Pentas PAI ke Nasional

advertisement
Bagaimana Menjadi Kreatif
MAJALAH
Edisi 10, Oktober 2013 M/Muharram 1435 H
Rp. 10.000,-
Pentas PAI
ke Nasional
ISSN 0216-0790
MOHON PERHATIAN
Sehubungan dengan banyaknya tunggakan
dan untuk kesinambungan
penerbitan Majalah Santunan,
mohon biaya pengganti ongkos cetak majalah
setiap bulan SEGERA DILUNASI,
dan DIKIRIM LANGSUNG ke rekening
BRI Banda Aceh No. 00000037-01-002219-30-7
BSM Banda Aceh No. 7070777775
atas nama MAJALAH SANTUNAN
ISI
MAJALAH
Edisi 10, Oktober 2013 M/Muharram 1435 H
06-13
UTAMA
Pentas
PAI
ke Nasional
49
ISLAMIKA
Bangunan
Simbol Kesyirikan
Padepokan Santri
Dihancurkan
54-55
SOSOK
Kereta untuk
Penyuluh
Terpencil
56-57
TAFSIR
Kontektualisasi
Hijrah
>>TAJUK
Hijrah
dan Semangat
Perubahan
H. Akhyar
Kasubbag Informasi dan Humas
Kanwil Kemenag Prov. Aceh
Hijrah bukan hanya sebatas pada berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, atau
dari suatu daerah ke daerah lain (al intiqal), maupun meninggalkan (at-tarku), atau berubah
(at-Taghir), Hijrah adalah semangat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
H
ari Selasa tanggal 5 November 2013 bertepatan
dengan tanggal 1 Muharram 1435 Hijrah yang
merupakan tahun baru Islam, momentum hari yang
sangat bersejarah ini sudah sepatutnya bagi seluruh
ummat Islam dunia menyambutnya dengan penuh
suka cita , serta mengisinya dengan kegiatan yang lebih
positif, namun kenyataannya banyak diantara kita tidak
melakukannya bahkan ada yang tidak tau tanggal 5
November mengapa libur?( Tanggal merah), kita turut
mengafresiasi anak-anak kita mulai dari PAUD sampai
siswi sekolah menengah atas melakukan pawai dan
berbagai aktifitas lainnya guna membesarkan 1 Muharram
1435 H.
Momentum tahun baru Hijrah ini, juga menjadi
kesempatan bagi ummat Islam untuk melakukan
Muhasabah (evaluasi) atas perjalanan setahun
sebelumnya . Sebab, banyak sikap, tingkah laku, atau
perbuatan yang mungkin tidak sesuai dengan harapan,
banyak agenda yang mungkin gagal dilaksanakan, karena
itulah, momentum Hijrah ini harus menjadi inspirasi
untuk membangkitkan kembali semangat perubahan
menuju era yang lebih baik.
Tahun baru Hijrah, ditandai dengan Hijrahnya
Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah, bersama
sahabat yang juga mertuanya, Abu Bakar Ash Shiddiq.
Hijrah tersebut dilakukan dalam rangka mencari rasa
aman untuk berdakwah, sekaligus memperluas jaringan
dakwah Islam.Dan seperti diketahui, keputusan Hijrah itu
pun sangat tepat. Dakwah Islam semakin luas dan seluruh
ummat Islam menjadi lebih aman dari gangguan kaum
kafir Quraisy.
Sama dengan dewasa ini, Hijrah bukan hanya sebatas
pada berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain,
atau dari suatu daerah ke daerah lain (al intiqal), maupun
meninggalkan (at-tarku), atau berubah (at-Taghir), Hijrah
adalah semangat untuk melakukan perubahan ke arah
yang lebih baik.
Hijrah itu juga bisa disebut dengan menjaga atau
memelihara sesuatu yang baik dari perbuatan masa
lampau dan mengambil yang terbaik untuk masa
sekarang. Dalam kaidah ushul Fiqh dikatakan, alMuhafazhatu ‘ala qadimi ash-shalih a al-akhhzu bi al-jadid
al-ashlah. Karena itu, hijrah harus selalu dilakukan, kapan
saja, di mana saja, Perubahan harus dilakukan setiap
saat. Bila gagal melaksanakan suatu perbuatan karena
adanya tantangan atau rintangan maka harus dicoba lagi
dengan cara yang lain.
Pendiri Honda Motor Co, Soichiro Honda, pernah
mengatakan dia sering mengalami kegagalan, Namun,
ia tak patah arang. Ia terus berusaha dan berusaha
hingga akhirnya berhasil kini. Hasil karyanya, merambah
seluruh penjuru duia. Ia berharap, masyarakat juga
melakukan hal yang sama.Jangan melihat kerberhasilan,
tapi bagaimana perjuangan untuk berhasil yang dilaluinya
itu lebih diperhatikan.”Orang hanya melihat satu
persen kesuksesan saya, mereka tidak melihat 99 persen
kegagalan saya”.
Hijrah tak boleh berhenti, walaupun sudah
berhasil,Hijrah harus terus dilakukan, Dan satu upaya
yang sudah berhasil dikembangkan, tak lantas kita
berpangku tangan kita harus terus mengembangkan
(hijrah) untuk meraih yang lebih baik lagi, itulah pesan
Rasulullah SAW. “ Siapa yang hari ini lebih baik dari hari
kemarin maka dia orang adalah orang yang beruntung dan
siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin adalah
orang yang rugi dan dilaknat oleh Allah SWT.
Di masa depan, tantangan akan semakin berat
perjuangan harus terus di tingkatkan dan perubahan
mesti dilakukan. Tidak ada yang bisa dilakukan
perubahan, tanpa hal itu dilakukan dan diawali dari diri
sendiri. Kita sadar, Allah tidak akan mengubah keadaan
suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya
(Qs. Al-Ra’du 11). Selamat Tahun Baru Hijrah I Muharrah
1435. Wallahu a’alam bisshawab.[]
Redaksi hanya memuat surat, email, atau sms yang menyertakan identitas yang jelas, dan disampaikan dalam bahasa yang sopan. Demikian untuk dimaklumi.
04
Santunan
Oktober 2013
SALAM<<
Pendidikan Agama Islam
Semakin Menarik dan Menggairahkan
 juniazi
Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam
Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2013, yang berlangsung di
Banda Aceh dari tanggal 9 – 11 Oktober lalu, usai sudah.
Ajang Pentas PAI yang baru pertama kali diadakan di Provinsi
Aceh ini memperlombakan delapan cabang perlombaan;
mulai cabang MTQ dan seni lainnya. Kontingen Kota Banda
Aceh berhasil keluar sebagai juara umum dengan membawa
piala bergilir.
Apresiasi sudah tentu patut diberikan kepada Bidang
Pendidikan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Aceh, atas inisiatif dan kerja keras mereka—walau
kita juga sempat mendengar panitia kesulitan anggaran,
namun kegiatan ini berlangsung sukses dan meriah. Kita juga
mendengar Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan ikut
mensupport acara ini.
Harapan kita, Pentas PAI yang dilaksanakan secara
berjenjang mulai dari tingkat sekolah, gugus, kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi sampai tingkat nasional ini menjadi
penting untuk terus digulirkan, bukan saja sebagai sarana
ekspresi dan pengembangan bakat, minat, potensi dan
kemampuan peserta didik serta media evaluasi dalam mata
pelajaran PAI, namun yang tidak kalah penting adalah dengan
adanya kegiatan-kegiatan seperti ini pendidikan agama Islam
yang diajarkan di sekolah-sekolah menjadi lebih menarik dan
menggairahkan. Anak-anak peserta didik semakin mencintai
PAI.
Seperti diutarakan Kepala Bidang PAI, Drs. H. Saifuddin
AR pada saat pembukaan kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih
bergairah mempelajari dan mencintai PAI, disamping sebagai
tolak ukur keberhasilan pembinaan PAI di sekolah, yang
meliputi pengetahuan, pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan ajaran Islam.
Terus terang, selama ini kita miris ketika mendengarkan
pernyataan-pernyataan negative dan kadang-kadang bernada
provokatif di tengah masyarakat dan bahkan di kalangan
peserta didik, bahwa mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam yang diajarkan di sekolah tidak menarik dan tidak
bermanfaat. Selain materinya yang menoton, proses belajar
mengajarnya yang kurang menarik, plus tidak jarang tenaga
pendidiknya pun kurang cakap. Belum lagi mata pelajaran
ini tidak masuk dalam UN. Lengkap sudah stigma, “PAI tidak
menarik dan membosankan”.
Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan
bahwa pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk
menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati,
dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan
tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk
mewujudkan persatuan nasional.
Sebetulnya, proses kegiatan pembelajaran pendidikan
agama Islam di sekolah, tidak saja ingin membuat peserta
didik beriman, bertaqwa dana beraklak mulia, namun justru
yang lebih penting adalah aspek pengamalan ajaran Islam,
yaitu bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami
dan dihayati oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan
motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan,
dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan
pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertqwa kepada
Allah SWT serta mengaktualisasikannya dalam kehidupan
bermasyarakat.
Pada bagian lain, dengan adanya ajang aktualisasi
diri seperti ini bagi peserta didik dalam hal pendalaman,
penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai ajaran Islam,
kita juga berharap mindset dan pola pikir serta perhatian
pemerintah, dewan, masyarakat dan stakeholder pendidikan
terhadap Pendidikan Agama Islam yang selama ini dikeluhkan
bisa berubah. Marjinalisasi, diskriminasi, tidak peduli atau
apapun bahasanya yang tidak pro terhadap dunia PAI bisa
luntur. Harapan kita, dukungan dan perhatian pemerintah,
dewan perwakilan rakyat, masyarakat terhadap PAI semakin
meningkat dari waktu ke waktu.
Pemerintah melalui Kementerian Agama telah berupaya
meningkatkan kualitas PAI ini melalui berbagai program
dan kegiatan seperti peningkatan kualitas dan memberikan
apresiasi kepada guru PAI, pengawai PAI dan kepada sekolah
berprestasi, pemberdayaan Rohani Siswa (Rohis) sekolah,
mengadakan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) PAI,
visiting guru PAI, PAI model/PAI unggul, Pentas PAI dan lain
sebagainya.
Terakhir, sudah saatnya metode dan strategi
pembelajaran PAI di sekolah-sekolah diperbaharui sehingga
peserta didik semakin mencintai PAI, seterusnya mendalami,
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam.
Nah…….! []
Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Dewan Pengarah:
Kepala Bagian Tata Usaha, Para Kepala Bidang Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Penanggungjawab: H. Akhyar, S.Ag, M.Ag. Pemimpin
Umum & Pemimpin Redaksi: H. Juniazi, S.Ag, M.Pd. Sekretaris Redakasi: Muhammad Yakub Yahya, S.Ag, M.Ag. Redaktur Pelaksana: Zarkasyi Yusuf. Wakil Redaktur
Pelaksana: Ahsan Khairuna, S.Sos.I. Sidang Redaksi: H. Khairuddin Aba, S.HI, Mulyadi Nurdin, Lc, Muzakkir, S.Ag, Drs. H. Abdullah AR, M.Ag, Alfirdaus Putra,
S.HI, Drs. Taharuddin, MA, Dra.Hj. Suri Arniansyah, Drs. Mardin. Desain dan Tata Letak: Jabbar Sabil, MA, Khairul Umami, S.Sos.I. Bidang Usaha. Koordinator:
Munawar, SE, Marketing dan Iklan: Alfaizin, MM, Sirkulasi: Amwar Citra Hutabarat, S.Sos, Bendahara: Darwin, SE, Keuangan: Zamzarina, A.Md. Staf Sekretariat:
Nurbaiti, SH, Hartati, A.Md, Saiful Mahdi, Fadhlan Mursal, A.Md. Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh. Website: http://aceh.kemenag.
go.id. Email redaksi: [email protected]. Email Usaha: [email protected]. Telp. Redaksi: 085362367700. Telp. Usaha: 085277759339.
Rekening: Bank Rakyat Indonesia No. 00000037-01-002219-30-7 a.n. Majalah Santunan; Bank Syariah Mandiri No. 7070777775 a.n. Majalah Santunan.
Biro Daerah: Para Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota se-Provinsi Aceh
Santunan
September
Oktober 2013
05
>>UTAMA
Pentas PAI ke Nasional
T
irai digulung, spanduk dilipat,
Pentas PAI yang dimulai, begitu
Kloter 8 terbang (Rabu malam,
9/10), sudah usai (jelang shalat
Jumat, 11/10). Karena ini perdana,
terbersit ‘angin berhembus’, agenda mulia
ini bakal tak ada dana, dan sang jawara,
hanya bisa puas di tingkat ‘Asrama Haji’.
Namun saat pembukaan, Kakanwil berjanji,
06
Santunan
Oktober 2013
“Anak kami jangan takut, jika juara tak
akan diajak ke even Nasional. Kita cari jalan
bisa berangkat terbang semua, ke sana,”
isyarat Kakanwil di Aula Utama.
Sebelumnya, dalam rapat, Kabag
TU Kanwil Kemenag Aceh, H. Habib
Badaruddin, S.Sos, tapi harapkan, “Tolong
yang dibawa ke jenjang Nasional anak yang
berprestasi, jangan anak yang tidak siap
untuk tampil di tingkat Nasional.”
Penjenjangan dan penjaringan ini perlu,
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
khususnya PAI, maka Gubernur Aceh,
sebagaimana katanya saat membuka aara
yang diwakili Staf Ahli, Ridwan Hasan
MM, nyatakan, ”Sangat mendukung
upaya yang telah dilakukan Kementerian
Agama Provinsi Aceh dan Dinas Pendidikan
UTAMA>>
Data dan
Dana untuk
Pentas PAI
Provinsi Aceh terhadap program Pentas
PAI. Semoga jalinan kebersamaan terus
berjalan demi memberikan pelayanan
terbaik pada Pendidikan Agama Islam di
sekolah guna mecapai kehidupan Madani
dan Generasi Qurani di Bumi Serambi
Mekkah.”
Sisi lain, Prof. Dr Warul Walidin,
MA, Ketua MPD Aceh, dalam sambutan
rapat memberi apresiasi atas ‘pentas’
yang digelar. Menurutnya, ini adalah
terobosan luar biasa karena mengingat
ini kegiatan penting seperti ini belum
pernah dilaksanakan sebelumnya. Harapan
dan kendala memang sejalan seiring,
sebagaimana penampilan siswa MI,MTs,
dan SMU/SMK itu. Sampai jumpa di Pentas
PAI Nasional. [yyy]
Dalam
Rapat
Konsultasi
Teknis
Penyelenggaraan Pentas PAI Tingkat Aceh
(26/9) di Aula Kanwil Kemenag Aceh,
dijelaskan dan diputuskan beberapa format
dan solusi atas permasalahannya. Termasuk
data siswa, dana, dan format penilaian.
Turut hadir kepala Dinas Pendidikan Aceh
Drs Anas M.Adam MPd yang menyampaikan
apresiasi atas terselenggaranya acara Pentas
PAI yang sangat bermanfaat bagi siswa dan
siswi. Dinas Pendidikan akan membantu
lewat APBA perubahan walaupun besarannya
belum dapat dipastikan, tapi insya Allah akan
ada bantuan.
Ia menambahkan bahwa pasca­
otonomi
daerah, sangat susah untuk kita berkonsultasi
dan kordinasi dengan Kab/Kota. Kata
‘kordinasi’ memang mudah diucapkan tapi
sangat susah untuk di implementasikan, kita
sering menonjolkan ego sektoral masingmasing.
Dinas Pendidikan sekarang ini sedang
giatnya melakukan pembinaan terhadap para
guru, dan hampir semua Hotel dan Wisma
penuh. Kini, ada anggaran pembinaan
sampai Rp 85 milyar, yang tahun lalu hanya
Rp 15 milyar.
Kabag TU Kanwil Kemenag Aceh H
Habib Badaruddin Sos, menyampaikan
“Tolong yang dibawa ke jenjang Nasional
anak yang berprestasi, jangan anak yang
tidak siap untuk tampil di tingkat Nasional.”
Ketua Panitia Drs Saifuddin mengatakan
saat itu (jelang sibuknya Asrama Haji), ada
kendala masalah waktu untuk Pentas PAI,
yang semula digelar taggal 8 Oktober, yang
ternyata tidak bisa, karena sarana masih
digunakan untuk pemberangkatan jamaah
Haji, jadi 9-11 Oktober. [atok/y]
Santunan
Oktober 2013
07
>>UTAMA
Juara Pentas PAI Pasti akan ke Even
Saat membuka Pentas (Pekan Seni dan
Kreativitas) PAI ke 1, Kakanwil Kemenag
Aceh memastikan para juara yang ikuti
cabang-cabang lomba Busana Muslimah,
Debat PAI, Seni Nasyid, Kaligrafi, Hifzhul
Quran, CC, Ceramah PAI, dan Tilawah, akan
diikutsertakanke even Pentas PAI Nasional
di Bekasi.
“Anak kami jangan takut, jika juara tak
akan diajakke even Nasional. Kita akan cari
jalan bisa berangkat terbang semua, ke
sana,” isyarat Kakanwil di Aula Utama, di
hadapan Gubernur Aceh, unsur Muspida,
Kadisdik Aceh, SKPA, offisial, kontinge, dan
undangan.
“Kemarin pagi, baru saja kami membuka
acara “Uji Publik Draf Standar Nasional
Pendidikan” yang dihadiri para Kepala
Sekolah dan Madrasah se Aceh. Stantar
Pendidikan itu penting, sebab itu bagian dari
amanat UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Aturan dalam bidang pendidikan, yang sudah
berumur 10 tahun itu, mengamanatkan
Pemerataan Pendidikan Nasional melalui
Delapan Standar Nasional Pendidikan,”
lanjut Kakanwil.
Lanjutnya, setelah Kabid PAIS Drs
Saifuddin sampaikan laporannya, “Misalnya,
dalam Pasal 35 Ayat (1) UU Sisdiknas
disebutkan, bahwa Standar Nasional
Pendidikan terdiri atas: Standar Isi, Proses,
dan Kompetensi. Kompetensi Standar
Nasional Pendidikan terdiri atas 1). Standar
08
Santunan
Oktober 2013
Isi, 2). Proses, 3). Kompetensi Kelulusan,
4). Tenaga Kependidikan, 5). Sarana dan
Prasarana, 6). Pengelolaan, 7). Pembiayaan,
dan 8). Penilaian Pendidikan yang harus
ditingkatkan secara berencana dan berkala.”
“Dalam Ayat (2) pasal itu disebutkan,
Standar Nasional Pendidikan digunakan
sebagai Acuan Pengembangan Kurikulum,
Tenaga Kependidikan, Sarana dan Prasarana,
Pengelolaan, dan Pembiayaan.Acara hari
ini merupakan bagian dari Uji Kompetensi
dan dan Penilaian yang diisyaratkan UU
itu. Sebetulnya, ada sejumlah problem
yang dihadapi PAI saat ini, yaitu; 1). Adanya
jurang perbedaan (gap) kualitas lulusan antar
siswa; 2). Meluasnya faham radikalisme
keagamaan di sekolah; 3). Kuantitas dan
kualitas ketenagaan belum memadai; 4).
Fasilitas pendidikan agama belum memadai;
5). Mutu organisasi profesi pendidik dan
tenaga kependidikan sangat rendah; dan 6). Struktur organiasasi pengelola PAI di
daerah yang lama belum fungsional dan
yang baru belum ada,” ujar Kakanwil yang
katanya sangat baik kerjasama Disdik dan
Kemenag selama ini, dan harapan kita bisa
dicontohkan oleh Tingkat Dua.
“Standar PAI ke depan, kita harapkan
antara lain: 1). pada tingkat Sekolah Dasar
(SD), peserta didik harus bisa baca Al-Quran,
dapat menjalankan ibadah ritual (shalat),
dan memiliki perilaku dan akhlak terpuji. 2). Untuk tingkat SLTP, setiap peserta didik
harus bisa baca Al-Quran dengan baik dan
memahami sejumlah hadits-hadits yang
berkaitan dengan akhlak terpuji. Memahami
dan melaksanakan ibadah (ritual) seperti
shalat, puasa dan sebagainya dengan baik.
3). Sementara untuk tingkat SLTA, standar
ke depan di antaranya memahamai dan
mengamalkan Al-Quran dan Hadits, serta
ibadah-ibadah ritual lainnya dengan baik dan
benar,” katanya.
“Terkait dengan Standar Sarana PAI pada
sekolah ini, Kementerian Agama juga telah
merancang, ke depan, setiap sekolah harus
memiliki tempat ibadat, punya kepustakaan
agama, dan memiliki laboratorium agama.
Begitu pula dengan kurikulum PAI akan ditata
ulang, dengan penekanan pada Kurikulm
Tingkat Satuan Pendidikan Berbasis
Keimanan, Ketaqwaan dan Akhlak Mulia.
Juga pengembangan wawasan PAI rahmatan
lil ’alamin. Pengembangan wawasan
apresiasi multikultural dan kearifikan lokal.
Peningkatan mutu proses pembelajaran yang
inovatif, menyenangkan, efisien, dan efektif
berbasis ICT (Information Communication
and Technology),” lanjutnya.
“Dikaitkan dengan potret dan harapan
di atas, tujuan dari kegiatan ini adalah
meningkatkan
keimanan,
ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia. meningkatkan pemahaman
dan penghayatan peserta didik terhadap
ajaran Islam sehingga dapat diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari serta memberikan
motivasi kepada peserta didik agar lebih
bergairah mempelajari dan mencintai
Pendidikan Agama Islam,” sambungnya.
“Apalagi diinformasikan, cabang-cabang
yang diperlombakan lewat Pentas PAI, antara
lain, Cerdas Cermat, Hifzhul Qur’an SuratSurat Pendek, Kaligrafi, dan MTQ, serta
Debat PAI.
Sementara Kadis Pendidikan Aceh
Drs H Anas Adam MPd, saat pembukaan
menyampaikan persoalan anak didik kita
di Aceh, misalnya soal pilihan berganda,
ketimpangan antara teori dengan yang dia
amalkan dalam keseharian, dan kurangnya
krativitas,” lanjutnya.
Sementara Gubernur Aceh yang
diwakili Staf Ahli H Ridwan Hasan SH MM
sampaikan bahwa, generasi qurani di Aceh
mutlak ada. “Pentas PAI (Pekan Keterampilan
dan Seni PAI) ke I Provinsi Aceh ini, salah
satu jalan dan wadah mulia itu, untuk
melahirkan generasi Aceh, yang mampu
menciptakan ragam terobosan, seiring
dengan pengembangan cita-cita tinggi
keilmuan. Termasuk mengembangkan mutu
UTAMA>>
Nasional
dan kapasitas PAI (Pendidikan Agama Islam)
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kususnya Aceh yang merindukan generasi
penegak Syariat islam, dengan segenap
Keistimewaan dan Kekhususan Aceh ini,”
ujar Gubernur.
“Pentas PAI ini, kita nilai penting untuk
kita gelar dan galakkan dalam rangka
memberikan motivasi dan apresiasi kepada
siswa yang berprestasi. Di samping itu
juga akan memperkokoh aspek Emotional
Quotient (EQ) dan aspek Spiritual Quotient
(SQ), yang dengan itu kita harapkan
akan dapat meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT. Serta anak
kita memiliki akhlak mulia, bagus secara
Social Quotient (nilai bersosial) dan elok
secara personal. Jadi, tidak lagi hanya
mengandalkan satu aspek saja, sebagaimana
tempo dulu, yang hanya menekankan
kecerdasan otak (IQ) anak kita.”
Lanjut Gubernur, yang baru saja
melantik Sekda Dermawan, “Kita juga
mengharapkan dengan ajang besar ini, dapat
menumbuhkembangkan kesadaran dan
penghayatan siswa di sekolah baik tingkat
SD, SMP dan SMA/SMK dalam pengamalan
nilai-nilai ajaran Islam, dan menularkan virus
kebaikan pada lingkungannya.”
“Nah, dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan khususnya PAI, maka Gubernur
Aceh sangat mendukung upaya yang telah
dilakukan Kementerian Agama Provinsi
Aceh dan Dinas Pendidikan Provinsi Aceh
terhadap program Pentas PAI. Semoga
jalinan kebersamaan terus berjalan demi
memberikan pelayanan terbaik pada
Pendidikan Agama Islam di sekolah guna
mecapai kehidupan Madani dan Generasi
Qurani di Bumi Serambi Mekkah,” katanya.
“Sekali lagi, kami menyambut baik dan
mengucapkan terima kasih atas kepercayaan
yang telah menunjuk Kementerian
Agama Provinsi Aceh sebagai Panitia
penyelenggaraaan Pentas PAI. Tahun 2013
yang kita laksanakan sejak tanggal 9 sampai
dengan 11 Oktober 2013 di Asrama Haji
ini.Harapan kita, peningkatan mutu dan
prestasi PAI saat ini harus jauh lebih baik
dibandingkan sebelumnya. Kita yakin,
sebab hari ini semua siswa PAI dari tingkat
Kabupaten/Kota telah siap tampil dengan
berbagai keahlian, terutama bagi anak kami
yang ikut kompetisi atau musabaqa hari ini,
maupun rekan kalian, yang sedang menanti
hasil Pentas PAI ini di sekolah. Pemerintah
Aceh siap mendukung dan membantu baik
dalam bentuk moril maupun materil. Kami
juga akan ajukan dalam bentuk program
anggaran kegiatan Pemerintah Aceh melalui
APBA tahun berikutnya,” lanjutnya.
“Kita mengharapkan hasil yang terbaik
dari perlombaan perdana di Aceh ini, akan
tetap mengharumkan nama Aceh di ajang
Pentas PAI Nasional, yang insya Allah akan
digelar pada tanggal 21 sampai dengan 25
November 2013 di Asrama Haji Bekasi,”
harapnya.
Usai melepasan JCh Kloter 8, Kloter
Gabungan yang terakhir dari Aceh,
Kakanwil, bersama jajarannya, selama dua
hari (9-11 Okt) kembali meramaikan Asrama
Haji, bersama utusan tingkat dua, dari siswa
sekolah.
Acara perlombaan sendiri, yang kini
sedang berlangsung, hingga final besok pagi
(11/10) sempat molor hingga satu dua jam,
akibat peralatan yang belum siap. Ini antara
lain, karena Asrama dan kepanitaian Pentas
PAI, juga masih personil yang sama, sehingga
belum bisa memaksimalkan persiapan dan
kesiapan tempat. [muhammad yakub
yahya, tim dewan hakim tilawah]
Terobosan Baru,
Pentas PAI Perdana Sukses
Pekan Keterampilan dan Seni (Pentas) Pendidikan Agama Islam
(PAI) Tingkat Provinsi Aceh I tahun 2013 yang didigelar di
Asrama Haji, Banda Aceh, usai musim pemberangkatan haji, 8-10
Oktober, alhamdulillah sukses.
Sebelumnya, rencana dan program telah dipaparkan, dan
Sempat tertunda. Rapat perdana resmi yang dipimpin Ketua
Panitia Pentas PAI yang juga Kepala Bidang Pendidikan Agama
Islam (PAI) Kanwil Kemenag, Drs. H. Saifuddin, yang dalam
sambutannya pada rapat yang dihadiri puluhan Panitia dan Dewan
Juri di Aula Kanwil Kementerian Agama Aceh, Selesa (17/9) pagi,
mengisyaratkan ada ganjalan dana dan teknis.
Dalam rapat yang dipandu dan didampingi Sekretaris Panitia,
Drs. Sulaiman Lt, dan Kabid PD Pontren Kanwil, H. Abrar Zym,
S.Ag, juga dihadiri Prof DR Warul Walidin Ak, MA, Ketua MPD
(Majelis Pendidikan Daerah) Aceh dan Pengurus MDC (Madrasah
Development Centre) Aceh, akhirnya menelurkan solusi atas
masalah personil dan tempat.
Drs. H. Saifuddin, Kabid PAI Kanwil, mengatakan, “Acara ini
digelar sebagai wahana kompetensi siswa di bidang keterampilan
dan seni Pendidikan Agama Islam dilaksanakan secara berjenjang
mulai dari tingkat Sekolah, Gugus. Kecamatan, Kabupaten/Kota,
Provinsi hingga tingkat Nasional. Pemenang tingkat Provinsi
dikirim ke Pentas PAI Tingkat Nasional yang akan berlangsung
pada (semula 18-20 Oktober 2013) bulan November 2013.”
“Kegiatan Pentas PAI Tingkat Provinsi Aceh 1 Tahun 2013
diikuti siswa SD, SMP, dan SMA/SMK dari 23 Kabupaten/kota di
seluruh Aceh,” kata Saifuddin menjelaskan. Pentas PAI ini terdiri
dari berbagai jenis mata lomba yang akan dikompetisikan.
“Untuk tingkat SD, ada lomba Tilawatil Qur’an, pidato,
cerdas cermat dan hifzhul Qur’an surat-surat pendek. Untuk
tingkat SMP, lomba Tilawatil Qur’an, Pidato, cerdas cermat dan
seni kaligrafi. Sedangkan tingkat SMA dan SMK, lomba Tilawatil
Qur’an, Pidato, Seni Nasyid, Debat PAI. Dan lomba kreasi busana
muslimah,” Saifuddin menambahkan.
Prof Dr Warul Walidin, MA dalam sambutannya memberi
apresiasi atas pentas yang akan digelar ini. Menurutnya, ini
adalah terobosan luar biasa karena mengingat ini kegiatan penting
seperti ini belum pernah dilaksanakan sebelumnya.
Selain itu, Prof Warul juga mengatakan, bahwa Aceh harus
menjadi produsen atas konstruksi peradaban Islam di Indonesia.
“Semoga dengan pentas PAI yang akan digelar ini akan menambah
kualitas PAI di Aceh yang akan membantu penguatan peradaban
Islam” katanya lagi mengharapkan.
Selain dari Kemenag, kepanitiaan acara ini juga berasal dari
Dinas Pendidikan dan bidang lain di Kanwil Kemenag. [teuku
zulkhairi/yakub/juanda].
Santunan
Oktober 2013
09
>>UTAMA
Sinergis dan Berjenjang,
ke Pentas PAI
Sebanyak 16 Peserta dan 6 Pendamping
Lomba Pentas Keterampilan dan Seni
Pendididikan Agama Islam (PAI) dari Aceh
Utara menuju Provinsi, dilepaskan oleh PJ.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh
Utara, Drs. Jamaluddin, M.Pd.
Wakil Ketua Pendamping, Drs. Jamaluddin
Adam, M.Pd yang juga merupakan Kepala
Seksi Pendidikan Agama Islam Kankemenag
Aceh Utara menjelaskan tentang Peserta
yang dikirim, “Kami mengirimkan 16
Peserta untuk mengikuti kegiatan di Pentas
PAI dalam rangka Pekan Keterampilan dan
Seni Pendidikan Agama Islam di Banda Aceh,
peserta yang dikirim merupakan hasil seleksi
yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan
dan Kementerian Agama Aceh Utara,” papar
Jamaluddin Adam.
“Dengan adanya kerjasama yang baik
antara dua Instansi tersebut, terpilihkan
16 peserta yang memiliki bakat dan
keterampilan yang layak diikutkan dalam
Pentas PAI tersebut. Adapun unggulan kami
adalah untuk cabang seni Kaligrafi tingkat
SMP, Pidato/ Cermah PAI, seni Nasyida dan
debat PAI,” tutupnya. [fahmi/y]
Pentas PAI Kembangkan
Bakat Pelajar
Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan
Agama Islam (Pentas PAI) yang dilaksanakan
beberapa waktu yang lalu, memiliki kesan
tersendiri bagi Kasi PAIS Kankemenag Aceh
Timur Muslim, S.Ag,M.Si. Menurut Muslim bahwa Pentas PAI
10
Santunan
Oktober 2013
sangatlah bermanfaat untuk pengembangan
bakat dan minat para pelajar. Pentas PAI
bagi siswa Sekolah Dasar, SMP dan SMA
se-kabupaten Aceh Timur tersebut menjadi
ajang bagi mereka untuk menyalurkan bakat
seni. Apalagi, menurutnya, anak-anak sekolah
sangat rawan teracuni dengan pengaruh
sosial yang sudah banyak menyimpang dari
ketentuan agama dan moral.
“Kita prihatin dengan anak-anak sekarang
ini yang sudah banyak terkontaminasi dengan
budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya
ketimuran. Kadang mereka sebenarnya
hanya ikut-ikutan saja tanpa tahu akibat apa
yang ia lakukan”, jelas Muslim. Sementara itu salah seorang pegawai
pada Seksi PAIS Kantor Kemenag Aceh
Timur Iqbal,SE mengatakan bahwa Pentas
PAI yang dilaksanakan di Aula Kankamenag
merupakan kegiatan pertama. Ia berharap
kegiatan semacam itu dapat dianggarkan
kembali pada tahun mendatang karena
memiliki dampak yang positif bagi
pengembangan kreatifitas anak. [jamal/y]
Penuh
Persiapan ke
Pentas PAI
Kankemenag Aceh Timur khususnya
bidang Pendidikan Agama Islam jelang
Pentas PAI lakukan persiapan tim.
Diterangkan oleh Muslim Masi PAIS,
bahwa untuk peserta dari Sekolah
Dasar 6 orang , peserta dari SMP 6
orang dan peserta dari SMA 9 orang.
Untuk peserta Tilawatil Quran
tingkat SD diikuti oleh Hikmatun Nafis,
Rosma Neli mengikuti lomba pidato,
Hifdhil quran oleh Siti Dzahiriah,
sedangkan cerdas cermat terdiri dari
Alkhaida, Mimi rahmatan Kahira dan
Miftahul Jannah.
“Untuk Tilawatil quran SMP diikuti
oleh Aulia Akbar, pidato Mastura fonna,
kaligrafi oleh Muhammad Hanafiah, dan
cerdas cermat oleh Al-finura, wahyuni,
dan Rizal muhaimin, Tilawatil quran
tingkat SMA oleh Nurul Hidayat, pidato
Cut Inanda Zuhra, debat PAI diwakili
oleh Rahmah Nashara dan Lia Utari,
sedangkan kreasi busana muslimah oleh
Maya Julaini.” Ungkapnya.
“Kita mengacu pada keputusan
Dirjen Pendis nomor: Pj.1/12A Tahun
2009 tentang pedoman Pelaksanaan
Pentas PAI,” ujar Muslim. “Pentas PAI
ini merupakan salah satu kegiatan
guna memberikan sarana aktualisasi
diri bagi peserta didik dalam hal
pendalaman,penghayatan, dan
pengamalan ajaran islam,” jelasnya lagi.
Kompetisi ini merupakan proses
pembelajaran untuk berekspresi,
menumbuhkan sikap sportif dan
beraktualisasi diri. Kompetisi ini
juga merupakan bagian dari upaya
pemerintah dalam memberikan layanan
pendidikan sesuai dengan bakat, dan
minat siswa. [jamal/y]
UTAMA>>
Pentas PAI Atim juga Sukses
Sebelum ke Pentas PAI (Pekan Keterampilan
dan Seni Pendidikan Agama Islam), acara
juga digelar di sebagian Kankemenag, salah
satunya Aceh Timur. Seksi PAIS Kankemenag
Aceh Timur sukses menyelenggarakan yang
berlansung selama satu hari penuh pada
Sabtu (21/9) di kantor setempat.
Kegiatan yang mengambil tema “Kreatif,
Inovatif, dan Sportif” itu diikuti oleh siswa
di lingkungan Dinas Pendidikan Aceh Timur
jenjang SD,SMP, dan SMA/SMK yang telah
melalui tahapan seleksi di UPTD masingmasing dengan jumlah peserta 94 orang.
