BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Attachment 2.1.1 Pengertian Attachment Bowlby adalah tokoh pertama yang melakukan penelitian dan mencetuskan teori tentang attachment. Bowlby mengemukakan bahwa attachment adalah ikatan emosional yang dialami oleh anak ketika berinteraksi dengan figur tertentu, dimana anak menginginkan kedekatan dengan figur tersebut dalam situasi-situasi tertentu seperti ketika ketakutan dan kelelahan (Mikulincer & Shaver, 2007). Ainsworth melakukan penelitian yang disebut dengan strange situation. Strange situation adalah meneliti kedekatan antara orang dewasa (terutama ibu) dengan anaknya. Melalui penelitian ini di dapatkan tiga jenis attachment yaitu secure attachment, avoidance attachment dan anxiety attachment (Kurdek, 2002). Secure attachment dimiliki oleh individu yang pada masa anak-anaknya memiliki hubungan yang akrab dengan kedua orangtua. Ketika dewasa menjadi pribadi yang bahagia, mudah bergaul dan percaya diri. Sedangkan avoidance attachment dimiliki oleh individu yang pada masa anak-anaknya sering mendapat perlakuan yang dingin, tidak bersahabat, bahkan penolakan dari ibunya. Ketika dewasa menjadi individu yang sulit membangun keintiman dan kepercayaan dengan orang lain. Berbeda halnya dengan anxiety attachment yang dimiliki oleh individu yang pada masa anak- 7 anaknya memiliki pengalaman dengan ayah yang dipandang kurang adil. Ketika dewasa menjadi individu yang kurang percaya diri, penuh rasa cemburu dan memiliki emosi yang tidak stabil (Mikulincer & Shaver, 2007). 2.1.2 Adult Attachment Tabel 2.1 Teori Adult Attachment menurut tokoh Tokoh Hazan & Shaver Teori Secure Attachment Definisi Dimiliki oleh individu yang (dalam Feeney & pada masa kanak-kanaknya Noller, 1996). memiliki hubungan yang akrab dengan kedua orang tua, ketika dewasa menjadi pribadi yang mudah bergaul, percaya diri, memiliki hubungan yang romantis dan penuh kasih dengan pasangannya (Feeney & Noller, 1996). Avoidance Dimiliki oleh individu yang Attachment pada masa kanakkanaknya sering mendapat perlakuan yang dingin, tidak bersahabat dan bahkan penolakan dari ibunya, ketika dewasa mereka takut akan keintiman dengan pasangan dan kesulitan menerima kekurangan pasangan (Feeney & Noller, 1996). 8 Anxiety Attachment Dimiliki oleh individu yang pada masa kanakkanaknya memiliki pengalaman dengan ayah yang dipandang kurang adil. Ketika dewasa menjadi individu yang kurang percaya diri, mudah jatuh cinta, tetapi sulit menemukan cinta sejati, penuh rasa ingin memiliki pasangan, penuh rasa cemburu, penuh dengan hasrat seksual dan emosional (Feeney & Noller, 1996). Brennan, et.al. Anxiety (Models of Perasaan seseorang (dalam Collins & Self) tentang keberhargaan Feeney, 2004) dirinya (self-award) berkaitan dengan seberapa tinggi individu merasa khawatir bahwa ia akan ditolak, ditinggalkan dan tidak dicintai oleh figure attachment (Collins & Feeney, 2004). Avoidance (Models of Berkaitan dengan seberapa Others) jauh individu membatasi intimacy dan ketergantungan pada orang lain (Collins & Feeney, 2004). Bartholomew & Secure Style 9 Individu dengan secure Griffin (1994) style memiliki representasi anxiety dan avoidance yang rendah. Individu ini juga memiliki rasa kecintaan terhadap dirinya sendiri, menganggap bahwa dirinya pantas untuk mendapatkan perhatian dari orang lain dan juga memiliki harapan bahwa orang lain akan menerima dan memberikan perhatian terhadap ekspresi cintanya (Mikulincer & Shaver, 2007). Preoccupied Style Individu dengan preoccupied style memiliki anxiety yang tinggi dan avoidance yang rendah. Pada dasarnya individu ini merasa dirinya tidak berharga dan cenderung berusaha secara keras dan terus menerus untuk dapat menerima keadaan dirinya sendiri dengan cara mendapatkan pengakuan dan penilaian dari pasangannya, yang pada akhirnya membuat ia menjadi ketergantungan dengan pasangannya (Mikulincer & Shaver, 2007). 