Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... 135 EKSISTENSI INFORMED CONSENT DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN MEDIS DIPANDANG DARI SEGI HUKUM PERJANJIAN Oleh : Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Dosen Fakultas Hukum Universitas Ngurah Rai Asbtract In terms of health law of informed consent is a term that is not foreign. Informed consent is an agreement to perform a medical procedure, where informed consent is very important for the parties to a health care agreement. Because one of the things that are important in today's medical sphere is providing information that is clear, accurate, and complete information about the patient's illness, the treatment stage, the risk of actions to be taken, and their estimated costs. Informed consent is a written agreement is presented in a form, the form is in the study of law called the agreement standard or standard agreement. This agreement is reviewed if it did not qualify the validity of a treaty Article 1320 of the Civil Code and tied a treaty as a law of Article 1338 of the Civil Code. Because the raw treaty obligations charged to only one party only. Keywords : Health Law, Informed Consent, Standard Agreement or Standard Agreement. Asbtrak Dalam hukum kesehatan istilah informed consent merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi. Informed consent merupakan perjanjian untuk melakukan tindakan medis, keberadaan informed consent sangat penting bagi para pihak yang melakukan perjanjian pelayanan kesehatan. Karena salah satu hal yang penting dalam lingkup medis dewasa ini adalah pemberian informasi yang jelas, akurat, dan lengkap tentang penyakit yang diderita pasien, tahap perawatan, risiko dari tindakan yang akan diambil, serta perkiraan biayanya. Informed consent yang merupakan perjanjian tertulis disajikan dalam bentuk formulir, bentuk ini dalam kajian hukum disebut perjanjian standard atau perjanjian baku. Perjanjian ini apabila ditinjau ternyata tidak memenuhi syarat sahnya suatu perjanjian Pasal 1320 KUHPerdata dan mengikatnya suatu perjanjian sebagai undang-undang Pasal 1338 KUHPerdata. Karena dalam perjanjian baku kewajiban hanya dibebankan pada salah satu pihak saja. Kata Kunci : Hukum Kesehatan, Informed Consent, Perjanjian Standard atau Perjanjian Baku. 136 Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... A. PENDAHULUAN dari aspek-aspek hukum perdata, 1. hukum administratif, hukum pidana, Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua dan hukum disiplin yang tertuju pada bidang kehidupan sudah tersentuh subsistem oleh aspek hukum. Hal ini karena masyarakat. pada dasarnya kesehatan dalam manusia Hukum kesehatan merupakan menginginkan untuk hidup secara bidang hukum yang masih muda. teratur. Keteraturan sama Perkembanganya dimulai pada waktu seperti teori menurut World Congress on Medical Law di disini keadilan Aristoteles, bahwa keteraturan bagi Belgia orang yang satu belum tentu sama selanjutnya melalui, World Congress dengan keteraturan bagi orang lain. of the Association for Medical Law Oleh karena itu diperlukan adanya yang aturan-aturan hingga hubungan yang tersebut keserasian mengatur agar sehingga 1967. Perkembangan diadakan saat secara ini. tercipta perkembangan tercipta dimulai periodik Di Indonesia, hukum kesehatan dari terbentuknya keteraturan dengan landasan hukum. kelompoknya studi untuk Hukum Salah satu bidang spesialisasi ilmu Kedokteran hukum yang relatif baru berkembang Ciptomangunkusumo di hukum 1982. Perhimpunan untuk Hukum Indonesia adalah FK UI/RS di Jakarta kesehatan. Hukum kesehatan Kedokteran Indonesia (PERHUKI), mencakup komponen-komponen terbentuk di Jakarta pada 1983 dan hukum bidang kesehatan yang berubah menjadi bersinggungan satu dengan yang Hukum Kesehatan lainya, (PERHUKI) yaitu hukum kedokteran/kedokteran gigi, hukum keperawatan, hukum farmasi klinik, hukum rumah sakit, hukum pada Perhimpunan Indonesia Kongres I PERHUKI di Jakarta pada 1987.1 Hukum kesehatan menurut Anggaran Dasar Perhimpunan kesehatan masyarakat, dan hukum kesehatan lingkungan. Hukum kesehatan ini merupakan cakupan 1 Muhamad Sadi Is, 2015, Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di Indonesia, Prenadamedia Group, Jakarta, hal. 2. 