Minggu 3 (ketiga) Pokok Bahasan: Kecernaan protein didalam rumen dan usus halus Tujuan Pembelajaran: Menjelaskan mengenai proses degradasi dan kecernaan didalam kompartimen saluran pencernaan yang utama untuk ruminansia; Menjelaskan degradasi fraksi nitrogen pakan didalam rumen; Menjelaskan kecernaan dan absorbsi fraksi nitrogen didalam usus halus. Materi Pembelajaran Pada ruminansia, tiga kompartimen terbesar dari saluran pencernaan dimana terjadi proses degradasi dan kecernaan adalah Rumen, Usus halus dan Usus besar. Pakan ruminansia yang berupa hijauan dapat difraksinasi menjadi bagian dinding sel dan isis sel, dimana setelah dikonsumsi, maka ada sebagian dinding sel yang dapat didegradasi oleh mikrobia dan sebagian lobos dari degradasi dan akan ke saluran post rumen, demikian pula isi sel, sebagian besar dapat didegradasi oleh mikrobia didalam rumen dan hanya sebagian kecil yang lobos dari degradasi rumen. Didalam usus halus, fraksi yang lobos dari degradasi ruminal akan dihidrolisa dengan adanya ensim yang di sekresikan oleh dinding sel usus halus dan juga peran cairan empedu dan pancreas. Usus besar merupakan kompartimen terakhir terjadinya degradasi nutrien yang bolos dari rumen dan usus halus, aktivitas bakteri yang dominan di dalam usus besar adalah bakteri selulolitik. Protein pakan di degradasi mikrobia rumen menjadi peptida dan asam amino (Gambar 2) Hasil degradasi digunakan untuk sintesis mikrobia. Apabila jumlahnya berlebihan, maka asam amino akan mengalami deaminasi oksidatif menjadi ammonia dan asam karboksil). Universitas Gadjah Mada Gambar 2: Degradasi protein dan karbohidrat didalam rumen Jadi ada 2 proses utama didalam rumen yaitu: Degradasi protein pakan dan pada saat yang bersamaan terjadi sintesis protein mikrobia. Proses sintesis mikrobia ini menggunakan protein Akan yang terdegradasi atau non protein sebagai sumber N. Universitas Gadjah Mada Usus halus. Asam amino yang tersedia untuk absorpsi dari usus halus berasal dari: mikrobia, by pass protein, protein pakan yang tidak terdegradasi. Jaringan pada ruminansia, membutuhkan asam amino yang lama seperti halnya non ruminansia. Pada ruminansia kecil hubungan antara suplai asam amino dan kebutuhan untuk jaringan sukar di definisikan karena intervensi akan kecernaan protein dan fungsi sintesisnya di dalam rumen, juga kebutuhan asam amino sangat sukar untuk di kuantitatifkan karena adanya variasi dalam kebutuhan untuk fungsi2 produksi yang bervariasi. Contoh: Perkembangan wool dipengaruhi oleh suplementasi asam amino yang mengandung Sulphur sedang fungsi yang lain tidak dibutuhkan sulphur. Komponen asam amino dari protein akan terdeposit didalam jaringan, disekresikan kedalam air susu. Kebutuhan asam amino oleh ternak bervariasi dengan: Fungsi produksi dan level produksi. Asam amino didalam pakan biasanya secara cepat dapat di degradasi didalam rumen. Untuk meningkatkan by pass, banyak dilakukan penyelubungan asama amino pakan, sehingga • stabil didalam rumen tetapi tersedia untuk absorpsi post rumen, hal ini memberikan ide: kombinasi asamamino dan suplemen NPN dapat snaagt bermanfaat. Defisiensi protein dan toksisitas. Defisiensi amoniak didalam rumen mempengaruhi efisinesi akan fungsi rumen. Defisiensi atau ketidak seimbangan akan asam amino pada jaringan menghasilkan: 1. Penurunan sintesa protein 2. Penurunan Feed Intake 3. Efisiensi penggunaan pakan menjadi rendah 4. Kecepatan pertumbuhan dan produksi air susu akan bereaksi terhadap ketidak cukupan protein. Ekstrim defisiensi akan menghasilkan: 1. Gangguna pada kecernaan 2. Hilangnya berat badan 3. Anemia 4. Resistensi terhadap penyalit menjadi menurun. Universitas Gadjah Mada Kenaikan konsumsi pakan setelah suplementasi protein merupakan indikasi yang bagus secara praktis kalau terjadi defisiensi protein. Akan tetapi pemberian protein yang sangat tinggi pada pakan akan menyebabkan: Pakan menjadi mahal dan ketidak efisiensinya sumber enerji. Akan tetapi pemberian yang tinggi akan protein tidak akan menyebabkan toksisitas yang akut. Sebaliknya: Pemberian yang tinggi akan NPN atau protein terlarut yang sangat tinggi dapat menyebabkan Toksisitas ammonia, apabila terjadi tosisitas maka ternak akan nervousa, tubuh menjadi kejang-kejang, mulut berbusa, tetany dan collapse akhirnya dapat menimbulkan kematian. Absorpsi lipida didalam usus halus. Pada non ruminansia, sangat sedikit kecernaan akan lipida , pada saat diduodenum, setelah bercampur dengan cairan empedu dan getah pancreas, kecernaan baru akan dimulai. Untuk ruminansia terjadi perubahan komposisi lipida pada sat kecemaan mikrobia didalam retikulo rumen dan juga didalam usus halus. Perubahan ini karena: Hydrolisa akan trigliserida, galactoglyceride (bentuk utama akan lipida pada hijauan segar), Hidrogenasi dari asam lemak tidak jenuh, Biosintesa lipida oleh mikrobia. Absorpsi lipida secara eksklusif terjadi pada usus halus. Proporsi yang cukup besar (70-80%) dari lipida yang dating ke abomasums dalam bentuk: Asam lemak bebas (VFA), yang diproduksi karena hydrolysis mikrobia akan triglycerida pakan dialam rumen, yang dicerna kebanyakan adalah: dalam bentuk phospholipids yang kebanyakan dari mikrobia. Digesta duodenum, secara khas tersusun atas fraksi: asama lemak yang teresterifikasi dan phospholipida. Dibandingkan dengan digesta yang ada dalam abomasums, karena adanya sekresi empedu yang mengandung lipida. Cairan empedu juga mengandung: Lecithin )phosphatidil choline) masuka kedalam duodenum terhydrolisa menjadi isolecithin, Karen aktivitas lipase pancreas yang mempunyai aktivitas seperti agen emulsi. Trigliserida yang lobos dari pencernaan di dalam rumen dan esterifikasi akan asam lemak yang berasal dari mikrobia, akan cepat dihydrolisa oleh lipase pancreas untuk membebaskan asam lemak. Kebanyakan absorpsi lipida terjadi di dalam proksimal usus halus. Harus dicatat, dibandingkan dengna non ruminanisa, maka pada ruminansia tidak aa monoglycerida yang diabsorpsi di dalam usus halus. Universitas Gadjah Mada Rangkuman 1. Ada tiga kompartimen utama didalam saluran pencernaan ruminansia yang berperan dalam proses degradasi dan kecernaan pakan yaitu rumen, usus halus dan usus besar. 2. Degradasi protein pakan didalam rumen 3. Efek defisiensi protein 4. Kecernaan lipida Uji Pemahaman 1. Sebutkan kompartimentasi saluran pencernaan ruminansia dan jelaskan apa yang terjadi disetiap kompartimen apabila nutrien (karbohidrat, protein, lipida) dikonsumsi 2. Bagaimana pemanfaatan asam amino didalam usus halus 3. Bagaimana pemanfaatan lipida oleh ruminansia. Universitas Gadjah Mada