figur attachment - Universitas Mercu Buana

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
Psikologi
Kepribadian I
Attachment Theory
Fakultas
Program Studi
Psikologi
Psikologi
Tatap Muka
6
Kode MK
Disusun Oleh
MK61014
Fransisca M. Sidabutar, M. Psi
Abstract
Kompetensi
Pembahasan teori attachment dari
John Bowlby & Mary Ainsworth
mengenai; ciri-ciri khusus, struktur &
dinamika kepribadian berdasarkan
pandangan attachment teories.
.
Pemahaman konsep dasar dan utama
dari Attachment theories dan hal-hal
penting yang terkait.
LATAR BELAKANG TOKOH
John Bowlby
John Bowlby adalah seorang psikiater Inggris. Selama perang Dunia II, Bowlby
menjadi seorang psikiater tentara, dan tahun 1946 dia ditunjuk sebagai Direktur dari
Departemen Anak dan Orang Tua di Klinik Tavistock.
Bowlby benar-benar percaya bahwa kelekatan yang dibentuk selama masa
kanak-kanak memiliki efek yang penting terhadap perkembangan masa dewasa di
kemudian hari. Karena kelekatan pada masa kanak-kanak adalah suatu hal yang krusial
bagi perkembanganya di kemudian hari. Bowlby membantah para peneliti yang memiliki
pendapat bahwa masa kanak-kanak harus dipelajari secara langsung dan masa dewasa
itu tidak dipengaruhi atau tergantung apa yang terjadi pada anak pada masa dahulu.
John Bowlby menggunakan istilah ‘’attachment’’ untuk menggambarkan ikatan
afeksi yang berkembang antara bayi dan primary caregiver. Ia percaya bahwa
‘’attachment behavioral system’’ merupakan satu dari empat system yang sifatnya
bawaan dan secara evolusioner berfungsi untuk memastikan keberlangsungan hidup
spesies.
Mary Ainsworth
Mary Ainsworth adalah seorang psikolog Amerika yang membawa teori Bowlby ke
Amerika dan mengembangkan suatu metode pengukuran attachment pada bayi. Pada
dasarnya ada tiga jenis pola yang teramati yaitu secure, anxious avoidant dan anxious
ambivalent. Namun kemudian ia menjelaskan kategori ke empat: disorganized.
PENGERTIAN ATTACHMENT
Attachment merupakan suatu ikatan emosional yang kuat yang dikembangkan
anak melalui interaksinya dengan pengasuh (biasanya orangtua) yang mempunyai arti
khusus dalam kehidupannya. Bowlby menyatakan bahwa hubungan ini akan bertahan
cukup lama dalam rentang kehidupan manusia yang diawali dengan kelekatan anak pada
ibu dan figure lain pengganti ibu. Dan Ainsworth mengatakan bahwa kelekatan adalah
ikatan emosional yang dibentuk seorang individu dengan orang lain yang bersifat
spesifik, mengikat mereka dalam suatu kedekatan yang bersifat spesifik, mengikat
mereka dalam suatu kedekatan yang bersifat kekal sepanjang waktu. Kelekatan menjadi
2014
2
Psikologi Kepribadian I
Fransisca M. Sidabutar, M. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
suatu hubungan yang didukung oleh attachment behavior yang dirancang untuk
memelihara hubungan tersebut.
Attachment tidak bersifat searah. Seperti pengasuh mempengaruhi bayi, bayi juga
mempengaruhi pengasuh. Edward Tronick (1989) mengatakan bahwa proses ini
merupakan ‘’mutual regulation’’. Daniel Stern (1985), memakai istilah ‘’attunement’’ dari
pengasuh: dimana pengasuh peka terhadap isyarat verbal dan non-verbal dari si anak,
dan mampu menempatkan dirinya pada pikiran si anak. Mereka memandang attachment
sebagai sentral dari kapasitasi regulasi emosi.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan attachment adalah suatu hubungan emosional atau hubungan yang
bersifat afektif antara satu individu dengan individu lainnya yang mempunyai arti khusus,
dalam hal ini biasanya hubungan ditujukan pada ibu atau pengasuhnya. Hubungan
attachment berkembang saat dua tahun pertama kehidupan dan setelahnya, tetapi yang
paling penting attachment awal ini berkembang bersamaan dengan perkembangan
neurologis otak. Hubungan yang dibina bersifat timbal balik, bertahan cukup lama dan
memberikan rasa aman walaupun figur lekat tidak tampak dalam pandangan anak.
