3 2 TINJAUAN PUSTAKA Ruang vektor, Kombinasi Linier, Basis, dan Ortogonalitas Definisi 2.1 (Ruang Vektor) Suatu himpunan ๐ disebut ruang vektor (real) dan anggota-anggotanya disebut vektor jika ๐ tak kosong dan untuk setiap ๐ฎ, ๐ฏ ∈ ๐ dan setiap bilangan real ๐ , penjumlahan ๐ฎ + ๐ฏ ∈ ๐ dan perkalian ๐๐ฎ digabungkan, memenuhi 8 aturan-aturan berikut: 1. (Komutatif penjumlahan) ๐ฎ + ๐ฏ = ๐ฏ + ๐ฎ, 2. (Asosiatif penjumlahan) (๐ฎ + ๐ฏ) + ๐ฐ = ๐ฎ + (๐ฏ + ๐ฐ), 3. (Eksistensi Vektor nol) Ada vektor ๐ ∈ ๐ sehingga ๐ฎ + ๐ = ๐ฎ untuk setiap ๐ฎ, 4. (Invers Penjumlahan) Untuk setiap vektor ๐ ada vektor negatif –u sehingga ๐ฎ + (−๐ฎ) = ๐, 5. (Perkalian dengan 1) 1๐ฎ = ๐ฎ, 6. (Asosiatif perkalian dengan skalar) ๐(๐๐ฎ) = (๐๐)๐ฎ, 7. (Distribusi kiri) (๐ + ๐)๐ฎ = ๐๐ฎ + ๐๐ฎ, 8. (Distribusi kanan) ๐(๐ฎ + ๐ฏ) = ๐๐ฎ + ๐๐ฏ. (Schay 2010) Definisi 2.2 (Sifat tertutup terhadap penjumlahan dan perkalian dengan skalar) Suatu himpunan ๐ dikatakan tertutup terhadap penjumlahan jika setiap pasangan dari elemen-elemen ๐ฎ, ๐ฏ ∈ ๐ , penjumlahan ๐ฎ + ๐ฏ didefinisikan dan merupakan anggota dari ๐. Himpunan ๐ dikatakan tertutup pada perkalian dengan skalar jika untuk setiap skalar ๐ dan ๐ฉ ∈ ๐, perkalian ๐๐ฉ didefinisikan dan merupakan anggota dari ๐. (Schay 2010) Definisi 2.3 (Subruang Vektor) Suatu subhimpunan ๐ dari suatu ruang vektor ๐ disebut subruang dari ๐ jika ๐ adalah ruang vektor yang memenuhi sifat penjumlahan vektor dan perkalian dengan skalar yang sama dengan ๐. (Schay 2010) Definisi 2.4 (Kombinasi Linier) Suatu ruang vektor ๐ฃ disebut kombinasi linier dari vektor-vektor ๐ฏ1 , ๐ฏ2 , … , ๐ฏn jika dapat dituliskan dalam bentuk ๐ฃ = ๐1 ๐ฏ1 + ๐2 ๐ฏ2 + โฏ + ๐๐ ๐ฏn dimana ๐1 , ๐2 , … , ๐๐ adalah skalar dan disebut koefisien dari ๐ฏ1 , ๐ฏ2 , … , ๐ฏn . (Nicholson 1995) Definisi 2.5 (Merentang/Span) Jika {๐ฏ1 , ๐ฏ2 , … , ๐ฏn } adalah sebarang vektor-vektor dalam ruang ๐, himpunan semua kombinasi linier dari vektor-vektor ini disebut rentangannya (span), dinyatakan sebagai ๐ ๐๐๐{๐ฏ1 , ๐ฏ2 , … , ๐ฏn }. Jika ๐ = ๐ ๐๐๐{๐ฏ1 , ๐ฏ2 , … , ๐ฏn } maka vektor-vektor ini disebut himpunan yang merentang untuk ๐. 