PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB I. LATAR BELAKANG Berdasarkan laporan tahunan TB Tahun 2015, angka notifikasi kasus TB baru mencapai 32% dari estimasi kasus yang diperkirakan ada sebesar 1.000.000 kasus, berarti masih terdapat 68% atau 680.000 kasus TB yang belum ditemukan atau dilaporkan. Salah satu penyebab rendahnya angka notifikasi adalah belum semua fasilitas pelayanan kesehatan penyedia layanan TB melaporkan keseluruhan kasus TB yang ditatalaksana. Hasil survei prevalensi TB tahun 2013 -2014 menunjukkan bahwa hanya 27% pasien TB berobat di Puskesmas sedangkan 46% berobat di rumah sakit baik pemerintah maupun swasta, sementara 90% laporan notifikasi kasus berasal dari Puskesmas. Hal ini menunjukan besaran masalah under reporting di fasilitas pelayanan kesehatan non puskesmas. Untuk itu dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan TB dengan jelas dinyatakan bahwa TB adalah penyakit menular yang wajib dilaporkan. Setiap fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan TB wajib mencatat dan melaporkan kasus TB yang ditemukan dan atau diobati sesuai dengan format pencatatan dan pelaporan yang ditentukan. Banyaknya keluhan dari dokter terutama yang bekerja di fasiiltas kesehatan swasta terhadap beban tambahan untuk mengisi form pelaporan TB, membuat rendahnya notifikasi pasien TB dari fasilitas pelayanan kesehatan swasta. Untuk itu upaya untuk melaporkan pasien TB melalui sistem elektronik telah dibangun. Dan pada peringatan puncak Hari TB sedunia pada April 2017, applikasi pelaporan TB telah di launching oleh Menteri Kesehatan RI dan diharapkan dokter praktek mandiri bisa mulai melaporkan kasus TB secara elektronik. Diharapkan sistem ini akan meningkatkan pelaporan kasus TB di Indonesia terutama dari fasilitas pelayanan kesehatan non puskesmas. Untuk itu memberikan petunjuk pemanfaatannya maka disusunlah satu petunjuk teknis sebagai acuan pelaksanaan sistem notifikasi wajib bagi para pengelola program TB dan fasilitas kesehatan penyedia layanan TB. II. TUJUAN a. Umum Memberikan pentunjuk kepada para penyelenggara layanan TB dalam melaksanakan notifikasi wajib TB, dalam rangka meningkatkan angka notifikasi TB. b. Khusus 1. Menjadi pedoman bagi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam kordinasi dan pembinaan sistem notifikasi wajib TB; 2. Menjadi acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan khususnya dokter praktik mandiri dan klinik dalam melaksanakan notifikasi wajib TB: dan 3. Membangun sinergi antar Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan dokter praktik mandiri/ klinik dalam penyelenggaraan notifikasi wajib TB PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB 1 III. SASARAN Sasaran petunjuk teknis sistem notifikasi wajib TB adalah Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota dan dokter praktik mandiri/ klinik yang terkait dengan surveilans TB baik sebagai sumber data, pengelola data, maupun pengguna data. IV. 1. 2. 3. 4. 5. 