Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005 ANALISIS KINERJA USAHA PETERNAKAN AYAM PEDAGING POLA INDUSTRI INTI–PLASMA DI BAWAH PERSEROAN TERBATAS TERBUKA (Performance Analysis of Boiler Farms Manage by the Necleus-Plasma System) SISWANTO IMAM SANTOSO, WULAN SUMEKAR dan ARI ANDRIANA WIJAYA Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Universitas Diponegoro ABSTRACT The evaluation of broiler farm’s performance becomes important after the statement from Memperindag (SK 115/MPP/Kep/2/1998), that chicken meat turns out to be one of the nine staples (sembako). It means that the state has the responsibility for it is accomplishment. This research is intended to give the information regarding the chicken meat supply in order to supporting Memperindag policy. For this work, the analysis of profit level and income is, hence, needed. Study case was taken from 16 plasma groups, restaurants and chicken slaughtering house under the Commercial Division of PT Anwar Sierad Produce Tbk of West Java during the year of 2003. Data was analysed by the SPSS version 10.0 program. The result showed that during year 2003, the production cost and the income from Commercial Division of PT Anwar Sierad Produce Tbk of West Java were Rp 20.426.024.290 and Rp 28.238.062.050, respectively. It yielded the earnings of Rp. 5.651.816.189. The income was significantly (P<0,01) influenced by DOC’s price, feed, medicine and vaccine, labour and brooder. The cage depreciation did not show a significantly effect ( P<0,01) to the income. It could be concluded that in one year, plasma gained a benefit within five times of harverst. This condition occured to the population of 8.000−128.000 birds/harverst period with a total harvest population of 542.000 birds/harverst period. The company income was partially influenced by DOC’s price, brooding, feed, medicines, vitamines and labour. The integration system between the nucleus and the plasma could increase the income. Key Words: Nucleus-Plasma, Broiler, Performance Analyzis ABSTRAK Evaluasi Kinerja usaha peternakan ayam pedaging menjadi penting setelah keluarnya SK Memperindag (SK 115/MPP/Kep/2/1998), bahwa daging ayam menjadi salah satu dari sembilan bahan pokok (sembako). Artinya untuk pemenuhannya, negara ikut bertanggung jawab. Penelitian ini dimaksudkan untuk membantu memberikan informasi dalam kaitannya dengan supply daging ayam dalam rangka menunjang kebijakan Memperindag. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan analisis besarnya laba dan beberapa faktor yang mempengaruhi penerimaan laba. Metode penelitian dengan studi kasus pada 16 kelompok plasma peternak ayam pedaging, warung makan dan rumah potong ayam di bawah Divisi Komersial PT Anwar Sierad Produce Tbk unit Jawa Barat selama tahun 2003. Data dianalisis dengan program SPSS versi 10.0. Hasil penelitian menyatakan bahwa selama tahun 2003 biaya produksi dan penerimaan dari Divisi Komersial PT Anwar Sierad Produce Tbk unit Jawa Barat masing-masing sebesar Rp 20.426.024.290 dan Rp 28.238.062.050 menghasilkan pendapatan sebesar Rp 5.651.816.189. Penerimaan sangat nyata (P<0,01) dipengaruhi oleh harga bibit, pakan, obat-obatan dan vaksin, tenaga kerja dan pemanas. Penyusutan kandang tidak berpengaruh nyata (P<0,01) terhadap penerimaan. Simpulan yang diperoleh, seluruh plasma rata-rata menunjukkan tingkat keuntungan secara nyata (P<0,01) dengan panen setahun lima kali. Kondisi ini berjalan pada volume pemeliharaan antara 8.000−128.000 ekor/periode