Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

advertisement
PROJECT REPORT
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengendalian Kualitas Semester II
“ Policy Development”
(Kebijakan Pengembangan Lingkungan)
DISUSUN OLEH :
PERLINDUNGAN
NIM :41608110057
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
JAKARTA
2009
1
ABSTRAKSI
Penerapan ISO 14001 memberikan banyak manfaat bagi organisasi,
seperti meningkatkan kinerja lingkungan, mengurangi biaya dan meningkatkan
akses pasar. Dari berbagai organisasi yang memiliki sertifikasi ISO 14001,
penting untuk mengetahui apa yang menjadi alasan perusahaan dalam penerapan
ISO 14001, apa sebenarnya keuntungan sebagai dampak dari penerapan ISO
14001 dan apa yang merupakan masalah implementasi ISO 14001. Dari paper ini
menunjukkan bahwa satu alasan untuk menerapkan ISO 14001 adalah untuk
meningkatkan citra perusahaan, manfaat dari sertifikasi ISO 14001 adalah
mengurangi polusi, mengurangi keluhan masyarakat, meningkatkan efisiensi
proses pemenuhan dari peraturan, meningkatkan mengenai pengelolaan kegiatan
meningkatkan kepuasan pelanggan, dan meningkatkan menjual produk. Masalah
pelaksanaan ISO 14001 adalah kurangnya komitmen manajemen atas, kurangnya
kesadaran dan partisipasi karyawan, kurangnya promosi dan informasi dari
manajemen, dan tingginya biaya untuk sertifikasi.
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dalam satu dasawarsa terakhir ini kebutuhan akan suatu sistem standardisasi
semakin dirasakan urgensinya. Hal ini mendorong organisasi Internasional di
bidang standardisasi yaitu ISO (International Organization for Standardization)
mendirikan SAGE (Strategic Advisory Group on Environment) yang bertugas
meneliti kemungkinan untuk mengembangkan sistem standar di bidang
lingkungan. SAGE memberikan rekomendasi kepada ISO untuk membentuk
panitia teknik (TC) yang akan mengembangkan standar yang berhubungan dengan
manajemen lingkungan. Pada tahun 1993, ISO membentuk panitia teknik TC 207
untuk merumuskan sistem standardisasi di bidang lingkungan. Hasil kerja panitia
TC 207 kemudian dikenal sebagai standar ISO seri 14000 (Kodrat K. F, 2002).
Pada saat ini ISO/TC 207 dibagi dalam lima sub komite (SC) dan empat
kelompok kerja (WG) yaitu:

Sub-komite 1, SC-1: Sistem Manajemen Lingkungan (SML)

Sub-komite 2, SC-2: Audit Lingkungan (AL)

Sub-komite 3, SC-3: Pelabelan Lingkungan (Ekolabel)

Sub-komite 4, SC-4: Evaluasi Kinerja Lingkungan

Sub-komite 5, SC-5: Analisis Daur Hidup

Kelompok Kerja WG-4: Komunikasi lingkungan.

Kelompok Kerja WG-5: Perubahan iklim

Kelompok Kerja WG-6: Joint ISO/TC 207-CASCO WG: lembaga yang
memvalidasi dan memverifikasi Greenhouse gas

Kelompok Kerja WG-7: Aspek lingkungan dalam Standar Produk
TC 207/SC 1 telah menerbitkan dokumen standar mengenai Sistem Manajemen
Lingkungan, yaitu:

ISO 14001:1996 Environmental management systems -- Specification with
guidance for use
3

ISO 14001:2004 Environmental management systems -- Requirements with
guidance for use

ISO 14004:2004 Environmental management systems -- General guidelines on
principles, systems and support techniques
Dan standar ISO yang akan dikembangkan (under development) yaitu ISO/CD
14005 Environmental management systems -- Guidelines for a staged
implementation of an environmental management system, including the use of
environmental performance evaluation
Adapun manfaat sertifikasi ISO 14000 adalah :

Menurunkan potensi dampak terhadap lingkungan

Meningkatkan kinerja lingkungan

Memperbaiki tingkat pemenuhan (compliance) peraturan

Mengurangi dan mengatasi resiko lingkungan yang mungkin timbul.

Dapat menekan biaya produksi

Dapat mengurangi kecelakaan kerja

Dapat memelihara hubungan baik dengan masyarakat, pemerintah dan
pihak-pihak yang peduli terhadap lingkungan.

Memberi
jaminan
kepada
konsumen
mengenai
komitmen
pihak
manajemen puncak terhadap lingkungan.

Dapat mengangkat citra perusahaan,

Meningkatkan kepercayaan konsumen dan

Memperbesar pangsa pasar.

Mempermudah memperoleh izin dan akses kredit bank.

Dapat meningkatkan motivasi para pekerja.

Mengurangi biaya dan meningkatkan pendapatan

Meningkatkan hubungan dengan supplier.

Langkah menuju pembangunan yang berkelanjutan
4
1.2
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan perusahaan
menerapkan ISO 14001, mengetahui dampak dari penerapan ISO 14001, serta
mengidentifikasi permasalahan dalam penerapan ISO 14001.
Serta tujuan dari Kebijakan Lingkungan
 Identifikasi dan kontrol
 Aspek & dampak lingkungan yang penting
 Potensi lingkungan yang penting
 Persyaratan peraturan lingkungan terkait
 Menetapkan
kebijakan
lingkungan
dan
dasar
untuk
manajemen
lingkungan.
 Menetapkan prioritas, menentukan sasaran dan pekerjaan terhadap
pencapaian
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN ISO 14001
Sistem Manajemen Lingkungan merupakan bagian integral dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan yang terdiri dari satu set pengaturanpengaturan secara sistematis yang meliputi struktur organisasi, tanggung jawab,
prosedur, proses, serta sumber daya dalam upaya mewujudkan kebijakan
lingkungan yang telah digariskan oleh perusahaan.
Sistem manajemen lingkungan memberikan mekanisme untuk mencapai dan
menunjukkan performasi lingkungan yang baik, melalui upaya pengendalian
dampak lingkungan dari kegiatan, produk dan jasa. Sistem tersebut juga dapat
digunakan untuk mengantisipasi perkembangan tuntutan dan peningkatan
performasi lingkungan dari konsumen, serta untuk memenuhi persyaratan
peraturan lingkungan hidup dari pemerintah.
ISO 14001 merupakan salah satu seri ISO 14000 yang mengatur tentang Sistem
Manajemen Lingkungan (SML) yang penerapannya bersifat sukarela (voluntary).
Indonesia termasuk salah satu negara yang telah meratifikasi standard ini menjadi
SNI-19-14001-1997. Standard ini dapat diimplementasikan oleh semua jenis dan
ukuran organisasi (kondisi geografis, budaya dan sosial). Memerlukan komitmen
semua tingkat dan fungsi organisasi, khususnya manajemen puncak. Standard ini
juga tidak membuat persyaratan yang mutlak untuk kinerja lingkungan yang
spesifik, dalam kebijakan untuk mematuhi perundangan dan peraturan yang
berlaku serta penyempurnaan secara berkelanjutan.
Definisi Sistem Manajemen Lingkungan adalah :
Bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang mencakup struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, praktek, prosedur, proses dan sumberdaya untuk
mengembangkan, menerapkan, mencapai, mengkaji dan memelihara kebijakan
lingkungan (SNI-19-14001-1997). Secara singkat dapat diinterpretasikan sebagai
6
“suatu kerangka untuk mengelola dampak lingkungan, mematuhi perundangan
dan peraturan yang berlaku serta penyempurnaan kinerja lingkungan secara
berkelanjutan”.
Berlaku untuk aspek lingkungan yang dapat dikendalikan oleh organisasi dan dari
pengendalian ini dapat diharapkan adanya pengaruh.
Model Sistem Manajemen Lingkungan ini, seperti halnya model sistem
manajemen lainnya mempunyai siklus Plan, Do, Check dan Act. Berikut ini
adalah model SML ISO 14001 :
Gambar Model sistem manajemen lingkungan
7
PENEKANAN TERHADAP SIKLUS PDCA
Proses yang membuat organisasi mampu mengembangkan dan menerapkan
kebijakan lingkungannya berdasarkan ‘leadership’ dan komitmen manajemen
puncak terhadap sistem manajemen lingkungan
PLAN (P)
Menetapkan proses perencanaan yang membuat organisasi mampu untuk :
– Mengidentifikasi aspek lingkungan dan dampak lingkungan terkait
– Mengidentifikasi dan memantau peraturan perundangan (lingkungan) dan
persyaratan lainnya (termasuk kriteria kinerja internal)
– Menetapkan sasaran dan target lingkungan serta menetapkan program untuk
pencapaiannya
– Mengembangkan dan menggunakan indikator kinerja
DO (D)
Menerapkan dan mengoperasikan sistem manajemen lingkungan:
– Membuat struktur manajemen, menetapkan peran dan tanggung jawab beserta
wewenang yang memadai
– Menyediakan sumberdaya yang memadai
– Melatih karyawan dan memastikan kesadaran dan kompetensi karyawan
– Mengembangkan dan memelihara dokumentasi
– Menetapkan dan menerapkan pengendalian dokumen
– Menetapkan dan menerapkan pengendalian operasional
– Memastikan kesiapan dan tanggap darurat
CHECK (C)
Melakukan pemeriksaan proses sistem manajemen lingkungan :
– Melakukan pemantauan dan pengukuran
– Mengevaluasi status kesesuaian
– Mengidentifikasi ketidaksesuaian dan mengambil tindakan perbaikan dan
pencegahan
– Mengelola catatan/ rekaman
– Melakukan audit internal periodik
8
ACT (A)
Meninjau dan mengambil tindakan untuk melakukan improvement terhadap
sistem manajemen lingkungan:
– Melakukan tinjauan manajemen terhadap sistem manajemen lingkungan pada
interval yang sesuai
– Mengidentifikasi area untuk improvement
Ada beberapa persyaratan untuk implementasi SML ISO 14001 yaitu :
- Komitmen dari Top/Senior Manajemen
- Melaksanakan kaji awal lingkungan (gap analysis), optional
- Membuat kebijakan lingkungan
- Menentukan tujuan dan sasaran lingkungan
- Membuat dan melaksanakan program manajemen lingkungan
- Siapkan sumberdaya, tanggung jawab dan pelatihan
- Membuat prosedur dan pengendalian operasi
- Diimplementasikan
- Melakukan pemantauan dan pengukuran
- Melaksanakan audit
- Kajian manajemen (management review).
2.2 APLIKASI SML ISO 14001
Ruang lingkup SML ISO 14001 adalah " Natural gas and condensate production
and processing with all support facilities ".
Diawali dengan melakukan kaji awal lingkungan untuk melihat sistem manajemen
lingkungan yang telah dilakukan dan seberapa jauh gap terhadap persyaratan
standard ISO 14001. Metode yang digunakan adalah interview pada beberapa key
personnel,kuesioner, review rekaman dan kunjungan lapangan. Beberapa temuan
(findings) pada kaji awal ini misalnya ; tidak semua karyawan menyadari
pentingnya Kebijakan Lingkungan walaupun kebijakan ini telah dikomunikasikan
9
melalui poster dan bukupanduan HSE. Kebijakan lingkungan terlalu umum dan
sulit dikomunikasikan.
Identifikasi resiko terhadap pekerja dan kesehatan kerja telah dilakukan namun
belum mencakup identifikasi dampak lingkungan bagi kegiatan produk dan
jasanya Perlu diingat bahwa data didalam studi AMDAL dan atau dokumen
RKL/RPL tidak lengkap dan terperinci seperti yang dipersyaratkan oleh SML ISO
14001. Tidak ada prosedur identifikasi dan evaluasi aspek dan dampak
lingkungan yang siginifikan. Sudah ada seorang manajer yang bertanggungjawab
untuk HSE, namun belum ada Wakil Manajemen Lingkungan (Environmental
Management Representative, EMR) bagi setiap Delivery Unit.
Dari hasil kaji awal ini, maka disusunlah suatu program perencanaan
implementasi SML ISO 14001 misalnya dengan membentuk suatu tim kerja dan
EMR yang bekerjasama erat dengan Environmental group HSE departemen. Tim
kerja ini terdiri dari wakil dari setiap departemen terkait seperti Production,
Maintenance, Warehouse, Camp, wakil kontraktor dan wakil dari departemen
support lainnya. Sedikitnya ada empat (4) tipe pelatihan yang dijalankan yaitu
Kesadaran akan isu-isu Lingkungan dan Dampak Siginifikan, Identifkasi Aspek
dan Evaluasi Dampak Lingkungan, Interpretasi SML ISO 14001 dan Sistem
Dokumentasi SML ISO 14001. Tim kerja ini juga nantinya yang akan melakukan
internal audit, sehingga pelatihan Internal Audit SML ISO 14001 juga merupakan
salah satu jenis pelatihan yang diwajibkan selain pelatihan di atas. Memberikan
program kesadaran lingkungan bagi seluruh karyawan, kontraktor dan pihak lain
yang berkepetingan. Pihak lain yang berkepentingan adalah top manajemen dan
department support yang berada di Jakarta Head Office. Bagian ini merupakan
bagian yang tersulit dalam menerapkan SML ISO 14001. Dokumentasi SML
belum ada dokumen kontrolnya, sehingga perlu dibuat beberapa dokumen yang
baru atau merevisi dokumen lama terkait guna memenuhi standard SML ISO
14001.
10
Salah satu manfaat dari dokumentasi ini yaitu sebagai acuan untuk penerapan dan
pengembangan SML dalam menjaga konsistensi pengelolaan lingkungan.
Didalam tahap perencanaan ini, identifikasi aspek dan dampak lingkungan
menjadi fokus utama. Hasil identifikasi memberikan 72 aspek dan dampak
penting yang harus dikelola dari total 549 aspek dan dampak lingkungan yang
teridentifikasi. Dari 72 aspek dan dampak penting, setelah melalui proses evaluasi
ditetapkan 8 aspek lingkungan dengan prioritas tinggi yang harus dikelola dan
ditetapkan delapan (8) program pengelolaan lingkungan yang sebagian besar
untuk mematuhi peraturan lingkungan terkait yaitu :
Kebijakan lingkungan kemudian diformulasikan dengan mengacu aspek
lingkungan signifikan, dengan kalimat yang lebih sederhana dan mudah dipahami
oleh semua level pekerja. Pada kebijakan ini dijelaskan komitmen operasi
Pagerungan untuk selalu mematuhi perundangan dan persyaratan lainnya yang
terkait
dengan
lingkungan,
melakukan
pencegahan
pencemaran
dan
penyempurnaan yang terus menerus. Mengurangi emisi gas, mengendalikan
11
buangan limbah cair dan limbah padat dan menggunakan sumber daya energi
secara efektif merupakan tujuan dan sasaran lingkungan yang ingin dicapai.
Pada tahap implementasi, semua prosedur, instruksi kerja lingkungan, program
manajemen lingkungan mulai dilaksanakan. Satu (1) Manual SML, 16 prosedur
lingkungan dan 16 instruksi lingkungan harus dikomunikasikan ke seluruh pekerja
termasuk kontraktor. Internal audit kemudian dilaksanakan untuk melihat
kesesuaian SML Pagerungan dengan standard ISO 14001, kebijakan lingkungan,
prosedur dan instruksi lingkungan yang telah ditetapkan. Pada kesempatan
pertama, internal audit dilakukan oleh seluruh tim kerja (back to back) dengan
ruang lingkup audit seluruh aktifitas operasi Pagerungan. Temuan dari hasil
internal audit harus ditindaklanjuti sesuai dengan prosedur Ketidaksesuaian.
Siklus terakhir dari SML ISO 14001 ini adalah menginformasikan Kebijakan
Lingkungan, status kepatuhan terhadap peraturan lingkungan terkait dan unsureunsur lain dari SML ISO 14001 berdasarkan hasil audit dan komitmen untuk
penyempurnaan secara berkelanjutan. Pelaksanaan sertifikasi dilakukan melalui
dua (2) tahapan audit yaitu Initial Audit dan Main Audit. Initial Audit dilakukan
untuk melihat kesiapan SML ISO 14001 Pagerungan, sebelum dilakukan Main
Audit. Sedangkan Main Audit, adalah audit untuk menentukan apakah suatu
organisasi berhak mendapatkan sertifikasi atau perlu perbaikan sebelum
dinyatakan berhak atas sertifikasi ISO 14001. Badan sertifikasi akan melakukan
audit secara periodic setiap enam (6) bulan sekali setelah Main Audit selama tiga
(3) tahun.
2.3 PERBAIKAN (IMPROVEMENT) SETELAH SML ISO 14001 DI
IMPLEMENTASIKAN
Setelah hampir dua (2) tahun SML ISO 14001 ini diimplementasikan, semua
program manajemen lingkungan tersebut di atas telah diselesaikan. Aspek
lingkungan yang terkait dengan program lingkungan tidak lagi menjadi aspek
lingkungan yang signifikan prioritas tinggi. Karena aspek lingkungan ini telah
dikelola sesuai peraturan yang berlaku.
12
Program selanjutnya ditetapkan melalui pengkajian manajemen yang dilakukan
secara periodik, diperbaharui/dikaji kembali sebagai komitmen penyempurnaan
secara berkelanjutan dengan mengacu aspek dan dampak lingkungan signifikan
lainnya. Misalnya aspek lingkungan buangan gas emisi yang memberikan
kontribusi terhadap efek rumah kaca. Atau menyesuaikan kebijakan lingkungan
ataupun melakukan perbaikan yang sifatnya proaktif terhadap seluruh elemen
SML ISO 14001 antara lain peningkatan kompetensi pekerja, revisi terhadap
prosedur ataupun instruksi lingkungan yang ternyata tidak sesuai dengan
kebutuhan di lapangan. Perubahan perilaku juga terlihat dari peningkatan
kesadaran lingkungan para kontraktor khususnya dimana mereka mengetahui
aspek lingkungan dari pekerjaan masing-masing dan prosedur ataupun instruksi
lingkungan yang terkait. Hal ini juga terlihat dari banyaknya Corrective Action
Request (CAR) yang diusulkan oleh para pekerja.
13
BAB II
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas, dapat kami simpulkan bahwa kunci sukses untuk
mengimplementasikan SML ISO 14001 ini memerlukan komitmen dan
keterlibatan
manajemen.
Kurangnya
pemahaman
tentang
peran
dan
tanggungjawab dari manajemen akan menyebabkan sistem tidak efektif atau
komitmen penyempurnaanberkelanjutan tidak terpenuhi.
Selain itu keterlibatan seluruh karyawan termasuk kontraktor juga memegang
peranan penting. Kesadaran atas aspek dan dampak lingkungan yang mungkin
timbul, mengerti prosedur dan instruksi lingkungan yang terkait dari setiap
pekerja. Juga kesadaran kontraktor (supplier dan vendor) terhadap persyaratan
barang/jasa yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
14
Daftar Pustaka
1. Standar ISO 14001 – SNI – 19 – 14001 – 1997. Sistem Manajemen Lingkungan
2. Dokumentasi SML ISO 14001 BP Kangean Ltd.
15
Download