4 (Nicholson 1995) Definisi 2.6 (Bebas Linier dan Tak Bebas Linier) Suatu himpunan {๐ฏ1 , ๐ฏ2 , … , ๐ฏn } disebut bebas linier jika memenuhi kondisi berikut: Jika ๐1 ๐ฏ1 + ๐2 ๐ฏ2 + โฏ + ๐๐ ๐ฏn = ๐ maka ๐1 = ๐2 = โฏ = ๐๐ = 0. Suatu himpunan vektor-vektor yang tidak bebas linier dikatakan terpaut linier. (Nicholson 1995) Definisi 2.7 (Basis) Suatu himpunan {๐ฏ1 , ๐ฏ2 , … , ๐ฏn } dari vektor-vektor dalam ruang vektor ๐ disebut basis dari ๐ jika memenuhi dua kondisi berikut: 1. {๐ฏ1 , ๐ฏ2 , … , ๐ฏn } bebas linier, 2. ๐ = ๐ ๐๐๐{๐ฏ1 , ๐ฏ2 , … , ๐ฏn }. (Nicholson 1995) Definisi 2.8 (Hasil kali skalar di โ๐ ) ๐ฅ1 ๐ฆ1 ๐ฆ ๐ฅ Misalkan ๐ฑ, ๐ฒ ∈ โ๐ dengan ๐ฑ = [ 2 ] dan ๐ฒ = [ 2 ], maka hasil kali skalar โฎ โฎ ๐ฅ๐ ๐ฆ๐ dari ๐ dan ๐ adalah ๐ฑ T ๐ฒ = ๐ฅ1 ๐ฆ1 + ๐ฅ2 ๐ฆ2 + โฏ + ๐ฅ๐ ๐ฆ๐ . (Leon 1998) Definisi 2.9 (Norm dari Suatu Ruang Vektor di โ๐ ) ๐ฅ1 ๐ฅ Misalkan ๐ฑ ∈ โ๐ dengan ๐ฑ = [ 2 ], maka norm dari vektor ๐ฑ di โ๐ adalah โฎ ๐ฅ๐ โ๐ฑโ = √๐ฑ T ๐ฑ = √๐ฅ12 + ๐ฅ22 + โฏ + ๐ฅ๐2 . (Leon 1998) Definisi 2.10 (Proyeksi Vektor di โ๐ ) Misalkan ๐ฑ, ๐ฒ ∈ โ๐ dan ๐ฒ ≠ ๐. Proyeksi vektor x pada y adalah vektor ๐ฉ = ๐๐ ๐ ๐ฒ. โ๐โ2 (Leon 1998) Definisi 2.11 (Ortogonalitas di โ๐ ) Vektor-vektor ๐ฑ dan ๐ฒ disebut ortogonal jika ๐ฑ T ๐ฒ = 0. (Leon 1998) Definisi 2.12 (Komplemen Ortogonal) Misalkan ๐ adalah subruang dari โ๐ . Himpunan semua vektor-vektor di โ๐ yang ortogonal dengan setiap vektor di ๐ dinotasikan dengan ๐ ⊥ , yaitu ๐ ⊥ = {๐ฒ ∈ โ๐ |๐ฒ T ๐ฑ = 0, ∀๐ฑ ∈ ๐}. (Leon 1998) 5 Lema 2.1 (Pertidaksamaan Cauchy-Schwarz) Untuk sebarang dua vektor, ๐ฑ, ๐ฒ ∈ โ๐ berlakuโ๐ฑ. ๐ฒโ ≤ โ๐ฑโโ๐ฒโ. (Bremner 2012) Definisi 2.13 (Ortogonalisasi Gram-Schmidt) Misalkan ๐ฑ1 , ๐ฑ 2 , … , ๐ฑ n adalah basis dari โ๐ . Ortogonalisasi Gram-Schmidt (Gram Schmidt Ortogonalization) dari ๐ฑ1 , ๐ฑ 2 , … , ๐ฑ ๐ adalah basis ๐ฑ1∗ , ๐ฑ 2∗ , … , ๐ฑ ๐∗ : ๐ฑ1∗ = ๐ฑ1 ๐ฑ 2∗ ๐ฑ 2 . ๐ฑ1∗ = ๐ฑ 2 − ( ∗ ∗ ) ๐ฑ1 ๐ฑ1 . ๐ฑ1 j−1 ๐ฑ i∗ = ๐ฑ ๐ − ∑ ๐๐๐ ๐ฑ๐∗ , j=1 ๐๐ .๐∗ dengan ๐๐๐ = ๐∗.๐๐∗ untuk (1 ≤ ๐ < ๐ ≤ ๐). ๐ ๐ (Bremner 2012) Analisis Algoritme, Running Time Definisi 2.14 (Analisis Algoritme) Analisis algoritme dilakukan untuk menduga besarnya sumber daya waktu yang dibutuhkan untuk sebarang ukuran input n. (Cormen et al. 1990) Definisi 2.15 (Komplesitas Waktu) Kompleksitas waktu, ๐(๐) didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh suatu algoritme untuk menyelesaikan proses dengan input berukuran n. (Cormen et al. 1990) Definisi 2.16 Running Time Running time dari suatu algoritme didefinisikan sebagai ukuran operasi primitif atau tahapan proses yang dieksekusi. (Cormen et al. 1990) Jika ditinjau dari sisi waktu, maka running time dapat didefinisikan sebagai waktu total yang dibutuhkan untuk melakukan seluruh operasi primitif atau tahapan proses yang dieksekusi.