”Pentas PAI sebagai wahana kompetisi
dan salah satu tolak ukur untuk melihat
keberhasilan pendidik terhadap anak didik
untuk PAI di sekolah terutama penguatan
materi ektrakurikuler. Pergunakanlah ajang
pentas pai ini dengan sebaik-baiknya dan
dengan sportif,”
harap Kakankemenag
Drs.H.Faisal Hasan.
“Jenis ketrampilan dan seni yang
diperlombakan diantaranya lomba tilawatil
Qur’an, lomba pidato/ceramah PAI, lomba
cerdas cermat, seni kaligrafi, seni nasyid
dan kreasi busana muslimah,” kata Ketua
Panitia, yang juga Kasi PAIS, Muslim, S.Ag,
M.Si. [abi naufal/y]
Bangga, yang Wakili ke Pentas PAI
Pelaksanaan ajang Pentas PAI tingkat
Provinsi Aceh yang sukses sejak 9-11
Oktober, memberikan kebanggaan
tersendiri bagi SMAN 1 Peukan Bada.
Ini karena pada tahapan seleksi yang
dilaksanakan pada tingkat Kabupaten
Aceh Besar (6-7 September) di SDN
Pagar Air, Aceh Besar menempatkan tiga
cabang lomba mampu daraih juara 1 oleh
anak-anak kami siswi SMAN 1 Peukan
Bada dari empat Cabang lomba yang
dikirim pesertanya dari lima Cabang yang
diperlombakan untuk jenjang SMA/SMK.
Adapun cabang lomba dan peserta
dari SMAN 1 Peukan Bada yaitu: Debat
PAI, meraih Juara 1 (Napriana dan
Putri Nurhijjah); MTQ, meraih juara
1 (Marvirah); Nasyid, Meraih juara 1
(Luqyana Yusrijal, Febi Mahqvira, Nuzula
Salsabilla dan Qisty Hani) dan Cabang
Merias Muslimah meraih juara 2 (Ulfa
Maulina Putri). Kebanggaan pribadi bagi
kami yaitu Muhammad Yani, S.Pd.I, M.Ag
selaku guru PAI dan pembimbing sekaligus
pendamping Cabang Debat PAI dan
MTQ dan Dra. Ida Herawati selaku Wakil
Kesiswaan yang ikut membimbing dan
mendampingi Cabang Merias Muslimah
serta Herisandi, S.Pd Guru Kesenian yang
membimbing bidang Nasyid.
Untuk saat ini pembekalan bagi semua
peserta yang meraih juara 1 sedang
dilakukan pembinaan di SMAN 1 Darul
Imarah untuk semua jenjang mulai dari
SD, SMP dan SMA/SMK dibawah tanggung
jawab Kasi PAIS Kemenag Aceh Besar, yang
dikoordinir oleh Ahlul Fikri, S.Pd.I, M.Pd
selaku Ketua Panitia Pentas PAI Kabupaten
Aceh Besar.
Pada lomba lainnya yaitu lomba PBB
bagi anggota Pramuka yang dilaksanakan
oleh DANDIM Kota Banda Aceh pada Ahad
(22/9) di Banda Aceh. Alhamdulilah siswa
SMAN 1 Peukan Bada kembali meraih juara
2 dalam ajang lomba tersebut.
Ke semua lomba yang diraih oleh
siswa mulai dari tingkat Kecamatan,
Kabupaten, Provinsi dan Nasional sudah
menjadi kebiasan atau sudah membudaya
di SMAN 1 Peukan Bada oleh Kepala
Sekolah yaitu Ibu Dra. Delia Rawanita, M.
Pd memberikan bingkisan dari sekolah
pada hari senin setelah selesai Upacara
Bendera dan dipanggil ke depan untuk
disaksikan oleh siswa/i yang lain sebagai
bentuk reward bagi sang juara dan juga
agar menjadi motivasi bagi siswa/i yang lain
untuk menghasilkan prestasi terbaiknya
dalam setiap perlombaan.
Akhirnya kami semua atas nama
keluarga besar SMAN 1 Peukan Bada
menyampaikan selamat dan sukses kepada
sang juara “Maju terus SMAN 1 Peukan
Bada”. [muhammad yani/yyy]
Santunan
Oktober 2013
11
>>UTAMA
Selamat ke Jenjang Nasional di Bekasi
S
etelah dua hari Peserta dan Dewan Hakim, bersama Panitia
dan Ofisial, sukseskan musabaqah, Pentas (Pekan Seni dan
Kreativitas) PAI ke 1, ditutup Kakanwil, jelang Jumat (11/10).
Para juara berikut, diikutsertakan ke even Nasional bulan depan,
di Bekasi. Kakanwil Kemenag Aceh saat pembukaan, memas­tikan
para juara yang ikuti cabang-cabang lomba Busana Muslimah, Debat
PAI, Seni Nasyid, Kaligrafi, Hifzhul Quran, CC, Ceramah PAI, dan
Tilawah, akan diikutsertakan ke even Pentas PAI Nasional. “Anak kami jangan takut, jika juara tak akan diajak ke even
Nasional. Kita akan cari jalan bisa berangkat terbang semua, ke sana,”
isyarat Kakanwil di Aula Utama, di hadapan Gubernur Aceh, unsur
Muspida, Kadisdik Aceh, SKPA, offisial, kontinge, dan undangan
(Rabu malam, 9/10). [julfikar pangwa/muhammad yakub yahya,
tim dewan juri tilawah] Lampiran Surat Keputusan Ketua Panitia PENTAS PAI Provinsi
Aceh Tahun 2013, Nomor 001/PENTAS-PAI.1/X/2013 Tanggal
11Oktober 2012, tentang Penetapan Juara Pekan Ketrampilan &
Seni Provinsi Aceh Tahun 2013:
Cabang PIDATO/CERAMAH PAI SD
Juara
I
II
III
No
Undian
07
03
05
Nama Peserta
Arif Rizkil Ula
Riska Adelia
Amanda Chairunnisa
Jumlah
Nilai
96,5
96
93
Utusan
Aceh Utara
Aceh Besar
Langsa
Cabang PIDATO/CERAMAH PAI SMP
Juara
I
II
III
Cabang TILAWATIL QURAN SD
Juara
I
II
III
No
Undian
01
10
02
Nama Peserta
Aisha Khaira
Nadia Tasya
Maulida Iftinan
I
II
III
No
Undian
27
38
22
Nama Peserta
M. Andre
Ahmad Mujinul A
Aulia Rahman
Jumlah
Nilai
92
88
87
Utusan
Aceh Singkil
Bireuen
Langsa
Jumlah
Nilai
96
91
90
Utusan
Langsa
Banda Aceh
Aceh Taminag
Cabang TILAWATIL QURAN SMA/SMK
Juara
I
II
III
12
No
Undian
57
43
56
Santunan
Oktober 2013
Nama Peserta
Yasarah
M. Ghifari
Kiki Defani
Nama Peserta
Mashabibi Nawi
Mastura Fonna
Andre Fadila Putra
Jumlah
Nilai
90,5
89,5
85,5
Utusan
Aceh Selatan
Aceh Timur
Aceh Tamiang
Cabang PIDATO/CERAMAH PAI SMA/SMK
Cabang TILAWATIL QURAN SMP
Juara
No
Undian
3
18
19
Jumlah
Nilai
91
90
89
Utusan
Aceh Tengah
Aceh Tamiang
Banda Aceh
Juara
I
II
III
No
Undian
04
015
011
Nama Peserta
Awis Qurni
Safrizal
Cut Inanda Zuhra
Jumlah
Nilai
96
81
80
Utusan
Lhokseumawe
Aceh Besar
Aceh Timur
UTAMA<<
Cabang CERDAS CERMAT PAI SD
Juara
Regu
Nama Peserta
I
C
II
A
III
B
Abizar
Hanisah Hidayati
Nasywa Azkia Harisya Siregar
Nura Afifah
Andi Najla Khalilah Salsabilah
Najla Aliqa Faiha Jalaluddin
Ahmad Fadhil
Ghania Fahira Ritongan
Septia Dwi Wanda
Jumlah
Nilai
825
Banda Aceh
700
Aceh Besar
400
Aceh Barat
Utusan
Regu
I
A
II
D
III
B
Nama Peserta
Gebrina Dana Alisa
M. Razi
Rahmadan Panjaitan
Hayati Agustini
Intan Qanita
Nurul Wardhani
Qatrun Nada
Nurhaliza
Darmayanti
I
No
Undian
15
II
03
III
13
Juara
Cabang CERDAS CERMAT PAI SMP
Juara
Cabang SENI NASYID SMA/SMK
Jumlah
Nilai
800
Utusan
Lhokseumawe
725
Banda Aceh
550
Pidie Jaya
Nama Peserta
M. Reza Prasetyo
Alfan Aditya Nugraha
Riski Syahputra
Angga Prasetyo
Fauzan Pahlawan
Zia Maulana
Farly Andhareshi
Muhammad Fadhil
Tuti Yuliana
Anita Dewi
Husna Baqia
Puspita Amelia
Jumlah
Nilai
191
Utusan
Lhokseumawe
185
Banda Aceh
179
Aceh Tengah
Cabang DEBAT PAI
I
No
Undian
03
II
02
III
04
Juara
Nama Peserta
Cut Riski
Rahmah Iyanatillah
Winelda Mahfud Zaidan. H
Rizki Alif Maulana
Lia Utari
Siti Aisyah
Jumlah
Nilai
94,5
Aceh Barat
94
Aceh Selatan
93,5
Aceh Timur
Utusan
Cabang HIFZUL QURAN SD
Juara
I
II
III
No
Undian
04
06
05
Nama Peserta
Al Khalog Difa Prahta
M. Muammar
Dwi Rahmayanti
Jumlah
Nilai
96
92,5
91
Utusan
Aceh Tengah
Pidie
Aceh Selatan
Cabang KALIGRAFI SMP
Juara
I
II
III
No
Undian
19
17
04
Nama Peserta
Nuril Maulizar
Muhammad Rizkiy
Zahara
Cabang KREASI BUSANA MUSLIMAH SMA/SMK
Jumlah
Nilai
85
80
78
Utusan
Aceh Utara
Aceh Besar
Aceh Barat
Juara
I
II
III
No
Undian
01
05
10
Nama Peserta
Tria Suci Rahayu
Maya Julaini
Maya Ulfa
Jumlah Nilai
90
87
85
Utusan
Banda Aceh
Aceh Timur
Pidie
Santunan
Oktober 2013
13
>>PERISTIWA
Walikota Subulussalam
Resmikan MTsS Rundeng
Dengan mengucapkan ”Bismillahir­rahmanir­
rahim kegiatan belajar mengajar MTsS
Rundeng dengan ini saya resmikan,” itu
lah salah satu petikan kata Bapak Walikota
Subulussalam Merah Sakti Kombih SH, pada
hari Senin (7/10), pada saat meresmikan
MTsS Rundeng Kota Subulussalam. Rom­
bongan disambut tarian anak didik setempat.
Acara peresmian yang langsung
di gedung sementara MTsS Rundeng
ini dihadiri kepala Kankemenag Kota
Subulussalam H.Syarbaini,SH dan Kasi
Pendis Kemenag Kota Subulussalam serta
Sekda Kota Subulussalam dan kepala SKPK
Pemko Subulussalam dan tokoh masyarakat
kecamatan Rundeng Kota Subulussalam.
Dalam
peresmian
itu
Walikota
Subulussalam Merah Sakti mengatakan
bahwa Pemko Subulussalam mendukung
sepenuhnya berdirinya MTsS Rundeng
ini dan untuk tahun depan kami akan
membantu membangun 2 lokal dan uang
23 juta untuk membantu proses belajar
mengajar di MTsS rundeng ini. Plt kepala
MTsS Rundeng Khairul Amri,A.Ma yang juga
selaku ketua panitia mengatakan, untuk saat
ini MTsS Rundeng memiliki 3 ruang belajar
dan 27 orang murid untuk tahun perdana
serta 15 orang guru (14 guru honor dan satu
guru PNS). [taufiq/y]
‘Doto’ Kunjungi
MAN Aceh Singkil
Ada beberapa dokter (‘doto’) dan perawat
dari Puskesmas Singkil masuk ke MAN
Singkil dalam serangkaian kunjungan kerja.
Pagi (26/9) Waka Kesiswaan MAN Singkil
melapor kepada Kepala MAN Singkil bahwa
telah datang petugas dari Puskesmas untuk
lakukan pemeriksaan golongan darah untuk
pepentingan pendataan siswa . Halimsyah
menyambut baik kegiatan yang di lakukan
oleh pegawai jajaran Dinas Kesehatan ini,
mengingat pentingnya data golongan darah
sebagai perlengkapan pengisian data siswa
madrasah.
Petugas yang di berikan tugas oleh Syafni
Akhi sebagai kepala Puskesmas Singkil adalah
Syukriati (Kepala Laboraturiom) bersama
denga dua orang tenaga teknis dalam
bidang pemeriksaan golongan darah (Milda
khairani Amd.AK dan Evi handayani). “Moga
kerjasama belanjut,” harap Halimsyah, MA,
Kepala MAN Singkil. [halimsyah/y]
Qurban
di MIN Sinabang,
Kerbau dan
Kambing
Kemenag Aceh Singkil Bina 30 Guru TPQ
Kemenag Aceh Singkil gelar Pembinaan 30
guru TPQ yang ada di Aceh Singkil. Kegiatan
ini di laksanakan sudah gelombang yang ke
3 kalinya setiap tahunnya. “Alhamdulilah
sudah 96 Guru TPQ Kabupaten Aceh Singkil
yang kita Bina dalam tiga Gelombang yaitu
dari tahun 2011, 2012 dan tahun 2013,
dengan target yang akan kita bina 135 guru
TPQ yang ada di Kabupaten Aceh Singkil”
demikian laporan Panitia Pelaksana yang
disampaikan oleh Safnawati, S.Ag.
Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari
mulai dari tanggal 25 s/d 27 tahun 2013
di Hotel Island Pulo sarok Aceh Singkil.
Kegiatan ini dibuka oleh Kakankemang Drs.
14
Santunan
Oktober 2013
Ramlan. Turut hadir dalam pembukaan,
Kasubbag TU Kemenag Aceh Singkil, Kasi
PHU dan Kepala KUA Kec. Singkil.
Dalam arahan dan bimbingannya,
Kakankemenag Aceh Singkil menyampaikan
di hadapan kepada 30 peserta Guru TPQ,
bahwa kegiatan ini bukan kegiatan mainmain, atau kegiatan rekreasi, namun kegiatan
ini dilaksanakan adalah untuk kegiatan yang
serius, sehingga nanti peserta yang kita
bina tidak ada yang tidak bisa menerima
materi dari pemateri demikian disampaikan
Drs. Ramlan yang baru beberapa pekan
memimpin kembali institusi tersebut.
[mustafa/y]
Santunan – Sinabang. Hari kedua
lebaran Idul Adha 1434 Hijriyah, Dewan
Guru dan siswa di MIN MIN Sinabang Kab.
Simeulue, sembelih hewan qurban, yang
dibagi-bagikan untuk yang berhak.
Pada pagi 16 Oktober, 2 ekor kerbau,
dan 1 ekor kambing, dari hasil pengurban
disembelih di madrasah favorit itu.“Dana
kurban dari dewan guru dan murid MIN
Sinabang.daging kurban dibagikan kepada
guru dan murid,” jelas Kepala MIN. [y]
Ke Kodim 0109
Siswa MTsN Singkil Study Tour
Puluhan siswa Kelas IX MTsN Aceh Singkil
melakukan Study Tour ke Markas Kodim
0109 Aceh Singkil yang terletak di Desa
ketapang Indah Kecamatan Singkil Utara
(23/10). Kegiatan tersebut dalam rangka
Praktek langsung kelapangan Mata Pelajaran
PKn yang dipandu dan dibimbing oleh guru
PKn MTsN Singkil, Adnan Mahmud, S.Pd
SD, MM.
“Tujuan kegiatan ini agar bisa
menumbuhkan rasa NKRI para siswa,
karena selama ini para siswa terus menerus
diajarkan materi semata. Kali ini Adnan
mengajak para siswa didiknya untuk terjun
ke lapangan dan sekaligus bersilaturahmi
kepada jajaran Kodim Aceh Singkil,” kata
Adnan, guru Bidang Study PKn dan sekaligus
Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan.
Kegiatan Study Tour tersebut dilak­
sanakan satu hari penuh dan diharapkan
kegiatan seperti ini bisa bernilai positif dan
menjadi contoh tehadap sekolah-sekolah
lainnya yang ada di Kabupaten Aceh Singkil.
Kegiatan pembelajaran seperti ini menu­
rut guru yang menyandang gelar S2 tersebut
ini adalah bagian dari porses belajar mengajar
yang langsung terus terjun kelapangan.
Sehingga para siswa tidak pernah bosan
dengan mata pelajaran PKn ini.
Kunjungan tersebut disambut dengan
antusias oleh keluarga Besar Kodim Aceh
Singkil , dalam hal ini diwakili oleh Kasdim
0109 Aceh Singkil. Dalam sambutannya
Kasdim mengatakan, kedatangan Peserta
Didik MTsN Singkil yang merupakan satusatunya Madrasah Negeri sederajat SMP itu
adalah suatu kehormatan mendapat tamu
dari MTsN Singkil. [mustafa/y]
PERISTIWA>>
Kakankemenag
Pimpin Upacara
Sebelum memantau workshop jurnalistik di
Hotel Island Singkil, Kakankemenag Aceh
SIngkil jadi pembina upacara di MAN 1
Singkil, pagi Senin (23/9). Selain menjadi
pembina, sekaligus pembinaan pada para
siswa, Drs Ramlan juga membina dan
bersilaturrami dengan dewan guru.
Dalama
amanat
apel
Senin,
Kakankemenag yang malamnya membuka
pelatihan jurnalistik bagi jajaran Kemenag,
KUA, dan madrasah, Ramlan ajak siswa rajin
belajar demi, dan pertahankan prestasi, nlai
UN 2013, sebagai MA peraih nilai tertinggi
di Singkil. Sekalian MA itu tetap menjadi
favorit di Kabupaten ujung selatan Aceh.
Selain itu Kakankemenag juga mengajak
siswa yang tahun ini alumni MAN Singkil
lebih 50% masuk PTN dan IAIN. Selain
membina, Kakankemenag dan dewan
guru yang tampil dengan baju Linmas itu,
mengharapkan dewan guru tingkatkan
kapasitasnya. Kerja dan selesaikan tugas
dengan ikhlas, kerjasama tim mesti untuk
tujuan bersama. [halimsyah/y]
KUA Suro Minim Peristiwa ‘N’
Kepala KUA Kecamatan Suro Aceh Singkil
Drs. Hasby dalam press rilisnya menyatakan
bahwa minimnya peristiwa nikah pada Instansi yang dipimpinnya. Pernyataan tersebut disampaikan (23/9) saat dilaksanakannya Sosialisasi Jurnalistik oleh Kankemenag
Aceh Singkil dengan menghadirkan pemateri dari Kankemenag Singkil.
Hasby nyatakan bahwa minimnya
peristiwa nikah tersebut dikarenakan
jumlah penduduk di Kecamatan Suro relatif
sedikit di bandingkan dengan Kecamatan
lain dlam Kabupaten Aceh Singkil. Di
samping itu penduduk di Kecamtan Suro
tidak seluruhnya beragama Islam.
Menyikapi minimnya persitiwa nikah
pad KUA Kecamatan Suro, pihknya telah
berupaya melakukan sosialisasi tentang pernikahan kepada masyarakat yang muslim
melalui kursus calon pengantin (suscatin)
yang telah mendaftar untuk menikah. Dimana pada saat dilakukannya suscatin juga
dihadiri para keluarga calon pengantin dan
masyarakat terdekat. [ahmadi, staf kua kec.
suro, peserta workshop jurnalistik kankemenag aceh singkil, 23-24 september/y]
Santunan
Oktober 2013
15
>>PERISTIWA
Jika Guru Kalah Cepat dengan Murid, Wah Bahaya
Saat membuka Workshop Jurnalistik,
Kehumasan, Keprotokolan bagi jajaran
Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Aceh Singkil, Drs Ramlam menyatakan heran
dan penasaran, jika di era IT (Teknologi
Informasi) hari ini, jika guru dan aparatur
lelet informasi. “Jika anak didik lebih
duluan tahu dan banyak tahu informasi,
daripada gurunya, wah ini bisa berbahaya,”
ujar Kakankemenag Aceh Singkil yang baru
beberapa bulan lalu, dimutasi kembali ke
Aceh Singkil, dari Kankemenag Kota Banda
Aceh.
Dalam acara pembukaan workshop
yang juga hadir Kasi Pandis dan Kasi
Penyelenggaraan Haji Kankemenag Aceh
Singkil itu, Ramlan yang juga mantan
Kakankemenag Singkil sebelum akhir tahun
2011 itu, lanjutkan, “Informasi sekarang
bagaikan makanan, makanan pokok, memang
kita juga makan selingan dan makanan lain,
tapi tetap tanpa makanan pokok, tak bisa
ketahanan tubuh kita.”
“Dengan UU Keterbukaan Informasi
Publik (KIP) sekarang informasi jadi hak, hak
bagi individu, kelompok, dan masyarakat,
kita bisa dihukum jika tidak memberi
informasi dan data bagi yang membutuhkan,”
lanjutnya.
“Namun ada informasi yang dikecualikan
untuk tak diinformasikan, dan yang menen­
tukan boleh dan tidak data itu dipublis itu
Sosialisasi Haji di KUA Longkib
Dalam rangka menambah wawasan
masyarakat terhadap penyelenggaraan
ibadah haji,KUA KecamatanLongkib Kota
Subulussalam mengadakan pembinaan dan
sosialisasi penyelenggaraan ibadah haji se
Kecamatan Longkib Kota subulussalam.
Acara yang dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 3 Oktober 2013 ini bertempat
di Balai Nikah KUA longkib dan diikuti
oleh 20 orang peserta yang mewakili 10
gampong yang ada di Kecamatan Longkib
Kota Subulussalam,acara ini dihadiri oleh
pemateri dari Tim Seksi Penyelenggara Haji
dan Umrah Kemenag Kota Subulussalam.
Dalam sambutannya kepala KUA
Kecamatan Longkib Kota Subulussalam
16
Santunan
Oktober 2013
Taufiqurrahman,S.Sos.I mengatakan seka­
rang ini untuk mengetahui tentang infor­
masi haji masyarakat bisa langsung ke KUA
karena KUA merupakan pusat informasi haji.
Sebagai informasi dua tahun belakangan
ini tidak ada warga kecamatan Longkib yang
berangkat ke tanah suci melalui Kemenag
Kota Subulussalam tapi mereka cenderung
berangkat via Medan,tapi alhamdulillah
dalam dua tahun belakangan ini juga
sudah banyak yang mendaftar di Kemenag
Kota subulussalam, ini berarti masyarakat
sudah lebih memahami dan meyadari
kemudahan-kemudahan yang mereka dapat
kalau berangkat melalui kemenag Kota
subulussalam. [taufiq/y]
oleh PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan
Data) di Kanwil dan Kankemenag,” kata Kakankemenag Singkil, dalam acara yang dimulai dengan lantunan Kalam Ilahi bersama
Ustadz Aswir, S.Pd. Pesannya, “Seka­rang tidak ada istilah, jika data dimintai, kita bilang
tunggu, sebentar, dan dicari dulu.”
“Tapi ada beda antara era Orba dengan
sekarang, kalau dulu 90% info tertutup dan
10% terbuka, di era reformasi, justru 10%
tertutup dan 90% terbuka,” kutipnya Ramlan
lagi, setelah (atas nama) Ketua Panitia ,
Mustafa SE sampaikan laporan, mewakili
Kubbag TU Jufrizal SAg yang sedang acaras
Sosialisasi PMA Nomor 13 Tahun 2012 di
Banda Aceh. [yakub]
Dua TU, Waka
Humas dan
Kamad Singkil
Ikut Pelatihan
Selama dua hari, Kepala TU (Tata Usaha),
Waka Humas dan dua orang tenaga Tata
Usaha MAN Singkil menerima pelatihan
dan pembinaan tentang ilmu kehumasan
dan keprotokoler sejak tanggal 23
sampai dengan 24 september 2013
di Island Hotel Pulo Sarok Kecamatan
Singkil, yang disajikan oleh dua orang
pakar sesuai dengan bidangnya.
Pada kesempatan yang sama
narasumber Muhammad Yakub dari
Kanwil Kemenag Aceh menjelaskan
bebagai kiat-kiat tentang kehumasan
dan jurnalistik dalam penulisan berita,
data dan opini untuk di publikaskan ke
berbagai media masa baik elektronik
maupun surat khabar dan majalah.
Sementara tutor dari Kabag Protokoler
Humas Sekda Kabupaten Aceh Singki
Tri Buana menjelaskan tata cara
pelaksanaan kegiatan resmi kenegaraan
baik nasional, provinsi, maupun tata
laksana di kabupaten dan istansi
Kemenag.
Halimsyah,S.Ag,MA selaku Kepala
MAN singkil menyambut baik atas
usaha
peningkatan
pemahaman
jurnalistik yang telah dilaksanakan oleh
panitia dari Kemenag Kabupaten Aceh
Singkil. Peserta yang diikutsertakan
antara lain, dua pegawai tata usaha yaitu
Hasmar dan Joni Iskandar, wakil kepala
bahagian Humas Azwir Azis,S.PdI, dan
Kepala MAN Singkil. [halimsyah/y]
PERISTIWA>>
Kedubes AS dan YLI ke Eco Club/Sispala MTsN Simpang Kiri
Kunjungan Kerja Kedutaan Besar Amerika
Serikat dan Yayasan Leuser Internasional
bersama Ketua YLI Jakarta di MTsN Simpang
Kiri Kota Subulussalam berlangsung dengan
baik. Pertemuan ini diadakan digedung
Laboraturium Komputer dan dibuka Kepala
MTsN Simpang Kiri, Mustafa,S.Ag.
Pertemuan ini berlangsung baik karena
semua peserta dari siswa yang ikut dalam
Organisasi Sispala mengaku senang dengan
adanya kunjungan tersebut, apa lagi sekolah
yang bertaraf Madrasah ini satu-satunya
sekolah yang dikunjungi Tim dari Kedutaaan
Amerika tersebut.
Dengan adanya Eco Club/Sispala di
MTsN Simpang Kiri membuat para siswa
senang mengikuti sebagai anggota sispala,
seperti yang dikatakan salah seorang siswi
bernama Qurrata Ayuni, “Saya sangat
merasa senang ikut kedalam Organisasi ini,
karena bertujuan baik untuk melalakukan
penghijauan disekolah kami, apalagi kita
lihat kondisi sekolah Kami ini bisa dikatakan
masih kelihatan gersang, maka dengan
ini saya mau ikut ke Organisasi ini untuk
membuat lingkungan sekolah Kami menjadi
lebih Hijau. Siswi yang juga mendapatkan
juara umum itu menambahkan.”
Dalam pertemuan itu diperkenankan
kepada Siswa/i yang untuk bertanya tentang
bagaimana program Eco Club tersebut,
di saat yang bersamaan muncul beberapa
petanyaan dari siswa/i dan seorang siswi
yang biasa akrab dipanggil Yuni itu, “Mr.
Alix, Apakah ada tips-tips bagaimana supaya
kita bisa menjalankan kebiasaan tersebut?”
“Kita harus memulai dari diri kita
sendiri, lakukan yang sederhana, coba kita
lihat apa yang seharusnya terjadi kalau kita
tidak melakukan penghijauan, jangan kita
pikirkan dulu manfaatnya,” jawab Mr. Aliz.
[hasmaruddin, guru mtsn simpang kiri/y]
Rotasi di Kemenag Aceh Barat
Rotasi dan mutasi kembali terjadi di
lingkungan Kankemenag Aceh Barat (24/9).
Kakankemenag Drs. H. M. Arif idris, MA
melantik sekaligus mengambil sumpah 37
orang Kepala MA, Kepala KUA,dan juga dan
Kaur TU, bertempat di aula Kankemenag.
Analis Kepegawaian Kankemenag Kabupaten
Aceh Barat Cut Rahman, mengatakan
Mutasi 37 Pejabat Fungsional dan Struktural
di jajaran Kankemenag itu merupakan hasil
penilaian tim Baperjakat . Mereka yang
dilantik dan diambil sumpahnya antara lain:
Suandi, S.Ag jabatan lama Kepala MIN
Suak Timah jabatan baru Guru Madya
pada MTsN Model Meulaboh, M. Lidan,
S.Pd.I jabatan lama Kepala MIN Layung
jabatan baru kepala MIN Suak Timah, Dra.
Asmanidar jabatan lama Kepala MIN Alue
Raya jabatan baru Kepala MIN Layung, Drs.
Anwar jabatan lama Kepala MIN Gunong
Panah jabatan baru Kepala MIN Alue Raya,
Hanifah, BA jabatan lama Kepala MIS Mesjid
Baro jabatan baru Kepala MIN Gunong
Panah, Sapiah, S.Pd.I jabatan lama guru
Madya pada MIN Layung jabatan baru Kepala
MIS Mesjid Baro, Abdullah, S.Ag jabatan
lama Kepala MIN Kampung Cot jabatan
baru Kepala MIN Blang Balee, Yusran, S.Pd.I
jabatan lama Kepala MIN Blang Balee jabatan
baru Kepala MIN Kampung Cot.
Mukhsinuddin, S.Ag Jabatan lama
Kepala MTsN Blang Balee menjadi pengawas
Sekolah Madya Tsanawiyah di ingkungan
Kankemenag Aceh Barat, Ridhwan, S.Ag
jabatan lama Kepala MTsN Woyla jabatan
baru Kepala MTsN Blang Balee, Cut Anina,
S.Pd jabatan lama Kepala MTsS Banda
Layung jabatan baru Kepala MTsN Woyla,
Dra. Rosdiani jabatan lama guru madya pada
MTsN Suak Timah jabatan baru Kepala MTsS
Banda Layung, Drs. Hasan Basri jabatan
lama Kepala Man Suak Timah menjadi
Pengawas Sekolah Madya Madrasah Aliyah
dilingkungan Kankemenag Aceh Barat, Drs.
Adi Kasman jabatan lama Kepala MTsN
Suak Timah jabatan baru Kepala MAN Suak
Timah, Amarizal, S.Ag jabatan lama Kepala
MIN Suak Bidok jabatan baru Kepala MIN
Arongan, Paridah, S.Ag jabatan lama Kepala
MIN Arongan jabatan baru Kepala MIN
Suak Bidok.
Isramiwati, S.Pd.I jabatan lama Kepala
RA. DW. II Kemenag Cot Lawang jabatan
baru Kepala RA. DW.I Kemenag Kampung
Bela­kang, Islamiah, S.Pd jabatan lama Kepa­
la MIS Pasi Jambu jabatan baru Kepala
RA. DW. II Kemenag Cot Lawang, Drs. M.
Dahlan jabatan lama Kepala MTsS Krueng
Manggi jabatan baru Guru Madya pada
MTsS Harapan Bangsa, T. Agus Irwan, SP
jabat­
an lama Guru Pertama pada MTsS
Pante Ceureumen jabatan baru Kepala MTsS
Krueng Manggi, Drs. Najmussaqib, M. Pd
jabatan lama Kepala MTsS Darul Hikmah
jabat­an baru Kepala MTsS Harapan Bangsa,
Junaidi. IB, S.Ag, M. Si dari Kepala MTsS
Nurul Huda menjadi Kepala MTsS Darul
Hikmah, Drs. Edy N Mustika jabatan lama
Kepala MTsS Harapan Bangsa jabatan baru
Kepala MTsS Nurul Huda, Kartini, A.Ma
jabatan lama Guru Muda pada MIS Suak
Siron jabatan baru Kepala MIS Suak Siron.
Drs. Khairul Bahri jabatan lama Kepala
MIN Kubu jabatan baru Guru Madya pada
MTsN Peureumeu, Iswandi, S.Pd.I jabatan
lama Kepala MIN Putim jabatan baru Kepala
MIN Kubu, Nyak Amin, S.Ag jabatan lama
Kepala MIN Kampung Baro Lelek jabatan
baru Kepala MIN Putim , Usmadi, S.Pd
jabatan lama Kepala MTsS Pante Ceureumen
jabatan baru Kepala MIN Kampung Baroe
Lelek, Muhammad Rizal, S.Pd.I jabatan
lama Guru Pertama pada MTsS Krueng
Manggi jabatan baru Kepala MTsS Pante
Ceureumen, Drs. Ridwan US jabatan lama
Kepala MTsS Serambi Mekkah jabatan baru
Kepala MTsS Babussalam, Drs. Bustami
jabatan lama Kepala MTsS Babussalam
jabatan baru Kepala MTsS Serambi Mekkah,
Edwar jabatan lama Kepala MIN Paya Baro
dikukuhkan Kembali menjadi Kepala MIN
Paya Baro, Ainiah, S.Si jabatan lama Kaur TU
pada MTsN Peureuemeu menjadi staf TU
pada MTsN Peureumeu, Drs. Huzairi jabatan
lama Kepala KUA Kec. Sungai Mas jabatan
baru Kepala Urusan Tata Usaha pada MTsN
Peureumeu, Narjun Ikhsan, S.Ag Penyuluh
Agama Islam Kec. Panton Reu jabatan baru
Kepala KUA Kec. Sungai Mas Kabupaten
Aceh Barat. [jufrizal/y]
Santunan
Oktober 2013
17
>>PERISTIWA
Bimtek SAKIP-LAKIP di Kemenag Kota Sabang
Kankemenag Kota Sabang bekerjasama
dengan Tim Pemateri Balai Diklat Keagamaan
Medan (BDK ) laksanakan Bimtek RKT,
SAKIP dan LAKIP. Bimtek selama tiga hari itu
bertempat di Aula Meting Room Nagoya IIN
Kota Sabang. Demikian kata ketua panitia
Herizal, SE, staf Keuangan.
Peserta berjumlah limap uluh orang
dari unsur Kantor, Madrasah, dan pengawas
Pendidikan.
“Kakankemenag
sangat
berterimakasih
atas
terselenggaranya
BIMTEK RKT, Sakip-Lakip ini, mengingat
bila dipanggil ke Medan sudah pasti bisa
dikirim satu atau dua orang saja. Dengan
BIMTEK ini perserta jelas bisa di ikuti
seluruh Satker sekaligus dapat pembinaan
untuk Pegawai Kemenag Sabang,” kata
Kakankemenag Drs H Salman MAg, saat
pembukaan diwakili Kasubbag TU, Drs
Marzuki.
”Seluruh Satker Kemenag sampai ke
eselon I wajip melaporkan kinerja Satker,
yang merupakan amanah pemerintah atau
masyarakat dalam Penyerapan Anggaran
Belanja dan sasaran Pemerintah sesuai
dengan amanah UU,” kata Drs. H. Suten
Hasibuan, pemeteri. Pemateri kedua, oleh
Mahmud Syarif tentang Teknis Pembuatan
Sakip dan Lakip secara keseluruhan. [sri
man/mahdi puteh/y]
Kepala BPN Menyerahkan Sertifikat Tanah Wakaf
Kepala BPN Kota Sabang menyerahkan
sertifikat tanah wakaf kepada
Kakankemenag Kota Sabang, Selasa
(8/10). Kankemenag Kota Sabang H.
Salman, M.Pd didampingi Kepala Seksi
Penyelenggara Pembinaaan Syariah Masri,S.
Ag usai menerima sertifikat tanah wakaf
di Kantor BPN Sabang menyampaikan
ucapan terimakasih kepada pejabat
dilingkungan Kantor BPN Sabang karena
telah menyelesaikan proses pensertifikatan
tanah wakaf.