6. DASAR HUKUM PP No 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan Permenkes No 82/2016 tentang Penanggulangan Penyakit Menular Permenkes No 43 Tahun 2016 tentang SPM Bidang Kesehatan Permenkes Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan Permenkes nomor 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan TB Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis KEmenterian Kesehatan tahun 2015-2019 7. Surat Edaran Dirjen P2P No HK.03.03/D1/2016 tentang Peningkatan Penemuan Kasus TB V. PENCATATAN DAN PELAPORAN Pada saat ini sistem pencatatan -pelaporan TB menggunakan: 1. Formulir standar: yang dicatat secara manual atau elektronik di Puskesmas dan FKRTL, dan dilaporkan secara elektronik lewat Sistem Informasi TB Terpadu (SITT) ke dinas kesehatan kab/kota, propinsi dan Kementerian Kesehatan; dan 2. Apllikasi smartphone: yang sudah terhubung secara online melalui jaringan internet dari dokter praktik mandiri/klinik (FKTP non puskesmas) ke server dan puskesmas wilayah setempat untuk mempermudah notifikasi wajib kasus TB dari faskes swasta non puskesmas. Puskesmas dibantu mitra akan melengkapi pengisian formulir-formulir standar pasien TB dari faskes tersebut dan kemudian melaporkannya ke SITT. VI. TUGAS DAN FUNGSI Dalam penyelenggaraan notifikasi wajib TB berbasis aplikasi smartphone di tingkat pusat, tingkat provinsi, tingkat kabupaten/kota dan dokter praktik mandiri/klinik, masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab sesuai tugas dan fungsinya. No 1 Institusi Kementerian Kesehatan RI PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB Tugas dan Fungsi Memberikan arahan dan kebijakan sistem notifikasi wajib TB skala Nasional Kordinasi dengan organisasi profesi pada level nasional dalam implementasi sistem notifikasi wajib TB bagi dokter praktek mandiri dan klinik Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota dalam implementasi sistem notifikasi wajib TB di daerah dalam hal pengelolaan data berbasis applikasi Monitoring dan evaluasi 2 Dinas Kesehatan Propinsi 2 Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota 3 Puskesmas PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB Memberikan arahan dan kebijakan sistem notifikasi wajib TB skala provinsi untuk mengatur dokter praktik mandiri dan klinik pratama untuk melaksanakan notifikasi wajib TB sebagai bagian dari SPM Kesehatan di kabupaten/kota Kordinasi dengan organisasi profesi pada skala provinsi dalam implementasi sistem notifikasi wajib TB bagi dokter praktek mandiri dan klinik Monitoring dan evaluasi Memastikan data notifikasi TB dari Kabupaten/kota yang bersumber dari seluruh puskesmas dan dokter praktik mandiri/klinik di wilayahnya Memberikan arahan dan kebijakan sistem notifikasi wajib TB skala kabupaten/kota serta mengatur dokter praktik mandiri dan klinik pratama untuk melaksanakan notifikasi wajib TB sebagai bagian dari SPM Kesehatan di kabupaten/kota Kordinasi dengan organisasi profesi pada skala kabupaten/kota dalam implementasi sistem notifikasi wajib TB bagi dokter praktek mandiri dan klinik Koordinasi dengan puskesmas dalam implementasi sistem notifikasi wajib TB di daerah dalam hal pengelolaan data berbasis applikasi Memastikan data notifikasi TB dari puskesmas yang bersumber dari seluruh dokter praktik mandiri/klinik di wilayahnya Melakukan bimtek bagi puskesmas sebagai unit UKM tingkat pertama yang berfungsi sebagai pengelola sistim notifikasi wajib termasuk dalam mengintegrasikan data tersebut kedalam sistem informasi terpadu TB (SITT). Monitoring dan evaluasi Mengkoordinasikan penerapan sistim notifikasi wajib di wilayah kerjanya Mengelola sistem notifikasi wajib TB berbasis aplikasi secara rutin sesuai dengan Petunjuk Teknis Koordinasi dengan dokter praktik mandiri/klinik dalam implementasi sistem notifikasi wajib TB berbasis applikasi 3 Memastikan data notifikasi TB dari i seluruh dokter praktik mandiri/klinik di wilayahnya ternotifikasi. Melakukan verifikasi dan memberikan feed back ke dokter praktik mandiri/klinik Melaporkan data notifikasi wajib dari dokter praktik mandiri/klinik di wilayahnya ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Melakukan pembinaan terhadap fasyankes yang tidak melakukan sistim notifikasi wajib termasuk pemberian sanksi sesuai kewenangan yang diatur perundangan atau merekomendasikan pemberian sanksi kepada unit diatasnya.(?) 4 Dokter Praktik Mandiri dan Klinik Koordinasi dengan puskesmas dalam implementasi sistem notifikasi wajib TB berbasis applikasi Melaporkan kasus TB berbasis aplikasi lewat smartphone ke Puskesmas 5 Mitra Memberikan dukungan teknis untuk aplikasi notifikasi wajib TB ke Puskesmas dan dokter praktik mandiri/klinik Notifikasi wajib pasien TB juga berlaku untuk fasilitas pelayanan kesehatan penunjang seperti laboratorium maupun apotik yang berdiri sendiri baik milik pemerintah maupun swasta disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota setempat menggunakan sistem informasi T B tersendiri. VII. SUMBER DATA Data yang dinotifikasi di SITT adalah semua bentuk kasus TB pada semua usia (sesuai Permenkes No. 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan TB) yang ditemukan dan atau diobati baik yang menggunakan obat TB dari program maupun obat TB non program. Dalam pelaksanaan sistem notifikasi wajib berbasis applikasi smartphone, data yang dilaporkan lebih sederhana, yakni: a. Demografi: - Nama pasien - NIK - Tanggal lahir - Umur - Jenis kelamin - No HP - Alamat b. Morbiditas dan lainnya: - Diagnosa - Klasifikasi Pasien PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB 4 - Lokasi Anatomi Penyakit Tanggal Mulai Pengobatan Obat Nama Klinik Dirujuk Data diatas dari klinik dan dokter praktik mandiri dikirim lewat online smartphone kepada Puskesmas setempat kemudian puskesmas mengkompilasi laporan dari semua FKTP di wilayah kerjanya dan melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Sedangkan notifikasi wajib pasien TB dari Puskesmas dan FKRTL (Rumah Sakit, BP4, Klinik Madya dan Utama) dilaporkan secara elektronik kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota setempat menggunakan sistem formulir TB yang standar. Notifikasi wajib pasien TB juga berlaku untuk fasilitas pelayanan kesehatan penunjang seperti laboratorium maupun apotik yang berdiri sendiri baik milik pemerintah maupun swasta disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota setempat menggunakan sistem informasi TB tersendiri. VIII. PELAKSANAAN 7.1 Ketentuan Umum Kasus TB yang dinotifikasi adalah semua bentuk TB pada semua usia (sesuai Permenkes No. 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan TB) yang ditemukan dan atau diobati baik yang menggunakan obat TB dari program maupun non program. Dalam pelaksanaan sistem notifikasi wajib, digunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) sebagai identitas pasien TB. Notifikasiwajib pasien TB untuk FKTP non Puskesmas (klinik dan dokter praktik mandiri) disampaikan kepada Puskesmas setempat.Puskesmas akanmengkompilasi laporan kasus TB dari semua FKTP di wilayah kerjanya dan melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Mengingat keterbatasan sumber daya di FKTP non Puskesmas (klinik dan dokter praktik mandiri), maka pelaksanaan sistem notifikasi wajib akan menggunakan sistem informasi TB yang lebih sederhana dan mudah dilaksanakan dibanding sistem informasi TB yang baku. Notifikasi wajib pasien TB dari Puskesmas dan FKRTL (Rumah Sakit, BP4, Klinik Madya dan Utama) disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota setempat menggunakan sistem informasi TB yang baku. Notifikasi wajib pasien TB juga berlaku untukfasilitas pelayanan kesehatan penunjang seperti laboratorium maupun apotik yang berdiri sendiri baik milik pemerintah maupun swasta disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota setempat menggunakan sistem informasi TB tersendiri. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggungjawab untuk mengawasi dan membina pelaksanaan sistem notifikasi wajib di fasilitas pelayanan kesehatan wilayahnya masing-masing sebagai bagian rutin kegiatan PPM. PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB 5 Dinas Kesehatan Provinsi bertanggungjawab untuk mengawasi dan membina pelaksanaan sistem notifikasi wajib di Kabupaten/Kota wilayahnya masing-masing. 7.2 Ketentuan Khusus 1. Pelaksanaan sistem notifikasi wajib untuk FKTP non Puskesmas dengan Aplikasi Wajib Notifikasi Berbasis smartphone. 2. Pelaksanaan sistem notifikasi wajib untuk Puskesmas menggunakan SITT. 3. Pelaksanaan sistem notifikasi wajib untuk FKRTL menggunakan SITT. 4. Pelaksanaan sistem notifikasi wajib untuk fasilitas penunjang kesehatan dilakukan secara elektronik maupun manual dengan format tertentu. IX. PELAKSANAAN SISTEM NOTIFIKASI WAJIB A. UNTUK FKTP NON PUSKESMAS Pelaksanaan sistem notifikasi wajib untuk FKTP non Puskesmas menggunakan aplikasi berbasis smartphone dengan nama “Wajib Notifikasi TB (WiFi TB)”. Saat ini aplikasi wajib notifikasi TB yang tersedia menggunakan aplikasi berbasis Android. Namun untuk FKTP non Puskesmas yang berada di wilayah DTPK (Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan) yang sulit mengakses aplikasi berbasis smartphone, sementara akan menggunakan sistim pelaporan manual yang sepadan dengan aplikasi notifikasi wajib TB. Langkah penggunaan aplikasi notifikasi wajib TB bagi klinik dan dokter praktik mandiri adalah sebagai berikut: - Puskesmas menunjuk seorang petugas (petugas TB) menjadi koordinator notifikasi wajib TB. - Yang diwajibkan melapor adalah dokter praktik mandiri atau sebagai penanggung jawab Klinik Pratama yang memiliki SIP - Untuk Klinik Praktek Bersama sistim Notifikasi Wajib menjadi tanggung jawab masing-masing Dokter. Atau ditunjuk dokter penanggung jawab dan petugas admin nya bisa menggunakan 1 telepon selular. - Nomor Telepon seluler koordinator disampaikan kepada dokter yang akan melaksanakan notifikasi wajib. - Koordinator merekam nomor telepon seluler dokter penanggung jawab klinik dan praktik mandiri. - Semua nomor dimasukkan dalam whatsApp group, nama WA group sesuai dengan nama kec amatan (misalnya nama WA group kec Pademangan). - Bila ada keluhan, permintaan dan lain lain, kirim melalui WA ke WA group. - Semua notifikasi pasien disampaikan melalui aplikasi android tdari smartphone. - Koordinator dapat mendownload data notifikasi wajib TB dari server pusat. - Koordinator melakukan input data yang di download ke form laporan sebagaimana mestinya. B. PELAKSANAAN SISTEM NOTIFIKASI WAJIB UNTUK PUSKESMAS Lihat Manual Buku Manual Pengisian SITT C. PELAKSANAAN SISTEM NOTIFIKASI WAJIB UNTUK FKRTL Lihat Manual Buku Manual Pengisian SITT PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB 6 X. PELAKSANAAN SISTEM NOTIFIKASI WAJIB UNTUK FASILITAS PENUNJANG KESEHATAN (1) Laboratorium Sistim Notifikasi wajib untuk Fasilitas Laboraturium bertujuan untuk memonitor pasien TB yang terdiagnosis di laboratorium klinik swasta maupun laboraturium klinik milik pemerintah yang bersifat berdiri sendiri tidak melekat pada fasilitas kesehatan seperti RS, Puskesmas, dan Faskes lain (B/BKPM). Sistim Notifikasi Wajib untuk Laboratorium dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dimana Laboratorium tersebut berada. Data yang diperoleh dari sistim Notifikasi Wajib untuk Laboratorium akan divalidasi dan dicocokan dengan data yang ada di SITT maupun Aplikasi Wajib Notifikasi TB. Bila terdapat data yang tidak tercatat dalam dua sistim informasi diatas maka data ini bisa digunakan sebagai dasar untuk pelacakan selanjutnya. Sistim pelaporan yang digunakan bisa secara elektronik maupun manual dengan format tertentu. (2) Farmasi Sistim Notifikasi wajib untuk Fasilitas Farmasi bertujuan untuk memonitor pasien TB yang mendapatkan layanan obat TB di fasilitas Farmasi swasta maupun milik pemerintah bersifat berdiri sendiri tidak melekat pada fasilitas kesehatan seperti RS, Puskesmas, dan Faskes lain (B/BKPM). Sistim Notifikasi Wajib untuk Failitas Farmasi dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dimana Fasilitas Farmasi tersebut berada. Data yang diperoleh dari sistim Notifikasi Wajib untuk Failitas farmasi akan divalidasi dan dicocokan dengan data pasien yang diobati di SITT maupun Aplikasi Wajib Notifikasi TB. Bila terdapat data yang tidak tercatat dalam dua sistim informasi diatas maka data ini bisa digunakan sebagai dasar untuk pelacakan selanjutnya. Sistim pelaporan yang digunakan bisa secara elektronik maupun manual dengan format tertentu. PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB 7 Gambar 1. Alur Notifikasi Wajib Gambar 2. Alur Pembinaan Notifikasi Wajib PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB 8 XI. MONITORING DAN EVALUASI Kegiatan monitoring dan evaluasi sistim notifikasi wajib TB menjadi bagian dari kegiatan monitoring dan evaluasi program pengendalian TB secara keseluruhan. Unit-unit pengelola program pengendalian TB harus mengagendakan di setiap kegiatan M&E Program Pengendalian TB yang dilakukan. PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB 9 Lampiran1 : MANUAL OPERASIONAL PENGGUNAAN APLIKASI ANDROID WAJIB NOTIFIKASI TB (WiFi TB) V.0.0.1 1. Cara mendapatkan aplikasi WajibNotifikasi TB. 1.1 Buka Play Store di HP Android. 1.2 CariaplikasiWajib Notifikasi TB. 1.3 Klik install/pasang. Ikuti petunjuk langkah-langkah pemasangan aplikasi di HP Android anda. 2. Cara membuatakun di WajibNotifikasi TB. 2.1 Buka aplikasiWajib Notifikasi TB yang sudah terinstall di HP Android anda. 2.2 Klik DAFTAR. 2.3 Masuk analamat email yang valid. Berikutnya system akan mengirimkan kode akses ke email anda. 2.4 Cek email anda, kemudian salin kode akses kedalam aplikasi. 2.5 Masukkan kata sandi yang diinginkan. 2.6 Lengkapi profil dengan nama, no HP, no SIP, dan alamat klinik tempat anda praktik. Maksimal 3 alamat klinik yang berbeda yang bias didaftar. 3. Cara masuk kedalam aplikasi Wajib Notifikasi TB. 3.1 Buka aplikasi Wajib Notifikasi TB yang sudah terinstall di HP Android anda 3.2 Masukkan alamat email yang didaftarkan dan kata sandi. 3.3 Selanjutnya anda tidak perlu memasukkan kembali alamat email dan kata sandi setiap anda membuka aplikasi. 4. Cara menambahkan data kasuspasien TB. 4.1 4.2 4.3 4.4 Masuk kedalam aplikasi Wajib Notifikasi TB Klik tombol plus di halaman utama (Home). Cari pasien berdasarkan NIK atau nama dan/atau tanggal lahir. Jika pasien sudah terdaftar di dalam database MN, maka aplikasi akan menampilkan list nama pasien sesuai dengan pencarian. a. b. Jika ada nama pasien yang dicari di dalam list, klik nama pasien tersebut dan akan masuk kehalaman detail pasien tersebut. Klik tombol tambah rekam medis. Jika tidak ada nama pasien yang dicari, klik tombol tambah pasien baru. Lengkapi data dasar pasien: NIK, nama, tanggal lahir/umur, dan jenis kelamin. 4.5 Tentukan apakah pasien ini dirujuk keFasyankes lain atau diobati sendiri. a. Jika dirujuk ke Fasyankes lain, lengkapi data nama Fasyankes yang dituju untuk rujukan (jenisFasyankes, nama Fasyankes, alamat Fasyankes dan nomor HP) dan alasan rujukan. Sistem akan mengirimkan SMS alert kenomor HP tersebut. b. Jika diobati sendiri, lengkapi data rekam medis pasien, seperti tanggal mulai pengobatan, diagnosis, kriteria pasien, lokasi anatomi penyakit, danobat. 4.6. Menjadwalkan alarm PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB 10 pengingat. Pilih tanggal, waktu, dan tujuan pengingat. Anda bias mengatur lebih dari satu pengingat. Untuk pasien yang dirujuk, langkah ini dilewati. 5. Cara menindaklanjuti alarm pengingat. 5.1 5.2 5.3 5.4 Notifikasi alarm pengingat akan tampil di layar HP Android anda sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. Klik notifikasi tersebut, otomatis akan masuk kehalaman detail notifikasi. Lengkapi hasil follow-up pasien atau hasil akhir pengobatan dan tanggalnya. Alarm pengingat yang sudah dilengkapi datanya akan ditandai sebagai "Tugas Selesai". Alarm pengingat yang sudah melewati waktu yang dijadwalkan dan belum dilengkapi datanya, akan ditandai sebagai "Lewat". 6. Cara melihat detail pasien. 6.1 Bisa dilakukan dengan 2 cara: a. Masukke menu Cari Pasien. Masukkan NIK atau nama dan/atau tanggal lahir pasien. Jika ada nama pasien yang dicari di dalam list, klik nama pasien tersebut dan akan masuk kehalaman detail pasien tersebut. b. Klik nama pasien yang tertera di list alarm pengingat di halaman utama (Home). Dan akan masuk kehalaman detail pasien tersebut. 7. Cara mengubah data dasarpasien. 7.1 Ikuti langkah di no. 6.1. 7.2 Setelah masuk kehalaman detail pasien, klik tombol Ubah Profil. 8. Cara mengubah data klinispasien. 8.1 Ikuti langkah di no. 6.1. 8.2 Setelah masuk kehalaman detail pasien, klik tombol dengan icon "pensil" yang tampil di kotak data rekam medis yang anda buat untuk pasien tersebut. 8.3 Anda tidak bias mengubah data rekam medis yang dibuat oleh dokter lain. 9. Cara mengubah kata sandi. 9.1 Masukke menu pengaturan akun. 9.2 Klik tombol Ubah Kata Sandi. 9.3 Masukkan kata sandi saat ini, lalu masukkan kata sandi baru 2 kali. Klik tombol Simpan Perubahan. 9.4 Kata sandi yang baru akan dikirimkan ke email anda. 10. Cara mengubahalamat email. 10.1 Masuk ke menu pengaturan akun. 10.2 Ketik alamat email yang berbeda. 10.3 Klik tombol Simpan Perubahan, masukkan kata sandi dan kliktombol OK. 11. Cara mengubahbahasa. 11.1 Masukke menu Ubah Bahasa. 11.2 Pilihbahasa: Bahasa Indonesia atau English. PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB 11 12. Cara mengubah profil dokter. 12.1 Buka menu, klik namaanda. 12.2 Klik tombol di pojok kanan atas. Ubah nama, kode area, atau nomor HP. 13. Cara mengubah kerja praktik dokter. 13.1 Ikuti langkah di no. 12.1. 13.2 Klik icon "pensil" di detail kerja praktik dokter yang ingin diubah. Hanya nomor SIP yang bias diubah. 