panen dengan total populasi panen 542.000 ekor/periode panen. Pendapatan yang dihasilkan perusahaan secara parsial dipengaruhi oleh biaya bibit terkoreksi, brooding, pakan, obat dan vitamin serta tenaga kerja. Pola hubungan integrasi antara inti dan plasma dapat meningkatkan pendapatan kelompok tersebut. Kata Kunci: Inti-Plasma, Ayam Pedaging, Analisis Kinerja 749 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005 PENDAHULUAN Pembangunan subsektor industri perunggasan yang merupakan bagian dari sub sektor peternakan di Indonesia yang tumbuh dan berkembang pesat sejak tahun 80-an telah banyak berjasa dan berperan penting dalam penyediaan bahan pangan bagi penduduk khususnya sumber protein hewani. Peranan penting industri perunggasan selama ini adalah mengenai beberapa hal: 1) produksi daging ayam mencapai sekitar 1 juta ton atau 57,30% dari produksi daging nasional pada tahun 1997; 2) penciptaan investasi dan lapangan kerja dimana dalam 4 tahun Pelita VI investasi perunggasan mencapai Rp 3.668,3 milyar dengan 16 perusahaan pembibitan ayam Grand Parent Stock (GPS) dan 120 pembibit Parent Stock (PS), 56 pabrik pakan ternak, 1513 pengusah obat, 37.000 peternak budidaya ayam pedaging dan ayam ras petelur 38.000 peternak (DEPARTEMEN PERTANIAN, 1998). Industri perunggasan di Indonesia memang masih rentan karena masih dalam tahap pemantapan, sehingga kebutuhan pakan unggas sebagian besar setidaknya bahan bakunya dipenuhi dengan impor, seperti jagung (50% masih impor), tepung kedelai (50% impor) dan tepung ikan (45% impor). Turunnya nilai rupiah terhadap mata uang asing dalam jumlah yang tinggi menyebabkan kita harus membayar harga yang jauh lebih tinggi untuk memperoleh sejumlah pakan yang dibutuhkan. Harga pakan mulai merangkak naik sejak bulan Juli 1997 dari harga Rp 800/kg, sedang pada minggu ke2 Januari 1998 telah mencapai Rp 1.600/kg (DEPARTEMEN PERTANIAN, 1998). Keadaan krisis moneter sejak Tahun 1997 menuntut para pelaku perunggasan dalam hal ini perusahaan peternakan untuk dapat lebih mengefisienkan penggunaan biaya bibit, pakan, obat serta tenaga kerja. Keempat komponen ini merupakan pengeluaran terbesar dari suatu usaha perunggasan ayam pedaging disamping biaya brooding dan perkandangan. Alasan yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap usaha bertujuan untuk mendapatkan keuntungan atau pendapatan dari setiap modal yang ditanam. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai analisis biaya dan pendapatan pada Divisi Komersial PT Sierad Produce Tbk Unit JABAR yang terletak di Parung Bogor. 750 Penelitian yang dilakukan di Divisi Komersial mempunyai tujuan diantaranya adalah: 1) mengetahui biaya produksi yang meliputi biaya tetap dan tidak tetap; 2) mengetahui penerimaan dan pendapatan perusahaan dari hasil penjualan ayam pedaging; 3) mengetahui pengaruh besarnya biaya produksi terhadap pendapatan. MATERI DAN METODE Penelitian menggunakan metode studi kasus melalui observasi. Metode studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas dimana subjek penelitian dapat individu, kelompok, lembaga maupun masyarakat (NAZIR, 1988). Pengumpulan data menggunakan kuesioner beserta observasi di lapangan. Responden dalam penelitian ialah Divisi Komersial yang didalamnya termasuk para tenaga kerja. Data primer yang dikumpulkan tentang pemberian pakan dan minum, bentuk kandang, jenis atau strain ayam yang dipelihara, jenis obat dan vitamin. Data sekunder diperoleh dari catatan perusahaan 1 tahun terakhir yang meliputi besarnya biaya produksi tiap masa panen, populasi ternak setiap masa panen. Data yang telah dikumpulkan, baik berupa data primer maupun data sekunder kemudian dianalisis secara kuantitatif. Analisis kuantitatif berhubungan dengan angka sehingga dapat diuji secara statistik berdasarkan rumus (MOLEONG, 2002). Untuk mengetahui biaya produksi TC = FC + VC TC = Biaya produksi FC = Biaya tetap VC = Biaya tidak tetap Secara matematika pendapatan dirumuskan sebagai berikut: π = TR – TC TC = TVC + TFC TR = Y Py Dimana: π = pendapatan bersih (Rp) TR = penerimaan total (Rp) Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005 TC = biaya total (Rp) TVC = biaya variabel total (Rp) TFC = biaya tetap total (Rp) Y = jumlah kuantitas produk yang dihasilkan (Kg) Py = harga produk yang dihasilkan (Rp) Analisis regresi berganda dapat dilakukan jika telah memenuhi beberapa asumsi diantaranya uji kenormalan, multikolinieritas dan autokorelasi (GUJARATI, 1997). Pengaruh dari masing-masing biaya produksi terhadap pendapatan dianalisis dengan fungsi linear berganda. Menurut DJARWANTO (2001) analisis regresi linear berganda dinyatakan dengan persamaan linear: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e Y = pendapatan (Rp) A = konstanta b1.b6 = koefisien regresi X1 = pembelian bibit (DOC) (Rp) X2 = biaya brooding (Rp) X3 = biaya pakan (Rp) X4 = biaya vaksin dan obat-obatan (Rp) X5 = biaya tenaga kerja (Rp) X6 = biaya perkandangan (Rp) E = simpangan stokastik Uji hipotesis : Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0 Artinya, secara serempak variabel pendapatan (Y) tidak dipengaruhi oleh variabel biaya produksi (X1,X2,X3,X4,X5,X6). Kriteria pengujian berdasarkan program SPSS 10.0: Ho ditolak dan H1 diterima jika nilai sign (pada print out) <0,05. Uji hipotesis: H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ b6 ≠ 0 Artinya, secara serempak variabel pendapatan (Y) dipengaruhi oleh variabel biaya produksi (X1, X2, X3, X4, X5, X6). Kriteria pengujian berdasarkan program SPSS 10.0: Ho diterima dan H1 ditolak jika nilai signifikansi (pada print out) >0,05 atau >0,01. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan umum perusahaan dan peternakan Divisi Komersial PT. Sierad Produce Tbk unit JABAR merupakan salah satu anak perusahaan PT. Sierad Produce Tbk yang bergerak dalam bidang industri poultry breeding dan feedmill. Divisi Komersial ini memiliki Badan Hukum dan NPWP 01.393.676.0−403.001, termasuk perusahaan perseroan terbatas terbuka karena dimiliki oleh para pemegang saham. PT Sierad Produce Tbk Divisi Komersial beralamat di Jl. Raya Parung Km.JKT 19 Desa Pamegar Sari Kecamatan Parung Kabupaten Bogor PT. Sierad Produce Tbk divisi Komersial mempunyai 16 farm milik sendiri yang tersebar luas disekitar wilayah Jabotabek dan sekitarnya. Berikut ini nama-nama Farm yang dimiliki oleh PT. Sierad Produce Tbk Divisi Komersial: 1) Hasan farm, 2) Ciakar farm, 3) Ciseeng farm, 4) Dedy farm, 5) Donny farm, 6) Jhony arco farm, 7) Iwul farm, 8) Trio farm, 9) Cianjur farm, 10) Dadang farm, 11) Dewo farm, 12) Karta farm, 13) Aman farm, 14) Arifin farm, 15) Imam farm dan 16) Jantra farm. Tabel 1. Populasi awal ayam pedaging pada 16 farm divisi komersial Nama farm Hasan farm Ciakar farm Ciseeng farm Dedy farm Donny farm Jhony Arco farm Iwul farm Trio farm Cianjur farm Dadang farm Dewo farm Karta farm Aman farm Arifin farm Imam farm Jantra farm Jumlah Populasi (ekor) 22.000 26.000 13.000 15.000 16.000 25.000 25.000 38.000 128.000 17.000 