PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK DITINJAU DARI ATTACHMENT TERHADAP ORANGTUA JURNAL ILMIAH Ajeng Puspita Widawati NIM. 081 664 233 Meita Santi Budiani, S.Psi, M.Psi NIP. 19810523 200501 2 002 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI 2012 Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya HALAMAN PERSETUJUAN Jurnal Ilmiah oleh : Ajeng Puspita Widawati dan Meita Santi Budiani, M.Psi NIM : 081664233 Judul Ditinjau : Perbedaan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Anak Dari Attachment Terhadap Orangtua Jurnal Ilmiah ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Program Sarjana Psikologi Surabaya, 5 November 2012 Pembimbing Mengetahui, Ketua Prodi Psikologi Meita Santi Budiani, S.Psi, M.Psi NIP. 19810523 200501 2 002 Dra. Hermien Laksmiwati, M.Psi NIP. 19641208 199302 2001 Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK DITINJAU DARI ATTACHMENT TERHADAP ORANGTUA JURNAL ILMIAH Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya Untuk memenuhi persyaratan penyelesaian Program Sarjana Psikologi Oleh : Ajeng Puspita Widawati NIM. 081 664 233 Meita Santi Budiani, S.Psi, M.Psi NIP. 19810523 200501 2 002 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI 2012 Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK DITINJAU DARI ATTACHMENT TERHADAP ORANGTUA Ajeng Puspita Widawati dan Meita Santi Budiani Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya e-mail : [email protected] Abstract : This study aimed to examine differences of interpersonal communication skills of children with high attachment and children who have low attachment to parents. This research is a quantitative, data collected using the attachment scale and the scale of interpersonal communication. The population in this research were grade V and VI with the studied sample as many as 47 students. This research used a saturated sample. Analysis data used by Anova one-way. The results of the analysis obtained Fhitung value = 3.569 with Sig. 0.037, for significance 0.037 <0.05 means significant. The research found that interpersonal communication ability significantly influence the child's attachment to parents. Children who had a high attachment to communicate more effectively than children who have low attachment, so it can be concluded that there are differences of interpersonal communication skills in terms of the child's attachment to parents. Children who have a secure attachment have good interpersonal communication ability than avoidant attachment and anxious attachment. The results of this research, nine subjects were classified as secure attachment, avoidant attachment had 28 subjects, and 10 subjects had anxious attachment. Keyword: Attachment, Interpersonal Communication Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kemampuan komunikasi interpersonal anak yang memiliki attachment tinggi dengan anak yang memiliki attachment rendah terhadap orangtua. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, data dikumpulkan dengan menggunakan skala attachment dan skala komunikasi interpersonal. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dan VI dengan sampel yang diteliti sebanyak 47 siswa. Penelitian ini menggunakan sampel jenuh. Analisa data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik anava satu jalur atau one way anava. Hasil analisis diperoleh nilai Fhitung=3,569 dengan Sig. 0,037, karena signifikansi 0,037<0,05 artinya signifikan. Anak yang memiliki attachment tinggi mampu berkomunikasi lebih efektif dibanding anak yang memiliki attachment rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan komunikasi interpersonal anak ditinjau dari attachment terhadap orangtua. Anak yang memiliki secure attachment memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik dibandingkan avoidant attachment