Bab2 Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran 2.1

advertisement
Bab2
Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran
2.1
Landasan Teori
2.1.1
Definisi Internet
Turban mengatakan bahwa internet adalah jaringan komputer terbesar di dunia yang sebenarnya
adalah sebuah jaringan dari jaringan. Merupakan kumpulan lebih dari 200.000 jaringan computer
individu yang di miliki oleh pemerintah, universitas, lembaga masyarakat, perusahaan. Jaringan
yang terhubung saling tukar menukar informasi melalui protocol-protokol dan aturan baku
(2004, p3).
Laudon dan Traver berpendapat internet merupakan sebuah jaringan interkoneksi dari ribuan
jaringan dan komputer yang menghubungkan jutaan perusahaan, lembaga pendidikan,instansi
pemerintah dan individu(2008, p122).
Dari pengertian internet tersebut maka dapat disimpulkan bahwa internet adalah jaringan
komputer sebagai media komunikasi yang dapat menghubungkan seluruh orang di dunia.
2.1.2 Pengertian E-Business
Laudon dan Traver mengatakan E-business adalah digital yang memungkinkan untuk transaksi
dan proses dalam perusahaan melibatkan sistam informasi dibawah kontrol yang kuat (2008,P4).
Turban, et. mengungkapkan E-business merupakan suatu definisi yang lebih luas dari ecommerce, tidak hanya sekedar menjual-membeli, tetapi juga melayani dan berkolaborasi dengan
patner bisnis lainnya, dan membawakan transaksi secara elektonik dalam sebuah perusahaan al
(2003,p5).
Chaffey menyatakan E-business menrupakan semua elektronik menengahi pertukaran informasi,
baik dalam suatu organisasi dan stakehader external mendukung berbagai proses bisnis (2009).
Jadi dapat disimpulkan bahwa E-Business adalah suatu media elektronik yang melibatkan sistem
informasi dimana mendukung adanya pertukaran informasi dalam suatu proses bisnis.
2.1.3 E-Marketing
2.1.3.1 Pengertian E-Marketing
Amstrong dan Kotler mengungkapkan e-marketing menggambarkan usaha - usaha perusahaan
untuk menginformasikan, berkomunikasi, mempromosikan dan memasarkan produk dan jasanya
melalui internet(2004,P74).
Chafey menyatakan e-marketing adalah proses untuk mencapai tujuan pemasaran melalui
penggunaan teknologi komunikasi elektronik(2009).
Jadi, dapat di simpulkan bahwa e-marketing adalah proses pemasaran secara online dalam
mempromosikan dan memasarkan barang dan jasa yang bertujuan untuk mempertahankan
hubungan dengan pelanggan serta memberikan kepuasan terhadap pelanggan.
2.1.3.2 Marketing Mix dalam E-Marketing
Kotler dan Armstrong mengatakan bahwa bauran pemasaran adalah kesatuan dari seperangkat
alat pemasaran taktis yang dapat dikontrol dan dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan
respon yang diinginkan dalam pasar yang ditargetkan.Bauran pemasaran terdiri dari hal-hal yang
dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi permintaan terhadap produknya (2012,
p75-76).
Ada tujuh hal yang harus di perhatikan dalam e-marketing, yaitu:
1. Promosi (Promotion)
Alat-alat promosi seperti iklan, sales promotion, dan direct marketing telah diperluas oleh
perkembangan teknologi, yang menawarkan potensi untuk dapat berkomunikasi dengan
pelanggan yang lebih banyak. Telephone marketing, e-mail, mobile telephone, tv digital dan
internet merupakan teknologi yang menambah alat-alat promosi tradisional yang ada.
2. Harga (Price)
Sudah dipercaya sejak awal bahwa internet dapat menguntungkan perusahaan karena dapat
mengurangi biaya yang berhubungan dengan distribusi.Namun, karena pelanggan dapat
mengecek, membandingkan, dan menegosiasikan harga dalam jangka waktu pendek melalui
internet, masalah pemberian harga dalam pemasaran elektronik menjadi masalah penting bagi emarketer.