ATTACHMENT BEHAVIOR
Menurut Bowlby attachment behaviour adalah beberapa bentuk perilaku yang
dihasilkan dari usaha seseorang untuk mempertahankan kedekatan dengan seseorang
lain yang dianggap mampu memberikan perlindungan dari ancaman lingkungan
terutama saat seseorang merasa takut, sakit dan terancam. Ada dua stimulus yang
membuat merasa terancam yaitu :
1. Stimulus yang berbentuk besar, suaranya keras, datang secara tiba-tiba dan
berubah dengan cepat
2. Objek yang bagi anak merupakan sesuatu yang asing. Jika anak berada dalam
kondisi ini maka system kelekatannya diaktifkan. Anak akan bergerak mendekat
untuk melihat atau memeriksa keberadaan ibunya. Seperti pada tujuan attachment
behavior yaitu mendapatkan kenyamanan dari pengasuh.
Menurut Ainsworth attachment behavior adalah berbagai macam tingkah laku
yang dilakukan anak untuk mencari, menambah dan mempertahankan kedekatan serta
melakukan komunikasi dengan figur attachmentnya. Intensitas attachment behavior
2014
3
Psikologi Kepribadian I
Fransisca M. Sidabutar, M. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sangat bervariasi dan tergantung pada situasi lingkungan. Attachment behavior ini
ditujukan pada figur tertentu dan tidak ditujukan pada semua orang.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa attachment tidak hanya
ditujukan ibu pada anak namun juga anak pada ibu. Bentuk attachment behavior pada
ibu berupa sikap yang ingin mempertahankan kontak dengan anak dan memperlihatkan
ketanggapan terhadap kebutuhan anak. Attachment behavior ini berfungsi membantu
individu bertahan dan menjaga anak di bawah perlindungan orang tua.
Bowlby
menyebutnya dengan istilah “care taking behavior” yang merupakan bagian program
biologis yang tidak dipelajari. Interaksi yang intens antara ibu dan anak biasanya dimulai
saat proses pemberian ASI. Melalui proses pemberian ASI diharapkan anak berkembang
kelekatan dan tingkah laku lekat karena dalam proses ini terjadi kontak fisik yang disertai
upaya untuk membangun hubungan psikologis antara ibu dan anak.
Attachment behavior tidak berhubungan dengan kebutuhan makan, melainkan
mendapatkan perlindungan dari ibu. Unsur penting dalam pembentukan attachment
adalah peluang untuk mengembangkan hubungan timbal balik antara pengasuh dan
anak. Interaksi anak dengan pengasuh membutuhkan waktu dan pengulangan, dalam
hal ini fungsi orang tua adalah memulai interaksi, bukan sekedar memberi respon
terhadap kebutuhan anak. Berkenaan dengan hal tersebut Ainsworth menyebutkan ada
mekanisme yang disebut dengan “working model” atau dalam istilah Bowlby disebut
dengan “internal working model”.
Berdasarkan kualitas hubungan anak dengan pengasuh, maka anak akan
mengembangkan konstruksi mental atau internal working model mengenai diri dan orang
lain yang akan menjadi prototip dalam hubungan sosial.
Menurut Bowlby internal
working model dan figur attachment saling melengkapi serta saling menggambarkan dua
sisi hubungan tersebut. Bayi yang diasuh dengan kehangatan, sensitifitas dan
responsifitas akan mengembangkan internal working model yang positif pada orang tua
dan diri sendiri. Internal working model merupakan hasil interpretasi pengalaman secara
terus-menerus dan interaksinya dengan figur attachment.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa attachment behavior
adalah beberapa bentuk perilaku yang dihasilkan dari usaha seseorang untuk
mempertahankan
kedekatan
seseorang
yang
dianggap
mampu
memberikan
perlindungan dari ancaman lingkungan terutama saat anak merasa takut, sakit dan
terancam dengan tujuan untuk mendapatkan kenyamanan dari figur attachment.
Attachment behavior dapat berupa berbagai macam tingkah laku yang dilakukan anak
untuk mencari, menambah dan mempertahankan kedekatan serta melakukan komunikasi
dengan figur attachmentnya.