dan anxious attachment. Hasil dari penelitian ini didapatkan 9 subjek yang tergolong secure attachment, 28 subjek memiliki avoidant attachment, dan 10 subjek memiliki anxious attachment. Kata Kunci: Attachment, Komunikasi Interpersonal Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Manusia adalah makhluk sosial Hardjana (2003:85) mengatakan, yang tidak dapat melepaskan diri dari komunikasi jalinan relasi sosial, dimana manusia interaksi tatap muka antar dua atau akan selalu mengadakan kontak sosial beberapa orang, dimana pengirim dapat yaitu selalu berhubungan dengan orang menyampaikan pesan secara langsung lain, bahkan sebagian besar waktu dan penerima pesan dapat menerima dihabiskan dan menanggapi secara langsung pula. Manusia untuk tidak berkomunikasi. adalah Tuhan Tipe komunikasi tatap muka penting dengan alat-alat fisik yang cukup untuk bagi pengembangan hubungan informal hidup sendiri, maka dapat dikatakan dalam organisasi. Misalnya dua orang bahwa komunikasi merupakan salah atau lebih bersama-sama dan berbicara satu hal penting bagi manusia, dengan tentang kata lain kualitas hidup manusia juga organisasi seperti isu politik, teknologi ditentukan oleh pola komuikasi yang dan lain sebagainya. Interogasi atau dilakukannya. Komunikasi merupakan pemeriksaan adalah interaksi antara suatu yang seseorang yang ada dalam kontrol, menghasilkan pertukaran informasi dan yang meminta atau bahkan menuntut pengertian informasi dari yang lain. Misalnya proses dikaruniai interpersonal dua antara arah masing-masing perhatian, luar seorang merupakan kebutuhan hakiki dalam kesalahan, kehidupan manusia untuk saling tukar mengintrogasi atas kesalahan yang menukar dilakukan anaknya. Wawancara adalah Karena tanpa yang di individu yang terlibat. Komunikasi informasi. anak minat maka orangtua salah baik secara perorangan, kelompok interpersonal dimana dua orang terlibat maupun dalam percakapan yang berupa tanya tidak mungkin bentuk akan komunikasi - interaksi antar manusia, organisasi satu melakukan terjadi. Salah satu bentuk yang dapat jawab. menentukan antara mewawancarai anaknya untuk mencari manusia tersebut adalah komunikasi informasi mengenai suatu kegiatan interpersonal. disekolahnya. keharmonisan Misalnya komunikasi orangtua yang Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Sifat komunikasi adalah berbahasa yang tinggi. Banyak orang spontan dan informal, saling menerima tua yang tidak menyadari bahwa cara feedback secara maksimal, partisipan mereka berkomunikasi dengan si anak berperan fleksibel. Adanya aktivitas- lah yang juga membuat anak tidak aktivitas sosial punya banyak perbendaharaan kata- manusia kata, kurang dipacu untuk berpikir dalam menunjukkan ini kehidupan bahwa mempunyai naluri untuk hidup bergaul logis, dengan ini kesimpulan dari kalimat-kalimat yang merupakan salah satu yang paling sangat sederhana sekali pun. Sering mendasar hidup orangtua malas mengajak anaknya manusia, disamping kebutuhan akan bicara panjang lebar dan hanya bicara afeksi (kebutuhan akan kasih sayang), satu dua patah kata saja yang isinya inklusi (kebutuhan akan kepuasan), dan instruksi atau jawaban sangat singkat. kontrol (kebutuhan akan pengawasan). Peristiwa Dalam hubungan anak dengan orangtua yang sesamanya. dalam kebutuhan pemenuhan kebutuhan Naluri hidup kebutuhantersebut analisa tersebut atau terjadi membuat karena akan tidak terjalin secara baik karena banyak mendorong manusia untuk melakukan faktor, salah satunya faktor orangtua interaksi dengan sesamanya, baik untuk yang sibuk dengan pekerjaan. mengadakan kerjasama (cooperation) Begitu pula yang terjadi di SDI Al- maupun untuk melakukan persaingan Munawwar diketahui seorang anak (competition). berinisial X mengatakan bahwa dirinya Dalam artikel Evanh Cassanova (2011), bentuk tidak pernah meminta izin kepada