Bagaimana Menjadi Kreatif MAJALAH Edisi 10, Oktober 2013 M/Muharram 1435 H Rp. 10.000,- Pentas PAI ke Nasional ISSN 0216-0790 MOHON PERHATIAN Sehubungan dengan banyaknya tunggakan dan untuk kesinambungan penerbitan Majalah Santunan, mohon biaya pengganti ongkos cetak majalah setiap bulan SEGERA DILUNASI, dan DIKIRIM LANGSUNG ke rekening BRI Banda Aceh No. 00000037-01-002219-30-7 BSM Banda Aceh No. 7070777775 atas nama MAJALAH SANTUNAN ISI MAJALAH Edisi 10, Oktober 2013 M/Muharram 1435 H 06-13 UTAMA Pentas PAI ke Nasional 49 ISLAMIKA Bangunan Simbol Kesyirikan Padepokan Santri Dihancurkan 54-55 SOSOK Kereta untuk Penyuluh Terpencil 56-57 TAFSIR Kontektualisasi Hijrah >>TAJUK Hijrah dan Semangat Perubahan H. Akhyar Kasubbag Informasi dan Humas Kanwil Kemenag Prov. Aceh Hijrah bukan hanya sebatas pada berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, atau dari suatu daerah ke daerah lain (al intiqal), maupun meninggalkan (at-tarku), atau berubah (at-Taghir), Hijrah adalah semangat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. H ari Selasa tanggal 5 November 2013 bertepatan dengan tanggal 1 Muharram 1435 Hijrah yang merupakan tahun baru Islam, momentum hari yang sangat bersejarah ini sudah sepatutnya bagi seluruh ummat Islam dunia menyambutnya dengan penuh suka cita , serta mengisinya dengan kegiatan yang lebih positif, namun kenyataannya banyak diantara kita tidak melakukannya bahkan ada yang tidak tau tanggal 5 November mengapa libur?( Tanggal merah), kita turut mengafresiasi anak-anak kita mulai dari PAUD sampai siswi sekolah menengah atas melakukan pawai dan berbagai aktifitas lainnya guna membesarkan 1 Muharram 1435 H. Momentum tahun baru Hijrah ini, juga menjadi kesempatan bagi ummat Islam untuk melakukan Muhasabah (evaluasi) atas perjalanan setahun sebelumnya . Sebab, banyak sikap, tingkah laku, atau perbuatan yang mungkin tidak sesuai dengan harapan, banyak agenda yang mungkin gagal dilaksanakan, karena itulah, momentum Hijrah ini harus menjadi inspirasi untuk membangkitkan kembali semangat perubahan menuju era yang lebih baik. Tahun baru Hijrah, ditandai dengan Hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah, bersama sahabat yang juga mertuanya, Abu Bakar Ash Shiddiq. Hijrah tersebut dilakukan dalam rangka mencari rasa aman untuk berdakwah, sekaligus memperluas jaringan dakwah Islam.Dan seperti diketahui, keputusan Hijrah itu pun sangat tepat. Dakwah Islam semakin luas dan seluruh ummat Islam menjadi lebih aman dari gangguan kaum kafir Quraisy. Sama dengan dewasa ini, Hijrah bukan hanya sebatas pada berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, atau dari suatu daerah ke daerah lain (al intiqal), maupun meninggalkan (at-tarku), atau berubah (at-Taghir), Hijrah adalah semangat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Hijrah itu juga bisa disebut dengan menjaga atau memelihara sesuatu yang baik dari perbuatan masa lampau dan mengambil yang terbaik untuk masa sekarang. Dalam kaidah ushul Fiqh dikatakan, alMuhafazhatu ‘ala qadimi ash-shalih a al-akhhzu bi al-jadid al-ashlah. Karena itu, hijrah harus selalu dilakukan, kapan saja, di mana saja, Perubahan harus dilakukan setiap saat. Bila gagal melaksanakan suatu perbuatan karena adanya tantangan atau rintangan maka harus dicoba lagi dengan cara yang lain. Pendiri Honda Motor Co, Soichiro Honda, pernah mengatakan dia sering mengalami kegagalan, Namun, ia tak patah arang. Ia terus berusaha dan berusaha hingga akhirnya berhasil kini. Hasil karyanya, merambah seluruh penjuru duia. Ia berharap, masyarakat juga melakukan hal yang sama.Jangan melihat kerberhasilan, tapi bagaimana perjuangan untuk berhasil yang dilaluinya itu lebih diperhatikan.”Orang hanya melihat satu persen kesuksesan saya, mereka tidak melihat 99 persen kegagalan saya”. Hijrah tak boleh berhenti, walaupun sudah berhasil,Hijrah harus terus dilakukan, Dan satu upaya yang sudah berhasil dikembangkan, tak lantas kita berpangku tangan kita harus terus mengembangkan (hijrah) untuk meraih yang lebih baik lagi, itulah pesan Rasulullah SAW. “ Siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka dia orang adalah orang yang beruntung dan siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin adalah orang yang rugi dan dilaknat oleh Allah SWT. Di masa depan, tantangan akan semakin berat perjuangan harus terus di tingkatkan dan perubahan mesti dilakukan. Tidak ada yang bisa dilakukan perubahan, tanpa hal itu dilakukan dan diawali dari diri sendiri. Kita sadar, Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubahnya (Qs. Al-Ra’du 11). Selamat Tahun Baru Hijrah I Muharrah 1435. Wallahu a’alam bisshawab.[] Redaksi hanya memuat surat, email, atau sms yang menyertakan identitas yang jelas, dan disampaikan dalam bahasa yang sopan. Demikian untuk dimaklumi. 04 Santunan Oktober 2013 SALAM<< Pendidikan Agama Islam Semakin Menarik dan Menggairahkan juniazi Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2013, yang berlangsung di Banda Aceh dari tanggal 9 – 11 Oktober lalu, usai sudah. Ajang Pentas PAI yang baru pertama kali diadakan di Provinsi Aceh ini memperlombakan delapan cabang perlombaan; mulai cabang MTQ dan seni lainnya. Kontingen Kota Banda Aceh berhasil keluar sebagai juara umum dengan membawa piala bergilir. Apresiasi sudah tentu patut diberikan kepada Bidang Pendidikan Agama Islam Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, atas inisiatif dan kerja keras mereka—walau kita juga sempat mendengar panitia kesulitan anggaran, namun kegiatan ini berlangsung sukses dan meriah. Kita juga mendengar Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan ikut mensupport acara ini. Harapan kita, Pentas PAI yang dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat sekolah, gugus, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi sampai tingkat nasional ini menjadi penting untuk terus digulirkan, bukan saja sebagai sarana ekspresi dan pengembangan bakat, minat, potensi dan kemampuan peserta didik serta media evaluasi dalam mata pelajaran PAI, namun yang tidak kalah penting adalah dengan adanya kegiatan-kegiatan seperti ini pendidikan agama Islam yang diajarkan di sekolah-sekolah menjadi lebih menarik dan menggairahkan. Anak-anak peserta didik semakin mencintai PAI. Seperti diutarakan Kepala Bidang PAI, Drs. H. Saifuddin AR pada saat pembukaan kegiatan ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih bergairah mempelajari dan mencintai PAI, disamping sebagai tolak ukur keberhasilan pembinaan PAI di sekolah, yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran Islam. Terus terang, selama ini kita miris ketika mendengarkan pernyataan-pernyataan negative dan kadang-kadang bernada provokatif di tengah masyarakat dan bahkan di kalangan peserta didik, bahwa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di sekolah tidak menarik dan tidak bermanfaat. Selain materinya yang menoton, proses belajar mengajarnya yang kurang menarik, plus tidak jarang tenaga pendidiknya pun kurang cakap. Belum lagi mata pelajaran ini tidak masuk dalam UN. Lengkap sudah stigma, “PAI tidak menarik dan membosankan”. Di dalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Sebetulnya, proses kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah, tidak saja ingin membuat peserta didik beriman, bertaqwa dana beraklak mulia, namun justru yang lebih penting adalah aspek pengamalan ajaran Islam, yaitu bagaimana ajaran Islam yang telah diimani, dipahami dan dihayati oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan, dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi, sebagai manusia yang beriman dan bertqwa kepada Allah SWT serta mengaktualisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat. Pada bagian lain, dengan adanya ajang aktualisasi diri seperti ini bagi peserta didik dalam hal pendalaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai ajaran Islam, kita juga berharap mindset dan pola pikir serta perhatian pemerintah, dewan, masyarakat dan stakeholder pendidikan terhadap Pendidikan Agama Islam yang selama ini dikeluhkan bisa berubah. Marjinalisasi, diskriminasi, tidak peduli atau apapun bahasanya yang tidak pro terhadap dunia PAI bisa luntur. Harapan kita, dukungan dan perhatian pemerintah, dewan perwakilan rakyat, masyarakat terhadap PAI semakin meningkat dari waktu ke waktu. Pemerintah melalui Kementerian Agama telah berupaya meningkatkan kualitas PAI ini melalui berbagai program dan kegiatan seperti peningkatan kualitas dan memberikan apresiasi kepada guru PAI, pengawai PAI dan kepada sekolah berprestasi, pemberdayaan Rohani Siswa (Rohis) sekolah, mengadakan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) PAI, visiting guru PAI, PAI model/PAI unggul, Pentas PAI dan lain sebagainya. Terakhir, sudah saatnya metode dan strategi pembelajaran PAI di sekolah-sekolah diperbaharui sehingga peserta didik semakin mencintai PAI, seterusnya mendalami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ajaran Islam. Nah…….! [] Majalah Santunan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Pembina: Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Dewan Pengarah: Kepala Bagian Tata Usaha, Para Kepala Bidang Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh. Penanggungjawab: H. Akhyar, S.Ag, M.Ag. Pemimpin Umum & Pemimpin Redaksi: H. Juniazi, S.Ag, M.Pd. Sekretaris Redakasi: Muhammad Yakub Yahya, S.Ag, M.Ag. Redaktur Pelaksana: Zarkasyi Yusuf. Wakil Redaktur Pelaksana: Ahsan Khairuna, S.Sos.I. Sidang Redaksi: H. Khairuddin Aba, S.HI, Mulyadi Nurdin, Lc, Muzakkir, S.Ag, Drs. H. Abdullah AR, M.Ag, Alfirdaus Putra, S.HI, Drs. Taharuddin, MA, Dra.Hj. Suri Arniansyah, Drs. Mardin. Desain dan Tata Letak: Jabbar Sabil, MA, Khairul Umami, S.Sos.I. Bidang Usaha. Koordinator: Munawar, SE, Marketing dan Iklan: Alfaizin, MM, Sirkulasi: Amwar Citra Hutabarat, S.Sos, Bendahara: Darwin, SE, Keuangan: Zamzarina, A.Md. Staf Sekretariat: Nurbaiti, SH, Hartati, A.Md, Saiful Mahdi, Fadhlan Mursal, A.Md. Alamat Redaksi: Jl. Tgk. Abu Lam U No. 9 Banda Aceh. Website: http://aceh.kemenag. go.id. Email redaksi: [email protected]. Email Usaha: [email protected]. Telp. Redaksi: 085362367700. Telp. Usaha: 085277759339. Rekening: Bank Rakyat Indonesia No. 00000037-01-002219-30-7 a.n. Majalah Santunan; Bank Syariah Mandiri No. 7070777775 a.n. Majalah Santunan. Biro Daerah: Para Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota se-Provinsi Aceh Santunan September Oktober 2013 05 >>UTAMA Pentas PAI ke Nasional T irai digulung, spanduk dilipat, Pentas PAI yang dimulai, begitu Kloter 8 terbang (Rabu malam, 9/10), sudah usai (jelang shalat Jumat, 11/10). Karena ini perdana, terbersit ‘angin berhembus’, agenda mulia ini bakal tak ada dana, dan sang jawara, hanya bisa puas di tingkat ‘Asrama Haji’. Namun saat pembukaan, Kakanwil berjanji, 06 Santunan Oktober 2013 “Anak kami jangan takut, jika juara tak akan diajak ke even Nasional. Kita cari jalan bisa berangkat terbang semua, ke sana,” isyarat Kakanwil di Aula Utama. Sebelumnya, dalam rapat, Kabag TU Kanwil Kemenag Aceh, H. Habib Badaruddin, S.Sos, tapi harapkan, “Tolong yang dibawa ke jenjang Nasional anak yang berprestasi, jangan anak yang tidak siap untuk tampil di tingkat Nasional.” Penjenjangan dan penjaringan ini perlu, dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya PAI, maka Gubernur Aceh, sebagaimana katanya saat membuka aara yang diwakili Staf Ahli, Ridwan Hasan MM, nyatakan, ”Sangat mendukung upaya yang telah dilakukan Kementerian Agama Provinsi Aceh dan Dinas Pendidikan UTAMA>> Data dan Dana untuk Pentas PAI Provinsi Aceh terhadap program Pentas PAI. Semoga jalinan kebersamaan terus berjalan demi memberikan pelayanan terbaik pada Pendidikan Agama Islam di sekolah guna mecapai kehidupan Madani dan Generasi Qurani di Bumi Serambi Mekkah.” Sisi lain, Prof. Dr Warul Walidin, MA, Ketua MPD Aceh, dalam sambutan rapat memberi apresiasi atas ‘pentas’ yang digelar. Menurutnya, ini adalah terobosan luar biasa karena mengingat ini kegiatan penting seperti ini belum pernah dilaksanakan sebelumnya. Harapan dan kendala memang sejalan seiring, sebagaimana penampilan siswa MI,MTs, dan SMU/SMK itu. Sampai jumpa di Pentas PAI Nasional. [yyy] Dalam Rapat Konsultasi Teknis Penyelenggaraan Pentas PAI Tingkat Aceh (26/9) di Aula Kanwil Kemenag Aceh, dijelaskan dan diputuskan beberapa format dan solusi atas permasalahannya. Termasuk data siswa, dana, dan format penilaian. Turut hadir kepala Dinas Pendidikan Aceh Drs Anas M.Adam MPd yang menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara Pentas PAI yang sangat bermanfaat bagi siswa dan siswi. Dinas Pendidikan akan membantu lewat APBA perubahan walaupun besarannya belum dapat dipastikan, tapi insya Allah akan ada bantuan. Ia menambahkan bahwa pasca­ otonomi daerah, sangat susah untuk kita berkonsultasi dan kordinasi dengan Kab/Kota. Kata ‘kordinasi’ memang mudah diucapkan tapi sangat susah untuk di implementasikan, kita sering menonjolkan ego sektoral masingmasing. Dinas Pendidikan sekarang ini sedang giatnya melakukan pembinaan terhadap para guru, dan hampir semua Hotel dan Wisma penuh. Kini, ada anggaran pembinaan sampai Rp 85 milyar, yang tahun lalu hanya Rp 15 milyar. Kabag TU Kanwil Kemenag Aceh H Habib Badaruddin Sos, menyampaikan “Tolong yang dibawa ke jenjang Nasional anak yang berprestasi, jangan anak yang tidak siap untuk tampil di tingkat Nasional.” Ketua Panitia Drs Saifuddin mengatakan saat itu (jelang sibuknya Asrama Haji), ada kendala masalah waktu untuk Pentas PAI, yang semula digelar taggal 8 Oktober, yang ternyata tidak bisa, karena sarana masih digunakan untuk pemberangkatan jamaah Haji, jadi 9-11 Oktober. [atok/y] Santunan Oktober 2013 07 >>UTAMA Juara Pentas PAI Pasti akan ke Even Saat membuka Pentas (Pekan Seni dan Kreativitas) PAI ke 1, Kakanwil Kemenag Aceh memastikan para juara yang ikuti cabang-cabang lomba Busana Muslimah, Debat PAI, Seni Nasyid, Kaligrafi, Hifzhul Quran, CC, Ceramah PAI, dan Tilawah, akan diikutsertakanke even Pentas PAI Nasional di Bekasi. “Anak kami jangan takut, jika juara tak akan diajakke even Nasional. Kita akan cari jalan bisa berangkat terbang semua, ke sana,” isyarat Kakanwil di Aula Utama, di hadapan Gubernur Aceh, unsur Muspida, Kadisdik Aceh, SKPA, offisial, kontinge, dan undangan. “Kemarin pagi, baru saja kami membuka acara “Uji Publik Draf Standar Nasional Pendidikan” yang dihadiri para Kepala Sekolah dan Madrasah se Aceh. Stantar Pendidikan itu penting, sebab itu bagian dari amanat UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Aturan dalam bidang pendidikan, yang sudah berumur 10 tahun itu, mengamanatkan Pemerataan Pendidikan Nasional melalui Delapan Standar Nasional Pendidikan,” lanjut Kakanwil. Lanjutnya, setelah Kabid PAIS Drs Saifuddin sampaikan laporannya, “Misalnya, dalam Pasal 35 Ayat (1) UU Sisdiknas disebutkan, bahwa Standar Nasional Pendidikan terdiri atas: Standar Isi, Proses, dan Kompetensi. Kompetensi Standar Nasional Pendidikan terdiri atas 1). Standar 08 Santunan Oktober 2013 Isi, 2). Proses, 3). Kompetensi Kelulusan, 4). Tenaga Kependidikan, 5). Sarana dan Prasarana, 6). Pengelolaan, 7). Pembiayaan, dan 8). Penilaian Pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.” “Dalam Ayat (2) pasal itu disebutkan, Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai Acuan Pengembangan Kurikulum, Tenaga Kependidikan, Sarana dan Prasarana, Pengelolaan, dan Pembiayaan.Acara hari ini merupakan bagian dari Uji Kompetensi dan dan Penilaian yang diisyaratkan UU itu. Sebetulnya, ada sejumlah problem yang dihadapi PAI saat ini, yaitu; 1). Adanya jurang perbedaan (gap) kualitas lulusan antar siswa; 2). Meluasnya faham radikalisme keagamaan di sekolah; 3). Kuantitas dan kualitas ketenagaan belum memadai; 4). Fasilitas pendidikan agama belum memadai; 5). Mutu organisasi profesi pendidik dan tenaga kependidikan sangat rendah; dan 6). Struktur organiasasi pengelola PAI di daerah yang lama belum fungsional dan yang baru belum ada,” ujar Kakanwil yang katanya sangat baik kerjasama Disdik dan Kemenag selama ini, dan harapan kita bisa dicontohkan oleh Tingkat Dua. “Standar PAI ke depan, kita harapkan antara lain: 1). pada tingkat Sekolah Dasar (SD), peserta didik harus bisa baca Al-Quran, dapat menjalankan ibadah ritual (shalat), dan memiliki perilaku dan akhlak terpuji. 2). Untuk tingkat SLTP, setiap peserta didik harus bisa baca Al-Quran dengan baik dan memahami sejumlah hadits-hadits yang berkaitan dengan akhlak terpuji. Memahami dan melaksanakan ibadah (ritual) seperti shalat, puasa dan sebagainya dengan baik. 3). Sementara untuk tingkat SLTA, standar ke depan di antaranya memahamai dan mengamalkan Al-Quran dan Hadits, serta ibadah-ibadah ritual lainnya dengan baik dan benar,” katanya. “Terkait dengan Standar Sarana PAI pada sekolah ini, Kementerian Agama juga telah merancang, ke depan, setiap sekolah harus memiliki tempat ibadat, punya kepustakaan agama, dan memiliki laboratorium agama. Begitu pula dengan kurikulum PAI akan ditata ulang, dengan penekanan pada Kurikulm Tingkat Satuan Pendidikan Berbasis Keimanan, Ketaqwaan dan Akhlak Mulia. Juga pengembangan wawasan PAI rahmatan lil ’alamin. Pengembangan wawasan apresiasi multikultural dan kearifikan lokal. Peningkatan mutu proses pembelajaran yang inovatif, menyenangkan, efisien, dan efektif berbasis ICT (Information Communication and Technology),” lanjutnya. “Dikaitkan dengan potret dan harapan di atas, tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan keimanan, ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. meningkatkan pemahaman dan penghayatan peserta didik terhadap ajaran Islam sehingga dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih bergairah mempelajari dan mencintai Pendidikan Agama Islam,” sambungnya. “Apalagi diinformasikan, cabang-cabang yang diperlombakan lewat Pentas PAI, antara lain, Cerdas Cermat, Hifzhul Qur’an SuratSurat Pendek, Kaligrafi, dan MTQ, serta Debat PAI. Sementara Kadis Pendidikan Aceh Drs H Anas Adam MPd, saat pembukaan menyampaikan persoalan anak didik kita di Aceh, misalnya soal pilihan berganda, ketimpangan antara teori dengan yang dia amalkan dalam keseharian, dan kurangnya krativitas,” lanjutnya. Sementara Gubernur Aceh yang diwakili Staf Ahli H Ridwan Hasan SH MM sampaikan bahwa, generasi qurani di Aceh mutlak ada. “Pentas PAI (Pekan Keterampilan dan Seni PAI) ke I Provinsi Aceh ini, salah satu jalan dan wadah mulia itu, untuk melahirkan generasi Aceh, yang mampu menciptakan ragam terobosan, seiring dengan pengembangan cita-cita tinggi keilmuan. Termasuk mengembangkan mutu UTAMA>> Nasional dan kapasitas PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kususnya Aceh yang merindukan generasi penegak Syariat islam, dengan segenap Keistimewaan dan Kekhususan Aceh ini,” ujar Gubernur. “Pentas PAI ini, kita nilai penting untuk kita gelar dan galakkan dalam rangka memberikan motivasi dan apresiasi kepada siswa yang berprestasi. Di samping itu juga akan memperkokoh aspek Emotional Quotient (EQ) dan aspek Spiritual Quotient (SQ), yang dengan itu kita harapkan akan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Serta anak kita memiliki akhlak mulia, bagus secara Social Quotient (nilai bersosial) dan elok secara personal. Jadi, tidak lagi hanya mengandalkan satu aspek saja, sebagaimana tempo dulu, yang hanya menekankan kecerdasan otak (IQ) anak kita.” Lanjut Gubernur, yang baru saja melantik Sekda Dermawan, “Kita juga mengharapkan dengan ajang besar ini, dapat menumbuhkembangkan kesadaran dan penghayatan siswa di sekolah baik tingkat SD, SMP dan SMA/SMK dalam pengamalan nilai-nilai ajaran Islam, dan menularkan virus kebaikan pada lingkungannya.” “Nah, dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya PAI, maka Gubernur Aceh sangat mendukung upaya yang telah dilakukan Kementerian Agama Provinsi Aceh dan Dinas Pendidikan Provinsi Aceh terhadap program Pentas PAI. Semoga jalinan kebersamaan terus berjalan demi memberikan pelayanan terbaik pada Pendidikan Agama Islam di sekolah guna mecapai kehidupan Madani dan Generasi Qurani di Bumi Serambi Mekkah,” katanya. “Sekali lagi, kami menyambut baik dan mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang telah menunjuk Kementerian Agama Provinsi Aceh sebagai Panitia penyelenggaraaan Pentas PAI. Tahun 2013 yang kita laksanakan sejak tanggal 9 sampai dengan 11 Oktober 2013 di Asrama Haji ini.Harapan kita, peningkatan mutu dan prestasi PAI saat ini harus jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya. Kita yakin, sebab hari ini semua siswa PAI dari tingkat Kabupaten/Kota telah siap tampil dengan berbagai keahlian, terutama bagi anak kami yang ikut kompetisi atau musabaqa hari ini, maupun rekan kalian, yang sedang menanti hasil Pentas PAI ini di sekolah. Pemerintah Aceh siap mendukung dan membantu baik dalam bentuk moril maupun materil. Kami juga akan ajukan dalam bentuk program anggaran kegiatan Pemerintah Aceh melalui APBA tahun berikutnya,” lanjutnya. “Kita mengharapkan hasil yang terbaik dari perlombaan perdana di Aceh ini, akan tetap mengharumkan nama Aceh di ajang Pentas PAI Nasional, yang insya Allah akan digelar pada tanggal 21 sampai dengan 25 November 2013 di Asrama Haji Bekasi,” harapnya. Usai melepasan JCh Kloter 8, Kloter Gabungan yang terakhir dari Aceh, Kakanwil, bersama jajarannya, selama dua hari (9-11 Okt) kembali meramaikan Asrama Haji, bersama utusan tingkat dua, dari siswa sekolah. Acara perlombaan sendiri, yang kini sedang berlangsung, hingga final besok pagi (11/10) sempat molor hingga satu dua jam, akibat peralatan yang belum siap. Ini antara lain, karena Asrama dan kepanitaian Pentas PAI, juga masih personil yang sama, sehingga belum bisa memaksimalkan persiapan dan kesiapan tempat. [muhammad yakub yahya, tim dewan hakim tilawah] Terobosan Baru, Pentas PAI Perdana Sukses Pekan Keterampilan dan Seni (Pentas) Pendidikan Agama Islam (PAI) Tingkat Provinsi Aceh I tahun 2013 yang didigelar di Asrama Haji, Banda Aceh, usai musim pemberangkatan haji, 8-10 Oktober, alhamdulillah sukses. Sebelumnya, rencana dan program telah dipaparkan, dan Sempat tertunda. Rapat perdana resmi yang dipimpin Ketua Panitia Pentas PAI yang juga Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) Kanwil Kemenag, Drs. H. Saifuddin, yang dalam sambutannya pada rapat yang dihadiri puluhan Panitia dan Dewan Juri di Aula Kanwil Kementerian Agama Aceh, Selesa (17/9) pagi, mengisyaratkan ada ganjalan dana dan teknis. Dalam rapat yang dipandu dan didampingi Sekretaris Panitia, Drs. Sulaiman Lt, dan Kabid PD Pontren Kanwil, H. Abrar Zym, S.Ag, juga dihadiri Prof DR Warul Walidin Ak, MA, Ketua MPD (Majelis Pendidikan Daerah) Aceh dan Pengurus MDC (Madrasah Development Centre) Aceh, akhirnya menelurkan solusi atas masalah personil dan tempat. Drs. H. Saifuddin, Kabid PAI Kanwil, mengatakan, “Acara ini digelar sebagai wahana kompetensi siswa di bidang keterampilan dan seni Pendidikan Agama Islam dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat Sekolah, Gugus. Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi hingga tingkat Nasional. Pemenang tingkat Provinsi dikirim ke Pentas PAI Tingkat Nasional yang akan berlangsung pada (semula 18-20 Oktober 2013) bulan November 2013.” “Kegiatan Pentas PAI Tingkat Provinsi Aceh 1 Tahun 2013 diikuti siswa SD, SMP, dan SMA/SMK dari 23 Kabupaten/kota di seluruh Aceh,” kata Saifuddin menjelaskan. Pentas PAI ini terdiri dari berbagai jenis mata lomba yang akan dikompetisikan. “Untuk tingkat SD, ada lomba Tilawatil Qur’an, pidato, cerdas cermat dan hifzhul Qur’an surat-surat pendek. Untuk tingkat SMP, lomba Tilawatil Qur’an, Pidato, cerdas cermat dan seni kaligrafi. Sedangkan tingkat SMA dan SMK, lomba Tilawatil Qur’an, Pidato, Seni Nasyid, Debat PAI. Dan lomba kreasi busana muslimah,” Saifuddin menambahkan. Prof Dr Warul Walidin, MA dalam sambutannya memberi apresiasi atas pentas yang akan digelar ini. Menurutnya, ini adalah terobosan luar biasa karena mengingat ini kegiatan penting seperti ini belum pernah dilaksanakan sebelumnya. Selain itu, Prof Warul juga mengatakan, bahwa Aceh harus menjadi produsen atas konstruksi peradaban Islam di Indonesia. “Semoga dengan pentas PAI yang akan digelar ini akan menambah kualitas PAI di Aceh yang akan membantu penguatan peradaban Islam” katanya lagi mengharapkan. Selain dari Kemenag, kepanitiaan acara ini juga berasal dari Dinas Pendidikan dan bidang lain di Kanwil Kemenag. [teuku zulkhairi/yakub/juanda]. Santunan Oktober 2013 09 >>UTAMA Sinergis dan Berjenjang, ke Pentas PAI Sebanyak 16 Peserta dan 6 Pendamping Lomba Pentas Keterampilan dan Seni Pendididikan Agama Islam (PAI) dari Aceh Utara menuju Provinsi, dilepaskan oleh PJ. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Utara, Drs. Jamaluddin, M.Pd. Wakil Ketua Pendamping, Drs. Jamaluddin Adam, M.Pd yang juga merupakan Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam Kankemenag Aceh Utara menjelaskan tentang Peserta yang dikirim, “Kami mengirimkan 16 Peserta untuk mengikuti kegiatan di Pentas PAI dalam rangka Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam di Banda Aceh, peserta yang dikirim merupakan hasil seleksi yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama Aceh Utara,” papar Jamaluddin Adam. “Dengan adanya kerjasama yang baik antara dua Instansi tersebut, terpilihkan 16 peserta yang memiliki bakat dan keterampilan yang layak diikutkan dalam Pentas PAI tersebut. Adapun unggulan kami adalah untuk cabang seni Kaligrafi tingkat SMP, Pidato/ Cermah PAI, seni Nasyida dan debat PAI,” tutupnya. [fahmi/y] Pentas PAI Kembangkan Bakat Pelajar Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) yang dilaksanakan beberapa waktu yang lalu, memiliki kesan tersendiri bagi Kasi PAIS Kankemenag Aceh Timur Muslim, S.Ag,M.Si. Menurut Muslim bahwa Pentas PAI 10 Santunan Oktober 2013 sangatlah bermanfaat untuk pengembangan bakat dan minat para pelajar. Pentas PAI bagi siswa Sekolah Dasar, SMP dan SMA se-kabupaten Aceh Timur tersebut menjadi ajang bagi mereka untuk menyalurkan bakat seni. Apalagi, menurutnya, anak-anak sekolah sangat rawan teracuni dengan pengaruh sosial yang sudah banyak menyimpang dari ketentuan agama dan moral. “Kita prihatin dengan anak-anak sekarang ini yang sudah banyak terkontaminasi dengan budaya luar yang tidak sesuai dengan budaya ketimuran. Kadang mereka sebenarnya hanya ikut-ikutan saja tanpa tahu akibat apa yang ia lakukan”, jelas Muslim. Sementara itu salah seorang pegawai pada Seksi PAIS Kantor Kemenag Aceh Timur Iqbal,SE mengatakan bahwa Pentas PAI yang dilaksanakan di Aula Kankamenag merupakan kegiatan pertama. Ia berharap kegiatan semacam itu dapat dianggarkan kembali pada tahun mendatang karena memiliki dampak yang positif bagi pengembangan kreatifitas anak. [jamal/y] Penuh Persiapan ke Pentas PAI Kankemenag Aceh Timur khususnya bidang Pendidikan Agama Islam jelang Pentas PAI lakukan persiapan tim. Diterangkan oleh Muslim Masi PAIS, bahwa untuk peserta dari Sekolah Dasar 6 orang , peserta dari SMP 6 orang dan peserta dari SMA 9 orang. Untuk peserta Tilawatil Quran tingkat SD diikuti oleh Hikmatun Nafis, Rosma Neli mengikuti lomba pidato, Hifdhil quran oleh Siti Dzahiriah, sedangkan cerdas cermat terdiri dari Alkhaida, Mimi rahmatan Kahira dan Miftahul Jannah. “Untuk Tilawatil quran SMP diikuti oleh Aulia Akbar, pidato Mastura fonna, kaligrafi oleh Muhammad Hanafiah, dan cerdas cermat oleh Al-finura, wahyuni, dan Rizal muhaimin, Tilawatil quran tingkat SMA oleh Nurul Hidayat, pidato Cut Inanda Zuhra, debat PAI diwakili oleh Rahmah Nashara dan Lia Utari, sedangkan kreasi busana muslimah oleh Maya Julaini.” Ungkapnya. “Kita mengacu pada keputusan Dirjen Pendis nomor: Pj.1/12A Tahun 2009 tentang pedoman Pelaksanaan Pentas PAI,” ujar Muslim. “Pentas PAI ini merupakan salah satu kegiatan guna memberikan sarana aktualisasi diri bagi peserta didik dalam hal pendalaman,penghayatan, dan pengamalan ajaran islam,” jelasnya lagi. Kompetisi ini merupakan proses pembelajaran untuk berekspresi, menumbuhkan sikap sportif dan beraktualisasi diri. Kompetisi ini juga merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memberikan layanan pendidikan sesuai dengan bakat, dan minat siswa. [jamal/y] UTAMA>> Pentas PAI Atim juga Sukses Sebelum ke Pentas PAI (Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam), acara juga digelar di sebagian Kankemenag, salah satunya Aceh Timur. Seksi PAIS Kankemenag Aceh Timur sukses menyelenggarakan yang berlansung selama satu hari penuh pada Sabtu (21/9) di kantor setempat. Kegiatan yang mengambil tema “Kreatif, Inovatif, dan Sportif” itu diikuti oleh siswa di lingkungan Dinas Pendidikan Aceh Timur jenjang SD,SMP, dan SMA/SMK yang telah melalui tahapan seleksi di UPTD masingmasing dengan jumlah peserta 94 orang. ”Pentas PAI sebagai wahana kompetisi dan salah satu tolak ukur untuk melihat keberhasilan pendidik terhadap anak didik untuk PAI di sekolah terutama penguatan materi ektrakurikuler. Pergunakanlah ajang pentas pai ini dengan sebaik-baiknya dan dengan sportif,” harap Kakankemenag Drs.H.Faisal Hasan. “Jenis ketrampilan dan seni yang diperlombakan diantaranya lomba tilawatil Qur’an, lomba pidato/ceramah PAI, lomba cerdas cermat, seni kaligrafi, seni nasyid dan kreasi busana muslimah,” kata Ketua Panitia, yang juga Kasi PAIS, Muslim, S.Ag, M.Si. [abi naufal/y] Bangga, yang Wakili ke Pentas PAI Pelaksanaan ajang Pentas PAI tingkat Provinsi Aceh yang sukses sejak 9-11 Oktober, memberikan kebanggaan tersendiri bagi SMAN 1 Peukan Bada. Ini karena pada tahapan seleksi yang dilaksanakan pada tingkat Kabupaten Aceh Besar (6-7 September) di SDN Pagar Air, Aceh Besar menempatkan tiga cabang lomba mampu daraih juara 1 oleh anak-anak kami siswi SMAN 1 Peukan Bada dari empat Cabang lomba yang dikirim pesertanya dari lima Cabang yang diperlombakan untuk jenjang SMA/SMK. Adapun cabang lomba dan peserta dari SMAN 1 Peukan Bada yaitu: Debat PAI, meraih Juara 1 (Napriana dan Putri Nurhijjah); MTQ, meraih juara 1 (Marvirah); Nasyid, Meraih juara 1 (Luqyana Yusrijal, Febi Mahqvira, Nuzula Salsabilla dan Qisty Hani) dan Cabang Merias Muslimah meraih juara 2 (Ulfa Maulina Putri). Kebanggaan pribadi bagi kami yaitu Muhammad Yani, S.Pd.I, M.Ag selaku guru PAI dan pembimbing sekaligus pendamping Cabang Debat PAI dan MTQ dan Dra. Ida Herawati selaku Wakil Kesiswaan yang ikut membimbing dan mendampingi Cabang Merias Muslimah serta Herisandi, S.Pd Guru Kesenian yang membimbing bidang Nasyid. Untuk saat ini pembekalan bagi semua peserta yang meraih juara 1 sedang dilakukan pembinaan di SMAN 1 Darul Imarah untuk semua jenjang mulai dari SD, SMP dan SMA/SMK dibawah tanggung jawab Kasi PAIS Kemenag Aceh Besar, yang dikoordinir oleh Ahlul Fikri, S.Pd.I, M.Pd selaku Ketua Panitia Pentas PAI Kabupaten Aceh Besar. Pada lomba lainnya yaitu lomba PBB bagi anggota Pramuka yang dilaksanakan oleh DANDIM Kota Banda Aceh pada Ahad (22/9) di Banda Aceh. Alhamdulilah siswa SMAN 1 Peukan Bada kembali meraih juara 2 dalam ajang lomba tersebut. Ke semua lomba yang diraih oleh siswa mulai dari tingkat Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan Nasional sudah menjadi kebiasan atau sudah membudaya di SMAN 1 Peukan Bada oleh Kepala Sekolah yaitu Ibu Dra. Delia Rawanita, M. Pd memberikan bingkisan dari sekolah pada hari senin setelah selesai Upacara Bendera dan dipanggil ke depan untuk disaksikan oleh siswa/i yang lain sebagai bentuk reward bagi sang juara dan juga agar menjadi motivasi bagi siswa/i yang lain untuk menghasilkan prestasi terbaiknya dalam setiap perlombaan. Akhirnya kami semua atas nama keluarga besar SMAN 1 Peukan Bada menyampaikan selamat dan sukses kepada sang juara “Maju terus SMAN 1 Peukan Bada”. [muhammad yani/yyy] Santunan Oktober 2013 11 >>UTAMA Selamat ke Jenjang Nasional di Bekasi S etelah dua hari Peserta dan Dewan Hakim, bersama Panitia dan Ofisial, sukseskan musabaqah, Pentas (Pekan Seni dan Kreativitas) PAI ke 1, ditutup Kakanwil, jelang Jumat (11/10). Para juara berikut, diikutsertakan ke even Nasional bulan depan, di Bekasi. Kakanwil Kemenag Aceh saat pembukaan, memas­tikan para juara yang ikuti cabang-cabang lomba Busana Muslimah, Debat PAI, Seni Nasyid, Kaligrafi, Hifzhul Quran, CC, Ceramah PAI, dan Tilawah, akan diikutsertakan ke even Pentas PAI Nasional. “Anak kami jangan takut, jika juara tak akan diajak ke even Nasional. Kita akan cari jalan bisa berangkat terbang semua, ke sana,” isyarat Kakanwil di Aula Utama, di hadapan Gubernur Aceh, unsur Muspida, Kadisdik Aceh, SKPA, offisial, kontinge, dan undangan (Rabu malam, 9/10). [julfikar pangwa/muhammad yakub yahya, tim dewan juri tilawah] Lampiran Surat Keputusan Ketua Panitia PENTAS PAI Provinsi Aceh Tahun 2013, Nomor 001/PENTAS-PAI.1/X/2013 Tanggal 11Oktober 2012, tentang Penetapan Juara Pekan Ketrampilan & Seni Provinsi Aceh Tahun 2013: Cabang PIDATO/CERAMAH PAI SD Juara I II III No Undian 07 03 05 Nama Peserta Arif Rizkil Ula Riska Adelia Amanda Chairunnisa Jumlah Nilai 96,5 96 93 Utusan Aceh Utara Aceh Besar Langsa Cabang PIDATO/CERAMAH PAI SMP Juara I II III Cabang TILAWATIL QURAN SD Juara I II III No Undian 01 10 02 Nama Peserta Aisha Khaira Nadia Tasya Maulida Iftinan I II III No Undian 27 38 22 Nama Peserta M. Andre Ahmad Mujinul A Aulia Rahman Jumlah Nilai 92 88 87 Utusan Aceh Singkil Bireuen Langsa Jumlah Nilai 96 91 90 Utusan Langsa Banda Aceh Aceh Taminag Cabang TILAWATIL QURAN SMA/SMK Juara I II III 12 No Undian 57 43 56 Santunan Oktober 2013 Nama Peserta Yasarah M. Ghifari Kiki Defani Nama Peserta Mashabibi Nawi Mastura Fonna Andre Fadila Putra Jumlah Nilai 90,5 89,5 85,5 Utusan Aceh Selatan Aceh Timur Aceh Tamiang Cabang PIDATO/CERAMAH PAI SMA/SMK Cabang TILAWATIL QURAN SMP Juara No Undian 3 18 19 Jumlah Nilai 91 90 89 Utusan Aceh Tengah Aceh Tamiang Banda Aceh Juara I II III No Undian 04 015 011 Nama Peserta Awis Qurni Safrizal Cut Inanda Zuhra Jumlah Nilai 96 81 80 Utusan Lhokseumawe Aceh Besar Aceh Timur UTAMA<< Cabang CERDAS CERMAT PAI SD Juara Regu Nama Peserta I C II A III B Abizar Hanisah Hidayati Nasywa Azkia Harisya Siregar Nura Afifah Andi Najla Khalilah Salsabilah Najla Aliqa Faiha Jalaluddin Ahmad Fadhil Ghania Fahira Ritongan Septia Dwi Wanda Jumlah Nilai 825 Banda Aceh 700 Aceh Besar 400 Aceh Barat Utusan Regu I A II D III B Nama Peserta Gebrina Dana Alisa M. Razi Rahmadan Panjaitan Hayati Agustini Intan Qanita Nurul Wardhani Qatrun Nada Nurhaliza Darmayanti I No Undian 15 II 03 III 13 Juara Cabang CERDAS CERMAT PAI SMP Juara Cabang SENI NASYID SMA/SMK Jumlah Nilai 800 Utusan Lhokseumawe 725 Banda Aceh 550 Pidie Jaya Nama Peserta M. Reza Prasetyo Alfan Aditya Nugraha Riski Syahputra Angga Prasetyo Fauzan Pahlawan Zia Maulana Farly Andhareshi Muhammad Fadhil Tuti Yuliana Anita Dewi Husna Baqia Puspita Amelia Jumlah Nilai 191 Utusan Lhokseumawe 185 Banda Aceh 179 Aceh Tengah Cabang DEBAT PAI I No Undian 03 II 02 III 04 Juara Nama Peserta Cut Riski Rahmah Iyanatillah Winelda Mahfud Zaidan. H Rizki Alif Maulana Lia Utari Siti Aisyah Jumlah Nilai 94,5 Aceh Barat 94 Aceh Selatan 93,5 Aceh Timur Utusan Cabang HIFZUL QURAN SD Juara I II III No Undian 04 06 05 Nama Peserta Al Khalog Difa Prahta M. Muammar Dwi Rahmayanti Jumlah Nilai 96 92,5 91 Utusan Aceh Tengah Pidie Aceh Selatan Cabang KALIGRAFI SMP Juara I II III No Undian 19 17 04 Nama Peserta Nuril Maulizar Muhammad Rizkiy Zahara Cabang KREASI BUSANA MUSLIMAH SMA/SMK Jumlah Nilai 85 80 78 Utusan Aceh Utara Aceh Besar Aceh Barat Juara I II III No Undian 01 05 10 Nama Peserta Tria Suci Rahayu Maya Julaini Maya Ulfa Jumlah Nilai 90 87 85 Utusan Banda Aceh Aceh Timur Pidie Santunan Oktober 2013 13 >>PERISTIWA Walikota Subulussalam Resmikan MTsS Rundeng Dengan mengucapkan ”Bismillahir­rahmanir­ rahim kegiatan belajar mengajar MTsS Rundeng dengan ini saya resmikan,” itu lah salah satu petikan kata Bapak Walikota Subulussalam Merah Sakti Kombih SH, pada hari Senin (7/10), pada saat meresmikan MTsS Rundeng Kota Subulussalam. Rom­ bongan disambut tarian anak didik setempat. Acara peresmian yang langsung di gedung sementara MTsS Rundeng ini dihadiri kepala Kankemenag Kota Subulussalam H.Syarbaini,SH dan Kasi Pendis Kemenag Kota Subulussalam serta Sekda Kota Subulussalam dan kepala SKPK Pemko Subulussalam dan tokoh masyarakat kecamatan Rundeng Kota Subulussalam. Dalam peresmian itu Walikota Subulussalam Merah Sakti mengatakan bahwa Pemko Subulussalam mendukung sepenuhnya berdirinya MTsS Rundeng ini dan untuk tahun depan kami akan membantu membangun 2 lokal dan uang 23 juta untuk membantu proses belajar mengajar di MTsS rundeng ini. Plt kepala MTsS Rundeng Khairul Amri,A.Ma yang juga selaku ketua panitia mengatakan, untuk saat ini MTsS Rundeng memiliki 3 ruang belajar dan 27 orang murid untuk tahun perdana serta 15 orang guru (14 guru honor dan satu guru PNS). [taufiq/y] ‘Doto’ Kunjungi MAN Aceh Singkil Ada beberapa dokter (‘doto’) dan perawat dari Puskesmas Singkil masuk ke MAN Singkil dalam serangkaian kunjungan kerja. Pagi (26/9) Waka Kesiswaan MAN Singkil melapor kepada Kepala MAN Singkil bahwa telah datang petugas dari Puskesmas untuk lakukan pemeriksaan golongan darah untuk pepentingan pendataan siswa . Halimsyah menyambut baik kegiatan yang di lakukan oleh pegawai jajaran Dinas Kesehatan ini, mengingat pentingnya data golongan darah sebagai perlengkapan pengisian data siswa madrasah. Petugas yang di berikan tugas oleh Syafni Akhi sebagai kepala Puskesmas Singkil adalah Syukriati (Kepala Laboraturiom) bersama denga dua orang tenaga teknis dalam bidang pemeriksaan golongan darah (Milda khairani Amd.AK dan Evi handayani). “Moga kerjasama belanjut,” harap Halimsyah, MA, Kepala MAN Singkil. [halimsyah/y] Qurban di MIN Sinabang, Kerbau dan Kambing Kemenag Aceh Singkil Bina 30 Guru TPQ Kemenag Aceh Singkil gelar Pembinaan 30 guru TPQ yang ada di Aceh Singkil. Kegiatan ini di laksanakan sudah gelombang yang ke 3 kalinya setiap tahunnya. “Alhamdulilah sudah 96 Guru TPQ Kabupaten Aceh Singkil yang kita Bina dalam tiga Gelombang yaitu dari tahun 2011, 2012 dan tahun 2013, dengan target yang akan kita bina 135 guru TPQ yang ada di Kabupaten Aceh Singkil” demikian laporan Panitia Pelaksana yang disampaikan oleh Safnawati, S.Ag. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari mulai dari tanggal 25 s/d 27 tahun 2013 di Hotel Island Pulo sarok Aceh Singkil. Kegiatan ini dibuka oleh Kakankemang Drs. 14 Santunan Oktober 2013 Ramlan. Turut hadir dalam pembukaan, Kasubbag TU Kemenag Aceh Singkil, Kasi PHU dan Kepala KUA Kec. Singkil. Dalam arahan dan bimbingannya, Kakankemenag Aceh Singkil menyampaikan di hadapan kepada 30 peserta Guru TPQ, bahwa kegiatan ini bukan kegiatan mainmain, atau kegiatan rekreasi, namun kegiatan ini dilaksanakan adalah untuk kegiatan yang serius, sehingga nanti peserta yang kita bina tidak ada yang tidak bisa menerima materi dari pemateri demikian disampaikan Drs. Ramlan yang baru beberapa pekan memimpin kembali institusi tersebut. [mustafa/y] Santunan – Sinabang. Hari kedua lebaran Idul Adha 1434 Hijriyah, Dewan Guru dan siswa di MIN MIN Sinabang Kab. Simeulue, sembelih hewan qurban, yang dibagi-bagikan untuk yang berhak. Pada pagi 16 Oktober, 2 ekor kerbau, dan 1 ekor kambing, dari hasil pengurban disembelih di madrasah favorit itu.“Dana kurban dari dewan guru dan murid MIN Sinabang.daging kurban dibagikan kepada guru dan murid,” jelas Kepala MIN. [y] Ke Kodim 0109 Siswa MTsN Singkil Study Tour Puluhan siswa Kelas IX MTsN Aceh Singkil melakukan Study Tour ke Markas Kodim 0109 Aceh Singkil yang terletak di Desa ketapang Indah Kecamatan Singkil Utara (23/10). Kegiatan tersebut dalam rangka Praktek langsung kelapangan Mata Pelajaran PKn yang dipandu dan dibimbing oleh guru PKn MTsN Singkil, Adnan Mahmud, S.Pd SD, MM. “Tujuan kegiatan ini agar bisa menumbuhkan rasa NKRI para siswa, karena selama ini para siswa terus menerus diajarkan materi semata. Kali ini Adnan mengajak para siswa didiknya untuk terjun ke lapangan dan sekaligus bersilaturahmi kepada jajaran Kodim Aceh Singkil,” kata Adnan, guru Bidang Study PKn dan sekaligus Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan. Kegiatan Study Tour tersebut dilak­ sanakan satu hari penuh dan diharapkan kegiatan seperti ini bisa bernilai positif dan menjadi contoh tehadap sekolah-sekolah lainnya yang ada di Kabupaten Aceh Singkil. Kegiatan pembelajaran seperti ini menu­ rut guru yang menyandang gelar S2 tersebut ini adalah bagian dari porses belajar mengajar yang langsung terus terjun kelapangan. Sehingga para siswa tidak pernah bosan dengan mata pelajaran PKn ini. Kunjungan tersebut disambut dengan antusias oleh keluarga Besar Kodim Aceh Singkil , dalam hal ini diwakili oleh Kasdim 0109 Aceh Singkil. Dalam sambutannya Kasdim mengatakan, kedatangan Peserta Didik MTsN Singkil yang merupakan satusatunya Madrasah Negeri sederajat SMP itu adalah suatu kehormatan mendapat tamu dari MTsN Singkil. [mustafa/y] PERISTIWA>> Kakankemenag Pimpin Upacara Sebelum memantau workshop jurnalistik di Hotel Island Singkil, Kakankemenag Aceh SIngkil jadi pembina upacara di MAN 1 Singkil, pagi Senin (23/9). Selain menjadi pembina, sekaligus pembinaan pada para siswa, Drs Ramlan juga membina dan bersilaturrami dengan dewan guru. Dalama amanat apel Senin, Kakankemenag yang malamnya membuka pelatihan jurnalistik bagi jajaran Kemenag, KUA, dan madrasah, Ramlan ajak siswa rajin belajar demi, dan pertahankan prestasi, nlai UN 2013, sebagai MA peraih nilai tertinggi di Singkil. Sekalian MA itu tetap menjadi favorit di Kabupaten ujung selatan Aceh. Selain itu Kakankemenag juga mengajak siswa yang tahun ini alumni MAN Singkil lebih 50% masuk PTN dan IAIN. Selain membina, Kakankemenag dan dewan guru yang tampil dengan baju Linmas itu, mengharapkan dewan guru tingkatkan kapasitasnya. Kerja dan selesaikan tugas dengan ikhlas, kerjasama tim mesti untuk tujuan bersama. [halimsyah/y] KUA Suro Minim Peristiwa ‘N’ Kepala KUA Kecamatan Suro Aceh Singkil Drs. Hasby dalam press rilisnya menyatakan bahwa minimnya peristiwa nikah pada Instansi yang dipimpinnya. Pernyataan tersebut disampaikan (23/9) saat dilaksanakannya Sosialisasi Jurnalistik oleh Kankemenag Aceh Singkil dengan menghadirkan pemateri dari Kankemenag Singkil. Hasby nyatakan bahwa minimnya peristiwa nikah tersebut dikarenakan jumlah penduduk di Kecamatan Suro relatif sedikit di bandingkan dengan Kecamatan lain dlam Kabupaten Aceh Singkil. Di samping itu penduduk di Kecamtan Suro tidak seluruhnya beragama Islam. Menyikapi minimnya persitiwa nikah pad KUA Kecamatan Suro, pihknya telah berupaya melakukan sosialisasi tentang pernikahan kepada masyarakat yang muslim melalui kursus calon pengantin (suscatin) yang telah mendaftar untuk menikah. Dimana pada saat dilakukannya suscatin juga dihadiri para keluarga calon pengantin dan masyarakat terdekat. [ahmadi, staf kua kec. suro, peserta workshop jurnalistik kankemenag aceh singkil, 23-24 september/y] Santunan Oktober 2013 15 >>PERISTIWA Jika Guru Kalah Cepat dengan Murid, Wah Bahaya Saat membuka Workshop Jurnalistik, Kehumasan, Keprotokolan bagi jajaran Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Singkil, Drs Ramlam menyatakan heran dan penasaran, jika di era IT (Teknologi Informasi) hari ini, jika guru dan aparatur lelet informasi. “Jika anak didik lebih duluan tahu dan banyak tahu informasi, daripada gurunya, wah ini bisa berbahaya,” ujar Kakankemenag Aceh Singkil yang baru beberapa bulan lalu, dimutasi kembali ke Aceh Singkil, dari Kankemenag Kota Banda Aceh. Dalam acara pembukaan workshop yang juga hadir Kasi Pandis dan Kasi Penyelenggaraan Haji Kankemenag Aceh Singkil itu, Ramlan yang juga mantan Kakankemenag Singkil sebelum akhir tahun 2011 itu, lanjutkan, “Informasi sekarang bagaikan makanan, makanan pokok, memang kita juga makan selingan dan makanan lain, tapi tetap tanpa makanan pokok, tak bisa ketahanan tubuh kita.” “Dengan UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) sekarang informasi jadi hak, hak bagi individu, kelompok, dan masyarakat, kita bisa dihukum jika tidak memberi informasi dan data bagi yang membutuhkan,” lanjutnya. “Namun ada informasi yang dikecualikan untuk tak diinformasikan, dan yang menen­ tukan boleh dan tidak data itu dipublis itu Sosialisasi Haji di KUA Longkib Dalam rangka menambah wawasan masyarakat terhadap penyelenggaraan ibadah haji,KUA KecamatanLongkib Kota Subulussalam mengadakan pembinaan dan sosialisasi penyelenggaraan ibadah haji se Kecamatan Longkib Kota subulussalam. Acara yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 Oktober 2013 ini bertempat di Balai Nikah KUA longkib dan diikuti oleh 20 orang peserta yang mewakili 10 gampong yang ada di Kecamatan Longkib Kota Subulussalam,acara ini dihadiri oleh pemateri dari Tim Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Kota Subulussalam. Dalam sambutannya kepala KUA Kecamatan Longkib Kota Subulussalam 16 Santunan Oktober 2013 Taufiqurrahman,S.Sos.I mengatakan seka­ rang ini untuk mengetahui tentang infor­ masi haji masyarakat bisa langsung ke KUA karena KUA merupakan pusat informasi haji. Sebagai informasi dua tahun belakangan ini tidak ada warga kecamatan Longkib yang berangkat ke tanah suci melalui Kemenag Kota Subulussalam tapi mereka cenderung berangkat via Medan,tapi alhamdulillah dalam dua tahun belakangan ini juga sudah banyak yang mendaftar di Kemenag Kota subulussalam, ini berarti masyarakat sudah lebih memahami dan meyadari kemudahan-kemudahan yang mereka dapat kalau berangkat melalui kemenag Kota subulussalam. [taufiq/y] oleh PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan Data) di Kanwil dan Kankemenag,” kata Kakankemenag Singkil, dalam acara yang dimulai dengan lantunan Kalam Ilahi bersama Ustadz Aswir, S.Pd. Pesannya, “Seka­rang tidak ada istilah, jika data dimintai, kita bilang tunggu, sebentar, dan dicari dulu.” “Tapi ada beda antara era Orba dengan sekarang, kalau dulu 90% info tertutup dan 10% terbuka, di era reformasi, justru 10% tertutup dan 90% terbuka,” kutipnya Ramlan lagi, setelah (atas nama) Ketua Panitia , Mustafa SE sampaikan laporan, mewakili Kubbag TU Jufrizal SAg yang sedang acaras Sosialisasi PMA Nomor 13 Tahun 2012 di Banda Aceh. [yakub] Dua TU, Waka Humas dan Kamad Singkil Ikut Pelatihan Selama dua hari, Kepala TU (Tata Usaha), Waka Humas dan dua orang tenaga Tata Usaha MAN Singkil menerima pelatihan dan pembinaan tentang ilmu kehumasan dan keprotokoler sejak tanggal 23 sampai dengan 24 september 2013 di Island Hotel Pulo Sarok Kecamatan Singkil, yang disajikan oleh dua orang pakar sesuai dengan bidangnya. Pada kesempatan yang sama narasumber Muhammad Yakub dari Kanwil Kemenag Aceh menjelaskan bebagai kiat-kiat tentang kehumasan dan jurnalistik dalam penulisan berita, data dan opini untuk di publikaskan ke berbagai media masa baik elektronik maupun surat khabar dan majalah. Sementara tutor dari Kabag Protokoler Humas Sekda Kabupaten Aceh Singki Tri Buana menjelaskan tata cara pelaksanaan kegiatan resmi kenegaraan baik nasional, provinsi, maupun tata laksana di kabupaten dan istansi Kemenag. Halimsyah,S.Ag,MA selaku Kepala MAN singkil menyambut baik atas usaha peningkatan pemahaman jurnalistik yang telah dilaksanakan oleh panitia dari Kemenag Kabupaten Aceh Singkil. Peserta yang diikutsertakan antara lain, dua pegawai tata usaha yaitu Hasmar dan Joni Iskandar, wakil kepala bahagian Humas Azwir Azis,S.PdI, dan Kepala MAN Singkil. [halimsyah/y] PERISTIWA>> Kedubes AS dan YLI ke Eco Club/Sispala MTsN Simpang Kiri Kunjungan Kerja Kedutaan Besar Amerika Serikat dan Yayasan Leuser Internasional bersama Ketua YLI Jakarta di MTsN Simpang Kiri Kota Subulussalam berlangsung dengan baik. Pertemuan ini diadakan digedung Laboraturium Komputer dan dibuka Kepala MTsN Simpang Kiri, Mustafa,S.Ag. Pertemuan ini berlangsung baik karena semua peserta dari siswa yang ikut dalam Organisasi Sispala mengaku senang dengan adanya kunjungan tersebut, apa lagi sekolah yang bertaraf Madrasah ini satu-satunya sekolah yang dikunjungi Tim dari Kedutaaan Amerika tersebut. Dengan adanya Eco Club/Sispala di MTsN Simpang Kiri membuat para siswa senang mengikuti sebagai anggota sispala, seperti yang dikatakan salah seorang siswi bernama Qurrata Ayuni, “Saya sangat merasa senang ikut kedalam Organisasi ini, karena bertujuan baik untuk melalakukan penghijauan disekolah kami, apalagi kita lihat kondisi sekolah Kami ini bisa dikatakan masih kelihatan gersang, maka dengan ini saya mau ikut ke Organisasi ini untuk membuat lingkungan sekolah Kami menjadi lebih Hijau. Siswi yang juga mendapatkan juara umum itu menambahkan.” Dalam pertemuan itu diperkenankan kepada Siswa/i yang untuk bertanya tentang bagaimana program Eco Club tersebut, di saat yang bersamaan muncul beberapa petanyaan dari siswa/i dan seorang siswi yang biasa akrab dipanggil Yuni itu, “Mr. Alix, Apakah ada tips-tips bagaimana supaya kita bisa menjalankan kebiasaan tersebut?” “Kita harus memulai dari diri kita sendiri, lakukan yang sederhana, coba kita lihat apa yang seharusnya terjadi kalau kita tidak melakukan penghijauan, jangan kita pikirkan dulu manfaatnya,” jawab Mr. Aliz. [hasmaruddin, guru mtsn simpang kiri/y] Rotasi di Kemenag Aceh Barat Rotasi dan mutasi kembali terjadi di lingkungan Kankemenag Aceh Barat (24/9). Kakankemenag Drs. H. M. Arif idris, MA melantik sekaligus mengambil sumpah 37 orang Kepala MA, Kepala KUA,dan juga dan Kaur TU, bertempat di aula Kankemenag. Analis Kepegawaian Kankemenag Kabupaten Aceh Barat Cut Rahman, mengatakan Mutasi 37 Pejabat Fungsional dan Struktural di jajaran Kankemenag itu merupakan hasil penilaian tim Baperjakat . Mereka yang dilantik dan diambil sumpahnya antara lain: Suandi, S.Ag jabatan lama Kepala MIN Suak Timah jabatan baru Guru Madya pada MTsN Model Meulaboh, M. Lidan, S.Pd.I jabatan lama Kepala MIN Layung jabatan baru kepala MIN Suak Timah, Dra. Asmanidar jabatan lama Kepala MIN Alue Raya jabatan baru Kepala MIN Layung, Drs. Anwar jabatan lama Kepala MIN Gunong Panah jabatan baru Kepala MIN Alue Raya, Hanifah, BA jabatan lama Kepala MIS Mesjid Baro jabatan baru Kepala MIN Gunong Panah, Sapiah, S.Pd.I jabatan lama guru Madya pada MIN Layung jabatan baru Kepala MIS Mesjid Baro, Abdullah, S.Ag jabatan lama Kepala MIN Kampung Cot jabatan baru Kepala MIN Blang Balee, Yusran, S.Pd.I jabatan lama Kepala MIN Blang Balee jabatan baru Kepala MIN Kampung Cot. Mukhsinuddin, S.Ag Jabatan lama Kepala MTsN Blang Balee menjadi pengawas Sekolah Madya Tsanawiyah di ingkungan Kankemenag Aceh Barat, Ridhwan, S.Ag jabatan lama Kepala MTsN Woyla jabatan baru Kepala MTsN Blang Balee, Cut Anina, S.Pd jabatan lama Kepala MTsS Banda Layung jabatan baru Kepala MTsN Woyla, Dra. Rosdiani jabatan lama guru madya pada MTsN Suak Timah jabatan baru Kepala MTsS Banda Layung, Drs. Hasan Basri jabatan lama Kepala Man Suak Timah menjadi Pengawas Sekolah Madya Madrasah Aliyah dilingkungan Kankemenag Aceh Barat, Drs. Adi Kasman jabatan lama Kepala MTsN Suak Timah jabatan baru Kepala MAN Suak Timah, Amarizal, S.Ag jabatan lama Kepala MIN Suak Bidok jabatan baru Kepala MIN Arongan, Paridah, S.Ag jabatan lama Kepala MIN Arongan jabatan baru Kepala MIN Suak Bidok. Isramiwati, S.Pd.I jabatan lama Kepala RA. DW. II Kemenag Cot Lawang jabatan baru Kepala RA. DW.I Kemenag Kampung Bela­kang, Islamiah, S.Pd jabatan lama Kepa­ la MIS Pasi Jambu jabatan baru Kepala RA. DW. II Kemenag Cot Lawang, Drs. M. Dahlan jabatan lama Kepala MTsS Krueng Manggi jabatan baru Guru Madya pada MTsS Harapan Bangsa, T. Agus Irwan, SP jabat­ an lama Guru Pertama pada MTsS Pante Ceureumen jabatan baru Kepala MTsS Krueng Manggi, Drs. Najmussaqib, M. Pd jabatan lama Kepala MTsS Darul Hikmah jabat­an baru Kepala MTsS Harapan Bangsa, Junaidi. IB, S.Ag, M. Si dari Kepala MTsS Nurul Huda menjadi Kepala MTsS Darul Hikmah, Drs. Edy N Mustika jabatan lama Kepala MTsS Harapan Bangsa jabatan baru Kepala MTsS Nurul Huda, Kartini, A.Ma jabatan lama Guru Muda pada MIS Suak Siron jabatan baru Kepala MIS Suak Siron. Drs. Khairul Bahri jabatan lama Kepala MIN Kubu jabatan baru Guru Madya pada MTsN Peureumeu, Iswandi, S.Pd.I jabatan lama Kepala MIN Putim jabatan baru Kepala MIN Kubu, Nyak Amin, S.Ag jabatan lama Kepala MIN Kampung Baro Lelek jabatan baru Kepala MIN Putim , Usmadi, S.Pd jabatan lama Kepala MTsS Pante Ceureumen jabatan baru Kepala MIN Kampung Baroe Lelek, Muhammad Rizal, S.Pd.I jabatan lama Guru Pertama pada MTsS Krueng Manggi jabatan baru Kepala MTsS Pante Ceureumen, Drs. Ridwan US jabatan lama Kepala MTsS Serambi Mekkah jabatan baru Kepala MTsS Babussalam, Drs. Bustami jabatan lama Kepala MTsS Babussalam jabatan baru Kepala MTsS Serambi Mekkah, Edwar jabatan lama Kepala MIN Paya Baro dikukuhkan Kembali menjadi Kepala MIN Paya Baro, Ainiah, S.Si jabatan lama Kaur TU pada MTsN Peureuemeu menjadi staf TU pada MTsN Peureumeu, Drs. Huzairi jabatan lama Kepala KUA Kec. Sungai Mas jabatan baru Kepala Urusan Tata Usaha pada MTsN Peureumeu, Narjun Ikhsan, S.Ag Penyuluh Agama Islam Kec. Panton Reu jabatan baru Kepala KUA Kec. Sungai Mas Kabupaten Aceh Barat. [jufrizal/y] Santunan Oktober 2013 17 >>PERISTIWA Bimtek SAKIP-LAKIP di Kemenag Kota Sabang Kankemenag Kota Sabang bekerjasama dengan Tim Pemateri Balai Diklat Keagamaan Medan (BDK ) laksanakan Bimtek RKT, SAKIP dan LAKIP. Bimtek selama tiga hari itu bertempat di Aula Meting Room Nagoya IIN Kota Sabang. Demikian kata ketua panitia Herizal, SE, staf Keuangan. Peserta berjumlah limap uluh orang dari unsur Kantor, Madrasah, dan pengawas Pendidikan. “Kakankemenag sangat berterimakasih atas terselenggaranya BIMTEK RKT, Sakip-Lakip ini, mengingat bila dipanggil ke Medan sudah pasti bisa dikirim satu atau dua orang saja. Dengan BIMTEK ini perserta jelas bisa di ikuti seluruh Satker sekaligus dapat pembinaan untuk Pegawai Kemenag Sabang,” kata Kakankemenag Drs H Salman MAg, saat pembukaan diwakili Kasubbag TU, Drs Marzuki. ”Seluruh Satker Kemenag sampai ke eselon I wajip melaporkan kinerja Satker, yang merupakan amanah pemerintah atau masyarakat dalam Penyerapan Anggaran Belanja dan sasaran Pemerintah sesuai dengan amanah UU,” kata Drs. H. Suten Hasibuan, pemeteri. Pemateri kedua, oleh Mahmud Syarif tentang Teknis Pembuatan Sakip dan Lakip secara keseluruhan. [sri man/mahdi puteh/y] Kepala BPN Menyerahkan Sertifikat Tanah Wakaf Kepala BPN Kota Sabang menyerahkan sertifikat tanah wakaf kepada Kakankemenag Kota Sabang, Selasa (8/10). Kankemenag Kota Sabang H. Salman, M.Pd didampingi Kepala Seksi Penyelenggara Pembinaaan Syariah Masri,S. Ag usai menerima sertifikat tanah wakaf di Kantor BPN Sabang menyampaikan ucapan terimakasih kepada pejabat dilingkungan Kantor BPN Sabang karena telah menyelesaikan proses pensertifikatan tanah wakaf. Menurutnya, dengan adanya sertifikat ini merupakan langkah penyelamatan tanah wakaf dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sertifikat tanah wakaf yang baru dibuat oleh pejabat BPN telah mendapatkan kepastian hukum agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu. Salah satu program pemerintah pusat adalah Pensertifikatan Tanah Wakaf se-Indonesia. Pada Tahun 2012 lalu Kankemenag Kota Sabang mendapat bantuan dana sebesar Rp.15 Juta untuk proses pensertifikatan tanah wakaf sebanyak 9 persil. “Saya sangat mengharapkan sertifikat tanah tersebut, agar tidak terjadi kepemilikan personal sehingga hilanglah harta wakaf tersebut”, Tutur Ketua Nazhir Kota Sabang Tgk Imanuddin, yang turut hadir pada acara penyerahan sertifikat tanah wakaf. [askar/y] Kakankemenag Nagan Peusijuek dan Serahkan Kenderaan Kakankemenag Nagan Raya Drs. H. Djulaidi, Sabtu (26/10) secara simbolis menyerahkan empat unit kendaraan dinas berupa kendaraan roda dua. Didampingi Kasubbag TU Tgk. Aidy Putra, S. Ag di kantor setempat, acara seusai apel pagi yang rutin digelar itu, disaksikan juga jajarannya. “Kenderaan dinas tersebut dapat dipergunakan untuk menunjang kelancaran tugas-tugas kedinasan, meningkatkan semangat kerja dan etos kerja. Kita harapkan kenderaan dinas tersebut dapat dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya layaknya merawat punya sendiri” ucapnya. Empat kendaraan itu dibagikan kepada Kasubbag TU, Kasi, dan Kepala Penyelenggara di lingkungan Kemenag Nagan Raya. Satu unit masing-masing untuk 18 Santunan Oktober 2013 Kasubbag TU, Kasi Pendidikan Islam, Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah, dan Kepala Penyelenggara Syari’ah. [muttaqin, staf kankemenag nagan raya/y) Suscatin di Daerah Produksi Mulieng Sebanyak 150 orang calon pengantin Kantor Kementerian Agama Kabupaten (Suscatin) se-Kabupaten Pidie mengikuti Pidie, dibuka langsung oleh Kepala Kantor pelatihan dan pembekalan pengetahuan Kementerian Agama Kabupaten Pidie Drs. agama sebagai prasyarat sebelum melak­ M. Jakfar M. Nur, Selasa (1 Oktober 2013). sanakan pernikahan. Acara Kursus Calon Dalam sambutannya mengatakan bahwa Pengantin yang berlangsung di aula sebagai tahap awal dalam proses membentuk PERISTIWA>> atau membangun mahligai rumah tangga sangat ditentukan oleh pondasinya, tidak lain norma-norma agama Islam, terlebih lagi jika melihat realitas saat ini maraknya fenomena kawin cerai sepertinya sangat relevan para catin ini harus dibekali dengan pengetahuan agama yang memadai. M. Jakfar, Ketua Kloter 7 musim haji ini, memberikan apresiasi dan sangat bersyukur karena saat ini dapat membuat program yang bisa dikatakan sebagai langkah awal untuk membenahi persoalan yang penting ini. M. Jakfar juga menyampaikan kepada para peserta agar dapat mengikuti kegiatan/ pembekalan yang berlangsung selama satu hari, selasa, 1 Oktober 2013 dengan serius dan sungguh-sungguh, setelah mengikuti kursus ini juga harus dilanjutkan dengan banyak membaca buku, dan belajar/ menimba pengalaman dari orang-orang di sekitarnya.