13.3 Anda bias menambahkan detail kerja praktik dokter maksimal 3 lokasi yang berbeda. PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB 12 Lampiran2: Aplikasi Android WajibNotifikasi TB (WiFi TB) PenjelasanSingkat Wajib Notifikasi Tuberkulosis (Wifi TB) adalah aplikasi user-friendly untuk memudahkan Dokter Praktik Mandiri mengumpulkan informasi medis pasien TB secara digital. Dokter dapat dengan mudah melihat riwayat medis pasien TB. Wifi TB menyediakan fitur-fitur: 1. Menambahkan/mengedit data dasar pasien (NIK, nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin). 2. Menambahkan/mengedit data rekam medis pasien (diagnosis, kriteria pasien, lokasi anatomi penyakit, tanggal mulai pengobatan, obat). 3. Merujuk pasien. Faskesrujukan akan menerima SMS alert. 4. Menyediakan alarm pengingat untuk menindaklanjuti pasien dan untuk memberikan update hasil pengobatan dalam jangka waktu tertentu. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB 13 Lampiran 3: FLOWCHART FLOWCHART TB MANDATORY NOTIFICATION MOBILE APP FOR DOCTOR IN PRIVATE SECTOR PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB 14 Lampiran 4: Form Isian Wajib Notifikasi TB Menggunakan Aplikasi WiFi TB Sistim Pencatatan Notifikasi Wajib Untuk DPM dan Klinik Pratama Nama Dokter (lengkap dengan gelar) Nomor SIP Alamat Praktek Kab/Kota Bulan Tahun : : : : : : Ditangani Sendiri No Nama Pasien Tanggal Lahir Umur NIK Alamat No Telepon (HP) LP Diagnosa Bakteriologis Klasifikasi Pasien Klinis Baru Kambuh Lokasi Anatomi Penyakit Pengobatan Ulang Paru Ekstra Paru Tanggal Mulai Pengobatan (hari/bulan/tahun) Dirujuk FDC Kategori 1 FDC Kategori 2 Kombipak Kategori 1 Kombipak Kategori 2 Rifampicin Kunjungan Berikutnya Tujuan Pengingat Alamat Faskes Obat Jenis Faskes Nama Faskes No. HP Petugas TB Isoniazid Pirazinamid Etambutol Streptomisin Nama Jalan Kelurahan Kecamatan Kab/Kota Provinsi Tanggal Jam Menindaklanjuti Pasien Update Hasil Pengobatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 # Catatan 1. Form catpor ini berlaku untuk 1 tempat praktek (1 SIP). 2. Jika memil iki lebih dari 1 tempat praktek, maka tiap tempat harus punya form ini (jika mempunyai 3 tempat praktek, maka mempunyai 3 form catpor) Tanda tangan atau paraf dokter -------------------------------------- Notifikasi wajib pasien TB untuk FKTP (klinik dan dokter praktik mandiri) disampaikan kepada Puskesmas setempat. Puskesmas akan mengkompilasi laporan kasus TB dari semua FKTP di wilayah kerjanya dan melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.Mengingat keterbatasan sumber daya di FKTP (klinik dan dokter praktik mandiri) maka harus disiapkan sistem informasi TB yang lebih sederhana dan mudah dilaksanakan. Notifikasi wajib pasien TB dari FKRTL (Rumah Sakit, BP4, Klinik Madya dan Utama) disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/kota setempat menggunakan sistem informasi TB yang standar. Dinas Kabupaten/Kota bertanggungjawab untuk mengawasi dan membina pelaksanaan sistem notifikasi wajib di wilayahnya masing-masing sebagai bagian rutin kegiatan tim PPM. PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB 15 Catatan Pelanggaran atas kewajiban ini bisa mengakibatkan sanksi administratif sampai pencabutan izin operasional fasilitas kesehatan yang bersangkutan sesuai dengan PP No 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan. Berdasarkan latar belakang diatas perlu dikeluarkan petunjuk teknis sebagai acuan pelaksanaan sistem notifikasi wajib bagi para pengelola program TB dan fasilitas kesehatan penyedia layanan TB. PETUNJUK TEKNIS SISTEM NOTIFIKASI WAJIB TB 16