PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI

advertisement
PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK
DITINJAU DARI ATTACHMENT TERHADAP ORANGTUA
JURNAL ILMIAH
Ajeng Puspita Widawati
NIM. 081 664 233
Meita Santi Budiani, S.Psi, M.Psi
NIP. 19810523 200501 2 002
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
2012
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
HALAMAN PERSETUJUAN
Jurnal Ilmiah oleh
: Ajeng Puspita Widawati dan Meita Santi Budiani, M.Psi
NIM
: 081664233
Judul
Ditinjau
: Perbedaan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Anak
Dari Attachment Terhadap Orangtua
Jurnal Ilmiah ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk memenuhi
persyaratan penyelesaian Program Sarjana Psikologi
Surabaya, 5 November 2012
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Prodi Psikologi
Meita Santi Budiani, S.Psi, M.Psi
NIP. 19810523 200501 2 002
Dra. Hermien Laksmiwati, M.Psi
NIP. 19641208 199302 2001
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK
DITINJAU DARI ATTACHMENT TERHADAP ORANGTUA
JURNAL ILMIAH
Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya
Untuk memenuhi persyaratan penyelesaian
Program Sarjana Psikologi
Oleh :
Ajeng Puspita Widawati
NIM. 081 664 233
Meita Santi Budiani, S.Psi, M.Psi
NIP. 19810523 200501 2 002
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
2012
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANAK
DITINJAU DARI ATTACHMENT TERHADAP ORANGTUA
Ajeng Puspita Widawati dan Meita Santi Budiani
Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
e-mail : [email protected]
Abstract : This study aimed to examine differences of interpersonal communication skills
of children with high attachment and children who have low attachment to parents. This
research is a quantitative, data collected using the attachment scale and the scale of
interpersonal communication. The population in this research were grade V and VI with
the studied sample as many as 47 students. This research used a saturated sample.
Analysis data used by Anova one-way. The results of the analysis obtained Fhitung value
= 3.569 with Sig. 0.037, for significance 0.037 <0.05 means significant. The research
found that interpersonal communication ability significantly influence the child's
attachment to parents. Children who had a high attachment to communicate more
effectively than children who have low attachment, so it can be concluded that there are
differences of interpersonal communication skills in terms of the child's attachment to
parents. Children who have a secure attachment have good interpersonal communication
ability than avoidant attachment and anxious attachment. The results of this research,
nine subjects were classified as secure attachment, avoidant attachment had 28 subjects,
and 10 subjects had anxious attachment.
Keyword: Attachment, Interpersonal Communication
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan kemampuan komunikasi
interpersonal anak yang memiliki attachment tinggi dengan anak yang memiliki
attachment rendah terhadap orangtua. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, data
dikumpulkan dengan menggunakan skala attachment dan skala komunikasi interpersonal.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dan VI dengan sampel yang diteliti
sebanyak 47 siswa. Penelitian ini menggunakan sampel jenuh. Analisa data yang
digunakan adalah dengan menggunakan teknik anava satu jalur atau one way anava. Hasil
analisis diperoleh nilai Fhitung=3,569 dengan Sig. 0,037, karena signifikansi 0,037<0,05
artinya signifikan. Anak yang memiliki attachment tinggi mampu berkomunikasi lebih
efektif dibanding anak yang memiliki attachment rendah, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan kemampuan komunikasi interpersonal anak ditinjau dari
attachment terhadap orangtua. Anak yang memiliki secure attachment memiliki
kemampuan komunikasi interpersonal yang baik dibandingkan avoidant attachment dan
anxious attachment. Hasil dari penelitian ini didapatkan 9 subjek yang tergolong secure
attachment, 28 subjek memiliki avoidant attachment, dan 10 subjek memiliki anxious
attachment.