[humas/hafidh/y] Pembinaan di Kemenag Bener Meriah Badan Pengawasan Keuangan dan Pemba­ ngunan Perwakilan Propinsi Aceh mela­ kukan sosialisasi pencegahan tindak korupsi di Lingkungan Kementerian Agama Kab. Bener Meriah. Kementerian Agama menjadi salah satu kementerian dan lembaga yang mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan paragraf penjelasan tentang pengelolaan keuangan negara tahun 2011. Hal tersebut menjadi kebanggaan sekaligus tantangan besar bagi Kementerian Agama agar ke depan dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan capaian terbaik itu. Karena itu, salah satu usaha yang dilakukan Kemenag Kabupaten Bener Meriah melalui seksi TU Keuangan, menggelar kegiatan yang bertajuk bimbingan/pembinaan administrasi keuangan lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bener Meriah Jum’at (27/09). Bertempat di Aula Kemenag Kabupaten Bener Meriah, Kegiatan tersebut digelar selama 1 (satu) hari. Peserta terdiri dari Kepala dan Bendahara pada Madrasah Negeri di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Bener Meriah serta sejumlah staf pelaksana Kementerian Agama Kabupaten Bener Meriah. Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Kepala Kankemenag Bener Meriah Drs. H. Amrun Saleh, MA. Dalam sambutannya, Mengharapkan kepada seluruh peserta kegiatan agar dapat menyerap semua materi pembelajaran dengan baik. Menurutnya, Kegiatan pembinaan seperti ini sangat ber­ man­ faat bagi seluruh pengelola ke­ uangan guna meningkatkan pemahaman dan penge­ tahuan dalam hal pengelolaan dan pelaporan keuangan. [humas kemenag bm/y] Rakor Bidang Kepegawaian dan SOP Kankemenag Lhokseumawe selenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Kepegawaian dan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlangsung dari 8-9 Oktober, bertempat di gedung Hasbi Ash Shiddieqy, Mon Geudong Kota Lhokseumawe. Adapun materi atau bahasannyaberupa rapat koordi­ nasi bidang kepegawaian, sosialisasi dan penjelasan PP No. 46 Tahun 2011 dan PP No. 53 Tahun 2010. Dilanjutkan dengan materi SOP, yang diharapkan dapat mentranformasi berbagai informasi dan sarana koordinasi berbagai kebijakan-kebijakan terbaru yang menyangkut sistem dan regulasi administrasi bidang kepegawaian yang harus diketahui dan diimplimentasikan oleh seluruh satuan kerja di lingkungan Kankemenag Kota. Peserta Rapat Kordinasi dan SOP berjumlah 60 Orang Terdiri dari Pejabat Eselon IVa, Pejabat Eselon IV/b, Kepala dan wakil Kepala Madrasah Aliyah (MA), Tsanawiyah (MTs), Ibtidaiyah (MI) Raudhatul Atfal (RA), serta Pegawai Administrasi dalam lingkungan Kankemenag Kota. Turut hadir sebagai pemateri dari Kanwil Drs. Hanafiah, Kasubbag Kepegawaian dan Ortala, dan Alfin Nahruddin, Analis Kepegawaian. Dalam sambutannya sekaligus membuka acara, Ka Kankemenag Kota Lhokseumawe, Drs. H. Taufiq Abdullah mengharapkan peserta mengikuti acara dengan baik dan dapat mengambil manfaatnya dalam menyelesaikan tugas sehari-hari. Dan setelah mengikuti acara ini, setidaknya sudah bisa membuat dan mengimplemetasikan SOP di lingkungan perkantoran agar kinerja menjadi terukur. [rahmat muliadi/y] Santunan Oktober 2013 19 >>PERISTIWA Kru Seumangat UIN Ar-Raniry Sebagai salah satu perguruan tinggi terbesar di Aceh, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry sudah saatnya berusaha maksimal meningkatkan kualitas mahasiswa, tenaga pengajar, kurikulum, fasilitas, infrastruktur, sumberdaya keuangan, dan lingkungan akademik yang kondusif. “Pemerintah dan rakyat Aceh akan memberikan dukungan kepada UIN dalam mengembangkan diri sebagai perguruan tinggi terkemuka dalam integrasi ilmu, baik pada skala lokal, nasional maupun internasional,” ujar Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah diwakili Sekda Aceh, Drs. Dermawan, MM pada acara peringatan Hari Jadi ke 50 IAIN Ar-Raniry menuju UIN Ar-Raniry di Auditorium Ali Hasjmy (21/10). “Peringatan Hari Jadi ke-50 ini, merupakan peringatan terakhir lembaga ini menyandang status institut karena berdasarkan Peraturan Presiden RI No. 64 Tahun 2013, terhitung 1 Oktober 2013, IAIN Ar-Raniry resmi menjadi UIN Ar-Raniry Banda Aceh,” katanya. “IAIN Ar-Raniry yang telah berusia genap 50 tahun kini memiliki 250 tenaga ADM, 396 dosen yang terdiri dari 18 guru besar/profesor yang aktif, 2 orang yang pensiun atau emeritus, 80 orang doktor dan 294 orang magister,”kata Rektor IAIN Ar-Raniry Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA Peringatan Hari Jadi IAIN Ar-Raniry ke 50 melalui rapat senat terbuka juga dirangkaian dengan orasi ilmiah berthemakan birokrasi pada IAIN Ar-Raniry menuju UIN Ar-Raniry yang disampaikan oleh Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi Ir H Azwar Abubakar MM. [syahril ahmad/y] 20 Santunan Oktober 2013 MAN Terpadu Galakkan Tahfidzul Qur’an dan Kitab Kuning Sebelum pembukaan PKA VI dan saat Kakanwil Kemenag Aceh Drs. H. Ibnu Sa’dan, M. Pd memberi materi di STAIN Langsa, Kakanwil sempat juga mengunjungi MAN Terpadu. Kunjungan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Aceh dan H. Akhyar, M.Ag. ke Madrasah Aliyah Negeri Terpadu Langsa diterima oleh Kepala MAN Terpadu Langsa Zainab M. Mukhtar, S.Pd.I dan Kepala MTs Terpadu Drs. Muhammad Husin Abdul Gani, didampingi Bapak Kasi Pelaksana Haji Drs. H. Marzuki Ansari, MA dan M. Dahlan Ary selaku Pelaksana Urusan Umum, dalam kunjungan ini Bapak Kanwil meninjau Lokasi Pembangunan MAN Terpadu terutama yang belum selesai pembangunannya dan meninjau Lokasi MTsS Terpadu serta MIS Terpadu. Kepala MAN Terpadu Zainab M. Mukhtar, S.Pd.I mengatakan. “MAN kami sekarang sedang menggalakkan beberapa program unggulan antara lain Tahfidzul Qur’an dan membaca Kitab Kuning”. Bagi 10 orang terbaik yang mampu menghafal Al-Qur’an dibebaskan Uang SPP selama 6 bulan. Pada kelas inti ini proses belajar sudah menggunakan multimedia berupa infokus dan setiap anak sudah diwajibkan menggunakan Laptop, sedangkan untuk kelas yang lainnya juga sudah menggunakan multimedia untuk mendukung proses pembejaran. [danil/y] Sosialisasi Program dan Tugas Penyuluh PAI Kakankemenag Kota Langsa, Drs. H. M. Yunus Ibrahim, M.Pd beserta Kasi Bimas Islam (Iskalani, S.Ag) dan staf mengadakan sosilisasi program dan tugas Penyuluh Agama Islam di mushalla Kantor Kementerian Agama (25/9). Acara dihadiri oleh 6 orang penyuluh fungsional dan 109 orang penyuluh honorer. Dalam arahannya, Kakankemenag Kota Langsa, menghimbau pada Penyuluh untuk berperan aktif dilapangan, apalagi penyuluh merupakan juru penerang bagi umat islam, dapat menyelesaikan persoalan-persolan dimasyarakat, menjalin hubungan baik dengan sesama. Selain soal dakwah, kajian, dan pemberantasan buta huruf Al-Quran, Kakankemenag mengharapkan juga agar Penyuluh menjaga kualitas diri melalui peningkatkan SDM, dan kedisiplinan baik dalam membuat laporan dan menghadiri pengajian rutin yang diadakan penyuluh sendiri setiap bulannya, karena keaktifan itu sendiri tergambar melalui pembuatan laporan. [danil/isk/y] BDK Medan Adakan DDTK dan Diklat Subtantif Kemenag Aceh Utara berkerja sama dengan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Medan mengadakan Diklat di Tempat Kerja (DDTK) Kepegawaian dan Diklat Subtantif Peningkatan mutu Guru Bahasa pada Madrasah. Acara yang diadakan di Aula MIN Krueng Geukueh dibuka langsung Oleh Kankemenag Aceh Utara. Diklat tersebut diikuti oleh 60 Orang Peserta, 30 Peserta mengikuti DDTK dan 30 Peserta Lainnya Mengikuti Diklat Subtantif. DDTK Kepegawaian yang dilaksanakan selama empat hari (1- 4/10) diketuai Yusra, MM. Dibantu dua orang stafnya, Heri PERISTIWA>> Kuswanto, SE dan Toto Sejahtra, S.Pd, Widyaiswara pada Diklat ini adalah Drs. Yasrul Pasaribu dari Badan Kepegawaian Negara Regional VI Medan dan Tanggor Hasibuan, S.Sos, Widyaiswara BDK Medan. Diklat Subtantif Guru Bahasa dilak­ sanakan selama 7 hari (1-7/10) diketuai Drs. Munzir, M.Pd. Dibantu Dra. Nurasyiah dan Nurinaiyah, SE. Pada Diklat Ssubtantif ini panitia menghadirkan widyaiswara BDK Medan yaitu Drs. Bincar Hasibuan, Drs. Syarifuddin, M.Pd serta Nizar Hasan, S.Hi. Terima kasih atas kerja sama kali ini,” ujar Drs. H. Zulkifli Idris, M.Pd, Kakankemenag. [fahmi/y] Kasmidi: Tingkatkan Kinerja Dan Pelayanan Kepala Seksi Haji Kementerian Agama Aceh Utara, Drs H. Kasmidi, mengunjungi Kantor Urusan Agama Islam (KUA), Jum’at (27/09/2013) pada pukul 09.05. Kedatangannya disambut langsung oleh Kepala KUA Kec. Nisam, Lukmal Hakim Yahya, S.Ag dan seluruh Staff KUA. Kunjungan tersebut, dalam rangka silaturrahim dan monitoring tri wulan. Setelah istirahat sejenak, Kasmidi memulai monitoringnya dengan diawali pengecekan kelengkapan administrasi kepenghuluan, buku khusus dan umum, buku kas DO dan Dipa NR, job desk masing-masing staff. Setelah agenda tersebut selesai, terus mengecek tata ruang kantor KUA Kecamatan Nisam. Dalam kesempatan itu, Kasmidi juga menyampaikan perlunya menjaga kekompakan antar sesama staff, dan menata kembali administrasi yang masih kurang, “Alhamdulillah Administrasi KUA Kec. Nisam sudah bagus, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, seperti papan Visi dan Misi supaya diperbesarkan lagi, lingkungan juga perlu ditata biar lebih indah lagi, dan perlunya bekerja sama dengan Muspika, dan masyarakat agar tercipta pelayanan prima, dan kedepan mudahmudahan KUA Kec. Nisam bisa menjadi KUA Teladan” demikian ungkap kasmidi. Sementara Kepala KUA Kec. Nisam, menyampaikan terimakasih atas kunjungan dan arahan yang disampaikan oleh bapak Kasmidi, “Kami sangat senang, dengan kehadiran team monitoring dari kabupaten untuk memeriksa adminitrasi dan hal-hal yang ada di KUA, sehingga kami paham, mana yang keliru selama ini. Kami juga ucapkan terimakasih untuk pak Kasmidi “ demikian Lukman. Staf KUA Kec. Nisam juga sangat gembira dengan kehadiran team Monitoring dari kabupaten. “Kami mengharapkan, mudahmudahan Administrasi KUA lebih bagus lagi" harap Faridah Staf KUA Kec. NISAM. Akhirnya, tepat pukul 10.30, Kasmidi meninggalkan KUA Nisam, dan kembali untuk melanjutkan tugasnya ke KUA Kec. Nisam Antara. (RelNas/lan) USAID Prioritas Latih 23 Sekolah di Bener Wakil Bupati Bener Meriah, Drs. Rusli M. Saleh secara resmi membuka pelatihan pembelajaran kepada 23 Sekolah yang terdiri dari 15 MI/SD dan 8 MTs/SMP atau sebanyak 416 orang yang berasal dari unsur guru seramai 283 orang dan unsur kepsek, komite serta pengawas 133 orang, memulai tahapan pelatihan tingkat sekolah di Bener Meriah. Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen USAID PRIORITAS (Prioritizing, Reform, Innovation, and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teacher, Administrators, and Students) untuk membantu pemerintah Bener Meriah guna meningkatkan mutu pendidikan selama 5 Tahun hingga 2017. Kegiatan yang turut dihadiri oleh DPRK, Kadisdikpora dan Kakankemenag Bener Meriah, berlangsung secara bergelombang dimulai tanggal 18 September - 2 Oktober di SMAN 1 Bukit dan SMAN Unggul Bener Meriah. Para Guru dan Kepala Sekolah akan memperoleh berbagai materi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) untuk tingkat MI/ SD dan pembelajaran kontekstual untuk tingkat MTs/SMP yang merujuk pada kurikulum 2013. Kegiatan pelatihan dipandu oleh Fasilitator Daerah (Fasda) yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 15 Fasda MI/SD dan 15 Fasda MTs/SMP. Para Fasda adalah guru, kepala sekolah dan pengawas pilihan yang berasal dari Bener Meriah dan telah mengikuti tahapan pelatihan tingkat provinsi, sehingga telah dianggap mampu melatih serta menyebarluaskan praktek yang baik kepada sekolah-sekolah lain di Bener Meriah. [humas kemenag bm/yusra/y) Santunan Oktober 2013 21 >>PERISTIWA Tingkatkan Kinerja dan Jaga Kerukunan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Timur Drs.H.Faisal Hasan menghimbau para pegawai KUA meningkatkan kinerjanya. Hal itu disampaikan dalam lawatannya ke KUA Kecamatan Madat, Selasa (01/10). Di depan para pegawai dan penyuluh, ia menegaskan agar semua pegawai dan juga P3N meningkatkan kinerjanya. Menurutnya, pelayanan kepada masyarakat adalah bentuk sikap yang memegang amanah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. Tidak boleh ada warga yang kec. Madat mengeluh karena pelayanan yang kita berikan. Selain menyoroti soal kinerja dan pelayanan, mantan kepala Sub.Bag TU Kankemenag Kota Langsa ini mengingatkan tentang kerukunan umat beragama. Faisal Hasan meminta semua pihak agar tetap menjaga kerukunan beragama agar kedamaian tetap tercipta sehingga aktivitas sehari-hari akan berjalan dengan baik. “Kedepankan musyawarah atau dialog dalam mengatasi berbagai persoalan agama,” ujar Kakankemenag yang baru saja kembali dari Banda Aceh itu. Kunjungan kerja ke KUA dalam rangka monitoring, pengawasan dan bimbingan ke Kantor Urusan Agama (KUA) di Kecamatan yang ada di Aceh Timur tahun 2013. Kunjungan perdana di awal bulan oktober ini dilaksanakan di tiga Kecamatan yakni Madat, Simpang Ulim dan Pante Bidari. Akly Zikrullah,S.Ag wakil ketua tim monitoring KUA mengatakan monitoring bertujuan untuk penertiban administrasi dan kedisiplinan pegawai. “Monitoring ini merupakan monitoring yang rutin dilaksanakan setiap semesternya, dan monitoring kali ini adalah yang ke-3 di tahun ini. Tujuan dari monitoring ini adalah untuk tertibnya administrasi yang ada di KUA sekaligus memantau kedisiplinan pegawai,” jelas Akly.[lan] Seleksi Bola Kaki MI Rayon Peureulak Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Peureulak adakan seleksi bola kaki tingkat siswa MI untuk membentuk satu klub Rayon Peureulak. Klub yang terbentuk nantinya akan dipertandingkan pada kegiatan Hari Amal Bakti (HAB) ke- 68 Kementerian Agama Januari 2014 mendatang. Seleksi yang berlangsung pada hari Sabtu (26/10) di Lapangan Sepak Bola Kampung Beusa itu diikuti oleh dua kesebelasan yang berasal dari dua zona. “Zona A terdiri dari MI yang terdapat di Kecamatan Peureulak, Peureulak Barat, dan Peureulak Timur dan Sungai Raya. Sedangkan zona B adalah Kecamatan Ranto Peureulak, Peunaron dan Serbajadi. Demikian keterangan yang diberikan oleh Ketua KKMI Peureulak, H. Syarifuddin, S.Pd.I. Lebih lanjut Syarifuddin menjelaskan bahwa melalui seleksi tersebut telah terpilih 19 pemain Rayon Peureulak yang akan dilatih untuk kemudian dipertandingkan dengan kesebelasan Rayon Idi dan Rayon Simpang Ulim. Melalui seleksi di tingkat kabupaten nanti, akan dibentuk satu kesebelasan yang akan dilatih sebagai wakil Kemenag Aceh Timur pada even Porseni 2014 di Bireuen. “KKMI Peureulak akan melatih anakanak sebaik mungkin agar dapat menjuarai pertandingan di tingkat kabupaten nanti, dan berusaha agar siswa Rayon Peureulak dapat terpilih sebanyak-banyak ke Porseni Bireuen tahun depan” jelas Syarifuddin dengan penuh harap. Syarifuddin juga menjelaskan bahwa pihaknya telah mempersiapkan peserta cabang lainnya yang terdiri dari lompat jauh, lompat tinggi, MTQ, peragaan busana muslimah, dan cerdas cermat untuk bertanding di tingkat Kabupaten. [jamal/y] BOS, Sarana Meningkatkan Mutu Pendidikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan program pemerintah untuk penyediaan pendanaan biaya operasional non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar, Hal ini disampaikan Kakankemenag Kab.Aceh Timur disela-sela monitoring dana BOS bersama Kasi Dikmad di MIN Buket Teukuh dan MTsN Kuta Baro Idi Tunong (19/9). “BOS harus menjadi sarana penting untuk meningkatkan akses dan mutu pen­ didikan dasar yang bermutu. Sumber dana BOS berasal dari APBN, oleh karena itu ketentuan pelaksanaan keuangan yang meliputi pencairan, pengelolaan, penggunaan dan pertanggungjawabannya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” harapnya. 22 Santunan Oktober 2013 “Monitoring ditujukan untuk meng­ analisa dampak program BOS terhadap penuntasan Wajib belajar 9 tahun yang bermutu,” ungkap Kasi Dikmad Fadli Ahmad,S.Ag. Kepala MIN Buket Teukuh Drs. Ilyas mengeluhkan sarana ruang belajar yang masih kurang, hal senada juga disampaikan kepala MTsN Kuta Baro Drs.Zamzami yang mengeluhkan sarana air bersih yang sangat kurang. [Jamaluddin/y] Konjen Jepang Resmikan Gedung MTs Blang Kandis Konsul Jenderal Jepang di Medan, Yuji Hamada, meresmikan proyek bantuan hibah pembangunan gedung belajar MTs Al-Ikhlas Blang Kandis Bandar Pusaka Aceh tamiang pada Jum’at (18/10). Peresmian tersebut ditandai dengan pemotongan pita bersama oleh Konsul Jenderal Jepang di medan, Yuji Hamada dan Bupati Aceh tamiang, H. Hamdan Sati. Penandatanganan proyek tersebut dilakukan pada tanggal 20 Februari 2013 melalui program Grant Asistance for Grassroot Human Security Project. Berdasarkan kontrak tersebut Yayasan JKMA menerima hibah sebesar US$ 87.466 (sekitar Rp. 845 juta) yang digunakan untuk membangun gedung belajar MTs Al-Ikhlas Blang Kandis sebanyak 6 ruang kelas. Menurut Nurjannah, S. Pd. I, Kepala MTs Al-Ikhlas blang Kandis, bangunan tersebut diperoleh melalui proses yang sangat panjang. Beliau melakukan lobilobi dengan Yayasan Jaringan Komunitas Masyarakat Adat (JKMA) Suloh Tamiang dan tokoh masyarakat Blang Kandis lebih kurang 3 tahun. Semula bantuan ini akan diberikan kepada SMP Blang Kandis yang rencananya akan didirikan di Blok V, tetapi setelah melakukan peninjauan pihak JKMA Kemenag Aceh Tamiang Sembelih 2 Lembu 14 orang Karyawan/wati Kankemenag Aceh Tamiang menyembelih 2 ekor lembu sebagai Qurban pada Kamis (17/10). Penyembilah Qurban ini telah direncanakan sejak tahun lalu dengan cara mengumpulkan dana untuk pembelian 2 ekor lembu yang akan dibuat Qurban pada ‘Idul Adha 2013 ini. Setiap bulannya ke-14 Karyawan/wati tersebut mengumpulkan sejumlah uang yang disimpan oleh Peny. Sari’ah Kemenag Aceh Tamiang. Menjelang Hari Raya ‘Idul Adha uang tersebut dicairkan dan dibelilah 2 ekor lembu. Daging Qurban tersebut dibagi-bagikan kepada seluruh Karyawan/wati Kankemenag Aceh Tamiang dan masyarakat diseputaran Kantor Kemenag Aceh Tamiang, yaitu masyarkat Dusun Bahagia Kampung Bundar Karang Baru Aceh Tamiang. Sebahagian diantaranya daging qurban tersebut dimasak langsung di Kankemenag untuk makan siang bersama seluruh Karyawan/wati dan beberapa tokoh masyarakat dan undangan lainnya pada hari itu. Acara makan bersama tersebut bertujuan mempererat silaturrahim dan rasa kekeluargaan sesama Karyawan/wati Kankemenag Aceh Tamiang dan juga dengan masyarakat diseputaran Kankemenag.[Muhammad Sofyan/y] PERISTIWA>> keberatan karena SMP tersebut belum berdiri. Sedangkan Program JKMA Suloh Tamiang adalah untuk sekolah yang sudah ada sehingga dialihkanlah kepada MTs Blang Kandis. [M.Sofyan/lan/y] Pembinaan Administrasi Keuangan di Aceh Jaya Bertempat di Hotel Pantai Barat, sekitar 40 peserta yang terdiri dari seluruh Satker dalam wilayah Kemenag Aceh Jaya ikuti pembinaan/pengawasan administrasi keuangan selama 3 hari (17-19/9). Acara yang dilaksanakan oleh Kankemenag Aceh Jaya ini bertujuan untuk meningkatkan sistem Keuangan yang lebih bagus sehingga tercipta laporan keuangan yang lebih sistematis. Acara yang diawali dengan laporan panitia yang disampaikan oleh Kasubbag TU Kankemenag Aceh Jaya Drs. Aidarus selaku Ketua Panitia. Dalam sambutannya, Kakankemenag Aceh Jaya Drs. H. M. Daud Pakeh mengha­ rapkan kepada seluruh peserta kegiatan untuk dapat mengikuti acara tersebut sebaik mungkin sehingga kedepan dapat tercipta sistem keuangan yang kredibel dan akuntabel dengan demikian laporan keuangan akan menjadi lebih sistematis. Pada acara tersebut panitia menghadirkan pemateri dari berbagai instansi yang terkait dengan Pelaporan keuangan di antaranya Dirjen Perbendaraan Provinsi Aceh, Kanwil DJKN Provinsi Aceh, KPPN Meulaboh, dan juga dari unsur Kanwil Kemenag Aceh. [faizin/humas/y] Santunan Oktober 2013 23 >>PERISTIWA Bimtek Jabatan Fungsional Guru Kemenag Aceh Jaya (24/09) bertempat di Hotel Pantai Barat adakan Bimbingan Teknis Jabatan Fungsional Guru bagi guru dan Pengawas PAI. Kakankemenag Aceh Jaya Drs. H. M Daud Pakeh yang membuka acara tersebut, mengharapkan kepada seluruh peserta khususnya tenaga pendidik untuk terus meningkatkan kemampuan teknis dalam berbagi hal, termasuk salah satunya kemampuan menguasai teknologi dan menulis, karena banyak guru yang sebenarnya banyak melakukan kegiatan dalam jabatannya sebagai seorang guru tetapi tidak bisa dituangkan dalam bentuk catatan (DUPAK). Lebih lanjut, mantan Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah Kanwil, mengharapkan dengan adanya kegiatan bimtek jabatan fungsional guru ini dapat mempermudah guru dalam menyusun DUPAK sehingga tidak ada lagi guru yang tertinggal dalam mengajukan kenaikan pangkat dalam jabatan fungsional. “Tujuan dari kegiatan ini, untuk menyeragamkan pola dan rumusan dalam penghitungan angka keredit jabatan fungsional guru di lingkungan Kemenag Aceh Jaya, meningkatkan kemampuan dan kemandirian peserta dalam penghitungan angka keredit jabatan fungsional guru,” kata Ketua Panitia Drs. Aidarus. [faizin/humas/y] 81 Murid MI Agara Ikuti Lomba 3 Mata Pelajaran Sebanyak 81 murid MI se Aceh Tenggara (Agara) ikuti Lomba 3 Mata Pelajaran yang di-UN-kan: Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. Ke 81 murid masing-masing tiga orang mewakili dari 27 MI di Aceh Tenggara. Lomba 3 Mata Pelajaran ini diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Agara di SDN Tanah Merah Kecamatan Badar. Sebanyak 184 SD/MI mengikuti kegiatan ini dan di antaranya 27 MI. Jumlah peserta keseluruhan sebanyak 552 orang dan 81 orang di antaranya berasal dari MI. “Kepada seluruh kepala MI untuk tetap mengikuti seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Dikpora Agara. Konon lagi kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya terhadap tiga mata pelajaran yang di-UN-kan. Sekaligus untuk mengetahui kemmapuan siswa dalam rangka mengikuti ujian nasional tahun 2014 mendatang,” ajak Kakankemenag Drs. H. Jauharuddin, MM, saat rapat sebelumnya (18/9). [ahmad thahir - peserta pelatihan pembuatan soal un mi/y] Kakankemenag Bersama Kapoplres Silaturrahmi ke Dayah Kakankemenag Aceh Jaya Drs.H. M. Daud Pakeh bersama Kapolres Aceh melakukan Monitoring dan Silaturrahmi ke Pondok Pesantren BUDI Lamno Kecamatan Indra Jaya, Kamis (26/09). PondokPesantren BUDI Lamno merupakan Pesantren yang pertama dikunjung oleh Kakankemenag dan Kapolres yang sama-sama pejaba tbaru di Aceh Jaya. Sesampainya di pesantren tersebut Pimpinan BUDI Aba Asnawi, dewan guru dan santri telah menunggu kedatangan Kakankemenag dan rombongan. Dalam sambutannya Pimpinan Ponpes BUDI Lamno KH Aba Asnawi mengaku bangga telah kedatangan kunjungan silaturahmi Kepala Kemenag dan Kapolres Aceh Jaya. “Karena, dua pejabat ini adalah sama-sama baru menjabat di Aceh Jaya,” papar Aba (panggilan akrab di kalangan ulama di Aceh Jaya). 24 Santunan Oktober 2013 Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Jaya Drs. H. M. Daud Pakeh bersyukur bias bersama-sama Kapolres ke dayah Budi. Kapolreh Aceh Jaya AKBP Abdul Azas Siagian juga member motivasi kepada santri. Disampaikan juga peluang santri masuk ke ‘dunia polisi’. [humas aceh jaya/ hyrent adeks/y] Belajar Ilmu Falaq Itu Penting Kankemenag Aceh Barat adakan kegiatan Workshop Hisab Rukyat antar Instansi Pemerintah yang mengambil tema “Membangun Satu Hati Dan Satu Kiblat”. Workshop Hisab Rukyat yang dilaksanakan Seksi Penyelenggara Syariah Islam yang bertempat di Aula Kantor Dinas Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Aceh Barat (9/10). Ketua Panitia dalam hal ini disampaikan oleh saudara Khairul Azhar, S.Ag melaporkan bahwa kegiatan yang akan di laksanakan dua hari ini 09 s/d 10 Oktober ini di ikuti oleh 31 orang peserta yang berasal dari beberapa instansi pemerintah dan organisasi masyarakat, dalam kegiatan ini juga akan di hadirkan pemateri antara lain, Drs. H.M. Arif Idris, MA (Kakankemenag Aceh Barat), Ust. Al-Firdaus Putra ,SHI (dari Kanwil Kemenag Aceh) sereta Ust. H. Kamli Syafruddin (dari BHR Aceh Barat). Acara juga dihadiri oleh para undangan diantaranya Ketua Mahkamah Syariah, Ketua MAA serta para kepala seksi pada Kankemenag Kab. Aceh Barat. Bupati Aceh Barat Dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh staf ahli Bid. Keistimewaan Aceh dan SDM, Drs. Syamsul Nahar atas nama Bupati mengatakan bah­wa Bupati menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar Kementerian Agama Kabupaten Aceh Barat, yang telah memfasilitasi sehingga terlaksananya kegiatan penting ini, beliau melanjutkan bahwa berbicara tentang Hisab Rukyat tentunya hanya dipahami oleh orang-orang yang memiliki kemampuan khusus yang biasa kita dengar dengan istilah Ilmu Falaq. Al-Fidaus Putra, S.HI, MH, pemateri dari Kanwil Kemenag Prov. Aceh pada hari kedua menyampaikan materi yaitu tentang Rukyatul Hilal. Beliau mengatakan “ilmu ini adalah Ilmu Falaq materi ilmu falaq tujuannya adalah untuk membekali para peserta untuk belajar dan praktek ilmu falaq jadi tidak hanya mengikuti instruksi saja tetapi tahu alasan-alasan di balik instruksi tersebut. Misalnya, tentang perubahan arah Kiblat, diharapkan mampu menghitung kenapa kiblat bisa bergeser arahnya yaitu dengan cara ilmu falaq” ungkap beliau. Beliau melanjutkan dalam penentuan arah kiblat dan penentuan waktu shalat harus dengan data- data yang akurat. Selain penyampaian teori, pelatihan juga dilakukan dengan praktek menggunakan media sederhana. Belajar ilmu falaq itu sangat mengasikkan, memang awalnya agak membingungkan tapi kalau sudah paham dan dibantu kalkulator terasa asik dan bermanfaat”, kata Teuku Zulkarnaini salah seorang peserta dari seksi Bimas Kankemenag Kab. Aceh Barat. [jufrizal/y] PERISTIWA>> MPD Aceh Barat Kunjungi Kemenag Aceh Barat Anggota Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Aceh Barat, Kamis pagi (19/9) melakukan kunjungan silaturahmi ke Kankemenag Aceh Barat. Kunker ini disambut Kakankemenag Aceh Barat Drs. H. Muhammad Arif di ruang kerja, ditemani Kasi Pendis Drs. Tarmizi; Kasi PAIS Drs. H. Saidon Hamzah, SH; dan Korwas Drs. Marzuki. Anggota MPD Aceh Barat, Mahrizal, SE, Wakil Ketua Zulyadi Miska, S. Ag, Ketua Komisi Kamil Syafruddin, LC, dan Anton Jamal, MA, serta turut serta Sekretaris MPD, Drs. H. T. Burhanuddin, M.Sc. Ini merupakan pertemuan silaturrahmi biasa saja sambil sharing informasi mengenai pendidikan di aceh Barat. Kakankemenag menyampaikan selamat datang dan mengucapkan terimakasih atas kedatangan para anggota MPD ini, suatu apresiasi yang sangat besar bagi Kemenag. Karena inilah kali pertama datangnya anggota MPD ke Kemenag Aceh Barat. Kankemenag menyampaikan persoalan pendidikan di bawah naungan Kementerian Agama. Persoalan yang dihadapi antara lain kompetensi guru agama Islam, pendidikan di luar madrasah seperti pendidikan diniyah, pendidikan dayah. Juga muncul tentang penambahan jam pelajaran agama di luar jam wajib. [zulyadi miska/y] Workshop Jurnalistik di Abdya Kamis 10 Oktober 2013 Bertempat di Arena Motel Blangpidie, Kantor Kementerian Agama Kab. Abdya melaksanakan Workshop Jurnalistik bagi aparatur dilingkungan Kantor Kementerian Agama Aceh Barat Daya. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari dari tanggal 10 s/d 11 oktober 2013 dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang. Peserta Workshop Jurnalistik tersebut dari kalangan Kementerian Agama Abdya dari setiap satker baik dari Madrasah maupun KUA (Staf TU). Acara tersebut turut dihadiri oleh Ketua Komisi Informasi Aceh, yang sekaligus menjadi narasumber pada kegiatan tersebut beliau menekankan pentingnya penyampaian informasi kepada puplik oleh lembaga Negara guna untuk melakukan pencegahan terjadinya korupsi di sebuah lembaga Negara. Sebagai narasumber Workshop Jurnalistik Ketua PWI Kab. Abdya dalam paparannya beliau menjelaskan dasar-dasar jurnalistik dan bagaimana tatacara penulisan berita yang benar dan menarik sehingga minat masyarakat untuk membaca berita yang kita tulis semakin meningkat. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Abdya Yang diwakili oleh Kasi Bimas Islam M. Slamet, S.Ag dalam sambutanya beliau menekankan supaya peserta workshop jurnalistik untuk serius dan tekun dalam mendengarkan apa yang disampaikan oleh nara sumber nantinya sehingga apa yang disampaikan dapat diterapkan di tempat masing-masing sehinga kegiatan yang kita laksanakan tidak menjadi sia-sia.[lan] Santunan Oktober 2013 25 >>PERISTIWA Sosialisasi Jurnalistik di Kemenag Aceh Utara Informasi, Kemenag Aceh Utara menyelenggarakan sosialisasi jurnalistik bagi aparatur Kemenag di lingkungan Kemenag Aceh Utara. Acara tersebut dilaksanakan di Aula Wisma Kuta Karang Baru Lhokseumawe selama dua hari (18-19/9). Peserta yang berjumlah 30 orang dari Madrasah, KUA serta pegawai di Kemenag di lingkungan Kemenag. “Jurnalistik adalah kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis surat kabar atau media informasi lainnya. Jurnalistik dianggap perlu untuk disosialisasikan kepada aparatur Kementerian Agama mengingat telah dikeluarkannya UU Nomor. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Kami mengharapkan para peserta dapat mengikuti dengan serius, supaya bisa lebih memahami tentang jurnallistik,” papar Drs. H. Zulkifli Idris, M.Pd, Kakankemenag saat pembukaan. “Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mensosialisasikan tentang Jurnalistik bagi aparatur Kementerian Agama Kab. Aceh Utara sehingga aparatur Kemenag lebih memahami tentang jurnalistik,” ungkap H. Asnawi, S.Ag, Ketua Panitia. [fahmi/y] Terlalu Narsis, Berita tak Akan Manarik Pada hari kedua kegiatan sosialisasi jurnalistik bagi aparatur kemenag di lingkungan Kemenag Aceh Utara, Panitia Pelaksana mengundang Yayan Zamzami serta Saniah LS dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) yang juga merupakan anggota Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI) Aceh, untuk menyampaikan materi press rillis serta jurnalistik dasar. Yayan zamzami saat menyampaikan materi tentang press rillis menyampaikan tentang teknik pembuatan berita “Tidak sampai 1 persen siaran pers (press rillis), bahkan hanya 0,7 persen yang dimuat di surat kabar selebihnya masuk kekeranjang 26 Santunan Oktober 2013 sampah redaksi (mengutip dari Djakfar Assegaf). “Hal itu terjadi akibat press rillis yang kita buat tidak memiliki nilai berita, pengetikan yang buruk, struktur gaya penulisan tidak sesuai, atau sudah terlambat,” ungkap Yayan Bustami. “Strategi yang harus digunakan agar press rillis dimuat di surat kabar adalah pembuatan judul yang menarik, informasi penting diatas (piramida terbalik), hindari promosi yang berlebihan (Narsis), bahasa yang menarik, singkat, serta mengandung unsur 5 W dan 1 H,” tutup Yayan, mantan Penyiar Radio Baiturrahman. [fahmi/y] Kebutuhan Pokok Kasubbag Dokumentasi dan Perpustakaan Setdakab Kab. Aceh Utara, Mus Mulyadi, SH yang menjadi salah satu pembicara dalam acara Sosialisasi Jurnalistik bagi Aparatur Kemenag di lingkungan Kemenag Aceh Utara. “Informasi merupakan kebutuhan pokok atau hak asasi manusia, maknanya adalah setiap orang berhak mendapatkan informasi publik dari instansi pemerintahan maupun BUMN kecuali informasi yang memang dilarang untuk dipublikasikan, informasi dapat disampaikan melalui lisan maupun tulisan secara elektronik maupun nonelektronik, hal itu sebagaimana tercantum dalam konsideran menimbang UndangUndang tentang KIP (Keterbukaan Informasi Publik), UU No. 14 Tahun 2008,” jelas Mus Mulyadi, SH. Keterbukaan Iinformasi Publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik. KI, sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik lain serta degala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik. [fahmi/y] Rekon Triwulan ke 3 di Kemenag Aceh Utara Operator SIMAK dan SAKPA pada Madrasah di lingkungan Kankemenag Aceh Utara lakukan rekonsiliasi terhadap laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Sistem Akuntansi Umum (SAU), di Ruang Mushala Kankemenag (3-7/10). Dua staf keuangan dari Kanwil Aceh, Silvia dan Cut Nita, SE hadir ke Kankemenag Aceh Utara. Mereka dibantu oleh coordinator daerah, Muhajir, SE dan T. Azhar, SE (yang akrab disapa Ampon) guna memperlancar proses rekonsiliasi terhadap laporan SIMAK dan SAKPA pada Satuan Kerja di Lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Aceh Utara. “Tujuan dilaksanakan rekonsiliasi adalah untuk penyamaan data SAI dan SAU pada triwulan ke 3 antara data yang ada pada Madrasah di lingkungan Kemenag Aceh Utara dengan data yang ada pada Kanwil Kementeria Agama Aceh,” ungkap Silvia. [fahmi/y] KUA Syamtalira Bayu Sambut Tim Monitoring KUA Kecamatan Syamtalira Aron menerima Tim Monitoring Evaluasi KUA dari Kasi Bimas Kabupaten Aceh Utara dengan diketuai oleh Drs. Jamaluddin, M.Pd didampingi oleh Ibu Safrina, SE, dan Sdri Cut Ratna Dewi, S.Sos.I. Kegiatan monitoring dilakukan secara rutin yang bertujuan untuk mengevaluasi keadaan fisik dan instrumen lainnya di lingkungan KUA juga sebagai ajang silahturahmi dan pembinaan administrasi KUA. Di sela-sela monitoring ketua tim Monitoring Drs, Jamaluddin, M.Pd juga membuka kesempatan kepada seluruh staf di KUA untuk memberikan masukan-masukan atau pun curhat-curhat yang dirasakan dalam melaksanakan tugas sehari-hari, karena masukan-masukan tersebut sangat penting untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam kelancaran kegiatan pelayanan kepada masyarakat. Kepala KUA Kecamatan Syamtalira Aron Shaifuddin Fuady, S. Ag mengemukakan permasalahan yang dialami dalam lingkungan masyarakat Kecamatan Syamtalira Aron, khususnya permasalahan Haji untuk proses pemberangkatan Haji, dan keluhan lainnya. [elia kw/f/y] FKG PAI TK Pilih Pengurus Baru Forum Komunikasi Guru (FKG) PAI Taman Kanak-kanak se Kabupaten Aceh Tengah gelar ‘pemilu’ di Aula Umah Pesilangan Kankemenag setempat. Acara tersebut dihadiri Kakankemenag Aceh Tengah, Drs.H. Hamdan, MA, Kasi PAI, Drs. Usman dan seluruh Kepala TK dalam wilayah itu. “Ini untuk memilih kembali Pengurus FKG PAI tingkat TK se Aceh Tengah, karena tahun 2011 pengurus FKG PAI sudah terbentuk dan berlaku dua tahun, maka 2013 dipilih kembali kepengurusan yang baru. Ada hak untuk memilih dan dipilih sebagai pengurus FKG yang baru,” sahut PERISTIWA<< Kasi PAI, Drs. Usman. “Guru itu merupakan khalifah yang diberi tugas untuk mendidik anak-anak di TK/ RA, khalifah yg sudah melekat pada diri kita, jangan mencari-mencari kesalahan, berikan masukan yang sifatnya membangun, kalau ada hal-hal yang ingin disampaikan segera sampaikan ‘bil hikmah wal mau’idzah,” sambung Kakankemenag. Hasilnya, FKG TKK se Kab. Aceh Tengah adalah Ketua; Surbaini, S.Pd.I (TK Negeri Antara), Sekretaris; Ikawati Dewi, S.Pd.I (TK Ruhama Takengon), Bendahara; Zuhra, S.Pd.I (TK Kartika). [dar/y] Ateng Gelar Hari Pembinaan 57 guru TPQ/TPA Kesaktian Pancasila Kepala Kantor Kementerian Agama Tengah. Pembiayaan dibebankan pada DIPA Peringatan Hari Kesaktian Pancasila dilaksanakan di halaman SetdaKab. Aceh Tengah, Selasa 1 Oktober 2013 pukul 09.00 WIB, yang dihadiri oleh hadir Bupati Aceh Tengah beserta muspida plus, Ka. KanKemenag Aceh Tengah dan jajarannya dan siswa/i SD/SMP/SMA/SMK sederajat dalam wilayah Kabupaten Aceh Tengah. Memperingati Hari Kesaktian Pancasila pada dasarnya ialah untuk memperkokoh Pancasila sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Hal itu perlu kita sadari dalam rangka mengembalikan Pancasila sebagai dasar dan arah paradigma yang selama ini cenderung dilupakan, bahkan mungkin sudah dilupakan. [dar/lan] (Kankemenag) Aceh Tengah, Drs.H.Hamdan,MA membuka sekaligus menyajikan materi dalam kegiatan Pembinaan Guru TPQ/TPQ di Aula Kankemenag, Senin (30/9) dengan bertema “Melalui Pembinaan Guru TPQ/TPA Kita Wujudkan Santri Yang Berkualitas”. Kepala Seksi Pendidikan Diniah dan Pekapontren Drs.Alwin melaporkan bahwa peserta yang mengikuti kegiatan itu sebanyak 57 guru TPQ/TPA yang berasal dari 14 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Kankemenag dan setiap peserta mendapat akomodasi serta sekadar uang saku. Narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Kakankemenag Aceh Tengah Drs.H.Hamdan,MA dengan materinya Kebijakan Kementerian Agama dalam Pembinaan Guuru TPQ/TPA. Desviana Manurung,MA menyampaikan materi tentang Pengem­bangan Mulok pada TPQ/ TPA serta Mahbub Fauzie,S.Ag menyajikan materi tentang Pengembangan dan Pembinaan TPQ/TPA. [Bub/lan] Komite di Lapangan Voly MTsN Jagong kini terus berbenah melengkapi sarana dan prasarana madrasah guna memberikan pelayanan pendidikan kepada anak didik, sehingga mereka dapat belajar dengan aman, nyaman dan menyenangkan. Untuk membenahinya di samping dilakukan oleh pemerintah melalui kementerian agama, juga dilakukan oleh komite madrasah. Ali Daroji, ketua Komite MTsN Jagong bersama dengan Musthalih dan Sugiani yang masing-masing sebagai anggota komite mengecek lokasi lapangan bola voly yang akan dibangun oleh komite bekerjasama dengan para wali murid. “Nanti dibangun lapangan bola voly ini secara bergotong royong, wali murid secara bergiliran melaksanakan pembangunannya. Bahan-bahan pasir, batu dan semen, Alhamduillah ada yang sudah menyanggupi dari seorang anggota legislatif kabupaten,” ujar Tgk Ali Daroji (21/10). [ahmad/y] Santunan Oktober 2013 27 >>KANWIL Lebih Baik Kerja Kecil tapi Bagus, daripada Proyek Besar tapi Jelek Lebih baik kerja kita kecil, tapi bagus, daripada besar api amburadul. Untuk apa kita kerja besar, tapi jelak atau kurang bagus. Pernyataan itu disampaikan Kakanwil Kemenag Provinsi Aceh Drs Ibnu Sa’dan MPd saat meninjau dan mengawasi proyek rehabilitasi Asrama Haji Banda Aceh. Rehabilitasi Embarkasi Haji Banda Aceh itu, akan dipacu dan diselesaikan sebelum Jamaah Calon Haji (JCH) Kloter I dari Aceh Tamiang, Langsa, Aceh Timur, Galus, dan Aceh Jaya, masuki Asrama pada Sabtu (28/9. Artinya, waktu untuk pemakaian Asrama berupa gedung, aula, kamar, dapur, kamar mandi, masjid, dan jalan sekitar seminggu lagi. Maka Kakanwil, pelaksana dan pengawas, bersama Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil, Drs H Herman MSc, terus memantau tahapan rehab yang sempat masuk media lokal, dan direspon pihak terkait setelah itu. Saat pemantauan (21/9), yang hadir pula Kabid Penais Zawa, Drs H Bukhari MA itu, Kakanwil juga memantau perampungan paspor dan manifes di lantai I Gedung Madinah. Sebelumnya, Gedung Madinah di lantai atasnya sebagai aula, dan bawahnya sebagai ruang makan, tapi sekarang ruang dekat gerbang masuk sementara untuk dokumen dan perampungan paspor, dan yang di atas akan disesuaikan nanti. Selain soal mutu, material yang perlu dan tidak usah diganti, Kakanwil juga mengingatkan pentingnya perencanaan yang baik. [muhammad yakub yahya, peugas PPPIH 2013] Kakanwil Sampaikan Laporan, Ahmad Abdul Jalil Hasan Ketua Kloter I Di Aula Utama Asrama Haji Banda Aceh (Ahad, 29/9), sebelum Gubernur Aceh, secara resmi melepaskan JCH (Jamaah Calon Haji) Kelompok Terbang (Kloter) I ke Tanah Suci, Kakanwil Kemenag Aceh Drs H Ibnu Sa’danMPd, selaku Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Banda Aceh, sampaikan laporan. Laporan di hadapan Muspida dan Muspida Plus, termasuk anggota DPR RI 28 Santunan Oktober 2013 (Komisi VIII) dan 440 jamaah itu, Kakanwil sampaikan antara lain, kondisi jamaah, kepanitiaan, asrama, waiting list, sampaikan terima kasih, serta permohonan maaf. Kloter I diketuai oleh Ahmad Abdul Jalil Hasan, pembimbing ibadah Bukhari Mahyiidin Musa MA, dokternya dr Donny Mulizar Tri Mulyodan dan dr Arif Santana Umar, serta Nurhasni Ismail sebagai paramedis. Alhamdulillah, syukur kita kepada Allah SWT, bahwa tahun ini merupakan tahun ke 14 Provinsi Aceh memberangkatkan Jamaah Calon Haji ke Tanah Suci melalui Embarkasi Banda Aceh. Dengan dukungan semua pihak, termasuk dukungan Pemerintah Aceh, setiap tahun Provinsi Aceh berhasil mengirim tamu-tamu Allah ke tanah suci untuk menunaikan Rukun Islam ke lima dengan baik dan sukses. Berbeda dengan tahun-tahun lalu, tahun ini, Provinsi Aceh sama dengan provinsi dan negara lain mengalami pemotongan kuota sampai 20 persen, atas kebijakan Peme­ rintah Arab Saudi. Sehingga yang bisa diberangkatkan musim haji ini hanya berangkat yaitu 3.140 jamaah dari 3.924 jamaah. Atau ada pengurangan sampai 784 jamaah. Kloter 1 sampai Kloter 7 merupakan Kloter penuh Jamaah Calon Haji asal Aceh, sedangkan Kloter 8 merupakan Kloter campuran. Kali ini memang berbeda lagi, selain jamaah Aceh masuk Gelombang II, juga satu Kloter mencapai 440 jamaah. Tahun ini Embarkasi Banda Aceh memberangkatkan 3.140 orang Jamaah Calon Haji, termasuk Petugas Kloter, TPHI, TPIHI, Dokter, dan Paramedis, serta Tim Petugas Haji Daerah (TPHD). [yakub] KANWIL>> Usai Kloter II Dilepas, Kloter III Masuk Asrama Kakankemenag Ketua Kloter 4 Setelah Kloter II dilepaskan Bupati Aceh Besar. usai zhuhur Senin (30/9), sekitar pukul 14.00 WIB, masuk 440 JCH asal Bireuen (257), Pidie Jaya atau Pijay (142), dan Aceh Utara atau Acut (46), plus lima petugas. Jamaah Calon Haji Kloter 2yang berasal dari kabupaten Aceh Besar 179 orang, Aceh Singkil 4 jamaah, Kota Banda Aceh 166 jamaah, dan Nagan Raya 86, serta lima petugas yang dipimpim TPHI Drs. H. Salahuddin, M.Pd (Kakankemenag Aceh Besar), H. Anwar Usman Ali sebagai TPIH (Tim Pembimbing Ibadah Haji), Bunayya Putra Zamzami dan Zainul Arifin Nurdin sebagai dokter, serta Irawati Ibrahim Abdurrahman sebagai paramedis. Pelepasan Kloter II sendiri dilakukan oleh Bupati Aceh Besar, karena Kloter II, yang paling banyak jamaah memang dari ‘Kota Jantho’. Jumlah Kloter II, 440 terdiri dari Aceh Singkil 4 jamaah, Aceh Besar 179, Banda Aceh 166, dan Nagan Raya 86, serta lima petugas. Agenda pertama begitu tiba Kloter III adalah, penyerahan SPMA (Surat Perintah/Penugasan Masuk Asrama). Kepada JCH Kloter 4 asal Kota Lhokseumawe (209 jamaah), Aceh Tengah (114 jamaah), Agara (72 jamaah), Simeulue (29 jamaah), dan Kota Subulussalam (11 jamaah), plus lima petugas, Walikota Lhokseumawe Tgk Suaidi Yahya, ajak JCH Aceh berbesar hati sesampai di Tanah Suci. Demikian di antara harapan Pak Wali, saat melepaskan Kloter 4, sore Rabu (2/10), di Aula Utama Asrama Haji. Jamaah ini lumayan dekat dengan Masjidil Haram penginapannya, yaitu di Maktab nomor 17, Wilayah Jarwal. Menurut Humas Haji Kanwil, Ustadz Akhyar MAg, yang berangkat hanya 438 jamaah (laki-laki 184) dan perempuan (254 jamaah). Dari Kota Lhokseumawe tinggal 205 jamaah, sedangkan kabupaten lain tetap, namun disisipkan dari Kloter sebelumnya 2 jamaah (Kota Langsa). Ini hampir sama dengan dua jamaah lalu, yang masuk ke Kloter 3, yakni JCH yang semula menolak disuntik, dan akhirnya mau juga disunti vaksin antibodi itu, dan sudah mereka berangkat Selasa (1/10) dalam Kloter 3. Lebih lanjut, petugas dalam Kloter 4 ialah, satu TPHI (Drs. H. Jauharuddin, MM bin Abd. Rahman, Kakankemenag Agara), satu TPIHI (Drs. H. Ibrahim Alimy bin Aliman), tiga TKHI (dr. Taufiq Haryadi bin Adnan Raden, Lindawati binti Zainal Abidin, danAndi Saputra bin Umar Usman). [yakub] Selanjutnya pemeriksaan barang petugas oleh Bea Cukai dan Security Bandara. Juga penimbangan barang oleh Security Garuda dan Labelling Bagasi. Setelah itu, pemeriksaan kesehatan, lalu pembagian dan pemasangn gelang. Gelang dan lain, ditangani Seksi Gelang dan Bancer (Barang Hilang), Agustiar dan rekannya. Lantas, dibagi ‘tiket’ penempatan jamaah ke kamar dan tempat tidur, tapi JCH tak tidur dulu, ini dibantu leh Muhammad Gade, Staf Bidang Haji, dan kawan-kawan. Malamanya, usai makan, ada pembimbingan dan pembagian Living Cost (dalam mata uang Rriyal, uang Arab Saudi), Pasport/ Dokumen, Card Baitul Asyi (yang diteken Gubernur). Uang kebutuhan diberikan sekita Rp 5 juta (150 riyal). Terus ada pembimbingan meliputi bimbingan jamaah haji, bimbingan Imigrasi, Dokumen. Dan saat JCH boleh istirahat malam, ada ‘rapat’ KaruKarom (Kepala Regu-Kepala Rombongan). [muhammad yakub yahya, anggota seksi dokumen, manifes, dan penyelesaian paspor] Walikota Lepas Kloter 4, Sahirman Ketua Kloter 3 Walikota Lhokseumawe Tgk Suaidi Yahya, sore Rabu (2/10) melepaskan keberangkatan Kloter 4 JCH Embarkasi Banda Aceh, di Aula Utama Asrama Haji Banda Aceh. Sedangkan Kloter ini terbang besoknya, Kamis pagi (3/10). Kebanyakan JCH dalam Kloter 4 ini memang dari Kota Lhokseumawe (209 jamaah). Jamaah ini ‘masuk penginapan’ setelah sehari kemarin Asrama Haji kosong (tidak ada yang masuk JCH). “Selebihnya, dari Aceh Tengah (114 jamaah), Agara (72 jamaah), Simeulue (29 jamaah), dan Kota Subulussalam (11 jamaah), plus lima petugas. Demikian data yang dilansir Kasubbag Inmas (Humas Haji Embarkasi Banda Aceh) H Akhyar MA. Sedangkan sebelumnya, Senin (1/10) Bupati Bireuen H Ruslan M Daud, juga melepaskan Kloter 3 juga di Aula Utama, tapi ini lebih pagi, sebelum zhuhur,” ujar Humas Haji, H Akhyar MAg. Dalam Kloter III yang berjumlah 440 orang. Terdiri dari Bireuen 255 orang, Pidie Jaya 142, Aceh Utara 36, Kota Langsa 2 orang. Rinciannya, laki-laki 178 orang, dan perempuan 262 orang. Sedangkan lima petugas ialah Drs. H. Suhirman bin Hasim Amin (TPHI) atau Ketua Kloter, Drs. H. Djamaluddin bin Idris Ali (TPIHI), dr. Rita Rahayu binti M. Yusuf Taleb (dokter), serta Abdul Hadi bin Ramli Ibrahim dan Susilawati binti Abdi Darma (paramedis) dalam kapasitas sebagai TKHI. [yakub] Santunan Oktober 2013 29 >>LENSA HAJI 30 Santunan Oktober 2013 LENSA HAJI>> Santunan Oktober 2013 31 >>KANWIL Pagi Masuk Asrama, Take Off Shubuh Di Embarkasi Haji sejak pukul 08.00 WIB sampai 12.00 WIB (Kamis, 3/10) kedatangan JCH dari Aceh Barat (163 jamaah), Aceh selatan (113), Pidie (107), dan Aceh Besar (52), dalam Kloter 5. Jadwalnya sejak kedatangan, ialah sesi penerimaan jamaah, boarding pas, penimbangan barang, pemerksaan kesehatan, pembagian gelang identitas, dan penempatan jamaah ke kamar. Sejak pukul 14.30 WIB upacara pelepasan. Seusai pelepasan, bakda asar, ada bimbingan jamaah, arahan imigrasi, pembagian dokumen, living cost, dan bimbingan karom dan karu (kepala rombongan dan regu). Yang unik dan luar biasa, sarapan pag dini hari Jumat, 5 Oktober (pukul 00.30 WIB sampai usai). Pukul 01.40, pemeriksaan barang dan badan. Lantas, menaiki ke bus ke bandara. Pukul 03.40 WIB ke bandara SIM, sejak 04.00 WIB hingga 04.50 WIB boarding dan take off ke Jeddah. Selamat insya Allah…. Dilaporkan, JCH Aceh Barat, malam Kamis (2/10) bertolak ke Banda Aceh. Rombongan JCH dilepas keberangkatannya di Masjid Agung Baitul Makmur, Meulaboh. Ribuan keluarga dari JCH berkumpul di masjid melepas keberangkan guna selanjutnya masuk ke Asrama Haji Banda Aceh. Kakankemenag HM Arif Idris MA ikut mengantarkan JCH dari Daerah ‘Teuku Umar’, juga ada Bupati HT Alaidinsyah, serta keluarga JCH. [yakub] Dua Meninggal Usai Haji Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un. Dua jamaah haji Aceh kelompok terbang (kloter) 5 meninggal di Arab Saudi. Siskohat Haji melansir dua jamaah haji Aceh itu atas nama. Demikian keterangan dari Kabid Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Aceh, Drs H Herman MSc, yang dilaporkan dari TPHI Kloter 5, Tgk H Mulyadi, juga dari Siskohat Kemenag RI. Ujar Drs H Herman MSc, amarhum sudah selesai melaksanakan rangkaian ibadah haji. Selama ini keduanya juga mendapatkan perawatan dari para dokter dan paramedis di sana. Kloter 5 (Aceh Barat, Aceh Selatan, Pidie, dan Aceh Besar), terbang pada Jumat 4 Oktober, dan Insya Allah akan kembali 14 November 2013. Jamaah pertama yang mengahadap Allah di Tanah Suci, Khalidin bin Dullah Ahmad (67), warga Dusun Hulu Barat Daya, Aceh Selatan. Ia meninggal Rumah 503 di Maktab 25, Jarwal, pukul 22.00 Waktu Arab Saudi (WAS), Minggu (20/10) di pemondokan karena sakit paru-paru. Kedua, atas nama Razwan bin Andah, warga Gampong Sawang Teube, Kaway XVI, Aceh Barat yang meninggal pukul 11.00 WAS, Senin (21/10) di Rumah Sakit Arab Saudi karena mengalami syokseptik. Mereka ditangani Dr Rudi Agustika Zakaria (TKHI). Kedua jamaah tersebut, kata Herman, langsung dikebumikan di Syarayi, Mekkah, pada hari yang sama (Ahad, 20/10). Keterangan ini dikutakan oleh Humas Haji Aceh 2013, Ustdz Akhyar MAg. [siskoshat/y] Kloter 6 belum Terbang, Kloter 7 Abdya Tiba Kloter 6 Jamaah Calon Haji asal Aceh Utara (341 jamaah), Bener Meriah (49 jamaah), dan Aceh Besar (45 jamaah) —plus lima petugas— belum masuk Asrama Haji, masih bersilaturrahmi dengan kerabat di Masjid Raya Baiturrahman (jamaah Bener Meriah), atau dalam perjalanan (jamaah Aceh Utara), dan masuk Asrama usai Jumat (4/10), atau menuju Arab Saudi, siang Sabtu (5/10), namun Kloter 7 asal Aceh Barat Daya (Abdya), sudah menuju ke Banda Aceh, paginya juga. Dibandingkan Kloter 1-8, JCH Kloter 6, dinilai sangat sulit diatur petugas dan panitia, paling tidak saat pembagian dan penempatan kursi di Aula Utama. Keberangkatan pun yang seharusnya sekitar pukul 10.00 WIB dari Asrama Haji, ternyata molor hingga pukul 12.00WIB, seusai dilepaskan Bupati Aceh Utara (yang diwakili Sekdanya) 32 Santunan Oktober 2013 Ternyata ada masalah lain saat sesi pembagian dokumen (paspor, DAPIH, living cost, card Baitul Asyi, slip kontrak dengan Garuda dll). Ada JCH yang tidak lancar mendapatkan paspor. Sedikitnya 14 Jamaah Calon Haji (JCH) Embarkasi Banda Aceh, asal Kabupaten Aceh Utara yang tergabung dalam Kloter 6 ditunda sementara untuk diberangkatkan ke tanah suci karena dokumen yang mereka miliki diduga palsu (kini dalam usutan polisi). Kloter 6 yang masuk Asrama usai Jumat, pukul 14.00 WIB (4/10) TPHI H. Asnawi, S.Ag bin Abu Bakar Abdullah, TPIHI Drs. H. Boihakki bin Hanafiah Hasan, TKHI (1. dr Fahrizal bin Ridwan Abdurrahman, 2. Ahmad Marbawi bin Hasballah, 3. Ainal Mardhiah binti Muhammad Dini Ali. [yakub] Dua Bupati Lepaskan Jamaah Koter 6 dan 7 Sebanyak 75 JCH Aceh Barat Daya tahun 2013 dilepas Wakil Bupati, Yusrizal Razali di Masjid Jamik Baitul Adhim Blangpidie, Jumat (4/10) pagi, pukul 9.35 WIB. Kloter 7 yang berangkat dari Asrama Haji ke Bandara SIM shubuh, dan terbang pada pagi Ahad (6/10), terdiri dari JCH Pidie (191), Banda Aceh (148), Sabang (21), Abdya (75) dan plus lima petugas, masuk Asrama besoknya. Pemkab Abdya bekali JCH Rp 1 juta. Kloter 7 yang menempati Machbas jin (2 km dari Masjidil Haram) juga, Maktab 07 Rumah 117 , diketuai Kakankemenag Pidie Muhammad Jafar bin Muhammad Nur (TPHI), Jamaludin Idris bin Abubakar Idris (TPIHI), serta TKHI terdiri dari dr Desikaliana Ismail Syarifudin binti Syarifuddin, Zaini bin Muhammad Ali, dan Elisawati Rachmat Abdullah bin Rachmat. Kloter 7 yang terbang besok (Ahad, 6/10), dari Bandara SIM sekitar pukul 10.00 WIB, dan meninggalkan Asrama Haji usai shubuh, diharapkan full. Sedangkan Kloter 6, ada yang open seat satu orang (Nurkisah binti Hasyem, asal Aceh Utara, karena sakit/ hamil). Jika Kloter 6 diilepaskn Sekda Drs. H. Isa Anshari, MM (mewakil Bupati Aceh Utara), maka usai ashar (Sabtu, 5/10), Koter 7 pun dilepaskan Bupati Pidie Sarjani Abdullah. Kloter 7 (yang terdiri dari Pidie 191 jamaah, Banda Aceh 148 jamaah, Sabang KANWIL>> 21 jamaah, dan Abdya 75 jamaah), masuk agak mundur dari jadwal, yang semula dijadwalkan pukul 09.40 WIB, karena menanti keberangkatan Kloter 6 ke Bandara SIM. Belakangan, selain ada satu yang berhalangan (hamil), ada 14 dibatalkan, karena masalah dokumen. [yakub] Kloter 8 Aceh, Kloter 16 Sumut, dan Kloter 17 Sumsel, Satu Pesawat Setelah Kloter 7 dari Pidie, Banda Aceh, Sabang, dan Abdya take off pukul 09.50 WIB, lusanya baru masuk Asrama Kloter 8 (Kloter Gabungan). Selama dua hari Asrama Haji pun relatif sepi (Ahad siang sampai malam Selasa, 5-6 Oktober). Selasa (8/10) JCH BTJ 8 (kode Embarkasi Aceh), yang bergabung dengan JCH asal Sumut dan Sumsel take off dari Bandara SIM Blang Bintang sekitar pukul 15.00 WIB, besoknya Rabu (9/10. JCH Aceh bergabung dengan JCH Kloter 16 yang merupakan kloter terakhir Embarkasi take off ke tanah suci Mekkah (9/10), dilepaskan Wakil Walikota Banda Aceh, Hj Illiza Sa’aduddin Djamal SE. Drs. Abdul Rahim, M.Hum, Kakanwil Sumut, mengatakan pada Selasa pagi sekira pukul 07.00 WIB dilaksanakan upacara pelepasan Calhaj Kloter 16 MES di Aula I Madinatul Hujjaj Ahmed. Pada pukul 09.40 WIB jamaah calhaj Kloter 16 ini diberangkatkan dengan regular flight GA 142 dari Bandara Kuala Namu. Calhaj Kloter 16 MES ini tiba di SIM pada pukul 10.45 WIB. Calhaj Kloter 16 Embarkasi Medan ini menginap beberapa jam di Asrama Haji Banda Aceh. [yakub] Santunan Oktober 2013 33 >>KANWIL Selamat Tinggal DP3, Penilaian PNS 2014 Model Baru Untuk menciptakan kinerja PNS serta birokrasi yang bersih, kompeten dalam melayani warga, setelah apel pagi Senin, Kakanwil Kemenag Aceh Drs H Ibnu Sa’dan MPd membuka dan memberikan arahan dalam pembinaan Penilaian Prestasi Kerja PNS sebagaimana termuat dalam PP Nomor 46 Tahun 2011, tentang Penilaian Kinerja PNS. Kakanwil menjelaskan secara runut PP 46/2011yang berhubungan dengan Perka BKN Nomor 1 Tahun 2013 tersebut, di hadapan jajaran Kanwil Kemenag yang memenuhi Aula Kanwil (21/10). Dengan sosialisasi ini diharapkan akan kian tercipta profesionalitas PNS di samping pembinaannya. Didampingi Kasubbag Ortala dan Kepegawaian Kanswil Drs Hanafiah, Kakanwil menjelaskan bahwa Penilaian prestasi kerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip: a. objektif; b. Terukur; c. Akuntabel; d. Partisipatif; dan e. Transparan. Penilaian prestasi kerja PNS terdiri atas unsur: a. SKP; dan b. Perilaku kerja. Acara yang antusias diikuti PNS dan honorer yang dibuka Alfin SSi (staf Subbag Kepegawaian), membahani PNS soal aturan baru yang akan berlaku sejak awal Januari 2014. Selama ini DP3 ( Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan) menjadi persyaratan untuk kepangkatan dan sebagainya, maka sejak berlakunya aturan ini nanti, DP3 tidak akan diberlakukan lagi. Penilaian perilaku kerja meliputi aspek: orientasi pelayanan, integritas, komitmen, 34 Santunan Oktober 2013 disiplin, kerjasama; dan kepemimpinan. • Penilaian kepemimpinan hanya dilakukan bagi PNS yang menduduki jabatan struktural. • Penilaian perilaku dilakukan melalui pengamatan oleh pejabat penilai terhadap PNS sesuai kriteria yang ditentukan. • Pejabat penilai dalam melakukan penilaian perilaku kerja PNS dapat mempertimbangkan masukan dari pejabat penilai lain yang setingkat di lingkungan unit kerja masing- masing. • Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100 (seratus). Tatacara penilaian prestasi kerja dilakukan dengan cara menggabungkan penilaian SKP dengan penilaian perilaku kerja. Bobot nilai unsur SKP 60% (enam puluh persen) dan perilaku kerja 40% (empat puluh persen). 4. UNSUR YANG DINILAI JUMLAH a. Sasaran Kerja PNS (SKP) 86 × 60 % 51,60 b. Perilaku Kerja 1. Orientasi Pelayanan 90 Baik 2. Integritas 90 Baik 3. Komitmen 90 Baik 4. Disiplin 90 Baik 5. Kerjasama 90 Baik 6. Kepemimpinan – – 7. Jumlah 450 – 8. Nilai rata – rata 90 – 9. Nilai Perilaku Kerja 90 × 40 % 36,00 Nilai Prestasi Kerja 87,60 (Baik) 5. KEBERATAN DARI PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI (APABILA ADA). Nilai Prestasi Kerja PNS dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut : a. 91 – ke atas: sangat baik b. 76 – 90: baik c. 61 – 75: cukup d. 51 – 60: kurang e. 50 ke bawah: buruk. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penilaian diatur dengan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Penilaian prestasi kerja dilaksanakan oleh pejabat penilai sekali dalam 1 (satu) tahun. Penilaian prestasi kerja dilakukan setiap akhir Desember pada tahun yang bersangkutan dan paling lama akhir Januari tahun berikutnya. [yakub/juanda] Sosialisasi PMA No.13 Tahun 2012 Kakanwil Kementerian Agama Aceh Drs. H. Ibnu Sa`dan, M. Pd buka acara Sosialisasi Tugas dan Fungsi Kementerian Agama Provinsi dan Kabupaten/Kota Berdasarkan PMA (Peraturan Menteri Agama) Nomor 13 Tahun 2012 (19/9) di Hotel Grand Nanggroe Banda Aceh. Ketua Panitia, H. Juniazi, S. Ag, M. Pd. dalam laporannya menyebutkan Walaupun PMA ini sudah lahir sejak tahun 2012 lalu, namun secara khusus sosialiasi PMA ini kepada jajaran Kemenag Aceh belum pernah dilakukan. “Nah untuk itulah Kegiatan Sosialisasi Tugas dan Fungsi Kemenag Provinsi dan Kabupaten/ Kota berdasarkan PMA 13/2012 oleh Kakanwil, menjadi penting dilaksanakan disamping untuk untuk memberikan penjelasanpenjelasan seputar PMA ini, namun juga yang lebih penting adalah supaya ke depan tercipta ketatausahaan yang baik dalam tata kelola dan pelayanan di lingkungan Kantor Kementerian Agama Provinsi Aceh,” lapor Juniazi. Kegiatan Sosialisasi yang bertemakan “Dengan Perubahan Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Akan Tercipta Ketatausahaan yang Baik dalam Tata Kelola dan Pelayanan di lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh” diikuti oleh para Pembimas, Kasubbag, Kasi di Kanwil, dan para Kasubbag Tata Usaha Kankemenag Kab/Kota, dengan Narasumber dari Biro Organisasi dan Tata Laksana Kementerian Agama RI, yaitu Kepala Bagian Organisasi Drs. H. Afrizal Zen, M.Si dan Kepala Sub Bagian Penataan Organisasi dan Anjab I, Lukman Hakim, tambah Kepala Sub Bagian Hukum dan Kerukunan Umat Beragama Kanwil Kemenag Aceh. [yusran/dariw/ staf hukum dan kub] KANWIL>> Minta Kanwil Terbitkan Edaran Detail Tugas Fungsi Kankemenag Peserta Sosialisasi Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012, minta Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh untuk menerbitkan semacam Surat Edaran mengenai detil tugas dan fungsi Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Hal itu mengingat belum jelas dan tegasnya sejumlah uraian tugas dan masih ditemukan tumpang tindih tugas dan fungsi terutama pada sejumlah Seksi dan Penyelenggara pada Kankemenag Kabupaten/Kota. Misalnya, antara tugas dan fungsi Seksi Penyelenggara Syariah dan Bimbingan Masyarakat Islam. Demikian rekomendasi penting Sosiasiliasi PMA Nomor 13 Tahun 2012 yang berlangsung dari 19 – 21 September 2013, di Banda Aceh. Rekomendasi ini diutarakan Drs. Abd. Syukur, M.Ag. Kasubbag TU Kemenag Kota Banda Aceh dan Rislizar Nas, S.Ag, Kasubbag TU Kemenag Kota Subulussalam dalam acara diskusi akhir sosialisasi PMA yang berlangsung di Hotel Grand Nanggroe Banda Aceh, Sabtu (21/9). Menurut keduanya, hal ini penting dilakukan mengingat masih ditemukannya sejumlah Kakankemenag yang belum secara tegas memahami subtansi strukut, tugas dan fungsi sebagaimana amanat PMA 13/2012 ini. Kegiatan yang difasiltasi Sub Bagian Hukum dan Kerukunan Umat Beragama Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh menghadirkan dua narasumber dari Kementerian Agama Jakarta, yakni Drs. H. Afrizal Zain, M.Si, Kabag Organisasi, dan Lukman Hakim Kasubbag Penataan Organisasi dan Analisis Jabatan I Biro Ortala. Dalam sesi-sesi diskusi, kedua narasumber ini menjelaskan bahwa PMA Nomor 13/2012, masih terbuka ruang penyempurnaan terutama untuk konteks Aceh yang berlaku otonomi khusus dan pelaksanaan syariat Islam. Menurut mereka, PMA 13/2012 adalah salah satu bagian dari reformasi birokrasi yang tengah digulirkan, penataan organisasi dan ketatalaksanaan untuk memodernisasi melalui pemisahan, penggabungan dan penajaman tugas dan fungsi organisasi di lingkungan Kemenag. [juniazi] Kakanwil: Jadi yang Terdepan Kakanwil Kemenag Aceh Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, dalam sambutan pembukaan Sosialisasi PMA 13/2012, Kamis (19/9) mengatakan, ”Dengan perubahan struktur baru ini, juga dengan pola pikir yang tepat, saya berharap ke depan Kementerian Agama Aceh dapat menjadi yang terdepan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pelayanan keagamaan dan keummatan di bumi syariat Islam ini. Kita harus inovatif dan kreatif, dan tidak selalu menjadi pengekor dari kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh oleh orang lain dan lembaga lain, misalnya,” ujarnya. Karena itu, langkah introspeksi dan evaluasi ke dalam sangat penting dilakukan dalam mengawali era kebangkitan ini. ”Tanpa menyadari apa saja kelemahan dan kekurangan yang kita miliki, kita tidak akan bisa menjadi lebih baik. Ibarat kendaraan bermotor, tanpa dipastikan bahwa semua komponen berfungsi dengan baik, kenderaan tersebut tidak akan mampu dikemudikan kecuali akan mendapat kecelakaan,” terangnya. Sementara itu, pada sisi yang lain, imbuhnya, kita harus bisa mengikuti ritme Kementerian Agama Pusat yang sudah jauh di depan, pencanangan zona integritas misalnya, sistem pelaporan keuangan berbasis EMPA, pengadaan barang dan jasa yang berbasis elektronok, adalah suatu pendekatan yang harus kita terapkan di lingkungan Kementerian Agama Aceh untuk mengejar dan mencapai target anggaran dan pelayanan yang telah ditetapkan sebelumnya. [juniazi] Pelatihan Kakanwil di STAIN Langsa Selain agenda kunker (kunjungan kerja) ke Kankemenag, Kakanwil juga isi materi dalam acara di Kampus STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa. Namun, Kakanwil mempercepat pulang dari arena, untuk keperluan mendesak termasuk gladi di Pembukaan PKA VI, setelah mengisi materi, “Sistem Interaksi dan Hak Serta Kewajiban Anggota Keluarga Menurut Islam” serta “Gender dalam Perspektif Masyarakat Aceh” itu. Selain Kakanwil Drs, H. Ibnu Sa’dan, M. Pd, dari Banda diundang juga pada kegiatan Pelatihan Wawasan Ibu RumahTangga Usia Dini dalam Membina Pendidikan Anak dan Keluarga Sakinah, serta Kegiatan Pelatihan Wawasan Kesetaraan Gender di Kalangan Pengelola Majlis Ta’lim dan KelompokWirid Yasin pada Sekolah Tinggi Agama Islam Zawiyah Cot Kala Langsa itu, Dra. Hj. Nurjannah Bahtiar Nitura, Dra. Hj. Raihan Putri, M. Pd, Dra. Hj. Naimah Hasan. [danil/yakub] Santunan Oktober 2013 35 >>KANWIL Milenium Ketiga, Abad Kecemasan Memasuki abad 21 atau melenium III telah terjadi perubahan yang mendasar dan besar dalam segala aspek kehidupan manusia. Abad ini dikenal dengan abad informasi, di mana dunia makin mengglobal, yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak saja berdampak positif tetapi juga banyak yang berdampak negatif. Hal ini disampaikan oleh Kakanwil Kemenag Aceh Drs. H.Ibnu Sa’dan, M.Pd, di hadapan calon Kepala Madrasah MTs dan MA, di Kegiatan Wokshop Calon kepala Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliayah di Hotel Oasis Banda Aceh (15/9). Globalisasi itu sendiri dengan perkembangan Teknologi dan informasi, ungkapnya, telah memunculkan kecemasan yang luar biasa bagi masyarakat, para orang tua siswa dalam mengontrol kebiasaan dan prilaku anaknya, agar menjadi anak yang berakhlak mulia, hal ini sangat berbeda dengan masa-masa dulu yang hanya dipengaruhi dengan lingkungan dan informasi yang cukup terbatas. Belum lagi kecemasan tersebut ditambah dengan makin ketatnya persaingan mendapatkan kesempatan kerja bagi anakanaknya, karena masa sekarang lebih mengedepankan kompetensi, inovasi dan kreatifitas untuk mendapatkan lapangan kerja itu sendiri. Maka sekarang, Madrasah adalah tumpuan orang tua terlebih pendidikan yang berbentuk program boarding school, hal ini bukan tidak beralasan bagi orang tua, karena di Madrasah mereka akan mendapatkan pendidikan seimbang antara pendidikan Iptek dan Keagamaan, mengedepankan hasil anak yang cerdas, bermoral sesuai dengan tutunan Alquran dan hadits. Sehingga kecemasan orangtua dapat berkurang dengan pengawasan dan didikan Bapak-Ibu di Madrasah. Sangat disayangkan, guru Provinsi Aceh saat ini, berdasarkan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) nilai Kompetensi Pegagogik berada pada urut ke 2 (dua) dengan nilai ratarata 37, 70, paling bawah dari 33 Provinisi Operator Satker Pahlawan WTP Sebenarnya Tahun ini laporan opini Kementerian Agama meraih WTP-DPP (Wajar TanpaPengecualian Dengan Paragraf Penjelas), atas keberhasilan mempertahankan opini yang sama dengan tahun 2012 tersebut Kakanwil Kemenag Prov.Aceh Drs.H.Ibnu Sa’dan,M.Pd memberikan apresiasi dan penghargaan kepada operator satker. “Kami sangat berbahagia dan terima kasih, senang atau tidak harus diakui bahwa satker yang dibawah adalah pahlawan WTP yang sebenarnya, terima kasih dan penghargaan kepada operator di satuan kerja,” ujar Kakanwil mengutip pernyataan Menteri Agama ketika mengikuti pertemuan di Jakarta beberapa waktu yang lalu. Kakanwil menambahkan hingga bulan september ini penyerapan anggaran di 36 Santunan Oktober 2013 Kemenag Prov.Aceh menempati urutan pertama tingkat nasional, “Ini baru bulan September, jadi kita tidak perlu gembira dulu, masih ada tiga bulan lagi yang harus kita lakukan penyerapan anggaran,” jelasnya ketika membuka acara konsolidasi laporan data Sakpa dan Simak BMN di Wisma Safira Sigli, Selasa (08/10). Selain menyebutkan urutan pertama penyerapan anggaran, Kakanwil juga mengeluhkan masih rendahnya urutan laporan E-Mpa satker, “Untuk laporan E-Mpa kita masih menempati urutan ke-18, ini harus menjadi perhatian bagi satker untuk terus menyelesaikan laporan E-Mpa tersebut, ada beberapa satker yang masih belum melakukan pengisian data tahun 2012,” tegas Ibnu Sa’dan lagi. [jamaluddin, operator aceh timur/y] di Indonesia setelah Provinsi Maluku dan di bawah Papua. Dalam peningkatan mutu pendidikan oleh pendidik dan tenaga kependidikan menurut Ka.kanwil Kemenag Provinsi Aceh dalam materinya, yang harus dilakukan selain membetuk kebiasaan siswa untuk termotivasi belajar, guru juga harus meningkatkan kompetensi Kepribadian, kompetensi Sosial, kompetensi Pedagogik dan Profesionalisme guru itu sendiri. [alfaizin/y] Kakanwil Kunker ke Kankemenag Kota Langsa Kakanwil Kemenag Aceh, Bapak Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd, didampingi Kepala Sub Bagian Informasi dan Hubungan Masyarakat H. Akhyar, M.Ag, melakukan kunjungan kerja ke Kankemenag Kota Langsa Kehadiran Bapak Kakanwil diterima Kakankemenag Kota langsa, Bapak Drs. H. M. Yunus Ibrahim, M.Pd dan Kasubag TU Drs. H. Hasanuddin, MH di ruang kerja Kepala Kantor kemenag kota Langsa. Dalam pertemuan itu (17/9), Kakankemenag Kota Langsa melaporkan banyak hal sesuai dengan Tupoksi dan memohon kepada Bapak Kakanwil agar tahun anggaran 2014, dapat dialokasikan dana dan melanjutkan pembangunan MAN Terpadu. Sebab tahun 2013 ini tidak tersedia dana, serta pembangunan permanen untuk Kantor Kemenag Kota Langsa. Sebab sampai saat ini Kantor Kemenag kota Langsa masih menumpang pada Kantor yang diperuntukkan untuk KUA/Balai Nikah yang lama. Hal ini juga sebagai usaha untuk mempertahankan asset yang serahkan oleh Kantor Kemenag Kabupaten Aceh Timur. Dalam kesempatan itu Kakanwil menanggapi permintaan Kemenag Kota Langsa, sekitar anggaran dan kebutuhan itu. [danil/yyy] KELUARGA BESAR KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ACEH Ikut berduka dan belasungkawa yang mendalam atas berpulang ke Rahmatullah H. M. Yusuf bin Pardu Ayahanda dari Drs. H. Jauharuddin, MM, Kakankemenag Aceh Tenggara/ Ketua Kloter 4 (TPIH) JCH Aceh meninggal dunia di Kutacane pada Ahad, 6 Oktober 2013 Semoga amal ibadah almarhum mendapat ridha Allah serta arwah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt Kepala, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd KELUARGA BESAR KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI ACEH Ikut berduka dan belasungkawa yang mendalam atas berpulang ke Rahmatullah Cut Asma Binti Tgk. Mansyur (83 tahun) Istri Mantan Kakanwil Tgk. H. Hasan/Ibunda Mertua dari Farida Hanum Staf Subbag Umum meninggal dunia di Banda Aceh pada Kamis, 10 oktober 2013 dikebumikan di Awe Geutah Kabupaten Bireuen Semoga amal ibadah almarhum mendapat ridha Allah serta arwah mendapat tempat yang mulia di sisi Allah Swt Kepala, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd Santunan Oktober 2013 37 >>KANWIL Kakanwil Hadiri Penganugerahan Gelar DR Hc untuk SBY Beberapa belas jam sebelum pembukaan PKA (Pekan Kebudayaan Aceh) VI, pagi Jumat (20/9), yang Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh (Drs H Ibnu Sa’dan MPd) juga memimpin pembacaan doa, pada Kamis malam (19/9) Kakanwil juga menghadiri acara penganugerahan gelar DR HC (Doktor Honoris Causa) untuk Presiden SBY (DR. Susilo Bambang Yudhoyono). “Alhamdulillah acara sukses, dan kami hadir di sini,” ujar Kakanwil pada acara yang dimulai lewat dari pukul 20.00 WIB. Didampingi Menteri Pendidikan M Nuh, Ketua Senat yang juga Rektor Unsyiah Prof Dr Ir Samsul Rizal M Eng beserta anggota senat, tiba ke AAC (Academic Activity Centre) Prof DR Dayan Dawood. Hadir pula selain Muspida, SKPA, juga Pemangku Wali Nanggroe (Malik Mahmud AlHaytar), dari tetamu ada Menteri Negara PAN dan RB (Ir. H. Azwar Abubakar, MM), Menkokesra (Agung Laksono), mantan menteri BUMN (DR. Mustafa Abubakar), Mendagri (Gamawan Fauzi), Panglima TNI (Jenderal TNI Moeldoko), Kapolri (Jenderal Pol Timur Pradopo), tokoh perdamaian Juha Christensen, dan anggota DPR asal Aceh. Sebelum Rektor (dalam hal ini Ketua Senat Unsyiah, Prof Dr Ir Samsul Rizal, MSc) membuka acara dan laporan tentang Rapat Senant Terbuka Unsyiah dalam Rangka Dies Natalis ke-52, Orasi Ilmiah dan Penganugerahan Gerlar Dr (HC) kepada Presiden SBY, nyanyian Lagu Indonesia Raya mengawali acara. Lalu ayat suci AlQur’an menggema. Serta hymne Unsyiah pun disusul di kampus berumur 54 tahun (berdiri 2 September 1959) itu. Sebelumnya, gelar yang sama pernah dianugerahkan Unsyih untuk DR Mahathir Muhammad, PM Malaysia. Namun anugerah untuk SBY kali ini, bagi jasanya untuk perdamaian Aceh. [yakub] Doa di Pembukaan PKA: Insan Ekspresif, Kreatif, dan Apresiatif Di akhir acara pembukaan, sebelum Presdien dan rombongan mengunjungi stand/ anjungan tingkat II di PKA ke 6, termasuk anjungan Aceh Barat, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama munajatkan doa, yang diaminkan hadirin dan hadirat. Sampai pukul 10.30 WIB Jumat (20/9), Kakanwil dalam acara meriah, sejak 2029 September, yang anjungan/stand gampong PKA juga ada di seputaran Stadion Lampineueng, di antaranya bermunajat: Ya Allah Yang Maha Pencipta, Yang Maha Memperelok ciptaan. Tumbuhkembangkan akar budaya dan kebudayaan yang islami di Nanggroe Syariat ini. Kami mohon pada- Mu perlindunganAgar kami selalu bertakwa dan teguh iman. Beriringan dengan godaan hidup dan tantangan zaman Ya Allah Yang Maha Jamil, Yang Maha IndahMoga semua yang baik, yang lahir lewat aksi, reaksi, dan interaksi di antara kami. Secara pribadi atau sosial, dalam bingkai kebudayaan. Dalam cetusan budi personal dan komunal, yang mulia, lewat budaya. Dari karya budi seseorang, atau milik komunitas di antara kami. Dari warga kampung dan kota, dari hamba-Mu yang sedang bersukacita di pusat kekuasaan Atau berdukacita di wilayah pinggiran. Menjadi ajang mengenal dan mendekatkan diri pada- Mu. Rangkulkan semua anugerah indah itu Ya Allah Yang Jalil dan ‘Azhim, Yang Maha Tinggi dan Yang Maha Agung. Moga ini jadi ajang fastabiqul khairaat. Sarana kami dalam berlomba pada kebajikan. Untuk menjadi manusia yang ekspresif, kreatif, dan apresiatif. Sebagai makhluk yang dinamis dan murah hatiBukan hamba yang diliputi kemalasan dan kehampaan. Dengan budaya mendidik kami menjadi manusia yang inovatif dan apresiatif. Dalam menggapai nanggroe yang Baldatun thayyibatun wa Rabbun GhafurUntuk mengutuhkan dan mengokohkan persatuan dalam bingkai NKRI, Amin” [yakub] Silaturrahmi ke Kemenag Tamiang, Tinjau Aula dan Mushalla Kakanwil Kemenag Prov. Aceh Drs. H. Ibnu Sa’dan, MPd, bersama Kasubbag Inmas Kanwl H. Akhyar, M.Ag, lakukan kunjungan muhibbah (silaturrahmi) ke Kankemenag Aceh Tamiang. Kunjungan tersebut dilakukan setelah Kakanwil Kemenag Aceh selesai menjadi nara suber pada acara Pelatihan Wawasan Kesetaraan Gender di Kalangan Pengelola Majelis Taklim dan Kelompok Wirid Yasin STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa. Dalam kunjungan tersebut, Kakanwil melakukan peninjauan langsung ke ruangruang di Kankemenag Aceh Tamiang. Kakanwil ingin melihat bagaimana situasi keadaan Kankemenag Aceh Tamiang disaatsaat jam sore menjelang pulang. Ia juga meninjau Pembangungan Aula Serba Guna 38 Santunan Oktober 2013 dan Mushalla Al-Ikhwan Kankemenag yang dana pembangunannya berasal dari infaq karyawan serta guru-guru di jajarannya. Dalam Temu Ramah tersebut Bapak Kakanwil Kemenag Prov. Aceh menanggapi bahwa Silaturrahmi dan Kekeluargaan di Kankemenag Aceh Tamiang sangat baik. Setelah peninjauan langsung ke ruangruang, Kakanwil adakan temu-ramah dengan Kakankemenag Aceh Tamiang beserta jajarannya di ruangnya. [muhammad sofyan/santunan jadid biro tamiang/yyy] KANWIL<< PD Pontren Gelar Workshop Pokja Madin Sejak Selasa (1/10), peserta Kelompok Kerja (Pokja) Madin (Madin) Takmiliyah se Aceh, ikuti workshop di Oasis Hotel Banda Aceh, sampai (3/10). Kabid PD Pontren Kanwil Kemenag Aceh, H Abrar Zym SAg melalui Kasi Kasi Pendidikan Diniyah Takmiliyah Bidang Pendidikan Diniyah dan Pontren Khalid SH ajak peserta serius dan penuh ikuti pelatihan. Selain itu, harapanya juga dari worshop ini melahirkan kesamaan cara pandang dan jalan keluar atas persoalan diniyah di Aceh. “Bagaimana meneladankan anak didik dengan ilmu yang mengubah hidup anak ke arah yang lebih baik, jika pengajar dan penceramah, sekarang asyik dengan lelucon dan dongen?” tanya satu ustadzah. “Sebenarnya yang bisa mengubah warga bukan lewat dakwah semacam itu, yang semalam suntuk dai bikin audien ketawa dengan lagu dan lucu, toh shalat shubuh kosong di masjid itu esoknya, padahal tadi malam baru saja jamaah dengar ceramah Isra’ Mikraj tentang hikmah shalat. Yang bisa mengubah jamaah dengan kajian, pengajian, halqah, atau ceraah rutin dengan tema yang menyentuh, bersama guru yang spesifikasi tertentu, menurut kebutuhan umat sekarang, meskipun yang hadir sedikit,” jawab Yakub, Direktur TPQ Plus saat memberi materi malam, di sela-sela kepanitiaan haji 1434 H. Pemateri dalam acara di akhir September dan awal Oktober 2013, terdiri dari praktisi diniyah dan pihak yang bersinggungan langsung dengan Madin. Kabid PD Pontren H Abrar Zym sampaikan materi “Peranan Pendidikan Agama dalam Membangun Karakter Bangsa”, Kakanwil H Ibnu Sa’dan MPd juga menyampaikan materi “Kebijakan Kemenag dalam Pengembangan Diniyah Takmiliyah”, bersamaan dengan Pemukaan Acara. Hari kedua, tampil Muhammad Yakub Yahya menyampaikan materi tentang “Struktur, Peran, dan Fungsi Pengurus Madin”, Drs Abdul Sykur MAg tentang ”Penguatan Kelembagaan Madin Takmiliyah”. Ada juga dari Biro Hukum Setda Aceh, dengan materi, “Kedudukan Madin Takmiliyah menutrut Qanun Nomor 5 Tahun 2008”. Juga materi “Pengembangan Kurikulum Madin” bersama Dr Saifullah MAg. Akhirnya, masih di hari ketiga ada Drs Idris MPd dan Dr Syukri Yusuf MA membawa makalah “Peranan Supervisi pada Lembaga Madin Takmiliyah” dan “Manajemen Kepemimpinan Madin”. [yakub] Guru Mata Pelajaran Wajar Dikdas Kembali Dibina Kakanwil Kemenag Aceh Drs. H. Ibnu Sa’dan, M. Pd membuka kegiatan Pembinaan Wajar Dikdas 9 tahun Pondok Pesantren Salafiyah (PPS) yang diadakan di Oasis Atjeh Hotel (7-10/10) yang menghadirkan peserta guru mata pelajaran IPS, IPS, Matematika, Bahasa Inggrin dan Bahasa Indonesia yang berasal dari 15 kabupaten/kota didalam Provinsi Aceh. Kegiatan ini mengusung tema “meningkatkan mutu pendidik dalam menciptakan alumni PPS yang berwawasan dan inovasi tinggi” dalam pembukaan ini dihadiri oleh Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Kabid PAI, sejumlah Kasi yang mewakili kepala bidang di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Aceh dan para tamu undangan. Dalam sambutanya, ia juga mengimbau kepada guru pondok pesantren salafiyah untuk selalu menjadi motivator anak didiknya demi melahirkan alumni-alumni pondok pesantren yang handal dan mampu menjawab segala tantangan zaman pada saat ini, lebih-lebih sekarang ini berada pada masa era informasi segala sesuatu bisa diakses dengan cepat. Ia menekankan bahwa pesantren penyelenggara wajar dikdas hendaknya bukan hanya menyelenggarakan program ini tetapi harus mampu melahirkan kader yang nantinya menjadi penerus bangsa ini yang memiliki kualitas yang baik dan memiliki iman yang kuat juga karena pondok pesantren tidak hanya membina ilmu pengetahuan tetapi menanamkan keimanan kepada anak didiknya. [sahri ramadhan, staf pd pontren/y] Santunan Oktober 2013 39 >>OPINI Usia Minimum Masuk SD/MI, Perlukah? Fathiah, SE, guru di Kab. Aceh Utara Apakah anda cenderung memaksakan percepatan pendidikan pada anak-anak anda? Ataukah anda mulai mempertimbangkan untuk memberikan pendidikan yang lebih tepat, lebih baik, lebih normal, dan lebih manusiawi, sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi pada anak-anak anda? Beberapa puluh tahun yang lalu, dengan begitu ketat sekolah memberlakukan usia 7 tahun masuk SD/MI, maka kini usia itu telah digeser menuju ke usia 6 tahun. Bahkan ada kecenderungan pemikiran di dalam insan pendidikan dan orang tua bahwa jika anaknya bisa lebih dini lagi masuk sekolah, akan sangat baik. Pemikiran seperti ini yang membuat para orang tua terjebak dalam dilema di mana mereka akan merasa bangga jika anaknya dapat diterima masuk sekolah padahal usianya masih di bawah 6 tahun dengan dalih sudah dapat menulis dan lancar membaca. Padahal dibeberapa sekolah telah menerapkan kembali peraturan usia minimal peserta didik. MIN Krueng Geukueh No.1 adalah salah satu sekolah yang sudah menerapkan kembali peraturan tersebut. Pada penerimaan murid baru tahun ajaran 2013/2014 yang diselenggarakan awal Juni lalu, banyak para orang tua yang merasa kecewa karena anaknya tidak lolos seleksi karena umurnya masih kurang dari 6 tahun. Sebut saja Rosi (34) warga Tambon Tunong yang mengaku sangat kecewa dengan adanya peraturan tersebut. “Padahal anak saya udah pandai membaca, masa gara-gara umurnya gak cukup 5 bulan gak diterima?” ujar Rosi. Rosi bukan satu-satunya wali murid yang kecewa, banyak ibu-ibu yang lain yang merasakan hal yang sama. “Kami hanya dapat menerima murid yang sesuai dengan kriteria dan peraturan yang telah ditetapkan,” tutur Herizal selaku ketua panitia penerimaan murid baru. Hal senada pun diucapkan Martunus,S.Pd.I selaku Kepsek MIN Krueng Geukueh No.1. “Peraturan itu sesuai dengan Surat Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, nomor : KW.01.4/1/PP.00/1267/2013 tanggal 29 April 2013, perihal Penerimaan peserta Didik Baru (PPDB) yang mengatur tentang batas usia minimum peserta didik, dan saya yakin pemerintah membuat peraturan tersebut dengan maksud agar peserta didik dapat lebih siap menghadapi dunia sekolah sesuai dengan umurnya,” papar Martunus. “Anak yang terlalu dini masuk SD masih bermasalah khususnya di kelas satu, karena ia belum siap untuk belajar berkonsentrasi, karena ia masih sedang mengembangkan ketram­pilan geraknya. Akibatnya, dia akan sulit berkonsentrasi, meskipun secara kemampuan intelektualnya 40 Santunan Oktober 2013 dia sudah cukup mampu menyelesaikan soal-soal yang disediakan,” tambah Marliah,A.Ma selaku salah satu guru yang mengajar kelas satu di MIN Kreung Geukueh No.1. Psikolog anak, Roslina Verauli, mengatakan bahwa usia harus menjadi pertimbangan orang tua dalam mengambil keputusan untuk memulai pendidikan formal pada anak. Pasalnya, jika anak dipaksa bersekolah saat usianya belum sesuai maka dampaknya kurang baik ke depannya. “Lihat usianya dulu. Jangan dipaksakan. Karena teman seusia atau sebaya dalam satu kelas itu bisa membuat mereka frustrasi,” kata Roslina kepada Kompas.com, Senin (14/1/2013). “Sekarang kelas satu masih bisa sama dan mengejar pelajaran. Tapi saat kelas empat nanti, teman-temannya sudah memasuki fase yang berbeda karena beda usia. Ini akan membawa pengaruh bagi anak tersebut,” imbuhnya. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua harus lebih bijaksana melihat usia buah hatinya. Jika memang masih terlalu kecil maka akan lebih bijak untuk memilihkan taman bermain yang sesuai karakternya. Meski terkadang anak sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung pada usia dini, hal itu bukan jaminan anak siap bersekolah. Dalam hal ini, yang perlu dikembangkan adalah pengajaran dari orang tua di rumah dan komunitas yang tepat bagi anak untuk bermain dan berinteraksi. Orang tua bisa terus mengasah kemampuan membaca dan menulis anak dengan sederhana. Artikel kecil ini bukan bermaksud membahas seluruh aspek secara detail, tetapi ingin secara ringkas memberikan wawasan kepada para insan pendidikan dan para orang tua anak, untuk mempertimbangkan beberapa aspek penting pendidikan. Bagaimana anda sebagai insan pendidik dan para orang tua murid mempertimbangkan format dan pendekatan pendidikan yang banyak dipaparkan saat ini? Apakah anda cenderung memaksakan percepatan pendidikan pada anak-anak anda? Ataukah anda mulai mempertimbangkan untuk memberikan pendidikan yang lebih tepat, lebih baik, lebih normal, dan lebih manusiawi, sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi pada anak-anak anda? Kiranya Allah telah memberikan kepada setiap kita kebijaksanaan dalam memikirkan pendidikan anak-anak kita, agar mereka bisa bertumbuh dan menjadi lebih baik dikemudian hari.