Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Manfaat Daun Bangun-Bangun Di Poli Rumah Sakit Kebun Laras Kab. Simalungun Tahun 2014. Syaferi Anwar,S.Kep,Ners,MSi Sujud Alfian Ahmad Muttaqin ABSTRAK Daun tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus Lour) merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki fungsi dan kegunaan yg beragam, daun ini juga sebagai laktagogum, yaitu dapat meningkatkan sekresi dan produksi air susu ibu. Penggunaan laktagogum (lactagogue) merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan laju sekresi dan produksi ASI. Air susu ibu merupakan makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi tinggi dan berenergi tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang manfaat daun bangun-bangun untuk meningkatkan produksi ASI di Poli Rumah Sakit Kebun Laras. Jenis penelitian ini menggunakan deskriftif korelasi. Dengan desain penelitian metode pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 33 orang dengan metode accidental sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tertutup yang telah di uji validitas dan realibitasnya. Teknik analisa data dengan analisa univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisa bivariat dengan menggunakan chi square. Hasil penelitian terhadap 33 respondendi Poli Rumah Sakit Kebun Laras Kab. Simalungun diperoleh 22 responden (66,6%) berpengetahuan baik, 8 responden (24,3%) berpengetahuan sedang, 3 responden (9,1%) berpengetahuan kurang. Sedangkan sikap 27 responden (81%) dengan hasil signigfikan sebesar 0,00<0,05. Kesimpulan penelitian bahwa terdapat ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang manfaat daun bangun-bangun di poli rumah sakit kebun laras kab. Simalungun tahun 2015 memiliki sikap baik, 6 responden (18,2%) memiliki sikap tidak baik. Diharapkan kepada pihak tim kesehatan agar memberikan penyuluhan kepada seluruh ibu hamil tentang manfaat daun bangunbangun. Kata Kunci Daftar pustaka : Pengetahuan, Sikap, Daun Bangun-Bangun : 14 Buku (2005-2013) Jurnal/Skripsi (2005-2013) 1.1 Latar Belakang Daun tanaman bangunbangun (Coleus amboinicus Lour) merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki fungsi dan kegunaan yg beragam dengan kandungan berbagai jenis flavonoid, seperti quercetin, apigenin, luteolin, salvigenin, genkwanindipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit seperti demam malaria, hepatopati, batu ginjal dan kandung kemih, cekukan, bronkitis, cacingan, kolik dan kejang. batuk, bahkan hingga penyakit asma kronik (Adisty, 2013). Selain itu ternyata juga ditemukan fungsi dari daun bangunbangun lainnya yaitu daun ini juga sebagai laktagogum, yaitu dapat meningkatkan sekresi dan produksi air susu ibu. Penggunaan laktagogum (lactagogue) merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan laju sekresi dan produksi ASI(Santosa 2001; Damanik et al. 2001; 2006; Permana 2008; Rumetor 2008). Penggunaan laktagogum (lactagogue) merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan laju sekresi dan produksi ASI. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ada sejumlah bahan pangan di Indonesia yang memiliki fungsi sebagai laktagogum. Pemanfaatan dan pengembangan tanaman pangan yang memiliki fungsi sebagai laktagogum tersebut dapat menjadi salah satu strategi untuk mengatasi gagalnya pemberian ASI eksklusif karena sekresi dan produksi ASI yang rendah (Santosa 2001). Daun bangun-bangun (Coleus amboinicus) sebagai lactogogum merupakan tumbuhan yang banyak dikonsumsi oleh ibu-ibu setelah melahirkan di daerah Toba, Sumatera Utara. Tumbuhan ini dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI. Tumbuhan ini banyak ditemukan di daerah Sumatra Utara dan dijadikan panganan pendamping nasi, misalnya sebagai sayuran. Konsumsi daun bangunbangun oleh penduduk Sumatra Utara biasanya dalam bentuk sop yang dimasak secara tradisional dengan santan. Suatu penelitian telah mencoba membuktikan karakteristik mutu sop daun bangun-bangun yang dikemas dalam kaleng sebagai suatu bentuk usaha komersil. Selain dipetik langsung dari pohonnya, ibu-ibu menyusui diharapkan dapat