komunikasi orangtuanya ketika akan keluar rumah, interpersonal dapat terjadi pada sebuah dia juga jarang sekali menceritakan keluarga yang melibatkan komunikasi kegiatannya di sekolah setiap harinya antara anak dan orangtua. Masalah kepada orangtua. Anak ini juga selalu komunikasi dengan diam bila sedang berkumpul dengan orangtua tanpa disadari memiliki peran teman-temannya, hanya senyum saja yang penting dalam membuat anak dan tidak mau bicara apapun. Latar mempunyai kemampuan berbicara dan belakang keluarga anak ini adalah anak dan interaksi Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya tunggal dan ayah ibunya sangat sibuk temannya, anak ini juga mudah sekali sehingga bertemu dan berbicara dengan mendapatkan teman baru. orangtuanya hanya seminggu sekali. Komunikasi yang komunikasi dilihat lancar ternyata pola attachment kurang baik. menjadikan sebuah hubungan yang Anak yang berprestasi tidak terlepas tidak tesebut dari peranan orangtua. Hal ini secara attachment_nya tidak langsung pasti didukung oleh harmonis. apabila tidak Masalah Keadaan dilihat tergolong anak yang memiliki adanya komunikasi interpersonal yang attachment rendah, dimana terdapat baik indikasi bahwa X menjadi anak yang Hubungan anak dengan orang tua bersikap pasif, gagal bereksplorasi, dan merupakan sumber emosional tidak menemukan kenyamanan dengan kognitif bagi anak. Hubungan tersebut orangtua. memberi kesempatan bagi anak untuk Berbeda dengan berinisial seorang anak Y termasuk orangtua dan anak. dan mengeksplorasi lingkungan maupun yang kehidupan sosial. Hubungan awal ini memiliki attachment tinggi, indikasi dimulai sejak anak terlahir ke dunia, tersebut Y merasa nyaman dan tentram bahkan sebetulnya sudah dimulai sejak dekat dengan orangtua serta mampu janin mengekspresikan perasaan. Disini Y (Sutcliffe, 2002). mengatakan bahwa anak antara dirinya selalu berada Hubungan dalam kandungan emosional dapat bercerita segala hal yang dialaminya dikaitkan dengan attachment antara ibu kepada orangtua terutama kepada ibu. dan anak. Pada usia yang sangat dini, Bahkan dirinya akan merasa janggal ikatan ini adalah antara bayi dan apabila dia tidak menceritakan hal yang orangtuanya, dan sebagian besar adalah dialaminya. Y sangat aktif di sekolah, antara bayi dengan ibunya. dia selalu mengikuti aktivitas-aktivitas Pembentukan attachment pada sekolah diluar pelajaran, anak ini masa kecil mempengaruhi kemampuan pandai teman- anak menjalin persahabatan pada masa dia seringkali dewasa. Attachment adalah kelekatan diantara teman- hubungan emosi yang membentuk temannya bergaul dengan bahkan mendominasi Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya kesan yang mendalam. Kesan ini akan yang mengarahkan respon situasi yang tertanam dengan mendalam karena menimbulkan emosi stress; yang mana kesan ini terbentuk pada masa bayi dan attachment kanak-kanak, ketika belum banyak Kobak & Sceery dan Sroufe & Waters kesan yang terdapat di dalam benak dalam theory of affect regulation mereka, apalagi bila pengalaman yang (Feeney, berulang-ulang Attachment dibedakan dalam 3 tipe, terjadi disepanjang tahun-tahun awal kehidupan mereka. Anak yang mengalami kelekatan yang aman (secure attahment) lebih mampu berinteraksi dengan dapat digambarkan oleh J. & Noller, 1996). yaitu : (1) Secure attachment, (2) Avoidant attachment, (3) Anxious penelitian relevan ambivalent attachment. Berdasarkan kelompoknya. Dan secara kepribadian, yang dilakukan Yosie Octavia pada akan lebih berkembang baik dalam hal- tahun 2007 dengan judul “Bentuk hal positif, Attachment Anak Perempuan Usia kemandirian, empati, dan kemampuan- Dewasa Awal terhadap Ayahnya Serta kemampuan Dampaknya yang berpengaruh dalam Dengan demikian attachment ini situasi sosial. hubungan merupakan dasar Sosial Terhadap