[] OPINI>> Penambahan Personil untuk Pelayanan Haji, Perlukah? Muhammad Nasril, Penghulu KUA Nisam, Aceh Utara Sebenarnya, jika kehilangan dan kecopetan, di Tanah Suci dan Tanah Air, tidak semata-mata pada kelalaian. Namun bisa saja itu cobaan atas tabiat dan kesucian kita. Meskipun harta dijaga, atau ‘pencopet’ diawasi. Lantas, memberitakan hal demikian, juga hal lain, semacam kesasar, ‘pertengkaran’, dan ‘kekonyolan’ lain, yang hanya calon haji dan hajjah dan Allah yang tahu, juga tak perlu dibesar-baesarkan. Mungkin itu ‘aib, atau memang bukan satu kisah yang patut didengar. Cerita punya cerita, untuk mengurangi angka ‘kecurian’ atau ‘ketidakamanan’, Kementerian Agama melalui Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) akan menambah tenaga personil TNI/Polri tahun-tahun mendatang. Kalau pada 2012 lalu sebanyak 42 orang, untuk 2013 ditambah menjadi 57 orang. Seperti yang di ungkapkan oleh Sekretaris Ditjen PHU Cepi Supriatna yang dimuat pada website kemenag. go.id. “Tenaga pengamanan untuk Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) pada musim haji 2013 ditambah menjadi 57 orang yang direkrut dari Polri dan TNI,“ katanya. Melihat keputusan ini melahirkan tanda tanya, apa tujuan sebenarnya penambahan petugas ini, apakah diperlukan penambahan petugas dari TNI/POLRI untuk alasan keamanan jamaah haji Indonesia di arab Saudi. Kalau untuk alasan keamanan, pihak TNI/POLRI sudah tentu tidak akan maksimal, karena disana mereka layaknya sipil biasa, apa lagi di antara mereka banyak yang tidak bisa berbahasa Arab, sehingga kalau tidak maksimal dalam melaksanakann tugas akan menambahkan beban anggaran untuk petugas tersebut. Ada tidaknya TNI/POLRI di Saudi tidak ada pengaruhnya untuk keamanan jamaah haji, kalaupun ada kejahatan, pencurian atau kriminal lainnya yang menimpa jamaah haji Indonesia tetap yang bertindak itu adalah polisi atau pihak keamanan dari Kerajaan Saudi, sedangkan mereka petugas dari Indonesia tidak bisa berbuat banyak. Mudah-mudahan dalam penambahan ini tidak mengandung unsur politis, dengan penambahan ini juga tidak mengurangi jatah kuota jamaah! Mungkin akan berbeda kalau penempatan TNI/POLRI di maktab-maktab di mana jamaah Indonesia tinggal demi keamanan pada saat jamaah meninggalkan hotel/maktab dan untuk kenyaman jamaah dalam beribadah. Hal ini tidak mesti dari pihak TNI/POLRI, petugas sipil juga bisa terutama yang menguasai bahasa Arab. Petugas dari TNI/POLRI tidak mungkin menjaga ke mana saja jamaah pergi, dan juga tidak mungkin menjaga setiap individu dari jamaah, seperti pada saat tawaaf petugas dari TNI/POLRI pasti tidak bisa menjaga, karena banyaknya jamaah dari seluruh dunia melakukan tawaf, sehingga kadang peluang pencurian lebih terbuka. Biasanya kriminal terjadi pada saat jama ah bepergian atau ditempat keramaian, sehingga banyaknya kesempatan untuk terjadi kriminal karena kurang waspada dari jamaah kita. Kendala paling besar yang dihadapi oleh TNI/POLRI adalah alat komunikasi yaitu bahasa, kalaupun mereka mengetahui terjadinya masalah di Arab Saudi mereka tidak bisa mengambil sikap bahkan mereka tidak bisa berurusan dengan polisi Saudi karena bahasa. Jadi petugas yang berasal dari sipil atau non TNI/POLRI sama saja. Maka kalau alasan keamanan tidaklah tepat, lebih tepat penambahan petugas dari TNI/POLRI untuk peningkatan pelayanan kepada jamaah seperti petugas petugas lainnya dari sipil. Penambahan petugas ini lebih identik kerjasama antara kementerian agama dengan TNI/POLRI. Penambahan ini sebagai pembagian jatah porsi petugas untuk TNI/POLRI bukan karena alasan keamanan. Mudah-mudahan dalam penambahan ini tidak mengandung unsur politis, dengan penambahan ini juga tidak mengurangi jatah kuota jamaah! Kehadiran Petugas dari TNI/POLRI perlu, tapi tidak perlu penambahan lagi, karena jumlah petugas dari TNI POLRI sudah memadai. Adapun fungsi dari petugas dari TNI POLRI untuk mencegah jama ah yang membuat keributan dengan petugas-petugas lain, ataupun kalau ada pencurian sesama jamaah di maktab, dan kasus seperti ini relatif kecil. Jadi tugas mereka bukan menjaga keamanan kemana jama ah pergi karena itu tidak mungkin. “Sebenarnya besar fungsi TNI/POLRI dalam bertugas membantu jamaah di Saudi, dengan jumlah yang ada sudah cukup memadai tidak perlu penambahan lagi” begitu disampaikan oleh seorang mantan Petugas haji 2012. Semoga pelayanan jama ah haji tahun ini lebih baik, dan apresiasi untuk Kemenag yang telah sukses membantu jamaah haji pada tahun lalu. Dan, daripada memperbanyak jumlah aparat militer (juga Polri), bagus angka JCH (Jamaah Calon Haji) atau kita sebagai petugas yang diperbanyak, bukan? [] Santunan Oktober 2013 41 >>OPINI Aplikasi pemahaman Ahlussunnah Waljama’ah dan Tantangan Modernitas Pengertian Kata “Ahlussunnah” terdiri dari dua suku kata yaitu ’ahlu’ yang berarti keluarga, pemilik, pelaku atau seorang yang menguasai suatu permasalahan, dan kata ’sunnah’. Namun bukanlah yang dimaksud di sini sunnah dalam ilmu fiqih, yaitu perbuatan yang mendapat pahala jika dilakukan, dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Akan tetapi sunnah adalah apa yang datang dari Nabi baik berupa syariat, agama, petunjuk yang lahir maupun yang bathin, kemudian dilakukan oleh sahabat, tabiin dan pengikutnya sampai hari Kiamat. Dengan demikian definisi Ahlus Sunnah adalah mereka yang mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan sunnah para shahabatnya. Sehingga Imam Ibnul Jauzi berkata,” Tidak diragukan bahwa orang yang mengikuti atsar (sunnah) Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya adalah Ahlus Sunnah” (Lihat Talbisul Iblis hal. 16) Sedangkan kata ”Al Jama’ah” artinya bersama atau berkumpul. Dinamakan demikian karena mereka bersama dan berkumpul dalam kebenaran, mengamalkannya dan mereka tidak mengambil teladan kecuali dari para sahabat, tabiin dan ulama–ulama yang mengamalkan sunnah sampai hari kiamat. Karena merekalah orang-orang yang paling memahami agama yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Namun yang perlu digaris-bawahi di sini adalah bahwa Al Jama’ah adalah orangorang yang berada di atas kebenaran, bukan pada jumlahnya. Jumlah yang banyak tidak menjadi patokan kebenaran, bahkan Allah Ta’ala berfirman yang artinya: ”Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah” [Al An’am: 116]. Sehingga benarlah apa yang dikatakan Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu: “Al-Jama’ah adalah yang mengikuti kebenaran walaupun engkau sendirian” (Syarah Usuhul I’tiqaad Al Laalika-i no. 160). Ahlussunnah Waljama’ah adalah orang-orang yang mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya, dan dalam memahami dan mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tersebut mereka meneladani praktek dan pemahaman para sahabat, tabi’in dan orang yang mengikuti mereka. Dan makna ini sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tentang satu golongan yang selamat pada hadits di atas: ”yaitu orang-orang yang berada pada jalanku dan jalannya para sahabatku dihari ini”. Aplikasi Pemahaman Pemahaman Ahlussunnah Waljama’ah Mungkin setelah dijelaskan makna Ahlussunnah Waljama’ah, sebagian orang masih rancu tentang siapakah sebenarnya mereka itu. Karena semua muslim, dari yang paling ’alim hingga yang paling awamnya, dari yang benar hingga yang paling menyimpang akan mengaku bahwa ia berjalan di atas jalannya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabatnya. Maka dalam kitab Ushul Aqidah Ahlis Sunnah, Syaikh Sholeh Al Fauzan hafizhahullah menjelaskan bahwa Ahlussunnah Waljama’ah dapat dikenal dengan dua 42 Santunan Oktober 2013 indikator umum: Ahlus Sunnah berpegang teguh terhadap sunnah Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, berbeda dengan golongan lain yang beragama dengan berdasar pada akal, perasaan, hawa nafsu, taqlid buta atau ikut-ikutan saja. Ahlus Sunnah mencintai Al Jama’ah, yaitu persatuan ummat di atas kebenaran serta membenci perpecahan dan semangat kekelompokan (hizbiyyah). Berbeda dengan golongan lain yang gemar berkelompok-kelompok, membawa bendera-bendera hizbiyyah dan bangga dengan labellabel kelompoknya. Walaupun pada kenyataannya orang-orang yang berpemikiran menyimpang tersebut, seperti Jahmiyah, Qodariyah, Syi’ah dan Khawarij juga sebagian mengaku sebagai Ahlus Sunnah. Sehingga hal ini memicu para Imam Ahlus Sunnah untuk menjelaskan poin-poin pemahaman Ahlus Sunnah, agar umat dapat menyaring pemahaman-pemahaman yang tidak sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah. Salah satunya dari Imam Ahlus Sunnah yang merinci poin-poin tersebut adalah Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah dalam kitabnya Ushul As Sunnah. Secara ringkas, poin-poin yang dijelaskan Imam Ahmad tentang pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jama’ah diantaranya adalah: 1. Beriman kepada takdir Allah 2. Beriman bahwa Al Qur’an adalah Kalamullah (perkataan Allah) bukan makhluk dan bukan perkataan makhluk 3. Beriman tentang adanya mizan (timbangan) di hari Kiamat yang akan menimbang amal manusia 4. Beriman bahwa Allah ‘Azza Wa Jalla akan berbicara dengan hamba-Nya di hari Kiamat 5. Beriman tentang adanya adzab kubur dan adanya pertanyaan malaikat di dalam kubur 6. Beriman tentang adanya syafa’at Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bagi ummat beliau 7. Beriman bahwa Dajjal akan muncul 8. Beriman bahwa iman seseorang itu tidak hanya keyakinan namun juga mencakup perkataan dan perbuatan dan iman bisa naik dan turun. 9. Beriman bahwa orang yang meninggalkan shalat dapat terjerumus dalam kekufuran 10.Patuh dan taat pada penguasa yang muslim, baik shalih mau fajir (banyak bermaksiat). Selama ia masih menjalankan shalat dan kepatuhan hanya pada hal yang tidak melanggar syariat saja, Tidak memberontak kepada penguasa muslim 11.Beriman bahwa tidak boleh menetapkan seorang muslim pasti masuk surga atau pasti masuk neraka 12.Beriman bahwa seorang muslim yang mati dalam keadaan melakukan dosa tetap disholatkan, baik dosanya kecil atau besar. Telah keliru orang yang membatasi Ahlus Sunnah dengan suatu kelompok atau organisasi tertentu, seperti perkataan: ’Ahlus Sunnah adalah NU’ atau ’Ahlus Sunnah adalah Muhammadiyah’. Telah salah orang yang membatasi Ahlus Sunnah dengan majlis OPINI>> Drs. H. Amrun Saleh, MA Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bener Meriah ta’lim atau ustadz tertentu dengan berkata: ’Ahlus Sunnah adalah yang mengaji di masjid A’ atau ’Ahlus Sunnah adalah yang mengaji dengan ustadz B’. Keliru pula orang yang membatasi dengan penampilan tertentu, misalnya dengan berkata ’Ahlus Sunnah adalah yang memakai gamis, celana ngatung dan berjenggot lebat. Yang tidak demikian bukan Ahlus Sunnah’. Tidak benar pula membatasi Ahlus Sunnah dengan fiqih misalnya dengan berkata ’Yang shalat shubuh pakai Qunut bukan Ahlus Sunnah’ atau ’Orang yang shalatnya memakai sutrah (pembatas) dia Ahlus Sunnah, yang tidak pakai bukan Ahlus Sunnah’. Dan banyak lagi kesalah-pahaman tentang Ahlus Sunnah di tengah masyarakat sehingga istilah Ahlus Sunnah mereka tempelkan pada kelompok-kelompok mereka untuk mengunggulkan kelompoknya dan berfanatik buta terhadap kelompoknya. Tantangan Dalam sejarahnya, kemunculan kelompok-kelompok ini dipicu oleh masalah politik tentang siapakah yang berhak menjadi pemimpin umat Islam (khalifah) setelah wafatnya Rasulullah, SAW. Setelah perdebatan antara kelompok sahabat Muhajirin dan Anshor dituntaskan dengan kesepakatan memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama, kesatuan pemahaman keagamaan umat Islam bisa dijaga. Namun menyusul huru-hara politik yang mengakibatkan wafatnya khalifah ketiga, Utsman Bin Affan, yang disusul dengan perang antara pengikut Ali dan Muawiyah, umat Islam terpecah menjadi kelompok-kelompok Syiah, Khawarij, Ahlussunnah dan disusul belakangan, terutama ketika perdebatan menjadi semakin teologis oleh-Mu’tazilah dan lain-lain. Aswaja melihat bahwa pemimpin tertinggi umat Islam ditentukan secara musyawarah, bukan turun-temurun pada keturuan Rasulullah SAW sebagaimana pandangan Syiah. Aswaja memandang keseimbangan fungsi nalar dan wahyu, tidak memposisikan wahyu di atas nalar sebagaimana pandangan Mu’tazilah. Aswaja melihat manusia memiliki kekuasaan terbatas (kasb) dalam menentukan perbuatan-perbuatannya, bukan semata disetir oleh kekuatan absolut di luar dirinya (sebagaimana pandangan Jabariyah) atau bebas absolut menentukan perbuatannya (sebagaimana pandangan Qadariyah dan Mu’tazilah). Pada wilayah penggalian hukum fiqh, Aswaja (sebagaimana diwakili oleh Imam yang empat: Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) bersepakat menggunakan empat sumber hukum: Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’, Qiyas; dan tidak bersepakatan dalam menggunakan sumber-sumber yang lain semisal: istihsan, maslahah mursalah, amal ahl al madinah dan lain-lain. Setelah melalui evolusi sejarah panjang, Aswaja sekarang ini menjadi mayoritas umat Islam yang tersebar mulai dari Jakarta (Indonesia) hingga Casablanca (Maroko), disusul oleh Syi’ah di Iran, Bahrain, Lebanon Selatan; dan sedikit Zaidiyah (pecahan Mu’tazilah) di sejumlah tempat di Yaman. Dengan mengacu pada ajaran Muhammad Bin Abdulwahhab, rezim Saudi Arabia berafiliasi kepada apa yang disebut Wahabi. Sementara di Asia Selatan (Afganistan dan sekitarnya) reinkarnasi Khawarij menemukan tanah pijaknya dengan sikap-sikap keras dalam mempertahankan dan menyebarkan keyakinan. Di Indonesia, Aswaja kurang lebih sama dengan nahdliyin (sebutan untuk jamaah Nahdlatul Ulama), meskipun jamaah Muhammadiyah adalah juga Aswaja dengan sedikit perbedaan pada praktik hukum-hukum fiqh. Artinya, arus besar umat Islam di Indonesia adalah Aswaja. Yang paling penting ditekankan dalam internalisasi ajaran Aswaja di Indonesia adalah sikap keberagamaan yang toleran (tasamuh), seimbang (tawazun), moderat (tawassuth) dan konsisten pada sikap adil (i’tidal). Ciri khas sikap beragama macam inilah yang menjadi kekayaan arus besar umat Islam Indonesia yang menjamin kesinambungan hidup Indonesia sebagai bangsa yang plural dengan agama, suku dan kebudayaan yang berbeda-beda. Ada dua kekuatan besar yang menjadi tantangan Aswaja di Indonesia sekarang ini dan di masa depan: 1. kekuatan liberal 2. kekuatan Islam politik garis keras Kekuatan liberal lahir dari sejarah panjang pemberontakan masyarakat Eropa (dan kemudian pindah Amerika) terhadap lembagalembaga agama sejak masa pencerahan (renaissance) yang dimulai pada abad ke-16 masehi; satu pemberontakan yang melahirkan bangunan filsafat pemikiran yang bermusuhan dengan ajaran (dan terutama lembaga) agama; satu bangunan pemikiran yang melahirkan modernitas; satu struktur masyarakat kapital yang dengan globalisasi menjadi seolah banjir bandang yang siap menyapu masyarakat di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Sebagai reaksinya, sejak era perang dingin berakhir dengan Gempuran kekuatan liberal menghantam sendi-sendi pertahanan nilai yang ditanamkan Aswaja selama berabad-abad dari aspeknya yang sapu bersih dan meniscayakan nilai-nilai kebebasan dalam hal apapun dengan manusia (perangkat nalarnya) sebagai pusat, dengan tanpa perlu bimbingan wahyu. Santunan Oktober 2013 43 >>OPINI keruntuhan Uni Soviet, Islam diposisikan sebagai “musuh” terutama oleh kekuatan superpower: Amerika Serikat dan sekutunya. Tentu saja bukan umat Islam secara umum, namun sekelompok kecil umat Islam yang menganut garis keras dan secara membabi-buta memusuhi non muslim. Peristiwa penyerangan gedung kembar pusat perdagangan di New York, Amerika, 11 September 2001, menjadikan dua kekuatan ini behadap-hadapan secara keras. Akibatnya, apa yang disebut ‘perang terhadap terorisme’ dilancarkan Amerika dan sekutunya dimana-mana di muka bumi ini. Yang patut digaris bawahi: dua kekuatan ini, yang liberal dan yang Islam politik garis keras, bersifat transnasional, lintas negara. Kedua-duanya menjadi ancaman serius bagi kesinambungan praktik keagamaan Aswaja di Indonesia yang moderat, toleran, seimbang dan adil itu. Gempuran kekuatan liberal menghantam sendi-sendi pertahanan nilai yang ditanamkan Aswaja selama berabad-abad dari aspeknya yang sapu bersih dan meniscayakan nilai-nilai kebebasan dalam hal apapun dengan manusia (perangkat nalarnya) sebagai pusat, dengan tanpa perlu bimbingan wahyu. Gempuran Islam politik garis keras menghilangkan watak dasar Islam (Aswaja lebih khusus lagi) yang ramah dan menyebar rahmat bagi seluruh alam semesta. Dua ancaman riil inilah yang mengharuskan Aswaja di Indonesia untuk mengkonsolidasi diri, merapatkan barisan, memvitalkan kembali modal nilai-nilai luhur yang diturunkan dari ajarannya dan pengalaman sejarahnya. Karena sifat dua tantangan ini yang mondial, maka reaksinya pun harus mondial. Sejauh ini, ikhtiar itu ada. Nahdlatul Ulama melalui forum ICIS (International Conference of Islamic Scholars) sudah tiga kali menggelar pertemuan para ulama-intelektual dunia Islam di Jakarta untuk tujuan dimaksud: tujuan luhur mengembalikan Islam sebagai rahmat bagi semua. Ke dalam, penggairahan masjid sebagai pusat peradaban dan institusi perawatan nilai-nilai juga disadari semakin penting dilakukan. Manakala masjid berfungsi merawat Aswaja, maka serbuan dua ancaman tadi bisa dilawan pengaruhnya. Tentu saja, penyikapan yang komprehensif harus diupayakan secara menerus. Nilai dilawan nilai. Instrumen dilawan instrumen. Sudah saatnya, pada tingkat instrumen, organisasi penyangga Aswaja di Indonesia memiliki misalnya, stasiun televisi, production house untuk membuat film berbasis nilai-nilai Aswaja, perusahaan penjaga kemandirian ekonomi umat dan segala institusi baru lainnya agar penyikapan komprehensif dan efektif bisa dilakukan secara maksimal. Penutup Dari kajian diatas sebagai penutup marilah kita mengambil hikmah pemahaman berharga, Semoga hikmah-hikmah tersebut lurus, sesuai dengan tuntunan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW, Hikmah-hikmah pemahaman itu, antara lain sebagai berikut: 1. Membangun kehidupan beragama secara ilmiah, yaitu mengikut panduan Al Qur’an dan Sunnah yang shahih. Setiap amalan yang dikerjakan, berlandaskan tuntunan ilmu (wahyu Allah). Dalam Al Qur’an, “Janganlah engkau mengikuti apa-apa yang dirimu tidak memiliki ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, kesemua itu nanti akan dimintai pertanggung-jawabannya.” (Al Israa’: 36). 2. Beribadah kepada Allah dengan memurnikan tauhid kepadaNya, dan menghindari segala bentuk kemusyrikan. Dalam Al Qur’an, “Dia berseru: Wahai kaumku, sembahlah Allah! Tidak ada bagi kalian sesembahan yang lain, selain hanya Dia!” (Huud: 50, 61, 84). 3. Mencintai Sunnah Nabi, menghidupkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan membelanya dari upaya-upaya penodaan. 44 Santunan Oktober 2013 Dalam Al Qur’an disebutkan, “Maka siapa yang beriman kepadanya (Nabi Muhammad shallallah ‘alaihi wa sallam), memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang diturunkan bersamanya (Al Qur’an), mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (Al A’raaf: 157). 4. Meyakini ajaran Islam sebagai panduan hidup yang sesuai dengan fithrah manusia, realistik untuk dilaksanakan, dan telah terbukti dalam sejarah selama ribuan tahun. Dalam Al Qur’an, “Dan siapa yang mencari selain Islam sebagai agamanya, maka tidak akan pernah diterima amal-amalnya, dan dia kelak di Akhirat akan masuk golongan orang-orang yang merugi.” (Ali Imran: 85). 5. Mendukung terbinanya Al Ukhuwwah Al Islamiyyah, mendekatkan hati-hati kaum Muslimin, serta menghindari perpecahan. Dalam Al Qur’an, “Dia (Allah) telah mensyariatkan bagimu agama ini, sebagaimana yang telah Dia wasiatkan kepada Nuh, dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, dan yang telah Kami wasiatkan dengannya kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, (yaitu agar) kalian menegakkan agama ini dan tidak berpecah-belah di dalamnya.” (Asy Syu’ra: 13). 6. Menunaikan dakwah Islam secara hikmah, melalui pelajaran yang baik, dan berdialog secara ihsan. Dalam Al Qur’an, “Maka disebabkan rahmat dari Allah, engkau bersikap lembut kepada mereka. Jika engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh darimu. Maka maafkanlah mereka, mohonkan ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dalam urusan itu.” (Ali Imran: 159). 7. Mendukung penegakan Syariat Islam sebagai upaya perlindungan terhadap kehidupan kaum Muslimin. Dalam Al Qur’an, “Katakanlah: Taatlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya, dan jika kalian berpaling (dari ketaatan itu), maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.” (Ali Imran: 32). 8. Mendukung usaha-usaha pemberdayaan kualitas hidup Ummat Islam. Dalam Al Qur’an, “Siapa yang beramal shalih, baik lakilaki maupun wanita, sedangkan dirinya beriman, maka benarbenar Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan benar-benar Kami akan memberikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari amal yang mereka perbuat.” (An Nahl: 97). 9. Mendukung partisipasi politik Islami dalam rangka menunaikan amanah amar makruf nahi munkar. Dalam Al Qur’an, “Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan orang yang menyeru ke arah kebaikan, mengajak kepada amal baik, dan mencegah kemungkaran. Maka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.” (Ali Imran: 104). 10.Berjihad fi Sabilillah dengan cara melakukan pelayanan Islam di berbagai bidang-bidang kebajikan. Dalam Al Qur’an, “Dan benar-benar Allah akan menolong siapa yang menolong (agama)-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Al Hajj: 40). Butir-butir pemahaman seperti di atas, tidak harus dipahami sebagai manhaj pemikiran sebuah kelompok pergerakan tertentu. Bisa saja ia bersifat individu atau spesifik bagi seseorang. Tetapi perlu diingat, butir-butir pemahaman seperti itu juga bukan perkara baru lagi. Ia sudah berulang kali disampaikan di berbagai kesempatan, oleh berbagai kalangan. Posisi saya seolah hanya mengamati berbagai corak pemikiran keislaman yang berkembang, lalu memilih sebagian butir-butir yang dianggap paling berkilau. Singkat kata, semua ini bukan “penemuan baru”, hanya mengumpulkan yang sudah ada. Akhirnya, hanya kepada Allah Ar Rahman kita memohon hidayah, taufik, dan istiqamah. Amin. Wallahu a’lam bisshawaab. [] OPINI>> Indahnya Bercinta dan Bersaudara Karena Allah Safrida.M.Daud S.Pd.I, Guru MTsN Lhoksukon Aceh Utara Mencintai seseorang karena fisik dan membeda-bedakan sesama dengan kategori cantik dan jelek adalah perbuatan yang tak islami. Bahkan, sejak dalam fikiran sikap itu harus dibuang jauh-jauh.karena cinta bukanlah fisik saja dan Islam menentang diskriminasi. Saat ini kita sering mendengarkan kata cinta, terutama bagi kalangan ABG. Banyak judul film, sinetron, atau lagu yang mengangkat tentang cinta. Sementara itu, ketika mereka ditanya tentang apa arti cinta itu sendiri. Tidak sedikit yang menjawab bahwa, cinta yaitu menyenangi dan menyayangi kekasihya. Karena cinta, tidak jarang mereka akan mengorbankan apa saja hanya untuk membuat hati sang kekasihnya bahagia. Perasaan rela berkorban demi kebahagiaan sang kekasih tidak bisa dibayar dengan materi. Sungguh, betapa indahnya orang yang sedang dimabuk cinta. Namun, apakah ada ‘cinta’ dalam Islam itu? Dan adakah cinta tanpa dosa? Sebelum menjawabnya, mari kita lihat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang berbunyi, “Ada tiga hal yang apabila ada pada seseorang, niscaya dia akan merasakan manisnya iman; Menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya. Mencintai dan tidak mencintai seseorang melainkan karena Allah. Dan dia enggan untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimana dia enggan untuk dilemparkan ke dalam neraka.” Hadits di atas dengan jelas menyatakan bahwa bercinta harus karena Allah. Bukan karena harta, kecantikan, ketampanan, atau jabatan. Lalu, bukankah mempunyai seorang kekasih yang cantik atau tampan, dapat menghilangkan rasa minder ketika kita berduaan di tempattempat umum? Nah, di sinilah kita terjebak pada sesuatu yang bernuansa materi. Kecantikan atau ketampanan bisa mengalami perubahan karena faktor-faktor luar seperti, kosmetika dan usia. Seorang perempuan yang kurang cantik akan menutupi wajahnya dengan make-up yang membuatnya terlihat anggun, sehingga bisa menarik simpati laki-laki. Tapi berapa lamakah make-up itu menutupi wajahnya? Lagi pula dengan bertambahnya usia, kerutan di wajah akan mengendur termakan waktu dan usia. Dengan begitu, rasa cintanya akan berkurang seiring memudarnya pesona kecantikan atau ketampanan seseorang. Begitu pula dengan cinta yang berdasarkan atas jabatan atau harta. Semakin berkurangnya harta, semakin memudarnya rasa cinta itu. Maka, tidaklah mengherankan jika mendengarkan berita sepasang suami istri yang bercerai karena hidupnya menjadi miskin, atau karena dipecat dari jabatannya. Melihat kejadian di atas, jelaslah bahwa cinta dan persaudaraan yang berdasarkan materi tidak akan bertahan lama, Apalagi bila cinta hanya berlandaskan nafsu belaka. Jalinan ikatan dan hubungan seorang Muslim yang tulus dengan saudara-saudara dan teman-temannya berbeda dengan hubungan kekeluargaan dan ikatan sosial umat lainnya. Hal itu karena, ikatan dan hubungan yang dia bina adalah atas dasar persaudaraan karena Allah. Itulah ikatan yang terkuat antara yang satu dengan yang lainnya, baik lakilaki maupun perempuan. Itulah ikatan iman kepada Allah yang disambungkan-Nya kepada kaum muslim seluruhnya. Allah berfirman, “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara.” (QS. Al-Hujurât [49]: 10). Persaudaraan karena iman merupakan ikatan hati yang paling kuat, jalinan jiwa yang paling kokoh serta hubungan akal dan rohani yang paling tinggi. Karena itu, seorang mukmin yang bersaudara karena Allah, memiliki ikatan hati yang sangat kuat, abadi selamanya. Rasa persaudaraan tersebut dibangun atas dasar cinta kepada Allah. Itulah cinta yang paling tinggi, suci, dan bersih dalam kehidupan manusia. Itulah cinta yang terlepas dari segala asas manfaat dan materi. Suci dari segala noda. Karena ikatan cinta yang suci dan jernih itu disinari oleh cahaya wahyu dan petunjuk nabawi.Itulah cinta suci yang menyebabkan kaum muslimin dan muslimat dapat merasakan manisnya iman dan indahnya persaudaraan Dalam kehidupan Rasulullah, istri-istri beliau semuanya berstatus janda sebelum menjadi istrinya, hanya Siti Aisyah yang masih gadis. Ini merupakan bentuk penolakan atas kelompok orientalis yang mengatakan bahwa Rasulullah menikah dengan banyak istri karena materi dan kepuasan duniawi belaka. Namun sampai saat ini, dugaan ‘keji’ tersebut tidak terbukti kebenarannya. Justru sebaliknya, Rasulullah menikahi mereka karena petunjuk Allah dan untuk kemajuan dunia Islam, seperti Siti Khadijah, yang rela mengorbankan harta dan jiwanya demi tegaknya Islam. Ia berjuang mempertahankan keyakinan yang dianut oleh suaminya mulai dari pertama kali Nabi diberi wahyu, hingga menjelang hijrah ke Madinah. Sebagai umat Nabi, kita bisa mencontoh keteladanan keluarga dan sahabat Nabi sebagai pedoman hidup. Merekalah yang dengan kecintaannya yang tulus memperjuangkan Islam dengan ikhlas dan istiqamah. Bisakah kita meneladani kehidupan mereka, atau orang-orang alim sebelum kita?[] Santunan Oktober 2013 45 >>OPINI Pendidikan Islam dan Inovasi Baru Dra. Samsuni AH, Kepala MAN Jeuram Nagan Raya Jika kita berbicara tentang pendidikan Islam akan memunculkan gambaran yang sangat msnyedihkan tentang ketertinggalan, kemunduran, dan arah tujuan yang tidak jelas. Hal ini muncul manakala pendidikan Islam dihadapkan dengan modernisasi dan globalisasi yang ditandai dengan kemajuan tehnologi barat yang semakin merajai dikalangan umat islam.jika kita juga mau mengenang sejarah masa lalu sebuah kenangan masa kejayaan Islam. Sejarah mencatat bahwa peradaban Islam pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia sekitar abad ke-7 sampai abad ke15. Setelah itu, masa keemasan itu mulai melayu, statis, bahkan mundur hingga abad ke-21 ini. Tulisan ini sekilas akan mencoba memperbaharui pendidikan islam untuk masa yang akan datang diharapkan mampu memberikan kontribusi dan perubahan positif yang berarti bagi perbaikan dan kemajuan peradaban umat islam, baik pada kondisi intelektual teoritis maupun praktis. Pendidikan Islam bukan hanya sekedar proses penerapan nilai-nilai moral untuk membentengi diri dari akses negatif globalisasi dan modernisasi. Tetapi yang paling urgen adalah bagaimana nilai-nilai moral yang telah ditanamkan lewat pendidikan Islam tersebut berperan aktif sebagai penggerak yang mampu memberantas dari keterbelakangan sosial budaya, kebodohan, ekonomi dan kemiskinan di tengah mobilitas sosial yang begitu cepat. Dari berbagai problematika yang terjadi dalam pendidikan Islam, menyebabkan pendidikan Islam selalu berada dalam ketertinggalan dan secara teoritis tidak akan mampu memberikan jawaban terhadap tuntutan yang melanda di masyarakat sekarang ini. Oleh karena itu penulis mengajak kita semua pemerhati pendidikan islam baik di madrasah-madrasah atau sekolah-sekolah untuk mengkaji gejala-gejala paradigma lama untuk menjadikan sebagai langkah perubahan dan perbaikan agar sesuai dengan tuntutan kekinian. Mengapa pendidikan Islam sampai saat ini masih jauh tertinggal dengan Barat dan berada dalam keterpurukan, dan mengapa pola pendidikan Islam yang digunakan selama ini terkesan lambat untuk membentuk manusia cerdas, kritis, kreatif, dan bermoral? Pendidikan Islam merupakan bimbingan jasmani-rahani menurut hukum Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama menurut Islam, yang berarti menitikberatkan kepada bimbingan jasmani-rohani berdasarkan ajaran Islam dalam membentuk akhlak mulia. (Mohd.Sofan,2004) Dan menurut pendapat lain tentang Pendidikan Islam ialah upaya membimbing,mengarahkan,dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam. (Abuddin Nata,2010) Dari beberapa definisi tersebut, tampak sekali penekanan pendidikan Islam kepada pembentukan kepribadian, akhlak, mengembangkan fitrah dan semua potensi manusia secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam, sehingga diharapkan menjadi muslim yang baik, memiliki pola pikir logis-kritis, beriman, bertaqwa, berguna bagi diri dan lingkungannya, dan dapat mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat sesuai dengan ajaran Islam. Inovasi-inovasi Baru Melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, Maka pendidikan Islam dituntut untuk bergerak dan mengadakan inovasi-inovasi dalam pendidikan. Mulai dari paradigma, sistem pendidikan dan metode yang digunakan. Ini dimaksudkan agar perkembangan pendidikan Islam tidak tersendat-sendat. Sebab kalau pendidikan Islam masih berpegang kepada tradisi lama yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan IPTEK, maka pendidikan Islam akan buntu. Menurut Azyumardi Azra; bahwa ada beberapa hal yang perlu dibangun dan diperbaiki kembali dalam pendidikan Islam supaya dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, yaitu: 1. Rekontruksi Paradigma Dengan mengganti paradigma yang lama dengan paradigma baru, bahwa konsep pendidikan yang benar harus selalu sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Rekontruksi ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang sedang dihadapi pendidikan Islam. 2. Memperkuat Landasan Moral. Kita merasakan sekarang ini berapa besar pengaruh globalisasi yang terjadi khususnya dikalangan siswa-siswi kita di madrasah atau sekolah baik yang berada diperkotaan atau di desa-desa, sehingga akan berpengaruh pada pola pikir bagi generasi kita sekarang ini. Maka sangat penting jika moral para praktisi atau tenaga pendidikan Islam dibangun dan dibentuk dengan kokoh, agar bisa menjadi filter alat bimbingan kepada anak didiknya di madrasah atau di sekolah. Moral yang baik seorang pendidik yang dijadikan teladan bagi anak didiknya akan sangat mempengaruhi terbentuknya kepribadian anak didik itu sendiri (Muhammad Kosim,dalam Pemikiran Pendidikan Islam Ibn Khaldum;2012).Sehingga perlu Akibat dari perbaikan metode dalam proses belajar mengajar Pendidikan Islam ke depan akan lebih memprioritaskan kepada ilmu terapan yang sifatnya aplikatif, bukan saja ilmu-ilmu agama akan tetapi juga dalam bidang teknologi. 46 Santunan Oktober 2013 Mutu dan Manajemen Madrasah OPINI>> penekanan serius kepada moral pendidik yang sangat urgen untuk memperbaiki dan menyikapi tantangan yang sedang melanda peserta didik sekarang ini. 3. Menguasai Lebih dari dua Bahasa. Penguasaan Bahasa dunia disini seperti Bahasa Inggris dan bahasa Arab atau Jerman atau juga bahasa Jepang,Mandarin karena untuk menguasai sesuatu Ilmu harus mengetahui dulu kaidah bahasa yang digunakan dalam Ilmu tersebut. 4. Menguasai komputer. Di era globalisasi sekarang ini yang menggunakan tehnologi komunikasi yang semakin modern maka kita pelaku pendidikan islam harus menguasai ilmu tehnologi tersebut, agar mudah dalam mereformasi berbagai perkembangan di dalam pendidikan islam,jika tidak kita akan terus tertinggal dari perkembangan kekinian. 5. Pengembangan kompetensi kepemimpinan. Pelaku pendidikan dalam hal ini tenaga Pendidik memiliki kompetensi kepemimpinan agar dapat terwujudnya suatu tujuan yang di harapkan dalam pendidikan islam,untuk itu pendidik juga harus menjadikan dirinya sebagai pemimpin dalam penerapan Ilmu pengetahuan dalam proses tranferasi di dalam proses kegiatan PBM Selain itu juga perlu adanya rekontruksi metode atau model pembelajaran yang digunakan di dalam pendidikan Islam. Dalam hal ini pendidikan Islam dapat menggunakan metode pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning). Ini diharapkan dapat mengikuti tuntutan anak modern yang selalu kritis dan lebih berpikiran maju dari anak zaman dahulu yang cenderung tunduk dan patuh terhadap apa yang disampaikan guru.(Kamaruzzaman,2012) Akibat dari perbaikan metode dalam proses belajar mengajar Pendidikan Islam ke depan akan lebih memprioritaskan kepada ilmu terapan yang sifatnya aplikatif, bukan saja ilmu-ilmu agama akan tetapi juga dalam bidang teknologi. Sebab selama ini Pendidikan Islam terlalu terkonsentrasikan pada pendalaman dikotomi halal haram dan sah batal, namun terlalu mengabaikan kemajuan IPTEK yang menjadi sarana untuk mencapai kemajuan di era modern sekarang ini. Melakukan suatu pembaharuan dalam pendidikan islam sangat penting demi menghasilkan pendidikan bermutu yang mencerdaskan, terlebih krisis yang terjadi dalam dunia pengetahuan dan pendidikan umat saat ini didasari rendahnya motivasi belajar. Dengan perubahan paradigma dalam pendidikan Islam ini diharapkan kualitas belajar dan penelitian akan tercapai sehingga dapat mendorong peserta didik dan pengajar untuk melakukan proses KBM dalam bingkai tauhid serta mewujudkan model pendidikan Islam yang mencerdaskan. Semoga tulisan kecil ini, dapat ikut andil dalam membenahi sistem pendidikan Islam saat ini untuk membangun peradaban Islam yang lebih baik.[] Samsul Rizal, S.Pd.I, Guru MTsN Jeuram Nagan Raya Pendahuluan Kepala Madrasah adalah seorang perancang untuk menentukan suatu tujuan sehingga permasalahan yang sering didapatkan pada lembaga pendidikan di Indonesia adalah faktor lemahnya manajemen kepemimpinan lembaga pendidikan itu sendiri, dalam hal ini seperti yang diungkapkan oleh salah seorang tokoh Mutu Joseph Juran bahwa 85 persen masalah-masalah mutu atau lemahnya mutu dalam sebuah organisasi adalah hasil dari desain proses yang kurang baik, sehingga penerapan sistem yang kurang sesuai,dengan demikian 85 persen masalah merupakan tanggung jawab manajemen.(Edward Sallis;2011). Kelemahan menejemen kepemimpinan ini terjadi karena banyak faktor, keterampilan yang kurang memadai sehingga wawasan kepemimpinan pendidikan yang masih kurang. Padahal, tantangan lembaga pendidikan sekarang ini semakin besar, dilihat dari berbagai situasi dan kondisi yang menghadang. Sebut saja faktor globalisasi yang sekarang ini merambah dunia pendidikan,betapa banyak sekarang ini sangat mudah dijumpai berbagai sekolah yang menawarkan program-program dengan kurikulum unggul untuk itu kepala sekolah juga harus mampu memenuhi permintaan dan harapan konsumen atau pasar, dalam hal ini adalah masyarakat sebagai wali murid,dengan makin banyaknya informasi yang ada di masyarakat, dan keadaan mereka yang makin pintar, maka tuntutan terhadap lembaga pendidikan juga makin tinggi,dengan mudah mereka membandingkan fasilitas atau sistem belajar mengajar dari satu tempat ke tempat lain sehingga mereka juga menginginkan anaknya mendapatkan perlakuan pendidikan yang lebih baik. Manajemen adalah proses merencanakan,mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan(Wahjosumidjo:2007). Secara umum manajemen merupakan suatu proses merencana kan,mengorganisasi,melaksanakan,dan mengevaluasi usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumberdaya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. (Wahyudi:2009) Dari kedua pendapat diatas tentang Manajemen kepala Madrasah bahwa usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu lembaga pendidikan atau organisasi untuk pencapaian Santunan Oktober 2013 47 >>OPINI sekarang ini sangat dituntut lembaga madrasah untuk membangun keunggulan-keunggulan baik dalam bidang akademik,ekstrakurikuler,tenaga pengajar,disiplin dan lain-lain sebagainya.sehingga pihak madrasah harus berani dan memiliki kapasitas untuk berubah tujuan dari lembaga Pendidikan,sehingga lembaga pendidikan tersebut menghasilkan output yang laku didalam masyarakat. Dalam pembahasan tulisan ini memuat beberapa permasalahan,yaitu; Menyangkut dengan mutu dalam sebuah lembaga pendidikan serta pelaku manajemen dalam menggerakkan sumberdaya organisasi yang ada. Kapasitas mutu madrasah Jika kita berbicara mutu Prof.Dr.H.Sudarwan Danin(2010) ,bahwa ketika sekolah-sekolah membuka tawaran dan mampu menggaransi mutu, apakah sekolah pemerintah atau swasta,pilihan-pilihan masyarakat akan makin banyak.Kesadaran mereka membayar biaya pendidikan tidak lagi ditentukan oleh berapa besar yang harus disetor ke kas sekolah,melainkan berapa baik mutu produk dan jasa yang dibeli itu untuk dibandingkan dengan sekolah yang lain,sehingga sekolah-sekolah harus tampil secara diferensiatif,dalam makna mampu berbeda secara unggul dibandingkan dengan sekolah lain. Saat sekarang ini sangat dituntut lembaga madrasah untuk membangun keunggulan-keunggulan baik dalam bidang akademik,ekstrakurikuler,tenaga pengajar,disiplin dan lain-lain sebagainya.sehingga pihak madrasah harus berani dan memiliki kapasitas untuk berubah.Kapasitas yang padu antara individu atau SDM yang ada dengan aspek kelembagaan untuk menghasilkan visi yang berkualitas dengan ouputnya laku dipasaran. Menurut Diane Massell(1998) ada tujuh elemen kapasitas untuk meningkatkan mutu pendidikan di sebuah lembaga pendidikan,yaitu:(1) pengetahuan dan ketrampilan guru, (2) motivasi siswa, (3) materi kurikulum, (4) kualitas dan tipe orangorang yang mendukung proses pembelajaran dikelas, (5) kuantitas dan kualitas inteteraksi para pihak pada tingkat organisasi sekolah, (6) sumber-sumber material,dan (7) organisasi dan alokasi sumbersumber sekolah di tingkat lembaga.Nah jika kita berambisi dengan usaha meningkatkan kualitas mutu dengan kapasitas tersebut diatas pasti banyak rintangan atau kendala yang akan dihadapi oleh pihak lembaga madrasah seperti : (1) kemampuan keuangan yang tidak memadai,(2) kepemimpinan kepala madrasah yang tidak kompeten,(3) komitmen guru yang rendah, (4) persepsi negatif dari masyarakat,(5) penataan staf, (7) komflik politik, (8) keterbatasan fasilitas, dan (9) komunikasi yang tidak kondusif. (Eugene;1997). Kompetensi kepala sekolah Kompetensi kepala sekolah merupakan pengetahuan,ketrampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan kepala sekolah dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten yang memungkinkan menjadi kompetensi atau kemampuan dalam mengambil keputusan tentang penyediaan,pemamfaatan dan peningkatan potensi sumberdaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. (Wahyudi:2009) Dengan demikian kompetensi kepala sekolah adalah suatu kemampuan seseorang dalam memenej sumberdaya yang ada dalam sebuah lembaga pendidikan dengan berbagai strategi yang dilakukan untuk mengimplimentasikan visi untuk komitmen dalam pencapaian tujuan. Beberapa kompetensi yang harus dimilki oleh seorang kepala 48 Santunan Oktober 2013 sekolah antara lain: Kompetensi Kepribadian, yang meliputi: Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin,Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala Madrasah,bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi,mampu mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala Madrasah,memiiki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.. Kompetensi Manajerial, meliputi: Mampu menyusun perencanaan Madrasah untuk berbagai tingkatan perencanaan,mampu mengembangkan organisasi Madrasah sesuai dengan kebutuhan,mampu memimpin dan mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal untuk pencapaian visi dan misi madrasah,mampu mengelola sarana dan prasarana sekolah dalam rangka pendayagunaan secara optimal,mampu mengelola hubungan sekolah – masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah,mampu mengelola kesiswaan, terutama dalam rangka penerimaan siswa baru, penempatan siswa, dan pengembangan kapasitas siswa,mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional,mampu mengelola keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien,mampu mengelola ketatausahaan sekolah dalam mendukung kegiatan-kegiatan sekolah,mengelola unit layanan khusus sekolah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan kesiswaan di sekolah, kepentingan pembelajaran keterampilan siswa,mampu menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan sekolah,mampu menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif bagi pembelajaran siswa,mampu mengelola sistem informasi sekolah dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan,terampil dalam memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah,terampil mengelola kegiatan produksi/jasa dalam mendukung sumber pembiayaan sekolah dan sebagai sumber belajar sisiwa,serta mampu melaksana-kan pengawasan terhadap pelaksana-an kegiatan sekolah sesuai standar pengawasan yang berlaku. Kompetensi Supervisi, meliputi: Mampu melakukan supervisi sesuai prosedur dan teknik-teknik yang tepat,mampu melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan program pendidikan sesuai dengan prosedur yang tepat. Kompetensi Sosial, meliput: Terampil bekerja sama dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan dan memberi manfaat bagi sekolah, mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan,serta memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain. Dari berbagai kompetensi yang dimiliki oleh kepala sekolah, merupakan hal yang urgen untuk tercapainya suatu tujuan lembaga pendidikan yang dituangkan melalui visi dan misi madrasah. Peran kepala madrasah sangat dituntut dalam memimpin suatu lembaga pendidikan untuk menjadikan madrasah itu bermutu atau tidaknya,untuk itu kepala madrasah harus memiliki berbagai kompetensi sebagai alat gerak dalam mengelola madrasah yang berkualitas. [] Bangunan Simbol Kesyirikan Padepokan Santri Aluwung Sragen Dihancurkan Santunan-Eramuslim. Jumat pagi (4/10) perwakilan dari LUIS, JAT, MUI Sragen, Kementrian Agama, Kejari dan Sekda Kabupaten Sragen, Kapolters Sragen, Dandim Sragen, Camat Sidoharjo, Kapolsek Sidoharjo, Danramil Sidoharjo, Gus Anto mengadakan pertemuan di kantor kecamatan Sidoharjo Sragen. Hal ini adalah tindak lanjut dari pengakuan bersalah dan taubat dari pimpinan Padepokan Santri Aluwung Sragen Gus Anto di pondok ust Slamet Sragen dan di sekretariat LUIS di Masjid baitusalam Tipes Solo. Selanjutnya pertemuan dilakukan di rumah ketua RW VII Bedowo Sidoharjo. Diihadapan perwakilan elemen Islam, Muspida dan Muspika Gus Anto mengakui salah dan bertaubat. “Siapa yang ingin ter­ sesat? Saya ingin bapak-bapak turut membina saya. Saya juga minta maaf kepada semua warga ”tambahnya. Hadir dalam pertemun ini adalah Sekda Sragen Tatag Prabawanto, Tri Saksono selaku camat, Fakhrudin selaku perwakilan Kemenag, Kapolres Sragen AKBP Dhani Hernando, Dandim 0725/Sragen Letkol Inf R Wahyu Sugiarto, Ketua MUI Minanul Azis, Edi Lukito perwakilan LUIS, Dzikron mewakili JAT. Dari Kemenag menjelaskan sebenarnya sejak 2006 bangunan ini sudah mendapat rekomendasi menjadi pondok pesantren dan bukan padepokan yang digunakan untuk untuk aktivitas kesyirikan. Perwakilan warga dan RT juga dalam pembanguna tidak pernah ijin ataupun pemberitahuan ke RT. Warga ingin semua banguan diratakan dengan tanah. Warga emosional dan marah-marah. Namun kekesalan dan kemarahan warga bisa ditenangkan oleh Dandim Wahyu sugiyarto dan Ketua MUI Minanul Aziz. Menanggapi pertaubatan Gus Anto Ketua MUI meminta aktivitas kesyirikan dihentikan. “Kewajiban kami adalah mem­ bina umat,” katanya. Sekretaris LUIS Yusuf Suparno meminta kepada Gus Anto sebagai bentuk keseriusan Gus Anto dalam bertaubat, Ia meminta Gus Anto sendiri yang menghancurkan bangunan simbol-simbol kesyirikan. Sekitar jam 10 pagi, Gus Anto yang diantar oleh elemen Muslim, MUI, Kemenag, Muspika, Muspida dan watusan warga mendatangi Padepokan Santri Aluwung. Sesampai di tempat Pasujudan, Mushola tanpa atap, perwakilan Kemenag mendampingi Gus Anto menghancurkan batu tempat sujud/sajadah dari batu. Selanjutnya berganti tempat di daerah gapura yang ber­ tuliskan Padepokan santri aluwung dan menghancurkan atap gapura dengan sebuah martil. Warga berteriak histeris dan mengucapkan takbir bersautan. Warga terlihat gembira dan bersyukur atas pembongkaran tempat Pasujudan ini.[lan] ISLAMIKA<< Media Kuwait ungkap Skenario Busuk Santunan-Eramuslim. Dikutip oleh surat kabar ‘politik’ Kuwait , dalam edisi hari Rabu , memberitakan bahwa Perdana Menteri Syiah Irak Nuri al – Maliki adalah orang yang sebagai mediasi untuk menyampaikan pesan lisan dari Presiden Suriah Bashar al – Assad untuk Presiden AS Barack Obama , bahwa Assad bersedia untuk menerima intervensi militer AS , dengan sasaran intervensi diarahkan bukan kepada kekuatan rezim Assad tapi sasaran sesungguhnya adalah kepada wilayah wilayah penting yang telah dikuasai oleh ” Negara Islam Irak dan Levant ” dikenal sebagai ” Daash , dan diduga kuat kelompok tersebut terkait dengan ” AlQaeda “. Surat kabar itu mengutip , kalangan pemerintah Suriah mengatakan bahwa ada pemahaman yang sama antara al- Maliki di satu sisi dan kepemimpinan Iran dan Suriah di sisi lain , yang dalam beberapa hari terakhir terfokus pada bagaimana untuk memikat pemerintah AS untuk lakukan kerja sama keamanan di wilayah Suriah . Media Kuwait tersebut memberitakan ada dua langkah penting yang mereka inginkan, pertama adalah relegitimasi rezim Assad sebagai penguasa Suriah, yang diperlukan untuk selalu menjadi bagian penting dari setiap proses transisi politik atau masa depan Suriah dalam setiap hasil konferensi internasional “Genewa 2.” yang melibatkan pihak barat dan negara teluk , dan yang kedua adalah hasil konferensi tersebut akan menjadi awal dari operasi militer besar -besaran dengan dukungan AS di dalam wilayah Suriah untuk menghancurkan kelompok Islam dari” Al-Qaeda ”.[lan] MUI Ajak Umat Beri Sanksi Kepada Resto Non Halal Santunan-Eramuslim. Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta masyarakat khsususnya umat Islam untuk memberi sanksi bagi restoran franchise yang hingga saat ini masih enggan mengurus pelabelan halal di MUI. Hal itu disampaikan Wakil Direktur Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI, Wakil Direktur LPPOM MUI, Osmena Gunawan. Menurut dia, MUI tidak bisa berbuat banyak bagi produsen seperti restoran franchise yang hingga saat enggan mengurus label halal. Pasalnya Rancangan Undang-Undang (RUU) Jaminan Produk Halal hingga saat ini tidak kunjung disahkan oleh DPR RI. Akibatnya tidak ada sanksi yang bisa menjerat restoran franchise yang tidak mau mengurus label halal tersebut. “Karenanya kita minta masyarakat dan umat Islam Indonesia dapat memberi sanksi, dengan tidak membeli produk makanan dari restoran tersebut,” kata Osmena saat memberikan pengarahan terkait ISO di Jakarta, Selasa (24/9). Menurut dia, hal ini juga penting untuk memberikan edukasi bagi konsumen muslim bahwa masalah halal bukanlah hal yang sepele dalam Islam. Halal dalam Islam tidak bisa disederhanakan, bukan hanya sebatas bukan daging babi dan alkohol saja. Tapi ada aspek syariat yang perlu diperhatikan. Masyarakat harus paham sesuatu yang dianggap boleh dan lazim itu belum tentu halal. Ia mencontohkan hal yang biasa disederhanakan masyarakat, lauk ayam itu boleh akan tetapi proses memasaknya yang menggunakan kandungan non-halal akan berdampak haram pada masakan tersebut. “Label halal ini adalah pelindung jaminan produk itu halal, karena sudah melalui uji yang ketat, jadi bukan sembarangan,” ungkapnya. Karenanya ia meminta umat Islam agar lebih mawas diri dan sadar anjuran agama, tidak lagi mengunjungi restoran baik franchise atau tidak yang enggan mengurus label halal MUI.[lan] Santunan Oktober 2013 49 >>BAHASA ACEH Bahasa di Aceh Oktober 2013 No. Bahasa Indonesia Bahasa Aceh Bahasa Gayo Bahasa Aneuk Jamee Bahasa Alas Bahasa Lamamek Simeulue Bahasa Devayan Simeulue Bahasa Singkil Bahasa Pakpak Boang Singkil Bahasa Tamiang Hulu Bahasa Kluet Bahasa Haloban 1 Rumput Naleung Kerpe Rumpuik Dukut Balikhi Balihi Rukut Dukut Ghumput Dukut Khuli 2 Pohon Bak kayee Batang Batang Kayu Dalu Awak Watang Batang kayu Poghdu Batang Awak 3 Gersang Kreeng kereng Gasang Kokhtang Ala i Kareng Kekhah Kekheh Gossang kerah Marangge 4 Lilin Lilen Lelen Lilin Lilin Lilin Lelen Lilin Lilin Liling Lilin Lelen 5 Marcon Meurcoen Mercon Mercon Bekhocun Mercun Marcun Mekhcun Meghcun Moghcun mercun Marcon 6 Lengkung Kuwieng Gedok Langkuang Geduk Lengkung masahok Kulhuk Klengkung Lengkong Bungkuk Makhedong 7 leleh Ile Kedeh Leleh Malukh/Malekh Mangilel Cukcukhen meleak Cayogh Leleh Mangelel 8 Badai Badee Bade Badai Badai Dadae Badai Ware Bade Topan Ganci Badei 9 Hisap Huep Isep/seluk Isok Siyuk Tato i Encepi Sengkuk Siuq Ngisap Siruk Isop 10 Tiup Yup Eyup Hambuih Iyup Fufui Iyuf Sempul Sempul Ngembus Iup iop 11 Kemana Ho Kusihen/ kusi Kama Dape Agemei Mae o Mike Mike Kmano Kobodapah Umae 12 semua Mandum Bewene/ mehne Kasado Kakhine Maalekni Masarek Khatana Khatana Peling Kerino masarek 13 Telan Uet Dolot Lulue Telen Betek Betek Wengguk Telen Tgok telon lolor 14 Dahak geuneuheuk Kak Dahak Kahak Matadohok Matantohok Kahak Kahaq Dehak Kahak Kontohok 15 Keriting Kriteng Kereput Karitiang Kekhiting Keriting Kreteng Kriting Kekhiting Kghiting Gerewok Kuriting 16 Ikal Ikal ikel Ikal Megelombang Ikal Ikal Wuk lukhus Mekhombak Ikal Mengelombang Bagombak 17 Bingkai Bingkai Bingke Bingkai Bingkei Bingkae Bingkai Wingke Bingke Bingke Bingke Bingkei 18 Asap Asap Asap Asok Cimbekh Imbu Tumebel Cember Cembekh Asap Cimor Tibel 19 Bara Ngeue Bere Baro Khakhe Naite Balan ahui Hakha Khakha Bagho Raro Wontong soot 20 Arang Arang Arang Arang Hakhang Nakhu Aheng Khakhang Khakhang Aghang Arang Akheng Database ensiklopedia Bahasa di Aceh ini dibuat berdasarkan kontribusi dari para pembaca Majalah Santunan di berbagai wilayah di Provinsi Aceh. Penulisan kata-kata sesuai dengan sumbangan kontributor. Untuk partisipasi kirimkan sms ke 085362367700 dengan menyertakan padanan kata dalam bahasa daerah yang Anda kuasai. Kontributor: Bahasa Gayo-Effi Pasmini, Bahasa Aneuk Jamee-Andri Rahman, Bahasa Alas-Hasanuddin, Bahasa Sigulai Lamamek-Aji Asmanuddin, Bahasa Devayan-Mirati Adim, Bahasa Singkil-Hendra Sudirman, Bahasa Pak-pak Boang-Sulaeman AR, Bahasa Tamiang HuluLukmanul Hakin, Bahasa Kluet-H.Bahrum Basyah, Bahasa Haloban-Ikhsan. Padanan kata untuk edisi berikutnya: Debu, Barang, Goni, Kardus/Kotak, Tas, Kemas, Jinjing, Pikul, Angkut, Oleh-oleh, Tujuan, Supir, Kernet, Penumpang, Sewa, Ongkos, Kenderaan, Sambut, Lempar, Bawa. 50 Santunan Oktober 2013 BAHASA INGGRIS<< I do love you Mom Written by: Mulyadi Idris, S.Ag., M.Hum When a baby is born, he is totally unaware of the outside world. The mother plays an important part in introducing him to the world. The outlook that the child will form towards life depends a lot on the mother. His attitude, his views, religious or otherwise, his perspective on life and its goals, will all be gained from her. Eventually he will mature and perhaps form his own changed views, but the initial years and what he learns in them will always have a lasting impression on his mind. Every year, many parts of the world celebrated Mother’s Day, focusing on mothers and their contributions to their families but in Islam every day is Mother’s Day. Since there is a negative stereotype of how Islam view women, many people may not know that mothers specifically and parents in general are held in very high esteem in the faith. There are verses in the Qur’an and hadith that emphasize the burdens that a mother carries and the respect that should be accorded to her. How a Muslim should treat their parents, especially the mother, is further underscored in the Hadith. There are many instances that the Prophet Muhammad commanded believers to respect their mothers. Here is an example: A man came to the Prophet and said, ‘O Messenger of God! Who among the people is the most worthy of my good companionship? The Prophet (PBUH) said: Your mother. The man said, ‘Then who?’ The Prophet said: Then your mother. The man further asked, ‘Then who?’ The Prophet said: Then your mother. The man asked again, ‘Then who?’ The Prophet said: Then your father. (Bukhari, Muslim). It is the right of the mother that we should appreciate that she carried us (in her womb) the way nobody carries anybody, She fed us the fruits of her heart which nobody feeds anybody. She protected us [during pregnancy] with her ears, eyes, hands, legs, hair, limbs, (in short) with her whole being, gladly, cheerfully, and carefully; suffering patiently all the worries, pains, difficulties, and sorrows. Till the hand of God removed us from her and brought us into this world. Then she was most happy, feeding us forgetting her own hunger, clothing us even if she herself had no clothes, giving us milk and water not caring for her own thirst, keeping us in the shade, even if she had to suffer from the heat of the sun, giving us every comfort with her own hardships; lulling us to sleep while keeping herself awake. A mother always tries to safeguard the child from danger and difficulties. However some mothers tend to be over protective. It is wise for the child to learn to face some problems in life, according to his age and circumstances. A coddled child will be unable to face the realities of the world when he grows up, a world which will not be as considerate of him as his mother. Remember, a woman becomes complete when she becomes a mother. Enjoying her power of creativity and grade of superiority over man, she experiences those precious feelings and senses, which nature gives only to woman. There is no doubt that as a mother, she is superior to man and is the nucleus of her family! Glossary gained (v) : memperoleh faith (n) : kepercayaan urden (n) : beban appreciate (v) : menghargai womb (n) : rahim pregnancy (n) : kehamilan limbs (n) : anggota badan sorrow (n) : penderitaan safeguard (v) : melindungi wise (adj) : bijaksana precious (adj) : berharga Santunan Oktober 2013 51 Islamologi Snouck Hurgronje Sebab, Islam bagi Snouck adalah suatu kekuatan yang harus dipelajari secara sungguh-sungguh, dan harus diperlakukan dengan sangat bijaksana oleh kekuasaan Kolonial seperti Belanda. Makanya tak heran, kalau selama di Arab Snouck bekerja keras menuntut ilmu pengetahuan agama Islam D alam. perspektif sejarah kita di Indonesia, Senouck Hurgronje adalah sosok ilmuan menarik yang hingga kani masih menimbulkan kontroversial dalam penilaian kita terhadap dirinya. Di satu sisi bagaimana pun Snouck Hurgronje harus diakui sebagai pelaku dan pencatat sejarah yang telah memberikan sumbangan paling berharga dalam memahami laka-liku politik pemerintahan Kolonial (pemerintah Hindia Belanda) di Indonesia. Di lain sisi orang sampai hari ini masih mencaci-maki Snouck Hurgronje karena dianggap ia telah mempermainkan agama Islam untuk kepentingan politik penjajahan Kolonjal Belanda di Indonesia termasuk di Aceh. Bahkan dalam perjalanan berfikir kita, terutama pasta kemerdekaan kita tak urung mengkambinghitamkan Snouck Hurgronje sebagai biang dari munculnya konflik-konflik pemahaman Islam di Indonesia. Jika ada persoalan-persoalan keagamaan (Islam) yang muncul dalam masyarakat, yang persoalan itu dianggap sudah mempermainkan agama Islam, baik secara individu maupun oleh sekelompok kuminitas, orang kadang cenderung menilai pelecehan-pelacahan keagamaan (Islam) itu adalah persis pekerjaan Snouck Hurgronje tanpa ada kajian yang lebih jauh, seakan-akan dalam pemahaman kita Snouck adalah sosok legendaris yang indentik dengan tokoh penipuan terhadap umat Islam di Nusantara. Untuk membuka wacana kita tentang siapa sebenarnya Dr. Christian Snouck Hurgronje, baik ia sebagai pengapdi politik kepentingan Belanda pada zamannya, maupun sebagai agamawan atas nama Syeh Abdoel Ghafar. Ataupun sebagai ilmuan yang ahli tentang Islam (Islamiologi) dalam perspektif Islam dan sebagai ilmuan dalam perspektif akademik, ataupun sebagai sejarawan dan peranannya ketika ia bertugas di Aceh. Dari beberapa catatan yang saya dapatkan, Snouck Hurgronje dilahirkan di Oosterhout pada 8 Februarl 1857 dan meninggal dan.meninggal di Leiden 15 Juni 1936. la dibesarkan di tengah keluarga Pendeta terkemuka beraliran Protestan yang sangat konvensional dan ortodok. Namun ketika Snouck belajar di Leiden yang lingkungannya saat itu sudah sangat liberal. Dan kala itu ilnu perbandingan agama dan perbandingan sejarah agama yang berkembang di Eropa sangat dipengaruhi oleh tiori-tiori evolusi Charles Darwin, yang perigaruh itu melahirkan suatu tiori kebudayaan, bahwa kebudayaan Eropa dan agama Kristen merupakan titik puncak dari proses perkembangan kebudayaan dunia. Karena pengaruh itu, agama Islam dianggap sebagai suatu bentuk "degenerasi" kebudayaan yang oleh kalangan Kristen di Leiden (tempat Snock belajar) dianggap sebagai “hukuman Tuhan" alas segala doss kaum Nasrani. Artinya, agama dan budaya Eropa dalam pemahaman mereka itu lebih unggul 52 Santunan Oktober 2013 dari pada agama budaya yang berkembrang di dimia Timur (oriental). Tiori dan konsep kebudayaan inilah yang kemudian dikatakan oleh van Koningsveld (sorang, penulis biografi Snouck) sangat mempengaruhi sikap dan pandangan Snouck Hurgronje terhadap Islam. Oleh karenanya, ketika Snouck masih mahasiswa di Leiden, dalani suatu pernyataannya tahun 1876, seperti yang dikutip van Koningsveld, Snouck mengatakan: “kita harus membantu bangsa pribumi (maksudnya bengsa di negara jajahan untuk beremnansipasi dari Islam”. Sejak itu sikap dan pandangan Snouck Hurgronje dalam berfikir Islam tidak jauh beranjak dari pandangan dan sikapnya itu. Hal itu terbukti ketika Snouck menyelesaikan pendi­dikan Doktoralnya di Universitas Laiden 1880, Snouck memperta­ hankan Disertasinya "Het Makkaasehe Fest”, maksudinya dalam Disertasi yang membahas masalah ibadah haji umat Islam ini Dalam Diseitasi itu van Koningsveld menenukan penilaian Snouck terhadap A]-Quran, menurut sarjana yang ahli Islamologi ini menilai bahwa Al-Quran bukanlah sebagai wahyu dari Tuhan, tapi lebili sebagai "karya tulis" Nabi Muhammad yang mengadung gagassan-gagasannya tentang agama. “Saya menilai Disertasi Snouck itu merupakan karya ilmiahnya yang terbaik, karena di situ Snouck bersikap sebagai ilmuan", tulis van Koningsveld. *** Sebagai sarjana dan pakar IsIanioligi, Snouck Hurgronje pada tahun 