3. Produk (Product)
Tidak ada produk yang tidak sesuai untuk transaksi melalui internet.Internet memberikan
kesempatan untuk menawarkan produk yang dapat dikustomisasikan sesuai dengan keinginan
pelanggan.
4. Proses (Process)
Proses dimana pelanggan menerima pelayanan dari suatu perusahaan telah dibahas sejak dulu.
Internet membuat sistem pengiriman pelayanan oleh perusahaan menjadi lebih fleksibel.
5. Bukti Fisik (Physical Evidence)
Dalam pemasaran, Physical evidence meyakinkan kembali pelanggan untuk datang dan
memberikan bukti kualitas dari produk tidak dapat dilihat dan disentuh dalam dunia virtual.Oleh
karena itu, dalam lingkungan virtual, bagian pemasaran dapat menghadirkan bukti virtual atau
virtual evidence, seperti gambar produk atau logo merek.
6. Orang (People)
Dalam pemasaran, kepuasan pelanggan atau customer satisfaction menjadi perhatian
utama.Kepuasan pelanggan sering dihubungkan dengan hubungan personal pelanggan dengan
orang-orang yang menyediakan pelayanan sehingga mereka percaya dengan kemampuan orang
tersebut.Dalam pemasaran online, tidak ada interaksi personal antara pelanggan dan orang yang
menyediakan pelayanan atau antar pelanggan.Oleh karena itu, kepercayaan harus di bangun
melalui communication message dan merek.
7. Tempat (Place)
Internet memberikan kemungkinan atau kesempatan untuk memasuki pasar yang baru, yang
tidak bisa dimasuki sebelumnya oleh perusahaan melalui pemasaran tradisional.
2.1.3.3 Indikator Penerapan E-Marketing
J.Supranto menemukan dimensi yang digunakan dalam mengukur penerapan e-marketing
sebagai berikut :
1. Informasi, terdiri dari :
a. Memberikan kemudahan kepada pelanggan dalam memperoleh informasi.
b. Informasi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan pelanggan
c. Informasi yang dapat diperoleh dalam waktu singkat
d. Program-program yang ditawarkan memenuhi kebutuhan konsumen.
e. Informasi yang tersedia sangat up to date.
f. Informasi yang jelas kepada pelanggan.
g. Bentuk promosi yang menarik minat pelanggan.
h. Tersampainya program pemasaran secara baik.
2. Keberadaan Pelayanan terdiri dari:
a. Memfasilitasi pelayanan jasa yang ditawarkan perusahaan.
b. Fungsi navigasi yang berjalan dengan baik.
c. Fasilitas yang sesuai kebutuhan pelanggan.
d. Website perusahaan dapat di akses dalam 24 jam 7 hari.
e. Teknologi jaringan yang mengkoordinasikan kegiatan pemasaran.
f. Fungsi navigasi yang tersedia pada web sesuai kebutuhan pelanggan.
g. Memberikan kemudahan dalam memelihara hubungan dengan pelanggan
h. Dapat membangun hubungan pelanggan.
i. Memberikan kemudahan dalam melakukan komunikasi dengan perusahaan.
j. Kebutuhan kedua belah pihak yaitu perusahaan maupun pelanggan lebih dapat
terpenuhi.
k. Pelanggan dapat dengan mudah melakukan aktivitas secara online kepada
perusahaan.
3. Ketanggapan Pelayanan
a.
Fasilitas e-marketing yang disediakan cepat beraksi ketika dibutuhkan
pelanggan.
b. Pelayanan e-marketing yang diberikan dapat menghemat waktu
c. Waktu tunggu antara tindakan yang saya ambil dengan respon web sangat
baik
d. Saran maupun kritik lebih cepat tersampaikan.
4.Proses
a. Proses penyampaian informasi lebih baik
b. Kegiatan promosi berjalan dengan efektif
c. Proses kegiatan pemasaran secara keseluruhan menjadi begitu mudah
5.Kegunaan
a. Mampu memikat perhatian pelanggan.
b. Memberikan komitmen dan loyalitas pelanggan kepada perusahaan
c. Memberikan kemudahan dalam memperoleh informasi
d. Membantu aktivitas pemasaran untuk memperoleh informasi secara efektif.
2.1.4 Perilaku Konsumen
2.1.4.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut
Simamora perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat
untuk mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini (2008). Sedangkan Philip Kotler &
Kevin Lane Keller menyatakan perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu,
kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide,
atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (2009:166). Ujang
Sumarwan berpendapat perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses
psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli,
menggunakan, menghabiskan produk dan jasa (2011:5).
Namun Nembah F. Hartimbul Ginting mengatakan perilaku konsumen adalah tindakan
perorangan dalam meperoleh, menggunakan serta membuang barang dan jasa ekonomi, termasuk
proses pengambilan keputusan sebelum menetapkan tindakan (2011:33).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan perilaku konsumen adalah semua tindakan dan sikap yang
dilakukan dan terjadi yang akhirnya menentukan apakah akan membeli produk atau jasa atau
tidak.
2.1.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Simamora (2004:6) yaitu:
•
Faktor budaya
Faktor budaya yang mempunyai pengaruh
paling luas dan mendalam terhadap perilaku
konsumen. Peranannya dimainkan oleh kultur, sub kultur, dan kelas sosial.
-Kultur adalah faktor penentu paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang.
-Sub kultur merupakan sub-sub yang lebih kecil dari kultur yang memberikan identifikasi dan
sosialisi anggotanya yang lebih spesifik. Sub kultur mencakup kebangsaan, agama,kelompok,
ras, dan daerah geografis.
-Kelas sosial adalah bagian-bagian yang relatif homogen dan tetap dalam suatu masyarakat yang
tersusun secara hirarkis dan anggota-anggotanya memiliki tata niat, minat, dan perilaku yang
sama.
•
Faktor sosial
Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan,
kelurga, serta peran dan status sosial.
-Kelompok acuan. Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang
secara nyata mempengaruhi perilaku. Kelompok acuan digunakan oleh seseorang sebagai dasar
untuk perbandingan atau sebuah referensi dalam membentuk respon afektif dan kognitif dan
perilaku. Beberapa kelompok acuan yang terkait dengan konsumen diataranya adalah; kelompok
persahabatan (Friendship Groups), kelompok belanja (Shopping Groups), kelompok kerja(Work
Groups), kelompok atau masyarakat maya (Virtual Groups or communities) dan kelompok
pegiat konsumen (Consumer Action Groups). Beberapa kelompok yang digunakan dalam
komunikasi pemasaran: selebriti, ahli atau pakar, orang biasa, para eksekutif dan karyawan,
karakter dagang atau juru bicara. (Sumarwan 2004;250).
-Keluarga. Adalah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, dan tinggal bersama. Anggota keluarga merupakan
kelompok primer yang paling berpengaruh. Orientasi keluarga terdiri dari orang tua, saudara,
pasangan dan anak-anaknya.
-Peran dan status. Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok dalam hidupnya seperti
keluarga, klub, organisasi. Posisi orang tersebut dalam setiap kelompok dapat didefinisikan
sebagai peran dan status.
•
Faktor pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia pembeli, dan
tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep
pribadi pembeli.
-Usia dan tahap siklus hidup. Orang-orang pembeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang
hidupnya. Mereka memakan makanan bayi pada tahun-tahun awal, memakan segala jenis
makanan pada tahun-tahun pertumbuhan, dan memakan makanan diet pada tahun-tahun
berikutnya.
-Pekerjaan. Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya.
-Keadaan ekonomi. Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang
produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama memperhatikan kecenderungan
dalam pendapatan pribadi, tabungan dan kekayaan. Indikator tersebut menunjukkan adanya
resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi produknya.
-Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang diungkapkan dalam kegiatan, minat,
dan pendapat seseorang. Gaya hidup melukiskan ”keseluruhan orang” tersebut yang berinteraksi
dengan lingkungannya. Gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan
menggunakan uang dan waktunya (Sumarwan, 2004:56)
-Kepribadian dan konsep pribadi. Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda.
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan
tanggapan yang relatif konsisten dan tetap terhadap lingkungannya.
•
Faktor psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi lagi oleh empat faktor psikologi utama yaitu; motivasi,
persepsi, pengetahuan, serta kepercayaan dan pendirian.
-Motivasi. Maslow menjelaskan mengapa seseorang didorong oleh kebutuhan tertentu pada
waktu tertentu. Menurutnya, kebutuhan manusia tersusun secara berjenjang, mulai dari yang
paling banyak menggerakkan sampai yang paling sedikit memberikan dorongan. Pertama-tama
orang akan memuaskan kebutuhan yang paling penting dulu, baru memenuhi kebutuhan
berikutnya. Berdasarkan urutan kepentingannya, jenjang kebutuhan adalah kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan sendiri muncul karena merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang
seharusnya dirasakan dan sesungguhnya dirasakan.
-Persepsi. Seseorang yang termotivasi adalah siap untuk bertindak. Bagaimana seseorang benarbenar bertindak dipengaruhi oleh persepsi dia mengenai situasi tersebut.
-Pengetahuan. Pengetahuan menjelaskan perubahan dalam perilaku suatu individu yang berasal
dari pengalaman.
-Kepercayaan dan sikap pendirian. Melalui bertindak dan belajar, orang memperoleh
kepercayaan dan pendirian. Hal-hal ini kemudian mempengaruhi perilaku pembelian mereka.
2.1.5 Keputusan Pembelian
2.1.5..1 Pengertian Keputusan Pembelian
Untuk mendapat gambaran mengenai keputusan pembelian, berikut ini akan
dikemukakan definisi mengenai keputusan pembelian menurut para ahli.
Schiffman, Kanuk mengatakan keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih
alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat keputusan,
harus tersedia beberapa alternatif pilihan (2004, p.547).
Philip Kotler berpendapat keputusan pembelian yaitu beberapa tahapan yang dilakukan oleh
konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk (2005).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan suatu keputusan orang akan
melalui suatu proses tertentu, demikian pula pada hal keputusan memilih produk atau merek
mereka akan melaksanakan proses terlebih dahulu mungkin karena mereka tidak mau
menanggung resiko apabila membeli produk tersebut, sehingga mereka akan penuh dengan
pertimbangan – pertimbangan.
2.1.5.2 Tingkat Pengambilan Keputusan Konsumen
Schiffman dan Kanuk (2004) membedakan tiga tingkatan pengambilan keputusan konsumen
yatu:
1. Pemecahan masalah yang luas
Pada tingkat ini, konsumen membutuhkan berbagai informasi untuk menetapkan serangkaian
criteria guna menilai merek-merek tertentu dan banyak informasi yang sesuai mengenai setiap
merek yang akan dipertimbangkan. Pemecahan masalah yang luas biasanya dilakukan pada
pembelian barang tahan lama dan barang-barang mewah.
2. Pemecahan Masalah yang terbatas
Konsumen telah menetapkan kriteria dasar untuk menilai kategori produk dan berbagai merek
dalam kategori tersebut.Namun, konsumen belum memiliki preferensi tentang merek
tertentu.Mereka membutuhkan informasi tambahan untuk melihat perbedaan diantara berbagai
merek.
3. Perilaku sebagai respon yang rutin
Konsumen sudah mempunyai beberapa pengalaman mengenai kategori produk dan serangkaian
kriteria yang ditetapkan dengan baik untuk menilai berbagai merek yang sedang mereka
pertimbangkan. Konsumen mungkin mencari informasi tambahan, tetapi hanya untuk meninjau
kembali apa yang sudah mereka ketahui.
2.1.5.3 Model Sederhana Pengambilan Keputusan Konsumen
Schiffman dan kanuk (2004) menggambarkan model sederhana dalam pengambilan keputusan
konsumen menjadi tiga komponen utama, yaitu:
a. Input
Komponen input terdiri dari berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai sumber informasi
mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai, sikap dan perilaku yang berkaitan
dengan produk. Yang paling utama dalam komponen input ini adalah berbagai kegiatan bauran
pemasaran dan pengaruh social budaya.
•
Input Pemasaran
Kegiatan pemasaran perusahaan yang merupakan usaha langsung untuk mencapai, memberikan
informasi, dan membujuk konsumen untuk membeli dan menggunakan produknya.
