang berdasarkan pula kepada
masalah atau perhatian yang ada
pada benak mereka.
5. Metode Pendidikan Orang Dewasa
Gambar.3
Kontinum Proses Belajar Sumber : Lunandi
(1987 : hal 26)
Dalam pembelajaran orang dewasa,
Penetapan
pemilihan
metode
banyak metode yang diterapkan. Untuk
seharusnya
memberhasilkan pembelajaran semacam
aspek tujuan yang ingin dicapai, yang
ini,
dalam hal ini mengacu pada garis besar
apapun
seharusnya
metode
yang
diterapkan
mempertimbangkan
faktor
guru
mempertimbangkan
program pengajaran yang dibagi dalam
sarana dan prasarana yang tersedia untuk
dua jenis:
mencapai tujuan akhir pembelajaran, yakni
1. Rancangan proses untuk mendorong
agar
suatu
orang dewasa mampu menata dan mengisi
bermutu.
pengalamanbaru dengan mempedomani
peserta
pengalaman
dapat
memiliki
belajar
yang
menurut Lunandi (1987), proses belajar
masa lampau yang pernah dialami.
tersebut, dirinci menjadi seperti terlihat
2. Proses pembelajaran yang dirancang
dalam Gambar.3
untuk
Kontinum Proses Belajar
pengetahuan baru,
pengalaman baru,
keterampilan
untuk
tujuan
meningkatkan
baru,
transfer
mendorong
masing-masing individu orang
dewasa
dapat meraih semaksimal mungkin ilmu
pengetahuan
yang
diinginkannya,
apa
yang
menjadi kebutuhannya, keterampilan yang
diperlukannya, secara singkat diperinci
bagaimana hubungannya dengan kedua
ujung pada kontinum proses belajar, yakni
Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016
21
penataan
(atau
penataan
kembali)
memberi
umpan balik,
membantu
membuat
genera lisasi
mengenal
masalah
pelajar,
menjelaskan
sasaran
pelajaran.
mengungkapk
an
data
mengenai
pengalaman
dan
pendapat
nya,
menganalisa
pengalamann
ya, menggali
alternatif dan
manfaat
pengalaman belajar di ujung yang satu,
dan perluasan pengalaman
belajar di
ujung lain, seperti dapat dilihat dalam Tabel
3.
Tabel 3.
Penataan Pengalaman Belajar
As p e k
Apabila
tekanannya
pada :
Penataan
Pengalaman
Mengajar
Perluasan
Pengalaman
Belajar
Suasana
dan
kecepatan
belajar:
Membuat
pelajar enak
mengungkapk
an
sukses
dan
kegagalannya
di masa lalu,
mengutamak
an makna
penilaian
pengalaman
masa
lampau untuk
dapat
mengatasi
masalah
serupa di
kemudian hari
merenungkan
banyak tanpa
tergesa-gesa
dipengaruhi
sangat oleh
reaksi dan
kemampuan
pelajar
menciptakan
suasana,
memberi
makna pada
pengalaman
belajar,
memancing
ungkapan
pengalaman,
Mengutamaka
n
masalah
yang kini tak
dapat
dipecahkan
oleh pelajar,
tetapi dapat
dipecahkanny
a setelah
menda
pat
bahan baru.
Membantu
pelajar untuk
mengatasi
ketidak
mampuannya
menggumuli
bahan baru.
menarik dan
mengasikkan
di
tentukan
sangat oleh
sifat dan isi
pelajaran
Peran
yang
mengajar
lebih
banyak:
Peran
yang
belajar
lebih
banyak
mengenal
masalah
pelajar,
menjelaskan
sasaran
pelajaran,
memberikan
data dan
konsep baru,
Sukses
bergantun
g diri
atau memper
lihatkan
tingkah
aku
baru
Mengolah
data
dan
konsep baru,
mempraktekk
an
bahan
baru, melihat
penerapan
bahan
baru
pada situasi
nyata Sukses
bergantung
diri suasana
bebas
dari
ancaman,
rasa
kebutuhan
pelajar untuk
menemukan
pendekatan
baru
dalam
mengatasi
masalah
lama.
Kejelasan
penyajian
Sumber : Lunandi (1987: hal 27-28
Gambaran di atas menunjukkan adanya
beberapa
program
dewasa,
yang
programnya
pendidikan
dalam
orang
pelaksanaan
membutuhkan
kombinasi
berbagai metode yang cocok sesuai situasi
dan kondisi yang diperlukan sehingga
dicapai
hasil
yang
memuaskan.
