ANALISIS KELISTRIKAN AKIBAT PERBEDAAN TEMPERATUR SAMBUNGAN PELAT ALUMUNIUM DAN BESI UNTUK PERAGA TERMOELEKTRIK (Skripsi) Oleh MAGHFIRA ALIMATUSSAUMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 ABSTRAK ANALISIS KELISTRIKAN AKIBAT PERBEDAAN TEMPERATUR SAMBUNGAN PELAT ALUMUNIUM DAN BESI UNTUK PERAGA TERMOELEKTRIK Oleh Maghfira Alimatussaumi Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh temperatur pada sambungan pelat alumunium dan besi terhadap tegangan yang dihasilkan dan untuk mengetahui bagaimana besar tegangan Seebeck, hambatan dalam, tegangan jepit, dan koefisien Seebeck yang dihasilkan alat peraga. Metode penelitian yang digunakan yaitu research experimental atau penelitian eksperimen. Sambungan pelat yang digunakan yaitu menggunakan alumunium dan besi yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu termometer, multitester digital, dan potensiometer. Telah dilakukan penelitian besaran kelistrikan berupa tegangan dan hambatan dalam yang selanjutnya dari data tegangan Seebeck diperoleh besar koefisien Seebeck. Temperatur referensi yang digunakan dalam penelitian ini 0 oC atau sesuai dengan titik lebur es dan temperatur pemanasan yang digunakan yaitu dimulai dari 20 oC – 80 oC dengan perubahan kenaikan per 2 oC. Tegangan yang dihasilkan yaitu berkisar antara 0,1 mV – 1,6 mV dengan kesalahan relatif tiap pengukuran di bawah 10 % dan rata-rata hambatan dalam yang dihasilkan yaitu sebesar ii Maghfira Alimatussaumi 4999,972 Ω dengan standar deviasi sebesar 0,013. Data tegangan Seebeck dianalisis menggunakan analisis regresi linier, yakni = + untuk mengetahui besar koefisien Seebeck. Adapun hasil analisisnya, yaitu = 0,026 − 0,55206, dengan besar koefisien Seebeck yakni sebesar 0,026 mV/oC. Alat ini dapat digunakan untuk menunjukkan fenomena perubahan energi panas menjadi energi listrik. Kata Kunci: Besaran Kelistrikan, Koefisien Seebeck, Pelat Alumunium dan Besi, Termoelektrik iii ANALISIS KELISTRIKAN AKIBAT PERBEDAAN TEMPERATUR SAMBUNGAN PELAT ALUMUNIUM DAN BESI UNTUK PERAGA TERMOELEKTRIK Oleh MAGHFIRA ALIMATUSSAUMI Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN pada Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Purwodadi, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus pada tanggal 10 Ferbruari 1996, sebagai anak kedua dari pasangan Bapak Mahmudi Ks. dan Ibu Muntakiyah, S.Pd. Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 2000 di TK Aisyiyah Gisting yang diselesaikan pada tahun 2001. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SD Muhammadiyah Gisting yang diselesaikan pada tahun 2007, lalu melajutkan pendidikan di SMP Muhammadiyah 01 Gisting yang diselesaikan pada tahun 2010. Selanjutnya pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negri 1 Gadingrejo dan tamat pada tahun 2013. Tahun 2013 penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa reguler program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN. Pada bulan Juli hingga Agustus 2016 penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di desa Sidorejo, Kecamatan Bangunrejo, Kabupaten Lampung Tengah yang sekaligus melakasanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negri 1 Bangunrejo, Kecamatan Bangunrejo, Kabupaten Lampung Tengah. MOTTO “Jika kamu berbuat baik berarti kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk dirimu sendiri.” (Q.S Al-Isra: 7) “Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216) “Melangkah hanya dilakukan oleh orang-orang yang berani. Sedangkan pengecut hanya sembunyi dibalik rencanya” (Maghfira Alimatussaumi) PERSEMBAHAN Alhamdulillah, dengan mengucap syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, penulis persembahkan skripsi ini kepada: 1. Orangtuaku tercinta, Ibu Muntakiyah dan Bapak Mahmudi Ks., yang cintanya tak pernah mampu aku balas sepenuhnya, yang tak pernah lupa menyebut namaku dalam doa, yang selalu memperjuangkan masa depanku, semoga Allah SWT senantiasa memudahkan jalanku untuk membanggakan kalian. 2. Kakak-kakakku yang tersayang, Zuhri Abadi, Henny Rahmiati, Hetty Auliati, Ahmad Zikry Baiquni, Menik Suprapti, dan M. Hari Kurniawan yang telah memberikan semangat, doa, dan dukungannya. 3. Keponakan-keponakanku tersayang yang selalu berbagi keceriaannya. 4. Para pendidik yang senantiasa memberikan ilmu dan bimbingannya selama ini yang diberikan dengan ikhlas. 5. Sahabat-sahabatku yang senantiasa menyemangati dan memberikan waktu serta kebaikannya selama menemani perjuangan ini. 6. Seseorang di masa depan yang kelak akan menghabiskan sisa umurnya bersamaku. 7. Almamater Tercinta. SANWACANA Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena kasih sayang dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Besaran Kelistrikan Akibat Perbedaan Temperatur pada Pasangan Alumunium dan Besi untuk Peraga Termoelektrik” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung; 2. Bapak Drs. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA; 3. Bapak Drs. Eko Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika, Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing I, atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan; 4. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Pembimbing II atas arahan yang diberikan selama penyusunan skripsi ini serta masukan dan kritik yang bersifat membangun; 5. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku Pembahas atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini; xi 6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Fisika dan Jurusan Pendidikan MIPA; 7. Keluarga besar yang penulis cintai, Bapak, Ibu, Mas Siyi, Mbak Henny, Mbak Hetty, Mas Zikri, Mbak Menik, Mas Hari, Fariz, Lidya, Maher, Umar, Habibi, dan Hanin. Terima kasih untuk doa, waktu, motivasi, dukungan, dan keceriaannya selama ini. Kalian adalah anugerah terindah yang pernah ada. 8. Sahabat-sahabat baikku, Alfiatun Nur’aini, Diah Ayu Purnama Sari, dan Maya Mutiara Putri. Terima kasih untuk kesabaran dan motivasinya, semoga persahabatan ini terus berlanjut hingga Jannah-Nya. 9. Sahabat terbaik sepanjang masa perkuliahan Siti Ningrum, Tiara Melati, Selviana Saraswati, Winda Wijayanti, Nurul Rachma Octavia, Anita Damayanti, dan Lailatul Nuzul Syam. Terima kasih untuk kesabaran dan motivasinya. Senang bisa mengenal kalian. 