Menurutnya, dengan adanya sertifikat
ini merupakan langkah penyelamatan tanah
wakaf dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sertifikat tanah wakaf yang baru dibuat
oleh pejabat BPN telah mendapatkan
kepastian hukum agar tidak disalahgunakan
oleh pihak-pihak tertentu.
Salah satu program pemerintah
pusat adalah Pensertifikatan Tanah
Wakaf se-Indonesia. Pada Tahun 2012
lalu Kankemenag Kota Sabang mendapat
bantuan dana sebesar Rp.15 Juta
untuk proses pensertifikatan tanah
wakaf sebanyak 9 persil. “Saya sangat
mengharapkan sertifikat tanah tersebut,
agar tidak terjadi kepemilikan personal
sehingga hilanglah harta wakaf tersebut”,
Tutur Ketua Nazhir Kota Sabang Tgk
Imanuddin, yang turut hadir pada acara
penyerahan sertifikat tanah wakaf.
[askar/y]
Kakankemenag Nagan Peusijuek dan Serahkan Kenderaan
Kakankemenag Nagan Raya Drs. H. Djulaidi,
Sabtu (26/10) secara simbolis menyerahkan
empat unit kendaraan dinas berupa
kendaraan roda dua. Didampingi Kasubbag
TU Tgk. Aidy Putra, S. Ag di kantor setempat,
acara seusai apel pagi yang rutin digelar itu,
disaksikan juga jajarannya.
“Kenderaan dinas tersebut dapat
dipergunakan untuk menunjang kelancaran
tugas-tugas
kedinasan,
meningkatkan
semangat kerja dan etos kerja. Kita harapkan
kenderaan dinas tersebut dapat dijaga dan
dirawat dengan sebaik-baiknya layaknya
merawat punya sendiri” ucapnya.
Empat
kendaraan
itu
dibagikan
kepada Kasubbag TU, Kasi, dan Kepala
Penyelenggara di lingkungan Kemenag
Nagan Raya. Satu unit masing-masing untuk
18
Santunan
Oktober 2013
Kasubbag TU, Kasi Pendidikan Islam, Kasi
Penyelenggara Haji dan Umrah, dan Kepala
Penyelenggara Syari’ah. [muttaqin, staf
kankemenag nagan raya/y)
Suscatin di Daerah Produksi Mulieng
Sebanyak 150 orang calon pengantin Kantor Kementerian Agama Kabupaten
(Suscatin) se-Kabupaten Pidie mengikuti Pidie, dibuka langsung oleh Kepala Kantor
pelatihan dan pembekalan pengetahuan Kementerian Agama Kabupaten Pidie Drs.
agama sebagai prasyarat sebelum melak­ M. Jakfar M. Nur, Selasa (1 Oktober 2013).
sanakan pernikahan. Acara Kursus Calon
Dalam sambutannya mengatakan bahwa
Pengantin yang berlangsung di aula sebagai tahap awal dalam proses membentuk
PERISTIWA>>
atau membangun mahligai rumah tangga
sangat ditentukan oleh pondasinya, tidak
lain norma-norma agama Islam, terlebih
lagi jika melihat realitas saat ini maraknya
fenomena kawin cerai sepertinya sangat
relevan para catin ini harus dibekali dengan
pengetahuan agama yang memadai.
M. Jakfar, Ketua Kloter 7 musim haji ini,
memberikan apresiasi dan sangat bersyukur
karena saat ini dapat membuat program
yang bisa dikatakan sebagai langkah awal
untuk membenahi persoalan yang penting
ini. M. Jakfar juga menyampaikan kepada
para peserta agar dapat mengikuti kegiatan/
pembekalan yang berlangsung selama satu
hari, selasa, 1 Oktober 2013 dengan serius
dan sungguh-sungguh, setelah mengikuti
kursus ini juga harus dilanjutkan dengan
banyak membaca buku, dan belajar/
menimba pengalaman dari orang-orang di
sekitarnya.[humas/hafidh/y]
Pembinaan di Kemenag Bener Meriah
Badan Pengawasan Keuangan dan Pemba­
ngunan Perwakilan Propinsi Aceh mela­
kukan sosialisasi pencegahan tindak korupsi
di Lingkungan Kementerian Agama Kab.
Bener Meriah. Kementerian Agama menjadi
salah satu kementerian dan lembaga yang
mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) dengan paragraf penjelasan tentang
pengelolaan keuangan negara tahun 2011.
Hal tersebut menjadi kebanggaan
sekaligus tantangan besar bagi Kementerian
Agama agar ke depan dapat mempertahankan
atau bahkan meningkatkan capaian terbaik
itu. Karena itu, salah satu usaha yang dilakukan
Kemenag Kabupaten Bener Meriah melalui
seksi TU Keuangan, menggelar kegiatan yang
bertajuk bimbingan/pembinaan administrasi
keuangan lingkungan Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Bener Meriah Jum’at
(27/09).
Bertempat di Aula Kemenag Kabupaten
Bener Meriah, Kegiatan tersebut digelar
selama 1 (satu) hari. Peserta terdiri dari
Kepala dan Bendahara pada Madrasah
Negeri di lingkungan Kementerian Agama
Kabupaten Bener Meriah serta sejumlah staf
pelaksana Kementerian Agama Kabupaten
Bener Meriah.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh
Kepala Kankemenag Bener Meriah Drs. H.
Amrun Saleh, MA. Dalam sambutannya,
Mengharapkan kepada seluruh peserta
kegiatan agar dapat menyerap semua materi
pembelajaran dengan baik. Menurutnya,
Kegiatan pembinaan seperti ini sangat ber­
man­
faat bagi seluruh pengelola ke­
uangan
guna meningkatkan pemahaman dan penge­
tahuan dalam hal pengelolaan dan pelaporan
keuangan. [humas kemenag bm/y]
Rakor Bidang Kepegawaian dan SOP
Kankemenag Lhokseumawe selenggarakan
Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Kepegawaian
dan Standar Operasional Prosedur (SOP)
yang berlangsung dari 8-9 Oktober,
bertempat di gedung Hasbi Ash Shiddieqy,
Mon Geudong Kota Lhokseumawe. Adapun
materi atau bahasannyaberupa rapat koordi­
nasi bidang kepegawaian, sosialisasi dan
penjelasan PP No. 46 Tahun 2011 dan PP
No. 53 Tahun 2010.
Dilanjutkan dengan materi SOP,
yang diharapkan dapat mentranformasi
berbagai informasi dan sarana koordinasi
berbagai kebijakan-kebijakan terbaru yang
menyangkut sistem dan regulasi administrasi
bidang kepegawaian yang harus diketahui
dan diimplimentasikan oleh seluruh satuan
kerja di lingkungan Kankemenag Kota.
Peserta Rapat Kordinasi dan SOP
berjumlah 60 Orang Terdiri dari Pejabat
Eselon IVa, Pejabat Eselon IV/b, Kepala
dan wakil Kepala Madrasah Aliyah (MA),
Tsanawiyah (MTs), Ibtidaiyah (MI) Raudhatul
Atfal (RA), serta Pegawai Administrasi dalam
lingkungan Kankemenag Kota. Turut hadir
sebagai pemateri dari Kanwil Drs. Hanafiah,
Kasubbag Kepegawaian dan Ortala, dan Alfin
Nahruddin, Analis Kepegawaian.
Dalam sambutannya sekaligus membuka
acara, Ka Kankemenag Kota Lhokseumawe,
Drs. H. Taufiq Abdullah mengharapkan
peserta mengikuti acara dengan baik
dan dapat mengambil manfaatnya dalam
menyelesaikan tugas sehari-hari. Dan setelah
mengikuti acara ini, setidaknya sudah bisa
membuat dan mengimplemetasikan SOP di
lingkungan perkantoran agar kinerja menjadi
terukur. [rahmat muliadi/y]
Santunan
Oktober 2013
19
>>PERISTIWA
Kru Seumangat
UIN Ar-Raniry
Sebagai salah satu perguruan tinggi
terbesar di Aceh, Universitas Islam
Negeri (UIN) Ar-Raniry sudah saatnya
berusaha maksimal meningkatkan
kualitas mahasiswa, tenaga pengajar,
kurikulum, fasilitas, infrastruktur,
sumberdaya keuangan, dan lingkungan
akademik yang kondusif. “Pemerintah dan rakyat Aceh akan
memberikan dukungan kepada UIN
dalam mengembangkan diri sebagai
perguruan tinggi terkemuka dalam
integrasi ilmu, baik pada skala lokal,
nasional maupun internasional,” ujar
Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah
diwakili Sekda Aceh, Drs. Dermawan,
MM pada acara peringatan Hari Jadi
ke 50 IAIN Ar-Raniry menuju UIN
Ar-Raniry di Auditorium Ali Hasjmy
(21/10).
“Peringatan Hari Jadi ke-50 ini,
merupakan peringatan terakhir lembaga
ini menyandang status institut karena
berdasarkan Peraturan Presiden RI No.
64 Tahun 2013, terhitung 1 Oktober
2013, IAIN Ar-Raniry resmi menjadi
UIN Ar-Raniry Banda Aceh,” katanya.
“IAIN Ar-Raniry yang telah berusia
genap 50 tahun kini memiliki 250
tenaga ADM, 396 dosen yang terdiri
dari 18 guru besar/profesor yang aktif,
2 orang yang pensiun atau emeritus,
80 orang doktor dan 294 orang
magister,”kata Rektor IAIN Ar-Raniry
Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA
Peringatan Hari Jadi IAIN Ar-Raniry
ke 50 melalui rapat senat terbuka
juga dirangkaian dengan orasi ilmiah
berthemakan birokrasi pada IAIN
Ar-Raniry menuju UIN Ar-Raniry
yang disampaikan oleh Menteri PAN
dan Reformasi Birokrasi Ir H Azwar
Abubakar MM. [syahril ahmad/y]
20
Santunan
Oktober 2013
MAN Terpadu Galakkan
Tahfidzul Qur’an dan Kitab Kuning
Sebelum pembukaan PKA VI dan saat
Kakanwil Kemenag Aceh Drs. H. Ibnu
Sa’dan, M. Pd memberi materi di STAIN
Langsa, Kakanwil sempat juga mengunjungi
MAN Terpadu. Kunjungan Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama Prov. Aceh dan
H. Akhyar, M.Ag. ke Madrasah Aliyah Negeri
Terpadu Langsa diterima oleh Kepala MAN
Terpadu Langsa Zainab M. Mukhtar, S.Pd.I
dan Kepala MTs Terpadu Drs. Muhammad
Husin Abdul Gani, didampingi Bapak Kasi
Pelaksana Haji Drs. H. Marzuki Ansari,
MA dan M. Dahlan Ary selaku Pelaksana
Urusan Umum, dalam kunjungan ini Bapak
Kanwil meninjau Lokasi Pembangunan
MAN Terpadu terutama yang belum selesai
pembangunannya dan meninjau Lokasi
MTsS Terpadu serta MIS Terpadu.
Kepala MAN Terpadu Zainab M.
Mukhtar, S.Pd.I mengatakan. “MAN kami
sekarang sedang menggalakkan beberapa
program unggulan antara lain Tahfidzul
Qur’an dan membaca Kitab Kuning”. Bagi
10 orang terbaik yang mampu menghafal
Al-Qur’an dibebaskan Uang SPP selama
6 bulan. Pada kelas inti ini proses belajar
sudah menggunakan multimedia berupa
infokus dan setiap anak sudah diwajibkan
menggunakan Laptop, sedangkan untuk
kelas yang lainnya juga sudah menggunakan
multimedia untuk mendukung proses
pembejaran. [danil/y]
Sosialisasi Program dan Tugas Penyuluh PAI
Kakankemenag Kota Langsa, Drs. H. M.
Yunus Ibrahim, M.Pd beserta Kasi Bimas
Islam (Iskalani, S.Ag) dan staf mengadakan
sosilisasi program dan tugas Penyuluh Agama
Islam di mushalla Kantor Kementerian
Agama (25/9). Acara dihadiri oleh 6 orang
penyuluh fungsional dan 109 orang
penyuluh honorer.
Dalam arahannya, Kakankemenag Kota
Langsa, menghimbau pada Penyuluh untuk
berperan aktif dilapangan, apalagi penyuluh
merupakan juru penerang bagi umat islam,
dapat menyelesaikan persoalan-persolan
dimasyarakat, menjalin hubungan baik
dengan sesama.
Selain soal dakwah, kajian, dan pemberantasan buta huruf Al-Quran, Kakankemenag mengharapkan juga agar Penyuluh
menjaga kualitas diri melalui peningkatkan
SDM, dan kedisiplinan baik dalam membuat
laporan dan menghadiri pengajian rutin yang
diadakan penyuluh sendiri setiap bulannya,
karena keaktifan itu sendiri tergambar melalui pembuatan laporan. [danil/isk/y]
BDK Medan Adakan DDTK dan Diklat Subtantif
Kemenag Aceh Utara berkerja sama
dengan Balai Diklat Keagamaan (BDK)
Medan mengadakan Diklat di Tempat Kerja
(DDTK) Kepegawaian dan Diklat Subtantif
Peningkatan mutu Guru Bahasa pada
Madrasah. Acara yang diadakan di Aula MIN
Krueng Geukueh dibuka langsung Oleh
Kankemenag Aceh Utara. Diklat tersebut
diikuti oleh 60 Orang Peserta, 30 Peserta
mengikuti DDTK dan 30 Peserta Lainnya
Mengikuti Diklat Subtantif.
DDTK Kepegawaian yang dilaksanakan
selama empat hari (1- 4/10) diketuai Yusra,
MM. Dibantu dua orang stafnya, Heri
PERISTIWA>>
Kuswanto, SE dan Toto Sejahtra, S.Pd,
Widyaiswara pada Diklat ini adalah Drs.
Yasrul Pasaribu dari Badan Kepegawaian
Negara Regional VI Medan dan Tanggor
Hasibuan, S.Sos, Widyaiswara BDK Medan. Diklat Subtantif Guru Bahasa dilak­
sanakan selama 7 hari (1-7/10) diketuai Drs.
Munzir, M.Pd. Dibantu Dra. Nurasyiah dan
Nurinaiyah, SE. Pada Diklat Ssubtantif ini panitia menghadirkan widyaiswara BDK Medan
yaitu Drs. Bincar Hasibuan, Drs. Syarifuddin,
M.Pd serta Nizar Hasan, S.Hi. Terima kasih
atas kerja sama kali ini,” ujar Drs. H. Zulkifli
Idris, M.Pd, Kakankemenag. [fahmi/y]
Kasmidi: Tingkatkan Kinerja Dan Pelayanan
Kepala Seksi Haji Kementerian Agama
Aceh Utara, Drs H. Kasmidi, mengunjungi
Kantor Urusan Agama Islam (KUA),
Jum’at (27/09/2013) pada pukul 09.05.
Kedatangannya disambut langsung oleh
Kepala KUA Kec. Nisam, Lukmal Hakim Yahya,
S.Ag dan seluruh Staff KUA. Kunjungan
tersebut, dalam rangka silaturrahim dan
monitoring tri wulan. Setelah istirahat
sejenak, Kasmidi memulai monitoringnya
dengan diawali pengecekan kelengkapan
administrasi kepenghuluan, buku khusus
dan umum, buku kas DO dan Dipa NR, job
desk masing-masing staff. Setelah agenda
tersebut selesai, terus mengecek tata ruang
kantor KUA Kecamatan Nisam.
Dalam kesempatan itu, Kasmidi juga menyampaikan perlunya menjaga kekompakan
antar sesama staff, dan menata kembali administrasi yang masih kurang, “Alhamdulillah Administrasi KUA Kec. Nisam sudah bagus, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki,
seperti papan Visi dan Misi supaya diperbesarkan lagi, lingkungan juga perlu ditata biar
lebih indah lagi, dan perlunya bekerja sama
dengan Muspika, dan masyarakat agar tercipta pelayanan prima, dan kedepan mudahmudahan KUA Kec. Nisam bisa menjadi KUA
Teladan” demikian ungkap kasmidi.
Sementara Kepala KUA Kec. Nisam,
menyampaikan terimakasih atas kunjungan
dan arahan yang disampaikan oleh bapak
Kasmidi, “Kami sangat senang, dengan
kehadiran team monitoring dari kabupaten
untuk memeriksa adminitrasi dan hal-hal
yang ada di KUA, sehingga kami paham,
mana yang keliru selama ini. Kami juga
ucapkan terimakasih untuk pak Kasmidi “
demikian Lukman.
Staf KUA Kec. Nisam juga sangat gembira
dengan kehadiran team Monitoring dari
kabupaten. “Kami mengharapkan, mudahmudahan Administrasi KUA lebih bagus
lagi" harap Faridah Staf KUA Kec. NISAM.
Akhirnya, tepat pukul 10.30, Kasmidi
meninggalkan KUA Nisam, dan kembali
untuk melanjutkan tugasnya ke KUA Kec.
Nisam Antara. (RelNas/lan)
USAID Prioritas Latih 23 Sekolah di Bener
Wakil Bupati Bener Meriah, Drs. Rusli M.
Saleh secara resmi membuka pelatihan
pembelajaran kepada 23 Sekolah yang
terdiri dari 15 MI/SD dan 8 MTs/SMP atau
sebanyak 416 orang yang berasal dari unsur
guru seramai 283 orang dan unsur kepsek,
komite serta pengawas 133 orang, memulai
tahapan pelatihan tingkat sekolah di Bener
Meriah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari
komitmen USAID PRIORITAS (Prioritizing,
Reform, Innovation, and Opportunities for
Reaching Indonesia’s Teacher, Administrators,
and Students) untuk membantu pemerintah
Bener Meriah guna meningkatkan mutu
pendidikan selama 5 Tahun hingga 2017.
Kegiatan yang turut dihadiri oleh DPRK,
Kadisdikpora dan Kakankemenag Bener
Meriah, berlangsung secara bergelombang
dimulai tanggal 18 September - 2 Oktober
di SMAN 1 Bukit dan SMAN Unggul
Bener Meriah. Para Guru dan Kepala
Sekolah akan memperoleh berbagai materi
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan (PAKEM) untuk tingkat MI/
SD dan pembelajaran kontekstual untuk
tingkat MTs/SMP yang merujuk pada
kurikulum 2013.
Kegiatan pelatihan dipandu oleh
Fasilitator Daerah (Fasda) yang berjumlah
30 orang, terdiri dari 15 Fasda MI/SD
dan 15 Fasda MTs/SMP. Para Fasda adalah
guru, kepala sekolah dan pengawas pilihan
yang berasal dari Bener Meriah dan telah
mengikuti tahapan pelatihan tingkat
provinsi, sehingga telah dianggap mampu
melatih serta menyebarluaskan praktek yang
baik kepada sekolah-sekolah lain di Bener
Meriah. [humas kemenag bm/yusra/y)
Santunan
Oktober 2013
21
>>PERISTIWA
Tingkatkan Kinerja dan Jaga Kerukunan
Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Aceh Timur Drs.H.Faisal
Hasan
menghimbau
para
pegawai
KUA meningkatkan kinerjanya. Hal itu
disampaikan dalam lawatannya ke KUA
Kecamatan Madat, Selasa (01/10).
Di depan para pegawai dan penyuluh, ia
menegaskan agar semua pegawai dan juga
P3N meningkatkan kinerjanya. Menurutnya,
pelayanan kepada masyarakat adalah bentuk
sikap yang memegang amanah sebagai abdi
negara dan abdi masyarakat. Tidak boleh ada
warga yang kec. Madat mengeluh karena
pelayanan yang kita berikan.
Selain menyoroti soal kinerja dan
pelayanan, mantan kepala Sub.Bag TU
Kankemenag Kota Langsa ini mengingatkan
tentang kerukunan umat beragama.
Faisal Hasan meminta semua pihak agar
tetap menjaga kerukunan beragama agar
kedamaian tetap tercipta sehingga aktivitas
sehari-hari akan berjalan dengan baik.
“Kedepankan musyawarah atau dialog dalam
mengatasi berbagai persoalan agama,” ujar
Kakankemenag yang baru saja kembali dari
Banda Aceh itu. Kunjungan kerja ke KUA
dalam rangka monitoring, pengawasan dan
bimbingan ke Kantor Urusan Agama (KUA)
di Kecamatan yang ada di Aceh Timur tahun
2013. Kunjungan perdana di awal bulan
oktober ini dilaksanakan di tiga Kecamatan
yakni Madat, Simpang Ulim dan Pante
Bidari.
Akly Zikrullah,S.Ag wakil ketua tim
monitoring KUA mengatakan monitoring
bertujuan untuk penertiban administrasi
dan kedisiplinan pegawai. “Monitoring
ini merupakan monitoring yang rutin
dilaksanakan setiap semesternya, dan
monitoring kali ini adalah yang ke-3 di tahun
ini. Tujuan dari monitoring ini adalah untuk
tertibnya administrasi yang ada di KUA
sekaligus memantau kedisiplinan pegawai,”
jelas Akly.[lan]
Seleksi Bola Kaki MI
Rayon Peureulak
Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah
(KKMI) Peureulak adakan seleksi bola kaki
tingkat siswa MI untuk membentuk satu
klub Rayon Peureulak. Klub yang terbentuk
nantinya akan dipertandingkan pada kegiatan
Hari Amal Bakti (HAB) ke- 68 Kementerian
Agama Januari 2014 mendatang.
Seleksi yang berlangsung pada hari Sabtu
(26/10) di Lapangan Sepak Bola Kampung
Beusa itu diikuti oleh dua kesebelasan yang
berasal dari dua zona. “Zona A terdiri dari
MI yang terdapat di Kecamatan Peureulak,
Peureulak Barat, dan Peureulak Timur dan
Sungai Raya. Sedangkan zona B adalah
Kecamatan Ranto Peureulak, Peunaron
dan Serbajadi. Demikian keterangan yang
diberikan oleh Ketua KKMI Peureulak, H.
Syarifuddin, S.Pd.I.
Lebih lanjut Syarifuddin menjelaskan
bahwa melalui seleksi tersebut telah terpilih
19 pemain Rayon Peureulak yang akan dilatih
untuk kemudian dipertandingkan dengan
kesebelasan Rayon Idi dan Rayon Simpang
Ulim. Melalui seleksi di tingkat kabupaten
nanti, akan dibentuk satu kesebelasan yang
akan dilatih sebagai wakil Kemenag Aceh
Timur pada even Porseni 2014 di Bireuen.
“KKMI Peureulak akan melatih anakanak sebaik mungkin agar dapat menjuarai
pertandingan di tingkat kabupaten nanti,
dan berusaha agar siswa Rayon Peureulak
dapat terpilih sebanyak-banyak ke Porseni
Bireuen tahun depan” jelas Syarifuddin
dengan penuh harap.
Syarifuddin juga menjelaskan bahwa
pihaknya telah mempersiapkan peserta
cabang lainnya yang terdiri dari lompat
jauh, lompat tinggi, MTQ, peragaan busana
muslimah, dan cerdas cermat untuk
bertanding di tingkat Kabupaten. [jamal/y]
BOS, Sarana Meningkatkan Mutu Pendidikan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
merupakan program pemerintah untuk
penyediaan pendanaan biaya operasional
non personalia bagi satuan pendidikan dasar
sebagai pelaksana program wajib belajar, Hal
ini disampaikan Kakankemenag Kab.Aceh
Timur disela-sela monitoring dana BOS
bersama Kasi Dikmad di MIN Buket Teukuh
dan MTsN Kuta Baro Idi Tunong (19/9).
“BOS harus menjadi sarana penting
untuk meningkatkan akses dan mutu pen­
didikan dasar yang bermutu. Sumber dana
BOS berasal dari APBN, oleh karena itu
ketentuan pelaksanaan keuangan yang meliputi pencairan, pengelolaan, penggunaan
dan pertanggungjawabannya harus sesuai
dengan ketentuan yang berlaku,” harapnya.
22
Santunan
Oktober 2013
“Monitoring ditujukan untuk meng­
analisa dampak program BOS terhadap
penuntasan Wajib belajar 9 tahun yang
bermutu,” ungkap Kasi Dikmad Fadli
Ahmad,S.Ag. Kepala MIN Buket Teukuh Drs.
Ilyas mengeluhkan sarana ruang belajar yang
masih kurang, hal senada juga disampaikan
kepala MTsN Kuta Baro Drs.Zamzami yang
mengeluhkan sarana air bersih yang sangat
kurang. [Jamaluddin/y]
Konjen Jepang Resmikan Gedung MTs Blang Kandis
Konsul Jenderal Jepang di Medan, Yuji
Hamada, meresmikan proyek bantuan hibah
pembangunan gedung belajar MTs Al-Ikhlas
Blang Kandis Bandar Pusaka Aceh tamiang
pada Jum’at (18/10). Peresmian tersebut
ditandai dengan pemotongan pita bersama
oleh Konsul Jenderal Jepang di medan,
Yuji Hamada dan Bupati Aceh tamiang, H.
Hamdan Sati.
Penandatanganan
proyek
tersebut
dilakukan pada tanggal 20 Februari 2013
melalui program Grant Asistance for Grassroot Human Security Project. Berdasarkan
kontrak tersebut Yayasan JKMA menerima
hibah sebesar US$ 87.466 (sekitar Rp. 845
juta) yang digunakan untuk membangun
gedung belajar MTs Al-Ikhlas Blang Kandis
sebanyak 6 ruang kelas.
Menurut Nurjannah, S. Pd. I, Kepala
MTs Al-Ikhlas blang Kandis, bangunan
tersebut diperoleh melalui proses yang
sangat panjang. Beliau melakukan lobilobi dengan Yayasan Jaringan Komunitas
Masyarakat Adat (JKMA) Suloh Tamiang
dan tokoh masyarakat Blang Kandis lebih
kurang 3 tahun. Semula bantuan ini akan
diberikan kepada SMP Blang Kandis yang
rencananya akan didirikan di Blok V, tetapi
setelah melakukan peninjauan pihak JKMA
Kemenag Aceh Tamiang Sembelih 2 Lembu
14 orang Karyawan/wati Kankemenag
Aceh Tamiang menyembelih 2 ekor
lembu sebagai Qurban pada Kamis
(17/10). Penyembilah Qurban ini telah
direncanakan sejak tahun lalu dengan cara
mengumpulkan dana untuk pembelian 2
ekor lembu yang akan dibuat Qurban pada
‘Idul Adha 2013 ini.
Setiap bulannya ke-14 Karyawan/wati
tersebut mengumpulkan sejumlah uang
yang disimpan oleh Peny. Sari’ah Kemenag
Aceh Tamiang. Menjelang Hari Raya ‘Idul
Adha uang tersebut dicairkan dan dibelilah
2 ekor lembu.
Daging Qurban tersebut dibagi-bagikan
kepada seluruh Karyawan/wati Kankemenag
Aceh Tamiang dan masyarakat diseputaran
Kantor Kemenag Aceh Tamiang, yaitu
masyarkat Dusun Bahagia Kampung Bundar
Karang Baru Aceh Tamiang. Sebahagian
diantaranya daging qurban tersebut dimasak
langsung di Kankemenag untuk makan
siang bersama seluruh Karyawan/wati dan
beberapa tokoh masyarakat dan undangan
lainnya pada hari itu. Acara makan
bersama tersebut bertujuan mempererat
silaturrahim dan rasa kekeluargaan sesama
Karyawan/wati Kankemenag Aceh Tamiang
dan juga dengan masyarakat diseputaran
Kankemenag.[Muhammad Sofyan/y]
PERISTIWA>>
keberatan karena SMP tersebut belum
berdiri. Sedangkan Program JKMA Suloh
Tamiang adalah untuk sekolah yang sudah
ada sehingga dialihkanlah kepada MTs Blang
Kandis. [M.Sofyan/lan/y]
Pembinaan
Administrasi
Keuangan
di Aceh Jaya
Bertempat di Hotel Pantai Barat, sekitar
40 peserta yang terdiri dari seluruh Satker
dalam wilayah Kemenag Aceh Jaya ikuti
pembinaan/pengawasan administrasi
keuangan selama 3 hari (17-19/9). Acara
yang dilaksanakan oleh Kankemenag Aceh
Jaya ini bertujuan untuk meningkatkan
sistem Keuangan yang lebih bagus sehingga
tercipta laporan keuangan yang lebih
sistematis.
Acara yang diawali dengan laporan
panitia yang disampaikan oleh Kasubbag TU
Kankemenag Aceh Jaya Drs. Aidarus selaku
Ketua Panitia.
Dalam sambutannya, Kakankemenag
Aceh Jaya Drs. H. M. Daud Pakeh mengha­
rapkan kepada seluruh peserta kegiatan
untuk dapat mengikuti acara tersebut
sebaik mungkin sehingga kedepan dapat
tercipta sistem keuangan yang kredibel
dan akuntabel dengan demikian laporan
keuangan akan menjadi lebih sistematis.
Pada acara tersebut panitia
menghadirkan pemateri dari berbagai
instansi yang terkait dengan Pelaporan
keuangan di antaranya Dirjen Perbendaraan
Provinsi Aceh, Kanwil DJKN Provinsi Aceh,
KPPN Meulaboh, dan juga dari unsur
Kanwil Kemenag Aceh. [faizin/humas/y]
Santunan
Oktober 2013
23
>>PERISTIWA
Bimtek Jabatan Fungsional Guru
Kemenag Aceh Jaya (24/09) bertempat
di Hotel Pantai Barat adakan Bimbingan
Teknis Jabatan Fungsional Guru bagi guru
dan Pengawas PAI. Kakankemenag Aceh
Jaya Drs. H. M Daud Pakeh yang membuka
acara tersebut, mengharapkan kepada
seluruh peserta khususnya tenaga pendidik
untuk terus meningkatkan kemampuan
teknis dalam berbagi hal, termasuk salah
satunya kemampuan menguasai teknologi
dan menulis, karena banyak guru yang
sebenarnya banyak melakukan kegiatan
dalam jabatannya sebagai seorang guru
tetapi tidak bisa dituangkan dalam bentuk
catatan (DUPAK).
Lebih lanjut, mantan Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil, mengharapkan
dengan adanya kegiatan bimtek jabatan fungsional guru ini dapat mempermudah guru
dalam menyusun DUPAK sehingga tidak ada
lagi guru yang tertinggal dalam mengajukan
kenaikan pangkat dalam jabatan fungsional.
“Tujuan dari kegiatan ini, untuk menyeragamkan pola dan rumusan dalam penghitungan angka keredit jabatan fungsional
guru di lingkungan Kemenag Aceh Jaya,
meningkatkan kemampuan dan kemandirian
peserta dalam penghitungan angka keredit
jabatan fungsional guru,” kata Ketua Panitia
Drs. Aidarus. [faizin/humas/y]
81 Murid MI Agara
Ikuti Lomba 3 Mata
Pelajaran
Sebanyak 81 murid MI se Aceh Tenggara
(Agara) ikuti Lomba 3 Mata Pelajaran yang
di-UN-kan: Bahasa Indonesia, Matematika,
dan IPA. Ke 81 murid masing-masing tiga
orang mewakili dari 27 MI di Aceh Tenggara.
Lomba 3 Mata Pelajaran ini diselenggarakan
oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Agara di SDN Tanah Merah Kecamatan
Badar. Sebanyak 184 SD/MI mengikuti
kegiatan ini dan di antaranya 27 MI. Jumlah
peserta keseluruhan sebanyak 552 orang
dan 81 orang di antaranya berasal dari MI.
“Kepada seluruh kepala MI untuk
tetap mengikuti seluruh kegiatan yang
dilaksanakan oleh Dinas Dikpora Agara.
Konon lagi kegiatan ini sebagai upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan
khususnya terhadap tiga mata pelajaran yang
di-UN-kan. Sekaligus untuk mengetahui
kemmapuan siswa dalam rangka mengikuti
ujian nasional tahun 2014 mendatang,” ajak
Kakankemenag Drs. H. Jauharuddin, MM,
saat rapat sebelumnya (18/9). [ahmad
thahir - peserta pelatihan pembuatan soal
un mi/y]
Kakankemenag Bersama Kapoplres Silaturrahmi ke Dayah
Kakankemenag Aceh Jaya Drs.H. M. Daud
Pakeh bersama Kapolres Aceh melakukan
Monitoring dan Silaturrahmi ke Pondok
Pesantren BUDI Lamno Kecamatan Indra
Jaya, Kamis (26/09). PondokPesantren
BUDI Lamno merupakan Pesantren yang
pertama dikunjung oleh Kakankemenag
dan Kapolres yang sama-sama pejaba
tbaru di Aceh Jaya. Sesampainya di
pesantren tersebut Pimpinan BUDI Aba
Asnawi, dewan guru dan santri telah
menunggu kedatangan Kakankemenag dan
rombongan.
Dalam sambutannya Pimpinan Ponpes
BUDI Lamno KH Aba Asnawi mengaku
bangga telah kedatangan kunjungan
silaturahmi Kepala Kemenag dan Kapolres
Aceh Jaya. “Karena, dua pejabat ini adalah
sama-sama baru menjabat di Aceh Jaya,”
papar Aba (panggilan akrab di kalangan
ulama di Aceh Jaya).
24
Santunan
Oktober 2013
Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Aceh Jaya Drs. H. M. Daud
Pakeh bersyukur bias bersama-sama
Kapolres ke dayah Budi. Kapolreh Aceh
Jaya AKBP Abdul Azas Siagian juga member
motivasi kepada santri. Disampaikan juga
peluang santri masuk ke ‘dunia polisi’.
[humas aceh jaya/ hyrent adeks/y]
Belajar Ilmu Falaq Itu Penting
Kankemenag Aceh Barat adakan
kegiatan Workshop Hisab Rukyat antar
Instansi Pemerintah yang mengambil tema
“Membangun Satu Hati Dan Satu Kiblat”.
Workshop Hisab Rukyat yang dilaksanakan
Seksi Penyelenggara Syariah Islam yang
bertempat di Aula Kantor Dinas Sosial dan
Transmigrasi Kabupaten Aceh Barat (9/10).
Ketua Panitia dalam hal ini disampaikan
oleh saudara Khairul Azhar, S.Ag
melaporkan bahwa kegiatan yang akan di laksanakan dua hari ini 09 s/d 10 Oktober
ini di ikuti oleh 31 orang peserta yang
berasal dari beberapa instansi pemerintah
dan organisasi masyarakat, dalam kegiatan
ini juga akan di hadirkan pemateri
antara lain, Drs. H.M. Arif Idris, MA
(Kakankemenag Aceh Barat), Ust. Al-Firdaus
Putra ,SHI (dari Kanwil Kemenag Aceh)
sereta Ust. H. Kamli Syafruddin (dari BHR
Aceh Barat). Acara juga dihadiri oleh para
undangan diantaranya Ketua Mahkamah
Syariah, Ketua MAA serta para kepala seksi
pada Kankemenag Kab. Aceh Barat. Bupati Aceh Barat Dalam sambutan
tertulisnya yang dibacakan oleh staf ahli
Bid. Keistimewaan Aceh dan SDM, Drs. Syamsul Nahar atas nama Bupati mengatakan
bah­wa Bupati menyampaikan terima kasih
dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada
keluarga besar Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat, yang telah memfasilitasi
sehingga terlaksananya kegiatan penting ini,
beliau melanjutkan bahwa berbicara tentang Hisab Rukyat tentunya hanya dipahami
oleh orang-orang yang memiliki kemampuan khusus yang biasa kita dengar dengan
istilah Ilmu Falaq.
Al-Fidaus Putra, S.HI, MH, pemateri
dari Kanwil Kemenag Prov. Aceh pada hari
kedua menyampaikan materi yaitu tentang
Rukyatul Hilal. Beliau mengatakan “ilmu ini
adalah Ilmu Falaq materi ilmu falaq tujuannya adalah untuk membekali para peserta
untuk belajar dan praktek ilmu falaq jadi
tidak hanya mengikuti instruksi saja tetapi
tahu alasan-alasan di balik instruksi tersebut. Misalnya, tentang perubahan arah Kiblat, diharapkan mampu menghitung kenapa
kiblat bisa bergeser arahnya yaitu dengan
cara ilmu falaq” ungkap beliau.
Beliau melanjutkan dalam penentuan
arah kiblat dan penentuan waktu shalat
harus dengan data- data yang akurat. Selain
penyampaian teori, pelatihan juga dilakukan
dengan praktek menggunakan media
sederhana.
Belajar ilmu falaq itu sangat mengasikkan, memang awalnya agak membingungkan tapi kalau sudah paham dan dibantu
kalkulator terasa asik dan bermanfaat”, kata
Teuku Zulkarnaini salah seorang peserta
dari seksi Bimas Kankemenag Kab. Aceh
Barat. [jufrizal/y]
PERISTIWA>>
MPD Aceh Barat
Kunjungi Kemenag
Aceh Barat
Anggota Majelis Pendidikan Daerah (MPD)
Aceh Barat, Kamis pagi (19/9) melakukan
kunjungan silaturahmi ke Kankemenag Aceh
Barat. Kunker ini disambut Kakankemenag
Aceh Barat Drs. H. Muhammad Arif di ruang
kerja, ditemani Kasi Pendis Drs. Tarmizi;
Kasi PAIS Drs. H. Saidon Hamzah, SH; dan
Korwas Drs. Marzuki.
Anggota MPD Aceh Barat, Mahrizal, SE,
Wakil Ketua Zulyadi Miska, S. Ag, Ketua
Komisi Kamil Syafruddin, LC, dan Anton
Jamal, MA, serta turut serta Sekretaris
MPD, Drs. H. T. Burhanuddin, M.Sc. Ini
merupakan pertemuan silaturrahmi biasa
saja sambil sharing informasi mengenai
pendidikan di aceh Barat.
Kakankemenag menyampaikan selamat
datang dan mengucapkan terimakasih atas
kedatangan para anggota MPD ini, suatu
apresiasi yang sangat besar bagi Kemenag.
Karena inilah kali pertama datangnya
anggota MPD ke Kemenag Aceh Barat.
Kankemenag menyampaikan persoalan
pendidikan di bawah naungan Kementerian
Agama. Persoalan yang dihadapi antara lain
kompetensi guru agama Islam, pendidikan
di luar madrasah seperti pendidikan diniyah,
pendidikan dayah. Juga muncul tentang
penambahan jam pelajaran agama di luar jam
wajib. [zulyadi miska/y]
Workshop Jurnalistik di Abdya
Kamis 10 Oktober 2013 Bertempat di Arena
Motel Blangpidie, Kantor Kementerian
Agama Kab. Abdya melaksanakan Workshop
Jurnalistik bagi aparatur dilingkungan Kantor
Kementerian Agama Aceh Barat Daya.
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari
dari tanggal 10 s/d 11 oktober 2013 dengan
jumlah peserta sebanyak 50 orang. Peserta
Workshop Jurnalistik tersebut dari kalangan
Kementerian Agama Abdya dari setiap satker
baik dari Madrasah maupun KUA (Staf TU).
Acara tersebut turut dihadiri oleh Ketua
Komisi Informasi Aceh, yang sekaligus
menjadi narasumber pada kegiatan tersebut
beliau menekankan pentingnya penyampaian
informasi kepada puplik oleh lembaga
Negara guna untuk melakukan pencegahan
terjadinya korupsi di sebuah lembaga
Negara. Sebagai narasumber Workshop
Jurnalistik Ketua PWI Kab. Abdya dalam
paparannya beliau menjelaskan dasar-dasar
jurnalistik dan bagaimana tatacara penulisan
berita yang benar dan menarik sehingga
minat masyarakat untuk membaca berita
yang kita tulis semakin meningkat.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Kantor
Kementerian Agama Kab. Abdya Yang
diwakili oleh Kasi Bimas Islam M. Slamet,
S.Ag dalam sambutanya beliau menekankan
supaya peserta workshop jurnalistik untuk
serius dan tekun dalam mendengarkan
apa yang disampaikan oleh nara sumber
nantinya sehingga apa yang disampaikan
dapat diterapkan di tempat masing-masing
sehinga kegiatan yang kita laksanakan tidak
menjadi sia-sia.[lan]
Santunan
Oktober 2013
25
>>PERISTIWA
Sosialisasi Jurnalistik di Kemenag Aceh Utara Informasi,
Kemenag Aceh Utara menyelenggarakan
sosialisasi jurnalistik bagi aparatur Kemenag
di lingkungan Kemenag Aceh Utara. Acara
tersebut dilaksanakan di Aula Wisma Kuta
Karang Baru Lhokseumawe selama dua
hari (18-19/9). Peserta yang berjumlah 30
orang dari Madrasah, KUA serta pegawai di
Kemenag di lingkungan Kemenag.
“Jurnalistik adalah kegiatan untuk
menyiapkan, mengedit, dan menulis
surat kabar atau media informasi
lainnya. Jurnalistik dianggap perlu
untuk disosialisasikan kepada aparatur
Kementerian Agama mengingat telah
dikeluarkannya UU Nomor. 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Kami mengharapkan para peserta dapat
mengikuti dengan serius, supaya bisa lebih
memahami tentang jurnallistik,” papar Drs.
H. Zulkifli Idris, M.Pd, Kakankemenag saat
pembukaan.
“Kegiatan ini diselenggarakan dengan
tujuan untuk mensosialisasikan tentang
Jurnalistik bagi aparatur Kementerian
Agama Kab. Aceh Utara sehingga aparatur
Kemenag lebih memahami tentang
jurnalistik,” ungkap H. Asnawi, S.Ag, Ketua
Panitia. [fahmi/y]
Terlalu Narsis, Berita tak Akan Manarik
Pada hari kedua kegiatan sosialisasi
jurnalistik bagi aparatur kemenag di
lingkungan Kemenag Aceh Utara, Panitia
Pelaksana mengundang Yayan Zamzami serta
Saniah LS dari Aliansi Jurnalis Independen
(AJI) yang juga merupakan anggota Forum
Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Aceh,
untuk menyampaikan materi press rillis
serta jurnalistik dasar.
Yayan zamzami saat menyampaikan
materi tentang press rillis menyampaikan
tentang teknik pembuatan berita “Tidak
sampai 1 persen siaran pers (press rillis),
bahkan hanya 0,7 persen yang dimuat di
surat kabar selebihnya masuk kekeranjang
26
Santunan
Oktober 2013
sampah redaksi (mengutip dari Djakfar
Assegaf).
“Hal itu terjadi akibat press rillis yang kita
buat tidak memiliki nilai berita, pengetikan
yang buruk, struktur gaya penulisan tidak
sesuai, atau sudah terlambat,” ungkap Yayan
Bustami.
“Strategi yang harus digunakan agar
press rillis dimuat di surat kabar adalah
pembuatan judul yang menarik, informasi
penting diatas (piramida terbalik), hindari
promosi yang berlebihan (Narsis), bahasa
yang menarik, singkat, serta mengandung
unsur 5 W dan 1 H,” tutup Yayan, mantan
Penyiar Radio Baiturrahman. [fahmi/y]
Kebutuhan Pokok
Kasubbag Dokumentasi dan Perpustakaan
Setdakab Kab. Aceh Utara, Mus Mulyadi,
SH yang menjadi salah satu pembicara dalam
acara Sosialisasi Jurnalistik bagi Aparatur
Kemenag di lingkungan Kemenag Aceh
Utara.
“Informasi merupakan kebutuhan pokok
atau hak asasi manusia, maknanya adalah
setiap orang berhak mendapatkan informasi
publik dari instansi pemerintahan maupun
BUMN kecuali informasi yang memang
dilarang untuk dipublikasikan, informasi
dapat disampaikan melalui lisan maupun
tulisan secara elektronik maupun nonelektronik, hal itu sebagaimana tercantum
dalam konsideran menimbang UndangUndang tentang KIP (Keterbukaan Informasi
Publik), UU No. 14 Tahun 2008,” jelas Mus
Mulyadi, SH.
Keterbukaan
Iinformasi
Publik
merupakan salah satu ciri penting negara
demokratis yang menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat untuk mewujudkan
penyelenggaraan negara yang baik. KI,
sarana dalam mengoptimalkan pengawasan
publik terhadap penyelenggaraan negara
dan Badan Publik lain serta degala sesuatu
yang berakibat pada kepentingan publik.
[fahmi/y]
Rekon Triwulan
ke 3 di Kemenag
Aceh Utara
Operator SIMAK dan SAKPA pada
Madrasah di lingkungan Kankemenag
Aceh Utara lakukan rekonsiliasi terhadap
laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
dan Sistem Akuntansi Umum (SAU), di
Ruang Mushala Kankemenag (3-7/10).
Dua staf keuangan dari Kanwil
Aceh, Silvia dan Cut Nita, SE hadir ke
Kankemenag Aceh Utara. Mereka dibantu
oleh coordinator daerah, Muhajir, SE dan
T. Azhar, SE (yang akrab disapa Ampon)
guna memperlancar proses rekonsiliasi
terhadap laporan SIMAK dan SAKPA pada
Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian
Agama Kabupaten Aceh Utara.
“Tujuan dilaksanakan rekonsiliasi
adalah untuk penyamaan data SAI dan
SAU pada triwulan ke 3 antara data
yang ada pada Madrasah di lingkungan
Kemenag Aceh Utara dengan data yang
ada pada Kanwil Kementeria Agama
Aceh,” ungkap Silvia. [fahmi/y]
KUA Syamtalira
Bayu Sambut Tim
Monitoring
KUA Kecamatan Syamtalira Aron menerima
Tim Monitoring Evaluasi KUA dari Kasi Bimas
Kabupaten Aceh Utara dengan diketuai oleh
Drs. Jamaluddin, M.Pd didampingi oleh Ibu
Safrina, SE, dan Sdri Cut Ratna Dewi, S.Sos.I.
Kegiatan monitoring dilakukan secara rutin
yang bertujuan untuk mengevaluasi keadaan
fisik dan instrumen lainnya di lingkungan
KUA juga sebagai ajang silahturahmi dan
pembinaan administrasi KUA.
Di sela-sela monitoring ketua tim
Monitoring Drs, Jamaluddin, M.Pd juga
membuka kesempatan kepada seluruh staf di
KUA untuk memberikan masukan-masukan
atau pun curhat-curhat yang dirasakan dalam
melaksanakan tugas sehari-hari, karena
masukan-masukan tersebut sangat penting
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan
yang terjadi dalam kelancaran kegiatan
pelayanan kepada masyarakat.
Kepala KUA Kecamatan Syamtalira Aron
Shaifuddin Fuady, S. Ag mengemukakan
permasalahan yang dialami dalam lingkungan
masyarakat Kecamatan Syamtalira Aron,
khususnya permasalahan Haji untuk proses
pemberangkatan Haji, dan keluhan lainnya.
[elia kw/f/y]
FKG PAI TK Pilih Pengurus Baru
Forum Komunikasi Guru (FKG) PAI Taman
Kanak-kanak se Kabupaten Aceh Tengah
gelar ‘pemilu’ di Aula Umah Pesilangan
Kankemenag setempat. Acara tersebut
dihadiri Kakankemenag Aceh Tengah, Drs.H.
Hamdan, MA, Kasi PAI, Drs. Usman dan
seluruh Kepala TK dalam wilayah itu.
“Ini untuk memilih kembali Pengurus
FKG PAI tingkat TK se Aceh Tengah, karena
tahun 2011 pengurus FKG PAI sudah
terbentuk dan berlaku dua tahun, maka
2013 dipilih kembali kepengurusan yang
baru. Ada hak untuk memilih dan dipilih
sebagai pengurus FKG yang baru,” sahut
PERISTIWA<<
Kasi PAI, Drs. Usman.
“Guru itu merupakan khalifah yang
diberi tugas untuk mendidik anak-anak di TK/
RA, khalifah yg sudah melekat pada diri kita,
jangan mencari-mencari kesalahan, berikan
masukan yang sifatnya membangun, kalau
ada hal-hal yang ingin disampaikan segera
sampaikan ‘bil hikmah wal mau’idzah,”
sambung Kakankemenag.
Hasilnya, FKG TKK se Kab. Aceh Tengah
adalah Ketua; Surbaini, S.Pd.I (TK Negeri
Antara), Sekretaris; Ikawati Dewi, S.Pd.I
(TK Ruhama Takengon), Bendahara; Zuhra,
S.Pd.I (TK Kartika). [dar/y]
Ateng Gelar Hari
Pembinaan 57 guru TPQ/TPA
Kesaktian Pancasila Kepala Kantor Kementerian Agama
Tengah. Pembiayaan dibebankan pada DIPA
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila
dilaksanakan di halaman SetdaKab. Aceh
Tengah, Selasa 1 Oktober 2013 pukul
09.00 WIB, yang dihadiri oleh hadir Bupati
Aceh Tengah beserta muspida plus, Ka.
KanKemenag Aceh Tengah dan jajarannya
dan siswa/i SD/SMP/SMA/SMK sederajat
dalam wilayah Kabupaten Aceh Tengah.
Memperingati Hari Kesaktian Pancasila
pada dasarnya ialah untuk memperkokoh
Pancasila sebagai dasar dan pandangan hidup
bangsa Indonesia. Hal itu perlu kita sadari
dalam rangka mengembalikan Pancasila
sebagai dasar dan arah paradigma yang
selama ini cenderung dilupakan, bahkan
mungkin sudah dilupakan. [dar/lan]
(Kankemenag) Aceh Tengah,
Drs.H.Hamdan,MA membuka sekaligus
menyajikan materi dalam kegiatan
Pembinaan Guru TPQ/TPQ di Aula
Kankemenag, Senin (30/9) dengan bertema
“Melalui Pembinaan Guru TPQ/TPA Kita
Wujudkan Santri Yang Berkualitas”.
Kepala Seksi Pendidikan Diniah dan
Pekapontren Drs.Alwin melaporkan bahwa
peserta yang mengikuti kegiatan itu
sebanyak 57 guru TPQ/TPA yang berasal
dari 14 kecamatan dalam Kabupaten Aceh
Kankemenag dan setiap peserta mendapat
akomodasi serta sekadar uang saku.
Narasumber dalam kegiatan tersebut
adalah Kakankemenag Aceh Tengah
Drs.H.Hamdan,MA dengan materinya
Kebijakan Kementerian Agama dalam
Pembinaan Guuru TPQ/TPA. Desviana
Manurung,MA menyampaikan materi
tentang Pengem­bangan Mulok pada TPQ/
TPA serta Mahbub Fauzie,S.Ag menyajikan
materi tentang Pengembangan dan
Pembinaan TPQ/TPA. [Bub/lan]
Komite di Lapangan Voly
MTsN Jagong kini terus berbenah
melengkapi sarana dan prasarana madrasah
guna memberikan pelayanan pendidikan
kepada anak didik, sehingga mereka
dapat belajar dengan aman, nyaman dan
menyenangkan. Untuk membenahinya di
samping dilakukan oleh pemerintah melalui
kementerian agama, juga dilakukan oleh
komite madrasah.
Ali Daroji, ketua Komite MTsN Jagong
bersama dengan Musthalih dan Sugiani
yang masing-masing sebagai anggota komite
mengecek lokasi lapangan bola voly yang
akan dibangun oleh komite bekerjasama
dengan para wali murid.
“Nanti dibangun lapangan bola voly ini
secara bergotong royong, wali murid secara
bergiliran melaksanakan pembangunannya.
Bahan-bahan pasir, batu dan semen,
Alhamduillah ada yang sudah menyanggupi
dari seorang anggota legislatif kabupaten,”
ujar Tgk Ali Daroji (21/10). [ahmad/y]
Santunan
Oktober 2013
27
>>KANWIL
Lebih Baik Kerja Kecil tapi Bagus, daripada
Proyek Besar tapi Jelek
Lebih baik kerja kita kecil, tapi bagus,
daripada besar api amburadul. Untuk apa
kita kerja besar, tapi jelak atau kurang
bagus. Pernyataan itu disampaikan Kakanwil
Kemenag Provinsi Aceh Drs Ibnu Sa’dan
MPd saat meninjau dan mengawasi proyek
rehabilitasi Asrama Haji Banda Aceh.
Rehabilitasi Embarkasi Haji Banda Aceh
itu, akan dipacu dan diselesaikan sebelum
Jamaah Calon Haji (JCH) Kloter I dari Aceh
Tamiang, Langsa, Aceh Timur, Galus, dan
Aceh Jaya, masuki Asrama pada Sabtu (28/9.
Artinya, waktu untuk pemakaian Asrama
berupa gedung, aula, kamar, dapur, kamar
mandi, masjid, dan jalan sekitar seminggu
lagi. Maka Kakanwil, pelaksana dan
pengawas, bersama Kabid Penyelenggaraan
Haji dan Umrah Kanwil, Drs H Herman MSc,
terus memantau tahapan rehab yang sempat
masuk media lokal, dan direspon pihak
terkait setelah itu. Saat pemantauan (21/9),
yang hadir pula Kabid Penais Zawa, Drs H
Bukhari MA itu, Kakanwil juga memantau
perampungan paspor dan manifes di lantai I
Gedung Madinah.
Sebelumnya, Gedung Madinah di lantai
atasnya sebagai aula, dan bawahnya sebagai
ruang makan, tapi sekarang ruang dekat
gerbang masuk sementara untuk dokumen
dan perampungan paspor, dan yang di atas
akan disesuaikan nanti. Selain soal mutu,
material yang perlu dan tidak usah diganti,
Kakanwil juga mengingatkan pentingnya
perencanaan yang baik. [muhammad
yakub yahya, peugas PPPIH 2013]
Kakanwil Sampaikan Laporan, Ahmad Abdul Jalil Hasan
Ketua Kloter I
Di Aula Utama Asrama Haji Banda Aceh
(Ahad, 29/9), sebelum Gubernur Aceh,
secara resmi melepaskan JCH (Jamaah
Calon Haji) Kelompok Terbang (Kloter) I
ke Tanah Suci, Kakanwil Kemenag Aceh Drs
H Ibnu Sa’danMPd, selaku Ketua Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi
Banda Aceh, sampaikan laporan.
Laporan di hadapan Muspida dan
Muspida Plus, termasuk anggota DPR RI
28
Santunan
Oktober 2013
(Komisi VIII) dan 440 jamaah itu, Kakanwil
sampaikan antara lain, kondisi jamaah,
kepanitiaan, asrama, waiting list, sampaikan
terima kasih, serta permohonan maaf. Kloter
I diketuai oleh Ahmad Abdul Jalil Hasan,
pembimbing ibadah Bukhari Mahyiidin
Musa MA, dokternya dr Donny Mulizar Tri
Mulyodan dan dr Arif Santana Umar, serta
Nurhasni Ismail sebagai paramedis.
Alhamdulillah, syukur kita kepada Allah
SWT, bahwa tahun ini merupakan tahun ke
14 Provinsi Aceh memberangkatkan Jamaah
Calon Haji ke Tanah Suci melalui Embarkasi
Banda Aceh. Dengan dukungan semua
pihak, termasuk dukungan Pemerintah
Aceh, setiap tahun Provinsi Aceh berhasil
mengirim tamu-tamu Allah ke tanah suci
untuk menunaikan Rukun Islam ke lima
dengan baik dan sukses.
Berbeda dengan tahun-tahun lalu, tahun
ini, Provinsi Aceh sama dengan provinsi dan
negara lain mengalami pemotongan kuota
sampai 20 persen, atas kebijakan Peme­
rintah Arab Saudi. Sehingga yang bisa diberangkatkan musim haji ini hanya berangkat
yaitu 3.140 jamaah dari 3.924 jamaah. Atau
ada pengurangan sampai 784 jamaah.
Kloter 1 sampai Kloter 7 merupakan
Kloter penuh Jamaah Calon Haji asal Aceh,
sedangkan Kloter 8 merupakan Kloter
campuran. Kali ini memang berbeda lagi,
selain jamaah Aceh masuk Gelombang II, juga
satu Kloter mencapai 440 jamaah. Tahun ini
Embarkasi Banda Aceh memberangkatkan
3.140 orang Jamaah Calon Haji, termasuk
Petugas Kloter, TPHI, TPIHI, Dokter, dan
Paramedis, serta Tim Petugas Haji Daerah
(TPHD). [yakub]
KANWIL>>
Usai Kloter II Dilepas,
Kloter III Masuk Asrama
Kakankemenag
Ketua Kloter 4
Setelah Kloter II dilepaskan Bupati Aceh
Besar. usai zhuhur Senin (30/9), sekitar
pukul 14.00 WIB, masuk 440 JCH asal
Bireuen (257), Pidie Jaya atau Pijay (142),
dan Aceh Utara atau Acut (46), plus lima
petugas. Jamaah Calon Haji Kloter 2yang
berasal dari kabupaten Aceh Besar 179
orang, Aceh Singkil 4 jamaah, Kota Banda
Aceh 166 jamaah, dan Nagan Raya 86, serta
lima petugas yang dipimpim TPHI Drs. H.
Salahuddin, M.Pd (Kakankemenag Aceh
Besar), H. Anwar Usman Ali sebagai TPIH
(Tim Pembimbing Ibadah Haji), Bunayya
Putra Zamzami dan Zainul Arifin Nurdin
sebagai dokter, serta Irawati Ibrahim
Abdurrahman sebagai paramedis.
Pelepasan Kloter II sendiri dilakukan
oleh Bupati Aceh Besar, karena Kloter II,
yang paling banyak jamaah memang dari
‘Kota Jantho’. Jumlah Kloter II, 440 terdiri
dari Aceh Singkil 4 jamaah, Aceh Besar 179,
Banda Aceh 166, dan Nagan Raya 86, serta
lima petugas. Agenda pertama begitu tiba
Kloter III adalah, penyerahan SPMA (Surat
Perintah/Penugasan Masuk Asrama). Kepada JCH Kloter 4 asal Kota Lhokseumawe
(209 jamaah), Aceh Tengah (114 jamaah),
Agara (72 jamaah), Simeulue (29 jamaah),
dan Kota Subulussalam (11 jamaah), plus lima petugas, Walikota Lhokseumawe Tgk
Suaidi Yahya, ajak JCH Aceh berbesar hati
sesampai di Tanah Suci. Demikian di antara
harapan Pak Wali, saat melepaskan Kloter
4, sore Rabu (2/10), di Aula Utama Asrama
Haji. Jamaah ini lumayan dekat dengan
Masjidil Haram penginapannya, yaitu di
Maktab nomor 17, Wilayah Jarwal.
Menurut Humas Haji Kanwil, Ustadz
Akhyar MAg, yang berangkat hanya 438
jamaah (laki-laki 184) dan perempuan
(254 jamaah). Dari Kota Lhokseumawe
tinggal 205 jamaah, sedangkan kabupaten
lain tetap, namun disisipkan dari Kloter
sebelumnya 2 jamaah (Kota Langsa).
Ini hampir sama dengan dua jamaah lalu,
yang masuk ke Kloter 3, yakni JCH yang
semula menolak disuntik, dan akhirnya mau
juga disunti vaksin antibodi itu, dan sudah
mereka berangkat Selasa (1/10) dalam
Kloter 3.
Lebih lanjut, petugas dalam Kloter
4 ialah, satu TPHI (Drs. H. Jauharuddin,
MM bin Abd. Rahman, Kakankemenag
Agara), satu TPIHI (Drs. H. Ibrahim Alimy
bin Aliman), tiga TKHI (dr. Taufiq Haryadi
bin Adnan Raden, Lindawati binti Zainal
Abidin, danAndi Saputra bin Umar Usman).
[yakub]
Selanjutnya pemeriksaan barang petugas
oleh Bea Cukai dan Security Bandara.
Juga penimbangan barang oleh Security
Garuda dan Labelling Bagasi. Setelah itu,
pemeriksaan kesehatan, lalu pembagian
dan pemasangn gelang. Gelang dan lain,
ditangani Seksi Gelang dan Bancer (Barang
Hilang), Agustiar dan rekannya.
Lantas, dibagi ‘tiket’ penempatan jamaah
ke kamar dan tempat tidur, tapi JCH tak
tidur dulu, ini dibantu leh Muhammad
Gade, Staf Bidang Haji, dan kawan-kawan.
Malamanya, usai makan, ada pembimbingan
dan pembagian Living Cost (dalam mata
uang Rriyal, uang Arab Saudi), Pasport/
Dokumen, Card Baitul Asyi (yang diteken
Gubernur). Uang kebutuhan diberikan
sekita Rp 5 juta (150 riyal). Terus ada
pembimbingan meliputi bimbingan jamaah
haji, bimbingan Imigrasi, Dokumen. Dan saat
JCH boleh istirahat malam, ada ‘rapat’ KaruKarom (Kepala Regu-Kepala Rombongan).
[muhammad yakub yahya, anggota seksi
dokumen, manifes, dan penyelesaian
paspor]
Walikota Lepas Kloter 4, Sahirman Ketua Kloter 3
Walikota Lhokseumawe Tgk Suaidi Yahya,
sore Rabu (2/10) melepaskan keberangkatan
Kloter 4 JCH Embarkasi Banda Aceh, di Aula
Utama Asrama Haji Banda Aceh. Sedangkan
Kloter ini terbang besoknya, Kamis pagi
(3/10). Kebanyakan JCH dalam Kloter 4
ini memang dari Kota Lhokseumawe (209
jamaah). Jamaah ini ‘masuk penginapan’
setelah sehari kemarin Asrama Haji kosong
(tidak ada yang masuk JCH).
“Selebihnya, dari Aceh Tengah (114
jamaah), Agara (72 jamaah), Simeulue
(29 jamaah), dan Kota Subulussalam (11
jamaah), plus lima petugas. Demikian data
yang dilansir Kasubbag Inmas (Humas Haji
Embarkasi Banda Aceh) H Akhyar MA.
Sedangkan sebelumnya, Senin (1/10) Bupati
Bireuen H Ruslan M Daud, juga melepaskan
Kloter 3 juga di Aula Utama, tapi ini lebih
pagi, sebelum zhuhur,” ujar Humas Haji, H
Akhyar MAg.
Dalam Kloter III yang berjumlah 440
orang. Terdiri dari Bireuen 255 orang, Pidie
Jaya 142, Aceh Utara 36, Kota Langsa 2
orang. Rinciannya, laki-laki 178 orang,
dan perempuan 262 orang. Sedangkan
lima petugas ialah Drs. H. Suhirman bin
Hasim Amin (TPHI) atau Ketua Kloter, Drs.
H. Djamaluddin bin Idris Ali (TPIHI), dr.
Rita Rahayu binti M. Yusuf Taleb (dokter),
serta Abdul Hadi bin Ramli Ibrahim dan
Susilawati binti Abdi Darma (paramedis)
dalam kapasitas sebagai TKHI. [yakub]
Santunan
Oktober 2013
29
>>LENSA HAJI
30
Santunan
Oktober 2013
LENSA HAJI>>
Santunan
Oktober 2013
31
>>KANWIL
Pagi Masuk Asrama, Take Off Shubuh
Di Embarkasi Haji sejak pukul 08.00 WIB
sampai 12.00 WIB (Kamis, 3/10) kedatangan
JCH dari Aceh Barat (163 jamaah), Aceh
selatan (113), Pidie (107), dan Aceh
Besar (52), dalam Kloter 5. Jadwalnya
sejak kedatangan, ialah sesi penerimaan
jamaah, boarding pas, penimbangan barang,
pemerksaan kesehatan, pembagian gelang
identitas, dan penempatan jamaah ke kamar.
Sejak pukul 14.30 WIB upacara
pelepasan. Seusai pelepasan, bakda asar,
ada bimbingan jamaah, arahan imigrasi,
pembagian dokumen, living cost, dan
bimbingan karom dan karu (kepala
rombongan dan regu).
Yang unik dan luar biasa, sarapan pag
dini hari Jumat, 5 Oktober (pukul 00.30
WIB sampai usai). Pukul 01.40, pemeriksaan
barang dan badan. Lantas, menaiki ke bus
ke bandara. Pukul 03.40 WIB ke bandara
SIM, sejak 04.00 WIB hingga 04.50 WIB
boarding dan take off ke Jeddah. Selamat
insya Allah….
Dilaporkan, JCH Aceh Barat, malam
Kamis (2/10) bertolak ke Banda Aceh.
Rombongan JCH dilepas keberangkatannya
di Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh.
Ribuan keluarga dari JCH berkumpul
di masjid melepas keberangkan guna
selanjutnya masuk ke Asrama Haji Banda
Aceh. Kakankemenag HM Arif Idris MA
ikut mengantarkan JCH dari Daerah ‘Teuku
Umar’, juga ada Bupati HT Alaidinsyah, serta
keluarga JCH. [yakub]
Dua Meninggal
Usai Haji
Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un. Dua
jamaah haji Aceh kelompok terbang (kloter)
5 meninggal di Arab Saudi. Siskohat Haji
melansir dua jamaah haji Aceh itu atas
nama. Demikian keterangan dari Kabid
Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag
Aceh, Drs H Herman MSc, yang dilaporkan
dari TPHI Kloter 5, Tgk H Mulyadi, juga dari
Siskohat Kemenag RI.
Ujar Drs H Herman MSc, amarhum sudah
selesai melaksanakan rangkaian ibadah haji.
Selama ini keduanya juga mendapatkan
perawatan dari para dokter dan paramedis
di sana. Kloter 5 (Aceh Barat, Aceh Selatan,
Pidie, dan Aceh Besar), terbang pada Jumat
4 Oktober, dan Insya Allah akan kembali 14
November 2013.
Jamaah pertama yang mengahadap Allah
di Tanah Suci, Khalidin bin Dullah Ahmad
(67), warga Dusun Hulu Barat Daya, Aceh
Selatan. Ia meninggal Rumah 503 di Maktab
25, Jarwal, pukul 22.00 Waktu Arab Saudi
(WAS), Minggu (20/10) di pemondokan
karena sakit paru-paru. Kedua, atas nama
Razwan bin Andah, warga Gampong
Sawang Teube, Kaway XVI, Aceh Barat
yang meninggal pukul 11.00 WAS, Senin
(21/10) di Rumah Sakit Arab Saudi karena
mengalami syokseptik.
Mereka ditangani Dr Rudi Agustika
Zakaria (TKHI). Kedua jamaah tersebut, kata
Herman, langsung dikebumikan di Syarayi,
Mekkah, pada hari yang sama (Ahad,
20/10). Keterangan ini dikutakan oleh
Humas Haji Aceh 2013, Ustdz Akhyar MAg.
[siskoshat/y]
Kloter 6 belum Terbang, Kloter 7 Abdya Tiba
Kloter 6 Jamaah Calon Haji asal Aceh Utara
(341 jamaah), Bener Meriah (49 jamaah),
dan Aceh Besar (45 jamaah) —plus lima
petugas— belum masuk Asrama Haji,
masih bersilaturrahmi dengan kerabat di
Masjid Raya Baiturrahman (jamaah Bener
Meriah), atau dalam perjalanan (jamaah
Aceh Utara), dan masuk Asrama usai Jumat
(4/10), atau menuju Arab Saudi, siang Sabtu
(5/10), namun Kloter 7 asal Aceh Barat Daya
(Abdya), sudah menuju ke Banda Aceh,
paginya juga.
Dibandingkan Kloter 1-8, JCH Kloter 6,
dinilai sangat sulit diatur petugas dan panitia,
paling tidak saat pembagian dan penempatan
kursi di Aula Utama. Keberangkatan pun
yang seharusnya sekitar pukul 10.00 WIB
dari Asrama Haji, ternyata molor hingga
pukul 12.00WIB, seusai dilepaskan Bupati
Aceh Utara (yang diwakili Sekdanya)
32
Santunan
Oktober 2013
Ternyata ada masalah lain saat sesi
pembagian dokumen (paspor, DAPIH, living
cost, card Baitul Asyi, slip kontrak dengan
Garuda dll). Ada JCH yang tidak lancar
mendapatkan paspor. Sedikitnya 14 Jamaah
Calon Haji (JCH) Embarkasi Banda Aceh,
asal Kabupaten Aceh Utara yang tergabung
dalam Kloter 6 ditunda sementara untuk
diberangkatkan ke tanah suci karena
dokumen yang mereka miliki diduga palsu
(kini dalam usutan polisi).
Kloter 6 yang masuk Asrama usai Jumat,
pukul 14.00 WIB (4/10) TPHI H. Asnawi,
S.Ag bin Abu Bakar Abdullah, TPIHI Drs.
H. Boihakki bin Hanafiah Hasan, TKHI (1.
dr Fahrizal bin Ridwan Abdurrahman, 2. Ahmad Marbawi bin Hasballah, 3. Ainal Mardhiah binti Muhammad Dini Ali. [yakub]
Dua Bupati Lepaskan Jamaah Koter 6 dan 7
Sebanyak 75 JCH Aceh Barat Daya tahun
2013 dilepas Wakil Bupati, Yusrizal Razali
di Masjid Jamik Baitul Adhim Blangpidie,
Jumat (4/10) pagi, pukul 9.35 WIB. Kloter 7
yang berangkat dari Asrama Haji ke Bandara
SIM shubuh, dan terbang pada pagi Ahad
(6/10), terdiri dari JCH Pidie (191), Banda
Aceh (148), Sabang (21), Abdya (75) dan
plus lima petugas, masuk Asrama besoknya.
Pemkab Abdya bekali JCH Rp 1 juta.
Kloter 7 yang menempati Machbas jin
(2 km dari Masjidil Haram) juga, Maktab
07 Rumah 117 , diketuai Kakankemenag
Pidie Muhammad Jafar bin Muhammad Nur
(TPHI), Jamaludin Idris bin Abubakar Idris
(TPIHI), serta TKHI terdiri dari dr Desikaliana
Ismail Syarifudin binti Syarifuddin, Zaini
bin Muhammad Ali, dan Elisawati Rachmat
Abdullah bin Rachmat.
Kloter 7 yang terbang besok (Ahad,
6/10), dari Bandara SIM sekitar pukul 10.00
WIB, dan meninggalkan Asrama Haji usai
shubuh, diharapkan full. Sedangkan Kloter
6, ada yang open seat satu orang (Nurkisah
binti Hasyem, asal Aceh Utara, karena sakit/
hamil). Jika Kloter 6 diilepaskn Sekda Drs.
H. Isa Anshari, MM (mewakil Bupati Aceh
Utara), maka usai ashar (Sabtu, 5/10),
Koter 7 pun dilepaskan Bupati Pidie Sarjani
Abdullah.
Kloter 7 (yang terdiri dari Pidie 191
jamaah, Banda Aceh 148 jamaah, Sabang
KANWIL>>
21 jamaah, dan Abdya 75 jamaah), masuk
agak mundur dari jadwal, yang semula
dijadwalkan pukul 09.40 WIB, karena
menanti keberangkatan Kloter 6 ke Bandara
SIM. Belakangan, selain ada satu yang
berhalangan (hamil), ada 14 dibatalkan,
karena masalah dokumen. [yakub]
Kloter 8 Aceh, Kloter 16 Sumut,
dan Kloter 17 Sumsel, Satu Pesawat
Setelah Kloter 7 dari Pidie, Banda Aceh,
Sabang, dan Abdya take off pukul 09.50
WIB, lusanya baru masuk Asrama Kloter 8
(Kloter Gabungan). Selama dua hari Asrama
Haji pun relatif sepi (Ahad siang sampai
malam Selasa, 5-6 Oktober).
Selasa (8/10) JCH BTJ 8 (kode Embarkasi
Aceh), yang bergabung dengan JCH asal Sumut dan Sumsel take off dari Bandara SIM
Blang Bintang sekitar pukul 15.00 WIB,
besoknya Rabu (9/10. JCH Aceh bergabung
dengan JCH Kloter 16 yang merupakan kloter terakhir Embarkasi take off ke tanah suci
Mekkah (9/10), dilepaskan Wakil Walikota
Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE.
Drs. Abdul Rahim, M.Hum, Kakanwil
Sumut, mengatakan pada Selasa pagi sekira
pukul 07.00 WIB dilaksanakan upacara
pelepasan Calhaj Kloter 16 MES di Aula
I Madinatul Hujjaj Ahmed. Pada pukul
09.40 WIB jamaah calhaj Kloter 16 ini
diberangkatkan dengan regular flight GA
142 dari Bandara Kuala Namu. Calhaj Kloter
16 MES ini tiba di SIM pada pukul 10.45
WIB. Calhaj Kloter 16 Embarkasi Medan
ini menginap beberapa jam di Asrama Haji
Banda Aceh. [yakub]
Santunan
Oktober 2013
33
>>KANWIL
Selamat Tinggal DP3, Penilaian PNS
2014 Model Baru
Untuk menciptakan kinerja PNS serta
birokrasi yang bersih, kompeten dalam
melayani warga, setelah apel pagi Senin,
Kakanwil Kemenag Aceh Drs H Ibnu Sa’dan
MPd membuka dan memberikan arahan
dalam pembinaan Penilaian Prestasi Kerja
PNS sebagaimana termuat dalam PP Nomor
46 Tahun 2011, tentang Penilaian Kinerja
PNS.
Kakanwil menjelaskan secara runut PP
46/2011yang berhubungan dengan Perka
BKN Nomor 1 Tahun 2013 tersebut, di
hadapan jajaran Kanwil Kemenag yang
memenuhi Aula Kanwil (21/10). Dengan
sosialisasi ini diharapkan akan kian
tercipta profesionalitas PNS di samping
pembinaannya.
Didampingi Kasubbag Ortala dan Kepegawaian Kanswil Drs Hanafiah, Kakanwil
menjelaskan bahwa Penilaian prestasi kerja
PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas
pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan
sistem prestasi kerja dan sistem karier yang
dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.
Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan
berdasarkan prinsip: a. objektif; b.
Terukur; c. Akuntabel; d. Partisipatif; dan
e. Transparan. Penilaian prestasi kerja PNS
terdiri atas unsur: a. SKP; dan b. Perilaku
kerja.
Acara yang antusias diikuti PNS dan
honorer yang dibuka Alfin SSi (staf Subbag
Kepegawaian), membahani PNS soal aturan
baru yang akan berlaku sejak awal Januari
2014. Selama ini DP3 ( Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan) menjadi persyaratan
untuk kepangkatan dan sebagainya, maka
sejak berlakunya aturan ini nanti, DP3 tidak
akan diberlakukan lagi.
Penilaian perilaku kerja meliputi aspek:
orientasi pelayanan, integritas, komitmen,
34
Santunan
Oktober 2013
disiplin, kerjasama; dan kepemimpinan. •
Penilaian kepemimpinan hanya dilakukan
bagi PNS yang menduduki jabatan struktural.
• Penilaian perilaku dilakukan melalui
pengamatan oleh pejabat penilai terhadap
PNS sesuai kriteria yang ditentukan.
• Pejabat penilai dalam melakukan
penilaian perilaku kerja PNS dapat
mempertimbangkan masukan dari pejabat
penilai lain yang setingkat di lingkungan unit
kerja masing- masing. • Nilai perilaku kerja
dapat diberikan paling tinggi 100 (seratus).
Tatacara penilaian prestasi kerja dilakukan
dengan cara menggabungkan penilaian SKP
dengan penilaian perilaku kerja. Bobot nilai
unsur SKP 60% (enam puluh persen) dan
perilaku kerja 40% (empat puluh persen).
4. UNSUR YANG DINILAI JUMLAH a.
Sasaran Kerja PNS (SKP) 86 × 60 % 51,60
b. Perilaku Kerja 1. Orientasi Pelayanan 90
Baik 2. Integritas 90 Baik 3. Komitmen 90
Baik 4. Disiplin 90 Baik 5. Kerjasama 90
Baik 6. Kepemimpinan – – 7. Jumlah 450
– 8. Nilai rata – rata 90 – 9. Nilai Perilaku
Kerja 90 × 40 % 36,00 Nilai Prestasi Kerja
87,60 (Baik) 5. KEBERATAN DARI PEGAWAI
NEGERI SIPIL YANG DINILAI (APABILA
ADA).
Nilai Prestasi Kerja PNS dinyatakan
dengan angka dan sebutan sebagai berikut
: a. 91 – ke atas: sangat baik b. 76 – 90:
baik c. 61 – 75: cukup d. 51 – 60: kurang e.
50 ke bawah: buruk. Ketentuan lebih lanjut
mengenai tata cara penilaian diatur dengan
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian
Negara. Penilaian prestasi kerja dilaksanakan
oleh pejabat penilai sekali dalam 1 (satu)
tahun. Penilaian prestasi kerja dilakukan
setiap akhir Desember pada tahun yang
bersangkutan dan paling lama akhir Januari
tahun berikutnya. [yakub/juanda]
Sosialisasi
PMA No.13
Tahun 2012
Kakanwil Kementerian Agama Aceh
Drs. H. Ibnu Sa`dan, M. Pd buka
acara Sosialisasi Tugas dan Fungsi
Kementerian Agama Provinsi dan
Kabupaten/Kota Berdasarkan PMA
(Peraturan Menteri Agama) Nomor
13 Tahun 2012 (19/9) di Hotel
Grand Nanggroe Banda Aceh.
Ketua Panitia, H. Juniazi, S.
Ag, M. Pd. dalam laporannya
menyebutkan Walaupun PMA ini
sudah lahir sejak tahun 2012 lalu,
namun secara khusus sosialiasi
PMA ini kepada jajaran Kemenag
Aceh belum pernah dilakukan.
“Nah untuk itulah Kegiatan
Sosialisasi Tugas dan Fungsi
Kemenag Provinsi dan Kabupaten/
Kota berdasarkan PMA 13/2012
oleh Kakanwil, menjadi penting
dilaksanakan disamping untuk
untuk memberikan penjelasanpenjelasan seputar PMA ini,
namun juga yang lebih penting
adalah supaya ke depan tercipta
ketatausahaan yang baik dalam tata
kelola dan pelayanan di lingkungan
Kantor Kementerian Agama
Provinsi Aceh,” lapor Juniazi.
Kegiatan Sosialisasi yang
bertemakan “Dengan Perubahan
Susunan Organisasi dan Tata
Kerja (SOTK) Akan Tercipta
Ketatausahaan yang Baik dalam
Tata Kelola dan Pelayanan di
lingkungan Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi
Aceh” diikuti oleh para Pembimas,
Kasubbag, Kasi di Kanwil, dan para
Kasubbag Tata Usaha Kankemenag
Kab/Kota, dengan Narasumber dari
Biro Organisasi dan Tata Laksana
Kementerian Agama RI, yaitu
Kepala Bagian Organisasi Drs. H.
Afrizal Zen, M.Si dan Kepala Sub
Bagian Penataan Organisasi dan
Anjab I, Lukman Hakim, tambah
Kepala Sub Bagian Hukum dan
Kerukunan Umat Beragama Kanwil
Kemenag Aceh. [yusran/dariw/
staf hukum dan kub]
KANWIL>>
Minta Kanwil Terbitkan Edaran Detail Tugas Fungsi Kankemenag
Peserta Sosialisasi Peraturan Menteri Agama
Nomor 13 Tahun 2012, minta Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh
untuk menerbitkan semacam Surat Edaran
mengenai detil tugas dan fungsi Kementerian
Agama Kabupaten/Kota.
Hal itu mengingat belum jelas dan
tegasnya sejumlah uraian tugas dan masih
ditemukan tumpang tindih tugas dan
fungsi terutama pada sejumlah Seksi
dan Penyelenggara pada Kankemenag
Kabupaten/Kota. Misalnya, antara tugas
dan fungsi Seksi Penyelenggara Syariah dan
Bimbingan Masyarakat Islam.
Demikian
rekomendasi
penting
Sosiasiliasi PMA Nomor 13 Tahun 2012 yang
berlangsung dari 19 – 21 September 2013,
di Banda Aceh. Rekomendasi ini diutarakan
Drs. Abd. Syukur, M.Ag. Kasubbag TU
Kemenag Kota Banda Aceh dan Rislizar
Nas, S.Ag, Kasubbag TU Kemenag Kota
Subulussalam dalam acara diskusi akhir
sosialisasi PMA yang berlangsung di Hotel
Grand Nanggroe Banda Aceh, Sabtu (21/9).
Menurut keduanya, hal ini penting
dilakukan mengingat masih ditemukannya
sejumlah Kakankemenag yang belum secara
tegas memahami subtansi strukut, tugas dan
fungsi sebagaimana amanat PMA 13/2012
ini.
Kegiatan yang difasiltasi Sub Bagian
Hukum dan Kerukunan Umat Beragama
Kanwil Kementerian Agama Provinsi
Aceh menghadirkan dua narasumber dari
Kementerian Agama Jakarta, yakni Drs.
H. Afrizal Zain, M.Si, Kabag Organisasi,
dan Lukman Hakim Kasubbag Penataan
Organisasi dan Analisis Jabatan I Biro Ortala.
Dalam
sesi-sesi
diskusi,
kedua
narasumber ini menjelaskan bahwa PMA
Nomor 13/2012, masih terbuka ruang
penyempurnaan terutama untuk konteks
Aceh yang berlaku otonomi khusus dan
pelaksanaan syariat Islam. Menurut mereka,
PMA 13/2012 adalah salah satu bagian dari
reformasi birokrasi yang tengah digulirkan,
penataan organisasi dan ketatalaksanaan
untuk memodernisasi melalui pemisahan,
penggabungan dan penajaman tugas dan
fungsi organisasi di lingkungan Kemenag.
[juniazi]
Kakanwil: Jadi yang Terdepan
Kakanwil Kemenag Aceh Drs. H. Ibnu
Sa’dan, M.Pd, dalam sambutan pembukaan
Sosialisasi PMA 13/2012, Kamis (19/9)
mengatakan, ”Dengan perubahan struktur
baru ini, juga dengan pola pikir yang tepat,
saya berharap ke depan Kementerian Agama
Aceh dapat menjadi yang terdepan dalam
menjalankan fungsinya sebagai lembaga
pelayanan keagamaan dan keummatan di
bumi syariat Islam ini. Kita harus inovatif
dan kreatif, dan tidak selalu menjadi
pengekor dari kemajuan-kemajuan yang
telah diperoleh oleh orang lain dan lembaga
lain, misalnya,” ujarnya.
Karena itu, langkah introspeksi dan
evaluasi ke dalam sangat penting dilakukan
dalam mengawali era kebangkitan ini.
”Tanpa menyadari apa saja kelemahan dan
kekurangan yang kita miliki, kita tidak akan
bisa menjadi lebih baik. Ibarat kendaraan
bermotor, tanpa dipastikan bahwa semua
komponen berfungsi dengan baik, kenderaan
tersebut tidak akan mampu dikemudikan
kecuali akan mendapat kecelakaan,”
terangnya.
Sementara itu, pada sisi yang lain, imbuhnya, kita harus bisa mengikuti ritme
Kementerian Agama Pusat yang sudah jauh
di depan, pencanangan zona integritas misalnya, sistem pelaporan keuangan berbasis
EMPA, pengadaan barang dan jasa yang
berbasis elektronok, adalah suatu pendekatan yang harus kita terapkan di lingkungan
Kementerian Agama Aceh untuk mengejar
dan mencapai target anggaran dan pelayanan
yang telah ditetapkan sebelumnya. [juniazi]
Pelatihan Kakanwil di STAIN Langsa
Selain agenda kunker (kunjungan kerja) ke Kankemenag, Kakanwil
juga isi materi dalam acara di Kampus STAIN Zawiyah Cot Kala
Langsa. Namun, Kakanwil mempercepat pulang dari arena, untuk
keperluan mendesak termasuk gladi di Pembukaan PKA VI, setelah
mengisi materi, “Sistem Interaksi dan Hak Serta Kewajiban
Anggota Keluarga Menurut Islam” serta “Gender dalam Perspektif
Masyarakat Aceh” itu.
Selain Kakanwil Drs, H. Ibnu Sa’dan, M. Pd, dari Banda
diundang juga pada kegiatan Pelatihan Wawasan Ibu RumahTangga
Usia Dini dalam Membina Pendidikan Anak dan Keluarga Sakinah,
serta Kegiatan Pelatihan Wawasan Kesetaraan Gender di Kalangan
Pengelola Majlis Ta’lim dan KelompokWirid Yasin pada Sekolah
Tinggi Agama Islam Zawiyah Cot Kala Langsa itu, Dra. Hj. Nurjannah
Bahtiar Nitura, Dra. Hj. Raihan Putri, M. Pd, Dra. Hj. Naimah Hasan.
[danil/yakub]
Santunan
Oktober 2013
35
>>KANWIL
Milenium Ketiga, Abad Kecemasan
Memasuki abad 21 atau melenium III telah
terjadi perubahan yang mendasar dan besar
dalam segala aspek kehidupan manusia.
Abad ini dikenal dengan abad informasi, di
mana dunia makin mengglobal, yang ditandai
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi tidak saja berdampak positif tetapi
juga banyak yang berdampak negatif. Hal ini
disampaikan oleh Kakanwil Kemenag Aceh
Drs. H.Ibnu Sa’dan, M.Pd, di hadapan calon
Kepala Madrasah MTs dan MA, di Kegiatan
Wokshop Calon kepala Madrasah Tsanawiyah
dan Madrasah Aliayah di Hotel Oasis Banda
Aceh (15/9).
Globalisasi
itu
sendiri
dengan
perkembangan Teknologi dan informasi,
ungkapnya, telah memunculkan kecemasan
yang luar biasa bagi masyarakat, para orang
tua siswa dalam mengontrol kebiasaan
dan prilaku anaknya, agar menjadi anak
yang berakhlak mulia, hal ini sangat
berbeda dengan masa-masa dulu yang
hanya dipengaruhi dengan lingkungan dan
informasi yang cukup terbatas.
Belum lagi kecemasan tersebut
ditambah dengan makin ketatnya persaingan
mendapatkan kesempatan kerja bagi anakanaknya, karena masa sekarang lebih
mengedepankan kompetensi, inovasi dan
kreatifitas untuk mendapatkan lapangan
kerja itu sendiri.
Maka sekarang, Madrasah adalah
tumpuan orang tua terlebih pendidikan yang
berbentuk program boarding school, hal ini
bukan tidak beralasan bagi orang tua, karena
di Madrasah mereka akan mendapatkan
pendidikan seimbang antara pendidikan
Iptek dan Keagamaan, mengedepankan hasil
anak yang cerdas, bermoral sesuai dengan
tutunan Alquran dan hadits. Sehingga
kecemasan orangtua dapat berkurang
dengan pengawasan dan didikan Bapak-Ibu
di Madrasah.
Sangat disayangkan, guru Provinsi Aceh
saat ini, berdasarkan hasil Uji Kompetensi
Guru (UKG) nilai Kompetensi Pegagogik
berada pada urut ke 2 (dua) dengan nilai ratarata 37, 70, paling bawah dari 33 Provinisi
Operator Satker Pahlawan WTP Sebenarnya
Tahun ini laporan opini Kementerian Agama
meraih WTP-DPP (Wajar TanpaPengecualian
Dengan Paragraf Penjelas), atas keberhasilan
mempertahankan opini yang sama dengan
tahun 2012 tersebut Kakanwil Kemenag
Prov.Aceh Drs.H.Ibnu Sa’dan,M.Pd
memberikan apresiasi dan penghargaan
kepada operator satker.
“Kami sangat berbahagia dan terima
kasih, senang atau tidak harus diakui bahwa
satker yang dibawah adalah pahlawan
WTP yang sebenarnya, terima kasih dan
penghargaan kepada operator di satuan
kerja,” ujar Kakanwil mengutip pernyataan
Menteri Agama ketika mengikuti
pertemuan di Jakarta beberapa waktu yang
lalu.
Kakanwil menambahkan hingga bulan
september ini penyerapan anggaran di
36
Santunan
Oktober 2013
Kemenag Prov.Aceh menempati urutan
pertama tingkat nasional, “Ini baru bulan
September, jadi kita tidak perlu gembira
dulu, masih ada tiga bulan lagi yang harus
kita lakukan penyerapan anggaran,” jelasnya
ketika membuka acara konsolidasi laporan
data Sakpa dan Simak BMN di Wisma Safira
Sigli, Selasa (08/10).
Selain menyebutkan urutan pertama
penyerapan anggaran, Kakanwil juga
mengeluhkan masih rendahnya urutan
laporan E-Mpa satker, “Untuk laporan
E-Mpa kita masih menempati urutan
ke-18, ini harus menjadi perhatian bagi
satker untuk terus menyelesaikan laporan
E-Mpa tersebut, ada beberapa satker
yang masih belum melakukan pengisian
data tahun 2012,” tegas Ibnu Sa’dan lagi.
[jamaluddin, operator aceh timur/y]
di Indonesia setelah Provinsi Maluku dan di
bawah Papua.
Dalam peningkatan mutu pendidikan
oleh pendidik dan tenaga kependidikan
menurut Ka.kanwil Kemenag Provinsi Aceh
dalam materinya, yang harus dilakukan
selain membetuk kebiasaan siswa untuk
termotivasi belajar, guru juga harus
meningkatkan kompetensi Kepribadian,
kompetensi Sosial, kompetensi Pedagogik
dan Profesionalisme guru itu sendiri.
[alfaizin/y]
Kakanwil Kunker
ke Kankemenag
Kota Langsa
Kakanwil Kemenag Aceh, Bapak Drs. H.
Ibnu Sa’dan, M.Pd, didampingi Kepala Sub
Bagian Informasi dan Hubungan Masyarakat
H. Akhyar, M.Ag, melakukan kunjungan
kerja ke Kankemenag Kota Langsa Kehadiran
Bapak Kakanwil diterima Kakankemenag
Kota langsa, Bapak Drs. H. M. Yunus Ibrahim,
M.Pd dan Kasubag TU Drs. H. Hasanuddin,
MH di ruang kerja Kepala Kantor kemenag
kota Langsa.
Dalam
pertemuan
itu
(17/9),
Kakankemenag Kota Langsa melaporkan
banyak hal sesuai dengan Tupoksi dan
memohon kepada Bapak Kakanwil agar
tahun anggaran 2014, dapat dialokasikan
dana dan melanjutkan pembangunan MAN
Terpadu. Sebab tahun 2013 ini tidak tersedia
dana, serta pembangunan permanen untuk
Kantor Kemenag Kota Langsa. Sebab sampai
saat ini Kantor Kemenag kota Langsa
masih menumpang pada Kantor yang
diperuntukkan untuk KUA/Balai Nikah yang
lama.
Hal ini juga sebagai usaha untuk
mempertahankan asset yang serahkan oleh
Kantor Kemenag Kabupaten Aceh Timur.
Dalam kesempatan itu Kakanwil menanggapi
permintaan Kemenag Kota Langsa, sekitar
anggaran dan kebutuhan itu. [danil/yyy]
KELUARGA BESAR
KANWIL KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI ACEH
Ikut berduka dan belasungkawa yang mendalam atas berpulang ke Rahmatullah
H. M. Yusuf bin Pardu
Ayahanda dari Drs. H. Jauharuddin, MM, Kakankemenag Aceh Tenggara/
Ketua Kloter 4 (TPIH) JCH Aceh
meninggal dunia di Kutacane pada Ahad, 6 Oktober 2013
Semoga amal ibadah almarhum mendapat ridha Allah
serta arwah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt
Kepala,
Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd
KELUARGA BESAR
KANWIL KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI ACEH
Ikut berduka dan belasungkawa yang mendalam atas berpulang ke Rahmatullah
Cut Asma Binti Tgk. Mansyur (83 tahun)
Istri Mantan Kakanwil Tgk. H. Hasan/Ibunda Mertua dari Farida Hanum Staf Subbag Umum
meninggal dunia di Banda Aceh pada Kamis, 10 oktober 2013
dikebumikan di Awe Geutah Kabupaten Bireuen
Semoga amal ibadah almarhum mendapat ridha Allah
serta arwah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt
Kepala,
Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd
Santunan
Oktober 2013
37
>>KANWIL
Kakanwil Hadiri Penganugerahan Gelar DR Hc untuk SBY
Beberapa belas jam sebelum pembukaan
PKA (Pekan Kebudayaan Aceh) VI, pagi
Jumat (20/9), yang Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Aceh (Drs
H Ibnu Sa’dan MPd) juga memimpin
pembacaan doa, pada Kamis malam
(19/9) Kakanwil juga menghadiri acara
penganugerahan gelar DR HC (Doktor
Honoris Causa) untuk Presiden SBY (DR.
Susilo Bambang Yudhoyono).
“Alhamdulillah acara sukses, dan kami
hadir di sini,” ujar Kakanwil pada acara
yang dimulai lewat dari pukul 20.00 WIB.
Didampingi Menteri Pendidikan M Nuh,
Ketua Senat yang juga Rektor Unsyiah Prof
Dr Ir Samsul Rizal M Eng beserta anggota
senat, tiba ke AAC (Academic Activity
Centre) Prof DR Dayan Dawood.
Hadir pula selain Muspida, SKPA, juga
Pemangku Wali Nanggroe (Malik Mahmud
AlHaytar), dari tetamu ada Menteri Negara
PAN dan RB (Ir. H. Azwar Abubakar, MM),
Menkokesra (Agung Laksono), mantan
menteri BUMN (DR. Mustafa Abubakar),
Mendagri (Gamawan Fauzi), Panglima TNI
(Jenderal TNI Moeldoko), Kapolri (Jenderal
Pol Timur Pradopo), tokoh perdamaian Juha
Christensen, dan anggota DPR asal Aceh.
Sebelum Rektor (dalam hal ini Ketua
Senat Unsyiah, Prof Dr Ir Samsul Rizal,
MSc) membuka acara dan laporan tentang
Rapat Senant Terbuka Unsyiah dalam
Rangka Dies Natalis ke-52, Orasi Ilmiah
dan Penganugerahan Gerlar Dr (HC) kepada
Presiden SBY, nyanyian Lagu Indonesia
Raya mengawali acara. Lalu ayat suci AlQur’an menggema. Serta hymne Unsyiah
pun disusul di kampus berumur 54 tahun
(berdiri 2 September 1959) itu.
Sebelumnya, gelar yang sama pernah
dianugerahkan Unsyih untuk DR Mahathir
Muhammad, PM Malaysia. Namun anugerah
untuk SBY kali ini, bagi jasanya untuk
perdamaian Aceh. [yakub]
Doa di Pembukaan PKA: Insan Ekspresif, Kreatif, dan Apresiatif
Di akhir acara pembukaan, sebelum
Presdien dan rombongan mengunjungi stand/
anjungan tingkat II di PKA ke 6, termasuk
anjungan Aceh Barat, Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama munajatkan doa, yang
diaminkan hadirin dan hadirat.
Sampai pukul 10.30 WIB Jumat (20/9),
Kakanwil dalam acara meriah, sejak 2029 September, yang anjungan/stand
gampong PKA juga ada di seputaran Stadion
Lampineueng, di antaranya bermunajat:
Ya Allah Yang Maha Pencipta, Yang Maha
Memperelok ciptaan. Tumbuhkembangkan
akar budaya dan kebudayaan yang islami di
Nanggroe Syariat ini. Kami mohon pada-
Mu perlindunganAgar kami selalu bertakwa
dan teguh iman. Beriringan dengan godaan
hidup dan tantangan zaman
Ya Allah Yang Maha Jamil, Yang Maha
IndahMoga semua yang baik, yang lahir
lewat aksi, reaksi, dan interaksi di antara
kami. Secara pribadi atau sosial, dalam
bingkai kebudayaan. Dalam cetusan budi
personal dan komunal, yang mulia, lewat
budaya. Dari karya budi seseorang, atau
milik komunitas di antara kami. Dari warga
kampung dan kota, dari hamba-Mu yang
sedang bersukacita di pusat kekuasaan Atau
berdukacita di wilayah pinggiran. Menjadi
ajang mengenal dan mendekatkan diri pada-
Mu. Rangkulkan semua anugerah indah itu
Ya Allah Yang Jalil dan ‘Azhim, Yang
Maha Tinggi dan Yang Maha Agung. Moga
ini jadi ajang fastabiqul khairaat. Sarana
kami dalam berlomba pada kebajikan. Untuk
menjadi manusia yang ekspresif, kreatif, dan
apresiatif. Sebagai makhluk yang dinamis
dan murah hatiBukan hamba yang diliputi
kemalasan dan kehampaan. Dengan budaya
mendidik kami menjadi manusia yang
inovatif dan apresiatif. Dalam menggapai
nanggroe yang Baldatun thayyibatun wa
Rabbun GhafurUntuk mengutuhkan dan
mengokohkan persatuan dalam bingkai
NKRI, Amin” [yakub]
Silaturrahmi ke Kemenag Tamiang, Tinjau Aula dan Mushalla
Kakanwil Kemenag Prov. Aceh Drs. H. Ibnu
Sa’dan, MPd, bersama Kasubbag Inmas
Kanwl H. Akhyar, M.Ag, lakukan kunjungan
muhibbah (silaturrahmi) ke Kankemenag
Aceh Tamiang.
Kunjungan tersebut
dilakukan setelah Kakanwil Kemenag Aceh
selesai menjadi nara suber pada acara
Pelatihan Wawasan Kesetaraan Gender
di Kalangan Pengelola Majelis Taklim dan
Kelompok Wirid Yasin STAIN Zawiyah Cot
Kala Langsa.
Dalam kunjungan tersebut, Kakanwil
melakukan peninjauan langsung ke ruangruang di Kankemenag Aceh Tamiang.
Kakanwil ingin melihat bagaimana situasi
keadaan Kankemenag Aceh Tamiang disaatsaat jam sore menjelang pulang. Ia juga
meninjau Pembangungan Aula Serba Guna
38
Santunan
Oktober 2013
dan Mushalla Al-Ikhwan Kankemenag yang
dana pembangunannya berasal dari infaq
karyawan serta guru-guru di jajarannya.
Dalam Temu Ramah tersebut Bapak
Kakanwil Kemenag Prov. Aceh menanggapi
bahwa Silaturrahmi dan Kekeluargaan di
Kankemenag Aceh Tamiang sangat baik.
Setelah peninjauan langsung ke ruangruang, Kakanwil adakan temu-ramah dengan
Kakankemenag Aceh Tamiang beserta
jajarannya di ruangnya. [muhammad
sofyan/santunan jadid biro tamiang/yyy]
KANWIL<<
PD Pontren Gelar Workshop Pokja Madin
Sejak Selasa (1/10), peserta Kelompok Kerja
(Pokja) Madin (Madin) Takmiliyah se Aceh,
ikuti workshop di Oasis Hotel Banda Aceh,
sampai (3/10). Kabid PD Pontren Kanwil
Kemenag Aceh, H Abrar Zym SAg melalui
Kasi Kasi Pendidikan Diniyah Takmiliyah
Bidang Pendidikan Diniyah dan Pontren
Khalid SH ajak peserta serius dan penuh
ikuti pelatihan.
Selain itu, harapanya juga dari worshop
ini melahirkan kesamaan cara pandang
dan jalan keluar atas persoalan diniyah di
Aceh. “Bagaimana meneladankan anak didik
dengan ilmu yang mengubah hidup anak
ke arah yang lebih baik, jika pengajar dan
penceramah, sekarang asyik dengan lelucon
dan dongen?” tanya satu ustadzah.
“Sebenarnya yang bisa mengubah warga
bukan lewat dakwah semacam itu, yang
semalam suntuk dai bikin audien ketawa
dengan lagu dan lucu, toh shalat shubuh
kosong di masjid itu esoknya, padahal tadi
malam baru saja jamaah dengar ceramah
Isra’ Mikraj tentang hikmah shalat. Yang
bisa mengubah jamaah dengan kajian,
pengajian, halqah, atau ceraah rutin dengan
tema yang menyentuh, bersama guru yang
spesifikasi tertentu, menurut kebutuhan
umat sekarang, meskipun yang hadir
sedikit,” jawab Yakub, Direktur TPQ Plus
saat memberi materi malam, di sela-sela
kepanitiaan haji 1434 H.
Pemateri dalam acara di akhir September
dan awal Oktober 2013, terdiri dari praktisi
diniyah dan pihak yang bersinggungan
langsung dengan Madin. Kabid PD Pontren
H Abrar Zym sampaikan materi “Peranan
Pendidikan Agama dalam Membangun
Karakter Bangsa”, Kakanwil H Ibnu Sa’dan
MPd juga menyampaikan materi “Kebijakan
Kemenag dalam Pengembangan Diniyah
Takmiliyah”, bersamaan dengan Pemukaan
Acara.
Hari kedua, tampil Muhammad
Yakub Yahya menyampaikan materi
tentang “Struktur, Peran, dan Fungsi
Pengurus Madin”, Drs Abdul Sykur MAg
tentang ”Penguatan Kelembagaan Madin
Takmiliyah”. Ada juga dari Biro Hukum
Setda Aceh, dengan materi, “Kedudukan
Madin Takmiliyah menutrut Qanun Nomor
5 Tahun 2008”. Juga materi “Pengembangan
Kurikulum Madin” bersama Dr Saifullah
MAg. Akhirnya, masih di hari ketiga ada Drs
Idris MPd dan Dr Syukri Yusuf MA membawa
makalah “Peranan Supervisi pada Lembaga
Madin Takmiliyah” dan “Manajemen
Kepemimpinan Madin”. [yakub]
Guru Mata Pelajaran Wajar Dikdas Kembali Dibina
Kakanwil Kemenag Aceh Drs. H. Ibnu
Sa’dan, M. Pd membuka kegiatan
Pembinaan Wajar Dikdas 9 tahun Pondok
Pesantren Salafiyah (PPS) yang diadakan
di Oasis Atjeh Hotel (7-10/10) yang
menghadirkan peserta guru mata pelajaran
IPS, IPS, Matematika, Bahasa Inggrin dan
Bahasa Indonesia yang berasal dari 15
kabupaten/kota didalam Provinsi Aceh.
Kegiatan ini mengusung tema
“meningkatkan mutu pendidik dalam
menciptakan alumni PPS yang berwawasan
dan inovasi tinggi” dalam pembukaan ini
dihadiri oleh Kabid Pendidikan Diniyah dan
Pondok Pesantren, Kabid PAI, sejumlah Kasi
yang mewakili kepala bidang di lingkungan
Kementerian Agama Provinsi Aceh dan para
tamu undangan.
Dalam sambutanya, ia juga mengimbau
kepada guru pondok pesantren salafiyah
untuk selalu menjadi motivator anak
didiknya demi melahirkan alumni-alumni
pondok pesantren yang handal dan mampu
menjawab segala tantangan zaman pada
saat ini, lebih-lebih sekarang ini berada
pada masa era informasi segala sesuatu
bisa diakses dengan cepat. Ia menekankan
bahwa pesantren penyelenggara
wajar dikdas hendaknya bukan hanya
menyelenggarakan program ini tetapi harus
mampu melahirkan kader yang nantinya
menjadi penerus bangsa ini yang memiliki
kualitas yang baik dan memiliki iman
yang kuat juga karena pondok pesantren
tidak hanya membina ilmu pengetahuan
tetapi menanamkan keimanan kepada
anak didiknya. [sahri ramadhan, staf pd
pontren/y]
Santunan
Oktober 2013
39
>>OPINI
Usia Minimum
Masuk SD/MI,
Perlukah?
Fathiah, SE, guru di Kab. Aceh Utara
Apakah anda cenderung memaksakan percepatan pendidikan pada anak-anak anda?
Ataukah anda mulai mempertimbangkan untuk memberikan pendidikan
yang lebih tepat, lebih baik, lebih normal, dan lebih manusiawi,
sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi pada anak-anak anda?
Beberapa puluh tahun yang lalu, dengan begitu ketat
sekolah memberlakukan usia 7 tahun masuk SD/MI, maka
kini usia itu telah digeser menuju ke usia 6 tahun. Bahkan
ada kecenderungan pemikiran di dalam insan pendidikan
dan orang tua bahwa jika anaknya bisa lebih dini lagi
masuk sekolah, akan sangat baik. Pemikiran seperti ini yang
membuat para orang tua terjebak dalam dilema di mana
mereka akan merasa bangga jika anaknya dapat diterima
masuk sekolah padahal usianya masih di bawah 6 tahun
dengan dalih sudah dapat menulis dan lancar membaca.
Padahal dibeberapa sekolah telah menerapkan kembali
peraturan usia minimal peserta didik. MIN Krueng
Geukueh No.1 adalah salah satu sekolah yang sudah
menerapkan kembali peraturan tersebut. Pada penerimaan
murid baru tahun ajaran 2013/2014 yang diselenggarakan
awal Juni lalu, banyak para orang tua yang merasa kecewa
karena anaknya tidak lolos seleksi karena umurnya masih
kurang dari 6 tahun.
Sebut saja Rosi (34) warga Tambon Tunong yang
mengaku sangat kecewa dengan adanya peraturan tersebut.
“Padahal anak saya udah pandai membaca, masa gara-gara
umurnya gak cukup 5 bulan gak diterima?” ujar Rosi. Rosi
bukan satu-satunya wali murid yang kecewa, banyak ibu-ibu
yang lain yang merasakan hal yang sama.
“Kami hanya dapat menerima murid yang sesuai dengan
kriteria dan peraturan yang telah ditetapkan,” tutur Herizal
selaku ketua panitia penerimaan murid baru. Hal senada
pun diucapkan Martunus,S.Pd.I selaku Kepsek MIN Krueng
Geukueh No.1.
“Peraturan itu sesuai dengan Surat Kepala Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, nomor :
KW.01.4/1/PP.00/1267/2013 tanggal 29 April 2013, perihal
Penerimaan peserta Didik Baru (PPDB) yang mengatur
tentang batas usia minimum peserta didik, dan saya yakin
pemerintah membuat peraturan tersebut dengan maksud
agar peserta didik dapat lebih siap menghadapi dunia
sekolah sesuai dengan umurnya,” papar Martunus.
“Anak yang terlalu dini masuk SD masih bermasalah
khususnya di kelas satu, karena ia belum siap untuk belajar
berkonsentrasi, karena ia masih sedang mengembangkan
ketram­pilan geraknya. Akibatnya, dia akan sulit
berkonsentrasi, meskipun secara kemampuan intelektualnya
40
Santunan
Oktober 2013
dia sudah cukup mampu menyelesaikan soal-soal yang
disediakan,” tambah Marliah,A.Ma selaku salah satu guru
yang mengajar kelas satu di MIN Kreung Geukueh No.1.
Psikolog anak, Roslina Verauli, mengatakan bahwa usia
harus menjadi pertimbangan orang tua dalam mengambil
keputusan untuk memulai pendidikan formal pada anak.
Pasalnya, jika anak dipaksa bersekolah saat usianya belum
sesuai maka dampaknya kurang baik ke depannya. “Lihat
usianya dulu. Jangan dipaksakan. Karena teman seusia atau
sebaya dalam satu kelas itu bisa membuat mereka frustrasi,”
kata Roslina kepada Kompas.com, Senin (14/1/2013).
“Sekarang kelas satu masih bisa sama dan mengejar
pelajaran. Tapi saat kelas empat nanti, teman-temannya
sudah memasuki fase yang berbeda karena beda usia. Ini
akan membawa pengaruh bagi anak tersebut,” imbuhnya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
orang tua harus lebih bijaksana melihat usia buah hatinya.
Jika memang masih terlalu kecil maka akan lebih bijak
untuk memilihkan taman bermain yang sesuai karakternya.
Meski terkadang anak sudah bisa membaca, menulis, dan
berhitung pada usia dini, hal itu bukan jaminan anak siap
bersekolah. Dalam hal ini, yang perlu dikembangkan adalah
pengajaran dari orang tua di rumah dan komunitas yang
tepat bagi anak untuk bermain dan berinteraksi. Orang tua
bisa terus mengasah kemampuan membaca dan menulis
anak dengan sederhana.
Artikel kecil ini bukan bermaksud membahas seluruh
aspek secara detail, tetapi ingin secara ringkas memberikan
wawasan kepada para insan pendidikan dan para orang tua
anak, untuk mempertimbangkan beberapa aspek penting
pendidikan. Bagaimana anda sebagai insan pendidik dan
para orang tua murid mempertimbangkan format dan
pendekatan pendidikan yang banyak dipaparkan saat ini?
Apakah anda cenderung memaksakan percepatan
pendidikan pada anak-anak anda? Ataukah anda mulai
mempertimbangkan untuk memberikan pendidikan yang
lebih tepat, lebih baik, lebih normal, dan lebih manusiawi,
sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi pada anak-anak
anda? Kiranya Allah telah memberikan kepada setiap kita
kebijaksanaan dalam memikirkan pendidikan anak-anak
kita, agar mereka bisa bertumbuh dan menjadi lebih baik
dikemudian hari.[]
OPINI>>
Penambahan Personil
untuk Pelayanan Haji,
Perlukah?
Muhammad Nasril, Penghulu KUA Nisam, Aceh Utara
Sebenarnya, jika kehilangan dan kecopetan, di Tanah Suci
dan Tanah Air, tidak semata-mata pada kelalaian. Namun bisa
saja itu cobaan atas tabiat dan kesucian kita. Meskipun harta
dijaga, atau ‘pencopet’ diawasi. Lantas, memberitakan hal
demikian, juga hal lain, semacam kesasar, ‘pertengkaran’,
dan ‘kekonyolan’ lain, yang hanya calon haji dan hajjah dan
Allah yang tahu, juga tak perlu dibesar-baesarkan. Mungkin
itu ‘aib, atau memang bukan satu kisah yang patut didengar.
Cerita punya cerita, untuk mengurangi angka ‘kecurian’
atau ‘ketidakamanan’, Kementerian Agama melalui Ditjen
Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) akan menambah
tenaga personil TNI/Polri tahun-tahun mendatang. Kalau pada
2012 lalu sebanyak 42 orang, untuk 2013 ditambah menjadi
57 orang. Seperti yang di ungkapkan oleh Sekretaris Ditjen
PHU Cepi Supriatna yang dimuat pada website kemenag.
go.id. “Tenaga pengamanan untuk Petugas Penyelenggaraan
Ibadah Haji (PPIH) pada musim haji 2013 ditambah menjadi
57 orang yang direkrut dari Polri dan TNI,“ katanya.
Melihat keputusan ini melahirkan tanda tanya, apa
tujuan sebenarnya penambahan petugas ini, apakah
diperlukan penambahan petugas dari TNI/POLRI untuk
alasan keamanan jamaah haji Indonesia di arab Saudi. Kalau
untuk alasan keamanan, pihak TNI/POLRI sudah tentu tidak
akan maksimal, karena disana mereka layaknya sipil biasa,
apa lagi di antara mereka banyak yang tidak bisa berbahasa
Arab, sehingga kalau tidak maksimal dalam melaksanakann
tugas akan menambahkan beban anggaran untuk petugas
tersebut.
Ada tidaknya TNI/POLRI di Saudi tidak ada pengaruhnya
untuk keamanan jamaah haji, kalaupun ada kejahatan,
pencurian atau kriminal lainnya yang menimpa jamaah haji
Indonesia tetap yang bertindak itu adalah polisi atau pihak
keamanan dari Kerajaan Saudi, sedangkan mereka petugas
dari Indonesia tidak bisa berbuat banyak.
Mudah-mudahan dalam
penambahan ini tidak
mengandung unsur politis,
dengan penambahan ini
juga tidak mengurangi
jatah kuota jamaah!
Mungkin akan berbeda kalau penempatan TNI/POLRI
di maktab-maktab di mana jamaah Indonesia tinggal demi
keamanan pada saat jamaah meninggalkan hotel/maktab dan
untuk kenyaman jamaah dalam beribadah. Hal ini tidak mesti
dari pihak TNI/POLRI, petugas sipil juga bisa terutama yang
menguasai bahasa Arab.
Petugas dari TNI/POLRI tidak mungkin menjaga ke mana
saja jamaah pergi, dan juga tidak mungkin menjaga setiap
individu dari jamaah, seperti pada saat tawaaf petugas dari
TNI/POLRI pasti tidak bisa menjaga, karena banyaknya
jamaah dari seluruh dunia melakukan tawaf, sehingga
kadang peluang pencurian lebih terbuka. Biasanya kriminal
terjadi pada saat jama ah bepergian atau ditempat keramaian,
sehingga banyaknya kesempatan untuk terjadi kriminal
karena kurang waspada dari jamaah kita.
Kendala paling besar yang dihadapi oleh TNI/POLRI
adalah alat komunikasi yaitu bahasa, kalaupun mereka
mengetahui terjadinya masalah di Arab Saudi mereka tidak
bisa mengambil sikap bahkan mereka tidak bisa berurusan
dengan polisi Saudi karena bahasa. Jadi petugas yang berasal
dari sipil atau non TNI/POLRI sama saja. Maka kalau alasan
keamanan tidaklah tepat, lebih tepat penambahan petugas
dari TNI/POLRI untuk peningkatan pelayanan kepada jamaah
seperti petugas petugas lainnya dari sipil.
Penambahan petugas ini lebih identik kerjasama antara
kementerian agama dengan TNI/POLRI. Penambahan ini
sebagai pembagian jatah porsi petugas untuk TNI/POLRI
bukan karena alasan keamanan. Mudah-mudahan dalam
penambahan ini tidak mengandung unsur politis, dengan
penambahan ini juga tidak mengurangi jatah kuota jamaah!
Kehadiran Petugas dari TNI/POLRI perlu, tapi tidak perlu
penambahan lagi, karena jumlah petugas dari TNI POLRI
sudah memadai. Adapun fungsi dari petugas dari TNI POLRI
untuk mencegah jama ah yang membuat keributan dengan
petugas-petugas lain, ataupun kalau ada pencurian sesama
jamaah di maktab, dan kasus seperti ini relatif kecil.
Jadi tugas mereka bukan menjaga keamanan kemana jama
ah pergi karena itu tidak mungkin. “Sebenarnya besar fungsi
TNI/POLRI dalam bertugas membantu jamaah di Saudi,
dengan jumlah yang ada sudah cukup memadai tidak perlu
penambahan lagi” begitu disampaikan oleh seorang mantan
Petugas haji 2012.
Semoga pelayanan jama ah haji tahun ini lebih baik,
dan apresiasi untuk Kemenag yang telah sukses membantu
jamaah haji pada tahun lalu. Dan, daripada memperbanyak
jumlah aparat militer (juga Polri), bagus angka JCH (Jamaah
Calon Haji) atau kita sebagai petugas yang diperbanyak,
bukan? []
Santunan
Oktober 2013
41
>>OPINI
Aplikasi pemahaman
Ahlussunnah Waljama’ah
dan Tantangan Modernitas
Pengertian
Kata “Ahlussunnah” terdiri dari dua suku kata yaitu ’ahlu’ yang
berarti keluarga, pemilik, pelaku atau seorang yang menguasai
suatu permasalahan, dan kata ’sunnah’. Namun bukanlah yang
dimaksud di sini sunnah dalam ilmu fiqih, yaitu perbuatan
yang mendapat pahala jika dilakukan, dan tidak berdosa jika
ditinggalkan. Akan tetapi sunnah adalah apa yang datang dari Nabi
baik berupa syariat, agama, petunjuk yang lahir maupun yang
bathin, kemudian dilakukan oleh sahabat, tabiin dan pengikutnya
sampai hari Kiamat. Dengan demikian definisi Ahlus Sunnah
adalah mereka yang mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam dan sunnah para shahabatnya. Sehingga Imam Ibnul
Jauzi berkata,” Tidak diragukan bahwa orang yang mengikuti
atsar (sunnah) Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para
sahabatnya adalah Ahlus Sunnah” (Lihat Talbisul Iblis hal. 16)
Sedangkan kata ”Al Jama’ah” artinya bersama atau berkumpul.
Dinamakan demikian karena mereka bersama dan berkumpul
dalam kebenaran, mengamalkannya dan mereka tidak mengambil
teladan kecuali dari para sahabat, tabiin dan ulama–ulama yang
mengamalkan sunnah sampai hari kiamat. Karena merekalah
orang-orang yang paling memahami agama yang dibawa oleh
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Namun yang perlu
digaris-bawahi di sini adalah bahwa Al Jama’ah adalah orangorang yang berada di atas kebenaran, bukan pada jumlahnya.
Jumlah yang banyak tidak menjadi patokan kebenaran, bahkan
Allah Ta’ala berfirman yang artinya: ”Dan jika kamu menuruti
kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka
akan menyesatkanmu dari jalan Allah” [Al An’am: 116]. Sehingga
benarlah apa yang dikatakan Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu:
“Al-Jama’ah adalah yang mengikuti kebenaran walaupun engkau
sendirian” (Syarah Usuhul I’tiqaad Al Laalika-i no. 160).
Ahlussunnah Waljama’ah adalah orang-orang yang mengikuti
sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya,
dan dalam memahami dan mengikuti sunnah Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam tersebut mereka meneladani praktek
dan pemahaman para sahabat, tabi’in dan orang yang mengikuti
mereka. Dan makna ini sesuai dengan apa yang disebutkan oleh
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tentang satu golongan yang
selamat pada hadits di atas: ”yaitu orang-orang yang berada pada
jalanku dan jalannya para sahabatku dihari ini”.
Aplikasi Pemahaman
Pemahaman Ahlussunnah Waljama’ah Mungkin setelah
dijelaskan makna Ahlussunnah Waljama’ah, sebagian orang masih
rancu tentang siapakah sebenarnya mereka itu. Karena semua
muslim, dari yang paling ’alim hingga yang paling awamnya,
dari yang benar hingga yang paling menyimpang akan mengaku
bahwa ia berjalan di atas jalannya Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam dan para sahabatnya. Maka dalam kitab Ushul Aqidah
Ahlis Sunnah, Syaikh Sholeh Al Fauzan hafizhahullah menjelaskan
bahwa Ahlussunnah Waljama’ah dapat dikenal dengan dua
42
Santunan
Oktober 2013
indikator umum: Ahlus Sunnah berpegang teguh terhadap sunnah
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, berbeda dengan golongan
lain yang beragama dengan berdasar pada akal, perasaan, hawa
nafsu, taqlid buta atau ikut-ikutan saja. Ahlus Sunnah mencintai
Al Jama’ah, yaitu persatuan ummat di atas kebenaran serta
membenci perpecahan dan semangat kekelompokan (hizbiyyah).
Berbeda dengan golongan lain yang gemar berkelompok-kelompok,
membawa bendera-bendera hizbiyyah dan bangga dengan labellabel kelompoknya.
Walaupun pada kenyataannya orang-orang yang berpemikiran
menyimpang tersebut, seperti Jahmiyah, Qodariyah, Syi’ah dan
Khawarij juga sebagian mengaku sebagai Ahlus Sunnah. Sehingga
hal ini memicu para Imam Ahlus Sunnah untuk menjelaskan
poin-poin pemahaman Ahlus Sunnah, agar umat dapat menyaring
pemahaman-pemahaman yang tidak sesuai dengan Al Qur’an dan
Sunnah. Salah satunya dari Imam Ahlus Sunnah yang merinci
poin-poin tersebut adalah Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah
dalam kitabnya Ushul As Sunnah. Secara ringkas, poin-poin yang
dijelaskan Imam Ahmad tentang pemahaman Ahlus Sunnah Wal
Jama’ah diantaranya adalah:
1. Beriman kepada takdir Allah
2. Beriman bahwa Al Qur’an adalah Kalamullah (perkataan Allah)
bukan makhluk dan bukan perkataan makhluk
3. Beriman tentang adanya mizan (timbangan) di hari Kiamat yang
akan menimbang amal manusia
4. Beriman bahwa Allah ‘Azza Wa Jalla akan berbicara dengan
hamba-Nya di hari Kiamat
5. Beriman tentang adanya adzab kubur dan adanya pertanyaan
malaikat di dalam kubur
6. Beriman tentang adanya syafa’at Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bagi ummat beliau
7. Beriman bahwa Dajjal akan muncul
8. Beriman bahwa iman seseorang itu tidak hanya keyakinan
namun juga mencakup perkataan dan perbuatan dan iman bisa
naik dan turun.
9. Beriman bahwa orang yang meninggalkan shalat dapat
terjerumus dalam kekufuran
10.Patuh dan taat pada penguasa yang muslim, baik shalih mau
fajir (banyak bermaksiat). Selama ia masih menjalankan shalat
dan kepatuhan hanya pada hal yang tidak melanggar syariat
saja, Tidak memberontak kepada penguasa muslim
11.Beriman bahwa tidak boleh menetapkan seorang muslim pasti
masuk surga atau pasti masuk neraka
12.Beriman bahwa seorang muslim yang mati dalam keadaan
melakukan dosa tetap disholatkan, baik dosanya kecil atau
besar.
Telah keliru orang yang membatasi Ahlus Sunnah dengan
suatu kelompok atau organisasi tertentu, seperti perkataan: ’Ahlus
Sunnah adalah NU’ atau ’Ahlus Sunnah adalah Muhammadiyah’.
Telah salah orang yang membatasi Ahlus Sunnah dengan majlis
OPINI>>
Drs. H. Amrun Saleh, MA
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bener Meriah
ta’lim atau ustadz tertentu dengan berkata: ’Ahlus Sunnah adalah
yang mengaji di masjid A’ atau ’Ahlus Sunnah adalah yang mengaji dengan ustadz B’. Keliru pula orang yang membatasi dengan
penampilan tertentu, misalnya dengan berkata ’Ahlus Sunnah
adalah yang memakai gamis, celana ngatung dan berjenggot lebat.
Yang tidak demikian bukan Ahlus Sunnah’. Tidak benar pula membatasi Ahlus Sunnah dengan fiqih misalnya dengan berkata ’Yang
shalat shubuh pakai Qunut bukan Ahlus Sunnah’ atau ’Orang yang
shalatnya memakai sutrah (pembatas) dia Ahlus Sunnah, yang tidak pakai bukan Ahlus Sunnah’. Dan banyak lagi kesalah-pahaman
tentang Ahlus Sunnah di tengah masyarakat sehingga istilah Ahlus
Sunnah mereka tempelkan pada kelompok-kelompok mereka untuk mengunggulkan kelompoknya dan berfanatik buta terhadap
kelompoknya.
Tantangan
Dalam sejarahnya, kemunculan kelompok-kelompok ini dipicu
oleh masalah politik tentang siapakah yang berhak menjadi
pemimpin umat Islam (khalifah) setelah wafatnya Rasulullah,
SAW. Setelah perdebatan antara kelompok sahabat Muhajirin
dan Anshor dituntaskan dengan kesepakatan memilih Abu Bakar
sebagai khalifah pertama, kesatuan pemahaman keagamaan
umat Islam bisa dijaga. Namun menyusul huru-hara politik yang
mengakibatkan wafatnya khalifah ketiga, Utsman Bin Affan, yang
disusul dengan perang antara pengikut Ali dan Muawiyah, umat
Islam terpecah menjadi kelompok-kelompok Syiah, Khawarij,
Ahlussunnah dan disusul belakangan, terutama ketika perdebatan
menjadi semakin teologis oleh-Mu’tazilah dan lain-lain.
Aswaja melihat bahwa pemimpin tertinggi umat Islam ditentukan secara musyawarah, bukan turun-temurun pada keturuan Rasulullah SAW sebagaimana pandangan Syiah. Aswaja memandang
keseimbangan fungsi nalar dan wahyu, tidak memposisikan wahyu
di atas nalar sebagaimana pandangan Mu’tazilah. Aswaja melihat
manusia memiliki kekuasaan terbatas (kasb) dalam menentukan
perbuatan-perbuatannya, bukan semata disetir oleh kekuatan
absolut di luar dirinya (sebagaimana pandangan Jabariyah) atau
bebas absolut menentukan perbuatannya (sebagaimana pandangan
Qadariyah dan Mu’tazilah). Pada wilayah penggalian hukum fiqh,
Aswaja (sebagaimana diwakili oleh Imam yang empat: Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) bersepakat menggunakan empat sumber
hukum: Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, Qiyas; dan tidak bersepakatan
dalam menggunakan sumber-sumber yang lain semisal: istihsan,
maslahah mursalah, amal ahl al madinah dan lain-lain.
Setelah melalui evolusi sejarah panjang, Aswaja sekarang ini
menjadi mayoritas umat Islam yang tersebar mulai dari Jakarta
(Indonesia) hingga Casablanca (Maroko), disusul oleh Syi’ah di
Iran, Bahrain, Lebanon Selatan; dan sedikit Zaidiyah (pecahan
Mu’tazilah) di sejumlah tempat di Yaman. Dengan mengacu
pada ajaran Muhammad Bin Abdulwahhab, rezim Saudi Arabia
berafiliasi kepada apa yang disebut Wahabi. Sementara di
Asia Selatan (Afganistan dan sekitarnya) reinkarnasi Khawarij
menemukan tanah pijaknya dengan sikap-sikap keras dalam
mempertahankan dan menyebarkan keyakinan.
Di Indonesia, Aswaja kurang lebih sama dengan nahdliyin
(sebutan untuk jamaah Nahdlatul Ulama), meskipun jamaah
Muhammadiyah adalah juga Aswaja dengan sedikit perbedaan
pada praktik hukum-hukum fiqh. Artinya, arus besar umat Islam
di Indonesia adalah Aswaja. Yang paling penting ditekankan dalam
internalisasi ajaran Aswaja di Indonesia adalah sikap keberagamaan
yang toleran (tasamuh), seimbang (tawazun), moderat (tawassuth)
dan konsisten pada sikap adil (i’tidal). Ciri khas sikap beragama
macam inilah yang menjadi kekayaan arus besar umat Islam
Indonesia yang menjamin kesinambungan hidup Indonesia sebagai
bangsa yang plural dengan agama, suku dan kebudayaan yang
berbeda-beda.
Ada dua kekuatan besar yang menjadi tantangan Aswaja di
Indonesia sekarang ini dan di masa depan:
1. kekuatan liberal
2. kekuatan Islam politik garis keras
Kekuatan liberal lahir dari sejarah panjang pemberontakan masyarakat Eropa (dan kemudian pindah Amerika) terhadap lembagalembaga agama sejak masa pencerahan (renaissance) yang dimulai
pada abad ke-16 masehi; satu pemberontakan yang melahirkan
bangunan filsafat pemikiran yang bermusuhan dengan ajaran (dan
terutama lembaga) agama; satu bangunan pemikiran yang melahirkan modernitas; satu struktur masyarakat kapital yang dengan
globalisasi menjadi seolah banjir bandang yang siap menyapu masyarakat di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Sebagai reaksinya, sejak era perang dingin berakhir dengan
Gempuran kekuatan liberal menghantam sendi-sendi pertahanan
nilai yang ditanamkan Aswaja selama berabad-abad dari aspeknya
yang sapu bersih dan meniscayakan nilai-nilai kebebasan dalam
hal apapun dengan manusia (perangkat nalarnya) sebagai pusat,
dengan tanpa perlu bimbingan wahyu.
Santunan
Oktober 2013
43
>>OPINI
keruntuhan Uni Soviet, Islam diposisikan sebagai “musuh”
terutama oleh kekuatan superpower: Amerika Serikat dan
sekutunya. Tentu saja bukan umat Islam secara umum, namun
sekelompok kecil umat Islam yang menganut garis keras
dan secara membabi-buta memusuhi non muslim. Peristiwa
penyerangan gedung kembar pusat perdagangan di New York,
Amerika, 11 September 2001, menjadikan dua kekuatan ini
behadap-hadapan secara keras. Akibatnya, apa yang disebut
‘perang terhadap terorisme’ dilancarkan Amerika dan sekutunya
dimana-mana di muka bumi ini. Yang patut digaris bawahi: dua
kekuatan ini, yang liberal dan yang Islam politik garis keras,
bersifat transnasional, lintas negara. Kedua-duanya menjadi
ancaman serius bagi kesinambungan praktik keagamaan Aswaja di
Indonesia yang moderat, toleran, seimbang dan adil itu.
Gempuran kekuatan liberal menghantam sendi-sendi
pertahanan nilai yang ditanamkan Aswaja selama berabad-abad dari
aspeknya yang sapu bersih dan meniscayakan nilai-nilai kebebasan
dalam hal apapun dengan manusia (perangkat nalarnya) sebagai
pusat, dengan tanpa perlu bimbingan wahyu. Gempuran Islam
politik garis keras menghilangkan watak dasar Islam (Aswaja lebih
khusus lagi) yang ramah dan menyebar rahmat bagi seluruh alam
semesta.
Dua ancaman riil inilah yang mengharuskan Aswaja di
Indonesia untuk mengkonsolidasi diri, merapatkan barisan,
memvitalkan kembali modal nilai-nilai luhur yang diturunkan dari
ajarannya dan pengalaman sejarahnya. Karena sifat dua tantangan
ini yang mondial, maka reaksinya pun harus mondial.
Sejauh ini, ikhtiar itu ada. Nahdlatul Ulama melalui forum
ICIS (International Conference of Islamic Scholars) sudah tiga
kali menggelar pertemuan para ulama-intelektual dunia Islam
di Jakarta untuk tujuan dimaksud: tujuan luhur mengembalikan
Islam sebagai rahmat bagi semua.
Ke dalam, penggairahan masjid sebagai pusat peradaban
dan institusi perawatan nilai-nilai juga disadari semakin penting
dilakukan. Manakala masjid berfungsi merawat Aswaja, maka
serbuan dua ancaman tadi bisa dilawan pengaruhnya.
Tentu saja, penyikapan yang komprehensif harus diupayakan
secara menerus. Nilai dilawan nilai. Instrumen dilawan instrumen.
Sudah saatnya, pada tingkat instrumen, organisasi penyangga
Aswaja di Indonesia memiliki misalnya, stasiun televisi, production
house untuk membuat film berbasis nilai-nilai Aswaja, perusahaan
penjaga kemandirian ekonomi umat dan segala institusi baru
lainnya agar penyikapan komprehensif dan efektif bisa dilakukan
secara maksimal.
Penutup
Dari kajian diatas sebagai penutup marilah kita mengambil
hikmah pemahaman berharga, Semoga hikmah-hikmah tersebut
lurus, sesuai dengan tuntunan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah
SAW, Hikmah-hikmah pemahaman itu, antara lain sebagai berikut:
1. Membangun kehidupan beragama secara ilmiah, yaitu
mengikut panduan Al Qur’an dan Sunnah yang shahih. Setiap
amalan yang dikerjakan, berlandaskan tuntunan ilmu (wahyu
Allah). Dalam Al Qur’an, “Janganlah engkau mengikuti apa-apa
yang dirimu tidak memiliki ilmu tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan, dan hati, kesemua itu nanti akan
dimintai pertanggung-jawabannya.” (Al Israa’: 36).
2. Beribadah kepada Allah dengan memurnikan tauhid kepadaNya, dan menghindari segala bentuk kemusyrikan. Dalam
Al Qur’an, “Dia berseru: Wahai kaumku, sembahlah Allah!
Tidak ada bagi kalian sesembahan yang lain, selain hanya Dia!”
(Huud: 50, 61, 84).
3. Mencintai Sunnah Nabi, menghidupkannya dalam kehidupan
sehari-hari, dan membelanya dari upaya-upaya penodaan.
44
Santunan
Oktober 2013
Dalam Al Qur’an disebutkan, “Maka siapa yang beriman
kepadanya (Nabi Muhammad shallallah ‘alaihi wa sallam),
memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang
diturunkan bersamanya (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang
yang mendapat kemenangan.” (Al A’raaf: 157).
4. Meyakini ajaran Islam sebagai panduan hidup yang sesuai
dengan fithrah manusia, realistik untuk dilaksanakan, dan telah
terbukti dalam sejarah selama ribuan tahun. Dalam Al Qur’an,
“Dan siapa yang mencari selain Islam sebagai agamanya, maka
tidak akan pernah diterima amal-amalnya, dan dia kelak di
Akhirat akan masuk golongan orang-orang yang merugi.” (Ali
Imran: 85).
5. Mendukung terbinanya Al Ukhuwwah Al Islamiyyah,
mendekatkan hati-hati kaum Muslimin, serta menghindari
perpecahan. Dalam Al Qur’an, “Dia (Allah) telah mensyariatkan
bagimu agama ini, sebagaimana yang telah Dia wasiatkan
kepada Nuh, dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu,
dan yang telah Kami wasiatkan dengannya kepada Ibrahim,
Musa, dan Isa, (yaitu agar) kalian menegakkan agama ini dan
tidak berpecah-belah di dalamnya.” (Asy Syu’ra: 13).
6. Menunaikan dakwah Islam secara hikmah, melalui pelajaran
yang baik, dan berdialog secara ihsan. Dalam Al Qur’an, “Maka
disebabkan rahmat dari Allah, engkau bersikap lembut kepada
mereka. Jika engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah
mereka akan menjauh darimu. Maka maafkanlah mereka,
mohonkan ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah
dalam urusan itu.” (Ali Imran: 159).
7. Mendukung penegakan Syariat Islam sebagai upaya
perlindungan terhadap kehidupan kaum Muslimin. Dalam
Al Qur’an, “Katakanlah: Taatlah kalian kepada Allah dan
Rasul-Nya, dan jika kalian berpaling (dari ketaatan itu), maka
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (Ali
Imran: 32).
8. Mendukung usaha-usaha pemberdayaan kualitas hidup Ummat
Islam. Dalam Al Qur’an, “Siapa yang beramal shalih, baik lakilaki maupun wanita, sedangkan dirinya beriman, maka benarbenar Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan
benar-benar Kami akan memberikan balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari amal yang mereka perbuat.”
(An Nahl: 97).
9. Mendukung partisipasi politik Islami dalam rangka
menunaikan amanah amar makruf nahi munkar. Dalam Al
Qur’an, “Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan orang
yang menyeru ke arah kebaikan, mengajak kepada amal baik,
dan mencegah kemungkaran. Maka itulah orang-orang yang
mendapat kemenangan.” (Ali Imran: 104).
10.Berjihad fi Sabilillah dengan cara melakukan pelayanan Islam
di berbagai bidang-bidang kebajikan. Dalam Al Qur’an, “Dan
benar-benar Allah akan menolong siapa yang menolong
(agama)-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha
Perkasa.” (Al Hajj: 40).
Butir-butir pemahaman seperti di atas, tidak harus dipahami
sebagai manhaj pemikiran sebuah kelompok pergerakan tertentu.
Bisa saja ia bersifat individu atau spesifik bagi seseorang. Tetapi
perlu diingat, butir-butir pemahaman seperti itu juga bukan
perkara baru lagi. Ia sudah berulang kali disampaikan di berbagai
kesempatan, oleh berbagai kalangan. Posisi saya seolah hanya
mengamati berbagai corak pemikiran keislaman yang berkembang,
lalu memilih sebagian butir-butir yang dianggap paling berkilau.
Singkat kata, semua ini bukan “penemuan baru”, hanya
mengumpulkan yang sudah ada. Akhirnya, hanya kepada Allah Ar
Rahman kita memohon hidayah, taufik, dan istiqamah. Amin.
Wallahu a’lam bisshawaab. []
OPINI>>
Indahnya Bercinta
dan Bersaudara
Karena Allah
Safrida.M.Daud S.Pd.I, Guru MTsN Lhoksukon Aceh Utara
Mencintai seseorang karena fisik dan membeda-bedakan
sesama dengan kategori cantik dan jelek adalah perbuatan
yang tak islami. Bahkan, sejak dalam fikiran sikap itu harus
dibuang jauh-jauh.karena cinta bukanlah fisik saja dan Islam
menentang diskriminasi.
Saat ini kita sering mendengarkan kata cinta, terutama
bagi kalangan ABG. Banyak judul film, sinetron, atau lagu
yang mengangkat tentang cinta. Sementara itu, ketika
mereka ditanya tentang apa arti cinta itu sendiri. Tidak
sedikit yang menjawab bahwa, cinta yaitu menyenangi dan
menyayangi kekasihya. Karena cinta, tidak jarang mereka
akan mengorbankan apa saja hanya untuk membuat hati
sang kekasihnya bahagia. Perasaan rela berkorban demi
kebahagiaan sang kekasih tidak bisa dibayar dengan materi.
Sungguh, betapa indahnya orang yang sedang dimabuk cinta.
Namun, apakah ada ‘cinta’ dalam Islam itu? Dan adakah cinta
tanpa dosa?
Sebelum menjawabnya, mari kita lihat sebuah hadits
yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang berbunyi,
“Ada tiga hal yang apabila ada pada seseorang, niscaya dia
akan merasakan manisnya iman; Menjadikan Allah dan
Rasul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya. Mencintai
dan tidak mencintai seseorang melainkan karena Allah.
Dan dia enggan untuk kembali kepada kekufuran setelah
Allah menyelamatkannya, sebagaimana dia enggan untuk
dilemparkan ke dalam neraka.”
Hadits di atas dengan jelas menyatakan bahwa bercinta
harus karena Allah. Bukan karena harta, kecantikan,
ketampanan, atau jabatan. Lalu, bukankah mempunyai
seorang kekasih yang cantik atau tampan, dapat
menghilangkan rasa minder ketika kita berduaan di tempattempat umum?
Nah, di sinilah kita terjebak pada sesuatu yang bernuansa
materi. Kecantikan atau ketampanan bisa mengalami
perubahan karena faktor-faktor luar seperti, kosmetika dan
usia. Seorang perempuan yang kurang cantik akan menutupi
wajahnya dengan make-up yang membuatnya terlihat
anggun, sehingga bisa menarik simpati laki-laki. Tapi berapa
lamakah make-up itu menutupi wajahnya? Lagi pula dengan
bertambahnya usia, kerutan di wajah akan mengendur
termakan waktu dan usia. Dengan begitu, rasa cintanya
akan berkurang seiring memudarnya pesona kecantikan atau
ketampanan seseorang.
Begitu pula dengan cinta yang berdasarkan atas jabatan atau
harta. Semakin berkurangnya harta, semakin memudarnya rasa
cinta itu. Maka, tidaklah mengherankan jika mendengarkan
berita sepasang suami istri yang bercerai karena hidupnya
menjadi miskin, atau karena dipecat dari jabatannya.
Melihat kejadian di atas, jelaslah bahwa cinta dan
persaudaraan yang berdasarkan materi tidak akan bertahan
lama, Apalagi bila cinta hanya berlandaskan nafsu belaka.
Jalinan ikatan dan hubungan seorang Muslim yang
tulus dengan saudara-saudara dan teman-temannya berbeda
dengan hubungan kekeluargaan dan ikatan sosial umat
lainnya. Hal itu karena, ikatan dan hubungan yang dia bina
adalah atas dasar persaudaraan karena Allah. Itulah ikatan
yang terkuat antara yang satu dengan yang lainnya, baik lakilaki maupun perempuan. Itulah ikatan iman kepada Allah
yang disambungkan-Nya kepada kaum muslim seluruhnya.
Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah
bersaudara.” (QS. Al-Hujurât [49]: 10).
Persaudaraan karena iman merupakan ikatan hati yang
paling kuat, jalinan jiwa yang paling kokoh serta hubungan
akal dan rohani yang paling tinggi. Karena itu, seorang
mukmin yang bersaudara karena Allah, memiliki ikatan
hati yang sangat kuat, abadi selamanya. Rasa persaudaraan
tersebut dibangun atas dasar cinta kepada Allah. Itulah
cinta yang paling tinggi, suci, dan bersih dalam kehidupan
manusia. Itulah cinta yang terlepas dari segala asas manfaat
dan materi. Suci dari segala noda. Karena ikatan cinta yang
suci dan jernih itu disinari oleh cahaya wahyu dan petunjuk
nabawi.Itulah cinta suci yang menyebabkan kaum muslimin
dan muslimat dapat merasakan manisnya iman dan indahnya
persaudaraan
Dalam kehidupan Rasulullah, istri-istri beliau semuanya
berstatus janda sebelum menjadi istrinya, hanya Siti Aisyah
yang masih gadis. Ini merupakan bentuk penolakan atas
kelompok orientalis yang mengatakan bahwa Rasulullah
menikah dengan banyak istri karena materi dan kepuasan
duniawi belaka. Namun sampai saat ini, dugaan ‘keji’
tersebut tidak terbukti kebenarannya. Justru sebaliknya,
Rasulullah menikahi mereka karena petunjuk Allah dan
untuk kemajuan dunia Islam, seperti Siti Khadijah, yang
rela mengorbankan harta dan jiwanya demi tegaknya Islam.
Ia berjuang mempertahankan keyakinan yang dianut oleh
suaminya mulai dari pertama kali Nabi diberi wahyu, hingga
menjelang hijrah ke Madinah.
Sebagai umat Nabi, kita bisa mencontoh keteladanan
keluarga dan sahabat Nabi sebagai pedoman hidup. Merekalah
yang dengan kecintaannya yang tulus memperjuangkan
Islam dengan ikhlas dan istiqamah. Bisakah kita meneladani
kehidupan mereka, atau orang-orang alim sebelum kita?[]
Santunan
Oktober 2013
45
>>OPINI
Pendidikan Islam
dan Inovasi Baru
Dra. Samsuni AH, Kepala MAN Jeuram Nagan Raya
Jika kita berbicara tentang pendidikan Islam akan memunculkan
gambaran yang sangat msnyedihkan tentang ketertinggalan,
kemunduran, dan arah tujuan yang tidak jelas. Hal ini muncul
manakala pendidikan Islam dihadapkan dengan modernisasi
dan globalisasi yang ditandai dengan kemajuan tehnologi barat
yang semakin merajai dikalangan umat islam.jika kita juga mau
mengenang sejarah masa lalu sebuah kenangan masa kejayaan
Islam.
Sejarah mencatat bahwa peradaban Islam pernah menjadi
pusat ilmu pengetahuan dunia sekitar abad ke-7 sampai abad ke15. Setelah itu, masa keemasan itu mulai melayu, statis, bahkan
mundur hingga abad ke-21 ini.
Tulisan ini sekilas akan mencoba memperbaharui pendidikan
islam untuk masa yang akan datang diharapkan mampu
memberikan kontribusi dan perubahan positif yang berarti
bagi perbaikan dan kemajuan peradaban umat islam, baik
pada kondisi intelektual teoritis maupun praktis. Pendidikan
Islam bukan hanya sekedar proses penerapan nilai-nilai moral
untuk membentengi diri dari akses negatif globalisasi dan
modernisasi. Tetapi yang paling urgen adalah bagaimana nilai-nilai
moral yang telah ditanamkan lewat pendidikan Islam tersebut
berperan aktif sebagai penggerak yang mampu memberantas
dari keterbelakangan sosial budaya, kebodohan, ekonomi dan
kemiskinan di tengah mobilitas sosial yang begitu cepat.
Dari berbagai problematika yang terjadi dalam pendidikan
Islam, menyebabkan pendidikan Islam selalu berada dalam
ketertinggalan dan secara teoritis tidak akan mampu memberikan
jawaban terhadap tuntutan yang melanda di masyarakat sekarang
ini. Oleh karena itu penulis mengajak kita semua pemerhati
pendidikan islam baik di madrasah-madrasah atau sekolah-sekolah
untuk mengkaji gejala-gejala paradigma lama untuk menjadikan
sebagai langkah perubahan dan perbaikan agar sesuai dengan
tuntutan kekinian.
Mengapa pendidikan Islam sampai saat ini masih jauh
tertinggal dengan Barat dan berada dalam keterpurukan, dan
mengapa pola pendidikan Islam yang digunakan selama ini
terkesan lambat untuk membentuk manusia cerdas, kritis, kreatif,
dan bermoral?
Pendidikan Islam merupakan bimbingan jasmani-rahani
menurut hukum Islam menuju terbentuknya kepribadian yang
utama menurut Islam, yang berarti menitikberatkan kepada
bimbingan jasmani-rohani berdasarkan ajaran Islam dalam
membentuk akhlak mulia. (Mohd.Sofan,2004)
Dan menurut pendapat lain tentang Pendidikan Islam ialah
upaya membimbing,mengarahkan,dan membina peserta didik
yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu
kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam.
(Abuddin Nata,2010)
Dari beberapa definisi tersebut, tampak sekali penekanan
pendidikan Islam kepada pembentukan kepribadian, akhlak,
mengembangkan fitrah dan semua potensi manusia secara
maksimal sesuai dengan ajaran Islam, sehingga diharapkan
menjadi muslim yang baik, memiliki pola pikir logis-kritis,
beriman, bertaqwa, berguna bagi diri dan lingkungannya, dan
dapat mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat sesuai dengan
ajaran Islam.
Inovasi-inovasi Baru
Melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat, Maka pendidikan Islam dituntut untuk bergerak
dan mengadakan inovasi-inovasi dalam pendidikan. Mulai dari
paradigma, sistem pendidikan dan metode yang digunakan.
Ini dimaksudkan agar perkembangan pendidikan Islam tidak
tersendat-sendat. Sebab kalau pendidikan Islam masih berpegang
kepada tradisi lama yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan IPTEK, maka pendidikan Islam akan buntu.
Menurut Azyumardi Azra; bahwa ada beberapa hal yang perlu
dibangun dan diperbaiki kembali dalam pendidikan Islam supaya
dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, yaitu:
1. Rekontruksi Paradigma
Dengan mengganti paradigma yang lama dengan paradigma
baru, bahwa konsep pendidikan yang benar harus selalu sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman.
Rekontruksi ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah-masalah
yang sedang dihadapi pendidikan Islam.
2. Memperkuat Landasan Moral.
Kita merasakan sekarang ini berapa besar pengaruh globalisasi
yang terjadi khususnya dikalangan siswa-siswi kita di madrasah
atau sekolah baik yang berada diperkotaan atau di desa-desa,
sehingga akan berpengaruh pada pola pikir bagi generasi kita
sekarang ini. Maka sangat penting jika moral para praktisi atau
tenaga pendidikan Islam dibangun dan dibentuk dengan kokoh,
agar bisa menjadi filter alat bimbingan kepada anak didiknya di
madrasah atau di sekolah.
Moral yang baik seorang pendidik yang dijadikan teladan
bagi anak didiknya akan sangat mempengaruhi terbentuknya
kepribadian anak didik itu sendiri (Muhammad Kosim,dalam
Pemikiran Pendidikan Islam Ibn Khaldum;2012).Sehingga perlu
Akibat dari perbaikan metode dalam proses belajar mengajar Pendidikan Islam
ke depan akan lebih memprioritaskan kepada ilmu terapan yang sifatnya
aplikatif, bukan saja ilmu-ilmu agama akan tetapi juga dalam bidang teknologi.
46
Santunan
Oktober 2013
Mutu dan
Manajemen
Madrasah
OPINI>>
penekanan serius kepada moral pendidik yang sangat urgen
untuk memperbaiki dan menyikapi tantangan yang sedang
melanda peserta didik sekarang ini.
3. Menguasai Lebih dari dua Bahasa.
Penguasaan Bahasa dunia disini seperti Bahasa Inggris dan
bahasa Arab atau Jerman atau juga bahasa Jepang,Mandarin
karena untuk menguasai sesuatu Ilmu harus mengetahui dulu
kaidah bahasa yang digunakan dalam Ilmu tersebut.
4. Menguasai komputer.
Di era globalisasi sekarang ini yang menggunakan tehnologi
komunikasi yang semakin modern maka kita pelaku pendidikan
islam harus menguasai ilmu tehnologi tersebut, agar mudah
dalam mereformasi berbagai perkembangan di dalam pendidikan
islam,jika tidak kita akan terus tertinggal dari perkembangan
kekinian.
5. Pengembangan kompetensi kepemimpinan.
Pelaku pendidikan dalam hal ini tenaga Pendidik memiliki
kompetensi kepemimpinan agar dapat terwujudnya suatu
tujuan yang di harapkan dalam pendidikan islam,untuk itu
pendidik juga harus menjadikan dirinya sebagai pemimpin dalam
penerapan Ilmu pengetahuan dalam proses tranferasi di dalam
proses kegiatan PBM
Selain itu juga perlu adanya rekontruksi metode atau model
pembelajaran yang digunakan di dalam pendidikan Islam.
Dalam hal ini pendidikan Islam dapat menggunakan metode
pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning). Ini
diharapkan dapat mengikuti tuntutan anak modern yang selalu
kritis dan lebih berpikiran maju dari anak zaman dahulu yang
cenderung tunduk dan patuh terhadap apa yang disampaikan
guru.(Kamaruzzaman,2012)
Akibat dari perbaikan metode dalam proses belajar mengajar
Pendidikan Islam ke depan akan lebih memprioritaskan kepada
ilmu terapan yang sifatnya aplikatif, bukan saja ilmu-ilmu
agama akan tetapi juga dalam bidang teknologi. Sebab selama
ini Pendidikan Islam terlalu terkonsentrasikan pada pendalaman
dikotomi halal haram dan sah batal, namun terlalu mengabaikan
kemajuan IPTEK yang menjadi sarana untuk mencapai kemajuan
di era modern sekarang ini.
Melakukan suatu pembaharuan dalam pendidikan islam
sangat penting demi menghasilkan pendidikan bermutu
yang mencerdaskan, terlebih krisis yang terjadi dalam dunia
pengetahuan dan pendidikan umat saat ini didasari rendahnya
motivasi belajar.
Dengan perubahan paradigma dalam pendidikan Islam ini
diharapkan kualitas belajar dan penelitian akan tercapai sehingga
dapat mendorong peserta didik dan pengajar untuk melakukan
proses KBM dalam bingkai tauhid serta mewujudkan model
pendidikan Islam yang mencerdaskan. Semoga tulisan kecil ini,
dapat ikut andil dalam membenahi sistem pendidikan Islam saat
ini untuk membangun peradaban Islam yang lebih baik.[]
Samsul Rizal, S.Pd.I,
Guru MTsN Jeuram Nagan Raya
Pendahuluan
Kepala Madrasah adalah seorang perancang untuk
menentukan suatu tujuan sehingga permasalahan yang sering
didapatkan pada lembaga pendidikan di Indonesia adalah faktor
lemahnya manajemen kepemimpinan lembaga pendidikan itu
sendiri, dalam hal ini seperti yang diungkapkan oleh salah seorang
tokoh Mutu Joseph Juran bahwa 85 persen masalah-masalah mutu
atau lemahnya mutu dalam sebuah organisasi adalah hasil dari
desain proses yang kurang baik, sehingga penerapan sistem yang
kurang sesuai,dengan demikian 85 persen masalah merupakan
tanggung jawab manajemen.(Edward Sallis;2011).
Kelemahan menejemen kepemimpinan ini terjadi karena
banyak faktor, keterampilan yang kurang memadai sehingga
wawasan kepemimpinan pendidikan yang masih kurang. Padahal,
tantangan lembaga pendidikan sekarang ini semakin besar,
dilihat dari berbagai situasi dan kondisi yang menghadang.
Sebut saja faktor globalisasi yang sekarang ini merambah dunia
pendidikan,betapa banyak sekarang ini sangat mudah dijumpai
berbagai sekolah yang menawarkan program-program dengan
kurikulum unggul untuk itu kepala sekolah juga harus mampu
memenuhi permintaan dan harapan konsumen atau pasar, dalam
hal ini adalah masyarakat sebagai wali murid,dengan makin
banyaknya informasi yang ada di masyarakat, dan keadaan mereka
yang makin pintar, maka tuntutan terhadap lembaga pendidikan
juga makin tinggi,dengan mudah mereka membandingkan
fasilitas atau sistem belajar mengajar dari satu tempat ke tempat
lain sehingga mereka juga menginginkan anaknya mendapatkan
perlakuan pendidikan yang lebih baik.
Manajemen adalah proses merencanakan,mengorganisasikan,
memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi
serta pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan(Wahjosumidjo:2007).
Secara umum manajemen merupakan suatu proses merencana
kan,mengorganisasi,melaksanakan,dan mengevaluasi usaha para
anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumberdaya
organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
(Wahyudi:2009)
Dari kedua pendapat diatas tentang Manajemen kepala
Madrasah bahwa usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam
suatu lembaga pendidikan atau organisasi untuk pencapaian
Santunan
Oktober 2013
47
>>OPINI
sekarang ini sangat dituntut lembaga madrasah untuk membangun keunggulan-keunggulan baik
dalam bidang akademik,ekstrakurikuler,tenaga pengajar,disiplin dan lain-lain sebagainya.sehingga
pihak madrasah harus berani dan memiliki kapasitas untuk berubah
tujuan dari lembaga Pendidikan,sehingga lembaga pendidikan
tersebut menghasilkan output yang laku didalam masyarakat.
Dalam pembahasan tulisan ini memuat beberapa
permasalahan,yaitu;
Menyangkut dengan mutu dalam sebuah lembaga pendidikan
serta pelaku manajemen dalam menggerakkan sumberdaya
organisasi yang ada.
Kapasitas mutu madrasah
Jika kita berbicara mutu Prof.Dr.H.Sudarwan Danin(2010)
,bahwa ketika sekolah-sekolah membuka tawaran dan
mampu menggaransi mutu, apakah sekolah pemerintah atau
swasta,pilihan-pilihan masyarakat akan makin banyak.Kesadaran
mereka membayar biaya pendidikan tidak lagi ditentukan oleh
berapa besar yang harus disetor ke kas sekolah,melainkan berapa
baik mutu produk dan jasa yang dibeli itu untuk dibandingkan
dengan sekolah yang lain,sehingga sekolah-sekolah harus tampil
secara diferensiatif,dalam makna mampu berbeda secara unggul
dibandingkan dengan sekolah lain.
Saat sekarang ini sangat dituntut lembaga madrasah
untuk membangun keunggulan-keunggulan baik dalam bidang
akademik,ekstrakurikuler,tenaga pengajar,disiplin dan lain-lain
sebagainya.sehingga pihak madrasah harus berani dan memiliki
kapasitas untuk berubah.Kapasitas yang padu antara individu atau
SDM yang ada dengan aspek kelembagaan untuk menghasilkan
visi yang berkualitas dengan ouputnya laku dipasaran.
Menurut Diane Massell(1998) ada tujuh elemen kapasitas
untuk meningkatkan mutu pendidikan di sebuah lembaga
pendidikan,yaitu:(1) pengetahuan dan ketrampilan guru, (2)
motivasi siswa, (3) materi kurikulum, (4) kualitas dan tipe orangorang yang mendukung proses pembelajaran dikelas, (5) kuantitas
dan kualitas inteteraksi para pihak pada tingkat organisasi sekolah,
(6) sumber-sumber material,dan (7) organisasi dan alokasi sumbersumber sekolah di tingkat lembaga.Nah jika kita berambisi dengan
usaha meningkatkan kualitas mutu dengan kapasitas tersebut
diatas pasti banyak rintangan atau kendala yang akan dihadapi
oleh pihak lembaga madrasah seperti : (1) kemampuan keuangan
yang tidak memadai,(2) kepemimpinan kepala madrasah yang
tidak kompeten,(3) komitmen guru yang rendah, (4) persepsi
negatif dari masyarakat,(5) penataan staf, (7) komflik politik, (8)
keterbatasan fasilitas, dan (9) komunikasi yang tidak kondusif.
(Eugene;1997).
Kompetensi kepala sekolah
Kompetensi kepala sekolah merupakan
pengetahuan,ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan kepala sekolah dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak secara konsisten yang memungkinkan menjadi
kompetensi atau kemampuan dalam mengambil keputusan
tentang penyediaan,pemamfaatan dan peningkatan potensi
sumberdaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.
(Wahyudi:2009)
Dengan demikian kompetensi kepala sekolah adalah suatu
kemampuan seseorang dalam memenej sumberdaya yang ada
dalam sebuah lembaga pendidikan dengan berbagai strategi yang
dilakukan untuk mengimplimentasikan visi untuk komitmen dalam
pencapaian tujuan.
Beberapa kompetensi yang harus dimilki oleh seorang kepala
48
Santunan
Oktober 2013
sekolah antara lain:
Kompetensi Kepribadian, yang meliputi: Memiliki integritas
kepribadian yang kuat sebagai pemimpin,Memiliki keinginan yang
kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala Madrasah,bersikap
terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi,mampu
mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan
sebagai kepala Madrasah,memiiki bakat dan minat jabatan sebagai
pemimpin pendidikan..
Kompetensi Manajerial, meliputi: Mampu menyusun
perencanaan Madrasah untuk berbagai tingkatan
perencanaan,mampu mengembangkan organisasi Madrasah
sesuai dengan kebutuhan,mampu memimpin dan mengelola
guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia
secara optimal untuk pencapaian visi dan misi madrasah,mampu
mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal,mampu mengelola hubungan
sekolah – masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide,
sumber belajar, dan pembiayaan sekolah,mampu mengelola
kesiswaan, terutama dalam rangka penerimaan siswa baru,
penempatan siswa, dan pengembangan kapasitas siswa,mengelola
pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional,mampu
mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan
yang akuntabel, transparan, dan efisien,mampu mengelola
ketatausahaan sekolah dalam mendukung kegiatan-kegiatan
sekolah,mengelola unit layanan khusus sekolah dalam
mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan kesiswaan di
sekolah, kepentingan pembelajaran keterampilan siswa,mampu
menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam menciptakan
inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah,mampu
menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif bagi
pembelajaran siswa,mampu mengelola sistem informasi sekolah
dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan
keputusan,terampil dalam memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen
sekolah,terampil mengelola kegiatan produksi/jasa dalam
mendukung sumber pembiayaan sekolah dan sebagai sumber
belajar sisiwa,serta mampu melaksana-kan pengawasan terhadap
pelaksana-an kegiatan sekolah sesuai standar pengawasan yang
berlaku.
Kompetensi Supervisi, meliputi: Mampu melakukan
supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat,mampu
melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan program
pendidikan sesuai dengan prosedur yang tepat.
Kompetensi Sosial, meliput: Terampil bekerja sama dengan
orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan dan
memberi manfaat bagi sekolah, mampu berpartisipasi dalam
kegiatan sosial kemasyarakatan,serta memiliki kepekaan sosial
terhadap orang atau kelompok lain.
Dari berbagai kompetensi yang dimiliki oleh kepala sekolah,
merupakan hal yang urgen untuk tercapainya suatu tujuan
lembaga pendidikan yang dituangkan melalui visi dan misi
madrasah.
Peran kepala madrasah sangat dituntut dalam memimpin suatu
lembaga pendidikan untuk menjadikan madrasah itu bermutu
atau tidaknya,untuk itu kepala madrasah harus memiliki berbagai
kompetensi sebagai alat gerak dalam mengelola madrasah yang
berkualitas. []
Bangunan Simbol Kesyirikan
Padepokan Santri Aluwung
Sragen Dihancurkan
Santunan-Eramuslim. Jumat pagi (4/10)
perwakilan dari LUIS, JAT, MUI Sragen,
Kementrian Agama, Kejari dan Sekda
Kabupaten Sragen, Kapolters Sragen,
Dandim Sragen, Camat Sidoharjo, Kapolsek
Sidoharjo, Danramil Sidoharjo, Gus Anto mengadakan pertemuan di kantor kecamatan
Sidoharjo Sragen. Hal ini adalah tindak lanjut
dari pengakuan bersalah dan taubat dari
pimpinan Padepokan Santri Aluwung Sragen
Gus Anto di pondok ust Slamet Sragen dan
di sekretariat LUIS di Masjid baitusalam
Tipes Solo.
Selanjutnya pertemuan dilakukan di
rumah ketua RW VII Bedowo Sidoharjo.
Diihadapan perwakilan elemen Islam,
Muspida dan Muspika Gus Anto mengakui
salah dan bertaubat. “Siapa yang ingin ter­
sesat? Saya ingin bapak-bapak turut membina
saya. Saya juga minta maaf kepada semua
warga ”tambahnya. Hadir dalam pertemun
ini adalah Sekda Sragen Tatag Prabawanto,
Tri Saksono selaku camat, Fakhrudin selaku
perwakilan Kemenag, Kapolres Sragen AKBP
Dhani Hernando, Dandim 0725/Sragen
Letkol Inf R Wahyu Sugiarto, Ketua MUI
Minanul Azis, Edi Lukito perwakilan LUIS,
Dzikron mewakili JAT.
Dari Kemenag menjelaskan sebenarnya
sejak 2006 bangunan ini sudah mendapat
rekomendasi menjadi pondok pesantren dan
bukan padepokan yang digunakan untuk
untuk aktivitas kesyirikan. Perwakilan warga
dan RT juga dalam pembanguna tidak pernah
ijin ataupun pemberitahuan ke RT. Warga
ingin semua banguan diratakan dengan
tanah. Warga emosional dan marah-marah.
Namun kekesalan dan kemarahan warga bisa
ditenangkan oleh Dandim Wahyu sugiyarto
dan Ketua MUI Minanul Aziz.
Menanggapi pertaubatan Gus Anto
Ketua MUI meminta aktivitas kesyirikan
dihentikan. “Kewajiban kami adalah mem­
bina umat,” katanya. Sekretaris LUIS
Yusuf Suparno meminta kepada Gus Anto
sebagai bentuk keseriusan Gus Anto dalam
bertaubat, Ia meminta Gus Anto sendiri yang
menghancurkan bangunan simbol-simbol
kesyirikan. Sekitar jam 10 pagi, Gus Anto
yang diantar oleh elemen Muslim, MUI,
Kemenag, Muspika, Muspida dan watusan
warga mendatangi Padepokan Santri
Aluwung.
Sesampai
di
tempat
Pasujudan,
Mushola tanpa atap, perwakilan Kemenag
mendampingi Gus Anto menghancurkan
batu tempat sujud/sajadah dari batu.
Selanjutnya berganti tempat di daerah
gapura yang ber­
tuliskan Padepokan santri
aluwung dan menghancurkan atap gapura
dengan sebuah martil. Warga berteriak
histeris dan mengucapkan takbir bersautan.
Warga terlihat gembira dan bersyukur atas
pembongkaran tempat Pasujudan ini.[lan]
ISLAMIKA<<
Media Kuwait
ungkap
Skenario Busuk
Santunan-Eramuslim. Dikutip oleh surat
kabar ‘politik’ Kuwait , dalam edisi hari Rabu
, memberitakan bahwa Perdana Menteri
Syiah Irak Nuri al – Maliki adalah orang
yang sebagai mediasi untuk menyampaikan
pesan lisan dari Presiden Suriah Bashar al
– Assad untuk Presiden AS Barack Obama
, bahwa Assad bersedia untuk menerima
intervensi militer AS , dengan sasaran
intervensi diarahkan bukan kepada kekuatan
rezim Assad tapi sasaran sesungguhnya
adalah kepada wilayah wilayah penting yang
telah dikuasai oleh ” Negara Islam Irak dan
Levant ” dikenal sebagai ” Daash , dan diduga
kuat kelompok tersebut terkait dengan ” AlQaeda “.
Surat kabar itu mengutip , kalangan
pemerintah Suriah mengatakan bahwa ada
pemahaman yang sama antara al- Maliki
di satu sisi dan kepemimpinan Iran dan
Suriah di sisi lain , yang dalam beberapa
hari terakhir terfokus pada bagaimana untuk
memikat pemerintah AS untuk lakukan
kerja sama keamanan di wilayah Suriah .
Media Kuwait tersebut memberitakan
ada dua langkah penting yang mereka
inginkan, pertama adalah relegitimasi rezim
Assad sebagai penguasa Suriah, yang
diperlukan untuk selalu menjadi bagian
penting dari setiap proses transisi politik
atau masa depan Suriah dalam setiap hasil
konferensi internasional “Genewa 2.” yang
melibatkan pihak barat dan negara teluk , dan
yang kedua adalah hasil konferensi tersebut
akan menjadi awal dari operasi militer besar
-besaran dengan dukungan AS di dalam
wilayah Suriah untuk menghancurkan
kelompok Islam dari” Al-Qaeda ”.[lan]
MUI Ajak Umat Beri Sanksi Kepada Resto Non Halal
Santunan-Eramuslim. Majelis Ulama
Indonesia (MUI) meminta masyarakat
khsususnya umat Islam untuk memberi
sanksi bagi restoran franchise yang hingga
saat ini masih enggan mengurus pelabelan
halal di MUI.
Hal itu disampaikan Wakil Direktur
Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan
Kosmetika (LPPOM) MUI, Wakil Direktur
LPPOM MUI, Osmena Gunawan. Menurut
dia, MUI tidak bisa berbuat banyak bagi
produsen seperti restoran franchise yang
hingga saat enggan mengurus label halal.
Pasalnya Rancangan Undang-Undang
(RUU) Jaminan Produk Halal hingga saat
ini tidak kunjung disahkan oleh DPR
RI. Akibatnya tidak ada sanksi yang bisa
menjerat restoran franchise yang tidak mau
mengurus label halal tersebut.
“Karenanya kita minta masyarakat dan
umat Islam Indonesia dapat memberi sanksi,
dengan tidak membeli produk makanan
dari restoran tersebut,” kata Osmena saat
memberikan pengarahan terkait ISO di
Jakarta, Selasa (24/9).
Menurut dia, hal ini juga penting untuk
memberikan edukasi bagi konsumen muslim
bahwa masalah halal bukanlah hal yang
sepele dalam Islam. Halal dalam Islam tidak
bisa disederhanakan, bukan hanya sebatas
bukan daging babi dan alkohol saja. Tapi ada
aspek syariat yang perlu diperhatikan.
Masyarakat harus paham sesuatu yang
dianggap boleh dan lazim itu belum tentu
halal. Ia mencontohkan hal yang biasa
disederhanakan masyarakat, lauk ayam itu
boleh akan tetapi proses memasaknya yang
menggunakan kandungan non-halal akan
berdampak haram pada masakan tersebut.
“Label halal ini adalah pelindung jaminan
produk itu halal, karena sudah melalui
uji yang ketat, jadi bukan sembarangan,”
ungkapnya.
Karenanya ia meminta umat Islam agar
lebih mawas diri dan sadar anjuran agama,
tidak lagi mengunjungi restoran baik
franchise atau tidak yang enggan mengurus
label halal MUI.[lan]
Santunan
Oktober 2013
49
>>BAHASA ACEH
Bahasa di Aceh Oktober 2013
No.
Bahasa
Indonesia
Bahasa Aceh Bahasa
Gayo
Bahasa
Aneuk
Jamee
Bahasa Alas
Bahasa
Lamamek
Simeulue
Bahasa
Devayan
Simeulue
Bahasa
Singkil
Bahasa Pakpak Boang
Singkil
Bahasa
Tamiang
Hulu
Bahasa Kluet
Bahasa
Haloban
1
Rumput
Naleung
Kerpe
Rumpuik
Dukut
Balikhi
Balihi
Rukut
Dukut
Ghumput
Dukut
Khuli
2
Pohon
Bak kayee
Batang
Batang
Kayu
Dalu
Awak
Watang
Batang kayu Poghdu
Batang
Awak
3
Gersang
Kreeng
kereng
Gasang
Kokhtang
Ala i
Kareng
Kekhah
Kekheh
Gossang
kerah
Marangge
4
Lilin
Lilen
Lelen
Lilin
Lilin
Lilin
Lelen
Lilin
Lilin
Liling
Lilin
Lelen
5
Marcon
Meurcoen
Mercon
Mercon
Bekhocun
Mercun
Marcun
Mekhcun
Meghcun
Moghcun
mercun
Marcon
6
Lengkung Kuwieng
Gedok
Langkuang Geduk
Lengkung
masahok
Kulhuk
Klengkung
Lengkong Bungkuk
Makhedong
7
leleh
Ile
Kedeh
Leleh
Malukh/Malekh
Mangilel
Cukcukhen meleak
Cayogh
Leleh
Mangelel
8
Badai
Badee
Bade
Badai
Badai
Dadae
Badai
Ware
Bade
Topan
Ganci
Badei
9
Hisap
Huep
Isep/seluk
Isok
Siyuk
Tato i
Encepi
Sengkuk
Siuq
Ngisap
Siruk
Isop
10
Tiup
Yup
Eyup
Hambuih
Iyup
Fufui
Iyuf
Sempul
Sempul
Ngembus
Iup
iop
11
Kemana
Ho
Kusihen/
kusi
Kama
Dape
Agemei
Mae o
Mike
Mike
Kmano
Kobodapah
Umae
12
semua
Mandum
Bewene/
mehne
Kasado
Kakhine
Maalekni
Masarek
Khatana
Khatana
Peling
Kerino
masarek
13
Telan
Uet
Dolot
Lulue
Telen
Betek
Betek
Wengguk
Telen
Tgok
telon
lolor
14
Dahak
geuneuheuk Kak
Dahak
Kahak
Matadohok
Matantohok Kahak
Kahaq
Dehak
Kahak
Kontohok
15
Keriting
Kriteng
Kereput
Karitiang
Kekhiting
Keriting
Kreteng
Kriting
Kekhiting
Kghiting
Gerewok
Kuriting
16
Ikal
Ikal
ikel
Ikal
Megelombang Ikal
Ikal
Wuk
lukhus
Mekhombak Ikal
Mengelombang Bagombak
17
Bingkai
Bingkai
Bingke
Bingkai
Bingkei
Bingkae
Bingkai
Wingke
Bingke
Bingke
Bingke
Bingkei
18
Asap
Asap
Asap
Asok
Cimbekh
Imbu
Tumebel
Cember
Cembekh
Asap
Cimor
Tibel
19
Bara
Ngeue
Bere
Baro
Khakhe
Naite
Balan ahui
Hakha
Khakha
Bagho
Raro
Wontong
soot
20
Arang
Arang
Arang
Arang
Hakhang
Nakhu
Aheng
Khakhang
Khakhang
Aghang
Arang
Akheng
Database ensiklopedia Bahasa di Aceh ini dibuat berdasarkan kontribusi dari para pembaca Majalah Santunan di berbagai wilayah di Provinsi
Aceh. Penulisan kata-kata sesuai dengan sumbangan kontributor. Untuk partisipasi kirimkan sms ke 085362367700 dengan menyertakan
padanan kata dalam bahasa daerah yang Anda kuasai.
Kontributor: Bahasa Gayo-Effi Pasmini, Bahasa Aneuk Jamee-Andri Rahman, Bahasa Alas-Hasanuddin, Bahasa Sigulai Lamamek-Aji
Asmanuddin, Bahasa Devayan-Mirati Adim, Bahasa Singkil-Hendra Sudirman, Bahasa Pak-pak Boang-Sulaeman AR, Bahasa Tamiang HuluLukmanul Hakin, Bahasa Kluet-H.Bahrum Basyah, Bahasa Haloban-Ikhsan.
Padanan kata untuk edisi berikutnya: Debu, Barang, Goni, Kardus/Kotak, Tas, Kemas, Jinjing, Pikul, Angkut, Oleh-oleh, Tujuan, Supir,
Kernet, Penumpang, Sewa, Ongkos, Kenderaan, Sambut, Lempar, Bawa.
50
Santunan
Oktober 2013
BAHASA INGGRIS<<
I do
love
you
Mom
Written by:
Mulyadi Idris, S.Ag., M.Hum
When a baby is born, he is totally unaware of the outside
world. The mother plays an important part in introducing him
to the world. The outlook that the child will form towards life
depends a lot on the mother. His attitude, his views, religious
or otherwise, his perspective on life and its goals, will all be
gained from her. Eventually he will mature and perhaps form
his own changed views, but the initial years and what he learns
in them will always have a lasting impression on his mind.
Every year, many parts of the world celebrated Mother’s
Day, focusing on mothers and their contributions to their
families but in Islam every day is Mother’s Day. Since there is
a negative stereotype of how Islam view women, many people
may not know that mothers specifically and parents in general
are held in very high esteem in the faith. There are verses
in the Qur’an and hadith that emphasize the burdens that a
mother carries and the respect that should be accorded to her.
How a Muslim should treat their parents, especially the
mother, is further underscored in the Hadith. There are many
instances that the Prophet Muhammad commanded believers
to respect their mothers. Here is an example: A man came to
the Prophet and said, ‘O Messenger of God! Who among the
people is the most worthy of my good companionship? The
Prophet (PBUH) said: Your mother. The man said, ‘Then who?’
The Prophet said: Then your mother. The man further asked,
‘Then who?’ The Prophet said: Then your mother. The man
asked again, ‘Then who?’ The Prophet said: Then your father.
(Bukhari, Muslim).
It is the right of the mother that we should appreciate that
she carried us (in her womb) the way nobody carries anybody,
She fed us the fruits of her heart which nobody feeds anybody.
She protected us [during pregnancy] with her ears, eyes,
hands, legs, hair, limbs, (in short) with her whole being, gladly,
cheerfully, and carefully; suffering patiently all the worries,
pains, difficulties, and sorrows. Till the hand of God removed
us from her and brought us into this world. Then she was
most happy, feeding us forgetting her own hunger, clothing
us even if she herself had no clothes, giving us milk and water
not caring for her own thirst, keeping us in the shade, even
if she had to suffer from the heat of the sun, giving us every
comfort with her own hardships; lulling us to sleep while
keeping herself awake.
A mother always tries to safeguard the child from danger
and difficulties. However some mothers tend to be over
protective. It is wise for the child to learn to face some
problems in life, according to his age and circumstances. A
coddled child will be unable to face the realities of the world
when he grows up, a world which will not be as considerate
of him as his mother.
Remember, a woman becomes complete when she
becomes a mother. Enjoying her power of creativity and grade
of superiority over man, she experiences those precious
feelings and senses, which nature gives only to woman. There
is no doubt that as a mother, she is superior to man and is the
nucleus of her family!
Glossary
gained (v) : memperoleh
faith (n) : kepercayaan
urden (n) : beban
appreciate (v) : menghargai
womb (n) : rahim
pregnancy (n) : kehamilan
limbs (n) : anggota badan
sorrow (n) : penderitaan
safeguard (v) : melindungi
wise (adj) : bijaksana
precious (adj) : berharga
Santunan
Oktober 2013
51
Islamologi Snouck Hurgronje
Sebab, Islam bagi Snouck adalah suatu kekuatan yang harus dipelajari
secara sungguh-sungguh, dan harus diperlakukan dengan sangat bijaksana
oleh kekuasaan Kolonial seperti Belanda. Makanya tak heran,
kalau selama di Arab Snouck bekerja keras menuntut ilmu pengetahuan agama Islam
D
alam. perspektif sejarah kita di Indonesia, Senouck
Hurgronje adalah sosok ilmuan menarik yang hingga
kani masih menimbulkan kontroversial dalam penilaian kita
terhadap dirinya. Di satu sisi bagaimana pun Snouck Hurgronje
harus diakui sebagai pelaku dan pencatat sejarah yang telah
memberikan sumbangan paling berharga dalam memahami
laka-liku politik pemerintahan Kolonial (pemerintah Hindia
Belanda) di Indonesia. Di lain sisi orang sampai hari ini masih
mencaci-maki Snouck Hurgronje karena dianggap ia telah
mempermainkan agama Islam untuk kepentingan politik
penjajahan Kolonjal Belanda di Indonesia termasuk di Aceh.
Bahkan dalam perjalanan berfikir kita, terutama pasta
kemerdekaan kita tak urung mengkambinghitamkan Snouck
Hurgronje sebagai biang dari munculnya konflik-konflik
pemahaman Islam di Indonesia. Jika ada persoalan-persoalan
keagamaan (Islam) yang muncul dalam masyarakat, yang
persoalan itu dianggap sudah mempermainkan agama Islam,
baik secara individu maupun oleh sekelompok kuminitas, orang
kadang cenderung menilai pelecehan-pelacahan keagamaan
(Islam) itu adalah persis pekerjaan Snouck Hurgronje tanpa
ada kajian yang lebih jauh, seakan-akan dalam pemahaman kita
Snouck adalah sosok legendaris yang indentik dengan tokoh
penipuan terhadap umat Islam di Nusantara.
Untuk membuka wacana kita tentang siapa sebenarnya
Dr. Christian Snouck Hurgronje, baik ia sebagai pengapdi
politik kepentingan Belanda pada zamannya, maupun sebagai
agamawan atas nama Syeh Abdoel Ghafar. Ataupun sebagai
ilmuan yang ahli tentang Islam (Islamiologi) dalam perspektif
Islam dan sebagai ilmuan dalam perspektif akademik, ataupun
sebagai sejarawan dan peranannya ketika ia bertugas di Aceh.
Dari beberapa catatan yang saya dapatkan, Snouck Hurgronje dilahirkan di Oosterhout pada 8 Februarl 1857 dan meninggal
dan.meninggal di Leiden 15 Juni 1936. la dibesarkan di tengah
keluarga Pendeta terkemuka beraliran Protestan yang sangat konvensional dan ortodok. Namun ketika Snouck belajar di Leiden
yang lingkungannya saat itu sudah sangat liberal. Dan kala itu
ilnu perbandingan agama dan perbandingan sejarah agama yang
berkembang di Eropa sangat dipengaruhi oleh tiori-tiori evolusi
Charles Darwin, yang perigaruh itu melahirkan suatu tiori kebudayaan, bahwa kebudayaan Eropa dan agama Kristen merupakan
titik puncak dari proses perkembangan kebudayaan dunia.
Karena pengaruh itu, agama Islam dianggap sebagai suatu
bentuk "degenerasi" kebudayaan yang oleh kalangan Kristen
di Leiden (tempat Snock belajar) dianggap sebagai “hukuman
Tuhan" alas segala doss kaum Nasrani. Artinya, agama dan
budaya Eropa dalam pemahaman mereka itu lebih unggul
52
Santunan
Oktober 2013
dari pada agama budaya yang berkembrang di dimia Timur
(oriental). Tiori dan konsep kebudayaan inilah yang kemudian
dikatakan oleh van Koningsveld (sorang, penulis biografi
Snouck) sangat mempengaruhi sikap dan pandangan Snouck
Hurgronje terhadap Islam.
Oleh karenanya, ketika Snouck masih mahasiswa di Leiden,
dalani suatu pernyataannya tahun 1876, seperti yang dikutip
van Koningsveld, Snouck mengatakan: “kita harus membantu
bangsa pribumi (maksudnya bengsa di negara jajahan untuk
beremnansipasi dari Islam”. Sejak itu sikap dan pandangan
Snouck Hurgronje dalam berfikir Islam tidak jauh beranjak dari
pandangan dan sikapnya itu.