Kemampuan orang dewasa belajar dapat
diperkirakan
sebagai
berikut:
(a)
1%
melalui indera perasa, (b) 1. % melalui
indera peraba, (c) 3.% melalui indera
Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016
22
penciuman,
(d)
11%
melalui
indera
deskriptif.
Hal
ini
didasarkan
pada
pendengar, dan (e) 83% melalui indera
petimbangan bahwa masalah yang diteliti
penglihat (Lunandi, 1987). Sejalan dengan
merupakan masalah yang ada pada masa
itu, orang dewasa belajar lebih efektif
sekarang (aktual) atau merupakan gejala-
apabila
gejala yang nampak dewasa ini, sehingga
ia
dapat
mendengarkan
dan
berbicara. Komposisi kemampuan tersebut
pemecahannya
pun
dapat dilukiskan ke dalam piramida belajar
berdasarkan data yang diperoleh, dinalisa
(pyramida of learning) seperti terlihat dalam
dan
Gambar 3
pemecahannya. Hal ini sejalan dengan
kemudian
dapat
dilakukan
dikembangkan
cara
pendapat Hadari Nawawi (1994:69) bahwa:
“ Metode deskriptif dapat diartikan sebagai
prosedur
pemecahan
masalah
yang
diselidiki dengan menggambarkan atau
melukiskan
keadaan
penelitian
(seseorang,
masyarakat
mendengarkan.
peserta
Fungsi
bicara
metode
diskusi
bicara
hanya
dengan
cara
dan
demonstrasi,
peserta sekaligus mendengar, melihat dan
berbicara. Pada saat latihan praktis peserta
dapat mendengar, berbicara, melihat dan
mengerjakan sekaligus, sehingga dapat
diperkirakan akan menjadi paling efektif.
yang
dianggap
yang
kelas guru tenaga Kependidikan Jurusan
PLS Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
HASIL
PENELITIAN
paling
relevan dalam penelitian ini adalah metode
DAN
PEMBAHASAN
1.Penerapan Andragogi dalam performansi
Tutor.
Tutor sangat berpengaruh terhadap
proses pembelajaran orang dewasa. Tutor
memasuki kelas dengan bekal sejumlah
pengetahuan
Pengetahuan
C. METODE PENELITIAN
Metode
saat
hanya
mendengarkan adalah seimbang. Dalam
pendidikan
pada
penelitian adalah Pendampingan tutor di
sedikit terjadi pada waktu tanya jawab.
Untuk
lain-lain)
tampak atau sebagaimana adanya.” Sabjek
Dari gambar di atas tampak bahwa
ceramah
lembaga,
sekarang berdasarkan fakta-fakta
Gambar 3
Piramida Belajar Orang Dewasa
Sumber : Lunandi (1987 : hal 29)
pada
dan
subyek/obyek
dan
dan
pengalaman.
pengalaman
ini
seharusnya melebihi dari yang dimiliki oleh
peserta.
Seorang
tutor
Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016
dengan
23
pengetahuan
dan
pengalamannya
itu
dan
bersatu
dengan
peserta
didik;
tidaklah cukup untuk membuat peserta
membiarkan diri sendiri mengalami atau
untuk berperilaku belajar dalam kelas
menyatu dalam pengalaman para peserta
melainkan sikap tutor sangatlah penting.
didik; merenungkan makna pengalaman itu
Seorang
tutor
bukan
merupakan
sambil menekan penilaian diri sendiri, (2)
"pemaksa"
untuk
terjadinya
pengaruh
Bersikap kewajaran: jujur, apa adanya,
terhadap peserta, namun pengaruh itu
konsisten,
timbul karena adanya keterlibatan mereka
merespon secara tulus ikhlas, (3) Bersikap
dalam
respek:
kegiatan
belajar.
Untuk
terbuka;
membuka
mempunyai
pandangan
positif
mengusahakan adanya perubahan, tutor
terhadap
hendaknya bersikap positif terhadap warga
kehangatan,
belajar.
menerima orang lain dengan penghargaan
Sikap seorang tutor mempunyai arti
penuh;
peserta;
diri;
mengkomunikasikan
perhatian,
menghargai
pengertian,
perasaan
dan
dan pengaruh yang sangat besar terhadap
pengalaman mereka, dan (4) Membuka
perilaku warga belajar dalam kegiatan
diri: menerima keterbukaan orang lain
pembelajaran.
tanpa menilai dengan ukuran, konsep dan
Umumnya
tutor
yang
memiliki daya tarik akan lebih efektif dari
pengalaman
pada tutor yang tidak menarik. Sikap
mengungkapkan diri kepada orang lain dan
menyenangkan yang ditampilkan oleh tutor
mau mengambil resiko jika melakukan
akan ditanggapi positif oleh peserta, pada
kekeliruan. (Malik, 2011).
gilirannya berpengaruh terhadap intensitas
1.
perilaku belajarnya. Sebaliknya, fasilitator
yang
menampilkan
sikap
diri
sendiri;
dan Bahan Belajar
tidak
Pengorganisasian
sedemikian
rupa,
peserta, sehingga mengakibatkan kegiatan
belajar
dalam
belajar
Pengorganisasian
tidak
menyenangkan.
aktif
Penerapan Andragodi dalam Metode
menyenangkan akan dinilai negatif oleh
menjadi
secara
bahan
belajar
memudahkan
warga
mempelajarinya.
bahan
belajar
Ada beberapa hal yang dianggap penting
mempengaruhi
dimiliki oleh para tutor dalam proses
pembelajaran. Setiap bahan belajar yang
interaksi
ingin
belajar
yang
memungkinkan
tingkat
dapat
disampaikan,
keberhasilan
harus
dilihat
dari
tumbuh dan berkembangnya warga belajar,
ketertarikan warga belajar terhadap materi
yaitu (1) bersikap manusiawi dan tidak
yang
bereaksi secara mekanis atau memahami
dengan kebutuhan warga belajar, dan
masalah
kesamaan tingkat dan lingkup pengalaman
intelektual;
peserta
ikut
didik
hanya
merasakan
secara
apa
arti
manusia dan benda bagi mereka; berada
antara
disampaikan,
tutor
dan
kesesuaian
warga
materi
belajar
Bahan belajar yang berisi pengetahuan,
Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016
24
keterampilan dan atau nilai-nilai akan
dijelaskan di atas yaitu: konsep diri,
disampaikan oleh tutor kepada warga
akumulasi pengalaman, kesiapan belajar,
belajar. Bahan belajar itu pula yang akan
dan
dipelajari oleh warga dalam mencapai
tersebut
tujuan belajar. Materi harus dipilih atas
perencanaan kegiatan pendidikan dengan
pertimbangan sejauh mana peranannya
langkah-langkah sebagai berikut:
dalam
1.
menciptakan
situasi
untuk
orientasi
Menciptakan
perencanaan
dalam
ditetapkan.
tujuan
Materi
belajar
yang
struktur
pun
akan
melibatkan
itu
Asumsi
dijabarkan
penyesuaian perilaku warga belajar di
mencapai
belajar.
dasar
dalam
proses
suatu
struktur
untuk
bersama.
Secara
ideal
semacam
semua
ini
pihak
yang
akan
mempengaruhi pertimbangan tutor dalam
terkenai
memilih
direncanakan, yaitu termasuk para peserta
dan
menetapkan
teknik
pembelajaran. (Iryanto, 2011).
kegiatan
seharusnya
pendidikan
yang
kegiatan belajar atau siswa, guru ata
Seorang tutor hendaknya mengetahui
fasilitator,
wakil-wakil
lembaga
dan
belajar
yang
faktor-faktor yang patut dipertimbangkan
masyarakat.
dalam memilih metode yang tepat sesuia
2. Menciptakan
dengan bahan belajar untuk diajarkan.
mendukung untuk orang dewasa belajar.
Ketertarikan warga belajar dalam memilih
Adalah sangat penting menciptakan iklim
dan mempelajari bahan belajar adalah
kerjasama yang menghargai antara guru
merupakan
dan siswa. Suatu iklim
manifestasi
dari
perilaku
belajar warga belajar. Faktor-faktor yang
dewasa
patut
pengaturan
dipertimbangkan
dalam
memilih
dapat
iklim
belajar orang
dikembangkan
lingkungan
phisik
dengan
yang
bahan belajar adalah tingkat kemampuan
memberikan kenyamanan dan interaksi
peserta,
keterkaitannya
yang mudah, misalnya mengatur kursi atau
pengalaman
yang
telah
dengan
dimiliki
oleh
meja
peserta, tingkat daya tarik bahan belajar,
secara melingkar, bukan berbaris-berbaris
dan tingkat kebaharuan dan aktualisasi
ke belakang. Guru lebih bersifat membantu
bahan.
bukan menghakimi.
2. Implikasi Terhadap Pembelajaran Orang
3. Diagnosa sendiri kebutuhan belajarnya.
Dewasa
Diagnosa
Usaha-usaha ke arah penerapan
semu
kebutuhan
pihak,
dan
teori andragogi dalam kegiatan pendidikan
kebutuhan bersama.
orang
4..Formulasi
dewasa
telah
dicobakan
oleh
tujuan.
beberapa ahli, berdasarkan empat asumsi
operasional
dapat
dasar
perumusan
tujuan
orang
dewasa
seperti
telah
harus
melibatkan
hasilnya
adalah
Agar
secara
dikerjakan
maka
itu
hendaknya
Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016
25
dikerjakan bersama-sama dalam deskripsi
Dalam
tingkah laku yang akan dihasilkan untuk
dewasa dalam proses belajar jauh lebih
memenuhi kebutuhan tersebut diatas.
besar, sebab sejak awal harus diadakan
5.Mengembangkan
model
keterlibatan
orang
Ini
suatu diagnosa kebutuhan, merumuskan
merupakan aspek seni dari perencanaan
tujuan, dan mengevaluasi hasil belajar
program, dimana harus disusun secara
serta
harmonis
bersama-sama.
kegiatan
umum.
andragogi,
belajar
dengan
membuat kelompok kelompok belajar baik
kelompok besar maupun kelompok kecil.
mengimplementasikannya
secara
2. Saran
Bagi pengambil kebijakan dalam hal
Perencanaan evaluasi. Seperti halnya
pembelajaran orang dewasa diharapkan
dalam diagnosa kebutuhan, dalam evaluasi
mampu memberikan pertimbangan holistik
harus sejalan dengan prinsip-prinsip orang
ke arah pengembangan keterampilan dan
dewasa, yaitu sebagai pribadi dan dapat
peningkatan sumber daya orang dewasa
mengarahkan diri sendiri.
yang berkualitas.
KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Simpulan
Ahmuddiputra, Enuh, & Atmaja, Basar,
Suyatna. (1986). Pendidikan Orang
Dewasa. Jakarta: Karunika.
Dalam belajar orang dewasa memiliki
suatu karakteristik, prinsip dan kondisinya
dalam belajar. Orang dewasa biasanya
Budiningsih, Asih. 2005. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
banyak belajar dari pengalamannya sendiri
dan
memiliki
suatu
kesadaran
akan
kebutuhannya dalam belajar. Asumsinya
pun setiap individu yang dewasa semakin
matang sesuai dengan perjalanan waktu,
olehkarena itu kesiapan belajar bukan
ditentukan oleh kebutuhan atau paksaan
akademik ataupun biologisnya, tetapi lebih
banyak
ditentukan
oleh
tuntutan
perkembangan dan perubahan tugas dan
peranan
sosialnya.
Selain
itu
orang
dewasa juga mempunyai kecenderungan
memiliki orientasi belajar yang berpusat
pada
pemecahan
permasalahan
yang
Iryanto, Asep. 2011. Andragogi Sebuah
Pembeda Dalam Pelatihan. Diakses
pada tanggal 25 Maret 2003 dari
http://sumberilmupendamping.wordpre
ss.com/2011/03/16/andragogisebuah-pembeda-dalam-pelatihanbagian-1/
Knowles, Malcolm S. (1970). "The modern
practicsof adult education, andragogy
versus pedagogi". New York :
Association Press.
Knowles, Malcolm. 1979. The Adult
Learning (thirt Edition), Houston, Paris,
London,
Tokyo: Gulf Publishing
Company.
---------------------(1979). "The adult learners
: A neglected species". Texas : Gulf
Publishing Company Houston.
dihadapi (Problem Centered Orientation).
Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016
26
Lunandi, A, G. (1987). Pendidikan
orang dewasa. Jakarta: Gramedi
Maslow, A. H. (1966). "Toward a psycology
Please do not use illegal software...of
being". New Jersey : Van Nostrand.
Malik, Halim. 2011. Teori Andragogi dan
Penerapannya. Diakses pada tanggal
25
Maret
2003
dari
http://edukasi.kompasiana.com.
Nawawi, Hadari, dan Martini Hadari (1992)
Kepemimpinan Yang Efektif, Gajah
Mada Universitas Press, Yogyakarta .
Piaget, J. (1959). "The growth of logical
thinking from childood fo adolescence.
New York : Basic Books.
Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016
27
Download