Anak” Kemampuan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Attachment antara penting bagi tingkah laku selanjutnya. anak Sebaliknya anak-anak yang kurang mempengaruhi kemampuan sosial sang terpenuhi kebutuhan attachment_nya, anak. atau yang tidak aman, akan cenderung seringkali muncul yaitu ketika mereka pasif, membutuhkan waktu yang lebih memiliki kegiatan khusus yang hanya lama di dalam menyesuaikan diri dilakukan berdua seperti dengan aktifitas lingkungannya atau perempuan Bentuk dengan ayahnya attachment olahraga dan yang misalnya berupa kelompoknya, dan kurang nyaman di kecenderungan untuk memilih ayah dalam sebagai teman diskusi atau curhat yang interaksi sosialnya. (Matas, dalam Hetherington & Parke, 1999). Menurut teori attachment, tipe attachment menggambarkan aturan didasari atas perasaan aman dan nyaman. Salah satunya karena sang ayah sering memberikan nasehat- Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya nasehat tentang pertemanan dan karena anak lebih bisa menerima METODE saran maupun kritik yang disampaikan oleh Penelitian ini menggunakan uji sang ayah. Saran-saran yang diberikan beda komparasi yang bertujuan untuk oleh sang ayah diterapkan anak dalam membedakan kemampuan komunikasi perilaku sehari-hari sehingga anak interpersonal mampu bersosialisasi attachment tinggi dengan anak yang dengan baik dalam masyarakat (Octavia, 2007). anak yang memiliki memiliki attachment rendah terhadap Pada penelitian yang dilakukan orangtua. Variabel yang digunakan, oleh Avin Fadilla Helmi pada tahun yaitu : Attachment (variabel bebas X), 1999 mengenai “Gaya Kelekatan dan Attachment Konsep emosional yang kuat antara bayi dan Diri. Menyatakan bahwa yaitu suatu konsep diri merupakan representasi pengasuhnya. dari skema diri tentang fisik, psikis, antara figur sosial tertentu dengan dan akademik. Hubungan paling erat suatu fenomena tertentu yang dianggap diantara mencerminkan karakteristik relasi yang gaya kelekatan terhadap konsep diri adalah gaya kelekatan Adanya ikatan suatu relasi unik (Santrock, 2002:196). aman. Subyek yang memiliki Gaya Komunikasi interpesonal (variabel Kelekatan aman mempunyai skema diri Y) adalah proses pengiriman dan positif sehingga memiliki pandangan penerimaan pesan-pesan antara dua positif terhadap diri. Hubungan yang orang atau diantara sekelompok kecil hangat dan responsif dari figur lekat orang-orang, dengan beberapa efek dan pada masa bayi dan anak-anak akan beberapa menyebabkan anak merasa aman dan 1997:231) umpan balik (Devito, merasa tidak disingkirkan. Implikasi dari penelitian ini adalah dalam upaya meningkatkan konsep diri anak maka faktor kelekatan orangtua menjadi faktor penting (Helmi, 1999) Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Sampel atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dipakai Sampel merupakan sebagian atau untuk maupun menyebut instrumen metode (Arikunto, wakil populasi yang diteliti. Teknik 1983:107). Penelitian ini menggunakan sampling instrumen skala pola attachment dan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel skala jenuh yaitu suatu teknik sampling Adapun skala yang digunakan dalam apabila populasi penelitian ini adalah skla likert. Pada digunakan sebagai sampel. Istilah lain skala ini terdapat beberapa pernyataan dari sampel jenuh adalah sensus. dengan empat alternatif pilihan dalam Jumlah digunakan menjawab setiap pernyataan. Setiap sebanyak 47 siswa. Besarnya sampel item pernyataan mempunyai empat yang diambil dalam suatu penelitian pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak apabila populasinya kurang dari 100 Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), diharapkan bisa mengambil semua Sesuai (S), Sangat Sesuai (SS). anggota semua sampel anggota yang populasi sebagai komunikasi interpersonal. sampel Observasi adalah suatu cara untuk penelitian, jika jumlah