10. Kawan baik, Deni Kurniawan. Terima kasih untuk waktu, kepedulian, candaan, motivasi, dukungan, kepercayaan, dan nasihat-nasihat yang luar biasa. Semoga selalu baik dan lebih baik. 11. Akhwat Sholehah; Mbak Timel, Ning, Mba Fura, Anita, Yayuk, Cubin, Sun, Yeni, Dian, dan Nova. Terima kasih untuk kebersamaan dan dukungannya. 12. Keluarga Microteaching, Anita Damayanti, Arwi Rinaldo, Dede Indra Komara, Deni Mulyanto, Lulu Lasmita Dewi, Siti Ningrum, Sundari, dan Tiara Melati. Terima kasih untuk semua kebersamaan dan pengalamannya, kalian luar biasa. xi 13. Komti seumur hidup Pendidikan Fisika 2013, Dede Indra Komara, terima kasih untuk semangat dan motivasinya. Tanpamu kami bagaikan lidi yang berserakan. 14. Teman-teman seperjuangan di keluarga Yapu 13. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini. 15. Adik-adik tingkat 2014, Gregorius Verli Giga Winarno, Ayu Safitri, dan semuanya, terima kasih telah meluangkan waktunya untuk membantu dan memberikan semangat serta keceriaannya. 16. Rekan-rekan KKN sekaliagus PPL di SMA N 1 Bangunrejo, Nita Febria, Marfuatun Hasanah, Anggi Yulia, Musatavida Sari, Nina Nabilah, Ade Aprilia, Maya Putri, Verlia Santi, Muhammad Jumadi Zopi, dan Betiyani. Terima kasih untuk kebersamaan dan pengalamannya selama 40 hari. 17. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. xii DAFTAR ISI Halaman COVER LUAR .......................................................................................... xiii DAFTAR ISI.............................................................................................. xiv DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR................................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................... B. Rumusan Masalah .......................................................................... C. Tujuan Penelitian ........................................................................... D. Manfaat Penelitian ......................................................................... E. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. 1 4 4 5 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran....................................................................... B. Alat Peraga..................................................................................... C. Kalor .............................................................................................. D. Energi Listrik ................................................................................. E. Temperatur ..................................................................................... F. Besaran-besaran Kelistrikan .......................................................... 1. Beda Potensial.......................................................................... 2. Hambatan Dalam ..................................................................... G. Termoelektrik................................................................................. H. Efek Seebeck.................................................................................. 6 8 9 10 11 12 12 13 15 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ B. Desain Penelitian ........................................................................... C. Alat dan Bahan Penelitian.............................................................. D. Prosedur Penelitin .......................................................................... E. Teknik Pengumpulan Data............................................................. F. Teknik Analisis Data...................................................................... 19 19 20 22 22 24 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .............................................................................. 1. Tegangan Seebeck.................................................................... 25 25 xiv 2. Koefisien Seebeck.................................................................... 3. Hambatan Dalam ..................................................................... B. Pembahasan.................................................................................... 1. Tegangan Seebeck Alat Peraga................................................ 2. Koefisien Seebeck.................................................................... 3. Hambatan Dalam ..................................................................... 30 31 33 33 36 37 V. PENUTUP A. Simpulan ........................................................................................ B. Saran .............................................................................................. 38 39 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xv DAFTAR TABEL Tabel Halaman 4.1 Data Perubahan Suhu terhadap Tegangan Seebeck ....................... 27 4.2 Nilai Ringkasan Model .................................................................. 29 4.3 Data Hasil Uji Regresi Linier Sederhana ....................................... 30 4.4 Data Hambatan Dalam ................................................................... 29 iv DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 2.1 Tegangan Seebeck dalam Keaadaan Terbuka............................... 14 2.2 Elemen Seebeck Diberi Hambatan Luar....................................... 14 2.3 Skema Hambatan Dalam Alat Peraga........................................... 15 3.1 Desain Alat Peraga Konversi Energi Panas menjadi Energi Listrik ................................................................................ 20 3.2 Skema Pengukuran Tegangan Seebeck Alat Peraga..................... 23 3.3 Skema Pengukuran Hambatan Pengganti pada Rangakaian Sumber Tegangan atau Sampe Alat Peraga ............................................... 24 3.4 Skema Pengukuran Hambatan menggunakan Ohmmeter............. 24 4.1 Grafik Hubungan Temperatur terhadap Tegangan ....................... 28 4.2 Grafik Linearitas dan Kolerasi Temperatur dengan Tegangan..... 29 v DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Data Percobaan Pendahuluan dan Analisis Grafik .......................... 44 2. Perhitungan Besar Tegangan Seebeck dan Kesalahan Relatif......... 47 3. Perhitungan Koefisien Seebeck ....................................................... 73 4. Perhitungan Hambatan Dalam dan Standar Deviasi ........................ 76 5. Foto Penelitian ................................................................................. 78 vi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena-fenomena fisik yang ada di alam. Ruang lingkupnya meliputi gejala alam, struktur benda, dan interaksi benda. Menurut Brockhaus dalam Druxes dkk (2000:3) “Fisika adalah pelajaran tentang kejadian alam yang memungkinkan penelitian dengan percobaan pengukuran apa yang didapat, penyajian secara sistematis, dan berdasarkan peraturan-peraturan umum.” Menggunakan penjelasan tersebut, maka seharusnya pembelajaran fisika dilakukan dengan pengamatan secara langsung. Namun saat ini masih terdapat beberapa materi yang disampaikan secara tekstual. Salah satu cara untuk membuat materi pembelajaran menjadi lebih konkret yaitu dengan menggunakan alat peraga. Alat peraga juga sangat penting untuk menunjang kegiatan praktikum. Menurut Prasetyani dkk (2013:7) “Alat peraga dapat memperjelas bahan pengajaran yang diberikan guru kepada siswa sehingga siswa lebih mudah memahami materi atau soal yang disajikan guru.” Jadi, alat peraga dapat digunakan untuk memudahkan pendekatan materi dengan fakta yang sebenarnya dan juga dapat memudahkan visualisasi konsep pada suatu materi pembelajaran fisika. Sehingga konsep lebih mudah disampaikan kepada peserta didik. Salah satu materi dalam mata pelajaran fisika yaitu konversi energi. Materi konversi 2 energi di dalam buku-buku ajar yang beredar saat ini tidak dijelaskan secara rinci mengenai konversi energi panas menjadi energi listrik. Begitupun dengan alat peraganya yang masih minim ditemukan. Oleh karena itu, pengadaan alat peraga pada materi ini sangat diperlukan. Saeful dan Sunardi (2006:17) menyebutkan “Pada tahun 1822, Thomas Seebeck melakukan percobaan dengan menghubungkan plat bismuth di antara kawat-kawat tembaga. Hubungan (sambungan) tersebut diberi temperatur yang berbeda. Ternyata pada rangkaian tersebut muncul arus listrik. Munculnya arus listrik tersebut mengindikasikan adanya beda potensial antara ujung-ujung kedua sambungan.” Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa alat ini dapat digunakan untuk menjelaskan konversi energi panas menjadi energi listrik. Alat yang ditemukan oleh Thomas Seebeck merupakan suatu alat berbasis termoelektrik. Hal ini sesuai dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Soedjo (2004:66), termoeletrik adalah didasarkan atas mengalirnya arus listrik sekeliling untai yang terdiri atas dua kawat dari bahan lain jenis yang dipersambungkan kedua ujungnya apabila temperatur di kedua persambungan itu berbeda. Mengacu pada pecobaan yang telah dilakukan oleh Thomas Seebeck, peneliti ingin melakukan penelitian terhadap fenomena tersebut. Namun karena logam bismuth sulit ditemukan saat ini, maka peneliti memanfaatkan pelat-pelat logam yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti telah melakukan penelitian pendahuluan menggunakan beberapa sambungan pelat logam, yaitu sambungan pelat Tembaga (Cu) dengan 3 Alumunium (Al), Tembaga (Cu) dengan Timbal (Pb), dan Alumunium (Al) dengan Besi (Fe) (lihat lampiran). Panjang sambungan pelat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu sebesar 5 cm. Berdasarkan percobaan, tegangan yang diperoleh dari sambungan pelat Tembaga dengan Alumunium (Cu-Al) pada selisih temperatur 10 oC, 20 oC, dan 30 oC adalah sebesar 0 V, pada selisih temperatur 40 oC dan 50 oC yaitu sebesar 0,01 V, pada selisih temperatur 60 oC dan 70 oC yaitu sebesar 0,02 V, dan pada selisih temperatur 80 oC yaitu sebesar 0,03 V. Adapun tegangan yang dihasilkan pada sambungan pelat Tembaga dan Timbal pada selisih temperatur 10 oC, 20 oC, dan 30 oC adalah sebesar 0,01 V, pada selisih temperatur 40 oC dan 50 oC adalah sebesar 0,01 V, pada selisih temperatur 60 oC adalah sebesar 0,02 V, pada selisih temperatur 70 oC adalah sebesar 0,01 V, dan pada selisih temperatur 80 oC adalah sebesar 0,02 V. Sedangkan hasil tegangan pada sambungan pelat Alumunium dan Besi pada temperatur 10 oC adalah sebesar 0 V, pada selisih temperatur 20 oC adalah sebesar 0,4 V, pada selisih temperatur 30 oC adalah sebesar 0,5 V, pada selisih temperatur 40 oC adalah sebesar 0,6 V, pada selisih temperatur 50 oC adalah sebesar 0,6 V, pada selisih temperatur 60 oC adalah sebesar 0,7 V, pada selisih temperatur 70 oC adalah sebesar 0,9 V, dan pada selisih temperatur 80 oC adalah sebesar 1,0 V. Berdasarkan analisis grafis terhadap percobaan pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti (Lampiran 1), dapat disimpulkan bahwa sambungan pelat Alumunium dan Besi menunjukkan hasil tegangan yang lebih teratur 4 terhadap perubahan temperatur daripada sambungan pelat logam lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sambungan pelat Alumunium dan Besi dapat menjelaskan gejala efek Seebeck secara empirik. Oleh karena itu, peneliti telah melakukan penelitian lebih lanjut terhadap sambungan pelat logam Alumunium dan Besi untuk melihat fenomena perubahan temperatur terhadap besaranbesaran kelistrikan yang dihasilkan sebagai alat peraga konversi energi panas menjadi listrik. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh perubahan temperatur terhadap besar tegangan yang dihasilkan alat peraga? 2. Bagaimana besar tegangan Seebeck, hambatan dalam, dan koefisien Seebeck yang dihasilkan oleh alat peraga? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pengaruh perubahan temperatur terhadap besar tegangan yang dihasilkan alat peraga. 2. Mengetahui besar tegangan Seebeck, hambatan dalam, dan koefisien Seebeck yang dihasilkan oleh alat peraga. 5 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah sebagai referensi pembuatan alat peraga termoelektrik meliputi pengetahuan mengenai teori termoelektrik, efek seebek, dan koefisien Seebeck. E. Ruang Lingkup Penelitian ini dibatasi dalam ruang lingkup berikut: 1. Penelitian yang dilakukan untuk menganalisis besaran-besaran kelistrikan yang dihasilkan oleh perubahan temperatur pada sambungan pelat logam. 2. Sambungan pelat logam yang digunakan yaitu Alumunium dan Besi yang ditemukan di lingkungan sekitar. 3. Analisis yang dilakukan untuk mengetahui efek Seebeck yang dihasilkan dan besaran-besaran kelistrikan yaitu, selisih perubahan temperatur (∆T), tegangan Seebeck (VSeebeck), dan hambatan dalam (rd). 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Arsyad (2007: 5) menjelasakan, media adalah komponen sumber belajar yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar dan Arsyad (2011: 4) mengatakan bahwa media yaitu alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan dalam proses pembelajaran. Sementara Djamarah dan Aswan (2010: 120) menyatakan bahwa: Media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Serta media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan alat sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Sukiman (2012: 29) mengemukakan bahwa: Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemaun peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai media dan media pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru kepada peserta didik dalam 7 suatu kegiatan pembelajaran agar peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif. Fungsi penggunaan media pembelajaran di sekolah menurut Rohman dan Amri (2013: 156), yaitu: (1) Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk lebih memahami konsep, prinsip, dan keterampilan tertentu dengan menggunakan media yang paling tepat menurut sifat bahan ajar; (2) Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat dan motivasi peserta didik untuk belajar; (3) Menumbuhkan sikap dan keterampilan tertentu dalam teknologi karena peserta didik tertarik untuk menggunakan atau mengoperasikan media tertentu; (4) Menciptakan situasi belajar yang tidak dapat dilupakan peserta didik; (5) Memperjelas informasi atau pesan pembelajaran; dan (6) Meningkatkan kualitas belajarmengajar. Selain memiliki fungsi yang sangat penting, media pembelajaran juga memiliki manfaat yang tidak kalah pentingnya. Manfaat media pembelajaran yang diidentifikasi secara rinci oleh Aristo Rahadi (2003: 15) yaitu: 1) 2) 3) 4) 5) 6) Penyampaian materi dapat diseragamkan Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik Proses pembelajaran menjadi efektif Efisiensi dalam waktu dan tenaga Meningkatkan kulitas hasil belajar Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja 7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar 8) Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif Berdasarkan pemaparan mengenai manfaat dan fungsinya, media pembelajaran sebagai alat bantu proses pembelajaran dapat memberikan pengalaman bagi peserta didik dan mendorong motivasi belajar peserta didik serta memperjelas dan mempermudah konsep yang dipelajari sehingga dapat 8 membuat proses pembelajaran menjadi jelas dan menarik. Oleh sebab itu pengadaan media pembelajaran guna meningkatkan kualitas hasil belajar B. Alat Peraga Indah dan Prabowo (2013:71) menjelaskan, alat peraga pendidikan disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi. Camalia (2016: 68) menjelaskan alat peraga pendidikan bertujuan agar proses pendidikan lebih efektif dengan jalan meningkatkan semangat belajar siswa, alat peraga pendidikan memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana para siswa belajar dengan banyak kemungkinan, sehingga belajar berlangsung sangat menyenangkan bagi masing-masing individu. Widiyatmoko (2013:77) mejelaskan, alat peraga merupakan perantara atau pengantar pesan pembelajaran. Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca indra siswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis. 9 Menggunakan beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa alat peraga memiliki peranan penting sebagai media pembelajaran yang dapat menjelaskan konsep materi kepada peserta didik secara visual dan empirik sehingga pemahaman konsep dapat lebih mudah diterima oleh peserta didik. C. Kalor Jewwet dan Serway (2010:38-39) menjelaskan bahwa kalor adalah energi yang ditransfer dari suatu benda ke benda lain karena beda temperatur. Satuannya yaitu kalori, yang didefinisikan sebagai jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur satu gram air per 1o C. Sedangkan Bueche (2006:143) menjelaskan: Energi termal atau kalor adalah energi yang mengalir dari benda yang satu ke benda yang lain karena perbedaan suhu. Kalor selalu berpindah dari benda yang panas ke benda yang dingin. Agar kedua benda yang saling bersentuhan tersebut berada dalam keadaan termal yang seimbang (yakni ada perpindahan kalor antara kedua benda), suhu kedua benda haruslah sama. Jika benda pertama dan benda kedua berada dalam keadaan setimbang termal dengan benda ketiga, maka kedua benda pertama berada dalam keadaan seimbang termal. (pernyataan ini sering disebut hukum kenol termodinamika). Selanjutnya Giancoli (2001:491) menjelaskan bahwa energi panas atau energi termal adalah jumlah total dari semua energi pada semua molekul di sebuah benda. Energi ini mengacu pada energi total dari semua molekul pada benda. Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan kalor atau energi panas adalah suatu bentuk energi yang mengalir dari suatu benda ke benda lain akibat perbedaan temperatur di antara kedua benda tersebut. 10 D. Energi Listrik Menurut Pujianto, dkk (2016:197), energi listrik merupakan energi yang paling banyak dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Energi listrik dapat diubah menjadi berbagai macam energi misalnya, seperti penggunaan lampu pijar yang mengubah energi kinetik menjadi energi cahaya dan energi kalor, penggunaan kipas angin yang mengubah energi listrik menjadi energi angin, dan penggunaan setrika yang mengubah energi listrik menjadi energi panas. Culp (1996: 4) menjelaskan, Energi listrik adalah jenis energi yang berkaitan dengan arus dan akumulasi elektron. Energi jenis ini umumnya dinyatakan dalam satuan daya dan waktu, misalnya watt-jam atau kilowatt-jam. Bentuk transisional dari energi listrik adalah aliran elektron, biasanya melaui konduktor dari jenis tertentu. Energi listrik dapat disimpan sebagai energi medan elektrostatik atau sebagai energi medan induksi. Energi medan elektrostatik adalah energi yang berkaitan dengan medan listrik yang dihasilkan oleh terakumulasinya muatan (elektron) pada pelat-pelat kapasitor. Energi medan induksi, yang kadang-kadang disebut energi medan elektromagnetik, adalah energi yang berkaitan dengan medan magnet yang timbul akibat aliran elektron yang melaui kumparan induksi. Energi listrik adalah entuk energi yang sangat terpakai Karena ia dapat dengan mudah dan efisien dikonversi menjadi bentuk energi yang lain. Sedangkan Bueche (2006: 191) menjelaskan, daya Listrik P (satuan watt) yang dihasilkan sumber energi dalam membawa muatan q (dalam satuan coulomb) melintasi potensial yang naik V (dalam satuan volt) dalam waktu t (dalam satuan detik) sebagai berikut: Karena ( )= ℎ = = , rumus ini dapat pula dituliskan sebagai berikut: ( )= . (2.1) (2.2) 11 dengan I dalam satuan ampere. Berdasarkan pemaparan mengenai energi listri, maka dapat disimpulkan bahwa energi listrik adalah suatu energi yang muncul ketika adanya arus yang mengalir yang disebabkan adanya akumulasi elektron. Energi listrik merupakan energi yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. E. Temperatur Menurut Giancoli (2001:449) temperatur merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya benda. Banyak sifat zat yang berubah terhadap temperatur, misalnya hambatan suatu benda dapat berubah akibat temperatur. Ishaq (2007:222-223) menjelaskan Temperatur yaitu besaran yang menyatakan derajat panas atau dingin sebuah benda secara eksak. Temperatur sebuah dapat diukur menggunakan termometer. Temperatur secara mikroskopik (ditinjuau dari skala yang lebih kecil) sesungguhnya berkaitan dengan energi kinetik rata-rata translasi gabungan dari partikel penyusun zat. Makin tinggi energi translasinya maka temperatur benda makin tinggi juga. Ini berarti jika partikel penyusunn zat bergerak (transalasi) makin cepat maka temperaturnya makin tinggi. Sedangkan menurut Halliday (1985:696-697) temperatur merupakan derajat panas suatu benda. Temperatur juga didefiniskan sebagai sebuah kuantitas skalar yang merupakan sifat semua sistem termodinamika (di dalam keadaankeadaan kesetimbangan), sehingga apabila dua benda memiliki keadaan temperatur yang sama maka kedua benda tersebut dikatakan berada dalam kesetimbangan termal. 12 Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan, temperatur adalah suatu besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginya suatu benda yang dapat diukur dengan termometer. F. Besaran-Besaran Kelistrikan 1. Beda Potensial Halliday (1994:95-96) menjelaskan, untuk mencari selisih potensial di antara titik A dan B di dalam sebuah medan listrik, maka kita menggerakan sebuah muatan ini dari A ke B dan selalu mempertahankannya di dalam kesetimbangan dan kita mengukur kerja yang harus dilakukan oleh alat yang menggerakkan muatan tersebut. Selisih potensial listrik didefinisikan dari − = 2.3 Satuan SI dari selisih potensial yang didapatkan dari persamaan di atas adalah joule/coulomb. Kombinasi (gabungan) ini terjadi begitu sering sehingga digunakan sebuah satuan khusus, volt (disingkat V), untuk menyatakan satuan tersebut, yakni 1 volt = 1 joule/coulomb Sedangkan Tipler (2001:74-75) menjelaskan, Beda potensial adalah perubahan energi potensial per satuan muatan. Beda potensial − adalah negatif dari kerja per satuan muatan yang dilakukan oleh medan listrik pada muatan uji positif jika muatan pindah dari titik a ke titik b. Satuan SI untuk beda potensial adalah joule per coulomb atau sama dengan volt (V). Karena diukur dalam volt, beda potensial kadang-kadang disebut voltase atau tegangan. 13 Selanjutnya Jewett dan Serway (2010:265) mengatakan, beda potensial ∆V = V − V di antara dua titik A dan B dalam medan listrik didefinisikan sebagai perubahan energi potensial sistem saat muatan uji dipindahkan di antara titik-titik dibagi dengan muatan uji ∆ ≡ ∆U =− . . 2.4 Beda potensial tidak boleh dianggap sama dengan selisih energi potensial. Beda potensial di antara A dan B hanya begantung pada distribusi muatan sumbernya, sementara selisih energi potensial ada hanya jika terjadi pemindahan muatan uji di antara dua titik. Menggunakan beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa beda potensial adalah perubahan energi potensial per satuan muatan yang bergantung pada distribusi muatannya dan memiliki satuan SI yaitu volt (V). 2. Hambatan Dalam Jewwet dan Serway (2010:398-399) menjelaskan, kutub positif baterai yang nyata terbuat dari materi, maka terdapat hambatan terhadap aliran mauatan di dalamnya. Hambatan ini disebut hambatan dalam (r). Berdasarkan penjelasan di atas, sumber energi listrik memiliki hambatan dalam. Alat peraga yang akan dikembangkan merupakan salah satu sumber energi listrik, maka dalam alat peraga tersebut terdapat hambatan dalam. 14 Menurut Suyanto (2017) pengukuran hambatan dalam dapat dilakukan dengan cara berikut. Gambar 2.1. Tegangan Seebeck dalam Keadaan Terbuka Elemen seebeck dalam keadaan terbuka memiliki ggl gambar 1. Ketika elemen seebeck diberi maka tegangan seperti digambarkn pada gambar 2 berikut, seperti pada ≠ , Gambar 2.2. Elemen Seebeck diberi Hambatan Luar Secara teori tegangan yang besarnya tidak sama dengan disebabkan karena elemen seebeck sendiri memiliki hambatan dalam yaitu . Mengukur besar dapat dilakukan dengan diganti dengan 15 hambatan geser kemudian mengatur hingga menjadi , seperti gambar berikut, Gambar 2.3. Skema Hambatan Dalam Alat Peraga Selanjutnya melepas hambatan geser atau potensiometer dan mengukur hambatan pada kaki-kakinya. Hambatan dalam diperoleh dengan mengurangkan dari nilai hambatan luar dengan hambatan yang terukur. G. Termoeletrik Soedjo (2004:66) menjelaskan, termoeletrik adalah didasarkan atas mengalirnya arus listrik sekeliling untai yang terdiri atas dua kawat dari bahan lain jenis yang dipersambungkan kedua ujungnya apabila suhu di kedua persambungan itu berbeda. Daryanto (2002:20) menjelaskan, timbulnya daya elektromotoris thermo penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat dari dua bahan yang berlainan, karena pada rangkaian arus akan terbangkit daya elektromotoris 16 thermo sendiri bila ada perbedaan suhu, karena daya elektromotoris ini dapat tinggi sehingga dapat meyimpangkan pengukuran arus atau tegangan listrik yang sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan listrik yang terbangkit tergantung dari sifat-sifat kedua bahan tersebut dan sebanding dengan perbedaan suhu ini dinamakan daya elektromotoris termo. Diasyari, dkk (2015:2) menjelaskan elektromotansi termal adalah sifat termometrik dari termokopel. Sifat termometrik merupakan sifat suatu bahan yang mudah berubah karena pengaruh suhu, contohnya yaitu pemuaian logam. Menurut Sugiyanto (2013:102) termoelektrik adalah peristiwa pengkonversian secara langsung dari energi panas menjadi energi listrik atau sebaliknya karena beda suhu suatu material. Percobaan yang telah dilakukan oleh Krisanto dan Wiyatmo (2015:5) tegangan termoelektrik tertinggi yang dihasilkan adalah junction dengan ukuran terpendek, yaitu yang berukuran panjang 10 cm dan lebar 1 cm. Usaha berbanding lurus dengan panjang dan lebar plat yang digunakan, jika kita menggunakan plat yang lebih pendek, maka usaha yang dibutuhkan muatan (q) untuk dapat bergerak sepanjang logam (l) sangat kecil, begitu pula jika kita menggunakan plat yang panjang, maka usaha yang diperlukan muatan q untuk dapat bergerak pada plat sepanjang (l) juga besar. Semakin panjang dan lebar pelat yang digunakan maka tegangan termoelektrik yang dihasilkan juga semakin kecil. Semakin tinggi ∆T maka tegangan termoelektrik yang dihasilkan juga semakin tinggi. 17 Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa termoeletrik adalah perangkat yang terdiri dari sambungan dua jenis logam yang berbeda yang jika masing-masing kedua ujungnya diberikan suhu yang berbeda maka akan menghasilkan gaya gerak listrik (GGL). Gaya gerak listrik yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh ukuran panjang maupun lebar sambungan. Semakin panjang ataupun lebar sambungan maka GGL yang dihasilkan semakin kecil, begitupun sebaliknya jika semakin pendek atau kecil sambungan maka semakin besar GGL yang dihasilkan. H. Efek Seebeck Soedojo (2004:273) menjelaskan bahwa efek seebeck adalah gejala mengalirnya arus listrik sepanjang untai yang terdiri atas 2 kawat konduktor dari bahan yang berbeda, yang kedua ujungnya dipersambungkan, apabila suhu di kedua persambungan itu dibuat berbeda. Sugianto (2014:102) menjelaskan, termoelektrik adalah peristiwa pengkonversian secara langsung dari energi panas menjadi energi listrik atau sebaliknya karena beda suhu suatu material. Ketika material tersebut diberikan beda suhu, maka elektron akan bergerak dari sisi bersuhu panas ke sisi yang bersuhu lebih dingin. Pengkonversian energi karena beda suhu menjadi energi listrik disebut sebagai efek Seebeck. Karim dan Sunardi (2006:20) menjelaskan, dua buah kawat logam yang berbeda (A dan B) yang ujung-ujungnya disambungkan satu sama lain membentuk suatu rangkaian tertutup, bila kedua sambungan itu diberi suhu 18 yang berbeda (T1 dan T2) dan kita pasangkan ampermeter (galvanometer) pada rangkaian tersebut akan timbul arus listrik (I), yang ditunjukan oleh penyimpangan jarum galvanometer. Arus tersebut akan terus mengalir selama suhu kedua sambungan berbeda. Gejala perubahan energi termal menjadi energi listrik tersebut disebut dengan efek Seebeck (gejala Seebeck). Dan gaya gerak listrik yang membangkitkan arus listrik (I) tersebut dinamakan gaya gerak listrik termo (ggl termo) atau Seebeck Thermal emf . Ogungbe, dkk (2016:50) menjelaskan bahwa dalam termoelektrik terdapat sesuatu yang disebut koefisien Sebeeck. Koefisien Seebeck adalah sensitivitas termoelektrik dari masing-masing logam. Ionisasi energi secara langsung terkait dengan koefisien Seebeck. Semakin besar perbedaan antara koefisien Seebeck dari logam dipasangkan, semakin tinggi tegangan. Hasil ini konsisten dengan apa yang diprediksi oleh teori Seebeck. Menggunakan beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa efek Seebeck adalah fenomena mengalirnya aliran listrik akibat perbedaan temperatur pada pada masing-masing ujung dua logam berbeda yang disambungkan. Adapun koefisien Seebeck adalah koefisien yang menunjukkan tingkat sensitivitas alat termoelektrik terhadap perubahan temperatur. 19 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pembelajaran Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dari bulan Maret 2017 hingga bulan Mei 2017. B. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental (experimental research) dengan membuat rancangan alat peraga berbasis termoelektrik untuk meneliti besaran kelistrikan yang dihasilkan. Besaran kelistrikan yang diteliti meliputi tegangan Seebeck, hambatan dalam, dan koefisien Seebeck. Adapun desain rancangan alat disajikan sebagai berikut: 20 Gambar 3.1. Desain Alat Peraga Konversi Energi Panas menjadi Energi Listrik C. Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Alat yang Digunakan dalam Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat yang digunakan untuk pembuatan sampel alat peraga dan untuk pengukuran. a. Alat untuk Pembuatan Sampel Alat Peraga 1) Gunting atau cutter digunakan untuk memotong lempengan atau pelat logam 2) Tang digunakan untuk menjepit pelat logam 3) Amplas digunakan untuk membersihkan pelat logam 4) Jangka sorong untuk mengukur lebar pelat logam 21 b. Alat untuk Pengukuran 1) Multitester digital digunakan untuk mengukur arus, tegangan, dan hambatan dalam yang dihasilkan sampel alat peraga 2) Kabel konektor digunakan untuk menghubungkan rangkaian 3) Jepit buaya digunakan untuk menjepit pelat logam pada sampel alat peraga 4) Termos es digunakan untuk menyimpan es agat tidak mudah meleleh/melebur 5) Heater atau pemanas air digunakan untuk memanaskankan air 6) Termometer air raksa untuk mengukur temperatur air dingin 7) Potensiometer linear atau hambatan geser digunakan untuk mengukur hambatan dalam 2. Bahan yang Digunakan dalam Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bahan untuk pembuatan sampel alat peraga dan untuk pengukuran. a. Bahan untuk Pembuatan Sampel Alat Peraga 1) Pelat alumunium, besi, tembaga, dan seng digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sampel alat peraga 2) Silver glue paint dan carbon digunakan untuk merekatkan dua pelat logam menjadi sebuah sambungan b. Bahan untuk Pengukuran 1) Es batu digunakan sebagai media pendingin sambungan pelat 2) Air sebagai media pemanas sambungan pelat 22 D. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang dilakukan adalah: 1. Mengkaji secara teoritis mengenai termoelektrik dan efek Seebeck. 2. Membuat sampel alat peraga berbasis termoeletkrik menggunakan beberapa pelat yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar. 3. Melakukan penelitian pendahuluan terhadap beberapa pasangan pelat logam untuk menjinjau keteraturan tegangan yang dihasilkan sebagai tinjauan dasar penelitian lebih lanjut. 4. Melakukan pengukuran terhadap besaran-besaran kelistrikan yang dihasilkan sampel alat peraga. 5. Melakukan analisis data yang telah diperoleh berdasarkan pengukuran secara langsung terhadap sampel alat peraga. E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan mengukur tegangan Seebeck, hambatan dalam, dan koefisien yang dihasilkan sampel alat peraga. Data yang diperoleh adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dengan penelitian secara langsung. 1. Pengumpulan data tegangan a. Menyiapkan satu set alat peraga berbasis termoelektrik yang terdiri dari sambungan pelat Alumunium dan Besi, es dalam bejana, air dalam heater, dan probe. 23 b. Menyiapkan alat ukur yang diperlukan dan telah terkalibrasi, yaitu multiteser digital dan termometer air raksa. c. Merangkai alat sesuai skema berikut. Gambar 3.2. Skema Pengukuran Tegangan Seebeck Alat Peraga d. Mendinginkan air dengan menuangkan es sampai temperatur air mencapai 20o C yang dijadikan sebagai temperatur awal. e. Mengatur multitester digital sebagai alat perngukur tegangan. f. Mengukur tegangan dengan menempelkan probe pada ujung-ujung alumunium yang tidak disambungkan. g. Mengulangi langkah tersebut dengan perubahan temperatur per kenaikan 2o C. h. Mencatat hasil pengukuran ke dalam tabel 4.1 2. Pengumpulan data hambatan dalam a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. b. Merangkai alat sesuai dengan skema berikut. 24 Gambar 3.3. Skema Pengukuran Hambatan Pengganti pada Rangakaian Sumber Tegangan atau Sampe Alat Peraga c. Menambahkan hambatan geser yaitu potensiometer untuk mengubah tegangan menjadi setengah dari tegangan full yang dihasilkan alat peraga pada temperatur tertentu. d. Melepas potensiometer dari rangkain ketika tegangan sudah menunjukkan hasil setengah dari tegangan full. e. Mengukur hambatan pada potensiometer dengan menggunakan ohmmeter sesuai rangkaian berikut Gambar 3.4. Skema Pengukuran Hambatan menggunakan Ohmmeter f. Menghitung hambatan dalam sampel menggunakan data hambatan yang telah diperoleh dengan persamaan berikut = − g. Mengulangi percobaan tiap perubahan temperatur sebesar 2oC. h. Mencatat hasil pengukuran ke dalam tabel 4.2 3.1 25 3. Mengumpulkan data koefisien Seebeck Data koefisien Seebeck diperoleh dari persamaan berikut. ∝= ∆ (3.3) Di mana V adalah tegangan yang dihasilkan alat peraga dan ∆ adalah selisih temperatur pada kedua ujung sambungan pelat logam. Besar keofisien Seebeck dianalisis menggunakan analisis regresi linier dengan persamaan berikut = + (3.4) Dengan Y = tegangan termoelektrik yang dihasilkan alat peraga X = gradient temperatur sambungan pada alat peraga terhadap temperatur referensi A = koefisien Seebeck B = konstanta, yakni = ∑ ∑ = ∑ −∑ ∑ − (∑ ) − (3.5) ∑ (3.6) F. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk melihat pengaruh perubahan temperatur terhadap besaran kelistrikan yang dihasilkan. Hal ini dapat menunjukkan apakah perubahan temperatur akan mempengaruhi besaran-besaran kelistrikan yang dihasilkan secara linear. Data-data yang diperoleh telah dianalisis untuk membuktikan bahwa sampel alat peraga memenuhi spesifikasi alat peraga yang 26 diharapkan. Alat peraga yang dikembangkan merupakan suatu contoh sumber energi listrik, sehingga diharapkan alat peraga tersebut dapat menunjukkan besaran kelistrikan berupa tegangan, hambatan dalam, dan koefisien Seebeck. Data-data tersebut telah disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan narasi dalam pembahasan pada Bab IV. 39 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan halhal sebagai berikut: 1. Besar nilai tegangan Seebeck yang diperoleh dipengaruhi oleh adanya perbedaan suhu antara kedua sambungan logam termoelektrik yaitu semakin besar perbedaan suhu, maka semakin besar pula nilai tegangan Seebeck yang dihasilkan. 2. Tegangan Seebeck yang diperoleh pada sambungan pelat Alumunium dan Besi yakni sebesar 0,1 mV – 1,6 mV. Hambatan dalam yang dihasilkan alat peraga ini relatif tetap, yakni sebesar 4999,972 Ω. Koefisien Seebeck yang dihasilkan yaitu sebesar 0,026 mV/oC. B. Saran Saran penelitian ini adalah: 1. Pada penelitian selanjutnya, alat ini dapat digunakan sebagai salah satu alat peraga konversi energi panas menjadi energi listrik sehingga pada pengembangannya diharapkan dapat menggunakan alat dan bahan yang lebih baik agar hasil penelitian lebih maksimal. 39 2. Pada pengembangannya sebagai piranti fisika, alat ini dapat digunakan untuk pengukuran suhu tinggi sampai 657 oC, yakni titik cair logam alumunium. DAFTAR PUSTAKA Asyhar, Rayanda. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta : Gaung Persada (GP) Press Jakarta. Bueche , Frederick J., Eugene Hecht. 2006. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh. Jakarta: Erlangga. Camalia, Fayeza, Hadi Susanto, dan Susilo. 2016. Pengembangan Audiobook Dilengkapi Alat Peraga Materi Getaran dan Gelombang Untuk Tunanetra Kelas VIII SMP. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 5 (2) Culp , Archie W.1996. Prinsip-Prinsip Konversi Energi. Jakarta: Erlangga. Daryanto. 2002. Pengetahuan Teknik Listrik. Jakarta: PT Bumi Aksara Diyasyari, Annisa, Bidayatul Armynah, dan Bannu. 2015. Analisis Elektromotansi Termal antara Pasangan Logam Aluminium, Nikrom dan Platina sebagai Termokopel. Jurnal Vol 2 (3). Druxes, Herbert, Gernot Born, dan Fritz Siemen. 2000. Kompendium Didaktik Fisika. Remadja Karya: Bandung Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga Halliday, David, dan Robert Resnick. 1985. Fisika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga ______________________________. 1994. Fisika Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga Hendri, Arnel. 2015. Rangkaian Arus Searah. (Online), https://bimbelfisika pakarnel.wordpress.com/tag/tegangan-jepit/, diakses 18 Januari 2017 Herlina, Cici. 2010. Alat Peraga. (Online), (http://pendidikanmatematika.files. wordpress.com), diakses 18 Januari 2017 Indah, Rosalina Pramesty dan Prabowo. 2013. Pengembangan Alat Peraga KIT Fluida Statis sebagai Media Pembelajaran pada Sub Materi Fluida Statis di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mojosari, Mojokerto. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol. 2 (3) Ishaq, Mohammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu Jewett, John W, Jr. Dan Serway, Raymond A. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik Buku 2 Edisi 6. Jakarta: Salemba Teknika Karim, Saeful dan Sunardi. 2006. Penentuan Elektromotansi Termal Beberapa Jenis Termokopel dengan Pasangan Logam yang Bervariasi. Jurnal Pembelajaran MIPA. Vol 8 (2) Lestari, Linda Puji. 2006. Keefektifan Pembelajaran dengan Menggunakan Alat Peraga dan LKS. (Online), (http://digilib.unnes.ac.id.skripsi/archives/doc. pdf), diakses 15 Januari 2017 Lutfi. 2013. Konsep dan Definisi Gaya Gerak Listrik. (Online). https://datasoal. com/gaya-gerak-listrik/ diakses 18 Januari 2017 Krisanto, Agus dan Wiyanto, Yusman. 2016. Uji Kinerja Termokopel Ni-Cu dan Cu-Ni Ditinjau dari GGL (Gaya Gerak Listrik) Seebeck. Jurnal. Vol 5 (3) Ogungbe, A.S., O.O. Babalola, C.O. Ogabi, B.A. Idowu, E.O Onori, dan O.A Adejo. 2016. Analysis of The Seedbeck Effect of Some Thermocouples. Nature and Sience Journal. Vol 14 (9) Pujianto, Supardianingsih, Chasanah, dan Risdiyani. 2016. Fisika. Jakarta: Intan Pariwara. Prasetyarini, Ayomi, Siska Desy Fatmaryanti, R. Wakhid Akhdinirwanto. 2013. Pemanfaatan Alat Peraga IPA untuk Peningkatan Pemahaman Konsep Fisika pada Siswa Smp Negeri I Buluspesantren Kebumen Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Radiasi Vol. 2 (1) Putra, Nandy, Raldi Artono Koestoer, M. Aditya, Ardian Roekettino, dan Bayu Trianto. 2009. Potensi Pembangkit Daya Termoelektrik untuk Kendaraan Hibrid. Jurnal Makara Teknologi Vol. 13 (3) Soedojo, Peter. 2004. Fisika Dasar. Yogyakarta: Andi Sugiyanto, Soeadgihardo Siswantoro. 2013. Pemanfaatan Panas pada Kompor Gas LPG untuk Pembangkitan Energi Listrik Menggunakan Generator Thermoelektrik. Jurnal Teknologi. Vol. 7 (2) Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga Widiyatmoko, A. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Berkarakter Menggunakan Pendekatan Humanistik Berbantu Alat Peraga Murah. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Vol. 2 (1) Wijaya, Alexander Prasetya. 2014. Jurnal Mahasiswa Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Vol 4 (119.18.XI.861) Wiyatmo, Yusman, dan Purwanto, Budi. 2012. Rancang Bangun Termometer Suhu Tinggi dengan Termokopel. Artikel. Universitas Negeri Yogyakarta. Diunduh 2 Oktober 2016 dari http://staff.uny.ac.id/sites/ default /files/penelitian/yusman-wiyatmo-drs-msi/artikel-boptn-yusman-2012.pdf