Kata Kunci: Attachment, Komunikasi Interpersonal
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Manusia adalah makhluk sosial
Hardjana (2003:85) mengatakan,
yang tidak dapat melepaskan diri dari
komunikasi
jalinan relasi sosial, dimana manusia
interaksi tatap muka antar dua atau
akan selalu mengadakan kontak sosial
beberapa orang, dimana pengirim dapat
yaitu selalu berhubungan dengan orang
menyampaikan pesan secara langsung
lain, bahkan sebagian besar waktu
dan penerima pesan dapat menerima
dihabiskan
dan menanggapi secara langsung pula.
Manusia
untuk
tidak
berkomunikasi.
adalah
Tuhan
Tipe komunikasi tatap muka penting
dengan alat-alat fisik yang cukup untuk
bagi pengembangan hubungan informal
hidup sendiri, maka dapat dikatakan
dalam organisasi. Misalnya dua orang
bahwa komunikasi merupakan salah
atau lebih bersama-sama dan berbicara
satu hal penting bagi manusia, dengan
tentang
kata lain kualitas hidup manusia juga
organisasi seperti isu politik, teknologi
ditentukan oleh pola komuikasi yang
dan lain sebagainya. Interogasi atau
dilakukannya. Komunikasi merupakan
pemeriksaan adalah interaksi antara
suatu
yang
seseorang yang ada dalam kontrol,
menghasilkan pertukaran informasi dan
yang meminta atau bahkan menuntut
pengertian
informasi dari yang lain. Misalnya
proses
dikaruniai
interpersonal
dua
antara
arah
masing-masing
perhatian,
luar
seorang
merupakan kebutuhan hakiki dalam
kesalahan,
kehidupan manusia untuk saling tukar
mengintrogasi atas kesalahan yang
menukar
dilakukan anaknya. Wawancara adalah
Karena
tanpa
yang
di
individu yang terlibat. Komunikasi
informasi.
anak
minat
maka
orangtua
salah
baik secara perorangan, kelompok
interpersonal dimana dua orang terlibat
maupun
dalam percakapan yang berupa tanya
tidak
mungkin
bentuk
akan
komunikasi - interaksi antar manusia,
organisasi
satu
melakukan
terjadi. Salah satu bentuk yang dapat
jawab.
menentukan
antara
mewawancarai anaknya untuk mencari
manusia tersebut adalah komunikasi
informasi mengenai suatu kegiatan
interpersonal.
disekolahnya.
keharmonisan
Misalnya
komunikasi
orangtua
yang
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Sifat
komunikasi
adalah
berbahasa yang tinggi. Banyak orang
spontan dan informal, saling menerima
tua yang tidak menyadari bahwa cara
feedback secara maksimal, partisipan
mereka berkomunikasi dengan si anak
berperan fleksibel. Adanya aktivitas-
lah yang juga membuat anak tidak
aktivitas
sosial
punya banyak perbendaharaan kata-
manusia
kata, kurang dipacu untuk berpikir
dalam
menunjukkan
ini
kehidupan
bahwa
mempunyai naluri untuk hidup bergaul
logis,
dengan
ini
kesimpulan dari kalimat-kalimat yang
merupakan salah satu yang paling
sangat sederhana sekali pun. Sering
mendasar
hidup
orangtua malas mengajak anaknya
manusia, disamping kebutuhan akan
bicara panjang lebar dan hanya bicara
afeksi (kebutuhan akan kasih sayang),
satu dua patah kata saja yang isinya
inklusi (kebutuhan akan kepuasan), dan
instruksi atau jawaban sangat singkat.
kontrol (kebutuhan akan pengawasan).
Peristiwa
Dalam
hubungan anak dengan orangtua yang
sesamanya.
dalam
kebutuhan
pemenuhan
kebutuhan
Naluri
hidup
kebutuhantersebut
analisa
tersebut
atau
terjadi
membuat
karena
akan
tidak terjalin secara baik karena banyak
mendorong manusia untuk melakukan
faktor, salah satunya faktor orangtua
interaksi dengan sesamanya, baik untuk
yang sibuk dengan pekerjaan.
mengadakan kerjasama (cooperation)
Begitu pula yang terjadi di SDI Al-
maupun untuk melakukan persaingan
Munawwar diketahui seorang anak
(competition).
berinisial X mengatakan bahwa dirinya
Dalam artikel Evanh Cassanova
(2011),
bentuk
tidak pernah meminta izin kepada
komunikasi
orangtuanya ketika akan keluar rumah,
interpersonal dapat terjadi pada sebuah
dia juga jarang sekali menceritakan
keluarga yang melibatkan komunikasi
kegiatannya di sekolah setiap harinya
antara anak dan orangtua. Masalah
kepada orangtua. Anak ini juga selalu
komunikasi
dengan
diam bila sedang berkumpul dengan
orangtua tanpa disadari memiliki peran
teman-temannya, hanya senyum saja
yang penting dalam membuat anak
dan tidak mau bicara apapun. Latar
mempunyai kemampuan berbicara dan
belakang keluarga anak ini adalah anak
dan
interaksi
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
tunggal dan ayah ibunya sangat sibuk
temannya, anak ini juga mudah sekali
sehingga bertemu dan berbicara dengan
mendapatkan teman baru.
orangtuanya hanya seminggu sekali.
Komunikasi
yang
komunikasi
dilihat
lancar
ternyata pola attachment kurang baik.
menjadikan sebuah hubungan yang
Anak yang berprestasi tidak terlepas
tidak
tesebut
dari peranan orangtua. Hal ini secara
attachment_nya
tidak langsung pasti didukung oleh
harmonis.
apabila
tidak
Masalah
Keadaan
dilihat
tergolong
anak
yang
memiliki
adanya komunikasi interpersonal yang
attachment rendah, dimana terdapat
baik
indikasi bahwa X menjadi anak yang
Hubungan anak dengan orang tua
bersikap pasif, gagal bereksplorasi, dan
merupakan sumber emosional
tidak menemukan kenyamanan dengan
kognitif bagi anak. Hubungan tersebut
orangtua.
memberi kesempatan bagi anak untuk
Berbeda dengan
berinisial
seorang anak
Y termasuk
orangtua
dan
anak.
dan
mengeksplorasi lingkungan maupun
yang
kehidupan sosial. Hubungan awal ini
memiliki attachment tinggi, indikasi
dimulai sejak anak terlahir ke dunia,
tersebut Y merasa nyaman dan tentram
bahkan sebetulnya sudah dimulai sejak
dekat dengan orangtua serta mampu
janin
mengekspresikan perasaan. Disini Y
(Sutcliffe, 2002).
mengatakan
bahwa
anak
antara
dirinya
selalu
berada
Hubungan
dalam
kandungan
emosional
dapat
bercerita segala hal yang dialaminya
dikaitkan dengan attachment antara ibu
kepada orangtua terutama kepada ibu.
dan anak. Pada usia yang sangat dini,
Bahkan dirinya akan merasa janggal
ikatan ini adalah antara bayi dan
apabila dia tidak menceritakan hal yang
orangtuanya, dan sebagian besar adalah
dialaminya. Y sangat aktif di sekolah,
antara bayi dengan ibunya.
dia selalu mengikuti aktivitas-aktivitas
Pembentukan
attachment
pada
sekolah diluar pelajaran, anak ini
masa kecil mempengaruhi kemampuan
pandai
teman-
anak menjalin persahabatan pada masa
dia
seringkali
dewasa. Attachment adalah kelekatan
diantara
teman-
hubungan emosi yang membentuk
temannya
bergaul
dengan
bahkan
mendominasi
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
kesan yang mendalam. Kesan ini akan
yang mengarahkan respon situasi yang
tertanam dengan mendalam karena
menimbulkan emosi stress; yang mana
kesan ini terbentuk pada masa bayi dan
attachment
kanak-kanak, ketika belum banyak
Kobak & Sceery dan Sroufe & Waters
kesan yang terdapat di dalam benak
dalam theory of affect regulation
mereka, apalagi bila pengalaman yang
(Feeney,
berulang-ulang
Attachment dibedakan dalam 3 tipe,
terjadi
disepanjang
tahun-tahun awal kehidupan mereka.
Anak yang mengalami kelekatan
yang aman (secure attahment) lebih
mampu
berinteraksi
dengan
dapat digambarkan oleh
J.
&
Noller,
1996).
yaitu : (1) Secure attachment, (2)
Avoidant
attachment,
(3)
Anxious
penelitian
relevan
ambivalent attachment.
Berdasarkan
kelompoknya. Dan secara kepribadian,
yang dilakukan Yosie Octavia pada
akan lebih berkembang baik dalam hal-
tahun 2007 dengan judul “Bentuk
hal
positif,
Attachment Anak Perempuan Usia
kemandirian, empati, dan kemampuan-
Dewasa Awal terhadap Ayahnya Serta
kemampuan
Dampaknya
yang
berpengaruh
dalam
Dengan
demikian
attachment
ini
situasi
sosial.
hubungan
merupakan
dasar
Sosial
Terhadap
Anak”
Kemampuan
hasil
penelitiannya
menunjukkan bahwa Attachment antara
penting bagi tingkah laku selanjutnya.
anak
Sebaliknya anak-anak yang kurang
mempengaruhi kemampuan sosial sang
terpenuhi kebutuhan attachment_nya,
anak.
atau yang tidak aman, akan cenderung
seringkali muncul yaitu ketika mereka
pasif, membutuhkan waktu yang lebih
memiliki kegiatan khusus yang hanya
lama di dalam menyesuaikan diri
dilakukan berdua seperti
dengan
aktifitas
lingkungannya
atau
perempuan
Bentuk
dengan
ayahnya
attachment
olahraga
dan
yang
misalnya
berupa
kelompoknya, dan kurang nyaman di
kecenderungan untuk memilih ayah
dalam
sebagai teman diskusi atau curhat yang
interaksi
sosialnya.
(Matas,
dalam Hetherington & Parke, 1999).
Menurut teori attachment, tipe
attachment
menggambarkan
aturan
didasari
atas
perasaan
aman
dan
nyaman. Salah satunya karena sang
ayah
sering
memberikan
nasehat-
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
nasehat tentang pertemanan dan karena
anak
lebih
bisa
menerima
METODE
saran
maupun kritik yang disampaikan oleh
Penelitian ini menggunakan uji
sang ayah. Saran-saran yang diberikan
beda komparasi yang bertujuan untuk
oleh sang ayah diterapkan anak dalam
membedakan kemampuan komunikasi
perilaku sehari-hari sehingga anak
interpersonal
mampu bersosialisasi
attachment tinggi dengan anak yang
dengan baik
dalam masyarakat (Octavia, 2007).
anak
yang
memiliki
memiliki attachment rendah terhadap
Pada penelitian yang dilakukan
orangtua. Variabel yang digunakan,
oleh Avin Fadilla Helmi pada tahun
yaitu : Attachment (variabel bebas X),
1999 mengenai “Gaya Kelekatan dan
Attachment
Konsep
emosional yang kuat antara bayi dan
Diri.
Menyatakan
bahwa
yaitu
suatu
konsep diri merupakan representasi
pengasuhnya.
dari skema diri tentang fisik, psikis,
antara figur sosial tertentu dengan
dan akademik. Hubungan paling erat
suatu fenomena tertentu yang dianggap
diantara
mencerminkan karakteristik relasi yang
gaya
kelekatan
terhadap
konsep diri adalah gaya kelekatan
Adanya
ikatan
suatu
relasi
unik (Santrock, 2002:196).
aman. Subyek yang memiliki Gaya
Komunikasi interpesonal (variabel
Kelekatan aman mempunyai skema diri
Y) adalah proses pengiriman dan
positif sehingga memiliki pandangan
penerimaan pesan-pesan antara dua
positif terhadap diri. Hubungan yang
orang atau diantara sekelompok kecil
hangat dan responsif dari figur lekat
orang-orang, dengan beberapa efek dan
pada masa bayi dan anak-anak akan
beberapa
menyebabkan anak merasa aman dan
1997:231)
umpan
balik
(Devito,
merasa tidak disingkirkan. Implikasi
dari penelitian ini adalah dalam upaya
meningkatkan konsep diri anak maka
faktor kelekatan orangtua menjadi
faktor penting (Helmi, 1999)
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Sampel
atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner
dipakai
Sampel merupakan sebagian atau
untuk
maupun
menyebut
instrumen
metode
(Arikunto,
wakil populasi yang diteliti. Teknik
1983:107). Penelitian ini menggunakan
sampling
instrumen skala pola attachment dan
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah teknik sampel
skala
jenuh yaitu suatu teknik sampling
Adapun skala yang digunakan dalam
apabila
populasi
penelitian ini adalah skla likert. Pada
digunakan sebagai sampel. Istilah lain
skala ini terdapat beberapa pernyataan
dari sampel jenuh adalah sensus.
dengan empat alternatif pilihan dalam
Jumlah
digunakan
menjawab setiap pernyataan. Setiap
sebanyak 47 siswa. Besarnya sampel
item pernyataan mempunyai empat
yang diambil dalam suatu penelitian
pilihan jawaban, yaitu Sangat Tidak
apabila populasinya kurang dari 100
Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS),
diharapkan bisa mengambil semua
Sesuai (S), Sangat Sesuai (SS).
anggota
semua
sampel
anggota
yang
populasi
sebagai
komunikasi
interpersonal.
sampel
Observasi adalah suatu cara untuk
penelitian, jika jumlah populasinya
mengadakan pernilaian dengan jalan
besar atau lebih dari 100 dapat diambil
mengadakan
sampel antara 10%-15%, atau 20-25%
langsung dan sistematis. Observasi
atau lebih (Arikunto, 1983:94).
dalam penelitian ini menggunakan
observasi
Teknik Pengumpulan Data
langsung,
Teknik pengumpulan data yang
teknik
secara
langsung (tanpa alat) terhadap gejalagejala subyek yang akan diselidiki
menggunakan kuesioner dan observasi.
(Nurkancana dan Sumartana dalam
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
Taniredja, 2011:47)
yang
penelitian
pengamatan
ini
tertulis
dalam
yakni
secara
pengumpulan data dimana penulis
mengadakan
dipergunakan
pengamatan
digunakan
untuk
memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya,
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Teknik Analisa Data
sebesar 60. Sebaran data attachment
menjukkan
Teknik
analisa
data
sebagian
besar
anak
yang
tergolong memiliki attachment dengan
digunakan dalam penelitian ini adalah
kategori sedang. Anak yang memiliki
teknik analisi anava satu jalur atau
attachment sedang sebanyak 28 orang
oneway anava. Semua proses analisis
sebesar 59,6%, sedangkan anak yang
menggunakan Program SPSS versi
tergolong memiliki attachment tinggi
16.0 fow windows.
sebanyak 9 orang sebesar 19,2% dan
anak yang tergolong dalam attachment
HASIL DAN PEMBAHASAN
rendah sebanyak 10 orang sebesar
21,2% .
Hasil
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan kemampuan
komunikasi
interpersonal
Melalui sebaran data attachment
anak
yang peneliti lakukan, berdasarkan skor
terhadap attachment pada orangtua.
data subyek diketahui bahwa anak yang
Skor komunikasi interpersonal anak
berada dalam kategori tinggi memiliki
yang diperoleh pada pola attachment
attachment yang baik, hasil tersebut
menunjukkan
dapat diketahui dari skala attachment
perbedaan
yang
signifikan, hal ini dibuktikan dengan
yang
nilai signifikan pada uji anava yang
tersebut cenderung memiliki skor yang
menunjukkan nilai 0,037.
Dikatakan
tinggi. Anak yang memiliki attachment
signifikansi karena nilai tersebut lebih
tinggi menunjukkan perilaku yaitu,
kecil dari 0,05. Dengan demikian maka
ketika bertemu orangtua seorang anak
Ho ditolak dan Ha diterima.
akan menyambut dengan bahagia baik
Berdasarkan hasil penelitian, data
deskripsi
statistik
untuk
menunjukkan
bahwa
anak
dari senyuman, vokal dan gerakan
variabel
tubuh. Ketika anak sedang sedih dia
attachment memiliki nilai maksimum
akan mencari orangtuanya, setelah
sebesar 78 dan memiliki nilai minimum
merasa tenang seorang anak dapat
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
kembali lagi bereksplor. Sedangkan
oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
anak yang berada dalam kategori
komunikasi interpersonal pada anak.
rendah
Salah satu faktor yang berpengaruh
memiliki
attachment
yang
kurang baik, dimana seorang anak
yaitu
attachment
pada
berperilaku cemas dan menghindar.
attachment
Anak menunjukkan kecemasan ketika
bentuk proses perkembangan anak.
merupakan
orangtua,
salah
satu
sendiri, menjauh dari orangtua atau
Attachment memiiki efek jangka
menjaga jarak dengan orangtua. Ketika
panjang sebagaimana yang diprediksi
sedang ada kontak dengan orangtua,
oleh
anak tersebut memungkinkan untuk
keterikatan mempengaruhi kecakapan
bersikap
emosional,
pasif,
menanggapinya
bahkan
dengan
terkadang
kemarahan.
teori
attachment,
sosial,
keamanan
dan
kognitif.
Semakin aman attachment seorang
Dalam hal ini anak merasa gagal
anak
menemukan
dengan
mengasuhnya, semakin mudah pada
orangtua. Hasil tersebut dapat diketahui
akhirnya si anak untuk independen dari
dari
yang
orang dewasa tersebut. Elicker, dkk
yang
(1996) menyatakan bahwa pada usia 3-
memiliki attachment rendah cenderung
5 tahun, anak dengan attachment yang
memiliki skor yang rendah pula.
aman lebih ingin tahu, kompeten,
kenyamanan
skala
menunjukkan
attachment
bahwa
Berdasarkan
anak
hasil
penelitian
kepada
empatik,
orang
ulet,
dan
dewasa
yang
percaya
diri
tersebut maka diperoleh hipotesis yang
ketimbang anak dengan attachment
menunjukkan
yang
bahwa
terdapat
kemampuan
komunikasi
(kelekatan) sejak dini dengan pengasuh
memiliki
itu berkaitan dengan perilaku sosial
attachment tinggi dengan anak yang
seorang anak dikemudian hari dalam
memiliki attachment rendah terhadap
perkembangannya.
orangtua.
anak lain dengan lebih baik, dan
perbedaan
interpersonal
anak
yang
Adanya
perbedaan
tidak
aman.
Attachment
Bergaul
membentuk
dengan
kemampuan komunikasi interpersonal
cenderung
hubungan
anak ditinjau dari attachment terhadap
persahabatan yang lebih intim. Mereka
orangtua yang signifikan dikarenakan
juga lebih baik dalam berinteraksi
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
dengan orangtua, guru, dan teman
ketika dewasa akan lebih mudah untuk
sebaya, serta lebih dapat memecahkan
mengungkapkan
konflik.
kekurangan dalam dirinya, selain itu
Terjadinya
kekurangan-
perbedaan
juga akan lebih mengingat masa-masa
kemampuan komunikasi interpersonal
kecilnya yang menyenangkan. Seorang
ditinjau
terhadap
batita dengan attachment yang aman
orangtua di SDI Al-Munawwar jika
memiliki kosa kata lebih banyak dan
dilihat dari mean dapat diketahui
beragam
terdapat perbedaan bermakna dimana
attachment yang tidak aman. Mereka
mean tertinggi 89,4 diperoleh oleh
juga
kelompok subyek dengan kategori
interaksi yang
tinggi,
teman sebaya (Fagot, dalam Papalia
dari
attachment
sehingga
bisa
disimpulkan
bahwa subyek dengan kategori tinggi
memiliki
kemampuan
interpersonal
yang
komunikasi
lebih
ketimbang
lebih
sosial,
batita
dan
dengan
memiliki
lebih positif dengan
2008)
Subyek
yang
memiliki
skor
baik
sedang dan rendah termasuk dalam
dibandingkan dengan subyek kategori
pola attachment yang tidak aman.
sedang dan rendah.
Anak yang memiliki attachment tidak
Subyek yang memiliki skor
aman menunjukkan indikasi bahwa
tinggi termasuk dalam pola attachment
dirinya tidak mengalami kenyamanan
yang aman atau biasa disebut secure,
dari pengasuh yang tidak konsisten
dimana subyek sangat dekat dengan
ketika merasakan adanya ancaman.
orangtuanya.
attachment
Dampak dari pengalaman semacam itu
membantu anak dalam mengeksplorasi
menghasilkan anak menjadi cemas
dunia dan memperluas pengetahuan
akan ketersediaan pengasuhnya, rasa
akan lingkungan. Anak dengan secure
takut akan tidak adanya respon atau
attachment
respon
Secure
percaya
akan
adanya
ketersediaan pengasuh yang sensitif
dan responsif, sebagai hasilnya anak
yang
tidak
efektif
ketika
dibutuhkan.
Penelitian
akan berani untuk berinteraksi dengan
menunjukkan
dunia. Kepribadian anak yang secure
keterampilan
sebelumnya
hubungan
sosial
dan
juga
antara
gaya
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
attachment. Guerrero dan Jones (2003)
menyebabkan penolakan kepercayaan
menemukan
diri. (Guerrero & Jones, 2003).
bahwa
orang
dengan
attachment aman menganggap diri
Pernyataan
tersebut
sesuai
mereka memiliki tingkat keterampilan
dengan hasil dari penelitian ini yang
relatif tinggi dalam mengekspresikan
menyatakan anak dengan attachment
diri (secara verbal dan nonverbal) dan
tinggi memiliki kemampuan untuk
mengelola emosional mereka. Individu
berkomunikasi
dengan
aman
efektif, yang dimaksud dengan efektif
umumnya dianggap lebih komunikatif
yaitu dapat membentuk dan menjaga
relasional dan kompeten dibandingkan
hubungan baik antar individu dan dapat
individu dengan gaya attachment tidak
menyampaikan
aman.
informasi yang diterima.
gaya
attachment
dengan
baik
pengetahuan
atau
atau
Sebuah perspektif keterampilan
sosial dapat membantu menjelaskan
SIMPULAN DAN SARAN
mengapa gaya attachment cenderung
cukup stabil. Apabila individu dengan
attachment
aman
dalam
data yang telah diuraikan sebelumnya,
komunikasi yang kompeten, keamanan
maka dalam penelitian ini hipotesis
mereka kemungkinan akan diperkuat
alternatif (Ha) diterima, sedangkan
ketika orang lain merespon positif
hipotesis
kepada mereka. Dengan cara yang
signifikansi pada penelitian ini sebesar
sama, individu dengan attachment
0,037 lebih kecil dari nilai level of
tidak
dalam
significance yaitu 0,05 yang berarti p <
kompeten,
0,05 Ha diterima. Hasil ini menyatakan
aman
komunikasi
jika
yang
terlibat
Berdasarkan hasil pengolahan
terlibat
tidak
nol
ketidakamanan mereka kemungkinan
bahwa
akan
signifikan
diperkuat
merespon
ketika
negatif
orang lain
kepada
mereka.
Sebagai contoh, individu yang takut
mungkin
menjadi
gugup
saat
berinteraksi dengan orang lain yang
(Ho)
terdapat
interpersonal
pada
ditolak.
perbedaan
skor
anak
Nilai
yang
komunikasi
ditinjau
dari
attachment terhadap orangtua.
Perbedaan
kemampuan
komunikasi interpersonal pada anak di
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
SDI Al-Munawwar dalam penelitian
jumlah sampel, makin besar jumlah
ini
sampel
dipengaruhi
oleh
attachment
mendekati
populasi
maka
terhadap orangtua. Anak yang memiliki
peluang kesalahan generalisasi semakin
attachment
kecil serta menambahkan variabel-
tinggi
kemampuan
komunikasi interpersonal lebih baik
dan efektif
variabel lain.
daripada anak yang
memiliki attachment rendah. Hasil
DAFTAR PUSTAKA
penelitian menunjukkan bahwa 9 anak
memiliki pola attachment tinggi, 28
Arikunto, S. 1983. Prosedur Penelitian
anak memiliki pola attachment sedang,
Suatu Pendekatan Praktik.
dan 10 anak memiliki pola attachment
Jakarta: PT. Bina Aksara
rendah. Faktor yang mempengaruhi
Cassanova, Evanh. 2011. Masalah
perbedaan pola attachment setiap anak
Pembelajaran dan Komunikasi
adalah adanya faktor peran orangtua
Dengan Orangtua.
yang cukup dominan misalnya adanya
http://www.blogpsikologi.com/
orangtua yang utuh dan memberikan
psikologi-anak/masalah-
kasih sayang, dan dukungan dari
pembelajaran-dan-komunikasi-
orangtua yang membuat anak menjadi
dengan-orang-tua.html diakses
lebih percaya diri. Semakin dekat
tanggal 22 Januari 2012
hubungan anak dengan orangtua, maka
Devito, J.A. 1997. Komunikasi Antar
semakin
efektif
kemampuan
Manusia: Kuliah Dasar, Ed 5.
komunikasi interpersonalnya. Begitu
Alih bahasa: Ir. Agus Maulana,
sebaliknya, apabila anak tidak memiliki
Msm.
kedekatan
Books.
dengan
orangtua
maka
komunikasi interpersonalnya menjadi
tidak efektif.
Jakarta:
Professional
Feeney, J&Noller, P. 1996. Adult
Attachment. London: Sage
Dari kesimpulan di atas, peneliti
Publication, Inc
merekomendasikan usulan bagi peneliti
lain yang berminat dengan tema yang
sama hendaknya
dapat
menambah
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Guerrero, L.K. & Jones, S.M. 2005.
Papalia, D.E. 2008. Human
Differences in Conversational
Development (Psikologi
Skills as a Function of
Perkembangan). Edisi
Attachment
Style.
http://onlineacademics.org/CA1
04/private/AttachmentConversa
Kesembilan. Jakarta: Prenada
Media group
Santrock, J.W. 2002. Live-Span
tion.pdf. diakses tanggal 31
Development Perkembangan
Agustus 2012
Masa Hidup. Jakarta:Erlangga
Hardjana, A.M. 2003. Komunikasi
Sutcliffe, J. 2002. Baby Bonding,
Intrapersonal & Interpersonal.
Membentuk Ikatan Batin dengan
Jakarta:Kanisius.
Bayi. Jakarta: Taramedia &
Helmi, Fadilla Avin. 1999. Jurnal
Restu Agung.
Psikologi Gaya kelekatan dan
konsep
diri.
http://avin.staff.ugm.ac.id/data/j
Taniredjo, T. 2011. Penelitian
Kuantitaif (sebuah pengantar).
Bandung:Alfabeta
urnal/gayakelekatan_avin.pdf
diakses tanggal 3 Maret 2012
Hetherington, E.M & Parke R.D. 1999.
Child Psychology : A
Contemporary View Point.
Fifth Edition. Mc Graw-Hill
College.
Octavia, Yosie. 2007. Bentuk
Attachment Anak Perempuan
Usia Dewasa Awal
Terhadap Ayahnya Serta
Dampaknya terhadap
kemampuan Sosial Anak.
Skripsi. Surabaya : Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Ajeng Puspita Widawati Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Meita Santi Budiani, M.Psi Staf Pengajar Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya
Download