populasinya mengadakan pernilaian dengan jalan besar atau lebih dari 100 dapat diambil mengadakan sampel antara 10%-15%, atau 20-25% langsung dan sistematis. Observasi atau lebih (Arikunto, 1983:94). dalam penelitian ini menggunakan observasi Teknik Pengumpulan Data langsung, Teknik pengumpulan data yang teknik secara langsung (tanpa alat) terhadap gejalagejala subyek yang akan diselidiki menggunakan kuesioner dan observasi. (Nurkancana dan Sumartana dalam Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan Taniredja, 2011:47) yang penelitian pengamatan ini tertulis dalam yakni secara pengumpulan data dimana penulis mengadakan dipergunakan pengamatan digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Teknik Analisa Data sebesar 60. Sebaran data attachment menjukkan Teknik analisa data sebagian besar anak yang tergolong memiliki attachment dengan digunakan dalam penelitian ini adalah kategori sedang. Anak yang memiliki teknik analisi anava satu jalur atau attachment sedang sebanyak 28 orang oneway anava. Semua proses analisis sebesar 59,6%, sedangkan anak yang menggunakan Program SPSS versi tergolong memiliki attachment tinggi 16.0 fow windows. sebanyak 9 orang sebesar 19,2% dan anak yang tergolong dalam attachment HASIL DAN PEMBAHASAN rendah sebanyak 10 orang sebesar 21,2% . Hasil Pembahasan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan komunikasi interpersonal Melalui sebaran data attachment anak yang peneliti lakukan, berdasarkan skor terhadap attachment pada orangtua. data subyek diketahui bahwa anak yang Skor komunikasi interpersonal anak berada dalam kategori tinggi memiliki yang diperoleh pada pola attachment attachment yang baik, hasil tersebut menunjukkan dapat diketahui dari skala attachment perbedaan yang signifikan, hal ini dibuktikan dengan yang nilai signifikan pada uji anava yang tersebut cenderung memiliki skor yang menunjukkan nilai 0,037. Dikatakan tinggi. Anak yang memiliki attachment signifikansi karena nilai tersebut lebih tinggi menunjukkan perilaku yaitu, kecil dari 0,05. Dengan demikian maka ketika bertemu orangtua seorang anak Ho ditolak dan Ha diterima. akan menyambut dengan bahagia baik Berdasarkan hasil penelitian, data deskripsi statistik untuk menunjukkan bahwa anak dari senyuman, vokal dan gerakan variabel tubuh. Ketika anak sedang sedih dia attachment memiliki nilai maksimum akan mencari orangtuanya, setelah sebesar 78 dan memiliki nilai minimum merasa tenang seorang anak dapat Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya kembali lagi bereksplor. Sedangkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi anak yang berada dalam kategori komunikasi interpersonal pada anak. rendah Salah satu faktor yang berpengaruh memiliki attachment yang kurang baik, dimana seorang anak yaitu attachment pada berperilaku cemas dan menghindar. attachment Anak menunjukkan kecemasan ketika bentuk proses perkembangan anak. merupakan orangtua, salah satu sendiri, menjauh dari orangtua atau Attachment memiiki efek jangka menjaga jarak dengan orangtua. Ketika panjang sebagaimana yang diprediksi sedang ada kontak dengan orangtua, oleh anak tersebut memungkinkan untuk keterikatan mempengaruhi kecakapan bersikap emosional, pasif, menanggapinya bahkan dengan terkadang kemarahan. teori attachment, sosial, keamanan dan kognitif. Semakin aman attachment seorang Dalam hal ini anak merasa gagal anak menemukan dengan mengasuhnya, semakin mudah pada orangtua. Hasil tersebut dapat diketahui akhirnya si anak untuk independen dari dari yang orang dewasa tersebut. Elicker, dkk yang (1996) menyatakan bahwa pada usia 3- memiliki attachment rendah cenderung 5 tahun, anak dengan attachment yang memiliki skor yang rendah pula. aman lebih ingin tahu, kompeten, kenyamanan skala menunjukkan attachment bahwa Berdasarkan anak hasil penelitian