pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI
TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASI DAN MENGANALISIS
PADA MATA PELAJARAN IPA
KELAS V SD NEGERI CEBONGAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Harmiyanti
NIM. 121134094
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai sekarang,
tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak diketahui, dan
Anda tidak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu.
-William FeatherIlmu tidak akan mungkin didapatkan kecuali dengan kita meluangkan waktu.
-Imam Al-BukhoriIf you cannot do great things, do small things in a great way
-Napoleon Hill-
Karya ilmiah sederhana ini Peneliti persembahkan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa
2. Kedua orang tuaku yang tulus menyayangiku
3. Nenekku yang selalu mendukungku dan menemaniku
4. Kedua kakakku yang selalu mendukungku
5. Sahabat-sahabatku yang baik
6. Universitas Sanata Dharma almamater kebanggaanku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Januari 2016
Penulis,
Harmiyanti
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma,
Nama
: Harmiyanti
Nomor Mahasiswa
: 121134094
demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
“PENGARUH
PENERAPAN
KEMAMPUAN MENGAPLIKASI
METODE
INKUIRI
TERHADAP
DAN MENGANALISIS PADA MATA
PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI CEBONGAN YOGYAKARTA”,
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya,
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 15 Januari 2016
Yang menyatakan,
Harmiyanti
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Harmiyanti. (2016). Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan
mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri
Cebongan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Kata kunci: metode inkuiri, kemampuan mengaplikasi, kemampuan menganalisis,
pelajaran IPA.
Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya
prestasi IPA di Indonesia berdasarkan studi yang dilakukan oleh Program for
International Student Assessment (PISA) tahun 2009 dan 2012. Berdasarkan hal
tersebut peneliti ingin menguji sebuah metode inovatif untuk memperbaiki
kualitas pendidikan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan
menganalisis pada mata pelajaran IPA.
Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental tipe nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas V SD Negeri Cebongan yang berjumlah 72 siswa. Sampel penelitian adalah
kelas VB yang berjumlah 36 siswa sebagai kelompok kontrol dan kelas VA yang
berjumlah 36 siswa sebagai kelompok eksperimen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penerapan metode inkuiri
berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi. Uji analisis data menunjukkan
harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan df = 70, dan t = -10,44.
Rerata skor kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol dengan M =
2,92 ; SD = 0,89; dan SE = 0,15, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M
= 0,88; SD = 0,77; dan SE = 0,13. Besarnya effect size menunjukkan r = 0,78 atau
60,8% yang setara dengan efek besar. (2) Penerapan metode inkuiri berpengaruh
terhadap kemampuan menganalisis. Uji analisis data menunjukkan harga Sig. (2tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan df = 70, dan t = -4,21. Rerata skor
kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol dengan M = 2,33 ; SD =
1,19; dan SE = 0,19, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 1,18; SD =
1,11; dan SE = 0,19. Besarnya effect size menunjukkan r = 0,45 atau 20,18% yang
setara dengan efek menengah.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Harmiyanti. (2016). The effects of the implementation of inquiry method on the
ability to apply and analyze in science subject for the 5th grade students in
Cebongan State Elementary School, Yogyakarta. Essay. Yogyakarta:
Departement of Elementary School Teacher Education Study Program,
Sanata Dharma University.
Keywords: inquiry method, ability of apply, ability of analyze, natural science
subject.
This study background was concern about low the rank owned Indonesia
in Science according to Program for International Student Assessment (PISA)
2009 and 2012 studies. Be based on it researcher want to try an inovatif method
to repair education quality in Indonesia. The aim of this study was to know the
effects of the implementation of inquiry method on the ability to apply and analyze
in science subject.
This study used experimental type non-equivalent control group design
method.This study’s population were all 5th grades students of SD Negeri
Cebongan totaled 72 students. The samples were VB class totaled 36 students as
the control group and VA class totaled 36 students as the experimental group.
The result of the study showed that (1) the implementation of inquiry
method took effect towards the ability of apply. The analyze data showed the price
of Sig. (2-tailed) was 0,000 (p < 0,05) with df = 70, and t = -10,44. The
experimental group had higher mean than the control group with M = 2,92 ; SD
= 0,89; and SE = 0,15, meanwhile score of the control group were M = 0,88; SD
= 0,77; and SE = 0,13. The effect size was r = 0,78 or 60,8%, it was equivalent
with big effect. (2) The implementation inquiry method took effect towards the
ability of analyze. The analyze data showed the price of Sig. (2-tailed) was 0,000
(p < 0,05) with df = 70, and t = -4,21. The experimental group had higher mean
than the control group with M = 2,33 ; SD = 1,19; and SE = 0,19, meanwhile
score of the control group were M = 1,18; SD = 1,11; and SE = 0,19. The effect
size was r = 0,45 or 20,18%, it was equivalent with medium effect.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi yang
berjudul “PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP
KEMAMPUAN MENGAPLIKASI
DAN MENGANALISIS PADA MATA
PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI CEBONGAN YOGYAKARTA” ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan
dengan lancar berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
sekaligus dosen pembimbing I yang telah membimbing dan memotivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Kintan Limiansih, M.Pd. Dosen pembimbing II yang telah membimbing kami
dengan penuh motivasi dan perhatian.
5. Sudiyo, S.Ag., M.Pd. Kepala SD Negeri Cebongan Yogyakarta yang telah
memberikan ijin pelaksanaan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.
6. Temu Sartiwi, S.Pd. Guru mitra SD peneliti yang telah membantu pelaksanaan
penelitian.
7. Siswa kelas VA dan VB SD Negeri Cebongan Yogyakarta tahun ajaran
2015/2016 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.
8. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
membantu proses perijinan penelitian skripsi.
9. Kedua orang tua saya, Kasimin dan Wartinah yang selalu mendo’akan dan
memberikan dukungan serta kasih sayang yang tulus.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Nenekku yang selalu mendukung dan menemani saya setiap hari di rumah.
11. Kedua Kakakku, Heru Prasetya dan Hari Kusdiyanto yang selalu memberikan
dukungan dan semangat.
12. Sahabat-sahabat penelitian kolaboratif payung IPA Lusia Desti R, Elisabeth
Astin Vega R, Stepani, Agnes, Andan, Tira, Nindya, Wikan, Dewi, Adi, Dea,
dan Bayu yang saling membantu dan mendukung dalam menyelesaikan
skripsi.
13. Semua teman-temanku seperjuangan selama kuliah yang sungguh kompak dan
luar biasa.
14. Semua pihak yang telah banyak membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Semua hal/masukan berupa saran dan kritik yang membangun akan
peneliti terima dengan senang hati, dan semoga dapat dijadikan pijakan untuk
penyusunan-penyusunan skripsi berikutnya agar lebih baik lagi. Peneliti berharap,
semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan dunia pendidikan,
khususnya di Indonesia.
Peneliti
Harmiyanti
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................ .. vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
ABSTRACT .................................................................................................. viii
PRAKATA .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
1.5 Definisi Operasional............................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 7
2.1 Kajian Pustaka...................................................................................... 7
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ......................................................... 7
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ....................................................... 7
2.1.1.2 Teori Perkembangan Kognitif .................................................. 9
2.1.1.3 Teori Pembelajaran Anak ......................................................... 10
2.1.2 Metode Inkuiri ................................................................................ 11
2.1.2.1 Pengertian Metode Inkuiri ....................................................... 11
2.1.2.2 Prinsip Metode Inkuiri ............................................................. 12
2.1.2.3 Jenis-jenis Metode Inkuiri ........................................................ 13
2.1.3 Proses Kognitif ............................................................................... 17
2.1.3.1 Proses Kognitif Mengaplikasi .................................................. 19
2.1.3.2 Proses Kognitif Menganalisis .................................................. 19
2.1.4 Pembelajaran Tematik.................................................................... 20
2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Tematik............................................ 20
2.1.4.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik ........................................ 21
2.1.5 Hakikat IPA .................................................................................... 22
2.1.6 Materi IPA Mengenai Listrik ......................................................... 23
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................ 30
2.2.1 Penelitian tentang Metode Inkuiri .................................................. 30
2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis . 32
2.2.3 Literature Map ............................................................................... 34
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 34
2.4 Hipotesis Penelitian.............................................................................. 36
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 37
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 37
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2 Setting Penelitian..................................................................................
3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................................
3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................................
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................
3.4 Variabel Penelitian ...............................................................................
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................
3.6 Instrumen Penelitian.............................................................................
3.7 Teknik Pengujian Instrumen ................................................................
3.7.1 Penentuan Validitas........................................................................
3.7.2 Penentuan Reliabilitas ....................................................................
3.8 Teknik Analisa Data .............................................................................
3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ......................................................
3.8.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ..................................................
3.8.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .............................................
3.8.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan .......................................................
3.8.5 Analisis Lebih Lanjut .....................................................................
3.8.5.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I
3.8.5.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ...........
3.8.5.3 Uji Korelasi antara Rerata Skor Pretest dan Posttest I ............
3.8.5.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan...............................................
3.8.6 Elemen Kualitatif ..............................................................................
3.8.7 Pembahasan Lebih Lanjut .................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..........................
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................
4.1.1 Implementasi Penelitian .................................................................
4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian...................................................
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran .....................................
1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol...........
2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen ....
4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I ......................................................
4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data.................................................
4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................
4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .......................................
4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan .................................................
4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut ...............................................................
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I .....
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ................
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ..........................
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan....................................................
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ....................................................
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data.................................................
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................................
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .......................................
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan .................................................
4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut ...............................................................
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I .....
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ................
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ..........................
39
39
41
42
43
45
45
47
47
49
50
51
51
52
54
55
55
56
57
58
59
61
62
62
62
62
63
64
65
68
69
70
71
73
74
74
76
77
79
80
81
82
84
86
86
86
88
89
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan.................................................... 91
5. Analisis Elemen Kualitatif ............................................................ 92
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 97
4.2.1 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengaplikasi .... 97
4.2.2 Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menganalisis ..... 99
4.2.3 Pembahasan Lebih Lanjut .............................................................. 101
BAB V PENUTUP ...................................................................................... 103
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 103
5.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 104
5.3 Saran ..................................................................................................... 104
DAFTAR REFERENSI ............................................................................. 106
LAMPIRAN ................................................................................................ 110
CURRICULUM VITAE .............................................................................. 191
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagian-bagian Baterai ...............................................................
Gambar 2.2 Bagian-bagian Aki.....................................................................
Gambar 2.3 Generator ...................................................................................
Gambar 2.4 Rangkaian Listrik ......................................................................
Gambar 2.5 Arah Gerak Muatan ...................................................................
Gambar 2.6 Rangkaian Listrik Tertutup dan Terbuka ..................................
Gambar 2.7 Contoh Rangkaian Listrik Terbuka dan Tertutup .....................
Gambar 2.8 Rangkaian Listrik Seri...............................................................
Gambar 2.9 Rangkaian Listrik Paralel ..........................................................
Gambar 2.10 Bagan Penelitian-penelitian yang Relevan .............................
Gambar 3.1 Desain Penelitian .......................................................................
Gambar 3.2 Rumus Pengaruh Perlakuan ......................................................
Gambar 3.3 Pemetaan Variabel Penelitian....................................................
Gambar 3.4 Rumus Besar Efek (untuk data normal) ....................................
Gambar 3.5 Rumus Besar Efek (untuk data tidak normal) ...........................
Gambar 3.6 Rumus Persentase Peningkatan Skor Pretest-Posttest I ............
Gambar 3.7 Rumus Gain Score ....................................................................
Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor PretestPosttest I Kemampuan Mengaplikasi ......................................
Gambar 4.2 Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I (Gain Score)
Kemampuan Mengaplikasi ......................................................
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan
Posttest II Kemampuan Mengaplikasi .....................................
Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor PretestPosttest I Kemampuan Menganalisis ......................................
Gambar 4.5 Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I (Gain Score)
Kemampuan Menganalisis .......................................................
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan
Posttest II Kemampuan Menganalisis .....................................
24
25
26
27
28
28
29
29
30
34
38
39
44
54
54
55
56
73
75
80
85
87
92
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah Metode Inkuiri..................................................
Tabel 3.1 Prestasi Siswa SD Negeri Cebongan Tahun 2014 ........................
Tabel 3.2 Prestasi Siswa SD Negeri Cebongan Tahun 2015 ........................
Tabel 3.3 Jadwal Implementasi dan Pengumpulan Data Penelitian .............
Tabel 3.4 Matriks Pengembangan Instrumen................................................
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Semua variabel ..............................
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Masing-masing Aspek ...................................
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Semua Variabel .........................
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Per Aspek ..................................
Tabel 3.9 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ...............................................
Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Guru Sebelum Perlakuan .........................
Tabel 3.11 Pedoman Wawancara Guru Sesudah Perlakuan .........................
Tabel 3.12 Pedoman Wawancara Siswa Sebelum Perlakuan .......................
Tabel 3.13 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Kontrol Sesudah
Perlakuan ........................................................................................
Tabel 3.14 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen
Sesudah Perlakuan ........................................................................
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengaplikasi .........................
Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan
Mengaplikasi ..................................................................................
Tabel 4.3 Hasil Uji Asumsi Levene’s test terhadap Homogenitas
Varians Data Kemampuan Mengaplikasi.......................................
Tabel 4.4 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan
Mengaplikasi ..................................................................................
Tabel 4.5 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi .
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata PretestPosttest I Kemampuan Mengaplikasi ............................................
Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor PretestPosttest I Kemampuan Mengaplikasi.............................................
Tabel 4.8 Hasil Persentase Signifikansi Peningkatan Kemampuan
Mengaplikasi ..................................................................................
Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Kemampuan Mengaplikasi ............................................................
Tabel 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan
Mengaplikasi ..................................................................................
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menganalisis .......................
Tabel 4.12 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan
Menganalisis ..................................................................................
Tabel 4.13 Hasil Uji Asumsi Levene’s test terhadap Homogenitas
Varians Data Kemampuan Menganalisis .......................................
Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan
Menganalisis ..................................................................................
Tabel 4.15 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan
Menganalisis .................................................................................
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata PretestPosttest I Kemampuan Menganalisis ............................................
14
40
40
41
46
48
49
50
50
55
60
60
60
60
61
69
70
72
72
74
74
76
77
78
79
82
83
84
85
86
87
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.17 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor PretestPosttest I Kemampuan Menganalisis .............................................
Tabel 4.18 Hasil Persentase Signifikansi Peningkatan Kemampuan
Menganalisis ..................................................................................
Tabel 4.19 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Kemampuan Menganalisis .............................................................
Tabel 4.20 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan
Menganalisis ..................................................................................
88
89
90
91
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ...............................................................
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Instrumen ...............................................
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Ekperimen ..............................................
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol ....................................................
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen .
Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol........
Lampiran 3.1 Item Soal Test .........................................................................
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban ........................................................................
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian .....................................................................
Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement......................................
Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ..........................................
Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ......................................
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Mengaplikasi .............................
Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Menganalisis ............................
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data ............................................
Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal .......................
Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ..................
Lampiran 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan ......................................
Lampiran 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata PretestPosttest I ................................................................................
Lampiran 4.8 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Rerata PretestPosttest I ................................................................................
Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Lampiran 4.10 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ........................
Lampiran 4.11 Transkrip Hasil Wawancara Guru ........................................
Lampiran 4.12 Transkrip Hasil Wawancara Siswa Kontrol .........................
Lampiran 4.13 Transkrip Hasil Wawancara Siswa Eksperimen ...................
Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran ...........................................
Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian ....................................................
111
112
113
117
120
128
132
137
141
149
152
153
154
158
162
163
164
167
168
171
174
176
178
180
183
187
190
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas mengenai (1) Latar belakang masalah, (2)
Rumusan Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, dan (5) Definisi
operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di
Indonesia dan merupakan hal yang paling penting dan mendasar sekaligus sebagai
bagian untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Proses pendidikan adalah
suatu
proses
yang
memberi
kesempatan
kepada
peserta
didik
untuk
mengembangkan potensi dirinya memiliki kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang
ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik (Permendikbud No. 67 Tahun 2013: 5).
Usia Sekolah Dasar merupakan usia di mana kemampuan kognitif anak
harus dikembangkan secara maksimal. Piaget mengelompokkan tahap-tahap
perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap, yaitu tahap
sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret dan tahap
operasional formal (Crain, 2007: 171). Tahap-tahap tersebut saling berkaitan dan
berkelanjutan. Artinya, tahap-tahap tersebut terbentuk secara berurutan dan
berkesinambungan. Proses pembelajaran di sekolah mempengaruhi tingkat
pemahaman siswa. Berdasarkan tingkat usia, siswa SD termasuk pada tahap
operasional konkret yaitu pada usia 7-11 tahun (Suparno, 2011: 24-25). Tahap
tersebut sangat baik untuk mengembangkan proses kognitif siswa.
Taksonomi Bloom membagi proses kognitif siswa menjadi enam, yaitu
mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan
mencipta (Anderson & Krathwohl, 2010: 99). Penelitian ini akan mengukur dua
tingkatan proses kognitif siswa yaitu pada tingkat mengaplikasikan dan
menganalisis. Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu
prosedur dalam keadaan tertentu (Anderson & Krathwohl, 2010: 43). Kategori
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif, yakni mengeksekusi dan
mengimplementasikan. Sedangkan menganalisis berarti memecah-mecah materi
menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar
bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur
atau tujuan (Anderson & Krathwohl, 2010: 43). Menganalisis meliputi prosesproses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan (Anderson &
Krathwohl, 2010: 116-124). Jadi, seorang siswa yang memiliki kemampuan
mengaplikasi dan menganalisis tinggi tentu prestasi dan hasil belajarnya akan
meningkat karena siswa mampu mengaplikasi dan menganalisis suatu masalah
sehingga dapat mengatasinya dengan tepat. Maka sangat penting bagi siswa untuk
mengembangkan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.
Program for International Student Assessment (PISA) melakukan
penelitian dalam bidang matematika, membaca, dan sains setiap tiga tahun sekali.
Hasil dari penilaian PISA yang diikuti oleh 65 negara di dunia pada tahun 2012
menunjukkan beragam hasil pendidikan di seluruh negara yang mengikutinya.
PISA 2012 diikuti oleh sekitar 510.000 siswa yang berusia sekitar 15 tahun. Hasil
penelitian PISA yang dilakukan pada tahun 2009 menunjukkan bahwa Indonesia
berada pada peringkat 57 dari 65 negara di dunia. Tiga tahun kemudian, yaitu
tahun 2012 PISA kembali melakukan penelitian.
Hasil PISA di tahun 2012
menunjukkan bahwa Indonesia mengalami penurunan peringkat menjadi
peringkat ke 64 dari 65 negara (OECD, 2013: 232). Hasil penelitian PISA tersebut
menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia mengalami permasalahan di bidang
matematika, membaca, dan sains.
Permasalahan pendidikan di indonesia dapat disebabkan oleh banyak
faktor. Faktor tersebut antara lain kurangnya fasilitas pendukung pendidikan,
kurangnya pembelajaran yang berkualitas, rendahnya motivasi siswa dalam
belajar, kurangnya inovasi dalam pembelajaran, dan sebagainya. Usaha
pemerintah dalam memperbaiki permasalahan pendidikan Indonesia melalui
sertifikasi dan gaji dua kali lipat bagi guru pada kenyataannya tidak berpengaruh
terhadap peningkatan pembelajaran di kelas (Chang dkk, 2014: 117).
Hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di
Indonesia adalah dengan memberikan inovasi metode pembelajaran di kelas.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembelajaran di kelas selama ini masih banyak didominasi dengan metode
tradisional yaitu ceramah. Metode ceramah sudah digunakan secara umum di
berbagai sekolah, akan tetapi belum menunjukkan perbaikan terhadap
permasalahan pendidikan di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan upaya
perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah dengan penerapan metode inovatif di dalam pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan salah satu
metode
inovatif
yaitu
inkuiri
terhadap
kemampuan
mengaplikasi
dan
menganalisis siswa pada tema yang memuat mata pelajaran IPA yang termasuk ke
dalam bidang penelitian dari PISA. Metode inkuiri dianggap sebagai metode yang
tepat dalam pembelajaran IPA. “IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang
tersusun sistematik. IPA juga merupakan sebuah ilmu yang berkembang melalui
langkah-langkah
observasi,
perumusan
masalah,
perumusan
hipotesis,
eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep” (Wahyana,
dalam Trianto, 2010: 136). IPA tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan
tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan
cara memecahkan masalah (Winaputra, dalam Samatowa, 2011: 3). IPA adalah
ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan menggunakan metode ilmiah
(Samatowa, 2011: 3). Pengajaran IPA perlu memberikan kesempatan kepada anak
untuk
berlatih
keterampilan-keterampilan
proses
IPA
dan
yang
perlu
dimodifikasikan dengan tahap perkembangan kognitifnya (Samatowa, 2011: 5).
Keterampilan proses sains/IPA adalah mengamati, mencoba memahami apa yang
diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk memprediksi apa yang akan
terjadi, dan mengujinya di bawah kondisi-kondisi itu untuk melihat kebenarannya
(Paolo & Marten, dalam Samatowa, 2011: 5). Jadi, dalam pembelajaran IPA
diperlukan langkah-langkah observasi, perumusan masalah, perumusan hipotesis,
eksperimen, serta penarikan kesimpulan yang sesuai dengan metode pembelajaran
inkuiri.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengujicobakan metode inkuiri
di dalam mata pelajaran IPA. Inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan
mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk
mencari jawaban dalam memecahkan suatu masalah terhadap pertanyaan atau
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis
(Schmidt, dalam Amien, 1979: 6). Jadi dalam pembelajaran inkuiri siswa
diharapkan untuk terlibat secara aktif dalam mencari informasi sesuai proses
scientific dengan melakukan observasi maupun eksperimen. Langkah-langkah
metode pembelajaran inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil,
dan melakukan evaluasi.
Beberapa penelitian yang relevan sebelumnya menunjukkan bahwa
penerapan metode inkuiri cukup efektif dilakukan. Inkuiri berpengaruh terhadap
penguasaan konsep Biologi dan sikap ilmiah siswa SMA ditinjau dari minat
belajar siswa (Wayan, 2012). Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan proses sains dasar
siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta (Ambarsari, Santosa, & Maridi, 2013).
Model pembelajaran inkuiri terbimbing juga berpengaruh terhadap sikap ilmiah
dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Kaliluntu (Dewi, Dantes, & Sadia,
2013). Oleh karena itu, peneliti ingin mencoba meneliti bagaimana pengaruh
penerapan inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa SD.
Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap
kemampuan mengaplikasi dan menganalisis untuk siswa kelas V SD Negeri
Cebongan tahun ajaran 2015/2016 dalam tema 3 subtema 1 yang difokuskan
untuk materi pelajaran IPA. Materi IPA dalam Tema 3 “Kerukunan dalam
bermasyarakat” dengan subtema 1 “Hidup Rukun” dibatasi pada materi listrik.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
Apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan
mengaplikasi pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan
Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016?
1.2.2
Apakah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan
menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan
Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016?
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1
Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan
mengaplikasi pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan
Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
1.3.2
Mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan
menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan
Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh secara langsung
akan ketepatan penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran.
1.4.2
Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan akan inovasi metode pembelajaran sehingga
dapat memberikan inovasi penerapan metode-metode inovatif dalam
pembelajaran yang diterapkan sekolah.
1.4.3
Bagi Guru
Sebagai
bahan
pembelajaran
pertimbangan
inovatif
untuk
guru
dalam
membantu
menentukan
siswa
metode
mengembangkan
kemampuan mengaplikasi dan menganalisis, sehingga pembelajaran tidak
hanya berpusat pada guru.
1.4.4
Bagi Siswa
Dapat membuat siswa aktif dalam kegiatan-kegiatan inkuiri sehingga
kemampuan proses kognitif siswa dapat berkembang terutama pada
tingkat mengaplikasi dan menganalisis yang dapat membantu mereka
memecahkan suatu masalah.
1.5
Definisi Operasional
1.5.1
Kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan dalam menerima,
mengerti dan melakukan sesuatu.
1.5.2
Mengaplikasi adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam
suatu keadaan dengan tepat.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.5.3
Kemampuan mengaplikasi adalah kesanggupan atau kecakapan untuk
dapat menerapkan suatu prosedur pada suatu keadaan dengan tepat serta
mampu mengeksekusi dan mengimplementasikan.
1.5.4
Menganalisis adalah memilah-milah materi menjadi bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan
hubungan antara bagian-bagian tersebut dengan materi secara keseluruhan.
1.5.5
Kemampuan menganalisis adalah kesanggupan atau kecakapan untuk
memilah-milah materi menjadi bagian-bagian penyusun dari materi lalu
menentukan hubungan antar bagian dan hubungan bagian dari materi
dengan materi secara keseluruhan yang meliputi proses membedakan,
mengorganisasi, dan mengatribusikan.
1.5.6
Metode adalah cara yang dilakukan untuk memudahkan suatu pekerjaan
sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.
1.5.7
Inkuiri adalah pembelajaran yang dirancang secara kontekstual sehingga
memungkinkan siswa aktif mengikuti pembelajaran untuk menemukan
jawaban berdasarkan rasa ingin tahunya.
1.5.8
Metode inkuiri adalah metode untuk mencari jawaban terhadap suatu
permasalahan dengan langkah-langkah yaitu orientasi, merumuskan
masalah,
merumuskan
hipotesis,
melakukan
eksperimen,
menarik
kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi sehingga
mencapai tujuan yang diharapkan.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB II membahas mengenai (1) kajian pustaka, (2) hasil penelitian yang
relevan, (3) kerangka berpikir, dan (4) hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi
teori yang relevan/mendukung terhadap penelitian yang berkaitan dengan teori
perkembangan anak, metode inkuiri, proses kognitif, dan hakikat IPA. Hasil
penelitian yang relevan merupakan penelitian-penelitian sebelumnya yang
membahas penelitian tentang penerapan metode inkuiri dan kemampuan proses
kognitif. Pada subbab terakhir akan dirumuskan tentang kerangka berpikir dan
hipotesis penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang mendukung
Teori yang mendukung merupakan teori-teori yang melandasi penelitian ini.
Teori-teori tersebut terdiri dari teori perkembangan anak, proses kognitif anak,
metode inkuiri, metode inkuiri terbimbing, pembelajaran tematik, materi
pembelajaran tematik kelas V yang difokuskan pada materi IPA yang akan
diperjelas pada subbab selanjutnya.
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak
Jean Piaget (1896-1980) mengemukakan beberapa konsep dan prinsip
tentang sifat-sifat perkembangan kognitif anak, yaitu anak adalah pembelajar yang
aktif, anak mengorganisasikan apa yang mereka pelajari dari pengalamannya,
anak menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan
akomodasi, dan proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah
bentuk-bentuk pemikiran yang lebih kompleks (Desmita, 2009: 98). Piaget
meyakini bahwa anak tidak hanya mengobservasi dan mengingat apa-apa yang
mereka lihat dan dengar secara pasif. Sebaliknya, mereka secara natural memiliki
rasa ingin tahu tentang dunia mereka dan secara aktif berusaha mencari informasi
untuk membantu pemahaman dan kesadarannya tentang realitas dunia yang
mereka hadapi itu. Dalam memahami dunia mereka secara aktif, anak-anak
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan apa yang disebut oleh piaget dengan “scheme” (skema), yaitu
konsep atau kerangka yang ada dalam pikiran anak digunakan untuk
mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi.
Anak mengorganisasikan apa yang mereka pelajari dari pengalamannya.
Anak-anak tidak hanya mengumpulkan apa-apa yang mereka pelajari dari faktafakta yang terpisah menjadi suatu kesamaan. Sebaliknya, anak secara gradual
membangun suatu pandangan menyeluruh tentang bagaimana dunia bergerak.
Anak memnyesuaikan diri dengan lingkungan melalui proses asimilasi dan
akomodasi. Dalam menggunakan dan mengadaptasi skema mereka, ada dua
proses bertanggungjawab, yaitu assimilation dan accommodation. Asimilasi
terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru ke dalam pengetahuan
yang sudah ada, yakni anak mengasimilasikan lingkungan ke dalam suatu skema.
Akomodasi terjadi ketika anak menyesuaikan diri pada informasi baru, yakni anak
menyesuaikan skema mereka dengan lingkungannya (Desmita, 2009: 99).
Proses ekuilibrasi menunjukkan adanya peningkatan ke arah bentukbentuk pemikiran yang lebih komplek. Piaget (1896-1980) menyebutkan kedua
proses
penyesuaian-asimilasi
dan
akomodasi-sistem
kognisi
seseorang
berkembang dari satu tahap selanjutnya, sehingga mencapai keadaan equilibrium,
yakni keadaan seimbang antara struktur kognisinya dan pengalaman di
lingkungan. Namun demikian ada kondisi yang dapat menimbulkan konflik
kognitif (disequilibrium), yakni semacam ketidaknyamanan mental yang
mendorong untuk mencoba membuat pemahaman tentang apa yang mendorong
untuk mencoba membuat pemahaman tentang apa yang mereka saksikan. Dengan
melakukan penggantian, mengorganisasi kembali atau mengintegrasikan secara
baik skema-skema mereka (melalui akomodasi), anak-anak akhirnya mampu
memecahkan konflik, mampu memahami kejadian-kejadian yang sebelumnya
membingungkan,
serta
kembali
mendapatkan
keseimbangan
pemikiran.
Pergerakan dari equilibrium ke disequilibrium dan kemudian kembali lagi
menjadi equilibrium atau proses yang meningkatkan perkembangan pemikiran
dan pengetahuan anak dari satu tahap ke tahap yang lebih kompleks inilah yang
disebut Piaget dengan istilah equilibrium (ekuilibrasi) (Desmita, 2009: 101).
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.1.1.2 Teori Perkembangan Kognitif
Piaget mengelompokkan tahap perkembangan kognitif anak menjadi
empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasional
konkret dan tahap operasional formal. Tahap sensorimotor terjadi pada usia 0-2
tahun, tahap praoperasional pada usia 2-7 tahun, tahap operasional konkret terjadi
pada usia 7-11 tahun dan tahap operasi formal terjadi pada usia 11 tahun ke atas.
Tahap sensorimotor seorang anak ditandai dengan ketrampilan memecahkan
masalah seperti menghisap jempol, memegang sesuatu benda, dan meniru suatu
gerakan. Tahap praoperasional ditandai dengan anak sudah mampu mencoba
menceritakan sesuatu yang terjadi dihadapannya, berkhayal, dan egoisentrisme.
Selanjutnya, pada tahap operasional konkret anak mulai mampu mengurutkan
objek berdasarkan ukuran, ciri dan bentuk, mengklasifikasi, memberi nama dan
mengidentifikasi serangkaian benda menurut bentuk, ukuran atau karakteristik
lainnya. Anak juga sudah dapat bekerja dengan temannya, mengetahui konsep
ruang dan waktu, dapat membedakan kenyataan dan fantasi, serta mampu untuk
melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain. Sedangkan tahap operasional
formal ditandai dengan anak sudah mampu berfikir secara abstrak, menalar secara
logis, menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia, dan dapat memahami halhal seperti cinta, bukti logis, dan nilai (Suparno, 2001: 24).
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar. Hal ini
menunjukkan bahwa siswa kelas V berada pada tahap operasional-konkret yaitu
pada rentang usia 7-11 tahun. Tahap operasional konkret (concrete operations) ini
ditandai dengan perkembangan system pemikiran yang didasarkan pada aturanaturan tertentu yang logis. Anak sudah dapat memperkembangkan operasi-operasi
logis. Operasi-itu bersifat reversible, artinya dapat dimengerti dalam dua arah,
yaitu suatu pemikiran yang dapat dikembalikan ke awalnya lagi. Ciri utama tahap
operasi konkret ini adalah adanya transformasi reversibel dan sistem kekekalan.
Pada tahap ini anak juga sudah maju dalam hal mengurutkan (seriasi) dan
mengklasifikasikan objek (Suparno, 2001: 69).
Anak dapat mengembangkan system pemikiran yang logis yang dapat
diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi
(Suparno, 2001: 69). Pemikiran anak juga lebih decentring dari pada tahap
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebelumnya, yaitu dapat menganalisis masalah dari berbagai segi. Tahap operasi
konkret tentu ditandai dengan adanya system operasi berdasarkan apa pun yang
kelihatan nyata atau konkret. Anak masih menerapkan logika berpikir pada
barang-barang yang konkret dan belum bersifat abstrak. Anak masih mengalami
kesulitan untuk memecahkan persoalan yang mengandung banyak variabel. Oleh
karena itu, meskipun intelegensi anak pada tahap ini sudah maju, namun cara
berpikir seorang anak tetap masih terbatas. Cara berpikirnya masih berdasarkan
sesuatu yang konkret (Suparno, 2001: 70).
2.1.1.3 Teori pembelajaran anak
Berbeda dengan teori Piaget yang menjelaskan bahwa seorang anak akan
belajar lebih baik dengan pengalaman nyata pada kehidupannya, teori Vygotsky
menitikberatkan
anak
akan belajar melalui
interaksi
dari faktor-faktor
interpersonal (sosial), kultural-historis, dan individual sebagai kunci dari
perkembangan manusia (Tudge, dalam Schunk, 2012: 339). Interaksi dari faktorfaktor interpersonal merupakan bagaimana anak berhubungan dengan lingkungan
di sekitarnya, sebagai contoh di lingkungan sekolah maupun di sekitar rumah.
Dengan interaksi sosial ini maka akan mendorong proses-proses perkembangan
anak sehingga kemampuan berpikir mereka juga akan bertumbuh seiring dengan
berjalannya waktu.
Aspek kultural-historis menonjolkan pemikiran bahwa pembelajaran dan
perkembangan tidak dapat dipisahkan dari konteksnya. Cara siswa berinteraksi
dengan dunia mereka dengan orang-orang, objek, dan intuisi-intuisi didalamnyamengubah cara berpikir mereka. Makna-makna konsep berubah ketika
dihubungkan dengan dunia. Hal ini berarti bahwa lingkungan disekitar anak
sangatlah penting karena lingkungan tersebut menjadi sebuah wahana bagi anak
untuk menggali dari mana asal pengetahuan mereka (Gredler, dalam Schunk,
2012: 339).
Vygotsky mengajukan teori yang dikenal dengan istilah Zone of Proximal
Development (ZPD), yang merupakan dimensi sosiokultural yang penting sebagai
dimensi psikologis. Zone of Proximal Development (ZPD) adalah jarak antara
tingkat perkembangan actual dengan tingkat perkembangan potensial. Tingkat
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perkembangan yang dimaksud terdiri dari empat tahap: Pertama, more
dependence to other stage, yakni tahapan di mana kinerja anak mendapat banyak
bantuan dari pihak lain seperti teman-teman sebaya, orangtua, guru, masyarakat,
dan ahli. Dari sinilah model pembelajaran kooperatif dalam mengembangkan
kognisi anak secara konstruktif. Kedua, less dependence external assistance stage,
di mana kinerja anak tidak lagi terlalu banyak mengharapkan bantuan dari pihak
lain, tetapi lebih kepada self assistance, lebih banyak anak membantu dirinya
sendiri. Ketiga, internalization and automatization stage, di mana kinerja anak
sudah lebih terinternalisasi secara otomatis. Keempat, de-automatization stage, di
mana kinerja anak mampu mengeluarkan perasaan dari kalbu, jiwa, dan emosinya
yang dilakukan secara berulang-ulang, bolak-balik atau recursion. Teori
konstruktivisme yang dikembangkan oleh vygotsky ini disebut dengan
konstruktivisme sosial (Yaumi, 2013: 43-44).
Berdasarkan teori Piaget, anak dengan tahap operasional konkret
khususnya dalam penelitian ini untuk kelas V dijelaskan bahwa anak sudah mulai
belajar memecahkan masalah-masalah konkret yang dihadapi, namun cara
berpikir anak masih terbatas. Hal ini sesuai dengan teori Vygotsky, yaitu bahwa
anak belajar dengan interaksi-interaksi dengan lingkungan termasuk guru maupun
teman sebaya. Oleh karena itu, pembelajaran sebaiknya menggunakan metode
yang
dapat
membantu
siswa
melakukan
pemecahan
masalah
dengan
didukung/dibimbing oleh lingkungan. Metode yang dapat digunakan yaitu inkuiri
terbimbing.
2.1.2 Metode Inkuiri
2.1.2.1 Pengertian Metode Inkuiri
“Inkuiri adalah istilah dalam bahasa Inggris; ini merupakan suatu teknik
atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas” (Roestiyah, 2001:
75). “The inquiry model is a process-oriented instructional model that aims to
teach students the skills, knowledge, and disposition required for thinking
systematically to answer important questions” (Kilbane, 2014: 244). Inkuiri
adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan
melakukan observasi atau eksperimen guna mencari jawaban maupun
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan
menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis (Scmidt, dalam Putra, 2013:
85). Jadi dapat disimpulkan bahwa inkuiri adalah proses untuk mendapatkan suatu
jawaban, memecahkan masalah dari suatu pertanyaan dengan menggunakan
kemampuan berpikir sistematis, kritis, dan logis.
Ciri-ciri dari pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri (Majid,
2014), yaitu:
1. Metode Inkuiri menekankan aktivitas siswa secara maksimal. Kegiatan
pembelajaran di kelas menggunakan metode inkuiri dibuat agar siswa
benar-benar belajar mandiri di sekolah, dan guru hanya berperan sebagai
fasilitator disaat siswa membutuhkan alat dan bahan yang diperlukan,
sedangkan motivator disaat siswa merasa kurang bersemangat dalam
menjalani pembelajaran di kelas. Siswa diberikan wewenang penuh untuk
menemukan sendiri makna dari pembelajaran di kelas.
2. Metode inkuiri menekankan proses mencari dan menemukan sendiri solusi
atau jawaban atas permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Proses ini
dilakukan dengan cara tanya jawab antara guru dengan siswa untuk
menggali pengetahuan mereka.
3. Metode inkuiri ini digunakan dengan tujuan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis pada seorang anak.
Diharapkan siswa tidak hanya mengerti akan materi pembelajaran saja,
namun juga dapat menggunakan potensinya secara maksimal untuk
memajukan dirinya sendiri.
2.1.2.2 Prinsip metode Inkuiri
Berikut ini adalah prinsip-prinsip penggunaan metode inkuiri (Majid,
2014: 174) :
1. Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama metode inkuiri adalang pengembangan kemampuan
berpikir. Jadi, metode ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga
berorientasi pada proses belajar.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Prinsip interaksi
Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menepatkan guru bukan
sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur
interaksi itu sendiri.
3. Prinsip bertanya
Guru harus mengembangkan kemampuan bertanya kepada siswa,
karena dengan menjawab pertanyaan guru siswa sudah melewati proses
berpikir.
4. Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan berarti hanya mengingat fakta, akan tetapi belajar adalah
proses berpikir, yakni proses mengembangkan potensi otak.
5. Prinsip keterbukaan
Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai
kemungkinan
sebagai
hipotesis
yang
harus
dibuktikan
kebenarannya.
2.1.2.3 Jenis-jenis Metode Inkuiri
Jenis-jenis metode inkuiri dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut
(Sund and Trowbridge, dalam Mulyasa, 2007):
1. Inkuiri terbimbing (guided inquiry); dalam metode ini peserta didik
memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman tersebut
biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.
2. Inkuiri bebas (free inquiry), metode ini digunakan bagi peserta didik yang
telah berpengalaman dengan pendekatan inkuiri. Peserta didik bebas
melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan, sehingga peserta
didik harus dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik
permasalahan yang hendak diselidiki.
3. Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry); dalam metode ini
guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik
diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan,
eksplorasi, dan prosedur penelitian. Peran guru untuk membimbing hanya
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terbatas sehingga siswa diajarkan untuk mandiri dalam menyelesaikan
masalah yang sedang dihadapi.
Berdasarkan penjelasan mengenai jenis-jenis metode inkuiri di atas, maka
metode inkuiri yang paling tepat diterapkan dalam pembelajaran untuk siswa
kelas V adalah metode inkuiri terbimbing. Metode inkuiri terbimbing adalah
metode inkuiri saat guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan
memberikan pertanyaan awal sebagai tuntunan kepada siswa untuk mengarahkan
kepada suatu diskusi (Putra, 2013: 96). Pendekatan ini biasanya digunakan untuk
siswa yang belum terbiasa dengan pembelajaran inkuiri. Guru berperan sebagai
pembimbing yang memberi petunjuk atau bimbingan kepada siswa dalam
melakukan suatu tugas agar siswa mampu memahami konsep-konsep pelajaran.
Siswa akan mengerjakan tugas-tugas baik melalui tugas kelompok maupun tugas
individu, agar dapat menyelesaikan/memecahkan masalah dan menarik suatu
kesimpulan. Metode inkuiri ini juga disebut dengan istilah “guided discoveryinquiry”. Guided discovery-inquiry digunakan apabila dalam pembelajaran guru
menyediakan bimbingan atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa (Amien,
1987: 137).
Langkah-langkah metode inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) adalah
sebagai berikut (Kilbane, 2014: 253):
Tabel 2.1 Langkah-langkah Metode Inkuiri
No.
Langkah-langkah
Peran Guru
1
Mengajukan
Guru mengajukan sebuah
pertanyaan
pertanyaan.
2
Membuat hipotesis
Guru meminta siswa untuk
membuat hipotesis.
3
Mengumpulkan data
4.
Menguji hipotesis
(Menganalisa data)
5.
Menarik kesimpulan
Guru membantu siswa
menemukan,
mengumpulkan, dan
mengorganisasikan data
yang diperlukan untuk
menganalisis hipotesis
mereka.
Guru mengajak siswa untuk
menganalisis hipotesis
mereka.
Guru meminta siswa untuk
Tugas Siswa
Siswa membaca dan/
mendengarkan pertanyaan
atau mengajukan pertanyaan
atau masalah yang diajukan
guru.
siswa mengembangkan
hipotesis secara individu
maupun dalam kelompok
kecil.
Siswa mengorganisasikan
data yang akan mereka uji.
Siswa menguji hipotesis
mereka dengan menganalisa
data.
Siswa merangkum hasilnya
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6.
Melakukan evaluasi
merangkum dan membuat
kesimpulan dari hasil yang
diperoleh.
Guru meminta siswa untuk
menganalisa proses inkuiri
yang telah dilakukan dengan
merefleksikan apa yang
telah mereka lakukan dan
mereka pelajari
dan membuat kesimpulan.
Siswa merefleksikan proses
inkuiri secara keseluruhan,
termasuk apa yang mereka
lakukan dan mereka pelajari.
Kegiatan-kegiatan dalam metode inkuiri menuntut siswa memiliki
kemampuan berpikir yang menyeluruh dari tingkat sederhana ke tingkat tinggi.
Kegiatan inkuiri mengharuskan siswa memiliki kemampuan mengaplikasi dan
menganalisis dengan baik. Pada kegiatan mengumpulkan data siswa harus
mempunyai kemampuan mengaplikasi terhadap apa yang direncanakan. Setelah
itu, pada proses menguji hipotesis, mengumpulkan data, membuat kesimpulan,
maupun dalam melakukan evaluasi siswa harus dapat menganalisis dengan baik
data-data yang telah dikumpulkan.
Sementara itu, Sanjaya (2006: 199-203) mengemukakan langkah-langkah
pembelajaran dengan metode inkuiri sebagai berikut:
1. Orientasi
Orientasi adalah langkah untuk mempersiapkan suasana pembelajaran
yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan siswa untuk siap
melaksanakan proses pembelajaran.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah untuk mengajak siswa masuk
pada persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang diberikan
kepada siswa haruslah persoalan yang menantang mereka untuk mau
memecahkan masalah tersebut.
3. Mengajukan/merumuskan hipotesis
Merumuskan hipotesis adalah mengajukan jawaban sementara terhadap
apa yang akan diuji kebenarannya melalui sebuah ekspeimen atau
observasi.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data yaitu aktivitas memilah dan memilih informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Menguji hipotesis
Yaitu proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan
data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini akan menggunakan tujuh
langkah-langkah pembelajaran inkuiri yaitu orientasi, merumuskan masalah,
merumuskan
hipotesis,
melakukan
eksperimen,
menarik
kesimpulan,
mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi. Berikut penjelasan mengenai
langkah-langkah pembelajaran tersebut.
1. Orientasi
Orientasi merupakan langkah untuk mempersiapkan suasana
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan
siswa untuk siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru dapat
menjelaskan topik yang akan dipelajari, dan pokok-pokok kegiatan yang
akan dilakukan selama pembelajaran.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah untuk mengajak siswa
masuk pada persoalan yang menjadi topik pembelajaran. Guru berperan
membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mereka ketahui jawabannya melalui kegiatan inkuiri. Pertanyaanpertanyaan tersebut akan membantu siswa menggali pemahaman mereka
mengenai topik yang sedang dipelajari secara lebih mendalam.
3. Merumuskan hipotesis
Merumuskan hipotesis merupakan langkah mengajukan jawaban
sementara terhadap apa yang akan diuji kebenarannya melalui sebuah
ekspeimen atau observasi. Hipotesis yang telah dirumuskan nantinya akan
dapat diuji kebenarannya melalui eksperimen yang dilakukan dalam
pembelajaran.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Melakukan eksperimen
Eksperimen merupakan langkah di mana siswa melakukan
percobaan untuk mengumpulkan data-data atau informasi yang dibutuhkan
untuk menganalisis hipotesis yang telah mereka buat. Kegiatan ini
membantu siswa menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan
di awal kegiatan.
5. Menarik kesimpulan
Menarik kesimpulan merupakan proses mendeskripsikan temuan
yang diperoleh berdasarkan hasil percobaan dan uji hipotesis yang
dilakukan. Menarik kesimpulan dilakukan siswa dengan bimbingan dari
guru.
6. Mempresentasikan hasil
Kegiatan
presentasi
merupakan
kegiatan
menjelaskan
dan
melaporkan hasil percobaan mereka di depan kelas. Presentasi dilakukan
siswa dengan menjelaskan rumusan masalah, hipotesis, langkah-langkah
percobaan, dan menyampaikan kesimpulan yang mereka peroleh.
7. Melakukan evaluasi
Evaluasi
merupakan
kegiatan
mengulas
kembali
materi
pembelajarn yang telah dipelajari. Siswa dengan guru bersama-sama
melakukan pemeriksaan hasil percobaan yang sudah dilakukan dan
disesuaikan dengan data atau informasi yang relevan. Kekurangan ataupun
kesalahan dalam melakukan percobaan mungkin saja terjadi. Siswa dan
guru dapat memberikan kritik dan saran dari percobaan yang dilakukan.
Guru juga meluruskan dan membenarkan pemahaman siswa yang masih
kurang tepat.
2.1.3 Proses Kognitif
Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanan katanya
knowing, berarti mengetahui. Dalam arti yang luas, cognition (kognisi) ialah
perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, dalam Syah, 1997:
66-67).
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kategori-kategori
pada
dimensi
proses
kognitif
merupakan
pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat
dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan. Kategori-kategori ini merentang dari
proses kognitif yang paling banyak dijumpai dalam tujuan-tujuan di bidang
pendidikan, yaitu mengingat, kemudian memahami dan mengaplikasikan, ke
proses-proses kognitif yang jarang dijumpai, yakni menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2010: 43).
1. Mengingat berarti mengambil pengetahuan tertentu dari memori jangka
panjang. Mengingat berisikan dua proses kognitif yang lebih spesifik,
yakni mengenali dan mengingat kembali.
2. Memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran,
termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Memahami
mencakup tujuh proses kognitif yaitu menafsirkan, mencontohkan,
mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan
menjelaskan.
3. Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur
dalam keadaan tertentu. Mengaplikasi mencakup dua proses kognitif yaitu
mengeksekusi dan mengimplementasikan .
4. Menganalisis
berarti
memecah-mecah
materi
jadi
bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan
hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau
tujuan. Menganalisis berisikan tiga proses kognitif yaitu membedakan,
mengorganisasi, dan mengatribusikan.
5. Mengevaluasi ialah mengambil keputusan berdasarkan criteria dan atau
standar. Mengevaluasi mencakup proses kognitif memeriksa dan
mengkeritik.
6. Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu
yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal.
Mencipta mencakup proses kognitif merumuskan, merencanakan, dan
memproduksi.
Penelitian ini akan difokuskan pada kemampuan mengaplikasi dan
menganalisis saja karena kedua kemampuan tersebut termasuk ke dalam beberapa
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bagian penting dalam proses pembelajaran tematik di SD khususnya materi
pelajaran IPA. Kedua variabel atau kemampuan tersebut sangat berhubungan
dengan kegiatan siswa dalam proses inkuiri.
2.1.3.1 Proses Kognitif Mengaplikasi
Mengaplikasi adalah menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam
keadaan tertentu. Kategori mengaplikasi terdiri dari dua proses kognitif, yaitu
mengeksekusi dan mengimplementasikan (Anderson & Krathwohl, 2010: 100).
1. Mengeksekusi, yaitu menerapkan suatu prosedur pada tugas yang familier,
(misalnya membagi suatu bilangan dengan bilangan lain, kedua bilangan
tersebut terdiri dari beberapa digit). Kata kerja lainnya dari mengeksekusi
adalah melaksanakan.
2. Mengimplementasikan, yaitu menerapkan suatu prosedur pada tugas yang
tidak familier (misalnya, menggunakan hukum newton kedua pada
konteks yang tepat). Kata kerja lainnya untuk proses kognitif
mengimplementasikan adalah menggunakan, menerapkan, menguraikan,
dan lain-lain.
Penelitian ini meneliti tiga proses kognitif untuk variabel mengaplikasi,
yaitu melaksanakan, menggunakan, dan menguraikan.
2.1.3.2 Proses Kognitif Menganalisis
Menganalisis
adalah
memecah-mecah
materi
jadi
bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan
antar bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Menganalisis
terdiri dari proses kognitif membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan
(Anderson & Krathwohl, 2010: 101).
1. Membedakan, artinya membedakan bagian materi pelajaran yang relevan
dari yang tidak relevan, bagian yang penting dari yang tidak penting
(Misalnya, membedakan antara bilangan yang relevan dan bilangan yang
tidak relevan dalam soal cerita matematika). Kata kerja lain dari
membedakan yaitu menyendirikan, memilah, memfokuskan, dan memilih.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Mengorganisasi, artinya dapat menentukan bagaimana elemen-elemen
bekerja atau berfungsi dalam sebuah struktur (Misalnya, menyusun buktibukti dalam cerita sejarah jadi bukti-bukti yang mendukung dan
menentang suatu penjelasan historis). Kata kerja lain dari mengorganisasi
adalah menemukan koherensi, memadukan, membuat garis besar,
mendeskripsikan peran, dan menstrukturkan.
3. Mengatribusikan, artinya menentukan sudut pandang, bias, nilai, atau
maksud dibalik materi pelajaran (Misalnya, menunjukkan sudut pandang
penulis suatu esai sesuai dengan pandangan politik si penulis). Kata kerja
lain dari mengatribusikan adalah mendekonstruksi.
Proses
membedakan,
kognitif
yang
diteliti
mengorganisasikan,
pada
dan
variabel
menganalisis
mengatribusikan.
Metode
yaitu
inkuiri
memungkinkan siswa melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
proses scientifik. Pembelajaran dengan pendekatan scientifik saat ini sudah
dikembangkan dalam kurikulum 2013 yaitu dalam pembelajaran tematik.
2.1.4
Pembelajaran Tematik
2.1.4.1 Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik pada hakikatnya merupakan pembelajaran terpadu,
yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik
secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan autentik. Pembelajaran
tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang
bermakna kepada peserta didik (Trianto, 2011: 139). Konsep pembelajaran
tematik merupakan pengembangan dari pemikiran dua orang tokoh pendidikan
yakni Jacob tahun 1989 dengan konsep pembelajaran interdisipliner dan Fogarty
pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran terpadu (Majid, 2014: 85).
Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang
secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra-mata pelajaran
maupun antar-mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan tersebut peserta didik
akan
memperoleh
pengetahuan
dan
keterampilan
yang
utuh
sehingga
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Berdasarkan berbagai pengertian tersebut,
dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran tematik/terpadu merupakan suatu
metode pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari
berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata
pelajaran.
2.1.4.2 Karakteristik Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik, sebagai model pembelajaran memiliki arti penting
dalam membangun kompetensi peserta didik, antara lain: pertama, pembelajaran
tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar secara aktif
dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman
langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang
dipelajarinya. Kedua, pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan
konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu
guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan
mempengaruhi
kebermaknaan
belajar
siswa.
Pengalaman
belajar
yang
menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari
akan memnentuk skema, sehingga akan memperoleh keutuhan dan kebulatan
pengetahuan. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat
membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih
melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (Trianto, 2009: 86-87).
Pembelajaran tematik di sekolah dasar sebagai suatu model pembelajaran di
sekolah memiliki karakteristik sebagai berikut (Majid, 2014: 89-90):
1. Berpusat pada siswa
Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator yang memberikan kemudahan kepada siswa untuk
melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik memberikan pengalaman belajar secara langsung
kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung yang dialami
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini, siswa dihadapkan langsung pada sesuatu yang konkret (nyata) sebagai
dasar untuk memahami hal-hal yang abstrak.
3. Pemisah mata pelajaran tidak begitu jelas
Pemisah antar mata pelajaran tidak begitu jelas karena yang menjadi fokus
pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran
dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa mampu memahami
konsep-konsep tersebut secara utuh sehingga dapat membantu siswa dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran bersifat luwes di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari
satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya. Guru juga dapat
mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari siswa dan keadaan lingkungan
di sekolah maupun di daerah tempat tinggalnya.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa dan
menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa pembelajaran tematik
menekankan pada keterlibatan siswa dalam belajar secara aktif, dan siswa
memperoleh pengalaman langsung. Hal ini sesuai dengan karakteristik
pembelajaran menggunakan metode inkuiri. Mata pelajaran yang di dalamnya
memungkinkan berbagai percobaan seperti pada pembelajaran inkuiri salah
satunya adalah IPA. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui pengaruh metode
inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada materi
pelajaran IPA saja.
2.1.5 Hakikat IPA
IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta
dengan segala isinya (Samatowa, 2011: 2). Nash (dalam Samatowa, 2011: 3)
menjelaskan bahwa IPA itu adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam,
cara IPA mengamati dunia ini bersifat analisis, lengkap, cermat, serta
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghubungkannya
antara suatu fenomena dengan fenomena lain, sehingga
keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang
diamatinya.
IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis
yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh
manusia (Samatowa, 2011: 3). IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan
gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku
umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen/sistematis
(teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri,
satu dengan yang lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan sehingga
seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Sedangkan berlaku umum artinya
pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau beberapa orang
dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau
konsisten (Powler, dalam Samatowa, 2011: 3). IPA tidak hanya merupakan
kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan
kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah (Winaputra, dalam Samatowa,
2011: 3).
IPA adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempunyai objek dan
menggunakan metode ilmiah (Samatowa, 2011: 3).
Pengajaran IPA di Sekolah Dasar perlu memberikan kesempatan anak
untuk
berlatih
keterampilan-keterampilan
proses
IPA
dan
yang
perlu
dimodifikasikan dengan tahap perkembangan kognitifnya (Samatowa, 2011:5).
Keterampilan proses sains/IPA adalah mengamati, mencoba memahami apa yang
diamati, mempergunakan pengetahuan baru untuk memprediksi apa yang terjadi,
dan menguji prediksi-prediksi di bawah kondisi-kondisi itu untuk melihat
kebenarannya (Paolo&Marten, dalam Samatowa, 2011:5).
2.1.6
Materi IPA mengenai Listrik
Materi IPA pada penelitian ini diambil dari Tema 3 yaitu “Kerukunan
dalam bermasyarakat” dengan subtema 1 “Hidup Rukun”. Materi IPA yang
difokuskan pada tema ini yaitu mengenai “Listrik”. Meskipun demikian materi
listrik hanya dibatasi mengenai: sumber-sumber listrik, rangkaian listrik, jenisjenis rangkaian listrik;
rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kompetensi dasar yang diambil ialah 3.4 Mengenal rangkaian listrik sederhana
dan sifat magnet serta penerapan-nya dalam kehidupan sehari-hari, dan 4.3
Merancang dan membuat rangkaian seri dan paralel menggunakan sumber arus
searah.
1. Mengenal listrik dan sumber listrik
Listrik adalah energi yang dihasilkan akibat dari gerak elektron. Elektron
adalah muatan negatif yang dimiliki suatu benda. Lawan dari elektron adalah
proton sebagai muatan positif. Benda-benda yang dapat menghasilkan energi
listrik dinamakan sumber listrik (Kusumawati, 2014: 115). Apa sajakah sumber
energi listrik itu? Inilah sumber-sumber listrik.
a. Baterai
Baterai merupakan sumber energi listrik yang paling mudah
ditemukan. Listrik yang dihasilkan baterai disebut listrik searah (DC). Baterai
disebut juga sebagai elemen kering karena listrik baterai dihasilkan dari
bahan-bahan kering (Kusumawati, 2014: 115). Baterai dapat dimanfaatkan
untuk berbagai peralatan listrik seperti senter, kamera, dan radio.
Menurut cara menyimpan listrik, baterai dapat dibagi menjadi dua,
yaitu baterai sekali pakai dan baterai isi ulang. Baterai sekali pakai adalah
baterai yang hanya dapat dipakai sekali. Setelah listrik dalam baterai habis,
baterai tidak dapat digunakan. Sebaliknya, baterai isi ulang adalah baterai
yang dapat diisi ulang jika listrik di dalamnya telah habis (Kusumawati, 2014:
115). Bagian-bagian baterai dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.1 Bagian-bagian baterai
(Sumber: Zulfikar, 2009: 53)
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Aki
Aki merupakan sumber energi yang mudah juga ditemukan. Listrik yang
dihasilkan aki disebut listrik searah (DC) (Kusumawati, 2014: 115). Sumber
energi listrik ini disebut juga elemen basah karena disusun dari bahan-bahan
cair.
Aki termasuk sumber energi listrik yang dapat diisi ulang. Artinya, jika
listrik dalam aki telah habis, aki dapat diisi kembali (Kusumawati, 2014: 115).
Aki biasa digunakan dalam kendaraan bermotor dan mobil. Sumber energi
listrik ini dimanfaatkan untuk menghidupkan lampu yang ada pada motor dan
mobil. Bagian-bagian Aki dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.2 Bagian-bagian Aki
(Sumber: Zulfikar, 2009: 54)
c. Generator
Generator merupakan sumber energi listrik yang sangat penting.
Generator
menghasilkan
listrik
dari
perpaduan
magnet
dan
lilitan
(Kusumawati, 2014: 115). Listrik yang dihasilkan generator disebut listrik
bolak-balik (AC). Generator paling sederhana yaitu dinamo sepeda. Dinamo
dapat menghasilkan listrik untuk menghidupkan lampu penerang pada sepeda.
Generator yang berukuran besar dapat menghasilkan listrik yang besar pula.
Listrik yang dihasilkan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dihasilkan dari
generator (Kusumawati, 2014: 115). Contoh generator dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.3 Generator
(Sumber: Zulifikar, 2009: 54)
d. Pembangkit Listrik
Listrik yang digunakan di rumah atau pabrik-pabrik berasal dari pusat
listrik yang sengaja dibuat untuk menghasilkan tenaga listrik. Di Indonesia
terdapat berbagai macam pembangkit listrik. Antara lain:
1) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Listrik yang dihasilkannya berasal dari tenaga air terjun. Untuk
kepentingan ini, sengaja dibuat bendungan untuk menghasilkan tenaga air
guna memutar turbin listrik (Hermana, 2009: 153). Contohnya, PLTA Jati
Luhur di Purwakarta, PLTA Saguling di Kabupaten Bandung, PLTA
Kedungombo di Boyolali, dan PLTA Sempor di Kebumen.
2) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Turbin listrik digerakkan oleh tenaga uap air. Uap air ini berasal dari air
yang dididihkan. Untuk mendidihkan air ini digunakan bahan bakar, biasanya
digunakan batu bara. Salah satu contohnya ialah PLTU Cilegon di Serang,
Banten.
3) Pembangkit Listrik Tenaga Geotermal (PLTG)
Turbin listrik digerakkan oleh tenaga panas bumi (geotermal). Ada
empat macam sumber energi panas bumi yang dapat dimanfaatkan sumber
panasnya untuk menghasilkan energi, yaitu hidrotermal (sumber air panas),
tekanan uap panas bumi, batuan dan mineral panas, serta sumber magma
(Hermana, 2009: 155). Contoh PLTG yaitu PLTG Bayongbong di Garut Jawa
Barat.
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4) Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD)
Turbin listrik digerakkan oleh tenaga disel. Bahan bakar yang
digunakan ialah minyak solar (Hermana, 2009: 153). Di berberapa kota
terdapat PLTD misalnya di Palangkaraya. Disel dalam ukuran kecil sering
digunakan sebagai sumber listrik cadangan di rumah sakit atau kantor-kantor
jika listrik dari pusatnya padam.
5) Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Panas matahari juga dapat diserap dengan panel matahari atau sel surya.
Panel sel surya dapat menghasilkan energi listrik untuk berbagai keperluan.
Energi cahaya matahari dapat diubah menjadi energi listrik dengan media sel
matahari (Hermana, 2009: 153).
6) Pembangkit Listrik Tenaga Angin/Bayu (PLTB)
Tiupan angin yang sangat kuat memiliki energi kinetik yang besar.
Tiupan angin ini dimanfaatkan untuk menggerakkan baling-baling, lalu
baling-baling akan ikut memutar turbin sehingga turbin dapat memutar
generator untuk membangkitkan energi listrik (Hermana, 2009: 154).
2. Rangkaian Listrik
Gambar 2.4 Rangkaian listrik
(Sumber: Kusumawati, 2014: 115)
Rangkaian listrik adalah rangkaian yang terdiri atas: sumber listrik,
penghantar listrik (kabel), dan alat listrik (alat elektronik) (Sularmi, 2009: 100).
Alat-alat listrik antara lain adalah :
a. Sekering : alat pengaman arus listrik/ alat pemutus arus listrik jika ada
konsleting (hubungan singkat/ bertemunya kutub positif dan kutub negatif
pada kabel yang mengelupas).
b. Saklar : alat untuk menyambung dan memutus arus listrik
c. Stop kontak : alat penyalur listrik
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Bola lampu : alat penerangan
e. Fitting : tempat dudukan bola lampu
f. Kabel : alat untuk mengalirkan arus listrik
Arus listrik dapat mengalir melalui kabel dan alat-alat listrik lainnya.
Besar kecilnya tegangan bergantung pada sumber listrik. Setiap rumah biasanya
menggunakan listrik bertegangan 220 Volt (Zulfikar, 2009: 55). Arus listrik
terjadi karena kutub positif (+) dan kutub (–) saling dihubungkan. Arus listrik
hanya akan mengalir dalam rangkaian tertutup. Sebaliknya, pada rangkaian
terbuka arus listrik tidak dapat mengalir. Arus listrik mengalir dari kutub positif
(+) menuju kutub (–). Keduanya dihubungkan melalui kabel sehingga lampu
dapat menyala (Sularmi, 2009: 100).
Gambar 2.5 Arah Gerak Muatan
3. Jenis-jenis Rangkaian Listrik
a. Rangkaian Tertutup dan Terbuka
Bola lampu akan menyala jika saklar dalam keadaan tertutup. Rangkaian
ini disebut rangkaian tertutup. Sebaliknya, jika saklar terbuka bola lampu tidak
akan menyala. Rangkaian ini disebut rangkaian terbuka (Zulfikar, 2009: 55).
Gambar 2.6 Rangkaian Listrik Tertutup dan Terbuka
(Sumber: Zulfikar, 2009: 55)
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rangkaian listrik terbuka
Rangkaian listrik tertutup
Gambar 2.7 Contoh Rangkaian Listrik Terbuka dan Tertutup
(Sumber: Sularmi, 2009: 100)
b. Rangkaian Listrik seri
Rangkaian listrik seri yaitu rangkaian alat listrik yang disusun secara
berurutan (Kusumawati, 2014: 115). Alat listrik pada rangkaian seri
mendapatkan arus listrik secara berurutan. Contoh rangkaian alat listrik seri
seperti gambar berikut ini.
Gambar 2.8 Rangkaian Listrik Seri
(Sumber: Kusumawati, 2014: 115)
Dalam rangkaian seri, jika salah satu lampu padam, lampu yang lain
akan ikut padam. Arus listrik yang mengalir di kedua lampu mempunyai besar
yang sama. Tegangan listrik pada kedua lampu mempunyai sifat sebagai
berikut (Kusumawati, 2014: 116).
i. Jika kedua lampu mempunyai ciri sama, tegangan listrik bernilai sama.
ii. Jika kedua lampu mempunyai ciri yang berbeda, tegangan listrik akan
berbeda.
c. Rangkaian Listrik Paralel
Rangkaian listrik paralel yaitu rangkaian alat listrik yang disusun secara
bertingkat atau sejajar (Kusumawati, 2014: 116). Masing-masing alat listrik
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada rangkaian listrik paralel mendapatkan arus listrik langsung dari sumber
tegangan. Contoh rangkaian alat listrik paralel seperti gambar berikut.
Gambar 2.9 Rangkaian Listrik Paralel
(Sumber: Kusumawati, 2014: 115)
Dalam rangkaian paralel, jika salah satu lampu padam, lampu yang lain
akan tetap menyala. Tegangan listrik dikedua lampu bernilai sama. Arus listrik
pada kedua lampu mempunyai sifat sebagai berikut (Kusumawati, 2014: 116).
i. Jika kedua lampu mempunyai ciri sama, arus listrik bernilai sama.
ii. Jika kedua lampu mempunyai ciri yang berbeda, arus listrik akan
berbeda.
2.2
Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
2.2.1 Penelitian tentang Metode Inkuiri
Ambarsari, Santosa, dan Maridi (2013) melakukan penelitian mengenai
penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains
dasar pada pelajaran biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Tujuan
dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
pembelajaran inkuiri terhadap keterampilan proses sains dasar pada siswa kelas
VIII semester I SMP Negeri 7 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen semu (Quasi experimental research) dengan penerapan pendekatan
inkuiri terbimbing. Populasi dalam penelitian tersebut adalah seluruh siswa kelas
VIII semester I SMP Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012, sampel yang
diambil dengan cluster random sampling sejumlah dua kelas yaitu kelas kontrol
dan kelas eksperimen. Kedua kelas tersebut masing-masing berjumlah 30 siswa.
Hasil dari penelitian tersebut memperlihatkan bahwa penerapan pembelajaran
inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan
proses sains dasar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dewi, Dantes dan Sadia (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil
belajar IPA. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA
dengan menggunakan rancangan
the posttest-only control group design.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi
eksperiment). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Kaliluntu
yang berjumlah 115 siswa, dan sampelnya berjumlah 64 siswa yang ditentukan
secara random. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan bahwa terdapat
perbedaan sikap ilmiah dan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti model
pembelajaran inkuiri
terbimbing dengan siswa
yang mengikuti
model
pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD Negeri di kelurahan Kaliuntu.
Wayan
(2012)
melakukan
penelitian
mengenai
pengaruh
model
pembelajaran Inkuiri terhadap penguasaan konsep Biologi dan sikap ilmiah siswa
SMA ditinjau dari minat belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
(1) perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa
yang mengikuti model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti model
pembelajaran langsung (direct instruction), (2) pengaruh interaksi antara model
pembelajaran dengan minat belajar biologi siswa terhadap penguasaan konsep
biologi dan sikap ilmiah siswa, (3) perbedaan penguasaan konsep biologi dan
sikap ilmiah siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran langsung, pada siswa yang minat
belajarnya tinggi, (4) perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah
siswa antara siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang
mengikuti pembelajaran langsung, pada siswa yang minat belajarnya rendah.
Penelitian yang dilaksanakan ini merupakan jenis penelitian yang menggunakan
metode eksperimental semu (Quasi Experimental) dengan rancangan The Posttest
Only Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA
Lab Undiksha tahun pelajaran 2010/2011. Sampel penelitian sebanyak 100 orang
dengan sebaran 25 orang pada masing-masing kelompok/kelas X2, X3, X4, dan
X5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan penguasaan
konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa yang mengikuti model
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran langsung,
(2) terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan minat belajar
biologi siswa terhadap penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah, (3) Terdapat
perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa antara siswa yang
mengikuti
model
pembelajaran
inkuiri
dengan
siswa
yang
mengikuti
pembelajaran langsung, pada siswa yang minat belajarnya tinggi, (4) Tidak
terdapat perbedaan penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah antara siswa yang
mengikuti
model
pembelajaran
inkuiri
dengan
siswa
yang
mengikuti
pembelajaran langsung, pada siswa yang minat belajarnya rendah.
2.2.2 Penelitian tentang Kemampuan Mengaplikasi dan Menganalisis
Penelitian Widiastuti (2009) bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi karya/model mainan
yang berhubungan dengan udara berkaitan dengan kemampuan kognitif
mengaplikasi dan menganalisis siswa kelas IV SD Kanisius Kalasan Yogyakarta
tahun ajaran 2012/2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi
eksperimental tipe non-equivalent control group design. Hasil penelitian
menunjukkan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi
tetapi tidak berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis. Ini ditunjukkan
dengan harga Sig.(2-tailed) kemampuan mengaplikasi < 0,05 yaitu 0,000.
Sehingga Hi diterima maka Hnull ditolak. Pengaruh penggunaan metode inkuiri
terhadap kemampuan mengaplikasi tergolong besar dengan nilai r = 0,78 (efek
besar)
dengan
persentase
sebesar
60%.
Berbeda
dengan
kemampuan
menganalisis, hasil perhitungan analisis statistik menunjukkan signifikansi data
harga Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu 0.052, maka Hnull diterima Hi ditolak. Pengaruh
penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis tergolong
menengah dengan nilai r = 0,39 (efek menegah) dan persentase sebesar 15,36%.
Penelitian Lestari (2010) bertujuan untuk mengetahui perbedaan
penggunaan media timeline terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis
pada pelajaran IPS kelas V SD Kanisius Sorowajan tahun ajaran 2013/2014. Jenis
penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental tipe non-equivalent control
group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan yang
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
signifikan dalam penggunaan media timeline terhadap kemampuan mengaplikasi
ditunjukkan dengan Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,012 dan (2) terdapat perbedaan
yang signifikan dalam penggunaan media timeline terhadap kemampuan
menganalisis ditunjukkan dengan Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000. Dari nilai
tersebut maka Hnull ditolak dan Hi diterima artinya ada perbedaan signifikan dalam
penggunaan media timeline terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.
Penelitian Hasanah (2010) bertujuan untuk mengetahui perbedaan
kemampuan mengaplikasi dan menganalisis atas penggunaan media Timeline
pada mata pelajaran IPS kelas V SD Negeri Percobaan 3 Pakem tahun ajaran
2013/2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental tipe nonequivalent control group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
perbedaan signifikan dalam penggunaan media timeline atas kemampuan
mengaplikasi dan menganalisis. Hasil analisis statistik parametrik Independentsamples t-test menunjukkan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000 sehingga Hnull
ditolak dan Hi diterima artinya ada perbedaan signifikan dalam penggunaan media
timeline terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis.
Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan adanya penerapan
metode inkuiri dapat meningkatkan keterampilan proses sains dasar, hasil belajar
siswa, dan minat belajar siswa. Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya
pengaruh yang positif terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis
dengan menggunakan media timeline dan metode inkuiri untuk siswa kelas IV.
Namun demikian, penelitian-penelitian sebelumnya belum ada yang meneliti
penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis
siswa SD kelas V. Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian dengan
judul pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan
menganalisis pada mata pelajaran IPA materi listrik kelas V SD Negeri Cebongan
Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan
penelitian yang baru dan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Materi
IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi pembelajaran untuk kelas
VI pada kurikulum 2006. Namun demikian, pada kurikulum 2013 saat ini materi
IPA mengenai listrik masuk dalam materi pembelajaran di kelas V.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.3 Literature Map
Literature map berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dapat
digambarkan sebagai berikut:
Metode Inkuiri
Proses Kognitif
Ambarsari, Santosa & Maridi (2013)
Inkuiri terbimbing – Keterampilan
proses sains dasar
Widiastuti (2009)
Inkuiri – Kemampuan Mengaplikasi
dan Menganalisis siswa SD kelas IV
Dewi, Dantes & Sadia (2013)
Inkuiri terbimbing - Sikap ilmiah &
hasil belajar IPA
Lestari (2010)
Media timeline – Kemampuan
Mengaplikasi dan Menganalisis
Wayan (2012)
Inkuiri – Minat Belajar
Hasanah (2010)
Media timeline – Kemampuan
Mengaplikasi dan menganalisis
Yang perlu diteliti:
Metode Inkuiri-Kemampuan
mengaplikasi & menganalisis siswa
SD Kelas V
Gambar 2.10 Bagan Penelitian-penelitian yang Relevan
2.3 Kerangka Berpikir
Siswa kelas lima SD berada pada tahap operasional konkret yaitu pada
usia 7-11 tahun. Tahap operasional konkret (concrete operations) ini ditandai
dengan perkembangan kognitif dari sistem pemikiran yang didasarkan pada
aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah dapat memperkembangkan operasioperasi logis. Ciri tersebut sesuai dengan karakteristik pada pembelajaran inkuiri.
Metode inkuiri adalah sebuah metode yang untuk mendapatkan suatu jawaban,
memecahkan masalah dari suatu pertanyaan dengan menggunakan kemampuan
berpikir sistematis, kritis, dan logis. Metode inkuiri tepat digunakan untuk siswa
kelas atas karena siswa kelas atas dianggap lebih mampu melakukan proses
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
inkuiri. Namun demikian, siswa kelas lima masih memerlukan bantuan
(scaffolding) dalam belajar, sehingga metode yang cocok digunakan adalah
metode inovatif inkuiri terbimbing (guided inquiry). Metode inkuiri terbimbing
adalah metode inkuiri saat guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan
memberikan pertanyaan awal sebagai tuntunan kepada siswa untuk mengarahkan
kepada suatu diskusi. Perkembangan kognitif siswa dapat ditentukan dari proses
kognitifnya,
yaitu
mengingat,
memahami,
mengaplikasi,
menganalisis,
mengevaluasi dan mencipta.
Kemampuan mengaplikasi dan menganalisis merupakan proses kognitif
yang lebih tinggi dibandingkan dengan mengingat dan memahami. Kedua proses
kognitif tersebut sangat penting dimiliki oleh seorang siswa agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Mengaplikasi adalah menerapkan atau
menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Sedangkan menganalisis
berarti memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan
hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut
dan keseluruhan struktur atau tujuan.
Beberapa sekolah dasar telah menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum
2013 mengandung proses-proses scientifik yang di dalamnya dapat dimunculkan
langkah-langkah inkuiri. Proses scientifik dan inkuiri ini erat kaitannya pada tema
yang mengandung mata pelajaran IPA. Siswa akan aktif dalam langkah-langkah
pembelajaran inkuiri yang meliputi merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan
melakukan evaluasi. Dalam proses inkuiri terjadi pengembangan proses-proses
kognitif seorang siswa mulai proses kognitif tingkat rendah hingga proses kognitif
yang tinggi. Jika metode inkuiri diterapkan pada mata pelajaran IPA untuk siswa
kelas V SD, penerapan metode inkuiri akan berpengaruh terhadap kemampuan
mengaplikasi dan menganalisis siswa.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.4 Hipotesis Penelitian
2.4.1
Penerapan metode inquiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi
pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta
semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
2.4.2
Penerapan metode inquiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis
pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta
semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III membahas komponen-komponen dalam penelitian yaitu jenis
penelitian, setting penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan teknik
analisa data. Komponen-komponen tersebut diuraikan pada subbab-subbab di
bawah ini.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuasi eksperimental tipe nonequivalen control group design. Jenis penelitian tersebut merupakan metode
penelitian kuantitaif. Pendekatan atau metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat, digunakan untuk
meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010: 14). Metode penelitian
eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan (Sugiyono, 2010: 107). Metode eksperimen sebagai bagian dari
metode kuantitatif mempunyai ciri khas tersendiri, terutama
dengan adanya
kelompok kontrolnya (Sugiyono, 2010: 107). Metode eksperimen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design atau juga dikenal dengan
metode eksperimental semu.
Penelitian ini menggunakan design Non-equivalen Control Group Design
karena pada penelitian pendidikan tidak memungkinkan untuk melakukan
penelitian yang sebenarnya, seperti pemilihan sampel kelompok kontrol dan
eksperimen secara random (Cohen, 2007: 282). Pemilihan kelompok eksperimen
pada desain ini tidak dipilih secara random melainkan dengan teknik nonrandom,
artinya penentuan kelompok eksperimen maupun kontrol tergantung pada
kebijakan sekolah. Pihak sekolah dapat menentukan kelas mana yang menjadi
kelas eksperimen, dan mana yang menjadi kelas kontrol. Desain ini dipilih karena
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hanya akan dilakukan satu kali treatment atau perlakuan, satu kali pre-test dan
satu kali post-test. Desain ini dapat digambarkan seperti di bawah ini:
Desain Non-equivalen Control Group Design
Experimental O1
X
O2
…………………………… non-random
Control
O3
O4
Gambar 3.1 Desain Penelitian
(sumber : Cohen, 2007: 283)
Keterangan:
O1 = Rerata skor pretest kelompok ekperimen
O2 = Rerata skor posttest kelompok eksperimen
X = Perlakuan (treatment) penerapan metode inkuiri
O3 = Rerata skor pretest kelompok kontrol
O4 = Rerata skor posttest kelompok kontrol
Garis putus-putus pada desain penelitian menggambarkan bahwa cara
penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak menggunakan cara
random. Meskipun demikian, penentuan dua kelompok dengan mengambil kelas
klasikal yang sudah ada (Cohen, 2007: 283). Garis putus-putus tersebut juga
berfungsi sebagai pemisah antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
sebagaimana desain penelitian ini yang disebut dengan non-equivalent control
group design (Cohen, 2007: 283).
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberi pretest untuk
mengetahui keadaan awal kedua kelompok tersebut. Hasil pretest kedua
kelompok tersebut kemudian dibandingkan. Setelah dilaksanakan pretest,
selanjutnya kelompok eksperimen diberi treatment menggunakan metode inkuiri,
dan kelompok kontrol menggunakan metode konvensional atau ceramah. Setelah
dilakukan pembelajaran, selanjutnya dilakukan posttest I dan posttest II untuk
kedua kelompok yang kemudian dilakukan perbandingan pengaruh perlakuan.
Hasil penelitian dapat diukur dengan membandingkan pretest dan posttest
(Campbell & Stanley, dalam Cohen, 2007: 276-277). Pengaruh kausal dari
treatment yang dilakukan dapat dihitung menggunakan tiga langkah, yaitu (1)
kurangi skor posttest dengan skor pretest untuk kelompok eksperimen sehingga
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghasilkan skor 1; (2) kurangi skor pretest dari skor posttest untuk kelompok
kontrol sehingga menghasilkan skor 2; (3) kurangi skor 2 dari skor 1. Pengaruh
perlakuan dalam penelitian eksperimental dengan convenience sampling dihitung
menggunakan rumus (Campbell & Stanley, dalam Cohen, 2007: 277):
(O2-O1) – (O4-O3)
Gambar 3.2 Rumus Pengaruh Perlakuan
Apabila hasilnya negatif maka efek kausal negatif atau tidak ada pengaruh,
sebaliknya jika hasilnya positif maka kausalnya positif atau ada pengaruh.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Cebongan, yang berlokasi di Jalan
Raya Kebonagung, Cebongan, Mlati, Sleman, Yogyakarta. SD Negeri Cebongan
telah ditunjuk oleh dinas untuk menerapkan Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran
2014/2015, sehingga tahun ini merupakan tahun kedua dalam menerapkan
kurikulum 2013. Peneliti memilih sekolah ini karena penelitian yang dilakukan
membutuhkan sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 dan kelas yang paralel
sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemilihan sekolah dengan kurikulum
2013 karena kurikulum 2013 menggunakan pendekatan scientifik yang dekat
dengan metode inkuiri, sehingga siswa lebih mudah mengikuti pembelajaran
menggunakan metode inkuiri.
SD Negeri Cebongan merupakan sekolah yang letaknya cukup strategis di
pinggir jalan raya dan letaknya juga tepat di depan puskesmas Mlati. Fasilitas
pendukung yang ada di sekolah ini antara lain 12 ruang kelas paralel A dan B, 1
ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang komputer, 1 perpustakaan, 1 ruang
UKS, 1 mushola, 1 kantin, 5 kamar kecil, 1 tempat parkir sepeda guru, 1 tempat
parkir sepeda siswa, dan sebuah rumah penjaga sekolah. Jumlah seluruh guru dan
karyawan di sekolah ini adalah 25 orang. Jumlah siswa secara keseluruhan dari
kelas I sampai dengan kelas VI adalah 430 siswa.
SD Negeri Cebongan memiliki banyak prestasi yang telah dicapai siswasiswanya, baik prestasi UN maupun prestasi non-akademik lainnya. SD Negeri
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Cebongan setiap tahunnya selalu mendapatkan peringkat yang tinggi dalam rerata
nilai UN siswa kelas VI. Data kelulusan siswa tahun ajaran 2013/2014 SD Negeri
Cebongan mendapatkan peringkat II untuk seluruh SD baik swasta maupun negeri
di kecamatan Mlati dengan nilai rata-rata sekolah sebesar 25,73 (dari skala nilai
0,00-30,00), dan peringkat I untuk lingkup sekolah negeri se-kecamatan Mlati.
Tahun berikutnya, tahun ajaran 2014/2015 SD Negeri Cebongan kembali
mendapatkan peringkat II untuk seluruh SD baik swasta maupun negeri di
kecamatan Mlati dengan nilai rata-rata sekolah sebesar 249,84 (dari skala nilai
0,00-300,00) dan tetap bertahan dengan peringkat I untuk lingkup sekolah negeri
se-kecamatan Mlati.
Banyak prestasi yang ditelah diraih siswa pada tahun 2014, di antaranya
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Prestasi Siswa SD Negeri Cebongan Tahun 2014
No
Peringkat
Kejuaraan
1
Juara III
Lomba Melukis Kategori B Bulan Kitab
Suci Nasional
2
Juara III
Lomba CCA Bulan Kitab Suci Nasional
3
Juara II
Lomba CCA Bulan Kitab Suci Nasional
4
Juara I
Lomba Melukis Bulan Kitab Suci Nasional
5
Juara III
Lomba Mazmur Putri Tingkat SD Bulan
Kitab Suci Nasional
6
Juara I
Seni lukis Keagamaan Putri Tingkat SD
MTQ
7
Juara III
MTtQ Tingkat SD Putri
8
Juara II
Lomba Mewarnai antar SD Kecamatan
Mlati Bersama Boneeto
9
Juara II
MTQ Putri Tingkat SD
Lingkup
Kecamatan Mlati
Kecamatan Mlati
Kecamatan Mlati
Kecamatan Mlati
Kecamatan Mlati
Kecamatan Mlati
Kabupaten Sleman
Kecamatan mlati
Kecamatan Mlati
Prestasi-prestasi lain yang telah diraih SD Negeri Cebongan pada tahun
2015 antara lain sebagai berikut:
Tabel 3.2 Prestasi Siswa SD Negeri Cebongan Tahun 2015
No
Peringkat
Kejuaraan
1
Juara II
Lomba Budaya Jawa “Sesorah Bahasa
Jawa” UPT Yandik
2
Juara III
Lomba Budaya Jawa “Nulis Aksara Jawa”
UPT Yandik
3
Juara Harapan II
Lomba lukis kategosi SD kelas 4-6 “Gelar
Wisata” Museum Sonobudoyo 2015
4
Juara II
Lomba Budaya Jawa “Tembang Macapat”
UPT Yandik
5
Juara III
MHQ Putri tingkat SD MTQ Kecamatan
Mlati 2015
Lingkup
Kecamatan Mlati
Kecamatan Mlati
Kecamatan Mlati
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Juara II
7
Juara III
8
Juara III
9
Juara II
MHQ Putri tingkat SD MTQ
Mlati 2015
Seni Lukis Keagamaan Putri
MTQ Kecamatan Mlati 2015
Lomba Seni Lukis “Lomba
Pelajar Nasional” LCSPMSD
Sari Tilawah Putri Tingkat
Kecamatan Mlati 2015
Kecamatan
Kecamatan Mlati
tingkat SD
Kecamatan Mlati
Cipta Seni
Kabupaten Sleman
SD MTQ
Kecamatan Mlati
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester gasal tahun ajaran baru 2015/2016.
Waktu pengambilan data dimulai pada tanggal 13 Agustus 2015. Pengambilan
data eksperimental dilakukan dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya bias dalam penelitian yang dilakukan.
Jadwal pengambilan data penelitian di kelompok kontrol maupun eksperimen
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3 Jadwal Implementasi dan Pengumpulan Data Penelitian
Hari,
Tanggal
Kamis, 13
Agustus
2015
Senin, 14
September
2015
Kelompok Kontrol
Alokasi
Materi
waktu
2x35
Pre Test
menit
7x35
menit
Pengertian Listrik
Sumber-sumber
energi listrik
Rangkaian tertutup
dan rangkaian
terbuka
Rangkaian listrik
seri
Ciri-ciri rangkaian
listrik seri
Rangkaian listrik
paralel
Ciri-ciri rangkaian
listrik paralel
Perbedaan
rangkaian listrik
paralel dan
rangkaian listrik
seri
Hari,
Tanggal
Kamis, 13
Agustus
2015
Rabu, 16
September
2015
Kelompok Eksperimen
Alokasi
Materi
waktu
2x35
Pre Test
menit
7x35
menit
Kamis, 17
September
2015
7x35
menit
Pengertian Listrik
Sumber-sumber
listrik
Rangkaian tertutup
dan rangkaian
terbuka
Rangkaian listrik
seri
Ciri-ciri rangkaian
listrik seri
Praktik percobaan
rangkaian listrik
seri
Rangkaian listrik
paralel
Ciri-ciri rangkaian
listrik paralel
Praktik percobaan
rangkaian listrik
paralel
Perbedaan
rangkaian listrik
paralel dan
rangkaian listrik
seri
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selasa, 15
September
2015
Selasa, 06
Oktober
2015
2x35
menit
Post Test I
2x35
menit
Post Test II
Jumat, 18
September
2015
Jumat, 09
Oktober
2015
2x35
menit
Post Test I
2x35
menit
Post Test II
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117). Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau
obyek yang dipelajari. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD
Negeri Cebongan kelas VA dan VB yang berjumlah 72 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 118). Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Apa yang sudah dipelajari dari sampel tersebut
kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi. Maka dari itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2010:
118). Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan convenience
sampling, yaitu pemilihan sampel yang biasa digunakan untuk penelitian
pendidikan dengan menggunakan kelas yang tersedia karena keterbatasan
administrasi untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006: 18-19). Kelas dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan eksperimen. Penentuan
kelompok sampel dan kelompok eksperimen dilakukan dengan teknik diundi yang
pelaksanaannya disaksikan oleh peneliti dan guru mitra (guru kelas V). Hasil
undian menunjukkan kelas VA terpilih sebagai kelompok eksperimen sedangkan
kelas VB sebagai kelompok kontrol.
Sampel penelitian untuk kelompok kontrol adalah seluruh siswa kelas VB
yang berjumlah 36 siswa. Kelompok ini terdiri dari 22 siswa perempuan dan 14
siswa laki-laki. Siswa pada kelompok kontrol ini berasal dari latar belakang
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ekonomi dan pendidikan keluarga yang berbeda-beda. Berdasarkan data yang ada
di sekolah menunjukkan bahwa latar belakang pekerjaan orang tua siswa di kelas
kontrol ini antara lain buruh (30,56%), pegawai swasta dan honorer (44,44%),
wiraswasta (11,11%), pendeta (2,78%), dan PNS (4%). Sedangkan latar belakang
pendidikan orang tua siswa pada kelompok ini antara lain adalah SD (5,56%),
SLTP (8,33%), SMA/SMU/SLTA/STM/SMK (52,78%), Diploma (2,78%), dan
S1 (30,56%).
Sampel untuk kelompok eksperimen adalah seluruh siswa kelas VA yang
berjumlah 36 siswa. Kelompok ini terdiri dari 22 siswa perempuan dan 14 siswa
laki-laki. Siswa pada kelompok kontrol ini berasal dari latar belakang ekonomi
dan pendidikan keluarga yang berbeda-beda. Berdasarkan data yang ada di
sekolah menunjukkan bahwa latar belakang pekerjaan orang tua siswa di kelas
eksperimen ini hampir sama dengan kelas VB, antara lain buruh (11,11%),
pegawai swasta dan honorer (30,56%), wiraswasta (27,78%), pedagang dan petani
(5,56%), dan PNS (pensiunan, guru, dokter) (25%). Sedangkan latar belakang
pendidikan orang tua siswa pada kelompok eksperimen antara lain adalah SD
(5,56%), SMP/SLTP (2,78%), SMA/SMU/SLTA/SMK (50%), DIII (11,11%), S1
(27,78%), dan S2 (2,78%).
3.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah konstruk (constructs) yang akan dipelajari (Kerlinger
dalam Sugiyono, 2012: 63). Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2012: 64). Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel
independen dan variabel dependen.
1. Variabel independen sering disebut juga sebagai variabel stimulus, predictor
dan antecedent, atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan variabel bebas.
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono,
2012: 64). Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penerapan metode pembelajaran inkuiri terbimbing, karena dengan
penerapan variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel dependen.
2. Variabel dependen sering disebut juga sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen, atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan variabel terikat.
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 64). Variabel
dependen (variabel terikat) penelitian ini adalah 2 tingkatan proses kognitif
dalam taksonomi
Bloom
yaitu proses kognitif
mengaplikasi
dan
menganalisis siswa kelas V pada tema 3, yang difokuskan pada materi
pelajaran IPA mengenai listrik.
Variabel Independen
Variabel Dependen
Kemampuan Kognitif
Mengaplikasi
Metode Inkuiri
Terbimbing
Kemampuan Kognitif
Menganalisis
Gambar 3.3. Pemetaan Variabel Penelitian
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
inkuiri terbimbing dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut,
orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen,
menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan mengevaluasi.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif dalam
taksonomi Bloom yang telah direvisi pada level mengaplikasi dan menganalisis.
Peneliti mengambil beberapa aspek dari setiap level tersebut. Kemampuan
kognitif mengaplikasi mengambil tiga aspek yaitu menggunakan, melaksanakan,
dan menguraikan. Sedangkan pada kemampuan kognitif menganalisis aspek yang
diambil adalah, membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan (Anderson &
Krathwohl, 2010: 101).
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes,
yaitu dengan tes essai. Tes adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian
pertanyaan
yang
harus
dijawab
secara
sengaja
dalam
situasi
yang
distandardisasikan, bertujuan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar
individu atau kelompok (Masidjo, 2010: 38). Tes uraian atau essai adalah tes yang
memberi kesempatan kepada siswa untuk mengorganisasikan jawabannya secara
bebas sesuai dengan kemampuannya dengan bahasanya sendiri atas sejumlah item
yang relatif kecil dan tuntutan jawaban yang benar, relevan, lengkap, berstruktur,
jelas (Masidjo, 2010: 46). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Pretest
diberikan sebelum mereka mendapat perlakuan pembelajaran dengan metode
inkuiri terbimbing pada kelompok eksperimen dan pembelajaran biasa
menggunakan metode ceramah pada kelompok kontrol. Posttest diberikan setelah
kedua kelompok mendapat perlakukan. Posttest dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui adanya pengaruh setelah dilakukannya pembelajaran di kedua
kelompok dengan metode yang berbeda. Posttest dilakukan dalam dua tahap,
posttest pertama setelah dilakukan pembelajaran, dan posttest kedua dilaksanakan
2 minggu setelah posttest pertama.
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol maupun esperimen
dilakukan oleh satu guru yang sama. Peneliti berperan sebagai observer selama
pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini. Observasi dilakukan sebagai
elemen kualitatif agar peneliti lebih memahami kondisi populasi penelitian.
Semua instrumen dan media pembelajaran yang dibutuhkan dalam penelitian
disiapkan oleh peneliti. Proses pengumpulan data dilakukan dalam waktu yang
singkat selama dua minggu untuk menghindari bias selama pelaksanaan penelitian
(Krathwohl, 2004: 547).
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati, semua fenomena ini disebut variabel
penelitian (Sugiyono, 2012: 148). Instrumen dalam penelitian ini menggunakan
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
soal pretest dan posttest berupa soal essai yang berjumlah 6 buah item soal.
Peneliti mengambil materi pelajaran IPA pada pembelajaran tematik tema 3
subtema 1 mengenai rangkaian listrik dengan Kompetensi Dasar: (3.4) Mengenal
rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet serta penerapannya dalam kehidupan seharihari, dan (4.3) Merancang dan membuat rangkaian seri dan parallel menggunakan
sumber arus.
Instrumen yang disusun oleh peneliti adalah 6 soal essai dengan 6 level
kemampuan kognitif Bloom yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Instrumen ini digunakan oleh tiga
orang peneliti yang masing-masing meneliti dua level kemampuan kognitif.
Instrumen yang diteliti dalam penelitian ini dari keenam instrumen yang telah
disusun adalah instrumen nomor 3 dan 4 sebagai instrumen untuk mengukur
kemampuan kognitif pada level mengaplikasi dan menganalisis. Semua instrumen
ini sudah diujikan dan sudah memenuhi instrumen yang valid dan reliabel.
Sebelum instrumen disusun menjadi item-item instrumen, dibuat kisi-kisi
instrumen atau matriks pengembangan instrumen agar penyusunan instrumen
lebih sistematis sehingga mudah untuk dikontrol, dikoreksi, dan dikonsultasikan
pada ahli (Sugiyono, 2011: 113). Matriks pengembangan instrumen pada kedua
level kemampuan kognitif yang dibuat oleh peneliti adalah sebagai berikut.
Tabel 3.4 Matriks Pengembangan Instrumen
No
Variabel
Aspek
Indikator
3
Mengaplikasi Melaksanakan
Melaksanakan pembuatan gambar
untuk menyusun rangkaian listrik
seri dan rangkaian listrik paralel
dengan keterangan yang tepat
Menggunakan
Menggunakan gambar dalam
menggambarkan rangkaian listrik
Menguraikan
Menguraikan pengaruh dua jenis
rangkaian listrik terhadap tegangan
listrik di setiap lampu.
4
Menganalisis Membedakan
Membedakan besarnya tegangan
listrik pada rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel.
Mengorganisasi
Mengorganisasi pengaruh rangkaian
listrik terhadap nyala lampu
Mengatribusikan
Mengatribusikan alasan penyusunan
rangkaian listrik terhadap nyala
lampu.
No Soal
3a
3a
3b
3b
4a
4b
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti menggunakan rubrik penilaian sebagai acuan untuk menilai setiap
indikator dalam instrumen penelitian. Adapun rubrik penilaian yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 3.3.
3.7 Teknik Pengujian Instrumen
Teknik pengujian instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik
pengujian validitas dan reliabilitas instrumen. Item soal test yang digunakan
sebagai instrumen dalam penelitian ini telah diujicobakan di kelas V SD Kanisius
Sorowajan Yogyakarta pada tanggal 17 Juni 2015, dengan jumlah siswa sebanyak
37 siswa. Berikut akan dikemukakan langkah pengujian validitas dan reliabilitas
instrumen dalam penelitian ini.
3.7.1 Penentuan Validitas
Validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur
apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 2010: 242). Instrumen yang valid berarti
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid
(Sugiyono, 2012: 168). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 2010:243). Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan 3 validitas yaitu validitas isi, permukaan, dan konstrak,.
Sebuah tes memiliki validitas isi apabila mampu merepresentasikan cakupan dan
tujuan pembelajaran dengan menggunakan materi sesuai dengan bidang yang
bersangkutan (Cohen, 2007: 162). Validitas isi dicapai dengan penilaian
profesional dari para ahli atau expert judgement. Validitas permukaan adalah
validitas untuk memeriksa kejelasan tampilan soal (Cohen, 2007: 163). Validitas
konstruk untuk memastikan adanya keterkaitan yang jelas dari item tes yang
dicapai dengan uji empiris (Cohen, 2007: 163).
Pengujian validitas isi untuk instrumen yang berbentuk test dapat
dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran
yang telah diajarkan (Sugiyono, 2012: 176). Expert Judgment dilakukan oleh lima
orang ahli, di antaranya adalah 2 dosen fisika karena sesuai dengan lingkup yang
diteliti mengenai materi fisika, 1 guru fisika SMP, dan 2 guru SD. Pendapat para
validator instrumen penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 3.4. Peneliti
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemudian memperbaiki instrumen penelitian dengan mempertimbangkan saran
dari kelima ahli tersebut. Validitas permukaan juga dilakukan dengan meminta
pendapat dari kelima ahli yang telah disebutkan di atas.
Pengujian validitas konstruk instrumen penelitian ini dilakukan melalui uji
empiris. Uji empiris dalam penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD
Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Pengujian empiris ini dilakukan pada hari Rabu,
17 Juni 2015. Peneliti memilih SD Kanisius Sorowajan karena memiliki dua kelas
paralel dan prestasi yang kurang lebih sama dengan SD Negeri Cebongan. SD
Kanisius Sorowajan juga memiliki akreditasi yang sama dengan SD Negeri
Cebongan yaitu A. Latar belakang siswa dari kedua sekolah ini juga kurang lebih
sama. Uji empiris dilakukan pada minimal 30 responden agar mendapatkan
distribusi data normal (Field, 2009: 42). Jumlah responden dalam uji empiris ini
sebanyak 37 siswa.
Setelah data hasil uji empiris diperoleh, selanjutnya hasil tersebut diolah
menggunakan aplikasi IBM Statistics 20 for Windows untuk menguji apakah
instrumen-instrumen tersebut valid atau tidak, dengan rumus Pearson Correlation
dengan taraf signifikansi 5%. Adapun kriteria pengambilan keputusan untuk uji
validitas berdasarkan Pearson Correlation adalah sebagai berikut, jika Sig (2tailed)
0,05 item tersebut dikatakan valid; Jika Sig (2-tailed)
0,05 item
tersebut dikatakan tidak valid. Berikut ini adalah hasil uji validitas instrumen
penelitian berdasarkan penghitungan SPSS (lengkapnya lihat Lampiran 3.5).
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen
No
Variabel
Pearson Correlation
**
1 Mengingat
0,549
2
3
4
5
6
Memahami
Mengaplikasi
Menganalisis
Mengevaluasi
Mencipta
0,722
0,732
0,771
0,717
0,737
Sig. (2-tailed)
0,000
Keputusan
Valid
**
0,000
Valid
**
0,000
Valid
**
0,000
Valid
**
0,000
Valid
**
0,000
Valid
Uji validitas instrumen di atas dilakukan dengan mengorelasikan total
seluruh skor dengan total dari masing-masing variabel. Penelitian ini merupakan
penelitian payung. Enam variabel di atas diteliti oleh 3 orang peneliti. Penelitian
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini khusus meneliti pada variabel mengaplikasi dan menganalisis saja, sedangkan
variabel yang lain diteliti oleh 2 orang peneliti lainnya dalam penelitian payung.
Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel mengaplikasi dan menganalisis dalam
penelitian ini dinyatakan valid. Peneliti juga melakukan uji validitas pada masingmasing aspek dari setiap variabel di atas. Berikut ini adalah hasil uji validitas
masing-masing aspek dari setiap variabel (lengkapnya lihat Lampiran 3.5).
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Masing-Masing Aspek
No
Variabel
Aspek
Pearson
Correlation
1
Mengingat
Mengenali
0.378*
Mengidentifikasi
0.514**
Mengingat kembali
0.378*
2
Memahami
Mencontohkan
0.544**
Mengklasifikasi
0.488**
Menjelaskan
0.545**
3
Mengaplikasi
Melaksanakan
0.537**
Menggunakan
0.505**
Menguraikan
0.580**
4
Menganalisis
Membedakan
0.540**
Mengorganisasi
0.621**
Mengatribusikan
0.692**
3
Mengevaluasi
Memeriksa
0.560**
Menilai
0.608**
Menguji
0.459**
4
Mencipta
Merumuskan
0.486**
Merencanakan
0.619**
Mendesain
0.499**
Sig. (2tailed)
0,021
0,001
0,021
0,001
0,002
0,000
0,001
0,001
0,000
0,001
0,000
0,000
0,000
0,000
0,004
0,002
0,000
0,002
Keputusan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan hasil uji validitas menggunakan aplikasi IBM Statistics 20
for Windows di atas menunjukkan bahwa setiap aspek dari variabel mengaplikasi
dan menganalisis dapat dinyatakan valid dengan melihat setiap hasil uji validitas
yang menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) bernilai
0,05. Hasil uji validitas
pada masing-masing aspek juga dinyatakan valid dengan harga Sig. (2-tailed)
0,05.
3.7.2 Penentuan Reliabilitas
Suatu instrumen dikatakan memiliki reliabilitas jika memberikan ketetapan
hasil atau konsistensi hasil dari waktu ke waktu dan dari responden yang sama
(Cohen, 2007: 146). Definisi lain menyatakan bahwa reliabilitas suatu tes adalah
taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil
(Masidjo, 2010: 209). Suatu tes yang reliabel atau andal adalah suatu tes yang
hasil pengukurannya dalam satu atau berbagai pengukuran menunjukkan hasil
yang konsisten atau hasil yang tepat dan teliti (Masidjo, 2010: 257). Berdasarkan
pendapat ketiga ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas instrumen
adalah konsistensi atau keajegan suatu tes yang ditunjukkan dengan adanya
konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu. Suatu konstruk dikatakan
reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60 (Nunnally, dalam Ghozali, 2009: 46).
Pada penelitian ini peneliti menghitung reliabilitas instrumen penelitian dengan
menggunakan IBM SPSS Statistics 20 for Windows
dengan rumus Alpha
Cronbach. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas instrumen penelitian
(lengkapnya lihat Lampiran 3.6).
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Semua Variabel
Uji reliabilitas
instrumen
Cronbach’s
Alpha
0.793
Cronbach’s Alpha Based on
Standardized items
0.798
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Per Aspek
Cronbach’s
Cronbach’s Alpha Based on
Alpha
Standardized items
Uji reliabilitas
0.853
0.860
instrumen
Keterangan
Reliabel
Keterangan
Reliabel
Teknik pengujian reliabilitas instrumen yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah teknik konsistensi internal (Internal Consistency), yang
dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja (Sugiyono, 2012: 179).
Berdasarkan perhitungan dengan rumus Alpha Cronbach dari keenam variabel
valid memiliki nilai Alpha Cronbach sebesar 0,798, sedangkan pada masingmasing aspek memiliki nilai Alpha Cronbach sebesar 0,860. Nilai Alpha tersebut
menunjukkan semua instrumen dinyatakan reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan aplikasi IBM SPSS
Statistics 20 for Windows dengan taraf signifikansi 5%. Adapun analisis data yang
dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi
dalam kurva normal atau tidak (Priyatno, 2012:132). Uji normalitas ini diterapkan
pada seluruh data yang akan diolah dan dimaksud untuk menentukan jenis analisis
statistik selanjutnya yang akan digunakan. Uji normalitas data yang digunakan
adalah dengan Kolmogorov-Smirnov dengan melihat harga Sig. (2-tailed).
Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.
Hi : Ada deviasi dari normalitas
Hnull: Tidak ada deviasi dari normalitas
Kriteria pengambilan keputusan untuk uji normalitas dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, maka tidak ada
deviasi dari normalitas yang berarti distribusi data normal. Teknik uji statistik
selanjutnya menggunakan statistik parametrik, yaitu Independent samples t-est
(apabila kelompok yang diuji berbeda) atau Paired samples t-test (apabila
kelompok yang diuji sama) (Field, 2009: 326).
2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada deviasi
dari normalitas yang berarti distribusi data tidak normal. Teknik uji statistik
selanjutnya menggunakan statistik non-parametrik, yaitu dengan MannWhitney U-test atau Wilcoxon rank-sum test (Field, 2009: 345).
3.8.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan
awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji ini dilakukan dengan
menganalisis hasil skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Berdasarkan uji tersebut dapat diketahui apakah terdapat perbedaan
kemampuan awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau tidak.
Skor pretest idealnya adalah jika skor kedua kelompok tidak memiliki perbedaan
yang signifikan karena menunjukkan kemampuan yang sama antara kedua
kelompok. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis parametrik
Independent sample t-test untuk data normal, sedangkan untuk data tidak normal
analisis statistik yang digunakan adalah statistik non-parametrik Mann-Whitney
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
U-test (Field, 2007: 345). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika
harga Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Analisis data menggunakan hipotesis
statistik sebagai berikut:
1. Hi : ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
2. Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest kelompok
kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen.
Kriteria pengambilan keputusan untuk uji kemampuan awal dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, maka tidak ada
perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Artinya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
memiliki kemampuan awal yang sama pada kemampuan mengaplikasi dan
menganalisis.
2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada
perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Artinya kemampuan awal kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis tidak
sama.
3.8.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk melihat perbedaan
rerata selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok. Berdasarkan hasil uji
signifikansi pengaruh perlakuan ini dapat diketahui pengaruh penerapan metode
inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Pengaruh perlakuan
dihitung menggunakan rumus: (O2-O1)-(O4-O3) yang diperoleh dengan cara
mengurangkan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen
dengan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol (Cohen,
2007: 277).
Data rerata selisih skor yang diuji berasal dari dua kelompok yang
berbeda, yaitu kelompok kontrol dan eksperimen. Uji statistik yang digunakan
sebagai berikut (Field, 2009: 326): 1) Uji signifikansi pengaruh perlakuan
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menggunakan statistik parametrik Independent samples t-test, jika distribusi data
selisih normal. 2) Uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan statistik nonparametrik Mann-Whitney U-test, jika distribusi data selisih tidak normal (Field,
2007: 345).
Sebelum melakukan uji analisis signifikansi perlakuan, pada data yang
terdistribusi normal dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians
dengan melihat harga Sig. Levene’s test (Field, 2009: 340). Apabila harga Sig. <
0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians pada kedua data dari kelompok
yang dibandingkan. Apabila harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians
pada kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Data uji statistik
Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris pertama Equal
variances assumed output SPSS jika variansnya homogen, dan baris kedua
apabila variansnya tidak homogen (Field, 2009: 340). Tingkat kepercayaan yang
digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika
Sig. (2- tailed) < 0,05 (Field, 2009: 150).
Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.
1. Hi : ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
2. Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria pengambilan keputusan untuk uji signifikansi pengaruh perlakuan
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, maka tidak ada
perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya penerapan metode
inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi
dan menganalisis.
2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada
perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya penerapan metode
inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi dan
menganalisis.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.8.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan
menganalisis. Teknik pengujian klasik untuk mengetahui signifikansi pengaruh
perlakuan belum bisa menunjukkan apakah pengaruh tersebut cukup substansif
atau tidak. Uji besar pengaruh metode inkuiri dapat diketahui dengan mencari
effect size. An effect size adalah suatu ukuran objektif dan terstandarisasi untuk
mengetahui besarnya efek yang dihasilkan (Field, 2009:56-57). Jika distribusi
data normal, digunakan rumus koefisien korelasi Pearson berikut (Field, 2009:
332).
r=
Gambar 3.4 Rumus Besar Efek (untuk data normal)
Keterangan :
r = besar pengaruh (effect size) perlakuan dengan menggunakan koefisien
korelasi Pearson
t = harga uji t
df = harga derajad kebebasan (degree of freedom)
Sedangkan, apabila distribusi data tidak normal, maka menggunakan
rumus sebagai berikut (Field, 2009: 550):
r=
Gambar 3.5 Rumus Besar Efek (untuk data tidak normal)
Keterangan :
r = besar pengaruh perlakuan
Z = harga konversi dari standar deviasi (dilihat dari uji statistik MannWhiyney)
N = 2 x jumlah responden yang bersangkutan
Kriteria untuk mengetahui besar pengaruh perlakuan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini (Field, 2009: 57)
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.9 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan
r (effect size)
Kriteria Efek
0,10
Kecil, setara dengan 1% pengaruh
perlakuan
0,30
Menengah, setara dengan 9% pengaruh
perlakuan
0,50
Besar, setara dengan 25% pengaruh
perlakuan
Untuk mengetahui persentase pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap
kemampuan mengaplikasi dan menganalisis digunakan koefisien determinasi atau
R2 (Field, 2009: 179), yaitu dengan mengkuadratkan harga r (koefisien korelasi
Pearson) kemudian dikalikan 100%.
3.8.5 Analisis Lebih Lanjut
3.8.5.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I
Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh penggunaan
metode inkuiri dan metode ceramah terhadap kemampuan mengaplikasi dan
menganalisis. Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I
dihitung menggunakan mean skor posttest I dan pretest pada masing-masing
kelompok yang dilihat pada tabel output normalitas One Sample KolmogorovSmirnov test.
Untuk mengetahui persentase peningkatan skor pretest ke posttest I
digunakan rumus sebagai berikut (Gunawan, 2006: 575):
Peningkatan =
x 100%
Gambar 3.6 Rumus Persentase Peningkatan Skor Pretest-Postest I
Penghitungan persentase peningkatan rerata skor pretest-posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan secara bergantian.
Berdasarkan hasil penghitungan persentase tersebut, maka dapat diketahui
seberapa besar persentase peningkatan skor pretest-posttest I pada kelompok
kontrol dan juga kelompok eksperimen.
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk mengetahui persentase selisih skor pretest ke posttest I (gain score)
dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
Gain Score =
x 100%
Gambar 3.7 Rumus Gain Score
Frekuensi gain score yang diambil kurang lebih 50% dari skor tertinggi
selisih pretest ke posttest I kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Grafik poligon pada gain score menunjukkan perbandingan yang tepat pada rerata
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Fraenkel, 2012: 250).
3.8.5.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I
Uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I bertujuan
untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan antara skor
pretest dan posttest I pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis baik pada
kelompok kontrol maupun eksperimen. Analisis statistik yang digunakan adalah
statistik parametrik Paired sample t-test untuk data yang terdistribusi normal dan
non-parametrik Wilcoxon test untuk data yang terdistribusi tidak normal (Field,
2009: 558). Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) <
0,05 (Field, 2009: 558). Artinya, jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 maka Hnull
ditolak, dan begitu pula sebaliknya jika harga Sig.(2-tailed) > 0,05 maka Hnull
diterima dan Hi ditolak. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%.
Hipotesis statistik analisis data yang digunakan untuk uji signifikansi
peningkatan rerata skor pretest-posttest I adalah sebagai berikut:
1. Hi : ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dengan posttest I
pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
2. Hnull : tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara selisih skor pretest
dengan posttest I pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
Kriteria pengambilan keputusan untuk uji signifikansi peningkatan skor
rerata pretest ke posttest I dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, maka tidak ada
perbedaan skor yang signifikan antara selisih skor pretest dengan posttest I
pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. Artinya, tidak terdapat
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penurunan atau peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I
pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen terhadap kemampuan
mengaplikasi dan menganalisis.
2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada
perbedaan skor yang signifikan antara selisih skor pretest dengan posttest I
pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. Artinya, terdapat
penurunan atau peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I
pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen terhadap kemampuan
mengaplikasi dan menganalisis.
Persentase signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I pada masingmasing kelompok dapat dihitung menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson
seperti pada uji besar pengaruh perlakuan.
3.8.5.3 Uji Korelasi antara Rerata Skor Pretest dan Posttest I
Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata
pretest dan posttest I positif dan signifikan. Positif berarti semakin tinggi skor
pretest, semakin tinggi juga skor posttest I. Signifikan berarti hasil skor korelasi
tersebut dapat digeneralisasi pada populasi. Uji korelasi digunakan untuk melihat
hubungan antara dua variabel yang mengendalikan pengaruh dari satu atau lebih
variabel (Field, 2009: 175). Uji korelasi rerata pretest-posttest I menggunakan uji
statistik Pearson Product-moment Corelation Coefficient untuk data normal dan
Sperman’s rho untuk data tidak normal (Field, 2009: 186). Kriteria yang
digunakan untuk menolak Hnull dari hasil uji statistik Pearson Correlation dan
Spearman’s correlation coefficient jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009:
181). Analisis data untuk menguji korelasi antara skor pretest dan posttest I
menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
1. Hi : ada korelasi yang positif dan signifikan antara hasil rerata skor pretest dan
posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
2. Hnull : tidak ada korelasi yang positif dan signifikan antara hasil rerata skor
pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria penarikan kesimpulan uji korelasi rerata skor pretest ke posttest
sebagai berikut:
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 dan harga r positif, Hnull ditolak dan Hi
diterima, maka ada korelasi yang positif dan signifikan antara hasil rerata skor
pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Artinya semakin tinggi skor pretest, semakin tinggi juga skor posttest I dan
hasil skor korelasi tersebut dapat digeneralisasi pada populasi.
2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 dan harga r negatif, Hnull diterima dan Hi
ditolak, maka tidak ada korelasi yang positif dan signifikan antara hasil rerata
skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Artinya semakin tinggi skor pretest, semakin rendah skor posttest I dan hasil
skor korelasi tersebut tidak dapat digeneralisasi pada populasi.
3.8.5.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Dalam penelitian pembelajaran untuk meningkatkan ketelitian analisis
dianjurkan untuk melakukan posttest kedua setelah sekian waktu dari posttest
pertama dilakukan (Krathwohl, 1998: 546). Uji retensi pengaruh perlakuan pada
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode inkuiri
setelah dua minggu dari posttest I. Posttest I dilakukan 1 hari setelah
pembelajaran berlangsung. Uji statistik menggunakan statistik parametrik Paired
samples t-test jika data terdistribusi dengan normal dan data berasal dari kelompok
yang sama (Field, 2009: 325). Apabila ditribusi data tidak normal, uji statistiknya
menggunakan Wilcoxon (Field, 2009: 345).
Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam analisis data yaitu 95%.
Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig.(2-tailed) <
0,05 (Field, 2009: 53). Analisis data menggunakan hipotesis statistik berikut.
1. Hi : ada perbedaan skor yang signifikan antara rerata skor posttest I ke posttest
II pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
2. Hnull : tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara skor posttest I ke
posttest II pada kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen.
Kriteria penarikan kesimpulan uji retensi pengaruh perlakuan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada
perbedaan skor yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok
kontrol
dan
atau
kelompok
eksperimen.
Artinya,
ada
penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada
kelompok eksperimen dan atau kelompok kontrol terhadap kemampuan
mengaplikasi dan menganalisis.
2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, maka tidak ada
perbedaan skor yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada
kelompok kontrol dan atau kelompok eksperimen. Artinya, tidak ada
penurunan/peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada
kelompok eksperimen dan atau kelompok kontrol terhadap kemampuan
mengaplikasi dan menganalisis.
3.8.6 Elemen Kualitatif
Dalam penelitian eksperimen perlu digunakan elemen penelitian kualitatif
untuk menyingkapkan penilaian atau persepsi subjek-subjek yang terlibat dalam
penelitian terhadap proses pembelajaran yang dilakukan (Krathwohl, 2004: 546).
Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk mendapatkan data kualitatif.
Teknik triangulasi yang digunakan oleh peneliti yaitu observasi, wawancara guru,
dan wawancara siswa. Observasi dilakukan untuk mengetahui perilaku manusia,
proses kerja, gejala alam, dan bila responden tidak terlalu besar (Sugiyono, 2010:
203). Pada penelitian ini, observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui
aktivitas siswa selama pembelajaran baik pada kelas kontrol maupun kelas
eksperimen. Hasil observasi diperoleh dengan membuat catatan aktivitas siswa
selama pelaksanaan pembelajaran.
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
secara lisan kepada subjek yang diteliti (Kusumah & Dwitagama, 2009: 77).
Wawancara digunakan untuk mengetahui hal dari responden secara lebih
mendalam dan jumlah responden sedikit (Sugiyono, 2010: 194). Wawancara
dilakukan oleh peneliti kepada guru, 3 siswa dari kelompok kontrol, dan 3 siswa
dari kelompok eksperimen. Ketiga siswa yang akan diwawancarai terdiri dari
siswa yang memiliki kemampuan kognitif paling rendah, menengah, dan tinggi
pada masing-masing kelompok yang dilihat dari rerata hasil pretest dan posttest.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penelitian ini juga dilengkapi dengan dokumen. Dokumen adalah catatan
suatu peristiwa yang sudah berlalu dan dapat berupa tulisan, gambar, atau karya
(Sugiyono, 2008: 240). Dokumen dalam penelitian ini berupa dokumen nilai
pretest, postest I, dan posttest II siswa serta foto-foto saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Pedoman wawancara untuk guru dan siswa pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.10 Pedoman Wawancara Guru Sebelum Perlakuan
No
Pertanyaan
1
Metode apakah yang sering Anda gunakan dalam pembelajaran IPA
sebelum penerapan metode inkuiri?
2
Bagaimana sikap/respon siswa selama pembelajaran?
3
Apakah Ibu pernah menerapkan atau mengamati pembelajaran dengan
menggunakan metode inkuiri?
4
Bagaimana Pendapat Ibu mengenai pembelajaran dengan menerapkan
metode inkuiri?
Tabel 3.11 Pedoman Wawancara Guru Sesudah Perlakuan
No
Pertanyaan
1
Bagaimana pendapat ibu mengenai pembelajaran dengan menggunakan
metode inkuiri di kelas eksperimen?
2
Bagaimana pendapat Ibu mengenai pembelajaran di kelas kontrol yang
menggunakan metode ceramah?
3
Apa saran Ibu untuk pembelajaran menggunakan metode inkuiri?
4
Bagaimana pendapat ibu mengenai perubahan kemampuan mengaplikasi
siswa dalam kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran
menggunakan metode inkuiri yang telah ibu lakukan?
5
Bagaimana pendapat ibu mengenai perubahan kemampuan menganalisis
siswa dalam kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran
menggunakan metode inkuiri yang telah ibu lakukan?
Tabel 3.12 Pedoman Wawancara Siswa Sebelum Perlakuan
No
Pertanyaan
1
Apakah kamu senang belajar IPA? Apa alasanmu?
2
Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi IPA selama ini?
3
Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media saat belajar IPA?
Sebutkan!
4
Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung menarik dan
menyenangkan? Apa alasanmu?
5
Materi apa yang paling kamu suka di pelajaran IPA? Apa alasanmu?
Tabel 3.13 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Kontrol Sesudah Perlakuan
No
Pertanyaan
1
Apakah kamu mengalami kesulitan setelah belajar mengenai listrik?
2
Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran IPA mengenai listrik?
3
Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3 dengan mudah? Apa
alasanmu?
4
Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan mudah? Apa
alasanmu?
5
Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pretest?
Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal
posttest?
Tabel 3.14 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Sesudah Perlakuan
No
Pertanyaan
1
Apakah dengan metode inkuiri/percobaan dapat membantu kamu dalam
belajar IPA? Apa alasanmu?
2
Apakah kamu merasa bosan ketika melakukan percobaan membuat
rangkaian listrik? Apa alasanmu?
3
Apakah kamu merasa mendapatkan pengetahuan baru dalam membuat
rangkaian listrik dengan menggunakan metode inkuiri/percobaan?
4
Bagaimana pendapatmu ketika pembelajaran menggunakan metode
inkuiri/percobaan?
5
Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3 dengan mudah? Apa
alasanmu?
6
Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4 dengan mudah? Apa
alasanmu?
7
Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal
posttest 1?
8
Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat mengerjakan soal
posttest 2?
3.8.7 Pembahasan Lebih Lanjut
Pembahasan lebih lanjut bertujuan untuk menjelaskan apakah penerapan
metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam mengaplikasi dan
menganalisis atau tidak. Apabila penerapan metode inkuiri berpengaruh, maka
dijelaskan apakah memiliki efek kecil, menengah, atau besar. Untuk melihat
pengaruh perlakuan dilakukan dengan melihat hasil pretest dan posttest terhadap
kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada masing-masing kelompok.
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh
penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis
pada mata pelajaran IPA materi listrik SD kelas V. Hasil penelitian mencakup
deskripsi implementasi penelitian dan analisis data yang telah diperoleh. Bagian
pembahasan dijelaskan pengaruh perlakuan dan dampak yang ditimbulkan
berdasarkan perlakuan tersebut.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Implementasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas VA sebagai kelompok
eksperimen dan kelas VB sebagai kelompok kontrol. Penentuan kedua kelompok
tersebut berdasarkan teknik diundi oleh peneliti sebelum pelaksanaan penelitian
yang disaksikan oleh guru kelas. Hasil pengundian tersebut menunjukkan bahwa
kelas VA digunakan sebagai kelompok eksperimen, sedangkan VB sebagai
kelompok kontrol. Populasi penelitian dan pelaksanaan penelitian di kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol dijabarkan pada subbab-subbab di bawah
ini.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Cebongan
Mlati Sleman Yogyakarta yang terdiri dari dua kelas paralel, yaitu kelas VA dan
VB dengan jumlah 72 siswa. Kedua kelas tersebut memiliki latar belakang
ekonomi yang merata, ada yang berasal dari keluarga buruh (22,22%), petani,
pendeta (1,39%), wiraswasta (20,83%), pegawai swasta dan honorer (38,89%),
guru, Pegawai Negeri Sipil (16,67%), dan dokter. Prestasi antara kedua kelas ini
dapat dikatakan sejajar, karena pembagian kelas paralel dilakukan secara acak
sejak dikelas I.
Sampel penelitian untuk kelompok kontrol adalah seluruh siswa kelas VB
yang berjumlah 36 siswa. Kelompok ini terdiri dari 22 siswa perempuan dan 14
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa laki-laki. Siswa pada kelompok kontrol ini berasal dari latar belakang
ekonomi dan pendidikan keluarga yang berbeda-beda. Berdasarkan data yang ada
di sekolah menunjukkan bahwa latar belakang pekerjaan orang tua siswa di kelas
kontrol ini antara lain buruh (30,56%), pegawai swasta dan honorer (44,44%),
wiraswasta (11,11%), pendeta (2,78%), dan PNS (4%). Sedangkan latar belakang
pendidikan orang tua siswa pada kelompok ini antara lain adalah SD (5,56%),
SLTP (8,33%), SMA/SMU/SLTA/STM/SMK (52,78%), Diploma (2,78%), dan
S1 (30,56%).
Sampel untuk kelompok eksperimen adalah seluruh siswa kelas VA yang
berjumlah 36 siswa. Kelompok ini terdiri dari 22 siswa perempuan dan 14 siswa
laki-laki. Siswa pada kelompok kontrol ini berasal dari latar belakang ekonomi
dan pendidikan keluarga yang berbeda-beda. Berdasarkan data yang ada di
sekolah menunjukkan bahwa latar belakang pekerjaan orang tua siswa di kelas
eksperimen ini hampir sama dengan kelas VB, antara lain buruh (11,11%),
pegawai swasta dan honorer (30,56%), wiraswasta (27,78%), pedagang dan petani
(5,56%), dan PNS (pensiunan, guru, dokter) (25%). Sedangkan latar belakang
pendidikan orang tua siswa pada kelompok eksperimen antara lain adalah SD
(5,56%), SMP/SLTP (2,78%), SMA/SMU/SLTA/SMK (50%), DIII (11,11%), S1
(27,78%), dan S2 (2,78%).
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pretest pada tanggal 13 Agustus
2015 yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kontrol. Pemberian pretest
bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada masing-masing
kelompok. Siswa mengerjakan soal dengan menjawab pada bagian yang sudah
disediakan di paket soal yang diberikan. Soal berjumlah 6 butir yang berupa
uraian. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal pretest adalah 2 x 35 menit
atau 2 jam pelajaran. Sebelum mengerjakan soal, siswa mendengarkan pengarahan
dari peneliti tentang langkah-langkah mengerjakan soal dan maksud dari tiap butir
soal. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya pada peneliti tentang soal yang
belum dipahami.
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pelaksanaan pembelajaran di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dilakukan oleh guru yang sama. Peneliti memiliki peran sebagai pengamat
(observer) kegiatan pembelajaran, mendokumentasikan kegiatan pembelajaran,
dan hanya membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk proses
pembelajaran sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai. Deskripsi implementasi
pembelajaran di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebagai berikut.
1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol
Pelaksanaan
pembelajaran
di
kelas
kontrol
dilakukan
dengan
menggunakan metode tradisional yaitu ceramah. Pelaksanaan pembelajaran di
kelompok kontrol ini dilakukan selama 1 hari, yaitu pada hari Senin, 14
September 2015. Pembelajaran dilakukan dengan berpedoman pada kurikulum
2013 sebagaimana kurikulum yang sudah diterapkan pada sekolah. Dengan
penerapan K13 yang berlaku di sekolah ini maka pembelajaran dapat dilakukan
dalam satu hari penuh. Meskipun demikian penelitian ini hanya difokuskan pada
satu mata pelajaran yaitu IPA. Pembelajaran IPA yang dilakukan dengan metode
ceramah pada kelas kontrol ini dilaksanakan dalam waktu 7x35 menit.
Kegiatan pembelajaran dimulai dari pukul 07.35 WIB setelah upacara hari
senin selesai sampai pukul 12.10 WIB. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru ini
hanya dilakukan di dalam kelas saja. Penataan tempat duduk di kelas ini secara
klasikal dengan berbanjar dan siswa duduk secara berpasangan. Materi pokok
yang dipelajari dalam kegiatan pembelajaran pada penelitian ini adalah materi
“listrik”. Langkah pembelajaran diawali dengan apersepsi oleh guru. Guru
melakukan tanya jawab tentang penggunaan listrik yang biasa dilakukan seharihari. Pembelajaran ini juga menggunakan buku tematik, namun yang digunakan
hanya pada bagian IPA saja.
Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan guru menjelaskan materi
listrik dimulai dari pengertian, sumber-sumber listrik, jenis-jenis rangkaian listrik
sampai dengan cara membuat laporan hasil percobaan membuat rangkaian listrik.
Siswa mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan guru. Guru juga meminta
siswa membaca teks yang ada pada buku paket tematik mengenai listrik dam
rangkaian listrik. Selain itu guru juga mengajarkan cara penyusunan laporan hasil
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
percobaan. Meskipun demikian, penjelasannya hanya dilakukan dengan cara
ceramah saja. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru hanya melakukan
ceramah dan sesekali mengajukan tanya jawab kepada siswa.
Kegiatan pembelajaran ditutup dengan menyampaikan kesimpulan
mengenai materi pembelajaraan yang telah dipelajari dengan melakukan tanya
jawab dan memberikan penguatan serta meluruskan jawaban siswa yang masih
kurang tepat.
Hari selasa, 15 September 2015, semua siswa pada kelompok kontrol
diminta untuk mengerjakan posttest 1. Posttest I ini dilakukan setelah siswa
mendapatkan pembelajaran mengenai materi listrik dengan metode ceramah. Item
soal pada posttest I ini sama dengan item soal yang diberikan ketika pelaksanaan
pretest. Tujuan pelaksanaan posttest I ini adalah untuk mengetahui pemahaman
siswa setelah menerima pembelajaran dengan metode tradisional, yaitu ceramah.
Selanjutnya, pada hari Selasa, 06 Oktober 2015 dilakukan posttest yang
ke-II untuk kelas kontrol. Posttest II ini dilaksanakan dua minggu setelah posttest
I. Posttest II ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pengaruh dari
penerapan metode ceramah masih sama dengan posttest I atau tidak.
2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen
Pembelajaran dengan metode inkuiri di kelompok eksperimen dilaksanakan
dalam waktu dua kali pertemuan pada hari Rabu, 16 September 2015 dan hari
Kamis, 17 September 2015. Pembelajaran dilaksanakan dengan berpedoman pada
kurikulum 2013 sesuai kurikulum yang diterapkan di sekolah ini. Oleh karena itu
pembelajaran pada setiap pertemuannya dilakukan dalam waktu satu hari penuh.
Meskipun menggunakan kurikulum 2013 yang di dalamnya mengandung
pendekatan tematik, namun penelitian ini hanya difokuskan untuk mata pelajaran
IPA saja, yaitu mengenai materi “listrik”. Pembelajaran pada kelas eksperimen ini
dilakukan dalam waktu masing-masing pertemuan selama 8 jam pelajaran atau
8x35 menit, yang dimulai pukul 07.00-12.10 WIB. Dalam hal ini peneliti hanya
berperan untuk membantu guru mempersiapkan segala keperluan alat dan bahan
yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan. Kegiatan pembelajaran dilakukan
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sesuai dengan langkah-langkah metode inkuiri yang sudah diuraikan di dalam
RPP.
Hari pertama pembelajaran diawali dengan guru melakukan apersepsi. Guru
bercerita mengenai kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan listrik. Guru juga
melakukan tanya jawab diawal untuk mengetahui pengetahuan yang sudah
dimiliki siswa tentang listrik, baik dari alat-alat listrik maupun sumber listrik.
Selanjutnya, siswa melihat dan memperhatikan video mengenai sumber listrik
yang diputarkan oleh guru. Kegiatan inti pembelajaran yang sesuai dengan
langkah-langkah inkuiri meliputi orientasi, merumuskan masalah, merumuskan
hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil,
dan melakukan evaluasi.
Pada kegiatan orientasi yang dilakukan oleh guru, siswa mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan dari guru mengenai bagaimana membuat rumusan
masalah, hipotesis, alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melakukan percobaan,
serta penyusunan laporan hasil percobaan. Setelah mendapatkan penjelasan dari
guru, siswa mendapatkan pengarahan untuk masuk ke dalam kelompok yang telah
ditentukan guru.
Setelah berkumpul bersama dengan kelompoknya, siswa membuat rumusan
masalah dengan dibimbing oleh guru. Peran guru dalam hal penggunaan metode
guided inquiry ini ialah membimbing siswa untuk mengajukan pertanyaan
mengenai percobaan yang akan dilakukan. Rumusan pertanyaan yang dibuat
menggunakan kata tanya “apakah” yang jawabannya “ya” atau “tidak”. Rumusan
pertanyaan yang dibuat dan dicontohkan guru misalnya, “Apakah lampu yang lain
akan mati apabila sambungan salah satu lampu pada rangkaian listrik seri
terputus?”. Selanjutnya siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang akan diuji
saat melakukan percobaan.
Kegiatan
berikutnya
setelah
membuat
rumusan
masalah
adalah
membuat/merumuskan hipotesis. Hipotesis yang dibuat merupakan jawaban
sementara dari rumusan masalah yang sudah dibuat. Siswa berdiskusi bersama
kelompoknya dengan dibimbing oleh guru untuk membuat hipotesis dan
menuliskannya pada Lembar Kerja Siswa yang sudah disediakan.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan inti selanjutnya ialah melakukan eksperimen/percobaan. Secara
berkelompok siswa melakukan percobaan untuk membuat rangkaian listrik seri.
Setelah berhasil membuat rangkaian listrik seri, selama melakukan percobaan
setiap anggota dalam kelompok juga bergantian satu persatu membuat rangkaian
listrik seri agar semuanya bisa dan lebih memahami.
Setelah percobaan selesai, setiap kelompok menarik kesimpulan berdasarkan
hasil percobaan. Dalam membuat kesimpulan, semua anggota dalam kelompok
melakukan diskusi untuk menentukan kesimpulan yang dapat ditarik dengan
berpedoman pada rumusan masalah dan hipotesis yang telah dibuat di awal
kegiatan. Berdasarkan hipotesis yang telah dibuat dan percobaan yang telah
dilakukan, siswa dapat mengetahui apakah hipotesis mereka sesuai dengan hasil
percobaan atau tidak. Lalu setiap kelompok menuliskan kesimpulan dari hasil
percobaan mereka pada LKS.
Kegiatan berikutnya ialah presentasi hasil percobaan. Masing-masing
kelompok melakukan presentasi secara bergantian dengan dibimbing oleh guru.
Pada saat melakukan presentasi siswa menjelaskan bagaimana percobaan yang
mereka lakukan dan kesimpulan yang mereka peroleh dari hasil percobaan
mereka.
Kegiatan terakhir dalam metode inkuiri ini ialah evaluasi. Pada kegiatan ini
siswa dengan dibimbing oleh guru melakukan evaluasi pembelajaran. Evaluasi
yang dilakukan dimulai dari kegiatan merencanakan percobaan sampai menarik
kesimpulan hasil percobaan. Setelah itu, siswa mengerjakan LKS yang sudah
disediakan. Pada akhir pembelajaran, siswa bersama-sama guru menyimpulkan
materi hasil pembelajaran dan guru meluruskan pemahaman siswa yang kurang
tepat dengan melakukan tanya jawab dan memberikan penguatan kepada siswa.
Implementasi pembelajaran yang kedua pada kelompok eksperimen
dilaksanakan pada hari Kamis, 17 September 2015. Secara umum pembelajaran
yang dilakukan pada hari kedua ini sama dengan hari pertama. Hal yang berbeda
hanya terletak pada percobaan yang dilakukan. Percobaan yang dilakukan pada
hari kedua ini adalah percobaan membuat rangkaian listrik paralel, sedangkan
langkah-langkah pembelajarannya sama dengan pembelajaran yang dilakukan
pada hari pertama.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hari Jumat, 18 September 2015 siswa dilakukan posttest I pada kelompok
eksperimen ini. Item yang digunakan dalam posttest I ini sama dengan item soal
ketika pretest dan sama juga dengan item yang diberikan pada kelompok kontrol.
Posttest I bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman siswa mengenai
materi listrik setelah dua hari mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan
metode guided inquiry.
Kemudian, pada hari Jumat, 09 Oktober 2015 dilakukan posttest yang ke-II.
Posttest II ini dilaksanakan dua minggu setelah posttest I. Posttest II ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah pengaruh dari penerapan metode guided
inquiry masih sama dan sekuat dengan posttest I atau tidak.
4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I
Hipotesis penelitian I adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap
kemampuan mengaplikasi pada pelajaran IPA materi “listrik” kelas V SD Negeri
Cebongan Mlati Sleman Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan mengaplikasi,
sedangkan variabel independennya adalah penerapan metode inkuiri. Instrumen
pertanyaan yang digunakan sebagai sarana untuk mengukur variabel dependen
adalah 2 item soal uraian pada nomor 3a dan 3b. Item nomor 3a mengandung dua
indikator yaitu melaksanakan dan menggunakan. Sedangkan item nomor 3b
mengandung indikator menguraikan.
Pada bagian ini akan dipaparkan
hasil analisis statistik yang secara
keseluruhan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for
Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Langkah-langkah
analisis data sebagai berikut. 1) Uji Normalitas Data, untuk mengetahui jenis uji
statistik yang akan digunakan parametrik atau non parametrik. 2) Uji Perbedaan
Kemampuan Awal, untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok. 3) Uji
Signifikansi Pengaruh Perlakuan, untuk melihat perbedaan rerata selisih skor
pretest dan posttest I dari kedua kelompok. 4) Uji Besar Pengaruh Perlakuan,
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri, dan analisis
lebih lanjut meliputi; 1) Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke
posttest I, 2) Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I, untuk
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan rerata skor pretest ke posttest
I, 3) Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I untuk mengetahui hubungan
hasil rerata skor pretest dan posttest I, 4) Uji Retensi Pengaruh Perlakuan, untuk
mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih sama seperti posttest I.
4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah distribusi data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis uji statistik
selanjutnya apakah menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik.
Normalitas data kemampuan mengaplikasi diuji dengan menganalisis skor pretest,
posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I. Data tersebut diperoleh dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan program komputer IBM
SPSS Statistics 20 for Windows.
Kesimpulan uji normalitas data diperoleh dengan menggunakan kriteria
sebagai berikut. 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi normal
dan uji statistik selanjutnya adalah menggunakan statistik parametrik. 2) Jika
harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal dan uji statistik
selanjutnya adalah menggunakan uji statistik non-parametrik. Hasil uji normalitas
kemampuan mengaplikasi baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.3).
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengaplikasi
No
Kelompok
Rerata
Sig. (2-tailed)
1
Kontrol
Pretest
0.000
2
Posttest I
0.350
3
Posttest II
0.433
4
Selisih skor pretest-posttest I
0.390
5
Eksperimen
Pretest
0.000
6
Posttest I
0.380
7
Posttest II
0.189
8
Selisih skor pretest-posttest I
0.554
Keterangan
Tidak normal
Normal
Normal
Normal
Tidak normal
Normal
Normal
Normal
Data yang diperoleh pada tabel di atas menunjukkan bahwa harga Sig. (2tailed) untuk pretest pada kedua kelompok bernilai < 0,05, maka distribusi data
tidak normal. Analisis statistik selanjutnya yang digunakan untuk data pretest
adalah menggunakan statistik non-parametrik. Sedangkan untuk data Postest I,
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Posttest II, dan selisih Pretest-Postest I pada kedua kelompok memiliki harga Sig.
(2-tailed) > 0,05, maka data terdistribusi normal. Selanjutnya analisis yang
digunakan adalah statistik parametrik. Analisis data untuk data normal dari
kelompok yang berbeda, statistik parametrik yang digunakan yaitu Independent
samples t-test. Sedangkan untuk analisis data untuk kelompok yang sama
menggunakan Paired samples t-test.
4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal kelompok eksperimen dan hasil pretest
kelompok kontrol bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut
memiliki kemampuan awal yang sama atau berbeda. Apabila kemampuan awal
kedua kelompok sama, tujuan pengambilan sampel secara random untuk
mendapatkan dua kelompok yang ekuivalen sudah terpenuhi, meskipun dalam
penelitian ini pengambilan sampel tidak dilakukan secara random melainkan
dengan cara diundi.
Pengujian perbedaan kemampuan awal menggunakan statistik nonparametrik the Wilcoxon rank-sum and the Mann-Whitney Test karena distribusi
data pretest pada kemampuan mengaplikasi ini tidak normal dan berasal dari dua
kelompok yang berbeda (Field, 2009: 345). Output SPSS bagian pertama
menunjukkan setelah kedua kelompok diuji. Output tersebut menunjukkan uji
rerata dan total pada setiap kelompok kontrol maupun eksperimen (Field, 2009:
548). Sedangkan bagian kedua output SPSS menunjukkan uji statistik untuk Mann
Whitney test, Wilcoxon, dan Z-score. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah
95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) <
0,05 (Field, 2009: 150). Tabel di bawah ini menunjukkan hasil uji perbedaan
kemampuan awal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (lengkapnya
lihat Lampiran 4.4).
Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi
Uji Statistik
Sig. (2-tailed)
Keterangan
Mann-Whitney Test
0,536
Tidak ada perbedaan
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rerata kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
eksperimen yaitu M = 37,42; Mdn = 1,00; dan n = 36. Sedangkan untuk kelompok
eksperimen: M = 35,58 ;
Mdn = 1,00; dan n = 36. Kesimpulan hasil uji
kemampuan didapat dengan menggunakan kriteria: 1) Jika harga Sig. (2-tailed) >
0,05, maka tidak ada perbedaan antara rerata skor pretest kelompok eksperimen
dan kontrol. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaaan yang
signifikan kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka ada perbedaan antara rerata skor pretest
kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa ada
perbedaaan yang signifikan kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
Analisis menggunakan Mann-Whitney Test dengan tingkat kepercayaan 95%
pada kemampuan mengaplikasi diperoleh U = 615.000; z = -0,62; dan harga Sig.
(2-tailed) sebesar 0,536 yang berarti > 0,05. Harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka
Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara
skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Kesimpulan yang dapat diambil
adalah kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan
mengaplikasi, sehingga kedua kelompok tersebut dapat dibandingkan.
4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi. Uji ini dilakukan
dengan melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok
kontrol maupun eksperimen. Pengaruh perlakuan didapat dengan cara
mengurangkan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dengan
rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol. Data rerata selisih pretest
ke posttest I pada kedua kelompok telah diuji normalitasnya dan menunjukkan
bahwa kedua data tersebut terdistribusi normal. Analisis statistik selanjutnya
menggunakan statistik parametrik independent sample t-test karena data berasal
dari kelompok yang berbeda (Field, 2009: 329).
Pengaruh perlakuan pada kemampuan mengaplikasi yang dihitung
menggunakan rumus (O2-O1)-(O4-O3) = 2,93-0,88 menunjukkan hasil 2,05 (> 0)
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maka ada pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen. Kemudian untuk
mengetahui apakah pengaruhnya signifikan, dilakukan uji statistik untuk
membantu mengetahui signifikan atau tidak. Sebelum uji statistik dilakukan,
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians dengan
Levene’s test. Uji asumsi terhadap homogenitas varians data dilakukan apabila
distribusi data normal. Data Levene’s test pada uji signifikansi pengaruh perlakuan
terhadap kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini
(lengkapnya lihat Lampiran 4.5).
Tabel 4.3 Hasil Uji Asumsi Levene’s test terhadap Homogenitas
Varians Data Kemampuan Mengaplikasi
Levene’s test
Keterangan Varians Data
F
Sig
.791
.377
Homogen
Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =
0,79 dan harga Sig. = 0,377. Data tersebut menunjukkan bahwa Levene’s test tidak
signifikan karena harga Sig > 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
homogenitas varians data. Data uji statistik Independent samples t-test yang
diambil adalah data pada baris pertama Equal variances assumed output SPSS
karena variansnya homogen (Field, 2009: 340).
Uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan tingkat kepercayaan
95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2- tailed) <
0,05 (Field, 2009: 150). Hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol terhadap kemampuan mengaplikasi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.5).
Tabel 4.4 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi
Uji Statistik
Sig. (2-tailed)
Keterangan
Independent sample t-test
0,000
Ada perbedaan
Output statistik menunjukkan bahwa rerata kelompok eksperimen lebih
tinggi dari kelompok kontrol, yaitu M = 2,92 ; SD = 0,89; SE = 0,15; n = 36; dan
df = 70, sedangkan hasil skor kelompok kontrol yaitu M = 0,88; SD = 0,77; SE =
0,13; n = 36; dan df = 70. Analisis statistik yang digunakan yaitu Independent
samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. (2-tailed)
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebesar 0,000 dan harga t = -10,44. Harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak
dan Hi diterima. Hali ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa
penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi.
Dengan demikian kesimpulan yang diperoleh dari uji pada data ini
mengafirmasi hipotesis penelitian I. Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest
ke posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dapat dilihat pada diagram di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.5).
Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan
Mengaplikasi.
4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan
mengaplikasi. Untuk mengetahui besar effect size dilakukan dengan mencari
koefisien korelasi pearson. Data yang diperoleh terdistribusi normal, maka
digunakan rumus koefisien korelasi Pearson (Field, 2009: 57&179). Penghitungan
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan dengan mengambil t dari uji signifikansi pengaruh perlakuan
menggunakan Independent samples t-test. Hasil perhitungan effect size pada
kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat
Lampiran 4.6).
Tabel 4.5 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Variabel
t
t2
df
r (effect size)
R2
%
Mengaplikasi
-10,44
108,97
70
0,78
0,608 60,8
Efek
besar
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pada
kemampuan mengaplikasi pada kedua kelompok. Tabel perhitungan besarnya
pengaruh di atas menunjukkan besarnya r = 0,78 atau setara 60,8% dengan kriteria
koefisien korelasi yaitu efek besar (Field, 2009: 57). Artinya, metode inkuiri
memberikan pengaruh efek besar terhadap kemampuan mengaplikasi dengan
harga r = 0,78 atau setara dengan 60,8%.
4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I
Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh penerapan
metode inkuiri dan metode ceramah terhadap kemampuan mengaplikasi.
Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dihitung
menggunakan mean skor posttest I dan pretest yang dilihat pada tabel output
normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov test.
Penghitungan dilakukan secara bergantian antara kedua kelompok. Berikut
merupakan tabel hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest-posttest I
untuk variabel mengaplikasi pada kelompok kontrol dan eksperimen (lengkapnya
lihat Lampiran 4.7).
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Postest I
Rerata
Persentase Peningkatan
No
Kelompok
(%)
Pretest
Posttest I
1 Kontrol
1,06
1,93
83
2 Eksperimen
1,06
3,98
276
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase peningkatan skor
rerata pretest-posttest I kelompok eksperimen sebesar 276%, sedangkan kelompok
kontrol sebesar 83%. Kesimpulan selanjutnya yang dapat ditarik adalah persentase
peningkatan skor rerata pretest-posttest I untuk kemampuan mengaplikasi
kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Tabel di atas juga menunjukkan bahwa ada perbedaan antara skor pretestposttest I, baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Selisih
skor pretest-posttest I yang dominan dari kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen pada kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada grafik di bawah ini
(lengkapnya lihat Lampiran 4.7).
10
9
8
Frekuensi
7
6
5
Kontrol
4
Eksperimen
3
2
1
0
0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50
Gain Score
Gambar 4.2 Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I (Gain Score) Kemampuan Mengaplikasi.
Grafik di atas menunjukkan bahwa untuk frekuensi yang paling besar pada
kelompok kontrol nilai gainnya lebih kecil dibandingkan dengan kelompok
eksperimen. Hal ini berarti selisih skor pretest-posttest I yang dominan pada
kemampuan
mengaplikasi
kelompok
eksperimen
nilainya
lebih
besar
dibandingkan selisih pretest-posttest I kelompok kontrol. Grafik di atas
menunjukkan nilai gain tertinggi adalah 4, sedangkan nilai gain terendah adalah 0.
Persentase kemunculan gain score diambil 50% dari nilai gain terendah ke gain
tertinggi, maka gain score nya adalah 2. Persentase kemunculan gain score pada
kelompok kontrol yaitu sebesar 16,67%. Sedangkan pada kelompok eksperimen
kemunculan gain score-nya sebesar 91,67%. Selisih persentase kemunculan gain
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
score antara kelompok kontrol dan eksperimen adalah 75%. Artinya, kelompok
eksperimen diuntungkan 75% dari penerapan metode inkuiri. Kesimpulan yang
dapat ditarik adalah siswa yang nilainya meningkat dalam kemampuan
mengaplikasi pada kelompok eksperimen setelah mendapatkan perlakuan
menggunakan metode inkuiri lebih banyak dibandingkan dengan kelompok
kontrol yang menggunakan metode tradisional/ceramah.
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I
Uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I bertujuan
untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan antara skor pretest dan
posttest I pada kemampuan mengaplikasi baik pada kelompok kontrol maupun
eksperimen. Uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I menggunakan
statistik non-parametrik Wilcoxon test karena data pretest yang diuji terdistribusi
tidak normal (Field, 2009: 558). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah
95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05
(Field, 2009: 558). Artinya, jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak, dan
juga sebaliknya. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest-posttest I
pada variabel mengaplikasi pada kelompok kontrol maupun eksperimen dapat
dilihat pada tabel berikut ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.8).
Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I Kemampuan
Mengaplikasi.
Kelompok
Sig.(2-tailed)
Keterangan
Kontrol
0,000
Ada peningkatan skor yang signifikan
Eksperimen
0,000
Ada peningkatan skor yang signifikan
Pada kemampuan mengaplikasi, kelompok eksperimen memiliki signifikansi
peningkatan lebih tinggi dengan Mdn = 1,00 pada pretest dan Mdn = 4,17 pada
posttest I. Sedangkan kelompok kontrol memiliki signifikansi yang lebih rendah
dengan Mdn = 1,00 pada pretest dan Mdn = 2,00 pada posttest I. Berdasarkan
tabel di atas, hasil uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I untuk
kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
menunjukkan harga Sig. (2-tailed) yang sama sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull
ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antara skor pretest dan posttest I untuk kemampuan mengaplikasi pada kelompok
kontrol maupun eksperimen. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa; 1)
terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I
kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol, dan 2) terdapat peningkatan
skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan mengaplikasi pada
kelompok eksperimen.
Harga sig.(2-tailed) pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada kemampuan
mengaplikasi. Hasil persentase peningkatan kemampuan mengaplikasi pada
masing-masing kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut
(lengkapnya lihat Lampiran 4.8)
Tabel 4.8 Hasil Persentase Signifikansi Peningkatan Kemampuan Mengaplikasi
Kelompok
z
N
r (effect size)
R2
%
Efek
Kontrol
4,552
72
8,485
0,54
0,28
28,78
Besar
Eksperimen 5,243
72
8,485
0,62
0,38
38,18
Besar
Data di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan
mengaplikasi di kelompok kontrol maupun eksperimen. Peningkatan kemampuan
mengaplikasi pada kelompok kontrol sebesar 28,78% dari r = -0,54 dengan
koefisien korelasi yaitu efek besar, sedangkan peningkatan kemampuan
mengaplikasi pada kelompok eksperimen sebesar 38,18% dari r = -0,62 dengan
koefisien korelasi yaitu efek besar.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I bertujuan untuk mengetahui
hubungan/korelasi antara hasil rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengaplikasi. Uji
korelasi antara rerata pretest dan posttest I menggunakan uji statistik Pearson
Product-moment Corelation Coefficient dan Spearman correlation coefficient
(Field, 2009: 175). Data rerata skor pretest pada kelompok kontrol maupun
eksperimen terdistribusi tidak normal, maka uji statistiknya menggunakan statistik
non-parametrik Spearman’s correlation coefficient (Field, 2009: 179). Kriteria
yang digunakan untuk menolak Hnull dari hasil uji statistik Spearman’s correlation
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
coefficient jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 181). Hal itu berarti ada
hubungan yang positif dan signifikan antara hasil rerata pretest dan posttest I.
Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan
eksperimen untuk kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini
(lengkapnya lihat Lampiran 4.9).
Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengaplikasi
No
Kelompok
Spearman Correlation
Sig.2 (tailed)
Keterangan
1
Kontrol
0,325
0,053
Tidak ada perbedaan
2
Eksperimen
0,188
0,273
Tidak ada perbedaan
Tabel di atas menunjukkan hasil uji korelasi rerata pretest dan posttest I
kemampuan
mengaplikasi.
Kelompok
kontrol
menunjukkan
Spearman
correlation sebesar 0,325 dan Sig.(2-tailed) sebesar 0,053 Hal tersebut
menunjukkan bahwa harga Sig.(2-tailed) > 0,05 yang berarti bahwa Hi ditolak dan
Hnull diterima. Artinya, tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan yang
signifikan antara rerata pretest dan posttest I kemampuan mengaplikasi pada
kelompok kontrol. Hasil Spearman correlation kelompok kontrol menunjukkan
nilai yang positif. Nilai positif Spearman correlation menunjukkan bahwa apabila
rerata skor siswa ketika pretest rendah maka rerata skor pada posttest I juga
rendah. Begitu pula sebaliknya, apabila skor rerata siswa saat pretest tinggi, maka
skor rerata posttest I-nyapun juga tinggi. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu; 1)
tidak ada hubungan yang signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I ,dan
2) terdapat korelasi atau hubungan yang positif antara rerata pretest dan posttest I
kelompok kontrol pada kemampuan mengaplikasi.
Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I kemampuan
mengaplikasi untuk kelompok eksperimen menunjukkan Spearman correlation
sebesar 0,188 dan Sig.(2-tailed) sebesar 0,273. Data tersebut menunjukkan bahwa
harga Sig.(2-tailed) > 0,05 yang berarti bahwa Hi ditolak dan Hnull diterima.
Artinya, tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan yang signifikan antara
rerata pretest ke posttest I kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen.
Hasil Spearman correlation kelompok eksperimen menunjukkan bahwa nilainya
positif. Nilai positif Spearman correlation menunjukkan bahwa apabila rerata
skor siswa ketika pretest rendah maka rerata skor pada posttest juga rendah.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sebaliknya, apabila skor rerata siswa saat pretest tinggi, maka skor rerata posttest
I-nyapun juga tinggi. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu; 1) tidak ada hubungan
yang signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I ,dan 2) terdapat korelasi
atau hubungan yang positif antara rerata pretest dan posttest I kelompok
eksperimen pada kemampuan mengaplikasi.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari
posttest I ke posttest II baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol. Uji retensi pengaruh perlakuan ini dilakukan menggunakan statistik
parametrik Paired samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan
dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang
digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig.
(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap
kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat
Lampiran 4.10).
Tabel 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengaplikasi
Kelompok
Rerata
Peningkatan
Sig. (2Keterangan
(%)
tailed)
Post I
Post II
Kontrol
1,93
2,03
0,05
0,549
Tidak ada perbedaan
Eksperimen
3,98
3,76
-0,06
0,128
Tidak ada perbedaan
Data menunjukkan bahwa nilai rerata kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu M = -0,22; SD = 0,86 ; SE = 0,14; t
= -1,56 ; n = 36; dan df = 35, sedangkan hasil skor pada kelompok kontrol yaitu
M = 0,09 ; SD = 0,93 ; SE = 0,15; t = 0,61 ; n = 36; dan df = 35. Hasil uji retensi
pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kemampuan mengaplikasi pada
kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,549 (p > 0,05),
maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Maka dapat dikatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II untuk kemampuan
mengaplikasi pada kelompok kontrol. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa
tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II
kemampuan mengaplikasi kelompok kontrol. Data nilai rerata skor pada posttest I
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan posttest II kelompok kontrol menunjukkan bahwa posttest II kelompok
kontrol lebih tinggi dari pada posttest I, namun peningkatannya tidak signifikan.
Harga
Sig.
(2-tailed)
kemampuan
mengaplikasi
pada
kelompok
eksperimen adalah 0,128 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya
tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dan posttest II kemampuan
mengaplikasi pada kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah
tidak terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II
kemampuan mengaplikasi pada kelompok eksperimen.
Kedua kelompok, baik kontrol maupun eksperimen tidak mengalami
penurunan skor yang signifikan. Hal ini dapat dilihat pada persentase peningkatan
kelompok eksperimen sebesar -0,06%, sedangkan untuk kelompok kontrol
mengalami persentase peningkatan skor sebesar 0,05%.
Perolehan skor secara keseluruhan dari pretest, posttest I, dan posttest II
untuk kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.10).
Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan
Posttest II
5
3.98
Mean
4
3.76
3
1.93
2
1
2.03
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
1.06
1.06
0
Pretest
Postest 1
Postest 2
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan
Mengaplikasi
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II
Hipotesis penelitian II adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh
terhadap kemampuan menganalisis pada pelajaran IPA materi listrik kelas V SD
Negeri Cebongan Mlati Sleman Yogyakarta semester gasal tahun ajaran
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2015/2016.
Variabel
dependen
pada
hipotesis
ini
adalah
kemampuan
menganalisis, sedangkan variabel independennya adalah penerapan metode
inkuiri. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen adalah
item soal nomor 3b, 4a, dan 4b. Setiap item soal mengandung satu aspek secara
berurutan yaitu membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan.
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisis statistik yang secara
keseluruhan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for
Windows. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Langkah-langkah
analisis data sebagai berikut. 1) Uji Normalitas Data, untuk mengetahui jenis uji
statistik yang akan digunakan parametrik atau non parametrik. 2) Uji Perbedaan
Kemampuan Awal, untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok. 3) Uji
Signifikansi Pengaruh Perlakuan, untuk melihat perbedaan rerata selisih skor
pretest dan posttest I dari kedua kelompok. 4) Uji Besar Pengaruh Perlakuan,
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode inkuiri, dan analisis
lebih lanjut meliputi; 1) Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke
posttest I, 2) Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I, untuk
mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan rerata skor pretest ke posttest
I, 3) Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I untuk mengetahui hubungan
hasil rerata skor pretest dan posttest I, 4) Uji Retensi Pengaruh Perlakuan, untuk
mengetahui apakah pengaruh perlakuan masih sama seperti posttest I.
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi data
Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi
data normal atau tidak dan untuk menentukan jenis uji statistik selanjutnya apakah
menggunakan
statistik
parametrik
atau
nonparametrik.
Normalitas
data
kemampuan menganalisis diuji dengan menganalisis skor pretest, posttest I,
posttest II, dan selisih pretest ke posttest I. Data tersebut diperoleh dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 20
for Windows..
Kesimpulan uji normalitas data diperoleh dengan menggunakan kriteria
sebagai berikut. 1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data terdistribusi normal
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan uji statistik selanjutnya adalah menggunakan statistik parametrik. 2) Jika
harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal dan uji statistik
selanjutnya adalah menggunakan uji statistik non-parametrik. Hasil uji normalitas
kemampuan menganalisis baik dari kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.3).
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menganalisis
No
Kelompok
Aspek
Sig. (2-tailed)
1
Kontrol
Pretest
0.000
2
Posttest I
0.681
3
Posttest II
0.859
4
Selisih skor pretest-posttest I
0.850
5
Eksperimen
Pretest
0.000
6
Posttest I
0.095
7
Posttest II
0.420
8
Selisih skor pretest-posttest I
0.167
Keterangan
Tidak normal
Normal
Normal
Normal
Tidak normal
Normal
Normal
Normal
Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa harga Sig.(2-tailed) untuk kedua
aspek pretest kelompok kontrol dan eksperimen bernilai < 0,05, maka distribusi
data tidak normal. Sedangkan harga Sig.(2-tailed) untuk keenam aspek lainnya
bernilai > 0,05 maka distribusi data normal. Keenam distribusi data normal yang
dimaksud adalah posttest I , posttest II, dan selisih pretest ke posttest I
kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan eskperimen. Dengan
demikian, analisis selanjutnya untuk data pretest adalah dengan menggunkan
statistik non-parametrik. Sedangkan untuk posttest I , posttest II, dan selisih
pretest ke posttest I kemampuan menganalisis analisis selanjutnya adalah
menggunakan statistik parametrik. Statistik parametrik menggunakan Independent
samples t-test untuk analisis data dari kelompok yang berbeda, sedangkan untuk
analisis data dari satu kelompok menggunakan Paired samples t-test.
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan dengan menguji hasil pretest
pada kedua kelompok. Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan awal yang sama, sehingga kedua
kelompok bisa dibandingkan.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengujian perbedaan kemampuan awal menggunakan statistik nonparametrik Mann-Whitney karena distribusi data pretest pada kemampuan
menganalisis ini tidak normal dan berasal dari dua kelompok yang berbeda (Field,
2009: 548). Output SPSS bagian pertama menunjukkan setelah kedua kelompok
diuji. Output tersebut menunjukkan uji rerata dan total pada setiap kelompok
kontrol maupun eksperimen (Field, 2009: 548). Sedangkan bagian kedua output
SPSS menunjukkan uji statistik untuk Mann Whitnet test, Wilcoxon, dan Z-score.
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk
menolak Hnull adalah jika Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 150). Hasil uji
perbedaan rerata pretest dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat
Lampiran 4.4).
Tabel 4.12 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor Pretest Kemampuan Menganalisis
Uji statistik
Sig.(2-tailed)
Keterangan
Mann-Whitney Test
0.912
Tidak ada perbedaan
Rerata kelompok kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelompok
eksperimen yaitu M = 36,28 ; Mdn = 1,00; n = 36 ; dan z = -0,111 , sedangkan
untuk kelompok eksperimen: M = 36,72 ; Mdn = 1,00; n = 36 ; dan z = -0,111.
Kesimpulan hasil uji kemampuan didapat dengan menggunakan kriteria: 1) Jika
harga Sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak ada perbedaan antara rerata skor pretest
kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tidak
ada perbedaaan yang signifikan kemampuan awal antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. 2) Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, maka ada perbedaan
antara rerata skor pretest kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa ada perbedaaan yang signifikan kemampuan awal antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Analisis menggunakan Mann-Whitney Test dengan tingkat kepercayaan 95%
pada kemampuan menganalisis diperoleh U = 640.000; z = -0,111, dan harga Sig.
(2-tailed) adalah 0,912. Hasil menunjukkan harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull
diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang signifikan
antara skor pretest kemampuan menganalisis pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah kedua kelompok
memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan menganalisis.
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.3.3 Uji Signifikasi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan ini bertujuan untuk melihat perbedaan
rerata selisih skor pretest dan posttest I kedua kelompok. Berdasarkan hasil Uji
Signifikansi Pengaruh Perlakuan ini dapat diketahui pengaruh penerapan metode
inkuiri terhadap kemampuan menganalisis. Pengaruh perlakuan diperoleh dengan
cara mengurangkan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok
eksperimen dengan rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol.
Data rerata selisih pretest ke posttest I telah diuji normalitasnya dan menunjukkan
bahwa data tersebut terdistribusi normal. Analisis statistik selanjutnya adalah
statistik parametrik Independent samples t-test karena data berasal dari kelompok
yang berbeda (Field, 2009: 326).
Pengaruh perlakuan pada kemampuan menganalisis yang dihitung
menggunakan rumus (O2-O1)-(O4-O3) = 2,33-1,18 menunjukkan hasil 1,15 (> 0)
maka ada pengaruh perlakuan pada kelompok eksperimen. Kemudian untuk
mengetahui apakah pengaruhnya signifikan, dilakukan uji statistik untuk
membantu mengetahui signifikan atau tidak. Sebelum uji statistik dilakukan,
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians dengan
Levene’s test. Uji asumsi terhadap homogenitas varians data dilakukan apabila
distribusi data normal. Data Levene’s test pada uji signifikansi pengaruh perlakuan
terhadap kemampuan menganalisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini
(lengkapnya lihat Lampiran 4.5).
Tabel 4.13 Hasil Uji Asumsi Levene’s test terhadap Homogenitas
Varians Data Kemampuan Menganalisis
Levene’s test
Keterangan Varians Data
F
Sig
.046
.830
Homogen
Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =
0,046 dan harga Sig. = 0,830. Data tersebut menunjukkan bahwa Levene’s test
tidak signifikan karena harga Sig > 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
terdapat homogenitas varians data. Data uji statistik Independent samples t-test
yang diambil adalah data pada baris pertama Equal variances assumed output
SPSS karena variansnya homogen (Field, 2009: 340).
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Uji signifikansi pengaruh perlakuan menggunakan tingkat kepercayaan
95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika Sig. (2- tailed) <
0,05 (Field, 2009: 150). Hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol terhadap kemampuan menganalisis dapat
dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.5).
Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis
Uji Statistik
Sig. (2- tailed)
Keterangan
Independent samples t-test
0.000
Ada perbedaan
Tabel di atas menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 dan harga t =
-4.207. Harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan
kata lain ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke
posttest I kemampuan menganalisis pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah penerapan metode inkuiri
berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis.
Dengan demikian kesimpulan yang diperoleh dari uji pada data ini
mengafirmasi hipotesis penelitian II. Diagram berikut menunjukkan hasil
perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan menganalisis
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (lengkapnya lihat Lampiran
4.5).
Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan
Menganalisis
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis. Data
yang diperoleh menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan normal, maka
digunakan rumus koefisien korelasi Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57 &
179). Penghitungan mengambil t dari uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan
Independent samples t-test. Hasil perhitungan uji besar pengaruh perlakuan pada
kemampuan menganalisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lengkapnya lihat
Lampiran 4.6).
Tabel 4.15 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis
2
2
%
Variabel
t
t
df
r (effect size)
R
Menganalisis
-4,21
17,69
70
0,45
0,201
20,18
Efek
menengah
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pada
kemampuan menganalisis pada kedua kelompok. Tabel perhitungan besarnya
pengaruh di atas menunjukkan besarnya r = 0,45 yang setara dengan koefisien
korelasi yaitu efek menengah. Artinya, metode inkuiri memberikan pengaruh efek
menengah terhadap kemampuan menganalisis dengan harga r = 0,45 atau setara
dengan 20,18%.
4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I
Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I
dilakukan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh penerapan
metode inkuiri dan metode ceramah terhadap kemampuan menganalisis.
Perhitungan persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dihitung
menggunakan mean skor posttest I dan pretest yang dilihat pada tabel output
normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov test.
Penghitungan dilakukan secara bergantian antara kedua kelompok. Berikut
merupakan tabel hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest-posttest I
untuk variabel menganalisis pada kelompok kontrol dan eksperimen (lengkapnya
lihat Lampiran 4.7).
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Postest I
Rerata
Persentase Peningkatan
No
Kelompok
(%)
Pretest
Posttest I
1 Kontrol
1,36
2,55
87
2 Eksperimen
1,24
3,57
188
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase peningkatan skor
rerata pretest-posttest I kelompok kontrol sebesar 87%, sedangkan kelompok
eksperimen sebesar 188%. Kesimpulan selanjutnya yang dapat ditarik adalah
persentase peningkatan skor rerata pretest-posttest I kelompok eksperimen lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Tabel di atas juga menunjukkan bahwa ada perbedaan antara skor pretestposttest I, baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Selisih
skor pretest-posttest I yang dominan dari kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen pada kemampuan menganalisis dapat dilihat pada grafik di bawah ini
(lengkapnya lihat Lampiran 4.7).
7
6
Frekuensi
5
4
Kontrol
3
Eksperimen
2
1
0
-1.5 -1 -0.5 0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Gain Score
Gambar 4.5 Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I (Gain Score) Kemampuan Menganalisis.
Grafik di atas menunjukkan bahwa untuk frekuensi yang paling besar pada
kelompok kontrol nilai gainnya lebih kecil dibandingkan dengan kelompok
eksperimen. Hal ini berarti selisih skor pretest-posttest I yang dominan pada
kemampuan
menganalisis
kelompok
eksperimen
nilainya
lebih
besar
dibandingkan selisih pretest-posttest I kelompok kontrol. Grafik di atas
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan nilai gain tertinggi adalah 4, sedangkan nilai gain terendah adalah 1. Persentase kemunculan gain score diambil 50% rentang nilai gain terendah ke
tertinggi yaitu > 1,5. Persentase kemunculan gain score pada kelompok kontrol
yaitu sebesar 38,89%. Sedangkan pada kelompok eksperimen kemunculan gain
score 50% nya sebesar 75%. Selisih persentase kemunculan gain score antara
kelompok kontrol dan eksperimen adalah 36,11%. Artinya, kelompok eksperimen
diuntungkan 36,11% dari penerapan metode inkuiri. Kesimpulan yang dapat
ditarik adalah siswa yang nilainya meningkat dalam kemampuan menganalisis
pada kelompok eksperimen setelah mendapatkan perlakuan menggunakan metode
inkuiri lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menggunakan
metode tradisional/ceramah.
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I
Uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I bertujuan
untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan antara skor pretest dan
posttest I pada kemampuan menganalisis baik pada kelompok kontrol maupun
eksperimen. Uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I menggunakan
statistik non-parametrik Wilcoxon test karena data pretest yang diuji terdistribusi
tidak normal (Field, 2009: 558). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah
95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05
(Field, 2009: 558). Artinya, jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak, dan
juga sebaliknya. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest-posttest I
pada variabel menganalisis pada kelompok kontrol maupun eksperimen dapat
dilihat pada tabel berikut ini (lengkapnya lihat Lampiran 4.8).
Tabel 4.17 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest-Posttest I Kemampuan
Menganalisis.
Kelompok
Sig.(2-tailed)
Keterangan
Kontrol
0,000
Ada perbedaan
Eksperimen
0,000
Ada perbedaan
Pada
kemampuan
menganalisis,
kelompok
eksperimen
memiliki
signifikansi peningkatan lebih tinggi (Mdn = 1,00 pada pretest dan Mdn = 4,00
pada posttest I). Sedangkan kelompok kontrol memiliki signifikansi yang lebih
rendah (Mdn = 1,00 pada pretest dan Mdn = 2,67 pada posttest I). Berdasarkan
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tabel di atas, hasil uji signifikansi peningkatan skor pretest ke posttest I untuk
kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
menunjukkan harga Sig. (2-tailed) yang sama sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull
ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara skor pretest dan posttest I untuk kemampuan menganalisis pada kelompok
kontrol maupun eksperimen. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa; 1)
terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I
kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol, dan 2) terdapat peningkatan
skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan menganalisis pada
kelompok eksperimen.
Harga sig.(2-tailed) pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada kemampuan
menganalisis. Hasil persentase peningkatan kemampuan menganalisis pada
kelompok kontrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya
lihat Lampiran 4.8).
Tabel 4.18 Hasil Persentase Signifikansi Peningkatan Kemampuan Menganalisis
Kelompok
z
N
r (effect size)
R2
%
Efek
Kontrol
4,503
72
8,485
0,53
0,28
28,16
Besar
Eksperimen 5,117
72
8,485
0,60
0,36
36,37
Besar
Data di atas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada kemampuan
menganalisis di kelompok kontrol maupun eksperimen. Peningkatan kemampuan
menganalisis pada kelompok kontrol sebesar 28,16% dari r = -0,53 dengan
koefisien korelasi yaitu efek besar, sedangkan peningkatan kemampuan
menganalisis pada kelompok eksperimen sebesar 36,37% dari r = -0,60 dengan
koefisien korelasi yaitu efek besar.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I bertujuan untuk mengetahui
hubungan/korelasi antara hasil rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok
kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan menganalisis. Uji
korelasi antara rerata pretest dan posttest I menggunakan uji statistik Pearson
Product-moment Corelation Coefficient dan Sperman’s rho (Field, 2009: 175).
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Data rerata skor pretest pada kelompok kontrol maupun eksperimen terdistribusi
tidak normal, maka uji statistiknya menggunakan statistik non-parametrik
Spearman’s correlation coefficient (Field, 2009: 179). Kriteria yang digunakan
untuk menolak Hnull dari hasil uji statistik Spearman’s correlation coefficient
adalah jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 181). Hal itu berarti ada
hubungan yang positif dan signifikan antara hasil rerata pretest dan posttest I.
Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan
eksperimen untuk kemampuan menganalisis dapat dilihat pada tabel di bawah ini
(lengkapnya lihat Lampiran 4.9).
Tabel 4.19 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Menganalisis
No
Kelompok
Spearman Correlation
Sig.2 (tailed)
Keterangan
1
Kontrol
0,138
0,423
Tidak ada perbedaan
2
Eksperimen
-0,074
0,669
Tidak ada perbedaan
Tabel di atas menunjukkan hasil uji korelasi antara rerata pretest dan
posttest I kemampuan menganalisis. Kelompok kontrol menunjukkan Spearman
correlation sebesar 0,138 dan Sig. (2-tailed) sebesar 0,423 Hal tersebut
menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) > 0,05 yang berarti bahwa Hi ditolak
dan Hnull diterima. Artinya, tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan yang
signifikan antara rerata pretest dan posttest I kemampuan menganalisis pada
kelompok kontrol. Hasil Spearman correlation kelompok kontrol menunjukkan
nilai yang positif. Nilai positif Spearman correlation menunjukkan bahwa apabila
rerata skor siswa ketika pretest rendah, maka rerata skor pada posttest I juga
rendah. Begitu pula sebaliknya, apabila skor rerata siswa saat pretest tinggi, maka
skor rerata posttest I-nyapun juga tinggi. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu
tidak ada hubungan yang signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I.
Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I kemampuan
menganalisis pada kelompok eksperimen menunjukkan Spearman correlation
sebesar -0,074 dan Sig. (2-tailed) sebesar 0,669. Data tersebut menunjukkan
bahwa harga Sig. (2-tailed) > 0,05 yang berarti bahwa Hi ditolak dan Hnull
diterima. Artinya, tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan yang signifikan
antara rerata pretest dan posttest I kemampuan menganalisis pada kelompok
eksperimen. Hasil Spearman correlation kelompok eksperimen menunjukkan
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa nilainya negatif. Nilai negatif Spearman correlation menunjukkan bahwa
apabila rerata skor siswa ketika pretest rendah maka rerata skor pada posttest
belum tentu rendah, nilainya bisa tinggi. Sebaliknya, apabila skor rerata siswa saat
pretest tinggi, maka belum tentu skor rerata posttest I-nya juga tinggi, bahkan
nilainya juga bisa rendah. Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu tidak ada
hubungan yang signifikan antara rerata skor pretest dan posttest I.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke
posttest II baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Uji retensi
pengaruh perlakuan ini dilakukan menggunakan statistik parametrik Paired
samples t-test karena data yang diuji adalah data normal dan dalam kelompok
yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%.
Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig. (2-tailed) < 0,05 (Field,
2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan
menganalisis dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.10).
Tabel 4.20 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Menganalisis
Kelompok
Rerata
Peningkatan
Sig. (2Keterangan
(%)
tailed)
Post I
Post II
Kontrol
2,55
2,31
-9,41
0,141
Tidak ada perbedaan
Eksperimen
3,57
2,93
-17,93
0,001
Ada perbedaan
Data menunjukkan bahwa nilai rerata kelompok eksperimen lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu M = -0,64 ; SD = 1,02 ; SE = 0,17; t
= -3,76 ; n = 36; dan df = 35, sedangkan hasil skor pada kelompok kontrol yaitu
M = -0,24 ; SD = 0,96 ; SE = 0,16; t = -1,51 ; n = 36; dan df = 35. Hasil uji retensi
pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kemampuan menganalisis pada
kelompok kontrol menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,141 (p > 0,05),
maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Maka dapat dikatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II untuk kemampuan
menganalisis pada kelompok kontrol. Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa
tidak terjadi penurunan skor yang tidak signifikan dari posttest I ke posttest II
kemampuan menganalisis kelompok kontrol.
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Harga Sig. (2-tailed) kemampuan menganalisis pada kelompok eksperimen
adalah 0,001 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan
yang signifikan antara posttest I dan posttest II kemampuan menganalisis pada
kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan
skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan menganalisis
pada kelompok eksperimen.
Kelompok
eksperimen
mengalami
penurunan
yang
signifikan
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini dapat dilihat pada persentase
peningkatan kelompok eksperimen sebesar -17, 93%, sedangkan untuk kelompok
kontrol mengalami persentase peningkatan skor sebesar -9,41%.
Perolehan skor secara keseluruhan dari pretest, posttest I, dan posttest II
untuk kemampuan menganalisis pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dapat dilihat pada grafik berikut (lengkapnya lihat Lampiran 4.10).
Perbandingan Rerata Pretest,Posttest I, dan Posttest II
4
3.57
3.5
3
2.55
Mean
2.5
2.93
2.31
2
1.5
1
1.36
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
1.24
0.5
0
Pretest
Posttest1
Posttest2
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan
Menganalisis.
5. Analisis Elemen Kualitatif
Analisis dampak pengaruh perlakuan dalam penelitian ini dilakukan oleh
peneliti menggunakan dua teknik pengumpulan data. Kedua teknik pengumpulan
data tersebut adalah test dan non-test. Teknik test merupakan teknik utama
penelitian ini, seperti yang sudah dilakukan teknik test dilakukan tiga kali yaitu
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pretest, posttest I, dan posttest II. Teknik non-test dilakukan dengan triangulasi
untuk melihat dampak perlakuan dari sudut pandang yang berbeda. Triangulasi
dalam penelitian ini dilakukan sebagai metode kualitatif sederhana untuk
melengkapi penelitian kuantitatif ini. Triangulasi dalam penelitian ini yaitu
wawancara pada guru, wawancara pada siswa, dan observasi pelaksanaan
pembelajaran oleh peneliti, serta dilengkapi dengan dokumentasi foto-foto
kegiatan pembelajaran.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti dilakukan selama pelaksanaan
pembelajaran pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Observasi
pembelajaran di kelas kontrol dilakukan pada hari Senin, 14 September 2015.
Peneliti melihat bahwa pembelajaran di kelas kontrol ini diawali dengan siswa
yang aktif dan bersemangat. Siswa terlihat sangat aktif dan bersemangat
melakukan tanya jawab dengan guru. Mereka juga terlihat tenang dan
memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Namun, pada pertengahan
pembelajaran sudah berlangsung, sebagian besar siswa terlihat kurang
memperhatikan guru. Mereka terlihat ramai, mengobrol satu sama lain, dan tidak
memperhatikan guru. Banyak siswa yang terlihat mengantuk dan bosan di
pertengahan dan akhir pembelajaran. Meskipun demikian, masih ada beberapa
siswa yang tetap memperhatikan penjelasan guru.
Observasi pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan pada hari Rabu dan
Kamis, 16-17 September 2015. Siswa terlihat aktif dan senang selama
pembelajaran berlangsung. Siswa terlihat tenang dan senang saat melihat tayangan
video mengenai sumber listrik yang diputarkan oleh guru. Siswa sangat
berantusias ketika guru menjelaskan bahwa mereka akan melakukan percobaan
membuat rangkaian listrik. Selanjutnya, siswa aktif melakukan percobaan
merangkai-rangkai alat-alat listrik yang sudah disediakan bersama dengan
kelompoknya masing-masing. Siswa aktif melakukan komunikasi antar teman
maupun dalam guru untuk berdiskusi bersama. Belum sampai lima menit
percobaan berlangsung, ada salah satu siswa yang berteriak “Ye, punyaku udah
jadi, lampunya hidup” (Komunikasi Pribadi, 16 September 2015). Siswa lainnya
pun menoleh dan terkejut karena secepat itu dia berhasil. Namun, ternyata siswa
tersebut baru berhasil menyalakan 1 lampu dan belum merupakan rangkaian
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
listrik seri. Selanjutnya setiap kelompok kembali melanjutkan percobaan dengan
berhati-hati, karena apabila pada satu rangkaian listrik ada sambungannya yang
salah maka lampunya bisa mati. Setiap kelompok yang sudah berhasil membuat
rangkaian listrik baik pada hari pertama dan kedua penelitian mereka terlihat
sangat senang dan puas. Setiap mereka berhasil membuat rangkaian listrik, setiap
kelompok berteriak “Hore, sudah berhasil” sambil mengangkat tangan dan
bertepuk tangan (Komunikasi Pribadi, 16 September 2015). Tidak hanya ketika
melakukan
percobaan,
secara
keseluruhan
siswa-siswa
pada
kelompok
eksperimen ini terlihat aktif selama kegiatan menarik kesimpulan, presentasi di
depan kelas, dan sampai akhir pembelajaran.
Peneliti juga melakukan wawancara terhadap kelompok kontrol maupun
eksperimen sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dalam pembelajaran.
Wawancara dilakukan dengan maksud untuk mengetahui bagaimana kemampuan
kognitif siswa sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan. Peneliti melakukan
wawancara terhadap tiga orang siswa pada masing-masing kelompok. Hasil
wawancara selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.12.
Wawancara pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa tidak semua
siswa dapat memahami materi dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan pada
ungkapkan oleh seorang siswa ketika ditanya “Apakah kamu mengalami kesulitan
setelah belajar mengenai listrik?” dan dia mengatakan bahwa ada kesulitan
karena masih ada beberapa hal yang tidak jelas (W2 SK3 B3). Ketika siswa
ditanya saat mengerjakan soal nomor 3 (menguji kemampuan mengaplikasi) siswa
merasa sedikit kesulitan mengerjakannya karena susah menjawabnya dan rumit
untuk menggambarkan rangkaian listrik (W2 SK3 B11). Selanjtnya ketika siswa
tersebut ditanya saat mengerjakan soal nomor 4 (menguji kemampuan
menganalisis) dia mengatakan bahwa dia merasa susah karena harus mencoba
langsung pada rangkaiannya (W2 SK3 B15).
Wawancara pada kelompok eksperimen juga dilakukan terhadap tiga
orang siswa. Metode inkuiri sangat membantu siswa dalam memahami materi
tentang listrik. Siswa pertama mengatakan bahwa inkuiri sangat membantu karena
ada prakteknya sehingga mereka dapat mencoba-coba dalam membuat rangkaian
listrik sampai benar-benar paham (W2 SE1 B3). Siswa kedua mengatakan bahwa
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
inkuiri membuatnya lebih paham karena ada prakteknya (W2 SE2 B3). Siswa
ketiga menjawab dia merasa bahwa dia bisa lebih jelas dalam memahami materi
kalau ada prakteknya (W2 SE3 B3).
Peneliti juga melakukan wawancara kepada siswa untuk mengetahui
tanggapan mereka mengenai pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri.
Siswa pertama mengatakan bahwa metode inkuiri dapat membantu menambah
pengetahuan karena dalam inkuiri ada percobaannya dan belajar membuat laporan
hasil percobaan (W2 SE1 B18). Siswa kedua mengungkapkan bahwa dengan
metode inkuiri membantunya cepat bisa dalam membuat rangkaian listrik (W2
SE2 B16). Penerapan metode inkuiri membuat siswa lebih merasa senang, seperti
pada ungkapan siswa ketiga yang menyatakan bahwa inkuiri menyenangkan
karena mereka dapat praktek dalam membuat rangkaian listrik sehingga bisa lebih
memahaminya (W2 SE3 B16).
Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui kemampuan mengaplikasi
dan menganalisis siswa setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan metode
inkuiri. Siswa pada kelompok eksperimen lebih bisa menggambarkan rangkaian
listrik pada soal nomor 3, sehingga kemampuan mengaplikasinya bertambah
sesuai ungkapan salah satu siswa bahwa dia dapat dengan mudah mengerjakan
soal nomor 3 karena sudah pernah dipelajari ketika pembelajaran dan dia juga
belajar dari buku-buku IPA lainnya (W2 SE1 B22). Sedangkan pada kemampuan
menganalisis sebagian besar siswa di kelompok eksperimen ini juga meningkat,
seperti pada ungkapan siswa pertama yang mengatakan bahwa dia bisa
mengerjakannya karena sudah pernah dipraktekkan dalam pembelajaran kemarin
(W2 SE1 B27), dan siswa kedua juga mengatakan bahwa dia bisa mengerjakan
karena sudah tahu dan hafal ciri-cirinya (W2 SE2 B24). Namun siswa ketiga
menyatakan bahwa dia masih sedikit kesulitan karena bingung dan agak rumit
(W2 SE3 B24).
Pertanyaan wawancara juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana
pemahaman siswa setelah posttest II. Setelah posttest II menunjukkan beberapa
tanggapan siswa yang berbeda ada yang dapat mengerjakan posttest II dengan
lancar sehingga kemampuan mengaplikasi dan menganalisisnya masih bertahan
lama, namun ada juga yang sudah menurun. Siswa yang kedua kemampuannya
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut masih bertahan mengungkapkan bahwa ia lumayan mudah dalam
mengerjakan posttest II karena masih ingat dari percobaan yang dilakukan sat
pembelajaran, dan dia juga sering membaca dari buku-buku IPA sehingga agak
hafal
dengan
jawabannya
(W2
SE1
B34).
Sedangkan
siswa
kedua
mengungkapkan bahwa dia merasa bingung karena sudah agak lupa dan tidak
mempelajarinya lagi (W2 SE2 B31). Siswa ketiga mengungkapkan bahwa dia
merasa kesulitan karena sudah agak lupa (W2 SE3 B32). Maka, penerapan metode
inkuiri ini tidak berpengaruh kuat dalam waktu yang lama kepada beberapa siswa.
Sebagian siswa pada kelompok eksperimen ini mengeluh ketika mengerjakan
posttest II, sehingga mereka kurang serius dalam mengerjakannya. Beberapa
siswa mengatakan “Ah, kok suruh ngerjain lagi”, “Masa soalnya diulang-ulang”,
“Males ngerjainnya”, dan lain-lain (komunikasi pribadi, 09 Oktober 2015).
Wawancara terhadap guru dilakukan pada hari Sabtu, 24 Oktober 2015.
Berdasarkan hasil wawancara, Guru mengutarakan bahwa siswa akan aktif ketika
menggunakan
metode
percobaan.
Pendapat
beliau
mengenai
penerapan
pembelajaran menggunakan metode inkuiri lebih mudah atau efektif ditangkap
oleh siswa. Pembelajaran dengan metode inkuiri juga membuat antusias belajar
siswa lebih tinggi (W1 G B14). Lalu beliau mengungkapkan bahwa metode
inkuiri ini sesuai dengan pembelajaran IPA di kurikulum 2013. Beliau
mengungkapkan bahwa dengan inkuiri siswa aktif melakukan percobaan dan
belajar membuat rumusan masalah serta hipotesis. Siswa jarang membuat
rumusan masalah dan hipotesis apabila dengan pembelajaran seperti bisasanya.
Inkuiri juga menerapkan 5M dalam Kurikulum 2013, yaitu Mengamati, Menanya,
Menalar, Mencoba, dan Mengkomunikasikan (W2 G B3). Berdasarkan
pembelajaran yang telah beliau lakukan di kelas eksperimen, beliau juga memberi
saran untuk pembelajaran inkuiri mengenai listrik agar menyediakan cadangan
lampu yang lebih banyak karena dalam percobaan rangkaian listrik itu siswa
mencoba sendiri dan sering terjadi kesalahan yang menyebabkan lampu putus.
Kurikulum 2013 menekankan siswa menemukan sendiri, sehingga resikonya
lampunya akan banyak yang putus karena dicoba-coba oleh siswa (W2 G B11).
Selain itu beliau juga mengungkapkan bahwa untuk kemampuan mengaplikasi
yang menjadi variabel penelitian ini cukup meningkat bagi sebagian besar siswa.
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Beliau mengungkapkan bahwa banyak siswa yang dapat membuat rangkaian
listrik sendiri, dan banyak dari mereka yang juga bisa menggambarkan rangkaian
listrik dengan benar. Karena di kelas eksperimen siswa memiliki banyak
kesempatan untuk berlatih membuat rangkaian listrik. Jadi untuk kemampuan
mengaplikasi siswa berdasarkan percobaan-percobaan yang telah lakukan menurut
beliau sudah cukup meningkat (W2 G B19). Sedangkan menurut beliau untuk
kemampuan menganalisis, sudah cukup meningkat untuk beberapa siswa.
Meskipun demikian, tidak untuk semua siswa karena kemampuan setiap siswa
tidak sama (W2 G B27).
4.2 Pembahasan
4.2.1
Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengaplikasi
Hipotesis I dalam penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri
berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi pada mata pelajaran IPA materi
listrik kelas V SD Negeri Cebongan semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Hasil
analisis data menunjukkan hasil penelitian mengafirmasi hipotesis I. Hasil analisis
data menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri pada pembelajaran
berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi. Hal tersebut dibuktikan dengan
harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima.
Artinya, ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest dan
posttest I pada kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Kesimpulan yang
dapat ditarik adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan mengaplikasi.
Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi
sebesar 60,8% dengan harga r = 0,78 dengan kriteria pengaruh besar. Dalam hal
ini metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 60,8%, sedangkan 39,2% nya
berada di luar pengaruh penerapan metode inkuiri yaitu pengaruh dari variabel
lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi&Sunariah, 2013: 151).
Pengaruh perlakuan pada masing-masing kelompok terhadap kemampuan
mengaplikasi yaitu 1) Pengaruh penerapan metode tradisional/ceramah pada
kelompok kontrol sebesar 28,78% atau r = -0,54, dan 2) Pengaruh penerapan
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
metode inkuiri pada kelompok eksperimen sebesar 38,18% atau r = -0,62. Hal
tersebut menunjukkan bahwa metode inkuiri pada kelompok eksperimen
memberikan pengaruh sebesar 38,18%, sedangkan sisanya merupakan pengaruh
dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Begitu pula pada kelompok kontrol,
metode tradisional/ceramah memberikan pengaruh sebesar 28,78%, dan sisanya
merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Variabel lain
yang mempengaruhi dapat berasal dari dalam diri siswa seperti minat, konsentrasi,
kesehatan, dan motivasi, serta pengaruh variabel dari luar diri siswa yaitu
lingkungan misalnya keluarga.
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen tentu berbeda dengan
pembelajaran pada kelas kontrol. Siswa dalam kelompok eksperimen memiliki
kesempatan
lebih
untuk
melakukan
percobaan
sehingga
kemampuan
mengaplikasi siswa dapat terasah sesuai dengan karakteristik metode inkuiri.
Apabila dibandingkan dengan kelas kontrol, pembelajaran pada kelas kontrol
hanya didominasi dengan penjelasan lisan dari guru dan tidak melatih siswa
melakukan percobaan secara langsung membuat rangkaian listrik. Pembelajaran
pada kelompok kontrol dengan menggunakan metode ceramah ini tentunya hanya
menggunakan interaksi satu arah sumber belajar, yaitu dari guru. Oleh karena itu,
ketika kedua kelompok tersebut diuji dengan test setelah pembelajaran, hasil
rerata selisih skor-nya menunjukkan hasil yang sangat berbeda.
Perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest I kemampuan
mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada
Gambar 4.1. Gambar tersebut adalah diagram yang menggambarkan perbandingan
peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Peningkatan rerata skor pada kelompok kontrol lebih rendah
dibandingkan dengan kelompok eksperimen. Peningkatan rerata skor pada
kelompok kontrol sebesar 0,28, sedangkan pada kelompok eksperimen sebesar
0,38. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok kontrol maupun
eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan dengan harga Sig. (2-tailed)
yang sama sebesar 0,000 (p < 0,05). Setelah diberikan posttest II diketahui bahwa
pengaruh penerapan metode inkuiri dan metode ceramah masih sekuat posttest I
yaitu dua minggu setelah diberikan perlakuan. Hal ini dibuktikan dengan harga
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sig. (2-tailed) sebesar 0,549 (p > 0,05) pada kelompok kontrol dan harga Sig. (2tailed) sebesar 0,128 (p > 0,05) untuk kelompok eksperimen.
4.2.2
Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Menganalisis
Hipotesis II dalam penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri
berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis pada mata pelajaran IPA materi
listrik kelas V SD Negeri Cebongan semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Hasil
analisis data menunjukkan hasil penelitian mengafirmasi hipotesis II. Hasil
analisis data menunjukkan bahwa penerapan metode inkuiri pada pembelajaran
berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis. Hal tersebut dibuktikan dengan
harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima.
Artinya, ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest dan
posttest I pada kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Kesimpulan yang
dapat ditarik adalah penerapan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan menganalisis.
Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan menganalisis
sebesar 20,18% dengan harga r = 0,45 dengan kriteria pengaruh menengah. Dalam
hal ini metode inkuiri memberikan pengaruh sebesar 20,18%, sedangkan 79,82%
nya berada di luar pengaruh penerapan metode inkuiri yaitu pengaruh dari
variabel lain di luar variabel yang diteliti (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151).
Pengaruh perlakuan pada masing-masing kelompok terhadap kemampuan
menganalisis yaitu 1) Pengaruh penerapan metode tradisional/ceramah pada
kelompok kontrol sebesar 28,16% atau r = -0,53, dan 2) Pengaruh penerapan
metode inkuiri pada kelompok eksperimen sebesar 36,37% atau r = -0,60. Hal
tersebut menunjukkan bahwa metode inkuiri pada kelompok eksperimen
memberikan pengaruh sebesar 20,16%, sedangkan sisanya merupakan pengaruh
dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Begitu pula pada kelompok kontrol,
metode tradisional/ceramah memberikan pengaruh sebesar 36,37%, dan sisanya
merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti. Variabel lain
yang mempengaruhi dapat berasal dari dalam diri siswa seperti minat, konsentrasi,
kesehatan, dan motivasi, serta pengaruh variabel dari luar diri siswa yaitu
lingkungan misalnya keluarga.
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen tentu berbeda dengan
pembelajaran pada kelas kontrol. Siswa dalam kelompok eksperimen memiliki
kesempatan
lebih
untuk
melakukan
percobaan,
sehingga
kemampuan
menganalisis siswa dapat terasah dan dikembangkan ketika mereka melakukan
percobaan sesuai dengan karakteristik metode inkuiri. Selama melakukan
percobaan siswa pada kelompok eksperimen dapat melakukan kegiatan analisis
terhadap hasil percobaan rangkaian listrik yang telah mereka buat. Melalui
rangkaian listrik tersebut, siswa dapat menganalisis berbagai hal yang ingin
mereka ketahui dengan praktek langsung, misalnya mereka dapat menganalisis
bagaimana nyala lampu pada rangkaian listrik yang berbeda. Dengan demikian,
siswa dapat mengetahui perbedaan yang ada dari kedua jenis rangkaian listrik.
Apabila dibandingkan dengan kelas kontrol, pembelajaran pada kelas kontrol
hanya didominasi dengan penjelasan lisan dari guru dan tidak melatih siswa
melakukan analisis menggunakan percobaan. Pembelajaran pada kelompok
kontrol dengan menggunakan metode ceramah ini tentunya hanya menggunakan
interaksi satu arah sumber belajar, yaitu dari guru. Oleh karena itu, ketika kedua
kelompok tersebut diuji dengan pretest dan posttest, hasil rerata selisih skor-nya
pun menunjukkan hasil yang sangat berbeda.
Perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest I kemampuan
menganalisis pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada
Gambar 4.4 Gambar tersebut adalah diagram yang menggambarkan perbandingan
peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Peningkatan rerata skor kemampuan menganalisis pada kelompok
kontrol lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen. Peningkatan
rerata skor pada kelompok kontrol sebesar 0,28, sedangkan pada kelompok
eksperimen sebesar 0,36. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok
kontrol maupun eksperimen mengalami peningkatan yang signifikan dengan
harga Sig. (2-tailed) yang sama sebesar 0,000 (p < 0,05). Setelah diberikan
posttest II diketahui bahwa pengaruh penerapan metode inkuiri dan metode
ceramah masih sekuat posttest I yaitu dua minggu setelah diberikan perlakuan.
Hal ini dibuktikan dengan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,549 (p > 0,05) pada
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelompok kontrol dan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,128 (p > 0,05) untuk
kelompok eksperimen.
4.2.3
Pembahasan Lebih Lanjut
Beberapa penelitian yang relevan menunjukkan hasil bahwa metode
inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi tetapi tidak berpengaruh
terhadap kemampuan menganalisis (Widiastuti, 2009). Penerapan pembelajaran
inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan
proses sains dasar siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta (Ambarsari dan
Santosa, 2013). Begitu pula hasil penelitian ini adalah penerapan metode inkuiri
berpengaruh signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis
siswa kelas V SD Negeri Cebongan dalam materi listrik.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh PISA dalam bidang matematika,
membaca, dan sains pada tahun 2012 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada
peringkat 64 dari 65 negara (OECD, 2013: 232). Melihat peringkat indonesia yang
berada pada posisi kedua dari bawah, tentunya sangat memprihatinkan kondisi
pendidikan di indonesia. Usaha untuk melakukan perbaikan dalam dunia
pendidikan dapat diupayakan dengan inovasi proses pembelajaran yang dilakukan
oleh guru-guru. Guru dapat menggunakan berbagai macam metode pembelajaran
di dalam kelas agar dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa, salah satunya
yaitu dengan menggunakan metode inkuiri. Metode inkuiri dapat membantu siswa
untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau
eksperimen guna mencari jawaban maupun memecahkan masalah terhadap
pertanyaan atau rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir
kritis dan logis (Scmidt, dalam Putra, 2013: 85). Anak dapat mengembangkan
sistem pemikiran yang logis yang dapat diterapkan dalam memecahkan persoalanpersoalan konkret yang dihadapi (Suparno, 2001: 69). Pemecahan persoalan dapat
dibantu dengan menggunakan metode inkuiri sesuai dengan langkah-langkahnya.
Kegiatan pembelajaran untuk pemecahan masalah diperlukan kemampuan
proses kognitif siswa yang terdiri dari mengingat, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2010: 43).
Penelitian ini hanya difokuskan untuk meneliti pengaruh penerapan metode
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis siswa kelas V SD
Negeri Cebongan Mlati Sleman semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) metode inkuiri memberikan efek besar
terhadap kemampuan mengaplikasi dengan harga r = 0,78 atau besar pengaruh
sebesar 60,87%, dan 2) metode inkuiri memberikan efek menengah terhadap
kemampuan menganalisis dengan harga r = 0,449 atau besar pengaruh sebesar
20,18%. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka metode inkuiri dapat digunakan
sebagai salah satu metode inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif
siswa. Metode inkuiri dapat diujicobakan oleh guru-guru di sekolah-sekolah untuk
mata pelajaran IPA maupun mata pelajaran yang lainnya terhadap berbagai
kemampuan kognitif siswa.
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
Kesimpulan berisi hasil penelitian dan menentukan jawaban dari hipotesis
penelitian. Keterbatasan penelitian berisi kekurangan yang ada dalam pelaksanaan
kegiatan penelitian. Sedangkan saran berisi saran-saran peneliti untuk peneliti
berikutnya demi perbaikan penelitian-penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi
pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta
semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis terhadap data
penelitian mengafirmasi hipotesis penelitian I. Hasil uji statistik
menggunakan Independent samples t-test terhadap selisih rerata skor
pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05), maka
Hnull ditolak dan Hi diterima. Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi
dari kelompok kontrol yaitu M = 2,93; SD = 0,89; SE = 0,15; n = 36; dan
df = 70, sedangkan rerata kelompok kontrol yaitu M = 0,88; SD = 0,77; SE
= 0,13; n = 36; dan df = 70. Besarnya pengaruh perlakuan adalah 0,78 atau
60, 89% yang setara dengan efek besar.
5.1.2 Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis
pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta
semester gasal tahun ajaran 2015/2016. Hasil analisis terhadap data
penelitian mengafirmasi hipotesis penelitian II. Hasil uji statistik
menggunakan Independent samples t-test terhadap selisih rerata skor
pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05), maka
Hnull ditolak dan Hi diterima. Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi
dari kelompok kontrol yaitu M = 2,33; SD = 1,19; SE = 0,19; n = 36; dan
df = 70, sedangkan rerata kelompok kontrol yaitu M = 1,18; SD = 1,11; SE
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
= 0,18; n = 36; dan df = 70. Besarnya pengaruh perlakuan adalah 0,45 atau
20, 18% yang setara dengan efek menengah.
5.2 Keterbatasan Penelitian
5.2.1 Kurangnya koordinasi peneliti dengan guru mitra mengenai langkah-langkah
pembelajaran sesuai dengan metode inkuiri secara detail sehingga
penyampaian materi listrik yang disampaikan kurang maksimal.
5.2.2 Waktu pelaksanaan penelitian untuk kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen tidak sama. Pembelajaran pada kelompok kontrol hanya
dilakukan dalam satu kali pertemuan, sedangkan pembelajaran pada
kelompok eksperimen dilakukan dalam dua kali pertemuan.
5.2.3 Penyediaan media bolam lampu cadangan untuk membuat rangkaian listrik
masih kurang yang menyebabkan ketika terjadi kesalahan dalam membuat
rangkaian listrik, banyak bolam lampu yang terputus. Hal ini berakibat siswa
tidak dapat mencoba membuat rangkaian listrik secara berulang-ulang agar
lebih lancar.
5.2.4 Hasil penelitian ini belum dapat digeneralisasikan ke semua sekolah karena
penelitian ini hanya dibatasi pada kelas V SD Negeri Cebongan Mlati
Sleman Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
5.3 Saran
5.3.1 Peneliti sebaiknya melakukan koordinasi rutin dengan guru sebelum
pelaksanaan pembelajaran khususnya terkait dengan langkah-langkah
pembelajaran menggunakan metode inkuiri secara detail agar hasil dari
penerapan metode inkuiri dapat terlaksana secara maksimal.
5.3.2
Sebaiknya pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol dan
eksperimen dilakukan dengan waktu/jumlah pertemuan yang sama untuk
menghindari terjadinya bias dalam penelitian.
5.3.3 Peneliti sebaiknya menyediakan bolam lampu cadangan yang lebih banyak
lagi agar siswa dapat berlatih berulang-ulang membuat rangkaian listrik.
Peneliti juga dapat berkoordinasi dengan guru untuk lebih memperingatkan
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa agar berhati-hati dalam membuat rangkaian listrik, sehingga tidak
banyak bolam lampu yang terputus.
5.3.4
Hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan ke Sekolah Dasar lainnya
dengan setting penelitian yang tidak jauh berbeda atau hampir sama dengan
SD Negeri Cebongan Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2015/2016.
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI
Ambarsari, W., Santosa., S. & Maridi. (2013). Penerapan pembelajaran inkuiri
terbimbing terhadap keterampilan proses sains dasar pada pelajaran
biologi siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Surakarta. Jurnal pendidikan
biologi, 5(1), 81-95. Diunduh pada 13 April 2015, dari
http://scholar.google.co.id.
Amien, M. (1979). Apakah metode Discovery-Inquiry itu?. Jakara: Depdikbud.
------------. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan
menggunakan metode “discovery” dan “inquiry” bagian 1. Jakarta:
Depdikbud
Anderson, L. W. & Karthwohl, D. R. (2010). Pembelajaran, pengajaran dan
asesmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston:
Pearson Education Inc.
Chang, M. C., Shaeffer, S., Al-Samarrai, S., & Andrew B. R. (2014). Teacher
reform in Indonesia the role of politics and evidence in policy making.
Washington DC: The World Bank.
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research method in education
(sixth edition). New York: Routledge.
Crain, W. ( 2007). Teori Perkembangan: konsep dan aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Dewi, N. L., Dantes, N. & Sadia, I. W. (2013). Pengaruh model pembelajaran
inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA. E-journal
program pascasarjana universitas pendidikan ganesha, 3(-). Diunduh
pada 13 April 2015, dari http://scholar.google.co.id.
Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS (third edition). Los Angeles:
SAGE.
Fraenkel, J., R., Wallen, N., E., & Hyun H., H. (2012). How to design and
evaluate research in Education. New York: Mc Graw-Hill.
Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Gunawan, A. (2006). Buku pintar Sekolah Dasar. Jakarta: Lima Bintang.
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasanah, M. N. (2010). Perbedaan kemampuan mengaplikasi dan menganalisis
atas penggunaan media Timeline pada mata pelajaran IPS kelas V SD
Negeri Percobaan 3 Pakem. Skripsi. Yogyakarta. PGSD Universitas
Sanata Dharma.
Hermana, D. & Lela, F.S. (2009). Ayo belajar Ilmu Pengetahuan Alam IPA.
Yogyakarta: Kanisius
Johnson, B. & Christensen, L. (2008). Educational research, quantitative,
qualitative, and mixed approaches, third edition. California: Sage
Publications.
Kasmadi, & Sunariah, N. S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif.
Bandung: Alfabeta.
Kilbane, C. R. (2014). Teaching models. Washington.
Krathwohl, D.R. (1998). Methods of educational and social science research, an
integrated approach, second edition. Illinois: Waveland.
Kuslan & Stone. (1968). Teaching children science: An inquiry approach.
California: Wadsworth.
Kusumawati, H. (2014). Kerukunan dalam bermasyarakat: Buku Guru /
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Lestari. (2010). Perbedaan penggunaan media timeline terhadap kemampuan
mengaplikasi dan menganalisis pada pelajaran IPS kelas V SD Kanisius
Sorowajan. Skripsi. Yogyakarta. PGSD Universitas Sanata Dharma.
Majid. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Masidjo. (2010). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Mulyasa, E. (2007). Menjadi guru profesional menciptakan pembelajaran kreatif
dan menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
OECD. (2013 ). PISA 2012 Results: What Students Know and Can Do – Student
Performance in Mathematics, Reading and Science (Volume I).
Turkey:
PISA,
OECD
Publishing.
http://dx.doi.org/10.1787/9789264201118-en.
Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2014
dari:
http://www.05.-B.-Salinan-Lampiran-Permendikbud-No.-67-th2013-ttg-Kurikulum-SD(1).pdf.
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik
dengan SPSS. Yogyakarta:Gava Media.
Putra, R. S. (2013). Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Yogyakarta:
Diva Press.
Roestiyah. (2001). Strategi belajar mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.
Sanjaya, W. (2006). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses
pendidikan. Jakarta: Kencana.
-----------. (2008). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Santoso, S. (2012). Panduan lengkap SPSS versi 20. Jakarta:PT Elex Media
Komputindo.
Schunk, D. (2012). Learning theories an educational perspective. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.
----------. (2011). Metode penelitian pendidikan kualitatif, kuantitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
----------. (2012). Metode penelitian kombinasi (mixed method). Bandung:
Alfabeta.
Sularmi. 2009. Sains 6 : Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI kelas VI. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Kanisius.
Syah, M. (1997). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Taniredja, & Mustafidah. (2011). Model-model pembelajaran inovatif. Bandung:
Alfabeta.
Trianto. (2009). Mengembangkan model pembelajaran tematik. Jakarta: PT
Prestasi Pustakarya.
---------. (2010). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
---------. (2011). Desain pengembangan pembelajaran tematik bagi anak usia dini
TK/RA & anak usia kelas awal SD/MI. Jakarta: Kencana.
Wayan, N. M. H. (2012). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap
penguasaan konsep biologi dan sikap ilmiah siswa SMA ditinjau dari
minat belajar siswa. Jurnal Pendidikan IPA, 9-24. Diunduh pada 13
April 2015, dari http://scholar.google.co.id.
Widiastuti, P. K. (2009). Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap
kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA
SD Kanisius Kalasan. Skripsi. Yogyakarta. PGSD Universitas Sanata
Dharma.
Yaumi, M. (2013). Prinsip-prinsip desain pembelajaran disesuaikan dengan
kurikulum 2013. Jakarta: Kencana.
Zulfikar. (2009). Mengenal Alam IPA VI : untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Instrumen
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Ekperimen
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
2.3.1 Pertemuan I
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3.2 Pertemuan II
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.1 Item Soal Test
Mata Pelajaran: IPA
Nama
Materi
Kelas/No. Absen :
: Listrik
:
KASUS
Sore ini Anton pergi ke rumah Doni untuk mengerjakan PR bersama.
Waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB. Doni ingin membuat minuman di
dapur, terlebih dahulu ia menekan satu saklar sehingga dua lampu menyala
bersamaan. Setelah selesai, ia menekan satu saklar sehingga kedua lampu mati
secara bersamaan. Sementara itu, Anton berniat untuk menyalakan lampu di ruang
tamu dengan menekan satu saklar. Ketika Anton menekan saklar tersebut, tiga
lampu di ruangan itu menyala bersamaan. Beberapa saat kemudian salah satu
lampu di ruang tamu padam tanpa ada yang menekan saklar. Akan tetapi dua
lampu lainnya yang ada di ruang tamu tersebut masih tetap menyala terang.
Setelah itu Doni datang membawa minuman dan mereka melanjutkan
mengerjakan PR.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. a. Berdasarkan kasus tersebut, rangkaian listrik apa yang digunakan di ruang
tamu Doni? Jelaskan alasanmu!
Jawab:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Alasan:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
b. Sebutkan minimal 5 contoh sumber energi listrik yang kamu ketahui!
Jawab:
1. ...........................................
4. ...............................................
2. ............................................
5. .................................................
3. ...........................................
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. a. Jelaskan 2 jenis rangkaian listrik yang kamu ketahui!
Jawab:
1) Rangkaian listrik .......................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
2) Rangkaian listrik ........................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
b. Jelaskan minimal 2 ciri-ciri rangkaian listrik yang ada di ruang tamu dan
rangkaian listrik di dapur sesuai dengan kasus di atas!
Jawab:
1) Rangkaian listrik di ruang tamu yaitu ..................................................
Ciri-cirinya:
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
2) Rangkaian listrik di dapur yaitu ..................................................
Ciri-cirinya:
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. a. Gambarkan rangkaian listrik yang digunakan di dapur dan di ruang tamu
Doni! Berilah keterangan pada gambar tersebut!
Jawab:
Rangkaian Listrik
Rangkaian Listrik di
Ruang Tamu
di Dapur
b. Jelaskan perbedaan besar tegangan listrik di setiap lampu pada rangkaian
listrik di dapur dan di ruang tamu Doni!
Jawab:
-
Besar tegangan listrik di setiap lampu pada rangkaian listrik di dapur .....
...........................…..apabila
kedua
lampu
memiliki
ciri-ciri
..................................................
-
Besar tegangan listrik di setiap lampu pada rangkaian listrik di ruang tamu
……………………………………………………………………………...
4. a. Apabila salah satu lampu pada rangkaian listrik di dapur padam/sambungan
terputus, bagaimana dengan lampu yang lain?
Jawab:
............................................................................................................................
b. Berikan alasan yang mendukung jawabanmu pada soal nomor 4a!
Jawab:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Dilihat dari tingkat kecerahan, lebih efektif mana rangkaian listrik di ruang
tamu atau rangkaian listrik di dapur Doni? Jelaskan alasanmu!
Jawab:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Alasan:
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
6.
Buatlah rancangan percobaan sesuai dengan 2 jenis rangkaian listrik yang
kamu ketahui secara jelas dan runtut, dengan:
1) pertanyaan dengan menggunakan kata tanya “APAKAH” (rumusan
masalah),
2) jawaban sementara dari pertanyaan yang telah dibuat (hipotesis),
3) alat dan bahan,
4) langkah percobaannya (disertai gambar dan keterangan)!
Jawab:
a. Rancangan percobaan rangkaian listrik ..............................
1) Pertanyaan dengan menggunakan kata tanya “APAKAH” (rumusan
masalah):
..........................................................................................................
..........................................................................................................
2) Jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat (hipotesis) :
..........................................................................................................
..........................................................................................................
3) Alat dan bahan yang dibutuhkan:
1. .....................................................................
2. .....................................................................
3. .....................................................................
4. ......................................................................
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4) Langkah percobaan (disertai gambar dan keterangan):
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
b. Rancangan percobaan rangkaian listrik ..............................
1) Pertanyaan dengan menggunakan kata tanya “APAKAH” (rumusan
masalah):
..........................................................................................................
..........................................................................................................
2) Jawaban dari pertanyaan yang telah dibuat (hipotesis) :
..........................................................................................................
..........................................................................................................
3) Alat dan bahan yang dibutuhkan:
1. .....................................................................
2. .....................................................................
3. .....................................................................
4. ......................................................................
4) Langkah percobaan (disertai gambar dan keterangan):
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban
1.
a. Paralel
Alasan : Karena saat Anton menekan sebuah saklar, tiga lampu yang ada
di ruang tamu Doni menyala bersamaan, dan ketika salah satu lampu mati
ternyata yang lain masih tetap menyala.
b. Baterai, accumulator, adaptor, accu, PLN (PLTA, PLTU, PLTB, PLTN),
dinamo, generator, panel surya.
2.
a. Rangkaian listrik seri dan rangkaian listrik paralel
1) Rangkaian Listrik Seri. Rangkaian listrik seri adalah rangkaian alat-alat
listrik yang disusun berurutan tanpa cabang.
2) Rangkaian Listrik Paralel. Rangkaian listrik paralel adalah rangkaian alatalat listrik yang dihubungkan secara berjajar dengan satu atau beberapa
cabang.
b. 1) Ciri-ciri rangkaian listrik seri :
-
Arus yang mengalir sama
-
Apabila salah satu lampu mati maka lampu lainnya ikut mati
2) Ciri-ciri rangkaian listrik paralel :
3.
-
Tegangan sama
-
Apabila salah satu lampu mati maka lampu lainnya tidak ikut mati
a. Gambar rangkaian listrik di dapur dan di ruang tamu Doni
Rangkaian Listrik di Dapur
Rangkaian Listrik di Ruang Tamu
atau
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Perbedaan besar tegangan listrik di setiap lampu pada rangkaian listrik di
dapur dan di ruang tamu Doni:
- Besar tegangan listrik di setiap lampu pada rangkaian listrik di dapur
bernilai sama/lebih kecil dari pada rangkaian di ruang tamu apabila
kedua lampu memiliki ciri yang sama.
- Besar tegangan listrik di setiap lampu pada rangkaian listrik di ruang
tamu bernilai sama/lebih besar dari pada rangkaia listrik di dapur.
4. a. Apabila salah satu lampu pada rangkaian listrik seri padam/sambungan
terputus, maka lampu yang lain juga akan padam.
b. Lampu yang lain juga akan padam karena pada rangkaian listrik seri arus
hanya mengalir pada satu aliran, sehingga apabila salah satu lampu
mati/terputus maka arus listrik tidak dapat mengalir ke lampu yang lain.
5. Lebih baik ruangan dengan menggunakan rangkaian listrik paralel karena
apabila menggunakan rangkaian listrik paralel:
a. nyala lampu lebih terang
b. apabila salah satu lampu mati maka lampu yang lain akan tetap hidup
6. a. Percobaan Rangkaian Listrik Seri (kunci jawaban bersifat fleksibel karena
disesuaikan dengan jawaban siswa)
Pertanyaan (rumusan masalah) :
Apakah yang terjadi pada lampu yang lain apabila salah satu lampu padam/
sambungan terputus?
Jawaban sementara (hipotesis) :
Lampu yang lainnya akan ikut padam.
Alat dan bahan :
1) satu buah baterai
2) tiga kabel + penjepit
3) dua buah lampu + vitting
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Langkah percobaan :
1) Memasang baterai dan menghubungkan kutub positif baterai dengan
menggunakan kabel
2) Menyambung kabel yang telah terpasang di baterai (kutub +) dengan
dudukan lampu 1 kemudian menyambungkan dengan dudukan lampu 2.
(Merangkai alat seperti pada gambar di bawah ini!)
Baterai
Kabel
Lamp 1
Lamp 2
dudukan lampu
3) Mengamati nyala lampu 1 dan lampu 2.
4) Memutuskan hubungan lampu 1, kemudian mengamati lampu 2 begitu
sebalikanya memutuskan lampu 2, kemudian mengamati lampu 1.
5) Menuliskan kesimpulan percobaan sesuai dengan rumusan masalah dan
hipotesis yang telah dibuat. Misalnya: Apabila lampu satu pada
rangkaian listrik paralel padam maka lampu 2 akan ikut padam.
b. Percobaan Rangkaian Listrik Paralel
Pertanyaan (rumusan masalah) :
Apakah yang terjadi pada lampu yang lain apabila lampu yang satu padam/
sambungan terputus?
Jawaban sementara (hipotesis) :
Lampu yang lainnya akan tetap hidup.
Alat dan bahan :
1) baterai
2) sembilan kabel + penjepit
3) dua buah lampu + vitting
Langkah percobaan :
1) Memasang baterai dan menghubungkan kutub positif dan kutub negatif
baterai dengan menggunakan kabel.
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Menyambung kabel yang telah terpasang di baterai (kutub + dan kutub - )
dengan dudukan lampu 1 kemudian menyambungkan dengan dudukan
lampu 2 dengan membuat cabang menggunakan kabel. (Merangkai alat
seperti pada gambar di bawah ini!)
Baterai
Lamp 1
Dudukan lampu
Kabel
Lamp 2
3) Mengamati nyala lampu 1 dan 2.
4) Memutuskan hubungan lampu 1, kemudian mengamati lampu 2 begitu
sebalikanya memutuskan lampu 2, kemudian mengamati lampu 1.
5) Menuliskan kesimpulan percobaan sesuai dengan rumusan masalah dan
hipotesis yang telah dibuat. Misalnya: Apabila lampu satu pada
rangkaian listrik paralel padam maka lampu 2 akan tetap hidup.
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian
No.
Soal
1
Variabel
Mengingat
Aspek
Menge
nali
Mengidenti
fikasi
Menginga
t kembali
Indikator
Mengenali
sumber energi
listrik
Mengidentifikasi
jenis rangkaian
listrik
Menyebutkan
sumber-sumber
energi listrik
Kriteria
Skor
Jika mengenali minimal 5
sumber energi listrik
dengan tepat
Jika mengenali minimal 4
sumber energi listrik
dengan tepat
Jika mengenali minimal 3
sumber energi listrik
dengan tepat
Jika mengenali minimal 2
sumber energi listrik
dengan tepat
Jika dapat mengenali 1
sumber energi listrik/tidak
menjawab
5
Jika dapat mengidentifikasi
jenis rangkaian listrik
dengan alasan yang sangat
tepat
Jika dapat mengidentifikasi
jenis rangkaian listrik
dengan alasan yang tepat
Jika dapat mengidentifikasi
jenis rangkaian listrik
dengan alasan yang kurang
tepat
Jika dapat mengidentifikasi
jenis rangkaian listrik
dengan alasan yang tidak
tepat
Jika tidak dapat
mengidentifikasi jenis
rangkaian listrik dengan
alasan yang sangat tepat
5
Jika dapat menyebutkan
minimal 5 sumber energi
listrik dengan tepat
Jika dapat menyebutkan
minimal 4 sumber energi
listrik dengan tepat
Jika dapat menyebutkan
minimal 3 sumber energi
listrik dengan tepat
Jika dapat menyebutkan
minimal 2 sumber energi
listrik dengan tepat
Jika tidak dapat
menyebutkan minimal 1
sumber energi listrik
dengan tepat atau tidak
5
4
3
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjawab
2
Memahami
Mencontoh
kan
Mengklasif
ikasikan
Menjelask
Memberikan
contoh jenis
rangkaian listrik
Mengelompokka
n ciri-ciri
rangkaian listrik
seri dan
rangkaian listrik
paralel
Menjelaskan
Jika memberikan 2 contoh
jenis rangkaian listrik
dengan menggunakan
gambar yang tepat dan
disertai keterangan yang
sangat lengkap
Jika memberikan 2 contoh
jenis rangkaian listrik
dengan gambar yang tepat
dan disertai keterangan
yang lengkap
Jika memberikan 1 contoh
jenis rangkaian listrik
dengan menggunakan
gambar yang tepat dan
disertai keterangan yang
sangat lengkap
Jika memberikan 1 contoh
jenis rangkaian listrik
dengan menggunakan
gambar yang tepat disertai
pengertian yang lengkap.
Jika memberikan 1 contoh
jenis rangkaian listrik
dengan menggunakan
gambar namun salah atau
tidak menjawab.
5
Jika dapat
mengelompokkan minimal
4 ciri rangkaian listrik seri
dan rangkaian listrik
paralel dengan sangat tepat
Jika dapat
mengelompokkan 3 ciri
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel
dengan tepat
Jika dapat
mengelompokkan 2 ciri
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel
dengan tepat
Jika dapat
mengelompokkan 1 ciriciri rangkaian listrik seri
dan rangkaian listrik
paralel dengan tepat
Jika menggelompokkan 1
ciri-ciri rangkaian listrik
seri dan rangkaian listrik
paralel namun salah/tidak
menjawab.
5
Jika dapat menjelaskan
5
4
3
2
1
4
3
2
1
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
an
3
Mengaplika
si
Melaksan
akan
Mengguna
kan
rangkaian listrik
seri dan
rangkaian listrik
paralel
Melaksanakan
pembuatan
gambar untuk
menyusun
rangkaian listrik
seri dan
rangkaian listrik
paralel dengan
keterangan yang
tepat
Menggunakan
gambar dalam
menggambarkan
rangkaian listrik
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik pararel
dengan sangat tepat
Jika dapat menjelaskan
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel
dengan tepat
Jika menjelaskan rangkaian
listrik seri dan rangkaian
listrik paralel namun
kurang tepat
Jika dapat menjelaskan
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel
namun hanya 1 yang tepat
Jika menjelaskan rangkaian
listrik seri dan rangkaian
listrik paralel namun
salah/tidak menjawab
4
3
2
1
Jika menggambarkan
kedua rangkaian listrik
dengan gambar dan
keterangan yang tepat dan
lengkap.
Jika menggambarkan
kedua rangkaian listrik
dengan gambar dan
keterangan yang tepat.
Jika menggambarkan
kedua rangkaian listrik
dengan benar namun tidak
disertai keterangan.
Jika menggambarkan salah
satu rangkaian listrik
dengan gambar dan
keterangan yang tepat
Jika menggambarkan
rangkaian listrik dengan
gambar dan keterangan
yang salah atau tidak
menjawab.
5
Jika menggambarkan
kedua rangkaian listrik
yang dimaksud dengan
sangat tepat dan jelas
Jika menggambarkan
kedua rangkaian listrik
yang dimaksud dengan
tepat.
Jika menggambarkan salah
satu rangkaian listrik yang
dimaksud dengan tepat
Jika menggambarkan salah
satu rangkaian listrik yang
dimaksud dengan jelas
5
4
3
2
1
4
3
2
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
namun kurang tepat
Jika menggambarkan
rangkaian listrik yang
dimaksud namun salah
atau tidak menjawab.
Mengurai
kan
4
Menganalis
is
Membeda
kan
Menguraikan
pengaruh dua
jenis rangkaian
listrik terhadap
tegangan listrik
di setiap lampu.
Membedakan
besarnya
tegangan listrik
pada rangkaian
listrik seri dan
rangkaian listrik
paralel.
1
Jika menguraikan pengaruh
dua jenis rangkaian listrik
terhadap tegangan listrik di
setiap lampu dengan sangat
tepat.
Jika menguraikan pengaruh
dua jenis rangkaian listrik
terhadap tegangan listrik di
setiap lampu dengan tepat.
Jika menguraikan pengaruh
salah satu rangkaian listrik
terhadap tegangan listrik di
setiap lampu dengan tepat.
Jika menguraikan pengaruh
salah satu rangkaian listrik
terhadap tegangan listrik
namun kurang tepat.
Jika menguraikan pengaruh
salah satu rangkaian listrik
terhadap tegangan listrik di
setiap lampu namun salah
atau tidak menjawab.
5
Jika membedakan besarnya
tegangan listrik pada
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel
dengan tepat dan sangat
lengkap.
Jika membedakan besarnya
tegangan listrik pada
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel
dengan tepat dan lengkap.
Jika membedakan besarnya
tegangan listrik pada
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel
dengan tepat.
Jika membedakan besarnya
tegangan listrik pada
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel
namun kurang tepat.
Jika membedakan besarnya
tegangan listrik pada
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel
namun salah atau tidak
menjawab.
5
4
3
2
1
4
3
2
1
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mengorga
nisasi
Mengatrib
usikan
5
Mengevalua
si
Memeriks
a
Mengorganisasi
pengaruh
rangkaian listrik
terhadap nyala
lampu.
Mengatribusikan
alasan
penyusunan
rangkaian listrik
terhadap nyala
lampu.
Memeriksa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
tingkat
kecerahan lampu
pada rangkaian
listrik.
Jika mengorganisasi
pengaruh rangkaian listrik
terhadap nyala lampu
dengan sangat tepat.
Jika mengorganisasi
pengaruh rangkaian listrik
terhadap nyala lampu
dengan tepat.
Jika mengorganisasi
pengaruh rangkaian listrik
terhadap nyala lampu
dengan kurang tepat.
Jika mengorganisasi
pengaruh rangkaian listrik
terhadap nyala lampu
namun salah.
Jika tidak dapat
mengorganisasi pengaruh
rangkaian listrik terhadap
nyala lampu/tidak
menjawab.
5
Jika mengatribusikan
alasan penyusunan
rangkaian listrik terhadap
nyala lampu dengan tepat
dan lengkap.
Jika mengatribusikan
alasan penyusunan
rangkaian listrik terhadap
nyala lampu dengan tepat
namun kurang lengkap.
Jika mengatribusikan
tujuan dari alasan
penyusunan rangkaian
listrik dengan tepat namun
tidak lengkap.
Jika mengatribusikan
alasan penyusunan
rangkaian listrik terhadap
nyala lampu namun kurang
tepat.
Jika mengatribusikan
alasan penyusunan
rangkaian listrik terhadap
nyala lampu namun salah
atau tidak menjawab.
5
Jika memeriksa faktorfaktor yang mempengaruhi
tingkat kecerahan lampu
pada rangkaian listrik
dengan tepat dan lengkap.
Jika memeriksa faktorfaktor yang mempengaruhi
tingkat kecerahan lampu
pada rangkaian listrik
5
4
3
2
1
4
3
2
1
4
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan tepat dan lengkap.
Jika memeriksa faktorfaktor yang mempengaruhi
tingkat kecerahan lampu
pada rangkaian listrik
dengan tepat.
Jika memeriksa faktorfaktor yang mempengaruhi
tingkat kecerahan lampu
pada rangkaian listrik akan
tetapi kurang tepat.
Jika memeriksa faktorfaktor yang mempengaruhi
tingkat kecerahan lampu
pada rangkaian listrik akan
tetapi salah atau tidak
menjawab.
Menguji
Menilai
Menguji
kesesuaian
desain rangkaian
listrik dengan
rancangan
percobaan yang
telah dibuat.
Menilai tingkat
efektivitas
rangkaian listrik
seri dan
rangkaian listrik
paralel.
3
2
1
Jika menguji kesesuaian
desain rangkaian listrik
dengan rancangan
percobaan yang telah
dibuat dengan tepat dan
sangat lengkap.
Jika menguji kesesuaian
desain rangkaian listrik
dengan rancangan
percobaan yang telah
dibuat dengan tepat dan
lengkap.
Jika menguji kesesuaian
desain rangkaian listrik
dengan rancangan
percobaan yang telah
dibuat dengan tepat.
Menguji kesesuaian desain
rangkaian listrik dengan
rancangan percobaan yang
telah dibuat dengan kurang
tepat.
Jika menguji kesesuaian
desain rangkaian listrik
dengan rancangan
percobaan yang telah
dibuat akan tetapi salah
atau tidak menjawab.
5
Jika menilai tingkat
efektivitas rangkaian listrik
seri dan rangkaian listrik
paralel dengan tepat dan
sangat lengkap.
Jika menilai tingkat
efektivitas rangkaian listrik
seri dan rangkaian listrik
paralel dengan tepat dan
lengkap.
5
4
3
2
1
4
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Mencipta
Merumus
kan
hipotesis
Merencan
akan
Mendesai
n
Merumuskan
hipotesis dari
permasalahan
dalam rangkaian
listrik seri dan
rangkaian listrik
paralel.
Merencanakan
percobaan
rangkaian listrik
seri dan
rangkaian listrik
paralel.
Membuat desain
rangkaian listrik
seri dan
Jika menilai tingkat
efektivitas rangkaian listrik
seri dan rangkaian listrik
paralel dengan tepat.
Jika menilai tingkat
efektivitas rangkaian listrik
seri dan rangkaian listrik
paralel kurang tepat.
Jika menilai tingkat
efektivitas rangkaian listrik
seri dan rangkaian listrik
paralel dengan salah atau
tidak menjawab.
3
Jika membuat hipotesis
dengan tepat dan sangat
lengkap.
Jika membuat hipotesis
dengan tepat dan lengkap.
Jika membuat hipotesis
tepat.
Jika membuat hipotesis
kurang tepat.
Jika membuat hipotesis
tidak tepat atau tidak
menjawab.
5
Jika menyusun
perencanaan percobaan
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel
dengan tepat dan sangat
lengkap.
Jika menyusun
perencanaan percobaan
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel
dengan tepat dan lengkap.
Jika menyusun
perencanaan percobaan
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel
dengan tepat.
Jika menyusun
perencanaan percobaan
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel
kurang tepat.
Jika menyusun
perencanaan percobaan
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel
tidak tepat.
5
Jika membuat desain
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel
5
2
1
4
3
2
1
4
3
2
1
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
rangkaian listrik
paralel.
sesuai dengan rancangan
percobaan lengkap dengan
keterangan.
Jika membuat desain
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel
sesuai dengan rencana
percobaan akan tetapi tidak
diberi keterangan.
Jika membuat desain
rangkaian listrik seri atau
rangkaian listrik paralel
kurang sesuai dengan
rencana percobaan.
Jika membuat desain
rangkaian listrik seri atau
rangkaian listrik paralel
tidak sesuai dengan
rencana percobaan.
Jika tidak membuat desain
rangkaian listrik seri dan
rangkaian listrik paralel.
4
3
2
1
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement
No
Item
1a
1b
2a
2b
1
5
5
5
2
Validator
2
3
4
4
4
5
4
3
4
2
3
5
5
5
5
Rerata
Komentar/Saran Perbaikan
5
4
4
2
3
4,2
4,4
3,8
3,4
Validator 1
Validator 2
Berdasarkan fakta dalam kasus tersebut,
rangkaian jenis apa yang digunakan di ruang tau
Doni! Jelaskan alasanmu!
Validator 3
Pada kasus lebih baik ditampilkan contoh
ruangan dengan rangkaian seri dan paralel.
Validator 4
Validator 5
Validator 1
Validator 2
Sebutkan minimal 4 contoh benda yang dapat
menjadi sumber arus listrik yang kamu ketahui!
Validator 3
Validator 4
Validator 5
Yang benar sumber arus listrik atau sumber
listrik?
Validator 1
Validator 2
Validator 3
Validator 4
Validator 5
Menyebutkan tidak sama dengan
mengelompokkan. Soal tidak mewakili
indikator.
Validator 1
Kalimat soal sebaiknya diawali dengan
“Jelaskan”, bukan “Sebutkan”.
Validator 2
Kata mati diganti dengan padam agar konsisten
dengan soal/ kasus.
Validator 3
Sebaiknya pertanyaan menggunakan kata
“Jelaskan”.
Validator 4
Validator 5
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penyebutan rangkaian listrik seri dan paralel
menjadi petunjuk untuk menjawab soal nomor
2a.
3a
3b
4a
5
3
5
4
3
5
3
2
4
5
4
5
4
2
3
4,2
2,8
4,4
4b
5
4
3
5
1
3,6
5
5
4
3
5
2
3,8
Validator 1
Validator 2
Pada jawaban tidak perlu diberi arah arus listrik,
karena arah arus listrik ditanyakan pada soal no.
3a.
Validator 3
Validator 4
Validator 5
Termasuk soal dengan jawaban terbuka?
Validator 1
Soal tersebut baru memunculkan rangkaian
paralel, belum membedakan dengan yang seri.
Validator 2
Validator 3
Sebaiknya kalimat soal menggunakan “Jelaskan
perbedaan …”. Pada matrik sebaiknya
ditambahkan kata “besarnya”.
Validator 4
Besar tegangan maksudnya menghitung atau
bukan? Kelas 5 SD belum diajarkan menghitung
besar tegangan.
Validator 5
Untuk rangkaian listrik seri belum terwakili.
Validator 1
Validator 2
Validator 3
Validator 4
Validator 5
Aspek alasan belum masuk, soal 4b masukkan di
4a.
Validator 1
Validator 2
Validator 3
Validator 4
Validator 5
Belum ada soal yang mewakili sebaiknya dibuat
soal baru yang mewakili indikator.
Validator 1
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Validator 2
Untuk penerangan di dalam suatu ruangan, lebih
baik digunakan rangkaian listrik seri atau
menggunakan rangkaian listrik paralel? Jelaskan
alasanmu!
Validator 3
Kalimat soal sebaiknya menggunakan “Lebih
efektif yang mana …”.
Validator 4
Validator 5
Soal ambigu. Efektivitas dari segi apa? Biaya
atau kualitas? Efektivitas menjadi sangat relatif
tergantung subjek yang menilai.
6a,
6b
4
4
4
4
3
3,8
Validator 1
Validator 2
Validator 3
Mungkin lebih baik dengan dua baterai agar
nyalanya lebih terang.
Validator 4
Dilampiran soal terdapat kata-ata asing untuk
siswa SD (hipotesis, rumusan masalah) perlu
dijelaskan/diganti kata-kata yang mudah
dipahami siswa.
Validator 5
Rancangan percobaan apakah dimaksudkan
untuk menjawab hipotesis pada soal nomor 6a?
apabila tidak sebaiknya dibuat soal secara
terpisah pada indikator 6a dan 6b antara
hipotesis dan rancangan percobaan.
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas
N
37
Pearson Correlation
.537**
melaksanakan
Sig. (2-tailed)
.001
Correlations
N
37
Skortotal
**
Pearson
Correlation
.505
Pearson Correlation
1
menggunakan
Sig. (2-tailed)
.001
Skortotal
Sig. (2-tailed)
N
37
N
37
Pearson Correlation
.580**
**
Pearson Correlation
.549
menguraikan
Sig. (2-tailed)
.000
Mengingat Sig. (2-tailed)
.000
N
37
**
N
37
Pearson
Correlation
.540
Pearson Correlation
.722**
membedakan
Sig. (2-tailed)
.001
Memahami Sig. (2-tailed)
.000
N
37
**
N
37
Pearson
Correlation
.621
Pearson Correlation
.732**
mengorganisasi
Sig.
(2-tailed)
.000
Mengaplik
Sig. (2-tailed)
.000
N
37
asi
**
N
37
Pearson
Correlation
.692
Pearson Correlation
.771**
mengatribusi
Sig.
(2-tailed)
.000
Menganali
Sig. (2-tailed)
.000
N
37
sis
N
37
Pearson Correlation
.560**
**
Pearson Correlation
.717
memeriksa
Sig. (2-tailed)
.000
Mengevalu
Sig. (2-tailed)
.000
N
37
asi
N
37
Pearson Correlation
.608**
**
Pearson Correlation
.737
menilai
Sig. (2-tailed)
.000
Mencipta
Sig. (2-tailed)
.000
N
37
Pearson Correlation
.459**
N
37
menguji
Sig. (2-tailed)
.004
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2N
37
tailed).
**
Pearson
Correlation
.486
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2merumuskanhipot
Sig.
(2-tailed)
.002
tailed).
esis
N
37
Pearson Correlation
.619**
merencanakan
Sig. (2-tailed)
.000
N
37
Pearson Correlation
.499**
3.5.2 Validitas Per Aspek
mendesain
Sig. (2-tailed)
.002
9
N
37
Correlations
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Skortotal *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Pearson Correlation
1
Skortotal
Sig. (2-tailed)
N
37
Pearson Correlation
.378*
mengenali
Sig. (2-tailed)
.021
N
37
Pearson Correlation
.514**
mengidentifikasi
Sig. (2-tailed)
.001
N
37
Pearson Correlation
.378*
mengingatkembali Sig. (2-tailed)
.021
N
37
Pearson Correlation
.544**
mencontohkan
Sig. (2-tailed)
.001
N
37
Pearson Correlation
.488**
mengklasifikasi
Sig. (2-tailed)
.002
N
37
Pearson Correlation
.545**
menjelaskan
Sig. (2-tailed)
.000
3.5.1
Validitas Semua Variabel
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas
3.6.1
Reliabilitas Semua Variabel
Case Processing Summary
N
Valid
Cases
a
Excluded
Total
%
37
100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
N of
Based on
Items
Standardized Items
.793
3.6.2
.798
6
Reliabilitas Per Aspek
Case Processing Summary
N
Valid
Cases
a
Excluded
Total
%
37
100.0
0
.0
37
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
N of Items
Based on
Standardized Items
.853
.860
18
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Mengaplikasi
4.1.1 Nilai Rerata Pretest, Posttest I, Selisih Pre-Post1 dan Posttest II
Kemampuan Mengaplikasi
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
PreKon
Apl
Post1Kon
Apl
SelKon
Apl
Post2Kon
Apl
PreEks
Apl
Post1Eks
Apl
SelEks
Apl
Post2Eks
Apl
1.00
1.00
0.00
2.00
1.67
4.00
2.33
4.33
1.00
1.00
0.00
1.00
1.00
2.00
1.00
2.00
1.00
1.00
0.00
1.00
1.00
3.00
2.00
2.00
1.00
1.00
0.00
1.00
1.00
4.33
3.33
4.67
1.00
1.33
0.33
2.67
1.00
3.00
2.00
4.33
1.33
3.33
2.00
2.00
1.00
2.33
1.33
3.33
1.00
2.33
1.33
2.67
1.00
5.00
4.00
5.00
1.00
1.00
0.00
1.67
1.00
4.00
3.00
3.67
1.00
1.67
0.67
1.33
1.00
3.67
2.67
2.33
1.00
2.33
1.33
1.67
1.33
4.33
3.00
4.33
1.00
2.00
1.00
1.00
1.00
3.67
2.67
2.67
1.00
1.00
0.00
2.00
1.00
4.67
3.67
3.33
1.00
3.00
2.00
2.33
1.00
3.33
2.33
1.67
1.00
3.33
2.33
2.67
1.00
5.00
4.00
4.33
1.00
2.33
1.33
3.00
1.00
5.00
4.00
4.00
1.00
1.67
0.67
1.67
1.00
3.00
2.00
3.67
1.00
1.33
0.33
3.00
1.00
5.00
4.00
4.33
1.06
1.33
0.27
1.33
1.00
4.67
3.67
4.33
1.00
1.00
0.00
1.00
2.00
4.67
2.67
4.33
1.00
3.33
2.33
2.33
1.00
3.00
2.00
4.67
1.00
1.00
0.00
1.00
1.00
4.33
3.33
4.67
1.00
2.33
1.33
4.33
1.00
4.00
3.00
3.00
1.00
2.00
1.00
1.00
1.00
3.67
2.67
2.67
1.33
2.00
0.67
1.67
1.00
3.67
2.67
3.67
1.00
1.67
0.67
1.00
1.00
5.00
4.00
4.00
1.33
2.67
1.34
1.67
1.00
2.00
1.00
3.67
1.67
4.00
2.33
3.67
1.00
5.00
4.00
4.33
1.00
2.00
1.00
3.00
1.00
4.33
3.33
3.67
1.00
1.33
0.33
1.00
1.00
4.67
3.67
4.33
1.00
2.67
1.67
3.00
1.00
4.67
3.67
5.00
1.00
2.00
1.00
2.33
1.00
5.00
4.00
4.00
1.00
2.33
1.33
2.33
1.00
4.33
3.33
4.67
1.00
1.00
0.00
1.00
1.00
3.67
2.67
4.00
1.00
1.33
0.33
4.33
1.00
3.33
2.33
3.00
1.33
2.00
0.67
1.33
1.00
3.00
2.00
3.67
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1.00
3.00
2.00
3.00
1.06
5.00
3.94
3.67
4.1.2 Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi Per
Aspek Kelompok Kontrol
Kelompok Kontrol
Posttest I
Menggunakan
Menguraikan
Rerata
Melaksanakan
Menggunakan
Menguraikan
Rerata
Melaksanakan
Menggunakan
Menguraikan
Rerata
Posttest II
Melaksanakan
No Responden
Pretest
1
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
1.00
3.00
2.00
2
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
3
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
5
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
1.33
4.00
3.00
1.00
2.67
6
1.00
1.00
2.00
1.33
3.00
3.00
4.00
3.33
2.00
1.00
3.00
2.00
7
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
4.00
2.33
3.00
3.00
2.00
2.67
8
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
1.00
1.67
9
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
1.67
2.00
1.00
1.00
1.33
10
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
3.00
2.33
1.00
1.00
3.00
1.67
11
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
2.00
1.00
1.00
1.00
1.00
12
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
2.00
1.00
2.00
13
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
1.00
3.00
3.00
3.00
1.00
2.33
14
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
4.00
3.33
3.00
3.00
2.00
2.67
15
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
2.00
2.00
2.33
2.00
2.00
5.00
3.00
16
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
1.00
1.67
2.00
2.00
1.00
1.67
17
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
1.00
1.00
1.33
4.00
4.00
1.00
3.00
18
1.03
1.03
1.11
1.06
1.00
1.00
2.00
1.33
1.00
2.00
1.00
1.33
19
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
20
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
4.00
3.33
2.00
2.00
3.00
2.33
21
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
22
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
1.00
2.33
4.00
4.00
5.00
4.33
23
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
2.00
1.00
2.00
1.00
1.00
1.00
1.00
24
1.00
1.00
2.00
1.33
1.00
1.00
4.00
2.00
2.00
2.00
1.00
1.67
25
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
1.00
2.00
1.67
1.00
1.00
1.00
1.00
26
1.00
1.00
2.00
1.33
3.00
2.00
3.00
2.67
2.00
2.00
1.00
1.67
27
2.00
2.00
1.00
1.67
3.00
4.00
5.00
4.00
4.00
4.00
3.00
3.67
28
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
2.00
1.00
2.00
4.00
4.00
1.00
3.00
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
1.33
1.00
1.00
1.00
1.00
30
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
3.00
1.00
2.67
4.00
4.00
1.00
3.00
31
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
2.00
3.00
3.00
1.00
2.33
32
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
1.00
2.33
3.00
3.00
1.00
2.33
33
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
34
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
1.33
4.00
4.00
5.00
4.33
35
1.00
1.00
2.00
1.33
2.00
1.00
3.00
2.00
1.00
1.00
2.00
1.33
36
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
3.00
3.00
4.00
4.00
1.00
3.00
4.1.3 Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengaplikasi Per
Aspek Kelompok Eksperimen
Kelompok Eksperimen
Menguraikan
Rerata
Melaksanakan
Menggunakan
Menguraikan
Rerata
Melaksanakan
Menggunakan
Menguraikan
Rerata
Posttest II
Menggunakan
Posttest I
Melaksanakan
No Responden
Pretest
1
1.00
1.00
3.00
1.67
5.00
4.00
3.00
4.00
4.00
4.00
5.00
4.33
2
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
2.00
3.00
2.00
1.00
2.00
3
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
3.00
2.00
3.00
2.00
3.00
1.00
2.00
4
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
5.00
4.33
4.00
5.00
5.00
4.67
5
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
3.00
2.00
3.00
5.00
5.00
3.00
4.33
6
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
1.00
2.33
5.00
4.00
1.00
3.33
7
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
8
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
4.00
4.00
5.00
4.00
2.00
3.67
9
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
2.00
3.67
3.00
3.00
1.00
2.33
10
1.00
1.00
2.00
1.33
5.00
5.00
3.00
4.33
5.00
5.00
3.00
4.33
11
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
5.00
2.00
3.67
3.00
4.00
1.00
2.67
12
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
5.00
4.67
3.00
3.00
4.00
3.33
13
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
4.00
3.33
2.00
2.00
1.00
1.67
14
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
3.00
4.33
15
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
2.00
4.00
16
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
3.00
2.00
3.00
5.00
5.00
1.00
3.67
17
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
3.00
4.33
18
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
4.00
4.67
5.00
5.00
3.00
4.33
19
2.00
2.00
2.00
2.00
5.00
5.00
4.00
4.67
5.00
4.00
4.00
4.33
20
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
3.00
3.00
5.00
5.00
4.00
4.67
21
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
5.00
4.33
5.00
4.00
5.00
4.67
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
2.00
4.00
3.00
4.00
2.00
3.00
23
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
2.00
3.67
4.00
3.00
1.00
2.67
24
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
3.00
4.00
3.67
4.00
4.00
3.00
3.67
25
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
2.00
4.00
26
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
2.00
1.00
2.00
4.00
4.00
3.00
3.67
27
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
4.00
4.00
4.33
28
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
3.00
4.33
4.00
4.00
3.00
3.67
29
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
5.00
4.67
5.00
5.00
3.00
4.33
30
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
4.00
4.67
5.00
5.00
5.00
5.00
31
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
2.00
4.00
32
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
3.00
4.33
5.00
5.00
4.00
4.67
33
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
5.00
2.00
3.67
5.00
5.00
2.00
4.00
34
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
5.00
2.00
3.33
2.00
2.00
5.00
3.00
35
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
5.00
3.00
4.00
4.00
3.00
3.67
36
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
4.00
4.00
3.00
3.67
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Menganalisis
4.2.1 Nilai Rerata Pretest, Posttest I, Selisih Pre-Post1 dan Posttest II
Kemampuan Menganalisis
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
PreKon
Ana
Post1Kon
Ana
SelKon
Ana
Post2Kon
Ana
PreEks
Ana
Post1Eks
Ana
SelEks
Ana
Post2Eks
Ana
1.00
1.00
0.00
3.00
1.33
3.67
2.34
3.67
1.00
1.00
0.00
2.00
1.00
2.00
1.00
2.33
1.00
1.00
0.00
1.67
1.00
2.00
1.00
1.33
1.00
1.67
0.67
1.00
2.33
2.00
-0.33
3.33
1.00
3.33
2.33
2.33
2.33
2.67
0.34
3.67
3.00
3.33
0.33
3.00
1.00
1.00
0.00
1.00
1.00
3.67
2.67
3.00
1.00
4.67
3.67
4.00
1.00
1.00
0.00
1.67
1.00
3.33
2.33
2.00
1.00
2.67
1.67
1.33
1.00
3.67
2.67
2.67
1.00
3.00
2.00
2.33
1.33
3.67
2.34
3.67
1.00
1.67
0.67
2.67
1.33
1.00
-0.33
1.00
1.00
2.67
1.67
1.33
1.00
4.33
3.33
2.67
1.00
2.33
1.33
1.00
1.67
3.67
2.00
2.33
3.00
4.33
1.33
3.67
1.00
5.00
4.00
4.33
1.00
4.00
3.00
4.00
2.33
4.67
2.34
2.33
1.00
3.33
2.33
2.33
1.00
3.67
2.67
2.33
1.00
3.00
2.00
2.33
1.00
4.33
3.33
2.67
1.36
1.00
-0.36
1.00
1.00
4.67
3.67
3.33
1.00
3.00
2.00
1.00
1.00
4.00
3.00
4.00
1.00
4.00
3.00
2.67
1.00
4.00
3.00
3.33
3.33
3.00
-0.33
2.00
1.00
4.33
3.33
3.00
1.00
3.33
2.33
4.33
1.00
2.00
1.00
2.33
1.00
3.00
2.00
2.00
1.00
3.00
2.00
2.33
1.00
2.00
1.00
1.67
1.00
4.00
3.00
3.33
1.00
2.33
1.33
2.33
1.33
4.67
3.34
2.00
1.33
3.67
2.34
3.33
1.67
2.67
1.00
3.33
1.00
4.33
3.33
3.67
1.00
4.33
3.33
4.33
1.00
1.67
0.67
1.00
1.00
3.33
2.33
3.33
1.00
1.33
0.33
1.00
1.00
4.33
3.33
2.67
1.67
2.67
1.00
2.00
2.33
4.00
1.67
4.00
1.33
2.00
0.67
2.67
1.33
4.67
3.34
2.33
1.00
2.33
1.33
2.00
1.00
4.33
3.33
4.00
1.00
1.67
0.67
2.67
1.00
4.00
3.00
2.33
2.67
1.67
-1.00
4.00
1.00
4.00
3.00
2.33
2.00
3.00
1.00
2.67
1.00
2.33
1.33
4.00
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.33
2.67
-0.66
2.33
1.23
4.33
3.10
3.67
4.2.2 Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menganalisis Per
Aspek Kelompok Kontrol
Kelompok Kontrol
Rerata
Membedakan
Mengorganisasi
Mengatribusi
Rerata
Membedakan
Mengorganisasi
Mengatribusi
Rerata
1
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
1.00
3.00
2
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
2.00
2.00
3
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
1.67
4
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
1.67
1.00
1.00
1.00
1.00
5
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
4.00
4.00
3.33
1.00
3.00
3.00
2.33
6
2.00
4.00
3.00
3.00
4.00
3.00
3.00
3.33
4.00
3.00
2.00
3.00
7
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
3.00
4.00
3.67
3.00
3.00
3.00
3.00
8
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
1.00
1.67
9
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
3.00
2.67
1.00
1.00
2.00
1.33
10
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
4.00
3.00
3.00
1.00
3.00
3.00
2.33
11
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
1.00
1.00
1.67
1.00
4.00
3.00
2.67
12
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
3.00
2.67
1.00
2.00
1.00
1.33
13
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
2.33
1.00
1.00
1.00
1.00
14
1.00
5.00
3.00
3.00
4.00
5.00
4.00
4.33
4.00
4.00
3.00
3.67
15
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
5.00
4.00
4.00
5.00
4.00
3.00
4.00
16
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
3.33
1.00
4.00
2.00
2.33
17
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
3.00
3.00
1.00
4.00
2.00
2.33
18
1.14
1.66
1.29
1.36
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
19
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
3.00
1.00
1.00
1.00
1.00
20
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
4.00
4.00
2.00
3.00
3.00
2.67
21
1.00
5.00
4.00
3.33
1.00
4.00
4.00
3.00
1.00
4.00
1.00
2.00
22
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
4.00
4.00
3.33
5.00
4.00
4.00
4.33
23
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
3.00
1.00
3.00
2.00
2.00
24
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
3.00
1.00
2.00
1.00
2.00
2.00
1.67
25
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
3.00
2.33
1.00
3.00
3.00
2.33
26
2.00
1.00
1.00
1.33
3.00
4.00
4.00
3.67
3.00
4.00
3.00
3.33
27
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
3.00
4.33
4.00
4.00
3.00
3.67
28
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
1.00
1.67
1.00
1.00
1.00
1.00
No Responden
Mengatribusi
Posttest II
Mengorganisasi
Posttest I
Membedakan
Pretest
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
1.00
1.00
1.33
1.00
1.00
1.00
1.00
30
1.00
3.00
1.00
1.67
1.00
3.00
4.00
2.67
1.00
2.00
3.00
2.00
31
2.00
1.00
1.00
1.33
4.00
1.00
1.00
2.00
1.00
3.00
4.00
2.67
32
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
3.00
2.00
2.33
1.00
3.00
2.00
2.00
33
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
2.00
1.67
1.00
4.00
3.00
2.67
34
2.00
5.00
1.00
2.67
3.00
1.00
1.00
1.67
5.00
4.00
3.00
4.00
35
2.00
3.00
1.00
2.00
3.00
3.00
3.00
3.00
4.00
2.00
2.00
2.67
36
1.00
5.00
4.00
3.33
2.00
3.00
3.00
2.67
1.00
4.00
2.00
2.33
4.2.3 Nilai Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Menganalisis Per
Aspek Kelompok Eksperimen
Kelompok Eksperimen
Rerata
Membedakan
Mengorganisasi
Mengatribusi
Rerata
Membedakan
Mengorganisasi
Mengatribusi
Rerata
1
2.00
1.00
1.00
1.33
3.00
4.00
4.00
3.67
5.00
3.00
3.00
3.67
2
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
1.00
1.00
2.00
1.00
3.00
3.00
2.33
3
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
1.00
3.00
2.00
1.00
1.00
2.00
1.33
4
1.00
4.00
2.00
2.33
4.00
1.00
1.00
2.00
5.00
3.00
2.00
3.33
5
1.00
4.00
2.00
2.33
1.00
4.00
3.00
2.67
5.00
3.00
3.00
3.67
6
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
7
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
5.00
4.67
5.00
4.00
3.00
4.00
8
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
1.00
4.00
3.33
1.00
3.00
2.00
2.00
9
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
5.00
4.00
3.67
1.00
4.00
3.00
2.67
10
2.00
1.00
1.00
1.33
3.00
4.00
4.00
3.67
5.00
4.00
2.00
3.67
11
1.00
2.00
1.00
1.33
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
12
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
4.00
4.33
4.00
3.00
1.00
2.67
13
1.00
3.00
1.00
1.67
4.00
3.00
4.00
3.67
1.00
3.00
3.00
2.33
14
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
3.00
5.00
4.33
15
1.00
4.00
2.00
2.33
5.00
4.00
5.00
4.67
1.00
3.00
3.00
2.33
16
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
4.00
4.00
3.67
1.00
3.00
3.00
2.33
17
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
3.00
4.33
1.00
4.00
3.00
2.67
18
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
5.00
4.00
4.67
4.00
3.00
3.00
3.33
19
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
4.00
4.00
5.00
4.00
3.00
4.00
20
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
5.00
5.00
4.00
2.00
4.00
4.00
3.33
21
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
5.00
4.00
4.33
5.00
1.00
3.00
3.00
No Responden
Mengatribusi
Posttest II
Mengorganisasi
Posttest I
Membedakan
Pretest
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
1.00
1.00
2.00
1.00
3.00
3.00
2.33
23
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
3.00
1.00
3.00
3.00
2.33
24
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
4.00
5.00
4.00
4.00
3.00
3.00
3.33
25
1.00
2.00
1.00
1.33
4.00
5.00
5.00
4.67
1.00
1.00
4.00
2.00
26
1.00
3.00
1.00
1.67
1.00
4.00
3.00
2.67
4.00
4.00
2.00
3.33
27
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
4.00
4.33
5.00
4.00
4.00
4.33
28
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
4.00
4.00
3.33
5.00
1.00
4.00
3.33
29
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
4.00
4.33
2.00
3.00
3.00
2.67
30
1.00
4.00
2.00
2.33
5.00
4.00
3.00
4.00
5.00
3.00
4.00
4.00
31
1.00
2.00
1.00
1.33
5.00
4.00
5.00
4.67
1.00
3.00
3.00
2.33
32
1.00
1.00
1.00
1.00
3.00
5.00
5.00
4.33
4.00
3.00
5.00
4.00
33
1.00
1.00
1.00
1.00
4.00
4.00
4.00
4.00
1.00
3.00
3.00
2.33
34
1.00
1.00
1.00
1.00
2.00
5.00
5.00
4.00
5.00
1.00
1.00
2.33
35
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
1.00
1.00
2.33
4.00
4.00
4.00
4.00
36
1.00
1.00
1.00
1.00
5.00
4.00
4.00
4.33
5.00
3.00
3.00
3.67
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data
4.3.1 Kemampuan Mengaplikasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pre
Pre
Post1
Post1
SelKon
SelEks
Post2
Apl
Apl
KonApl
EksApl
KonApl EksApl KonApl EksApl
N
36
36
36
36
36
36
36
36
1.0569
1.0572
1.9344
3.9817
.8775
2.9244
2.0278
3.7594
.14846
.20308
.83093
.89456
.76994
.88960
.96054
.86368
Absolute
.483
.500
.155
.152
.150
.132
.145
.181
Positive
.483
.500
.155
.127
.150
.113
.145
.090
Negative
-.351
-.389
-.130
-.152
-.127
-.132
-.142
-.181
2.896
2.999
.932
.909
.902
.794
.871
1.086
.000
.000
.350
.380
.390
.554
.433
.189
Mean
Normal Parameters
a,b
Std.
Deviation
Most Extreme
Differences
Post2
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
4.3.2 Kemampuan Menganalisis
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pre
Pre
Post1
KonAna EksAna KonAna
N
Normal Parameters
Differences
EksAna
Ana
SelEks
Post2
Post2
Ana
KonAna
EksAna
36
36
36
36
36
36
36
1.3617
1.2372
2.5464
3.5650
1.1847
2.3278
2.3056
2.9250
.73161
.43243
.99828
1.06856
1.11152
1.19234
.93407
.89521
Absolute
.412
.375
.120
.206
.102
.186
.101
.147
Positive
.412
.375
.116
.123
.095
.115
.101
.136
Negative
-.311
-.292
-.120
-.206
-.102
-.186
-.081
-.147
2.470
2.250
.718
1.235
.610
1.115
.604
.880
.000
.000
.681
.095
.850
.167
.859
.420
Std.
Deviation
Most Extreme
SelKon
36
Mean
a,b
Post1
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal
4.4.1 Kemampuan Mengaplikasi
Distribusi data pretest tidak normal, maka uji statistiknya menggunakan nonparametrik Mann-Whitney Test
Ranks
Kelompok
PreKonEksApl
N
Mean Rank
Sum of Ranks
1
36
37.42
1347.00
2
36
35.58
1281.00
Total
72
Test Statistics
a
PreKonEksApl
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a.
615.000
1281.000
-.618
.536
Grouping Variable: Kelompok
Median Skor Pretest Mengaplikasi
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
1,00
1,00
4.4.2 Kemampuan Menganalisis
Distribusi data pretest tidak normal, maka uji statistiknya menggunakan nonparametrik Mann-Whitney Test.
Ranks
Kelompok
PreKonEksAna
N
Mean Rank
Sum of Ranks
Pretest Menganalis
Kelompok Kontrol
36
36.28
1306.00
Pretest Menganalisis
Kelompok Eksperimen
36
36.72
1322.00
Total
72
Test Statistics
a
PreKonEksAna
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
640.000
1306.000
-.111
.912
a. Grouping Variable: Kelompok
Median Skor Pretest Menganalisis
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
1,00
1,00
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
4.5.1 Kemampuan Mengaplikasi
Distribusi data selisih kelompok kontrol dan eksperimen normal, maka uji
statistiknya menggunakan Independent Sample Test karena data berasal dari
kelompok yang berbeda.
Group Statistics
Kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Selisih Kelompok Kontrol
Mengaplikasi
36
.8775
.76994
.12832
36
2.9244
.88960
.14827
SelKonEksApl Selisih Kelompok
Eksperimen
Mengaplikasi
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
F
Equal
variances
.791
SelKon assumed
EksApl Equal
variances
not assumed
t-test for Equality of Means
Sig.
.377
t
Sig. (2Mean
Std. Error
tailed) Difference Difference
df
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
-10.439
70
.000
-2.04694
.19609
-2.43803
-1.65586
-10.439
68.589
.000
-2.04694
.19609
-2.43817
-1.65572
ANOVA
ANOVA
SelKonEksApl
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
75.420
1
75.420
Within Groups
48.447
70
.692
123.866
71
Total
F
108.973
Sig.
.000
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor (Gain Score) Kemampuan Mengaplikasi
4.5.2 Kemampuan Menganalisis
Distribusi data selisih kelompok kontrol dan eksperimen normal, maka uji
statistiknya menggunakan Independent Sample Test karena data berasal dari
kelompok yang berbeda.
Group Statistics
Kelompok
SelKonEksAna
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Selisih
Menganalisis
Kelompok
Kontrol
36
1.1847
1.11152
.18525
Selisih
Menganalisis
Kelompok
Eksperimen
36
2.3278
1.19234
.19872
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
F
Sig.
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
165
Upper
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Equal
variances
assumed
SelKon Equal
EksAna variances
not
assumed
.046
.830 -4.207
70
.000
-1.14306
.27168
-1.68490
-.60121
-4.20769.658
.000
-1.14306
.27168
-1.68495
-.60116
ANOVA
ANOVA
SelKonEksAna
Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
23.518
1
23.518
Within Groups
93.000
70
1.329
116.518
71
Total
F
Sig.
17.702
.000
Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor (Gain Score) Kemampuan Menganalisis
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.6 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan
4.6.1 Kemampuan Mengaplikasi
4.6.2 Kemampuan Menganalisis
Distribusi data normal, maka
digunakan rumus:
Distribusi data normal, maka digunakan
rumus:
r =
r =
=
=
=
=
=
=
=
= 0,780307
=
= 0,449237
Persentase besar pengaruh perlakuan
= r2 x 100 %
= (0,780307)2 x 100%
= 60,88789 %
Persentase besar pengaruh perlakuan
= r2 x 100 %
= (0,449237)2 x 100%
= 20,18139 %
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I
4.7.1 Kemampuan Mengaplikasi
a. Perhitungan persentase untuk masing-masing kelompok sebagai berikut:
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
=
x 100%
=
=
x 100%
=
x 100%
x 100%
= 2,766269 x 100%
= 276,6269 %
= 0,830258 x 100%
= 83,0258 %
b. Gain Score
Frekuensi
Gain Eksperimen
Frekuensi
2.33
3
4.00
7
2.00
3
3.94
1
1.67
1
3.67
4
1.34
1
3.33
4
1.33
5
3.00
3
1.00
4
2.67
6
0.67
5
2.33
3
0.33
4
2.00
5
0.27
1
1.33
1
0.00
9
1.00
2
Frekuensi
GainKontrol
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Kontrol
Eksperimen
0.000.501.001.502.002.503.003.504.004.50
Gain Score
Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I (Gain Score) Kemampuan Mengaplikasi.
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gain Score 50% dari rentang nilai 0,00 - 4,00 ( > 2,00 )
Kemampuan Mengaplikasi
Kelompok
Kontrol
Kelompok
Eksperimen
6
33
16,67
91,67
Frekuensi
Persentase Kemunculan (%)
4.7.2 Kemampuan Menganalisis
a. Perhitungan persentase untuk masing-masing kelompok sebagai berikut:
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
=
=
x 100%
x 100%
=
x 100%
=
= 0,870015 x 100%
= 87,0015 %
x 100%
= 1,881507 x 100%
= 188,1507 %
b. Gain Score
Gain Kontrol
Frekuensi
Gain Eksperimen
Frekuensi
3.33
1
4.00
1
3.00
2
3.67
2
2.67
1
3.34
2
2.34
1
3.33
6
2.33
3
3.10
1
2.00
4
3.00
5
1.67
2
2.67
2
1.33
4
2.34
3
1.00
3
2.33
2
0.67
5
2.00
2
0.33
2
1.67
1
0.00
4
1.33
1
-0.33
1
1.00
4
-0.36
1
0.34
1
-0.66
1
0.00
1
-1.00
1
-0.33
2
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
6
Frekuensi
5
4
Kontrol
3
Eksperimen
2
1
0
-1.50-1.00-0.500.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50
Gain Score
Grafik Selisih Skor Pretest-Posttest I (Gain Score) Kemampuan Menganalisis.
Gain Score 50% dari rentang nilai -1,00 - 4,00 ( > 1,50 )
Kemampuan Menganalisis
Frekuensi
Persentase Kemunculan (%)
Kelompok
Kontrol
Kelompok
Eksperimen
14
27
38,89
75
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.8 Hasil SPSS Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I
4.8.1 Kemampuan Mengaplikasi
a. Uji analisis data menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test (karena
distribusi data pretest tidak normal)
Ranks
N
Negative Ranks
Mean Rank
14.00
378.00
b
.00
.00
d
18.50
666.00
e
.00
.00
27
Positive Ranks
0
PreKonApl - PostKonApl
c
Ties
9
Total
36
Negative Ranks
36
Positive Ranks
0
Sum of Ranks
a
PreEksApl - PostEksApl
f
Ties
0
Total
36
a. PreKonApl < PostKonApl
b. PreKonApl > PostKonApl
c. PreKonApl = PostKonApl
d. PreEksApl < PostEksApl
e. PreEksApl > PostEksApl
f. PreEksApl = PostEksApl
a
Test Statistics
PreKonApl -
PreEksApl -
PostKonApl
PostEksApl
b
Z
-4.552
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
b
-5.243
.000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
Kelompok
Median Mengaplikasi
Pretest
Posttest I
Kontrol
1,00
2,00
Eksperimen
1,00
4,17
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Persentase
Signifikansi
Peningkatan
Kemampuan
Mengaplikasi
Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Distribusi data pretest tidak normal, maka
rumus yang digunakan yaitu:
Distribusi data pretest tidak normal,
maka rumus yang digunakan yaitu:
r =
r=
=
=
=
=
= -0,536
= -0,618
Jadi, Persentase besar pengaruh
perlakuan
Jadi, Persentase besar pengaruh
perlakuan
= r2 x 100 %
= (-0,536)2 x 100%
= 28,778 %
= r2 x 100 %
= (-0,618)2 x 100%
= 38,179 %
4.8.2 Kemampuan Menganalisis
a. Uji analisis data menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test (karena
distribusi data pretest tidak normal)
Ranks
N
PreKonAna - Post1KonAna
Sum of Ranks
18.02
504.50
b
5.88
23.50
d
19.00
627.00
e
1.50
3.00
Negative Ranks
28
Positive Ranks
4
c
Ties
4
Total
36
Negative Ranks
Positive Ranks
PreEksAna - Post1EksAna
Mean Rank
a
33
2
f
Ties
1
Total
36
a. PreKonAna < Post1KonAna
b. PreKonAna > Post1KonAna
c. PreKonAna = Post1KonAna
d. PreEksAna < Post1EksAna
e. PreEksAna > Post1EksAna
f. PreEksAna = Post1EksAna
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a
Test Statistics
PreKonAna -
PreEksAna -
Post1KonAna
Post1EksAna
b
Z
-4.503
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
b
-5.117
.000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on positive ranks.
Median Menganalisis
Pretest
Posttest I
1,00
2,67
1,00
4,00
Kelompok
Kontrol
Eksperimen
b. Persentase Signifikansi Pengaruh Perlakuan terhadap Kemampuan
Menganalisis Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Kelompok Kontrol
Distribusi data pretest tidak normal, maka
rumus yang digunakan yaitu:
Kelompok Eksperimen
Distribusi data pretest tidak normal, maka
rumus yang digunakan yaitu:
r=
r=
=
=
=
=
= -0,53068
= -0,60304
Jadi, Persentase besar pengaruh perlakuan
Jadi, Persentase besar pengaruh perlakuan
= r2 x 100 %
= r2 x 100 %
= (-0,53068)2 x 100%
= (-0,60304)2 x 100%
= 28,16 %
= 36,3662 %
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
4.9.1 Kemampuan Mengaplikasi
Distribusi data pretest kedua kelompok tidak normal, maka uji statistiknya
menggunakan Spearman.
a. Kelompok Kontrol:
Correlations
PreKonApl
Correlation Coefficient
PreKonApl
.325
.
.053
Sig. (2-tailed)
N
Spearman's rho
Post1KonApl
Post1KonApl
1.000
36
36
Correlation Coefficient
.325
1.000
Sig. (2-tailed)
.053
.
36
36
N
b. Kelompok Eksperimen:
Correlations
PreEksApl
Correlation Coefficient
PreEksApl
Sig. (2-tailed)
N
Spearman's rho
Post1EksApl
Post1EksApl
1.000
.188
.
.273
36
36
Correlation Coefficient
.188
1.000
Sig. (2-tailed)
.273
.
36
36
N
4.9.2 Kemampuan Menganalisis
Distribusi data pretest kedua kelompok tidak normal, maka uji statistiknya
menggunakan Spearman.
Kelompok Kontrol:
Correlations
PreKonAna Post1KonAna
Correlation Coefficient
PreKonAna
Sig. (2-tailed)
N
Spearman's rho
Post1KonAna
N
1.000
.138
.
.423
36
36
Correlation Coefficient
.138
1.000
Sig. (2-tailed)
.423
.
36
36
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelompok Eksperimen:
Correlations
PreEksAna
Correlation Coefficient
PreEksAna
Sig. (2-tailed)
N
Post1EksAna
1.000
-.074
.
.669
36
36
-.074
1.000
.669
.
36
36
Spearman's rho
Correlation Coefficient
Post1EksAna
N
Sig. (2-tailed)
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.10 Hasil SPSS Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
4.10.1 Kemampuan Mengaplikasi
Distribusi data normal dan data berasal dari kelompok yang sama, maka
menggunakan uji statistik Paired Samples T-test.
Paired Samples Statistics
Mean
Pair 1
Pair 2
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post2KonApl
2.0278
36
.96054
.16009
Post1KonApl
Post2EksApl
1.9344
3.7594
36
36
.83093
.86368
.13849
.14395
Post1EksApl
3.9817
36
.89456
.14909
Paired Samples Correlations
N
Pair 1
Pair 2
Correlation
Post2KonApl & Post1KonApl
Post2EksApl & Post1EksApl
36
36
Sig.
.475
.527
.003
.001
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Pair 1
Pair 2
Post2KonApl –
Post1KonApl
Post2EksApl –
Post1EksApl
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
t
df
Upper
.09333
.92476 .15413
-.21956 .40623
.606
35
.549
-.22222
.85528 .14255
-.51161 .06716
-1.559
35
.128
Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II
Kemampuan Mengaplikasi
Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan
Posttest II
4.5
3.98
4
3.76
3.5
Mean
3
2.5
Kelompok Kontrol
2
1.93
1.5
1
2.03
Kelompok Eksperimen
1.06
1.06
0.5
0
Pretest
Sig.
(2tailed)
Postest 1
Postest 2
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.10.2 Kemampuan Menganalisis
Distribusi data normal dan data berasal dari kelompok yang sama, maka
menggunakan uji statistik Paired Samples T-test.
Paired Samples Statistics
Mean
Pair 1
Pair 2
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Post2KonAna
2.3056
36
.93407
.15568
Post1KonAna
Post2EksAna
2.5464
2.9250
36
36
.99828
.89521
.16638
.14920
Post1EksAna
3.5650
36
1.06856
.17809
Paired Samples Correlations
N
Pair 1
Pair 2
Post2KonAna &
Post1KonAna
Post2EksAna &
Post1EksAna
Correlation
Sig.
36
.510
.002
36
.470
.004
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Pair 1
Pair 2
Post2KonAna Post1KonAna
Post2EksAna Post1EksAna
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
t
df
Sig.
(2tailed)
Upper
-.24083
.95852 .15975
-.56515
.08348
-1.508
35
.141
-.64000
1.02194 .17032
-.98578
-.29422
-3.758
35
.001
Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II
Kemampuan Menganalisis
Perbandingan Rerata Pretest,Posttest I, dan Posttest II
4
3.57
3.5
3
2.55
Mean
2.5
2.93
2.31
Kelompok Kontrol
2
1.5
1
Kelompok Eksperimen
1.36
1.24
0.5
0
Pretest
Posttest1
Posttest2
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.11 Transkrip Hasil Wawancara Guru
4.11.1 Transkrip Hasil Wawancara Guru Sebelum Perlakuan
Hari/Tanggal : Sabtu, 12 September 2015
Baris
1
3
5
6
8
10
12
14
Wawancara
P : Metode apakah yang sering Anda gunakan dalam pembelajaran
IPA sebelum penerapan metode inkuiri?
G : Kadang ya saya menggunakan inkuiri, pengamatan, diskusi,
percobaan, siswa juga pernah membuat laporan.
P : Bagaimana sikap/respon siswa selama pembelajaran?
G : Siswa lebih tertarik menggunakan metode percobaan, karena
siswa kan aktif ya mbak.
P : Apakah Ibu pernah menerapkan atau mengamati pembelajaran
dengan menggunakan metode inkuiri?
G : Ssaya memang pernah menggunakan metode inkuiri mbak,
tetapi jarang.
P : Bagaimana Pendapat Ibu mengenai pembelajaran dengan
menerapkan metode inkuiri?
G : Materi pembelajaran lebih mudah ditangkap oleh siswa,
antusias belajar siswa lebih tinggi.
Keterangan
Menggunakan
inkuiri
Aktif
Pernah
Antusias
(W1 G B14)
4.11.2 Transkrip Hasil Wawancara Guru Sesudah Perlakuan
Hari/tanggal
Baris
1
3
7
9
10
11
16
19
: Sabtu, 24 Oktober 2015
Wawancara
P : Bagaimana pendapat ibu mengenai pembelajaran dengan
menggunakan metode inkuiri di kelas eksperimen?
G : Siswa aktif melakukan percobaan dan belajar membuat rumusan
masalah dan hipotesis itu, soalnya kan siswa jarang membuat
seperti itu dan metode inkuiri menerapkan 5M dalam
Kurikulum 2013, yaitu Mengamati, Menanya, Menalar,
Mencoba, Mengkomunikasikan.
P : Bagaimana pendapat Ibu mengenai pembelajaran di kelas
kontrol yang menggunakan metode ceramah?
G : Kurang bagus karena siswa kurang aktif belajar, yang aktif itu
gurunya.
P : Apa saran Ibu untuk pembelajaran menggunakan metode
inkuiri?
G : Sudah bagus mbak, tetapi mungkin dalam percobaan rangkaian
listrik cadangan lampu lebih diperbanyak karena siswa kan
mencoba sendiri dan sering terjadi kesalahan yang
menyebabkan lampu putus. Kurikulum 2013 kan menekankan
siswa menemukan sendiri jadi ya resikonya sering putus
lampunya karena dicoba-coba oleh siswa.
P: Bagaimana pendapat ibu mengenai perubahan kemampuan
mengaplikasi siswa dalam kelas eksperimen setelah mengikuti
pembelajaran menggunakan metode inkuiri yang telah ibu
lakukan?
G: Banyak siswa yang jadi bisa membuat rangkaian listrik mbak,
mereka juga bisa nggambar. Karena kan di kelas eksperimen ini
mereka punya banyak kesempatan untuk berlatih membuat
rangkaian listrik. Jadi kalau untuk kemampuan
Keterangan
Aktif
(W2 G B3)
Kurang aktif
Sudah bagus
(W2 G B11)
Cukup
meningkat.
(W2 G B19)
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
27
mengaplikasinya berdasarkan percobaan yang mereka lakukan
saya rasa sudah cukup meningkat.
P: Bagaimana pendapat ibu mengenai perubahan kemampuan
menganalisis siswa dalam kelas eksperimen setelah mengikuti
pembelajaran menggunakan metode inkuiri yang telah ibu
lakukan?
G: Sulit mbak kalau hanya dalam satu atau dua pertemuan itu
mengamati seluruh siswa. Tetapi mereka juga banyak yang
sudah bisa membedakan perbedaan dari rangkaian seri sama
paralel. Tapi ya masih ada satu dua siswa yang belum lancar,
mungkin karena masih sering celelekan/ menyepelekan. Kalau
kemampuan menganalisis ya tentunya pasti ada peningkatan,
tetapi tidak sama untuk semua siswa. Karena kemampuan
mereka juga berbeda-beda.
Tidak sama
(W2 G B27)
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.12 Transkrip Hasil Wawancara Siswa Kontrol
4.12.1 Wawancara 1 Siswa A Sebelum Perlakuan
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2015
Baris
1
2
5
7
9
11
13
15
17
19
Wawancara ke-1
P
: Apakah kamu senang belajar IPA? Apa alasanmu?
SK1 : Ya senang mbak, karena kan IPA adalah pelajaran
yang berhubungan dengan alam. Jadi ya saya
senang. (tersenyum)
P
: Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi
IPA selama ini?
SK1 : Emmm… Caranya mengajarkan dengan materinya
dengan jelas dan dipraktekkan.
P
: Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media
saat belajar IPA? Sebutkan!
SK1 : Ya, emm… misalnya kerangka tubuh, dan contoh
tumbuhan gitu.
P
: Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung
menarik dan menyenangkan? Apa alasanmu?
SK1 : Ya, karena IPA tu memang pelajaran yang
menyenangkan.
P
: Materi apa yang paling kamu suka di pelajaran
IPA? Apa alasanmu?
SK1 : Kalo saya kemarin suka materi tentang sumber
energi, karena tidak sulit.
Keterangan
Senang
Dipraktekkan
Menyenangkan
4.12. 2 Wawancara 2 Siswa A Sesudah Perlakuan
Hari/Tanggal : Senin, 12 Oktober 2015
Baris
1
P
3
4
SK1
P
6
SK1
8
P
10
SK1
12
P
14
SK1
16
P
18
SK1
20
P
22
SK1
Wawancara ke-2
: Apakah kamu mengalami kesulitan setelah belajar
mengenai listrik?
: Nggak begitu sulit sih mbak. (tersenyum)
: Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran
IPA mengenai listrik?
: Saya menyukainya, tetapi sedikit membingungkan
ciri-cirinya itu.
: Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3
dengan mudah? Apa alasanmu?
: Ya bisa mbak, karena hanya menggambar
rangkaian listrik.
: Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4
dengan mudah? Apa alasanmu?
: Ya, itu gampang karena sudah diketahui
jawabannya pada bacaan di awalnya itu.
: Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat
mengerjakan soal pretest?
: Belum mengerti karena belum pernah diajarkan
materinya.
: Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat
mengerjakan soal posttest?
: Lumayan bisa, karena sudah diajarkan.
Keterangan
Nggak begitu sulit
Sedikit membingungkan
Bisa
Gampang
Belum mengerti
Lumayan bisa
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.12. 3 Wawancara 1 Siswa B Sebelum Perlakuan
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2015
Baris
1
2
4
6
8
9
11
13
15
17
Wawancara ke-1
P
: Apakah kamu senang belajar IPA? Apa alasanmu?
SK2 : Suka, karena kalo IPA itu tidak banyak berhitung.
Nggak kayak matematika.
P
: Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi
IPA selama ini?
SK2 : Baik, biasanya dengan dijelaskan, trus ditulis di
papan tulis dan kita mencatat.
P
: Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media
saat belajar IPA? Sebutkan!
SK2 : Iya pernah, contohnya melihat layar tancap di kelas
bareng-bareng. Hehehe (tertawa).
P
: Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung
menarik dan menyenangkan? Apa alasanmu?
SK2 : Iya lumayan menyenangkan, karena kan saya
senang belajar tentang alam.
P
: Materi apa yang paling kamu suka di pelajaran
IPA? Apa alasanmu?
SK2 : Tentang tumbuhan, karena ada di sekitar kita
banyak.
Keterangan
Suka
Menyenangkan
4.12. 4 Wawancara 2 Siswa B Sesudah Perlakuan
Hari/Tanggal
Baris
1
P
3
SK2
5
P
7
SK2
9
P
11
12
SK2
P
14
SK2
16
P
18
SK2
20
P
22
SK2
: Senin, 12 Oktober 2015
Wawancara ke-2
: Apakah kamu mengalami kesulitan setelah belajar
mengenai listrik?
: Tidak begitu sulit mbak, karena kemaren saya
memperhatikan. (tersenyum)
: Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran
IPA mengenai listrik?
: Menyenangkan tapi sedikit bosan, karena
mendengarkan terus jadi ngantuk.
: Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3
dengan mudah? Apa alasanmu?
: Mudah, karena itu cuma menggambar.
: Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4
dengan mudah? Apa alasanmu?
: Mudah, karena cuma memilih padam atai tidak.
Hehehe (tertawa)
: Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat
mengerjakan soal pretest?
: Kurang senang, karena tidak bisa kan itu belum
diajari. (cemberut)
: Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat
mengerjakan soal posttest?
: Lumayan seneng sih. Soalnya ada menggambarnya
saya suka.
Keterangan
Tidak begitu sulit
Sedikit bosan
Mudah
Mudah
Kurang senang
Lumayan senang
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.12.5 Wawancara 1 Siswa C Sebelum Perlakuan
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2015
Baris
1
2
4
6
7
9
11
13
15
17
Wawancara ke-1
P
: Apakah kamu senang belajar IPA? Apa alasanmu?
SK3 : Suka. Alasanku ya karena mempelajari alam, jadi
saya suka.
P
: Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi
IPA selama ini?
SK3 : Biasanya dengan bercerita terus dijelasin.
P
: Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media
saat belajar IPA? Sebutkan!
SK3 : Pernah, dulu kita pernah diajari dengan percobaan
penyaringan air.
P
: Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung
menarik dan menyenangkan? Apa alasanmu?
SK3 : Iya menyenangkan, alasanku karena juga ada teman
yang suka IPA.
P
: Materi apa yang paling kamu suka di pelajaran
IPA? Apa alasanmu?
SK3 : Emm.. apa ya? Materi gerak kayaknya, karena
senang aja.
Keterangan
Suka
Bercerita
Menyenangkan
4.12.6 Wawancara 2 Siswa C Sesudah Perlakuan
Hari/Tanggal : Senin, 12 Oktober 2015
Baris
1
P
3
SK3
5
P
7
SK3
9
P
11
SK3
13
P
15
SK3
17
P
19
SK3
21
P
23
SK3
Wawancara ke-2
: Apakah kamu mengalami kesulitan setelah belajar
mengenai listrik?
: Ada sulitnya. Soalnya masih ada hal-hal yang
nggak jelas.
: Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran
IPA mengenai listrik?
: Agak susah mbak, karena kemarin nggak diajarin
praktek. (sedikit cemberut)
: Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3
dengan mudah? Apa alasanmu?
: Agak susah, alasanku susah jawabannya. Rumit
gambarnya.
: Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4
dengan mudah? Apa alasanmu?
: Agak susah juga mbak, alasanku karena kan itu
harus mencoba langsung pada rangkaiannya.
: Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat
mengerjakan soal pretest?
: Agak susah dijawab. Soalnya belum pernah
diajarin.
: Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat
mengerjakan soal posttest?
: Agak lumayan mudah.Tapi masih bingung mbak.
Keterangan
Nggak jelas
(W2 SK3 B3)
Agak susah
Agak susah
(W2 SK3 B11)
Agak susah
Susah dijawab
Masih bingung
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4.13 Transkrip Hasil Wawancara Siswa Eksperimen
4.13.1 Wawancara 1 Siswa A Sebelum Perlakuan
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2015
Baris
1
2
5
7
9
11
13
15
17
19
Wawancara ke-1
P
: Apakah kamu senang belajar IPA? Apa alasanmu?
SE1 : Ya, karena IPA sangat menyenangkan dan citacitaku besok pengen jadi profesor. (sambil
tersenyum)
P
: Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi
IPA selama ini?
SE1 : Guru saya menerangkan dengan bijaksana kayak
ceramah gitu. Trus kita mencatat di buku.
P
: Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media
saat belajar IPA? Sebutkan!
SE1 : Ya pernah,dulu saat percobaan mengenai sifat-sifat
benda.
P
: Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung
menarik dan menyenangkan? Apa alasanmu?
SE1 : Ya, IPA itu kan ada sangkut pautnya dengan sains
dan “I love sains”. Hahaha (sambil tertawa)
P
: Materi apa yang paling kamu suka di pelajaran
IPA? Apa alasanmu?
SE1 : Banyak mbak, tentang sains, tentang hewan, aku
suka pada operasi-operasi itu lho.
Keterangan
Menyenangkan
Ceramah
Love sains
4.13.2 Wawancara 2 Siswa A Sesudah Perlakuan
Hari/Tanggal : Senin, 12 Oktober 2015
Baris
1
P
3
SE1
6
P
9
SE1
11
P
14
SE1
16
P
18
SE1
20
P
22
SE1
Wawancara ke-2
: Apakah dengan metode inkuiri/percobaan dapat
membantu kamu dalam belajar IPA? Apa alasanmu?
: Ya, karena ada prakteknya jadi dengan praktek kita
bisa menerapkannya mencoba-coba membuat
rangkaian listrik, jadi bisa paham.
: Apakah kamu merasa bosan ketika melakukan
percobaan membuat rangkaian listrik? Apa
alasanmu?
: Tidak, aku malah suka rangkaian listrik. Soalnya
bisa membuat lampu nyala. (sambil tersenyum)
: Apakah kamu merasa mendapatkan pengetahuan
baru dalam membuat rangkaian listrik dengan
menggunakan metode inkuiri/percobaan?
:Ya, pengetahuan tidak harus dari buku, bisa jadi
dengan metode inkuiri.
: Bagaimana pendapatmu ketika pembelajaran
menggunakan metode inkuiri/percobaan?
: Metode inkuiri dapat menambah pengetahuan
karena kita percobaan trus buat laporannya juga.
: Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3
dengan mudah? Apa alasanmu?
: Iya mudah, karena sudah pernah dipelajari pas
Keterangan
Paham
(W2 SE1 B3)
Suka
Menambah pengetahuan
(W2 SE1 B18)
Mudah
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
27
29
31
32
34
percobaan kemarin dan saya juga dapat ilmunya
dari buku IPA yang saya baca.
P
: Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4
dengan mudah? Apa alasanmu?
SE1 : Ya bisa, karena sudah pernah dicoba dan
dipraktekkan kemaren.
P
: Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat
mengerjakan soal posttest 1?
SE1 : Mengerjakannya mudah karena sudah dipelajari.
P
: Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat
mengerjakan soal posttest 2?
SE1 : Mengerjakannya lumayan mudah karena masih
ingat dari percobaan yang dulu, dan saya sering
membaca buku IPA, jadi saya agak hafal
jawabannya.
Bisa
(W2 SE1 B27)
Mudah
Lumayan mudah
(W2 SE1 B34)
4.13.3 Wawancara 1 Siswa B Sebelum Perlakuan
Hari/Tanggal
Baris
1
2
3
5
7
9
10
12
13
15
: Rabu, 12 Agustus 2015
Wawancara ke-1
P
: Apakah kamu senang belajar IPA? Apa alasanmu?
SE2 : Ya, karena ada percobaannya. Jadi menyenangkan.
P
: Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi
IPA selama ini?
SE2 : Kadang-kadang kita diajari menggunakan
percobaan.
P
: Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media
saat belajar IPA? Sebutkan!
SE2 : Iya, dulu pernah pake media pengembunan.
P
: Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung
menarik dan menyenangkan? Apa alasanmu?
SE2 : Iya, karena saya suka IPA.
P
: Materi apa yang paling kamu suka di pelajaran
IPA? Apa alasanmu?
SE2 : Materi yang saya suka kalo ada percobaannya,
karena saya suka bermain.
Keterangan
Menyenangkan
Percobaan
Suka IPA.
4.13.4 Wawancara 2 Siswa B Sesudah Perlakuan
Hari/Tanggal
Baris
1
3
5
8
10
13
: Senin, 12 Oktober 2015
Wawancara ke-2
: Apakah dengan metode inkuiri/percobaan dapat
membantu kamu dalam belajar IPA? Apa alasanmu?
SE2 : Iya, membuat saya lebih paham karena ada
prakteknya.
P
: Apakah kamu merasa bosan ketika melakukan
percobaan membuat rangkaian listrik? Apa
alasanmu?
SE2 : Tidak, karena saya suka dan prakteknya
menyenangkan.
P
: Apakah kamu merasa mendapatkan pengetahuan
baru dalam membuat rangkaian listrik dengan
menggunakan metode inkuiri/percobaan?
SE2 : Iya, soalnya bisa praktek langsung.
Keterangan
P
Lebih paham
(W2 SE2 B3)
Menyenangkan
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
P
16
SE2
18
P
20
SE2
22
P
24
SE2
26
P
28
29
SE2
P
31
SE2
: Bagaimana pendapatmu ketika pembelajaran
menggunakan metode inkuiri/percobaan?
: Cepat bisa membuat rangkaian listrik karena
bareng-bareng sama temen-temen.
: Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3
dengan mudah? Apa alasanmu?
: Nggak begitu bisa, karena harus menggambar.
Susah nggambarnya.
: Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4
dengan mudah? Apa alasanmu?
: Iya bisa, karena sudah tahu ciri-cirinya, udah hafal,
jadi ya bisa ngerjain.
: Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat
mengerjakan soal posttest 1?
: Tidak bingung, jadi bisa mengerjakan.
: Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat
mengerjakan soal posttest 2?
: Bingung, karena saya sudah agak lupa. Nggak
belajar lagi.
Cepat bisa
Susah
Bisa
(W2 SE2 B24)
Tidak bingung
Agak lupa
(W2 SE2 B31)
4.13.5 Wawancara 1 Siswa C Sebelum Perlakuan
Hari/Tanggal : Rabu, 12 Agustus 2015
Baris
1
2
3
5
6
8
9
11
13
15
Wawancara ke-1
P
: Apakah kamu senang belajar IPA? Apa alasanmu?
SE3 : Ya, karena saya suka belajar tentang alam.
P
: Bagaimana cara guru kelasmu mengajarkan materi
IPA selama ini?
SE3 : Kadang-kadang menggunakan alat media.
P
: Apakah guru kelasmu pernah menggunakan media
saat belajar IPA? Sebutkan!
SE3 : Iya. Pernah pake LCD sama proyektor.
P
: Apakah kegiatan IPA selama ini berlangsung
menarik dan menyenangkan? Apa alasanmu?
SE3 : Ya menyenangkan, karena sering menggunakan
media saat belajar IPA.
P
: Materi apa yang paling kamu suka di pelajaran
IPA? Apa alasanmu?
SE3 : Saya sukatentang bagian-bagian tubuh. Karena
penting untuk kesehatan.
Keterangan
Suka
Alat media
Menyenangkan
4.13.6 Wawancara 2 Siswa C Sesudah Perlakuan
Hari/Tanggal : Senin, 12 Oktober 2015
Baris
1
3
5
8
Wawancara ke-2
: Apakah dengan metode inkuiri/percobaan dapat
membantu kamu dalam belajar IPA? Apa alasanmu?
SE3 : Ya, karena aku tu lebih jelas memahami materi
kalau praktek.
P
: Apakah kamu merasa bosan ketika melakukan
percobaan membuat rangkaian listrik? Apa
alasanmu?
SE3 : Saya nggak bosen, karena saya ingin tahu, pengen
bisa membuat rangkaian listriknya itu.
Keterangan
P
Jelas
(W2 SE3 B3)
Nggak bosen
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
P
13
14
SE3
P
16
SE3
18
P
20
SE3
22
P
24
SE3
26
P
28
SE3
30
P
32
SE3
Keterangan
: Apakah kamu merasa mendapatkan pengetahuan
baru dalam membuat rangkaian listrik dengan
menggunakan metode inkuiri/percobaan?
: Ya. Bisa membuat rangkaian listrik.
: Bagaimana pendapatmu ketika pembelajaran
menggunakan metode inkuiri/percobaan?
: Menyenangkan soalnya kita praktek coba-coba buat
rangkaiannya itu, jadi bisa dipahami.
: Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 3
dengan mudah? Apa alasanmu?
: Lumayan bisa, tapi yang keterangannya itu agak
lupa namanya.
: Apakah kamu dapat mengerjakan soal nomor 4
dengan mudah? Apa alasanmu?
: Bingung mbak, karena itu agak rumit. Jadi ya sulit
kalo saya.
: Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat
mengerjakan soal posttest 1?
: Menyenangkan karena kan sudah diajari dengan
praktek.
: Bagaimana pendapatmu mengenai pelaksanaan saat
mengerjakan soal posttest 2?
: Agak sulit mbak, karena udah banyak yang lupa e
aku tu.
Menyenangkan
Lumayan bisa
Bingung
(W2 SE3 B24)
Menyenangkan
Agak sulit
(W2 SE3 B32)
:
W1
: wawancara sebelum perlakuan
W2
: wawancara sesudah perlakuan
P
: peneliti
SK1
: siswa 1 pada kelompok kontrol
SK2
: siswa 2 pada kelompok kontrol
SK3
: siswa 3 pada kelompok kontrol
SE1
: siswa 1 pada kelompok eksperimen
SE2
: siswa 2 pada kelompok eksperimen
SE3
: siswa 3 pada kelompok eksperimen
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran
5.1.1
Kelompok Kontrol
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.1.2
Kelompok Eksperimen
Hari Pertama: Rangkaian Seri
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hari Kedua : Rangkaian Paralel
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
CURRICULUM VITAE
Harmiyanti merupakan anak ketiga dari pasangan Kasimin
dan Wartinah yang lahir di Sleman pada tanggal 30
Oktober 1994. Pendidikan awal dimulai dari TK-ABA
Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman tahun 2000-2001.
Pendidikan
selanjutnya
di
Sekolah
Dasar
Negeri
Kloposawit, Girikerto, Turi, Sleman tahun 2001-2006.
Penulis melanjutkan pendidikan berikutnya di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 3 Turi, Sleman tahun 2006 dan
lulus tahun 2009. Selanjutnya, pendidikan penulis dilanjutkan di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Pakem, Sleman tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012.
Penulis melanjutkan pendidikannya di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2012. Di bawah ini
adalah daftar kegiatan yang pernah diikuti penulis selama menjadi mahasiswa
Universitas Sanata Dharma.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Nama Kegiatan
Inisiasi Sanata Dharma (Insadha)
Inisiasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (Infisa)
Seminar “Una Seminar and Workshop On Anti Bias
Curriculum and Teaching”
Makrab Forum Keluarga Muslim 2012 dan 2013
Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PPKM) I
dan II
Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD)
Week-end Moral
Seminar for Studium Generale Entitled “Learning from the
past for a better future: We and the 1965 tragedy”
English Club
Seminar “Family Problems and Children’s Motivation to
Learn”
Kuliah Umum: Diseminasi Hasil Magang International
Baccalaureate-Primary Years Programme (IB-PYP)
Kuliah Umum “Diseminasi Hasil Magang Dosen: Curriculum
Cambridge”
Kuliah Umum: “Diseminasi Hasil Magang Dosen: Pendidikan
Luar Biasa”
Kuliah Umum: “Mental Health in Children: Theory and
Reaserch”
Penguasaan Bahasa Inggris Aktif
Tahun
2012
2012
2012
Peran
Peserta
Peserta
Peserta
2012-2013
2013
Peserta
Peserta
2013
2013
2013
Peserta
Peserta
Peserta
2012-2014
2014
Peserta
Peserta
2014
Peserta
2014
Peserta
2014
Peserta
2014
Peserta
2015
Peserta
191
Download