10 Fearful Style Individu dengan fearful style memiliki avoidance dan anxiety yang tinggi. Individu ini menilai dirinya tidak pantas untuk dicintai, ia melihat tidak terdapatnya cinta dari orang lain dan ia justru mengharapkan untuk mendapatkan penolakan dari pasangannya (Mikulincer & Shaver, 2007). Dismissing Style Individu dengan dismissing style memiliki avoidance yang tinggi dan anxiety yang rendah. Individu ini memiliki self-esteem yang tinggi, namun ia sangat menjaga dirinya dari kekecewaan akan hubungan yang dijalaninya dengan cara menjaga kualitas kemandirian dengan selalu mengandalkan diri sendiri (Mikulincer & Shaver, 2007). Berikut adalah gambar mengenai penjelasan dua dimensi attachment anxiety dan avoidance dan empat pola attachment secure style, dismissing style, fearful style dan dismissing style. 11 Avoidance LOW Secure Style Preoccupied Style Low Anxiety High Anxiety Low Avoidance Low Avoidance Anxiety HIGH LOW Dismissing Style Fearful Style Dari gambar di atas dapat di jelaskan bahwa Low Anxiety High Anxiety High Avoidance High Avoidance HIGH Gambar 2.1 Gambar Pola Attachment menurut Griffin & Bartholomew (1994) 2.2 Dewasa Muda Perkembangan dewasa dibagi menjadi tiga bagian yaitu, dewasa muda (young adulthood) dengan usia berkisar antara 20 sampai 40 tahun. Dewasa menengah (middle adulthood) dengan usia berkisar antara 40 sampai 65 tahun dan dewasa akhir (late adulthood) dengan usia mulai 65 tahun ke atas (Papalia, et.al., 2007) Masa dewasa muda diawali dengan masa transisi dari masa remaja menuju masa dewasa. Dewasa muda lebih banyak di dominasi oleh pencapaian keintiman di awal tahapan dan pengembangan generativitas di akhir tahapan dibandingkan dengan hal-hal lainnya. Para dewasa muda harus mengembangkan sebuah genitalitas yang matang, mengalami konflik antara intimacy dan isolation dan mencapai kekuatan dasar cinta (Feist & Feist, 2008). 12 Masa dewasa muda ditandai oleh krisis psikososial intimacy vs isolation. Intimacy adalah kemampuan untuk mencampurkan identitas seseorang dengan identitas orang lain tanpa takut kehilangan identitasnya sendiri (Feist & Feist, 2008). Jika seorang dewasa membentuk persahabatan yang sehat dan sebuah hubungan yang intim dengan orang lain, keintiman akan dicapai, jika tidak hasilnya adalah isolation (Santrock, 2002). Isolation didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengambil kesempatan-kesempatan yang ditawarkan identitas seseorang dalam berbagai keintiman yang benar (Feist & Feist, 2008). Ketidakmampuan untuk membangun hubungan yang bermakna dengan orang lain dapat berbahaya bagi kepribadian individu. Hal itu mungkin menyebabkan seseorang menolak, mengabaikan atau menyerang orang-orang yang di anggap membuat mereka frustasi (Santrock, 2002). Cinta didalam masa dewasa muda mempunyai peranan yang cukup kuat. Erikson (Feist & Feist, 2008) mendefinisikan cinta sebagai devosi yang dewasa yang dapat mengatasi perbedaan-perbedaan dasar laki-laki dan perempuan. Cinta yang dewasa berarti berkomitmen, hasrat seksual, kerja sama, kompetensi sekaligus persahabatan. Dewasa muda memiliki tugas dalam perkembangannya, yaitu (Turner & Helms dalam Dariyo, 2008) : 1) Mencari dan memilih pasangan hidup 