kepada empatik, orang ulet, dan dewasa yang percaya diri tersebut maka diperoleh hipotesis yang ketimbang anak dengan attachment menunjukkan yang bahwa terdapat kemampuan komunikasi (kelekatan) sejak dini dengan pengasuh memiliki itu berkaitan dengan perilaku sosial attachment tinggi dengan anak yang seorang anak dikemudian hari dalam memiliki attachment rendah terhadap perkembangannya. orangtua. anak lain dengan lebih baik, dan perbedaan interpersonal anak yang Adanya perbedaan tidak aman. Attachment Bergaul membentuk dengan kemampuan komunikasi interpersonal cenderung hubungan anak ditinjau dari attachment terhadap persahabatan yang lebih intim. Mereka orangtua yang signifikan dikarenakan juga lebih baik dalam berinteraksi Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya dengan orangtua, guru, dan teman ketika dewasa akan lebih mudah untuk sebaya, serta lebih dapat memecahkan mengungkapkan konflik. kekurangan dalam dirinya, selain itu Terjadinya kekurangan- perbedaan juga akan lebih mengingat masa-masa kemampuan komunikasi interpersonal kecilnya yang menyenangkan. Seorang ditinjau terhadap batita dengan attachment yang aman orangtua di SDI Al-Munawwar jika memiliki kosa kata lebih banyak dan dilihat dari mean dapat diketahui beragam terdapat perbedaan bermakna dimana attachment yang tidak aman. Mereka mean tertinggi 89,4 diperoleh oleh juga kelompok subyek dengan kategori interaksi yang tinggi, teman sebaya (Fagot, dalam Papalia dari attachment sehingga bisa disimpulkan bahwa subyek dengan kategori tinggi memiliki kemampuan interpersonal yang komunikasi lebih ketimbang lebih sosial, batita dan dengan memiliki lebih positif dengan 2008) Subyek yang memiliki skor baik sedang dan rendah termasuk dalam dibandingkan dengan subyek kategori pola attachment yang tidak aman. sedang dan rendah. Anak yang memiliki attachment tidak Subyek yang memiliki skor aman menunjukkan indikasi bahwa tinggi termasuk dalam pola attachment dirinya tidak mengalami kenyamanan yang aman atau biasa disebut secure, dari pengasuh yang tidak konsisten dimana subyek sangat dekat dengan ketika merasakan adanya ancaman. orangtuanya. attachment Dampak dari pengalaman semacam itu membantu anak dalam mengeksplorasi menghasilkan anak menjadi cemas dunia dan memperluas pengetahuan akan ketersediaan pengasuhnya, rasa akan lingkungan. Anak dengan secure takut akan tidak adanya respon atau attachment respon Secure percaya akan adanya ketersediaan pengasuh yang sensitif dan responsif, sebagai hasilnya anak yang tidak efektif ketika dibutuhkan. Penelitian akan berani untuk berinteraksi dengan menunjukkan dunia. Kepribadian anak yang secure keterampilan sebelumnya hubungan sosial dan juga antara gaya Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya attachment. Guerrero dan Jones (2003) menyebabkan penolakan kepercayaan menemukan diri. (Guerrero & Jones, 2003). bahwa orang dengan attachment aman menganggap diri Pernyataan tersebut sesuai mereka memiliki tingkat keterampilan dengan hasil dari penelitian ini yang relatif tinggi dalam mengekspresikan menyatakan anak dengan attachment diri (secara verbal dan nonverbal) dan tinggi memiliki kemampuan untuk mengelola emosional mereka. Individu berkomunikasi dengan aman efektif, yang dimaksud dengan efektif umumnya dianggap lebih komunikatif yaitu dapat membentuk dan menjaga relasional dan kompeten dibandingkan hubungan baik antar individu dan dapat individu dengan gaya attachment tidak menyampaikan aman. informasi yang diterima. gaya attachment dengan baik pengetahuan atau atau Sebuah perspektif keterampilan sosial dapat membantu menjelaskan SIMPULAN DAN SARAN mengapa gaya attachment cenderung cukup stabil. Apabila individu dengan attachment aman dalam data yang telah diuraikan sebelumnya, komunikasi yang kompeten, keamanan maka dalam penelitian