2014
4
Psikologi Kepribadian I
Fransisca M. Sidabutar, M. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
FIGUR ATTACHMENT
Ada dua macam figur attachment, yaitu figur attachment utama dan figur
attachment pengganti. Menurut Bowlby orang dewasa yang dapat selalu siap
memberikan respon ketika anak menangis tetapi tidak memberikan perawatan fisik
cenderung dipilih sebagai figur attachment pengganti. Adapun individu yang kadangkadang memberikan perawatan fisik namun tidak bersifat responsive tidak akan dipilih
menjadi figur attachment. Adapun kondisi yang dapat menimbulkan attachment/kelekatan
antara anak dengan seseorang dewasa dapat diuraikan sebagai berikut:
a)
Pengasuh Anak
Termasuk pada siapa dan bagaimana pengasuhan dilakukan. Orang yang paling
banyak mengasuh anak adalah orang yang paling sering berhubungan dengan
anak dengan maksud mendidik dan membesarkan anak.
Hal ini menyangkut
kualitas hubungan antara pengasuh dan anak, di samping itu pengasuh anak harus
tetap dan berhubungan dengan anak secara berkesinambungan.
b)
Komposisi Keluarga
Anak mempunyai kemungkinan untuk memilih salah satu dari orang-orang yang
ada dalam keluarga sebagai figur attachmentnya. Figur attachment yang dipilih
anak biasanya adalah orang dewasa yang memenuhi persyaratan pada poin di
atas. Ibu biasanya menduduki peringkat pertama figure attachment utama anak.
Hal ini dapat dipahami karena biasanya ibu lebih banyak berinteraksi dengan anak
dan berfungsi sebagai orang yang memenuhi kebutuhannya serta memberikan
rasa nyaman, namun dalam hal ini kuantitas waktu bukanlah faktor utama
terjadinya kelekatan.
Kualitas hubungan menjadi hal terpenting, kualitas hubungan ibu dan anak jauh
lebih penting daripada lamanya mereka berinteraksi karena dengan mengetahui lamanya
anak berinteraksi belum tentu diketahui tentang apa yang dilakukan selama interaksi.
Hal ini dibuktikan oleh Schaffer dan Emerson yang menemukan bahwa bayi memilih
ayah dan orang dewasa lainnya sebagai figur attachment, padahal bayi menghabiskan
waktu lebih banyak bersama ibu. Bayi-bayi ini memiliki ibu yang tidak responsif dan
cenderung mengabaikan, padahal ibu yang memberikan perawatan rutin pada bayi.
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan figure attachment adalah individu-individu yang dapat memenuhi kebutuhan bayi
2014
5
Psikologi Kepribadian I
Fransisca M. Sidabutar, M. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
baik itu kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikologisnya berupa terpenuhinya rasa
aman dan nyaman serta kepastian. Figur attachment biasanya adalah orang yang
mengasuh bayi, namun pengasuh yang hanya memenuhi kebutuhan fisik tetapi tidak
responsive terhadap keinginan dan tingkah laku lekat bayi tidak akan dipilih menjadi figur
lekat.
KARATERISTIK ATTACHMENT
Karakteristik ikatan attachment menurut Bowlby:
1.
Safe Haven
Ketika anak merasa terancam atau takut, ia dapat kembali ke pengasuh untuk
kenyamanan dan menenangkan.
2.
Secure Base
Pengasuh memberikan perasaan yang aman dan dapat diandalkan (memberi
perlindungan dari bahaya) sebagai dasar bagi anak untuk menjelajahi dunia.
3.
Proximity Maintenance (Kedekatan Pemeliharaan)
Si anak ingin dan berusaha untuk tinggal di dekat figur attachment atau
pengasuh, sehingga anak tetap merasa aman.
4.
Separation Distress (Tekanan karena Pemisahan)
Ketika dipisahkan dari pengasuh, anak akan menjadi marah dan sedih.
Eksperimen untuk melihat attachment behavior dilakukan oleh Ainsworth, dkk
dengan menggunakkan metode eksperimen yang dilakukan di dalam sebuah
laboratorium yang memakan waktu selama 20 menit dengan situasi asing (the strange
situation). Pada awalnya seorang bayi ditempatkan dalam eksperimen ruangan yang
dirancang dengan lingkungan fisik yang tidak familiar atau asing baginya, kemudian
seseorang yang asing dan tidak dikenalnya masuk ke dalam ruangan dan setelah
beberapa menit orang asing tersebut memberikan sebuah interaksi padanya. Kemudian
sang ibu pergi keluar untuk beberapa menit. Selama periode pertama anak tersebut
ditinggalkan seorang diri dengan lingkungan yang asing, selama periode kedua anak
tersebut benar-benar ditinggalkan sendiri tanpa ada siapapun termasuk sang ibu atau
pengasuh.