1894 mendapatkan semacam tugas dari Kementerian Urusan Jajahan Negeri Belanda untuk belajar bahasa Melayu ke Arab. Karena Kementerian Negeri Belanda saat itu mengalami kesulitan untuk mengirimkan orang-orang konsultannya ke negeri jajahannya di Asia, terutarna di Nusantara bagian Asia Tenggara. Snouck yang sudah dianggap sangat memahami soalsoal umat Islam dipandang cocok untuk di tugaskan ke negeri jajahannya di Nusantara, tapi kelernahannya Snouck waktu itu belum bias berbahasa Melayu. Oleh kerenanya ia harus belajar dulu bahasa Melayu ke Arab pada orang-orang Nusantara yang ada di Arab. Selama di Arab, enam bulan pertama Snouck tinggal di Jedah, la berhasil bergaul dengan ulama-ulama asal Nusantara (Indonesia) sambil terus belajar bahasa Melayu. Salah seorang ulama Nusantara yang paling dekat dengan Snouck di Jedah waktu itu adalah Reden Aboe Bakar Djajadiningrat asal Priangan dari Jawa. Malah atas saran dan bujukan Aboe Bakar ini Snouck Hurgronjen kemudian masuk agama Islam di rumah Aboe Nab Bahany As Budayawan, tinggal di Banda Aceh Bakar di Jedah pada tanggal 4 Januari 1885. Dan bahkan yang memberikan nama Abdul Ghafar untuk Snouck Hurgronje setelah masuk agama Islam ialah Raden Aboe Bakar itu. Berita Snouck masuk Islam di Arab yang berganti nama Abdul Ghafar menjadi berita santer di kalangan orientalis dunia. Mereka seakan tak percaya atas kebenarannya kalau Snouck Hurgronje telah masauk Islam secara terang-terangan. Sebab mereka (para orientalis) ini belum menemukan dukumen resmi pengukuhan Snouck masuk Islam. Sebab yang mereka tahu Snouck pergi ke Arab (Mekkah) bukan untuk masuk Islam, melainkan untuk belajar agama Islam. Sebab, Islam bagi Snouck adalah suatu kekuatan yang harus dipelajari secara sungguh-sungguh, dan harus diperlakukan dengan sangat bijaksana oleh kekuasaan Kolonial seperti Belanda. Makanya tak heran, kalau selama di Arab Snouck bekerja keras menuntut ilmu pengetahuan agama Islam. Hampir semua kitab tafsir seperti tafsir al-Baidhawi, tafsir al-Bajuri, al-Ikna’ dan kitab Tuhfah dipelajarinya secara mendalam oleh Snouck dengan sungguh-sungguh, terutama setelah Snouck pindah ke Mekkah dari Jedah pada enam bulan kedua ke datangannya ke Arab. Selama Snouck memilih tinggal di Mekkah ia bergaul dengan ulama-ulama besar di Mekkah, sampai kemudian akhir tahun 1885 Snouck kembali ke negeri Belanda. Tiga tahun setelah Snouck kembali ke negerinya ia berhasil menerbitkan duajilid bukunya dengan judul “Mekkah". Ketika buku itu diedarkan maka tersohorlah nama Snouck Hurgronje ke seluruh dunia, karma buku itu dianggap sangat penting bagi tujuan politik Kolonial di dunia. *** Mekkah memang tidak hanya telah memberikan inspirasi bagi lahirnya dua buku itu yang ditulis Snouck, tapi Mekkah juga telah membuat Snouck Hurgronje menjadi awal pemahamannya terhadap Aceh. Selama di Mekkah Snouck menjalin hubungan akrab dengan seorang ulama asal Aceh bernama Habib Abdurrahman Az-Zahir. Ulama ini adalah bekas penasehat utama Sultan Aceh (Sultan Alaiddin Mahmud Syah—18701874 M) ketika itu. Tetapi karena diragukan integritasnya yang menjadi peranlara dalam hubungan antara Sultan Aceh dengan pihak Belanda, maka Habib Abdulrahman dipecat oleh Sultan Aceh, tetapi pernerinta. Tapi Belanda memberikan pensiun kepada Habib Abdurrahman untuk hidup di Mekkah. Dari dasar pemahamannya terhadap Aceh di Mekkah, maka ketika Snouck mengetahul berkecamuknya perang Aceh melawan Belanda, Snouck menawarkan diri pada Kementrian Urusan Jajahan Negeri Belanda agar ia dapat ditugaskan ke Aceh. Maka pada tahun 1889 Snouck mendapat kesempatan pertama bertugas di Batavia (Jakarta sekarang). Gbernur Jenderal C. Picnaeker Hordijk di Batavia waktu itu nnengangkat Snouck menjadi Penasehat Resmi Bahasa Timur dan Hukum Islam bagi Pemerintah Hindia Belanda di Nusantara. Tahun 1893 Snouck baru ditugaskan ke Aceh dengan tugas utamanya untuk menyusun saran-sarannya terhadap penyelesai­ an perang Aceh dengan Belanda. Pertama sekali Snouck tinggal di Aceh adalah di Ulee Lheue sebagai lempat yang menjadi markas utama militer Belanda. Di Ulee Lheue inilah Snouck berhasif menyususun sebuah laporan pertamanya tentang Aceh, yaitu “Atjeh Verslag” sebagal laporan yang menjadi dasar kebijakan polilik danmiliter Belanda dalam rnenghadapi Aceh. Menurut van Koningsveld, bagian pertama laporan Snouck yang pertama sekali tentang Aceh berupa uraian antropologi masyarakat Aceh, pengaruh Islam sebagai dasar keyakinan orang Aceh, serta peranan ulama dan Uleebalang dalam masyarakat Aceh. Dalam laporan itu Snouck juga menguraikan bahwa perang Aceh dikobarkan oleh para ulama, Dibaglaii itu Snouck menguraikan bahwa perang Aceh dikobarkan oleh para ulama. Sedangkan Uleebalang menurut Snouck bisa diajak menjadi calon sekutu Belanda, karena kepentingannya adalah berniaga. Selain itu dalam laporan tersebut Snouck juga menulis bahwa "Islam bagi masyarakat Aceh juga harus dinilai negatif, karena Islam bisa membangkitkan fanatisme anti Belanda di kalangan rakyat Aceh. Karenanya para pemuka agama dalam masyarakat Aceh hendaknya dapat ditumpas agar pengaruh Islam menjadi tipis di Aceh. Dengan demikian para Uleebalang menurut Snouck akan dengan rnudah menguasai situasi untuk diajak bersekutu dengan Belanda. Menurut Snouck salah satu kegagalan pemerintah Belanda di Aceh adalah akibat tidak adanya pengetahuan Belanda terhadap Aceh sebagai wilayah Islam. Makanya, ketika Snouck bertugas di Aceh di samping ia mempalajari karakter masyarakatnya secara antropologis (adat dan budaya Aceh) juga mengkaji kitab-kitab para ulama Aceh, seperti kitab “Umdatu alMuhtajin” karangan Syekh Abdul Rauf Syiah Kuala sebagai kitab yang dianggap Snouck sangat berpengaruh bagi pengembangan Tarekat Syatariyah di Aceh. Buku “De Atjehers” (dua jilid: 1893-1894) yang dipersebahkan Snouck Hurgronje tentang Aceh, secara ilmu pengetahuan mungkin orang Aceh harus berterimakasih kepada Snouck. Namun di sisi lain, apakah Snouck Hurgronje benarbenar masuk Islam, atau sekedar berpura-pura masuk Islam ketika ia berada di Mekkah. Wallahu’alam Bissawab.[] Santunan Oktober 2013 53 >>SOSOK Safriani, S.HI, Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) Kab. Aceh Utara Kereta untuk Penyuluh Terpencil di Aceh Utara Hal ini akan memudahkan saya dalam rangka memberi penyuluhan bagi masyarakat di Geureudong Pase yang lumayan jauh jarak tempuhnya. Dulunya saya mengunakan kendaraan pribadi atau ojek untuk bertugas dan itu tidak menjadi masalah bagi saya karena tugas penyuluh ini sangat mulia. S yukur ya, kereta yang diserahkan untuk Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF), dan jabatan lainnya, tahun ini, lumayan baru. Sebab petugas haji di Mina saja masih pakai ‘Astuti’. Kereta baru, misalnya diserahkan Kepala Kantor wilayah Kementerian agama Provinsi Aceh, Drs. Ibnu Sa’dan M. Pd, yang didampingi Kabid Penaiszawa Drs. Bukhari, MA, dan Kasi Penyuluh Ustadz Sayed Khawaled, S.Ag, MA menyerahkan sepeda motor operasional bagi 6 Penyuluh Agama Islam di jajaran Kemenag Provinsi Aceh. Dalam tahun ini Penyuluh dari Pidie Jaya, Aceh Utara, Aceh Besar, Kota Banda Aceh, Sabang dan Aceh Barat mendapatkan “honda plat merah” tersebut. Penyerahan kunci duplikat dilaksanakan Kamis (5 Juli 54 Santunan Oktober 2013 2103) di Aula Kanwil kemenag Aceh, Banda Aceh, sebelum halal bi halal. Acara dipadu dengan pelantikan PPPIH 1434 H. Dalam kesempatan itu, Sayed Khawaled menyebutkan bahwa pentingnya sepeda motor operasional bagi penyuluh adalah hal yang sangat urgen, karena penyuluh merupakan ujung tombang Kementerian Agama di dalam masyarakat. Sayed Khawaled mengharapkan supaya kenderaan dinasa tersebut dijaga dan dirawat dengan baik untuk dapat mengoptimalkan tugas kepenyuluhan. Selain itu, Waled Bukhari (Kabid Penaiszawa) juga meminta penyuluh sebagai organisator dan dinamisator masyarakat di lapangan. "Adanya sepeda motor ini akan memudahkan kerja Penyuluh," tegasnya. Safriani, S.HI, salah satu dari beberapa Penyuluh (PAIF) yang mendapatkan kendaraan operasional (Dinas) dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh. Kendaraan dinas berupa sepeda motor Honda 125R diserahkan secara simbolis oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Prov. Aceh, Drs. H. Ibnu Sa’dan, M.Pd Beberapa waktu yang lalu. Mulai Senin (23/9) Safriani sudah menggunakan kendaraan dinas tersebut sebagai alat tranportasi dalam rangka men­ jalankan tugas dan fungsinya sebagai PAIF didaerah terpencil dan itu sangat disyukuri olehnya. “Alhamdullilah, saya sangat bersyukur karena telah diberikan kendaraan dinas berupa sepeda motor Honda sebagai alat SOSOK<< tranportasi. Hal ini akan memudahkan saya dalam rangka memberi penyuluhan bagi masyarakat di Geureudong Pase yang lumayan jauh jarak tempuhnya. Dulunya saya mengunakan kendaraan pribadi atau ojek untuk bertugas dan itu tidak menjadi masalah bagi saya karena tugas penyuluh ini sangat mulia,” ungkap Safriani saat diwawancarai, dengan kendaraan dinas yang baru diterima dari Kanwil Kemenag Provinsi Aceh. Safriani merupakan salah seorang PAIF yang ada di lingkungan Kementerian Agama Aceh Utara. Beliau bertugas di Kecamatan Gereudong Pase yang merupakan daerah terpencil di Kabupaten Aceh Utara. Penyuluh yang baru berusia 29 Tahun ini diangkat sebagai PNS pada tahun 2011 dan sudah hampir tiga tahun bertugas di daerah pedalaman tersebut tanpa mengeluh dan minta pindah tugas. Ibu dari Farash Hazim dan istri dari Supriadi sehari-hari menempuh jarak 33 Km (66 Km- PP) untuk menuju tempat bertugas. Jalan yang dilalui menuju Geureudong Pase juga tidak mudah, harus melewati kawasan perkebunan karet penduduk. Namun Safriani tetap semangat dan ikhlas untuk melaksanakan penyuluhan bagi 13 Desa yang ada di Geureudong Pase karena baginya menyuluh itu perbuatan yang mulia. Drs Bukhari, Kabid Penaiszawa atau yang sering disapa " Waled Bukhari" menyebutkan bahwa "penyuluh merupakan ujung tombak kementeraian Agama yang lansung bertatapan lansung dengan masyakarat dalam menyampaikan agama, maka sepatutnya untuk terus menajga keteladanannya tidak semata-mata untuk menjadi juara dalam sebuah even teladan" Sebelumnya, memang telah dilakukan musabaqah penyuluh teladan. Namun, yang dapat kereta ini, bukan hanya semata-mata karena memenangkan lomba itu, tapi aspek lokasi yang terpencillah yang dinilai. Kepala Bidang Penyuluhan, Zakat Infaq dan Wakaf Drs Bukhari mewakili Kanwil Kemenag membuka secara resmi kegiatan seleksi Penyuluh Agama Islam Fungsional Teladan tingkat Provinsi Aceh tahun 2013 di Hotel Grand Nanggroe Banda Aceh yang diselenggarakan oleh bidang Penerangan Agama Islam, Zakat dan Wakaf kantor wilayah kementerian agama provinsi Aceh. Perwakilan dari seluruh kabupaten kota tersebut akan ‘bertarung’ untuk memperebutkan juara I yang akan mewakili Aceh ke tingkat Nasional. “Dari keseluruhan kabupaten kota, hanya Seumeulu yang tidak mengirimkan peserta untuk mengikuti kegiatan ini,” kata Sayed Khawaled dalam laporan panitia pada acara pembukaan Minggu (16/06/2013) di Aula Grand Naggroe Banda Aceh Kasi Penerangan dan Penyuluhan Agama Islam sekaligus ketua panitia tersebut mengatakan ada beberapa kriteria penilaian yang dilakukan oleh panitia saat seleksi penyuluh teladan tersebut. “Mulai dari penilaian presentasi makalah, penilaian penyampaian materi penyuluhan dan bimbingan sampai penilaian laporan kegiatan penyuluh tersebut,” kata Sayed. Saat usai tes, maka Aceh Besar akhirnya meraih Juara Terbaik I dalam Seleksi Penyu­ luh Agama Islam Fungsional Teladan tingkat provinsi Aceh 2013. Acara yang diadakan Banda Aceh, mengantarkan Mulkam Zahri, S.Ag ke ajang nasioanl. Mulkam, Penyuluh Agama Islam Fungsional pada Kecamatan Lembah Seulawah. Ia yang pernah menulis cerpen "Masjidku Meratap" (Santunan, 2012), berhasil menyisihkan 21 peserta lain -- minus Simeulue-- pada tahun ini. Juara terbaik II adalah Ramadianawati dari Kabupaten Aceh Utara serta Hasyimi, S.Ag, sekaligus Ketua Pokjaluh pada Kabupaten Aceh Tengah menjadi juara terbaik III. Demikianlah penetapan tim dewan juri pada acara penutupan Seleksi Penyuluh Agama Islam Fungsional Teladan tingkat Provinsi (19/6). Hasil tersebut dibacakan oleh T. Ahmad, S.Ag yang juga Kepala Seksi Kemitraan Umat Islam, Publikasi Dakwah dan PHBI pada bidang Penais Zawa Kanwil. Ketua Panitia, Sayed Khawalid, S.Ag, MA, yang juga kepala Seksi Penerangan Agama Islam pada Bidang Penais Zawa Kanwil Kemenag provinsi Aceh sangat menaruh harapan kepada Juara Terbaik I agar mempersiapkan diri semaksimal mungkin untuk bersaing pada ajang Seleksi Penyuluh Agama Islam Teladan Tingkat Nasional 2013 yang pelaksanaannya direncanakan pada September mendatang. Soal kereta lagi, selain Zahri yang pemenang yang dapat kereta, juga untuk ‘pemenang terpencil’, dapat ‘kereta baru’ itu…. [zulfahmi/yakub] Santunan Oktober 2013 55 >>TAFSIR Kontektualisasi Hijrah (Kajian QS An-Nisa’: 100) DR. Fauzi Saleh, Lc, MA Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Perubahan merupakan suatu keniscayaan dalam kehidupan. Dinamika, inisiasi, motivasi dan modifikasi selalu menyertai perubahan itu. Salah satu indikator perubahan itu adalah hijrah (perpindahan) dengan segala perspektifnya baik dalam arti maddiyyah atau ruhiyyah. Konsep hijrah ini telah mengubah wajah dunia ini ke arah yang lebih maju. Umat Islam pada masa golden age (masa keemasannya) sejak periode Rasulullah saw, khulafaurrasyidin hingga sebagian periode Umayyah dan ‘Abbasiyyah telah melahirkan dan mewariskan peradaban yang gemilang. Ukiran dan catatan sejarah itu masih diingat dan menjadi teladan bagi generasi selanjutnya. Hijrah Rasulullah saw dimulai ketika perpindahan dari kote Mekkah ke Yastrib dan kemudian dikenal dengan kota Madinah. Penamaan kota Madinah itu sendiri sebenarnya tidak lepas dari keberkahan hijrah. Keberkahan yang menjadikan kota yang berperdaban ditandai dengan keberagaman manusia di dalamnya yang saling menghargai dan menghormati, tingginya apresiasi budi – pekerti dan intelektualitas, meningkatkan rasa ukhuwah (persaudaraan). Peradaban ini tidak bisa di alam jahiliyyah yang hanya mewakili masyarakat homogen yang melahirkan hegemoni. Umar ibn Khattab menegaskan pentingnya momen hijrah Rasul ini dan beliau mengusulkan agar dijadikan patokan awal dalam almanak Hijriah. Setiap kali umat memperingati tahun baru Hijriah seolah mengangkat kembali topik hijrah Rasul untuk diupdate sesuai dengan tuntutan tempat dan waktu. Update yang penulis maksudkan adalah mampu membaca Islam dengan segala tanda-tanda zamannya. Karenanya, Makna hijriah selalu relevan (munasabah) dalam kehidupan modern ini mengingat umat Islam masih tertinggal jauh dari berbagai sisi dibandingkan dengan masyarakat lain di dunia ini. Hijrah bukan hanya dimaknai fisikal, namun hijriah ruhi, niat, rencana dan aktivitas ke arah yang lebih baik. Momen hijrah ini memotivasi umat ini untuk bersemangat mewujudkan impian dalam kerja nyata. Hijrah yang Prospektif Hijrah itu sebuah pengorbanan dan ibadah. Karena itu mesti merujuk kepada nilai-nilai Ilahiyyah yang dengan itu akan mendorong kepada ketulusan dan keikhlasan. Sebuah pengorbanan bermakna seorang muhajir akan memberikan segala yang dibutuhkan dalam proses dan kegiatan hijrah tersebut, harta, tenagan dan jiwa sekalipun. Inilah yang penulis sebut dengan hijrah yang prospektif dan mendapatkan ganjaran dari Allah swt sebagaimana diungkapkan dalam Qs. Al-Nisa’: 100 56 Santunan Oktober 2013 Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang Luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Barangsiapa yang berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain, meskipun (berjarak) sejengkal bumi, maka orang tersebut pasti masuk surga, mendampinya neneknya Ibrahim dan Nabinya Muhammad alayhissalat was salam. Ya Allah, jika dalam ilmumu bahwa hijrahku kepadamu tidak terjadi kecuali karena alasan agamaku, maka jadikanlah hijrah itu sebagai khatimah (penutup) kebaikan, kesempatan memperoleh karunia-Mu dan mendapatkan rahmat-Mu, jadikan pendampinganku berada di dalam rumah-Mu, berada di sisi-Mu di kawasan kemulian-Mu, Ya Yang Maha Luas ampunan (Al-Kasysyaf/1: 419) Dalil di atas menunjukkan bahwa bila kondisi setempat tidak memungkinkan atau minimal mengganggu pelaksanaan kewajiban ibadah seorang hamba kepada Allah swt, maka opsinya adalah melakukan hijrah ke tempat lain yang lebih baik. Apalagi, destinasi yang dituju itu menyediakan kebutuhan dan kehidupan yang lebih baik. Dengan demikian, seorang muslim tidak pasrah kepada keadaan yang ada, tetapi mencoba melangkah ke kawasan yang lebih bersahabat dan selalu optimis akan solusi dan jalan keluar selalu terbuka selama seorang hamba mau berusaha sebagaimana diungkapkan dalam Qs. Al-Insyirah. Hijrah untuk maksud seperti ini pernah dilakukan masa Rasulullah saw ke negeri Habsyah dan disambut dengan baik di sana sehingga muhajirin merasa nyaman dari perlakukan kafir Quraisy di kota Mekkah. Ibn Katsir mengatakan bahwa ayat di atas merupakan motivasi untuk melakukan hijrah (perpindahan). Beliau mengatakan apresiasi hijrah dipahami dari firman Allah swt dari potongan ayat muraghaman kathirah dimaknai sebagai 1) bebas dari hal-hal yang tidak menyenangkan 2) benteng (perlindungan) dari bahaya 3) TAFSIR<< rizki yang dibutuhkan hamba dalam kehidupannya 4) kondisi yang memindahkannya dari kesesatan kepada hidayah 5) kondisi yang minim dari berbagai hal menjadi kondisi yang serba cukup. (Ibn Kathir: II, 345) Karena ini merupakan titah Allah swt, maka setiap orang yang meninggalkan tempat kediaman, harta dan keluarganya untuk maksud hijrah disertai niat ikhlas kepada Allah swt, lalu meninggal dunia sebelum sampai ke tujuan, Allah swt memberikan kepadanya pahala yang besar, ampunan dan rahmat-Nya dengan kelembutan, ihsan dan karunia-Nya. Untuk itu, hijrah dituntut dengan ketulusan dan keikhlasan serta mencari ridha Allah. Dengan ketulusan, semua obsesi dan keinginan akan berorientasi kepada kebaikan dan kemaslahatan bersama sesuai dengan anjuran dalam Alqur’an dan sunnah akan diwujudkan oleh Allah swt. Urgensitas keikhlasan ini disebutkan dalam hadits Nabi saw.: Hanya sanya amal perbuatan itu (diganjar sesuai) dengan niat. Setiap sesuatu hanya (diberikan balasan) sesuai dengan apa yang diniatkan. Barangsiapa yang hijrah kepada Allah dan Rasuul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya, barangsiapa yang hijrahnya untuk dunia guna diperolehnya, wanita untuk dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan apa yang (diniatkannya). (HR. Bukhari dan Muslim) Bila dirujuk kepada sebab perpindahan ke kota Madinah, maka dapat dilihat sebagai berikut: 1.Memastikan kenyamanan mengamalkan ajaran agama sesuai dengan perintah Allah dan Rasul-Nya. Ketika kegiatan keagamaan dapat dilaksanakan,maka kepada yang bersangkutan untuk mencari tempat yang lebih nyaman dan aman. 2.Memperoleh Kenyamanan dalam mendalami ilmu-ilmu agama dan tafaqquh (menelaah secara mendalam) hukumhukumnya. Bila suatu tempat tidak diterdapat orang alim yang mengajarkan agama, maka hendaklah ia berhijrah ke kawasan lain yang terdapat para ulama sebagai tempat bertanya. 3.Memudahkan dalam penyebaran dakwah Islamiyyah ke berbagai kawasan di atas permukaan bumi Allah ini sekaligus memperoleh support (dukungan) dari berbagai pihak. (Wahbah Az-Zuhaily: I, 241) Faktor pendorong ini ternyata menjadi pilar penting dalam pelaksanaan hijrah pada masa Rasulullah saw sehingga akhirnya terjadi penaklukan Mekkah. Hikmah hijrah ini diikuti dengan berbondong-bondongnya umat manusia memeluk agama Islam. Hikmah lain adalah tersebarnya para sahabat di berbagai kawasan untuk menyebarkan dan mengajarkan keislaman, kuatnya posisi agama Islam dengan bertambah kuantitas pemeluknya, bebasnya jazirah Arab dengan kemusyrikan dan kemajuan-kemajuan lainnya. Karena itu – dalam tulisan Wahbah az-Zuhailnya menyebutnya tidak lagi berkewajiban melakukan hijrah sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Ibn ‘Abbas. Rasulullah saw bersabda: Tidak ada hijrah setelah penaklukan Mekkah, melainkan jihad dan niat. Apabila kamu diperangi maka perangilah. Masih menurut Wahbah az-Zuhaili, hijrah dapat dibagi menjadi enam macam: Pertama, pindah dari dar al-harb ke dar al-Islam. Kedua, pindah dari dar al-bid’ah (meninggalkan negeri yang tersebarnya amalan dan perbuatan bid’ah). Ketiga,pindah dari kawasan yang banyak tersebar keharaman karena mencari perbuatan yang halal merupakan kewajiban bagi kaum muslimin. Keempat, pindah dari kawasan yang menggangu keamanan pribadi dan keselamatan. Apabila seseorang merasa khawatir akan keselamatan dan kenyamanannya, maka hendaknya berpindah ke kawasan ke tempat yang aman. Kelima,tersebarnya penyakit menular dan hendaknya pindah ke kawasan yang aman. Keenam, pindahnya dari kawasan yang bisa terganggu keamanan harta benda, maka hendaknya pindah ke daerah lain yang lebih aman. Hakikatnya menurut Ibn Kathir, hijrah secara maknawi berlaku pada semua lini (Ibn Kathir: II, 345) dan amaliyyah hijrah ini diberikan yang besar sebagaimana disebutkan sebelumnya. Penulis sangat terkesima dengan hijrah peradaban yang pernah dilakukan Khalifah al-Ma’mun dengan aktivitas penerjemahan buku untuk mencerahkan umat, sebagaimana diungkapkan oleh Ahmad Dallal sebagai berikut: Selama kekuasaan Khalifah ‘Abbasiyah al-Ma’mun (memerintah dari 813 -833 H), kegiatan penerjemahan mendapatkan tempat yang diperhitungkan, dan hal ini berlanjut pada masa beberapa khalifah setelahnya. Penerjemahan-penerjemahan ini sering dihasilkan atas permintaan para penggemar dan mereka ikut mendanainya. Ditambah lagi pada masa para khlalifah seperti al-Ma’mun, para penggemar ini termasuk staff pemerintah dan pegawai negeri sipil, juga para ilmuwan dan dokter sering dipekerjakan oleh para elit politik. (Ahmad Dallal: 1999, 160-161) Untuk kemajuan di masa yang akan datang, hijrah ini dilakukan setiap individu umat Islam dalam rangka membangun peradaban di masa yang akan datang. Selain itu, hijrah ini menjadi sunnah bagi setiap para nabi dan orang-orang yang saleh. Semoga umat Islam hari ini melakukan hijrah ke arah yang lebih positif dalam membangun mercusuar Islam yang lebih baik. [] Referensi: • Wahbah al-Zuhayli, Tafsir al-Munir, Jilid III (Damaskus: Dar alFikr, 2009) • Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Adhim, Jilid II, (Kairo: Dar alKutub al-‘Ilmiyyah, t.th.) • Ahmad Dallal, “Science, Medicine, and Technology, the Making of a Scientific Culture,” dalam John L. Esposito (ed.), the Oxford History of Islam, (New York: Oxford University Press, 1999), h. 160-161 Santunan Oktober 2013 57 >>STYLE Bagaimana Menjadi Kreatif Indonesia merupakan salah satu negara yang masyarakatnya dikenal memiliki kreatifitas cukup tinggi , terbukti dengan keberagaman adat istiadat dan budaya peninggalan nenek moyang kita yang sangat indah, berkelas dan bernilai tingi sehingga begitu tersohor di penjuru dunia . Hasil kreativitas yang dimiliki Indonesia tidak hanya terbatas pada bahasa, dan seni budaya semata, bahkan kuliner sekelas “rendang” sudah diakui sebagai makanan nomor satu terlezat di dunia, bukankah ini suatu kebanggaan bagi kita bangsa Indonesia. Kreatifitas terbukti telah mengantarkan banyak orang menjadi sukses di dunia. Orang tidak akan segan apalagi keberatan membayar mahal suatu hasil kreatifitas, Bill Gates adalah contoh seorang kreatif yang setiap bulannya mendapatkan penghasilan hingga milyaran juta rupiah dari ide jeniusnya menemukan program Microsoft atau Marc Zuckerberg penemu facebook yang terus mengumpulkan pundi-pundi uang dari pengguna jejaring sosial yang menjadikannya sebagai pemuda terkaya di dunia. Menjadi kreatif memang bukanlah perkara mudah karena walaupun anugerah ini telah diberikan oleh Allah kepada semua manusia sejak lahir tetapi tidak semua orang mampu memunculkannya. Untuk memunculkan kretifitas dibutuhkan kerja keras dan kejelian untuk memanfaatkan kesempatan juga peluang walau sekecil apapun. Apalagi proses kreatif justu sering muncul dadakan sebagai solusi terhadap suatu masalah. Tingkat kreatifitas seseorang ditunjukkan oleh seberapa besar kemampuannya memunculkan beberapa alternatif sebagai solusi dalam memecahkan masalah. Orang dewasa memiliki kemampuan memunculkan antara 3 hingga 6 alternatif pemecahan suatu masalah, sedangkan anak-anak memiliki kememampuan memunculkan alternatif jauh lebih banyak , yaitu tidak kurang dari 50 alternatif pemecahan masalah. Kreatifitas sering muncul melalui 2 unsur. Pertama: kefasihan yang ditunjukkan oleh kemampuan seseorang menghasilkan sejumlah gagasan besar dalam pemecahan masalah secara lancar dan cepat. Kedua: keluwesan yang pada umumnya mengacu pada kemampuan seseorang untuk menemukan gagasan yang berbeda-beda dan luar biasa dalam memecahkan suatu masalah. Sayangnya proses menjadi kreatif seringkali menemui beberapa hambatan yang dapat membuat mandegnya kreatifitas. Kesibukan merupakan salah satu alasan yang menghambat bagi banyak orang dalam mengembangkan kreativitasnya. Di samping itu buruknya manajemen waktu sering membuat seseorang kewalahan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan. Pepatah yang mengatakan waktu adalah uang, pedang, ilmu atau apapun itu agaknya tidak signifikan mengubah apa yang telah menjadi budaya dan menjadi kebiasaan dalam masyarakat kita. Kebiasaan menumpuk dan menunda pekerjaan seringkali membuat keputusan yang diambil cenderung tidak optimal karena tidak punya cukup waktu melihat 58 Santunan Oktober 2013 secara bijak segala aspek yang mempengaruhi keputusan tersebut. Hambatan lainnya adalah perasaan takut gagal. Seringkali kegagalan yang diperoleh akan diapresiasikan oleh masyarakat dengan cemoohan yang berakhir pada rasa malu. Pada orang-orang tertentu perasaan ini lebih menakutkan daripada kata sukses yang bakal didapat. Akan tetapi, bukankah lebih baik pernah gagal daripada tidak pernah mencoba sama sekali. Dan yang paling sering terjadi secara tak sengaja kreativitas dapat terhambat oleh kritik-kritik orang lain. Kritik terkadang diperlukan untuk mengingatkan seseorang supaya tetap berpijak pada kenyataan dan juga dapat menjadi pendorong bagi perbaikan kreativitas. Anggaplah selalu bahwa setiap kritik yang diterima akan membawa kita pada sebuah kebaikan. Hambatan-hambatan di atas harus segera diatasi agar orangorang kreatif terus menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi umat manusia. Tidak terbayangkan apa jadinya dunia ini jika orang seperti mereka tidak ada, mungkin segala kemudahan hidup yang kita rasakan seperti sekarang ini tidak akan ada. Oleh sebab itu kreatifitas harus tetap diasah agar tidak tumpul bahkan hilang. Kreatifitas tidak harus berasal dari alternatif atau ide yang besar, ide kecilpun kalau direncanakan dengan matang akan menjadi berarti jika mampu dimanifestasikan. Kreatifitas dapat dimunculkan dengan beberapa cara: Menemukan ide. Karena ide bisa datang kapan saja dan dimana saja, maka biasakanlah menuangkan ide yang muncul dalam buku, handphone atau apapun agar ide itu tidak hilang. Banyak membaca dapat menjadi inspirasi bagi munculnya ide-ide baru, karena dengan membaca pengetahuan akan bertambah luas. Selain itu ide baru juga berpotensi muncul dengan memperluas pergaulan, karena bertemu dengan banyak orang akan menggali banyak pengalaman berbeda yang dapat menjadi gudang ide. Memperkuat mental. Sekali-kali tidak mendengar dan memperdulikan pendapat orang ada baiknya , karena apa yang menurut orang baik belum tentu baik untuk yang lainnya. Selama kita masih berjalan sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditetapkan oleh agama ,negara dan masyarakat, jalan terus pantang mundur. Jangan menunda pekerjaan. Karena proses kreatif itu tidak datang setiap saat maka gunakan kesempatan dan waktu seefesien mungkin. Ada kata-kata bijak mengatakan, resiko terbesar dalam hidup adalah tidak pernah berani mengambil resiko. Dan keteguhan sebuah visi di masa depan ternyata menyimpan kekuatan, kejeniusan dan keajaibannya sendiri. Jangan mudah menyerah dan putus asa, karena lebih baik gagal daripada tidak pernah mencoba sama sekali. Boleh jadi gagal pada kesempatan pertama, kedua,bahkan ketiga atau lebih, tetapi akan berhasil pada kesempatan sselanjutnya. Kegagalan beberapakali harusnya menjadi pembelajaran bagi kemajuan di masa mendatang. [Diah Wanodyasari, Guru MAN 1 Sigli]