ini hipotesis mereka kemungkinan akan diperkuat alternatif (Ha) diterima, sedangkan ketika orang lain merespon positif hipotesis kepada mereka. Dengan cara yang signifikansi pada penelitian ini sebesar sama, individu dengan attachment 0,037 lebih kecil dari nilai level of tidak dalam significance yaitu 0,05 yang berarti p < kompeten, 0,05 Ha diterima. Hasil ini menyatakan aman komunikasi jika yang terlibat Berdasarkan hasil pengolahan terlibat tidak nol ketidakamanan mereka kemungkinan bahwa akan signifikan diperkuat merespon ketika negatif orang lain kepada mereka. Sebagai contoh, individu yang takut mungkin menjadi gugup saat berinteraksi dengan orang lain yang (Ho) terdapat interpersonal pada ditolak. perbedaan skor anak Nilai yang komunikasi ditinjau dari attachment terhadap orangtua. Perbedaan kemampuan komunikasi interpersonal pada anak di Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya SDI Al-Munawwar dalam penelitian jumlah sampel, makin besar jumlah ini sampel dipengaruhi oleh attachment mendekati populasi maka terhadap orangtua. Anak yang memiliki peluang kesalahan generalisasi semakin attachment kecil serta menambahkan variabel- tinggi kemampuan komunikasi interpersonal lebih baik dan efektif variabel lain. daripada anak yang memiliki attachment rendah. Hasil DAFTAR PUSTAKA penelitian menunjukkan bahwa 9 anak memiliki pola attachment tinggi, 28 Arikunto, S. 1983. Prosedur Penelitian anak memiliki pola attachment sedang, Suatu Pendekatan Praktik. dan 10 anak memiliki pola attachment Jakarta: PT. Bina Aksara rendah. Faktor yang mempengaruhi Cassanova, Evanh. 2011. Masalah perbedaan pola attachment setiap anak Pembelajaran dan Komunikasi adalah adanya faktor peran orangtua Dengan Orangtua. yang cukup dominan misalnya adanya http://www.blogpsikologi.com/ orangtua yang utuh dan memberikan psikologi-anak/masalah- kasih sayang, dan dukungan dari pembelajaran-dan-komunikasi- orangtua yang membuat anak menjadi dengan-orang-tua.html diakses lebih percaya diri. Semakin dekat tanggal 22 Januari 2012 hubungan anak dengan orangtua, maka Devito, J.A. 1997. Komunikasi Antar semakin efektif kemampuan Manusia: Kuliah Dasar, Ed 5. komunikasi interpersonalnya. Begitu Alih bahasa: Ir. Agus Maulana, sebaliknya, apabila anak tidak memiliki Msm. kedekatan Books. dengan orangtua maka komunikasi interpersonalnya menjadi tidak efektif. Jakarta: Professional Feeney, J&Noller, P. 1996. Adult Attachment. London: Sage Dari kesimpulan di atas, peneliti Publication, Inc merekomendasikan usulan bagi peneliti lain yang berminat dengan tema yang sama hendaknya dapat menambah Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Guerrero, L.K. & Jones, S.M. 2005. Papalia, D.E. 2008. Human Differences in Conversational Development (Psikologi Skills as a Function of Perkembangan). Edisi Attachment Style. http://onlineacademics.org/CA1 04/private/AttachmentConversa Kesembilan. Jakarta: Prenada Media group Santrock, J.W. 2002. Live-Span tion.pdf. diakses tanggal 31 Development Perkembangan Agustus 2012 Masa Hidup. Jakarta:Erlangga Hardjana, A.M. 2003. Komunikasi Sutcliffe, J. 2002. Baby Bonding, Intrapersonal & Interpersonal. Membentuk Ikatan Batin dengan Jakarta:Kanisius. Bayi. Jakarta: Taramedia & Helmi, Fadilla Avin. 1999. Jurnal Restu Agung. Psikologi Gaya kelekatan dan konsep diri. http://avin.staff.ugm.ac.id/data/j Taniredjo, T. 2011. Penelitian Kuantitaif (sebuah pengantar). Bandung:Alfabeta urnal/gayakelekatan_avin.pdf diakses tanggal 3 Maret 2012 Hetherington, E.M & Parke R.D. 1999. Child Psychology : A Contemporary View Point. Fifth Edition. Mc Graw-Hill College. Octavia, Yosie. 2007. Bentuk Attachment Anak Perempuan Usia Dewasa Awal Terhadap Ayahnya Serta Dampaknya terhadap kemampuan Sosial Anak. Skripsi. Surabaya : Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya