247 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 3, Desember 2016 TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN INFORMED CONSENT PADA KASUS BEDAH ORTHOPEDI DI RS PKU MUHAMADIYAH GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA 1 1 Sis Wuryanto , Nurul Khodijah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta ABSTRACT Background: Physicians should provide clear information to the patients and/or their families before undertaking significant intrerventions. Informed consent sheets must be completed and signed as one of the legal aspects in medical practice. Based on a preliminary study conducted in June 2016 at RS PKU Muhamadiyah Gamping, the application of informed consent was incomprehensive. Objectives: To analyze the information supplied to the patients and identify factors inhibiting the implementation of informed consent in orthopedic surgery cases at RS PKU Muhamadiyah Gamping. Methods: This research was descriptive qualitative with cross sectional approach. Subjects consisted of one surgical nurse, two medical record officers, and one head of the medical record. The study employed purposive sampling on April-June year of 2016 informed consent sheets, comprised 57 of informed consent sheets. Result: Information that is often provided by the physicians to the patients included diagnosis, objectives, interventions, prognosis and complications. However, alternatif interventions and others were not completely informed to the patients. Barriers to implement complete and thorough informed consent was the physicians’ limited time and the low level of patients’ knowledge. Conclusion: Physicians had provided rigorous information on diagnosis, objectives, interventions, prognosis and complications, but less information on the alternatif interventions and others. The physicians’ time constraint and patients’ knowledge level had been two factors that inhibited the thorough use of informed consent. PENDAHULUAN dilakukan tindakan kepada pasien. Setelah Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pemberian dilakukan pada tanggal 15 Juni 2016 dalam dilakukan pengambilan pelaksanaan lembar persetujuan tindakan kedokteran. kedokteran persetujuan di Rumah tindakan Sakit PKU informasi maka keputusan pada Dalam lembar persetujuan tindakan Muhamadiyah Gamping Sleman Yogyakarta, kedokteran masih pengisian ketidakterisan pada tanda tangan pemberi informasi tindakan informasi yaitu dokter dan penerima informasi persetujuan tindakan yaitu pasien. Autentikasi sangat diperlukan lembar banyak ketidakterisian pemberian kedokteran kedokteran. disampaikan dan Informasi oleh yang dokter sering kepada sebagai juga tanda masih bukti ditemukan autentik dalam pengesahan terkait pemberian informasi dan pasien/keluarga pasien terkait pemberian persetujuan tindakan kedokteran informasi yaitu mengenai diagnosis, tindakan pelayanan yang diberikan oleh dokter kepada kedokteran yang akan dilakukan, tujuan, pasien. Seperti uraian tersebut, peneliti risiko, dan komplikasi. Namun pada item tertarik mengadakan tentang alternatif dan hal lainnnya masih banyak “Tinjauan Pelaksanaan Informed Consent ketidakterisian. Padahal lembar pemberian Pada Kasus Bedah Orthopedi RS PKU informasi merupakan proses awal sebelum Muhamadiyah Gamping Sleman Yogyakarta”. penelitian dalam 248 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengetahui HASIL DAN PEMBAHASAN informasi apa saja yang diberikan oleh dokter Pelaksanaan kepada pasien dan mengetahui persetujuan tindakan faktor kedokteran (informed consent) di RS PKU penghambat dalam pelaksanaan informed Muhamadiyah Gamping dilakukan dengan consent di RS PKU Muhamadiyah Gamping penyampaian informasi oleh dokter kepada Sleman Yogyakarta. pasien secara lisan dan tertulis saat di bangsal/ poliklinik sebelum dilakukan suatu BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jenis kedokteran. adalah penelitian persetujuan yang akan dilakukan atau jika kualitatif. dipandang perlu dibacakan dihadapannnya. Rancangan penelitian yang digunakan dalam Dalam hal ini perawat tidak ikut membantu penelitian adalah rancangan penelitian studi dalam penyampaian informasi kepada pasien potong hanya deskriptif dengan lintang penelitian ini pendekatan (cross dilakukan sectional). di RS Lokasi PKU untuk juga digunakan penelitian dipersilakkan Pasien yang dalam penelitian tindakan membaca mendampingi mempermudah lembar dokter dalam untuk pelaksanaannnya. Muhamadiyah Gamping pada bulan Juli- Informasi yang disampaikan oleh dokter Agustus 2016. Objek dalam penelitian ini kepada pasien meliputi: diagnosis, tindakan adalah perawat kamar bedah, rekam medis, kedokteran, dan kepala rekam medis, sedangkan untuk komplikasi dan prognosis. objek yang digunakan yaitu berupa berkas alternatif dan hal rekam medis informed khususnya consent orthopedic pasien sebanyak cara, tujuan, risiko, Untuk lainnnya item dalam pada lembar pelaksanaan pengisian informed consent kasus bedah jarang disampaikan oleh dokter kepada lembar/berkas pasien. Padahal item alternatif dan hal 57 rekam medis. Teknik tata lainnnya pengumpulan hal yang harus yang disampaikan kepada pasien apabila terdapat digunakan yaitu observasi dengan checklist alternatif tindakan yang memiliki risiko yang observasi, lebih wawancara data merupakan dengan pedoman kecil apabila dilakukan tindakan wawancara, dan studi dokumentasi dengan tersebut. Untuk pengisian autentikasi pada checklist serta pelaksanaan informed consent yaitu paling rekorder. Teknik pemeriksaan keabsahan banyak keterisiannnya pada item tanda data dalam penelitian ini menggunakan tangan dan nama terang saksi dari pihak triangulasi sumber. Analisis dan pengolahan rumah sakit dan keluarga pasien. Untuk item data dalam penelitian ini menggunakan autentikasi pemberi informasi dan penerima reduksi data, penyajian data, dan penarikan informasi paling banyak ketidakterisiannnya. kesimpulan. Padahal autentikasi merupakan suatu bukti dokumentasi, alat tulis 249 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 3, Desember 2016 autentik bahwa pasien telah memberikan persetujuannya untuk dilakukan suatu 4 5 tindakan kepadanya. Namun dalam pelaksanaannya juga 6 Ttd dan nama terang keluarga pasien Tanggal pemberian informasi Jam/waktu pemberian informasi 52 5 41 16 21 36 dokter masih ada yang tidak mengisi lembar informed consent pada lembar informed consent sangat penting terkait dengan tindakan yang akan diberikan kepada pasien. Berikut merupakan tabel jumlah pemberian informasi yang disampaikan oleh dokter kepada pasien di RS PKU Muhamadiyah Gamping Sleman: Tabel 1 Jumlah Pemberian Informasi Pada Pelaksanaan Pengisian Lembar Informed Consent Periode April-Juni 2016 Jumlah No Aspek Yang Diamati L TL 1 Diagnosis 48 9 2 Dasar diagnosis 48 9 3 Tindakan kedokteran 47 10 4 Tata cara 48 9 5 Tujuan 47 10 6 Risiko 47 10 7 Komplikasi 46 11 8 Prognosis 47 10 9 Alternatif & risiko 1 56 10 Hal lain(perluasan 0 57 tindakan atau transfuse) Dalam pengisian informed consent tentunya terdapat hambatan dalam pelaksanaannya yaitu dokter terlalu sibuk sehingga lupa untuk mengisi lembar informed consent. Dokter melakukan yang operasi visit dan langsung nanti proses melengkapinya di ruang operasi padahal dokter di sini bertanggung jawab dalam penyampaian informasi kepada pasien selain itu juga dokter bertanggung jawab dalam pengisian informed penghambat lainnya consent. dalam Faktor pelaksanaan informed consent yaitu tingkat pemahaman yang dimiliki pasien berbeda-beda sehingga kesulitan dalam menerima informasi yang diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang berwenang. Berdasarkan Permenkes Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran (Informed consent) pasal 7 ayat (1) Penjelasan tentang Tabel 2 Jumlah Autentkasi Pada Pelaksanaan Pengisian Lembar Informed Consent Periode April-Juni 2016 Jumlah Aspek Yang Diamati No L TL 1 Ttd dan nama terang 45 12 dokter 2 Ttd dan nama terang 52 5 saksi RS 3 Ttd dan nama terang 10 47 pasien tindakan kedokteran langsung kepada harus pasien diberikan atau keluarga terdekat, baik diminta maupun tidak diminta. (1) Penjelasan didokumentasikan medis oleh dicatat dalam dokter berkas yang dan rekam memberikan penjelasan dengan mencantumkan tanggal, waktu, nama, dan tanda tangan pemberi 250 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 3, Desember 2016 penjelasan dan penerima penjelasan dan tindakan dalam pelaksanaan pengisiannya terdapat saksi dari pihak rumah sakit maupun banyak keluarga pasien (penerima informasi). biasanya dokter hanya sekedar menjelaskan Menurut Guwandi, informasi yang terdapat tentang ketidakterisian diagnosis serta karena tindakan yang harus diberikan sebelum dilakukan tindakan dilakukan. Untuk item autentikasi penerima operasi oleh dokter kepada pasien atau informasi dan pemberian informasi juga keluarga adalah yang berkenaan dengan masih banyak ketidakterisiannnya padahal tindakan operasi apa yang hendak dilakukan, suatu tanda tangan merupakan suatu bukti manfaat tindakan otentik bahwa dokter sudah memberikan kedokteran tersebut, risiko apa yang akan informasi kepada pasien sebelum dilakukan terjadi apabila dilakukan operasi tersebut, tindakan kepada pasien dan pasien sudah alternatif lain dari tindakan tersebut, akibat menerima dan memberikan persetujuannnya jika operasi tidak dilakukan. Bagian tepenting untuk dalam informed consent adalah informasi, dirinya. dilakukan operasi/ dikarenakan informasi yang disampaikan tenaga kesehatan terkait tindakan medis haruslah jelas. Menurut tindakan tertulis medis apabila berisiko tinggi, persetujuan (2) dilakukan suatu tindakan kepada Apabila dokter yang merawat tidak bisa memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga pasien maka dapat Poernomo persetujuan didelegasikan kepada dokter lain. Hal ini yaitu pernyataan diatur sesuai dengan pasal 10 ayat (2) dan harus termasuk tindakan yang PERMENKES terhadap Nomor:290/MENKES/III/2008 yang berbunyi: sebelum “Dalam hal dokter atau dokter gigi yang dimintakan persetujuan tindakan kedokteran merawatnya berhalangan untuk memberikan adalah penjelasan secara lansung, maka pemberian keharusan pengecualian (3) pemberian informasi dalam keadaan gawat darurat (emergency), di mana dokter harus segera penjelasan bertindak untuk menyelamatkan jiwa dan dokter atau dokter gigi lain. Ayat 3: ”Tenaga dalam keadaan emosi pasien yang sangat kesehatan labil sehingga ia tidak bisa menghadapi memberikan situasi dirinya. (3) pelaksanaan informed consent didelegasikan tertentu dapat penjelasan kewenangannnya. Di RS PKU Muhammadiyah Gamping dalam harus kepada membantu sesuai dengan (1) Penyampaian alternatif (jika ada) merupakan salah satu informasi yang harus informasi yang sering disampaikan dokter disampaikan kepada pasien meliputi diagnosis, tindakan tindakan operasi dapat digantikan dengan kedokteran, tatacara, tujuan, risiko komplikasi cara pengobatan lainnnya jika memang ada dan prognosis. Untuk informasi alternatif dan dokter kepada pasien. seharusnya Pemberian memberikan 251 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 3, Desember 2016 informasi tersebut kepada pasien/ keluarga consent. pasien sehingga pasien/ keluarga pasien masih banyak ditemukan item kosong pada dapat memilih pengobatan/ tindakan yang lembar informed consent khususnya pada akan diberikan kepadanya. Pasien juga dapat item alternatif, hal lain dan autentikasi menolak untuk dilakukan tindakan kepada pemberi informasi dan penerima informasi, dirinya. (2) Namun dalam pelaksanaannya sehingga akan mempengaruhi dalam proses Menurut Permenkes No audit medis dan akreditasi rumah sakit. 