137 Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... Hukum Kesehatan Indonesia ilmiahnya.3 Di Indonesia dalam (PERHUKI) adalah semua ketentuan rangka memberikan kepastian dan hukum yang berhubungan langsung perlindungan dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan, maka lahirlah Undang- kesehatan dan penerapanya. Hal ini Undang Nomor 23 Tahun 1992 menyangkut hak dan kewajiban baik tentang Kesehatanyang dari perorangan dan segenap lapisan diganti menjadi masyarakat penerima Nomor 36 Tahun 2009 tentang pelayanan kesehatan maupun dari Kesehatan (UU Kesehatan). Dimana pihak pelayanan tujuan dari undang-undang ini adalah kesehatan dalam segala aspeknya, untuk meningkatkan, mengarahkan organisasi, sarana, pedoman standar dan pelayanan medik, ilmu pengetahuan pembangunan kesehatan dan hukum, serta sumber- Dengan dikeluarkan UU Kesehatan sumber ini sebagai penyelenggara hukum lainya. Hukum hukum dibidang kemudian Undang-Undang memberikan dasar bidang diharapkan bagi kesehatan. dapat berfungsi kedokteran merupakan bagian dari sebagai perangkat hukum kesehatan hukum yang dinamis, baik bagi dokter kesehatan, menyangkut yaitu yang asuhan/pelayanan kedokteran (medical car/service). Menurut Van maupun pasien. Salah satu hal yang penting Mijn, dalam lingkup medis adalah memberi hukum kesehatan diartikan sebagai informasi yang jelas, akurat, dan hukum yang berhubungan secara lengkap tentang langsung diderita dan dengan Der 2 pemeliharaan penyakit tahapan perawatan. kesehatan yang meliputi penerapan Walaupun perangkat hukum perdata, pidana, menginginkan tata Sedangkan lengkap dan akurat namun dewasa menurut Leenen definisi kesehatan ini hal itu justru diharuskan. Untuk usaha negara. tidak yang semua penjelasan pasien yang adalah sebagai keseluruhan aktifitas 3 juridis dan peraturan hukum dalam bidang kesehatan dan juga studi 2 Ibid, hal. 1-2. Gudang Ilmu Hukum, 2016, Bahan Kuliyah Hukum Kesehatan, http://bahankuliyah.blogspot.co.id/2014/05/ hukum-kesehatan.html, diakses tanggal 20 Mei 2016. 138 Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... menjaga kemungkinan terlantarnya 1. pasien oleh karena dokter memiliki jumlah pasien yang banyak dan Bagaimanakah 2. Bagaimanakah informed dokter pelaksanaan mengkomunikasikan tidak kemungkinan dokter yang disebut dalam tindakan dari medis segi hukum perjanjian ? 3. Metode Penelitian “Informed Consent”. eksistensi consent dipandang penyakit maka dibuatkah perjanjian hitam diatas putih antara pasien dan dari pelaksanaan informed consent ? banyaknya tuntutan pasien kepada karena tujuan Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode penelitian Karena informed consent yang dipergunakan adalah metode merupakan perjanjian untuk penelitian yuridis normatif. Metode melakukan tindakanmedis, maka penelitian yuridis normatif keberadaan informed consent sangat metode penting kepustakaan adalah metode atau cara bagi melakukan para pihak perjanjian yang pelayanan penelitian atau yang dipergunakan hukum di dalam kesehatan, sehingga dapat diketahui penelitian hukum yang dilakukan bahwa keberadaan informed consent dengan cara meneliti bahan pustaka sangat yang penting dan diperlukan ada4. Tahapan pertama dirumah sakit.Perjanjian informed penelitian hukum normatif adalah consent dalam prakteknya berbentuk penelitian formulir mendapatkan perjanjian yang baku disebut atau dengan perjanjian (norma yang ditujukan hukum hukum), obyektif yaitu dengan standar. Perjanjian baku ini secara mengadakan yuridis tidak memenuhi Pasal 1320 masalah hukum. Tahapan kedua KUHP dan Pasal 1338 KUHPerdata. penelitian hukum normatif adalah 2. penelitian Rumusan Masalah penelitian untuk yang terhadap ditujukan untuk Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 4 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2009, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan ke-11, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 13. 139 Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... mendapatkan hukum subjektif (hak dan kewajiban). 5 Metode yang optimal bagi masyarakat yang membutuhkan. penelitian yuridis Pada umumnya, tenaga kesehatan mempunyai alasan normatif dapat dijelaskan juga yaitu yang suatu penelitian yang secara deduktif pelayanan kepada pasien. dimulai analisa terhadap pasal-pasal Keberadaan hukum kesehatan dalam membawa pengaruh yang sangat peraturan perundang- mulia undangan yang mengatur terhadap besar permasalahan khususnya diatas. Penelitian dalam terhadap memberikan pembangunan dibidang kesehatan. hukum secara yuridis maksudnya Sebelum dokter melakukan tindakan penelitian yang mengacu pada studi medik, kepustakaan ataupun memberikan informasi tentang jenis yang penyakit yang diderita pasien dan bersifat tindakan medik yang akan dilakukan penelitian serta risiko yang akan timbul dari terhadap data digunakan. normatif hukum yang ada sekunder Sedangkan maksudnya yang bertujuan dokter berkewajiban untuk tindakan medik tersebut. Persetujuan memperoleh pengetahuan normatif pasien untuk mengambil tindakan tentang medis hubungan antara satu peraturan dengan peraturan lain dan tersebut disebut dengan informed consent. penerapan dalam prakteknya. Secara artinya harafiah persetujuan, Consent atau lebih B. PEMBAHASAN “tajam” lagi “izin”. Jadi consent 1. adalah persetujuan atau izin oleh Kajian Pustaka Pelayanan kesehatan rumah pasien atau keluarga yang berhak sakit merupakan salah satu sarana kepada dokter untuk kesehatan yang diselenggarakan oleh tindakan medis pada pasien, seperti pemerintah maupun swasta, untuk pemeriksaan fisik dan pemeriksaan memberikan lain-lain untuk menegakan diagnosis, pelayanan kesehatan melakukan memberi obat, melakukan suntikan, 5 Hardijan Rusli, 2006, Metode Penelitian Hukum Normatif : Bagaimana ?, Law Review Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, Volume V No. 3, hal. 50. menolong bersalin, melakukan pembiusan, melakukan pembedahan, 140 Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... melakukan tindak-lanjut jika terjadi 1989), Persetujuan Tindakan Medik kesulitan sebagainya. adalah persetujuan yang diberikan Selanjutnya kata Informed terkait oleh pasien atau keluarganya atas dengan informasi atau penjelasan. dasar penjelasan mengenai tindakan Informed medik yang akan dilakukan terhadap dan Consent adalah suatu kesepakatan/persetujuan pasien atas pasien upaya medis yang akan dilakukan Persetujuan Tindakan Medik berasal oleh dokter terhadap dirinya, setelah dari pasien mendapatkan informasi dari hubungan dokter pasien yaitu hak dokter mengenai upaya medis yang untuk menentukan nasibnya sendiri dapat dilakukan untuk menolong dan dirinya, disertai informasi mengenai informasi. Dari sudut pandang dokter 6 tersebut. hak Pada asasi hak dasarnya pasien untuk dalam mendapatkan segala resiko yang mungkin terjadi . Persetujuan Tindakan Medik ini Selanjutnya, pada berkaitan dengan kewajiban dokter persetujuan pasien tersebut maka untuk memberikan informasi kepada dapat pasien berdasarkan dilakukan pengambilan dan kewajiban untuk keputusan medis, keputusan medis melakukan tindakan medik sesuai akan jika dengan standar profesi medik. Suatu komunikasi sebelum pengambilan informed consent baru sah diberikan keputusan dilakukan secara baik dan oleh pasien jika memenuhi minimal jelas sehingga mudah dipahami oleh 3 (tiga) unsur sebagai berikut :7 pasien a) mudah dan dilakukan pasien menyatakan persetujuanya. informasi yang cukup diberikan oleh dokter. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Keterbukaan Kesehatan Nomor 585 b) Kompetensi pasien dalam memberikan persetujuan. Tahun 1989 tentang Persetujuan Tindakan Consent 6 Medik atau (Permenkes Informed 585 Tahun D. Veronika Komalawati, 1989, Hukum dan Etika Dalam Praktik Kedokteran, PT. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, hal. 86. 7 Aspek Hukum Rekam Medis, Kedudukan Hukum Informed Consent Dalam Hal Pembuktian Di Pengadilan, https://mengertimedis.wordpress.com/2010/ 06/30/kedudukan-hukum-informed-consentdalam-hal-pembuktian-di-pengadilan/, hal.3 diakses pada tanggal 20 Mei 2016. 