Hal itu terbukti ketika Snouck menyelesaikan pendi­dikan
Doktoralnya di Universitas Laiden 1880, Snouck memperta­
hankan Disertasinya "Het Makkaasehe Fest”, maksudinya
dalam Disertasi yang membahas masalah ibadah haji umat
Islam ini Dalam Diseitasi itu van Koningsveld menenukan
penilaian Snouck terhadap A]-Quran, menurut sarjana yang ahli
Islamologi ini menilai bahwa Al-Quran bukanlah sebagai wahyu
dari Tuhan, tapi lebili sebagai "karya tulis" Nabi Muhammad
yang mengadung gagassan-gagasannya tentang agama. “Saya
menilai Disertasi Snouck itu merupakan karya ilmiahnya yang
terbaik, karena di situ Snouck bersikap sebagai ilmuan", tulis
van Koningsveld.
***
Sebagai sarjana dan pakar IsIanioligi, Snouck Hurgronje pada
tahun 1894 mendapatkan semacam tugas dari Kementerian
Urusan Jajahan Negeri Belanda untuk belajar bahasa Melayu ke
Arab. Karena Kementerian Negeri Belanda saat itu mengalami
kesulitan untuk mengirimkan orang-orang konsultannya ke
negeri jajahannya di Asia, terutarna di Nusantara bagian Asia
Tenggara. Snouck yang sudah dianggap sangat memahami soalsoal umat Islam dipandang cocok untuk di tugaskan ke negeri
jajahannya di Nusantara, tapi kelernahannya Snouck waktu itu
belum bias berbahasa Melayu. Oleh kerenanya ia harus belajar
dulu bahasa Melayu ke Arab pada orang-orang Nusantara yang
ada di Arab.
Selama di Arab, enam bulan pertama Snouck tinggal di
Jedah, la berhasil bergaul dengan ulama-ulama asal Nusantara
(Indonesia) sambil terus belajar bahasa Melayu. Salah seorang
ulama Nusantara yang paling dekat dengan Snouck di Jedah
waktu itu adalah Reden Aboe Bakar Djajadiningrat asal Priangan
dari Jawa. Malah atas saran dan bujukan Aboe Bakar ini Snouck
Hurgronjen kemudian masuk agama Islam di rumah Aboe
Nab Bahany As
Budayawan, tinggal di Banda Aceh
Bakar di Jedah pada tanggal 4 Januari 1885. Dan bahkan yang
memberikan nama Abdul Ghafar untuk Snouck Hurgronje
setelah masuk agama Islam ialah Raden Aboe Bakar itu.
Berita Snouck masuk Islam di Arab yang berganti nama
Abdul Ghafar menjadi berita santer di kalangan orientalis
dunia. Mereka seakan tak percaya atas kebenarannya kalau
Snouck Hurgronje telah masauk Islam secara terang-terangan.
Sebab mereka (para orientalis) ini belum menemukan dukumen
resmi pengukuhan Snouck masuk Islam. Sebab yang mereka
tahu Snouck pergi ke Arab (Mekkah) bukan untuk masuk Islam,
melainkan untuk belajar agama Islam.
Sebab, Islam bagi Snouck adalah suatu kekuatan yang harus
dipelajari secara sungguh-sungguh, dan harus diperlakukan
dengan sangat bijaksana oleh kekuasaan Kolonial seperti Belanda.
Makanya tak heran, kalau selama di Arab Snouck bekerja keras
menuntut ilmu pengetahuan agama Islam. Hampir semua kitab
tafsir seperti tafsir al-Baidhawi, tafsir al-Bajuri, al-Ikna’ dan kitab
Tuhfah dipelajarinya secara mendalam oleh Snouck dengan
sungguh-sungguh, terutama setelah Snouck pindah ke Mekkah
dari Jedah pada enam bulan kedua ke datangannya ke Arab.
Selama Snouck memilih tinggal di Mekkah ia bergaul dengan
ulama-ulama besar di Mekkah, sampai kemudian akhir tahun
1885 Snouck kembali ke negeri Belanda. Tiga tahun setelah
Snouck kembali ke negerinya ia berhasil menerbitkan duajilid
bukunya dengan judul “Mekkah". Ketika buku itu diedarkan
maka tersohorlah nama Snouck Hurgronje ke seluruh dunia,
karma buku itu dianggap sangat penting bagi tujuan politik
Kolonial di dunia.
***
Mekkah memang tidak hanya telah memberikan inspirasi bagi
lahirnya dua buku itu yang ditulis Snouck, tapi Mekkah juga
telah membuat Snouck Hurgronje menjadi awal pemahamannya
terhadap Aceh. Selama di Mekkah Snouck menjalin hubungan
akrab dengan seorang ulama asal Aceh bernama Habib
Abdurrahman Az-Zahir. Ulama ini adalah bekas penasehat
utama Sultan Aceh (Sultan Alaiddin Mahmud Syah—18701874 M) ketika itu. Tetapi karena diragukan integritasnya yang
menjadi peranlara dalam hubungan antara Sultan Aceh dengan
pihak Belanda, maka Habib Abdulrahman dipecat oleh Sultan
Aceh, tetapi pernerinta. Tapi Belanda memberikan pensiun
kepada Habib Abdurrahman untuk hidup di Mekkah.
Dari dasar pemahamannya terhadap Aceh di Mekkah,
maka ketika Snouck mengetahul berkecamuknya perang Aceh
melawan Belanda, Snouck menawarkan diri pada Kementrian
Urusan Jajahan Negeri Belanda agar ia dapat ditugaskan ke
Aceh. Maka pada tahun 1889 Snouck mendapat kesempatan
pertama bertugas di Batavia (Jakarta sekarang). Gbernur
Jenderal C. Picnaeker Hordijk di Batavia waktu itu nnengangkat
Snouck menjadi Penasehat Resmi Bahasa Timur dan Hukum
Islam bagi Pemerintah Hindia Belanda di Nusantara.
Tahun 1893 Snouck baru ditugaskan ke Aceh dengan tugas
utamanya untuk menyusun saran-sarannya terhadap penyelesai­
an perang Aceh dengan Belanda. Pertama sekali Snouck tinggal
di Aceh adalah di Ulee Lheue sebagai lempat yang menjadi markas utama militer Belanda. Di Ulee Lheue inilah Snouck berhasif menyususun sebuah laporan pertamanya tentang Aceh, yaitu
“Atjeh Verslag” sebagal laporan yang menjadi dasar kebijakan
polilik danmiliter Belanda dalam rnenghadapi Aceh.
Menurut van Koningsveld, bagian pertama laporan Snouck
yang pertama sekali tentang Aceh berupa uraian antropologi
masyarakat Aceh, pengaruh Islam sebagai dasar keyakinan orang
Aceh, serta peranan ulama dan Uleebalang dalam masyarakat
Aceh. Dalam laporan itu Snouck juga menguraikan bahwa
perang Aceh dikobarkan oleh para ulama, Dibaglaii itu Snouck
menguraikan bahwa perang Aceh dikobarkan oleh para ulama.
Sedangkan Uleebalang menurut Snouck bisa diajak menjadi
calon sekutu Belanda, karena kepentingannya adalah berniaga.
Selain itu dalam laporan tersebut Snouck juga menulis
bahwa "Islam bagi masyarakat Aceh juga harus dinilai negatif,
karena Islam bisa membangkitkan fanatisme anti Belanda di
kalangan rakyat Aceh. Karenanya para pemuka agama dalam
masyarakat Aceh hendaknya dapat ditumpas agar pengaruh
Islam menjadi tipis di Aceh. Dengan demikian para Uleebalang
menurut Snouck akan dengan rnudah menguasai situasi untuk
diajak bersekutu dengan Belanda.
Menurut Snouck salah satu kegagalan pemerintah Belanda
di Aceh adalah akibat tidak adanya pengetahuan Belanda
terhadap Aceh sebagai wilayah Islam. Makanya, ketika
Snouck bertugas di Aceh di samping ia mempalajari karakter
masyarakatnya secara antropologis (adat dan budaya Aceh) juga
mengkaji kitab-kitab para ulama Aceh, seperti kitab “Umdatu alMuhtajin” karangan Syekh Abdul Rauf Syiah Kuala sebagai kitab
yang dianggap Snouck sangat berpengaruh bagi pengembangan
Tarekat Syatariyah di Aceh.
Buku “De Atjehers” (dua jilid: 1893-1894) yang
dipersebahkan Snouck Hurgronje tentang Aceh, secara ilmu
pengetahuan mungkin orang Aceh harus berterimakasih kepada
Snouck. Namun di sisi lain, apakah Snouck Hurgronje benarbenar masuk Islam, atau sekedar berpura-pura masuk Islam
ketika ia berada di Mekkah. Wallahu’alam Bissawab.[]
Santunan
Oktober 2013
53
>>SOSOK
Safriani, S.HI, Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) Kab. Aceh Utara
Kereta
untuk
Penyuluh
Terpencil
di Aceh
Utara
Hal ini akan memudahkan
saya dalam rangka
memberi penyuluhan
bagi masyarakat di
Geureudong Pase
yang lumayan jauh jarak
tempuhnya. Dulunya
saya mengunakan
kendaraan pribadi atau
ojek untuk bertugas dan
itu tidak menjadi masalah
bagi saya karena tugas
penyuluh ini sangat mulia.
S
yukur ya, kereta yang diserahkan untuk
Penyuluh Agama Islam Fungsional
(PAIF), dan jabatan lainnya, tahun
ini, lumayan baru. Sebab petugas haji di
Mina saja masih pakai ‘Astuti’. Kereta baru,
misalnya diserahkan Kepala Kantor wilayah
Kementerian agama Provinsi Aceh, Drs.
Ibnu Sa’dan M. Pd, yang didampingi Kabid
Penaiszawa Drs. Bukhari, MA, dan Kasi
Penyuluh Ustadz Sayed Khawaled, S.Ag, MA
menyerahkan sepeda motor operasional bagi
6 Penyuluh Agama Islam di jajaran Kemenag
Provinsi Aceh.
Dalam tahun ini Penyuluh dari Pidie
Jaya, Aceh Utara, Aceh Besar, Kota Banda
Aceh, Sabang dan Aceh Barat mendapatkan
“honda plat merah” tersebut. Penyerahan
kunci duplikat dilaksanakan Kamis (5 Juli
54
Santunan
Oktober 2013
2103) di Aula Kanwil kemenag Aceh, Banda
Aceh, sebelum halal bi halal. Acara dipadu
dengan pelantikan PPPIH 1434 H.
Dalam kesempatan itu, Sayed Khawaled
menyebutkan bahwa pentingnya sepeda
motor operasional bagi penyuluh adalah
hal yang sangat urgen, karena penyuluh
merupakan ujung tombang Kementerian
Agama di dalam masyarakat. Sayed
Khawaled mengharapkan supaya kenderaan
dinasa tersebut dijaga dan dirawat dengan
baik untuk dapat mengoptimalkan tugas
kepenyuluhan.
Selain itu, Waled Bukhari (Kabid
Penaiszawa) juga meminta penyuluh sebagai
organisator dan dinamisator masyarakat di
lapangan. "Adanya sepeda motor ini akan
memudahkan kerja Penyuluh," tegasnya.
Safriani, S.HI, salah satu dari beberapa
Penyuluh (PAIF) yang mendapatkan
kendaraan operasional (Dinas) dari Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Aceh.
Kendaraan dinas berupa sepeda motor
Honda 125R diserahkan secara simbolis oleh
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama
Prov. Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd
Beberapa waktu yang lalu.
Mulai Senin (23/9) Safriani sudah
menggunakan kendaraan dinas tersebut
sebagai alat tranportasi dalam rangka men­
jalankan tugas dan fungsinya sebagai PAIF
didaerah terpencil dan itu sangat disyukuri
olehnya.
“Alhamdullilah, saya sangat bersyukur
karena telah diberikan kendaraan dinas
berupa sepeda motor Honda sebagai alat
SOSOK<<
tranportasi. Hal ini akan memudahkan
saya dalam rangka memberi penyuluhan
bagi masyarakat di Geureudong Pase yang
lumayan jauh jarak tempuhnya. Dulunya
saya mengunakan kendaraan pribadi atau
ojek untuk bertugas dan itu tidak menjadi
masalah bagi saya karena tugas penyuluh
ini sangat mulia,” ungkap Safriani saat
diwawancarai, dengan kendaraan dinas yang
baru diterima dari Kanwil Kemenag Provinsi
Aceh.
Safriani merupakan salah seorang PAIF
yang ada di lingkungan Kementerian Agama
Aceh Utara. Beliau bertugas di Kecamatan
Gereudong Pase yang merupakan daerah
terpencil di Kabupaten Aceh Utara.
Penyuluh yang baru berusia 29 Tahun ini
diangkat sebagai PNS pada tahun 2011 dan
sudah hampir tiga tahun bertugas di daerah
pedalaman tersebut tanpa mengeluh dan
minta pindah tugas.
Ibu dari Farash Hazim dan istri dari
Supriadi sehari-hari menempuh jarak 33 Km
(66 Km- PP) untuk menuju tempat bertugas.
Jalan yang dilalui menuju Geureudong Pase
juga tidak mudah, harus melewati kawasan
perkebunan karet penduduk. Namun
Safriani tetap semangat dan ikhlas untuk
melaksanakan penyuluhan bagi 13 Desa
yang ada di Geureudong Pase karena baginya
menyuluh itu perbuatan yang mulia.
Drs Bukhari, Kabid Penaiszawa atau yang
sering disapa " Waled Bukhari" menyebutkan
bahwa "penyuluh merupakan ujung
tombak kementeraian Agama yang lansung
bertatapan lansung dengan masyakarat dalam
menyampaikan agama, maka sepatutnya
untuk terus menajga keteladanannya tidak
semata-mata untuk menjadi juara dalam
sebuah even teladan"
Sebelumnya, memang telah dilakukan
musabaqah penyuluh teladan. Namun, yang
dapat kereta ini, bukan hanya semata-mata
karena memenangkan lomba itu, tapi aspek
lokasi yang terpencillah yang dinilai.
Kepala Bidang Penyuluhan, Zakat Infaq
dan Wakaf Drs Bukhari mewakili Kanwil
Kemenag membuka secara resmi kegiatan
seleksi Penyuluh Agama Islam Fungsional
Teladan tingkat Provinsi Aceh tahun 2013
di Hotel Grand Nanggroe Banda Aceh yang
diselenggarakan oleh bidang Penerangan
Agama Islam, Zakat dan Wakaf kantor
wilayah kementerian agama provinsi Aceh. Perwakilan dari seluruh kabupaten
kota tersebut akan ‘bertarung’ untuk
memperebutkan juara I yang akan mewakili
Aceh ke tingkat Nasional. “Dari keseluruhan
kabupaten kota, hanya Seumeulu yang tidak
mengirimkan peserta untuk mengikuti
kegiatan ini,” kata Sayed Khawaled dalam
laporan panitia pada acara pembukaan
Minggu (16/06/2013) di Aula Grand
Naggroe Banda Aceh
Kasi Penerangan dan Penyuluhan Agama
Islam sekaligus ketua panitia tersebut
mengatakan ada beberapa kriteria penilaian
yang dilakukan oleh panitia saat seleksi
penyuluh teladan tersebut. “Mulai dari
penilaian presentasi makalah, penilaian
penyampaian materi penyuluhan dan
bimbingan sampai penilaian laporan kegiatan
penyuluh tersebut,” kata Sayed.
Saat usai tes, maka Aceh Besar akhirnya
meraih Juara Terbaik I dalam Seleksi Penyu­
luh Agama Islam Fungsional Teladan tingkat
provinsi Aceh 2013. Acara yang diadakan
Banda Aceh, mengantarkan Mulkam Zahri,
S.Ag ke ajang nasioanl. Mulkam, Penyuluh
Agama Islam Fungsional pada Kecamatan
Lembah Seulawah. Ia yang pernah menulis
cerpen "Masjidku Meratap" (Santunan,
2012), berhasil menyisihkan 21 peserta lain
-- minus Simeulue-- pada tahun ini.
Juara terbaik II adalah Ramadianawati dari
Kabupaten Aceh Utara serta Hasyimi, S.Ag,
sekaligus Ketua Pokjaluh pada Kabupaten
Aceh Tengah menjadi juara terbaik III.
Demikianlah penetapan tim dewan juri
pada acara penutupan Seleksi Penyuluh
Agama Islam Fungsional Teladan tingkat
Provinsi (19/6). Hasil tersebut dibacakan
oleh T. Ahmad, S.Ag yang juga Kepala Seksi
Kemitraan Umat Islam, Publikasi Dakwah
dan PHBI pada bidang Penais Zawa Kanwil.
Ketua Panitia, Sayed Khawalid, S.Ag,
MA, yang juga kepala Seksi Penerangan
Agama Islam pada Bidang Penais Zawa
Kanwil Kemenag provinsi Aceh sangat
menaruh harapan kepada Juara Terbaik I agar
mempersiapkan diri semaksimal mungkin
untuk bersaing pada ajang Seleksi Penyuluh
Agama Islam Teladan Tingkat Nasional 2013
yang pelaksanaannya direncanakan pada
September mendatang.
Soal kereta lagi, selain Zahri yang
pemenang yang dapat kereta, juga untuk
‘pemenang terpencil’, dapat ‘kereta baru’
itu…. [zulfahmi/yakub]
Santunan
Oktober 2013
55
>>TAFSIR
Kontektualisasi Hijrah
(Kajian QS An-Nisa’: 100)
DR. Fauzi Saleh, Lc, MA
Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry Banda Aceh
Perubahan merupakan suatu keniscayaan dalam kehidupan.
Dinamika, inisiasi, motivasi dan modifikasi selalu menyertai
perubahan itu. Salah satu indikator perubahan itu adalah hijrah
(perpindahan) dengan segala perspektifnya baik dalam arti
maddiyyah atau ruhiyyah. Konsep hijrah ini telah mengubah
wajah dunia ini ke arah yang lebih maju. Umat Islam pada
masa golden age (masa keemasannya) sejak periode Rasulullah
saw, khulafaurrasyidin hingga sebagian periode Umayyah dan
‘Abbasiyyah telah melahirkan dan mewariskan peradaban yang
gemilang. Ukiran dan catatan sejarah itu masih diingat dan menjadi
teladan bagi generasi selanjutnya.
Hijrah Rasulullah saw dimulai ketika perpindahan dari kote
Mekkah ke Yastrib dan kemudian dikenal dengan kota Madinah.
Penamaan kota Madinah itu sendiri sebenarnya tidak lepas dari
keberkahan hijrah. Keberkahan yang menjadikan kota yang
berperdaban ditandai dengan keberagaman manusia di dalamnya
yang saling menghargai dan menghormati, tingginya apresiasi
budi – pekerti dan intelektualitas, meningkatkan rasa ukhuwah
(persaudaraan). Peradaban ini tidak bisa di alam jahiliyyah yang
hanya mewakili masyarakat homogen yang melahirkan hegemoni.
Umar ibn Khattab menegaskan pentingnya momen hijrah
Rasul ini dan beliau mengusulkan agar dijadikan patokan awal
dalam almanak Hijriah. Setiap kali umat memperingati tahun
baru Hijriah seolah mengangkat kembali topik hijrah Rasul untuk
diupdate sesuai dengan tuntutan tempat dan waktu. Update yang
penulis maksudkan adalah mampu membaca Islam dengan segala
tanda-tanda zamannya.
Karenanya, Makna hijriah selalu relevan (munasabah) dalam
kehidupan modern ini mengingat umat Islam masih tertinggal
jauh dari berbagai sisi dibandingkan dengan masyarakat lain di
dunia ini. Hijrah bukan hanya dimaknai fisikal, namun hijriah ruhi,
niat, rencana dan aktivitas ke arah yang lebih baik. Momen hijrah
ini memotivasi umat ini untuk bersemangat mewujudkan impian
dalam kerja nyata.
Hijrah yang Prospektif
Hijrah itu sebuah pengorbanan dan ibadah. Karena itu
mesti merujuk kepada nilai-nilai Ilahiyyah yang dengan itu
akan mendorong kepada ketulusan dan keikhlasan. Sebuah
pengorbanan bermakna seorang muhajir akan memberikan segala
yang dibutuhkan dalam proses dan kegiatan hijrah tersebut, harta,
tenagan dan jiwa sekalipun. Inilah yang penulis sebut dengan
hijrah yang prospektif dan mendapatkan ganjaran dari Allah swt
sebagaimana diungkapkan dalam Qs. Al-Nisa’: 100
56
Santunan
Oktober 2013
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka
mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas
dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya
dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya,
kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke
tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya
di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Barangsiapa yang berpindah dari suatu tempat ke tempat
yang lain, meskipun (berjarak) sejengkal bumi, maka
orang tersebut pasti masuk surga, mendampinya neneknya
Ibrahim dan Nabinya Muhammad alayhissalat was salam.
Ya Allah, jika dalam ilmumu bahwa hijrahku kepadamu
tidak terjadi kecuali karena alasan agamaku, maka
jadikanlah hijrah itu sebagai khatimah (penutup) kebaikan,
kesempatan memperoleh karunia-Mu dan mendapatkan
rahmat-Mu, jadikan pendampinganku berada di dalam
rumah-Mu, berada di sisi-Mu di kawasan kemulian-Mu, Ya
Yang Maha Luas ampunan (Al-Kasysyaf/1: 419)
Dalil di atas menunjukkan bahwa bila kondisi setempat tidak
memungkinkan atau minimal mengganggu pelaksanaan kewajiban
ibadah seorang hamba kepada Allah swt, maka opsinya adalah
melakukan hijrah ke tempat lain yang lebih baik. Apalagi, destinasi
yang dituju itu menyediakan kebutuhan dan kehidupan yang lebih
baik. Dengan demikian, seorang muslim tidak pasrah kepada
keadaan yang ada, tetapi mencoba melangkah ke kawasan yang
lebih bersahabat dan selalu optimis akan solusi dan jalan keluar
selalu terbuka selama seorang hamba mau berusaha sebagaimana
diungkapkan dalam Qs. Al-Insyirah. Hijrah untuk maksud seperti
ini pernah dilakukan masa Rasulullah saw ke negeri Habsyah dan
disambut dengan baik di sana sehingga muhajirin merasa nyaman
dari perlakukan kafir Quraisy di kota Mekkah.
Ibn Katsir mengatakan bahwa ayat di atas merupakan motivasi
untuk melakukan hijrah (perpindahan). Beliau mengatakan
apresiasi hijrah dipahami dari firman Allah swt dari potongan ayat
muraghaman kathirah dimaknai sebagai 1) bebas dari hal-hal yang
tidak menyenangkan 2) benteng (perlindungan) dari bahaya 3)
TAFSIR<<
rizki yang dibutuhkan hamba dalam kehidupannya 4) kondisi yang
memindahkannya dari kesesatan kepada hidayah 5) kondisi yang
minim dari berbagai hal menjadi kondisi yang serba cukup. (Ibn
Kathir: II, 345)
Karena ini merupakan titah Allah swt, maka setiap orang yang
meninggalkan tempat kediaman, harta dan keluarganya untuk
maksud hijrah disertai niat ikhlas kepada Allah swt, lalu meninggal
dunia sebelum sampai ke tujuan, Allah swt memberikan kepadanya
pahala yang besar, ampunan dan rahmat-Nya dengan kelembutan,
ihsan dan karunia-Nya.
Untuk itu, hijrah dituntut dengan ketulusan dan keikhlasan
serta mencari ridha Allah. Dengan ketulusan, semua obsesi dan
keinginan akan berorientasi kepada kebaikan dan kemaslahatan
bersama sesuai dengan anjuran dalam Alqur’an dan sunnah akan
diwujudkan oleh Allah swt. Urgensitas keikhlasan ini disebutkan
dalam hadits Nabi saw.:
Hanya sanya amal perbuatan itu (diganjar sesuai) dengan
niat. Setiap sesuatu hanya (diberikan balasan) sesuai
dengan apa yang diniatkan. Barangsiapa yang hijrah kepada
Allah dan Rasuul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan
Rasul-Nya, barangsiapa yang hijrahnya untuk dunia guna
diperolehnya, wanita untuk dinikahinya, maka hijrahnya
sesuai dengan apa yang (diniatkannya). (HR. Bukhari dan
Muslim)
Bila dirujuk kepada sebab perpindahan ke kota Madinah,
maka dapat dilihat sebagai berikut:
1.Memastikan kenyamanan mengamalkan ajaran agama
sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Ketika kegiatan
keagamaan dapat dilaksanakan,maka kepada yang bersangkutan
untuk mencari tempat yang lebih nyaman dan aman.
2.Memperoleh Kenyamanan dalam mendalami ilmu-ilmu
agama dan tafaqquh (menelaah secara mendalam) hukumhukumnya. Bila suatu tempat tidak diterdapat orang alim yang
mengajarkan agama, maka hendaklah ia berhijrah ke kawasan
lain yang terdapat para ulama sebagai tempat bertanya.
3.Memudahkan dalam penyebaran dakwah Islamiyyah ke
berbagai kawasan di atas permukaan bumi Allah ini sekaligus
memperoleh support (dukungan) dari berbagai pihak. (Wahbah
Az-Zuhaily: I, 241)
Faktor pendorong ini ternyata menjadi pilar penting dalam
pelaksanaan hijrah pada masa Rasulullah saw sehingga akhirnya
terjadi penaklukan Mekkah. Hikmah hijrah ini diikuti dengan
berbondong-bondongnya umat manusia memeluk agama Islam.
Hikmah lain adalah tersebarnya para sahabat di berbagai kawasan
untuk menyebarkan dan mengajarkan keislaman, kuatnya posisi
agama Islam dengan bertambah kuantitas pemeluknya, bebasnya
jazirah Arab dengan kemusyrikan dan kemajuan-kemajuan lainnya.
Karena itu – dalam tulisan Wahbah az-Zuhailnya menyebutnya tidak lagi berkewajiban melakukan hijrah sebagaimana disebutkan
dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Ibn
‘Abbas. Rasulullah saw bersabda:
Tidak ada hijrah setelah penaklukan Mekkah, melainkan
jihad dan niat. Apabila kamu diperangi maka perangilah.
Masih menurut Wahbah az-Zuhaili, hijrah dapat dibagi menjadi
enam macam:
Pertama, pindah dari dar al-harb ke dar al-Islam.
Kedua, pindah dari dar al-bid’ah (meninggalkan negeri yang
tersebarnya amalan dan perbuatan bid’ah).
Ketiga,pindah dari kawasan yang banyak tersebar keharaman
karena mencari perbuatan yang halal merupakan kewajiban bagi
kaum muslimin.
Keempat, pindah dari kawasan yang menggangu keamanan
pribadi dan keselamatan. Apabila seseorang merasa khawatir akan
keselamatan dan kenyamanannya, maka hendaknya berpindah ke
kawasan ke tempat yang aman.
Kelima,tersebarnya penyakit menular dan hendaknya pindah
ke kawasan yang aman.
Keenam, pindahnya dari kawasan yang bisa terganggu
keamanan harta benda, maka hendaknya pindah ke daerah lain
yang lebih aman.
Hakikatnya menurut Ibn Kathir, hijrah secara maknawi
berlaku pada semua lini (Ibn Kathir: II, 345) dan amaliyyah hijrah
ini diberikan yang besar sebagaimana disebutkan sebelumnya.
Penulis sangat terkesima dengan hijrah peradaban yang pernah
dilakukan Khalifah al-Ma’mun dengan aktivitas penerjemahan
buku untuk mencerahkan umat, sebagaimana diungkapkan oleh
Ahmad Dallal sebagai berikut:
Selama kekuasaan Khalifah ‘Abbasiyah al-Ma’mun (memerintah
dari 813 -833 H), kegiatan penerjemahan mendapatkan tempat yang
diperhitungkan, dan hal ini berlanjut pada masa beberapa khalifah
setelahnya. Penerjemahan-penerjemahan ini sering dihasilkan
atas permintaan para penggemar dan mereka ikut mendanainya.
Ditambah lagi pada masa para khlalifah seperti al-Ma’mun, para
penggemar ini termasuk staff pemerintah dan pegawai negeri
sipil, juga para ilmuwan dan dokter sering dipekerjakan oleh para
elit politik. (Ahmad Dallal: 1999, 160-161)
Untuk kemajuan di masa yang akan datang, hijrah ini dilakukan
setiap individu umat Islam dalam rangka membangun peradaban
di masa yang akan datang. Selain itu, hijrah ini menjadi sunnah
bagi setiap para nabi dan orang-orang yang saleh. Semoga umat
Islam hari ini melakukan hijrah ke arah yang lebih positif dalam
membangun mercusuar Islam yang lebih baik. []
Referensi:
• Wahbah al-Zuhayli, Tafsir al-Munir, Jilid III (Damaskus: Dar alFikr, 2009)
• Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Adhim, Jilid II, (Kairo: Dar alKutub al-‘Ilmiyyah, t.th.)
• Ahmad Dallal, “Science, Medicine, and Technology, the
Making of a Scientific Culture,” dalam John L. Esposito (ed.),
the Oxford History of Islam, (New York: Oxford University
Press, 1999), h. 160-161
Santunan
Oktober 2013
57
>>STYLE
Bagaimana
Menjadi Kreatif
Indonesia merupakan salah satu negara yang masyarakatnya
dikenal memiliki kreatifitas cukup tinggi , terbukti dengan
keberagaman adat istiadat dan budaya peninggalan nenek moyang
kita yang sangat indah, berkelas dan bernilai tingi sehingga begitu
tersohor di penjuru dunia . Hasil kreativitas yang dimiliki Indonesia
tidak hanya terbatas pada bahasa, dan seni budaya semata, bahkan
kuliner sekelas “rendang” sudah diakui sebagai makanan nomor
satu terlezat di dunia, bukankah ini suatu kebanggaan bagi kita
bangsa Indonesia.
Kreatifitas terbukti telah mengantarkan banyak orang menjadi
sukses di dunia. Orang tidak akan segan apalagi keberatan
membayar mahal suatu hasil kreatifitas, Bill Gates adalah contoh
seorang kreatif yang setiap bulannya mendapatkan penghasilan
hingga milyaran juta rupiah dari ide jeniusnya menemukan
program Microsoft atau Marc Zuckerberg penemu facebook yang
terus mengumpulkan pundi-pundi uang dari pengguna jejaring
sosial yang menjadikannya sebagai pemuda terkaya di dunia.
Menjadi kreatif memang bukanlah perkara mudah karena
walaupun anugerah ini telah diberikan oleh Allah kepada
semua manusia sejak lahir tetapi tidak semua orang mampu
memunculkannya. Untuk memunculkan kretifitas dibutuhkan
kerja keras dan kejelian untuk memanfaatkan kesempatan juga
peluang walau sekecil apapun. Apalagi proses kreatif justu sering
muncul dadakan sebagai solusi terhadap suatu masalah.
Tingkat kreatifitas seseorang ditunjukkan oleh seberapa besar
kemampuannya memunculkan beberapa alternatif sebagai solusi
dalam memecahkan masalah. Orang dewasa memiliki kemampuan
memunculkan antara 3 hingga 6 alternatif pemecahan suatu
masalah, sedangkan anak-anak memiliki kememampuan
memunculkan alternatif jauh lebih banyak , yaitu tidak kurang
dari 50 alternatif pemecahan masalah.
Kreatifitas sering muncul melalui 2 unsur. Pertama: kefasihan
yang ditunjukkan oleh kemampuan seseorang menghasilkan
sejumlah gagasan besar dalam pemecahan masalah secara
lancar dan cepat. Kedua: keluwesan yang pada umumnya
mengacu pada kemampuan seseorang untuk menemukan gagasan
yang berbeda-beda dan luar biasa dalam memecahkan suatu
masalah.
Sayangnya proses menjadi kreatif seringkali
menemui
beberapa hambatan yang dapat
membuat mandegnya kreatifitas. Kesibukan
merupakan salah satu alasan yang menghambat
bagi banyak orang dalam
mengembangkan
kreativitasnya. Di samping itu buruknya
manajemen waktu sering membuat seseorang
kewalahan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan
yang telah direncanakan.
Pepatah yang mengatakan waktu adalah
uang, pedang, ilmu atau apapun itu agaknya
tidak signifikan mengubah apa yang telah menjadi
budaya dan menjadi kebiasaan dalam masyarakat
kita. Kebiasaan menumpuk dan menunda pekerjaan
seringkali membuat keputusan yang diambil cenderung
tidak optimal karena tidak punya cukup waktu melihat
58
Santunan
Oktober 2013
secara bijak segala aspek yang mempengaruhi keputusan tersebut.
Hambatan lainnya adalah perasaan takut gagal. Seringkali
kegagalan yang diperoleh akan diapresiasikan oleh masyarakat
dengan cemoohan yang berakhir pada rasa malu. Pada orang-orang
tertentu perasaan ini lebih menakutkan daripada kata sukses yang
bakal didapat. Akan tetapi, bukankah lebih baik pernah gagal
daripada tidak pernah mencoba sama sekali.
Dan yang paling sering terjadi secara tak sengaja kreativitas
dapat terhambat oleh kritik-kritik orang lain. Kritik terkadang
diperlukan untuk mengingatkan seseorang supaya tetap berpijak
pada kenyataan dan juga dapat menjadi pendorong bagi perbaikan
kreativitas. Anggaplah selalu bahwa setiap kritik yang diterima
akan membawa kita pada sebuah kebaikan.
Hambatan-hambatan di atas harus segera diatasi agar orangorang kreatif terus menghasilkan karya-karya yang bermanfaat
bagi umat manusia. Tidak terbayangkan apa jadinya dunia ini
jika orang seperti mereka tidak ada, mungkin segala kemudahan
hidup yang kita rasakan seperti sekarang ini tidak akan ada. Oleh
sebab itu kreatifitas harus tetap diasah agar tidak tumpul bahkan
hilang.
Kreatifitas tidak harus berasal dari alternatif atau ide yang
besar, ide kecilpun kalau direncanakan dengan matang akan
menjadi berarti jika mampu dimanifestasikan.
Kreatifitas dapat dimunculkan dengan beberapa cara:
Menemukan ide. Karena ide bisa datang kapan saja dan
dimana saja, maka biasakanlah menuangkan ide yang muncul
dalam buku, handphone atau apapun agar ide itu tidak hilang.
Banyak membaca dapat menjadi inspirasi bagi munculnya ide-ide
baru, karena dengan membaca pengetahuan akan bertambah luas.
Selain itu ide baru juga berpotensi muncul dengan memperluas
pergaulan, karena bertemu dengan banyak orang akan menggali
banyak pengalaman berbeda yang dapat menjadi gudang ide.
Memperkuat mental. Sekali-kali tidak mendengar dan
memperdulikan pendapat orang ada baiknya , karena apa yang
menurut orang baik belum tentu baik untuk yang lainnya.
Selama kita masih berjalan sesuai dengan rambu-rambu yang
telah ditetapkan oleh agama ,negara dan masyarakat, jalan terus
pantang mundur.
Jangan menunda pekerjaan. Karena proses
kreatif itu tidak datang setiap saat maka gunakan
kesempatan dan waktu seefesien mungkin. Ada
kata-kata bijak mengatakan, resiko terbesar dalam
hidup adalah tidak pernah berani mengambil
resiko. Dan keteguhan sebuah visi di masa depan
ternyata menyimpan kekuatan, kejeniusan dan
keajaibannya sendiri.
Jangan mudah menyerah dan putus
asa, karena lebih baik gagal daripada tidak
pernah mencoba sama sekali. Boleh jadi gagal
pada kesempatan pertama, kedua,bahkan ketiga
atau lebih, tetapi akan berhasil pada kesempatan
sselanjutnya. Kegagalan beberapakali harusnya
menjadi pembelajaran bagi kemajuan di masa
mendatang. [Diah Wanodyasari, Guru MAN 1 Sigli]
Download