28 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen

advertisement
28
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Manajemen
Pengertian manajemen menurut T H Handoko (2005, hal 3) adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya - sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Pengertian manajemen menurut Hasibuan (2006, hal 2) adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Pengertian Manajemen Menurut Kosasih & Soewedo (2009, hal 1) adalah:
pengarahan menggerakkan sekelompok orang dan fasilitas dalam usaha untuk
mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan manajemen adalah suatu seni
kepemimpinan, di mana seorang pemimpin bisa memimpin sebuah organisasi
ataupun kelompok dengan pola yang tersusun sesuai dengan fungsinya masingmasing.
2.2
Manajemen Operasional
Pengertian manajemen operasional menurut Daft (2012, hal 216) adalah
bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang, serta menggunakan
alat-alat dan teknik-teknik khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi.
Menurut Heizer & Render (2010, hal 4) manajemen operasi adalah
serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
megubah input menjadi output.
Manajemen Operasional adalah seluruh kegiatan yang berfokus pada
pengelolaan secara optimal penggunaan faktor produksi, tenaga kerja, mesin-mesin,
peralatan, bahan mentah dan faktor produksi.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan manajemen operasional
adalah bidang manajemen yang bergerak dalam bidang barang dan jasa yang
kegunaannya untuk membuat suatu manfaat dari kegiatan manajemen tersebut.
16
2.3
Kapasitas
Menurut Rangkuti (2010, hal 14) kapasitas adalah tingkat kemampuan
berproduksi secara optimum dengan menggunakan fasilitas biasanya dinyatakan
dengan jumlah output pada waktu tertentu. Manajer operasional memperhatikan
kapasitas karena : pertama, mereka ingin mencukupi kapasitas untuk memenuhi
permintaan konsumen. Kedua, kapasitas mempengaruhi efisiensi biaya operasi.
Ketiga, kapasitas sangat bermanfaat mengetahui perencanaan output, biaya
pemeliharaan kapasitas, dan sangat menentukan dalama analisis kebutuhan investasi.
Menurut Sumayang (2008, hal 99) kapasitas adalah tingkat kemampuan
produksi dari suatu fasilitas yang ada dan dinyatakan dalam jumlah volume output
per periode waktu. Peramalan permintaan yang akan datang akan memberikan
pertimbangan untuk merancang kapasitas.
Menurut T H Handoko (2005, hal 297) kapasitas adalah suatu tingkat
keluaran suatu kuantitas keluaran dalam periode tertentu dan merupakan kuantitas
tertinggi yang mungkin selama periode waktu itu.
Menurut Orlicky (2010, hal 67) kapasitas adalah suatu cara mengukur
kemampuan dari suatu fasilitas produksi (Work Center, Departement, atau fasilitas
lainnya) untuk mencapai jumlah kerja tertentu dalam waktu tertentu dan merupakan
fungsi dari banyaknya sumber daya yang tersedia seperti: peralatan, mesin, personel
atau karyawan ruang dan fasilitas penunjang aktivitas produksi serta jam kerja.
Perencanaan kapasitas menunjukan berapa banyak orang, mesin dan sumber yang
dibutuhkan untuk melengkapi atau memenuhi tugas produksi.
Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa kapasitas adalah
suatu pengukuran kemampuan suatu objek dalam memenuhi tingkat produksi objek
tersebut dan berhubungan dengan waktu, kinerja suatu objek.
2.3.1
Manajemen Kapasitas
Perencanaan kapasitas sebagai bagian dari perencanaan operasional secara
keseluruhan, memegang peranan yang sangat penting dalam rangka memenuhi
tujuan perusahaan. Oleh sebab itu paling tidak terdapat tiga fungsi perencanaan
kapasitas menurut Ma’arif & Tanjung (2006, hal 238), yaitu:
1. Membangun sumber daya produksi secara keseluruhan
2. Mempengaruhi biaya dan kompetisi
17
3. Menentukan kapan dan bagaimana meningkatkan kapasitas
Berdasarkan pendapat Rangkuti (2010, hal 96) ada tahap-tahap kegiatan
dalam penyusunan perencanaan kapasitas meliputi kegiatan berikut:
1. Mengevaluasi kapasitas yang ada
2. Memprediksi kebutuhan kapasitas yang akan datang
3. Mengidentifikasi alternatif terbaik untuk mengubah kapasitas
4. Menilai aspek keuangan,ekonomi, dan teknologi alternatif
5. Memilih alternatif kapasitas yang paling sesuai untuk mencapai misi strategik
2.3.2
Jenis Kapasitas
Menurut T H Handoko (2005, hal 297) ada tiga jenis kapasitas dipandang
dari sudut cara perhitungan dapat di bagi atas:
1. Kapasitas Teoritis.
Kapasitas teoritis adalah maksimum waktu, atau kapasitas yang
mungkin disediakan, dengan mempekerjakan semua orang dan atau
mesin selama jam-jam waktu yang tersedia, setiap hari dalam minggu,
tanpa istirahat baik orang maupun mesin. Kapasitas teoritis ini memang
jarang sekali tercapai, oleh karena itu di sebut sebagai kapasitas teoritis.
2. Kapasitas yang Diperlihatkan.
Kapasitas jenis ini adalah ukuran pekerjaan yang nyata-nyata terbukti
telah dilakukan oleh pusat pembuatan barang tersebut di masa lalu. Ini
biasanya dilakukan dengan pengukuran keluaran rata-rata dari pusat
pembuat barang bersangkutan selama masa operasi normal. Pengukuran
ini mungkin menyesatkan, karena tidak memperhitungkan kerusakan
mesin, kekurangan pesanan, kelambatan kedatangan komponen barang,
dan sebagainya.
3. Kapasitas Kalkulatis.
Kapasitas jenis ini adalah kapasitas yang paling banyak digunakan
dalam perhitungan CRP maupun perhitungan lain. Kapasitas kalkulatis,
yang biasanya dihitung dalam jam untuk setiap pekerjaan, terdiri dari
tiga faktor, yaitu tersedianya waktu kerja, utilisasi, dan efisiensi.
18
Jadi berdasarkan penjelasan tersebut, maka rumus perhitungan kapasitas
kalkulatis tersebut dapat disusun sebagai berikut.
Kapasitas Kalkulatis =
Sedangkan tersedianya waktu kerja untuk suatu periode waktu tertentu
dapat di hitung seperti berikut.
=jumlah pekerja atau mesin ×
!
"#
×
"#
$ %
×
$ %
&'
Sehingga kapasitas kalkulatis =
jumlah pekerja atau mesin ×
!
"#
×
"#
$ %
×
$ %
&'
× Utilisasi ×
Efisiensi
Menurut Gaspersz (2011, hal 374) dua hal penting masih perlu dibicarakan,
yaitu utilisasi dan efisiensi, mengenai apa artinya dan bagaimana menghitungnya.
Utilisasi adalah pecahan yang menggambarkan persentase clock time yang tersedia
dalam pusat kerja yang secara aktual digunakan untuk produksi berdasarkan
pengalaman lalu. Utilisasi dapat ditentukan untuk mesin atau tenaga kerja, atau
keduanya, tergantung pada mana yang lebih cocok untuk situasi dan kondisi aktual di
perusahaan. Perlu dicatat bahwa angka utilisasi tidak dapat melebihi 1,0 (100%).
Utilisasi dapat berarti untuk pekerja dan untuk mesin atau perlengkapan atau
keduanya, yang menunjukkan rasio antara jumlah jam kerja penggunaan
sesungguhnya dan jumlah jam yang tersedia, jadi :
Utilisasi =
!# ! %
!# ! Sedangkan efisiensi adalah ukuran dari produktivitas dari pekerja, pusat
pembuat barang, bagian, atau pabrik, dan ukuran ini di hitung sebagai rasio dari
jumlah jam standar di produksi dan jumlah jam kerja, atau :
Efisiensi =
!# ! " &'
!# ! %
19
2.3.3
Perencanaan Kapasitas
Kapasitas suatu pabrik ditentukan oleh satuan tertentu keluaran, demikian
pula satuan perencanaan kapasitas. Satuan kapasitas suatu keluaran misalnya ton per
hari, yard per 73 jam, liter per jam, jam per minggu, dan sebagainya. Perencanaan
kapasitas juga harus dibuat dalam satuan yang sama dengan kapasitas keluaran
tersebut. Proses dari perencanaan kapasitas adalah sebagai berikut:
1. Tentukan kapasitas yang tersedia untuk tiap satuan waktu
2. Tentukan muatan (kapasitas diperlukan) untuk setiap jenis pekerjaan
dalam setiap satuan waktu.
3. Terjemahkan kapasitas dibutuhkan dalam satuan waktu yang diperlukan
untuk setiap jenis pusat pembuatan barang dalam setiap periode waktu.
Jumlahkan kapasitas dibutuhkan untuk setiap pos dari setiap pusat
pembuatan barang untuk menentukan muatan untuk setiap pusat pembuatan barang
dalam setiap periode waktu.
Pecahkan perbedaan antara kapasitas tersedia dengan kapasitas dibutuhkan. Jika
mungkin kapasitas tersedia harus disesuaikan dengan muatan (kapasitas diperlukan).
Apabila tidak mungkin, perencanaan prioritas harus dirubah agar sesuai dengan
kapasitas tersedia.
2.3.4
Tingkat Perencanaan
Menurut Stevenson (2009, hal 270) tingkatan perencanaan biasanya ada
tiga, yaitu perencanaan sumber daya (resource planning), perencanaan kapasitas
secara kasar (rough-cut capacity planning), dan perencanaan kebutuhan kapasitas
(capacity requirement planning).
1. Perencanaan sumber daya
Perencanaan ini meliputi perencanaan sumber daya jangka panjang dan
secara langsung berhubungan dengan perencanaan produksi. Secara
tipikal, perencanaan ini untuk prioritas kebutuhan bulanan, kuartalan,
atau tahunan. Perencanaan jenis ini menyangkut perubahan karyawan,
peralatan, desain produk, atau fasilitas lain yang memerlukan waktu
lama baik untuk memperolehnya atau untuk menghilangkannya.
20
2. Perencanaan kasar
Tingkatan selanjutnya dalam perencanaan ialah perencanaan secara
kasar yang bersumber dari penjadwalan produksi induk (master
production schedule = MPS). Tujuan dari perencanaan pada tingkat ini
ialah memastikan kelayakan dari MPS, dan secara dini memberikan
peringatan mengenai kemungkinan ketidak lancaran memastikan
tersedianya sumber daya, dan memberitahukan pemasok mengenai
kebutuhan kapasitas.
3. Perencanaan kapasitas kebutuhan
Perencanaan Kebutuhan Kapasitas (CRP) ini berhubungan langsung
dengan perencanaan kebutuhan barang (MRP). Oleh karena itu,
perencanaan ini, sebagai mana juga MRP, menyangkut hal-hal yang
sangat terinci.
Tingkat perencanaan merupakan sesuatu komponen-komponen yang
terkandung dalam CRP, sehingga perlu adanya perhitungan yang sangat matang
dalam penghitungan perencanaan tersebut. Berdasarkan teori diatas dapat di
gambarkan bentuk pada tingkat perencanaan pada Gambar 2.1.
Prioritas
Perencanaan
Produksi
Kapasitas
Perencanaan
sumber daya
Jangka panjang
Perencanaan
Perecanaan
Kasar
MPS
Jangka menengah
MRP
CRP
Jangka pendek
Implementasi /
Pengawasan
Pengawasan
Aktivitas
Produksi
Pengawasan
Kapasitas
Jangka pendek
Gambar 2.1 Perencanaan Prioritas dan Perencanaan Kapasitas
Sumber : Stevenson (2009, hal 670)
21
2.4
Capacity Requirement Planning (CRP)
Capacity
Requirement
Planning
(CRP) merupakan
fungsi
untuk
menentukan, mengukur, dan menyelesaikan tingkat kapasitas atau proses untuk
menentukan jumlah tenaga kerja dan sumber daya mesin yang diperlukan untuk
melaksanakan produksi. CRP merupakan teknik perhitungan kapasitas rinci yang
dibutuhkan oleh perencanaan kebutuhuan material (Material Requirement Planning).
CRP menverifikasikan apakah kapasitas yang tersedia mencukupi selama rentang
perencanaan .
CRP atau perancangan kapasitas merupakan sistem perencanaan dan
pengendalian produksi agroindustri, produksi tentunya harus memperhatikan
karakteristik dari bahan baku yang khas tersebut. Faktor musiman mengharuskan
pentingnya penjadwalan produksi. Gaspersz (2011, hal 97)
Capacity Requirement Planning (CRP) merupakan jumlah maksimum
output yang dapat diproduksi dalam satuan waktu tertentu, contoh: bus mempunyai
kapasitas kursi 40 sekali jalan, pabrik pupuk mempunyai kapasitas 100.000kg sekali
produksi. Perencanaan kapasitas produksi dikaitkan dengan kapasitas sumber daya
yang dimiliki seperti : kapasitas tenaga kerja, kapasitas mesin, kapasitas bahan baku,
kapasitas modal.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan Capacity Requirement
Planning adalah suatu proses penambahan suatu alat produksi yang dapat
menyelesaikan suatu perkerjaan dengan tepat waktu dengan apa yang diminta oleh
para konsumen.
2.4.1 Input Sistem Capacity Requirements Planning (CRP)
Menurut Gaspersz (2011, hal 334) CRP memiliki tiga input informasi yang
diperlukan, yaitu : Schedule of planned factory order releases : merupakan salah satu
output dari MRP. CRP memiliki dua sumber utama dari load data, yaitu:
(1) Scheduled receipts yang berisi data order due date, order quantity, operations
completed, operations remaining, dan (2) planned order releases yang berisi
data planned order releases date, planned order receipt date, planned order
quantity.Sumber-sumber lain seperti: product rework, quality recalls, engineering
22
prototypes, excess scrap, dan lain-lain, harus diterjemahkan ke dalam satu dari dua
jenis pesanan yang digunakan oleh CRP itu:
1. Work order status: informasi status ini diberikan untuk semua open
orders yang ada dengan operasi yang masih harus diselesaikan, work
center yang terlibat dan perkiraan waktu.
2. Routing data: memberikan jalur yang direncanakan untuk factory melalui
proses
produksi
dengan
perkiraan
waktu
operasi.
Setiap
part,
assembly, dan produk yang dibuat memiliki suatu routing yang unik,
terdiri dari satu atau lebih operasi. Informasi yang diperlukan untuk CRP
adalah: operations number, operation, planned work center, possible
alternate work center, standard setup time, standard run time per unit,
tooling needed at each work center, dan lain-lain. Routing memberikan
petunjuk pada proses CRP sebagaimana layaknya BOM memberikan
petunjuk pada proses MRP.
3. Work center data: data ini berkaitan dengan setiap production work
center,
termasuk
sumber-sumber
daya,
Standar-standar utilisasi
dan efisiensi, serta kapasitas. Elemen-elemem data pusat kerja adalah:
identifikasi dan deskripsi, banyaknya mesin atau stasiun kerja, banyaknya
hari kerja per periode, banyaknya shifts yang dijadwalkan per hari kerja,
banyaknya jam kerja per shift, faktor utilisasi & efisiensi.
2.4.2
Routing Data
Routing adalah jejak langkah pekerjaan yang berlangsung dari pusat
pembuatan yang produk sampai selesai. Routing dicantumkan dalam suatu lembaran
routing, baik secara manual atau komputer, dan disimpan dalam file routing. File
routing haruslah berisi untuk setiap pembuatan komponen barang keteranganketerangan sebagai berikut:
1. Pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Urutan pekerjaan di maksud.
3. Pusat pembuatan barang yang digunakan.
4. Kemungkinan alternatif penggunaan pusat pembuatan barang.
5. Peralatan yang digunakan untuk setiap pekerjaan.
23
Waktu standar : waktu penyiapan dan waktu pembuatan setiap satuan barang.
Nama Barang : Kain Katun
No. Produk : D31
No. Pekerjaan
Waktu
Waktu
Nama
penyiapan
pembuatan
Pekerjaan
(standart jam)
(standart jam)
Perajutan Kain
Perajutan Kain
Perajutan Kain
Perajutan Kain
Gudang
simpan
Gambar 2.2 File Routing
Sumber : PT.Surya Mas Indo
2.4.3
Output Sistem Capacity Requirements Planning (CRP)
Menurut Gaspersz (2011, hal 277) CRP memilik dua output yang
dihasilkan, yaitu:
1.
Laporan beban pusat kerja (Work center load report), laporan ini
menunjukkan hubungan antara kapasitas dan beban. Apabila dalam laporan
ini tampak ketidakseimbangan antara kapasitas dan beban, proses CRP
secara keseluruhan mungkin perlu diulang. Work center load profile sering
ditampilkan dalam bentuk grafik batang yang sangat bermanfaat untuk
melihat hubungan antara beban yang diproyeksikan dan kapasitas yang
tersedia,
sekaligus
mengidentifikasi apakah
terjadi
kelebihan
atau
kekurangan kapasitas. CRP biasanya menghasilkan work center load
profile untuk setiap pusat kerja yang diidentifikasi dalam pabrik.
Perbandingan antara beban dan kapasitas dapat juga ditampilkan dalam
format kolom.
2.
Perbaikan Schedule of planned factory order releases. Perbaikan
jadwal
ini
menggambar
bahwa
output
dari
CRP
disesuaikan
terhadap specific release dates untuk factory orders berdasarkan perhitungan
24
keterbatasan kapasitas. Perbaikan schedule of planned factory order
releases merupakan output tidak langsung (indirect output) dari proses CRP
sebab mereka adalah hasil dari human judgements yang berdasarakan pada
analisis dari output laporan beban pusat kerja (Work cente load reports).
Salah satu pilihan penyesuaian yang mungkin, di samping perubahan
kapasitas, adalah mengubah planned start dates yang di buat melalui rencana CRP.
Hal ini mempunyai pengaruh terhadap pergeseran beban di antara periode waktu
untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik.
Gambar 2.3. Sistem Perencanaan Kebutuhan Kapasitas (CRP)
Sumber : Gaspersz (2011, hal 206)
2.4.4
Tujuan dan Manfaat Capacity Requirement Planning (CRP)
Tujuan utama dari CRP adalah menunjukan perbandingan antara beban
yang ditetapkan pada pusat-pusat kerja melalui pesanan kerja yang ada dan kapasitas
dari setiap pusat kerja selama periode waktu tertentu. Gaspersz (2011, hal 248)
Menurut Rangkuti (2010, hal 176) CRP memungkinkan kita untuk
menyeimbangkan beban (Load) terhadap kapasitas. Berikut ini adalah lima tindakan
dasar yang mungkin kita ambil apabila terjadi perbedaan (ketidak seimbangan)
antara kapasitas yang ada dan beban yang dibutuhkan:
1. Meningkatkan kapasitas (incresing Capacity)
2. Mengurangi kapasitas (Reducing capacity)
3. Meningkatkan beban (Incresing load)
4. Mengurangi beban (Reducing load)
5. Mendistribusikan kembali beban (Redistributing load)
25
2.4.5
Kelebihan dari Capacity Requirement Planning (CRP)
Menurut Siagian (2007, hal 194) CRP memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya:
1. Memberikan time-phased visibility dari ketidakseimbangan kapasitas dan
beban
2. Mengkonfirmasi bahwa fisilitas cukup, ada pada basis kumulatif
sepanjang horizon perencanaan
3. Mempertimbangkan ukuran lot spesifik dan routings
4. Menggunakan perkiraan lead time yang lebih tepat daripada MRP
5. Menghilangkan erratic lead times dengan cara memberikan data untuk
memuluskan beban sepanjang pusat kerja
2.4.6
Kelemahan dari Capacity Requirement Planning (CRP)
Menurut Siagian (2007, hal 195) CRP mempunyai beberapa kelemahan,
antara lain:
1.
Hanya dapat diterapkan terutama dalam lingkungan job shop manufacturing
2.
Biasanya hanya menggunakan teknik penjadwalan backward scheduling
sehingga tidak menunjukkan dimana slcak times yang mungkin dapat
digunakan untuk keseimbangan yang lebih baik
26
2.5
Kerangka Pemikiriran
Kerangka pemikiran adalah gambaran mengenai hubungan antar variabel
dalam suatu penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran menurut kerangka logis.
Pengumpulan
Data
Identifikasi Masalah
PT.Surya Mas Indo
DATA
PERMINTAAN
KAPASITAS
CATATAN
MESIN
PERSEDIAAN
Routing
EFISIENSI
Data
UTILITAS
CRP
KESIMPULAN
SARAN
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas penulis akan menarik kesimpulan
dari metode CRP yang akan diterapkan pada perusahaan namun perlu adanya
tahapan-tahapan yang harus dilakukan, yaitu :
27
Yang pertama adalah mengidentifikasikan masalah yang ada pada
perusahaan PT. Surya Mas Indo. Yang kedua adalah penulis akan melakukan
kegiatan pengumpulan data dari perusahaan tersebut. Pengumpulan data dilakukan
dengan cara melakukan wawancara terhadap pemilik perusahaan dan pengamatan
lapangan. Yang ketiga yaitu penulis akan membagi dalam 3 bagian data yang telah
dikumpulkan dalam 3 bagian, yaitu data permintaan, kapasitas mesin, dan catatan
persediaan. Tahap keempat yaitu menafsirkan data permintaan menjadi routing data
dan data kapasitas mesin menjadi perhitungan efisiensi dan utilitas, karena data
tersebut merupakan data yang diperlukan dalam input metode CRP. Setelah tahap
keempat sudah ditentukan hasilnya maka pada tahap kelima metode CRP baru bisa di
dapat, output dari metode ini adalah laporan beban pusat kerja (Work Center load
report) dan Schedule of planned factory order. Dan pada tahapan keenam yaitu yang
terakhir adalah penulis memberikan statement ataupun kesimpulan dari penerapan
metode CRP pada perusahaan yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja dari
perusahaan.
28
Download