mengkonsumsinya dalam bentuk sop kemasan kaleng yang lebih praktis karena tidak perlu menanam pohonnya dan memasaknya terlebih dahulu untuk mendapatkan efek laktagogumnya. Tanaman ini terbukti mengandung zat besi dan karotin yang tinggi. Selain itu konsumsi tanaman ini dapat meningkatkan kadar zat besi, kalium, seng, dan magnesium dalam ASI serta meningkatkan berat badan bayi (Warsiki, 2009). Komposisi kandungan kimia daun Bangun-bangun yang sudah pernah diteliti bahwa dalam daun ini mengandung minyak atsiri (0,043% pada daun segar atau 0,2% pada daun kering).Minyak atsiri dari daun Bangun-bangun selain berdaya antiseptika ternyata juga mempunyai aktivitas tinggi melawan infeksi cacing.Phytochemical database melaporkan bahwa dalam daun ini terdapat juga kandungan vitamin C, vitamin B1, vitamin B12, beta karotin, niasin, karvakrol, kalsium, asam-asam lemak, asam oksalat, dan serat. Senyawa-senyawa tersebut berpotensi terhadap bermacammacam aktivitas biologik, misalnya antioksidan, diuretik, analgesik, mencegah kanker, antitumor, antivertigo, immunostimulan, antiradang, antiinfertilitas, hipokolesterolemik, hipotensif, dan lain-lain khasiat yang perlu diteliti lebih lanjut. Di kepulauan China, jus daun ini diberikan untuk obat batuk anak-anak ditambah gula. Manfaat lain adalah sebagai obat asthma dan bronkitis.Disamping itu, komponen daun ini sudah pernah dimasukkan sebagai komponen obat jamu ibu hamil yang ternyata menurut penelitian mempunyai sifat oksitosikdan analgesik. Infus ekstrak daun tersebut dapat meningkatkan volume air susu induk tikus dan berat badan anaknya. Penelitian selanjutnya pada ibu-ibu masa laktasi menunjukkan bahwa sayur daun Bangun-bangun yang dikonsumsi terbukti dapat meningkatkan total volume Air Susu Ibu (ASI), berat badan bayi, dan komposisi zat besi, seng, dan kalium dalam ASI Sejalan dengan hal di atas dalam penelitian yang dilakukan oleh Rizal Damanik tahun 2001 mengenai daun bangun-bangun menunjukkan bahwa daun bangun-bangun sudah terbukti secara ilmiah bermanfaat bagi ibu-ibu hamil dan menyusui untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI. Pada tahun 2003 Rizal Damanik kembali melakukan percobaan dengan membandingkan daun bangun-bagun dengan moloco (yang mengandung bahan kimia dari extract plasenta sapi), dan fenugreek, yakni tanaman yang biasa dimanfaatkan orang Eropa untuk meningkatkan kualitas ASI. Hasil penelitian menunjukkan ternyata ASI dari kelompok ibu yang menggunakan daun bangun-bangun itu yang terbaik. Air susu ibu merupakan makanan dari tuhan yang diciptakan khusus bagi ibu yang melahirkan bayinya. Berkembangnya ilmu pengetahuan juga membuat kita semakin tahu bahwa ASI adalah nutrisi yang paling baik,paling berkualitas, dan paling cocok untuk bayi. Mengapa? Kerena ternyata banyak ibu yang lupa atau tidak tahu, lalu menganggap ASI sama saja dengan susu formula (Sri Budiasih, 2006:40). Air susu ibu juga mengandung beberapa mikronutrien yang dapat membantu memperkuat daya tahan tubuh bayi. Selain itu pemberian ASI minimal selama 6 bulan jga dapat menghindarkan bayi dari obesitas atau kelebihan berat badan karena ASI membantu menstabilkan pertumbuhan lemak bayi. ASI diproduksi pada semester ke-2 kehamilan atau memasuki kehamilan atau memasuki minggu ke 16. Pada masa ini, hormon prolaktin sudah mulai aktif bekerja. hormon ini mulai memproduksi ASI untuk mempersiapkan ketersediaan ASI pada saat bayi dilahirkan sampai dengan periode menyusui selesai. Seringkali kita mendengar, bahwa ASI baru akan keluar pada hari ke-2 dan ke-3 atau ASI tidak keluar sama sekali ketika bayi baru saja dilahirkan. Anggapan itu tentu saja tidak tepat, karena tubuh ibu sudah mempersiapkan makanan yang terbaik bagi bayi yaitu ASI sejak memasuki trisemester ke-2 kehamilan. Colostrum yang jumlahnya masih sangat sedikit akan keluar dalam bentuk cairan seperti minyak, berwarna putih/kekuningan, dan akan semakin lancar keluar jika distimulasi dengan isapan mulut bayi. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk melakukan proses inisiasi menyusu dini segera setelah bayi lahir dan dilanjutkan dengan rawat gabung untuk membantu ibi sukses menyusui bayinya. Seorang bayi selama dalam kandungan telah mengalami proses tumbuh kembang sedemikian rupa, sehinngga waktu bayi lahir berat badannya sudah mencapai berat badan normal. Pertumbuhan dan perkembangan bayi terus berlangsung sampai dewasa. Proses tumbuh kembang ini dipengaruhi oleh makanan yang di berikan pada anak. Makanan yang paling sesuai untuk bayi adalah Air Susu Ibu(ASI), karena ASI memang untuk diperuntukan bagi bayi sebagai makanan pokok bayi. Para ahli anak di seluruh dunia telah mengadakan penelitian terhadap keunggulan ASI. Hasil penelitian tersebut menjelaskan keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi atau susu buatan lainnya. Hal itu disebabkan oleh zatzat kekebalan tubuh di dalam ASI memberikan perlindungan langsung melawan serangan penyakit. Adapun masalah pada ibu saat ibu memberikan ASI kepada bayinya yaitu kurang informasi, puting susu yang pendek/terbenam dan produksinya yang kurang. Banyak ibu-ibu yang mengatakan tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya karena produksi ASI-nya kurang. Sering kenyataannya ASI tidak benar-benar kurang. Tandatanda yang sering di anggap ibu produksi ASI-nya kurang antara lain, bayi tidak puas setiap selesai menyusui, sering kali menyusu, menyusu dengan waktu yang sangat lama, tapi juga terkadang bayi lebih cepat menyusu disangka produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai menyusu, bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu, tinja bayi keras, keringat atau berwarna hijau, payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang) atau ASI tidak “datang” pasca lahir. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ASI adalah makanan ibu, ketenangan jiwa/pikiran, penggunaan alat kontrasepsi dan perawatan payudara. Praktik pemberian ASI eksklusif masih rendah disebagian besar negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan data UNICEF, persentase anak Indonesia yang diberi ASI secara eksklusif (usia 0 3 bulan) selama tahun 1986 – 1991 hanya sebesar 39 %.Penelitian Afriansyah mengenai praktik pemberian ASI- eksklusif di 3 propinsi di Indonesia menunjukkan praktik pemberian ASI eksklusif di Jawa Barat sebesar 19,2 persen, Sumatera Barat 10,4 persen dan Nusa Tenggara Timur 8,9 persen.Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 dan 2002 menunjukkan bahwa praktik menyusui 1 jam setelah bayi lahir di Indonesia masih sangat rendah yaitu 3% pada tahun 1997 dan 3,7 % pada tahun 2002. Riskedas 2010 menunujukan Persentase proses mulai menyusui kurang dari satujam (< 1 jam) setelah bayi lahir adalah 29,3%. Menurut World Health Organization (WHO) Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan merupakan salah satu dari strategi global untuk meningkatkan pertumbuhan, perkembangan, kesehatan dan kelangsungan hidup bayi. Meskipun banyak manfaat pemberian ASI eksklusif bagi bayi, ibu, keluarga, dan masyarakat namun cakupannya masih rendah di berbagai negara termasuk Indonesia. Data Riskesdas tahun 2010 menunjukkan bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai enam bulan hanya 15,3% (Kemenkes 2010). Di desa kebun laras tentang mengkonsumsi daun bangun-bangun biasanya dalam bentuk sayuran yang di masak untuk kebutuhan seharihari. Namun penduduk di desa kebun laras tidak mengetahui apa manfaat dari daun bangun-bangun peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di desa kebun laras tentang manfaat daun bangun-bangun. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti di Desa Laras melalui wawancara, terdapat 10 orang ibu hamil, dan peneliti memberikan pertanyaan kepada ibu hamil tersebut untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang manfaat daun bangunbangun. Peneliti memberikan pertanyaan sebagai berikut: Apakah ibu tahu apa itu daun bangunbangun, Apakah ibu tahu manfaat daun bangun-bangun, Bagaimana ciri-ciri daun bangun-bangun, Apakah ibu pernah mengkonsumsi daun Bangun-Bangun. Dari uraian pertanyaan diatas, karena ibu hamil di desa laras tidak paham dan tidak pernah mengkonsumsi daun bangun-bangun, peneliti tertarik untuk melakuan penelitian tentang pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang manfaat daun bangun-bangun untuk meningkatkan produksi ASI di Poli Rumah Sakit Kebun Laras. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat di simpulkan bahwa rumusan masalah sebagai berikut: bagaimana pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap manfaat daun bangun-bangun untuk meningkatkan produksi ASI di Di Poli Rumah Sakit Kebun Laras tahun 2015. 1.3 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang manfaat daun bangun – bangun untuk meningkatkan produksi ASI di Poli Rumah Sakit Kebun Laras. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk megetahui pegetahuan ibu hamil tentang manfaat daun bangunbangun untuk meningkatkan produksi ASI di Poli Rumah Sakit Kebun Laras b. Untuk megetahui sikap ibu hamil tentang manfaat daun bangunbangun untuk meningkatkan produksi ASI di poli Rumah Sakit Kebun Laras. c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang manfaat daun bangunbangun untuk meningkatkan produksi ASI di Poli Rumah Sakit Kebun Laras. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Desain Penelitian 3.1.1 jenis penelitian Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriftif korelasi yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Manfaat Daun BangunBangun Untuk meningkatkan Produksi ASI Di Rumah Sakit Kebun Laras kab. Simalungun tahun 2015. 3.1.2 desain penelitian Pada penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan pendekatan cross sectional yang menjelaskan Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Manfaat Daun BangunBangun Untuk meningkatkan Produksi ASI Di Rumah Sakit Kebun Laras Kab. Simalungun untuk mendeskripsikan data hasil angket dari variabel bebas pengetahuan dan hasil dari variabel terikat pengetahuan dan sikap. 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6-14 Oktober 2015 3.2.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Kebun Laras, karena belum pernah diteliti, adanya permasalahan yang akan diteliti yaitu masih ada ibu hamil yang belum mengerti tentang manfaat daun bangun-bangun untuk meningkatkan produksi ASI mengenai pengetahuan dan sikap ibu. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2008:115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu hamil di Rumah Sakit Kebun Laras. Berdasarkan data rekam medik Rumah Sakit Kebun Laras diketahui rata – rata jumlah ibu hamil setiap bulan sebanyak 56 orang dengan datang ke poliklinik lalu peneliti mencatat data yang sudah ada. 3.3.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011: 120). Sedangkan menurut pendapat lainnya, yang dimaksud sampel atau contoh adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010: 174). Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian Ibu hamil di Rumah Sakit Kebun Laras. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Accidental Sampling yaitu mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian. 3.4 Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara operasional berdasarkan karateristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat 2010:8) Agar variabel penelitian dapat diukur maka perlu dibuat defenisi operasional seperti tabel dibawah ini: Table 1. Defenisi Operasional Variabel Penelitian hubungan pengetahuan Variabel Defenisi Alat ukur Variabel independen: Pengetahuan ibu hamil Variabel dependen: Sikap ibu hamil tentang manfaat daun bangunbangun Hasil ukur Skala ukur Segala sesuatu Kuesioner yang diketahui yang terdiri ibu hamil Dari 14 soal. tentang manfaat daun bangunbangun Di nilai dari Ordinal hasil kuesioner: Baik:11-14 Sedang:6-10 Kurang:0-5 Persepsi yang Kuesioner dimiliki ibu yang terdiri hamil tentang dari 11 soal. manfaat daun bangun-bangun Di nilai dari Ordinal hasil kuesioner: Baik: 23-44 Tidak Baik: 1-22 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Poli Rumah Sakit Kebun Laras Kab. Simalungun Tahun 2015. Penelitian yang saya gunakan ini menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah sampel yaitu 33 orang. Dimana penelitian ini saya lakukan selama 2 minggu dimana rata-rata setiap hari buka Poli hari selasa dan kamis ada 8 orang ibu hamil yang berkunjung di poliklinik Rumah Sakit Kebun laras. 