2) Belajar menyesuaikan diri dan hidup secara harmonis dengan pasangan 3) Mulai membentuk keluarga dan memulai peran baru sebagai orangtua 4) Membesarkan anak dan memenuhi kebutuhan mereka 5) Belajar menata rumah tangga dan memikul tanggung jawab 6) Mengembangkan karir atau melanjutkan pendidikan 13 2.3 7) Memenuhi tanggung jawab sebagai warna Negara 8) Menemukan kelompok sosial yang sesuai. Jejaring Sosial 2.3.1 Social Media Social media adalah sebuah kategori dari media online dimana seseorang dapat berbicara, berpartisipasi, berbagi, jaringan dan bookmark secara online (Ron Jones dalam Ward, 2002). 2.3.2 Social Media: Twitter Twitter dibuat oleh 10 orang yang berasal dari San Francisco yang di pimpin oleh Evan Williams. Twitter merupakan percampuran dari pesan, jejaring sosial dan microblogging. Pertumbuhan Twitter yang sangat pesat membuat menarik banyak orang dan mendapat cukup banyak ejekan, seperti Twitter hanya dapat membuang-buang waktu penggunanya (The New York Times, 2012). Twitter menerima dan mengirim pesan pendek yang disebut dengan "Tweets" baik didalam website Twitter, dengan software pesan instan atau dengan telepon selular. Ketika pengguna Twitter melakukan login baik melalui website atau telepon selular, Twitter memberikan satu pertanyaan sederhana "What are you doing?". Pengguna akan menjawab dengan 140 karakter atau kurang dari itu. Tidak seperti pesan teks pada umumnya atau yang biasa disebut dengan SMS, twitter dihubungkan oleh jaringan diantara teman-teman. Orang-orang asing yang ada di dalam Twitter disebut dengan "followers" (The New York Times, 2012). Jika seseorang ingin menuliskan "tweet" untuk salah satu seorang dari "followers", maka harus di imbuhi dengan simbol @ 14 kemudian nama username orang tersebut (Boyd, 2011). Pengguna dapat memilih untuk menerima tweet dari orang-orang yang mereka anggap menarik. 2.4 Kerangka Berpikir Dewasa muda di Jakarta yang memiliki akun Twitter Kuantitatif deskriptif Attachment menurut Bartholomew & Griffin (1994) dan Brennan, et.al (1998) Gambar 2.2 Kerangka Berpikir Masa dewasa muda diawali dengan masa transisi dari masa remaja menuju masa dewasa. Dewasa muda lebih banyak di dominasi oleh pencapaian keintiman di awal tahapan dan pengembangan generativitas di akhir tahapan dibandingkan dengan hal-hal lainnya. Para dewasa muda harus mengembangkan sebuah genitalitas yang matang, mengalami konflik antara intimacy dan isolation dan mencapai kekuatan dasar cinta (Feist & Feist, 2008). Twitter adalah salah satu sosial media yang banyak digunakan oleh para dewasa muda di Jakarta. Dengan menggunakan teknik penelitian kuantitatif deskriptif maka peneliti akan melihat bagaimana gambaran pola attachment pada dewasa muda di Jakarta yang memiliki akun Twitter ke dalam pola attachment Bartholomew & Griffin (1994) yaitu secure style, preoccupied 15 style, fearful style dan dismissing style dan dimensi attachment menurut Brennan, et.al (1998). Sejalan dengan pemikiran Ainsworth mengenai attachment, Brennan, et.al. (dalam Collins & Feeney, 2004) mengemukakan bahwa ketiga tipe attachment itu dapat dirangkum menjadi dua dimensi attachment pada orang dewasa yaitu anxiety dan avoidance. Dimensi pertama anxiety, perasaan seseorang tentang keberhargaan dirinya (self-award) berkaitan dengan seberapa tinggi individu merasa khawatir bahwa ia akan ditolak, ditinggalkan dan tidak dicintai oleh figure attachment. Adapun dimensi kedua, avoidance berkaitan dengan seberapa jauh individu membatasi ketergantungan pada orang lain (Collins & Feeney, 2004). 16 intimacy dan