60.000 14.000 22.000 85.000 28.000 8.000 542.000 Persentase (%) 4,06 4,80 2,40 2,77 2,95 4,61 4,61 7,01 23,61 3,14 11,07 2,58 4,06 15,68 5,17 1,48 100 Sumber: Data terolah penelitian 2004 751 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005 Produksi dan pemasaran Penerimaan Hasil akhir selama Tahun 2003 adalah sebagai berikut: BB (bobot badan) antara 1,04−1,86 kg rata-rata 1,45 kg, feed (pakan) rata-rata 611820,17 kg, FCR antara 1,56−2,53 kg rata-rata 1,86 kg, mortalitas antara 1,80−33,42% rata-rata 9,5%, lama panen (LP) rata-rata 8 minggu termasuk sudah lewat batas karena standar perusahaan adalah 7 minggu untuk usaha pemeliharaan ayam. Tabel 3 dapat diketahui bahwa penerimaan yang berasal dari warung makan (WM) lebih besar yaitu sebesar Rp 16.191.705.410 (57,34%) daripada penerimaan yang berasal dari RPA yang hanya sebesar Rp 12.046.356.640 (42,36%). Pihak RPA dalam menseleksi ayam yang masuk untuk dipotong sangat ketat. Tabel 3. Penerimaan pada tahun 2003 Biaya produksi Berdasarkan Tabel 2 biaya terbesar dikeluarkan untuk biaya tidak tetap yaitu sebesar Rp 19.927.575.560 (97,57%), sedangkan biaya tetap yang dikeluarkan sebesar Rp 498.458.729 (2,43%). Komponen biaya tetap yang terbesar dialokasikan untuk biaya penyusutan yaitu sebesar Rp 447.267.535 (2,19%), komponen biaya tetap tidak terpengaruh oleh banyaknya jumlah ayam yang dipelihara. Hal ini sesuai pendapat SUPRIYONO (1999) bahwa biaya tetap ialah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktifitas sampai dengan tingkatan tertentu. Biaya tidak tetap terbesar dialokasikan untuk biaya pakan yaitu sebesar Rp 9.768.882.290 (47,83%). Tabel 2. Biaya produksi divisi komersial tahun 2003 Biaya produksi Biaya tetap PBH Penyusutan Sewa Jumlah biaya tetap Biaya tidak tetap Bibit Pakan Obat dan vitamin Disinfektan Brooding Listrik PAM TK Perkandangan Jumlah biaya tidak tetap Total biaya produksi Jumlah (Rp) x 1000 5.771,19 447.267,54 45.420,00 498.458,73 0,02 2,19 0,23 2,44 5.908.391,75 9.768.882,29 944.257,98 129.851,87 138.473,87 230.716,32 101.345,90 2.596.229,30 109.416,30 19.927.575,56 20.426.024,29 28,93 47,83 4,61 0,64 0,68 1,13 0,50 12,71 0,53 97,56 100,00 Sumber: Data terolah penelitian 752 Persentase (%) Pihak Penerimaan (Rp) x 1000 Persentase (%) RPA 12.046.356,64 42,66 WM 16.191.705,41 57,34 Jumlah 28.238.062,05 100 Sumber: Data terolah penelitian Pendapatan Besarnya pendapatan kotor selama tahun 2003 sebesar Rp 7.812.037.762. Besarnya pajak yang harus dibayar selama tahun 2003 adalah sebesar Rp 2.160.221.573. besarnya pendapatan bersih perusahaan selama tahun 2003 adalah sebesar Rp 5.651.816.189. Sesuai pendapat HORNGREN (1998) bahwa pendapatan penjualan bersih adalah total pendapatan penjualan dikurangi dengan retour dan pengurangan penjualan, dalam hal ini yang menjadi pengurangan penjualan adalah pajak penghasilan. Pengujian asumsi klasik Data semua variabel berdistribusi normal, telah terjadi multikolinieritas sehingga data yang mengalaminya yaitu (X1, X2, X3, X4, X5) digabungkan menjadi XK tidak terjadi autokorelasi. Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai signifikan yang dihasilkan adalah 0,00. Kondisi ini berarti nilai signifikan yang dihasilkan ≤ 0,05 atau ≤ 0,01. Berdasarkan ketentuan hipotesis yang ditetapkan berarti secara serempak variabel independen yaitu biaya perkandangan, biaya bibit terkoreksi biaya brooding, pakan, obat dan vaksin dan tenaga kerja mempengaruhi variabel dependen Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005 Tabel 4. Analisis regresi linear berganda biaya produksi yang mempengaruhi pendapatan Sumber keragaman Jumlah kuadrat Derajat bebas Kuadrat tengah F hitung Nilai signifikan Regresi 3.05E+11 2 1.527E+11 124.832** 0.00 Sisa 8.44E+10 69 1223029392 Total 3.90E+11 71 ** = sangat nyata (p<0,01) Sumber: Data terolah 2004 (pendapatan) yang dihasilkan perusahaan. Berdasarkan analisis regresi yang telah dilakukan didapatkan nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 0,777 artinya bahwa sebesar 77,7% variabel dependen (Y) dipengaruhi oleh variabel independent (X) dan sisanya sebesar 22,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam model persamaan regresi. Persamaan garis regresi linear berganda yang dihasilkan biaya produksi yang mempengaruhi pendapatan sebagai berikut: brooding, pakan, obat vaksin, tenaga kerja) dengan pendapatan yang dihasilkan. Pendapatan yang dihasilkan perusahaan secara parsial dipengaruhi oleh biaya bibit terkoreksi brooding, pakan, biaya obat dan vaksin serta biaya tenaga kerja. Secara parsial hanya biaya perkandangan yang tidak berpengaruh terhadap besarnya pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan dari usaha ayam pedaging yang dijalankan. KESIMPULAN DAN SARAN Y = -27 4.791 + 1.047XK – 4.701X6 Kesimpulan Tabel 5. Nilai koefisien regresi dan pengujian koefisien regresi Macam variabel Koefisien regresi Koefisien determinasi (R2) Konstanta Nilai signifikan 0.777 -274.791 0.967 Perkandangan (X6) -4.701 0.229 Bibit terkoreksi brooding, pakan, obat & vaksin serta tenaga kerja (XK) 1.047 0.000** Sumber: Data terolah 2004 Secara parsial semua variabel biaya produksi (XK) berpengaruh sangat nyata terhadap pendapatan, kecuali biaya perkandangan yang tidak berpengaruh terhadap pendapatan dimana nilai signifikansi pada print out 0,229>0,05. Hasil analisis regresi linier berganda secara serempak menunjukkan adanya pengaruh yang sangat nyata antara biaya produksi (biaya perkandangan dan biaya bibit terkoreksi biaya Simpulan yang diperoleh, seluruh plasma rata-rata menunjukkan tingkat keuntungan secara nyata (P<0,01) dengan panen setahun lima kali. Kondisi ini berjalan pd volume pemeliharaan antara 8.000−128.000 ekor/ periode panen dengan total populasi panen 542.000 ekor/periode panen. Pendapatan yang dihasilkan perusahaan secara parsial dipengaruhi oleh biaya bibit terkoreksi, brooding, pakan, obat dan vitamin serta tenaga kerja. Saran Untuk mendapatkan keuntungan maksimal, pola integrasi inti–plasma perlu diterapkan. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada drh. Sugihanto (Division head) atas kesempatan, kerjasama serta fasilitas yang telah diberikan pada saat penelitian. 753 Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005 DAFTAR PUSTAKA HORNGREN, C.T. 1998. Pengantar Akuntansi Keuangan. Penerbit Erlangga, Jakarta. DEPARTEMEN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN. 1998. Bahan Informasi Tentang Upaya-Upaya Penyelamatan Industri Perunggasan, Jakarta. MOLEONG, L. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Cetakan IV. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. DJARWANTO. 2001. Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian. Liberty, Yogyakarta. GUJARATI, D. 1997. Ekonometrika Dasar. Cetakan Kelima. PT Gelora Aksara Pratama, Jakarta. 754 NAZIR, M. 1988. Metode Penelitian. Cetakan Ketiga. Penerbit Ghalia, Jakarta SUPRIYONO, R.A. 1999. Akuntansi Biaya (Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok. BPFE UGM, Yogyakarta.