4.2 Distribusi Data Demografi Data demografi dalam penelitian ini meliputi umur, kelas, jurusan, pernah mengalami kehamilan, agama, dan sumber pengetahuan. Secara rincinya berikut adalah tabel yang menunjukkan data demografi responden. Berdasarkan data demografi diatas menunjukkan hasil bahwa responden dalam penelitian ini mayoritas berumur 25-30 tahun yaitu sebanyak 17 responden (51,5%). Sedangkan mayoritas responden yang selesaikan pendidikan pada tingkat SMA 16 orang (48,5%). Di lihat dari pekerjaan mayoritas responden berpropesi sebagai IRT 22 orang (66.7%). 4.3 Hasil Penelitian 4.3.1 Pengetahuan Ibu hamil Tentang Manfaat daun Bangun-Bangun Di Poli Rumah Sakit kebun Laras Tahun 2015 Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa mayoritas responden memiliki Pengetahuan baik tentang manfaat daun bangun-Bangun di Poli Rumah Sakit Kebun Laras Kab. Simalungun yaitu sebanyak 22 orang (66,6%) 4.3.2 Sikap Ibu Hamil Tentang Manfaat Daun Bangun-Bangun Di Poli Rumah Sakit Kebun Laras Kab. Simalungun Tahun 2015. Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa mayoritas responden memiliki Sikap Ibu Hamil Tentang Manfaat Daun Bangun-Bangun Di Poli Rumah Sakit kebun laras kab. Simalungun yaitu sebanyak 27 orang (81,8%) 4.3.3 Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Hamil Tentang Manfaat Daun Bangun-Bangun Di Poli Rumah Sakit Kebun Laras kab. Simalungun tahun 2014. Dalam penelitian ini, uji yang dipakai untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dan sikap Ibu hamil Tentang manfaat Daun BangunBangun di poli Rumah Sakit Kebun Laras Tahun 2015 adalah uji Chi Square. Uji Chi Square adalah uji non parametris yang dilakukan pada dua variabel. Hasil hubungan antara kedua variabel pengetahuan dan sikap ini ditampilkan dalam lampiran. Hasil Hubungan Pengetahuan Dan Berdasarkan analisa data mengenai Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu hamil Tentang Manfaat Daun Bangun-Bangun di Poli Rumah Sakit Kebun Laras Tahun 2014 didapatkan nilai P value = 0,00 dengan α < 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Hamil Tentang manfaat Daun bangun-Bangun Di Poli Rumah Sakit kebun laras kab. Simalungun tahun 2015. 4.4 Pembahasan 4.4.1 Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat Daun BangunBangun Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan mayoritas Pengetahuan responden tentang Dengan Sikap Ibu Hamil Tentang manfaat Daun BangunBangun Di Poli Rumah Sakit Kebun Laras Kab. Simalungun yaitu cukup sebanyak 22 responden (66,6%). Menurut Notoadmojo (2010), faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman, pendidikan, kepercayaan, dukungan keluaga, informasi/media, sosial budaya, lingkungan dan usia. Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan tertentu, tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan mereka yang diperoleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya. Kepercayaan adalah sikap untuk menerima suatu pernyataan percaya berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Kepercayaan dapat timbul bila berulang kali mendapatkan informasi yang sama. Dukungan dari orang lain apalagi orang terdekat sangat berperan dalam sukses tidaknya penerapan dalam manfaat daun bangun-bangun yang dilakukan oleh ibu hamil. Informasi/media adalah sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, internet, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini kepercayaan responden. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang manfaat daun bangun-bangun. Pengukuran pengetahuan pada umumnya dapat dilakukan melalui tes atau wawancara dengan menggunakan angket yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian/responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur dapat disesuaikan dengan doman kognitif, sumber pengetahuan diperoleh lewat kemampuan berpikir rasional dan melalui pengalaman yang kongkrit yaitu berasal dari seminar, penyuluhan, pendidikan formal dan lain-lain. Responden yang pengetahuan cukup selain disebabkan latar belakang responden seperti sumber pengetahuan disebabkan oleh tingkat pendidikan responden. Sebagaimana telah diketahui bahwa mayoritas responden pada penelitian ini hanya berpendidikan pada tingkat Sekolah Menengah Atas yakni 16 orang (48,5%). (Mubarak, 2011), menyebutkan semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang didapatnya. Responden yang memilki pengetahuan yang baik, selain disebabkan latar belakang responden seperti pendidikan juga disebabkan oleh umur dan pekerjaan. Sebagaimana telah diketahui bahwa mayoritas umur responden 25-30 tahun (51,5%). Sedangkan mayoritas pekerjaan responden sebagai Ibu Rumah Tangga (66.7%). Meskipun responden mampu dan memiliki pengetahuan yang baik, namun ada beberapa responden memiliki pengetahuan yang cukup (24.3%) dan kurang (9,1%) di karenakan kurang memehami pentingnya manfaat daun bangun-bangun. Menurut asumsi peneliti mayoritas responden berpengetahuan baik tentang manfaat daun bangunbangun. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang mayoritasnya menjawab benar tentang jawaban kuesioner yang diberikan. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan ibu hamil dalam katagori baik. 4.4.2 Sikap Ibu Hamil Tentang Manfaat Daun Bangun-bangun Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 33 responden didapatkan mayoritas ibu mempunyai sikap baik sebanyak 27 orang (81,8%). Hal ini disebabkan oleh banyaknya responden yang mengetahui manfat daun bangunbangun. Menurut Saifuddin Azwar (2013;30) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap adalah pengalaman pribadi, pengruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, pengaruh faktor emosional. Pengalaman pribadi adalah Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap, untuk dapat mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis.Pengaruh Orang lain yang Dianggap Penting Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu di antara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Pengaruh Kebudayaan adalah dimana kita hidup dan di besarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Tanpa kita sadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Media Massa adalah Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu, pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Pengaruh Faktor Emosional adalah Tidak semua bentuk sikap yang ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.. Menurut asumsi peneliti sikap adalah salah satu pendorong ibu hamil dalam melakukan manfaat daun bangun-bangun, dimana ibu menyadari betapa pentingnya manfaat daun bangun-bangun bagi ibu hamil untuk meningkatkan produksi ASI. Dimana ibu akan merasa bahwa ASI nya tidak keluar sedikit dan bayi merasa puas dengan ASI ibunya. 4.4.3 Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Manfaat Daun Bangun-Bangun Di Poli Rumah Sakit Kebun Laras Kab. Simalungun Tahun 2015. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di poli rumah sakit kebun laras kab. Simalungun terdapat ada Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Manfaat Daun Bangun-Bangun. Penelitian ini dikatakan mempunyai hubungan karena pada hasil pengolahan data yang menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,00 yang artinya nilai p value < 0,05 maka dikatakan adanya hubungan yang signifikan antara Pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang manfaat daun bangun-bangun di Poli Rumah Sakit Kebun Laras Kab. Simalungun bersifat searah dan saling berkaitan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizki Rika Ayu Efendi (2015) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu dalam menghadapi perubahan fisik pada menopause yaitu 0,02<0,05 sehingga menunjukkan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan tentang perubahan fisik ibu pada masa menopause sangat cukup. Hal ini menunjukkan masih dibutuhkannya tambahan pengetahuan ibu dalam meyikapi perubahan fisik pada masa menopause ini. Maka diharapkan kepada ibu untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang menaopause sehingga dapat disikapi dengan baik. Dengan demikian hasil penelitian ini memberikan implikasi betapa pentingnya faktor pengetahuan dalam kaitan dengan pencapaian sikap yang baik dalam manfaat daun bangun-bangun. Semakin tinggi derajat kesehatan seseorang maka kualitas hidup juga semakin tinggi yang artinya semakin baik pengetahuan ibu maka semakin tinggi pula sikap yang didapatkannya. 4.5 Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan dengan proses dan hasil penelitian secara optimal, namun berbagai kendala tidak jarang muncul sehingga berbagai kelemahan dan keterbatasan pada saat pelaksanaan penelitian ini. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini yaitu: 1. Keterbatasan dalam membagikan kuesioner 2. Kesulitan dalam mengisi jawaban dikarenakan kondisi ibu yang lemas dan keadaan pusing dan mual sehingga responden tidak fokus pada pertanyaan dan jawaban. Karena keterbatasanketerbatasan itu menyebabkan hasil penelitian ini perlu pengkajian yang lebih seksama dimasa mendatang dengan melihat faktor-faktor diluar keterbatasan sekarang serta dengan metode yang lebih bervariasi untuk memberikan keyakinan terhadap hasil yang diperoleh, sehingga hasilnya lebih bermanfaat dan dapat diterapkan. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Ada 3 kesimpulan yang ditarik dari penelitian ini, berikut adalah kesimpulan tersebut. 1. Mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang manfaat daun bangun-bangun di poli rumah sakit kebun laras tahun 2015 sebanyak 22 orang (66,6%). 2. Mayoritas responden di poli rumah sakit kebun laras memiliki sikap yang baik tentang manfaat daun bangun-bangun dengan jumlah 27 orang (81,8%). 3. Ada hubungan yang signifikan antara Pengetahuan Dan Sikap Dalam Manfaat Daun BangunBangun Di Poli Rumah Sakit Kebun laras Kab.simalungun Tahun 2015 dengan Nilai Chi Square 0,00 < 0,05. 5.2 Saran 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dijadikan untuk dapat melaksanakan penyuluhan terlebih dahulu tentang betapa pentingnya Daun BangunBangun bagi ibu hamil. Sehingga ibu hamil dapat paham dengan Daun Bangun-bangun Untuk meningkatkan produksi ASI nya. 53 2. Institusi Penelitian Di harapkan pada pihak pendidikan sekolah tinggi ilmu kesehatan rumah sakit haji medan agar terus meningkatkan kemampuan dan keterampilan mahasiswa/i keperawatan agar nantinya dapat di terapkan dalam berbagai kegiatan. 3. Peneliti Selanjutnya Di harapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian ini untuk mengkaji tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat daun bangun-bangun dan mengetahui sikap ibu hamil dalam menyikapi manfaat daun bangun-bangun dengan sampel yang lebih banyak dan dengan metode yang lain agar bisa lebih representatif. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S.2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Budiasih, Sri,2010. Handbook Ibu Menyusui. Bandung: PT Karya Kita. Hidayat, R,. Dkk. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Jitowiyono, Sugeng, 2010. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika. Mubarak, 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Maulana Mirza,2007. Cara Cerdas Menghadapi Kehamilan dan Mengasuh Bayi.yogyakarta: Katahati. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Natia Wiji, Rizki. 2013. ASI dan Panduan Ibu Menyusui. Yogyakarta: Edisi Nuna Medika. Ramadhani, Anis, 2013. 1001 Keajaiban dan Khasiat Dedaunan. Edisi Febrian Adi Wicaksono. Santosa, C.M. 2002. Pengaruh Konsumsi Daun Bangun-Bangun (Coleus Amboinicus Lour. Terhadap Potensi Sekresi ASI Dan Komposisinya Pada Ibu Menyusui. Majalah Farmasi Indonesia MFI) 13 (3): 133-139. (diakses 14 Mei 2015, jam 20.00). Santosa , C.M 2002. Efek Ekstrak Daun Bangun-Bangun (Coleus Amboinicus Lour) Pada Aktivitas Limfosit Tikus Putih. Jurnal Kedokteran (Diakses 24 Mei 2015, jam 15.00 WIB. Syarif, Hidayat. 2014. Pemanfaatan Daun Bangun-Bangun Dalam Pengembangan Produk Makanan Tambahan Fungsional Untuk Ibu Menyusui. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (diakses 14 Mei 2015, jam 20.00 WIB). Setiadi, 2007. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan, yogyakarta: Graha Ilmu.