290/MENKES/PER/2008 dalam pasal 7 ayat Pelaksanaan 3 menyebutkan “penjelasan tentang tindakan hukumnya bagi dokter dan perawat jika kedokteran sekurang-kurangnya mencakup kewajiban informed consent diabaikan akan alternatif tindakan lain dan risikonya’’. Dalam dapat merugikan salah satu pihak baik dokter hal ini pernyataan tertulis diperlukan apabila maupun pasien. Apabila informed consent ini dibutuhkan bukti di kemudian hari, UU praktik terisi dengan lengkap dan baik maka aspek kedokteran hukum yang ada dalam lembar tersebut akan persetujuan dan Permenkes tindakan medis tentang menyatakan kuat informed sehingga consent dapat wajib digunakan untuk bahwa jenis tindakan operatif dan yang perlindungan rumah sakit sebagai instansi berisiko tinggi harus memperoleh persetujuan pelayanan kesehatan, dokter yang merawat, tertulis dan ditandatangani oleh yang berhak pasien sendiri. (4) menerima persetujuan. Formulir informed Menurut Permenkes RI No consent merupakan bagian dari rekam medis 290/MENKES/PER/III/2008 yang memiliki aspek hukum oleh karena itu pasien adalah seseorang yang berkompeten kelengkapan dalam pemberian persetujuan. (1) Persetujuan dalam pengisiannya harus diperhatikan. (1) Dalam menyebutkan tindakan medik dilakukan oleh pasien itu Undang-undang praktik sendiri, jika ia sudah dewasa yang berada kedokteran seperti terdapat pada pasal 46 : dalam keadaan sadar, sehat mental dan tidak (1) setiap dokter atau dokter gigi dalam dibawah pengampun. (2) Dalam hal ini pasien menjalankan memiliki praktik kedokteran wajib kuasa memberikan membuat rekam medis. (2) rekam medis persetujuan sebagaimana yang dimaksud ayat (1) harus maupun menolak untuk dilakukan suatu segera dilengkapi setelah pasien selesai tindakan. Pasien bertanggung jawab penuh menerima apabila terjadi penolakan untuk dilakukan pelayanan kesehatan. Pelaksanaan informed consent di RS PKU Muhamadiyah bertanggungjawab Gamping dalam informasi dan pengisian lembar informed dilakukan tindakan suatu tindakan kedokteran. dokter pemberian untuk untuk Di RS PKU Muhamadiyah Gamping pelaksanaan berhak informed memberikan consent, persetujuan pasien atau 252 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 3, Desember 2016 menolak untuk dilakukan tindakan medis masih setelah mendapatkan penjelasan dari dokter. pengisiannnya. Untuk pengisian autentikasi Apabila pasien setuju ataupun menolak pada pelaksanaan informed consent yaitu untuk dilakukan suatu tindakan maka pasien paling banyak keterisiannnya pada item harus informed tanda tangan dan nama terang saksi dari consent. Hambatan dalam pelaksanaannya pihak rumah sakit dan keluarga pasien adalah tingkat pemahaman pasien atau termasuk dalam kategori baik dan untuk item keluarga berbeda-beda autentikasi pemberi informasi dan penerima sehingga kelengkapan pengisian informed informasi paling banyak ketidakterisiannnya consent tidak terisi dengan lengkap. dan menandatangani pasien lembar yang kurang dalam termasuk dalam pelaksanaan kategori cukup. Hambatan dalam pelaksanaan pengisian KESIMPULAN formulir Pelaksanaan informed consent di RS PKU Muhamadiyah Gamping Sleman informed consent di RS PKU Muhamadiyah Gamping Sleman Yogyakarta kurangnya pemahaman dari pihak pasien Yogyakarta sudah mengacu pada protap atau keluarga pasien dalam menerima yang berlaku. Dokter memberikan informasi informasi yang disampaikan oleh dokter pada pasien secara tertulis dan lisan. Dari hasil dan pembahasan mengenai maka dapat KEPUSTAKAAN ditarik kesimpulan yaitu disampaikan oleh 1. PERMENKES NOMOR dokter kepada pasien dalam pelaksanaan 290/MENKES/PER/III/2008 informed consent di RS PKU Muhamadiyah Persetujuan Tindakan Kedokteran Gamping Sleman Yogyakarta adalah diagnosis, tindakan kedokteran, tatacara, tujuan, risiko, komplikasi dan prognosis sudah baik dalam pengisiannnya namun mengenai alternatif dan pelaksanaan untuk hal informasi lain yang diperlukan dalam melakukan suatu tindakan Tentang 2. Guwandi,J. Informed Consent & Informed Refusal. Jakarta:FKUI. 2006 3. Poernomo,B., Hukum Kesehatan. Yogyakarta: Aditya Media. 2000 4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran.