PRINSIP ANDRAGOGI PADA PERFORMASI TUTOR PROGRAM PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH Lilis Karwati Jurusan PLS FKIP Universitas siliwangi [email protected] Abstrak: Pendidikan Orang Dewasa adalah suatu proses dimana orang-orang yang sudah memiliki peran sosial sebagai orang dewasa melakukan aktivitas belajar yang sistematik dan berkelanjutan dengan tujuan untuk membuat perubahan dalam pengetahuan, sikap, nilainilai, dan keterampilan, sehingga dalam proses pengajarannya harus dilakukan melalui penerapan metode pembelajaran Andragogi sehingga tutor dalam melaksanakan kegiatan program pendidikan Luar Sekolah di lapangan sesuai dengan pendekatan prinsiporangdewasa sehingga tujuan membangun manusia dan pembangunan bangsa dapat tercapai . berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, akan tetapi di lapangan, tidak sedikit orang dewasa yang harus mendapat pendidikan luar sekolah, misalnya pendidikan dalam bentuk keterampilan, kursus-kursus, penataran dan sebagainya. Untuk membelajarkan orang dewasa melalui pendidikan orang dewasa dapat dilakukan dengan berbagai metoda dan strategi yang diperlukannya. Dalam hal ini, dalam pembelajaran orang dewasa memiliki kematangan konsep diri bergerak dari ketergantungan seperti yang terjadi pada masa kanak-kanak menuju ke arah kemandirian atau pengarahan diri sendiri. Kata Kunci: Andragogi, Performansi Tutor Abstract: Adult Education is a process where people who already have a social role as adult learning activities are continuous and systematic with the aim to make the changes in knowledge, attitudes, values, and skills, so that in the process of teaching should be done through the implementation of Andragogy learning methods so that tutors in conducting educational programs in the field of School accordance with prinsiporangdewasa approach so that the goal of building human and nation building can be achieved. various policies set by the government, but on the field, not a few adults who have to get out of school education, for example in the form of skills training, courses, upgrading and so forth. To membelajarkan adults through adult education can be done by various methods and strategies needed. In this case, the adult learning has a maturity of self-concept moves from dependency as occurs in childhood toward independence or self-direction. Keywords: Andragogi, Tutor Performance. PENDAHULUAN pembelajaran, dimana peserta maupun Permasalahan yang paling sering muncul tidak mampu menerima dengan baik bahan dalam belajar yang diajarkan oleh tutor. Salah pelaksanaan pendidikan luar sekolah adalah hasil belajar, output dan satu outcomenya. pembelajaran Ketidakmampuan peserta penyebab ketidakberhasilan pendidikan luar sekolah memahami dengan baik materi dalam adalah belum diterapkanya prinsip prinsip bentuk belajar pengetahuan, sikap, dan orang dewasa,, metode keterampilan merupakan indikasi kurang pembelajaran yang tidak sesuai dengan berhasilnya luar prosedur pelaksanaannya dan andragogi sekolah. Rendahnya hasil belajar sebagai belum diterapkan secara maksimal dalam indikator pelaksanaan kegiatan dari pendidikan ketidak berhasilan pembelajaran. Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016 Dengan 16 peserta didik orang dewasa Perlunya orang dewasa, dan agogi (agogy) yang penerapan juga prinsip andragogi dalam berasal dari kata Yunani pendekatan pembelajaran orang dewasa ”agogus”berarti”memimpin/membimbing”. dikarenakan upaya membelajarkan orang Agogi dewasa membimbing” berbeda membelajarkan dengan anak. upaya Penerapan berarti ”aktivitas atau mempengaruhi ”seni orang memimpin/ dan ilmu lain”Malcolm pendidikan andragogi lebih menekankan Knowles pada membimbing dan membantu orang andaragogi dewasa untuk menemukan pengetahuan, membantu orang dewasa belajar”. Namun keterampilan, dan sikap dalam rangka dalam perkembangan berikutnya, setelah memecahkan, Knowles masalah-masalah semula S. mendefinisikan sebagai melihat ”seni banyak yang andragogi pada menerapkan konsep pendekatan pendidikan anak-anak digunakan penyelenggaraan muda dan kegiatan menemukan bahwa dalam situasi tertentu pembelajaran tentu akan mempengaruhi memberikan hasil lebih baik, kemudia hasil belajar warga belajar. (Budiningsih, Knowles menyatakan bahwa andragogi 2005) membelajarkan orang dewasa sebenarnya merupakan model asumsi lain berpusat pada warga belajar itu sendiri mengenai pelajar yang dapat digunakan (learned centered). Tutor, tenaga pendidik disamping model asumsi paedagogi. Ia sebagai fasilitator juga menyatakan bahwa model-model itu prinsip-prinsip suatu dalam ilmu guru kehidupan yang dihadapinya. Ketepatan yang dan harus memperhatikan belajar orang dewasa. (paedagogi dan andragogi) mungkin paling Prinsip tersebut dijadikan pegangan atau berguna panduan membimbing dikotomi, tapi sebagai dua ujung dari suatu dewasa. spektrum, atau terletak pada suatu garis pembelajaran (kontinum), dimana suatu situasi berbeda kegiatan dalam praktek belajar orang Pendekatan-pendekatan orang dewasa dengan memperhatikan prinsip-prinsip belajarnya dapat dipandang apabila tidak dilihat sebagai di antara dua ujung tersebut. 2.Tujuan Pendidikan Orang Dewasa sebagai ilmu dan seni (art and science) Tujuan program ini ialah untuk membantu atau menolong orang dewasa menyatakan domain tingkah laku serta belajar melalui tingkatan tingkah laku yang ingin dicapai pendidikan masyarakat bersifat non formal sebagai hasil belajar. Tujuan Pedidikan . Orang KAJIAN TEORI pembelajaran adalah tercapainya tuntutan sepanjang hayat Andragogi (Andragogy) berasal dari kata Yunani ”andr” atau ”aner” yang berarti Dewasa dalam mengikuti kebutuhan yang sangat diperlukan dalam upaya meningkatkan taraf Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016 hidup. 17 Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan orang dewasa dikemukakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam membantu negara-negara yang baru merdeka untuk memajukan bangsanya. Sebagai bahan perbandingan tujuan pendidikan orang dewasa pada beberapa negara dapat dikemukakan seperti terlihat dalam Tabel 1. Tabel 1 Perbandingan Tujuan Pendidikan Orang Dewasa di Beberapa Negara No Negara Tujuan 1 Australia Menekankan tujuan pendidikan orang dewasa pada usaha-usaha pengasimilasian para pendatang dengan para penduduk yang telah lama tinggal di Australia 2 Swedia Ditujukan kepada pendemokratisan dan menciptakan normanorma kehidupan masyarakt yang lebih baik 3 Swiss Ditujukan untuk menciptakan kehidupan masyarakat lebih berbahagia dan penuh aktivitas 4 Perancis Menekankan kepada pendidikan populer bagi masyarakat yang dijalankan secara luas 5 israel Ditujukan untuk mengurangi tantangan antar bangsa-bangsa dan ras dan memerangi atominisasi serta memberikan kehidupan baru kepada masyarakat 6 Kanada Meningkatkan kebanggaan dan mengembangkan pengetahuan yang diciptakan oleh bangsa Kanada 7 Amerika Bersemboyankan kepada Serikat pendidikan itu dari, oleh dan untuk masyarakat 8 India Perbaikan moral, penambahan pengetahuan, meningkatkan efisiensi dalam bekerja, dan meningkatkan tingkat hidup masyarakat 9 Thailand Ketahuhurufan, pemeliharaan hidup sehat, kontak sosial dan kebudayaan Sumber: Ahmuddipura (1986: hal. 1.16) 3. Kebutuhan Belajar Orang Dewasa. Pendidikan orang dewasa dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metoda apa yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut dalam lapangan. aktivitas Pertama kegiatan untuk di mewujudkan pencapaian perkembangan setiap individu, dan kedua untuk mewujudkan peningkatan keterlibatannya (partisipasinya) dalam aktivitas sosial dari setiap individu yang bersangkutan. pendidikan Tambahan orang pula, dewasa bahwa mencakup segala aspek pengalaman belajar yang diperlukan pada adanya perubahan perilaku ke arah pemenuhan pencapaian kemampuan/ keterampilan yang memadai proses belajar, yakni proses perubahan sikap yang tadinya tidak percaya diri menjadi perubahan secara penuh kepercayaan dengan diri menambah pengetahuan atau keterampilan Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016 orang 18 dewasa pemenuhan kebutuhannya sangat a. Orang dewasa termotivasi belajar tersebut dapat mendasar, sehingga setelah kebutuhan itu apabila terpenuhi ia dapat beralih ke arah usaha memenuhi kebutuhan dan minatnya, pemenuhan kebutuhan lain yang lebih oleh masih pembelajaran orang dewasa adalah diperlukannya penyempurnaan sebagai hidupnya. Dalam kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan “belajar” karena menemukan itu titik kebutuhan berangkat dan minat warga belajar yang fundamental, penulis mengacu pada b. Orientasi belajar orang dewasa adalah teori Maslow tentang piramida kebutuhan. berpusat pada kehidupan (life centere), oleh karena itu unit pembelajaran orang dewasa harus terkait dengan kehidupan, bukan pelajaran. c. Pengalaman adalah sumber belajar yang paling baik bagi orang dewasa, sehingga metode menggunakan pengalaman dan analisis pengalaman. d. Orang dewasa mempunyai kebutuhan Gambar 1 Piramida Kebutuhan menurut Teori Maslow untuk menjadi dirinya sendiri; atau, yang dalam untuk mengarahkan diri kalau meminjam istilah Rogers dalam pengalaman Knowles (1979),kegiatan belajar bertujuan pembelajaran dengan mengambangkan mengantarkan pengetahuan individu untuk menjadi pribadi atau menemuan jati dirinya. Dalam sendiri (self directing) oleh karena itu e. Perbedaan adalah individu guru dalam antara orang hal belajar atau pendidikan merupakan dewasa semakin bertambah sejalan process of becoming a person. Bukan dengan bertambahnya usia, olehkarena proses pembentukan atau process of being itu gaya belajar waktu, tempat dan shaped yaitu proses pengendalian dan kecepatan manipulasi untuk sesuai dengan orang lain; ijinkan/ditolelir. belajar harus di Maslow Prinsip Andragogi atau Pendidikan (1966), belajar merupakan proses untuk Orang Dewasa memiliki Prinsip yang dapat mencapai aktualiasi diri (self-actualization). menciptakan suasana pembelajaran yang atau, kalau meminjam istilah efektif 4. Prinsip Pendidikan Orang Dewasa Menurut Lindeman terdapat lima (5) prinsip belajar teori belajar orang dewasa: dan efisien., yaitu : 1. Prinsip kemitraan 2. Prinsip pengalaman nyata 3. Prinsip kebersamaan partisipasi 6. Prinsip 4. Prinsip keswadayaan. Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016 19 7. Prinsip kesinambungan. 8. Prinsip manfaat..9. Prinsip kesiapan 10. Prinsip d. Evaluasi belajar belajar dalam secara proses andragogik lokalitas 11. Prinsip keterpaduan. Proses menenkankan kepada cara evaluasi belajar yang bersifat andragogis meliputi diri sendiri. langkah-langkah sebagai berikut: 2) Implikasi a. Menciptakan iklim belajar yangcocok untuk orang dewasa, asumsi tentang pengalaman a. proses belajar ditekankan kepada b. Menciptakan struktur organisasi c. dari teknik yang sifatnya menyadap untuk perencanaan yang bersifat pengalaman, partisipatif, metode kasus, simulasi, latihan Mendiagnosis kebutuhan belajar, praktek, metode d. Merumuskan tujuan belajar, demonstrasi, e. Mengembangakn rancangan kegiatan seminar. belajar, seperti diskusi, proyek, bimbingan dan b. Penekanan dalam proses belajar f. Melaksanakan kegiatan belajar, dan g. Mendiagnosa kembali kebutuhan pada aplikasi praktis. c. Penekanan dalam proses belajar belajar (evaluasi). adalah belajar dari pengalaman. 4. ImplikasiAsumsi Pendidikan Orang 3) Dewasa Implikasi dari asumsi tentang kesiapan belajar Selanjutnya, Knowles (1970) m empat a. Urutan asumsi pokok POD ,Implikasi dari masing- belajar masing asumsi terhadap pendidikan orang berdasarkan tugas perkembangan dewasa dan bukan disusun berdasarkan 1). Implikasi dari asumsi tentang konsep diri a. Iklim kurikulum orang dalam dewasa proses disusun urutan logik mata pelajaran atau dasar kebutuhankelembagaan. belajar, sesuai dengan perlu diciptakan orang tugas perkembangan pada orang dewasa. ruangan, peralatan, dewasa akan memberikan petunjuk kerja dalam belajar secara kelompok. sama keadaan b. Adanya konsep mengenai tugas- yang saling menghargai. b. Peserta 4). Implikasi dari asumsi tentang orientasi diikutsertakan dalam mendiagnosis kebutuhan belajar. c. Peserta dilibatkan dalam proses perencanaan belajarnya. terhadap belajar a. Para pendidik orang dewasa bukanlah berperan sebagai seorang guru yang mengajar mata pelajaran tertentu, tetapi ia berperan sebagai Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016 20 pemberi bantuan kepada orang yang belajar. b. Kurikulum dalam pendidikan untuk orang bdewasa tidak diorientasikan kepada mata pelajaran tertentu, tetapi berorientasi kepada masalah. c. Oleh karena orang dewasa dalam belajar berorientasi pada masalah maka pengalaman belajar yang dirancang berdasarkan pula kepada masalah atau perhatian yang ada pada benak mereka. 5. Metode Pendidikan Orang Dewasa Gambar.3 Kontinum Proses Belajar Sumber : Lunandi (1987 : hal 26) Dalam pembelajaran orang dewasa, Penetapan pemilihan metode banyak metode yang diterapkan. Untuk seharusnya memberhasilkan pembelajaran semacam aspek tujuan yang ingin dicapai, yang ini, dalam hal ini mengacu pada garis besar apapun seharusnya metode yang diterapkan mempertimbangkan faktor guru mempertimbangkan program pengajaran yang dibagi dalam sarana dan prasarana yang tersedia untuk dua jenis: mencapai tujuan akhir pembelajaran, yakni 1. Rancangan proses untuk mendorong agar suatu orang dewasa mampu menata dan mengisi bermutu. pengalamanbaru dengan mempedomani peserta pengalaman dapat memiliki belajar yang menurut Lunandi (1987), proses belajar masa lampau yang pernah dialami. tersebut, dirinci menjadi seperti terlihat 2. Proses pembelajaran yang dirancang dalam Gambar.3 untuk Kontinum Proses Belajar pengetahuan baru, pengalaman baru, keterampilan untuk tujuan meningkatkan baru, transfer mendorong masing-masing individu orang dewasa dapat meraih semaksimal mungkin ilmu pengetahuan yang diinginkannya, apa yang menjadi kebutuhannya, keterampilan yang diperlukannya, secara singkat diperinci bagaimana hubungannya dengan kedua ujung pada kontinum proses belajar, yakni Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016 21 penataan (atau penataan kembali) memberi umpan balik, membantu membuat genera lisasi mengenal masalah pelajar, menjelaskan sasaran pelajaran. mengungkapk an data mengenai pengalaman dan pendapat nya, menganalisa pengalamann ya, menggali alternatif dan manfaat pengalaman belajar di ujung yang satu, dan perluasan pengalaman belajar di ujung lain, seperti dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Penataan Pengalaman Belajar As p e k Apabila tekanannya pada : Penataan Pengalaman Mengajar Perluasan Pengalaman Belajar Suasana dan kecepatan belajar: Membuat pelajar enak mengungkapk an sukses dan kegagalannya di masa lalu, mengutamak an makna penilaian pengalaman masa lampau untuk dapat mengatasi masalah serupa di kemudian hari merenungkan banyak tanpa tergesa-gesa dipengaruhi sangat oleh reaksi dan kemampuan pelajar menciptakan suasana, memberi makna pada pengalaman belajar, memancing ungkapan pengalaman, Mengutamaka n masalah yang kini tak dapat dipecahkan oleh pelajar, tetapi dapat dipecahkanny a setelah menda pat bahan baru. Membantu pelajar untuk mengatasi ketidak mampuannya menggumuli bahan baru. menarik dan mengasikkan di tentukan sangat oleh sifat dan isi pelajaran Peran yang mengajar lebih banyak: Peran yang belajar lebih banyak mengenal masalah pelajar, menjelaskan sasaran pelajaran, memberikan data dan konsep baru, Sukses bergantun g diri atau memper lihatkan tingkah aku baru Mengolah data dan konsep baru, mempraktekk an bahan baru, melihat penerapan bahan baru pada situasi nyata Sukses bergantung diri suasana bebas dari ancaman, rasa kebutuhan pelajar untuk menemukan pendekatan baru dalam mengatasi masalah lama. Kejelasan penyajian Sumber : Lunandi (1987: hal 27-28 Gambaran di atas menunjukkan adanya beberapa program dewasa, yang programnya pendidikan dalam orang pelaksanaan membutuhkan kombinasi berbagai metode yang cocok sesuai situasi dan kondisi yang diperlukan sehingga dicapai hasil yang memuaskan. Kemampuan orang dewasa belajar dapat diperkirakan sebagai berikut: (a) 1% melalui indera perasa, (b) 1. % melalui indera peraba, (c) 3.% melalui indera Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016 22 penciuman, (d) 11% melalui indera deskriptif. Hal ini didasarkan pada pendengar, dan (e) 83% melalui indera petimbangan bahwa masalah yang diteliti penglihat (Lunandi, 1987). Sejalan dengan merupakan masalah yang ada pada masa itu, orang dewasa belajar lebih efektif sekarang (aktual) atau merupakan gejala- apabila gejala yang nampak dewasa ini, sehingga ia dapat mendengarkan dan berbicara. Komposisi kemampuan tersebut pemecahannya pun dapat dilukiskan ke dalam piramida belajar berdasarkan data yang diperoleh, dinalisa (pyramida of learning) seperti terlihat dalam dan Gambar 3 pemecahannya. Hal ini sejalan dengan kemudian dapat dilakukan dikembangkan cara pendapat Hadari Nawawi (1994:69) bahwa: “ Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan penelitian (seseorang, masyarakat mendengarkan. peserta Fungsi bicara metode diskusi bicara hanya dengan cara dan demonstrasi, peserta sekaligus mendengar, melihat dan berbicara. Pada saat latihan praktis peserta dapat mendengar, berbicara, melihat dan mengerjakan sekaligus, sehingga dapat diperkirakan akan menjadi paling efektif. yang dianggap yang kelas guru tenaga Kependidikan Jurusan PLS Universitas Siliwangi Tasikmalaya. HASIL PENELITIAN paling relevan dalam penelitian ini adalah metode DAN PEMBAHASAN 1.Penerapan Andragogi dalam performansi Tutor. Tutor sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran orang dewasa. Tutor memasuki kelas dengan bekal sejumlah pengetahuan Pengetahuan C. METODE PENELITIAN Metode saat hanya mendengarkan adalah seimbang. Dalam pendidikan pada penelitian adalah Pendampingan tutor di sedikit terjadi pada waktu tanya jawab. Untuk lain-lain) tampak atau sebagaimana adanya.” Sabjek Dari gambar di atas tampak bahwa ceramah lembaga, sekarang berdasarkan fakta-fakta Gambar 3 Piramida Belajar Orang Dewasa Sumber : Lunandi (1987 : hal 29) pada dan subyek/obyek dan dan pengalaman. pengalaman ini seharusnya melebihi dari yang dimiliki oleh peserta. Seorang tutor Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016 dengan 23 pengetahuan dan pengalamannya itu dan bersatu dengan peserta didik; tidaklah cukup untuk membuat peserta membiarkan diri sendiri mengalami atau untuk berperilaku belajar dalam kelas menyatu dalam pengalaman para peserta melainkan sikap tutor sangatlah penting. didik; merenungkan makna pengalaman itu Seorang tutor bukan merupakan sambil menekan penilaian diri sendiri, (2) "pemaksa" untuk terjadinya pengaruh Bersikap kewajaran: jujur, apa adanya, terhadap peserta, namun pengaruh itu konsisten, timbul karena adanya keterlibatan mereka merespon secara tulus ikhlas, (3) Bersikap dalam respek: kegiatan belajar. Untuk terbuka; membuka mempunyai pandangan positif mengusahakan adanya perubahan, tutor terhadap hendaknya bersikap positif terhadap warga kehangatan, belajar. menerima orang lain dengan penghargaan Sikap seorang tutor mempunyai arti penuh; peserta; diri; mengkomunikasikan perhatian, menghargai pengertian, perasaan dan dan pengaruh yang sangat besar terhadap pengalaman mereka, dan (4) Membuka perilaku warga belajar dalam kegiatan diri: menerima keterbukaan orang lain pembelajaran. tanpa menilai dengan ukuran, konsep dan Umumnya tutor yang memiliki daya tarik akan lebih efektif dari pengalaman pada tutor yang tidak menarik. Sikap mengungkapkan diri kepada orang lain dan menyenangkan yang ditampilkan oleh tutor mau mengambil resiko jika melakukan akan ditanggapi positif oleh peserta, pada kekeliruan. (Malik, 2011). gilirannya berpengaruh terhadap intensitas 1. perilaku belajarnya. Sebaliknya, fasilitator yang menampilkan sikap diri sendiri; dan Bahan Belajar tidak Pengorganisasian sedemikian rupa, peserta, sehingga mengakibatkan kegiatan belajar dalam belajar Pengorganisasian tidak menyenangkan. aktif Penerapan Andragodi dalam Metode menyenangkan akan dinilai negatif oleh menjadi secara bahan belajar memudahkan warga mempelajarinya. bahan belajar Ada beberapa hal yang dianggap penting mempengaruhi dimiliki oleh para tutor dalam proses pembelajaran. Setiap bahan belajar yang interaksi ingin belajar yang memungkinkan tingkat dapat disampaikan, keberhasilan harus dilihat dari tumbuh dan berkembangnya warga belajar, ketertarikan warga belajar terhadap materi yaitu (1) bersikap manusiawi dan tidak yang bereaksi secara mekanis atau memahami dengan kebutuhan warga belajar, dan masalah kesamaan tingkat dan lingkup pengalaman intelektual; peserta ikut didik hanya merasakan secara apa arti manusia dan benda bagi mereka; berada antara disampaikan, tutor dan kesesuaian warga materi belajar Bahan belajar yang berisi pengetahuan, Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016 24 keterampilan dan atau nilai-nilai akan dijelaskan di atas yaitu: konsep diri, disampaikan oleh tutor kepada warga akumulasi pengalaman, kesiapan belajar, belajar. Bahan belajar itu pula yang akan dan dipelajari oleh warga dalam mencapai tersebut tujuan belajar. Materi harus dipilih atas perencanaan kegiatan pendidikan dengan pertimbangan sejauh mana peranannya langkah-langkah sebagai berikut: dalam 1. menciptakan situasi untuk orientasi Menciptakan perencanaan dalam ditetapkan. tujuan Materi belajar yang struktur pun akan melibatkan itu Asumsi dijabarkan penyesuaian perilaku warga belajar di mencapai belajar. dasar dalam proses suatu struktur untuk bersama. Secara ideal semacam semua ini pihak yang akan mempengaruhi pertimbangan tutor dalam terkenai memilih direncanakan, yaitu termasuk para peserta dan menetapkan teknik pembelajaran. (Iryanto, 2011). kegiatan seharusnya pendidikan yang kegiatan belajar atau siswa, guru ata Seorang tutor hendaknya mengetahui fasilitator, wakil-wakil lembaga dan belajar yang faktor-faktor yang patut dipertimbangkan masyarakat. dalam memilih metode yang tepat sesuia 2. Menciptakan dengan bahan belajar untuk diajarkan. mendukung untuk orang dewasa belajar. Ketertarikan warga belajar dalam memilih Adalah sangat penting menciptakan iklim dan mempelajari bahan belajar adalah kerjasama yang menghargai antara guru merupakan dan siswa. Suatu iklim manifestasi dari perilaku belajar warga belajar. Faktor-faktor yang dewasa patut pengaturan dipertimbangkan dalam memilih dapat iklim belajar orang dikembangkan lingkungan phisik dengan yang bahan belajar adalah tingkat kemampuan memberikan kenyamanan dan interaksi peserta, keterkaitannya yang mudah, misalnya mengatur kursi atau pengalaman yang telah dengan dimiliki oleh meja peserta, tingkat daya tarik bahan belajar, secara melingkar, bukan berbaris-berbaris dan tingkat kebaharuan dan aktualisasi ke belakang. Guru lebih bersifat membantu bahan. bukan menghakimi. 2. Implikasi Terhadap Pembelajaran Orang 3. Diagnosa sendiri kebutuhan belajarnya. Dewasa Diagnosa Usaha-usaha ke arah penerapan semu kebutuhan pihak, dan teori andragogi dalam kegiatan pendidikan kebutuhan bersama. orang 4..Formulasi dewasa telah dicobakan oleh tujuan. beberapa ahli, berdasarkan empat asumsi operasional dapat dasar perumusan tujuan orang dewasa seperti telah harus melibatkan hasilnya adalah Agar secara dikerjakan maka itu hendaknya Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016 25 dikerjakan bersama-sama dalam deskripsi Dalam tingkah laku yang akan dihasilkan untuk dewasa dalam proses belajar jauh lebih memenuhi kebutuhan tersebut diatas. besar, sebab sejak awal harus diadakan 5.Mengembangkan model keterlibatan orang Ini suatu diagnosa kebutuhan, merumuskan merupakan aspek seni dari perencanaan tujuan, dan mengevaluasi hasil belajar program, dimana harus disusun secara serta harmonis bersama-sama. kegiatan umum. andragogi, belajar dengan membuat kelompok kelompok belajar baik kelompok besar maupun kelompok kecil. mengimplementasikannya secara 2. Saran Bagi pengambil kebijakan dalam hal Perencanaan evaluasi. Seperti halnya pembelajaran orang dewasa diharapkan dalam diagnosa kebutuhan, dalam evaluasi mampu memberikan pertimbangan holistik harus sejalan dengan prinsip-prinsip orang ke arah pengembangan keterampilan dan dewasa, yaitu sebagai pribadi dan dapat peningkatan sumber daya orang dewasa mengarahkan diri sendiri. yang berkualitas. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA 1. Simpulan Ahmuddiputra, Enuh, & Atmaja, Basar, Suyatna. (1986). Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Karunika. Dalam belajar orang dewasa memiliki suatu karakteristik, prinsip dan kondisinya dalam belajar. Orang dewasa biasanya Budiningsih, Asih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta banyak belajar dari pengalamannya sendiri dan memiliki suatu kesadaran akan kebutuhannya dalam belajar. Asumsinya pun setiap individu yang dewasa semakin matang sesuai dengan perjalanan waktu, olehkarena itu kesiapan belajar bukan ditentukan oleh kebutuhan atau paksaan akademik ataupun biologisnya, tetapi lebih banyak ditentukan oleh tuntutan perkembangan dan perubahan tugas dan peranan sosialnya. Selain itu orang dewasa juga mempunyai kecenderungan memiliki orientasi belajar yang berpusat pada pemecahan permasalahan yang Iryanto, Asep. 2011. Andragogi Sebuah Pembeda Dalam Pelatihan. Diakses pada tanggal 25 Maret 2003 dari http://sumberilmupendamping.wordpre ss.com/2011/03/16/andragogisebuah-pembeda-dalam-pelatihanbagian-1/ Knowles, Malcolm S. (1970). "The modern practicsof adult education, andragogy versus pedagogi". New York : Association Press. Knowles, Malcolm. 1979. The Adult Learning (thirt Edition), Houston, Paris, London, Tokyo: Gulf Publishing Company. ---------------------(1979). "The adult learners : A neglected species". Texas : Gulf Publishing Company Houston. dihadapi (Problem Centered Orientation). Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016 26 Lunandi, A, G. (1987). Pendidikan orang dewasa. Jakarta: Gramedi Maslow, A. H. (1966). "Toward a psycology Please do not use illegal software...of being". New Jersey : Van Nostrand. Malik, Halim. 2011. Teori Andragogi dan Penerapannya. Diakses pada tanggal 25 Maret 2003 dari http://edukasi.kompasiana.com. Nawawi, Hadari, dan Martini Hadari (1992) Kepemimpinan Yang Efektif, Gajah Mada Universitas Press, Yogyakarta . Piaget, J. (1959). "The growth of logical thinking from childood fo adolescence. New York : Basic Books. Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS, Vol 1 No 1, November 2016 27