•
Input Sosial budaya
Terdiri dari berbagai macam pengaruh nonkomersial seperti pengaruh dari keluarga, sumber
informasi nonkomersial, kelas social, budaya dan sub budaya.
b. Proses
Komponen proses berhubungan dengan cara konsumen mengambil keputusan. Untuk memahami
proses ini, maka harus dipertimbangkan pengaruh berbagai konsep psikologis yang merupakan
pengaruh dari dalam diri. Pengaruh-pengaruh tersebut adalah motivasi persepsi, pembelajaran,
kepribadian, dan sikap. Proses pengambilan keputusan konsumen terdiri dari tiga tahap, yaitu:
•
Pengenalan kebutuhan
Pengenalan kebutuhan terjadi ketika konsumen dihadapkan dengan suatu masalah. Di kalangan
konsumen, tampaknya ada dua gaya pengenalan kebutuhan yang berbeda. Pertama, merupakan
tipe keadaan yang sebenarnya, yang merasa bahwa mereka mempunyai masalah ketika sebuah
produk tidak dapat berfungsi secara memuaskan. Kedua, tipe keadaan yang diinginkan, dimana
bagi konsumen keinginan terhadap sesuatu yang baru dapat menggerakkan proseskeputusan.
•
Penelitian sebelum pembelian
Penelitian ini dimulai ketika konsumen merasakan adanya kebutuhan yang dipenuhi dengan
membeli dan mengkonsumsi suatu produk.Ingatan pada pengalaman yang lalu dapat
memberikan informasi yang memadai kepada konsumen untuk melakukan pilihan sekarang
ini.Jika tidak mempunyai pengalaman sebelumnya, mungkin konsumen harus melakukan
penelitian lebih dalam mengenai keadaan diluar dirinya untuk memperoleh informasi yang
berguna sebagai dasar pemilihan.Banyak keputusan konsumen yang didasarkan kepada
gabungan pengalaman yang lalu (sumber internal) dan informasi pemasaran dan nonkomersial
(sumber eksternal). Tingkat resiko yang dirasakan juga dapat mempengaruhi tahap proses
pengambilan keputusan.
•
Penilaian Alternatif
Ketika menilai berbagai alternative potensial, konsumen cenderung menggunakan dua tipe
informasi, yaitu daftar merek yang akan konsumen rencanakan untuk dipilih dan kriteria yang
akan mereka gunakan untuk menilai setiap merek.
c. Output
Komponen output menyangkut kegiatan pasca pembelian yang berhubungan erat, yaitu perilaku
pembelian dan penilaian pasca pembelian. Tujuan dari kedua kegiatan itu adalah untuk
meningkatkan kepuasan konsumen terhadap pembeliannya.
•
Perilaku pembelian
Konsumen melakukan dua tipe pembelian, yang pertama adalah pembelian percobaan, yang
bersifat sebagai penjajakan konsumen untuk menilai suatu produk melalui pemakaian
langsung.Yang kedua adalah pembelian ulang, biasanya menandakan bahwa produk
memenuhipersetujuan konsumen dan konsumen bersedia memakainya lagi dalam jumlah yang
lebih besar.
•
Penilaian Pasca Pembelian
Unsurterpenting dari evaluasi pasca pembelian adalah pengurangan ketidakpastian atau keraguraguan yang dirasakan oleh konsumen terhadap pilihannya.Tingkat analisis pasca pembelian
yang dilakukan para konsumen tergantung pada pentingnya keputusan produk dan pengalaman
yang diperoleh dalam memakai produk tersebut. Jika kinerja produk sesuai harapan, maka
mungkin konsumen akan membelinya lagi. Sebaliknya, jika tidak sesuai harapan maka
konsumen akan mencari berbagai alternative yang lebih sesuai.
2.1.5.4Proses pengambilan keputusan membeli
Kotler and Keller (2008, p234-p235),mengungkapkan terdapat lima tahap proses
pengambilan keputusan membeli :
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan
tersebut
dapat
dicetuskan
oleh
rangsangan
internal
dan
eksternal.Dengan
pemasar
mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, mereka dapat menyusun strategi pemasaran
yang mampu memicu minat konsumen.Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli
potensial memberikan pertimbangan yang serius.
2. Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih
banyak. Kita dapat membaginya kedalam dua level rangsangan.Situasi pencarian informasi yang
lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini orang hanya sekedar lebih peka
terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari
informasi untuk mempelajari produk tertentu.Yang menjadi perhatian pemasar adalah sumbersumber informasi yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber terhadap
keputusan pembelian selanjutnya. Sumber digolongkan menjadi empat, yaitu:
-
Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan
-
Sumber komersial: iklan, kemasan, pajangan toko
-
Sumber public : media massa, organisasi penentu peringkat konsumen
-
Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk
Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu berbeda-beda, tergantung pada
kategori produk dan karakteristik pembeli.Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian besar
informasi tentang produk tertentu dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi oleh
pemasar.Namun, informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi atau sumber
informasi melakukan fungsi berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian.Informasi
komersial biasanya menjalankan fungsi pemberi informasi, dan sumber pribadi menjalankan
fungsi legitimasi atau evaluasi.
3. Evaluasi Alternatif
Beberapa konsep dasar akan membantu dalam memahami proses evaluasi konsumen. Pertama,
konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi
produk.Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut yang
diminati oleh pembeli berbeda-beda bergantung jenis produknya.Pasar produk tertentu sering
dapat disegementasikan berdasarkan atribut yang menonjol bagi kelompok konsumen yang
berbeda-beda.
•
Keyakinan dan sikap
Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.Keduanya kemudian
mempengaruhi perilaku pembelian mereka.Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang
dianut
seseorang
tentang
gambar
sesuatu.Keyakinan
orang
tentang
produk
atau
merekmempengaruhi keputusan pembelian mereka.Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan
emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungakan dan
bertahan lama pada seseorang objek atau gagasan tertentu.Sikap sangat sulit dirubah.Perusahaan
sebaiknyamenyesuaikan produknya dengan sikap yang telah ada, bukannya berusaha mengubah
sikap orang.
•
Model harapan-nilai
Model harapan-nilai atas pembentukan sikap menyatakan bahwa konsumen mengevaluasi
produk atau jasa dengan menggabungkan keyakinan merek positif dan negative menurut
kepentingannya.
4. Keputusan Pembelian
Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub-keputusan :
merek, dealer, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Dalam pembelian produk sehari-hari,
keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil.Dalam beberapa kasus, konsumen
bisa mengambil keputusan untuk tidak secara formal mengevaluasi setiap merek.Dalam kasus
lain, faktor-faktor yang mengintervensi bisa mempengaruhi keputusan final.
•
Model pilihan konsumen yang non-kompensasi
Pertimbangan atribut positif dan negative tidak perlu disaring.Mengevaluasi atribut lebih dalam
membuat keputusan menjadi lebih mudah bagi seorang konsumen, tetapi juga meningkatkan
kemungkinan orang untuk melakukan pilihan yang berbeda jika dia lebih leluasa menghadapi
rincian yang lebih besar. Tiga warisan pilihan tersebtu adalah
-
Pada pengalaman konjungtif, konsumen menetapkan satu tingkat
minimum yang dapat diterima untuk setiap atribut dan memilih alternative
pertama yang memenuhi standar minimum untuk semua atribut.
-
Pada
pengalaman
leksikografik,
konsumen
memilih
merek
terbaikberdasarkan atribut yang dirasakan paling penting.
-
Pada
pengalaman
eliminasi
berdasarkan
aspek,
konsumen
membandingkan merek pada sebuah atribut itu secara positif berhubungan
dengan arti pentingnya dan merek dieleminasi jika tidak memenuhi tingkat
minimum yang dapat diterima.
•
Faktor-faktor
Faktor-faktor berikut dapat berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor
pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternative yang
disukai seseorang akan bergantung pada dua hal:
-
Intensitas sikap negative orang lain terhadap alternative yang disukai
konsumen.
-
Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
-
Semakin gencar sikap negative orang lain dan semakin dekat orang lain
tersebut dengan konsumen, konsumen akan semakin mengubah niat
pembeliannya. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi
yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fiturfitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain
dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi
pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengokohkan pilihan konsumen dan
membantu dia merasa nyaman dengan merek.Para pemasar harus memantau kepuasan pasca
pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.
•
Kepuasan pasca pembelian
Fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang di pikirkan pembeli
atas produk tersebut jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa,
jika ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas, jika melebihi harapan, pembeli akan sangat
puas.
•
Tindakan pasca pembelian
Jika pelanggan puas, dia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk kembali
membeli produk tersebut. Pelanggan yang puas juga akan menceritakan hal-hal yang baik
tentang merek tersebut kepada orang lain. Pelanggan yang tidak puas mungkin akan membuang
atau mengembalikan produk tersebut. Mereka mungkin mengambil tindakan public seperti
mengajukan keluhan ke perusahaan tersebut, pergi ke pengacara, atau mengadu ke kelompok-
kelompok lain. Tindakan pribadi dapat berupa memutuskan untuk membeli produk tersebut atau
memperingatkan teman-teman.
•
Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian
Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk tertentu.
Pendorong utama frekuensi penjualan adalah tingkat konsumsi produk, semakin cepat pembeli
mengkonsumsi produk, semakin cepat mereka bisa kembali ke pasar untuk membelinya lagi.
2.1.6 Hubungan antar Variabel Penelitian
Berikut beberapa hasil studi penelitian terdahulu : .
1. Hooda et al, menyatakan e-marketing dan perilaku konsumen dapat berdampak pada
keputusan pembelian konsumen (2012).
2. Rozita Shahbaz Keshvari, et al, menemukan cara untuk memuaskan pelanggan yang lebih
baik dengan meningkatkan program pemasaran mereka dengan e-marketing dan dengan
demikian berdampak pada keputusan pembelian pelanggan (2012).
3. Ajibola,et al, menemukan adanya pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan
pembelian (2012).
4. Aslam, et al, menyatakan perilaku konsumen mengeksplorasi mengapa orang membuat
keputusan pembelian, apa produk dan jasa yang mereka beli, di mana mereka membeli,
bagaimana mereka menggunakannya, frekuensi yang mereka beli, dan proses keputusan
konsumen dalam tindakan (2011).
5. Ozdemir, et al, menemukan adanya pengaruh e-marketing terhadap keputusan pembelian
(2011).
2.2 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan konsep definisi dan landasan teori, maka dapat dibuat kerangka penelitian sebagai
berikut :
E-MARKETING
(X1)
•
•
•
•
•
Informasi
Keberadaan
Pelayanan
Ketanggapan
Pelayanan
Proses
Kegunaan
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
(Y)
PERILAKU
KONSUMEN
(X2)
• Faktor Budaya
• Faktor Sosial
• Faktor Pribadi
• Faktor Psikologis
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
• Pengenalan
Masalah
• Pencarian
Informasi
• Evaluasi
Alternatif
• Keputusan
Pembelian
• Perilaku
Pascapembelian
2.3
Hipotesis
Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau
lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pertanyaan yang dapat diuji (Sekaran, 2006).
Hubungan tersebut dapat diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang dapat ditetapkan dalam
kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian. Adapun hipotesis yang peneliti
rancang adalah hipotesis yang bersifat asosiatif, yang menjelaskan bagaimana hubungan dan
pengaruh antar variabelnya.
Berikut
ialah
hipotesis
yang
peneliti
rancang
dalam
penelitian
ini:
Hipotesis-1:
Ho:Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Penerapan E-Marketing terhadap Keputusan
pembelian.
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara Penerapan E-Marketing terhadap Keputusan
Pembelian.
Hipotesis-2:
Ho:Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Perilaku Konsumen terhadap Keputusan
Pembelian.
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Pembelian.
Hipotesis-3:
Ho:Tidak ada pengaruh yang signifikan antaraE-Marketing dan Perilaku Konsumen terhadap
Keputusan Pembelian.
Ha: Ada pengaruh yang signifikan antaraE-Marketing dan Perilaku Konsumen terhadap
Keputusan Pembelian.
Download