141 Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... c) Kesukarelaan atau (tanpa paksaan Dalam hukum kesehatan ada dua dalam bentuk persetujuan medis (informed tekanan) consent) yaitu :9 memberikan persetujuan. Ruang lingkup dan materi 1. Implied Consent informasi yang diberikan tergantung (dianggapdiberikan) pada pengetahuan medis pasien saat Umumnya implied consent itu. Jika memungkinkan, pasien juga diberikan diberitahu mengenai tanggung jawab normal, artinya dokter dapat orang lain yang berperan serta dalam menangkat pengobatan tindakan medis tersebut dari pasien. Biasanya dalam keadaan persetujuan informed consent ini harus meliputi:8 isyarat 1. Dokter harus menjelaskan pada diberikan/dilakukan pasien mengenai tindakan, terapi Demikian pula dengan kasus dan penyakitnya. emergency sedangkan dokter Pasien harus diberitahu tentang memerlukan tindakan segera hasil terapi yang diharapkan dan sementara seberapa keadaan 2. besar kemungkinan keberhasilanya. 3. yang pasien. pasien dalam tidak bisa memberikan persetujuan dan Pasien harus mengenai beberapa diberitahu keluarganya tidak ada alternatif ditempat, maka dokter dapat yang ada dan akibat apabila melakukan tindakan medik penyakit tidak diobati terbaik menurut dokter. 4. Pasien harus diberitahu mengenai risiko apabila menerima atau menolak terapi. 2. Expressed (dinyatakan) Dapat dinyatakan secara lisan atau tertulis. Dalam tindakan 9 8 Ibid, hal. 3. Consent Johanis Kerangan, 2013, Essay : Tinjauan Yuridis Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) Pada Pasien Kondisi Tidak Sadar di Instalasi Rawat Darurat (IRD), Universitas Brawijaya, Malang, hal. 4,https://johaniskerangan.wordpress.com, diakses pada tanggal 20 Mei 2016. 142 Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... medis yang bersifat invasive baik dan memperoleh pelayanan kesehatan. mengandung resiko, dokter sebaiknya mendapat dan sehat Konsep serta berhak dasar hukum persetujuan secara tertulis, kesehatan mempunyai ciri istimewa, atau umum yaitu beraspek : (1) Hak Asasi sakit Manusia (HAM); (2) kesepakatan yang dikenal secara di rumah sebagai surat izin operasi. internasional; (3) legal baik pada Jadi dalam keadaan gawat level nasional maupun internasional; darurat informed consent tetap dan (4) iptek. Secara normatif, merupakan hal yang paling penting menurut Undang-Undang Kesehatan walaupun prioritasnya diakui paling Nomor 23 Tahun 1992 sebagaimana bawah. Prioritas yang paling utama direvisi adalah Nomor 36 Tahun 2009 tentang menyelamatkan pasiennya, walaupun nyawa informed dengan Kesehatan, Undang-Undang harus mengutamakan consentpenting namun tidak boleh pelayanan kesehatan : menjadi 1. suatu penghambat penghalang bagi atau pelaksanaan Menjadi tanggung pemerintah dan swasta dengan emergency care. Mengenai hal ini kemitraan diatur dalam Permenkes 585 Tahun masyarakat. 1989 bahwa dalam keadaan emergency tidak diperlukan informed consent. jawab 2. Semata-mata kepada tidak pihak mencari keuntungan. Terkait dengan hal tersebut 3. Tujuan Pelaksanaan Informed Consent bahwa Informed Consent sangat Undang-Undang Dasar 1945 melakukan tindakan medik kepada mengamanatkan bahwa kesehatan pasien. Dalam hubungan hukum, adalah hak asasi manusia. Pada pasal pelaksana 28H dinyatakan bahwa setiap orang tindakan medis bertindak sebagai berhak hidup sejahtera lahir dan “subyek hukum” yakni orang yang batin, mempunyai bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang penting sedangkan terkait dan hak jasa legalitas pengguna dan dalam jasa kewajiban, tindakan medis 143 Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... sebagai “obyek hukum” yakni 2. Memberikan perlindungan sesuatu yang bernilai dan bermanfaat hukum bagi orang sebagai subjek hukum, tindakan medis dari tuntutan dan akan terjadi perbuatan hukum pihak pasien yang tidak wajar, yaitu serta akibat tindakan medis yang diatur perbuatan oleh yang hukum, akibatnya baik yang tidak terhadap terduga pelaksanaan dan bersifat dilakukan satu pihak saja maupun negatif, misalnya terhadap “risk oleh dua pihak. of treatment” yang tak mungkin Dalam hubungan antara dihindarkan walaupun dokter pelaksana (dokter) dengan pengguna telah bertindak hati-hati dan jasa tindakan medis (pasien) maka teliti serta sesuai dengan standar pelaksanaan profesi medik. Sepanjang hal itu bertujuan : 1. “informed consent” 10 Melindungi pengguna jasa terjadi dalam tertentu, maka tindakan medis (pasien) secara dipersalahkan, hukum melakukan dari segala tindakan batas-batas tidak dapat kecuali jika kesalahan besar medis yang dilakukan tanpa karena kelalaian (negligence) sepengetahuanya, atau karena ketidaktauan maupun tindakan pelaksana jasa tindakan (ignorancy) medis yang sewenang-wenang, tidak akan dilakukan demikian tindakan oleh teman sejawat lainya. malpraktek yang bertentangan dengan hak asasi pasien dan standar yang sebenarnya Terkait dengan hal tersebut profesi diatas yang perlu diperhatikan bahwa medis, serta penyalahgunaan alat informasi yang harus diberikan oleh canggih yang memerlukan biaya dokter tinggi atau “over utilization” pasienya. Berdasarkan Pasal 45 ayat yang sebenarnya tidak perlu dan (3) tidak ada alasan medisnya; Tahun haruslah Undang-Undang 2004 Kedokteran informasi 10 Aspek Hukum Rekam Medis, Op.cit, hal. 4. lengkap kepada Nomor tentang 29 Praktik sekurang-kurangnya yang harus diberikan dokter kepada pasienya mencakup : 144 Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... 1. 2. 3. Diagnosis dan tata cara tindakan informasi medis; upaya medis yang dapat dilakukan Tujuan tindakan medis yang untuk menolong dirinya, disertai dilakukan; informasi mengenai segala resiko Alternatif tindakan lain dan 5. dokter mengenai yang mungkin terjadi. risikonya; 4. dari Sebagai suatu bentuk Risiko dan komplikasi yang persetujuan tindakan medis, informed mungkin terjadi; dan consent mempunyai Prognosis (kemungkinan hasil hukum, dimana perawatan) terhadap tindakan ditandatangani yang dilakukan. sendiri tanpa paksaan dari pihak Selain hal tersebut diatas, ada baiknya pasien penjelasan diberikan mengenai juga biaya kekuatan surat dengan yang kesadaran manapun bisa dijadikan bukti di dalam mengajukan pengadilan. Selain gugatan itu ke informed pengobatan dan perawatan serta ada consentmerupakan baiknya pencegahan dari tindakan malpraktek diberikan penjelasan langsung tersebut oleh dokter dan tuntutan salah malpraktek. satu Untuk dengan bahasa yang mudah dipahami menjaga keamanan dan keaslian dari oleh pasien dan keadaan emosional persetujuan pasien saat itu. diperlukan saksi dari pihak keluarga 3. Eksistensi Informed Consent Dalam Pelaksanaan Tindakan Medis Dipandang Dari Segi Hukum Perjanjian maupun rumah jumlah saksi Telah dikatakan sebelumnya bahwa informed consent merupakan perjanjian untuk melakukan tindakan medisdimana didalamnya berisi suatu kesepakatan/persetujuan pasien atas upaya dilakukan medis oleh yang dokter akan terhadap dirinya, setelah pasien mendapatkan tindakan sakit. tidak medis ini Mengenai ada yang mengatur khusus, namun biasanya dua orang yaitu satu yang mewakili pasien dan satu yang mewakili rumah sakit. Namun hal ini tidaklah mutlak. Informed consent merupakan suatu perjanjian persetujuan tindakan medik, dimana perjanjian ini sudah disiapkan dari rumah sakit dalam 145 Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... bentuk formulir yang sudah jadi atau seterusnya dicetak dalam jumlah biasa disebut dengan perjanjian baku. banyak Perjanjian baku menurut Mariam penyediaan Darus diperlukan. Badrulzaman adalah sehingga setiap memudahkan saat bila perjanjian yang isinya dibakukan dan Perjanjian baku dalam bentuk dituangkan dalam bentuk formulir.11 formulir ini tidak hanya digunakan Adapun ciri-ciri pada umumnya dari dalam dunia bisnis tetapi juga dunia perjanjian standard adalah sebagai kesehatan yang sangat kompleks. berikut : Sebagai suatu perjanjian maka secara 1. Wujudnya dalam bentuk formulir standard; 2. Syarat-syarat standard yuridis memenuhi syarat sahnya perjanjian yaitu Pasal 1320 (baku) yang ada didalamnya tidak dapat KUHPerdata yaitu : 1. diubah; 3. harus Adanya kesepakatan kedua belah pihak. Syarat-syarat standard (baku) 2. yang ada didalamnya disusun secara sepihak. Didalam prakteknya memang Kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum. 3. Adanya Obyek. 4. Adanya kausa yang halal. perjanjian baku atau standard ini Menurut Sudikno tumbuh sebagai perjanjian tertulis Mertokusumo, ada tiga asas penting dalam bentuk formulir-formulir. Hal dalam ini disebabkan karena perbuatan- diantaranya adalah :12 perbuatan hukum sejenis yang selalu 1. Asas konsensualisme yaitu suatu terjadi dan berulang-ulang suatu perjanjian penyesuaian kehendak melibatkan banyak orang, (berhubungan menimbulkan kebutuhan untuk suatu perjanjian); mempersiapkan isi perjanjian itu terlebih dahulu dan dibakukan, dan 2. Asas perjanjian, yang dengan mengikatnya ini lahirnya suatu berhubungan dengan akibat perjanjian; 11 Mariam Darus Badrulzaman, 1980, Perjanjian Baku (Standard) dan Perkembangannya di Indonesia, USU, hal. 2. 12 Sudikno Mertokusumo, 1998, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta, hal. 97. 146 Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... 3. Asas kebebasan berkontrak, ini berhubungan dengan isi perjanjian. sebagai suatu perjanjian jika dikaji dari Pasal 1320 KUHPerdata yang salah satunya adalah perjanjian itu Menurut Subekti, perjanjian dianggap sah apabila memenuhi asas adalah dimana seseorang berjanji kebebasan berkontrak yang salah kepada pihak lainya atau dimana dua satunya adalah bebas menentukan isi orang itu saling berjanji untuk perjanjian namun dalam informed melakukan sesuatu hal . Dalam consent isi dari perjanjian hanya bukunya ditentukan sepihak saja yaitu oleh 13 Pokok-Pokok Hukum Perdata, Subekti menguraikan bahwa pihak suatu perjanjian yang sah harus kesepakatan yang terbentuk dalam memenuhi empat syarat yaitu :14 informed consent dapat dikatakan 1. Adanya kata sepakat dari mereka tidak sempurna. yang mengikatkan diri; Selain 2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian; 3. Suatu hal sakit. hal Sehingga tersebut, kata sepakat juga tidak boleh didasarkan atas adanya unsur paksaan baik itu tertentu yang diperjanjikan; paksaan jasmaniah/mental/fisik dan paksaan 4. Suatu sebab (”Oorzaak”) yang halal, artinya tidak terlarang. Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat berbagaimacam rumah hubungan moril psikis. Dalam pelaksanaan informed consent kerap kali terjadi paksaan secara psikis terhadap pasien amaupun keluarga paisen, karena kurangnya hukum pengetahuan dan keadaan terdesak yang dilakukan dengan membuat pada saat itu yang mengharuskan suatu perjanjian. Hubungan hukum pasien dalam informed consent ada antara menandatangani dokter dan pasien. Informed consent penanganan medik terbut. Pengertian paksaan 13 R. Subekti, 1991, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, hal. 1. 14 R. Subekti, 1994, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT. Internusa, Jakarta, hal. 134. atau keluarga menurut pasien persetujuan Pasal 1323 KUHPerdata adalah perbuatan yang menyebabkan pihak yang berpikiran sehat menjadi tidak bebas dalam 147 Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... mengambil keputusan, menimbulkan dan kekhawatiran akan terjadinya kerugian yang nyata. Kemudian dalam berarti: menurut logika hukum 15 1. Kedua asas hukum tersebut tidak asas konsensualisme sama, suatu perjanjian yang terdapat dalam Pasal boleh bertentangan satu sama lainya; 2. Kontrak baru akan mengikat 1320 KUHPer, yakni bahwa pada sebagai undang-undang bagi para prinsipnya perjanjian timbul atau pihak di dalam kontrak tersebut, dilahirkan sejak detik tercapainya apabila di dalam pembuatanya kesepakatan. terpenhi Selain Pasal KUHPerdata bahwa konsensualisme juga 1320 asas tercermin asas kebebasan berkontrak yang terdiri dari lima macam kebebasan. Secara dalam Pasal 1338 KUHPerdata yang historis asas kebebasan berkontrak berbunyi semua persetujuan yang meliputi lima macam kebebasan dibuat secara sah berlaku sebagai yaitu :16 undang-undang bagi mereka yang a) Kebebasan para pihak membuatnya. Pasal 1338 KUHPer menutup atau tidak menutup sering disebut juga dengan asas pacta kontrak; sunt servanda, mengikat yakni sebagai janji itu undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Asas konsualisme ini menimbulkan kemauan para pihak untuk saling mengikatkan diri dan yang kemudian membangkitkan rasa kepercayaan bahwa perjanjian itu terpenuhi. Pemuatan dua asas hukum, yaitu asas kebebasan berkontrak dan asas mengikat sebagai undang- undang, di dalam satu pasal yang b) Kebebasan menentukan dengan siapa para pihak akan menutup kontrak; c) Kebebasan para pihak menentukan bentuk kontrak; d) Kebebasan para pihak menentukan isi kontrak; 15 Firman Floranta Adonara SH.,MH, Aspek Hukum Informed Consent Dalam Pelaksanaan Tindakan Operasi Medik, http://library.unej.ac.id, diakses pada tanggal 20 Mei 2016. 16 Johannes Gunawan, 1987,Penggunaan Perjanjian Standar dan Implikasinya Pada Azas Kebebasan Berkontrak, Majalah Fakultas Hukum Universitas Padjajaran No. 3-4, hal. 49. 148 Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... e) kebebasan para pihak menentukan cara penutupan dicantumkan di dalam rekam medis pasien. kontrak. Dalam bukunya Munir Fuady Terkait dengan hal tersebut menjelaskan bahwa informed consent informed consent tidak memenuhi baru sah diberikan oleh pasien jika unsur-unsur memenuhi 3 (tiga) unsur yaitu consent tersebut. tersebut dikatakan Informed tidak mengikat para dapat sebagai berikut :17 pihak 1. karena mengandung unsur penyalah gunaan keadaan (undue influence) dan unsur paksaan psikis, informasi 2. Kompetensi pasien dalam memberikan persetujuan; 3. Kesukarelaan (tanpa paksaan keraguan, atau keadaan tertekan atau pihak pasien sehingga perilaku atau memberikan persetujuan. keputusanya menjadi tidak bebas. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa consentmerupakan pernyataan yang cukup diberikan oleh dokter; hal tersebut menimbulkan kelemahan, Keterbukaan Yang kompetensi tekanan) dalam dimaksud pasien dengan ialah jika informed memenuhi syarat sebagai orang yang perjanjian cakap berbuat (cukup umur, tidak untuk berpenyakit jiwa). Dalam hal pasien persetujuan melakukan tindakan medik yang tidak ditandatangani consent dapat diminta kepada pihak oleh pasien atau kompeten, maka informed keluarganya. Penandatanganan ini yang berwenang, yaitu :18 tentunya melalui prosedur penjelasan 1. Pihak wali atau kuratornya; terlebih dahulu mengenai tindakan 2. Pihak suami/istri; apa saja yang akan diambil, tingkat 3. Pihak yang telah diberikan surat keberhasilanya, kemungkinan risiko kuasa; dan biaya yang harus ditanggung. 4. Ayah/ibu; Proses secara penjelasan lisan, ini karena dilakukan teknis pelaksanaanya akan dilaporkan atau 17 Munir Fuady, 2005, Sumpah Hipocrates : Aspek Hukum Malpraktek Dokter, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal. 48. 18 Ibid. 149 Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... 5. Anaknya yang sudah dewasa; dokter 6. Kakak/adik yang telah dewasa. pertanggungjawaban tindakanya. Tentang informasi yang harus diberikan kepada pasien, Munir untuk bebas Secara informed yuridis consent dari bahwa merupakan Fuady mengemukakan bahwa semua perjanjian sepihak, karena hanya informasi yang bersifat “material” berisi yang mempengaruhi sebelah pihak saja sehingga dapat pengambilan keputusan pasien yang dikatakan sebuah perjanjian yang sah bersangkutan, karena dapat harus dijelaskan pernyataan kehendak hanya dari membebankan sejelas-jelasnya dan dimengerti oleh kewajiban yang harus ditanggung pasien.19 pada satu pihak saja. Jika ditelaah secara cermat maka dalam informed consent hanya C. PENUTUP mengatur kewajiban-kewajiban 1. pasien termasuk saja kesediaan Simpulan Berdasarkan pembahasan menerima resiko tanpa menuntut yang telah diuraikan sebelumnya dosen maka dapat disimpulkan sebagai yang merawatnya. Pada dasarnya informed consent sendiri berikut : membebankan kepada a. Bahwa Informed Consent sangat dokter untuk memberikan keterangan penting terkait legalitas dalam mengenai hal yang berkaitan dengan melakukan segala sesuatu yang terkait dengan kepada pasien. Dalam hubungan pengambilan tindakan medis. Namun antara pelaksana (dokter) dengan keterangan ini diberikan secara lisan pengguna jasa tindakan medis sehingga tidak bisa memberikan (pasien) bukti outentik dipengadilan apabila “informed consent” bertujuan : terjadi kelalaian. Dengan kata lain, 1) Melindungi bahwa kewajiban informed consent dapat dikatakan sebagai alasan seorang tindakan maka tindakan Ibid, hal. 75. pelaksanaan pengguna medis jasa (pasien) secara hukum dari segala tindakan 19 medik dilakukan medis yang tanpa 150 Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... sepengetahuanya, maupun disebut juga perjanjian sepihak, tindakan pelaksana jasa karena hanya berisi pernyataan tindakan medis yang kehendak dari sebelah pihak saja sewenang-wenang, tindakan malpraktek hak pada satu pihak saja. Ditinjau dari standar Pasal 1320 KUHPerdata dan 1338 asasi dan medis, membebankan kewajiban yang harus ditanggung dengan profesi dan yang bertentangan pasien sehingga serta KUHPerdata terkait asas penyalahgunaan alat canggih kebebasan yang biaya konsensualisme, dan mengikatnya tinggi atau “over utilization” perjanjian sebagai undang-undang yang sebenarnya tidak perlu bahwa informed consent tidak dan mencerminkan memerlukan tidak ada alasan medisnya; berkontrak, asas kebebasan berkontrak karena dibuat secara 2) Memberikan perlindungan sepihak dan tidak dapat dikatakan hukum terhadap pelaksanaan mengikat tindakan medis dari tuntutan mengandung pihak tidak gunaan keadaan (undue influence) wajar, serta akibat tindakan dan unsur paksaan psikis, hal medis yang tidak terduga dan tersebut menimbulkan kelemahan, bersifat misalnya keraguan, atau keadaan tertekan terhadap “risk of treatment” pihak pasien sehingga perilaku yang atau keputusanya menjadi tidak pasien yang negatif, tak mungkin dihindarkan walaupun dokter bebas. telah bertindak hati-hati dan 2. Saran teliti serta sesuai dengan standar profesi medik. consent merupakan perjanjian standar atau baku yang berbentuk formulir. Informed consent pihak unsur Rekomendasi disampaikan b. Bahwa secara yuridis informed para karena penyalah yang mengenai dapat eksistensi informed consent dalam pelaksanaan tindakan medis dipandang dari segi hukum perjanjian adalah : Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... a. Kepada pasien agar lebih memahami makna dari informed consent sehingga menimbulkan tidak kesalahpahaman dalam menggunakan perjanjian persetujuan tindakan medik dan 151 Mariam Darus Badrulzaman, 1980, Perjanjian Baku (Standard) dan Perkembangannya di Indonesia, USU. Muhamad Sadi Is, 2015, Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya Di Indonesia, Prenadamedia Group, Jakarta. perjanjian tersebut dipergunakan sesuai dengan peruntukanya agar Munir tidak merugikan salah satu pihak. b. Kepada dokter sebagai pelaksana jasa tindakan medik diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, terkait informed consent agar dokter memberikan Fuady, 2005, Sumpah Hipocrates : Aspek Hukum Malpraktek Dokter, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. R. Subekti, 1991, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta. R. Subekti, 1994, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT. Internusa, Jakarta. penjelasan dengan baik, bahasa yang mudah dimengerti pasien dan disesuaikan dengan keadaan kondisi emosional pasien dan keluarga pasien saat itu agar nantinya tidak menimbulkan keterpaksaan atau tekanan dalam menandatangani persetujuan tindakan medik tersebut. DAFTAR PUSTAKA Buku Veronika Komalawati, 1989, Hukum dan Etika Dalam Praktik Kedokteran, PT. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2009, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Cetakan ke – 11, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sudikno Mertokusumo, 1998, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta. Internet Gudang Ilmu Hukum, Bahan Kuliyah Hukum Kesehatan, http://bahankuliyah.blogspot. co.id/2014/05/hukumkesehatan.html, diakses pada tanggal 20 Mei 2016. Aspek Hukum Rekam Medis, Kedudukan Hukum Informed Consent Dalam Hal Pembuktian di Pengadilan, Putu Eka Trisna Dewi, S.H., M.H. Eksistensi... https://mengertimedis.wordpr ess.com/2010/06/30/keduduka n-hukum-informed-consentdalam-hal-pembuktian-dipengadilan/, h.3 diakses pada tanggal 20 Mei 2016. Johanis Kerangan, 2013, Essay : Tinjauan Yuridis Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) Pada Pasien Kondisi Tidak Sadar di Instalasi Rawat Darurat (IRD), Universitas Brawijaya, Malang. Firman Floranta Adonara SH.,MH, Aspek Hukum Informed Consent Dalam Pelaksanaan Tindakan Operasi Medik, http://library.unej.ac.id, diakses pada tanggal 20 Mei 2016. Majalah Johannes Gunawan, 1987,Penggunaan Perjanjian Standar dan Implikasinya Pada Azas Kebebasan Berkontrak, Majalah Fakultas Hukum Universitas Padjajaran No. 3-4. Sumber Hukum Kitab Undang-undang Perdata. Hukum Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 152 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 585 Tahun 1989tentang Persetujuan Tindakan Medik atau Informed Consent.