Kombinasi dari ketiga aspek tersebut sengaja diciptakan untuk melihat
perilaku kritis dimana saat bagaimana bayi tersebut bereaksi ketika sang ibu kembali,
perilaku ini didasarkan pada tingkat gaya kelekatan.
Berdasarkan eksperimen tersebut diperoleh tiga respon yaitu:
2014
6
Psikologi Kepribadian I
Fransisca M. Sidabutar, M. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Secure Attachment
Ketika Ibu kembali bayi tersebut merasa senang dan sangat antusias dan
memberikan sinyal-sinyal komunikasi, misalnya mereka langsung menghampiri Ibu
mereka dan ingin dipeluk. Mereka menjadikan Ibu sebagai dasar eksplorasi dan
rasa aman (secure base), anak berada dekat ibu untuk beberapa saat kemudian
melakukan eksplorasi, anak kembali pada ibu ketika ada orang asing, tapi
memberikan senyuman apabila ada ibu di dekatnya.
Bayi tersebut merasa
terganggu ketika ibu pergi dan menunjukkan kebahagiaan ketika ibu kembali. Atau
dengan kata lain mereka mengizinkan Ibu untuk pergi dan bereksplorasi akan tetapi
kembali untuk memberikan keyakinan. Para bayi ini bersifat kooperatif dan
terbebas dari rasa marah. Anak dengan kelekatan ini memiliki pola hubungan
dengan kualitas yang sangat baik.
Anak-anak memperlihatkan kesusahan yang minimal ketika dipisahkan dari
pengasuh, anak merasa yakin bahwa orang tua atau pengasuh akan kembali.
Ketika ketakutan, anak-anak akan mencari kenyamanan dari pengasuh. Anak-anak
ini tahu orang tua atau pengasuh mereka akan memberikan kenyamanan dan
jaminan, sehingga mereka merasa nyaman mencari mereka di saat dibutuhkan.
Berikut adalah pengaruh secure attachment pada masa dewasa :
2014
7
Psikologi Kepribadian I
Fransisca M. Sidabutar, M. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Avoidant Attachment
Pada hasil penelitian ini bayi jarang menangis ketika Ibu pergi dan mengacuhkan
Ibu ketika ia kembali. Mereka cenderung marah sehingga tidak dapat diikuti ketika
menginginkan sesuatu. Bayi menolak kehadiran ibu, menampakkan permusuhan,
kurang memiliki resiliensi ego dan kurang mampu mengekspresikan emosi negatif.
Selain itu bayi juga tampak mengacuhkan dan kurang tertarik dengan kehadiran
ibu.
Anak dengan kelekatan ini memiliki ibu yang tidak sensitive terhadap sinyal yang
diberikan bayi dalam berbagai situasi pengasuhan dan situasi bermain.
Berikut adalah pengaruh Avoidant Attachment di masa dewasa :
Ambivalent Attachment
Menunjukkan keengganan untuk mengeksplorasi lingkungan. Tampak impulsive,
helpless dan kurang kontrol asing. Bayi tampak sedih ketika ditinggal ibu dan sulit
untuk tenang kembali meskipun ibu telah kembali. Bayi mampu mengekspresikan
emosi negatif namun dengan reaksi yang berlebihan. Bayi dengan kelekatan yang
ambigu ini menjadi cemas walaupun Ibu belum lagi meninggalkan tempat tersebut
dan menjadi sangat kecewa ketika ia benar-benar pergi. Ketika Ibu kembali, bayi
tersebut menunjukkan sikap ambivalensi mereka dengan berusaha mencari kontak
2014
8
Psikologi Kepribadian I
Fransisca M. Sidabutar, M. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dengan sang ibu dan pada saat yang bersamaan menolak sang ibu dengan
menendang dan berteriak. Anak dengan kelekatan ini mengalami masalah dalam
hubungan dengan pengasuh atau figur attachmentnya terutama ibu.
Anak tersebut memiliki ibu yang tidak suka dengan kontak fisik dengan anak dan
memiliki emosional yang kurang memadai atau kurang ekspresif, ibu juga
menunjukkan sikap yang tidak konsisten.
Berikut adalah pengaruh Ambivalent Attachment di masa dewasa:
Dalam hal ini telah terdapat penelitian lain yang mengidentifikasikan pola keempat
yaitu Disorganized/Disoriented Attachment (Kelekatan yang tak terorganisir dan tak
terarah). Bayi dengan pola yang tak terorganisir seringkali menunjukkan pola perilaku
yang tidak konsisten dan berlawanan. Mereka menyambut Ibu mereka dengan gembira
ketika Ibu kembali namun kemudian menjauh atau mendekati tanpa memandang
kepadanya. Mereka tampak takut dan bingung. Pola ini mungkin adalah pola dengan
tingkat rasa aman yang paling rendah dan mayoritas terjadi pada bayi dengan Ibu yang
kurang sensitif, intrusive atau melecehkan.
Anak-anak dengan kelekatan ini menunjukkan kurangnya attachment behavior
yang jelas. Tindakan mereka dan tanggapan terhadap pengasuh sering merupakan
campuran dari perilaku, termasuk penghindaran atau perlawanan. Anak-anak ini
2014
9
Psikologi Kepribadian I
Fransisca M. Sidabutar, M. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
menunjukkan perilaku yang menampilkan bingung, kadang-kadang tampak baik, bingung
atau takut di hadapan seorang pengasuh. Perilaku tidak konsisten dari pihak orang tua
mungkin menjadi faktor dalam jenis attachment ini.
SEPARATION ANXIETY MENURUT JOHN BOWLBY
Bowbly dipengaruhi oleh teori evolusi dalam observasinya pada perilaku hewan.
Attachment behavior pada anak terprogram secara evolusioner dan instingtif.
Sebetulnya Attachment behavior tidak hanya ditujukan pada anak namun juga pada ibu.
Ibu dan anak secara biologis dipersiapkan untuk saling merespon perilaku. Reaksi bayi
berupa tangisan, senyuman, isapan akan mendatangkan reaksi ibu dan perlindungan
atas kebutuhan bayi. Proses ini akan meningkatkan hubungan ibu dan anak.
Sebaliknya bayi juga dipersiapkan untuk merespon tanda, suara dan perhatian yang
diberikan ibu. Hasil dari respon biologis yang terprogram ini adalah anak dan ibu akan
mengembangkan
hubungan
kelekatan
yang
saling
menguntungkan
(mutuality
attachment).
Teori ini juga menggunakan istilah “Psychological Bonding”, yaitu hubungan atau ikatan
psikologis antara ibu dan anak, yang bertahan lama sepanjang rentang hidup dan
berkonotasi dengan kehidupan sosial.
Dalam observasinya, John Bowlby melakukan 3 tahap atau tingkat dari apa yang
disebutnya dengan “separation anxiety”. Ketika Ibu atau pengasuh menghilang dari
pandangan, bayi akan menangis, mengamuk, kepada orang lain dan berusaha untuk
mencari Ibunya.
Tahap ini dimanakan “protest stage”. Sebagai akibat dari adanya
perpisahan tersebut bayi akan menjadi terdiam, sedih, pasif, lesu dan terlihat acuh tak
acuh. Pada tahap ini dinamakan “despair”. Tahap terakhir adalah ciri khas daripada
seorang manusia yang tidak pernah terjadi pada hewan yaitu “detachment”. Selama
tahap ini, bayi akan terlepas dari emosinya, baik kepada orang lain maupun kepada
ibunya sendiri. Jika Ibu mereka kembali, bayi akan menunjukkan sikap acuh tak acuh
dan menolaknya. Anak-anak yang memiliki sikap acuh tak acuh tidak akan terbentuk
lama saat Ibunya meninggalkan mereka.
Setelah mereka dewasa nanti, mereka
bermain dan berinteraksi dengan orang lain dengan afeksi yang tidak terlalu dalam
tetapi terlihat ramah dan mudah bergaul. Walaupun hubungan interpersonal mereka
tidak erat dan kurang hangat.
2014
10
Psikologi Kepribadian I
Fransisca M. Sidabutar, M. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Hall, C.S., Lindzey, G. & Campbell, J.B. (1998). Theories of Personality (4th ed.). New York: John
Wiley & Sons, Inc.
Diktat Psikologi Kepribadian. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
2014
11
Psikologi Kepribadian I
Fransisca M. Sidabutar, M. Psi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download